KONTRIBUSI MANAJEMEN PEMBELAJARAN DAN KOMITMEN TUGAS TERHADAP KINERJA GURU PADA SMP NEGERI KOTA PADANGSIDIMPUAN TESIS
Oleh :
IBNU HAJAR NIM 19061
Oleh :
IBNU HAJAR NIM 19061
Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Magister Pendidikan
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013
ABSTRACT
Ibnu Hajar, 2013. “The contribution of Learning Management and Commitment Task on Teacher’s Performance at Junior High School in Padangsidimpuan” Thesis Program on Graduate Padang. The Research motivated by declining indication teacher’s performance in Padangsidimpuan. Such as the motivation to arrange learning device is still low, the effort to implementation active learning strategies and teaching methods, learning and evaluation are still monotonous. The purposes of this research are to know: (1) Contribution of learning management to Junior High School teacher’s performance in Padangsidimpuan. (2) Contribution of task commitment to Junior High School teacher’s performance in Padangsidimpuan. (3) Contribution of teaching management task commitment to Junior High School teacher’s performance in Padangsidimpuan. This research was classificated as quantitative research. The population of this research was 571 people. Furthermore, from all the population was defined 86 people as a sample, this sample was set stratified sampling, based on the level of class teacher. The instrument of data collecting used consist of tests and questionnaires. The collected data were analyzed by using statistical analysis. Statistical analysis was done by using SPSS (Statistical Package for The Sosial Sciences version 17.00) Program. From research which has been done, can be conclude, (1) Learning management contribution to teacher’s performance on Junior High School in Padangsidimpuan in amount contribution 40.30%. Data analysis of lesson planning, learning organizing, leadership on learning, and learning evaluation were on good category. Task commitment contributed to Junior High School teacher’s performance in Padangsidimpuan amount contribution 24.90%. Data analysis of highly attention to students, much effort and time were given to do the task and responsibility as a teacher, and work hard for other people were on good category. Learning management and commitment task together contributed to Junior High School teacher’s performance in Padangsidimpuan were on 40.30%. It was explained that to increase a teacher’s performance needed ability to do well learning management and good commitment task.
i
ii ABSTRAK
Ibnu Hajar, 2013. “Kontribusi Manajemen Pembelajaran dan Komitmen Tugas Terhadap Kinerja Guru Pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan” Tesis Program Pascasarjana Padang. Penelitian ini dilatar belakangi adanya gejala penurunan kinerja guru di Kota Padangsidimpuan. Hal ini antara lain tampak motivasi menyusun perangkat pembelajaran yang masih rendah, upaya untuk menerapkan pembelajaran aktif dengan variasi strategi dan metode pembelajaran, serta pelaksanaan evaluasi belajar yang masih monoton. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Kontribusi manajemen pembelajaran terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan. (2) Kontribusi komitmen tugas terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan. (3) Kontribusi manajemen pembelajaran dan komitmen tugas terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan. Penelitian ini digolongkan kepada penelitian kuantitatif. Populasi penelitian ini berjumlah 571 orang. Selanjutnya dari seluruh populasi ditetapkan sampel sebanyak 86 orang yang ditetapkan secara stratifikasi sampling, yaitu berdasarkan tingkatan golongan guru. Instrumen pengumpulan data yang digunakan terdiri dari tes dan angket. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis statistik. Analisis statistik dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for The Sosial Sciences versi 17.00). Dari penelitian yang dilaksanakan diperoleh kesimpulan: (1) Manajemen pembelajaran berkontribusi terhadap kiberja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan dengan besaran kontribusi 33,30%. Analisis data perencanaan pembelajaran, pengorganisasian pembelajaran, kepemimpinan dalam pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran berada pada kategori baik. (2) Komitmen tugas berkontribusi terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan dengan besaran kontribusi sebesar 24,90%. Analisis data tingginya perhatian terhadap siswa, banyaknya tenaga dan waktu yang diberikan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru, dan bekerja sebanyak-banyaknya untuk orang lain berada pada kategori baik. (3) Manajemen pembelajaran dan komitmen tugas secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan sebesar 40,30%. Hal ini menjelaskan bahwa untuk meningkatkan kinerja guru diperlukan kemampuan melaksanakan manajemen pembelajaran dan komitmen tugas yang baik/tinggi.
ii
iii
iii
vi KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirabbil alamin, Puji dan syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat melaksanakan penelitian dan menuangkan hasilnya dalam tulisan ini. Salawat dan salam kepada junjungan kita Rasulullah saw. yang merupakan contoh teladan kepada umat manusia, sekaligus menuntun umatnya kepada dunia ilmu pengetahuan. Tesis yang berjudul “Kontribusi Manajemen Pembelajaran dan Komitmen Tugas Terhadap Kinerja Guru Pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan”, ini ditulis dalam rangka melengkapi sebagian persyaratan dan tugas-tugas untuk menyelesaikan kuliah pada program studi
Administrasi Pendidikan Program
Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang. Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis mengalami berbagai hambatan, baik yang disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan, literatur, maupun karena keterbatasan tenaga dan waktu. Namun demikian berkat kerja keras dan bantuan semua pihak akhirnya tesis ini dapat diselesaikan. Sehubungan dengan hal tersebut penulis menghaturkan rasa hormat dan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril dan material kepada penulis selama melaksanakan penelitian ini, di antaranya: 1. Bapak Prof. Dr. H. Sufyarma Marsidin, M.Pd sebagai Pembimbing I dan Prof. Dr. Kasman Rukun, M.Pd, sebagai Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi, kepada penulis mulai dari penyusunan Proposal sampai kepada penyelesaian tesis ini. 2. Bapak Prof. Dr. Rusdinal, M. Pd, Bapak Prof. Dr. Mukhaiyar dan Bapak Dr. Yahya, M. Pd, selaku Kontributor pada seminar proposal dan seminar hasil penelitian serta sebagai tim penguji yang telah banyak memberikan sumbangan pikiran dan pengetahuan, serta kritik dan saran-saran dalam upaya menyempurnakan tesis yang penulis susun.
vi
vii 3. Bapak Rektor Universitas Negeri Padang, Pembantu Rektor, Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang, seluruh Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan dan pegawai tata usaha yang ikut mensukseskan perkuliahan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. 4. Bapak Ketua Yayasan Al-Iman, Ketua STKIP “Tapanuli Selatan”, dan seluruh civitas akademika STKIP “Tapanuli Selatan”, yang senentiasa memberikan semangat dan dukungan moral. 5. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Daerah Kota Padangsidimpuan, Kepala SMP Negeri se-Kota Padangsidimpuan serta segenap jajaran guru, yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. 6. Kepala dan Staf Perpustakaan Universitas Negeri Padang dan Perpustakaan STKIP Padangsidimpuan yang telah membantu penulis mengumpulkan literatur yang dibutuhkan dalam penulisan tesis ini. 7. Isteri tercinta yang senantiasa memberikan dorongan kepada penulis dan anakanak tercinta yang senantiasa menjadi sumber inspirasi bagi penulis. 8. Ibunda (alm) dan Ayahanda (alm), yang telah mengasuh, mendidik dan senantiasa mendoakan penulis. 9. Seluruh Keluarga, kerabat, dan semua pihak yang telah memberikan bantuan moril dan materil kepada penulis selama mengikuti kuliah. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih butuh penyempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang budiman untuk kesempurnaan tesis ini. Dengan berserah diri kepada Allah, penulis bermohon semoga tesis ini bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.
Padang, 01 Mei 2013 Penulis
IBNU HAJAR NIM. 19061 vii
viii DAFTAR ISI ABSTRACT ………………………………………………………...…. ABSTRAK ……………………………………………………………... PERSETUJUAN AKHIR TESIS ……………………………………… PERSETUJUAN KOMISI …………………………………………..….. SURAT PERNYATAAN …………………………………………….… KATA PENGANTAR ……………………………….............................. DAFTAR ISI ………………………………………………...........…… DAFTAR TABEL …………………………………………………...….. DAFTAR GAMBAR ……………………………………………...……. DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………...…….
Halaman i ii iii iv v vi viii x xii xiii
BAB I
PENDAHULUAN ……………………………….....……… A. Latar Belakang Masalah ………………………..........… B. Identifikasiasalah ……………………………………….. C. Batasan Masalah …………………………………...…… D. Rumusan Masalah …………………………………...…. E. Tujuan Penelitian …………………………………...…. F. Manfaat Penelitian …………………………………..…..
BAB II
KAJIAN PUSTAKA …………..........……………………… A. Landasan Teori …………...……………………………….. 1. Kinerja Guru …………………………………………… 2. Manajemen Pembelajaran .……………………………. 3. Komitmen Tugas ……………………………………… B. Kajian Penelitian yang Relevan ………………………….. C. Kerangka Berpikir ……………...………………………… D. Hipotesis …...........................................................................
7 7 7 22 33 41 42 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………… A. Jenis Penelitian……………………………………………. B. Populasi dan Sampel ………..…………………………….. C. Defenisi Operasional …………………………………….. D. Pengembangan Instrumen ………………………………. 1. Rancangan Instrumen …………………………………. 2. Uji Coba Instrumen …………………………………… E. Teknik Pengumpulan Data ………………………............. F. Teknik Analisis Data ……………………………………… 1. Deskripsi Data ………………………………………… 2. Pengujian Persyaratan Analisis ………………………. 3. Pengujian Hipotesis ……………………………………
46 46 47 48 49 49 51 53 53 53 54 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………. A. Hasil Penelitian ………………………………………….
56 56
viii
1 1 3 4 5 5 6
ix 1. Deskripsi Data………………………………………… a. Kinerja Guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan ............................................. b. Manajemen Pembelajaran (X1) ………………….. c. Komitmen Tugas (X2) Guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan ………………………………… Pengujian Persyaratan Analisis …………………….…… 1. Uji Normalitas …………………….....……………… 2. Uji Homogenitas Data ……..…………………………. 3. Uji Independensi Antar Variabel Bebas ……………… 4. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi ….....……….. Pengujian Hipotesis ………………………….......………. Pembahasan …………………………………..………….. Keterbatasan Penelitian ……………………….………….
56
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...............….. A. Kesimpulan …………………….....…………………..… B. Implikasi Hasil Penelitian ………………………………… C. Saran-saran ………………………………………………..
92 92 92 93
B.
C. D. E. BAB V :
DAFTAR RUJUKAN ………………………………....………………..
56 59 62 66 66 67 67 68 69 83 90
95
x DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 : Populasi Guru Pada SMP Negeri Kota Padangsidimpua Tahun Ajaran 2011-2012………………………………………………
47
Tabel 2 : Kisi-kisi Angket Kinerja Guru (Y)……………………………..
49
Tabel 3 : Kisi-kisi Angket Manajemen Pembelajaran……………………..
50
Tabel 4 : Kisi-kisi Angket Komitmen Tugas……………………………..
50
Tabel 5 : Kesimpulan Uji Reliabilitas Instrumen dengan Menggunakan Rumus Alpha…………………………………………………
52
Tabel 6 : Skor Angket ……………………………………………………..
53
Tabel 7 : Klasifikasi Tingkat Pencapaian Responden……………………..
54
Tabel 8 : Data Statistik Kinerja Guru (Y)………………………………….
57
Tabel 9 : Distribusi Frekuensi Kinerja Guru (Y)…………………………..
57
Tabel 10 : Tingkat Pencapaian Indikator Kinerja Guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan…………………………………………
58
Tabel 11 : Data Statistik Variabel Manajemen Pembelajaran……………
60
Tabel 12 : Distribusi Frekuensi Manajemen Pembelajaran (X1)…………..
60
Tabel 13 : Tingkat Pencapaian Indikator Manajemen Pembelajaran Guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan……………………..
62
Tabel 14 : Data Statistik Variabel Komitmen Tugas (X2) ………………
63
Tabel 15 : Distribusi Frekuensi Komitmen Tugas (X2) ………………….
64
Tabel 16 : Tingkat Pencapaian Indikator Kinerja Guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan……………………………………….
65
Tabel 17 : Uji Independensi Antar Variabel Bebas……………………..
68
x
xi Tabel 18 : Hasil Analisis Linieritas Garis Regresi ……..…………………
69
Tabel 19 : Rangkuman Hasil Analisis Kontribusi Manajemen Pembelajaran (X1) Terhadap Kinerja Guru (Y)……………….
70
Tabel 20 : Uji F Tingkat Keberartian Regresi X1 dan Y ANOVAb …...……..
71
Tabel 21 : Uji Koefisien Persamaan Garis Regresi X1 dan Y (Uji-t) Coeficient……………………………………………………..
72
Tabel 22 : Rangkuman Hasil Analisis Kontribusi Komitmen Tugas (X1) Terhadap Kinerja Guru (Y) ………………………………….
74
Tabel 23 : Uji F Tingkat Keberartian Regresi X2 dan Y ANOVAb
75
Tabel 24 : Uji Koefisien Persamaan Garis Regresi X2 dan Y (Uji-t) Coeficient……………………………………………………..
76
Tabel 25 : Rangkuman Hasil Analisis Manajemen Pembelajaran (X1) dan Komitmen Tugas (X2) Terhadap Kinerja Guru (Y) ………….
77
Tabel 26 : Uji F Tingkat Keberartian Regresi X1, X2 dan Y ANOVAb
78
Tabel 27 : Uji Koefisien Persamaan Garis Regresi X1, X2 dan Y (Uji-t) Coeficient ………………………………………………………
79
Tabel 28 : Rangkuman Sumbangan Efektif dan Relatif Variabel X1 dan X2 Terhadap Variabel Terikat (Y) …………………………..
81
Tabel 29 : Rangkuman Korelasi Variabel Antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat………………………………………………
82
xii DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Diagram Skematis Teori Perilaku dan Kinerja dari Gibson
10
Gambar 2: Histogram Distribusi Frekuensi Kinerja Guru (Y)…………….
58
Gambar 3: Histogram Distribusi Frekuensi Manajemen Pembelajaran (X1)
61
Gambar 4: Histogram Distribusi Frekuensi Komitmen Tugas (X2)…………
64
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 98
Lampiran 1
: Angket …………………………………………………
Lampiran 2
: Rekapitulasi Hasil Angket Tentang Manajemen Pembelajaran …..............................................................
105
Lampiran 3
: Rekapitulasi Hasil Angket Tentang Komitmen Tugas ....
108
Lampiran 4
: Rekapitulasi Hasil Angket Tentang Kinerja Guru …..….
111
Lampiran 5
: Validitas dan Reliabilitas Data Variabel Manajemen Pembelajaran (X1) …………………………………..….
114
: Perhitungan Validitas dan reliabilitas Data Variabel Komitmen Tugas (X2) ……………………………..…..
115
Lampiran 7
: Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Guru (Y)
116
Lampiran 8
: Perhitungan Homogenitas Variabel X1, X2 dengan Y
117
Lampiran 9
: Perhitungan Uji Normalitas Variabel X1, X2 dengan Y
118
Lampiran 10
: Perhitungan Linieritas X1 dengan Y ………….......…….
119
Lampiran 11
: Perhitungan Linieritas X1 dengan Y …………….......….
120
Lampiran 12
: Korelasi variable X1 dengan Y dan X2 dengan Y
121
Lampiran 13
: Perhitungan Regresi Berganda………………...………..
123
Lampiran 14
: Corelation Uji Independensi…………………...………..
125
Lampiran 15
: Partial Corelation ………….…………………..………..
126
Lampiran 6
xiii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu lembaga pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kinerja guru. Sebagai orang yang bertugas memberikan pendidikan dan pengajaran kepada siswanya, guru dituntut untuk senantiasa meningkatkan kinerjanya agar lebih profesional. Menurut Suharsimi Arikunto (1990:265) kemantapan kerja seorang guru akan berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru. Salah satu diantaranya adalah dengan memberikan tunjangan profesi kepada guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik. Kinerja guru tidak hanya ditentukan faktor finansial, tetapi juga oleh manajemen yang diterapkan di suatu sekolah. Sekolah yang dikelola dengan manajemen yang baik, tentu akan berusaha untuk
meningkatkan
kinerja
guru-gurunya
secara
maksimal
agar
penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan berjalan dengan lancar. Peningkatan kinerja guru tidak dapat dipisahkan dari penyelenggaraan manajemen yang berkualitas pula. Pendidikan membutuhkan
manajemen
yang baik agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan lancar. Lemahnya lembaga pendidikan kita mencetak sumber daya manusia yang berkualitas antara lain disebabkan sistem manajemen yang lemah. Untuk itu penyelenggaraan manajemen harus senantiasa mengedepankan pelaksanaan
1
2 konsep manajemen mutu serta nilai-nilai manajerial kontemporer dalam penyelenggaraan pendidikan agar output pendidikan dapat menjawab tantangan perubahan zaman. Dalam kegiatan
belajar mengajar guru adalah manejer pendidikan
yang mempengaruhi para anak didiknya untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Dalam melaksanakan manajemen proses belajar mengajar, peran guru adalah penolong anak didik untuk mengembangkan kapasitas pembelajaran dalam rangka memberikan peluang kepada siswa untuk melaksanakan aktivitas belajar yang maksimal. Karena itu untuk mendukung terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang berkualitas, guru harus mampu menerapkan manajemen pembelajaran yang berkualitas. Kinerja guru juga dipengaruhi oleh komitmen tugas yang dimilikinya. Seorang guru yang memiliki komitmen tugas yang baik, akan berusaha melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik sampai tuntas. Komitmen tugas tersebut memberikan motivasi kepada guru untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan lebih baik. Pada saat ini tampak ada gejala penurunan kinerja guru di Kota Padangsidimpuan. Hal ini antara lain tampak motivasi menyusun perangkat pembelajaran yang masih rendah, upaya untuk menerapkan pembelajaran aktif dengan variasi strategi dan metode pembelajaran, serta pelaksanaan evaluasi belajar yang masih monoton. Hal ini menunjukkan sikap mental guru dan kinerja yang dimilikinya belum sepenuhnya mencerminkan pribadi guru
3 sebagaimana yang diharapkan oleh tuntutan profesi dan kode etik. Hal ini antara lain disebabkan tingginya biaya hidup sedangkan penghasilan yang diperoleh guru dari profesinya tidak mencukupi kebutuhan keluarganya. Kondisi ini mendorong para guru mencari pekerjaan sampingan
untuk
menambah penghasilan, akhirnya tugasnya sebagai guru kurang mendapat perhatian. Dengan
kata lain guru melaksanakan
pekerjaan mengajarnya
hanya sekedar melepas tugas. Kurangnya perhatian dari atasan terhadap guru yang berprestasi dan tidak adanya tegoran terhadap guru yang malas, juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya kinerja guru dalam melaksanakan profesinya. Guru yang rajin dan berprestasi
akan merasa bahwa kerja
kerasnya tidak dihargai. Sedangkan guru yang malas akan merasa tidak apaapa meninggalkan tugas sebab tidak ada sanksi jika ia tidak bekerja sesuai dengan bidang tugasnya. Semua masalah tersebut dapat mengakibatkan menurunya kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Berbagai
permasalahan
di
atas,
mendorong
penulis
untuk
melaksanakan penelitian dengan judul “Kontribusi Manajemen Pembelajaran dan Komitmen Tugas Terhadap Kinerja Guru Pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan”.
B. Identifikasi Masalah Pada dasarnya banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, diantaranya adalah:
4 1. Kualifikasi pendidikan yang rendah dapat menyebabkan kinerja juga rendah. 2. Kurangnya
kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran dapat
mengakibatkan kinerja guru menjadi rendah. 3. Kurangnya profesionalitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dapat mengakibatkan kinerja guru rendah. 4. Kurangnya minat dan motivasi melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat mengakibatkan kinerja guru rendah. 5. Kurangnya motivasi dan penghargaan dari atasan dapat mengakibatkan kinerja guru rendah. 6. Kurangnya Kemampuan melaksanakan manajemen pembelajaran dapat mengakibarkan kinerja guru rendah. 7. Kurangnya komitmen tugas guru dapat mengakibatkan kinerja guru rendah.
C. Pembatasan Masalah Mengingat luas dan kompleksnya masalah yang ada, maka masalah yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi kepada: 1. Kontribusi manajemen pembelajaran terhadap kinerja guru. 2. Kontribusi komitmen tugas terhadap kinerja guru. 3. Kontribusi
manajemen pembelajaran dan komitmen tugas terhadap
kinerja guru. Pemilihan masalah di atas sebagai topik yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengingat manajemen pembelajaran dapat membantu guru dalam
5 merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran, yang tentunya akan meningkatkan kinerja guru. Demikian pula dengan komitmen tugas. Guru yang memiliki komitmen tugas yang baik tentu akan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah
manajemen pembelajaran berkontribusi terhadap kinerja guru
pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan? 2. Apakah komitmen tugas berkontribusi terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan? 3. Apakah manajemen pembelajaran dan komitmen tugas secara bersamasama berkontribusi terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan?
E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Kontribusi manajemen pembelajaran terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan. 2. Kontribusi komitmen tugas terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan.
6 3. Kontribusi manajemen pembelajaran dan komitmen tugas secara bersamasama terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Adapun manfaat penelitian ini secara teoritis adalah sebagai berikut: a. Memperkaya khasanah pengetahuan kinerja guru, khususnya tentang kontribusi manajemen pembelajaran dan komitmen tugas terhadap kinerja guru. b. Sebagai salah satu inovasi pendidikan dalam meningkatkan kinerja guru melalui peningkatan
manajemen pembelajaran dan komitmen
tugas.
2. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Informasi ilmiah sekaligus masukan berharga bagi instansi terkait, tentang pengaruh manajemen sekolah dan komitmen tugas terhadap kinerja guru. b. Merupakan suatu model atau inovasi dalam meningkatkan kinerja guru. c. Bahan komparatif kepada peneliti lain yang memiliki keinginan membahas permasalahan yang sama atau penelitian lebih lanjut.
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Kinerja guru a. Pengertian Kinerja Guru Keberhasilan pembelajaran
tidak dapat dilepaskan dari kinerja
guru. Secara etimologi kinerja berasal dari kata kerja yang berarti “perbuatan melakukan sesuatu”. (Hasan Alwi, 2005:492)
Dengan
demikian segala perbuatan melakukan sesuatu disebut dengan kinerja. Jika dilihat dari asal katanya, kinerja merupakan terjemahan dari kata performance. Menurut A.A. Prabu Mangkunegara (2000:67) kata performance berasal dari akar kata to perform, yaitu: (1) melakukan, menjalankan, melaksanakan, (2) kewajiban
suatu
memenuhi atau
melaksanakan
niat atau nazar, (3) melaksanakan
atau
menyempurnakan tanggung jawab, dan (4) melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin. Selanjutnya E. Mulyasa (136139), mengemukakan beberapa model operasional berkaitan dengan kinerja guru, yaitu: 1) Model Vroom yang dikemukakan oleh Vroom, yaitu Performance = f (ability x motivation). Model ini memberikan informasi bahwa kinerja merupakan fungsi perkalian antara kemampuan (ability) dan motivasi. 2) Model Lawler dan Poter yang menyatakan Performance = effort x ability x role perceptions. Effort adalah banyaknya energy yang 7
8 dikeluarkan
seseorang dalam situasi tertentu.
Ability
adalah
karakteristik individu seperti inteligensi, keterampilan dan sikap sebagai kekuatan potensial untuk berbuat dan melaksanakan sesuatu. Role perceptions adalah kesesuaian antara usaha yang dilakukan seseorang dengan pandangan atasan langsung tentang tugas yang seharusnya dikerjakan. 3) Model Ander dan Butzin, yaitu Future performance = past performance + (motivation ability). Dari beberapa teori di atas dapat dipahami bahwa dalam kinerja terdapat dua komponen utama, yaitu ability dan motivasi. Jika seseorang memiliki karakteristik individu seperti inteligensi, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan, didukung oleh motivasi yang tinggi untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, besar kemungkinan orang tersebut akan memiliki kinerja yang baik dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Hal
ini
sejalan
dengan
penjelasan
Sutermeister dalam Nasir Usman (2011:63) yang menyatakan kinerja merupakan perpaduan antara kecakapan dan motivasi, di mana masingmasing variabelnya dihasilkan dari sejumlah faktor lain yang saling mempengaruhi. Guru merupakan pekerjaan professional. Dalam
Hasan Alwi
(2005:335) dijelaskan pengertian guru, yaitu orang yang kerjanya mengajar”. Jadi menurut pengertian ini setiap orang yang pekerjaannya mengajar disebut dengan guru.
9 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen memberikan definisi yang lebih lengkap tentang guru. Pada ketentuan umum pasal 1 ayat 1 Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dengan demikian tugas utama guru dalam melaksanakan profesinya terdiri dari mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja guru adalah usaha yang dilakukan orang yang berprofesi sebagai pendidik profesional dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dalam
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Pada dasannya kinerja guru dipengaruhi oleh beberapa faktor. Gibson, sebagaimana dikutip oleh Illyas (1999: 55-58), mengemukakan ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja yaitu: variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis. Diagram skematis variabel yang mempengaruhi perilaku dan kinerja seperti pada gambar berikut ini:
10 4) 1. Kemampuan
2. 3. -
dan keterampilan: (mental dan fisik) Latar belakang: Keluarga Tingkat sosial Pengalaman Demografis: Umur Etnis Jenis kelamin
Prilaku individu: Apa yang dikerjakan (Kinerja)
Psikologis: - Persepsi - Sikap - Kepribadian - Belajar - Motivasi
Variabel Organisasi: - Sumber daya - Kepemimpinan - Imbalan - Struktur - Disain pekerjaan
Gambar 1: Diagram Skematis Teori Perilaku dan Kinerja dari Gibson Variabel individu dikelompokkan pada sub variabel kemampuan dan keterampilan, latar belakang dan demografis. Sub variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan faktor
yang paling utama
dalam mempengaruhi
perilaku dan kinerja individu. Variabel demografis, merupakan variabel yang memberikan
efek tidak langsung pada perilaku dan kinerja individu,
sedangkan variabel psikologis terdiri dari sub variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi. Jika dikaitkan dengan manajemen pembelajaran dan komitmen tugas, maka
manajemen
pembelajaran
berada
variabel
organisasi
yang
mempengaruhi kinerja individu. Sedangkan komitmen tugas pada aspek psikologis yaitu sikap seseorang dalam melakukan kinerjanya merupakan perwujudan komitmennya terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
11 Menurut Peters dan Waterman sebagaimana dikutip Sagala (2007:181) Kinerja seseorang atau organisasi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang disebut dengan 7-S Framework, yaitu: a. Strategy (strategi), yaitu seperangkat tindakan yang koheren sebagai suatu pola tanggap perusahaan (baca: organisasi) terhadap lingkungannya dalam rencana jangka panjang berkenaan dengan alokasi dan penggunaan sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan. b. Structure (struktur) adalah susunan yang menggambarkan hubungan antara pembagian tugas dan tanggung jawab dalam suatu organisasi. c. Sistem (sistem) adalah keseluruhan proses dan prosedur dalam suatu keteraturan yang utuh dan terintegrasi dalam suatu organisasi. Dengan sistem dapat diketahui cara suatu organisasi beroperasi. d. Staff (staf/karyawan) adalah orang-orang yang terlibat dalam pengelolaan organisasi perusahaan. Penekanannya bukan pada aspek individualnya, tapi pada aspek demografi perusahaan (demografis corporate). e. Style (gaya), yaitu bukti nyata (tangible evidence) yang ditunjukkan oleh manajemen yang menggambarkan apa yang dianggap penting. Bukti nyata dapat berupa cara manajemen menggunakan waktu dan perhatiannya melalui simbol-simbol perilaku. f. Skills (keahlian/keterampilan) adalah kapasitas kemampuan dan keterampilan yang dimiliki manajemen dan seluruh karyawan perusahaan. Kemampuan pengelolaan oleh karyawan secara keseluruhan dalam organisasi (skills as whole in organization) bukan kemampuan per individu. g. Shared values/superordinate goals (Nilai-nilai bersama) adalah nilainilai dasar yang menyatakan suatu tujuan dalam menentukan citra organisasi, yang dikembangkan bersama oleh orang-orang yang berada dalam organisasi tersebut. Seluruh faktor yang mempengaruhi kinerja saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Adanya keserasian dan keselarasan di antara faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut, akan berpengaruh besar terhadap peningkatan kinerja guru. Misalnya seorang guru yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik tentang pekerjaan guru, pengalaman yang luas tentang hal-hal yang berkaitan dengan guru, umur yang masih produktif,
12 memiliki persepsi yang baik tentang pekerjaan guru, memiliki kemauan belajar dan motivasi yang tinggi untuk melaksanakan pembelajaran, tentu kinerjanya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru akan semakin baik.
Kinerja guru akan menjadi optimal,
apabila diintegrasikan dengan
komponen sekolah baik kepala sekolah, fasilitas kerja, guru, karyawan, maupun anak didik. Dengan demikian kinerja guru akan semakin meningkat jika seluruh komponen sekolah
saling mendukung dalam
menciptakan
proses belajar mengajar dalam rangka mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Misalnya Kepala Sekolah melaksanakan kepemimpinan dengan baik, fasilitas yang tersedia memadai, kontribusi sesama guru dan pegawai rukun dan harmonis, serta anak didik memiliki potensi yang mendukung.
c. Indikator Kinerja Guru Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Menurut Usman (2012:64-75), kinerja guru dapat dilihat dari: (1) kemampuan melaksanakan tugas dan (2) motivasi kerja.
1) Kemampuan Melaksanakan Tugas Kemampuan guru melaksanakan tugasnya dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik memberikan gambaran tentang kinerjanya. Kemampuan identik dengan
13 kompetensi. Usman (2012:68) mengemukakan kompetensi adalah kemampuan yang menggambarkan kelayakan setiap individu dalam menjalankan tugas. Kompetensi
memperlihatkan
perilaku
yang
memungkinkan
mereka
menjalankan tugas dengan cara yang paling diinginkan dan tidak sekedar menjalankan tugas rutinitas. Spencer and Spencer
sebagaimana dikutip oleh Usman (2012:68)
mengemukakan bahwa kompetensi merupakan karakteristik dasar individu yang menggunakan bagian kepribadiannya sehingga dapat mempengaruhi perilakunya ketika ia menghadapi pekerjaan. Spencer
dalam
karakteristik
Usman
(2012:68)
Lebih lanjut Spencer and
mengemukakan
kompetensi, yaitu: (a) Motives
ada
lima
bentuk
(pemikiran atau niat dasar
konstan dan mendorong individu untuk bertindak atau berperilaku tertentu). (b) Traits (karakteristik fisik dan respon yang konsisten atas situasi atau informasi tertentu), (c) Self Concept (sikap individu, nilai-nilai yang dianut, citra diri), (d) Knowledge (ilmu yang dimiliki Individu dalam bidang pekerjaan atau area tertentu), (e) Skill (kemampuan untuk unjuk kinerja fisik ataupun mental). Kemampuan guru melaksanakan tugas tidak dapat dipisahkan dari kompetensi
yang
dimilikinya.
Kunandar
(2007:55)
mengemukakan
kompetensi adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Selanjutnya Abdul Majid (2005:6) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi
14 tersebut akan
terwujud
dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan
profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Menurut Irianto (2001:76), seseorang dapat dikategorikan sebagai individu yang kompeten adalah apabila ia memiliki kemampuan untuk menangani suatu tugas dan pekerjaan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa kompetensi guru menggambarkan kemampuan, karakteristik, dan tindakan dari setiap guru dalam melakukan tugasnya dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Karakteristik seorang
profesional menurut Makmun
(2000:70-71)
harus dapat menunjukkan karakteristik sebagai berikut: a) Mampu melakukan sesuatu pekerjaan tertentu secara rasional, dalam arti ia harus memiliki visi dan misi yang jelas mengapa ia melakukan apa yang dilakukannya berdasarkan analisis kritis dan pertimbangan logis dalam membuat pilihan dan mengambil keputusan tentang apa yang dikerjakannya. b) Menguasai perangkat pengetahuan (teori dan konsep, prinsip dan kaidah, hipotesis dan generalisasi, informasi, dan sebagainya) tentang seluk beluk apa yang menjadi bidang tugas pekerjaannya. c) Menguasai perangkat keterampilan (strategi dan taktik, metode dan teknik, prosedur dan mekanisme, sarana dan instrument, dan sebagainya) tentang cara bagaimana dan dengan apa harus melakukan tugas (pekerjaannya). d) Memahami perangkat persyaratan ambang (basic standars) tentang ketentuan kelayakan normatif minimal kondisi dari proses yangi dapati ditoleransikan dan kriteria keberhasilan yang diterima dari apa yang dilakukannya. e) Memiliki daya (motivasi) dan citra (aspirasi) unggulan dalami melakukan tugas (pekerjaannya), dan tidak hanya sekedar puas dengan memadai persyaratan minimal, melainkan berusaha mencapai yang sebaik-baiknya mungkin (profesiencies). f) Memiliki kewenangan (otoritas) yang memancar atas penguasaan perangkat kompetensinya yang dalam batas tertentu dapat didemonstrasikan (observable) dan teruji (measurable), sehingga memungkinkan memperoleh pengakuan pihak berwenang (certifiable).
15 Pendapat
tersebut memberikan penekanan bahwa sebagai pendidik
professional, guru harus mampu mendidik, melaksanakan tugas-tugas guru, menguasai perangkat pengetahuan berkaitan dengan pekerjaan guru, memiliki keterampilan yang dibutuhkan melaksanakan tugas guru, mengetahui batas minimal
keberhasilan
dari
pekerjaannya,
memiliki
motivasi
untuk
melaksanakan tugas guru, dan memiliki kewenangan melaksanakan tugastugas guru. Karakteristik yang dikemukakan di atas, menurut Usman (2012:71) terdapat pula dalam kompetensi yang dimiliki guru dalam melakukan pekerjaannya. Jonson dalam Makmun (2000:71) menjelaskan terdapat enam komponen dari karakteristik kompetensi yang harus dimiliki guru, yaitu “(a) performance component, (b) subject component, (c) profesional component, (d) process component, (e) adjusment component, dan (f) attitudes component. Lebih lanjut keenam komponen tersebut dijelaskan oleh Usman (2012:71-72) sebagaimana yang terdapat pada uraian berikut ini: Performance component adalah komponen yang terdiri atas beberapa prilaku yang sedang ditampilkan dalam kegiatan kerja (proses pembelajaran), yang merupakan totalitas dari pengetahuan, keterampilan, proses, dan nilai untuk membuat keputusan bagi penampilan
mencapai
tujuan-tujuan
pembelajaran.
Teaching
subject
component merupakan ilmu pengetahuan yang digabungkan dengan tujuan pembelajaran. Komponen ini terdiri atas fakta-fakta, gagasan, nilai-nilai, proses, dan keterampilan di mana pengajar berupaya membantu siswa memperolehnya. Teaching process component, yaitu berisi pemikiran
16 pengolahan (proses pembelajaran) yang memungkinkan komponen ini digunakan sebagai acuan bagi sejumlah teknik-tekni manusia tempat diproduksinya gagasan-gagasan, desain-desain, strategi, membuat keputusan dan mengevaluasi kemajuan hasil pembelajaran. Profesional component merupakan sumber dasar yang berbentuk himpunan informasi teori dan praktek dalam dunia pendidikan, sebagai acuan professional. Komponen ini termasuk dalam filsafat pendidikan, sosiologi pendidikan, psikologi pendidikan, kurikulum, tes dan pengukuran, manajemen pembelajaran, media pendidikan, dan sebagainya. Sedangkan attitudes component berisi saripati elemen-elemen sikap, nilai, dan peranan yang penting bagi semua kompetensi pendidik. Kemampuan guru melaksanakan tugas antara lain dapat dilihat dari kompetensi yang dimilikinya. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 27 Tahun 2007 dijelaskan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
yang diperoleh melalui pendidikan profesi (Kementerian
Pendidikan Nasional, 2007:18-23). 1) Kompetensi Paedagogik Kompetensi paedagogik berarti kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan dan mengelola kegiatan belajar mengajar. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 27 Tahun 2007 kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru dijelaskan bahwa kompetensi paedagogik paedagogik guru terdiri dari: (a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. (b) Menguasai
17 teori
belajar
dan
prinsip-prinsip
pembelajaran
yang
mendidik.
(c)
Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. (d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. (e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. (f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. (g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. (h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. (i) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.(j) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran (Kementerian Pendidikan Nasional, 2007:20-21). Kemampuan-kemampuan tersebut penting dimiliki guru agar dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik dan lancar.
2) Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian merupakan salah satu kompetensi yang wajib dimiliki guru. E. Mulyasa (2009:37) mengemukakan kompetensi kepribadian mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Dengan demikian seorang guru dituntut untuk memiliki tanggung jawab, berwibawa, mandiri dan disiplin dalam melaksanakan tugasnya dan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 27 Tahun 2007 kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dijelaskan bahwa indikator kompetensi kepribadian adalah (a) bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. (b) Menampilkan diri
18 sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. (c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. (d) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. (e) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru (Kementerian Pendidikan Nasional, 2007:19-20).
3) Kompetensi Sosial Kompetensi sosial merupakan kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan bersosialisasi dengan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat. Kompetensi sosial yang wajib dimiliki guru dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 27 Tahun 2007 kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru adalah: (a) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. (b) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. (c) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. (d) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain (Kementerian Pendidikan Nasional, 2007:21-22).
4) Kompetensi Profesional Kompetensi professional berarti kemampuan yang berkaitan langsung dengan profesi guru. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 27 Tahun 2007 kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dijelaskan
19 kompetensi professional guru terdiri dari: (a) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (b) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. (c) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu
secara
kreatif.
(d)
Mengembangkan
keprofesionalan
secara
berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. (e) Memanfaatkan teknologi
informasi
dan
komunikasi
untuk
mengembangkan
diri
(Kementerian Pendidikan Nasional, 2007:22-23). Kemampuan-kemampuan dasar yang disebutkan di atas tercermin dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan guru. Dengan demikian kemampuan melaksanakan tugas dapat dilihat dari kemampuan guru dalam mengimplementasikan kompetensi paedagogik, kepribadian, sosial dan professional dalam proses pembelajaran.
5) Motivasi Kerja Motivasi berasal dari kata motif yang artinya tema, motive, artinya mendorong, menyebabkan, kemudian menjadi motivation yang berarti pengalasan daya batin, dorongan, motivasi (John
M. Echols dan Hasan
Shadily, 2006:386). Sudarwan Danim (2004:2) menjelaskan bahwa motivasi (motivation) diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologi yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.
20 Robins (1988:87) mengemukakan motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi kebutuhan individual. Weather dan Davis (1996:501) mengemukakan “motivation can be defined as a person’s wants to do so” (motivasi dapat didefinisikan sebagai keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu)”. Menurut Bimo Walgito (2010:240)
motivasi merupakan keadaan
dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan. Dengan demikian motivasi mempunyai tiga aspek, yaitu: (a) Keadaan terdorong dalam diri organisme (a driving state), yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan. Misalnya kebutuhan jasmani, keadaan lingkungan, keadaan mental seperti berpikir dan ingatan. (b) perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini, dan (c) Goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut. Sejalan dengan hal di atas, menurut Komang Ardana, dkk. (2009:31) proses timbulnya motivasi adalah sebagai berikut: (a) kebutuhan yang belum terpenuhi, (b) mencari dan memilih cara-cara untuk memuaskan kebutuhan (di sini akan terlibat kemampuan, keterampilan, pengalaman), (c) perilaku yang diarahkan pada tujuan, (d) evaluasi prestasi, (e) imbalan dan hukuman, (f) kepuasan, (g) menilai kembali kebutuhan yang belum terpenuhi. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa motivasi merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang. Dorongan itu memaksa seseorang untuk bergerak atau bertindak. Motivasi merupakan dorongan untuk berbuat yang berasal dari dalam diri manusia dan mempunyai peran penting
21 dalam meraih suatu keberhasilan. Dalam hal ini usaha yang dilakukan seseorang dalam melakukan sesuatu banyak ditentukan oleh motivasi yang dimilikinya. Jika dikaitkan dengan pekerjaan menurut Usman (2012:75) pengertian motivasi dalam konteks dorongan untuk bekerja pada suatu organisasi merupakan gagasan yang mampu menggerakkan seseorang untuk bekerja. Sejalan dengan hal ini Ernest L. McCormic dalam Mangkunegara (2000:94) menjelaskan motivasi kerja adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Menurut Hadari Nawawi (2006:328) motivasi kerja merupakan dorongan atau kehendak untuk melaksanakan tindakan dalam lingkup tugas-tugas yang merupakan pekerjaannya di lingkungan organisasi. Selanjutnya Kenneth N. Wexley & Gary A. Yuki (2005:101) mengemukakan ciri-ciri yang dapat diamati dari seseorang yang memiliki motivasi kerja adalah sebagai berikut : (1) kinerjanya tergantung pada usaha dan kemampuan yang dimilikinya dibandingkan dengan kinerja melalui kelompok, (2) memiliki kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sulit, dan (3) seringkali terdapat umpan balik yang kongkrit tentang bagaimana seharusnya ia melaksanakan tugas secara optimal, efektif dan efisien. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan motivasi kerja adalah
kondisi atau dorongan yang timbul dari dalam diri
seseorang untuk membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja untuk melaksanaan pekerjaan sesuai
22 dengan tanggung jawabnya masing-masing
dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Indikatornya adalah (1) kinerjanya tergantung pada usaha dan kemampuan yang dimilikinya dibandingkan dengan kinerja melalui kelompok, (2) memiliki kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sulit, dan (3) seringkali terdapat umpan balik yang kongkrit tentang bagaimana seharusnya ia melaksanakan tugas secara optimal, efektif dan efisien.
2. Manajemen Pembelajaran a. Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan hal yang penting dalam segala aspek kehidupan. Setiap organisasi maupun aktivitas yang dilakukan dengan manajemen yang baik, akan memberikan hasil yang maksimal. Menurut Sagala (2006:13) Manajemen berasal dari kata “managio, yaitu pengurusan atau managiare yaitu melatih dalam mengatur langkah-langkah”. Abdurrahmat
Fathoni
(2006:56)
menjelaskan
bahwa
hakikat
manajemen adalah proses pemberian bimbingan, pimpinan, pengaturan, pengendalian dan pemberian fasilitas lainnya, sedangkan pengertian manajemen adalah pembinaan, pengendalian, pengelolaan, kepemimpinan, ketatalaksanaan yang merupakan proses kegairahan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dengan demikian proses manajemen
berarti melakukan pembinaan, pengendalian, pengelolaan, kepemimpinan, ketatalaksanaan dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
23 James A.F. Stoner dalam T. Hani Han Handoko (2004:6) menjelaskan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan Mondy dan Premeaux (2005:6) mengemukakan management is the process of getting thing done trough the efforts of other people. Menurut pengertian ini, proses manajemen dilakukan oleh para manejer di dalam suatu organisasi dengan cara mempengaruhi para anggota organisasi agar mereka bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama. Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa manajemen adalah melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian menjadi suatu rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh dalam proses pendayagunaan segala sumber daya secara efisien disertai penetapan pelaksanaannya oleh seluruh personil organisasi.
b. Pengertian dan Fungsi-fungsi Manajemen Pembelajaran
Guru adalah manejer di dalam organisasi kelas, karena itu manajemen pembelajaran merupakan hal yang penting dalam kegiatan pembelajaran. Manajemen pembelajaran merupakan bagian dari manajemen pendidikan. Menurut Made Pidarta (2004:4) manajemen dalam pendidikan dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam
24 usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan demikian segala upaya yang dilakukan untuk memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan merupakan proses manajemen. Reigeluth (1983:8) menjelaskan bahwa: “Intructional management is concerned with understanding, improving and applying of managing the use of and implemented intructional program”. Maksudnya adalah manajemen pembelajaran berkenaan dengan pemahaman, peningkatan dan pelaksanaan dari pengelolaan program pengajaran yang dilaksanakan. Sebagai seorang manejer, maka aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran menurut Syafaruddin dan Nasution (2005:75) mencakup merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengevaluasi kegiatan belajar yang dikelolanya. Sementara itu Usman (1995:6) mengklasifikasikan pekerjaan guru dalam pembelajaran, yaitu (1) guru sebagai demonstrator, (2) guru sebagai pengelola kelas, (3) guru sebagai mediator dan fasilitator, serta (4) guru sebagai evaluator. Sedangkan menurut Imron (1995:65) pekerjaan guru sebagai profesi terdiri dari merencanakan pengajaran, melaksanakan pengajaran, dan mengevaluasi pengajaran. Sejalan dengan uraian di atas, Davis (1991:35) menjelaskan bahwa peranan guru sebagai manajer dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Merencanakan, (pengajaran).
yaitu
menyusun
tujuan
belajar
mengajar
25 2) Mengorganisasikan, yaitu menghubungkan atau menggabungkan seluruh sumber daya belajar mengajar dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien. 3) Memimpin, yaitu memotivasi peserta didik untuk siap menerima materi pelajaran. 4) Mengawasi, yaitu apakah pekerjaan atau kegiatan belajar mengajar mencapai tujuan pengajaran. Karena itu harus ada proses evaluasi pengajaran sehingga diketahui hasil yang dicapai. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa
manajemen
pembelajaran adalah proses pendayagunaan seluruh komponen yang saling berinteraksi (sumber daya pengajaran) untuk mencapai tujuan program pengajaran. Sedangkan fungsi-fungsi manajemen mencakup merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar.
1) Merencanakan Pembelajaran Merencanakan manajemen
pembelajaran
merupakan
fungsi
pertama
dari
pembelajaran. Merencanakan pembelajaran berarti melakukan
proses pemikiran dan melakukan penentuan prioritas yang harus dilakukan secara rasional sebelum melakukan tindakan yang sebenar-benarnya dalam rangka mencapai tujuan. Hal ini sesuai dengan penjelasan Wardoyo (1969:7) yang mengatakan bahwa perencanaan adalah “hasil pemikiran rasional berdasarkan fakta/perkiraan yang mendekat, memuat cara-cara kerja dan merupakan persiapan bertindak/bekerja untuk mencapai tujuan”. Selanjutnya menurut Anderson (1989:47) “perencanaan adalah pandangan masa depan dan menciptakan kerangka kerja untuk mengarahkan
26 tindakan seseorang di masa depan”. Adapun manfaat perencanaan menurut Pidarta (2004:36) dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: a) Memberikan tafsiran (gambaran, interpretasi) sesuatu kebijaksanaan. b) Meramalkan apa yang akan terjadi. c) Membuat ekonomis. d) Menjamin kepastian, karena ia merupakan hasil yang rasional berdasarkan fakta. e) Mengkordinir kegiatan-kegiatan. f) Mengontrol kegiatan-kegiatan. g) Merupakan pedoman bagi pelaksana. Dalam proses belajar mengajar perencanaan sering disebut dengan rencana pembelajaran. Menurut Usman (1995:61) “rencana pengajaran merupakan persiapan guru untuk mengajar setiap kali pertemuan yang berfungsi sebagai acuan untuk melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas agar lebih efektif dan efisien”. Dengan demikian dalam merencanakan pembelajaran merupakan persiapan yang disusun guru agar pengajaran berjalan lebih lancar dan hasilnya lebih baik. Aktivitas membuat perencanaan pembelajaran tersebut lazim disebut dengan perencanaan pembelajaran. Dengan demikian yang dimaksud dengan perencanaan pembelajaran menurut Imron (1995:169) adalah “suatu aktivitas merumuskan sesuatu terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan”. Sebelum guru melaksanakan pengajaran, terlebih dahulu harus membuat rencana pengajaran. Aktivitas membuat rencana pengajaran tersebut lazim disebut dengan merencanakan pembelajaran. Dengan demikian yang dimaksud dengan merencanakan pembelajaran menurut Davis (1991:169)
27 adalah suatu aktivitas merumuskan sesuatu terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan. Perencanaan pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Menurut Syafaruddin (2005:95) dalam kedudukannya sebagai manajer guru melakukan perencanaan pembelajaran yang mencakup usaha untuk “(1) menganalisis tugas, (2) mengidentifikasi kebutuhan pelatihan/belajar, (3) menulis tujuan belajar. Hal-hal yang perlu dilakukan guru dalam perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:
a) Penyusunan Program Semester dan Program Tahunan Program tahunan merupakan salah satu perencncaan pembelajaran yang dibuat oleh guru sebagai acuan dalam menyusun program semester. Menurut Kunandar (2010:236) program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan sebagai pedoman bagi pengembangan program selanjutnya. pelajaran
Isi program tahunan di antaranya adalah pembagian materi pada setiap semester, kompetensi dasar dan alokasi waktu setiap
kompetensi dasar. Penyusunan program semester merupakan pengembangan dari program tahunan. Menurut Kunandar (2010:236) program tahunan berisikan
28 garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Isi dari program semester adalah tentang bulan, pokok bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan, dan keterangan-keterangan. Isi dari program semester ini selanjutnya dijabarkan ke dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
b) Menyusun Silabus Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu. Kunandar (2010:183) menjelaskan isi silabus terdiri dari: standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Pengembangan setiap komponen tersebut merupakan kewenangan guru, termasuk pengembangan format silabus dan penambahan komponen-komponen lain dalam silabus di luar komponen minimal.
c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
menurut Kunandar (2010:262-
264) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam
silabus.
Komponen-komponen yang
terdapat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terdiri dari: (1) Identitas mata pelajaran. (2) Standar kompetensi dan kompetensi dasar. (3) Materi
29 pembelajaran. (4) Strategi pembelajaran. (5) Sarana dan sumber pembelajaran. (6) Penilaian dan tindak lanjut. Perencanaan pembelajaran merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Dengan demikian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Mulyasa (2007:213) komponen-komponen yang terdapat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar, dan penilaian.
Kompetensi dasar
berfungsi mengembangkan potensi peserta didik, materi standar berfungsi memberi makna terhadap kompetensi dasar, indikator hasil belajar berfungsi menunjukkan keberhasilan pembentukan kompetensi peserta didik, sedangkan penilaian berfungsi mengukur pembentukan kompetensi dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi standar belum terbentuk atau belum tercapai. Dengan demikian perencanaan yang disusun dalam manajemen pembelajaran terdiri dari: penyusunan program tahunan dan profram semester, penyusunan silabus, dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.
2) Mengorganisasikan Pembelajaran Setelah guru menyusun rencana pembelajaran, maka langkah selanjutnya adalah mengorganisasikan pembelajaran, yaitu menghubungkan
30 atau menggabungkan seluruh sumber daya belajar mengajar dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Menurut Arikunto (2003:26) pengorganisasian adalah “usaha untuk mewujudkan kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai suatu tujuan”. Selanjutnya Terry (1973:4) mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah membangun hubungan perilaku yang efektif di antara semua orang, karena mereka akan dapat bekerjasama secara efisien dan mencapai kepuasan pribadi dalam melakukan pekerjaan dalam konteks pengaruh lingkungan untuk mencapai tujuan dan saran. Dengan demikian pengorganisasian merupakan usaha yang dilakukan oleh sekelompok manusia dalam bentuk kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa pengorganisasian merupakan usaha untuk menciptakan hubungan tugas yang jelas antara seluruh personil organisasi, sehingga setiap personil dapat bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan organisasi. Kemampuan-kemampuan
yang
harus
dimiliki
guru
dalam
mengorganisasikan pembelajaran menurut Davis (1991:173-175) adalah sebagai berikut: a) Kemampuan menggunakan metode, media dan bahan latihan sesuai dengan tujuan pengajaran. b) Kemampuan berkomunikasi dengan siswa. c) Kemampuan mendemonstrasikan khasanah metode mengajar. d) Kemampuan mendorong dan menggalakkan keterlibatan siswa dalam pengajaran. e) Kemampuan mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan relevansinya. f) Kemampuan mengorganisasikan waktu, ruang, bahan dan perlengkapan pengajaran.
31 Pengorganisasian dalam proses belajar mengajar penting dilaksanakan untuk memperoleh hasil maksimal dalam pencapaian tujuan pengajaran yang ditetapkan. 3) Kepemimpinan Peran selanjutnya yang dilakukan guru sebagai manejer adalah memimpin siswanya dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Pidarta (2004:3)
kepemimpinan
Pengambilan
meliputi:
(a)
Mengelola
orang-orang,
keputusan dan (c) Proses mengorganisasi dan
(b)
memakai
sumber-sumber untuk menyelesaikan tujuan yang ditentukan. Dengan demikian
kepemimpinan
pendidikan
merupakan
mengambil keputusan dan mengorganisasikan
kegiatan
mengelola,
segala sesuatu yang
berhubungan dengan pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sejalan dengan uraian di atas, Hersey dan Blanchard (1978: 418 – 428) mengemukakan
pemimpin-pemimpin itu hendaknya tidak hanya
menilai perilaku kepemimpinan mereka agar mengerti bagaimana sebenarnya mereka mempengaruhi orang-orang lain, akan tetapi mereka seharusnya juga mengamati posisi mereka dan cara menggunakan kekuasaannya. Selanjutnya sifat-sifat yang harus dimiliki guru menurut Fachruddin (2003:32) dalam melaksanakan kepemimpinan adalah sebagai berikut: a) Berpengetahuan luas, kreatif, inisiatif peka, lapang dada dan selalu tanggap. b) Bertindak adil, jujur dan konsekwen. c) Bertanggung jawab. d) Selektif terhadap semua informasi. e) Memberikan peringatan ataupun nasehat. f) Memberikan petunjuk dan pengarahan. g) Memberikan contoh teladan.
32 h) Bersikap asih, asah, dan asuh. i) Selalu mengusahakan kebajikan dan kesempurnaan. Sifat-sifat di atas penting dimiliki guru dalam melaksanakan kepemimpinan agar dapat melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan secara optimal dalam proses belajar mengajar.
4) Evaluasi Belajar Evaluasi belajar merupakan upaya yang dilakukan untuk memeriksa sejauh mana siswa telah mengalami kemajuan belajar atau telah mencapai tujuan belajar dan pembelajaran. Evaluasi menurut Arikunto (2003:3) mencakup mengukur dan menilai, sebagaimana dijelaskan berikut ini: a) Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif. b) Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. c) Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas, yakni mengukur dan menilai. Selanjutnya menurut Sudijono (2009:29) Evaluasi pendidikan di sekolah mencakup tiga komponen utama yaitu: (a) Evaluasi mengenai program pengajaran, (b) Evaluasi mengenai proses pelaksanaan pengajaran, (c) Evaluasi mengenai hasil belajar (hasil pengajaran). Jadi evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa dan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam melaksanakan
manajemen
pembelajaran
terdiri
dari
merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin dan melaksanakan evaluasi dalam kegiatan pembelajaran.
33 2. Komitmen Tugas a. Pengertian Komitmen Tugas
Komitmen memberikan pengaruh besar terhadap kinerja guru. Karena itu guru perlu didorong agar memiliki komitmen tinggi terhadap profesinya. Komitmen merupakan tindakan yang diambil untuk menopang suatu pilihan tindakan tertentu, sehingga pilihan tindakan itu dapat
dijalankan dengan
mantap dan sepenuh hati. Kata komitmen berasal dari bahasa latin commitere, to connect, entrust-the state of being obligated or emotionally, impelled adalah keyakinan
yang
mengikat
(aqad).
Sedemikian
kukuhnya
sehingga
membelenggu seluruh hati nuraninya dan kemudian menggerakan perilaku menuju arah yang diyakininya (Tasmara, 2006:26). Menurut
Piet
A.
Saherttian
(2006:44)
Komitmen
adalah
kecenderungan dalam diri seseorang untuk merasa terlibat aktif dengan penuh rasa tanggung jawab. Jadi orang yang memiliki komitmen akan cenderung aktif melaksanakan tugas-tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Sementara itu Riggio (2000:227) menjelaskan “Organizational commitment is a worker’s feelings and attitudes about the entire work organization”. Artinya komitmen organisasi adalah semua perasaan dan sikap karyawan terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan organisasi dimana mereka bekerja termasuk pada pekerjaan mereka. Selanjutnya Luthans (1995:30) menjelaskan pengertian komitmen organisasi sebagai berikut: a. A strong desire to remain a member of particular organization. Keinginan yang kuat untuk mempertahankan seorang anggota organisasi tertentu.
34 b. A willingness to exert high levels of effort on behalf of the organization. Sebuah kemauan yang kuat untuk berusaha mempertahankan nama organisasi. c. A definite belief in, and acceptance of, the values and goals of the organization. Keyakinan dan penerimaan.nilai-nilai dan tujuan organisasi. Menurut Robbins (2003:140) komitmen pada organisasi merupakan suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu Organizational commitment is the collection of feelings and beliefs that people have about their organization as a whole. E. Mulyasa (2003:151) menjelaskan komitmen secara mandiri perlu dibangun pada setiap individu warga sekolah termasuk guru, terutama untuk menghilangkan setting pemikiran dan budaya kekakuan birokrasi, seperti harus menunggu petunjuk atasan dengan mengubahnya menjadi pemikiran yang kreatif dan inovatif. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa komitmen merupakan satu bentuk loyalitas dan identifikasi diri terhadap organisasi. Komitmen pada organisasi tidak hanya menyangkut pada kesetiaan karyawan pada organisasi yang bersifat positif tetapi juga melibatkan kontribusi yang aktif dengan organisasi, di mana karyawan bersedia atas kemauan sendiri untuk memberikan segala sesuatu yang ada pada dirinya guna membantu merealisasikan tujuan dan kelangsungan organisasi.
Jadi komitmen tugas
adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk merasa terlibat aktif dengan penuh rasa tanggung jawab melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Guru yang memiliki komitmen tugas yang tinggi cenderung mencurahkan
35 pikiran, perhatian, kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dengan kata lain guru tersebut memiliki motivasi yang tinggi dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar. Sebaliknya, guru yang memiliki komitmen rendah biasanya kurang memperhatikan tugas-tugasnya.
b. Dimensi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Luthans (1995:30) mengemukakan tiga dimensi didalam komitmen organisasi, antara lain : a. Affective commitment involves the employee’s emotional attachment to, identification
with,
and
involvement
in
the
organization.
Affective commitment mengacu pada keterikatan emosional, identifikasi serta keterlibatan seorang karyawan pada suatu organisasi. Komitmen afektif seseorang akan menjadi lebih kuat bila pengalamannya dalam suatu organisasi konsisten dengan harapan-harapan dan memuaskan kebutuhan dasarnya dan sebaliknya. Goal congruence orientation seseorang terhadap organisasi menekankan pada sejauh mana seseorang mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi memiliki tujuan-tujuan pribadi yang sejalan dengan tujuan-tujuan organisasi. Pendekatan ini mencerminkan keinginan seseorang untuk menerima dan berusaha mewujudkan tujuan-tujuan organisasi. Ada suatu jenis komitmen yang berkontribusi dengan pendekatan kongruensi tujuan (goal congruence approach), yaitu komitmen afektif (affective commitment) yang menunjukkan kuatnya keinginan seseorang untuk terus bekerja bagi suatu organisasi karena ia
36 memang setuju dengan organisasi itu dan memang berkeinginan melakukannya. Pegawai yang mempunyai komitmen afektif yang kuat tetap bekerja dengan perusahaan karena mereka menginginkan untuk bekerja di perusahaan itu. b. Continuance commitment involves commitment based on the costs that the employee
associates
with
leaving
the
organization.
Konsep side-bets orientation yang menekankan pada sumbangan seseorang yang sewaktu-waktu dapat hilang jika orang itu meninggalkan organisasi. Tindakan meninggalkan organisasi menjadi sesuatu yang beresiko tinggi karena orang merasa takut akan kehilangan sumbangan yang mereka tanamkan pada organisasi itu dan menyadari bahwa mereka tak mungkin mencari gantinya. c. Normative commitment involves the employee’s feelings of obligation to stay with the organization. Komitmen normatif bisa dipengaruhi beberapa aspek antara lain sosialisasi awal dan bentuk peran seseorang dari pengalaman organisasinya. Dalam penyelenggaraan pendidikan, komitmen guru antara lain tampak pada moral kerja guru. Menurut Sudarwan Danim (2004:48) Moral kerja adalah kesepakatan batiniah seorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan baku mutu yang ditetapka. Jadi komitmen tugas muncul jika seseorang memiliki sikap batin berupa kegairahan atau semangat yang kuat untuk melakukan pekerjaannya.
37 Menurut Sudarwan Danim (2004:52:53)
ada beberapa faktor yang
mempengaruhi moral kerja karyawan, yaitu: a. Kesadaran akan tujuan organisasi. Manusia yang sadar akan tujuan oraganisasinya biasanya memiliki tanggung jawab dan terdorong mencapai target kerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. b.
Kontribusi
antar
manusia
dalam
organisasi
berjalan
harmonis.
Keharmonisan ini melahirkan suasana atau iklim interaktif yang menyenangkan. Dengan suasana yang menyenangkan ini gairtah kerja seseorang, setidaknya secara hipotetik, otomatis akan dapat terangsang. c.
Kepemimpinan yang menyenangkan. Gaya kepemimpianan yang demokaratis, jujur dan adil akan membangkitkan moral kerja karyawan karena merasakan adanya pengakuan dan penghargaan.
d.
Tingkatan organisasi. Makin tinggi posisi organisasional, pekerjaan yang dilakukannya makin konseptual. Sebaliknya makin rendah posisi manusia organisasional, pekerjaan yang dilakukannya makin teknis.
e.
Upah dan gaji. Secara umum makin tinggi upah dan gaji makin tinggi pula moral kerja karyawan. Hal ini tidaklah mutlak karena pada unit kerja yang menawarkan upah dan gaji tinggi, biasanya tuntutan kerja pun sangat tinggi, sehingga tidak semua orang mampu melakukannya.
f.
Kesempatan untuk meningkat atau
promosi. Manusia organisasional
akan terdorong moral kerjanya manakala ada keyakinan bahwa dengan tampilan semacam itu terbuka akses baginya untuk meningkatkan karier atau promosi.
38 g.
Pembagian tugas dan tanggung jawab. Kejelasan akan tugas dan tanggung jawab utama membuat manusia organisasional dapat bekerja dalam suasana kepastian.
h.
Kemampuan individu. Manusia organisasional berbeda potensi, minat, inteligensi, kekuatan fisik, dan sebagainya. Orang yang mempunyai daya tanggap tinggi, dengan sinyal sedikit saja, moral kerjanya akan meningkat secara instan.
i.
Perasaan diterima dalam kelompok. Rasa diterima oleh anggota kelompok merupakan prasyarat bagi seseorang untuk dapat bekerja dengan derajat moral verja tertentu.
j.
Dinamika lingkungan. Faktor lingkungan baik fisik maupun non fisik akan menentukan apakah seseorang terdorong untuk tampil dengan moral kerja yang tinggi atau sebaliknya.
k.
Kepribadian. Manusia dengan kepribadian terbuka, umumnya moral kerjanya mudah terangsang. Sebaliknya manusia organisasional yang cenderung tertutup amat sulit menerima rangsangan dan isyarat perubahan. Jika
faktor-faktor yang mempengaruhi moral kerja
guru di atas
dikaitkan dengan pelaksanaan tugas-tugas guru, maka komitmen tugas dapat ditingkatkan dengan cara menggugah kesadaran guru tentang tujuan proses belajar mengajar, menjalin kontribusi yang harmonis antar personil sekolah, kepemimpinan Kepala Sekolah yang menyenangkan, memberikan gaji dan tunjangan profesi yang memadai (sudah dilaksanakan melalui tunjangan
39 profesi bagi guru yang sudah disertifikasi), memberikan penghargaan kepada guru berprestasi, melaksanakan pembagian tugas dan atanggung jawab, memperhatikan kemampuan individual guru, dan mencipatakan lingkungan yang kondusif untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Selain faktor-faktor yang dikemukakan di atas, faktor yang tidak kalah pentingnya dalam meningkatkan komitmen tugas guru adalah menciptakan rasa kepemilikan terhadap sekolah, untuk menciptakan kondisi ini guru harus mampu mengidentifikasi dirinya dalam organisasi sekolah. Seorang guru harus merasakan manfaat dan kenyamanan bekerja sebagai guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Kimbal Wiles dalam (Piet Sahertian, 2002:276-281) hal-hal yang diinginkan guru dalam kerjanya adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Rasa aman dan hidup layak Kondisi kerja yang menyenangkan Rasa diikutsertakan Perlakuan yang wajar dan Jujur Rasa mampu Pengakuan dan penghargaan atas sumbangan Ikut ambil bagian dalam pembentukan kebijakan sekolah Kesempatan untuk mempertahankan self respect.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa rasa aman dan hidup layak (imbalan yang diperoleh dari profesi guru memenuhi hal tersebut), kondisi kerja yang menyenangkan, rasa diikutsertakan, perlakuan yang wajar dan Jujur, rasa mampu, pengakuan dan penghargaan atas sumbangan, ikut ambil bagian dalam pembentukan kebijakan sekolah dan kesempatan untuk mempertahankan self respect, mempunyai peran besar dalam mempengaruhi komitmen guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
40 c. Indikator Komitmen Tugas Guru Guru merupakan pekerjaan profesional yang mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Guru yang professional adalah guru-guru yang mempunyai komitmen tinggi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Guru yang memiliki komitmen tugas akan berusaha untuk meningkatkan profesionalitasnya melalui peningkatan kemampuan secara terus menerus. Hal ini sejalan dengan penjelasan Karena itu menurut Sahertian (2006:45-47) yang mengatakan bahwa orang yang professional selalu mempunyai kemampuan untuk mengembangkan dirinya terus-menerus. Sejalan dengan hal di atas, Glickman sebagaimana dikutip Burhanudin dkk. (2006: 124) mengemukakan ciri-ciri komitmen tugas guru profesional, adalah sebagai berikut: (1) tingginya perhatian terhadap siswa, (2) banyaknya tenaga dan waktu yang diberikan, dan (3) bekerja sebanyak-banyaknya untuk orang lain. 1) Tingginya perhatian terhadap siswa-siswi, yaitu ditunjukkan dengan cara: a) Memberikan bimbingan. Membimbing berarti mengarahkan siswasiswi yang mempunyai kemampuan
yang lebih baik. Dalam
memberikan bimbingan ini, guru harus memahami latar belakang dan karakteristik peserta didik. b) Mengadakan komunikasi yang intensif terutama dalam memperoleh infomasi tentang peserta didik.
41 2) Banyaknya waktu dan tenaga yang dikeluarkan, yaitu: a) Guru tidak hanya pendidik didalam kelas, tetapi juga disela-sela waktu di luar jam mengajar. b) Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat 3) Bekerja sebanyak-banyaknya untuk orang lain yang terdiri dari: a. Melaksanakan tugas professional b. Melaksanakan tugas kemanusiaan c. Melaksanakan tugas kemasyarakatan Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa komitmen tugas guru dapat dilihat dari tingginya perhatian guru terhadap siswa, banyaknya tenaga dan waktu yang diberikan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru, dan bekerja sebanyak-banyaknya untuk orang lain.
B. Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian ini sebelumnya telah pernah dilaksanakan, di antaranya adalah: 1. Penelitian yang dilaksanakan oleh Maralias Siregar, 2010, dengan judul “Kontribusi Pengetahuan Tentang Manajemen Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru di Madrasah
Aliyah
Negeri 1
Padangsidimpuan”. Hasil penelitian ini adalah pengetahuan tentang manajemen pembelajaran dan motivasi berprestasi memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja Guru di Madrasah Aliyah Negeri 1 Padangsidimpuan.
42 2. Penelitian yang dilaksanakan oleh Edi Gustian, 2011 dengan judul “Hubungan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Komitmen Tugas dengan Kinerja Guru di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model
Padangsidimpuan”. Hasil penelitian ini adalah persepsi guru
tentang kepemimpinan kepala Madrasah dan komitmen tugas memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja guru di Madrasah Aliyah Negeri. Dari kedua penelitian yang relevan tersebut belum ada yang membahas secara khusus tentang kontribusi manajemen pembelajaran dan komitmen tugas terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan, yang merupakan fokus pembahasan dalam penelitian ini.
C. Kerangka Berpikir 1. Kontribusi Manajemen Pembelajaran Terhadap Kinerja Guru Kinerja guru dalam
melaksanakan pembelajaran antara lain
ditentukan oleh factor organisasi. Diantaranya adalah penerapan manajemen pembelajaran yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, melaksanakan kepemimpinan, dan evaluasi dalam kegiatan pembelajaran. Kemampuan membuat perencanaan yang baik, keterampilan melakukan komunikasi yang efektif, di mana pesan yang disampaikan guru dapat dipahami peserta didik, dan dapat mengevaluasi keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik merupakan hal yang penting dalam mewujudkan pembelajaran yang berkualitas. Penerapan merencanakan
fungsi-fungsi pembelajaran,
manajemen
pembelajaran
mengorganisasikan
seperti
pembelajaran,
43 melaksanakan fungsi kepemimpinan dalam pembelajaran dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran, akan membantu guru meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan
kegiatan
pembelajaran.
Dengan
demikian
manajemen
pembelajaran berkontribusi terhadap kinerja guru. Artinya semakin baik pelaksanaan manajemen sekolah semakin baik pula kinerja guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar.
2. Kontribusi Komitmen Tugas dengan Kinerja Guru Komitmen
tugas merupakan kecenderungan dalam diri seseorang
untuk merasa terlibat aktif dengan penuh
rasa tanggung
jawab
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Komitmen tugas merupakan unsur psikologis yang mempengaruhi kinerja guru. Guru yang komitmen
tugas
tinggi
cenderung
mencurahkan
pikiran,
memiliki perhatian,
kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugasnya, yaitu akan memberikan perhatian yang tinggi terhadap siswa, memberikan tenaga dan waktu yang sebanyak-banyaknya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, serta bekerja sebanyak-banyaknya untuk orang lain, terutama kepada siswa yang merupakan peserta didiknya. Dengan kata lain guru tersebut memiliki motivasi yang tinggi dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar. Sebaliknya, guru yang memiliki komitmen rendah biasanya kurang memperhatikan tugas-tugasnya. Seorang guru yang memiliki komitmen tugas akan berusaha untuk terlibat secara aktif dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar. Guru yang memiliki komitmen tugas akan
44 mencurahkan pikiran, perhatian, kemampuannya dalam melaksanakan tugastugasnya. Dengan demikian komitmen tugas memiliki kontribusi yang signifikan dengan kinerja guru.
3. Kontribusi Manajemen Pembelajaran dan Komitmen Tugas Terhadap Kinerja Guru Manajemen pembelajaran akan mendorong guru untuk melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Fungsi-fungsi manajemen yang berjalan dengan baik akan mendorong guru untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai perencana, pelaksana dan pengevaluasi kegiatan belajar mengajar dengan lebih baik. Komitmen tugas yang merupakan kecenderungan dalam diri seseorang untuk merasa terlibat aktif dengan penuh rasa tanggung jawab melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya akan memacu guru untuk bekerja dan berprestasi lebih baik. Komitmen tugas memacu guru untuk melaksanaan perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran dengan lebih baik sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa juga semakin baik. Keberhasilan pengajaran tidak dapat dilepaskan dari kinerja guru. Kinerja Kinerja guru antara lain tampak dari perbuatan yang dilakukan guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar. Kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar antara lain dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan luar dirinya.
45 Apabila manajemen pembelajaran berjalan dengan baik, serta guru memiliki komitmen tugas yang tinggi dalam melaksanakan tugas-tugasnya maka guru akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai perencana, pelaksana dan pengevaluasi kegiatan pengajaran, sehingga kinerja guru semakin meningkat. Dengan demikian manajemen pembelajaran dan komitmen tugas secara bersama-sama berkontribusi positif terhadap kinerja guru.
C. Hipotesis Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah 1. Manajemen pembelajaran berkontribusi terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan (Ha). 2. Komitmen tugas berkontribusi terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan (Ha). 3. Manajemen pemnbelajaran dan komitmen tugas berkontribusi
terhadap
Padangsidimpuan (Ha).
kinerja
guru
pada
secara bersama-sama SMP
Negeri
Kota
46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan kepada penelitian kuantitatif. Selanjutnya menurut Ibnu Hajar (1996) “Hasil penelitian kuantitatif disajikan dalam bentuk deskripsi dengan menggunakan angka-angka statistik”. Suharsimi Arikunto (2006:12) mengemukakan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang didasarkan kepada kuantitas data. Sesuai dengan namanya penelitian kuantitatif banyak dituntut untuk menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Sejalan dengan pengertian tersebut, tujuan penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut: Penelitian kuantitatif bertujuan untuk menguji suatu teori yang menjelaskan tentang hubungan antara kenyataan sosial. Pengujian tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah teori yang ditetapkan didukung oleh kenyataan atau bukti-bukti emperis atau tidak. Bila bukti-bukti yang dikumpulkan mendukung, maka teori tersebut dapat diterima, dan sebaliknya bila tidak mendukung teori yang diajukan tersebut ditolak sehingga perlu diuji kembali atau direvisi”. Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka penelitian ini menggunakan pendekatan yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang bertujuan “untuk menemukan ada tidaknya hubungan, dan apabila ada berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu”.(Suharsimi Arikunto:2006:251) Dengan demikian penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk korelasional.
46
47
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti. Winarno Surakhmad (1982:68) mengatakan bahwa: Populasi adalah wilayah yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Selanjutnya Suharsimi Arikunto
(2006:130) mengatakan populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Sejalan dengan pengertian tersebut, maka populasi merupakan subjek dari suatu penelitian. Dalam hal ini populasi penelitian ini adalah seluruh guru pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan tahun pelajaran 2011-2012 sebanyak 571 orang sebagaimana yang terdapat pada tabel berikut ini: Tabel 1: Populasi Guru Pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan Tahun Ajaran 2011-212 No 1 2 3 4 5
Golongan IV/a III/d III/c III/b III/a Jumlah
Jumlah 365 orang 41 orang 26 orang 95 oramg 44 orang 571 orang
2. Sampel Penetapan sampel dilaksanakan dengan menggunakan simple random sampling, yaitu pengambilan sampel tanpa memperlihatkan strata di dalam populasi. Sejalan dengan hal ini Suharsimi Arikunto (2006:109) menyatakan jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%” atau
48 lebih. Mengingat keterbatasan waktu dan biaya penelitian maka ditetapkan sampel ditetapkan sebanyak 15%. Dengan demikian sampel penelitian ini berjumlah 86 orang (15%) dari populasi. Penetapan populasi dilaksanakan dengan cara stratifikasi sampling, yaitu 15% dari jumlah guru pada setiap tingkatan golongan.
C. Definisi Operasional Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X1) dan (X2). Kemudian dari masing-masing variabel dikembangkan ke dalam beberapa indikator. 1. Kinerja guru (Y) adalah kualitas kerja yang dicapai guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Indikatornya adalah (1) kemampuan untuk melaksanakan tugas, (2) motivasi kerja. 2. Manajemen pembelajaran (X1) adalah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam kegiatan pembelajaran. Indikatornya adalah (a) perencanaan pembelajaran (b) pengorganisasian pembelajaran, (c) kepemimpinan dalam pembelajaran, dan (d) evaluasi pembelajaran. 3. Komitmen tugas (X2) adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk merasa terlibat aktif dengan penuh rasa tanggung jawab melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Indikatornya adalah (a) Tingginya perhatian terhadap siswa, (2) Banyaknya tenaga dan waktu yang diberikan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru, (3) Bekerja sebanyak-banyaknya untuk orang lain.
49 D. Pengembangan Instrumen 1. Rancangan Instrumen Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu yaitu terikat (Y) dan variabel bebas (X1) dan (X2). Kemudian dari masing-masing variabel dikembangkan ke dalam beberapa indikator sebagaimana yang diuraikan berikut ini:
a. Variabel Kinerja Guru (Y) Untuk mengumpulkan data tentang
kinerja guru (Y) disusun
instrumen yang terdiri dari 30 item. Faktor-faktor yang diukur meliputi (1) kemampuan untuk melaksanakan tugas, (2) motivasi kerja. Kisi-kisi instrumen kinerja guru adalah sebagai berikut:. Tabel 2: Kisi-Kisi Angket Kinerja Guru (Y) No 1
Indikator
Nomor Item
Jumlah
1 – 20
20
21 – 30
10
Kemampuan untuk melaksanakan tugas
2
Motivasi kerja Jumlah
30
b. Variabel Manajemen Pembelajaran ( X1) Untuk mengumpulkan data tentang
manajemen sekolah disusun
instrument yang terdiri dari 30 item. Faktor-faktor yang diukur terdiri dari: (1), perencanaan pembelajaran (2) pengorganisasian pembelajaran, (3) kepemimpinan dalam pembelajaran, (4) evaluasi pembelajaran. Selanjutnya
50 kisi-kisi angket tentang manajemen pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3: Kisi-Kisi Angket Manajemen Pembelajaran No
Indikator
Nomor Item
Jumlah
1
Perencanaan pembelajaran
1–8
8
2
Pengorganisasian pembelajaran
9 – 16
8
3
Kepemimpinan dalam
17 – 27
11
28 – 30
3
Pembelajaran 4
Evaluasi Pembelajaran Jumlah
30
c. Variabel Komitmen Tugas (X2) Untuk mengumpulkan data tentang komitmen tugas disusun instrument yang terdiri dari 30 item. Fa0ktor-faktor yang diukur meliputi: (1) tingginya perhatian terhadap siswa, (2) Banyaknya tenaga dan waktu yang diberikan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru, (3) Bekerja sebanyak-banyaknya untuk orang lain. Berdasarkan indikator tersebut, kisi-kisi instrument komitmen tugas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4: Kisi-Kisi Angket Komitmen Tugas No
Indikator
Nomor Item
Jumlah
1
Tingginya perhatian terhadap siswa Banyaknya tenaga dan waktu yang diberikan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru Bekerja sebanyak-banyaknya untuk orang lain Jumlah
1 – 10
10
11 – 20
10
21 - 30
10
2
3
30
51 2. Uji Coba Instrumen Uji coba instrument dilaksanakan sebelum angket disebarkan kepada responden yang sesungguhnya. Hal ini dilakukan kepada guru yang bukan dipilih sebagai sampel sebenarnya dengan maksud untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas butir dan pertanyaan-pertanyaan. Hasil pengolahan validitas dan reliabilitas digunakan untuk mendapatkan instrument yang yang memiliki tingkat kesahihan dan kehandalan.
a) Uji Validitas Instrumen Uji validitas instrument dilakukan dengan menguji validitas isi (content validity). Untuk mengetahui validitas isi instrument dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17.0 for Windows. Sebuah instrument dikatakan valid jika angka korelasi (rxy) lebih besar atau sama dengan regresi tabel, dan jika rxy lebih kecil dari regresi tabel maka butir instrumen tersebut tidak valid. Uji coba instrument dilaksanakan pada tanggal 12 s.d 14 Agustus 2012, yang diberikan kepada 30 orang guru SMP Negeri di Kota Padangsidimpuan, yang tidak termasuk sampel. Setelah disebarkan angket dan dilakukan uji validitas dengan menggunakan program software SPSS 17.0 for Windows. Hasilnya adalah dari 30 item angket yang diajukan tentang manajemen pembelajaran, sebanyak 27 item dinyatakan valid dan 3 item dibuang, yaitu angket no. 9, 18, 25. Dengan demikian angket yang digunakan berjumlah 27 item. Angket tentang komitmen tugas diajukan sebanyak 30 item, sebanyak 28 item dinyatakan valid, sedangkan 2 item dibuang, yaitu
52 angket no 28 dan 30, sehingga angket yang digunakan untuk komitmen tugas berjumlah 28 item. Angket kinerja guru diajukan sebanyak 30 item, sebanyak 29 item dinyatakan valid dan 1 dibuang, yaitu angket no. 25, sehingga angket tentang kinerja guru yang digunakan untuk kinerja guru berjumlah 29 item.
b) Uji Reliabilitas Dalam penelitian ini sebuah instrument dikatakan valid jika nilai α tidak lebih kecil dari 0,8. Pemeriksaan ketehandalan butir item (reliabilitas), dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for the Sosial Sciences). Pengujian dilakukan terhadap butir-butirnya yang sudah sahih. Berdasarkan hasil perhitungan maka kesimpulan uji reliabilitas data adalah sebagai berikut: Tabel 5: Kesimpulan Uji Reliabilitas Instrumen dengan Menggunakan Rumus Alpha . No Variabel rtt Ket 1
Kinerja Guru (Y)
0,958
Reliabel
2
Manajemen pembelajaran (X1)
0,890
Reliabel
3
Komitmen tugas (X2)
0,955
Reliabel
Data di atas menunjukkan bahwa nilai α dari masing-masing variabel yang diteliti (manajemen pembelajaran, komitmen tugas, dan kinerja guru) lebih besar dari 0,8, sehingga dapat disimpulkan bahwa tes yang digunakan untuk masing-masing variabel adalah reliabel, sehingga dapat digunakan sebagai instrument penelitian.
53 E. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini alat pengumpul data yang digunakan adalah angket, yaitu mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis dengan menyediakan alternatif jawaban kepada responden penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen sekolah,
komitmen tugas dan kinerja
guru. Angket ini menggunakan Skala Likert, yaitu skala yang menggunakan sangat sesuai (SS), sesuai (S) Kurang sesuai (KS) Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS), sebagaimana yang terdapat pada tabel berikut ini: Tabel 6: Skor Angket No 1 2 3 4 5
Alternatif Pilihan Sangat Sesuai (SS) Sesuai (S) Kurang Sesuai (KS) Tidak Sesuai (TS) Sangat Tidak Sesuai (STS)
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
F. Teknik Analisis Data 1. Deskripsi Data Analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan keadaan masingmasing variabel penelitian yang mencakup nilai maksimum dan nilai minimum, nilai rata-rata (mean), modus, median dan simpangan baku (standard deviation) serta histogram kurva normal. Selanjutnya untuk distribusi frekuensi dianalisis secara statistik manual. Tingkat pencapaian responden pada masing-masing variabel dicari dengan menggunakan rumus yang sama dengan uji tingkat pemahaman responden terhadap instrument penelitian. Uji coba seperti itu telah diuraikan di atas.
54 Untuk menentukan kategori tingkat pencapaian responden digunakan klasifikasi yang dikemukakan Sudjana (2009:15) berikut ini: Tabel 7: Klasifikasi Tingkat Pencapaian Responden Persentase
Kategori
90% - 100%
Sangat baik/sangat tinggi
80% – 89%
Baik/tinggi
65% - 79%
Cukup/sedang
55% - 64%
Kurang baik/kurang
0% - 54%
Tidak baik/rendah
2. Pengujian Persyaratan Analisis Analisis data dalam penelitian
ini menggunakan statistik
dalam
bentuk korelasi. Untuk dapat menggunakan analisis korelasi maka persyarakatan yang harus dipenuhi adalah data bersumber dari sampel yang dipilih secara acak, data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, kelompok populasi mempunyai varians yang homogen, independensi antar variabel
bebas, dan linieritas. Adapun penjelasan mengenai persyaratan
korelasi adalah sebagai berikut: Data yang bersumber dari sampel yang diperoleh secara acak. Prosedur pengambilan sampel dilakukan sewaktu memilih sampel dilakukan dengan cara random sampling. Pemeriksaan normalitas dengan menggunakan teknik uji Kolmogorov Smirnov. Pemeriksaan normalitas digunakan untuk melihat apakah data penelitian berdistribusi normal atau tidak.
55 Pemeriksaan independensi antar variabel bebas dengan menggunakan teknik korelasi sederhana (Product Moment). Pemeriksaan Independensi ini dilakukan untuk melihat kemandirian (independent) antar variabel bebas (X1) dan (X2) .Pemeriksaan linieritas dengan menggunakan teknik One Way Anova. Pemeriksaan lineritas dilakukan untuk menentukan kelinieran antara variabel penguasaan guru pada materi pelajaran (X1) dan pengelolaan kelas (X2) terhadap efektifitas mengajar guru (Y).
3. Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi, dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment oleh Pearson, yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 17.0. for Windows. Pengujian hipotesis dilaksanakan dengan cara mengkonsultasikan nilai rxy kepada r tabel (rt) jika rxy
rt maka hipotesis diterima. Sebaliknya jika rxy
rt maka hipotesis ditolak. Untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel X1 terhadap variabel Y, variabel X2 terhadap variabel Y, dan X1 dan X2 terhadap variabel Y, maka dilakukan uji koefisien determinasi dengan menggunakan rumus: KD
r 2 x100%
Keterangan: KD = Koefisien Determinasi r = Koefisien korelasi Product Moment.
56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Deskripsi data merupakan pemaparan hasil penelitian berdasarkan variabel masing-masing. Deskripsi data dilaksanakan berdasarkan urutan variabel, yaitu dimulai dari variabel manajemen pembelajaran (X1), variabel komitmen tugas (X2), dan kinerja guru (Y). Selanjutnya dipaparkan tentang kecenderungan variabel penelitian, uji persyaratan analisis yang terdiri dari uji homogenitas dan linieritas terhadap variabel X1, X2 dan Y. Pada akhir bab ini dilakukan pengujian hipótesis dan pembahasan hasil penelitian.
a. Kinerja Guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan Kinerja guru merupakan kualitas kerja yang dicapai guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya kinerja guru adalah kualitas kerja yang dicapai guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya (a) sebagai demonstrator, (b) sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator, dan (d) sebagai evaluator. Dari hasil penelitian yang dilaksanakan terhadap 86 orang responden, diperoleh tentang kinerja guru (Y), menyebar dari skor terendah 106 dan skor tertinggi 142, skor rata-rata (mean) sebesar 125,03, standar deviasi 0,93, nilai tengah (median) 123, dan mode 121. Data statistik variabel kinerja guru (Y), selanjutnya dapat dilihat dari rangkuman data statistik berikut ini: 56
57 Tabel 8: Data Statistik Kinerja guru (Y) No 1 2 3 4 5 6
Statistik Skor mínimum Skor maksimum Mean (Rata-rata) Median (Nilai Tengah) Mode (Nilai yang paling sering muncul) Standar Deviasi (Simpangan baku)
Skor 106 142 125,03 123 121 8,71
Data di atas menunjukkan bahwa modus dan median tidak jauh berbeda dan tidak melebihi satu simpangan baku. Ini berarti bahwa distribusi kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan cenderung normal. Gambaran distribusi frekuensi skor kinerja guru se Kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dan histogram berikut ini: Tabel 9: Distribusi Frekuensi Kinerja Guru (Y) Kelas Interval 137 -142 131 – 136 125 – 130 119 – 124
Fo 11 16 11 28
113 – 118 106 – 112
15 5 86
%fo 12,79 18,06 12,79 32,56 17,44 5,81 100
Fk 11 27 38 66 81 86
% fk 12,79 31,40 44,19 76,74 94,19 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang memperoleh skor pada interval 137 – 142 berjumlah 11 orang (12,79%), interval 131 – 136 sebanyak 16 orang (18,06%), interval 125 – 130 sebanyak 11 orang (12,79%0, interval 119 – 124 sebanyak 28 orang (32,56%), interval 113 – 118 sebanyak 15 orang (17,44%), dan interval 106 – 112 sebanyak 5 orang (5,81%). Selanjutnya data tersebut digambarkan ke dalam histogram, sebagaimana yang terdapat pada gambar berikut ini:
58 f 28 26 24 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 1 0
139,5
133,5 127,5 121,5 115,5
109
Y
XY
Gambar 2: Histogram Distribusi Frekuensi Kinerja Guru (Y) Tabel dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari skor kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan, 46,69% berada di atas skor rata-rata dan 53,31 berada di bawah interval skor rata-rata. Dengan demikian sebagian besar skor kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan berada di bawah kelas interval skor rata-rata. Selanjutnya hasil análisis tingkat pencapaian responden untuk setiap indikator dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 10: Tingkat Pencapaian Indikator Kinerja Guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan Indikator Kemampuan untuk melaksanakan tugas Motivasi kerja Skor kinerja guru secara keseluruhan
Skor Ideal
Ratarata
% Tingkat Pencapaian
Kategori
100 45
87,72 37,31
87,72 82,91
Baik Baik
145
125,03
85,32
Baik
59 Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan 85,52% berada pada skor ideal. Pencapaian tertinggi berada pada indikator kemampuan untuk melaksanakan tugas, yaitu sebesar 87,72% (kategori baik/tinggi) disusul oleh indikator motivasi kerja sebesar 82,91%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan yang dilihat dari kemampuan melaksanakan tugas dan motgivasi kerja berada pada kategori baik/tinggi.
b. Manajemen Pembelajaran (Variabel X1) Manajemen pembelajaran (X1) adalah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen pembelajaran
dalam dapat
kegiatan dilihat
pembelajaran. dari
(1)
Pelaksanaan
perencanaan
manajemen
pembelajaran
(2)
pengorganisasian pembelajaran, (3) kepemimpinan dalam pembelajaran, (4) evaluasi pembelajaran. Dari hasil penelitian yang dilaksanakan terhadap 86 orang guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan, maka diperoleh rekapitulasi data tentang manajemen pembelajaran (X1), menyebar dari skor terendah 102 dan skor tertinggi 135, skor rata-rata (mean) sebesar 119,24, standar deviasi 7,71, nilai tengah (median) 119 dan mode 110. Untuk lebih jelasnya gambaran distribusi frekuensi data statistik variabel
manajemen
pembelajaran
guru
SMP
Padangsidimpuan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Negeri
se
Kota
60 Tabel 11: Data Statistik Variabel Manajemen Pembelajaran No
Statistik
Skor
1
Skor mínimum
102
2
Skor maksimum
135
3
Mean (Rata-rata)
119,24
4
Median (Nilai Tengah)
119
5
Mode (Nilai yang paling sering muncul)
115
6
Standar Deviasi (Simpangan baku)
7,71
Data di atas menunjukkan bahwa modus dan median tidak jauh berbeda dan tidak melebihi satu simpangan baku. Ini berarti bahwa distribusi variabel
manajemen
pembelajaran
guru
SMP
Negeri
se
Kota
Padangsidimpuan cenderung normal. Gambaran distribusi frekuensi skor kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dan histogram berikut ini: Tabel 12: Distribusi Frekuensi Manajemen Pembelajaran (X1) Kelas Interval
Fo
%fo
Fk
% fk
131 - 135
6
6,98
6
6,98
126 - 130
15
17,44
21
24,42
121 - 125
19
22,09
40
46,51
116 - 120
15
17,44
55
63,95
111 - 115
17
19,77
72
83,72
106 - 110
13
15,12
85
98,54
102 - 105
1
1,16
86
100
86
100
Data di atas menunjukkan bahwa penyebaran data variabel manajemen pembelajaran adalah adalah interval 131 – 135 sebanyak 6 orang (6,98%),
61 interval 126 – 130 sebanyak 15 orang (17,44%), interval 121 – 125 sebanyak 19 orang (22,09%), interval 116 – 120 sebanyak 15 orang (17,44%), interval 111 – 115 sebanyak 17 orang (19,77%), interval 106 – 110 sebanyak 13 orang (15,12%), dan interval 102 – 105 sebanyak 1 orang (1,16%). Untuk lebih jelasnya penyebaran data manajemen pembelajaran dapat dilihat pada histogram berikut ini: f 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
1331 X 103,5
108
113
118
123
X1
128
Gambar 3: Histogram Distribusi Frekuensi Manajemen Pembelajaran (X1) Tabel 12 dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari skor manajemen pembelajaran yang diperoleh guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan, 48,84% berada di atas skor rata-rata dan 51,16% berada di bawah interval skor rata-rata. Dengan demikian sebagian besar skor manajemen pembelajaran guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan berada di bawah kelas interval skor rata-rata. Selanjutnya hasil análisis tingkat pencapaian responden untuk setiap indikator dapat dilihat pada tabel berikut ini:
62 Tabel 13: Tingkat Pencapaian Indikator Manajemen Pembelajaran Guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan Indikator Perencanaan pembelajaran Pengorganisasian pembelajaran Kepemimpinan dalam Pembelajaran Evaluasi Pembelajaran Skor manajemen pembelajaran secara keseluruhan
Skor Ideal 35 35
Ratarata 31,04 30,31
% Tingkat Pencapaian 88,69 86,60
50 15
45,19 12,68
90,38 84,53
Kategori Baik Baik Sangat baik Baik
135
119,22
87,55
Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata manajemen pembelajaran guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan sebesar 87,55% berada pada skor ideal. Pencapaian tertinggi berada pada indikator kepemimpinan
dalam
pembelajaran,
yaitu
sebesar
90,38%
(kategori
baik/tinggi) disusul oleh indikator perencanaan pembelajaran sebesar 88,69 %, pengorganisasian dalam pembelajaran
86,60%, dan evaluasi pembelajaran
84,53%. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen pembelajaran guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan yang dilihat dari perencanaan pembelajaran, pengorganisasian pembelajaran, kepemimpinan dalam pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran berada pada kategori baik/tinggi.
c. Komitmen Tugas (X2) Guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan Komitmen tugas adalah adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk merasa terlibat aktif dengan penuh rasa tanggung jawab melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Indikatornya adalah (a) senang melaksanakan tugas, (b) Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, (c) Melibatkan diri secara aktif dalam pengambilan keputusan.
63 Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan terhadap 86 orang responden, diperoleh data tentang komitmen tugas (X2) menyebar dari skor terendah 6 dan skor tertinggi 23, skor rata-rata (mean) sebesar 12,17, standar deviasi 2,8, nilai tengah (median) 12, dan mode 12. Data statistik variabel komitmen tugas (X2) di SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan, selanjutnya dapat dilihat dari rangkuman data statistik yang terdapat pada tabel berikut ini: Tabel 14: Data Statistik Variabel Komitmen Tugas (X2) No
Statistik
Skor
1
Skor mínimum
97
2
Skor maksimum
124
3
Mean (Rata-rata)
112,88
4
Median (Nilai Tengah)
113
5
Mode (Nilai yang paling sering muncul)
115
6
Standar Deviasi (Simpangan baku)
6,48
Data di atas menunjukkan bahwa dari perhitungan yang dilaksanakan diperoleh modus 115 dan median 113. Dengan demikian modus dan median tidak jauh berbeda dan tidak melebihi satu simpangan baku. Ini berarti bahwa distribusi
variabel
komitmen
tugas
guru
SMP
Negeri
se
Kota
Padangsidimpuan cenderung normal. Penyebaran data variabel komitmen tugas selanjutnya disusun kje dalam tabel distribusi frekuensi. Gambaran distribusi frekuensi skor variabel komitmen tugas guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut ini:
64 Tabel 15: Distribusi Frekuensi Komitmen Tugas (X2) Kelas Interval 121 - 124 117 - 120 113 - 116 109 - 112 105 - 108 101 - 104 97 -100
Fo 11 11 23 17 16 7 1 86
%fo 12,79 12,79 26,74 19,77 18,60 8,14 1,16 100
Fk 11 22 45 62 78 85 86
% fk 12,79 25,58 52,33 72,09 90,70 98,84 100
Data di atas menunjukkan bahwa penyebaran data variabel komitmen tugas adalah interval 121 – 124 sebanyak 11 orang (12,79%), interval 117 – 120 sebanyak 11 orang (12,79%), interval 113 – 116 sebanyak 23 orang (26,74%), interval 109 – 112 sebanyak 17 orang (1977%), interval 105 – 108 sebanyak 16 orang (18,60%), interval 101 – 104 sebanyak 7 orang (8,14%), dan interval 97 – 100 sebanyak 1 orang (1,16%). Data tersebut selanjutnya digambarkan pada histogram berikut ini: f 24 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 X 0
103,5
108
113
118
123
128
1331
Gambar 4: Histogram Distribusi Frekuensi Komitmen Tugas (X2)
X2
65 Tabel 15 dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari skor komitmen tugas yang diperoleh guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan,
45%
berada di atas skor rata-rata dan 55% berada di bawah interval skor rata-rata. Dengan demikian sebagian besar skor manajemen pembelajaran guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan berada di bawah kelas interval skor rata-rata. Selanjutnya hasil análisis tingkat pencapaian responden untuk setiap indikator dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 16: Tingkat Pencapaian Indikator Komitmen Tugas Guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan Indikator Tingginya perhatian terhadap siswa Banyaknya tenaga dan waktu yang diberikan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru Bekerja sebanyak-banyaknya untuk orang lain Skor komitmen tugas keseluruhan
Skor Ideal 50
Ratarata
% Tingkat Pencapaian Kategori
39,12
78,24
Cukup
37,93
75,94
Cukup
35,83 112,88
89,58 81,25
Baik Baik
50
40 140
Tabel di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata komitmen tugas guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan sebesar 81,25% berada pada skor ideal. Pencapaian tertinggi berada pada indikator bekerja sebanyak-banyaknya untuk orang lain, yaitu sebesar 89,58% (kategori baik/tinggi) disusul oleh indikator tingginya perhatian terhadap siswa sebesar 78,24%, dan banyaknya tenaga dan waktu yang diberikan untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebesar 75,94%. Hal ini menunjukkan bahwa komitmen tugas guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan yang dilihat dari tingginya perhatian terhadap siswa, banyaknya tenaga dan waktu yang diberikan untuk melaksanakan tugas
66 dan tanggung jawabnya sebagai guru, dan bekerja sebanyak-banyaknya untuk orang lain berada pada kategori baik/tinggi.
B. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas Uji normalitas
dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh dari lapangan penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilaksanakan dengan menggunakan uji normalitas lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) dan Shapiro-Wilk.
Apabila nilai berartisi > 0,05
signifikandata yang diperoleh berdistribusi normal. Sebaliknya apabila nilai berartisi < 0,05 signifikandata yang diperoleh tidak berdistribusi normal. Berdasarkan uji
normalitas yang dilaksanakan terhadap data
manajemen pembelajaran (X1) diperoleh P-value = 0,200 untuk uji normalitas lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) dan 0,159 untuk Shapiro-Wilk. Sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan maka data variabel
manajemen
pembelajaran berdistribusi normal karena P-value > Signifikan Alpha (0,05). Hasil uji normalitas variabel komitmen tugas (X2) diperoleh P-value = 0,058 untuk uji normalitas lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) dan 0,055 untuk Shapiro-Wilk. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan maka data variabel komitmen tugas berdistribusi normal karena P-value > Signifikan Alpha (0,05).
Uji
normalitas yang dilaksanakan terhadap data kinerja guru (Y) diperoleh Pvalue = 0,058 untuk uji normalitas lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) dan 0,055
67 untuk Shapiro-Wilk, sehingga data variabel kinerja guru (Y) berdistribusi normal karena P-value > Signifikan Alpha (0,05).
2. Uji Homogenitas Data Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan beberapa kelompok
sampel
yang
diteliti,
dengan
maksud
untuk
mengetahui
keseragamanan variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas dilaksanakan dengan menggunakan test of homogenity of variance, yaitu apabila nilai probabilitas > 0,05, maka kelompok sampel yang diteliti homogen. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai probabilitas variabel yang diteliti sebesar 0,264 dan 0,464. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian ini tergolong homogen karena 0,264 dan 0,464 > 0,05.
3. Uji Independensi Antar Variabel Bebas Uji independensi antar variabel bebas dilakukan untuk meyakinkan bahwa kedua variabel bebas tersebut tidak berkorelasi. Jika terjadi korelasi tinggi, maka ini berarti terdapat ccolineearity).
Suatu
model
regresi
problem multikolineriatas (multy harus
bebas
dari
problema
multikolinieritas, yaitu korelasi antar variabel bebas harus lemah (di bawah 0,05). Berikut ini ditampilkan rangkuman análisis hasil uji independensi antar variabel bebas berikut ini:
68 Tabel 17: Uji Independensi Antar Variabel Bebas Variabel
Sig.
Korelasi Pearson
Manajemen Pembelajaran (X1) dan
0,478
0,018
Komitmen tugas (X2) Tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara manajemen pembelajaran dan komitmen tugas terlihat lemah, yaitu sebesar 0,018 dengan nilai signifikansi 0,478 yang lebih besar dari Alpha 0,05. Hal ini menunjukkan tidak terjadi problem multikolineriatas (multy ccolineearity).
4. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi Pengujian linieritas persamaan regresi dilakukan antara variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu antara manajemen pembelajaran (X1) dengan kinerja
guru (Y) dan
Pengujian
linieritas
komitmen tugas (X2) dengan kinerja dan
keberartian
regresi
dilaksanakan
guru (Y). dengan
menggunakan uji Oneway Anova dan uji berartisi garis. Uji Oneway Anova dan uji berartisi garis dilaksanakan dengan melihat skor garis probabilitas (p), pada saat pengujian apakah persamaan regresi yang diperoleh itu linier atau tidak. Berdasarkan perhitungan yang dilaksanakan, maka hasil analisis Oneway Anova dan uji berartisi garis antara variabel manajemen pembelajaran (X1) dengan kinerja guru (Y) dan komitmen tugas(X2) dengan kinerja guru (Y) adalah sebagai berikut: 1) Hasil perhitungan untuk variabel manajemen pembelajaran (X1) diperoleh Fhitung = 42,030 dan skor p = 0,000. (lihat lampiran). Sebagai kriteria linieritas adalah apabila skor p < 0,05 maka korelasi antara variabel bebas
69 dengan variabel terikat adalah linier. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel manajemen pembelajaran dengan kinerja
guru adalah
linier. 2) Hasil perhitungan untuk variabel komitmen tugas dengan kinerja guru diperoleh Fhitung = 27.883 dan skor p = 0,000 (lihat lampiran). Sebagai kriteria linieritas adalah apabila skor p < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel komitmen tugas dengan kinerja guru adalah linier. Dari data di atas, maka dibuat hasil ringkasan uji linieritas antara variabel bebas dengan variabel terikat pada penelitian ini seperti pada tabel berikut ini: Tabel 18: Hasil Analisis Linieritas Garis Regresi No
Korelasi
F. Hitung
P Beda
Garis Regresi
1
X1 dengan Y
42,030
0,000
Linier
2
X2 dengan Y
27,883
0,000
Linier
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa variabel manajemen pembelajaran (X1) dan variabel komitmen tugas (X2) memiliki hubungan linier dengan kinerja guru (Y) di SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan. Dengan demikian uji linieritas ini telah memenuhi persyaratan untuk melakukan analisis korelasi.
C. Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan uji statistik dengan Uji t dan Uji F dan melalui teknik regresi sederhana dan regresi berganda. Regresi sederhana
70 digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan kedua, sedangkan untuk hipotesis ketiga dilakukan dengan uji regresi berganda. Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dapat dilihat pada uraian berikut ini: 1. Hipotesis Pertama Hipotesis pertama yang diajukan adalah “Terdapat kontribusi yang signifikan manajemen pembelajaran terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan”. Pengujian hipotesis dilakukan untuk melihat ada tidaknya kontribusi manajemen pembelajaran (X1) terhadap kinerja guru (Y), maka dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut: H0 = Tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara manajemen pembelajaran terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan. HI=
Terdapat
kontribusi
yang
signifikan
antara
manajemen
pembelajaran terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan. Dasar pengambilan keputusan: Terima: H0 jika nilai signifikansi > nilai signifikansi alpha (0,05) HI jika nilai signifikansi < nilai signifikansi alpha (0,05) Hasil analisis hipotesis ini terangkum pada tabel berikut ini: Tabel 19: Rangkuman Hasil Analisis Kontribusi Manajemen Pembelajaran (X1) Terhadap Kinerja Guru (Y) Korelasi
N
ry.1
86
Koefisien Korelasi ( r ) 0,577
Koefisien Determinasi (r2) 0,333
Sig. 0,000
71 Rangkuman hasil analisis di atas memberikan gambaran bahwa koefisien korelasi antara manajemen pembelajaran dengan kinerja guru (ry.1) sebesar 0,577 (0,000). Hal ini menunjukkan terdapat
hubungan
yang
signifikan antara manajemen pembelajaran dengan kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan. Selanjutnya koefisien determinasi (r2) yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah sebesar 0,333. Hal ini menunjukkan kontribusi manajemen pembelajaran terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan sebesar 33,30%. Artinya semakin baik manajemen pembelajaran yang dilaksanakan guru, semakin baik pula kinerjanya. Dengan demikian HI yang menyatakan bahwa “Terdapat kontribusi yang signifikan manajemen pembelajaran
terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota
Padangsidimpuan”, dapat diterima. Dengan terujinya hipotesis pertama secara emperis, selanjutnya dilakukan pengujian analisis tingkat keberartian persamaan regresi yang terbentuk, Pengujian ini dilakukan dengan uji-F, seperti yang terdapat pada tabel berikut ini: Tabel 20: Uji-F Tingkat Keberartian Regresi X1 dan Y ANOVA
Model 1
Penjumlahan Kuadrat
Rata-rata Kuadrat
dk
Regresi
2148.665
1
2148.665
Sisa
4294.230
84
51.122
Jumlah
6442.895
85
a. Prediktor: Manajemen Pembelajaran (X1) b.Variabel Terikat: Kinerja Guru (Y)
F 42.030
Sig. .000a
72 Berdasarkan data yang terdapat pada tabel di atas, nilai F = 42,030 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini memberikan indikasi bahwa persamaan garis regresi yang terbentuk sebagai alat prediksi untuk melihat adanya gejala hubungan antara manajemen pembelajaran dengan kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan, melalui data yang tersebar dan dapat diterima kebenarannya. Analisis lebih lanjut dari pembentukan persamaan garis regresi ini dapat dilihat berdasarkan analisis uji-t yang sekaligus untuk membuktikan apakah koefisien persamaan garis regresi
yang terdapat pada variabel
manajemen pembelajaran (X1) dapat diterima sebagai alat prediksi untuk mengidentifikasi gejala yang terjadi, seperti gejala hubungan dan sumbangan manajemen pembelajaran (X1) terhadap kinerja guru (Y). Hasil uji-t yang dimaksudkan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 21: Uji Koefisien Persamaan Garis Regresi X1 dan Y (Uji-t) Koefisien yang Bukan Standar Std. Kesalahan
Model
B
1
47.329
12.011
.652
.101
Tetap Manajemen
Korfisien Standar Beta
t
.577
Sig.
3.941
.000
6.483
.000
Pembelajar an (X1)
Variabel terikat: Kinerja Guru (Y) Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 konstanta yang terbentuk 47,329, sedangkan koefisien persamaan garis
73 regresi yang diperoleh adalah
0,557. Jika dibandingkan dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 pada tabel di atas, jauh di bawah nilai signifikansi 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa nilai koefisien persamaan garis regresi sebesar 0,557 dapat dijadikan sebagai alat prediksi untuk ikut menentukan setiap gejala yang terjadi pada variabel manajemen pembelajaran (X1) baik berupa sifat hubungan, pengaruh dan sumbangan melalui data-data variabel manajemen pembelajaran (X1). Hal ini menunjukkan jika guru tidak memiliki manajemen pembelajaran, maka kinerja yang diperolehnya adalah 47,329. Namun jika terjadi penambahan sebesar 1 (satu) satuan, pada variabel manajemen pembelajaran (X1) akan meningkat menjadi 47,329 + 0,557 x 1 = 47,886. Dari penjelasan di atas, maka diperoleh persamaan garis regresi sederhana Ŷ = a + bx1, di mana a = 47,329 dan b = 0,557, sehingga persamaan garis regresinya adalah Ŷ = 47,329 + 0,557.
2. Hipotesis Kedua Hipotesis kedua yang diajukan adalah “Terdapat kontribusi yang signifikan antara komitmen tugas terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan”. Untuk melihat ada tidaknya kontribusi komitmen tugas (X2) terhadap kinerja guru (Y), maka dilakukan pengajuan hipótesis sebagai berikut: H0 = Tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara komitmen tugas terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan.
74 HI= Terdapat kontribusi yang signifikan antara komitmen tugas terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan. Dasar pengambilan keputusan: Terima: H0 jika nilai signifikansi > nilai signifikansi alpha (0,05) HI jika nilai signifikansi < nilai signifikansi alpha (0,05) Hasil analisis hipotesis ini selanjutnya terangkum pada tabel 22 berikut ini: Tabel 22: Rangkuman Hasil Analisis Kontribusi Komitmen Tugas (X1) Terhadap Kinerja Guru (Y) Korelasi
N
ry.2
86
Koefisien Korelasi ( r ) 0,499
Koefisien Determinasi (r2) 0,249
Sig. 0,000
Rangkuman hasil analisis di atas memberikan gambaran bahwa koefisien korelasi antara komitmen tugas dengan kinerja guru (ry.1) sebesar 0,499 (0,000). Hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara komitmen tugas dengan kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan. Selanjutnya koefisien determinasi (r2) yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah sebesar 0,249. Hal ini menunjukkan kontribusi komitmen tugas terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan sebesar 24,90%. Artinya semakin baik komitmen tugas guru, semakin baik pula kinerjanya. Dengan demikian HI yang menyatakan bahwa “Terdapat kontribusi yang signifikan komitmen tugas terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan”, dapat diterima. Dengan terujinya hipotesis pertama secara emperis, selanjutnya dilakukan pengujian analisis tingkat keberartian persamaan regresi yang
75 terbentuk, Pengujian ini dilakukan dengan uji-F, seperti yang terdapat pada tabel berikut ini: Tabel 23: Uji-F Tingkat Keberartian Regresi X2 dan Y ANOVAb Model 1
Penjumlahan Kuadrat
Rata-rata Kuadrat
dk
Regresi
1605.677
1
1605.677
Sisa
4837.219
84
57.586
Jumlah
6442.895
85
F 27.883
Sig. .000a
a. Prediktor: Komitmen Tugas (X2) b. Variabel terikat: Kinerja Guru (Y) Berdasarkan data yang terdapat pada tabel di atas, nilai F = 27,883 dengan tingkat signifikansi 0,000
lebih kecil dari
0,05. Hal ini
mengindikasikan bahwa persamaan garis regresi yang terbentuk sebagai alat prediksi untuk melihat adanya gejala hubungan antara komitmen tugas dengan kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan, melalui data yang tersebar dan dapat diterima kebenarannya. Analisis lebih lanjut dari pembentukan persamaan garis regresi ini dapat dilihat berdasarkan analisis uji-t yang sekaligus untuk membuktikan apakah koefisien persamaan garis regresi komitmen tugas
(X2) dapat
yang terdapat pada variabel
diterima sebagai
alat prediksi
untuk
mengidentifikasi gejala yang terjadi, seperti gejala hubungan dan sumbangan komitmen tugas (X2) terhadap kinerja guru (Y). Hasil uji-t dimaksudkan dapat dilihat pada tabel berikut:
yang
76 Tabel 24: Uji Koefisien Persamaan Garis Regresi X2 dan Y (Uji-t) Koefisien yang Bukan Standar Model 1
B
Tetap Komitmen
Std. Kesalahan
49.387
14.349
.671
.127
Korfisien Standar Beta
T
.499
Sig.
3.442
.001
5.280
.000
tugas (X2) Variabel Terikat: Kinerja Guru (Y) Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 konstanta yang terbentuk 49,387, sedangkan koefisien persamaan garis regresi yang diperoleh adalah
0,499. Jika dibandingkan dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 pada tabel di atas, jauh di bawah nilai signifikansi 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa nilai koefisien persamaan garis regresi sebesar 0,499 dapat dijadikan sebagai alat prediksi untuk ikut menentukan setiap gejala yang terjadi pada variabel komitmen tugas (X2) baik berupa sifat hubungan, pengaruh dan sumbangan melalui data-data variabel komitmen tugas
(X2). Hal ini menunjukkan jika guru tidak memiliki
komitmen tugas, maka kinerja yang diperolehnya adalah 49,387. Namun jika terjadi penambahan sebesar 1 (satu) satuan, pada variabel komitmen tugas (X2) akan meningkat menjadi 49,387 + 0,499 x 1 = 49,886. Dari penjelasan di atas, maka diperoleh persamaan garis regresi sederhana Ŷ = a + bx1, di mana a =
49,387 dan b =0,499, sehingga
persamaan garis regresinya adalah Ŷ = 49,387 + 0,499.
77 3. Hipotesis Ketiga Hipotesis ketiga yang diajukan “Terdapat kontribusi yang signifikan antara manajemen pembelajaran dan komitmen tugas terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan”, Untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel manajemen pembelajaran (X1) dan komitmen tugas (X2) secara bersama-sama terhadap kinerja guru (Y), maka dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut: H0 = Tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara manajemen pembelajaran dan komitmen tugas terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan. HI= Tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara
manajemen
pembelajaran dan komitmen tugas terhadap kinerja guru pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan. Dasar pengambilan keputusan: Terima: H0 jika nilai signifikansi > nilai signifikansi alpha (0,05) HI jika nilai signifikansi < nilai signifikansi alpha (0,05) Hasil analisis hipotesis ini terangkum pada tabel berikut ini: Tabel 25: Rangkuman Hasil Analisis Kontribusi Manajemen Pembelajaran (X1) dan Komitmen Tugas (X2) Terhadap Kinerja Guru (Y) Korelasi
N
ry.1.2
86
Koefisien Korelasi ( r ) 0,635
Koefisien Determinasi (r2) 0,403
Sig. 0,000
Rangkuman hasil analisis di atas memberikan gambaran bahwa koefisien korelasi antara manajemen pembelajaran dan komitmen tugas dengan kinerja guru (ry.12) sebesar 0,635 (0,000). Hal ini menunjukkan
78 terdapat hubungan yang signifikan antara manajemen pembelajaran dan komitmen tugas secara bersama-sama dengan kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan.
Selanjutnya koefisien determinasi (r2) yang
diperoleh dari hasil perhitungan adalah sebesar 0,403. Hal ini menunjukkan kontribusi manajemen pembelajaran dan komitmen tugas terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan sebesar 40,30%. Artinya semakin baik manajemen pembelajaran dan komitmen tugas guru, semakin baik pula kinerjanya. Dengan demikian HI “Terdapat kontribusi yang signifikan komitmen
tugas
terhadap
kinerja
yang
menyatakan bahwa
manajemen pembelajaran dan guru
pada
SMP
Negeri
Kota
Padangsidimpuan”, dapat diterima. Dengan terujinya hipotesis pertama secara emperis, selanjutnya dilakukan pengujian analisis tingkat keberartian persamaan regresi yang terbentuk, Pengujian ini dilakukan dengan uji-F, seperti yang terdapat pada tabel berikut ini: Tabel 26: Uji-F Tingkat Keberartian Regresi X1, X2, dan Y ANOVA Model 1
Penjumlahan Kuadrat
Rata-rata Kuadrat
dk
Regresi
2599.439
1
1299.720
Sisa
3843.456
84
46.307
Jumlah
6442.895
85
F 28.068
Sig. .000a
a. Prediktor: Manajemen Pembelajaran (X1) dan Komitmen Tugas (X2) b. Variabel terikat: Kinerja Guru (Y) Berdasarkan data yang terdapat pada tabel di atas, nilai F = 28,068 dengan tingkat signifikansi 0,000
lebih kecil dari
0,05. Hal ini
79 mengindikasikan bahwa persamaan garis regresi yang terbentuk sebagai alat prediksi untuk melihat adanya gejala hubungan antara manajemen pembelajaran dan komitmen tugas secara bersama-sama dengan kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan, melalui data yang tersebar dan dapat diterima kebenarannya. Analisis lebih lanjut dari pembentukan persamaan garis regresi ini dapat dilihat berdasarkan analisis uji-t yang sekaligus untuk membuktikan apakah koefisien persamaan garis regresi
yang terdapat pada variabel
manajemen pembelajaran (X1) dan komitmen tugas (X2) dapat diterima sebagai alat prediksi untuk mengidentifikasi gejala yang terjadi, seperti gejala hubungan dan sumbangan manajemen pembelajaran (X1) dan komitmen tugas (X2) terhadap kinerja guru (Y). Hasil uji-t yang dimaksudkan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 27: Uji Koefisien Persamaan Garis Regresi X1, X2 dan Y (Uji-t) Koefisien yang Bukan Standar Model
B
1
20.555
14.294
Manajemen Pembelajaran (X1) dan
.498
.108
Komitmen Tugas (X2)
.399
.128
(Tetap)
Std. Kesalahan
Korfisien Standar Beta
T
Sig.
1.438
.154
.442
4.633
.000
.297
3.120
.002
a. Variabel Terikat: Kinerja Guru (Y) Dari tabel di atas, dijelaskan bahwa nilai konstanta signifikansi sebesar 0,000 konstanta yang terbentuk 20,555, sedangkan koefisien
80 persamaan garis regresi variabel manajemen pembelajaran (X1) sebesar 0,498 dan variabel komitmen tugas (X2) sebesar 0,399. Taraf signifikan kedua variabel itu juga tampak lebih rendah dari taraf signifikansi yang dianut, yaitu alpha 0,05 yang dipersyaratkan, yaitu 0,000 untuk variabel manajemen pembelajaran (X2) dan 0,002 untuk variabel komitmen tugas (X2). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa nilai persamaan bidang regresi yang terbentuk dapat dipakai sebagai alat untuk memprediksi gejala hubungan dan sumbungan yang terjadi dari factor manajemen pembelajaran (X1) dan faktor komitmen tugas (X2) secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa nilai konstanta sebesar 20.555 mengindikasikan bahwa jika manajemen pembelajaran dan komitmen tugas tidak diikutsertakan secara bersama-sama, maka kinerja yang diperolehnya adalah 20.555. Sedangkan nilai koefisien persamaan bidang regresi yang terbentuk dapat dipakai sebagai alat untuk memprediksi gejala hubungan dan sumbangan yang terjadi dari factor manajemen pembelajaran (X1) dan factor komitmen tugas (X2) secara bersama-sama terhadap kinerja guru (Y) SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa nilai konstanta sebesar 20.555 mengindikasikan bahwa jika tidak diikutsertakan, manajemen pembelajaran dan komitmen tugas secara bersama-sama, maka kinerja guru yang diperolehnya sebesar 20.555. Sedangkan nilai koefisien persamaan bidang regresi yaitu 0,498 untuk variabel manajemen pembelajaran (X1) dan 0,399
81 untuk variabel komitmen tugas. Hal ini mengindikasikan bahwa jika variabel manajemen
pembelajaran
(X1)
dan
manajemen
pembelajaran
(X2)
ditingkatkan sebesar 0,498 + 0,399 x 1 = 0,897. Dari penjelasan di atas, maka diperoleh persamaan regresi ganda Ŷ = a + b1X1 + b2X2 di mana a = 20.555 dan b1 = 0,498, b2 = 0,399, sehingga persamaan garis regresinya adalah Ŷ = 20.555 + 0,498X1 + 0,399X2. Dari persamaan regresi ini dapat disimpulkan bahwa manajemen pembelajaran dan komitmen tugas, secara bersama-sama memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru. Koefisien determinasi sebesar 0,403 menunjukkan bahwa kinerja guru turut ditentukan oleh manajemen pembelajaran dan komitmen tugas sebesar 40,30%, dan sisanya ditentukan faktor lain.
4. Sumbangan Relatif Variabel Bebas (X1 dan X2) Terhadap Variabel Terikat Untuk mengetahui sumbangan relative masing-masing variabel bebas secara murni atau tidak adanya pengaruh dari variabel bebas lainnya dilakukan dengan analisis korelasi parsial. Proses perhitungan ini dilakukan dengan menentukan harga r dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan melakukan pengontrolan atas variabel bebas lainnya. Hasil analisis korelasi parsial dapat dilihat pada tabel 25 berikut ini: Tabel 28: Rangkuman Sumbangan Efektif dan Relatif Variabel X1 dan X2 Terhadap Variabel Terikat (Y). Variabel
Korelasi (rxy)
X1 X2
0,577 0,499 TOTAL
Sumbangan Relatif (SR) 57,22% 42,78% 100,00%
Sumbangan Efektif (SE) 23,06% 17,24% 40,30%
82 Dari tabel 25 di atas dapat dijelaskan bahwa variabel manajemen pembelajaran (X1) memberikan sumbangan relatif (SR) sebesar 57,22% dan variabel komitmen tugas (X2) memberikan kontribusi relative sebesar 42,78%. Hal ini menginformasikan bahwa perbandingan dukungan variabel manajemen pembelajaran (X1) dan variabel komitmen tugas (X2) terhadap kinerja guru adalah sebesar 57,22% : 42,78%. Kontribusi efektif (SE)
variabel manajemen pembelajaran (X1)
terhadap kinerja guru (X1) sebesar 23,06% dan komitmen tugas (X2) terhadap kinerja guru (Y) sebesar
17,24%. Dengan demikian sumbangan variabel
manajemen pembelajaran (X1) dan komitmen tugas (X2) secara keseluruhan sebesar 40,30%.
5. Sumbangan Efektif Murni Variabel Bebas (X1 dan X2) Terhadap Variabel Terikat (Y) Untuk mengetahui sumbangan efektif masing-masing variabel secara murni atau tidak adanya pengaruh dari variabel bebas dilakukan dengan analisis korelasi parsial. Proses perhitungan ini dilakukan dengan menentukan harga r dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan melakukan pengontrolan atas variabel bebas lainnya. Hasil analisis korelasi parsial dapat dilihat pada tabel 26 berikut ini: Tabel 29: Rangkuman Korelasi variabel Antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat Variabel
Korelasi (rxy)
ry1.2 ry2.1
0,447 0,304 TOTAL
Koefisien Determinasi 0,199 0,092 100,00%
Probabilitas 0,000 0,005 40,30%
83 Dari tabel 26 dapat diketahui secara parsial besarnya sumbangan yang diberikan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat sebagai berikut: Hubungan antara variabel manajemen pembelajaran (X1) dengan kinerja guru, dengan control komitmen tugas diperoleh sebesar 0,447 dan koefisien determinasi sebesar 0,199 dan Probabilitas 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen pembelajaran guru SMP negeri se Kota Padangsidimpuan memberikan kontribusi sebesar 0,199 x 100% = 19,90% terhadap kinerja guru. Variabel komitmen tugas (X2) dengan kinerja guru (Y) dengan control manajemen pembelajaran (X1) yaitu sebesar 0,304 dan koefisien determinasi sebesar 0,092 dan probabilitas sebesar 0,005. Ini berarti komitmen tugas memberikan kontribusi sebesar 9,20% terhadap kinerja guru, bila manajemen pembelajaran guru tetap.
B. Pembahasan 1. Kontribusi Yang Signifikan Manajemen Pembelajaran Terhadap Kinerja Guru Pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam deskripsi data, yang dilanjutkan dengan análisis data dan pengujian hipótesis, diperoleh beberapa hal yang merupakan temuan penelitian, yaitu: tingkat ketercapaian manajemen pembelajaran yang diperoleh guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan, adalah sebesar 48,84%, yaitu berada di atas skor rata-rata dan
51,16% berada di bawah interval skor rata-rata. Dengan demikian
84 sebagian besar skor manajemen pembelajaran guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan berada di bawah kelas interval skor rata-rata. Skor rata-rata manajemen pembelajaran guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan sebesar 87,55% berada pada skor ideal. Pencapaian tertinggi berada pada indikator kepemimpinan dalam pembelajaran, yaitu sebesar 90,38% (kategori baik/tinggi) disusul oleh indikator perencanaan pembelajaran sebesar 88,69 %, pengorganisasian dalam pembelajaran 86,60%, dan evaluasi pembelajaran 84,53%. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen pembelajaran guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan yang dilihat dari perencanaan pembelajaran, pengorganisasian pembelajaran, kepemimpinan dalam pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran berada pada kategori baik/tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa masih perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru menerapkan anajemen pembelajaran, karena pengetahuan tentang manajemen memberikan pengaruh yang besar terhadap pelaksanaan pembelajaran. Hal ini sejalan
pendapat Syafaruddin dan Nasution (2005:79) yang menyatakan
bahwa manfaat manajemen pembelajaran adalah sebagai aktivitas profesional dalam menggunakan dan memelihara satuan program pengajaran yang dilaksanakan. Penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam pembelajaran akan meningkatkan kualitas pembelajaran. Fungsi-fungsi manajemen tersebut menurut Soetjipto dan Raflis Kosasi (2007:134-138) terdiri atas (1) perencanaan, (2) pengorganisasian, (3) pengarahan, (4) pengkordinasian, dan (5) penilaian (evaluasi).
85 Kontribusi manajemen pembelajaran dan komitmen tugas terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan sebesar 33,30%. Data ini menunjukkan bahwa
variabel
manajemen
pembelajaran memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru. pembelajaran terhadap kinerja guru memiliki
pengetahuan
dan
Kontribusi manajemen
antara lain disebabkan guru perlu
keterampilan
menerapkan
manajemen
pembelajaran dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, terutama dalam
membuat
perencanaan,
melaksanakan
melaksanakan evaluasi pembelajaran.
pembelajaran,
serta
Keith Davis dalam Nasution dan
Nasution (2005:77) menyatakan bahwa peranan guru sebagai manajer dalam proses pengajaran adalah sebagai beriku: (a) Merencanakan, yaitu menyusun tujuan belajar mengajar (pengajaran). (2) Mengorganisasikan, yaitu menghubungkan atau menggabungkan seluruh sumber daya belajar mengajar dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
(3) Memimpin, yaitu
memotivasi para siswa untuk siap menerima materi pelajaran. (4) Mengawasi, yaitu apakah pekerjaan atau kegiatan belajar mengajar mencapai tujuan pengajaran. Karena itu harus ada proses evaluasi pengajaran sehingga diketahui hasil yang dicapai. Dengan demikian adanya kebutuhan terhadap fungsi-fungsi
manajemen
menyebabkan
manajemen
pembelajaran
memberikan kontribusi terhadap kinerja guru. Perbedaan antara studi awal dengan hasil penelitian disebabkan pada waktu studi awal peneliti hanya melaksanakan wawancara dengan beberapa guru dan melakukan observasi dalam waktu yang relatif singkat. Sedangkan
86 pada penelitian yang sebenarnya, peneliti melakukan penelitian terhadap guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan yang diambil secara acak. Kinerja guru yang berada pada kategori sedang tersebut antara lain tampak dari perencanaan yang dibuat oleh guru seperti perangkat pembelajaran (program tahunan, program semester, jadwal mata pelajaran, KKM, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran seperti penguasaan materi pelajaran, penerapan strategi dan metode mengajar, pemanfaatan media pembelajaran dan sebagainya.
2. Kontribusi Yang Signifikan Antara Komitmen Tugas Kinerja Guru Pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan
Terhadap
Tingkat ketercapaian variabel komitmen tugas yang diperoleh guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan adalah sebesar 45% berada di atas skor rata-rata dan 55% berada di bawah interval skor rata-rata. Dengan demikian sebagian besar skor manajemen pembelajaran guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan berada di bawah kelas interval skor rata-rata. Ketercapain
komitmen
tugas
guru
SMP
Negeri
se
Kota
Padangsidimpuan sebesar 81,25% berada pada skor ideal. Pencapaian tertinggi berada pada indikator bekerja sebanyak-banyaknya untuk orang lain, yaitu sebesar
89,58% (kategori baik/tinggi) disusul oleh indikator
tingginya perhatian terhadap siswa sebesar 78,24%, dan banyaknya tenaga dan waktu yang diberikan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebesar 75,94%. Hal ini menunjukkan bahwa komitmen tugas guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan yang dilihat dari tingginya perhatian
87 terhadap siswa, banyaknya tenaga dan waktu yang diberikan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru, dan bekerja sebanyak-banyaknya untuk orang lain berada pada kategori baik/tinggi. Kontribusi komitmen tugas terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan sebesar 24,90%. Hal ini menunjukkan bahwa guru-guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan memiliki loyalitas dan identifikasi diri terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru, meskipun belum maksimal. Dengan demikian masih perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan
komitmen
tugas
guru
dalam
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan untuk meningkatkan komitmen tugas guru adalah dengan menumbuhkan moral kerja, yaitu kesepakatan batiniah seorang
atau sekelompok orang untuk
mencapai tujuan tertentu sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan (Sudarwan Danim, 2004: 48). Untuk meningkatkan moral kerja guru maka hubungan guru-guru, staf dan siswa harus berlangsung secara harmonis, memiliki kepemimpinan Kepala Sekolah yang menyenangkan, tingkatan organisasi yang berlangsung sebagaimana mestinya, adanya gaji yang memadai yang diperoleh guru, adanya kesempatan untuk meningkatkan karier, pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas, kemampuan individu guru, perasaan diterima di lingkungan Sekolah, adanya dimaika lingkungan untuk menjadi lebih baik, serta kepribadian yang dimiliki merupakan faktorfaktor pendukung moral kerja guru. Penjelasan di atas sesuai dengan pendapat Danim (2004:52-53) yang menyatakan bahwa: (a) Manusia yang
88 sadar akan tujuan oraganisasinya biasanya memiliki tanggung jawab dan terdorong mencapai target kerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. (b) Hubungan antar manusia yang berjalan harmonis akan melahirkan suasana atau
iklim
interaktif
yang
menyenangkan.
Dengan
suasana
yang
menyenangkan ini gairtah kerja seseorang, setidaknya secara hipotetik, otomatis akan dapat terangsang. (c) Kepemimpinan yang menyenangkan, di mana diterapkan gaya kepemimpianan yang demokaratis, jujur dan adil akan membangkitkan moral kerja karyawan karena merasakan adanya pengakuan dan penghargaan. (d) Makin tinggi posisi organisasional, pekerjaan yang dilakukannya makin konseptual. Sebaliknya makin rendah posisi amanusia organisasional, pekerjaan yang dilakukannya makin teknis. (e) Secara umum makin tinggi upah dan gaji makin tinggi pula moral kerja karyawan. Hal ini tidaklah mutlak karena pada unit kerja yang menawarkan upah dan gaji tinggi, biasanya tuntutan kerja pun sangat tinggi, sehingga tidak semua orang mampu melakukannya. (f) Manusia organizacional akan terdorong moral kerjanya manakala ada keyakinan bahwa dengan tampilan semacam itu terbuka akses baginya untuk meningkatkan karier atau promosi. (g) Pembagian tugas dan tanggung jawab. Kejelasan akan tugas dan tanggung jawab utama membuat manusia organizacional dapat bekerja dalam suasana kepastian. (h) Manusia organizacional berbeda potensi, minat, inteligensi, kekuatan fisik, dan sebagainya. Orang yang mempunyai daya tanggap tinggi, dengan sinyal sedikit saja, moral kerjanya akan meningkat secara instan. (i) Perasaan diterima dalam kelompok. Rasa diterima oleh anggota kelompok
89 merupakan prasyarat bagi seseorang untuk dapat bekerja dengan derajat moral kerja tertentu. (j) Faktor lingkungan baik fisik maupun non fisik akan menentukan apakah seseorang terdorong untuk tampil dengan moral kerja yang tinggi atau sebaliknya. (k) Manusia dengan kepribadian terbuka, umumnya
moral
kerjanya
mudah
terangsang.
Sebaliknya
manusia
organizacional yang cenderung tertutup amat sulit menerima rangsangan dan isyarat perubahan. Dari uraian di atas, hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen tugas memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru. Adanya kontribusi ini disebabkan komitmen tugas akan menimbulkan kesadaran dan motivasi yang kuat untuk melaksanakan pekerjaan atau tugasnya dengan penuh tanggung jawab.
3. Kontribusi Manajemen Pemnbelajaran Dan Komitmen Tugas Secara Bersama-sama Terhadap Kinerja Guru Pada SMP Negeri Kota Padangsidimpuan Ketercapaian
variabel
kinerja
guru
SMP
Negeri
se
Kota
Padangsidimpuan, 46,69% berada di atas skor rata-rata dan 53,31 berada di bawah interval skor rata-rata. Dengan demikian sebagian besar skor kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan berada di bawah kelas interval skor rata-rata. Skor rata-rata kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan 85,52% berada pada skor ideal. Pencapaian tertinggi berada pada indikator kemampuan untuk melaksanakan tugas, yaitu sebesar 87,72% (kategori baik/tinggi) disusul oleh indikator motivasi kerja sebesar 82,91%. Hal ini
90 menunjukkan bahwa kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan yang dilihat dari kemampuan melaksanakan tugas dan motgivasi kerja berada pada kategori baik/tinggi. Kontribusi manajemen pembelajaran dan komitmen tugas terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan sebesar 40,30%. Adanya kontribusi manajemen pembelajaran dan lomitmen tugas tersebut secara bersama-sama sebesar 40,30% membuktikan bahwa factor organisasi termasuk manajemen dan psikologis termasuk komitmen tugas berkontribusi terhadap kinerja guru. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Gibson dalam Ilyas (55-58) tentang Diagram Skematis Teori Perilaku dan Kinerja, bahwa di antara factor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja terdapat variable organisasi yang terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, imbalan, dan struktur yang merupakan bagian dari manajemen. Sedangkan pada aspek psikologis terdapat aspek sikap dan kepribadian yang di dalamnya termasuk komitmen tugas. Dari uraian di astas dapat dipahami bahwa perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan manajemen pembelajaran dan komitmen tugas agar kinerja guru semakin meningkat.
C. Keterbatasan Penelitian Pada dasarnya penelitian ini telah dilaksanakan sesuai dengan langkahlangkah yang telah ditetapkan pada metodologi penelitian. Dari hasil penelitian diketahui bahwa manajemen pembelajaran (X1) dan komitmen tugas memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan.
91 Dari analisis hasil penelitian di atas dapat diketahui masih terdapat beberapa masalah yang belum diteliti secara mendalam berkaitan kontribusi manajemen pembelajaran dan komitmen tugas terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuann. Hal ini antara lain disebabkan keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian secara lebih mendalam, sehingga dibutuhkan peran aktif responden untuk memberikan jawaban terhadap kondisi yang sebenarnya. Keterbatasan- keterbatasan yang mungkin mempengaruhi hasil akhir penelitian ini diantaranya adalah seabagai berikut: 1. Adanya kemungkinan responden penelitian yang tidak sepenuhnya berlaku jujur dalam mengisi angket dan tes yang diajukan, sehingga mungkin saja jawaban responden berbeda dengan fakta yang sebenarnya. 2. Waktu penelitian, yaitu waktu yang digunakan untuk mengumpulkan data relatif singkat, sehingga data yang diperoleh rentan terhadap berbagai bias dalam memperoleh data tersebut. 3. Kemungkinan terdapat unsur kurangnya pemahaman responden tentang pertanyaan yang diajukan yang menyebabkan jawaban responden tidak sesuai dengan yang diharapkan. 4. Pendekatan penelitian kuantitatif memiliki keterbatasan dalam penggunaan alat ukur, terutama untuk mengukur aspek-aspek psikologis
yang
menyebabkan manajemen Pembelajaran, komitmen tugas yang berada pada kategori sedang dan kinerja guru yang berada pada kategori cukup.
92 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Manajemen pembelajaran berkontribusi terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan. Analisis data perencanaan pembelajaran, pengorganisasian pembelajaran, kepemimpinan dalam pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran berada pada kategori baik. b. Komitmen tugas berkontribusi terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan. Analisis data tingginya perhatian terhadap siswa, banyaknya tenaga dan waktu yang diberikan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru, dan bekerja sebanyak-banyaknya untuk orang lain berada pada kategori baik. c. Manajemen pembelajaran dan komitmen tugas secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan. Hal ini menjelaskan bahwa untuk meningkatkan kinerja guru diperlukan kemampuan melaksanakan manajemen pembelajaran dan komitmen tugas yang baik/tinggi.
B. Implikasi Hasil Penelitian Dari hasil penelitian diketahui bahwa
terdapat kontribusi yang
signifikan secara bersama-sama antara manajemen pembelajaran dan komitmen tugas
terhadap kinerja
92
guru di SMP Negeri se Kota
93 Padangsidimpuan. Sebagai implikasinya manajemen pembelajaran dan komitmen tugas guru perlu terus ditingkatkan agar kinerja guru dalam perencanaan
pembelajaran,
pelaksanaan
pembelajaran,
dan
evaluasi
pembelajaran semakin meningkat. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru di antaranya adalah dengan meningkatkan manajemen pembelajaran melalui penyediaan buku-buku tentang manajemen pembelajaran dan pelatihan tentang manajemen pembelajaran, menumbuhkan minat baca guru, diskusi tentang manajemen pembelajaran dan komitmen tugas, dan sebagainya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampulan guru menerapkan manajemen pembelajaran, serta agar guru memiliki komitmen tugas yang tinggi dalam melaksanakan tgugas dan tanggung jawabnya. Dengan demikian diharapkan manajemen pembelajaran dan komitmen tugas guru semakin meningkat, sehingga kinerja guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran juga akan semakin meningkat pula.
C. Saran-Saran Sesuai dengan hasil penelitian, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Disarankan kepada para guru, khususnya guru-guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan untuk meningkatkan manajemen
pembelajaran,
terutama yang berkaitan dengan pengorganisasian dan pelaksanaan
94 evaluasi dalam manajemen pembelajaran agar kinerja guru
semakin
meningkat. 2. Disarankan kepada para guru, khususnya guru SMP Negeri se Kota Padangsidimpuan untuk meningkatkan komitmen tugas, terutama yang menyangkut perhatian terhadap siswa, tenaga dan waktu yang diberikan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru agar kinerja guru semakin meningkat. 3. Disarankan kepada instansi terkait, khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk melakukan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan guru menerapkan manajemen pembelajaran dan komitmen tugas guru agar kinerja guru semakin meningkat.
95 DAFTAR RUJUKAN
Anderson, Lorin W. 1989. Effektive Teacher. Amerika: McGrawhill International. Arikunto, Suharsimi, 1993. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. ----------. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah & Masyarakat Strategi Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta: Niamas Multima. ----------, 1993. Organisasi dan Administrasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. --------, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. Boediono, 2006. Kegiatan Belajar Mengajar Makalah Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Puskur, Balitbang Depdiknas. . Danim, Sudarwan, 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok, Jakarta: Rineka Cipta. Davis, Ivor K. 1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta: Rajawali Press. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Fachruddin. 2003. Administrasi Pendidikan. Bandung: Citapustaka Media. Gibson, Ivancevich dan Donelly, 1990. Hadjar, Ibnu, 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantititatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hasibuan, H. Malayu S. P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hersey and Blancchard, 1978. Management of Organizational Behavior, Utiling Human Resources. New Delhi: Prentices Hall of India Private Limited. Imron, Ali, 1995. Pembinaan Guru di Indonesia, Cet. Ketiga, Jakarta: Pustaka Jaya. Kenneth, N.Wexley. Gary A. Yuki, 2005. Organizational Behavior and Personal Psychology, Illinois: Richard. Irwin, Inc.
95
96
Luthans F, 1995. Organizational Behavior (6th ed.), Singapore: McGraw-Hill, Inc. Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu, , 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: Rosdakarya. Mondy R.W. and Premeaux, 1995. Management Concepts, Praktical and Skills. New Jersey: Prentice Hall Inc Englewood Cliffs. Pidarta, Made. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Bina Aksara. Riggio, Ronald, E. 1991. Introduction to Industrial/Organizational Psychology, Glenview, Illinois: Scott, Foresman/Little, Brown Higher Education. Robbins, S. P. 2003. Organizational behavior, New Jersey: Prentice Hall. Sagala, Syaiful, 2007. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung: Alfabeta. Sahertian, Piet A. 1981. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional. Sahertian, Piet, A. 1994. Profil Pendidik Profesional, YogJakarta: Andi Offset. Sardiman, A.M. 2000. Interaksi Belajar-mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya. Soetjipto dan Raflis Kosasi, 2007. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta. Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sulistyani, Ambar Teguh, 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan, YogJakarta: Gaya Gava Media. Surakhmad, Winarno, 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik, Bandung: Tarsito. Syafaruddin dan Irwan Nasution. 2005. Manajemen Pembelajaran. Jakarta: Quantum Teaching. Terry, George R. 1973. Principle of Management. Illionis: Richart D.Irwin Inc. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa Depdikbud, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
97 Usman, Moh. Uzer, 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya. Usman, Nasir, 2012. Manajemen Peningkatan Kinerja Guru. Jakarta: Citapustaka Media Perintis. Wahjosumidjo, 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Wether, William B. dan Keith Davis, 1996. Human Resources and Personnel Management, New York: McGraw Hill, Inc. Wardoyo, 1969. Management Beberapa Persoalan Pokok. Jakarta: CV. Mulia. Winardi. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rineka Cipta.
Lampiran : 1 ANGKET A. Pengantar Instrumen ini bertujuan untuk mengumpulkan data penelitian yang berjudul KONTRIBUSI MANAJEMEN PEMBELAJARAN DAN KOMITMEN TUGAS TERHADAP KINERJA GURU PADA SMP NEGERI KOTA PADANGSIDIMPUAN. B. Petunjuk Pengisian Angket 1. Dimohon kepada Bapak/Ibu untuk membaca dengan seksama setiap pertanyaan yang tersedia dalam Angket ini. 2. Bubuhilah tanda silang (X) pada salah satu huruf SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), KS (Kurang Sesuai), TS (Tidak Sesuai) dan STS (Sangat Tidak Sesuai) pada jawaban yang paling tepat menurut Bapak/Ibu. 3. Dimohon agar Angket ini diisi dengan jujur. 4. Setelah diisi mohon Angket ini dikembalikan kepada kami. 5. Terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu mengisi Angket ini. I. PERNYATAAN TENTANG MANAJEMEN PEMBELAJARAN (X1) No 1
Indikator Perencanaan pembelajaran:
a. Menyusun program 1. Saya menyusun program tahunan tahunan dan program pada awal tahun ajaran baru semester 2. Saya tidak pernah menyusun program tahunan. 3. Saya menyusun program semester setiap awal semester. 4. Saya tidak pernah menyusun program semester b. Menyusun silabus 5. Saya menyusun silabus setiap awal tahun ajaran baru 6. Saya tidak pernah menyusun silabus c. Membuat rencana 7. Saya membuat Rencana pelaksanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran (RPP) setiap awal tahun ajaran baru sesuai dengan panduan 8. Saya jarang menggunakan panduan ketika menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2
Jawaban
Pernyataan SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
a. Menggunakan metode, 9. Saya jarang menggunakan media SS media dan bahan pembelajaran latihan sesuai dengan 10. Saya menggunakan bahan latihan SS tujuan pengajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi yang diajarkan.
S
KS
TS
STS
S
KS
TS
STS
Pengorganisasian Pembelajaran
98
99
3
b. Berkomunikasi dengan 11. Saya melakukan kumunikasi siswa interaktif dalam kegiatan pembelajaran c. Mendemontrasikan 12. Saya menggunakan metode yang metode mengajar bervariasi dalam melaksanakan pembelajaran d. Mendorong dan 13. Saya mendorong siswa untuk mengga-lakkan berpartisipasi aktif dalam kegiatan keterlibatan siswa pembelajaran dalam pengajaran. e. Mendemonstrasikan 14. Saya berusaha menguasai materi pengu-asaan mata pelajaran dan menghubungkannya pelajaran dan dengan kehidupan siswa relevansinya.
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
f.
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
Mengorganisasikan 15. Dalam kegiatan belajar saya waktu, ruang, bahan dan mengorganisasikan waktu, ruang, perlengkapan pengajaran bahan dan perlengkapan pengajaran agar kegiatan pembelajaran berlangsung efektif
Kepemimpinan dalam Pembelajaran a. Berpengetahuan luas, 16. Saya berusaha untuk menjawab kreatif, inisiatif peka, setiap pertanyaan siswa dengan lapang dada dan selalu baik tanggap. 17. Saya malas mengurus siswa yang bandel b. Bertindak adil, jujur 18. Saya bersikap adil, jujur dan dan konsekwen. konsekwen terhadap semua siswa c. Bertanggung jawab. 19. Saya bertanggung jawab terhadap semua tindakan saya, baik di dalam kelas maupun di luar kelas d. Selektif terhadap 20. Saya mengecek kebenaran berita semua informasi yang disampaikan kepada saya e. Memberikan 21. Saya memberikan peringatan dan peringatan ataupun nasehat kepada siswa yang nasehat melakukan pelanggaran tata tertib ketika proses pembelajaran berlangsung f. Memberikan petunjuk 22. Sebelum memulai pembelajaran, dan pengarahan saya memberikan petunjuk dan pengarahan kepada siswa g. Bersikap asih, asah, 23. Saya berusaha bersikap asih, asah, dan asuh dan asuh terhadap semua siswa h. Selalu mengusahakan 24. Saya berusaha melakukan yang kebajikan dan terbaik dalam melaksanakan kesempurnaan pembelajaran
100 4
Evaluasi belajar: a. Evaluasi proses
b. Evaluasi hasil
25. Saya selalu melaksanakan evaluasi SS pada setiap pembelajaran untuk mengetahui penguasaan siswa pada materi yang disampaikan 26. Saya jarang melakukan penilaian SS formatif 27. Saya menggunakan hasil penilaian SS untuk mengukur keberhasilan belajar siswa sekaligus sebagai umpan balik untuk melaksanakan pembelajaran berikutnya.
S
KS
TS
STS
S
KS
TS
STS
S
KS
TS
STS
II. PERNYATAAN TENTANG KOMITMEN TUGAS (X2) No Indikator 1. Tingginya perhatian terhadap siswa a. Memberikan bimbingan
2
Pernyataan
Jawaban
1. Saya membimbimbing siswa dalam SS S KS TS STS mengerjakan tugas-tugas-tugas yang sulit 2. Saya membimbing siswa yang SS S KS TS STS mengalami kesulitan belajar melalui kegiatan remedial 3. Saya jarang membimbing siswa SS S KS TS STS yang mengalami kesulitan belajar 4. Saya membimbing siswa yang SS S KS TS STS telah tuntas belajar melalui kegiatan pengayaan 5. Saya jarang memberikan SS S KS TS STS pengayaan kepada siswa yang telah tuntas belajarnya 6. Saya mempertimbangkan latar SS S KS TS STS belakang keluarga siswa ketika memberikan bimbingan kepada siswa 7. Saya mempertimbangkan SS S KS TS STS karakteristik siswa ketika memberikan bimbingan kepada siswa b. Mengadakan komuni- 8. Saya mengajak siswa berdiskusi SS S KS TS STS tentang masalah yang dihadapinya kasi yang intensif dalam belajar terutama dalam 9. Saya berusaha menggali informasi SS S KS TS STS memperoleh infomasi tentang siswa dari orangtua dan tentang peserta didik. teman-temannya 10. Saya jarang menanyakan informasi SS S KS TS STS yang berkaitan dengan siswa Banyaknya tenaga dan waktu yang diberikan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru
101 a.
3
Guru tidak hanya 11. Saya memperhatikan aktivitas pendidik didalam kelas, siswa ketika waktu istirahat tetapi juga disela-sela sekolah waktu di luar jam 12. Saya jarang memperhatikan mengajar aktivitas siswa waktu istilahat sekolah 13. Saya meladeni siswa yang bertanya di luar jam mengajar 14. Saya tidak meladeni siswa yang bertanya di luar jam mengajar 15. Kadang-kadang saya memperhatikan aktivitas siswa di luar sekolah 16. Saya malas memperhatikan aktivitas siswa di luar sekolah karena tugas saya hanya di sekolah saja b. Guru sebagai 17.Saya berusaha untuk penghubung antara menyampaikan kepentingan sekolah dan masyarakat masyarakat kepada sekolah 18. Saya tidak pernah menyampaikan kepentingan masyarakat kepada sekolah 19. Saya menyampaikan kepentingan sekolah kepada masyarakat 20. Saya tidak pernah menyampaikan kepentingan sekolah kepada masyarakat Bekerja sebanyak-banyaknya untuk orang lain
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
a.
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
Melaksanakan profesional
b. Melaksanakan kemanusiaan
tugas 21. Saya berusaha memberikan contoh teladan kepada siswa agar mereka berprilaku baik 22. Saya berusaha melaksanakan tugas-tugas sebagai guru dengan sebaik mungkin 23. Saya berusaha meningkatkan pengetahuan yang berkaitan dengan guru 24. Saya berusaha untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas sebagai guru tugas 25. Selain menjadi guru, saya juga bersikap sebagai orangtua bagi siswa 26. Kadang-kadang saya membantu siswa mengatasi masalah yang dihadapinya 27. Saya malas membantu siswa
102
c. Melaksanakan kemasyarakatan
mengatasi masalah yang dihadapinya karena tugas saya adalah mengajar tugas 28. Saya malas mengikuti kegiatanSS kegiatan masyarakat karena di masyarakat karena sudah capek di sekolah
S
KS
TS
STS
III. PERNYATAAN TENTANG KINERJA GURU (Y) No Indikator 1. Kemampuan melaksanakan tugas a. Kompetensi Paedagogik
b. Kompetensi kepribadian
Pernyataan
1. Saya berusaha memahami karakteristik peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran 2. Saya menerapkan teori-teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran 3. Saya berperan aktif mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang saya ampu 4. Saya menerapkan pembelajaran yang mendidik kepada siswa 5. Saya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran 6. Saya berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik 7. Saya menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar 8. Saya memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran 9. Saya bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia 10. Saya berusaha bersikap jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat 11. Saya berusaha menjaga wibawa saya, terutama di hadapan peserta didik 12. Saya melaksanakan pekerjaan saya dengan penuh tanggung jawab 13. Saya bangga menjadi guru
Jawaban SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
103 c. Kompetensi sosial
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
a. Kinerjanya tergantung 21. Saya berusaha menggunakan SS pada usaha dan strategi dan metode mengajar yang kemampuan yang bervariasi untuk meningkatkan dimilikinya keaktifan belajar siswa dibandingkan dengan kinerja melalui 22. Saya berusaha menggunakan media SS kelompok pembelajaran yang tepat agar siswa tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran
S
KS
TS
STS
S
KS
TS
STS
SS
S
KS
TS
STS
24. Saya lebih senang bekerja secara SS mandiri
S
KS
TS
STS
b. Memiliki kemampuan 25. Saya berusaha menyelesaikan SS dalam menyelesaikan tugas tepat pada waktunya tugas-tugas yang sulit 26. Saya malas mengerjakan tugas- SS tugas yang sulit
S
KS
TS
STS
S
KS
TS
STS
d. Kompetensi profesional
14. Saya bertindak objektif kepada siswa tanpa membedakan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. 15. Saya berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. 16. Saya menguasai materi yang mendukung mata pelajaran yang diampu. 17. Saya menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu 18. Saya mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif 19. Saya mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. 20. Saya tidak memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri
2. Motivasi kerja
23. Saya tidak pernah menggunakan media pembelajaran
104 c. Melaksanakan tugas 27. Saya berusaha melaksanakan tugas SS secara optimal, efektif dalam pembelajaran secara optimal dan efisien 28. Saya berusaha melaksanakan tugas SS dengan efektif.
S
KS
TS
STS
S
KS
TS
STS
29. Saya kurang memperhatikan SS efisiensi tugas-tugas yang saya kerjakan
S
KS
TS
STS
Terimakasih semoga anda selalu sukses!!