18
Konsep Pendidikan Anak dalam Hadis Nabi SAW Agung Setiyawan
Konsep Pendidikan Anak dalam Hadis Nabi SAW (Kajian Ma’anil Hadis Sunan Ibn Majah No.3661) Agung Setiyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Email:
[email protected]
Abstrak Hadis sunan Ibnu Majah, Kitab Al-Adab, Bab Birr Al-Walid Wa Al-Hasan Ila Al-Banat, 3661 membahas tentang pendidikan bagi anak sesuai dengan yang telah dicontohkan Nabi SAW. Penelitian ini menggunakan beberapa macam pendekatan kajian diantaranya: kajian linguistik, kajian tematis komprehensif, kajian konfirmatif, analisis realitas historis, analisis generalisasi dan kritik praksis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum ada dua pelajaran utama yang disampaikan yaitu perintah memuliakan anak dan memperbaiki pendidikannya. Namun secara lebih khusus hadis tentang pendidikan anak ini memberikan beberapa pelajaran diantaranya: alasan memuliakan dan mendidik anak melalui pemahaman terhadap ayat al-Qur’an dan hadis-hadis yang setema, keutamaan mendidik anak, serta manfaat serta kegunaan hadis ini dalam menjawab berbagai permasalahan pendidikan yang berkaitan dengan orang tua dan anak. Kata kunci: Hadis, Pendidikan dan Anak
Abstract Hadith of Sunan Ibn Majah, Book of Al-Adab, Chapter of Birr Al-Wahid Aa AlHasan Ila Al-Banat, verse 3661 discussess the children education as exemplified by Prophet Muhammad SAW. This research utilizes various assessment approaches including linguistic linguistic analysis, a comprehensive thematic assessment, confirmatory study, historical reality analysis, generalization and practical criticism analysis. The results showed that generally, there are two main lessons being delivered which are the order of dignifying children and improving their education. However, this hadith provides specific lessons, including the reasons of dignifying children and educating them through the understanding of the Al qur’an verses and the thematic Hadith, the principals of educating children, also the benefits and the use of this hadith in addressing various educational issues related to parents and children. Keywords: Hadith, Education and Children
Jurnal An Nur, Volume VII, Nomer 1, Juni 2015/1436H P-ISSN: 1829-8753 || E-ISSN: 2502-0587
Konsep Pendidikan Anak dalam Hadis Nabi SAW Agung Setiyawan
19
A. Pendahuluan Hadis atau sunnah1 merupakan salah satu sumber ajaran Islam yang menduduki posisi sangat signifikan, baik secara struktural maupun fungsional. Secara struktural menduduki posisi kedua setelah al-Qur’an, namun jika dilihat secara fungsional, ia merupakan bayan (eksplanasi) terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang bersifat ‘am (umum), mujmal (global) atau mutlaq.2 Hadis sebagai sumber hukum Islam yang kedua setelah al-Qur’an telah mengalami perjalanan yang cukup panjang bukan hanya dalam kodifikasi dan penelitian validitasnya, akan tetapi juga berkembang pada pemahaman yang tepat untuk sebuah matan hadis sehingga dapat menjadi bukti keuniversalan ajaran Islam. Pemahaman hadis merupakan problematika tersendiri dalam diskursus hadis. Pemahaman hadis ditentukan terhadap hadis yang telah jelas validitasnya, minimal hadis-hadis yang dikategorikan bersanad hasan.3 Problem pemahaman hadis Nabi merupakan persoalan yang sangat urgen untuk diangkat. Hal demikian berangkat dari realitas hadis sebagai sumber kedua ajaran Islam setelah al-Qur’an yang dalam banyak aspeknya berbeda dengan al-Qur’an.4 1 Jumhur ulama hadis menyamakan istilah hadis dengan sunnah. Lihat Muhammad’Ajjaj al-Khatib, Ushul al-Hadis Ulumuhu wa Mushthalahuhu (Beirut: Dar al-Fikr, 1989), hlm.25 2 Abdul Mustaqim, Ilmu Ma’anil Hadis Paradigma Interkoneksi (Yogyakarta: IDEA Press, 2008), hlm. 25. 3 Pemahaman terhadap hadis menurut M. Syuhudi Ismail merupakan sebuah usaha untuk memahami hadis secara tepat dengan mempertimbangkan faktor yang berkaitan dengannya. Indikasi-indikasi yang meliputi matan hadis akan memberikan kejelasan dalam pemahaman hadis, apakah suatu hadis akan dimaknai dengan tekstual atau kontekstual. Pemahaman akan kandungan hadis apakah suatu hadis termasuk kategori temporal, lokal, universal yang juga mendukung pemahaman yang tepat terhadap hadis. Lihat M. Syuhudi Ismail, Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual (Jakarta: Bulan Bintang, 1994), hlm. 89 4 Salah satu aspek kuat perbedaan antara keduanya tampak pada proses pengkodifikasian hadis yang relatif jauh setelah wafatnya Nabi SAW, yang dimulai pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz dengan memberikan instruksi kepada Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm (wafat 117 H) dan juga kepada Muhammad bin Syihab azZuhri (wafat 124 H), berbeda dengan Al-Qur’an yang relatif dekat dengan masa hidup Nabi SAW, inilah yang menjadi problem utama hadis yang senantiasa mencuat ke permukaan,
Jurnal An Nur, Volume VII, Nomer 1, Juni 2015/1436H P-ISSN: 1829-8753 || E-ISSN: 2502-0587
20
Konsep Pendidikan Anak dalam Hadis Nabi SAW Agung Setiyawan
Penelitian ini berusaha mengkaji hadis sunan Ibnu Majah, Kitab AlAdab, Bab Birr Al-Walid Wa Al-Hasan Ila Al-Banat, 3661 yang membahas tentang pendidikan anak. Karena begitu pentingnya pendidikan bagi anak, maka pemahaman terhadap hadis ini perlu sekali dikaji dan dimengerti untuk selanjutnya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Pembahasan 1. Teks Hadis Sunan Ibnu Majah, Kitab Al-Adab, Bab Birr Al-Walid Wa Al-Hasan Ila Al-Banat, 3661
َح َّدثَنَا الْ َع َّب ُاس ْب ُن الْ َو ِلي ِد ِّالد َم ْش ِق ُّي َح َّدثَنَا عَ ِل ُّي ْب ُن َع َّي ٍاش َح َّدثَنَا َس ِعيدُ ْب ُن ُِع َم َار َة أ� ْخبَ َ ِنري الْ َح ِار ُث ْب ُن النُّ ْع َم ِان َس ِم ْع ُت أ�ن َ َس ْب َن َما ِل ٍك يُ َح ِّد ُث َع ْن َر ُسول 5 الل َّ ِه َصلَّى الل َّ ُه عَلَ ْي ِه َو َسل َّ َم قَا َل أ� ْك ِر ُموا أ� ْو َل َد ُك ْم َو� ْأح�سِ ُنوا أ� َدبَه ُْم Artinya: ‘Abbas bin Walid ad Dimasyqi telah menceritakan kepada kami ‘Ali bin ‘Ayyas telah menceritakan kepada kami Sa’id bin ‘Umaroh telah menceritakan kepada kami, Haris bin Nu’man memberitahukan kepadaku bahwa aku mendengar Anas bin Malik menceritakan dari Nabi Muhammad SAW, bersabda: “Muliakanlah anak-anakmu dan perbaikilah pendidikan mereka”. (HR.Ibnu Majah)
Hadis di atas diriwayatkan oleh Ibnu Majah terdapat dalam Kitab Al-Adab, Bab Birr Al-Walid Wa Al-Hasan Ila Al-Banat dengan nomor hadis 3661. Selain diriwayatkan oleh Ibnu Majah, berdasarkan hasil penelusuran melalui CD ROM Maktabah Syamilah hadis yang senada dengan tema ini juga terdapat dalam riwayat yang lain, yaitu:
mempersoalkan otentisitas hadis. Lihat Suryadi, Metode Kontemporer Memahami Hadis Nabi (Yogyakarta: Teras, 2008), hlm. 1-2. 5 Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, kitab al-Adab, Bairr al-Walid wa al-Ihsan ila al-Banat, Juz 11, hlm. 64, No. 3661 dalam CD ROM Mausu’ah al-Hadis as-Syarif al-Kutub at-Tis’ah Glabal Islamic Software, 1997. Jurnal An Nur, Volume VII, Nomer 1, Juni 2015/1436H P-ISSN: 1829-8753 || E-ISSN: 2502-0587
Konsep Pendidikan Anak dalam Hadis Nabi SAW Agung Setiyawan
No
Nama Kitab
21
Jumlah Hadis
Keterangan Bab al-Haris bin Nu’maan
1.
Al-Du’afa al-Kabir li al-‘Aqli
1
2.
Musnad al-Jami’
1
3.
Al-Silsilah al-Da’ifah Muhtsaroh
1
4.
Da’if al-Targhib wa al-Targhib
1
Kitab al-Nikah wama yata’allaqa bihi
5.
Sahih wa Da’if Sunan Ibnu Majah
1
3671
6.
Mizan al-I’tidal
1
Juz I
7.
Dhu’afa al ‘aqili
1
Juz I
8.
Mukhtashor tarikh dimasyqy
1
Bab Dawud bin ‘Ali bin Abdullah
9.
Tarikh Baghdad
1
Hadis ini menegaskan pentingnya sebuah pendidikan, khususnya pendidikan bagi seorang anak. Dari redaksi hadis di atas jelas bahwa hendaknya orang tua memperhatikan pendidikan terhadap anakanaknya. Mengingat Hadis ini sangat penting, maka peneliti tertarik untuk meneliti hadis tersebut dengan menggunakan beberapa macam kajian diantaranya: kajian linguistik, kajian tematis komprehensif, kajian konfirmatif, analisis realitas historis, analisis generalisasi dan kritik praksis yang berkenaan dengan hadis tersebut.
Jurnal An Nur, Volume VII, Nomer 1, Juni 2015/1436H P-ISSN: 1829-8753 || E-ISSN: 2502-0587
22
Konsep Pendidikan Anak dalam Hadis Nabi SAW Agung Setiyawan
2. Kajian Linguistik
Kosa kata hadis:
‘ = أ� ْك ِر ُم ْواMuliakanlah’, أ� ْك ِر ْمmerupakan bentuk Amr dari fiil madhi ( أ� ْك َر َمmemuliakan) yang berasal dari kata َك ْر ًما-يَ ُك ُر ُم-( َك ُر َمmulia) yang
mendapat tambahan huruf hamzah ta’diyah di awal menjadikan fi’il muta’addi (transitif). ( = ) ْواwawu jamak sebagai fail atau subjek dari kata أ� ْك ِر ْم.6
‘ = أ� ْو َال َد ُك ْمAnak-anakmu’, Maf’ul bih (obyek) dari kata أ� ْك ِر ُم ْواberupa َ أ� ْوbentuk jamak dari kata َولَ ٌدyang berarti susunan idhafiyah ,ال ٌد (anak, bayi) merupakan mudhaf, sedangkan ُك ْمdhamir muttashil untuk
mudzakkar mukhatab jamak mabni sukun merupakan mudhaf ilaih.7 َ أ� ْوbentuk jamak Pengertian anak disini diriwayatkan dengan kata ال ٌد َ dari kata َول ٌدyang dalam pengertiannya bukan hanya anak kandung dari hubungan biologis saja, akan tetapi bisa anak didik (murid), anak َ أ� ْوlebih umum angkat, dan sebagainya. Jadi kata َول َ ٌدyang jama’nya ال ٌد dari kata أ�بْنَاءbentuk jamak dari kata � ْب ٌنyang hanya diartikan sebagai إ anak dari hubungan biologis (anak kandung).
‘ � ْأح�سِ ُن ْواPerbaikilah, أ� ْح ِس ْنmerupakan bentuk Amr dari fiil madhi ( أ� ْح َس َنmemperbaiki) yang berasal dari kata َح�سَنًا-ي َ ْح ُس ُن-َح ُس َن
(baik,bagus,cantik) yang mendapat tambahan huruf hamzah ta’diyah di awal menjadikan fi’il muta’addi (transitif). ( = ) ْواwawu jamak sebagai fail atau subjek dari kata أ� ْح ِس ْن.8
‘ = أ� َدبَه ُْمPendidikan mereka’, Maf’ul bih (obyek) dari kata � ْأح�سِ ُن ْوا berupa susunan idhafiyah, َب ٌ أ�دyang berarti (pendidikan, adab, sopan, budi baik) merupakan mudhaf, sedangkan ه ُْمdhamir muttashil untuk َ أ� ْوmabni sukun merupakan mudzakkar ghoib jamak kembali ke kata ال ٌد mudhaf ilaih.9
6
A. W. Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), hlm. 1203. Lihat juga abu bakar Muhammad, metode praktis tashrif, (Surabaya: karya abditama, 1995), hlm. 54. 7 A. W. Munawwir, Al-Munawwir…., hlm. 1580 8 Ibid.,, hlm. 54. 9 Ibid., hlm. 12-13. Jurnal An Nur, Volume VII, Nomer 1, Juni 2015/1436H P-ISSN: 1829-8753 || E-ISSN: 2502-0587
Konsep Pendidikan Anak dalam Hadis Nabi SAW Agung Setiyawan
23
Dari pemaknaan di atas, hadis tersebut lebih jelasnya menerangkan perintah untuk memuliakan anak serta memperbaiki pendidikan bagi mereka. Perlu digaris bawahi bahwa yang dimaksudkan anak di sini bukanlah anak dari hubungan biologis saja akan tetapi anak yang bermakna umum sebagaimana penjelasan di atas. Alasan perintah memuliakan anak bagi orang tua karena anak merupakan perhiasan mereka di dunia dan titipannya Allah SWT yang akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat, sedangkan memperbaiki pendidikan mereka secara tidak langsung adalah merupakan salah satu wujud tindakan tanggung jawab orang tua sekaligus sebagai bentuk pemuliaan terhadap anak-anaknya. Karena anak-anak dididik agar menjadi anak yang saleh dan salehah, paham agama serta berguna bagi sesamanya. Oleh sebab itu, hadis di atas dapat dipahami bahwa memuliakan anak dengan memperbaiki pendidikannya merupakan dua hal yang saling berkaitan. Pendidikan -khususnya dalam bidang keagamaanyang diberikan orang tua kepada anak menunjukkan sejauhmana ia memuliakan anak-anaknya. Semakin baik kualitas pendidikan yang diberikan orang tua semakin baik pula ia memuliakan anakanaknya, begitu pula sebaliknya, semakin rendah pendidikan anak maka menunjukkan semakin rendahnya bentuk pemuliaan terhadap anaknya.
3. Kajian Tematis Komprehensif (menghimpun hadis-hadis yang setema) Menurut Yusuf al-Qaradhawi, untuk menghindari kesalahan dalam memahami kandungan hadis yang sebenarnya, perlu menghadirkan hadis-hadis lain yang setema.10 Hadis sunan Ibnu Majah, Kitab Al-Adab, Bab Birr Al-Walid Wa AlHasan Ila Al-Banat, 3661 didukung oleh hadis-hadis yang berhubungan dengan pendidikan bagi anak, diantaranya: a. Mendidik anak dengan kasih sayang 10
Suryadi, Metode…, hlm. 145. Jurnal An Nur, Volume VII, Nomer 1, Juni 2015/1436H P-ISSN: 1829-8753 || E-ISSN: 2502-0587
24
Konsep Pendidikan Anak dalam Hadis Nabi SAW Agung Setiyawan
حدثنا سفيان بن، قال عمرو. جميعا عن سفيا.) وحدثني عمرى التقدد زابن اب�ي عمر1( عن أ�ب�ي هريرة “ أ�ن ا ألقرع بن حابس أ�بصر، عن أ�ب�ي سالمة، عن الزهري،عيينة ْ فقال “�إن لي.النب�ي صلى الله عليه وسلم يقبل الحسن عشرة من الولد ما قبلت ّ ” (رواه. �إنه من لم يرحم ال يرحم، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم.واحدً ا منهم )أ�بو داود Artinya: Menceritakan kepadaku ‘Amar Al-Naqid Dan Ibn Abi ‘Umar. Sekalian dari Sufyan. Berkata ‘Amr, “Menceritakan kepada kami Sufyan ibn ‘Uyainat, dari Zuhri, dari Abi Salamat, dari Abu Hurairah, bahwa Aqra’ bin Habis pernah melihat Nabi SAW sedang mencium Hasan. Dia (Aqra’ bin Habis) lalu berkata, “Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh orang anak tetapi aku tidak pernah mencium seorang pun dari mereka, kemudian Rasulullah bersabda, ”Sesungguhnya barang siapa yang tidak mengasihi, tidak akan dikasihi.” (HR. Abu Daud)11
Hadis di atas menggambarkan contoh perilaku Rasulullah dalam menyayangi anak, ditunjukkan dengan mencium cucunya ‘Hasan’. Hadis ini juga memberikan pelajaran untuk selalu bersikap kasih sayang terhadap sesama sekaligus ancaman bagi siapapun yang tidak melakukannya. b. Keutamaan mendidik anak
) َح َّدثَنَا ُقتَ ْي َب ُة َح َّدثَنَا ي َ ْح َي ْب ُن ي َ ْعلَى َع ْن نَ ِص ٍح َع ْن ِس َم ِاك ْب ِن َح ْر ٍب َع ْن َجا ِب ِر ْب ِن َس ُم َر َة2( قَا َل قَا َل َر ُس ْولِ الل ِه َصلَّى الل ُه عَلَ ْي ِه َو َسل َّ َم َ َأل ْن ي ُّ َؤ ِ ّد َب َّالر ُج ُل َولَدَ ُه َخي ٌْر ِم ْن أ� ْن ي َ َت َصد ََّق 12 ) (رواه ابو داوود.ٍب َِصاع Artinya: Menceritakan kepadaku Qutaibah, menceritakan kepadaku Yahya ibn Ya’la dari Nasih dari Simak ibn Harb dari Jabir ibn Samrah ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Jika ada seseorang yang mendidik anaknya, itu lebih baik ketimbang bersedekah dengan satu sha’. (HR Abu Daud). 11
Samsul Nizar dan Zainal Effendi H., Hadis Tarbawi: Membangun Kerangka Pendidikan Ideal Perspektif Rasulullah, (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), Hlm. 45-46. 12 At-tirmidzi, Sunan At-tirmidzi, kitab Maa ja a fi al-walad, Juz 7, hlm. 205, No. 1874 dalam CD ROM Maktabah Syamilah. Jurnal An Nur, Volume VII, Nomer 1, Juni 2015/1436H P-ISSN: 1829-8753 || E-ISSN: 2502-0587
Konsep Pendidikan Anak dalam Hadis Nabi SAW Agung Setiyawan
25
Hadis di atas menjelaskan betapa penting dan utamanya mendidik anak, hingga Rasulullah SAW mengibaratkan mendidik anak itu lebih baik daripada bersedekah dengan satu sha’. c. Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci
:) حدثنا زهير بن حرب حدثنا جرير عن ا ألعمش عن أ�ب�ي صالح عن أ�ب�ي هريرة قال3( “ َما ِم ْن َم ْولُ ْو ٍد �الَّ ي َ ِلدُ عَ َلى ْال ِف ْط َر ِة فَ�أبـَ َوا ُه أ�ن:قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إ 13 ) (رواه البخاري.ي ُـهَـ ِّو َدا ِن ِه أ� ْو يُـنَ ّ ِص َرا ِن ِه أ� ْو يُ َم ِ ّج َسا ِن ِه Artinya: Menceritakan kepada kami Zuhair ibn Harb, menceritakan kepada kami Jarir, dari A’masy dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tidak seorangpun bayi (anak kecil) yang dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, maka kedua ibu bapaknya yang membuatnya yahudi, atau nasrani, atau majusi,(HR. Bukhari)”.14
Dari hadis di atas jelaslah bahwa setiap manusia yang terlahirkan di dunia ini dalam keadaan fitrah (dalam keadaan Islam), sedangkan yang menjadikan anak itu menjadi seorang yahudi, nasrani, dan majusi itu semua karena peranan dari kedua orang tua yang telah mendidiknya. d. Anak adalah generasi penerus masa depan Nabi SAW bersabda:
)) عَ ِل ّ ُم ْوا أ� ْو َال َد ُك ْم فَ�نَّه ُْم َم ْخلُ ْو ُق ْو َن ِل َز َم ٍن غَيْ ِر َز َم ِن ُك ْم (رواه أ�بو داوود4( إ Artinya:“Ajarilah anak-anakmu, karena sesungguhnya mereka diciptakan untuk suatu masa selain masamu”. (HR. Abu Daud).
13
Al-Bukhori, Shahih al-Bukhori, kitab al-Jana’iz, bab Ma Qila fi Aulad al-Musyrikin, no. hadis: 1296. 14 Al-Bukhori, Shahih al-Bukhori , No. Hadis 1296, Al-muslim, shahih Al-muslim No. Hadis 6828) Jurnal An Nur, Volume VII, Nomer 1, Juni 2015/1436H P-ISSN: 1829-8753 || E-ISSN: 2502-0587
26
Konsep Pendidikan Anak dalam Hadis Nabi SAW Agung Setiyawan
Dari hadis di atas menjelaskan bahwa anak adalah merupakan generasi penerus perjuangan bangsa, maka sudah sewajarnya anak dididik agar menjadi generasi yang berakhlak mulia, berpendidikan dan bermanfaat bagi bangsa dan agamanya. Hadis-hadis yang telah disebutkan di atas dapat berfungsi sebagai pembanding dan penjelas hadis sunan Ibnu Majah, Kitab Al-Adab, Bab Birr Al-Walid Wa Al-Hasan Ila Al-Banat, 3661 tentang konsep pendidikan anak. Dan dapat diambil beberapa pelajaran diantaranya: orang tua berperan sangat penting dalam pendidikan anak, mendidik anak harus dengan penuh kasih sayang, anak harus dididik dengan pengetahuan yang berguna dan bermanfaat dan sungguh besar pahala yang akan didapat orang tua yang mendidik anaknya, yakni akan dibalas oleh Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat kelak.
4. Kajian Konfirmatif (Memahami Hadis Sesuai dengan Petunjuk al-Qur’an). Keharusan mengikuti hadis bagi umat Islam baik berupa perintah maupun larangannya sama halnya dengan kewajiban mengikuti alQur’an. Hal ini karena hadis merupakan mubayyin terhadap al-Qur’an. Dengan demikian, antara hadis dengan al-Qur’an memiliki kaitan sangat erat, yang untuk memahami dan mengamalkannya tidak bisa dipisah-pisahkan atau berjalan sendiri-sendiri.15 Menurut Yusuf al-Qaradhawi, untuk memahami hadis yang benar, harus sesuai dengan petunjuk al-Qur’an. Dengan mengutip pendapat Ibn al-Qayyim (w. 751 H./1350M.) dalam bukunya I’lam al-Muwaqqim,Yusuf al-Qaradhawi mengemukakan adanya hubungan yang signifikan antara sunnah dengan al-Qur’an.16 Diantara dalil al-Qur’an yang sesuai dengan hadis di atas adalah: a. Anak-anak Adalah Perhiasan Kehidupan Dunia
ٱ ٱ ون ِزينَ ُة �ٱلۡ َح َي ٰو ِة �ٱل ُّدنۡ َياۖ َو�ٱلۡ َب ٰـ ِق َي ٰـ ُت �ٱ َّلص ٰـ ِل َح ٰـ ُت َخيۡ ٌر ِعندَ َرب ّ َِك ثَ َو ًاب َ �لۡ َم ُال َو�لۡ َب ُن 15
Utang Ranuwijaya, Ilmu Hadis, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001), hlm. 19. Suryadi, Metode…, hlm. 137.
16
Jurnal An Nur, Volume VII, Nomer 1, Juni 2015/1436H P-ISSN: 1829-8753 || E-ISSN: 2502-0587
Konsep Pendidikan Anak dalam Hadis Nabi SAW Agung Setiyawan
27
َو َخيۡ ٌر أ� َم ًال Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (QS: Al-Kahfi: 46)
Ayat di atas menjelaskan peranan anak bagi orang tua, diibaratkan seperti perhiasan. Oleh sebab itu sudah selayaknya orang tua memuliakan anak-anaknya, seperti halnya ia menjaga dan merawat perhiasan/barang-barang berharga lain miliknya. b. Anak Laki-laki maupun perempuan merupakan Pemberian Allah
ِ ِلّل َّ ِه ُملۡ ُك �ٱ َّلس َم ٰـ َو ٲت َو�ٱ ۡ َأل ۡر ِۚض ي َ ۡخلُ ُق َما يَشَ ا ُٓۚء يَہ َُب ِل َمن يَشَ ا ٓ ُء �ن َ ٰـ ۬ثًا َويَه َُب ِل َمن إ ِ أ� ۡو يُ َز ِّو ُجه ُۡم ُذ ۡك َر ۬ ًان َو�ن َ ٰـ ۬ثًۖا َوي َ ۡج َع ُل َمن يَشَ ا ٓ ُء َع ِقي ًماۚ �ن َّ ُه ۥ عَلي ۬ ٌم 49 يَشَ ا ٓ ُء �ٱ ُّلذ ُك َور إ إ 50 قَ ِد ۬ ٌير Artinya: “Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan [kepada siapa yang dikehendaki-Nya], dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. As-Syura: 49-50)
c. Hak Anak untuk Mendapatkan Pengurusan
َوالْ َوا ِلدَ ُات يُ ْر ِض ْع َن أ� ْو َل َده َُّن َح ْولَيْ ِن َكا ِملَيْ ِن ِل َم ْن أ� َرا َد أ� ْن يُ ِت َّم َّالرضَ اعَ َة َوعَلَى ِ الْ َم ْولُو ِد لَ ُه ِر ْز ُقه َُّن َو ِك ْس َوتُه َُّن ِبلْ َم ْع ُر وف َل تُ َكل َّ ُف ن َ ْف ٌس � َّل ُو ْس َعهَا َل تُضَ َّار إ َوا ِلدَ ٌة ب َِولَ ِدهَا َو َل َم ْولُو ٌد لَ ُه ب َِولَ ِد ِه َوعَلَى الْ َو ِار ِث ِمثْ ُل َذ ِل َك فَ� ْن أ� َرادَا ِف َص ًال إ َُع ْن تَ َر ٍاض ِمنْهُ َما َوتَشَ ُاو ٍر فَ َل ُجنَ َاح عَلَ ْيهِ َما َو� ْن أ� َر ْدت ُْم أ� ْن ت َ ْست َ ْر ِض ُعوا أ� ْو َل َدك ْم إ Jurnal An Nur, Volume VII, Nomer 1, Juni 2015/1436H P-ISSN: 1829-8753 || E-ISSN: 2502-0587
28
Konsep Pendidikan Anak dalam Hadis Nabi SAW Agung Setiyawan
ِ فَ َل ُجنَ َاح عَلَ ْي ُك ْم � َذا َسل َّ ْم ُت ْم َما �آتَيْ ُت ْم ِبلْ َم ْع ُر وف َوات َّ ُقوا الل َّ َه َوا ْعلَ ُموا أ� َّن الل َّ َه ِب َما إ 233ون ب َ ِص ٌير َ ُتَ ْع َمل Artinya: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih [sebelum dua tahun] dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (QS. AlBaqarah: 233)
d. Hak Anak Mendapatkan Pembimbingan dan Pendidikan
َو� ۡذ قَا َل لُ ۡق َم ٰـ ُن ِلٱبۡ ِن ِهۦ َوه َُو ي َ ِع ُظ ُه ۥ ي َ ٰـ ُبنَ َّى َل تُشۡ ِركۡ بِ�ٱلل َّ ِ ۖه � َّن �ٱ ِ ّلش ۡركَ ل َ ُظلۡ ٌم َع ِظي ۬ ٌم إ إ ُ ِ ِ َو َو َّص ۡينَا �ٱ ۡل َنس ٰـ َن ب َِوٲ ِلدَ يۡ ِه َح َملَ ۡت ُه أ� ُّم ُه ۥ َو ۡهنًا عَلَ ٰى َوه ٍ۬ۡن َوف َص ٰـل ُه ۥ فى عَا َميۡ ِن 13 ِإ 14 أ� ِن �ٱ ۡشڪ ُۡر ِلى َو ِل َوٲ ِلدَ يۡ َك �لَ َّى �ٱلۡ َم ِص ُير َو�ن َج ٰـهَدَ اكَ عَلَ ٰ ٓى أ�ن تُشۡ ِركَ بِ�ى إ ِ إ ٱ ٱ ۬ ِ ِ ً َما لَيۡ َس ل َ َك ِب ِهۦ ِعلۡ ۬ ٌم فَ َل تُط ۡعهُ َمۖا َو َصاح ۡبهُ َما فى �ل ُّدنۡ َيا َم ۡع ُروفۖا َو�ت َّ ِب ۡع َسبِي َل 15 ون ي َ ٰـ ُبنَ َّى �نَّہَا ٓ �ن َ َُم ۡن أ�نَ َب �ل َ َّىۚ ثُ َّم �ل َ َّى َم ۡر ِج ُع ُك ۡم فَ�أن َ ِبّئُڪُم ِب َما ُكن ُت ۡم تَ ۡع َمل إ إ إ إ ِ ت َُك ِمثۡ َقا َل َحبَّ ۬ ٍة ِّم ۡن خ َۡرد ٍَ۬ل فَتَ ُكن ِفى َصخ َۡر ٍة أ� ۡو ِفى �ٱ َّلس َم ٰـ َو ِٲت أ� ۡو ِفى �ٱ ۡ َأل ۡرض ِ ي َ ٰـ ُبنَ َّى أ� ِق ِم �ٱ َّلصلَ ٰو َة َو ۡأ� ُم ۡر بِ�ٱلۡ َم ۡع ُر 16 يَ�ۡأ ِت ِبہَا �ٱلل َّ ُهۚ � َّن �ٱلل َّ َه لَ ِط ٌيف َخب ۬ ٌِير وف َو�ٱنۡ َه إ ٱ ٱ ۡ ٓ ِ َ ِ َو َل ت َُص ّع ۡر ِ َ ُأ َ َ أ 17 كۖ� َّن ذٲلك م ۡن َع ۡز ِم �ل ُم ِور َ َع ِن �ٱلۡ ُمن َك ِر َو� ۡص ِب ۡر عَل ٰى َما � َصاب ٱ إ ٱ َ َّ ُور ٍ ۬ َخ َّدكَ ِللنَّ ِاس َو َل تَ ۡم ِش ِفى � ۡ َأل ۡر ِض َم َر ًحاۖ � َّن �لل َه ل يُ ِح ُّب ُك َّل ُم ۡخ َت ٍ۬ال فَخ إ ٱ ۡ َ َ ِ ِ َأ َ أ َو�ٱ ۡق ِصدۡ ِفى َم ك � َّن �نك َر �ل ۡص َوٲت ل َص ۡو ُت ۚ �شي َِك َو�ٱ ۡغضُ ۡض ِمن َص ۡوت 18 ۡ إ Jurnal An Nur, Volume VII, Nomer 1, Juni 2015/1436H P-ISSN: 1829-8753 || E-ISSN: 2502-0587
Konsep Pendidikan Anak dalam Hadis Nabi SAW Agung Setiyawan
29
19�ٱلۡ َح ِمي ِر Artinya: “Dan [ingatlah] ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan [Allah] sesungguhnya mempersekutukan [Allah] adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (13) Dan Kami perintahkan kepada manusia [berbuat baik] kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun [1] Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (14) Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (15) [Luqman berkata]: “Hai anakku, sesungguhnya jika ada [sesuatu perbuatan] seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya [membalasinya]. Sesungguhnya Allah Maha Halus [2] lagi Maha Mengetahui. (16) Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah [manusia] mengerjakan yang baik dan cegahlah [mereka] dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan [oleh Allah]. (17) Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia [karena sombong] dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (18) Dan sederhanalah kamu dalam berjalan [3] dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.(19)” (QS. Luqman: 13-19)
e. Hak anak untuk dipelihara dari api neraka
َي أ�يُّهَا ال َّ ِذ َين � آ َمنُوا ُقوا أ�نْ ُف َس ُك ْم َو أ� ْه ِلي ُك ْم نَ ًرا Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Tahrim: 6)
Jurnal An Nur, Volume VII, Nomer 1, Juni 2015/1436H P-ISSN: 1829-8753 || E-ISSN: 2502-0587
30
Konsep Pendidikan Anak dalam Hadis Nabi SAW Agung Setiyawan
Maksud ayat tersebut adalah mengisyaratkan dan (menegaskan lagi akan tugas orang tua agar senantiasa tidak henti-hentinya untuk menjaga, memelihara dan mendidik keluarga terutama anak-anaknya agar mereka memiliki dasar pendidikan yang baik terutama pendidikan agama Islam sehingga tidak terjerumus pada kesesatan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ayat al-Qur’an tersebut mempunyai pemahaman yang sama terhadap hadis sunan Ibnu Majah, Kitab Al-Adab, Bab Birr Al-Walid Wa Al-Hasan Ila Al-Banat, 3661.
5. Analisis Realitas Historis Hadis Ketika kita mencoba memahami suatu hadis, tidak cukup hanya melihat teks hadisnya saja, khususnya ketika hadis itu mempunyai asbabul wurud, melainkan kita harus melihat konteksnya. Dengan lain ungkapan, ketika kita ingin menggali pesan moral dari suatu hadis, perlu memperhatikan konteks historisitasnya, kepada siapa hadis itu disampaikan Nabi, dalam kondisi sosio-kultural yang bagaimana Nabi waktu itu menyampaikannya. Tanpa memperhatikan konteks historisitasnya seseorang akan mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami makna suatu hadis, bahkan ia dapat terperosok ke dalam pemahaman yang keliru.17 Itulah mengapa asbabul wurud menjadi sangat penting dalam diskursus ilmu hadis, seperti pentingnya asbabun nuzul dalam kajian tafsir al-Qur’an.18 Adapun analisis realitas historis pada hadis tentang pendidikan anak dapat dianalisa dengan melihat teks hadis tersebut dengan pesan balaghi. Walaupun dalam hal ini penulis tidak dapat menelusuri asbabul wurud mikro dari turunnya hadis ini, akan tetapi dari susunan hadis tersebut dapat di ketahui asbabul wurudnya secara makro. Menurut analisa penulis, jika dikaitkan dengan kondisi di mana disampaikannya hadis ini, Nabi pada saat itu menyampaikannya 17
Said Agil Husin Munawwar dan Abdul Mustaqin, Asbabul Wurud Study Kritis Hadis Nabi Pendekatan Sosio/Histories/-Kontekstual (Yogyakarta PT. Pustaka Pelajar. 2001), hlm. 6. 18 Ibn hamzah Al-Husainy Al-Dimasyqy , dalam muqoddimah Al-Bayan Wa Al Ta’rif Fi Asbab Wurud Al- hadis Al-Syarif), hlm 32 Jurnal An Nur, Volume VII, Nomer 1, Juni 2015/1436H P-ISSN: 1829-8753 || E-ISSN: 2502-0587
Konsep Pendidikan Anak dalam Hadis Nabi SAW Agung Setiyawan
31
kepada masyarakat jahiliyah yang moralitasnya sangat kurang dalam memuliakan anak-anak mereka karena kebiasaan jahiliyah yang masih melekat pada diri mereka.
6. Analisis Generalisasi Dari beberapa analisis di atas, dapat digeneralisasikan bahwa sabda Nabi yang berkenaan dengan perintah untuk memuliakan anak dan memperbaiki pendidikannya sangat erat kaitannya dengan pola pendidikan Islam. Yakni, kaitannya sebagai tanggung jawab para orang tua untuk memberikan pendidikan spiritual yang baik kepada anak-anaknya yang telah dikaruniai fitrah oleh penciptanya, sebab anak merupakan amanat Allah yang diberikan kepada manusia. Perintah Nabi SAW untuk memuliakan anak menunjukkan bahwasanya anak merupakan sesuatu yang berharga bagi orang tua, diantara alasan mengapa kita harus memuliakan anak adalah; a. Anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia. b. Anak laki-laki maupun perempuan merupakan pemberian Allah. c. Anak mempunyai hak untuk mendapatkan pengurusan. d. Anak mempunyai hak untuk mendapatkan pembimbingan dan pendidikan Salah satu bentuk pemuliaan terhadap anak adalah dengan mendidiknya agar memiliki akhlak mulia seperti yang diisyaratkan dalam untaian kata َو� ْأح�سِ ُن ْوا أ� َدبَه ُْم.
Selain itu bentuk memuliakan anak dapat dinyatakan melalui doa sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi SAW bahwa beliau sentiasa mendoakan Hasan dan Husin semasa masih kecil.
ِ أ� ِع ُيذكَ ِب َك ِل َم ات الل ِه التَّا َّم ِة ِم ْن ُك ِ ّل �شَ ْي َط ٍان َوهَا َّمة َو ِم ْن ُك ِ ّل عَيْ ٍن َل َّمة
Jurnal An Nur, Volume VII, Nomer 1, Juni 2015/1436H P-ISSN: 1829-8753 || E-ISSN: 2502-0587
32
Pembelajaran Tematik Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kurikulum 2013 Vava Imam Agus Faisal
“Aku memohon perlindungan kepada budak lelaki atau budak perempuan ini, dengan kalimah Allah yang sempurna, daripada syaitan dan bisikannya, dan daripada mata yang menyihir (panahan sihir melalui pandangan mata).”19
7. Kritik Praksis Hadis tentang “konsep pendidikan anak” di atas, menunjukkan adanya perintah kepada orang tua atau pendidik untuk memuliakan anak-anak mereka serta memperbaiki pendidikannya. Jika kita lihat fenomena-fenomena yang terjadi di sekitar kita dan yang diberitakan di berbagai media masa akan banyaknya kasus kekerasan orang tua kepada anak, eksploitasi orang tua terhadap anak seperti kasus penyiksaan orang tua kepada anaknya, orang tua mempekerjakan anak di bawah umur, dsb. menunjukkan bahwa orang tua kurang memuliakan anak-anak mereka. Adanya dekadensi/ merosotnya moral pada anak-anak sehingga pada saat ini banyak pula dijumpai kasus kenakalan remaja di sekolah lanjutan maupun mereka yang sudah putus sekolah dapat dilihat adanya berbagai gejala, diantaranya : 1. Berbohong : memutar – balikkan kenyataan denagn tujuan menipu orang atau menutupi kesalahan. 2. Membolos: pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah. 3. Kabur: meninggalkan rumah tanpa izin orang tua atau menentang keinginan orang tua. 4. Keluyuran : pergi sendiri maupun berkelompok tanpa tujuan, dan mudah menimbulkan perbuatan iseng yang negatif. 5. Bersenjata tajam: memiliki dan membawa benda yang membahayakan orang lain, sehingga mudah terangsang untuk mempergunakannya. Misalnya: pisau, pistol, pisau silet, krakeling, dan sebagainya.
19 Hadis Asal berbunyi أعيذكما ditujukan kepada dua anak lelaki, yaitu Hasan dan Husin. HSR Bukhari 1126, Sahih Ibn Majah 3525, Sahih Ibn Hibban 1012
Jurnal An Nur, Volume VII, Nomer 1, Juni 2015/1436H P-ISSN: 1829-8753 || E-ISSN: 2502-0587
Pembelajaran Tematik Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kurikulum 2013 Vava Imam Agus Faisal
33
6. Pergaulan buruk: bergaul dengan teman yang memberi pengaruh buruk, sehingga mudah terjerat dalam perkara yang benar-benar kriminal. 7. Berpesta pora hura-hura : berpesta pora semalam suntuk tanpa pengawasn, sehingga timbul tindakan–tindakan yang kurang bertanggung jawab ( a-moral dan a-sosial). 8. Merusak diri: merusak diri dengan cara mentato tubuhnya, minum-minuman keras, menghisap ganja, pecandu narkoba, sehingga merusak dirinya maupun orang lain. Dari kasus-kasus yang telah disebutkan di atas, terjadi disebabkan banyak orang tua yang sibuk dengan urusannya sendiri, lebih memperhatikan jabatan, pekerjaan, harta dan hal–hal lainnya dibandingkan dengan mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Orang tua merasa telah selesai kewajibannya dengan mencukupi kebutuhan lahirnya saja. Mereka lupa untuk mencukupi kebutuhan batin, seperti kasih sayang, perhatian, pendidikan serta bimbingan kepada anak tentang sikap dan akhlak yang baik atau sopan santun. Tidak mudah memang untuk menjadi orang tua yang baik namun ada baiknya kalau selalu berusaha dan berusaha menjadi lebih baik dalam mendidik anak dari hari ke hari dan selalu berusaha serta mau memperbaiki kekurangan sebagai orang tua. Dan hadis tentang konsep pendidikan anak ini dapat dijadikan sebagai solusi permasalahan di atas yang dapat mengingatkan orang tua akan pentingnya memuliakan dan memperbaiki pendidikan anak-anak mereka.
C. Penutup Hadis sunan Ibnu Majah, Kitab Al-Adab, Bab Birr Al-Walid Wa Al-Hasan Ila Al-Banat, 3661 merupakan hadis yang membahas tentang pendidikan terhadap anak yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW. Penelitian hadis tersebut dengan menggunakan beberapa macam kajian diantaranya: kajian linguistik, kajian tematis komprehensif, kajian konfirmatif, analisis realitas Jurnal An Nur, Volume VII, Nomer 1, Juni 2015/1436H P-ISSN: 1829-8753 || E-ISSN: 2502-0587
34
Pembelajaran Tematik Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kurikulum 2013 Vava Imam Agus Faisal
historis, analisis generalisasi dan kritik praksis yang berkenaan dengan hadis tersebut dengan penelusurannya menggunakan bantuan CD ROM Mausu’ah al-Hadis as-Syarif al-Kutub at-Tis’ah Glabal Islamic Software dan CD ROM Maktabah as-Syamilah. Secara umum dipahami adanya dua titik tekan pesan yang disampaikan yaitu perintah memuliakan anak dan memperbaiki pendidikannya. Namun secara lebih khusus hadis tentang pendidikan anak ini memberikan beberapa pelajaran yang dapat kita ambil darinya, diantaranya: alasan memuliakan dan mendidik anak melalui pemahaman terhadap ayat alQur’an dan hadis-hadis yang setema, keutamaan mendidik anak, serta manfaat serta kegunaan hadis ini dalam menjawab berbagai permasalahan yang berkaitan dengan orang tua dan anak.
Daftar Pustaka ’Ajjaj al-Khatib, Muhammad. Ushul al-Hadits Ulumuhu wa Mushthalahuhu, Beirut: Dar al-Fikr CD ROM Maktabah as-Syamilah. 1989. CD ROM. Mausu’ah al-Hadis as-Syarif al-Kutub at-Tis’ah Glabal Islamic Software. 1997. http://edukasi.kompasiana.com/2012/06/07/belajar-memuliakananak-468081.html., akses 02 Juni 2014. Ismail, M. Syuhudi. Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual, Jakarta: Bulan Bintang, 1994. Muhammad, Abu Bakar. Metode Praktis Tashrif. Surabaya: Karya Abditama, 1995. Munawwar, Said Agil Husin. Asbabul Wurud Study Kritis Hadits Nabi Pendekatan Sosio/Histories/-Kontekstual, Yogyakarta PT. Pustaka Pelajar, 2001. Munawwir, A. W. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.
Jurnal An Nur, Volume VII, Nomer 1, Juni 2015/1436H P-ISSN: 1829-8753 || E-ISSN: 2502-0587
Pembelajaran Tematik Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kurikulum 2013 Vava Imam Agus Faisal
35
Mustaqim, Abdul. Ilmu Ma’anil Hadis Paradigma Interkoneksi, Yogyakarta: IDEA Press, 2008. Ranuwijaya, Utang. Ilmu Hadis. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001 Samsul Nizar dan Zainal Effendi H. Hadis Tarbawi: Membangun Kerangka Pendidikan Ideal Perspektif Rasulullah. Jakarta: Kalam Mulia, 2011. Suryadi. Metode Kontemporer Memahami Hadis Nab. Yogyakarta: Teras, 2008
Jurnal An Nur, Volume VII, Nomer 1, Juni 2015/1436H P-ISSN: 1829-8753 || E-ISSN: 2502-0587