Kompetensi Keahlian bagi Profesional Teknologi Informasi: Perbandingan antara Indonesia, Taiwan dan U.S. Siti Rohajawati, Dicky, Yuly Wati, Diana, Septian Cahyadi, Rahma Andani, & Dedy Wibowo Jurusan Ilmu Komputer, FMIPA, Univ. Pakuan, Bogor
[email protected] Abstraksi Informasi mengenai kebutuhan skill untuk dunia software developer telah dibandingkan di dua Negara yakni U.S. dan Taiwan. Informasi ini dikembangkan lebih lanjut dengan Negara Indonesia untuk mengetahui kebutuhan tenaga kerja dan peluang karir di bidang teknologi informasi bagi professional. Kompetensi keahlian ini dikelompokkan berdasarkan ontology dengan enam kategori yaitu keahlian sistem operasi, bahasa pemograman, bahasa mark up, database, teknologi terdistribusi dan lainnya. Setiap kategori dibagi menjadi sub kategori, kemudian masing-masing pasangan (kompetensi dan kebutuhan) yang sesuai dikalkulasi. Hasil analisis kompetensi kebutuhan didominasi oleh kategori bahasa pemograman, lalu bahasa mark up, dan database. Informasi yang lain seperti keprofesionalan, lokasi, dan jenis perusahaan pun dianalisis dan dilaporkan.
Kata Kunci : : IT PROFESIONAL, KOMPETENSI KEAHLIAN 1.
PENDAHULUAN
Penyandang profesional information technology (IT) atau teknologi informasi selalu dituntut dengan beberapa keahlian dan kemampuan yang diistilahkan dengan KSA (knowledge, Skill, and Ability). Ketiga istilah tadi menjadi persyaratan yang mau tidak mau wajib dipenuhi untuk dijadikan nilai kompentensi pemilik keilmuan IT. Pengetahuan yang harus relevan dengan bidangnya seperti administrator, programmer, analis sistem, bahkan seorang projek manajer sekalipun. Misalnya seorang programmer harus memiliki pengetahuan yang berhubungan dengan bahasa pemograman, teknik pemograman, struktur data, konsep database (relational, distributed, center dll). Konsep object oriented, konsep information system development methodology (ISDM) proses life cycle sebuah pembangunan dan pengembangan aplikasi dan sebagainya. Selain itu dibutuhkan pula pengetahuan secara teknis maupun teoritis mengenai klasifikasi aplikasi atau software (operating system, tools, language programming, integrated system, design user interface dan sebagainya). Demikian pula seorang analis system harus memahami bisnis proses dari suatu organisasi dan memiliki pengetahuan mengenai business process reengineering (BPR). Pengetahuan tidak hanya secara teoritis namun juga secara teknis dengan design (perancangan) secara logically dan physically. Di samping kebutuhan hardskill yang harus dikuasai oleh seorang profesional IT, penguasaan softkill dan emotional intelligent menjadi penentu pula bagi keberhasilan penyandang pekerja IT. Beberapa peneliti ada yang
menyebutnya dengan abilities (kemampuan) yang dapat dicirikan dengan kemampuan mendengarkan, menyampaikan, membaca, menulis, mengolah informasi, menyimpan dan mendiseminasikan pengetahuan dan sebagainya sangatlah dibutuhkan untuk area kerja. Meski menurut La Duca [1] setiap pekerjaan membutuhkan kemampuan yang berbeda, namun Bailey & Stefanik [2] telah mendefinisikan kebutuhan KSA pada IT programmer dengan khusus. Seperti diinformasikan bahwa di tahun 1970 pengembang aplikasi harus memiliki keahlian system operasi dan salah satu bahasa pemograman untuk mendapatkan pekerjaan. Namun persyaratan terus meningkat dari tahun ke tahun dengan 2.2 di tahun 1970 menjadi 4.3 di tahun 1990 (Todd, McKeen & Gallupe, [3]). Hampir duakali lipat meningkat dalam 20 tahun. Laporan terakhir dari Surakka [4] trendnya semakin meningkat cepat, diindikasikan rata-rata peningkatan kebutuhan pelatihan yang harus memahami keahlian dengan beragam organisasi dibutuhkan untuk pemutakhiran kurikulum. Para siswa dan pencari kerja mesti waspada terhadap trend untuk mempersiapkan diri terjun dalam dunia kerja. Profesional IT saat ini harus relevan dengan perkembangan teknologi dan secepatnya menyadari terhadap perubahan trends agar tetap dapat bekerja di bidangnya (Emigh, [5] & Lethbridge, [6]). Dalam tulisannya Bailey & Mitchell [7]) mengungkapkan bahwa sebagai bagian dari kompetisi posisi profesional IT, pengembangan skill menjadi hal yang utama untuk unjuk kinerja. Hasil risetnya terhadap 227 profesional IT melalui
e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta
website, yang dievaluasi berdasarkan KSA teridentifikasi kombinasi skill yang terdiri dari teknikal, bisnis, dan soft skill. Kombinasi tersebut sangat dibutuhkan khususnya gabungan dari skill secara teknikal (pengalaman di bidang pemograman) dan skill yang lebih kritikal serta spesifik yaitu bisnis skill. Apalagi terdapat nilai lebih yaitu dari skill yang mampu dikembangkan secara lebih mahir seperti lintas singkat beralih bahasa, platform, dan penguasaan tools. Hal tersebut di atas ditujukan guna mendukung lingkungan bisnis yang bergerak secara dinamis. Seperti kita ketahui pada era saat ini teknologi komputer menjadi komponen integral dalam landasan kompetisi bisnis, karena secara teknologi bisnis dapat bermigrasi menjadi lebih advance dan bernilai strategis. Oleh karena itu, tuntutan kualitas profesional IT pun meningkat. Namun informasi yang berkaitan dengan penurunan ekonomi dan peningkatan pengangguran di awal tahun 2000an seperti diungkapkan oleh statistik organisasi buruh mengindikasikan bahwa jumlah pekeja di dunia kerja IT telah terikat. Jumlah IT profesional pekerja di kuarter kedua dari 2005 akan mencapai 3.43 milyar. Hal tersebut didukung oleh beberapa riset sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Chabrow [8] yang mencatat bahwa pejajaran kembali di area kerja IT lebih dari empat tahun, bagaimanapun, dihasilkan mendekati 25% dalam didominasi oleh jumlah programmer, meskipun biro buruh statistik memprojeksi 1.4% peningkat jmlah pekerja untuk programmer, tuntutan programer diharapkan terus meningkat dibandingkan tempat lain di posisi IT. Untuk memenuhi perubahan ini peningkatan kompetisi lingkungan bisnis, organisasi harus menuntut pekerja dengan kompetensi yang relevan untuk dapat memberikan nilai investasi bagi pekerja itu sendiri. Refleksi literatur menunjukkan bahwa dunia pasar kerja IT akan terus meningkat dengan kebutuhan soft skill ditambah oleh teknikal dan bisnis skill. Adapun otoritas yang dimiliki professional IT akan semakin berkembang dengan skill yang dibutuhkan di abad 21 yaitu – learn, flexibility, change management, creativity, strategic management, continuous improvement, and technical skills (Lee, [9] & Le Rouge, [10]). Sebuah riset syntesis oleh Nakayama dan Sutcliffe [11] mengindikasikan bahwa pegawai profesional IT harus lebih memiliki pengetahuan terhadap industrinya, kelihaian dan pengelolaan bisnis, pengelaman dan memiliki hubungan sosial dan skill berperilaku. Selanjutnya Lee, Trauth dan Farwell [12] memprojeksikan bahwa tuntutan industri akan ditekankan pada solusi sistem informasi dengan tujuan bisnis yang dibebankan pada profesional IT dengan pengetahuan dan skill yang relevan dengan technology, business operation, management dan interpersonal skill. Secara global profesional IT diharapkan menjadi strategik bisnis yang dapat diandalkan dan memberi kontribusi untuk suksesnya organisasi seperti artikel yang ditulis Asia Computer Weekly tahun 2002 [13].
Riset yang pernah dilakukan di tahun 2000, oleh direktor Information Technology Association of America (ITAA), Harris Miller, president of ITAA, menyatakan bahwa teknikal skill harus dikombinasikan dengan ’employability skill’–written and oral communication, project management, problem solving, and analytical skill [14]. Riset lain seperti yang dilakukan oleh Nakayama [11], Tucker et al. [15] dan Yost & Tucker [16] mengungkapkan bahwa skill ’emotional intelligence’ akan mempengaruhi akan mempengaruhi produktivitas dan kesesuaian berperilaku. Deskripsi bahwa keinginan secara non teknis skill, seperti ’emotional intelligence’, di antaranya adalah termasuk self-awareness, trust attitude toward others, adaptability to ambiguous situations, self control, motivation and other factor. Berikut dalam makalah ini akan disampaikan studi tentang peluang pekerjaan bagi profesional IT yang disebarkan melalui web sites di Indonesia. Hasil analisis selanjutnya dikomparasi dengan studi sebelumnya Ven & Chuang [17] tentang skill requirements bagi software developer di Negara US dan Taiwan. Menurut [17] mengapa ditujukan US karena dianggap negera tersebut sudah sangat lama dalam penggunaan IT sehingga dapat dijadikan dasar pembanding. Metode yang digunakan adalah semisupervised method sama dengan sebelumnya [17] guna mendapatkan keakuratan pembandingan, namun temuan lain disampaikan lebih komprehensif yang berkaitan dengan kebutuhan bagi profesional IT. Dalam menggabungkan kebutuhan skill berbasis ontology kompetensi digunakan Ven & Chuang [18] yang diklasifikasikan kepada enam kategori yaitu sistem operasi, bahasa pemograman, bahasa mark up berbasis web, teknologi terdistribusi, dan skill yang lainnya. Seperti halnya hasil survey terkini dari Computing Technology Industry Association (CompTIA) yang menggambarkan bahwa terdapat ‘gap’ yang cukup lebar antara skill IT yang profesional khususnya bidang security dengan kebutuhan organisasi (Poremba, [19]), meskipun menurut director CompTIA hal ini tidaklah mengejutkan dari survey yang dilakukan di 3500 organisasi di Amerika Utara dan Eropa serta Asia didominasi oleh kebutuhan profesional IT bidang security pada top rank, namun menjadi titik acuan bahwa kebutuhan profesional jauh dengan kebutuhan yang tersedia. Dari 9 negara industri software (Australia, Canada, France, Germany, Italy, Japan, the Netherlands, United Kingdom and United States) 73% kebutuhan didominasi oleh professional bidang security, firewall dan data privacy organisasi sebagai skill yang paling penting. Gap semakin jelas untuk Negara yang kurang matang seperti China, Poland, Rusia dan South Africa yang hampir sama kebutuhan terhadap skill bidang security meskipun kecukupan untuk dipenuhi. Menurutnya bahwa alasan ini terjadi akibat dari kurangnya lulusan akademi dengan disiplin IT, serta ancaman dan perubahan bidang security cukup sulit untuk diantisipasi organisasi.
e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta
Sangatlah penting bagi organisasi untuk menutup gap ini dengan pemenuhan kebutuhan profesional IT bidang security dan ketersediaan sumber daya yang handal, sehingga sampai saat ini isu bisnis dan IT menjadi trend.
2. PEMBAHASAN Perbandingan yang dilakukan atas US dan Taiwan diperoleh dari hasil riset yang sudah dipublish secara internasional yang dilakukan dengan metode content analysis. Sumber data [17] diperoleh dari beberapa kaitan informasi IT baik pekerja, manajer, konsultan, pegawai dan informasi peluang kerja di koran, majalah, dan situs. Adapun dari riset yang dilakukan di Indonesia menggunakan media website seperti jobsDB, Lowongan, karir dan sebagainya. Sedangkan untuk content analysis dilakukan menggunakan perbandingan tabel-tabel yang sudah ada dengan langkah-langkah metode yang sama dengan riset di US dan Taiwan. Sebagai informasi pada riset sebelumnya dengan menggunakan metode cross sectional diperoleh gambaran bahwa dari responden yang bekerja 1 sampai 3 tahun (dari 924 software developer-SD) menyatakan bahwa hampir 68% kebutuhan skill programmer diperlukan dan sangat penting sebagai dasar profesional IT bidang developer setelah lulus (fresh graduated). Sedang (Haywood & Madden, [20]) hanya 64% responden dari 22 SD mengindikasikan skill programming sangat penting. Study terakhir [2] terhadap 227 SD di 3 area KSA mayoritas skill yang penting adalah kemampuan unuk membaca, memahami dan memodifikasi program yang ditulis oleh programmer sebelumnya untuk dijadikan koding pada aplikasi yang diperbaharui. Hal yang didukung pula oleh studi [7]. Keahlian untuk membuat rancangan dan koding program bagi programmer dapatlah dihandalkan, namun keahlian untuk membaca alur proses dan logik program dari bahasa dan koding yang disusun oleh programmer lain amatlah sulit karena setiap programmer memiliki gaya yang berbeda untuk menuangkan beberapa variabel pada kode yang saling terkait, khususnya bagi bahasa, database dan aplikasi yang terdapat pada networking. Selanjutnya informasi mengenai survei yang dilakukan di perusahaan sejak tahun 1993 berkaitan dengan bahasa yang digunakan didominasi oleh COBOL (84%), Assembler (31%), C (20%), Fortran (13%), RPG (7%) dan Pascal (2%). Survei [12] menunjukkan bahwa COBOL adalah bahasa pemograman yang penting untuk aplikasi sistem pakar dan kecerdasan buatan. Adapun (Davis, [21]) yang melakukan survei terhadap 115 pekerja IT berkaitan dengan skill yang dibutuhkan menemukan bahwa OS seperti Windows NT (61%), Windows 95 atau 98 (47%), windows 2000 (47%), Unix (36%) dan Novell Netware (24%). Bahasa pemogaman yang dibutuhkan adalah SQL (52%), VB (35%), dan Java (33%). Menurut [17] terdapat 5 perubahan dalam satu dekade dengan membandingkan tiga hasil survei tadi yaitu
mulai dari mini computer kepada personal computer, dari OS dedicated menuju windows series, dari prosedur bahasa tradisional mengarah bahasa oriented objek, dari mode text menjadi graphic user interface (GUI) serta dari file system menjadi database. Sekarang di Taiwan, atas hasil riset Wu [22] yang mengoleksi dari 1650 iklan peluang kerja yang berkaitan programmer dari beberapa bank lowongan kerja di situs kemudian hasilnya menggunakan pula metode content analysis diperoleh bahwa kebutuhan skill terhadap OS hanya ada tiga jenis yaitu Windows series (66%), Unix/Linux series (33%) dan AS400(1%). Kebutuhan terhadap database skill lebih ragam lagi yaitu SQL server (51%), Oracle (24%), MySQL (9%), Dbase (7%), Informix (5%) dan DB2(3%). Sedang kebutuhan bahasa pemograman diantaranya VB (21%), Java (15%), C++ (13%), ASP (active server page) (13%), Delphi (9%) dan HTML (5%). Di Australia (Raadt, Watson, dan Toleman, 2003) menganalisis 424 peluang kerja dengan skill bahasa pemograman Java, C++, VB, C, SAP, SQL, XML, dan ASP dengan porsi terbesar hampir 30% didominasi oleh Java dan C++. Setiap lowongan kerja dibutuhkan hampir 1.84 bahasa pemograman, dengan pasangan C, C++ (10.61%), C++, Java (7,08%), C++, VB (6,60%), VB, ASP (5.19%) dan VB, SQL (4.72%). Adapun di Amerika (Suraka, 2005) menyatakan hasil risetnya terhadap skill IT yang dibutuhkan dengan data survei diperoleh dari iklan web adalah Windows dan UNIX untuk OS, Java, C++, C, VB, dan C# untuk bahasa pemograman; Oracle, SQL server, DB2, Sybase, and Access untuk databasenya. Hasil riset [17] terhadap US dan Taiwan diadopsi untuk dibandingkan dengan yang berada di Indonesia. Dalam risetnya [17] mengadopsi hasil riset Dice tahun 2007 di US dengan mengoleksi 1111 bank data kerja [23], kemudian membandingkan dengan Taiwan. Alasan mengapa dipilih data tadi adalah merupakan layanan web yang ternama dan terbesar bagi dua negara, kemudian mudah ditemukan yang berhubungan dengan bagian kerja bidang IT dengan fungsi pencarian serta pekerjaan yang dipostkan bebas untuk diekspresikan. Adapun untuk riset ini mengacu pada hasil penelitian [17] menggunakan metode content analysis pula dengan memilih situs-situs terbesar dan sering digunakan oleh pencari kerja dan merupakan situs terbesar di Indonesia yang menginformasikan tentang peluang kerja di bidang IT diantaranya jobsdb, lowongan kerja, karir, dan lainnya. Periode yang digunakan hanyalah tiga bulan sejak Januari 2008 sampai Maret 2008, hal ini diasumsikan bahwa ratarata waktu tayang iklan hanya berlaku 2– 3 minggu di situs. Selanjutnya dalam metode content analysis digunakan ontology kompetensi informasi yang disusun [18] yaitu dengan klasifikasi enam kategori yaitu keahlian sistem
e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta
operasi, bahasa pemograman, bahasa markup (website), database, teknologi distribusi dan keahlian lainnya. Untuk kategori sistem operasi misalnya Windows, Unix, Linux, Mainframe, MAC OS, OS/2, dan sebagainya. Adapun Windows sendiri memiliki sinonim seperti Win OS, Wins, Windows 95, Windows 98, Windows XP, Windows NT, Windows Milenium, Windows 2000, Windows 2003, dan sebagainya. Dari setiap kategori, terdapat sub kategori, juga termasuk sinonim dalam ontologi kompetensi informasi yang selanjutnya digunakan untuk mengekstraksi kebutuhan keahlian juga termasuk analisis statistik.
a. nilai rata-rata, nilai minimum, nilai maksimum dari jumlah keahliah yang ada di setiap iklan peluan gkerja dan nilai rata-rata dari keahlian dari setiap kategori dikalkulasi. b. Persentase dari setiap keahlian individu dalam setiap kategori dikalkukasi. Total persentase dapat mencapai 100% sebagai akan terdapat lebih dari satu keahlian dari yang dibutuhkan dalam kategori. c. Persentase untuk setiap pasangan yang cocok dalam setiap kategori dikalkulasi seperti persentase untuk permintaan C++ dan C dalam iklan peluang kerja.
Menurut Suraka [4] metode content analysis cukup luas digunakan dalam riset dengan cara menggabungkan data dari dokumen yang sudah tersedia sepanjang metode ini mampu memberi representatif dari sample data. Meskipun content analysis tradisional selalu dilakukan secara manual dengan cara menganalisis dari setiap kandungan kata per kata dan kalimat per kalimat untuk mengekstraksi keabsahan informasi meskipun secara analisis metode ini sangatlah menghabiskan waktu.
Dari hasil riset selanjutnya direpresentasikan menggunakan tabel dengan menambahkan satu kolom untuk Indonesia, namun jika terdapat kebutuhan yang baru akan ditambahkan baris sesuai penemuan seperti pada tabel-tabel berikut ini:
Dalam riset ini metode yang dilakukan dengan mengumpulkan setiap informasi yang diperoleh dari situssitus pencari kerja yang berkaitan dengan kebutuhan tentang profesional IT. Setiap informasi pada situs dibuka dan dicatat lalu dikumpulkan sesuai dengan nama file situsnya. Setiap pengumpulan informasi diproses dengan hasil setiap peluang kerja dipilah-pilah berdasarkan nama perusahaan, kebutuhan profesional, persyaratan KSA dan sebagainya. Pelacakan setiap kata ataupun istilah dilakukan mulai dari seluruh informasi yang diperoleh. Jika terdapat kata atau istilah yang sesuai penghitungan akan ditambahkan, namun jika istilah muncul kembali penggabungan dilakukan secara otomatis. Keseluruhan proses adalah semi-supervised method dalam penggabungan dalam kebutuhan keahlian, keahlian yang diharapkan, dan keahlian yang diutamakan. Keahlian yang diharapkan dan diutamakan digabungkan karena keahlian ini dibutuhkan oleh perusahaan. Perlu dipertimbangkan bahwa terkadang keahlian yang dibutuhkan mungkin tidak merefleksikan dari kebutuhan keahlian yang diinginkan. Oleh karenanya keahlian tadi dipisahkan dengan “\” dan disimpan dalam file lain dengan satu baris per iklan untuk kemudian dihitung. Dari hasil penggabungan dilakukan kalkulasi menggunakan metode statistik, hitungan menjadi 1 jika beberapa keahlian dihubungkan dengan ‘atau’ atau ‘/’ dan hanya keahlian yang pertama yang dihitung seperti kasus Unix/Linux. Namun jika beberapa keahlian diuraikan dalam daftar terpisah namun masih dalam satu seri seperti windows 95. windows 98, windows NT, dan windows XP, maka jumlah keahlian tetap 1. Namun jika kedua nya Unix dan Linux disebutkan terpisah, maka akan dihitung sebagai 2 karena akan diketahui persentase penggunaan dari open source. Berikut penilaian statistik yang digunakan:
Tabel 1. Perbandingan jumlah sampel data kebutuhan profesional IT Atribut US Taiwan Indonesia Sampel 460 432 133 Total 4212 3322 1196 Rata-rata 9.16 7.69 9.44 Minimum 1 30 1 Maksimum 1 31 15 Tabel 1 menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan untuk Indonesia, hal ini disebabkan US dan Taiwan sudah sangat pesat dalam pemanfaatan teknologi IT, sedangkan Indonesia masih banyak sekali kebutuhan pembangunan infrastruktur dan keyakinan dalam investasi bidang IT. Sampel yang diperoleh US 460, sedang Taiwan 432, namun Indonesia hanya 133. Namun ini tidak mencerminkan bahwa semua peluang pekerjaan dapat terkoleksi, setidaknya dapat dijadikan bahan bandingan bahwa Indonesia sudah cukup baik dalam pemanfaatan IT dengan tingginya kebutuhan profesional IT. Tabel 2. Perbandingan ontology keahlian sistem operasi Atribut US Taiwan Indonesia Windows (semua versi) 75% 88% 15% Windows (original) 20% 44% 0 Unix 32% 16% 4% Linux 24% 21% 15% Mainframe 2% 2% 0 MacOS 2% 0% 0 Tabel 2 di atas merepresentasikan bahwa Indonesia hampir mendominasi sistem operasi dengan Windows, disusul oleh Linux. Selaras dengan himbauan pemerintah yang berharap bahwa Indonesia dapat menghilangkan citra sebagai negara pembajak software dapat dibuktikan dengan tingginya angka kebutuhan untuk profesional IT yang menguasai open source sistem operasi (15%).
e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta
Tabel 3. Perbandingan ontology keahlian bahasa pemograman Atribut US Taiwan Indonesia Java 45% 35% 12% C# 36% 5% 5% C++ 25% 18% 5% Javascript 22% 16% 14% VB 18% 30% 17% C 17% 31% 0.07% Perl 10% 0% 0.07% Visual Studio 8% 0% 0.3% PHP 6% 14% 23% Phython 5% 0% 0% Delphi 0% 13% 0.22% VC++ 0% 10% 0% VBscript 0% 5% 0% COBOL 0% 5% 0% Dalam bidang bahasa pemograman nilai didominasi oleh PHP (23%) disusul oleh Java (12%) dan C# (5%)ataupun C++ (5%), ini dapat memberi gambaran bahwa banyak terdapat peluang bisnis yang dialihkan ke dalam dunia maya. Dengan demikian perekonomian Indonesia setidaknya dapat terangkat dengan lebih baik dengan penciptaan aplikasi-aplikasi yang sejalan dengan dunia bisnis yang dinamik namun tidak memberatkan bagi para pemilik bisnis. Tabel 4. Perbandingan ontology keahlian bahasa markup Atribut US Taiwan Indonesia XML 25% 12% 0.45% HTML 21% 16% 16% CSS 7% 2% 0.97% UML 7% 2% 0.75% XSLT 5% 0% 0.75% Pada bidang kebutuhan soft skill dan abilities bahasa markup di Indonesia diminati pada jenis HTML (16%), sehingga perkembangan web application base dapat menunjang e-bussiness yang sedang trend saat ini. Dorongan bagi peningkatan kualitas e-government sedikitnya sudah dapat diwujudkan dengan lebih nyata. Meskipun pada bahasa oriented objek (UML) masih sangat rendah, namun setidaknya sudah sesuai dengan US dan Taiwan dalam perkembangannya. Tabel 5. Perbandingan ontologykeahlian database Atribut US Taiwan Indonesia SQL Server 54% 53% 17% Oracle 23% 22% 17% DB2 7% 0% 0% MySQL 7% 0% 17% Sybase 5% 26% 0% Access 5% 10% 0.60% Foxpro 5% 0.22%
Sedangkan dalam kategori database, Indonesia masih mendominasi pada SQL Server , Oracle dan MySQL dengan nilai rata-rata sama (17%). Database ini dapat mencerminkan bahwa pengolahan data sudah meningkat dan membutuhkan kapasitas yang cukup besar dibandingkan Access dan FoxPro. Selanjutnya pada ontology teknologi terdistribusi diacu hasil riset [4] untuk diklasifikasikan keahlian distribusi teknologi yang terdistribusi ke dalam tiga kategori yaitu Microsoft, SUN dan yang lainnya. Berikut uraian rinciannya 1. Microsoft: semua produk dari microsoft kategori teknologi terdistribusi seperti .NET seri misalnya ASP.NET, VB.NET, Visual Studio.NET, C#.NET, ActiveX, ASP, DCOM (Distributed Component Object Model), IIS (Internet Information Services), MTS (Microsoft Transaction Server), VSS (Visual SourceSafe). 2. SUN: semua produk yang berhubungan dengan teknologi terdistribusi dari SUN seperti EJB (Enterprise Java Bean), J2EE (Java Platform, Enterprise Edition), JSP (Java Server Page), Java RMI (Java Remote Method Invocation), and Servlets. 3. Yang lainnya: adalah teknologi terdistribusi yang bukan dari kedua di atas seperti Power Builder, Apache, Tuxedo, Tibco, BEA, WebLogid, dan IBM WebSphere atau apapun konsep distribusi seperti application server, clientserver, server-client, two-tier, three-tier, multi-tier, and CORBA (Common Object Request Broker Architecture). Tabel 6. Perbandingan ontology teknologi terdistribusi Atribut US Taiwan Indonesia Microsoft 120% 72% 7.5% SUN 62% 33% 0.75% Others 53% 7% 0.75% Total persentase 235% 112% 8% Secara keseluruhan Tabel 6 merepresentasikan bahwa Indonesia masih dimonopoli oleh Microsoft (7.5%) dalam teknologi terdistribusi, meskipun di Taiwan sendiri Microsoft pun mendominasi (72%). Tabel 7. Perbandingan ontology keahlian individu teknologi terdistribusi Atribut US Taiwan Indonesia .NET 83% 41% 15% JAVA EE 38% 7% 0.3% Concept 17% 3% 0.5% IBM 16% 0% 0.07% ASP 12% 31% 18% Apache 11% 0% 0.37% DCOM 10% 0% 0% JSP 10% 21% 0.22% Servlets 9% 5% 0.07% IIS 6% 0% 0.07%
e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta
BEA ActiveX EJB VSS PowerBuilder
5% 5% 5% 4% 0%
0% 0% 0% 0% 2%
0% 0% 0.07% 0% 0%
Adapun secara individual teknologi terdistribusi dapat dilihat pada Tabel 7 yang menggambarkan bahwa Indonesia mendominasi pada bidang .NET (15%) dan ASP (18%), hampir sama dengan Taiwan (41% dan 31%). Lain halnya dengan US yang dikuasi oleh produk Microsoft .NET serta Java EE meski pada produk lain sudah cukup tersebar dengan nilai yang cukup signifikan. Tabel 8. Perbandingan ontology keahlian yang lainnya Atribut US Taiwan Indonesia OO Concept 25% 2% 0.07% S/W 21% 1% 0.4% development Web Service 14% 1% 22% Office 4% 100% 0.07% Email 1% 24% 0.07% Web Tools 0% 13% 0% Perbandingan lainnya lainnya yang dilakukan terhadap ontology keahlian kelompok lainnya dapat dilihat pada Tabel 8 dengan rata-rata Indonesia menguasai pada kategori Web Service (22%) sedangkan Taiwan pada office yang mencapai (100%). Adapun US sangatlah tidak terlihat dengan sebaran nilai yang paling tinggi 25% dicapai oleh OO concept. Hal ini dapat menjadi cermin bahwa perkembangan teknologi Object oriented di US semakin merangkak naik dengan jelas di mana Indonesia dan Taiwan belum begitu terlihat. Tabel 9. Rata-rata nilai keahlian yang dibutuhkan dalam setiap kategori Atribut US Taiwan Indonesia Teknologi 2.35 1.12 0 Distribusi Bahasa 2.14 1.91 0.84 pemograman Database 1.48 1.42 0.57 Sistem Operasi 1.25 1.27 0.35 Yang Lain 1.15 1.63 0.12 Bahass 0.78 0.34 0.32 Markup Secara keseluruhan dapat dirata-ratakan ontology kategori keahlian yang dijabarkan satu-persatu dalam tabel masingmasing dapat dilihat secara garis besar (Tabel 9) bahwa Indonesia masih jauh dibandingkan US dan Taiwan. US mendominasi di bidang teknologi terdistribusi (2.35) sedangkan Taiwan pada bahasa pemograman (1.91) demikian pula dengan Indonesia (0.84)
Selanjutnya hasil riset ini ditambahkan dengan sebaran lokasi yang dibutuhkan serta jenis perusahaan dengan penambahan informasi berupa pengalaman yang diharapkan oleh profesional IT. Tabel 10. Informasi kebutuhan profesional IT yang teridentifikasi Atribut Informasi Jenis Perusahaan IT Company Telecommunication Industry Internet service provider Jenis Pekerjaan Web oriented &Programmer Designer (multimedia) Networking Database Engineer System Admin & Analyst Manager & Staff Jenis Kelamin Pria = 46; Wanita = 38 Usia 20 – 35 (rata-rata 30) Pengalaman 1 – 5 (rata-rata 2 – 3 tahun) Lokasi Pekerjaan Jakarta, Medan Soft Skill Able work in team Underpressure Interpersonal skill Communication skill Language Skill Khusus untuk negara Indonesia kebutuhan profesional IT dapat dilihat pada Tabel 10 dengan sebaran jenis perusahaan yang menginginkan pekerja profesional bidang IT adalah perusahaan IT yang bergerak dalam software developer dan IT Solution, diikuti oleh industri telekomunikasi seperti perusahaan operator selular selanjutnya oleh Internet Service provider sbagai penyedia jasa layanan internet, sehingga hal ini sejalan dengan kebutuhan bahasa pemograman yang didominasi oleh PHP dan Web service. Adapun jenis kelamin masih didominasi oleh pria dibandingkan dengan wanita, karena banyak sekali kebutuhan pekerjaan IT yang tidak mengenal waktu, sehingga mereka diharapkan mampu bekerja secara 24/7 hal yang sulit dipenuhi oleh kaum wanita. Dari sisi usia cukuplah menjelaskan bahwa dunia profesional IT membutuhkan tenaga-tenaga yang tidak hanya terlatih namun juga muda dan berbakat, ini tercermin dari data yang berhasil dikumpulkan bahwa usia maksimum yang diharapkan tidak lebih dari 35 tahun. Meskipun karir bagi yang berpengalaman diminati tetapi tidak melebihi batas pengalaman 5 tahun, adakah relevansi antara kemampuan individu baik KSA dengan teknologi IT yan terus berkembang? Meskipun karir yang baru mulai (fresh graduated) cukup banyak ditawarkan dengan minimal pendidikan diploma ataupun sarjana (S1). Dari sisi lokasi pekerjaan masih didominasi oleh Jakarta, dan sekitarnya, lalu disusul oleh kota besar lainnya seperti
e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta
Medan, dan Surabaya. Hal ini perlu dicermati karena fokus peluang pekerjaan masih terpusatkan di Jakarta sehingga perlunya peningkatan persebaran peluang pekerjaan IT di ibu kota provinsi lainnya. Berikutnya dari hasil analisis data diperoleh bahwa kebutuhan profesional IT di Indonesia lebih ditekankan pada soft skill yaitu kemampuan individu untuk bisa bekerja dengan Tim work dan di bawah tekanan (underpressure) sehubungan dengan dateline job yang selalu dihadapi oleh setiap projek pembangunan IT. Selain itu interpersonal skill, communication skill dan Language skill sangatlah dibutuhkan untuk perkembangan bisnis dunia IT dengan menjaga relasi di antara customer dan client, sehingga bisnis proses yang dijalankan terus berkesinambungan.
3. PENUTUP Dari 10 tabel yang disajikan merepresentasikan kebutuhan skill bagi profesional IT yang tersebar dalam enam ontology dari tiga negara US, Taiwan dan Indonesia. Terdapat sub kategori yang sangat signifikan untuk Indonesia yaitu dalam sistem operasi (Windows, Linux dan Unix), bahasa pemograman (PHP, VB dan JavaScript), database (SQL Server, Oracle dan MySQL), dan teknologi terdistribusi (.NET dan ASP). Secara keseluruhan skill yang dibutuhkan bagi profesional IT di Indonesia didominasi oleh soft skill yaitu mampu bekerja extra di bawah tekanan dan dalam team work, sedangkan secara teknikal banyak dibutuhkan pemograman khususnya di bidang web base. Adapun knowledge dari profesional IT lebih dituntut dalam pengalaman bekerja serta kemampuan bahasa (Inggris).
4. Daftar Pustaka [1].LaDuca, T. “Commentary: A Closer Look at Task Analysis: Reactions to Wang, Schnipke, and Witt. Educational Measurement. Issues and Practice”. 25(2), 31-33. 2006. [2].Bailey, J.L., & Stefanik, G. “Industry Perceptions of the Knowledge, Skills and Abilities Needed by Computer Programmers”. In M. Serva (Ed.) Proceedings of the 2001 ACM SIGCPR Conference on Computer Personnel Research, 93-99, 2001. New York: ACM Press. [3].Todd, P.A. McKeen, J.D. & Gallupe, R.B. “The Evolution of IS job skills: A content analysis of IS job advertisements from 1970 to 1990”; MIS Quarterly, 19(1), 1-27. 1995. [4]. Suraka, S. “Analysis of technical skill in job advertisements targeted at sorftware developers”. Informatics in Education, 4(1), 101-122. 2005. [5].Emigh, K.L. “The impact of new programming language on university curriculum”. Proceedings of ISECON 2001, Cincinnati, Ohio, 1146-1151, Retrieved February 2007, from http://www.isedj.org/isecon/2001/16c/ ISECON.2001.Emigh.pdf.
[6]. Lethbridge, T.C. “The relevance of education to software pratitioners: data from the 1998 surveys.” Technical report TR-99-06 Rev.2, University of Ottawa, Computer Science, Retrieved February 2007, from http://www.site.uottawa.ca/~tel/edrel/EdrelTechReport. [7].Janet Bailey & Robert B. Mitchell “Industry Perceptions of the Competencies Needed by Computer Programmers: Technical, Business And Soft Skills”. The Journal of Computer Information Systems; Winter 2006/2007; 47, 2; ABI/INFORM Global pg. 28. [8].Chabrow, E.”Tech Employment: Reliving the summber of 2001”, Information Week, July 18, 2005. Online: http://www.informationweek.com/shared/printableArticl eSrc.jhtml?ArticleID=165702815. [9].Lee, C. “Analysis of Skill Requirements for Systems Analysts in Fortune 500 Organizations,” Journal of Computer Information Systems, Summer 2005, pp. 8492. [10]. LeRouge, C., S. Newton, & J. Blanton. “Exploring the Systems Analyst Skill Set: Perceptions, Preferences, Age and Gender,” Journal of Computer Information Systems, Spring, 2005, pp. 12-23. [11]. Nakayama, M. & N.G. Sutcliffe, “IT Skills Portfolio Research in SIGCPR Proceedings: Analysis, Synthesis, and Proposals,” In Proceedings of the ACM SIGCPR Conference, San Diego, California, 2001,pp. 100-113. [12]. Lee, D., E.M. Trauth, & D. Farwell. “Critical Skills and Knowledge Requirements of IS Professionals: A Joint Academic/Industry Investigation,” MIS Quarterly, 19:3, 1995, pp. 313-340. [13]. “Update IT Skills in Line with Change,” Asia Computer Weekly, May 6, 2002, p.1. [14]. ITAA. “The 21st Century Workforce Commission. A Nation of Opportunity: Building America’s 21st Century Workforce, 2000. [15]. Tucker, M.L., J.Z Sojka, F.J. Barune, and A.M. McCarthy. “Training Tomorrow’s Leaders: Enhancing the Emotional Intelligence of Business Graduates,” Journal of Education of Business, 75:6, 2000, pp. 331337. [16]. Yost, C.A. & M.L. Tucker. “Are Effective Teams More Emotionally Intelligent? Confirming the Importance of Effective Communication in Teams.” The Delta Pi Epsilon Journal, 2:2, 2000. pp. 101-109. [17]. Ven, Jui-Huang & Chuang Chien-Pen. “Skill Requirements for Software Developers: Comparison between U.S. and Taiwan”. Journal of American Academy of Business, Cambrige; March 2008; 12, 2; ABI/INFORM Global. Pg. 158. [18]. Ven, J-H., & Chuang, C.-P. “The Development of a Competency Ontology”. The Journal of America Academy of Business, 11(1), 275-279. 2007. [19]. Poremba, Sue M. “Survey: IT security employees in demand, but skills lack”. 2008. SC Magazine US. From http://www.scmagazineus.com/Survey-IT-
e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta
security-employees-in-demand-but-skills-lack/ PrintableArticle.pdf [20]. Haywood, E. & Madden, J. “Computer technology students—What skills do they really need?”. In Proceedings of the Australasian Computing Education Conference, 139-144, 2000. New York; ACM Press. [21]. Davis, D.C. “Job titles, tasks, and experiences of information systems and technologies graduates from a Midwestern University”; Journal of Information Systems Education, 14(1), 59-68. 2003. [22]. Wu, C.-H. “Content Analysis in Professional Skills for Information Systems Professionals: An Example of MIS Programmer”. Commerce & Management Quarterly, 4(4). 399-421. 2003. [23]. 1111 Job Bank (2007). Retrieved March 2007, from http://www.1111.com.tw/
e-Indonesia Initiative 2008 (eII2008) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta