KOMPARASI PENDAPATAN PETERNAK BROILER PADA KEMITRAAN CV. INTAN SUKSES ABADI DAN PT. KARYA MITRA KENDARI DI KABUPATEN KONAWE SELATAN
SKRIPSI
DANANG PRASETYO NIM. L1A1 12 106
JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
11
KOMPARASI PENDAPATAN PETERNAK BROILER PADA KEMITRAAN CV. INTAN SUKSES ABADI DAN PT. KARYA MITRA KENDARI DI KABUPATEN KONAWE SELATAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Peternakan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Peternakan
Oleh:
DANANG PRASETYO NIM. L1A1 12 106
JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
111 PERNYATAAN
DFNGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASH SKRIPSI
KARYA SF.NDIRI DAN BELUM PF.RNAIi DIAJUKAN SEBAGAI ATAU
KARYA
11.MI AH
PADA
PERGURUAN TINGGI
ATAU
LEMBAGA MANAPUN. APABll.A DIKFMUD1AN HARI TFRBUKTI ATAU DAPAT DIBUKTIKAN BAIIWA SKRIPSI INI HASH. J1PLAKAN. MAKA SAYA BERSEDIA MENERIMA SANKSI SESUAI PERATURAN YANG BERLAKU.
iii
iv
HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA UJ1AN
Judul
: Komparasi Pendapatan Peternak Broiler pada Kemitraan CV. Intan Sukses Abadi dan PT. Karya Mitra Kendari di Kabupaten Konawe Selatan
Nama
: Danang Prasetyo
NIM
: LIA1 12 106
Jurusan/Fakultas
: Peternakan/Peternakan
Telah diujikan di depan Tim Penguji Skripsi dan telah dipcrbaiki sesuai saran-saran saat uj ian Kendari. 28 Oklober 2016 Tim Penguji:
Kelua
Sekretaris
\nggota
Anggota
\nggota
:
Prof. Dr. Ir. Takdir Saili. M.Si
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Danang Prasetyo, mahasiswa Program Studi Peternakan Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo (U.H.O) penulis lahir di Kendari Pada Tanggal 12 Maret 1993. Anak pertama dari tujuh bersaudara dari pasangan suami
istri
Bapak
Masrun
dan
Ibu
Ngatini.
Penulis
menyelesaikan pendidikan di SDN 12 Baruga Kendari dan selesai pada tanggal 10 Juni 2005. Kemudian melanjutkan ke SMPN 17 Kendari dan selesai pada tanggal 25 Mei 2008, kemudian kembali melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 2 Kendari dan selesai pada tahun 2011. Sebelum menginjakan kaki pada Fakultas Peternakan U.H.O pernulis pernah melanjutkan Studi di Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian U.H.O namun ada masalah internal membuat Penulis harus berhenti pada semester 1 pada jurusan tersebut.
Setelah keadaan mulai kondusif
Penulis kembali melanjutkan studi ke perguruan tinggi di Universitas Halu Oleo Fakultas Peternakan Program Studi Peternakan sampai sekarang. Penulis adalah mahasiswa aktif di Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo. Selama masa perkuliahan, penulis aktif diberbagai organisasi internal dan external kampus yaitu Menjadi salah seorang kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Hukum U.H.O Kendari pada tahun 2013. Penulis juga aktif di organisasi Resimen Mahasiswa (Menwa) Satuan 241 Cakra Sakti Universitas Halu Oleo, Kendari. Selain itu
selalu berkontribusi dalam pengamanan kegiatan internal di
lingkup U.H.O, jika dibutuhkan. Pengalaman masuk di perguruan tinggi Universitas Halu Oleo merupakan hal yang tidaklah mudah mempunyai banyak rintangan dan pengorbanan baik moril dan materil.
vii
ABSTRAK
Danang Prasetyo (L1A1 12 106) : Komparasi Pendapatan Peternak Broiler Pada Kemitraan CV. Intan Sukses Abadi dan PT. Karya Mitra Kendari di Kabupaten Konawe Selatan. Dibimbing oleh: La Ode Arsad Sani dan Rahman.
Perusahaan kemitraan ayam broiler yang memasarkan ayamnya yang di Kota Kendari diantaranya adalah CV. Intan Sukses Abadi (ISA) dan PT. Karya Mitra Kendari (KMK). Penelitian ini bertujuan menganalisis dan membandingkan pendapatan peternak broiler yang dipelihara peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK dengan rata-rata skala usaha ayam broiler yang dipelihara peternak mitra kedua perusahaan tersebut masing-masing adalah 2.333 ekor dan 2.285 ekor. Pemilihan kedua perusahaan dilakukan secara purposive sampling, sedangkan peternak mitra atau responden diambil secara proporsional masing-masing 15%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan peternak yang bermitra dengan PT. KMK sebesar Rp. 7.488 per periode per ekor, yaitu lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan peternak mitra CV. ISA yang hanya Rp. 6.344 per periode per ekor. Namun jika dilakukan komparasi pendapatan kedua peternak mitra tersebut secara umum tidak menunjukkan perbedaan (P>0.05). K ata kunci : Broiler, kemitraan, komparasi, pendapatan dan peternak.
viii
ABSTRACT Danang Prasetyo (L1A1 12 106) : Comparison of Broiler Farmer’s Revenue on CV Intan Sukses Abadi and PT Karya Mitra Kendari Partnership System (Kemitraan) in Konawe Selatan Residence. Supervised by La Ode Arsad Sani and Rahman.
Two of broiler farming partnership companies which suplplying chiken meet in kendari were CV. Intan Sukses Abadi (ISA) and PT. Karya Mitra Kendari (KMK). This research was aimed to analyze and compare broiler’s farmer revenue on ISA and KMK companies with average farming capacity 2.333 and 2.285 birds respectively. The companies objects were chosen based on purposive sampling method, whereas the partnership farmer respondents were taken 15% proportionally from total company farnmer partner. The research result showed that average of partner farmer’s revenue on ISA (Rp. 6.344/ preiode/ birds). However, when comparing the partner farmer’s revenue on this two companies were not showed differences (p> 0,05). Key words : Broiler, partnership, comparison, revenue and farmer.
ix
KATA PENGANTAR Bism illahirahm aanirrahiim
Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah serta kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Komparasi Pendapatan Peternak Broiler Pada Kemitraan CV. Intan Sukses Abadi dan PT. Karya Mitra Kendari di Kabupaten Konawe Selatan”. Shalawat dan salam juga senantiasa tercurah kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW atas perjuangan beliaulah yang telah mengeluarkan umat manusia dari zaman jahiliah atau kebodohan kepada cahaya Islam. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu tahapan sekaligus syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Jurusan Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Halu Oleo, Kendari. Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak La Ode Arsad Sani, S.Pt., M.Sc., selaku Pembimbing I dan Bapak Rahm an, S.Pt., M.T., selaku Pembimbing II, atas segala bantuan, bimbingan, arahan dan masukan yang sangat berharga bagi penulis untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih dengan penuh rasa hormat, cinta dan kasih penulis persembahkan kepada Ayahanda tercinta M asrun dan Ibunda tercinta Ngatini atas segala cinta, kasih sayang, perhatian, doa dan pengorbanan yang tidak pernah bisa terukur. Melalui kesempatan ini pula tanpa mengurangi rasa hormat dan penghargaan, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Usman Rianse, M.S., selaku Rektor Universitas Halu Oleo, Bapak Prof. Dr. Ir. T akdir Saili, M.Si., selaku Dekan Fakultas Peternakan dan Bapak La Ode Arsad Sani, S.Pt., M.Sc., selaku Ketua Jurusan Peternakan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Universitas Halu Oleo.
x
2. Bapak Rahm an, S.Pt., M.T. selaku Penasehat Akademik yang senantiasa membimbing dan membantu kelancaran penulis selama mengikuti perkuliahan. 3. Bapak Prof. Dr. Ir. Takdir Saili, M.Si., Dr. Muh. Amrullah Pagala, S.Pt., M.Si., dan Bapak Hairil A. Hadini S.Pt., M.Sc. selaku dosen penguji atas kesediaannya menguji, memberikan saran dan koreksinya kepada penulis demi kesempurnaan skripsi ini. 4. Bapak Ir. Agus Suwondo, S.Pt., selaku pemilik perusahaan CV. Intan Sukses Abadi dan Bapak Tedy Darsono selaku pemilik perusahaan PT. Karya Mitra Kendari. Atas kerjasamanya telah memberikan wadah bagi saya untuk melakukan penelitian di perusahaan yang telah bapak dirikan. 5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Peternakan yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat bernilai bermanfaat bagi penulis serta seluruh staf yang telah melayani dengan baik dan memberikan bantuan selama penulis melakukan pengurusan segala administrasi perkuliahan. 6. Saudara kandung penulis: Daning Pratiwi, Damang Pranoto, Dayu Praginati, Adjat Aprianto, Andini Febrianti dan Erlangga Caesar Pamungkas serta keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan moril, dan dukungan lainnya. 7. Teman-teman Angkatan 2012: Muh. Nafar, S.Pt., Muh. Ikbal, Nur Aenih,S.Pt., Nela Febrianti, S.Pt., Reza Setyawan, Putra Wiadnyana, Mujianto, S.Pt., Nuriadin, S.Pt., Hendra Saputra,S.Pt., Awang Rosiadi, Taufik, S.Pt., Kabul Budiansyah,S.Pt., Indra Muhammad,S.Pt.,
Zainuddin, S.Pt., Ardiansyah,
Herdiana Siampa, Nuraeni, Minayanti, Ayu Sandra, Wa Salinu, Sariati, Amlia, Vivin Wahyuni, Kadek Purnama A., Kamsini, Gatra, Sitti, Dewi, Ros, dan masih banyak lagi teman-teman yang saya tidak bisa sebutkan satu persatu. Terimakasih sudah besama saya selama ini dalam suka dan duka.
xi
8.
Teman-teman senior, junior; Siti Rahma Ratu Pujian, S.Pt., Ahmad Doni Arif, Lisa Meli Ana, La Irwan, S.Pt., Wa Ica, Tomas Ali, S.Pt., Mega Sugiani, Adhe SMR, Andarias July Wijaya, John Karlino, Adenan Tando, Muhammad Kausar, Muhammad Nasihul, Neli, Ade Ratnasari, S.Pt., Inerti, Nur Asya dan terkhusus kepada Ita Nurhidayah Safitri (INS). Terima kasih atas cerita kebersamaannya, bantuan, dan dukunganya.
9.
Teman-teman KKN Nusantara Desa Tetehaka, Kecamatan Benua, Kabupaten Konaswe Selatan 2016 ; Azmul, Clarissa Nurul Jannah, Iksar, Lery Arianto, Rajib Ridhaman Djaya, Rachmat Hidayat, Sutra Mustika dan Wd. Suriati, SP. Terimakasih selalu kompak selama ini dalam tim baik selama dan sesudah KKN usai.
10. Teman-teman anggota Resimen Mahasiswa satuan 241 Cakra Sakti UHO, angkatan 24; Sufardiman selaku komandan satuan, Amir Saleh, Parno, Khrisna, Arnak Saputra, Adi Budi Setiawan, Muh. Ashar, Sari Muna, Yanti, Bahriyanti, Nurhaida, Muhsinin dan Niluh yang selalu semangat mengemban amanah dalam menjalankan tugas pengamanan internal kampus. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat kepada semua pihak, terutama dalam pengembangan IPTEK dibidang peternakan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.
Kendari, 28 Oktober 2016
Penulis,
xii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAM PUL..................................................................................... ..........ii PERNYATAAN............................................................................................. ............ iii HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ............. iii HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA U JIA N ....................................................iv RIWAYAT H ID U P........................................................................................... ......... vi ABSTRAK...................................................................................................................vii ABSTRACT................................................................................................................ viii KATA PENGANTAR...................................................................................... ..........ix DAFTAR IS I ...................................................................................................... ......... xiii DAFTAR TA B EL............................................................................................. ......... xiv DAFTAR GAM BAR.................................................................................................. Xv I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang...................................................................................... ..........1 B. Rumusan M asalah...........................................................................................4 C. Tujuan Penelitian............................................................................................4 D. Manfaat dan K egunaan........................................................................ .......... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kondisi Peternakan Ayam B roiler..................................................... ......... 5 B. Kemitraan Ayam Broiler................................................................... ............. 7 C. Biaya Produksi.................................................................................... .............9 D. Penerimaan.......................................................................................... .............10 E. Pendapatan.......................................................................................... ............. 10 F. Komparasi.............................................................................................. ..........11 G. Penelitian Terdahulu........................................................................................12 H. Kerangka Pikir Penelitian..................................................................... .......... 13 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat...........................................................................................14 B. Populasi dan Responden.................................................................... ............. 14 C. Teknik Pengumpulan Data.................................................................... ......... 14 D. Variabel yang Diamati......................................................................... ...........15 E. Analisis Data.......................................................................................... ..........15 F. Konsep Operasioanal....................................................................................... 16
xiii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................. 1. Profil Perusahaan Mitra............................................................... B. Profil Peternak Mitra.......................................................................... 1. Tingkat Pendidikan........................................................................ 2. Usia dan Pengalaman Beternak..................................................... C. Profil Usaha Peternak Ayam Broiler............................................. 1. Skala Usaha................................................................................... 2. Sarana dan Prasarana................................................................ 3. Bobot Badan................................................................................... 4. Tingkat Mortalitas.......................................................................... D. Analisis Usaha Peternak Broiler Mitra CV. Intan Sukses Abadi dan PT. Karya Mitra Kendari......................................................... 1. Biaya Produksi............................................................................ 2. Penerimaan................................................................................... 3. Pendapatan................................................................................... V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan....................................................................................... B. Saran..................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
18 18 21 21 22 25 25 27 29 31 33 33 38 40 43 43
xiv
DAFTAR TABEL Tabel 1
Teks Rata-Rata Persentase Tingkat Pendidikan Peternak............................................................................................
2
Rata-rata Usia dan Pengalaman Beternak.............................
3
Jumlah Ternak Mitra CV. ISA dan PT. KMK di Lokasi Penelitian..................................................................................
4
Rata-Rata Bobot Badan Broiler Peternak Mitra CV. ISA dan PT.KMK...........................................................................
5
Tingkat Mortalitas Broiler Peternak Mitra CV. ISA
Halaman 21 23 25
30
32
dan PT. KMK........................................................................ 6 7 8
Biaya Produksi Usaha Broiler Peternak Mitra CV. ISA dan PT. KMK........................................................................... Penerimaan Usaha Ternak Broiler Peternak Mitra CV. ISA dan PT. KMK........................................................................... Pendapatan Usaha Broiler Peternak Mitra CV. ISA dan PT. KMK..........................................................................
34 38 40
xv
DAFTAR GAMBAR Gambar
Teks
Halaman
1
Kerangka P ik ir..........................................................................
13
1
I. A.
P ENDAHULUAN
L atar Belakang Kontribusi usaha ternak ayam broiler di Provinsi Sulawesi Tenggara dinilai
signifikan sampai saat ini. Usaha tersebut mempunyai prospek yang cukup baik di masa yang akan datang. Karena tingkat konsumsi masyarakat akan kebutuhan protein hewani khususnya ayam pedaging cukup meningkat. Ayam broiler saat ini masih merupakan komoditi peternakan yang cenderung cepat diproduksi untuk kebutuhan pasar dibandingkan dengan produk ternak lainnya. Pertumbuhan broiler cukup cepat dengan bobot badan yang tinggi dalam waktu relatif pendek, konversi pakan kecil, siap dipotong pada usia muda serta menghasilkan kualitas daging berserat lunak Fadhilah (2005). Perkembangan broiler cukup pesat ini, selain meningkatkan pendapatan peternak mitra, juga merupakan upaya penanganan untuk mengimbangi kebutuhan masyarakat terhadap daging ayam. Produksi broiler di Provinsi Sulawesi Tenggara pada 2 tahun
terakhir
cenderung meningkat yaitu 3.559 ton sampai 3.928 ton masing-masing pada tahun 2014 dan tahun 2015. Hal ini berbanding lurus dengan jumlah populasi broiler yang semakin tahun terus bertambah yaitu 3.924.357 ekor di tahun 2014. Populasi tersebut juga mengalami peningkatan pada tahun 2015 sebanyak 4.330.773 ekor atau meningkat sekitar 10,36% (Ditjen PKH, 2016). Kondisi ini terjadi akibat berkembangnya sektor lain yang menunjang usaha peternakan broiler, seperti pembukaan rumah makan, restoran baru, pertambahan jumlah penduduk, serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan protein hewani.
2
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan agribisnis peternakan, khususnya pada usaha peternakan broiler, salah satu diantaranya yaitu pola kemitraan. Konawe Selatan merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Tenggara yang sangat berpotensi dalam hal pengembangan broiler. Letak geografis yang cukup dekat dengan Kota Kendari menjadi sasaran pasar utama komoditi broiler di Sulawesi Tenggara, sehingga perusahaan mitra tertarik berinvestasi menggunakan pola kemitraan. Pola kemitraan digunakan untuk mengatasi berbagai macam kekurangan yang dihadapi oleh peternakan rakyat. Program pengembangan kemitraan merupakan salah satu kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah untuk meningkatkan produksi ternak dan daging (Maulana, 2008). Kesadaran akan kebutuhan pangan yang bernilai gizi tinggi merupakan salah satu indikator dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang dapat dipenuhi dari protein hewani khususnya daging ayam. peningkatan jumlah penduduk, pendapatan dan pendidikan masyarakat akan menyebabkan meningkatnya permintaan akan produk hewani,
sehingga perlu peningkatan produksi
untuk memenuhi
permintaan pasar. CV. Intan Sukses Abadi (ISA) merupakan perusahaan komanditer yang bergerak dalam bidang perunggasan, salah satunya dalam bidang usaha peternakan broiler. Perusahaan ini menyediakan pakan, obat dan bibit serta membantu peternak dalam pengaturan ternaknya. Sementara peternak mitranya bertanggung jawab atas kandang, peralatan kandang, listrik, dan tenaga kerja. CV. ISA juga merupakan bagian dari PT. Sinar Terang Madani Makasar yang telah melakukan
3
Memorandum o f Understanding (MOU) bersama pihak Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo, Kendari, untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui kalangan akademisi. Perusahaan PT. Karya Mitra Kendari (KMK) yang merupakan bagian dari Development Member o f Countries (DMC) Group Malang Jawa diprakarsai oleh Bapak Tedy Darsono yang membuka cabang di wilayah ini sejak September 2012. Perusahaan ini mempunyai konsentrasi peternak mitra khusus di Kabupaten Konawe Selatan saja. Seperti halnya CV. ISA perusahaan ini menyediakan pakan, obat dan bibit serta membantu peternak dalam memasarkan broiler, sedangkan peternak mitra menanggung perkandangan, peralatan kandang, listrik, dan tenaga kerja. Tujuan utama peternak bergabung dengan kedua perusahaan kemitraan adalah mendapatkan keuntungan dari kerjasama yang dijalankan. Pendapatan yang diperoleh peternak sangat beragam, karena peternak menjaga jumlah ternak yang berbeda. Keuntungan yang diperoleh peternak merupakan faktor yang dapat menentukan tingkat kepuasan peternak terhadap perusahaan kemitraan. Peternak yang mempunyai pendapatan yang tinggi akan merasa lebih puas atas kinerja atau pelayanan yang diberikan dari perusahaan mitra. Meskipun demikian, data dan informasi pendapatan peternak mitra dan perbandingan pendapatan peternak antara kedua perusahaan kemitraan tersebut masih terbatas. Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai pendapatan peternak broiler pada kemitraan CV. ISA dan PT. KMK serta komparasi pendapatan kedua perusahaan tersebut.
4
B.
Rum usan M asalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan yang ingin dikaji
dalam penelitian ini adalah : 1.
Berapa besar pendapatan peternak mitra antara CV. ISA dan PT. KMK di Kabupaten Konawe Selatan ?
2.
Bagaimana komparasi pendapatan antara peternak mitra
CV. ISA dan
PT. KMK di Kabupaten Konawe Selatan ? C. Tujuan dan M anfaat Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis: 1. Pendapatan antara peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK di Kabupaten Konawe Selatan. 2. Komparasi pendapatan antara peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK di Kabupaten Konawe Selatan. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi peternak mitra, sebagai bahan informasi tentang tingkat pendapatan usaha peternakan broiler jika bermitra dengan perusahaan peternakan 2. Bagi perusahaan, Sebagai informasi dalam menentukan kebijakan perusahaan dalam bermitra dengan kelompok peternak.
5
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kondisi Peternakan Ayam Broiler Ayam broiler adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki sifat ekonomis, dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif muda, serta menghasilkan kualitas daging berserat lunak (Murtidjo, 2006). Rasyaf (2004) menyatakan bahwa ayam broiler mempunyai pertumbuhan yang cepat serta mempunyai dada yang lebar dengan timbunan daging yang baik dan banyak. Ayam broiler pertumbuhannya cukup baik sejak umur satu hingga lima minggu. Ternak pada umur tiga minggu sudah menunjukkan pertumbuhan bobot badan yang memuaskan, sehingga ayam broiler dapat dijual sebelum umur delapan minggu. Ayam broiler merupakan tipe ayam pedaging dan umumnya digunakan untuk konsumsi sehari-hari sebagai pemenuhan kebutuhan protein hewani. Berdasarkan aspek pemuliaannya terdapat tiga jenis ayam penghasil daging, yaitu ayam kampung, ayam petelur afkir dan ayam broiler. Ayam broiler umumnya dipanen pada umur sekitar 4 sampai 5 minggu dengan bobot badan antara 1,2 sampai 1,9 kg/ekor yang bertujuan sebagai sumber pedaging (Kartasudjana, 2005). Perkembangan ayam broiler di Indonesia dimulai pada pertengahan dasawarsa 1970-an dan terkenal pada awal 1980-an. Laju perkembangan usaha ayam broiler sejalan dengan pertumbuhan populasi penduduk, pergeseran gaya hidup, tingkat pendapatan, perkembangan ekonomi dan politik (Fadilah, 2005).
6
Daerah penyebaran ayam broiler komersial di Indonesia bagian barat adalah Pulau Jawa dan sebagian Sumatera. Indonesia bagian tengah adalah Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur, serta Indonesia bagian timur adalah Pulau Sulawesi. Bagian daerah tersebut, Indonesia bagian barat merupakan penyebaran ayam broiler komersial. Hal ini disebabkan hampir semua perusahaan pembibitan ayam broiler komersial serta pangsa pasar 14 terbesar masih didominasi oleh Indonesia bagian barat, khususnya Pulau Jawa (Fadilah, 2005). Selanjutnya dinyatakan bahwa, di Indonesia broiler sudah dapat dipasarkan pada usia 5 sampai 6 minggu dengan bobot hidup antara 1,3 sampai 1,6 kg per ekor. Namun demikian kebanyakan masyarakat di Indonesia lebih banyak terutama
menyukai
daging
ayam broiler
yang tidak begitu
besar
untuk konsumsi rumah makan dan pasar-pasar tradisional. Rasyaf
(2004) juga menyatakan bahwa ayam dan jenis unggas lainnya membutuhkan sejumlah nutrisi yang lengkap untuk menunjang hidupnya, untuk pertumbuhan dan untuk berproduksi. Unggas membutuhkan lebih dari 40 material kimiawi yang diklasifikasikan ke dalam enam kelas yakni karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. protein 19,5 sampai
Kandungan nutrisi pada fase starter mengandung
21,2%, energi metabolisme 2851 sampai 3180 kkal/kg
ransum sedangkan finisher protein 22,0 sampai 22,7% dan energi metabolisme 3290 sampai 3399 kkal/kg ransum.
7
B.
K em itraan Ayam Broiler Kemitraan adalah suatu cara melakukan bisnis yang dimana pemasok dan
pelanggan berniaga satu sama lain untuk secara bersama-sama mencapai sebuah tujuan bisnis (Hakim, 2004).
Sumardjo (2001), menyatakan bahwa perusahaan
mitra bertindak sebagai inti yang memberikan modal, menyediakan sarana dan prasaran produksi, memberikan pembinaan teknologi, bimbingan teknis dan manajemen, menampung, membeli hasil produksi, serta memasarkan hasil. Sementara peternak mitra bertindak sebagai plasma yang melaksanakan produksi dan menjual hasil produksinya hanya kepada inti. Pihak inti dan plasma harus patuh terhadap peraturan yang disepakati bersama yang menyangkut hak dan kewajiban masing-masing agar terciptanya hubungan timbal balik. Program kemitraan ini, peternak kecil (disebut plasma) cukup menyediakan kandang beserta peralatannya dan pekerja, sedangkan sarana produksi seperti DOC, pakan ternak, vaksin, feed supplement dan obat-obatan disediakan oleh mitra (disebut inti) yang biasanya merupakan besar. Meskipun demikian peternak plasma diwajibkan menjual ayam broiler (pedaging) kepada inti dengan biaya yang sudah ditentukan (Abidin, 2002). Prawirokusumo dan Soeharto (2004) mendefinisikan kemitraan usaha sebagai kebersamaan atau keterkaitan sumberdaya dalam bentuk produk, penjualan, pemasaran,
distribusi, penelitian, peralihan teknologi,
keuangan, dan pelayanan. Sedangkan menurut Sudaryani dan Santoso (2003), usaha budidaya ayam broiler dapat dibedakan menjadi pola usaha mandiri dan pola kemitraan.
8
1. Pola Usaha Mandiri Pada pola usaha mandiri,
seluruh usaha budidaya ayam broiler
dilakukan sendiri (secara mandiri) oleh peternakan tersebut. Hal ini, peternakan mendatangkan langsung input-input yang dibutuhkan secara langsung dan menerapkan sistem manajerialnya sendiri, sehingga total biaya produksi ditanggung langsung oleh peternak. Pola usaha mandiri, seluruh bentuk risiko yang terjadi harus ditanggung oleh peternak karena besarnya kuntungan maupun kerugian diterima langsusng oleh peternak, akibat tidak menjalin kerjasama dengan pihak lain. Secara umum, pola usaha mandiri lebih peka terhadap total produksi, dan fluktuasi harga ayam broiler. 2. Pola Usaha Semi Mitra Pola usaha semi mitra yaitu farm yang bekerjasama dengan poultry shop untuk memasok sebagian kebutuhan farm, biasanya pakan, bibit dan obat. Sedangkan kandang dan seisinya dari peternak. untuk penjualan
ayam
diserahkan sepenuhnya kepada peternak, peternak akan mengembalikan modal (pakan, bibit, obat) kapada poultry shop sesuai perjanjian harga awal. 3. Pola Usaha Kemitraan Menurut Sudaryani dan Santoso (2003), peternak ayam broiler yang menerapkan pola usaha kemitraan, tidak perlu mengeluarkan seluruh biaya, karena pola ini merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan dengan pihak lain, seperti pabrik pakan, poultry shop, maupun peternak besar (perusahaan). Sudaryani dan Santoso (2003), membagi pola usaha kemitraan menjadi pola inti plasma, pola sewa kandang dan peralatan, dan pola investor. Pada pola inti
9
plasma, pihak inti yaitu pabrik pakan, poultry shop, maupun peternak besar (perusahaan), wajib menyediakan berbagai sarana produksi seperti DOC (Day Old Chick), vaksin, pakan, dan manajemen budidaya. Selain itu, pihak inti berhak menjual hasil produksi peternakan dengan harga kontrak/harga pasar, sedangkan peternak (mitra) wajib menyediakan kandang beserta peralatannya, dan tenaga kerj a. C. Biaya Produksi Biaya yang disebut input atau masukan adalah sejumlah korbanan ekonomis yang secara nyata dibutuhkan untuk mendapatkan hasil atau produksi
dalam jumlah tertentu.
Peternak
dan perusahaan
peternakan
memerlukan sumber-sumber faktor produksi berbeda-beda tergantung pada skala dan wilayah usahanya. Secara garis besar nilai biaya dalam pengelolaan usaha ayam potong di berbagai daerah dapat dibagi menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel (Dahlan, 2010). Biaya usaha tani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu (a) biaya tetapi (fixed cost), dan (b) biaya tidak tetapi (variabel cost). Biaya tetap ini umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung besar kecilnya produksi yang diperoleh contohnya pajak, sedangkan biaya tidak tetap atau biaya variabel biasanya didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi
yang
diperoleh
(Soekartawi, 2006).
contohnya
biaya
untuk
sarana
produksi
10
D. Penerim aan Penerimaan merupakan suatu hasil penjualan dari barang tertentu yang diterima atas penyerahan sejumlah barang pada pihak lain. Jumlah penerimaan (total revenue) didefinisikan sebagai penerimaan dari penjualan barang tertentu yang diperoleh dari sejumlah satuan barang yang terjual dikalikan harga penjualan setiap satuan barang (Sudarsono, 2001). Menurut Soeharno (2009) penerimaan adalah harga dikaliakan dengan jumlah barang yang dijual. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut : TR = P x Q dengan TR : Total Penerimaan (Total Revenue) Q : Jumlah (Quantity) P : Harga (Price). Penerimaan pada
usahatani menurut Mubyarto (2004),
adalah perhitungan dari seluruh produk yang dihasilkan kemudian dikalikan dengan tingkat harga yang sedang berlaku yang dinyatakan atau dinilai dengan uang. E. P endapatan Besaranya tingkat pendapatan yang di peroleh merupakan ukuran keberhasilan usaha tani yang dikelola. Untuk menganalisis pendapatan diperlukan dua keterangan pokok, yaitu keadaan pengeluaran dan penerimaan dalam jangka waktu tertentu yang dikeluarkan dan yang diperoleh para peternak kemitraan (Sasmita dkk., 2010). Pendapatan bersih usaha adalah selisih antara pendapatan kotornya (penerimaan) dengan pengeluaran total yang digunakan untuk usahanya. Pendapatan dapat diartikan sebagai suatu proses mengenai penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan selama jangka waktu tertentu.
Selanjutnya
11
pendapatan merupakan masuk atau kenaikan lain suatu badan usaha selama satu periode berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha (Baridwan dan Zaki, 2004). Suratiyah (2005) menyatakan bahwa secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan dalam usahatani dapat digolongkan menjadi dua yaitu: (1) Faktor internal yang terdiri atas: (a) umur petani; (b) pendidikan, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan; (c) jumlah tenaga kerja keluarga; (d) luas lahan dan (e) modal. (2) Faktor eksternal yang terdiri atas: (a) input, yang meliputi ketersedian dan harga; (b) output yang meliputi permintaan dan harga. F. Komparasi Komparasi
adalah teknik analisis
statistik yang bertujuan untuk
membandingkan antara kondisi dua buah kelompok atau lebih. Teknik analisis yang digunakan juga cukup banyak, penggunaan teknik analisis tersebut tergantung pada jenis skala data dan banyak sedikitnya kelompok. Penelitian komparasi adalah penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda dan menemukan hubungan sebab-akibatnya (Muhson, 2006). Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini pun tidak ada pengontrolan variabel, maupun perlakuan dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alamiah, peneliti mengumpulkan data dengan
12
menggunakan instrumen yang bersifat mengukur. Hasilnya dianalisis secara statistik untuk mencari perbedaan di antara variabel-variabel yang diteliti. Penelitian komparatif juga dapat memberikan hasil yang dapat dipercaya, selain karena menggunakan instrumen yang sudah diuji, juga karena kelompokkelompok yang dibandingkan memiliki karakteristik yang sama atau hampir sama (Sukmadinata, 2010). G. Penelitian Terdahulu 1.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Diwan (2013), menyimpulkan bahwa rata-rata besarnya pendapatan peternak ayam broiler di Kota Kendari adalah Rp. 17.046.139 per siklus atau Rp. 5.013 ekor per siklus.
2.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fadhli (2014), mengenai perbedaan pendapatan peternak ayam broiler yang bermitra dengan PT. PKP dan UD. Harco menyimpulkan bahwa : (a) Pendapatan yang diperoleh peternak ayam broiler yang bermitra dengan PT. PKP (Primata Karya Persada) sebesar Rp.
89.649.383,33
sedangkan UD. Harco sebesar Rp.83.215.833,34.
(b) Peternak yang bermitra dengan PT. PKP (Primata Karya Persada) lebih untung dibandingkan dengan peternak yang bermitra dengan UD. HARCO di Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa. 3.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Mariance dkk., 2014), menyimpulkan bahwa: (a) Terjadi perbedaan pendapatan pada kedua perusahaan yang memberikan hasil lebih baik pada perusahaan SMU. (b) Hasil perhitungan pada pendapatan usaha peternak ayam broiler pada kedua perusahaan memberikan hasil yang berbeda PT. SMU lebih besar (26%) dari PT. MTS.
13
H. Kerangka Pikir Penelitian Perusahaan kemitraan CV. ISA dan PT. KMK yang mana semua peternak mitranya tersebar di wilayah Kabupaten
Konawe Selatan.
Penelitian ini
menghitung biaya produksi, pendapatan, dan penerimaan peternak mitra usaha ayam broiler. Apabila penerimaan telah didapatkan dari hasil komparasi maka melahirkan sebuah simpulan. Simpulan inilah yang nantinya memberikan informasi bagi para peternak usaha ayam broiler sebagai salah satu bentuk pengambilan keputusan bagi peternak usaha ayam broiler. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 1.
Peternak Mitra Usaha Ayam Broiler
I
Peternak Mitra
I
1 1 1
CV. ISA
PT. KMK
1 1
Biaya Produksi Peternak Mitra
Biaya Produksi Peternak Mitra
Penerimaan Usaha Peternak Mitra
Penerimaan Usaha Peternak Mitra
^__________
Pendapatan Peternak Mitra
Komparasi Pendapatan
I Simpulan
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian.
^
^
14
III.
M ETODOLOGI PENELITIAN
A. W aktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2016. Bertempat di kandang peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK yang tersebar di wilayah Kabupaten Konawe Selatan. B. Populasi dan Responden Populasi yang menjadi obyek penelitian ini adalah semua peternak mitra yang bermitra dengan CV. ISA dan PT. KMK yang ada di wilayah Kabupaten Konawe Selatan. Responden dalam penelitian ini adalah peternak broiler yang bermitra dengan CV. ISA dan PT. KMK yang diambil secara proporsional dari masing-masing peternak mitra. Jumlah responden untuk peternak broiler yang bermitra dengan CV. ISA dan PT. KMK diambil secara proporsional sebanyak 15%. Responden dari peternak mitra CV. ISA diambil 15% dari 21 orang peternak yaitu 3 peternak. Untuk responden dari peternk mitra PT. KMK diambil 15% dari 49 orang peternak yaitu 7 responden, sehingga secara keseluruhan responden yang diambil adalah 10 peternak broiler yang bermitra dengan CV. ISA dan PT. KMK. C. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan peternak mitra broiler yang bermitra dengan CV. ISA dan PT. KMK dengan menggunakan bantuan kuesioner. Data sekunder untuk menunjang data primer diperoleh dari perusahaan kemitraan, kantor desa, kecamatan, Dinas Pertanian, Badan Pusat
15
Statistik, buku, buletin atau jurnal dan internet yang relevan dengan kajian penelitian ini. D. Variabel yang Diamati Variabel yang diamati adalah sebagai berikut: 1. Karakteristik Responden. 2. Harga jual broiler. 3. Biaya produksi broiler. E. Analisis Data Analisis pendapatan pada usaha ayam broiler untuk menjawab tujuan pertama digunakan rumus (Soekartawi, 2006): I = TR - TC Keterangan : I
= Income (Pendapatan)
TR = Total Revenue (Total Penerimaan) TC = Total Cost (Total Biaya). Selanjutnya tujuan kedua akan dianalisis menggunakan uji perbedaan yaitu dengan independent t-test dengan bantuan soft ware SPSS 16. Tujuan uji - t adalah untuk mengetahui perbedaan pendapatan peternak mitra. Tujuan uji-t adalah untuk mengetahui perbedaan rata-rata pada variabel yang dihipotesiskan (Sutiarso, 2010). Rumus yang digunakan untuk mengetahui rata-rata pendapatan kedua peternak mitra ayam broiler sebagai berikut:
16
t-hitung
J
X1 - X2 (rn - 1) Si 2 + (n2 - 1) S22 m +m -2
Keterangan : X 1 - X2 = Rata-rata pendapatan peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK. 51 2 - 522 = Estimasi perbedaan peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK. m + U2 = Jumlah sampel pengukuran peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK. Dengan kriteria uji : Sig < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sig > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dimana : H0 = |i1 = |i2. H1 = |!1 ^ |i2. |i1 = Rata-rata variabel 1 (ayam broiler peternak mitra CV. ISA). |i2 = Rata-rata variabel 2 (ayam broiler peternak mitra PT. KMK). F. Konsep Operasional Konsep operasional dalam variabel yang diamati dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Karakteristik responden adalah identitas responden yang meliputi; nama, umur, pekerjaan, pendidikan dan pengalaman beternak ayam broiler. 2. Harga jual ayam broiler adalah harga broiler per ekor yang diterima oleh peternak produsen dari konsumen atau lembaga pemasaran (pedagang pengumpul dan pedagang pengecer) yang diukur dalam satuan rupiah per ekor. 3. Biaya produksi adalah sejumlah uang yang dikeluarkan oleh peternak mitra untuk melaksanakan kegiatan usaha ayam broiler. 4. Komparasi adalah sebuah teknik analisis statistik yang tujuannya untuk membandingkan kondisi antara dua buah subjek dan objek atau lebih, dalam hal ini rata-rata pendapatan kedua peternak mitra.
17
5. Pendapatan adalah untung bersih yang diperoleh dari hasil pengurangan total penerimaan kemudiaan dikurangi dengan total biaya usaha ayam broiler. 6. Mitra adalah hubungan yang dijalin antara usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha besar yang di dalamnya usaha menengah atau usaha besar bertindak sebagai inti dan usaha kecil selaku plasma. 7. CV. ISA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perunggasan yang terintegrasi, salah satunya dalam bidang usaha peternakan ayam broiler (pedaging). 8. PT. KMK adalah bagian dari DMC Group Malang Jawa Timur, yang juga bergerak dalam bidang kemitraan unggas khususnya ayam broiler. 9.
Penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah output atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh peternak hasil dari penjualan hasil produksinya.
10. T-test independent (bebas) adalah metode yang digunakan untuk menentukan perbandingan rata-rata dari 2 populasi yang bersifat independen, dimana peneliti tidak memiliki informasi mengenai ragam populasi.
18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.
G am baran Umum Lokasi Penelitian 1. Profil Perusahaan M itra Perusahaan kemitraan ayam broiler yang telah berdiri di Kota Kendari
terdapat 7 perusahaan kemitraan, diantaranya PT. Ciomas Adisatwa, PT. Pratama Mitra Abadi (PMA), PT. Bintang Sejahtera Bersama (BSB), PT. Mitra Unggas Sejahtera (MUS), PT Karya Mitra Kendari, PT. Jass, dan CV. Intan Sukses Abadi. Meskipun telah berdiri di Kota Kendari CV. ISA dan PT. KMK memiliki peternak mitra yang tersebar khusus di wilayah Kabupaten Konawe Selatan saja. Saat ini usaha budidaya ayam broiler semakin berkembang sampai ke pelosok pedesaan dan pada kenyataannnya dapat dijadikan alternatif untuk menjadi sumber pendapatan yang tidak kecil. Bahan baku berupa pakan, bibit, dan obat-obatan semakin mudah diperoleh di pasaran dengan mutu dan jumlah yang cukup. Sementara itu usaha budidaya ayam broiler memerlukan teknologi dan jaminan pemasaran dimana dua faktor ini selalu menjadi kendala di peternak. Upaya mengatasi kedua faktor tersebut dan mendorong usaha peternakan rakyat maka CV. ISA dan PT. KMK hadir di Provinsi Sulawesi Tenggara mengajak calon peternak atau peternak yang telah lama berusaha dalam bidang ayam broiler khususnya di Kabupaten Konawe Selatan untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan kemitraan. CV. Intan Sukes Abadi merupakan perusahaan komanditer yang bergerak dalam bidang perunggasan yang terintegrasi, salah satunya dalam bidang usaha peternakan ayam broiler (pedaging). Perusahaan yang beralamatkan di kompleks
19
BTN Griya Cellebes block A2 Lepo-Lepo Kendari ini didirikan oleh Bapak Ir, Agus Suwondo, S.Pt pada Oktober 2013. Pada saat itu CV. ISA sudah memiliki 45 peternak mitra yang tersebar di Wilayah Kabupaten Kolaka dan Kabupaten Konawe Selatan. Untuk saat ini peternak mitra CV. ISA berjumlah 21 peternak. Perusahaan ini menyediakan pakan, obat dan bibit dari perusahaan pengolahan pakan serta membantu peternak dalam urusan pemasaran ternaknya. Sementara peternak mitranya bertanggung jawab atas penyediaan kandang, peralatan kandang, listrik, dan tenaga kerja. Untuk meningkatkan motivasi peternak mitra dalam memelihara ayam broiler. CV. ISA memberikan insentif sebesar 15% dari harga kontrak. Insentif diberikan apabila harga ayam dipasaran lebih tinggi di bandingkan harga kontrak yang telah ditentukan. PT. Karya Mitra Kendari merupakan bagian dari perusahaan Development Member of Country (DMC) Group Malang Jawa Timur, yang bergerak dalam bidang kemitraan ayam broiler. Perusahaan yang diprakarsai oleh Bapak Tedy Darsono ini berkantor di jalan poros Bandara Halu Oleo Kendari. Perusahaan ini membuka cabangnya di wilayah ini sejak September 2012. Perusahaan yang memiliki 6 orang karyawan dan karyawati ini mempunyai kosentrasi peterernak mitra khusus di Kabupaten Konawe Selatan saja. Saat ini petenak mitra PT. KMK berjumlah 49 peternak yang tersebar di wilayah Kabupaten Konawe Selatan. Sarana produksi ternak (sapronak) yang disediakan PT. KMK antara lain pakan, bibit (DOC), dan obat-obatan dari perusahaan pengolahan pakan serta membantu peternak dalam urusan pemasaran. Sementara peternak mitra sebagai plasmanya mananggung perkandangan, peralatan kandang, listrik, dan tenaga kerja.
Jika
20
dilihat dari konsep bagi hasil ada yang menarik dari PT. KMK ini, yaitu perusahaan ini memberikan insentif kepada peternak palsmanya sebanyak 30% dari harga kontrak.
Hal tersebut bisa dilakukan apabila harga ayam broiler
dipasaran mengalami kenaikan diatas harga kontrak yang telah disetujui sebelumnya. Lokasi usaha peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK tersebar hampir diseluruh Wilayah Kabupaten Konawe Selatan. Lokasi usaha peternak mitra merupakan tempat dimana seorang peternak mendirikan usaha pemeliharaan ternak broiler. Lokasi tersebut dipilih berdasarkan aset lahan yang dimiliki masingmasing peternak untuk menjalankan usaha peternakan ayam broiler. Hal ini dijalankan untuk menekan biaya produksi setiap peternak mitra agar mendapatkan keuntungan berlebih dibanding melakukan sewa lahan untuk mendirikan kandang. Lokasi usaha broiler peternak mitra CV. ISA maupun PT. KMK cukup bervariasi. Sebagian besar peternak mitra kedua perusahaan ini tersebar pada Desa atau Kelurahan yang terletak di Kecamatan Konda, Kecamatan Landono dan Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan. Sebaran lokasi usaha ini diantaranya terletak di Kelurahan Ranomeeto, Desa Lakomea, Desa Boro-Boro, Desa Masagena, Desa Lawoila, Desa Lamomea, Desa Cialam Jaya, Desa Puubula, Desa Lameuru, dan Kelurahan Landono. Lokasi usaha ini jika dilihat dari letak geografisnya tidak terlalu jauh dari Kota Kendari yang merupakan sasaran utama pemasaran broiler. Perusahaan mitra sengaja memilih lokasi-lokasi usaha yang tidak terlalu jauh dari Kota Kendari. Hal ini
21
dilakukan untuk menekan biaya operasional yang dikeluarkan oleh pihak perusaaahan. B. Profil Peternak M itra 1. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan peternak merupakan latar belakang keadaan peternak yang dapat mempengaruhi tingkat pengelolaan usaha broiler. Tingkat pendidikan dapat pula menjadi salah satu faktor dalam menentukan keberhasilan usaha pemeliharaan broiler dikalangan peternak mitra. Tingkat pendidikan yang telah ditempuh baik peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK cukup beragam. Tingkatan pendidikan yang dimiliki kedua mitra ini rata-rata dimulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Rata-rata persentase tingkat pendidikan yang dimiliki peternak mitra CV. ISA dan PT KMK disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-Rata Persentase Tingkat Pendidikan Peternak Tingkat Pendidikan Peternak Mitra SD SLTP SLTA P. Tinggi Jumlah
CV. ISA (%) 66,6 0 33,3 0 100
Mitra Perusahaan PT. KMK (%) 42,8 14,3 14,4 28,5 100
Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi peternak broiler dalam berpifikir dan mengambil
keputusan.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan peternak ayam broiler di Kabupaten Konawe Selatan secara umum relatif rendah dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD). Tingkat pendidikan peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK cukup bervariasi jika dilihat dari persentase tingkat pendidikan kedua perusahaan mitra tersebut.
22
Tingkat pendidikan peternak mitra PT. KMK cukup beragam yaitu 42,85% berpendidikan SD, kemudian
14,28% berpendidikan SLTP sampai SLTA
dan sementara sisanya sebanyak 28,57% memiliki tingkat pendidikan pada perguruan tinggi.
Selanjutnya tingkat pendidikan yang dimiliki peternak mitra
CV. ISA cukup menonojol pada tingkat pendidikan SD saja yakni sebesar 66,66% sementara itu sebanyak 33,33% berpendidikan SLTA. Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masing-masing peternak sangat berpengaruh terhadap kelancaran usaha ternak ayam broiler. Hal ini dikarenakan peternak mitra yang tingkat pendidikannya relatif rendah sulit menerima inovasi baru sehingga usaha yang dijalankan cukup membutuhkan waktu yang relatif lama untuk berkembang. Sedangkan peternak mitra yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi selalu memunculkan ide-ide kreatif untuk meningkatkan usaha ayam broiler yang dijalankannya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Diwan (2013 : 27) bahwa tingkat pendidikan peternak sangat menunjang bagi kemajuan dan keberhasilan usaha peternakannya, karena peternak yang memiliki pendidikan yang tinggi akan terus berfikir bagaimana cara untuk meningkatkan usahanya, berbeda dengan peternak yang tingkat pendidikannya lebih
rendah mereka sulit menerima inovasi baru
sehingga usaha yang ditekuninya relatif sulit dibutuhkan waktu lama untuk berkembang. 2. Usia dan Pengalaman Beternak Faktor usia dan pengalaman beternak meruapakan hal yang dapat mempengaruhi kinerja peternak dalam menjalankan usahanya. Peternak yang
23
memiliki usia yang lebih muda cenderung lebih cekatan dalam menjalankan usahanya, dibanding peternak yang usianya cenderung lebih tua. Namun peternak yang lebih tua memiliki pengalaman serta strategi yang banyak dalam beternak dibanding peternak yang usianya masih muda. Kondisi ini tentunya menjadi kelebihan dan kekurangan yang ada pada peternak dalam menjalankan pemeliharaan ayam broiler. Rata-rata usia dan pengalaman beternak yang dimiliki para peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK dalam menjalankan usahanya disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata Usia dan Pengalaman Beternak Uraian Usia Peternak (tahun) Pengalaman Beternak (tahun)
Mitra Perusahaan PT. KMK CV. ISA 46 44 4
6
Usia merupakan salah satu faktor yang bisa mempengaruhi kemampuan peternak dalam mengelola usaha ayam broiler. Hal ini dapat mempangaruhi kemampuan kerja dalam mengambil tindakan serta berpengaruh dalam pola pikir masing-masing peternak. Data Tabel 2 menjelaskan bahwa sebagian besar peternak ayam broiler di Kabupaten Konawe Selatan baik peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK berada pada kisaran usia yang relatif produktif. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata usia peternak broiler di Kabupaten Konawe Selatan adalah 44 sampai 46 tahun. Peternak yang memiliki usia lebih muda adalah peternak yang bermitra dengan CV. ISA yaitu 26 tahun dan peternak yang lebih tua adalah peternak yang bermitra dengan PT. KMK yaitu dengan usia 55 tahun. Keadaan usia peternak tersebut memberikan gambaran bahwa peternak di lokasi penelitian secara
24
umum memiliki kemampuan berfikir dan bertindak relatif fluktuatif dalam melakukan kegiatan usaha ayam broiler. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suratiyah (2005) bahwa kisaran usia 15 sampai 55 tahun termasuk usia produktif sedangkan usia lebih dari 55 tahun dikategorikan usia non produktif. Usia peternak menentukan kapasitas pengelolaan terhadap usaha peternakan khusunya peternakan ayam broiler. Peternak yang berusia muda mempunyai fisik yang kuat sehingga dapat bekerja secara maksimal dan efektif. Peternak yang telah lanjut usia kondisi fisiknya cenderung menurun, namun disisi lain senantiasa diharapakan pada pekerjaan fisik yang berat. Pengalaman beternak ialah salah satu dari sekian faktor selain usia dan tingkat pendidikan yang dimiliki peternak untuk menentukan keberhasilan kegiatan operasional usaha ayam broiler. Seiring bergulirnya waktu hal ini disebabkan adanya pengembangan pengetahuan dan inovasi keterampilan peternak mitra selama memelihara broiler. Kreativitas peternak mitra ayam broiler dalam mengelola usahanya akan semakin meningkat apabila sudah lama menjalankan usaha pemeliharaan ayam broiler itu sendiri. Data Tabel 2 menjelaskan bahwa peternak mitra ayam broiler di lokasi penelitian secara umum dapat dikatakan berpengalaman. Hal ini terlihat dari lamanya peternak mitra menjalankan usaha pemeliharaan ayam broiler. Peternak mitra pada kedua perusahaan mitra ini rata-rata sudah beternak lebih dari 4 sampai 6 tahun lamanya. Hal ini menunjukkan bahwa peternak mitra ayam broiler di Kabupaten Konawe Selatan telah memiliki pengalaman beternak yang cukup dalam menjalankan kegiatan operasional usaha ayam broiler. Kondisi ini
25
diharapkan peternak mitra mampu mengatasi berbagai masalah yang ada meskipun peternak mitra memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah. C. Profil Usaha Peternak Ayam Broiler 1. Skala Usaha Dewasa ini hampir semua peternak ayam broiler bergantung pada pola kemitraan yang diterapkan pihak perusahaan kemitraan ayam broiler. Perusahaan kemitraan tersebut merupakan perusahaan penyedia sapronak untuk peternak mitra yang tersebar di hampir seluruh wilayah Kabupaten Konawe Selatan. Peternak mitra kedua perusahaan tersebut menganggap bahwa bermitra dengan perusahaan akan memperoleh kepastian sapronak dan kepastian pemasaran untuk memperoleh pendapatan yang diiginkan peternak mitra. Banyak sedikitnya pendapatan yang diperoleh peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK dipengaruhi berbagai hal, salah satunya skala usaha yang dimiliki peternak. Skala usaha yang banyak cenderung memperoleh pendapatan yang banyak pula, sebaliknya skala usaha yang sedikit cenderung memperoleh pendapatan yang sedikit juga. Skala usaha yang dimiliki peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK dapat disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Ternak Mitra CV. ISA dan PT. KMK di Lokasi Penelitian Uraian Jumlah ayam Rata-rata ayam broiler yang diproduksi Skala usaha
CV. ISA (Ekor) 7.000 2.333 48.993
PT. KMK (Ekor) 16.000 2.285 111.965
Skala usaha peternak mitra didapatkan dari hasil perkalian antara rata-rata pemeliharaan ayam per peternak mitra dikalikan jumlah anggota kemitraan
26
perusahaan mitra. Peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK memiliki skala usaha yang berbeda dalam proses pemiliharaannya. Data Tabel 3 menjelaskan bahwa skala usaha CV. ISA yang memiliki anggota kemitraan sebanyak 21 peternak dan setiap peternaknya memelihara ayam broiler dengan rata-rata 2.333 ekor, maka skala usaha CV. ISA sebesar 48.993 ekor perperiode. Beda halnya dengan PT. KMK yang memiliki anggota kemitraan yang cenderung lebih banyak yaitu 49 peternak mitra, dimana setiap peternak memelihara ayam broiler dengan rata-rata 2.285 ekor dengan skala usaha
PT. KMK yaitu sebesar 111.965 ekor per periode.
Kondisi ini terjadi karena peternak mitra kedua perusahaan ini mengalami perbedaan jumlah keanggotaan. Data Tabel 3 menjelaskan bahwa skala usaha produksi broiler CV. ISA memiliki skala usaha lebih sedikit, sedangkan PT. KMK memiliki skala usaha produksi yang cenderung besar. Meskipun demikian pendapatan yang diperoleh kedua peternak mitra belum tentu bisa memastikan bahwa pendapatan yang diperoleh meningkat atau menurun. Hal ini sesuai dengan pendapat Widjayanti (2016), yang menyatakan bahwa produktivitas yang tinggi tidak menjamin besarnya keuntungan yang dicapai dan besarnya keuntungan yang diterima sangat bergantung pada tingginya penjualan dan biaya yang dikeluarkan, selanjutnya Widjayanti (2016), menyatakan bahwa peternak juga harus pandai memilih sistem usahanya apakah harus menggunakan sistem dengan pola kemitraan ataupun menggunakan sistem non mitra. Skala usaha yang dimiliki peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK pada data Tabel 3, jelas menunjukkan perbedaan. Apabila skala usaha yang dimiliki
27
kedua peternak mitra ini dijumlahkan dapat menghasilkan 160.958 ekor dalam waktu 1 periode. Jumlah 160.958 ekor ini berhasil terjual dipasaran yang mana jumlah tersebut hanya dihasilkan oleh kedua perusahaan kemitraan saja. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat kebutuhan masyarakat akan konsumsi ayam broiler belakangan ini cukup signifikan. Hal tersebut merupakan sebuah potensi pasar yang layak untuk dikembangkan dalam rangka terciptanya lapangan pekerjaan baru khusunya bagi masyarakat yang ingin berwirausaha. 2. Sarana dan P rasarana Keberhasilan pemeliharaan broiler tidak terlepas dari faktor sarana dan prasarana yang dipersiapkan baik peternak mitra dan juga pihak perusahaan kemitraan. Jika sarana dan prasarananya disiapkan secara profesional dan sesuai standar operasional yang telah ditentukan, maka produkivitas ayam dapat meningkat pula. Hal tersebut terjadi dalam rangka meningkatkan sektor penerimaan dan juga pendapatan peternak mitra ayam broiler. Pihak perusahaan sebagai inti menyediakan sarana produksi ternak, sedangkan pihak peternak mitranya menyiapkan prasarananya. Pihak perusahaan mitra menyediakan sarana produksi ternak yang meliputi; pakan, bibit (DOC), vaksin dan obat-obatan, sementara itu pihak peternak mitra menyiapkan kandang dan peralatan sebagai prasarana pendukung pemeliharaan ayam broiler. Sarana dan prasarana yang dimiliki baik peternak mitra PT. KMK dan CV. ISA memiliki standar masing-masing. Standar yang ditetapakan merupakan strategi khusus yang diterapkan untuk meningkatkan produksi ayam broiler. Secara umum sarana dan prasarana yang dimiliki kedua peternak mitra ini hampir
28
semua peternak sudah memenuhi standar yang diterapakan pihak perusahaan mitra. Hasil penelitian menunjukkan meskipun hampir semua peternak sudah menerapkan standar operasional yang telah ditentukan oleh pihak perusahaan, sangat disayangkan masih ada saja peternak mitra kedua perusahaan ini belum menjalankan standar opersional yang ditetapkan. Peternak mitra yang belum memenuhi standar operasional pemeliharaan disebabkan karena biaya investasi peternak tersebut belum terlalu cukup dimiliki. Kegiatan pemeliharaan ayam broiler peternak mitra PT. KMK dan CV. ISA erat kaitannya dengan naungan tempat dimana ayam broiler tersebut dipelihara. Tempat pemeliharaan ayam broiler ini tidak lain dan tidak bukan adalah kandang yang dimiliki peternak mitra kedua perusaahaan tersebut. Tatalaksana perkandangan serta kualitas bangunan kandang akan mempengaruhi produktivitas pemeliharaan ayam broiler. Kualitas kandang yang baik akan meningkatkan kenyamanan bagi ayam yang dipelihara dalam kandang tersebut. Apabila ayam tidak nyaman dalam kandang tersebut ayam rentan mengalami stress. Kondisi ini dikhawatirkan dapat menurunkan penampilan produksi ayam broiler itu sendiri. Penurunan produksi ayam broiler juga berpengaruh akan bobot hidup ketika dijual nanti, otomatis penerimaan yang diperoleh peternak mitra cenderung menurun. Kualitas kandang yang baik diharapkan mampu meningkatkan produksi ayam broiler peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK. Apabila produksi meningkat hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan penerimaan peternak mitra. Hasil penilitian ini menunujukan bahwa kandang yang dimiliki peternak mitra CV. ISA
29
dan PT. KMK secara umum memiliki konstruksi kandang yang hampir sama. Konstruksi bangunan kandang yang dimiliki kedua peternak mitra ini menandakan kualitas kandang tersebut daya tahannya juga hampir sama. Kondisi ini dapat terlihat dari bahan baku kandang yang berasal dari kayu dan bambu, yang memiliki kualitas yang cukup baik untuk dijadikan naungan pemeliharaan ayam broiler. Standar operasional yang ditetapkan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi ayam broiler dikalangan peternak mitra. Hal ini dilakukan tidak hanya meningkatkan pendapatan peternak tetapi untuk meningkatkan produksi ayam broiler bagi pihak perusahaan kemitraan. 3. Bobot Badan Bobot badan ayam broiler merupakan aspek yang cukup berpengaruh terhadap penerimaan dan pendapatan peternak mitra. Peningkatan bobot badan ayam broiler sering dipakai oleh pihak perusahaan dan peternak mitra sebagai salah satu parameter untuk menentukan besar kecilnya penerimaan dan pendapatan yang akan diperoleh. Hal ini menjadi perhatian serius bagi para peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK untuk meningkatkan produktivitas sesuai standar yang telah ditentukan pihak perusahaan mitra. Jika peternak mitra tidak mampu memenuhi bobot badan standar yang ditentukan oleh pihak perusahaan, maka penerimaan yang diperoleh pihak peternak akan rendah. Peternak dapat memperoleh penerimaan yang tinggi jika bobot badan ayam broiler memenuhi standar yang telah ditentukan pihak perusahaan. Peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK bersaing untuk meningkatkan ratarata bobot badan ayam broiler untuk meraup keuntungan yang besar dari hasil
30
pemeliharaannya. Rata-rata bobot badan ayam broiler yang dihasilkan selama pemeliharaan baik peternak mitra CV. ISA dan peternak mitra PT. KMK disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Rata-Rata Bobot Badan Broiler Peternak Mitra CV. ISA dan PT. KMK
Uraian
Bobot badan/ekor (kg) Pertambahan Bobot badan/ekor/hari (gram)
CV. ISA Ayam Ayam Umur Umur 2336-37 26 Hari Hari 2,2 1,9 0,070
0,060
PT. KMK Ayam Ayam Umur Umur 2336-37 26 Hari Hari 2,4 1,4 0,060
0,060
Data Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata bobot badan ayam broiler yang dipelihara peternak mitra CV. ISA yaitu 1,9 kg dengan waktu pemeliharan dari umur 23 sampai dengan 26 hari, sedangkan untuk pertambahan rata-rata bobot badan per ekor per harinya sebanyak 0,070 atau 70 gram setiap harinya. Kondisi ini dikarenakan dari 3 peternak mitra CV. ISA hanya 1 peternak yang memanen pada umur tersebut. Untuk rata-rata bobot badan per ekor ayam broiler pada peternak mitra PT. KMK yaitu 1,4 kg dengan waktu pemeliharaan yang sama, sementara untuk pertambahan rata-rata bobot badan per ekor per hari sebanyak 0,060 atau 60 gram per harinya. Tabel 4 juga menunjukkan bahwa peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK memelihara ayam broiler dengan umur 36 sampai dengan 37 hari. Peternak mitra CV. ISA memelihara ayam broiler pada umur tersebut dengan ratarata pertambahan bobot badan per ekornya yaitu 2,2 kg. Untuk rata-rata bobot badan ayam broiler yang dipelihara oleh peternak mitra PT. KMK yaitu 2,4 kg per ekor dengan waktu pemeliharaan yang sama. Rata-rata pertambahan bobot badan
31
per ekor per hari yang dipelihara baik peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK secara umum sama yaitu 0,060 atau 60 gram setiap harinya. Rata-rata bobot badan ayam broiler yang dipelihara baik peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK relatif sama. Peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK memelihara ayam broiler dengan waktu pemeliharaan yang juga relatif sama. Waktu pemeliharaan ayam broiler peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK dipanen dari hari ke 23 sampai dengan hari ke 26 yang bobot badannya dibawah 2 kg. Untuk bobot badan diatas 2 kg peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK memelihara ayam broiler dari 36 sampai dengan 37 hari hingga waktu panen datang. Ayam broiler yang dipanen pada umur 23 sampai dengan 26 hari biasa diperuntukan kepada pengusaha rumah makan sari laut. Hal ini dikarenakan para pengusaha rumah makan sari laut membutuhkan daging ayam yang berbobot badan khusus sebagai salah satu menu dalam usaha rumah makannya. Beda halnya dengan ayam broiler yang dipanen pada umur 36 sampai dengan 37 hari, biasanya dijual sebagai konsumsi masyarakat umum. Singkatnya waktu yang diperlukan dari masa pemeliharaan hingga masa pemanenan, merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki oleh ayam broiler. Hal ini sesuai dengan pendapat Yemina (2014), bahwa keunggulan ayam broiler adalah singkatnya siklus produksi yang dibutuhkan, yaitu dalam umur 4 sampai 6 minggu ayam broiler sudah dapat dipanen dengan bobot 1,4 sampai 1,56 kg per ekor. 4. Tingkat M ortalitas Mortalitas atau kematian merupakan salah satu aspek yang mampu mempengaruhi
keberhasilan usaha ayam broiler. Tingginya angka mortalitas
32
dikalangan peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK biasanya terjadi di masa awal pemeliharaan. Tingkat mortalitas ayam broiler peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Tingkat Mortalitas Broiler Peternak Mitra CV. ISA dan PT. KMK Uraian Jumlah ayam yang semula dipelihara Jumlah ayam yang berhasil dipanen Persentase mortalitas (%)
PT. KMK (Ekor) 16.000 14.250 11
CV. ISA (Ekor) 7.000 6.685 4,5
Data Tabel 5 menjelaskan bahwa peternak mitra CV. ISA yang memelihara ayam broiler yang jauh lebih sedikit yang berjumlah 7000 ekor dibandingkan dengan peternak mitra PT. KMK yang memelihara ayam yang cenderung lebih banyak yaitu berjumlah 16.000 ekor. Tabel 2 menjelaskan bahwa hal ini seakan bebanding lurus dengan persentase mortalitas yang dimiliki baik peternak CV. ISA dan peternak mitra PT. KMK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 7000 ekor ayam yang semula dipelihara oleh 3 peternak mitra CV. ISA, sebanyak 6.685 ekor berhasil terpanen. Sisanya 315 ekor ayam broiler dinyatakan mati sebelum datangnya masa panen. Kemudian dari 7 peternak mitra PT. KMK yang sebelumnya memelihara ayam sebanyak 16.000 ekor, ayam yang berhasil terpanen sebanyak 14.250 ekor. Sisanya adalah sebanyak 1.750 ekor dinyatakan mati sebelum panen datang. Persentase mortalitas ayam
broiler pada CV.
ISA lebih rendah
dibandingkan mortalitas ayam broiler pada peternak mitra PT. KMK. Persentase mortalitas ayam broiler pada CV. ISA yaitu sebesar 4,5%, sedangkan persentase mortalitas ayam pada PT. KMK cenderung lebih tinggi yaitu sebesar 11%. Kondisi
33
ini menunjukkan bahwa peternak mitra CV. ISA lebih memerhatikan aspek biosekuriti dibandingkan peternak mitra PT. KMK yang kurang mempedulikan aspek tersebut dalam pemeliharan ayam broiler. Padahal PT. KMK sudah memberikan standar operasional yang harus dilaksanakan kepada peternak mitranya untuk menekan angka mortalitas. Persentase mortalitas tidak hanya dipengaruhi oleh aspek biosekuriti saja, namun mortalitas juga dipengaruhi oleh faktor cuaca, kualitas DOC, timbulnya penyakit dan tatalaksana perkandangan. Hal ini sesuai dengan pendapat (Murti dkk., 2015) yang menyatakan bahwa jumlah kematian ternak dimulai dari awal pemeliharaan DOC sampai panen cukup mempengaruhi produksi usaha yang dijalankan. Semakin banyak jumlah angka mortalitas semakin besar pula kerugian yang dialami. Banyak faktor yang menyebabkan tingginya angka mortalitas, seperti bibit DOC yang kurang sehat, pengaruh cuaca, penyakit, sampai manajemen pemeliharaan yang kurang tepat. Selanjutnya (Murti dkk., 2015) menyatakan bahwa angka mortalitas dihitung dalam satuan persen (%) agar perusahaan mudah untuk menghitung angka kematian dengan standart yang telah ditentukan oleh pihak perusahaan. D. Analisis Usaha Peternak Broiler M itra dan PT. K arya M itra Kendari
CV. Intan
Sukses Abadi
1. Biaya Produksi Biaya produksi merupakan banyaknya uang yang dikeluarkan dari pihak peternak mitra untuk menjalankan kegiatan operasional usaha ayam broiler. Soekartawi (2006) menyatakan bahwa biaya produksi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu biaya tetap (fixedcost) dan biaya tidak tetap (variabelcost). Biaya yang dikeluarkan oleh peternak ayam broiler meliputi biaya kebutuhan sarana produksi
34
ternak (sapronak), seperti
bibit (DOC), pakan, VODV (vaksin, obat-obatan,
desinfektan dan vitamin), gas LPG, kayu bakar, sekam padi, tenaga kerja, rekening listrik, penyusutan kandang dan lain-lain. Biaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai dari keseluruhan input yang digunakan oleh peternak mitra dalam menjalankan kegiatan operasional usaha ayam broiler selama satu siklus panen. Tabel 6. Biaya Produksi Usaha Broiler Peternak Mitra CV. ISA dan PT. KMK PT. KMK CV. ISA Jumlah Jumlah Uraian Biaya Jumlah Jumlah (Rp/Periode/ (Rp/Periode/ (Rp/Periode) (Rp/Periode) Ekor) Ekor) 5.084.936 761 7.144.365 501 Biaya Tetap 232.836.200 34.830 508.934.000 35.920 Biaya Variabel 237.921.136* 35.590tn 519.008.398 Jumlah * = signifikan (P<0,05). tn = tidak signifikan (P>0,05).
36.422
Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan meskipun tidak dipengaruhi berapapun jumlah produksi yang dihasilkan oleh peternak mitra. Biaya tetap yang yang dikeluarkan peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK meliputi pembangunan kandang dan biaya peralatan kandang. Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang dapat berubah sesuai dengan jumlah produksi yang dikeluarkan oleh peternak mitra, seperti DOC, pakan, vaksin, obat-obatan, gas LPG, kayu bakar, sekam padi, biaya listrik dan tenaga kerja. Data Tabel 6 menunjukkan bahwa total biaya produksi yang dikeluarkan oleh peternak mitra ayam broiler di kedua perusahaan kemitraan tersebut yaitu sebesar Rp. 756.929.504 per periode. Biaya variabel terkecil yang tertera pada data Tabel 6 terdapat pada peternak mitra CV. ISA dengan total biaya variabel sebesar Rp. 237.921.136, sedangkan total biaya yang dikeluarkan oleh peternak mitra PT. KMK yaitu sebesar Rp. 519.008.368. Biaya produksi setiap ekor ternak ayam
35
broiler yang dikeluarkan oleh peternak mitra yaitu sebesar untuk Rp. 35.590 untuk peternak mitra CV. ISA dan Rp. 36.422 untuk peternak mitra PT. KMK. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan harga sapronak yang berbeda pula pada kedua perusahaan mitra tersebut. Perbedaan harga sapronak meliputi harga bibit (DOC), pakan, vaksin dan obat-obatan, hal ini disebabkan oleh perbedaan perusahaan penyedia sapronak. Harga sapronak CV. ISA seperti pakan sebesar Rp. 8.050/kilogram sedangkan harga DOC sebasar Rp. 6.500/ekor. Harga sapronak PT. KMK seperti pakan sebesar Rp. 7.900/kilogram sedangkan untuk harga DOC sebesar Rp. 5.700/ekor. Harga tersebut disebabkan perjanjian kontrak pada kedua perusahaan berbeda. CV. ISA mendatangkan materi sapronak dari PT. Sinar Terang Madani dan PT. Perkasa Group Makasar, sedangkan untuk vaksin dan obat-obatan membeli dari PT. Sadita. PT. KMK mendatangkan sapronak dari PT. Charoen Pokhphand, untuk vaksin dan obat-obatannya disuplay dari PT. Medion Bandung. Perusahaan penyuplai sapronak yang berbeda, jelas mengakibatkan perbedaan harga yang berbeda pula. Kondisi tersebut yang menyebabkan terjadinya perbedaan pada biaya variabel kedua peternak mitra tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudaryani dan Santoso (2003), yang menyatakan bahwa peternak ayam broiler yang menerapkan pola usaha kemitraan, tidak perlu mengeluarkan seluruh biaya, karena pola ini merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan dengan pihak lain, seperti pabrik pakan, poultry shop, maupun peternak besar (perusahaan). Data Tabel 6 menunjukkan bahwa besarnya biaya tetap yang dikeluarkan oleh peternak mitra CV. ISA yakni sebesar Rp. 5.985.097 atau sebesar Rp. 895 per
36
ekor. Biaya tetap yang dihasilkan peternak mitra PT. KMK yakni sebesar Rp. 10.074.398 untuk biaya tetap yang dikeluarkan setiap ekor ternak atau sebesar Rp. 707 per ekor. Hal ini disebabkan perbedaan usia konstruksi kandang yang berbeda pada kedua peternak mitra tersebut. Tingginya biaya tetap yang dikeluarkan peternak mitra CV. ISA dikarenakan peternak mitra CV. ISA cenderung lebih lama menjalankan usaha peternakannya. Kondisi ini sedikit berbeda dibandingkan peternak mitra PT. KMK yang biayanya lebih kecil karena biaya penyusutan peralatan dan juga pembuatan kandang belum terlalu lama didirikan sehingga biaya tetap yang dikeluarkan peternak mitra PT. KMK relatif rendah. Komponen-komponen biaya penyusutan kandang dapat dipengaruhi oleh besar kecilnya skala usaha, kualitas bahan pembuatan kandang juga memberikan pengaruh terhadap biaya penyusutan, karena semakin baik kualitas bahan yang digunakan biaya penyusutan dari bahan tersebut akan semakin besar pula. Begitu juga biaya penyusutan peralatan kandang cenderung sama karena peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK mempunyai kualitas bahan yang tidak terlalu jauh berbeda. Biaya tetap secara umum dapat diartikan sebagai curahan modal yang bersifat konstan dalam bentuk tertentu. Tinggi rendahnya biaya tetap tidak bergantung dari tinggi rendahnya produksi usaha ternak ayam broiler yang sedang berjalan. Tingginya biaya tetap cenderung lebih kecil dibandingkan dengan biaya variabel. Biaya tetap meliputi penyusutan kandang, penyusutan peralatan dan sewa lahan. Biaya penyusutan didapatkan dari nilai ekonomi pembangunan kandang dan biaya pembelanjaan kandang dibagi dengan usia produksi.
37
Hal ini sesuai dengan pendapat Dahlan (2010) yang menyatakan bahwa biaya tetap merupakan biaya yang tidak terpengaruh oleh berapapun besanya output. Biaya tetap ini terdiri dari (1) biaya sewa kandang atau penyusutan kandang yaitu biaya yang dibebankan pada nilai kandang dan umur penggunaan kandang dibebankan pada jumlah siklus pertahun. (2) biaya sewa lahan, yaitu harga sewa lahan yang dibebankan pada nilai sewa tanah yang berlaku pada saat itu. (3) penyusutan peralatan, yaitu nilai pengadaan yang dibandingkan dengan umur pakai perlatan dalam tahun. Biaya produksi terbesar dikeluarkan oleh peternak mitra CV. ISA dengan biaya produksi sebesar Rp. 35.590 per ekornya, sedangkan biaya produksi yang dibutuhkan oleh peternak mitra PT. KMK yaitu sebesar Rp. 35.101. Perbandingan biaya produksi peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK selama satu periode jelas menunjukkan perbedaan. Namun untuk mencari perbandingan pendapatan dilakukan dengan metode uji komparasi (t-test). Data Tabel 6 menunjukkan bahwa hasil uji komparasi rata-rata untuk biaya produksi antara peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK, menunjukkan ada perbedaan yang signifikan (P<0,05). Jika dibandingkan biaya yang dikeluarkan untuk setiap ekornya selama satu periode, berdasarkan hasil uji komparasi tidak menenujukan perbedaan yang signifikan (P>0,05).
38
2. Penerimaan Penerimaan adalah hasil perkalian antara sejumlah input produksi dengan satuan harga yang berlaku di perusahaan kemitraan (Sani dkk., 2014). Penerimaan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil perkalian antara jumlah produksi ayam broiler dengan harga kontrak yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan. Penerimaan usaha ayam broiler khususnya peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK didapatkan dari hasil penjualan ayam broiler dan penjualan pupuk kandang. Penerimaan usaha ternak ayam broiler dapat pada peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Penerimaan Usaha Ternak Broiler Peternak Mitra CV. ISA dan PT. KMK
Uraian Penerimaan
CV. ISA Jumlah Jumlah (Rp/Periode/ (Rp/Periode) Ekor)
PT. KMK Jumlah (Rp/Periode)
Jumlah (Rp/Periode/ Ekor)
Jual Ayam 1,4 - 1.9 kg
26.299.840
37.853
128.403.000
34.242
Jual Ayam 2,2 - 2,4 kg Jual Pupuk (Rp/Karung)
250.474.280
41.815
487.515.600
46.430
35.500.000
10.000
9.790.000
10.000
41.934 tn
625.708.600 tn
43.910 tn
280.324.12 tn Jumlah tn = tidak signifikan (P>0,05).
Data Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah penerimaan yang diperoleh peternak mitra CV. ISA yaitu sebesar Rp. 280.324.120, sedangkan peternak mitra PT. KMK penerimaan yang didapatkan jauh lebih besar yaitu sejumlah Rp. 625.708.600. Jumlah penerimaan setiap ekor ayam broiler yang diterima peternak mitra CV. ISA cenderung sedikit dibanding penerimaan yang didapatkan peternak mitra PT. KMK. Penerimaan yang didapatkan oleh peternak mitra CV. ISA setiap ekornya sebesar Rp. 41.933, sedangkan penerimaan setiap ekor ayam broiler yang diperoleh peternak mitra PT KMK yaitu sebesar Rp. 43.910. Hal ini disebabkan
39
karena terjadinya perbedaan harga satuan penjual ayam broiler yang ditetapkan pada kedua perusahaan mitra ini. Harga yang ditetapakan pada ayam broiler dengan bobot badan rata-rata 1,9 kg yakni sebesar Rp. 19.900 oleh CV. ISA, sedangkan PT. KMK menetapkan harga satuan ayam dengan rata-rata bobot badan 1.4 kg yakni sebesar Rp. 22.500. Inilah yang membuat penerimaan setiap ekor ternak yang didapatkan oleh peternak mitra PT. KMK cenderung tinggi dibanding peternak mitra CV. ISA. Penerimaan peternak mitra tidak hanya diperoleh dari hasil penjualan ayam broiler semata, namun diperoleh juga dari hasil penjualan pupuk kandang. Total penjualan pupuk kandang yang berhasil terjual adalah 355 karung oleh peternak mitra CV. ISA sebanyak dengan penerimaan sejumlah Rp. 3.550.000. sedangkan pupuk kandang yang berhasil terjual oleh peternak mitra PT. KMK yaitu sebanyak 979 karung dengan hasil penjualan pupuk sebesar Rp. 9.790.000. Pupuk kandang yang dijual oleh kedua peternak mitra tersebut secara umum cukup sama yaitu sebesar Rp. 10.000 per karungnya. Pupuk kandang yang dikumpul dan dijual ini banyak dicari oleh para petani sayur-sayuran karena disamping harganya relatif terjangkau, penjualan pupuk kandang hasil pemeliharaan ayam broiler ternyata mampu meningkatkan produksi tanaman sayur-sayuran. Penjualan ayam dan penjualan pupuk kandang ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (2004) yang menyatakan bahwa penerimaan dalam suatu peternakan ayam broiler terdiri dari (1) produksi utama berupa penjualan ayam broiler, baik hidup maupun dalam bentuk karkas dan hasil sampingan (2) hasil sampingan yaitu
40
berupa kotoran ayam atau alas litter yang dijual kepada petani sayur palawija lainnya. Semua penerimaan produsen berasal dari hasil penjualan outputnya. Aspek yang selanjutnya diuji adalah aspek penerimaan antara peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK. Jika dilihat dari perolehan penerimaan peternak mitra, peternak mitra CV. ISA memperoleh penerimaan sebesar Rp. 41.934 per ekornya, sedangankan penerimaan yang diperoleh setiap ekor oleh peternak mitra PT. KMK yaitu sebesar Rp. 43.910. Berdarsarkan hasil uji komparasi rata-rata penerimaan dan penerimaan rata-rata perekor kedua peternak mitra, sama-sama menunjukkan hasil yang tidak signifikan (P>0,05). Kondisi ini disebabkan karena penerimaan dari hasil penjualan ayam broiler dan penjualan pupuk, baik peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK tidak terlalu mengalami perbedaan yang cukup kontras. 3. Pendapatan Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan yang didapatkan dan total biaya yang dikeluarkan oleh peternak mitra ayam broiler dalam satu kali periode panen. Adapun pendapatan usaha ternak ayam broiler peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Pendapatan Usaha Broiler Peternak Mitra CV. ISA dan PT. KMK PT. KMK
CV. ISA Jumlah (Rp/Periode)
Jumlah (Rp/Periode/ Ekor)
Jumlah (Rp/Periode)
Jumlah (Rp/Periode/ Ekor)
Total Penerimaan
280.324.120
41.933
625.708.600
43.909
Total Biaya
237.921.136
35.590
519.008.368
36.422
6.343 tn
106.700.232 tn
7.488 tn
Uraian Pendapatan
42.402.984 tn Pendapatan tn = tidak signifikan (P>0,05).
41
Pendapatan peternak mitra ialah keuntungan atau pemasukan bersih yang diterima setelah total penerimaan dikurangi dengan total biaya produksi yang dinyatakan dalam satuan rupiah sehingga diperoleh total pendapatan. Total pendapatan dalam penelitian ini yaitu sejumlah uang yang diterima pihak peternak mitra setelah penerimaan sesudah panen dikurangi biaya produksi yang dikeluarkan selama pemeliharaan ayam broiler dalam satu periode. Tinggi besarnya pendapatan yang diterima dipengaruhi oleh jumlah produksi dan biaya produksi yang dikeluarkan selama pemeliharaan. Pendapatan yang telah diperolah peternak mitra akan digunakan kembali untuk melanjutkan kegiatan pemeliharaan ayam broiler, selain itu pendapatan yang telah diterima akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Data Tabel 8 menunjukkan bahwa total pendapatan yang diperoleh peternak mitra CV. ISA yaitu sebesar Rp. 42.402.984, sedangkan total pendapatan yang diperoleh peternak mitra PT. KMK yaitu sebesar Rp. 106.700.232. Data Tabel 8 menunjukkan secara umum pendapatan peternak ayam mitra pada kedua perusahaan kemitraan tersebut cukup berbeda setiap ekornya, yaitu sebesar Rp. 6.343 per ekor per periode untuk peternak mitra CV. ISA, sedangkan untuk peternak mitra PT. KMK memperoleh pendapatan sebesar Rp. 7.488 per ekor per periode, dengan selisih pendapatan Rp. 1.145. Hal ini disebabkan penerimaan yang diperoleh baik peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK cukup berbeda, selain itu penetapan harga satuan sapronak dan tinggi rendahnya angka mortalitas juga mempengaruhi besarnya pendapatan peternak mitra.
42
Hal ini sesuai dengan pendapat Nofianti (2014), yang menyatakan bahwa perbedaan pendapatan yang diperoleh peternak disebabkan oleh beberapa hal diantaranya perbedaan skala usaha, harga jual per satuan produk, harga sarana produksi, dan kebijakan insentif yang ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu dinamisnya pergerakan harga ayam per kilogramnnya dipasaran tidak serta merta merubah kesepakatan yang telah di tentukan antara pihak peternak dan pihak perusahaan kemitraan. Pihak perusahaan kemitraan tetap membayarkan sesuai harga yang telah disepakati bersama dengan pihak peternak mitra dalam sebuah perjanjian kontrak. Pendapatan yang diperoleh baik peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK secara umum menunjukkan adanya perbedaan. Bedanya pendapatan yang diperoleh kedua peternak tersebut tidak serta-merta dikatakan menunjukkan perbedaan yang signifikan. Untuk itu agar dapat mengetahui perbedaan pendapatan peternak mitra CV. ISA dan PT. KMK, dilakukan analisis uji komparasi (t-test).
Hasil uji
komparasi pendapatan antara kedua peternak mitra tidak menunjukkan perbedaan (P>0,05). Artinya bahwa dari hasil uji komparasi tidak ada perbedaan signifikan antara rata-rata pendapatan dan rata-rata pendapatan per ekor per periode yang diperoleh baik peternak mitra CV. ISA maupun PT. KMK.
43
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap peternak mitra di Kabupaten Konawe Selatan maka disimpulkan: 1. Pendapatan yang diperoleh peternak yang bermitra dengan PT. KMK lebih tinggi dibandingkan pendapatan yang diperoleh peternak mitra CV. ISA. 2. Komparasi pendapatan yang diperolah peternak mitra CV. ISA dan mitra PT. KMK tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (P>0,05).
B. Saran Disarankan kepada perusahaan mitra agar tidak hanya menerapkan perjanjian harga kontrak kepada peternak mitranya, namun perusahaan mitra sebaiknya memberikan kontrak panen ketika pemeliharaan ayam sudah memasuki masa panen.
44
DAFTAR PUSTAKA Abidin, Z., 2002. Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Pedaging. Agromedia Pustaka. Jakarta. Baridwan dan Zaki, 2004. Intermediate Accounting. BPFE. Yogyakarta. Dahlan, M., 2010. Model kemitraan inti plasma ayam potong. Studi Kasus di Kabupaten Lamongan. Jurnal Ternak. 1. (1) : 1-11. Ditjen
PKH, 2016. Online. https//www.pertanian.go.id.//Pop-Ayam-RasPedaging_Prop_2015.pdf / (29 April 2016).
Diwan, M., 2013. Analisis saluran pemasaran dan pendapatan peternak ayam broiler di Kota Kendari. Skripsi, Fakultas Peternakan, Universitas Halu Oleo, Kendari. Fadhli, 2014. Perbedaan pendapatan peternak ayam broiler yang bermitra dengan PT. PKP dan UD. Harco di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Skripsi, Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makasar. Fadilah, R., 2005. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersil. Agro Media Pustaka, Jakarta. Hakim, 2004. Pola hubungan hukum pada program kemitraan usaha tani tembakau di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat. Tesis Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Semarang. Kartasudjana, 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta. Maulana, M.L., 2008. Analisis pendapatan ayam ras pedaging pada pola kemitraan inti plasma studi kasus peternak plasma dari tunas mekar farm di Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Mubyarto, 2004. Konsep Penerimaan dan Pendapatan Usahatani. Erlangga. Yogyakarta. Muhson, A., 2006. Teknik Analisis Kuantitatif. Program Studi Pendidikan Ekonomi Koperasi FIS Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. _________ ., 2012. Pengantar analisis statistik dengan SPSS. Jurnal Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta.
45
Murti, T., B. Hartono, dan F, Zaenal. 2015. Elastisitas biaya produksi usaha peternakan broiler pola kemitraan di Kabupaten Blitar. Jurnal Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang. 6. (2) : 123-132. Murtidjo, 2006. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Kanisius, Yogyakarta. Nofianti, S., 2014. Analisis pelaksanaan program kemitraan pemeliharaan ayam broiler di Kabupaten Lima Puluh Kota. Jurnal Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. 1. (3) : 1-16. Rasyaf. 2004. Beternak Ayam Pedaging. Cetakan ke-25. Penebar Swadaya. Jakarta. Mariance, R., I. Sulin dan broiler pola pir kenagarian sintuk Fakultas Pertanian,
Erwin. 2014. Analisis komparatif usaha peternakan terhadap pendapatan rumah tangga peternak di Kecamatan Sintoga. Jurnal Sarjana Peternakan, Universitas Tamansiswa. Padang. 1. (6) : 45-61.
Prawirokusumo dan Soeharto, 2004. Ekonomi Rakyat, Konsep Kebijakan dan Strategi. Edisi Pertama. BPFE. Jakarta. Sani, L.A., Nuraini dan M, Diwan. 2014. Potensi agribisnis usaha ternak ayam broiler di Kota Kendari. Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis. 1. (1) : 88-98. Sasmita, A. Agus dan Wayan, A., 2010. Rancang bangun sistem informasi kemitraan ayam broiler pada perusahaan sentral unggas Bali berbasis web. Lontar Komputer. 1. (1) : 1-15. Soeharno. 2009. Teori Mikro Ekonomi. Edisi Ketiga Jakarta. Soekartawi 2006. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Sudarsono, H., 2001. Pegantar Ekonomi Mikro. LP3ES. Jakarta. Sudaryani, T dan Santoso, 2003. Pembibitan Ayam Ras. PT. Penebar Swadaya. Bogor. Sukmadinata, N.S., 2010. Metode Penelitian Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Sumardjo, 2001. Kemitraan dalam Pengembangan Ekonomi Lokal (Bunga Rampai), Tinjauan Konsepsi Kemitraan di Masa Lalu. Yayasan Mitra Pembangunan Desa-Kota, Jakarta.
46
Sutiarso, 2010. Analisis produksi fungsi produksi cob-duglas, Wirausaha. Jakarta. 2. (4) : 1-18. Suratiyah. 2005. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Widjayanti, NF., 2016. Sistem kemitraan usahatani peternakan ayam broiler di Kabupaten Jember. Jurnal Manajemen dan Bisnis Indonesia. 2. (1) : 31-45. Yemina, 2014. Analisis usaha peternakan ayam broiler pada peternakan rakyat di Desa Karya Bakti, Kecamatan Rungan, Kabupaten Gunung Mas. Provinsi Kalimantan Tengah. Jurnal Ilmu Hewani Tropika. 3. (1) : 27-32.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Profil Perusahaan CV. ISA
Masa broding DOC ( jenis DOC : Malindo).
Salah Satu Jenis Pakan yang digunakan.
Lampiran 2.
Profil Perusahaan PT. KMK
Lampiran 3. Profil Usaha Broiler Mitra CV. ISA milik Bapak Supardi kapasitas ± 4000 ekor per periode, berlokasi di Kec. Konda, Kab Konsel.
Kandang tampak dari samping.
Wawancara dengan peternak broiler.
Lampiran 4. Profil usaha broiler mitra PT. KMK milik bapak Waris yang berkapasitas ± 3000 ekor per periode, berlokasi di Kec Landono, Kab Konsel.
Suasana wawancara dengan peternak broiler .
Kondisi broiler saat pemeliharaan dalam kandang.
Kandang bapak Waris tampak samping .
Kondisi sewaktu pemanenan broiler.
Lam piran 5. Karakteristik Responden Peternak Mitra CV. ISA
No. 1. 2. 3.
Pemilik Usaha Rasimin Samsul Supardi jumlah Rata-rata
Umur (tahun)
Pendidikan Terakhir
Pekerjaan Utama
40 56 26 122 40,6
SD SD SLTA -
Petani Petani Peternak -
Jumlah Tenaga Kerja (Orang) 1 1 1 3 1
Pengalaman Beternak (Tahun)
Pengalaman Bermitra (Tahun)
2 6 3 11 3,67
5 6 3 14 4,67
Jumlah Tenaga Kerja (Orang)
Pengalaman Beternak (Tahun)
Pengalaman Bermitra (Tahun)
Lam piran 6. Karakteristik Responden Peternak Mitra PT. KMK
No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Umur (tahun)
Pendidikan Terakhir
Pekerjaan Utama
Darwis
42
PT
PNS
1
3
3
Nurhayati Ramli Susilo
54 36
PT
1
SD SLTA SLTP
Petani PNS Peternak
8 7 4 6 9
4
SD SD
PNS Peternak Petani
1
4
-
-
7 1
3 40 5,71
Pemilik Usaha
Suyatno Timotius Waris jumlah rata-rata
46 30 51 34 294 41,8
1 1 1 1
4 3 3 5 26 3,71
Lam piran 8. Total Penerimaan Peternak Broiler Mitra CV. ISA Penjualan Ayam um ur 23-26 hari Nama
RASIMIN
Ekor
Kg
Berat Rata2 (Kg)
-
-
-
Penjualan Ayam 36-37 hari
Penjualan Pupuk
Harga Kontrak (Rp/Kg)
Jundah (Rp/Periode)
Jual Pupuk Kandang (Karung)
Rp/ Karung
Jundah (Rp/Periode)
Jumlah
Kg
Berat Rata2 (Kg)
Jum lah (Rp/Perio de/E ko r)
950
2.113
2,22
18.800
39.731.920
60
10.000
600.000
40.331.920
42.455
Harga Kontrak (Rp/Kg)
Jundah (Rp/Periode)
Ekor
-
-
SAMSUL
-
-
-
-
-
1.910
4.183
2,18
18.800
78.636.640
95
10.000
950.000
79.586.640
41.668
SUPARDI
695
1.322
1,90
19.900
26.299.840
3.130
7.027
2,24
18.800
132.105.720
200
10.000
2.000.000
160.405.560
51.248
280.324.120
41.933
Jundah (Rp/Periode)
Jumlah
Jum lah (Rp/Perio de/E ko r)
Total Keseluruhan :
Lam piran 9. Total Penerimaan Peternak Broiler Mitra PT. KMK Penjualan Ayam 23-26 hari Nama Ekor
Kg
Berat Rata2 (Kg)
Penjualan Ayam 36-37 hari
Harga Kontrak (Rp/Kg)
Jundah (Rp/Periode)
Ekor
Kg
Berat Rata2 (Kg)
Harga Kontrak (Rp/Kg)
Jundah (Rp/Periode)
Penjualan Pupuk Jual Pupuk Kandang (Kai'ung)
Rp/ Karung
DARWIS
420
491
1,16
22.500
11.043.000
1.510
3.400
2,25
19.500
66.303.900
140
10.000
1.400.000
78.746.900
40.802
NURHAYATI
230
389
1,69
22.500
8.745.750
1.500
3.623
2,41
19.500
70.642.650
170
10.000
1.700.000
81.088.400
46.872
RAMLI
400
529
1,32
22.500
11.902.500
1.920
5.213
2,71
19.500
101.657.400
160
10.000
1.600.000
115.159.900
49.638
SUSILO
-
-
-
-
-
1.900
4.558
2,39
19.500
88.871.250
104
10.000
1.040.000
89.911.250
47.322
SUYATNO
150
194
1,29
22.500
4.356.000
1.670
3.723
2,22
19.500
72.598.500
110
10.000
1.100.000
78.054.500
42.887
TIMOTIUS
1.750
3.112
1,77
22.500
70.011.000
180
371
2,05
19.500
7.224.750
100
10.000
1.000.000
78.235.750
40.537
800
993
1,20
22.500
22.344.750
1.820
4.114
2,26
19.500
80.217.150
195
10.000
1.950.000
104.511.900
39.890
625.708.600
43.909
WARIS
Total Keseluruhan :
Lam piran 8. Total Penerimaan Peternak Broiler Mitra CV. ISA Penjualan Ayam um ur 23-26 hari Nama
RASIMIN
Ekor
Kg
Berat Rata2 (Kg)
-
-
-
Penjualan Ayam 36-37 hari
Penjualan Pupuk
Harga Kontrak (Rp/Kg)
Jundah (Rp/Periode)
Jual Pupuk Kandang (Karung)
Rp/ Karung
Jundah (Rp/Periode)
Jumlah
Kg
Berat Rata2 (Kg)
Jum lah (Rp/Perio de/E ko r)
950
2.113
2,22
18.800
39.731.920
60
10.000
600.000
40.331.920
42.455
Harga Kontrak (Rp/Kg)
Jundah (Rp/Periode)
Ekor
-
-
SAMSUL
-
-
-
-
-
1.910
4.183
2,18
18.800
78.636.640
95
10.000
950.000
79.586.640
41.668
SUPARDI
695
1.322
1,90
19.900
26.299.840
3.130
7.027
2,24
18.800
132.105.720
200
10.000
2.000.000
160.405.560
51.248
280.324.120
41.933
Jundah (Rp/Periode)
Jumlah
Jum lah (Rp/Perio de/E ko r)
Total Keseluruhan :
Lam piran 9. Total Penerimaan Peternak Broiler Mitra PT. KMK Penjualan Ayam 23-26 hari Nama Ekor
Kg
Berat Rata2 (Kg)
Penjualan Ayam 36-37 hari
Harga Kontrak (Rp/Kg)
Jundah (Rp/Periode)
Ekor
Kg
Berat Rata2 (Kg)
Harga Kontrak (Rp/Kg)
Jundah (Rp/Periode)
Penjualan Pupuk Jual Pupuk Kandang (Kai'ung)
Rp/ Karung
DARWIS
420
491
1,16
22.500
11.043.000
1.510
3.400
2,25
19.500
66.303.900
140
10.000
1.400.000
78.746.900
40.802
NURHAYATI
230
389
1,69
22.500
8.745.750
1.500
3.623
2,41
19.500
70.642.650
170
10.000
1.700.000
81.088.400
46.872
RAMLI
400
529
1,32
22.500
11.902.500
1.920
5.213
2,71
19.500
101.657.400
160
10.000
1.600.000
115.159.900
49.638
SUSILO
-
-
-
-
-
1.900
4.558
2,39
19.500
88.871.250
104
10.000
1.040.000
89.911.250
47.322
SUYATNO
150
194
1,29
22.500
4.356.000
1.670
3.723
2,22
19.500
72.598.500
110
10.000
1.100.000
78.054.500
42.887
TIMOTIUS
1.750
3.112
1,77
22.500
70.011.000
180
371
2,05
19.500
7.224.750
100
10.000
1.000.000
78.235.750
40.537
800
993
1,20
22.500
22.344.750
1.820
4.114
2,26
19.500
80.217.150
195
10.000
1.950.000
104.511.900
39.890
625.708.600
43.909
WARIS
Total Keseluruhan :
Lam piran 10. Total Pendapatan Peternak Broiler Mitra CV. ISA dan PT. KMK PT. KM K
CV. ISA No 1 2
Uraian Pendapatan
Jum lah (Rp/Periode)
Jum lah (Rp/Periode/Ekor)
Jum lah (Rp/Periode)
Jum lah (Rp/Periode/Ekor)
Total Penerimaan Total Biaya
280.324.120 237.921.297
41.933 35.590
625.708.600 519.008.398
43.909 36.422
Pendapatan
42.409.403
6.343
106.708.602
7.488
Lam piran 11. Hasil Uji Komparasi Total Biaya Produksi Peternak Broiler Mitra CV. ISA dan PT. KMK Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F
Equal variances assumed Biaya
Sig.
6.647
.033
. Equal variances not assumed
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
-.543
8
.602
-1627.61905
2997.14152
-8539.03978
5283.80168
-.386
2.304
.732
-1627.61905
4215.92127
-17655.51418
14400.27608
Lam piran 12. Hasil Uji Komparasi Total Penerimaan Peternak Broiler Mitra CV. ISA dan PT. KMK
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F
Equal variances assumed Penerimaan
Equal variances not assumed
1.760
Sig.
.221
t
df
Sig. (2tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference Lower
Upper
1.199
8
.265
4615.80952
3848.30234
-4258.39159
13490.01064
1.860
6.534
.108
4615.80952
2482.14795
-1339.38037
10570.99942
Lam piran 13. Hasil Uji Komparasi Total Pendapatan Peternak Broiler Mitra CV. ISA dan PT. KMK
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F
Equal variances assumed
1.542
Sig.
.250
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2 tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower
Upper
.556
8
.593
2154.42857
3875.26652
-6781.95204
11090.80918
.451
2.687
.686
2154.42857
4771.71379
-14082.41523
18391.27237
Pendapatan Equal variances not assumed