Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Seni 2016
Jurusan PBS, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi Mendalo Darat, 5 Agustus 2016
PENDIDIKAN KARAKTER BILA DITINJAU DARI SISI NILAI KARAKTER DALAM SEGI PENDIDIKAN Khusnul Khatimah (
[email protected]) UNIVERSITAS JAMBI
Abstrak. Pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai ,pendidikan budi pekerti, pendidikan moral ,pendidikan aktu yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberi keputusan baik buruk,memelihara apa yang baikmeujudkan dan menebar kebaikan itu dalam kehidupan sehari – hari dengan sepenuh hati.tujuan dari pendidikan karakter adalah perubahan kualitas sisa ditinjau dari sisi nilai karakter dari sisi pendidikan aadanya peningkatan aasan perilaku ketrampilan sehingga dapat menjadi siswa yang berilmu dan berkarakter .pendidikan formal adalah suatu adah yang baik untuk membentuk karakter bangsa melalui pendidikan karakter .aplikasinya adalah dengan mengintegrasikan nilai – nilai karakter kedalam seluruh kegiatan disekolah nilai – nilai karakter yang dapat ditanamkan antara lain relijius, rajin, toleran, disiplin ,kerja keras dan sebagainnya. Kata Kunci: Pendidikan Karakter dan nilai Latar Belakang Salah satu Visi dan Misi bangsa indonesia pada masa mendatang telah termuat dalam Garis–Garis Besar Haluan Negara yaitu mewujudkan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu guna memperteguh ahlak mulia, kreatif, berwawasan kebangsaan, cerdas sehat berdisiplin dan bertanggung jawab, berketrampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia. Terlihat dengan jelas GBHN mengamatkan tentang arah kebijakan dibidang pendidikan diantarannya yaitu meningkatkan kemampuan akademik dan prefesional serta meningkatkan jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan, sehingga tenanga pendidik mampu berfungsi secara obtimal terutama dalam peningkatan watak atau karakter pendidik dan budi pekerti. Prioritas pembangunan nasional sebagai mana yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (UU No.17 Tahun 2007) antara lain adalah dalam mewujudkan masyarakat yang berahlak mulia bermoral, beretika, berbudaya dan beradap berdasarkan falsafah pancasila. Salah satu upaya untuk merealisasikannya adalah dengan cara memperkuat jati diri dan karakter melalui pendidikan. Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek teori pengetahuan (cognivite), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Tomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif dan berkelanjutan. Dengan pendidikan karakter seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi adalah bekal terpenting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan. Upaya ini bertujuan untuk membentuk dan membangun manusia Indonesia yang bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan antar umat beragama, sebagai bangsa Indonesia dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.
44
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Seni 2016
Jurusan PBS, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi Mendalo Darat, 5 Agustus 2016
Pembahasan a. Pengertian Pendidikan Karakter Pendidikan karakter merupakan gabungan dari dua kata,yaitu pendidikan dan karakter. Kita ketahui bahwa pengertian pendidikan karakter begitu banyak versi yang menyebutkan. Salah satunya adalah ki Hajar dewantara dalam kongres Taman Siswayang pertama tahun 1930 mengatakan bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budipekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran dan (intelek), dan tubuh anak dalam Taman siswa tidak boleh dipisahkan bagian–bagian itu agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak–anak yang kita didik serasa dengan dunianya. Sedangkan pada Undang–Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta ketrampilan yang diperlikan dirinya masyarakat, bangsa, dan negara. Sedangkan istilah karakter harfiah berasal dari bahasa latin “charakter“ yang antara lain berarti: watak, tabiah, sifat-sifat kejiwaan, budipekerti kepribadian atau ahlak. Karakter adalah sifat kejiwaan, ahlak atau budipekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang. Suyatno (2009) mendevindisikan karakter sebagai cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri kas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama,baik dalam lingkup keluarga, bangsa maupun negara. Devinisi lainnya dikemukakan oleh Kertaja (2010),karakter adalah ciri kas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri kas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan mesin yang mendorong bagaiman orang itu betindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu. Maka pendidikan karakter merupakan upaya–upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai–nilai perilaku manusi yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat. Pendidikan karakter melibatkan aspek pengetahuan, perasaan, dan tindakan. Menurut Forester, pencetus pencetus pendidikan karakter dan pedagong jerman, ada empat ciri-ciri dasar pada pendidikan karakter: 1. Ketentuan interior ,dimana setiap tindakan diukur berdasarkan hieraki nilai. 2. Koherasi yang memberikan keberanian ,membuat seseorang teguh pada prinsip ,tidak mudah terombang-ambing pada situasi baru. 3. Otononi .disitu seseorang mengintegrasikan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadi. 4. Keteguhan dan kesetiaan. b. Sasaran Pendidikan Karakter Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh warga civitas akademik yang terdapat pada setiap satuan pendidikan, baik negeri maupun suwasta. Semua warga sekolah, yang meliputi semua peserta didik, guru, karyawan, administrasi dan pimpinan sekolah, menjadi sasaran program ini. Sekolah–sekolah yang selama ini telah berhasil melaksanakan pendidikan karakter dengan baik dapat dijadikan sebagai best practices, yang menjadi contoh disebar luaskan ke sekolah-sekolah lain. Melalui program ini diharapkan lulusannya memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, berkarakter mulia, kopetensi akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai 45
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Seni 2016
Jurusan PBS, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi Mendalo Darat, 5 Agustus 2016
norma–norma dan budaya Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, pendidikan karakter nantinya diharapkan menjadi budaya sekolah. Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui melalui pencapaian indikator oleh peserta didik sebagai mana tercantum dalam setandar kompetensi lulusan, yang antara lain meliputi sebagai berikut. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri. Mematuhi-mematuhi aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas. Menghargai keberadaan agama, budaya, suku, ras dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis kritis dan kreatif. Memajukan kemampuan belajar mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Menerapkan nilai –nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat. Menghargai karya seni budaya nasional. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun. Pada tatanan sekolah, kriteria pencapaian pendidikan karakter adalah terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku, tradisi kebiasaan, kesehariian, dan simbol-simbol yang dipraktikan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah harus berlandaskan nilai-nilai tersebut. Mansur Muslich(2011).Pendidikan Karakter.Jakarta:Bumi Aksara. c. Hakekat dan Tujuan Pendidikan Karakter di SD Bila Ditinjau dari Sisi Nilai Karakter dalam Segi Pendidikan. 1) Hakekat Pendidikan Karakter Menurut simon Pilips dalam buku Revleksi Karakter Bangsa (2008-235), karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Sementara Iru Koesoena dalam Mansur Muslich (2011-70) menyatakan bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai “ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukbentuk yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil dan juga wawasan seseorang sejak lahir. Prof.yamto ph.D dalam Mansur Muslich (2011-72) menyatakan bahwa karakter adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan yang ia buat. Dari berbagai pendapat diatas bahwa karakter itu berkaitan dengan kekuatan moral berkonotasi positif. Jadi orang berkarakter adalah orang kualitas moral positif. Dengan demikian pendidikan adalah pembangun karakter yang secara implisit mengandung arti membangun sifat atau pola perilaku yang didasari atau berkaitan dengan dimensi moral yang positif atau yang baikbukan yang negatif atau yang buruk. Dalam mewujudkan pendidikan karakter, tidak dapat dilakukan tanpa penanaman nilai-nilai. Adapun nilai-niai yang perlu diajarkan pada anak menurut Dr. Sukamto, meliputi: Kejujura Loyalitas dan dapat diandalkan Hormat Cinta Ketidak egoisan dan sentisifitas Baik hati dan pertemanan Keberanian 46
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Seni 2016
Jurusan PBS, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi Mendalo Darat, 5 Agustus 2016
Kedamaiaan Mandiri dan potensial Disiplin diri dan moderasi Keadilan kasih sayang Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan ahlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Pada tingkat institusi, pendidikan karakter mengarah pada pembentukan budaya sekolah yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku tradisi, kebiasaan, keseharian. Budaya sekolah merupakan ciri khas karakter atau watak dan citra sekolah tersebut dimata masyarakat luas. Dasar pendidikan karakter ini sebaiknya diterapkan sejak usia kanak-kanak karena usia ini sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya, disini peran guru yang dalam filosofi jawa disut “digugu lan ditiru” dipertaruhkan. Karena guru adalah ujung tumbok dikelas yang berhadapan langsung dengan peserta didik. a. Tujuan Pendidikan Karakter Tujuan pendidikan Nasionl merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan karakter . Tujuan pendidikan karakter adalah; 1. Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai pancasila 2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan pancasila. 3. Menanamkan jiwa kepemimpinan peserta didik sebagai generasi penerus bangsa 4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif,berwawasan kebangsaan dan 5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman,jujur ,penuh kreativitas dan persahabatan serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan kekuatan. Secara singkat pendidikan karakter bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik yaitu warga negara yang memiliki kemampuan ,kemauan,dan menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan 4. Landasan dan Prinsip Kendidikan Karakter Dalam persektif pogregsivme, pendidikan bukanlah sekedar memberikan pengetahuan, lebih dari itu pendidikan melatih kemampuan berpikir (aspek kognitif) Manusia memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan mahluk lain yaitu dianugrahi akal dan kecerdasan. Sehingga dengan akal dan kecerdasan tersebut diharapkan manusia atau seseorang dapat mengetahui memahami dan mengembangkan potensi-potensi yang telah ada pada dirinya sejak dilahirkan. Aliran inilah yang menjadi dasar atau landasan terbentuknya pendidikan karakter pandangan yang mengatakan bahwa manusia memiliki potensi-potensi dan kemampuan untuk mengatasi masalah-masalah progresivisme yang juga menaruh kepercayaan terhadap kebebasan manusia dalam menentukan hidupnya, serta lingkungan hidupnya yang dapat mempengaruhi kepribadiannya beberapa yang terkandung dalam aliran progresivisme ini kemudian secara mendalam dipikirkan kemudian memunculkan sebuah paradigma pendidikan yang sedang menjadi primadona paradigma pendidikan dewasa ini yang tidak lain adalah pendidikan karakter. Nilai-nilai pendidikan karakter merupakan nilai-nilai yang dikembangkan dan didevenisikan dari sumber-sumber agama karena masyarakat indonesia adalah masyarakat 47
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Seni 2016
Jurusan PBS, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi Mendalo Darat, 5 Agustus 2016
yang beragam, maka kehidupan individu, masyarakat dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaan. Secara politis kehidupan bernegra didasari pada nilai yg berasal dari agama dan sumber yang kedua adalah pancasila. Negara RI ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut dengan pancasila. Pancasila terdapat pada pembukaan UUD 1945dan dijabarkan lebih lanjut lagi dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945 artinya nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi kemasyarakatan, budaya dan seni sebagai warga negara Indonesia. Pendidikan karakter yang diajarkan harus sejan dengan karakter bangsa yaitu pancasila dan UUD 1945. Pancasila mempunyai tujuan yang salah satunya yaitu sebagai pandangan hidup bangsa bahwa nilai-nilai pancasila harus selalu dijadikan landasan pokok dalam berpikir dan berbuat, dan hal ini mengharuskan bangsa indonesia untuk merealisasikan nilai-nilai pancasila itu kedalam sikap dan perilaku baik dalam perilaku hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara salah satunya dengan menerapkan pendidikan karakter. Dengan berlandaskan pancasila maka tingkah laku kita akan terlindungi dari hal-hal yg tidak sesuai dengan pancasila dikarenakan saat ini sudah berkembang tentang kenakalan remaja dan masyarakat seperti tawuran. UU nomor 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional pasal 3 yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradapan bangsa yg bermartabatdalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut juga terdapat pada pembukaan UUD 1945 alenia 4. Dalam prinsipnya Charter Education Standards merekomendasi 11 prinsip untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif sebagai berikut: 1. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter. 2. Mengidentifikasi karakter secara komprehensip supaya mencakup pemikiran, perasaan dan perilaku. 3. Menggunakan pendekatan yang tajam produktik dan efektif untuk membangun karakter. 4. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian. 5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mewujudkan perilaku yang baik. 6. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai sesama siswa, membangun karakter mereka dan membantu mereka untuk sukses. 7. Mengusahakan tumbuhnya motivasi dari para siswa. 8. Mengfungsikan seluruh setaf sekolah sebagai komunitas moral yang bertanggung jawab untuk pendidikan karakter yang setia kepada nilai dasar yang sama. 9. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dan membangun inisiatif pendidikan karakter. 10. Mengfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam membangun karakter. 11. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi setaf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan siswa. Melalui pendidikan karakter diharapkan mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan meninternisasi serta mempersosialisasi nilainilai karakter dan ahlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
48
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Seni 2016
Jurusan PBS, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi Mendalo Darat, 5 Agustus 2016
Penutup Kesimpulan Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membbantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran sikap perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat yang melibatkan aspek pengetahuan, perasaan dan tindakan. Secara singkat pendidikan karakter bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik yaitu warga negara yang memiliki kemampuan kemampuan dan menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter merupakan nilai-nilai yang dikembangkan dan didevinisikan dari sumber-sumber yang mencerminkan karakter indonesia yaitu agama, pancasila, dan UUD 1945 dan diwujudkan berdasarkan kesebelas prinsib-prinsip karakter. Saran Pendidikaan karakter merupakan sesuatu yang sangat penting dan harus dipahami serta dipraktekan secara menyeluruh. Pembentukan karakter dan pada umumnya terjadi pada masa kanak-kakak, mendorong para orang tua untuk bersikap serius dalam masalah ini. Orang tua harus memberikan pendidikan yang baik dalam rangka membentuk karakter anak. Sehingga diharapkan lahir generasi penerus bangsa yang memiliki karakter kuat dalam rangka memajukan bangsa dan negara. Hal yang sama juga harus dilakukan para pendidik baik disekolah (guru), diperguruan tinggi atau dimanapun berada yang merupakan orang tua kedua bagi anak. Budaya yang baik dilingkungan tempat belajar harus dibanggun dan diaplikasikan oleh semua pihak, agar tercipta manusia-manusia yang berkarakter dimasa mendatang. Daftar Pustaka UU Tentang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun2003 Iru Koesoena dalam Mansur Muslich(2011).Pendidikan Karakter.Jakarta:Bumi Aksara. http://ibnoeahmed.blogspot.com/200/10/tentang-pendidikankarakter.html http://golden-student.blogspot.com/2013/04/tujuan-pendidikan-karakter.htm
49