Kewirausahaan dan manajemen Usaha Kecil
Manajemen usaha Kecil • Definisi : – Kekayaan bersih tidak lebih dari 200 juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan. – Hasil penjualan tahunan tidak lebih dari 1 milyard – Milik Warga Negara Indonesia, berdiri sendiri, bukan anak dan cabang perusahaan yang di miliki, dikuasai atau berafisiliasi langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengahatau usaha besar. – Berbentuk usaha perorangan, koperasi dan badan usaha berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum.
• Karakteristik usaha kecil : – owner manager, managemen team dari keluarga. – single product line. – keputusan satu orang, tidak ada delegasi – close manajement-employee relationship – tidak ada specialist functional – laporan tidak bertingkat – long term planning tidak ada – tidak go public – survival untuk owner equity dari pada profit maximumisasi – tidak dominan di pasar
owner pimpinan, tidak ada spesialisasi tidak diversifikasi dan volume usaha kecil
• Pelajaran praktis 1. Menjual harga tinggi
Membeli harga rendah
Melakukan Pembukuan
Wholesaler Pusat Kulakan
Retailer Eceran
Untung
• Pembukuan awal : 1.Unit terjual X Rp. jual eceran = Total Penjualan 2.Unit Pembelian X Rp. Kulakan = Total Beaya 3.Keuntungan = Total Penjualan - TotalBeaya 4.Profit = Total sale - Total cost
banyak tidak sekolah tetapi memiliki pengetahuan khusus tentang pasar.
• Pelajaran praktis 2.
Market knowledge
Business success
Pria Tak Lulus SD Ini Membangun 900 Bank di Kampung Kamis, 3 April 2014 | 10:55 WIB
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/04/03/1055218/Pria.Tak.Lulus.SD.Ini.Membangun.900.Bank.di.Kampung
KOMPAS.com — Banyak orang berpikir kreatif ketika berhadapan dengan masalah. Berangkat dari kesulitan mencari modal untuk memperluas kebun ubi jalar di kampungnya, di Baso, Agam, Sumatera Barat (Sumbar), Masril Koto bertekad membuat bank petani. Bank inilah yang kemudian mengantarkan pria asli Minang itu memenangi berbagai penghargaan sebagai social entrepreneur. Dengan semangat dan ketekunan, Masril membangun lebih dari 900 bank petani berbentuk lembaga keuangan mikro-agribisnis (LKMA) di seluruh Indonesia. Sistem bank ini juga diadopsi oleh pemerintah dan menjadi cikal bakal Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan Nasional. Seperti sebagian pria Minang lain, Masril muda merantau ke Jakarta pada 1994. Seorang teman ibunya mengajak Masril, saat itu buruh di Pasar Padang Luar, Bukittinggi, membantunya di usaha percetakan di Jakarta. Tak cuma memproduksi kantong, karena lokasinya dekat dengan kampus Trisakti di Cempaka Putih, pemilik percetakan juga berbisnis jasa fotokopi. Masril yang hanya tamat kelas 4 SD ini ikut membaca materi-materi kuliah. Pria kelahiran 13 Mei 1974 ini juga belajar berorganisasi dari para mahasiswa. Tempat Masril bekerja menjadi tempat berkumpul para perantau asal Sumbar. "Di Jakarta, saya belajar berorganisasi," ujar Masril. Setelah empat tahun di Ibu Kota, Masril pulang ke Agam. "Saya tidak tahan melihat kekerasan yang terjadi di saat krisis," kenang Masril. Setibanya di kampung, dia terkejut mendapati pemuda di kampungnya mulai terkotak-kotak. Ada kelompok perantau dan pemuda yang belum pernah merantau. Melihat kondisi itu, Masril merangkul para remaja untuk bergotong royong membangun lapangan basket. Lapangan ini yang akhirnya menjadi tempat berkumpul para pemuda di kampung Masril. Di situ pula terbentuk organisasi kepemudaan Karang Taruna di kampungnya, Banu Hampu. Supaya bisa mendanai berbagai kegiatan organisasi, Masril berinisiatif membangun ruko di tanah desa yang akan menjadi milik para pemuda. "Kebetulan ada jalan baru di depan ruko," tutur Masril. Untuk membangun enam ruko, Masril berutang ke toko bangunan. Selama dua tahun, uang sewa dari lima ruko dibayarkan ke toko bahan bangunan. Sementara, uang sewa satu ruko sisanya menjadi milik organisasi pemuda di sana yang akhirnya berkembang menjadi Yayasan Amai Setia. Diundang Bank Indonesia
• Mendirikan Usaha sendiri. – Pendirinya komitmen – Membeayai sendiri – Bekerja keras – secara bertahap terjadi transformasi dari ketergantungan partial kepada tenaga kerja ke subtantial equity position. – Fokus usaha kecil pada kepemilikan daripada ke keuntungan, kalau investor ROI – Mengejar kepemilikan berarti ada pengorbanan termasuk opportunity cost.
• Tahapan usaha : 1. Pengenalan Peluang 2. Analisa Peluang 3. Mengorganisir sumber daya 4. Menggerakan sumber daya
equity = modal atau kepemilikan interest = bunga ROI = return of Investment
• Pengenalan Peluang / idea Stage Problem (Masalah)
Opportunity (Peluang)
Solution (Pemecahan)
Idea (Gagasan)
• Analisa Peluang / Concept stage – Market research, respon terhadap product, proses dan service. – Asumsi - asumsi di test, di tingkatkan probabilitynya. – Dilakukan product development dan business development - sampai di temukan pasar mendukung rencana usaha. Pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan. – Analisa Kelayakan : • • • • • •
Kelayakan pemasaran Kesukaran Keahlian / familiaritas Dana Bahan baku SDM dan Tehnologi
β=
A+ B +C + D + E + F × At 24
Tingkat kelayakan Usaha : A, B, C, D, E, F adalah faktor yang di uji, diskore 0 - 4 dari yang tersukar tidka mendukung = 0 dan yang paling mendukung = 4 At angka terkecil.
• Mengorganisir Sumber Daya / Product development dtage 1. Uang dan orang harus di tata 2. Tahap pengembangan dan komersialisasi
• Memobilisir sumber daya. / Test marketing stage 1. Adalah langakah terakir sebelum start up 2. Masa gestasi adalah 6 bulan - 2 tahun 3. Langkah didalamnya adalah menulis rencana usaha
Sales
Phase Growth
Phase Maturity
Phase decline Maturity
Renewal
Decline
Growth / Administrator Stabilization / Manager Commersialisasi (start up) Inovator