KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PENGHASIL BERAS ORGANIK
ANANG SUHARDIANTO
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani Penghasil Beras Organik adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, November 2007 Anang Suhardianto NIM A551030101
ABSTRACT ANANG SUHARDIANTO. Household Food Security of Farmers Who Yielding Organic Rice. Under direction of YAYUK FARIDA BALIWATI and DADANG SUKANDAR. Organic farming is very emphasized in using local input and decreasing external input. Therefore, farmers, who applied organic farming, were expected having a chance to increase their access of food. The study was designed to analyze level of household food security of farmers who yielding organic rice and identify landholding that supporting household food security. For that purposes, 61 samples of household were selected from farming households whose practicing organic farming in Ciburuy Village, Bogor Regency. The gathered data are including data on landholding, working capital, cooperation, education, purposes of practicing on organic farming, wasted management, knowledge of organic farming, organic rice productivity, income, food consumption and level of household food security. Food consumption is recalled in 1 X 24 hours and food frequency (weekly, monthly, and yearly) is used to obtain food consumption data. Household food security was determined based on level of energy consumption. Landholding that supporting household food security is determined based on rice consumption and household productivity. The analyses result of household food security showed that 85.2% of households were secure and 14.8% were insecure. Variables that significantly influenced household food security were income, knowledge of organic farming, organic rice productivity, purposes of practicing on organic farming, landholding, and waste management. Pearson correlation analyses showed that income, knowledge of organic farming, organic rice productivity, and landholding had significant effect toward household food security. Spearman correlation analyses showed that purposes of practicing on organic farming and waste management had significant association with household food security too. Based on daily average of energy sufficiency, land-man ratio should be 318 m2/person. Keywords: household food security, organic farming, land-man ratio
RINGKASAN ANANG SUHARDIANTO. Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani Penghasil Beras Organik. Dibimbing oleh YAYUK FARIDA BALIWATI dan DADANG SUKANDAR. Pertanian organik lebih menekankan pada sumber daya alam lokal yang dapat diperbarui dan ramah lingkungan, menggunakan teknologi lokal dan sederhana, serta sedapat mungkin mengurangi input eksternal. Dengan demikian, penerapan pertanian organik akan memangkas biaya produksi, sehingga petani organik memiliki peluang untuk meningkatkan pendapatannya guna mengakses pangan yang cukup. Namun demikian, permasalahannya adalah luas lahan yang dikuasai oleh petani tidak memadai. Bertolak dari hal tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani penghasil beras organik dan mengidentifikasi penguasaan lahan dalam mendukung ketahanan pangan rumah tangga. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga peserta Program Pemberdayaan Petani Sehat yang diselenggarakan oleh Lembaga Pertanian Sehat bekerjasama dengan Gabungan Kelompok Tani Silih Asih di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor. Sampel dipilih secara acak dengan ukuran sebesar 61 rumah tangga. Pengumpulan data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden yang berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya dan telah diujicobakan. Data konsumsi pangan dilakukan dengan cara recall konsumsi pangan 1 X 24 jam, dan food frequency (seminggu, sebulan, dan setahun). Indikator yang digunakan untuk mengukur ketahanan pangan rumah tangga adalah tingkat kecukupan konsumsi energi (TKE). Suatu rumah tangga disebut tahan pangan jika tingkat kecukupan energi = 70%, dan jika < 70% disebut tidak tahan pangan. Untuk melihat hubungan antar peubah digunakan analisis korelasi dan untuk menentukan faktor-faktor determinan dari peubahpeubah bebas yang mempengaruhi ketahanan pangan digunakan analisis regresi lenear berganda. Analisis terhadap variabel bebas menunjukkan bahwa: (1) rata-rata luas lahan yang dikuasai petani adalah 0,244 ± 0,106 ha dan rumah tangga petani tegolong petani gurem karena sebagian besar (96,7%) hanya menguasai lahan < 0,5 ha. Hal ini terjadi karena petani yang melakukan usahatani padi organik ini memang berasal dari petani miskin, yang bekerja sebagai buruh tani; (2) rata-rata modal kerja yang dimiliki petani sekitar Rp 7.454.000,00 ± 1.750.000,00. Berdasarkan distribusinya maka sebagian besar petani (72,1%) termasuk bermodal kerja rendah. Hal ini terjadi karena modal kerja yang dimiliki petani di luar subsidi hanyalah tenaga kerja; (3) dalam hal kerjasama, sebagian besar petani (57,4%) tergolong agak aktif, artinya petani tersebut melakukan kerjasama dengan dua mitra kerja sama. Salah satu mitra kerjasa tersebut adalah LPS dan mitra kerjasama yang lain adalah sesama petani; (4) temuan yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal petani termasuk rendah. Gambaran tersebut terlihat dari tidak adanya petani yang berhasil menyelesaikan pendidikan lebih tinggi dari sekolah dasar. Sebagian besar petani (62,3%) hanya berhasil menyelesaikan pendidikan sekolah dasar, bahkan 37,7
persen tidak pernah mengenyam bangku sekolah; (5) untuk pendidikan non formal, dalam satu tahun terakhir, sebagian besar petani (59,0%) hanya mengikuti satu kali pendidikan non formal; (6) sebagian besar petani (50,9%) telah memahami dengan baik bahwa penerapan pertanian organik adalah demi pelestarian sumberdaya alam (pertanian yang berkelanjutan). Petani telah melihat kenyataannya bahwa lahan pertanian yang tadinya sulit ditemukan cacing tanah, kini mudah mendapatkannya; (7) dalam mengelola limbah, 88,6% termasuk menyokong berlangsungnya pertanian organik (60,7% menyokong dan 27,9% sangat menyokong). Petani mengelola dan mengolah dengan baik limbah yang tersedia baik limbah dari sisa tanaman, kotoran ternak, maupun limbah rumah tangga. Dilihat dari sumber limbah yang dijadikan pupuk organik, sebagian besar (45,8%) berasal dari sisa-sisa tanaman, 39,3% berasal dari kotoran hewan, dan sebagian kecil (14,9%) berasal dari sampah rumah tangga; (8) penguasaan petani dalam bertani secara organik, setengahnya (52,5%) tergolong kategori sedang (rata-rata memperoleh nilai 76,7 ± 9,0). Untuk menguasai pengetahuan seperti ini, tingkat pendidikan formal dan non formal petani ikut berperan. Mengingat tingkat pendidikan formal dan non formal yang kurang menyebabkan sebagian petani (14,8%) masih berpengetahuan bertani secara organik rendah; (9) rata-rata produktivitas beras per ha per tahun 73,29 ± 12,56 ku atau setara dengan padi kering giling 117,26 ± 20,09 ku. Produktivitas ini lebih besar daripada ratarata produktivitas padi sawah non organik di Kabupaten Bogor; dan (10) sebagian besar (85,2%) rumah tangga petani tergolong tidak miskin, dengan rata-rata pendapatan per kapita per bulan sekitar Rp 462.500,00 ± 161.000,00 atau Rp 15.500,00 ± 5.500,00 per kapita per hari. Walaupun demikian, pendapatan tersebut belum menggambarkan kondisi perekonomian rumah tangga yang sesungguhnya. Pada kehidupan nyata sehari-hari, petani masih harus terbebani oleh beberapa bentuk pengeluaran, seperti sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan anak-anak. Analisis terhadap peubah tidak bebas menunjukkan bahwa rumah tangga petani mengkonsumsi energi rata-rata per kapita per hari sebesar 1759 Kal dengan tingkat kecukupan energi (TKE) 87,2% dan sebagian besar (57,4%) rumah tangga petani memiliki status konsumsi yang normal, atau berada pada selang 90 – 119% AKG. Berdasarkan tingkat kecukupan konsumsi energi tersebut dapat ditampilkan situasi ketahanan pangan rumah tangga petani; hasilnya, sebagian besar rumah tangga petani (85,2%) teridentifikasi sebagai tahan pangan dan yang tidak tahan pangan sebesar 14,8%. Hasil uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa secara signifikan (p < 0,0001) terdapat pengaruh dari peubah bebas dengan nilai R2 sebesar 0,9597. Hasil Backward Elimination dari SAS untuk memperoleh variabel bebas yang berpengaruh nyata diperoleh enam variabel yaitu penguasaan lahan, tujuan penerapan pertanian organik, pengelolaan limbah, pengetahuan bertani secara organik, produktivitas beras organik, dan pendapatan. Dengan demikian untuk memprediksi (meramalkan) kondisi ketahanan pangan rumah tangga petani penghasil beras organik dapat digunakan keenam peubah bebas tersebut. Analisis terhadap variabel bebas yang berpengaruh nyata menunjukkan bahwa ketahanan pangan dipengaruhi positif nyata (p < 0,05) oleh variabel bebas penguasaan lahan dan tujuan penerapan pertanian organik, dan dipengaruhi positif sangat nyata (p < 0,01) oleh variabel bebas pengelolaan limbah, pengetahuan
bertani secara organik, produktivitas beras organik, dan pendapatan. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat derajat keeratan hubungan yang positif sangat nyata (p < 0,01) antara ketahanan pangan dengan: (1) pendapatan dengan r sebesar 0,954; (2) pengetahuan bertani secara organik dengan r sebesar 0,866; (3) produktivitas beras organik dengan r sebesar 0,705; dan (4) penguasaan lahan dengan r sebesar 0,395. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat derajat keeratan hubungan yang positif sangat nyata (p < 0,01) antara ketahanan pangan dengan: (1) tujuan penerapan ketentuan-ketentuan dalam pertanian organik dengan r sebesar 0,866; dan (2) pengelolaan limbah dengan r sebesar 0,815. Land-man ratio untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal adalah 1.735 ± 459 m persegi per orang dengan kisaran 1.369 – 4.057 m persegi dan untuk rumah tangga harus menguasai lahan seluas 9.492 ± 4.306 m persegi per rumah tangga dengan kisaran 3.423 – 20.283 m persegi. Land-man ratio untuk memenuhi kebutuhan rata-rata kecukupan energi adalah 318 ± 84 m persegi per orang dengan kisaran 251 – 744 m persegi dan untuk rumah tangga harus menguasai lahan seluas 1.740 ± 789 m persegi per rumah tangga dengan kisaran 627 – 3.718 m persegi. Kata kunci: ketahanan pangan rumah tangga, pertanian organik, land-man ratio
© Hak cipta milik IPB, tahun 2007 Hak cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam Bentuk apa pun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm, dan sebagainya
KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PENGHASIL BERAS ORGANIK
ANANG SUHARDIANTO
Tesis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Siti Madanijah, M.S.
Judul Tesis : Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani Penghasil Beras Organik Nama : Anang Suhardianto NIM : A551030101
Disetujui Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Yayuk Farida Baliwati, M.S. Ketua
Dr. Ir. Dadang Sukandar, M.Sc. Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga
Dr. Ir. Hadi Riyadi, M.S.
Tanggal Ujian: 17 Juli 2007
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2006 ini ialah ketahanan pangan rumah tangga, dengan judul Katahanan Pangan Rumah Tangga Petani Penghasil Beras Organik. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Yayuk Farida Baliwati, M.S. dan Dr. Ir. Dadang Sukandar, M.Sc. selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Universitas Terbuka selaku pemberi beasiswa, serta pimpinan dan rekan sejawat di FMIPA Universitas Terbuka yang telah me mberi dorongan selama studi. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu, istri, dan anak-anak (Maya, Kika, Syakira) tercinta atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, November 2007 Anang Suhardianto
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Mojokerto pada tanggal 18 Juni 1960 sebagai anak sulung dari pasangan Bapak Soeradi dan Ibu Soewarsih. Pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian IPB, lulus pada tahun 1985. Pada tahun 2003, penulis memperoleh kesempatan untuk melanjutkan ke program magister sains pada Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Sekolah Pascasarjana IPB. Beasiswa pendidikan pascasarjana diperoleh dari Universitas Terbuka. Penulis telah menikah dengan Ir. Semie Ardarita pada tanggal 12 Januari 1992. Saat ini penulis telah dikaruniai tiga orang putri, yaitu Maya Rahmanita Hardianti, Nabilah Rizkika Hardianti, dan Syakira Nisrina Hardianti. Penulis bekerja sebagai tenaga pengajar pada Program Studi S-1 Teknologi Pangan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Terbuka. Sejak 25 Juni 2007, penulis menjabat sebagai Ketua Program Studi pada program studi, jurusan, fakultas, dan perguruan tinggi yang sama.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL.............................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................
xvi
I
II
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang....................................................................................
1
1.2 Tujuan Penelitian................................................................................
4
1.3 Manfaat Penelitian..............................................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ketahanan Pangan...............................................................................
6
2.2 Pertanian Berkelanjutan dan Pertanian Organik……….....................
13
2.3 Land-man Ratio ............……………………………..........................
18
2.4 Kerangka Pemikiran......……………………………..........................
20
III METODE PENELITIAN 3.1 Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian...............................................
24
3.2 Cara Penentuan Responden.................................................................
24
3.3 Jenis dan Cara Pengumpulan Data......................................................
24
3.4 Pengolahan dan Analisis Data............................................................
25
3.5 Definisi Operasional Peubah Penelitian..............................................
26
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ................……………………...............
31
4.2 Karakteristik Rumah Tangga Contoh..................................................
32
4.3 Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga........................................
33
4.4 Luas Penguasaan Lahan.........………………….................................
45
4.5 Status Luas Penguasaan Lahan Ditinjau dari Ketahanan Pangan Rumah Tangga....................................................................................
48
4.6 Status Luas Lahan Sawah Di Desa Ciburuy, Di Kecamatan Cigombong, dan Di Kabupaten Bogor................................................
50
V
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan.............................................................................................
52
5.2 Saran....................................................................................................
53
VI DAFTAR PUSTAKA................................................................................
54
LAMPIRAN......................................................................................................
59
DAFTAR TABEL Halaman 1
Perbandingan biaya operasional per ha pembudidayaan padi organik dan non organik...................................................................
17
2
Land-man ratio beberapa negara di Asia tahun 1980 – 2000...........
19
3
Dasar pengkategorian peubah...........................................................
26
4
Karakteristik rumah tangga contoh...................................................
33
5
Sebaran rumah tangga menurut kategori peubah yang menentukan ketahanan pangan..............................................................................
38
Hasil uji regresi linear berganda dan korelasi antara peubah bebas dan tidak bebas..................................................................................
41
Hasil uji regresi linear berganda untuk peubah berpengaruh nyata..................................................................................................
41
Keragaan rumah tangga petani berdasarkan peubah yang berpengaruh nyata.............................................................................
43
Keragaan rumah tangga petani tidak tahan pangan berdasarkan peubah yang berpengaruh nyata.......................................................
44
10 Keragaan rumah tangga petani tahan pangan berdasarkan peubah yang berpengaruh nyata....................................................................
45
11 Keragaan unsur-unsur penentu luas lahan untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal.................................................................
46
12 Luas lahan (ha) yang diperlukan keluarga untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup minimal menurut jumlah anggota rumah tangga................................................................................................
46
13 Keragaan unsur-unsur penentu luas lahan untuk memenuhi ratarata kecukupan energi.......................................................................
47
14 Luas lahan (m2) yang diperlukan keluarga untuk dapat memenuhi rata-rata kecukupan energi menurut jumlah anggota rumah tangga................................................................................................
48
15 Keragaan status luas penguasaan lahan rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal dan rata-rata kecukupan energi ditinjau dari status ketahanan pangan rumah tangga.............
49
16 Kebutuhan lahan sawah untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal dan rata-rata kecukupan energi...........................................
50
6 7 8 9
DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Kerangka konseptual ketahanan pangan dan indikator generik.................
11
2 Kerangka konseptual kurang gizi pada anak.............................................
12
3 Sistem usahatani yang memadukan komponen tanaman dan ternak beserta karakteristiknya..............................................................................
18
4 Kerangka pemikiran penelitian: Peubah dalam ketahanan pangan rumah tangga petani penghasil beras organik.......................................................
23
5 Peningkatan aktivitas cacing tanah............................................................
35
6 Pengomposan aerobik................................................................................
37
7 Pengomposan anaerobik............................................................................
37
8 Lokasi pengomposan.................................................................................
37
9 Sebaran proporsi sumber pendapatan terhadap total pendapatan...............
49
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1
Peta Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat ................................................................................................
60
2
Peta Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat......
61
3
Hasil uji Korelasi Pearson antara peubah bebas dan tidak bebas ..............
62
4
Hasil uji Korelasi Spearman antara peubah bebas dan tidak bebas ..........
63
5
Hasil uji regresi dengan posedur stepwise untuk memperoleh peubah bebas yang berpengaruh nyata...................................................................
64