MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 1999 TENTANG PENETAPAN FORMASI PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH DI KABUPATEN/KOTAMADYA MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
Menimbang
: a. bahwa sesuai ketentuan dalam Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah formasi PPAT untuk setiap daerah kerja PPAT ditetapkan oleh Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional; b. bahwa penetapan formasi Pejabat Pembuat Akta Tanah tersebut perlu dilakukan dengan Keputusan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional;
Mengingat
: 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokokpokok Agraria (Lembaran Negara RI Tahun 1960 Nomor 104 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3696); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (Lembaran Negara RI Tahun 1998 Nomor 2); 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1988 tentang Badan Pertanahan Nasional; 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 1998 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Menteri Negara; 6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 122/M Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan; MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN : PERTAMA
:
Membatalkan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi seluruh Indonesia tentang penetapan formasi PPAT di daerah yang bersangkutan dan selanjutnya menetapkan kembali formasi PPAT di masing-masing daerah kerja PPAT (Kabupaten/Kotamadya) di seluruh Indonesia sebagaimana tercantum pada LAMPIRAN KEPUTUSAN ini, dengan ketentuan sebagai berikut : a.
Para calon PPAT yang sebelum berlakunya Keputusan ini : 1) telah menjabat sebagai Notaris dengan tempat kedudukan di Kabupaten/Kotamadya yang formasi-nya menurut daftar Lampiran Keputusan ini telah terpenuhi, dan
PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI
SJDI HUKUM
-22) telah lulus ujian PPAT atau telah mengajukan permohonan untuk diangkat sebagai PPAT dalam rangka penyesuaian dengan tempat kedudukan Notaris, dapat diangkat sebagai PPAT di daerah tersebut: b.
dalam hal sebagaimana dimaksud pada huruf a formasi untuk daerah kerja yang bersangkutan adalah sebesar formasi sebagaimana tercantum dalam daftar Lampiran Keputusan ini ditambah jumlah calon PPAT sebagaimana dimaksud huruf a.
KEDUA
:
Kabupaten/Kotamadya yang jumlah PPAT nya, termasuk PPAT Sementara, sama atau lebih besar dari formasi PPAT yang ditetapkan, dinyatakan sebagai daerah yang tertutup untuk pengangkatan PPAT.
KETIGA
:
Di Kabupaten/Kotamadya yang sudah merupakan daerah yang tertutup untuk pengangkatan PPAT, apabila terjadi penggantian Camat maka Camat baru tidak dapat ditunjuk sebagai PPAT Sementara.
KEEMPAT
:
Pengangkatan PPAT sebelum berlakunya peraturan ini yang mengakibatkan jumlah PPAT di suatu daerah kerja PPAT lebih besar dari formasi yang ditetapkan untuk daerah kerja tersebut adalah sah.
KELIMA
:
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Pada tanggal
: :
Jakarta 26 Pebruari 1999
MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL ttd. HASAN BASRI DURIN Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth: 1. Menteri Dalam Negeri. 2. Menteri Kehakiman. 3. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I di Seluruh Indonesia. 4. Para Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi. 5. Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II di Seluruh Indonesia. 6. Para Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya. 7. BPP. IPPAT. 8. DPP. ASPPAT.
PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI
SJDI HUKUM
-3-
Lampiran : Nomor : Tanggal : No. 1
Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional 4 TAHUN 1999 26 Pebruari 1999 Kabupaten/Kotamadya 2
Formasi 3
Keterangan 4
Propinsi D.I. Aceh 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Kod. Banda Aceh Kod. Sabang Kab. Aceh Besar Kab. Aceh Barat Kab. Aceh Selatan Kab. Pidie Kab. Aceh Utara Kab. Aceh Timur Kab. Aceh Tengah Kab. Aceh Tenggara
15 (lima belas) 10 (sepuluh) 40 (empat puluh) 60 (enam puluh) 55 (lima puluh lima) 60 (enam puluh) 60 (enam puluh) 50 (lima puluh) 30 (tiga puluh) 30 (tiga puluh)
Propinsi Sumatera Utara 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Kod. Medan Kod. Pematang Siantar Kod. Tapanuli Selatan Kod. Sibolga Kod Tebing Tinggi Kod. Binjai Kab. Langkat Kab. Deli Serdang Kab. Dairi Kab. Karo Kab. Asahan Kab. Tanjungbalai Kab. Simalungun Kab. Nias Kab. Labuhan Batu Kab. Tapanuli Tengah Kab. Tapanuli Utara
100 (seratus) 25 (dua puluh lima) 40 (empat puluh) 15 (lima belas 15 (lima belas 20 (dua puluh) 40 (empat puluh) 105 (seratus lima) 25 (dua puluh lima) 30 (tiga puluh) 40 (empat puluh) 20 (dua puluh) 40 (empat puluh) 30 (tiga puluh) 35 (tiga puluh lima) 15 (lima belas) 55 (lima puluh lima)
Propinsi Sumatera Barat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Kod. Padang Kod. Bukit Tinggi Kod. Padang Panjang Kab. Agam Kab. Limapuluh Kota Kod. Payakumbuh Kab. Pasaman Kab. Solok Kod. Solok Kab. Tanahdatar Kab. Sawahlunto Sijunjung Kod. Sawahlunto Kab. Padang Pariaman Kab. Pesisir Selatan
60 (enam puluh) 20 (dua puluh) 10 (sepuluh) 25 (dua puluh lima) 20 (dua puluh) 10 (sepuluh) 20 (dua puluh) 30 (tiga puluh) 10 (sepuluh) 25 (dua puluh lima) 20 (dua puluh) 10 (sepuluh) 40 (empat puluh) 20 (dua puluh)
Propinsi Sumatera Selatan 1. 2.
Kod. Palembang Kab. Musibanyuasin
PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI
55 (lima puluh lima) 20 (dua puluh)
SJDI HUKUM
-41 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
2 Kab. Ogan Komering Ilir Kab. Ogan Komering Ulu Kab. Muara Enim Kab. Lahat Kab. Musi Rawas Kodya Pangkal Pinang Kab. Bangka Kab. Belitung
3
4
30 (tiga puluh) 40 (empat puluh) 25 (dua puluh lima) 30 (tiga puluh) 25 (dua puluh lima) 15 (lima belas) 30 (tiga puluh) 20 (dua puluh)
Propinsi Riau 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kod. Pekanbaru Kab. Kampar Kab. Bengkalis Kab. Indragiri Hulu Kab. Indragiri Hilir Kab. Kepulauan Riau Kod. Batam
40 (empat puluh) 35 (tiga puluh lima) 40 (empat puluh) 20 (dua puluh) 25 (dua puluh lima) 50 (lima puluh) 15 (lima belas)
Propinsi Jambi 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kod. Jambi Kab. Batanghari Kab. Bungotebo Kab. Sarolangun Bangko Kab. Kerinci Kab. Tanjung Jabung
45 (empat puluh lima) 25 (dua puluh lima) 25 (dua puluh lima) 25 (dua puluh lima) 15 (lima belas) 20 (dua puluh)
Propinsi Bengkulu 1. 2. 3. 4.
Kod. Bengkulu Kab. Bengkulu Utara Kab. Bengkulu Selatan Kab. Rejang Lebong
20 (dua puluh) 25 (dua puluh lima) 20 (dua puluh) 15 (lima belas)
Propinsi Lampung 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kod. Bandar Lampung Kab. Lampung Selatan Kab. Lampung Tengah Kab. Lampung Utara Kab. Lampung Barat Kab. Tanggamus Kab. Tulang Bawang
45 (empat puluh lima) 35 (tiga puluh lima) 55 (lima puluh lima) 35 (tiga puluh lima) 20 (dua puluh) 20 (dua puluh) 25 (dua puluh lima)
Propinsi DKI Jakarta 1. 2. 3. 4. 5.
Jakarta Pusat Jakarta Selatan Jakarta Barat Jakarta Timur Jakarta Utara
100 (seratus) 115 (seratus lima belas) 115 (seratus lima belas) 75 (tujuh puluh lima) 90 (sembilan puluh)
Propinsi Jawa Barat 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kab. Serang Kab. Lebak Kab. Pandeglang Kab. Tangerang Kab. Bekasi Kab. Karawang
PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI
125 (seratus dua puluh lima) 60 (enam puluh) 60 (enam puluh) 175 (seratus tujuh puluh lima) 150 (seratus lima puluh) 80 (delapan puluh)
SJDI HUKUM
-51 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
2 Kab.Purwakarta Kab. Subang Kab. Bogor Kod. Bogor Kab. Sukabumi Kod. Sukabumi Kab. Cianjur Kab. Bandung Kod. Bandung Kab. Sumedang Kab. Garut Kab. Tasikmalaya Kab. Ciamis Kab. Cirebon Kod. Cirebon Kab. Kuningan Kab. Majalengka Kab. Indramayu Kod. Tangerang Kod. Bekasi
3
4
50 (lima puluh) 70 (tujuh puluh) 175 (seratus tujuh puluh lima) 65 (enam puluh lima) 110 (seratus sepuluh) 25 (dua puluh lima) 100 (seratus) 175 (seratus tujuh puluh lima) 150 (seratus lima puluh) 70 (tujuh puluh) 90 (sembilan puluh) 100 (seratus) 90 (sembilan puluh) 80 (delapan puluh) 40 (empat puluh) 60 (enam puluh) 60 (enam puluh) 75 (tujuh puluh lima) 75 (tujuh puluh lima) 75 (tujuh puluh lima)
Propinsi Jawa Tengah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
Kod. Semarang Kod. Surakarta Kod. Salatiga Kod. Magelang Kod. Pekalongan Kod. Tegal Kab. Semarang Kab. Kendal Kab. Demak Kab. Grobogan Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Jepara Kab. Sukoharjo Kab. Boyolali Kab. Karanganyar Kab. Klaten Kab. Sragen Kab. Wonogiri Kab. Magelang Kab. Kebumen Kab. Temanggung Kab. Wonosobo Kab. Purworejo Kab. Banyumas Kab. Banjarnegara Kab. Purbalingga Kab. Cilacap Kab. Pekalongan Kab. Batang Kab. Brebes Kab. Pemalang Kab. Tegal
PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI
105 (seratus lima) 50 (lima puluh) 25 (dua puluh lima) 15 (lima belas) 30 (tiga puluh) 30 (tiga puluh) 75 (tujuh puluh lima) 70 (tujuh puluh) 45 (empat puluh lima) 60 (enam puluh) 60 (enam puluh) 55 (limapuluh lima) 60 (enam puluh) 40 (empat puluh) 45 (empat puluh lima) 60 (enam puluh) 60 (enam puluh) 65 (enam puluh lima) 75 (tujuh puluh lima) 50 (lima puluh) 50 (lima puluh) 60 (enam puluh) 50 (lima puluh) 40 (empat puluh) 40 (empat puluh) 45 (empat puluh lima) 75 (tujuh puluh lima) 45 (empat puluh lima) 45 (empat puluh lima) 60 (enam puluh) 50 (lima puluh) 40 (empat puluh) 45 (empat puluh lima) 40 (empat puluh) 50 (lima puluh)
SJDI HUKUM
-61
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37.
2 Propinsi Jawa Timur Kod. Surabaya Kod. Mojokerto Kod. Madiun Kod. Kediri Kod. Blitar Kod. Malang Kod. Pasuruan Kod. Probolinggo Kab. Gresik Kab. Sidoarjo Kab. Mojokerto Kab. Jombang Kab. Bangkalan Kab. Sampang Kab. Sumenep Kab. Pamekasan Kab. Bojonegoro Kab. Tuban Kab. Lamongan Kab. Madiun Kab. Ngawi Kab. Magetan Kab. Ponorogo Kab. Pacitan Kab. Kediri Kab. Nganjuk Kab. Tulungagung Kab. Trenggalek Kab. Blitar Kab. Malang Kab. Probolinggo Kab. Pasuruan Kab. Lumajang Kab. Situbondo Kab. Jember Kab. Bondowoso Kab. Banyuwangi
3
4
170 (seratus tujuh puluh) 10 (sepuluh) 20 (dua puluh) 25 (dua puluh lima) 15 (lima belas) 45 (empat puluh lima) 15 (lima belas) 20 (dua puluh) 65 (enam puluh lima) 85 (delapan puluh lima) 60 (enam puluh) 65 (enam puluh lima) 50 (lima puluh) 30 (tiga puluh) 60 (enam puluh) 30 (tiga puluh) 50 (lima puluh) 50 (lima puluh) 60 (enam puluh) 50 (lima puluh) 45 (empat puluh lima) 40 (empat puluh) 50 (lima puluh) 30 (tiga puluh) 60 (enam puluh) 50 (lima puluh) 60 (enam puluh) 40 (empat puluh) 50 (lima puluh) 115 (seratus lima belas) 60 (enam puluh) 80 (delapan puluh) 45 (empat puluh lima) 55 (Lima puluh lima) 65 (enam puluh lima) 55 (Lima puluh lima) 50 (lima puluh)
Propinsi D.I.Yogyakarta 1. 2. 3. 4. 5.
Kod. Yogyakarta Kab. Sleman Kab. Bantul Kab. Kulonprogo Kab. Gunung Kidul
70 (tujuh puluh) 90 (sembilan puluh) 65 (enam puluh lima) 40 (empat puluh) 35 (tiga puluh lima)
Propinsi Kalimantan Barat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kod. Pontianak Kab. Pontianak Kab. Sambas Kab. Sanggau Kab. Sintang Kab. Kapuas Hulu Kab. Ketapang
30 (tiga puluh) 60 (enam puluh) 35 (tiga puluh lima) 45 (empat puluh lima) 40 (empat puluh) 35 (tiga puluh lima) 35 (tiga puluh lima)
Propinsi Kalimantan Tengah 1.
Kab. Kotawaringin Barat
PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI
25 (dua puluh lima)
SJDI HUKUM
-71 2. 3. 4. 5. 6.
2 Kab. Kotawaringin Timur Kab. Barito Utara Kab. Barito Selatan Kab. Palangkaraya Kab. Kapuas
3 35 (tiga puluh lima) 25 (dua puluh lima) 25 (dua puluh lima) 15 (lima belas) 50 (lima puluh)
4
Propinsi Kalimantan Timur 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kod. Samarinda Kod. Balikpapan Kab. Kutai Kab. Tanah Pasir Kab. Berau Kab. Bulungan Kab. Tarakan
20 (dua puluh) 20 (dua puluh) 50 (lima puluh) 25 (dua puluh lima) 20 (dua puluh) 40 (empat puluh) 25 (dua puluh lima)
Propinsi Kalimantan Selatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Kod. Banjarmasin Kab. Banjar Kab. Tapin Kab. Hulu Sungai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah Kab. Hulu Sungai Utara Kab. Tabalong Kab. Tanah Laut Kab. Barito Kuala Kab. Kotabaru
35 (tiga puluh lima) 35 (tiga puluh lima) 25 (dua puluh lima) 25 (dua puluh lima) 20 (dua puluh) 25 (dua puluh lima) 25 (dua puluh lima) 20 (dua puluh) 30 (tiga puluh) 45 (empat puluh lima)
Propinsi Sulawesi Utara 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kod. Manado Kod. Bitung Kod. Gorontalo Kab. Minahasa Kab. Bolaang Mongondow Kab. Gorontalo Kab. Sangihe Talaud
40 (empat puluh) 15 (lima belas) 10 (sepuluh) 50 (lima puluh) 35 (tiga puluh lima) 35 (tiga puluh lima) 35 (tiga puluh lima)
Propinsi Sulawesi Tengah 1. 2. 3. 4. 5.
Kod. Palu Kab. Donggala Kab. Poso Kab. Banggai Kab. Bual Toli-Toli
20 (dua puluh) 35 (tiga puluh lima) 45 (empat puluh lima) 30 (tiga puluh) 25 (dua puluh lima)
Propinsi Sulawesi Selatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Kod. Ujung Pandang Kab. Gowa Kab. Takalar Kab. Jeneponto Kab. Maros Kab. Pangkajene Kepulauan Kab. Barru Kab. Luwu Kab. Tanah Toraja Kab. Majene Kab. Soppeng
PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI
60 (enam puluh) 30 (tiga puluh) 20 (dua puluh) 15 (lima belas) 25 (dua puluh lima) 25 (dua puluh lima) 15 (lima belas) 40 (empat puluh) 25 (dua puluh lima) 15 (lima belas) 15 (lima belas)
SJDI HUKUM
-8-
1 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
2 Kab. Sinjai Kab. Poliwali Mamasa Kab. Mamuju Kab. Selayar Kab. Bone Kab. Wajo Sengkang Kab. Pare-Pare Kab. Pinrang Kab. Sidenreng Rappang Kab. Enrekang Kab. Bantaeng Kab. Bulukumba
3 20 (dua puluh) 20 (dua puluh) 15 (lima belas) 15 (lima belas) 40 (empat puluh) 25 (dua puluh lima) 10 (sepuluh) 20 (dua puluh) 20 (dua puluh) 15 (lima belas) 10 (sepuluh) 20 (dua puluh)
4
Propinsi Sulawesi Tenggara 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kab. Kendari Kab. Kolaka Kab. Buton Kab. Muna Kod. Kendari Kod. Bau-Bau
40 (empat puluh) 35 (tiga puluh lima) 40 (empat puluh) 30 (tiga puluh) 10 (sepuluh) 10 (sepuluh)
Propinsi Bali 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Kab. Badung Kab. Bangli Kab. Buleleng Kod. Denpasar Kab. Gianyar Kab. Jembrana Kab. Karangasem Kab. Klungkung Kab. Tabanan
60 (enam puluh) 20 (dua puluh) 30 (tiga puluh) 60 (enam puluh) 25 (dua puluh lima) 20 (dua puluh) 25 (dua puluh lima) 20 (dua puluh) 35 (tiga puluh lima)
Propinsi Nusa Tenggara Barat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kab. Lombok Barat Kab. Lombok Tengah Kab. Lombok Timur Kab. Sumbawa Besar Kab. Bima Kab. Dompu Kod. Mataram
25 (dua puluh lima) 25 (dua puluh lima) 25 (dua puluh lima) 30 (tiga puluh) 25 (dua puluh lima) 15 (lima belas) 20 (dua puluh)
Propinsi Nusa Tenggara Timur 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Kab. Kupang Kab. Timor Tengah Selatan Kab. Timor Tengah Utara Kab. Belu Kab. Alor Kab. Flores Timur Kab. Sikka Kab. Ende Kab. Ngada Kab. Manggarai Kab. Sumba Timur Kab. Sumba Barat Kod. Kupang
PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI
50 (lima puluh) 30 (tiga puluh) 20 (dua puluh) 25 (dua puluh lima) 20 (dua puluh) 30 (tiga puluh) 20 (dua puluh) 20 (dua puluh) 20 (dua puluh) 25 (dua puluh lima) 20 (dua puluh) 20 (dua puluh) 20 (dua puluh)
SJDI HUKUM
-9-
1
1. 2. 3. 4. 5. 6.
2 Propinsi Maluku Kab. Maluku Tengah Kab. Maluku Tenggara Kab. Maluku Utara Kab. Halmahera Tengah Kod. Ambon Kod. Maluku Utara
3
4
40 (empat puluh) 20 (dua puluh) 45 (empat puluh lima) 20 (dua puluh) 20 (dua puluh) 15 (lima belas)
Propinsi Irian Jaya 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Kab. Jayapura Kab. Manukwari Kab. Sorong Kab. Biak Numfor Kab. Fak-Fak Kab. Yapen Waropen Kab. Merauke Kab. Jayawijaya Kod. Jayapura Kab. Mimika Kab. Paniai Kab. Nabire
40 (empat puluh) 25 (dua puluh lima) 35 (tiga puluh lima) 20 (dua puluh) 20 (dua puluh) 15 (lima belas) 40 (empat puluh) 25 (dua puluh lima) 15 (lima belas) 25 (dua puluh lima) 35 (tiga puluh lima) 25 (dua puluh lima)
MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL ttd. HASAN BASRI DURIN
PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI
SJDI HUKUM