KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT J E N D E R A L PERHUBUNGAN LAUT G E D U N G KARYA LANTAI 12 S.D 17 JL. MEDAN M E R D E K A BARAT NO.8 JAKARTA-10110
T E L . : 3811308,3505006,3813269,3447017 Pst.
3842440 : 4213,4227,4209,4135
SURAT Nomor :O?>0/H\$C
TLX. : 3844492,3458540 FAX. : 3811786,3845430,3507576
EDARAN
• I (CJlrC • Itytf
D* -IS"
TENTANG PENYAMAAN PEMAHAMAN SOLAS PERATURAN 111/31.1.4 (MSC.1/Circ.1490)
1.
Komite Keselamatan Maritim, pada sidang sesi ke sembilan puluh empat (17 s.d 21 Nopember 2014), dengan tujuan untuk menyediakan pedoman yang lebih spesifik tentang susunan sekoci penyelamat, telah menyetujui penyamaan pemahaman SOLAS peraturan 111/31.1.4, yang telah disiapkan oleh Sub-Komite tentang Sistem dan Peralatan Kapal pada sidang sesi pertamanya (10 s.d 14 Maret 2014), sebagaimana terlampir.
2. Seluruh negara anggota diminta untuk menggunakan penyamaan pemahaman terlampir sebagai pedoman ketika menerapkan SOLAS peraturan 111/31.1.4 untuk rakit penolong yang dipasang diatas kapal yang dibangun pada atau setelah tanggal 21 Nopember 2014 dan membawa penyamaan pemahaman ini untuk menjadi perhatian semua pihak yang terkait. 3. Surat Edaran Komite Keselamatan Maritim IMO No. MSC.1/Circ.1490 ini menggantikan Surat Edaran Komite Keselamatan Maritim IMO No. MSC.1/Circ.1243. 4. Terkait dengan butir 1 (satu), dan 2 (dua), bersama ini disampaikan Surat Edaran Komite Keselamatan Maritim IMO No. MSC.1/Circ.1490 dalam bahasa Inggris yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia untuk dapat diterapkan dan dilaksanakan pada kapal-kapal berbendera Indonesia. 5. Oemikian disampaikan, untuk menjadi perhatian dan pelaksanaannya. Ditetapkan di pada tanggal
Jakarta
|$
/MflLf^Tfc
2 0 1 5
A.N. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT DIREKTUR PERKAPALAN DAN KEPELAUTAN Sejaku {Focal Point of Contact of IMO State Administration)
UA P. SIMATUPANG. MM Pembina Tk.l (IV/b) NIP.19671016 199803 1 001 Model Takah 02
"Mentcudi .'/'cuitii-uui .'J'diiyivaui 3k*mti Metutufatnp Je*ciptatu/a JCeaeianudan Skvlaya*.'
SALINAN Surat Edaran ini disampaikan kepada Yth : 1. Menteri Perhubungan Rl; 2. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan; 3. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan; 4. Direktur Jenderal Perhubungan Laut; 5. Deputi Bidang Pendayagunaan llmu Pengetahuan dan Teknologi, Kementerian Riset dan Teknologi; 6. Kepala BPPT; 7. Kepala Badan PSDM; 8. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; 9. Para Direktur di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; 10. Para Kepala Bagian di Lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; 11. Para Kepala Kantor Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; 12. Kapusbang Laut BPSDM; 13. Direktur Utama PT. Biro Klasifikasi Indonesia; 14. American Bureau of Shipping (ABS); 15. Bureau Veritas (BV); 16. China Classification Society (CCS); 17. Croatian Register of Shipping (CRS); 18. Det Norske Veritas (DNV); 19. Germanischer Lloyd (GL); 20. Indian Register of Shipping (IRS); 2 1 . Korean Register of Shipping (KR); 22. Lloyd's Register (LR); 23. Nippon kaiji Kyokai (NK): 24. Polish Register of Shipping (PRS); 25. Registro Italiano Navale (RINA); 26. Russian Maritime Register of Shipping (RS); 27. Direktur Utama PT. Djakarta Lloyd; 28. Direktur Utama PT. PELNI; 29. Kepala Pertamina Perkapalan; 30. Para Direktur Utama PT. PELINDO; 3 1 . Ketua DPP INSA; 32. Ketua DPP GAPASDAP.
MSC.1/Circ.1490 12 January 2015
MSC.1/Circ.1490 12 Januari 2015
UNIFIED INTERPRETATION S O L A S REGULATION 111/31.1.4
OF
PENYAMAAN PEMAHAMAN PERATURAN 111/31.1.4
SOLAS
1. The Maritime Safety Committee, at its ninety-fourth session (17 to 21 November 2014), with a view to providing more specific guidance on arrangements for remotely located survival craft, approved a unified interpretation of SOLAS regulation 111/31.1.4, prepared by the SubCommittee on Ship Systems and Equipment at its first session (10 to 14 March 2014), as set out in the annex.
1. Komite Keselamatan Maritim, pada sidang sesi ke sembilan puluh empat (17 s.d 21 Nopember 2014), dengan tujuan untuk menyediakan pedoman yang lebih spesifik tentang susunan sekoci penyelamat, telah menyetujui penyamaan pemahaman SOLAS peraturan 111/31.1.4, yang telah disiapkan oleh Sub-Komite tentang Sistem dan Peralatan Kapal pada sidag sesi pertamanya (10 s.d 14 Maret 2014), sebagaimana terlampir.
2.
2.
Member Governments are invited to use the annexed unified interpretation as guidance when applying SOLAS regulation 111/31.1.4 to the Irferafts to be installed on board ships constructed on or after 21 November 2014 and to bring the unified interpretation to the attention of all parties concerned.
3. This circular MSC.1/Circ.1243.
***
supersedes
Seluruh negara anggota diminta untuk menggunakan penyamaan pemahaman terlampir sebagai pedoman ketika menerapkan SOLAS peraturan 111/31.1.4 untuk rakit penolong yang dipasang diatas kapal yang dibangun pada atau setelah tanggal 21 Nopember 2014 dan membawa penyamaan pemahaman ini untuk menjadi perhatian semua pihak terkait.
3. Surat Edaran ini MSC.1/Circ.1243.
***
menggantikan
MSC.1/Circ.1490 12 January 2015
MSC.1/Circ.1490 12 Januari 2015
ANNEX
LAMPIRAN
UNIFIED INTERPRETATION S O L A S REGULATION 111/31.1.4
OF
Arrangements for remotely located survival craft
PENYAMAAN PEMAHAMAN PERATURAN 111/31.1.4
SOLAS
Susunan untuk sekoci penyelamat yang terletak ditempat yang jauh
1. Liferafts required by SOLAS regulation 111/31.1.4 should be regarded as "remotely located survival craft" with regard to SOLAS regulation 111/7.2.1.4.
1
Rakit-penolong yang dipersyaratkan oleh SOLAS peraturan 111/31.1.4 harus dianggap sebagai "sekoci penyelamat yang terletak ditempat yang jauh" dengan memperhatikan SOLAS peraturan IH/7.2.1.4.
2. The area where these remotely located survival craft are stowed should be provided with:
2
Area dimana sekoci penyelamat ini dtempatkan harus disediakan:
.1 a minimum number of two lifejackets and two immersion suits;
.1 minimal sejumlah dua buah jaket keselamatan dan dua buah baju berendam;
.2 adequate means of illumination complying with SOLAS regulation 111/16.7, either fixed or portable, which should be capable of illuminating the liferaft stowage position, as well as the area of water into which the liferaft should be launched; portable lights, when used, should have brackets to permit their positioning on both sides of the vessel; and
.2 penerangan yang cukup yang memenuhi SOLAS peraturan HI/16.7, baik permanen maupun portabel, dimana harus dapat menerangi posisi penempatan rakit-penolong, bersamaan dengan daerah perairan dimana rakit-penolong harus diturunkan; lampu portable, ketika digunakan harus menggunakan pegangan sehingga dapat dipasang pada kedua sisi kapal; dan
.3 an embarkation ladder or other means of embarkation enabling descent to the water in a controlled manner as per SOLAS regulation HI/11.7.
.3 tangga naik atau alat lainnya yang berfungsi untuk menaikan dan menurunkan ke air dengan cara yang terkendali sebagaimana terdapat pada SOLAS peraturan HI/11.7.
1
1
3. With regard to the distance between the embarkation station and stowage
1
Controlled manner: a knotted rope is not acceptable for this purpose.
3
1
Mengenai jarak antara stasiun penaikan dan lokasi penempatan ke
Cara yang terkendali: tali yang diikat tidak dapat diterima untuk tujuan ini.
location of the liferaft as required by SOLAS regulation 111/31.1.4 (remotely located survival craft), the embarkation station should be so arranged that the requirements of regulation 111/13.1.3 can be satisfied.
rakit-penolong sebagaimana dipersyaratkan oleh SOLAS peraturan 111/31.1.4 (penempatan sekoci penyelamat yang jauh), stasiun penaikan harus bagaimana caranya dibuat agar persyaratan peraturan Ml/13.1.3 dapat terpenuhi.
4. Exceptionally, the embarkation station and stowage position of the liferaft (remotely located survival craft) may be located on different decks provided that the liferaft can be launched from the stowage deck using the attached painter to relocate it to the embarkation ladder positioned on the other deck (traversing a stairway between different decks with the liferaft carried by crew members is not acceptable).
4
Pengecualian, stasiun embarkasi dan posisi penempatan rakitpenolong (sekoci penyelamat yang terletak jauh) dapat ditempatkan pada geladak yang berlainan dengan syarat bahwa rakit-penolong dapat diluncurkan dari geladak dimana rakit-penolong tersebut ditempatkan menggunakan tali painter yang terpasang untuk merelokasinya ke tangga embarkasi yang terpasang pada geladak lainnya (memindahkan melintasi tangga antara geladak yang berbeda dengan rakit-penolong yang digotong oleh awak kapal tidak dapat diterima).
5. Notwithstanding paragraph 2, where the exceptional cases mentioned in paragraph 4 exist, the following provisions should be applied:
5
Meskipun telah dijelaskan pada paragraf 2, apabila kondisi khusus yang disebutkan pada paragraf 4 harus terjadi, maka persyaratan berikut harus dipenuhi:
.1 the lifejackets and the immersion suits required by paragraph 2.1 may be stowed at the embarkation station;
.1 jaket-penolong dan bajuberendam yang dipersyaratkan pada paragraf 2.1 harus ditempatkan pada stasiun embarkasi;
.2 adequate means of illumination complying with paragraph 2.2 should also illuminate the liferaft stowage position, embarkation station and area of water where the liferaft is to be embarked;
.2 penerangan yang cukup yang memenuhi persyaratan paragraf 2.2 harus juga menerangi posisi penempatan rakit-penolong, stasiun embarkasi dan daerah perairan dimana rakit-penolong akan dinaiki;
.3 the embarkation ladder or other means of embarkation as required by paragraph 2.3 may be stowed at the embarkation station; and
.3 tangga emarkasi atau alat lainnya yang berfungsu sebagai embarkasi seperti dipersyaratkan dengan paragraf 2.3 dapat ditempatkan pada stasiun embarkasi; dan
.4 notwithstanding the requirements in paragraph 4.1.3.2 of the LSA Code, the painter should be long
.4 meskipun telah dijelaskan persyaratan pada paragraf 4.1.3.2 Kode LSA, tali painter
enough to reach the embarkation station.
relevant
harus cukup panjang untuk mencapai stasiun embarkasi yang terkait.