KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK DALAM KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA
ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh: Fitri Handayani NIM. 11201244036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016
PERSETUJUAI\I
Artikel e-joumal yang
berj udu
l " I<e efe fu ifan Mo & I P e mbe I ai aran S irc fu i k
dalam Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Yogtaknfia"
lni
telah disetujui oleh pembimbing sebagai salah satu persyaratan yuOisium.
April2016
Dr. Nurhadi, M. Hum. NrP. 19700707l9lWA3LW3
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK DALAM KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA oleh Fitri Handayani NIM 11201244036 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan dalam kemampuan menulis puisi di kelas X SMAN 5 Yogyakarta antara siswa yang menggunakan model pembelajaran sinektik dengan siswa yang tanpa menggunakan model pembelajaran sinektik. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran sinektik ini efektif digunakan dalam pembelajaran menulis puisi atau tidak. Penelitian ini adalah penelitian dengan metode eksperimen semu. Desain penelitian yang digunakan adalah control group pretest posttest. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 5 Yogyakarta. Penentuan sampel penelitian dilakukan secara acak. Berdasarkan teknik tersebut didapatkan kelas XF sebagai kelompok eksperimen dan XG sebagai kelompok kontrol. Tes berupa pretest dan posttest. Soal dalam penelitian ini berupa tes soal menulis puisi. Pengujian hasil penelitian ini dengan program SPSS 16. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa analisis uji-t sampel bebas posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh nilai t -4,125 dengan df 62 dan P sebesar 0,000 (P<0,05). Hasil analisis uji-t sampel berhubungan pretest dan posttest kelompok eksperimen diperoleh nilai t -6,102 dengan df 31 dan P sebesar 0,000 (P<0,05). Simpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan kemampuan menulis puisi yang signifikan antara kelompok yang menggunakan model pembelajaran sinektik dengan kelompok yang tanpa menggunakan model pembelajaran sinektik. Kata kunci
: model pembelajaran sinektik, puisi, keterampilan menulis
iii
THE EFFECTIVENESS OF SINEKTIK LEARNING MODEL IN POETRY WRITING SKILL OF CLASS X STUDENTS OF SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA By FitriHandayani NIM 11201244036 ABSTRACT This research aims to find out the existence of significant differences in poetry writing of students who apply sinektik learning model and of students who do not apply sinektik learning model. This research also aims to find out the effectiveness of using sinektik earning model in poetry writing teaching and learning process. This research employed quasi-experiment method. Research design used in this research was control group pretest and posttest. The population of this research was students of class X in SMAN 5 Yogyakarta. Random sampling technique was used in this research. Based on that sampling technique, class XF was chosen as the experiment class and XG as the control class. The tests were pretest and posttest in the form of poetry writing questions. The verification of this research used SPSS 16 program. Data analysis technique used in this research was t-test in 5% significant level. The findings of the research show that based on the posttest of control group and experiment group free sampling t-test analysis, it obtains the value of t 4,125 with 62 of df and 0,000 of P (P<0,05). The analysis results of correlated sampling of pretest and posttest t-test of experiment class are t -6,102 with df 31 and P 0,000 (P<0,05). The conclusion of this research is there is significant difference of poetry writing skill between that of students who apply sinektik learning model and that of students who do not apply sinektik learning model.
Key words: sinektik learning model, poetry, writing skill
iv
menuangkannya.
A. PENDAHULUAN Pendidikan
di
Indonesia
Untuk
menumbuhkan
kreativitas siswa dalam menulis, siswa
yang
dapat berlatih menulis karangan baik itu
ditetapkan oleh pemerintah. Kurikulum
fiksi maupun non fiksi. Berlatih menulis
menjadi acuan pendidik dan peserta didik
non fiksi dapat dilakukan oleh siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
dengan cara menulis puisi, naskah drama
Standar kompetensi mata pelajaran bahasa
maupun cerpen.
berpedoman
pada
kurikulum
Indonesia dalam KTSP mencakup dua
Minat pembelajaran sastra di
kompetensi
sekolah akhir-akhir ini dirasa kurang
kompetensi
menarik. Hal tersebut dapat dilihat dari
bersastra. Standar kompetensi bersastra di
rendahnya nilai-nilai yang dipeloreh siswa.
sekolah menekankan pada kemampuan
Keadaan ini semakin diperparah dengan
peserta didik dalam berolah sastra.
menurunnya minat baca sebagian besar
komponen,
yaitu
berbahasa
dan
standar standar
Berdasarkan
Kamus
Besar
masyarakat
Indonesia.
Keterampilan
Bahasa Indonesia (2011: 1497), menulis
berbahasa antara satu dengan lainnya
berarti melahirkan pikiran atau perasaan
mempunyai
dengan
demikian
mampu membaca dengan baik, ia akan
keterampilan menulis bagi siswa sangat
dapat menulis dengan baik. Ketika siswa
penting karena bertujuan untuk mengasah
mampu menyimak dengan baik, maka ia
dan mengolah kecakapan siswa dalam
dapat berbicara dengan baik. Demikian
mengungkapkan perasaan serta pikiran
halnya dengan keterampilan membaca dan
dalam bentuk tulisan. Menuangkan ide,
menulis sastra. Para siswa tidak tertarik
gagasan,
tulisan
dengan kegiatan membaca dan menulis
bukanlah suatu hal yang mudah. Oleh
karya sastra. Hal tersebut didukung dengan
karena itu, diperlukan kreativitas dalam
semakin tumpulnya kepekaan sosial untuk
tulisan.
perasaan
Dengan
ke
dalam
keterikatan. Ketika siswa
membaca,
memahami,
dan
menulis
tentang realita sosial di sekitar. Terdapat
beberapa
Pengaruh globalisasi yang tidak terkontrol membuat para siswa cenderung lebih
macam
individual dan acuh terhadap kondisi
model pembelajaran yang dapat digunakan
masyarakat di sekitarnya sehingga mereka
untuk mengembangkan dan meningkatkan
kurang memiliki kepekaan sosial. Model
keterampilan
pembelajaran
berbahasa.
pembelajaran memperkaya
yang
efektif
pemahaman,
Model dapat
menjadi
sinektik
solusi
dirasa
untuk
dapat
permasalahan
dan
tersebut. Dalam pembelajaran ini siswa
pertumbuhan intelektual siswa serta terjadi
tidak hanya mampu menulis puisi bebas
pertukaran ide secara terbuka (Atmojo,
tanpa
2013: 135). Pembelajaran menulis puisi
diarahkan untuk menulis puisi bebas
berdasarkan sikap empati, simpati, dan iba
berdasarkan rasa empati yang mereka
dinilai sesuai dengan model pembelajaran
miliki.
sinektik.
aturan
Model Model
tetapi
pembelajaran
siswa
sinektik
sinektik
inilah yang diujicobakan untuk menulis
pertama kali diperkenalkan oleh William
puisi bebas. Model pembelajaran ini
J.J Gordon dalam dunia industri untuk
dimanfaatkan
mengembangkan kreativitas dan mengasah
kreativitas dan empati sosial. Dengan
rasa empati karyawan (Joyce dkk, 2009:
demikian, model pembelajaran sinektik
29). Model ini kemudian dikembangkan ke
memiliki potensi untuk digunakan sebagai
dalam dunia pendidikan dan digunakan
media pembelajaran menulis puisi yang
sebagai model pembelajaran. Terdapat tiga
efektif. Berdasarkan hal tersebut, diadakan
tahap dalam pembelajaran model sinektik
penelitian
yakni tahap analogi langsung, analogi
Model
personal,
Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas
dan
pembelajaran
konkret,
pemadatan
konflik.
untuk
dengan
meningkatkan
judul,
Pembelajaran
Keefektifan
Sinektik
dalam
X SMA Negeri 5 Yogyakarta. Tujuan penelitian ini Pertama,
yakni
berikut.
Pada penelitian eksperimen ini
perbedaan
menggunakan desain penelitian berupa
sebagai
mengetahui
B. METODE PENELITIAN
keterampilan menulis puisi antara siswa
control
group
pretest-posttest
design.
kelas X SMA NEGERI 5 Yogyakarta yang
Dalam
model
ini,
dimulai
menggunakan model dan tanpa model
perlakuan kedua kelompok diberi tes awal
pembelajaran
Kedua,
atau pretest untuk mengetahui kondisi
penggunaan
awal kedua kelompok (Y1). Selanjutnya
sinektik.
membuktikan model
keefektifan
pembelajaran
sinektik
dalam
pada
kelompok
sebelum
eksperimen
diberi
pembelajaran menulis puisi kelas X SMA
perlakuan (X) dan pada kelompok kontrol
NEGERI 5 Yogyakarta. Tujuan penelitian
tidak diberi pelakuan. Setelah selesai
ini
Pertama,
perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi
keterampilan
sebagai posttest (Y2). Berikut disajikan
yakni
sebagai
mengetahui
berikut.
perbedaan
menulis puisi antara siswa kelas X SMA
dalam bentuk tabel.
NEGERI 5 Yogyakarta yang mengikuti
Tabel 1. Desain PenelitanPretest-
pembelajaran
Posttest Control Group
menggunakan
model
pembelajaran sinektik dan siswa yang tidak mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran
membuktikan model
sinektik.
keefektifan
pembelajaran
dalam
pembelajaran menulis puisi kelas X SMA NEGERI 5 Yogyakarta.
Pretest
E
Y1
K
Y1
Variabel Bebas X
Posttest Y2 Y2
Kedua,
penggunaan
sinektik
Kelompok
Keterangan : E : Kelompok Eksperimen K : Kelompok Kontrol Y1 : Pretest Y2 : Posttest X : Pembelajaran dengan model sinektik
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variable bebas dan variabel
terikat. Variabel terikat adalah kemampuan
Dari data tabel di atas dapat
menulis puisi siswa dan variabel bebas
diketahui
perhitungan
uji
normalitas
adalah model pembelajaran sinektik.
sebaran data pretest dan posttest kelompok
C. HASIL PENELITIAN DAN
kontrol dan eksperimen dengan kaidah Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk
PEMBAHASAN 1.
Hasil Uji Persyaratan Analisis Data
diperoleh data berdistribusi normal karena
a.
Hasil Uji Normalitas Data
indeks P lebih besar dari 0,05.
Data yang digunakan dalam uji
b. Hasil Uji Homogenitas Varian
normalitas sebaran data ini menggunakan
Setelah melakukan uji normalitas,
nilai pretest dan nilai posttest data hasil
hal yang harus dilakukan adalah uji
penulisan puisi siswa baik kelompok kelas
homogenitas varian. Hasil penghitungan
kontrol maupun kelas eksperimen. Untuk
menunjukkan bahwa data pretest dan
lebih
posttest
jelasnya,
berikut
disajikan
kelompok
eksperimen
dan
rangkuman hasil uji normalitas sebaran
kelompok kontrol dinyatakan homogen.
data pretest dan posttest, pada kelas
Berikut ini tabel rangkuman hasil uji
kontrol dan kelas eksperimen.
homogenitas varian.
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Sebaran dengan Kalmogorov-Smirnovdan Shapiro-Wilk
Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Varian
Data Pretest kelompok kontrol Posttest kelompok kontrol Pretest kelompok eksperimen Posttest kelompok eksperimen
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov- ShapiroSmirnov Wilk 0,94 0,94
Keterangan
N o 1
Jenis Tes Pretest
Lavene Statistic 0,140
df1
df2
1
2
Posttes t
2,305
1
Ket
62
Sig (2tailed) 0,710
Homogen
62
0,134
Homogen
Normal
0,192
0,095
Normal
0,200
0,105
Normal
c. Perbandingan Data Skor PretestPostest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.
0,200
0,211
Normal
Dalam penelitian ini perlu disajikan perbandingan
data
skor
kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol untuk
perbedaan
mengetahui perbedaan hasil kelompok
keterampilan menulis puisi awal antara
eksperimen yang menggunakan model
kelompok
pembelajaran sinektik dengan kelompok
eksperimen.
kontrol yang tidak menggunakan model
bentuk tabel.
pembelajaran sinektik. Berikut ini data
Tabel 5: Rangkuman Hasil Uji-t Skor Pretest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
disajikan dalam bentuk tabel. Tabel 4: Perbandingan Data Statistik Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Data
Pretest kelompok kontrol dan eksperime n
yang
kontrol Berikut
t hitun g 1.191
t tabe l 1,99 0
signifikan
dengan
antara
kelompok
disajikan
dalam
df
P
Keteranga n
6 2
0,23 8
P > 0,05 = tidak signifikan
Data
N
Skor Tertin ggi
Skor Teren dah
Me an
Medi an
Mo de
Stan dar devia si
Pretest Eksperi men Pretest Kontrol
3 2
83
53
66, 75
67
57
9,158
3 2
83
50
63, 96
63
70
9,515
Posttest Eksperi men Posttest Kontrol
3 2
90
60
76, 46
77
73
7,691
Menulis Puisi Kelompok Kontrol
3 2
83
53
67, 6
67
60
9,320
dan Kelompok Eksperimen
2) Uji-t Skor Posttest Kemampuan
Hasil analisis diperoleh besarnya t 2. Pembahasan Data Penelitian. a.
hitung adalah -4,125 dengan df 62. Nilai P
Uji-t Sampel Bebas
1) Uji-t
Skor
Pretest
lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka dapat Kemampuan
Menulis Puisi Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
hitung adalah -1,191 dengan df 62. Nilai P > 0,05 yang berarti tidak signifikan. Berdasarkan hasil uji-t tersebut, maka disimpulkan
bahwa
tidak
signifikan antara keterampilan menulis puisi akhir antara kelompok kontrol
Hasil analisis diperoleh besarnya t
dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
ada
dengan kelompok eksperimen. Berikut ini disajikan dalam bentuk tabel. Tabel 6: Rangkuman Hasil Uji-t Skor Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Data Posttest kelompok kontrol dan eksperimen
t hitung -4,125
df
P
Keterangan
62
0,000
P < 0,05 = signifikan
2) Uji-t Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen Berikut rangkuman hasil uji-t skor pretest dan posttest kelompok eksperimen
b. Uji-t Sampel Berhubungan 1) Uji-t
Hasil
Pretest
dan
dalam bentuk tabel. Posttest
Tabel 7: Rangkuman Hasil Uji-t Skor Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol Berikut rangkuman hasil uji-t skor
Data
pretest dan posttest kelompok kontrol
Pretest kelompok eksperimen dan posttest kelompok eksperimen
dalam bentuk tabel. Tabel 6: Rangkuman Hasil Uji-t Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol Data
t hitung
Pretest kelompok kontrol dan posttest kelompok kontrol
-1,164
t tabel 2, 0315
df
t hitung -6.102
P
df
P
Keterangan
31
0,000
P < 0,05 = signifikan
Keterangan
Berdasarkan 31
tabel
P > 0,05= tidak signifikan menunjukkan hasil perhitungan
tersebut,
0,235
dengan
menggunakan uji-t diperoleh t hitung diatas,
adalah -6,102 dengan df 31 pada taraf
menunjukkan hasil perhitungan dengan
signifikansi 5%. Selain itu, diperoleh nilai
menggunakan uji-t diperoleh t hitung
P sebesar 0,000. Oleh karena nilai p < 0,05
adalah -1,164 dengan df 31 pada taraf
maka
signifikansi 5%. Selain itu, diperoleh nilai
penggunaan
P sebesar 0,235. Oleh karena nilai P > 0,05
kelompok
maka
adanya peningkatan kemampuan menulis
Berdasarkan
dapat
tabel
disimpulkan
bahwa
keterampilan menulis puisi awal dan akhir pada kelompok kontrol tidak mengalami perbedaan yang signifikan.
dapat
disimpulkan model
eksperimen
yang signifikan.
sinektik
bahwa pada
menunjukkan
c. Perbedaan Puisi
Menulis
wawasan siswa mengenai unsur-unsur
Kelompok
pembangun puisi, khususnya diksi, dengan
Keterampilan
antara
Siswa
Eksperimen dan Siswa Kelompok
membawakan
Kontrol
untuk dibaca oleh siswa. Siswa membaca
Kondisi
awal
keterampilan
menulis puisi kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol
diketahui
majalah
sastra
Horison
contoh-contoh puisi bertema realita sosial pada majalah sastra Horison.
dengan
Siswa
menulis
unsur-unsur
melakukan pretest menulis puisi. Kegiatan
pembangun yang ada pada puisi tersebut.
pretest baik kelompok kontrol maupun
Pada tahap ini, siswa kelas eksperimen
kelompok eksperimen diadakan dalam
mulai memahami unsur citraan, gaya
bentuk
secara
bahasa, diksi atau pilihan kata yang dipilih
individu. Pada saat pretest, sebagian besar
pengarang dalam menuliskan karyanya.
siswa sudah menulis puisi dengan unsur
Guru dan siswa juga berdiskusi tentang
citraan, isi dan amanat yang sesuai dengan
amanat yang tersirat dalam puisi. Pilihan
tema.
rima
praktik
Namun
menulis
masih
puisi
kurang
dalam
atau
bunyi
yang
dihadirkan
penggunaan unsur diksi, gaya bahasa dan
pengarang pada karyanya juga menarik
bunyi yang menarik.
minat siswa untuk bertanya lebih jauh
Pada siswa
menulis
kelompok puisi
eksperimen,
dengan
tentang unsur persajakan.
model
Siswa mulai mengembangkan ide
pembelajaran sinektik. Berikut dijabarkan
untuk
kegiatan
menggunakan
siswa
kelompok
eksperimen
penulisan
puisi
bebas
model
pembelajaran
selama pembelajaran berlangsung. Di awal
sinektik.
kegiatan,
guru
model
tentang
puisi
bebas
dan
unsur
menulis puisi yakni pertama kali siswa
pembangunnya.
Guru
memperkaya
diminta untuk mendeskripsikan masalah
menyampaikan
materi
Langkah-langkah
dengan
sinektik
dalam
penerapan pembelajaran
kondisi atau objek saat ini dengan tema
tersebut
yang
Penerapannya
mempertentangkan dua sudut pandang
dalam pembelajaran yaitu guru meminta
yang berbeda. Pada tahap pemadatan
siswa
konflik,
telah
ditentukan.
untuk
mencermati
mendeskripsikan
situasi
dan
siswa
dengan
membandingkan
cara
cara
topik
seseorang yang mengalami situasi tersebut
permasalahan yang ada di sekitarnya. Guru
dalam menyelesaikan masalah dengan cara
menentukan
dirinya menyelesaikan masalah dalam
tema
atau
dipadatkan
berbeda
di
tiap
perlakuan. Masing-masing tema tersebut
situasi tersebut.
yakni; kemiskinan, perjuangan orang tua,
Langkah
setelah
melakukan
bencana alam, dan perjuangan seorang
pemadatan konflik, siswa merefleksikan
guru. Langkah yang dilakukan siswa
fakta yang sudah mereka uraikan dan guru
setelah mendeskripsikan situasi sesuai
menanyakan perasaan yang dialami siswa
dengan tema adalah melakukan proses
setelah ia memposisikan diri ke dalam
analogi langsung. Dalam tahap ini siswa
analoginya itu. Guru memancing dengan
mengandaikan dirinya menjadi seseorang
memberikan beberapa pertanyaan kepada
yang mengalami permasalahan tersebut.
siswa, seperti, “Bagaimana perasaan kamu
Setelah
jika
melakukan
analogi
langsung,
siswa melakukan analogi personal. Pada siswa
tahap
analogi
membandingkan
seorang
guru?”.
Langkah
yang
selanjutnya dilakukan oleh siswa yakni
personal,
membuat sebuah puisi secara individu
pengalaman
berdasarkan proses analogi dan pemadatan
seseorang yang mengalami situasi tersebut
konflik
dengan
Proses
Pemahaman siswa tentang unsur-unsur
analogi personal menghasilkan beberapa
pembangun puisi yang sudah lebih baik
konflik
dialami
dari sebelumnya, memudahkan mereka
seseorang dalam situasi tersebut. Konflik
dalam menulis puisi dan memperkaya
pengalaman
atau
masalah
dirinya.
yang
yang
telah
mereka
lakukan.
dengan unsur diksi, citraan, gaya bahasa,
puisi karya siswa kelompok eksperimen
rima, dan amanat baik tersurat maupun
memiliki unsur diksi, bunyi, citraan, gaya
tersirat.
bahasa dan amanat yang secara tersirat Sementara itu, pada kelompok
maupun tersurat dapat dipahami pembaca.
kontrol siswa mendapatkan pembelajaran menulis puisi tanpa menggunakan model
d. Keefektifan
Penggunaan
Model
pembelajaran sinektik. Proses penulisan
Pembelajran Sinektik Pada Siswa
puisi kelompok kontrol hanya terbatas
Kelas X SMA Negeri 5 Yogyakarta
pada informasi dari guru atau peneliti.
Tingkat keefektifan dapat diketahui
Siswa harus mengembangkan penulisan
dari hasil analisis uji-t pada pretest dan
puisi sesuai dengan ide dan kreativitas
posttest kelompok eksperimen dan hasil
mereka.
pada
analisis uji-t pretest dan posttest kelompok
kelompok
kontrol. Hasil analisis uji-t pada pretest
Meskipun
perlakuan
pertama,
demikian, siswa
kontrol tetap mendapat bacaan majalah
dan
sastra untuk menambah wawasan mereka
menunjukkan nilai P yang diperoleh
tentang unsur-unsur pembangun puisi.
adalah
Pada hasil posttest kelompok
posttest
sebesar
kelompok
0,000.
eksperimen
Hal
tersebut
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
eksperimen, siswa yang menggunakan
yang
model
dapat
menulis puisi kelompok eksperimen pada
mengasah rasa empati mereka, lebih
saat pretest dan posttest. Sedangkan hasil
terasah
ide
uji-t pada pretest dan posttest kelompok
penulisan puisi. Puisi-puisi karya mereka
kontrol menunjukkan nilai P 0,238 yang
lebih menarik dan menyentuh perasaan.
artinya tidak terdapat perbedaan yang
Dengan didasari oleh pengetahuan yang
signifikan antara keterampilan menulis
mendalam mengenai unsur-unsur puisi,
puisi kelompok kontrol pada saat pretest
pembelajaran
dan
sinektik
terinspirasi
dalam
signifikan
antara
keterampilan
dan
posttest.
Keefektifan
model
kelas
eksperimen.
Dari
perhitungan
pembelajaran sinektik terlihat pula pada
diperoleh t hitung sebesar -4,125 dengan
selisih pemerolehan rata-rata hitung pada
df 62 dan nilai P sebesar 0,000 pada taraf
kelompok eksperimen pada saat pretest
signifikansi 5% (0,005) dan df sebesar 62.
dan posttest lebih besar dibandingkan kelompok kontrol. Hasil selisih rata-rata hitung pada kelompok eksperimen adalah sebesar 9,71 sedangkan pada kelompok kontrol hanya sebesar 3,69.
Kedua,
model
pembelajaran
sinektik lebih efektif digunakan dalam pembelajaran penulisan puisi pada siswa kelas X SMA Negeri 5 Yogyakarta. Keefektifan model pembelajaran sinektik ditunjukkan
D. PENUTUP
berhubungan
dengan
uji-t
kelompok
sampel
eksperimen.
Berdasarkan hasil penelitian dan Perhitungan uji-t menunjukkan bahwa analisis data yang telah diungkapkan, nilai t sebesar -6,102 dengan P sebesar maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai 0,000 pada taraf signifikansi 5% dan df berikut. Pertama, terdapat perbedaan yang sebesar 31. Dengan demikian, dapat signifikan antara kemampuan penulisan disimpulkan pembelajaran penulisan puisi puisi siswa kelas X SMA Negeri 5 dengan menggunakan model pembelajaran Yogyakarta yang mendapat pembelajaran sinektik efektif terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran penulisan puisi kelas X SMA Negeri 5 sinektik yang dibandingkan dengan siswa Yogyakarta. yang mendapat pembelajaran puisi tanpa menggunakan
model
Berdasarkan
pembelajaran
simpulan
dan
sinektik. Hal tersebut dibuktikan dengan
implikasi di atas, dapat diberikan saran
hasil analisis uji-t untuk sampel bebas skor
dapat diberikan beberapa saran. Pertama,
posttest antara kelompok kelas kontrol dan
model menjadi
pembelajaran salah
satu
sinektik
dapat
alternatif
model
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
penulisan
puisi.
Pertama,
model
pembelajaran
Kedua,
sinektik dapat menjadi salah satu alternatif
perlu adanya penelitian lanjutan mengenai
model pembelajaran yang dapat diterapkan
apresiasi siswa terhadap karya sastra
dalam
khususnya puisi. Hal ini diperlukan guna
Kedua, perlu adanya penelitian lanjutan
untuk menambah perbendaharaan kata
mengenai apresiasi siswa terhadap karya
siswa sehingga tidak kesulitan untuk
sastra khususnya puisi. Hal ini diperlukan
menulis puisi.
guna untuk menambah perbendaharaan
Ketiga, perlu adanya buku-buku sastra
penunjang
khususnya
teori
pembelajaran
penulisan
puisi.
kata siswa sehingga tidak kesulitan untuk menulis puisi.
penulisan puisi dan antlogi puisi dalam
Ketiga, perlu adanya buku-buku
menunjang pembelajaran menulis puisi di
sastra
kelas. Keempat, model pembelajaran ini
penulisan puisi dan antlogi puisi dalam
tidak
dalam
menunjang pembelajaran menulis puisi di
keterampilan menulis puisi, namun juga
kelas. Keempat, model pembelajaran ini
keterampilan
tidak
hanya
dapat
menulis
digunakan
naskah
drama,
penunjang
hanya
dapat
khususnya
digunakan
teori
dalam
cerpen dan keterampilan menulis lainnya
keterampilan menulis puisi, namun juga
yang membeutuhkan landasan perasaan,
keterampilan
empati dan kepekaan sosial yang tinggi
cerpen dan keterampilan menulis lainnya
untuk menciptanya.
yang membeutuhkan landasan perasaan,
Berdasarkan
simpulan
dan
implikasi tersebut, dapat diberikan saran dapat diberikan beberapa saran yakni sebagai berikut.
menulis
naskah
drama,
empati dan kepekaan sosial yang tinggi untuk
menciptanya.
E. DAFTAR PUSTAKA Atmojo, Setyo Eko. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Peningkatan Hasil Belajar Pengelolaan Lingkungan. Jurnal Kependidikan (Online). November 2013 Volume 43 No.2. Diakses dari http://www.download.portalgaruda.org pada 19 April 2016. Joyce, B., Weil, M, dkk. 2009. Model of Teaching (Model-model Pengajaran Edisi Kedelapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Keempat). Jakarta: Balai Pustaka.