KEBIJAKAN PERTAMBANGAN LAUT TIMAH YANG BERDAMPAK PADA LINGKUNGAN
Jeanne Darc Noviyanti Manik Staff Pengajar Universitas Bangka Belitung
ABSTRAK Tidak ada pertambangan tidak merusak lingkungan, baik di darat maupun di laut. Kerusakan akan membawa dampak bagi beberapa dekade mendatang bahkan bisa menjadi permanen. Penambangan timah lepas pantai tanpa dasar hukum, terumbu karang dengan jelas telah merusak, mencemari pantai, dan mengganggu perkembangan perikanan dan mengganggu sistem sosial. Potensi besar dalam jangka panjang akan habis, hanya untuk mengisi nafsu keuntungan yang sesaat. Sebagai wilayah kepulauan, Provinsi Bangka Belitung memiliki potensi yang sangat besar di sektor ekosistem pesisir, terutama di ekosistem terumbu karang. Kekeruhan karena penambangan timah lepas pantai akan menyebabkan kondisi karang menjadi sengsara dan akhirnya menderita kematian masal. Tidak ada kerusakan seperti di darat, kerusakan di laut sulit dikendalikan karena lubang digali tersembunyi di dasar perairan. Kerusakan ekosistem, khususnya terumbu karang karena pertambangan lepas pantai sangat mudah dijelaskan secara ilmiah. Jika hal ini terus berlanjut, pada titik klimaks, bukan tidak mungkin bahwa akan ada perselisihan atau penjarahan yang dilakukan oleh nelayan yang merasa dirugikan dengan penambang. Di sisi lain, aturan saat ini hanya Peraturan ESDM Nomor 7 Tahun 2012 tentang pengolahan mineral tambang (tidak dalam bentuk mentah) selain Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara Masalah yang datang adalah mengelola upaya penambangan laut, reklamasi dan rehabilitasi yang dilakukan oleh masyarakat atau pemerintah dalam upaya bantuan kerusakan lingkungan akibat penambangan laut serta faktor-faktor yang mempengaruhi reklamasi dan rehabilitasi upaya yang harus dilakukan. Kegiatan penambangan timah berbeda dengan kejahatan konvensional, kejahatan lingkungan adalah kejahatan yang memiliki karakteristik unik, seperti reaksi sosial yang diberikan masyarakat tidak langsung. Dampak dari kegiatan ini akan terasa sekitar dekade mendatang, misalnya pada saat seluruh lingkungan laut di Bangka Belitung akan rusak dan tidak ada pasokan timah. Oleh karena itu, kerusakan kegiatan penambangan timah di wilayah laut Kepulauan Bangka Belitung memberikan kerugian besar bagi masyarakat setempat. Peraturan bahkan tidak mencoba untuk melindungi lingkungan dan masyarakat sekitar laut / pantai, baik selama dan setelah penambangan. Kata kunci: pertambangan, kelautan, lingkungan, pasca tambang, kebijakan, timah
PENDAHULUAN Pertambangan
adalah
khususnya
daerah
Sungailiat
dan
Mendo
demam
Barat
berdarah
tahapan
lokasi (DBD) tertinggi. Babel Data
kegiatan dalam rangka penelitian,
departemen kesehatan menunjukkan
pengelolaan
peningkatan
sebagian
atau
seluruh
dan
pengusahaan
jumlah
penderita
mineral atau batubara yang meliputi
demam berdarah setiap tahun sejak
penyelidikan umum, eksplorasi, studi
tahun 2005, termasuk 3-5 orang
kelayakan,
meninggal. Lubang bekas tambang
konstruksi,
pertambangan, pemurnian, penjualan,
pengelolaan pengangkutan
serta
kegiatan
dan
timah, membuat Babel salah satu
dan
yang tertinggi di provinsi Indonesia
pasca
tanah yang rusak oleh kondisi kritis
tambang . Manajemen paradigma
atau
Sumber
untuk
1,053,253.19 hektar atau 64,12% dari
memaksakan sektor pertambangan
tanah Babel, tertinggi di Pulau
sebagai ancaman besar bagi ekologi
Bangka
dan terutama pada sumber-sumber
Sebagian besar lubang adalah lahan
penghidupan rakyat seperti yang di
bekas
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
koorporasi dan masyarakat dengan
(selanjutnya
penambangan
Daya
Berhektar
Alam
disebut
Babel).
hektar lahan pertanian
setiap tahun orang di Babel
telah
sangat
kritis.
810,059.87
tambang
Kerusakan
Sekitar
(76,91%).
timah
milik
inkonvensionalnya. yang
dirasakan
masyarakat antara lain menyebabkan
diubah menjadi area pertambangan.
hilangnya
Hanya membutuhkan waktu 3 bulan
mendorong
untuk
berkelanjutan, seperti pertanian dan
membongkar
1
ha
oleh
ekonomi
yang
Kekhawatiran banyak warga
Lubang - lubang itu juga
penyakit
untuk
perkebunan.
penambangan timah.
berpotensi
kesempatan
menjadi
penyebar
elemen yang ada di Babel khususnya
endemik.
Penyakit
di
daerah
pesisir
karena
menyajikan paling potensial dari
pengoperasian kapal keruk hisap
tambang timah bekas adalah demam
mulai muncul. 45.000 nelayan warga
berdarah dan malaria. Di Babel,
(16.000
dari
mereka
kegiatan
penangkapan ikan sehari-hari tidak
berbeda
lebih dari 5 mil) terancam kehilangan
konvensional, kejahatan lingkungan
mata pencaharian sebagai nelayan.
adalah
Nelayan
karakteristik unik, seperti reaksi
sekarang
berhadapan
dengan
kejahatan
yang
secara
memiliki
dengan Kapal Isap Produksi (KIP)
sosial
perusahaan tambang sekitar 50 unit
diberikan masyarakat.
KIP sehari-hari. Jumlah KIP akan
Tujuan dari penulisan ini adalah
terus tumbuh, kerusakan akan terus
untuk
berlanjut..
pertambangan laut, dan implementasi
Semua operasi pertambangan,
tidak
kejahatan
menganalisis
langsung
regulasi
nya . Metode penelitian deskriptif
dalam,
dan empiris, berdasarkan peraturan
menimbulkan pertanyaan kerusakan
yang ada atau harus ada, berdasarkan
lingkungan alam sekitarnya. Seperti
teori
peningkatan pertambangan bawah
berdasarkan data dan lapangan kasus.
laut
DATA KASUS
pertambangan
dari
laut
yang
sudah
ada,
dan
sebelumnya
tentang
mineral
berharga
Kegiatan penambangan timah di laut
diekstraksi dalam skala besar tanpa
Kepulauan Bangka telah dilakukan
menyebabkan kerusakan lingkungan
sejak zaman Belanda dan PT Timah,
yang
dengan menggunakan kapal keruk.
pengelolaan
signifikan,
terutama
untuk
ekosistem unik dekat hidrotermal
Bagaimana
ventilasi celah di mana banyak
pertambangan menggunakan kapal
kandungan mineral menumpuk.
keruk oleh Basuki, anggota DPR
METODOLOGI
asal Kepulauan Bangka Belitung,
Pentingnya menulis adalah karena
tidak separah dampak kerusakan
kurangnya kesadaran
reaksi
lingkungan
untuk
dengan KIP. Dia menggambarkan
praktek
bagaimana kapal keruk, mengeruk
Babel
dasar laut hanya mengandung timah,
terhadap
maka pemisahan antara pasir dan
lingkungan. Kegiatan kejahatan lepas
batu dengan timah, dan tailing
sosial
dari
masyarakat
membuat
alasan
penambangan
timah
merupakan
dan
kejahatan
di
pantai kegiatan penambangan timah
bekerja
jika
dengan
dibandingkan
dibuang ke laut.1 sedangkan KIP
HASIL
melalui proses pengeboran, pada
1.
akhir
untuk
Pertambangan, Reklamasi dan Upaya
penyemprotan dengan air, setelah
Pemulihan Dilakukan Oleh Orang
baru dihirup melalui pipa lain dan
Atau
diproses di kapal dan pemisahan
Reklamasi
sampah yang dibuang ke laut. "Jika
akibat penambangan di laut.
pipa
dibor,
ada
saluran
kemudian
Mengatur
disemprot
menggunakan air otomatis dan air begitu keruh . Pada saat seperti
a.
Jika
ada
terkena
karang,
Upaya
kerusakan lingkungan
manfaat,
keadilan,
dan
keseimbangan; b.
keberpihakan
kepada
kepentingan bangsa; c. partisipasi, transparansi, dan
mengeruk pasir sehingga mangkuk segera disusun dan diproses di papan.
Dalam
dikelola oleh:
sana, apalagi ada bahan kimia. Jika Anda suka kapal keruk cangkul,
Pemerintah
Mineral pertambangan yang
larutan dicampur dengan lumpur, plankton akan mati, ikan lari dari
Kelautan
akuntabilitas; dan d.
tidak
berkelanjutan
dan
ramah
lingkungan.
berlangsung lama hanya sebentar,
Pertambangan timah terus sampai
kemudian jatuh kembali ke laut. Jika
diundangkannya
kapal keruk hisap, batu yang berada
Nomor 11 Tahun 1967 tentang
di sekitar pipa hisap, sudah terkena
Pokok-pokok
semprotan air bercampur lumpur
Undang-Undang Nomor 4 Tahun
selama
pengeboran.
2009 tentang Mineral dan Batubara.
Sabtu
Koorporasi di Babel dalam UU
(Bangkapos.com, (23/04/2011)). 1
Ahok: Kapal Isap Lebih Merusak
Lingkungan, http://ahok.org/berita/news/ahokkapal-isap-lebih-merusaklingkungan/, diakses 14 Mei 2014
Undang-Undang
Pertambangan
terus
No.11 / 1967 era didominasi oleh hanya dua perusahaan yaitu PT. Timah dan PT. Kobatin sejak 1971. Kontrak Karya (KK) berlaku kedua perusahaan telah diperpanjang 30 tahun
dari
2003
Bangka-Belitung
hingga dan
2013. Singkep
dikendalikan
oleh
PT
Timah
dengan
TI
apung
itu
hanya
(BUMN) sementara beberapa di
mengambil
wilayah selatan Bangka Bangka oleh
terlepas dari dampak lingkungan.
PT. Kobatin, perusahaan Australia
Munculnya TI apung sudah menjadi
sedang dalam perjalanan sekarang
masalah yang telah lama di Babel
dimiliki oleh Malaysia Smelting
dan sampai saat ini belum ada jalan
Corporation (MSC) 75% dan PT.
keluar.
25% timah. Dalam era otonomi
pemerintah
daerah
jumlah
tertentu yang dapat dibawa oleh
perusahaan yang beroperasi, pada
penambang pertambangan izin, tetapi
tahun 2006 saja ada 75 buah pemilik
masih banyak TI apung sengaja
Kuasa Pertambangan (KP) dan 37
melakukan pertambangan di daerah
buah 40-tahun izin pemilik smelter
terlarang
sudah PT. Kobatin timah tambang
keuntungan lebih.
meningkatkan
kandungan
Meskipun
Penambangan timah laut di
ada
daerah
peraturan
tidak
untuk
Selain
dan lebih dari 10.000 lokasi.
timah,
zona
mendapatkan
merusak
ekosistem
dasar laut, eksploitasi timah bijih
Babel menggunakan kapal isap atau
sedimentasi
hasil penambangan inkonvensional
banyak. Dengan gelombang laut
pencemaran
yang
lingkungan
cukup
terus
menyebabkan
bergerak
dinamis,
memprihatinkan. Kapal keruk hisap
sedimentasi
inkonvensional dan tambang apung
seluruh perairan Babel dan daerah
terus bertambah sehingga otomatis
sekitarnya. Sedimentasi merupakan
pencemaran
salah
lingkungan
juga
satu
dapat
cukup
menyebar
penyebab
ke
pemutihan
meningkat, tanpa ada upaya untuk
karang (bleaching). Bahkan 11% dari
mengatasi
terumbu karang di seluruh dunia
masalah
kerusakan
reklamasi lingkungan laut, "kata
rusak
Kepala Badan Lingkungan Hidup
terumbu
(BLH)
Harun.
keberlanjutan ekosistem laut vital
dan tambang timah
atau piramida kehidupan laut. Belum
beroperasi tanpa izin dari orang-
lagi tumpahan minyak, minyak atau
orang di laut atau yang lebih dikenal
bahan kimia lain yang berasal dari
Babel,
Kapal Isap
Amrullah
akibat
pemutihan.
karang
adalah
Namun rantai
kapal isap termasuk sampah logistik
Nelayan
akan mengganggu ekosistem laut.
pertama dari tambang timah di laut.
Hasil
penelitian
yang
Tidak
dan
menjadi
hanya
korban
kerusakan
pengamatan yang dilakukan oleh
ekosistem laut dan hilangnya nelayan
Tim Eksplorasi Terumbu Karang dari
yang kehilangan mata pencaharian
Universitas
Belitung
mereka, tetapi konflik horizontal
menemukan kondisi data ekosistem
sangat terbuka antara warga dan
terumbu karang di Pulau Bangka
perusahaan.
adalah kondisi yang kurang baik.
pergeseran nilai-nilai tradisi lokal
Kecuali
terumbu
dan produksi ekonomi penduduk di
karang di pulau-pulau yang jauh dari
sekitar lokasi penambangan dapat
daratan Pulau Bangka. Kerusakan
menyebabkan antar antara manusia.
yang terjadi bervariasi, mulai dari
Tidak sedikit warga lokal yang
penurunan penutupan karang hidup
awalnya nelayan berubah penambang
karena akumulasi ekosistem karang
laut juga.
Bangka
ada
ekosistem
Perubahan
atau
sedimentasi yang parah. Lebih dari
Dari tahun 2006 sampai 2011
50% dari ekosistem terumbu karang
ada telah setidaknya 12 nelayan
yang telah diamati di Pulau Bangka
konflik dengan pelaku tambang.
rusak. Setiap hari 1 buah KIP mampu
Sebagai contoh, di Bangka, nelayan
menghasilkan 2.700 m3 sampah
pesisir
sedimentasi, dapat dibayangkan jika
pertambangan laut di Desa Rajik
ada sekitar 50 Kapal Isap Produksi
Permis,
setiap hari, membawa setidaknya
Belinyu - Pesaren Batu Atap dan
sebanyak
Penyusuk, Belo Laut, Teluk Limau
49.500.000
per
tahun
dengan
Desa
perusahaan
Penagan,
wilayah
dalam bentuk partikel halus distribusi
Penganak-Jebus.
Salah
sedimentasi yang meliputi sebagian
penyebab
karena
besar karang terumbu karang dan
keberpihakan atau memprioritaskan
perairan pesisir di pulau pesisir
pejabat
Bangka. Jadi kehancuran Babel, air
dalam pembangunan daerah. Selain
lebih cepat dan tidak dapat dihindari
memancing dan perikanan, operasi
jika KIP masih diizinkan beroperasi.
KIP juga mengakibatkan pelaku
konflik
lokal
dan
satu papan
pertambangan
pengembanganan
daerah
wisata
kehidupan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
bahari. Diving
(menyelam)
dan
Sebenarnya,
untuk
mengatasi
produk
masalah tersebut, masyarakat dan
unggulan yang ditawarkan untuk
pemerintah harus berkomitmen untuk
wisatawan
ini
menjaga dan memantau kondisi laut
visi
Babel yang tidak dirusak oleh para
ingin
penambang yang tidak bertanggung
mengembangkan sektor pariwisata
jawab. Dengan beberapa undang-
sektor perikanan dan kelautan yang
undang, baik di tingkat pusat dan
merupakan sektor dominan pasca
daerah, kelestarian lingkungan dan
timah. Provinsi Bangka Belitung
pasca
diketahui telah melayani kebutuhan
mencegah
memimpin
beberapa peraturan yang mengatur
memancing
sangat
merupakan
maritim.
sebanding
pemerintah
Kondisi dengan
daerah
dunia
yang
puluhan
tahun
tambang
sekarang
kerusakan
dapat
terjadian.
terakhir yang tersisa sekarang tidak
pertambangan, antara lain:
bisa
cengkeraman
1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun
perusahaan yang terus mengeruk dan
2007 tentang Pengelolaan Pesisir dan
mengeksploitasi sumber daya alam
Pulau
dalam bentuk pulau-pulau Mineral
2. Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tin seluas tidak lebih dari 1,6 juta
Tahun 2010 tentang Pertambangan
hektar persegi. Fakta dari bijih timah
Daerah (Lembaran Negara Republik
di Babel berburu hari lagi bisa
Indonesia Tahun 2010 Nomor 28,
dirasakan
baik
Tambahan
maupun
tidak
keluar
dari
secara
pelaku
pembuat
kebijakan
pengelolaan
Negara
Republik Indonesia Nomor 5110);
dan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 23
Babel.
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Sumber
Pertambangan Mineral dan Batubara
tambang di
Lembaran
oleh
langsung
mayoritas
Paradigma
langsung
Daya Alam yang memaksakan sektor
(Lembaran
pertambangan
Indonesia Tahun 2010 Nomor 29,
sebagai
ancaman
Negara
besar bagi dihindari ekologi dan
Tambahan
terutama
Republik Indonesia Nomor 5111);
pada
sumber-sumber
Lembaran
Republik
Negara
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55
lingkungan. Orang-orang yang selalu
Tahun 2010 tentang Pembinaan dan
membuat
Pengawasan
Penyelenggaraan
keparahan masalah lingkungan di
Pengelolaan Mineral dan Batubara
Babel. Orang-orang yang selama ini
Usaha (Lembaran Negara Republik
terpinggirkan dalam kesempatan ini
Indonesia Tahun 2010 Nomor 29,
waktu dan waktu lagi disalahkan..
Tambahan
Lembaran
kambing
hitam
dari
Penghancuran ekosistem laut
Negara
Republik Indonesia Nomor 5142);
pesisir secara otomatis menurunkan
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
dan mematikan pendapatan nelayan
Reklamasi dan Rehabilitasi Upaya
tradisional. Nelayan di Babel saat ini
itu Haruskah Do.
mengalami penurunan pendapatan
Secara keseluruhan jumlah total TI
dan mengancam akan beralih profesi
apung di laut, ada 6.200 Bangka dan
sebagian
berdasarkan data dari Badan Pusat
kegiatan penambangan timah baik
Statistik (BPS) Babel 2014, jumlah
yang dilakukan di darat dan laut
kapal dari ekspor luar negeri terus
pantai.
berkembang, apung
IT
sehingga terus
untuk
karena
dampak
dari
sejumlah
Reklamasi adalah kegiatan
tumbuh.
yang dilakukan selama tahapan usaha
Penggunaan kapal keruk hisap (KIP)
pertambangan
untuk kegiatan penambangan lepas
memulihkan,
pantai di laut atau lebih destruktif,
kualitas
daripada kapal keruk, yang pernah
ekosistem
tampil di zaman Belanda dan PT
sebutan yang tepat. Kegiatan Pasca
Timah beberapa waktu lalu, terutama
tambang adalah kegiatan terencana,
dalam
sistematis dan berlanjut setelah akhir
hal
cara
kerja
proses
untuk dan
meningkatkan
lingkungan untuk
dan
fungsi
mengembalikan
penambangan, sampai pembuangan
sebagian
dampak polusi tailing. bukan tidak
pertambangan
mungkin
berantakan
fungsi lingkungan alam dan fungsi
akibat
sosial menurut kondisi lokal di
kondisi
akhirnya
terpojok
pertambangan menjadi
yang
sumber
selama
ini
kerusakan
atau
mengatur,
seluruh untuk
daerah pertambangan.
kegiatan
memulihkan
Pejabat Kelautan
di
dan
Provinsi
Departemen
Perikanan
Bangka
(DKP)
pemerintah
sebelum
izin
penambangan yang diberikan. Dengan
Belitung
tingkat
cadangan
daerah
yang diukur di Indonesia Timah
(Perda) kegiatan penambangan untuk
tersisa diperkirakan tidak lebih dari
mengurangi kerusakan lingkungan
12 tahun menurut US Geological
yang
dalam
Survey pada tahun 2006, tidak ada
regulasi area. Pemerintah seharusnya
pilihan bagi pemerintah daerah untuk
mengatur
membersihkan
mengharapkan
peraturan
merugikan
zona
nelayan
tidak
boleh
dengan
ditambang perairan dan zona yang
infrastruktur
mungkin ditambang, sehingga tidak
ekonomi alternatif. terutama jika kita
akan merugikan perekonomian lebih
harus juga mempertaruhkan potensi
keluarga tergantung dari sumber
perikanan
daya
daerah
alam
kelautan.
Kerusakan
dan
semua
laut,
lainnya
suprastruktur
pariwisata, yang
dan
berdampak
lingkungan yang disebabkan oleh
dapat mengakibatkan lebih lama. Ide
operasi
tentang pembangunan alternatif telah
pertambangan
mengkhawatirkan karena kerusakan
banyak
tidak dapat diperbarui
kalangan,
(kerusakan
disampaikan selanjutnya
berbagai hanya
ireversibel). Menjamin dana untuk
membutuhkan komitmen pemerintah
reklamasi
pascatambang
daerah Babel. 5 Di tengah trek
rehabilitasi. Dana reklamasi dan
kapitalisasi perairan internasional,
jaminan rehabilitasi cukup dan pasti
sektor perikanan telah menghasilkan
besar akan cukup untuk membiayai
mencapai US $ 250 miliar per tahun
program-program
dan berpotensi tumbuh lebih besar.
dan
reklamasi
dan
rehabilitasi sehingga potensi non-
Pariwisata
pertambangan,
pertanian,
panorama laut yang eksotis dan
peternakan, perikanan dan pariwisata
keragaman budaya yang harmonis
akan dikembangkan pasca tambang.
adalah masa depan potensi yang
Dana jaminan yang disampaikan oleh
sangat baik Babel ekonomi. Lada
perusahaan
juga pusat potensi Babel pernah
seperti
tambang
kepada
dengan
berbagai
terlupakan bahkan dunia dari nilai
ekspor lada yang pernah mencapai
Adrian
Rp 1,5 triliun per tahun. Berbagai
Pertambangan,
sektor
Grafika, 2011
ekonomi
lainnya
didesak
Sutedi,
Hukum
Jakarta,
Sinar
untuk diwujudkan dengan upaya
Salim HS, Hukum Pertambangan di
nyata dan strategi pembangunan
Indonesia, Jakarta, Radja Grafindo,
masa depan.
2010
KESIMPULAN
Salim HS, Hukum Pertambangan,
Generasi Pewaris akan menderita
Mineral dan Batubara, Jakarta, Sinar
bencana di wilayah pesisir, yang
Grafika, 2012
hingga kini terus menangkap ikan
Undang-Undang No. 4 Tahun 2009
kontradiksi antar daerah semakin
tentang Pertambangan Mineral dan
sempit dengan meningkatnya biaya
Batubara
produksi,
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009
karena
aktivitas
penambangan ekstraktif memimpin
tentang
kapal.
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Bukan
berartitidak
boleh
Perlindungan
dan
memanfaatkan potensi yang melekat
Peraturan ESDM Nomor 7 Tahun
dalam
2012 tentang Pengolahan Mineral
laut,
tapi
harus
dipertimbangkan dampak terhadap
Tambang
kerusakan
Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5172);
ekosistem
pencemaran
laut
lingkungan
dan yang
disebabkan. Dampak dari kegiatan ini
akan
terasa
mendatang,
sekitar
misalnya
dekade
pada
saat
seluruh lingkungan laut di Kepulauan Bangka rusak total dan tidak ada pasokan timah.
REFERENSI Abrat saleng, Hukum Pertambangan, Yogyakarta, UII Press, 2004
Ahok: Kapal Isap Lebih Merusak Lingkungan, http://ahok.org/berita/news/ahokkapal-isap-lebih-merusaklingkungan/, diakses 14 Mei 2014 http://widhiyani23048.blog.teknikind ustri.ft.mercubuana.ac.id/?p=74, diakses 10 November 2014.
http://www.jatam.org/saungberita/minerba/34-kapal-isap-erabaru-pemburukan-babel.html, diakses 14 Mei 2014 Pertambangan di Laut Dalam , www.klhsindonesia.org/ utama / getfilespractice / 30, diakses tanggal 14 Mei 2014 Ratno Budi, (Lead Kampanye JATAM), http://www.jatam.org/saungberita/minerba/34-kapal-isap-erabaru-pemburukan-babel.html, diakses 14 Mei 2014 Wahyu Effendi: Kapal Isap dan Masa Depan Babel, http://www.belitungku.com/ 2013/04 / wahyu-effendy-Kapal-hisap-danmasa.html, diakses pada tanggal 14 Mei 2014. Harjono, Yulvianus dan Dewabrata, W. A. 17 Mei, 2010. Segenggam Pasir Timah, Segunung Risiko. Harian KOMPAS Ambalika, Indra. 2009. Hentikan Kerusakan Lingkungan, di Darat dan Laut Bangka Belitung Sekarang Juga. (Online), [http://www.ubb.ac.id/ , 23 Mei, 2010] BANGKA POS. 14 Agustus, 2008.Cukong Jakarta ‘Ngobok’ Bangka. (Online), [http://www.posbelitung.com/home/r ead/12066/tpersada.html, 23 Mei, 2010] Bangkapos.com, Sabtu , 23/04/2011