ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang berpengaruhkah Peranan pendidikan agama Islam terhadap Upaya Mengantisipasi Penyalahgunaan narkotika. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, persiapan penelitian, dengan cara membuat instrument penelitian, pelaksanaan penelitian menggunakan metode komparasional tes “t”, sedangkan teknik penelitian yang penulis gunakan yaitu: teknik observasi, wawancara, dan penyebaran angket. Populasi dan sampel, populasi dari sasaran penelitian ini adalah siswa – siswi kelas XI MAN 1 Grogol yang berjumlah 141 orang, dan peneliti menentukan responden sebanyak 35% yaitu 50 orang yang akan dijadikan sampel dengan teknik random sampling, yakni pengambilan sampel acak sederhana. Untuk mengetahui peranan pendidikan agama Islam terhadap upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkotika di MAN 1 Grogol Jakarta Barat. Temuan penelitian ini menunjukan bahwa adanya peranan pendidikan agama Islam dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkotika, Dilihat dari hasil penulis lakukan. Dengan to telah diperoleh sebesar 35.51, sedangkan t tabel = 1,99 dan 2,63 maka to adalah lebih besar dari pada t tabel, baik taraf signifikan 5% maupun taraf signifikan 1% dengan demikian hipotesis diterima, ini berarti adanya peranan pendidikan agama Islam dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkotika di MAN 1 Grogol Jakarta–Barat. Dari hasil Nilai rata-rata jawaban responden (angket) menyatakan bahwa dalam peranan pendidikan agama Islam kategori baik.
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim...... Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang maha pengasih dan penyayang, yang telah memberikan nikmat kepada hambanya. Berkat rahmat, taufik, dan inayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Salawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad saw., keluarga, dan para sahabatnya, dan semoga sampai kepada umatnya yang senantiasa mengikuti ajarannya hingga akhir zaman. Karya tulis yang berjudul “Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Upaya Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkotika di MAN 1 Grogol Jakarta – Barat``, merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam (S.Pd.I). Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, meskipun waktu, tenaga, dan biaya telah diupayakan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki demi terselesaikannya skripsi ini. Namun, kiranya penelitian yang tertuang dalam skripsi ini dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya. Selama proses penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Dekan Prof. DR. Dede Rosyada, MA dan pembantu Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ketua Jurusan Drs. Bahrisalim, M.Ag dan sekertaris jurusan Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag Pendidikan Agama Islam FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
3. Bpk. Zaimudin , selaku Dosen Pembimbing skripsi, terima kasih atas segala waktu, tenaga, ilmu, kesabaran, dan keikhlasannya dalam memberikan ilmu serta membimbing dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. 4. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya selama penulis mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat bagi kami semua. 5. Kepala Sekolah MAN 1 Grogol Jakarta Barat, yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut, serta para guru dan pegawai yang telah banyak membantu penulis. 6. Pimpinan Perpustakaan Utama, Perpustakaan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Nasional yang dalam penulisan skripsi ini memberikan andil besar dalam hal penyediaan bahan pustaka dan sumber-sumber bacaan untuk kelancaran penulisan skripsi ini. 7. Orang Tua tercinta, Bapak Nurdin HA dan ibu Nunung Muthoyah dengan segala perhatian, bimbingan, dorongan dan cinta kasih sayangnya dalam mendidik dan mengasuh penulis sehingga dapat menempuh jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi dengan baik. Semoga segala jasa dan upaya yang telah diberikan menjadi amal shaleh dan diterima di sisi Allah SWT. amin. 8. Adiku tercinta (Lailatul Ramdhania) terima kasih atas segala do’a, dan semangatnya. 9. Kepada Kakakku (Miftahul Jannah) dengan segala perhatian, bimbingan serta
kasih sayangnya
memotivasi
penulis
dalam
penyelesaian skripsi ini. 10. Sahabat-sahabat terdekat (Semy, Syahri, Mae, Andri, Didi, Mahfud, Iam, Nurul) dan sahabat-sahabat dirumah yang selalu menghiasi harihari penulis dengan kebersamaan, keceriaan dan kebahagiaan yang begitu besar. Semoga ukhuwah kita tetap terjaga dan dirahmati oleh Allah SWT.
x
11. Teruntuk ``Some One`` (Fany Pradipta Hardiansyah) yang selalu mensuport dan mendoakan penulis walaupun selalu terhalang jarak dan waktu. Semoga Allah akan memberikan kemudahan pada Kita dalam menempuh proses menuju jalan yang di Ridhoi oleh-Nya. 12. Teman-teman Mahasiswa FITK angkatan 2006 khususnya mahasiswa PAI kelas B yang telah memberikan semangat, dukungan, serta menghiasi dengan kebersamaan, semoga persaudaraan kita tetap terjaga. Akhirnya penulis hanya berdo’a semoga bantuan mereka semua menjadi amal ibadah yang mendapat balasan dari Allah SWT. Setelah Penulis berusaha dan berdo’a, penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. amin.
Jakarta, 03 Desember 2010
Penulis
(Pratiwi Khoirunnisa)
xi
DAFTAR ISI Halaman Judul ……………………………………………………………………........i Persetujuan Pembimbing ...............................................................................................ii Lembar pengesahan tim Ujian Munaqosah ..................................................................iii Abstrak .........................................................................................................................iv Pernyataan yang dilakukan Telaah Studi Pustaka .........................................................v KATA PENGANTAR ................................................................................................vi DAFTAR ISI ...............................................................................................................ix BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................. ....1 A. Latar Belakang Masalah …………………………………………........1 B. Kajian Pustaka .................................................................................... ..3 C. Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah.................3 D. Tujuan Penelitian ...................................................................................4 E. Manfaat Penelitian .................................................................................4 F. Metodologi Penelitian ...........................................................................4 1. Populasi dan Sampel .........................................................................4 2. Tempat dan waktu Penelitian ............................................................5 3. Teknik Pengumpulan data .................................................................5 4. Teknik Analisis Data .........................................................................6
BAB II : KAJIAN TEORITIS A. Pendidikan Agama Islam ....................................................................10 1. Pengertian Peranan ........................................................................10 2. Pengertian Pendidikan Agama Islam.............................................11 3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ..................................................13 4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ....................................16 B. Narkotika .............................................................................................17 1. Pengertian Narkotika .....................................................................17 2. Jenis dan Dampak Narkotika ........................................................ 20 3. Penyalahgunaan dan Ketergantungan Narkotika ......................... 22 4. Bahaya Narkotika ..........................................................................27 5. Manfaat Narkotika ........................................................................ 28 6. Faktor – Faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkotika.........................................................................................32
C. Kerangka Berfikir ................................................................................36 D. Hipotesis ..............................................................................................37
BAB III
GAMBARAN UMUM MAN 1 GROGOL JAKARTA BARAT A. Gambaran Umum MAN 1 ...................................................................38 1. Sejarah Berdirinya MAN 1 Grogol ................................................38 2. Visi, Misi dan Tujuan ....................................................................39 3. Struktur Organisasi ........................................................................40 4. Keadaan Sarana dan Prasarana ......................................................41 5. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa ...........................................42 B. Upaya Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkotika di MAN 1 Grogol Jakarta Barat ........................................................................................45
BAB IV
HASIL PENELITIAN A. Analisa dan Interpretasi Data ...............................................................47 B. Analisa Data .........................................................................................80 C. Interpretasi Data ……………………………………………………...87
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................91 B. Saran ......................................................................................................92
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................93 LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................94
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Saat ini, banyak orang yang sukses dalam karir diliputi oleh suasana kecemasan hidup. Munculah penyakit psikosomatik, seperti sakit lambung yang kronis, sakit jantung, disfungsi dalam kehidupan seksnya, dan lain-lain. Sebagaimana kita ketahui bahwa; narkotika-psikotropika dan HIV AIDS merupakan ancaman berbahaya, di mana dampak negatifnya telah berkembang dari isu nasional menjadi bencana nasional. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju, turut mendorong perkembangan dalam proses produksi berbagai jenis narkotika tersebut. Masalah utama yang sedang di hadapi oleh masyarakat dan bangsa Indonesia adalah ketidakpastian secara fundamental di bidang hukum, moral, norma, nilai, dan etika kehidupan.1 Keterlibatan para mahasiswa dan pelajar dalam masalah penggunaan Narkotika salah satunya adalah karena faktor pendidikan keagamaan yang sangat kurang. Pada tahun 2005 siswa sekolah MAN 1 pernah ada yang terjerumus dalam Narkotika, karena pengaruh pergaulan di luar yang memang bebas. Anak ini pendiam tapi dia mencari kepuasan dalam dirinya dengan menggunakan obatobatan haram. Pada akhirnya pihak sekolah mulai memperketat peraturan sekolah. Dengan mengadakan rajia dan memperhatikan anak dengan pendekatanpendekatan yang dilakukan oleh para guru-guru, khususnya guru Agama dengan
1
BNN RI, Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, (Jakarta. 2007)
1
membimbing siswa dan siswinya melalui pemahaman-pemahaman agama yang lebih mendalam. Kini MAN 1 telah memetik hasil dari usaha yang telah dilakukan oleh para guru-guru. Tahun ke tahun perubahan pada siswa dan siswi amat sangat baik tak ada lagi yang menggunakan Narkotika, tak ada lagi yang bolos, menjadi lebih disiplin. Peranan pendidikan Agama Islam sangatlah berpengaruh pada akhlak siswa dan siswi. Oleh karnanya peranan pendidikan agama Islam merupakan salah satu faktor yang tidak dapat ditinggalkan dari pendidikan di sekolah. Karena pendidikan agama Islam merupakan salah satu kunci untuk terbentuknya kepribadian anak agar tidak terjerumus dalam penyalahgunaan Narkotika. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan karakter manusia. Usia remaja adalah usia rawan dan seringkali menerima apa saja yang datang dari luar, di mana kemampuan berfikir logis mulai berkembang, kemajuan teknologi yang bermanfaat bagi pendidikan akan mempercepat perkembangan daya tangkap dan pemahaman, namun kemampuan menyaring dan memilih yang baik dan buruk belum tumbuh sempurna kecenderungan untuk meniru masih tinggi, segala bentuk tingkah laku dalam kehidupan banyak terpengaruh oleh hal-hal yang terlihat, terbaca, terdengar. Oleh karena itu, perlunya diberikan pendidikan yang menyeluruh baik itu pendidikan yang berupa agama atau pendidikan lainnya yang diberikan orang tua atau orang dewasa lainnya. Zat-zat yang sering di gunakan Pencandu dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Opioda, misalnya: Morfien, Heroin, Pethida, Kodein dan Candu 2. Ganja (Kanabis, Marjuana, Hashis) 3. Kokain dan daun koka 4. Alkohol yang terdapat pada minuman keras 5. Ampetamin 6. Halusinogen, misalnya LCD, Mesalain, Psilosin dan Psilosibin 7. Sedative dan hipotika 8. PCD (Fresiklidin)
2
9. Nikotin yang terdapat pada tembakau. 10. Kafein yang terdapat pada kopi, teh dan minuman kola. Semua zat yang disebutkan di atas mempunyai pengaruh pada susunan syaraf pusat sehingga disebut zat psikotropika atau psikoaktif. Tidak semua zat Psikotropika yang ada di atas dapat menimbulkan adiksi (ketergantungan /kecanduan).2 B. Kajian Pustaka Selama observasi, penulis telah melakukan penelitian kajian pustaka baik di Kampus maupun di Perpustakaan Nasional tetapi sejauh ini penulis belum menemukan judul yang sama dengan judul yang di angkat oleh penulis. Demikian pula dengan hasil wawancara yang dilakukan di tempat penelitian (MAN 1 Grogol Jakarta Barat), tidak ada judul yang sama dengan judul skripsi penulis. Memang di MAN 1 juga banyak yang melakukan penelitian, akan tetapi dengan waktu yang berbeda, aspek yang berbeda sehingga objeknya pun berbeda pula. Dengan demikian, maka skripsi ini asli hasil karya penulis yang dilakukan selama penelitian berlangsung. C. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalahmasalah yang timbul dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Adakah pengaruh pendidikan agama Islam terhadap uapaya mengantisipasi penyalahgunaan Narkotika 2. Bagaimanakah bentuk-bentuk pendidikan agama dalam mengantisipasi penyalahgunaan Narkotika 2. Pembatasan dan Perumusan Masalah a.
Pembatasan Masalah
Karena luasnya permasalahan yang akan dikemukakan, maka perlu adanya pembatasan masalah agar tidak menghamburkan pengertian pembaca. dalam hal
2
Satya Joewarna, Gangguan Penggunaan Zat, (Jakarta: PT. Gramedia, 1989) hal.02
3
ini hanya dibatasi pada masalah : Peranan Pendidikan Agama Islam dalam upaya Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkotika. b.
Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Berpengaruhkah
Peranan
Pendidikan
Agama
Islam
teradap
Upaya
Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkotika di MAN 1 Grogol Jakarta Barat” D. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini diharapkan dapat : a. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan agama Islam terhadap upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkotika di MAN 1 Grogol b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang dapat berpengaruh terhadap penyalahgunaan narkoba E. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini diharapkan dapat : a. Memberi kontribusi dalam perkembangan wawasan keilmuan khususnya di kalangan insan akademisi dan masyarakat umum b. Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta Khususnya dan Masyarakat pada umumnya dalam pengkajian hal-hal berhubungan dengan narkoba F. Metodologi Penelitian Pemmbahasan metodologi penelitian dalam skripsi ini terdiri dari : 1. Populasi Dan Sampel Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi jika akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitiannya merupakan penelitian sampel, karena sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dari penjelasan di atas maka populasi dari sasaran penelitian ini adalah siswa – siswi kelas XI MAN 1 Grogol yang berjumlah 141 orang, dan peneliti
4
menentukan responden sebanyak 35% yaitu 50 orang yang akan dijadikan sampel dengan teknik random sampling, yakni pengambilan sampel acak sederhana. Mengenai pengambilan sampel penulis memakai teknik random sampling dengan cara undian bebas, teknik penelitian sampel tersebut dinamakan teknik proposional random sampling jelasnya proposional random sampling adalah salah satu metode penelitian sampel yang berfungsi agar sub populasi diambil secara merata dengan besar kecilnya tiap sub populasi tersebut. 2. Variabel Penelitian Dalam variabel ini akan di lihat pengaruh suatu pernyataan artinya di dalam sebuah pernyataan ada variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independend (X). Sedangkan variabel terikat atau dependend variabel (Y). Berdasarkan pengertian di atas, maka dalam penelitian ini penulis membagi menjadi dua variabel penelitian yaitu : a. Variabel Bebas (Independen variabel) yaitu mengenai peranan pendidikan agama Islam di MAN 1 Grogol. b. Variabel Terikat (Dependen Variabel) mengantisipasi penyalahgunaan narkotika 3. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan tempat penelitian oleh penulis yaitu di MAN 1 Grogol Jakarta Barat. Di Jl. Rawa Bahagia I nomor 28 Grogol Jakarta Barat, Penulis melakukan penelitian sekitar satu bulan. 4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa metode yang sesuai dengan jenis penelitian, metode-metode tersebut adalah : a. Observasi Digunakan
untuk
mengumpulkan
data
dengan
cara
melakukan
pematangan langsung. Dari pengamatan ini remaja atau siswa/siswi yang ada di MAN 1 Grogol yang dikeluarkan karna menggunakan Narkotika biasanya tingkah lakunya cenderung ke arah negatif baik dari segi fisik psikologi maupun sosial.
5
Melalui teknik ini, penulis mengunjungi langsung MAN Grogol Jakarta Barat untuk mengamati langsung kondisi, guru, karyawan, sarana dan prasarana madrasah, serta kegiatan yang dilaksanakan siswa siswi. b. Interview (wawancara) Metode interview atau wawancara digunakan untuk memperoleh data dengan jalan mengadakan tanya jawab sehingga keterangan yang diperoleh akan lebih jelas, cepat dan dapat menimbulkan hubungan pribadi yang akrab. Di sini penulis melakukan komunikasi langsung dengan Kepala Madrasah dan Staf Tata Usaha (TU) untuk mendapatkan data mengenai masalah yang menjadi objek penelitian. c. Angket Digunakan untuk memperoleh data secara tertulis dengan melalui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan dijawab langsung oleh responden secara tertulis agar mereka mudah menjawab pertanyaan sesuai dengan isi hatinya dan untuk lebih meyakinkan mereka tentang orang-orang yang melakukan penelitian serta maksud dan tujuannya. 5. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data selanjutnya data tersebut diolah. Pengolahan data sering juga disebut analisis data. Secara garis besar analisis data meliputi tiga langkah yaitu : a. Persiapan Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain : 1). Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden 2).
Mengecek
kelengkapan
data
artinya
memeriksa
isi
instrument
pengumpulan data. 3). Mengecek macam rincian data jika di dalam instrument termuat sebuah atau beberapa item yang di isi tidak tahu atau isian bukan yang dikehendaki peneliti, padahal isian yang diharapkan tersebut merupakan variabel pokok, maka item ini perlu diajukan lagi dalam wawancara. Dalam langkah persiapan ini adalah mamilih atau menyeleksi data sedemikian rupa. Sehingga hanya data yang relevan yang terpakai saja yang
6
tinggal. Langkah persiapan ini bermaksud merapikan data agar bersih, rapi, dan tinggal mengadakan pengelola data lanjutan dan atau analisis data. b. Tabulasi Termasuk dalam kegiatan tabulasi ini antara lain : 1). Memberikan scoring atau skor terhadap item-item yang perlu di beri skor, misalnya : tes, angket atau pilihan ganda, rating scale dan sebagainya. 2). Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor. 3). Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasikan dengan teknik nalisis yang akan digunakan. c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian Penelitian ini tergolong penelitian korelasi yang bertujuan untuk menentukan ada tidaknya peranan dan apabila ada, bagaimana tingkat keeratan hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu. Dalam penelitian ini penulis menggunakan cara presentase. Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
respon siswa dalam
mengantisipasi penyalahgunaan narkotika berdasarkan masalah (problem based learning) Adapun presentase diperoleh dengan cara frekuensi jawaban yang dibagi jumlah responden dikalikan 100% dengan rumus statistic (Presentase) sebagai berikut:
p
f 100% N
Keterangan: P = Presentase Jawaban F = Jawaban rata – rata siswa pada semua pertanyaan N = Jumlah nilai tertinggi dari angket Dimana untuk mencari nilai S digunakan rumus sebagai berikut :
S
X N
Keterangan: S
= Jawaban rata – rata siswa pada semua pertanyaan
7
x
= Jumlah total skor
N
= Jumlah skor Adapun langkah – langkah adalah sebagai berikut:
1. Mencari Mean Variabel X1 dengan rumus :
M1
X1 N1
2. Mencari Mean Variabel X2 dengan rumus
M2
y2 N2
3. Mencari deviasi skor Variabel X1, dengan rumus :
X = X1-M1 1
4. Mencari deviasi skor Variabel X2, dengan rumus :
y = y2-M2 2
5. Menguadratkan
X
6. Menguadratkan
y , lalu dijumlahkan: diperoleh
1
, lalu dijumlah: diperoleh
2
7. Mencari to dengan rumus :
to
M1 M 2 2
( x1 y2 2 )(N1 N 2) ( N1 N 2 2)(N1.N 2)
8. Memberikan interpretasi terhadap t dengan menggunakan table nilai ``t``, dengan langkah-langkah sebagai berikut; a. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari Hipotesis yang telah diajukan, dengan jalan membandingkan dengan besarnya ``to`` yang telah diperoleh dalam perhitungan dengan besarnya ``to`` tercantum dalam Tabel Nilai ``to`` dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedomnya (db) yang dirumuskan sebagai berikut: Df atau db = (N1+N2)-2
8
Keterangan: Df atau db
= degrees of freedom atau drajat kebebasan
N1
= Banyak subyek kelompok I (Jumlah sampel kelompok I)
N2
= Banyak subyek kelompok II (Jumlah sampel kelompok II) Setelah (db) atau (df) diperoleh, maka besarnya ``to`` yang tercantum dalam
Table Nilai ``t`` dapat dicari, baik taraf yang signifikan 5% maupun 1% jika to sama dengan atau lebih besar dari pada harga kritik ``to`` yang tercantum dalam table, maka Hipotesis alternatif diterima, berarti perbedaan mean dari kedua sampel itu adalah perbedaan yang signifikan. Jika to lebih kecil dari pada ``t`` table, maka Hipotesis Nihil, disetujui atau diterima: sebaiknya hipotesa alternatif ditolak. Berarti perbedaan mean dua sampel itu bukanlah perbedaan yang berarti atau bukan perbedaan yang signifikan.3
3
Anas Sudijono, Pengantar statistik Pendidikan, (Jakarta : Grafindo Persada, 2003), cet. Ke-12 h.347
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Perana Peranan, menurut Bruce. J Biddle dan Erwin J. Thomas adalah: ``suatu penjelasan yang menunjukkan konotasi social, berarti peranan sebagai suatu fungsi yang dibawa oleh seseorang atau subyek pelaku ketika menduduki suatu karakteristik (posisi) dalam struktur social.1 Menurut Edy Suhartono adalah: ``merupakan seperangkat patokan yang membatasi apa prilaku yang mesti dilakukan oleh seseorang yang menduduki suatu posisi``2. Seperti peranan guru agama dalam membimbing anak didiknya, dimana ia menjadi pendidik dan pengajar yang member teladan pada anak didiknya. Dengan demikian pengertian peranan adalah bagian atau tindakan atau tugas yang dilakukan seseorang atau subyek pelaku dalam suautu peristiwa atau keadaan. Kalau pengertian ini dikaitkan dengan pendidikan Islam adalah, bahwa bahwa pendidikan Islam dalam struktur social mempunyai struktur yang utama terhadap suatu pristiwa apapun dan pendidikan Islam dalam masyarakat sebagai bentuk sosial atau transpormasi social. Dengan kata lain pendidikan Islam mempunyai peranan dan fungsi utama di dalam kehidupan masyarakat, Negara, dan seluruh bangsa secara menyeluruh dibelahan bumi. 1 Bruce J. Biddle & Edwin J. Thomas, Rote Theori Concept and and Research, (New Yourk: John Willey and Sons, Inc, 1996), hal.10 2 Edy Suhartono, Teori Peranan Konsep, Deripasi dan Implikasinya, (Jakarta: PT. Gramedika, Pustaka Utama, tahun 1994), h. 15
10
Dengan demikian pendidikan agama Islam dalam lingkungan sosial. Oleh karena itu pendidikan agama Islam merupakan pelaku, pelaksanaan dan penggerak dalam proses sosial bagi manusia. 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan sebagai usaha dalam membina dan mengembangkan kepribadian manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap. Tidak ada makhluk ciptaan Tuhan dimuka bumi ini yang dapat mencapai kesempurnaan atau kematangan hidup tanpa melalui proses. Pendidikan yang berlangsung melalui proses bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia, dilihat dari prinsip pandangan Islam adalah bersifat tabi’iyah artinya sesuai dengan tabiat hidup manusia.3 Oleh karena itu tidak bertentangan dengan sunatullah yang ditetapkan Allah SWT atas manusia. Akan tetapi tujuan pendidikan adalah memberikan arah bagi proses pendidikan. Dan bertujuan mengarahkan anak didik (manusia) kepada titik optimal kemampuannya agar terbukti kepribadian yang utuh sebagai manusia. Secara etimologi pendidikan berasal dari kata “didik” yang menjadi proses pengubahan tingkahlaku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pendidikan dari latihan – latihan.4 Adapun secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pembimbingan, pembelajaran atau pelatihan terhadap manusia agar nantinya menjadi orang Islam, yang berkehidupan secara mampu melaksanankan peranan dan tugas-tugas hidup sebagai muslim yang jika di indonesiakan menjadi orang muslim.5 Adapun secara terminology H.M. Arifin, dalam bukunya mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing
3
Drs. Abdul Gafar Irfan Re-Fomulasi Rancangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Pest Agung,2003) 4
Departement Pendidikan dan kebudayaan, GBPP BMU, 1995 Tim Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Malang Dasar-dasar KependidikanIslam.(Surabaya: Karya Aditama. 1996) h. 6 5
11
dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik didalam pendidikan formal maupun pendidikan non formal.6 Dari beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha menanamkan sesuatu kepada peserta didik melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan secara sadar dan sengaja, berupa bimbingan, pimpinan, bantuan, pengajaran dan latihan yang ditunjukan kepada peserta didik dalam pertumbuhan jasmani dan rohaninya menuju tujuan yang diharapkan. Dengan demikian bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat didalamnya berlangsung kegiatan proses pendidikan. Setelah menguaraikan tentang kegiatan pendidikan, selanjutnya penulis akan mengemukakan tentang pengertian pendidikan agama Islam yang dikutip dari beberapa pendapat para ahli pendidikan Islam. Dr. Ali Ashraf menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Horison Baru Pendidikan Islam bahwa pendidikan agama Islam yaitu “pendidikan yang melatih siswa sedemikian rupa, sehingga dalam prilaku mereka terhadap kehidupan, langkah-langkah dan keputusannya diatur oleh nilai-nilai etika Islam yang sangat dirasakan”.7 Sementara itu Dra. Zuhairini memberikan batasan pendidikan agama Islam “sebagai usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam, memikirkan, memutuskan dan berbuat berdasarkan nilainilai Islam”.8 Sejalan dengan itu Prof Dr. Zakiah Darajat berpendapat bahwa pendidikan agama Islam adalah “usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah menjelaskan pendidikannya sebagai pandangan hidup”.9 Dengan demikian dapat diartikan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam atau suatu proses bimbingan dan bantuan secara sadar dan sengaja
6
H. M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama dilingkungan sekolah dan keluarga (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), h. 16. 7 Ali Asraf Hoison Baru Pendidikan Islam.(Jakarta : Pustaka Firdaus, 1996), h. 23 8 Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 9 Zakiah Dradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara. 1996), Cet. Ke- , h. 86
12
terhadap anak didik yang dilandasi dengan ajaran Islam dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohaninya menuju kepada terbentuknya kepribadian yang utama (kepribadian muslim). Dari uraian tersebut jelas bahwa proses kepribadian merupakan rangkaian usaha bimbingan, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan dasar kemampuan belajar, sehingga terjadilah perubahan dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk. Proses tersebut senantiasa berada dalam nilai-nilai Islam, yaitu nilai-nilai yang melahirkan norma-norma syari’ah dan akhlaq alkarimah. 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah usaha atau kegiatan selesai. Pendidikan agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya serta senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah SWT dan dengan manusia sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semakin meningkat dari Alam semesta ini untuk hidup di dunia kini dan di akhirat nanti.10 Tujuan pendidikan Agama Islam tidak lain untuk membentuk manusia menjadi seorang muslim sejati, beriman dan beramal sholeh, sebagaimana telah dicantumkan dalam sabda Nabi yang berbunyi :
ﺣَﺪﱠﺛﻨَﺎ أﺑُﻮْ ﻋَﺒﺪُ اﻟﺮﱠﺣْﻤَﻦ ُاﻟﻤَﻘﺮُئِ ﺛﻨَﺎ أﺑُﻮْ ﻋُﻤَﺮُو اﻟﺼﱠﻔﺎَرِ ﻋَﻦْ ﻋَﺒﺪُ اﷲِ ﺑْﻦِ اﻟﻌِﯿﺰَارِ ﻗَﺎلَ ﻟَﻘِﯿْﺖُ ﺷَﯿْﺨًﺎ َﺑِﺎﻟﺮﱢﻣَﻞِ ِﻣﻦَ اﻻِﻋْﺮَابِ ﻛَﺒِﯿﺮًا ﻓَﻘُﻠﺖُ ﻟَﮫُ ﻟَﻘِﯿْﺖُ أَﺣَﺪًا ﻣِﻦْ أﺻْﺤَﺎبِ رَﺳُﻮلِ اﷲِ ﺻَﻠّﻰَ اﷲُ ﻋَﻠﯿْﮫِ وَﺳَﻠّﻢ ُﻗَﺎلَ ﻧَﻌَﻢْ ﻓَﻘُﻠﺖُ ﻣَﻦْ ﻓَﻘﺎَلَ ﻋَﺒْﺪُ اﷲِ ﺑْﻦُ ﻋُﻤَﺮُو ﺑْﻦُ اﻟﻌَﺎصِ ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﻟَﮫُ ﻓَﻤَﺎ ﺳَﻤِﻌْﺘَﮫُ ﯾَﻘُﻮلُ ﻗَﺎلَ ﺳَﻤِﻌْﺘُﮫُ ﯾَﻘَُﻮْل إﻋﻤﻞ ﻟِﺪُﻧْﯿَﺎكَ ﻛَﺄﻧﱠﻚَ ﺗَﻌِﯿْﺶُ أﺑَﺪًا وَاﻋْﻤَﻞْ ﻵِﺧِﺮَﺗِﻚَ ﻛَﺄﻧﱠﻚَ ﺗَﻤُﻮْتُ ﻏَﺪًا Artinya : Hadist yang diriwayatkan oleh abdurohman, umar, Abdullah bin ijar berkata : “Bekerjalah untuk kehidupan duniamu seolah-olah kamu akan hidup abadi, bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok”. (Riwayat Bukhori)11
10
Aminuddin, dkk, Pendidikan Agama Islam, untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 29 11 Sohih Bukhori, (juz 1). h.327
13
Jelas dari keterangan hadist di atas bahwa tujuan pendidikan dalam Islam adalah untuk meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Abdurrahman An Nahlawi dalam bukunya mengatakan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah : a. Menanamkan perasaan antara Cinta dan taat kepada Allah dalam hati yaitu dengan mengingatkan hikmah Allah yang tidak terhitung banyaknya. b. Menanamkan I’tiqad yang benar dan kepercayaan yang betul dalam dada seseorang. c. Menedidik anak-anak sejak kecil, agar mengikuti apa yang diperintahkan Allah dan segala larangan-Nya, baik terhadap Allah maupun masyarakat, yaitu dengan mengisi mereka agar takut pada Allah dan ingin akan pahalanya. d. Mendidik anak-anak sejak kecil dan membiasakan akhlak yang mulia dan dapat kebiasaan yang baik. e. Menjaga pelajar-pelajar supaya mengetahui macam-macam ibadat yang wajib di kerjakan dan cara melakukannya, serta mengetahui hikmahhikmahnya dan faedah-faedahnya dan pengaruhnya untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Begitu juga mengajarkan hukumhukum agama yang perlu diketahui oleh tiap-tiap orang Islam, serta taat mengikutinya. f. Memberikan petunjuk mereka untuk hidup di dunia menuju akhirat. g. Memberikan contoh dan tauladan yang baik serta pengajaran dan nasehatnasehat. h. Membentuk warga Negara yang baik dan masyarakat yang baik yang berbudi luhur dan berakhlak mulia serta berpegang teguh dengan ajaran agama Islam.12 Dengan adanya penjelasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah menanamkan pada jiwa seseorang sejak kanak-
12
An Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat, Jakarta:Gema Insani, Cet.1, 1995.
14
kanak agar memiliki jiwa yang teguh dalam I’tiqadnya, kepercayaannya terhadap Allah SWT, dan memiliki budi pekerti yang luhur, serta dapat melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Nilai-nilai ideal itu mempengaruhi dan mewarnai pola kehidupan manusia sehingga
menggejala
dalam
prilaku
lahiriahnya
adalah
cermin
yang
memproyeksikan nilai-nilai ideal yang telah mengacu didalamnya jiwa manusia sebagai produk dari proses pendidikan.13 Jika kita bicara tentang tujuan pendidikan Islam berarti berbicara tentang nilai-nilai ideal yang bercorak Islami. Hal ini mengandung makna bahwa tujuan pendidikan Islam tidak lain adalah tujuan yang merealisasikan identitas Islami. Sedangkan identitas Islami itu sendiri pada akhirnya adalah mengandung prilaku manusia yang disadari atau dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Allah sebagai sumber kekuasaan yang mutlak yang harus dita’ati. Nilai-nilai ideal itu mempengaruhi dan mewarnai pola kehidupan manusia sehingga
mengejala
dalam
prilaku
lahiriahnya
adalah
cermin
yang
memproyeksikan nilai-nilai ideal yang telah mengacu didalamnya jiwa manusia sebagai produk dari proses pendidikan. Pendidikan haruslah menjadi manusia yang menghambakan dirinya kepada Allah, Islam menghendaki agar manusia di didik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Tuhan.14 Prof. H.M. Arifin memberikan penjabaran yang lebih luas tentang tujuan pendidikan agama Islam, yaitu “perwujudan nilai-nilai Islam dalam pribadi manusia yang diikhtiarkan oleh pendidik muslim melalui proses yang brakhir pada hasil manusia yang berkpribadian Islam yang beriman, bertaqwa dan berilmu pengetahuan”. 15 Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah menanamkan nilai-nilai Islam dalam pribadi anak didik 13
Sahilun A Nasir, Peranan Pendidikan Agama terhadap Pemecahan Problematika Remaja, (Jakarta: Kalam Mulia, 1999), Cet.ke-1 14 Abdullah Nasih Ulwan,Al Ahwani , Pendidikan Anak dalan Islam , Terj.dari Tarbiyat al Awlad Fial Islām oleh Jamaludin Miri, Jakarta: Pustaka Amani, cet.1, 1995. 15
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), Cet.ke- , h. 224
15
sehingga terbentuk suatu kepribadian yang utama yaitu kepribadian Islam yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba yang taat. 3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama Islam merupakan komponen yang tak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, karena pada dasarnya pendidikan agama Islam merupakan transformasi nilai-nilai Islam sebagai substansi dari aspek kehidupan. Ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan antara lain : a. Manusia dengan Allah SWT b. Manusia dengan sesama manusia c. Manusia dengan dirinya sendiri d. Manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya. e. Peserta didik, yaitu objek yang akan menerima pendidikan f. Pendidik, yaitu subyek yang melaksanakan pendidikan. g. Materi pendidikan, yaitu sesuatu yang diberikan kepada peserta didik saat berlangsungnya proses pendidikan. h. Metode pendidikan, yaitu cara yang paling dapat dilakukan oleh pendidik untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan. i.
Media pengajaran, yaitu sarana prasarana yang dapat membantu proses pendidikan.
j.
Evaluasi, yaitu memberikan pertimbangan atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Hasilnya di peroleh dalam bentuk penilaian. 16
Oleh
karnanya
penulis
berpendapat,
pendidikan
agama
Islam
sesungguhnya adalah pendidikan untuk pertumbuhan total seseorang anak didik yang tidak terbatas pada pengajaran dari segi formalitas belaka, malainkan tentang keseluruhan, tingkah laku yang akhirnya menuju pada pengertian-pengertiannya yang konvesional dalam masyarakat. Adanya ruang lingkup pendidikan agama Islam adalah agar pendidikan agama Islam lebih terarah dengan adanya transformasi nilai-nilai Islam sebagai substansi. 16
Mahfud Shalahudin, Metodologi Pendidikan Agama, (Surabaya: Bina Ilmu, 1987), Cet.ke-
1, h
16
B. Narkotika 1. Pengertian Narkotika Dengan semakin meluanya penyalahgunaan narkotika dan peredaran gelap narkotika yang membawa dampak negatif bagi kehidupan pemakainya, baik orang dewasa maupun anak remaja. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran dan menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri. 17 Kata narkotika dalam bahasa Yunani juga disebut dengan “Narke” yang berarti beku, lumpuh dan dungu, sedangkan Dalam buku ilmu kedokteran kehakiman “Narkotika” berasal dari bahasa Yunani: “Narcotics”, adalah “setiap obat yang dapat menghilangkan rasa nyeri yang bersifat tumpul dan cepat menimbulkan suatu keadaan stupor”18 Oleh karenanya narkotika sangatlah berbahaya apabila penggunaannya disalahgunakan. Akan menjadi racun yang berbahaya bagi manusia. Obat adalah bahan atau zat, yang berkhasiat menyembuhkan, akan tetapi penggunaannya harus mengikuti aturan pakai, jika tidak dapat berbahaya dan berubah jadi racun. Sedangkan NARKOBA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya. Narkoba adalah obat, bahan, atau zat dan bukan tergolong makanan jika diminum, diisap,dihirup,ditelan, atau disuntikkan, berpengaruh terutama pada kerja otak (susunan syaraf pusat), dan sering menyebabkan ketergantungan. Akibatnya, kerja otak berubah (meningkat atau menurun); demikian juga fungsi vital organ tubuh lain (jantung, peredaran darah, pernapasan, dan lain-lain).19 Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia, Narkoba yaitu narkotika seperti yang tercantum pada Undang-Undang No. 22 tahun 1997 secara ringkas adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan 17
BNN RI, Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, (Jakarta. 2007), h. 28 Abdul Mu’min Idris, et al., Ilmu Kedokteran Kehakiman, (Jakarta: Gunung Agunng, 1985), Cet. Ke-.1, h. 5 19 BNN RI, Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, (Jakarta. 2007), h. 28 18
17
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan I,II,III. Psikotropika seperti yang tercantum dalam Undang-Undang No. 5 tahun 1997, adalah “zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku.20 Dari definisi di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan narkoba adalah suatu zat yang dapat menurunkan kesadaran juga dapat menimbulkan gejala-gejala fisik dan mental, apabila dipakai terus menerus akan mengakibatkan akan terjadinya ketergantungan obat dengan kata lain merupakan jenis obat yang subtansinya dilarang dan diatur penggunaannya oleh Undang-Undang Republik Indonesia berdasarkan peraturan Nomor 22 dan Nomor 5 tahun 1997, dan sesuai dengan pernyataan dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia bahwa bahan-bahan atau substansi yang telah diatur oleh Undang-Undang RI itu dapat mempengaruhi kesehatan jiwa atau mental hingga prilaku pemakainya. Tidak semua obat menimbulkan candu dan ketergantungan pada pemakainya. Obat yang dapat menimbulkan kecanduan dan ketergantungan adalah yang mempunyai beberapa ciri, yaitu: 1. Keinginan yang tak tertahan (an over powering desire) terhadap zat yang dimaksud dan kalau perlu dengan jalan apapun untuk memperolehnya. 2. Kecenderungan untuk menambah takaran (dosis) sesuai dengan toleransi tubuh. 3. Ketergantungan psikis (psikologikal dependent), apabila pemakai dihentikan akan menimbulkan kecemasan, kegelisahan, depresi dan gejala psikis lainnya. 4. Keterganrungsn fisik (physical dependece), apabila pemakaian dihentikan akan menimbulkan gejala fisik yng dinamakan gejala putus.21
20
Marulla Pribady, et.Al, Pengetahuan dasar Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, (Jakarta: Yayasan Ash-sholihah. 2000), h.3 21
Dadang Hawari, Al-Qur’an: Ilmu Kedokteran jiwa dan kesehatan Jiwa, (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1996) , Cet.ke-4, h.139-140
18
Pandangan agama Islam terhadap narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya dalam al-Qur’an maupun hadits Nabi tidak disebutkan dengan demikian, tetapi yang ada adalah keharaman khamr, karena pada zaman Rasulullah SAW., nama narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya belum dikenal, namun demikian para fuqoha seperti Ibnu Taimiyah dan Syeikh Mahmud Syaltut menyamakan kedudukan narkoba dengan khamar (miras) karena efek negatifnya dapat memabukkan sehingga merusak akal atau mudhorotnya lebih banyak dari manfaatnya. Masalah khamr oleh Allah SWT dinyatakan dalam Q.S. Al-Maidah : 90-91
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bahwa sesungguhnya arak, dan judi, dan pemujaan berhala, dan mengundi nasib dengan batang-batang anak panah, adalah (semuanya) kotor (keji) dari nasib perbuatan syaitan. Oleh itu hendaklah kamu menjauhinya supaya kamu berjaya”. Sesungguhnya Syaitan itu hanyalah bermaksud mau menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu denan sebab arak dan judi, dan mau memalingkan kamu daripada mengingati Allah dan dari pada mengajarkan sembahyang. Oleh itu, mahukan kamu berhenti (dari pada melakukan perkara-perkara yang keji dan kotor itu atau kamu masih berdegil)22 Para ulama dalam berbagai mazhab telah sepakat mengharamkan narkotika dan obat-obatan terlarang, dasar pengharamannya ialah hadits Rasulullah SAW sebagai barikut:
22
Al-Quran dan Terjemahan, Depag RI, 1997
19
ﺣَﺪﱠﺛَﻨَﺎ ﺳَﻌِﯿﺪُ ﺑْﻦُ ﻣَﻨْﺼُﻮرٍ ﺣَﺪﱠﺛَﻨَﺎ أَﺑُﻮ ﺷِﮭَﺎبٍ ﻋَﺒْﺪُ رَﺑﱢﮫِ ﺑْﻦُ ﻧَﺎﻓِﻊٍ ﻋَﻦْ اﻟْﺤَﺴَﻦِ ﺑْﻦِ ﻋَﻤْﺮٍو اﻟْﻔُﻘَﯿْﻤِﻲﱢ ُ ﻧَﮭَﻰ رَﺳُﻮلُ اﻟﻠﱠﮫِ ﺻَﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﮫ: َْﻋَﻦْ اﻟْﺤَﻜَﻢِ ﺑْﻦِ ﻋُﺘَﯿْﺒَﺔَ ﻋَﻦْ ﺷَﮭْﺮِ ﺑْﻦِ ﺣَﻮْﺷَﺐٍ ﻋَﻦْ أُمﱢ ﺳَﻠَﻤَﺔَ ﻗَﺎﻟَﺖ (
) ٍﻋَﻠَﯿْﮫِ وَﺳَﻠﱠﻢ ﻋَﻦْ ﻛُﻞﱢ ﻣُﺴْﻜِﺮٍ وَﻣُﻔَﺘﱢﺮ
Artinya: “Diberitakan Said bin Mansur, Abu Shihab, abdurrobi ibnu nafi, dari Hasan ibnu Amri fakmiyan, dari Hakam ibnu Utaiba, dari Syahri ibnu Hausab, dari ummu Salamah R.A berkata: Rasulullah SAW mengharamkan apa yang memabukkan dan melemahkan”.(H.R. Ahmad dan Abu Daud)23 Alasan pengharaman khamar ini sama sekali tidak terkait dengan nama khamar (miras) ini sendiri, sehingga apabila namanya berubah, maka berubah pula hukumnya. Pada kenyataan pengaruh narkotika lebih dahsyat dari pada khamar (miras) karena dampak buruknyaa sampai pada manusia, lingkungan dan keturunannya. Oleh karnanya penulis menyimpulkan, Meskipun islam telah menjatuhi narkoba dengan setatus haram, namun dalam keadaan darurat atau terpaksa narkotika boleh dipakai oleh pengobatan selama tidak melampaui batas yang ditentukan, yakni pulih kembali dan pengobatannya tuntas.
2
Jenis dan Dampak Narkotika
a.
Jenis-Jenis Narkotika yang disalahgunakan Mafia perdagangan gelap selalu berusaha memasok narkotika. Terjalin
hubungan antara pengedar atau Bandar dan korban sehingga tercipta pasar gelap. Pabrik obat-obatan sampai sekarang masih terus memproduksi obat-obatan yang baru berefek sampai hilang kesadaran. Menurut Undang-Undang Nomor 9 tahun 1976 tentang narkotika ada beberapa jenis narkotika, yaitu: a. Tanaman papaver, yaitu tanaman papaver semniverum linn, termasuk biji, buah, dan jeraminya. b. Opium mentah, adalah getah yang membeku sendiri, diperoleh dari buah tanaman papaver semniverum linn hanya mengalami pengolahan sekedar 23
Sunan Abu Daud Bab Nahyu`anil Muskir,( juz 10), h, 126
20
untuk pembungkusan dan pengangkutan tanpa memperhatikan kadar morfinannya. c. Opium Masak adalah: 1) candu, yakni hasil yang diperoleh dari opium mentah melalui suatu rentetan pengolahan, khususnya dengan pelarutan, pemanasan dan peragian, dengan atau tanpa penambahan bahan-bahan lain, dengan maksud merubahnya menjadi suatu extrak yang cocok untuk pemadatan. 2) Jicing,
yakni
sisa-sisa
dari
candu
yang
telah
dihisap
dengan
mempertahankan apakah candu itu dicampur dengan daun atau barang lain. 3) Jicingko, yakni hasil yang diperoleh dari pengolahan jicing. d. Opium obat adalah opim mentah yang telah mengalami pengolahan sehingga sesuai untuk pengobatan, baik dalam bentuk bubuk maupun dalam bentuk lain. Yaitu dicampur dengan zat-zat netral sesuai dengan syarat farmakopa. e. Morfina adalah alkoloida utama dari opium f. Tanaman koka adalah tanaman dari semua genus eryhroxylon dari keluarga erythroxylaceae. g. Daun koka adalah daun yang belum atau sudah dikeringkan atau dalam bentuk serbuk dari sebuah tanaman genus erythoxylon dari keluarga erythoxylaceae. h. Kokaina mentah adalah semua hasil-hasil yang diperoleh dari daun koka yang dapat diolah secara langsung untuk mendapatkan kokaina i. Kokaina matil cater I-bensoil okgenina adalah ekgonian dan exter serta turunan-turunannya yang dapat diubah menjadi ekgonina dan kokaina. j. Tanaman ganja, semua bagian dari semua tanaman genus canna bias termasuk biji dan buahnya k. Dammar ganja adalah dammar yang diambil dari tanaman ganja, termasuk hasil pengolahanya yang menggunakan dammar sebagai bahan dasar.24 Selain itu juga ada jenis psikotropika yang dikenal dengan extacy (XTC) sesuai dengan pernyataan ketua pelaksana harian BKNN bahwa, “extesi
24
BA Sitanggang, Sadar Sebelum Terlambat, (Jakarta: Karya Utama; 1981), h. 106-107
21
merupakan designed drugs yaitu obat yang direkayasa dari berbagai zat sesuai dengan keinginan pembuatnya sehingga mempunyai efek ganda.25 3. Penyalahgunaan dan ketergantungan Narkotika Ketergantungan adalah istilah klinik/medikpsikatrik yang menunjukan ciri pemakainya yang bersifat patologik klinik, yang perlu dibedakan dengan tingkat pemakaianya yaitu psikologik sosial yaitu : a. Pemakaian coba-coba yaitu pemakai narkotika yang tujuannya ingin mencoba. b. Pemakaian sosial yaitu pemakaian narkotika dengan tujuan bersenangsenang, pada saat rekreasi atau santai c. Pemakaian situasional yaitu pemakaian pada saat mengalami kadaan tertentu seperti ketergantungan, kesedihan, kekecewaan dengan maksud menghilangkan perasaan-perasaan. Penyalahgunaan
Narkotika
menyebabkan
ketergantungan
pemakai
terhadap narkoba, baik fisik maupun psikologik. Hal ini terjadi akibat pemakaian terus menerus dalam jumlah yang cukup banyak. Ada 3 macam ketergantungan itu: 1. Ketergantungan fisik ditunjukkan adanya toleransi dan gejala putus zat. 2. Ketergantungan psikologis yaitu keadaan dimana ada keinginan/dorongan yang taktertahankan (kompulsip) untuk menggunakan narkotika hal ini disebut juga ketagihan/ kecanduan/ adiksi. 3. Ketergantungan menyebabkan perasaan rindu pada narkotika (craving), walaupun telah berhenti memakai. Kawan-kawan, suasana atau tempat penggunaannya dahulu, mendorong untuk memakainya kembali. Angka kekambuhan cukup tinggi, walaupun sebelumnya secara klinis telah dinyatakan sembuh. 4. Pengaruh dan akibat penyalahgunaan narkotika a. Komplikasi medis
25
Ketua Pelaksana Harian BKNN, kebijaksanaan Nasional Penanggulangan Narkoba, psikotropika dan zat adiktif lainnya, forum Diskusi dalam Rangka Menyambut Hari Narkotika Internasional, 23 juni 2000, h. 3
22
Keracunan akibat pengaruh narkoba terhadap tubuh manusia, yang dapat dilihat dari gejala-gejala yang ditimbulkannya dan pelakunya seperti : 1. Kelebihan dosis 2. Gejala putus zat 3. Komplikasi media akibat pemakaian lama dan banyak 4. Akibat pola hidup yang berubah 5. Akibat alat suntik yang tidak steril Pengaruh narkotika tidak sama pada setiap orang, tergantung pada beberapa factor, yaitu: 1. Jenis narkoba yang digunakan 2. Jumlah dosis yang dipakai 3. Frekuensi pemakaian 4. Cara pemakaian (diminum, dihisap, disuntikkan dan lain-lain) 5. Zat lain yang digunakan bersamaan 6. Pengalaman pemakaian narkotika sebelumnya 7. Kondisi badan pemakai 8. Kepribadian pemakai 9. Harapan pemakai terhadap efek narkotika. 10. Suasana lingkungan di mana narkoba digunakan. Narkotika berpengaruh pada tubuh manusia, terutama otak/susunan syaraf pusat dan perkembangan normal remaja, yaitu : a. pengaruh terhadap daya ingat sehingga mudah lupa. b. Pengaruh terhadap perhatian sehingga sulit berkonsentrasi c. Pengaruh terhadap perasaan dan kemampuan otak untuk menerima, memilah-milah yang diterima otak memberikan sensasi baru kepadanya sekaligus
menghambat
kemampuan
memahami
informasi
yang
diterimanya. Orang tidak lagi bisa bertindak rasional. d. Pengaruh terhadap persepsi sehingga perasaan menjadi semu. e. Pengaruh terhadap motifasi pada anak/remaja menyebabkan merosotnya motivasi dan kemampuan belajar atau prestasi di sekolah, rusaknya
23
hubungan dalam keluarga/persahabatan, perubahan minat/cita-cita/ nilainilai yang dianutnya semula. b. Dampak Sosial Dampak sosial penyalahgunaan narkotika terjadi akibat ketagihan dan ketergantungan terhadap zat dan akibat dari pengedar atau Bandar yang mencari keuntungan dengan mengorbankan masyarakat luas, serta adanya pengaruh ganggang (mafia). Generasi muda adalah sasaran strategi perdagangan gelap narkoba. Oleh karena itu para orang tua, guru dan tokoh masyarakat perlu waspadai bahaya itu menyadari pengaruhnya terhadap ancaman kelangsungan pembinaan generasi muda dan kaderisasi bangsa. Dampak sosial penyalahgunaan narkoba dapat terjadi sebagai berikut: 1. Di lingkungan keluarga Suasana nyaman dan tentram dalam kehidupan keluarga menjadi terganggu karena sering terjadi pertengkaran, kemarahan tak terkendali, pemberontakan, sikap acuh tak acuh, mudah tersinggung dan sebagainya. Orang tua menjadi resah karena barang-barang berharga di dalam rumah menjadi hilang, baik milik pemakai, maupun milik keluarga, serta karir ananya tidak jelas. Prilaku yang menyimpang dari anak (berbohong, mencuri, menipu, tak bertanggung jawab, tidak disiplin, dan sebagainya) sangat menyakitkan hati orangtua dan anggota keluarga lain. Dan menjadi aib bagi keluarga. 2. Di lingkungan sekolah Narkotika merusak disiplin dan motivasi yang sangat penting untuk belajar, siswa penyalahguna menciptakan suasana yang mengganggu proses belajar. Penyalahgunaan narkotika berkaitan dengan tindak kenakalan dan putus sekolah. 3. Di lingkungan masyarakat Para pengedar/mafia perdagangan gelap slalu berusaha memasok narkotika agar menjadi ketergantungan, sehingga terjalin hubungan antara pengedar atau Bandar dengan korban, dan terciptalah pasar gelap. Pengedar atau Bandar sering menggunakan perantara, seperti remaja, siswa yang telah menjadi ketergantungan,
24
anak atau orang dewasa yang membutuhkan uang atau yang ingin menjadi lepas kaya sehingga muncul premanisme. Itulah sebabnya penyalahgunaan narkotika telah merebak hingga kemasyarakat miskin. 26 Salah satu zat lain yang dampaknya serupa, dengan Narkotika adalah Ectasy yang sekarang ini sangat merebak dan mewabah. Ectasy adalah zat atau bahan yang tidak termasuk Narkotika atau alcohol, melainkan termasuk zat adiktif artinya zat yang dapat mengakibatkan adiksi berupa kecanduan, ketagihan dan ketergantungan. Zat adiktif ini berpengaruh pada susunan syaraf pusat manusia. Agama Islam memandang bahwa semua zat atau bahan yang dapat melemahkan dan memabukkan itu dilarang, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi SAW ;
و ﺣَﺪﱠﺛَﻨَﺎ ﻣُﺤَﻤﱠﺪُ ﺑْﻦُ اﻟْﻤُﺜَﻨﱠﻰ وَﻣُﺤَﻤﱠﺪُ ﺑْﻦُ ﺣَﺎﺗِﻢٍ ﻗَﺎﻟَﺎ ﺣَﺪﱠﺛَﻨَﺎ ﯾَﺤْﯿَﻰ وَھُﻮَ اﻟْﻘَﻄﱠﺎنُ ﻋَﻦْ ﻋُﺒَﯿْﺪِ اﻟﻠﱠﮫِ أَﺧْﺒَﺮَﻧَﺎ ﻋَﻦْ اﻟﻨﱠﺒِﻲﱢ ﺻَﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﮫُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَﺳَﻠﱠﻢَ ﻗَﺎلَ ﻛُﻞﱡ ﻣُﺴْﻜِﺮٍ ﺧَﻤْﺮٌ وَﻛُﻞﱡ ﻧَﺎﻓِﻊٌ ﻋَﻦْ اﺑْﻦِ ﻋُﻤَﺮَ ﻗَﺎلَ وَﻟَﺎ أَﻋْﻠَﻤُﮫُ إِﻟﱠﺎ [ﺧَﻤْﺮٍ ﺣَﺮَامٌ ] اﺧﺮﺟﮫ ﻣﺴﻠﻢ Artinya : Dan dikabarkan Muhamad bin Musna, Muhamad bin hatim berkata Yahya dan Dia kutna dari ubaidillah diberitakan kepada kami, Naïf dari ibnu umar, disampaikan atau diumumkan oleh Nabi Muhammad saw Dia berkata atau bersabda:
“Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan
melemahan adalah khamar, dan setiap khamar adalah haram” (HR. Muslim).27 Dari hadits tersebut jelaslah bahwa ganja, morfin, heroin (putaw), kokain dan ectasy serta zat adiktif lainnya yang dampaknya serupa, kesemuanya juga diharamkan. Pemerintah sesuai dengan undang-undang telah mengeluarkan larangan terhadap ganja, heroin, ekstasi dan sejenisnya. Penyalahgunaan narkotika sudah sejak tahun 1970 dan hingga sekarang makin marak saja. Meskipun sudah di keluarkan undang-undang, tetapi pelaksanaan Undang-undang R.I. Nomor 22 tahun 1997 tentang psikotropika. jika di tanam, diproduksi, diperjual belikan, dimiliki, disimpan dan digunakan secara
26
Lydia Harlina Martono, Buku Pedoman Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di DKI Jakarta, (Jakarta, 2001) hal. 9-14 27 Sohih Muslim,(Juz 10) h,260
25
tidak sah berarti melanggar hukum.28 itu sendiri banyak mengalami kendala. Menjamurnya tempat hiburan malam memberi peluang bagi beredarnya bendabenda haram itu. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang menjalani trasformasi budaya, sehingga korban Narkotika sebagian besar adalah para remaja dan orangorang muda usia produktif yang merupakan generasi penerus bangsa. Prilaku yang menyimpang itu disebabkan karena pengaruh Narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya. Adapun dampak dari penyalahgunaan narkotika sangatlah berbahaya bagi hidup manusia. Penyalahgunaan narkotika akhir-akhir ini kembali mencuat kepermukaan setelah korban-korban berjatuhan Narkotika merupakan penyakit endemik dalam masyarakat modern dan industri. Suatu penyakit kronis yang berulang kali kambuh. Merupakan penyakit perilaku atau gaya hidup manusia modern. Narkotika atau drugs pada awalnya di temukan dan di ciptakan untuk kepentingan pengobatan seperti untuk operasi, menghilangkan rasa sakit sebagainya yang digunakan secara legal (medical use) dengan dosis pemakaian yang di tentukan oleh dokter. Pemakaian narkotika dengan dosis yang teratur tidak akan membawa efek–efek negative, tetapi penyalahgunaan narkotika inilah yang dapat membawa dampak – dampak atau akibat yang membahayakan si pemakai yang akan selalu ketagihan dan pada akhirnya hidupnya tergantung kepada zat–zat narkotika (dependence). Banyak sekali dampak negative yang di timbulkan oleh narkotik, tidak hanya mengenai pada fisik maupun psikis tetapi juga terhadap aspek–aspek kehidupan lainnya. Di saat narkotika disalahgunakan di kalangan orang–orang kaya bahaya dan bahaya akibatnya tidak begitu terasa, karena ketagihan (addiction) senantiasa dapat di penuhi oleh si pengguna atau pecandu narkotika, tetapi apabila penggunaan narkotika telah merata dikalangan masyarakat terutama di kalangan orang yang berpenghasilan rendah maka akibatnya akan sangat besar
28
Badan Narkotika Provinsi DKI Jakarta“Ancaman Narkoba Bagi GenerasiBangsa” Tahun
2007
26
sekali. Di saat–saat inilah masyarakat yang bersangkutan akan mengalami dampak atau akibat fatal. Seseorang yang telah ketagihan dan ketergantungan pada zat–zat narkotika tidak saja berdampak buruk yang merugikan bagi dirinya sendiri bahkan dapat membawa kerugian bagi masyarakat, karena mereka yang berada dalam ikatan zat narkotika merupakan gangguan masyarakat, yaitu dengan dapat terjadinya tindakan criminal yang sdapat merugikan masyarakat dilingkungannya. Dan pada saat ini yang lebih memprihatinkan adalah korban–korban penyalahgunaan narkotika pada umumnya remaja dan dewasa khususnya di kalangan pelajar, justru mereka yang sedang dalam usia produktif merupakan sumberdaya manusia atau aset bangsa di kemudia hari. Menurut Fuad Kauma, “Penyalahgunaan narkotika dapat menyeret seseorang untuk bertindak kriminal dan asusila. Biasanya para pengguna narkotika berfrofesi sebagai perampok pencuri atau tindakan criminal lainnya dan menurut beliau juga bahwa penyalahgunaan narkotika juga dapat mengakibatkan seseorang senantiasa murung defresi, segala aktifitas, kreatifitas dan daya intelektualnya menjadi hilang dan sesekali tingkah lakunya seperti orang dungu yang tidak waras”.29 Dari semua itu dapat disimpulkan bahwa norma-norma social para pengguna narkotika akan berubah drastis apabila dibandingkan sebelumnya, sisinegati dan potensi untuk berbuat jahat akan tampak pada dirinya. Demikian pula prilakuprilaku menyimpang dan tindakan-tindakan keji lainnya akan kelihatan. 4. Bahaya dan Manfaat Narkotika a. Bahaya Narkotika Telah banyak orang yang menganggap Narkotika adalah zat-zat yang keras dan berbahaya Narkotika bekerja sangat aktif yang mempengaruhi antara lain : a. Otak dan susunan urat syaraf sentral. b. Jantung dan denyut jantung c. Darah dan urat nadi. 29
Fuad Kauma, Sensai Remaja di Masa Puber, (Jakarta: Kalam Mulia, 1999), Cet. Ke-.1, h.
77-78
27
Bahaya-bahaya penyalahgunaan Narkotika atau bahaya-bahaya yang timbul karena pengguna zat-zat Narkotika secara non medis dan secara brlebihlebihan adalah : 1. Terjadinya kondisi yang abnormal Penyalahgunaan Narkotika akan dapat menimbulkan situasi dan kondisi mental serta fisik si pemakainya menjadi tidak normal (abnormal) yang kemudian akan disertai dengan perbuatan-perbuatan yang sadis. Misalnya akan timbul perbuatan menyilet lengan atau tangan sendiri tanpa ada perasaan takut, akan mengijeksikan tubuhnya dengan tangannya sendiri. 2. Terjadinya ketidaksadaran dan pingsan Narkotika sebagaimana telah diketahui, dapat menimbulkan pembiusan, sehingga orang yang memakainya tidak sadarkan diri. Pemakainya yang overdosis dapat menimbulkan pingsan (dapat menimbulkan orang menjadi pingsan). Pemakaian obat, zat-zat Narkotika secara terus menerus dapat mengundang kematian. 3. Terjadinya kematian Narkotika dapat menimbulkan kematian secara langsung atau tiadak langsung. Kematian secara langsung atau mendadak terjadi, karena Narkotika pada umumnya bekerja sangat aktif dalam mempengaruhi otak dan susunan syaraf juga pernafasan dan denyut jantung bekerja lebih cepat. Apabila Narkotika digunakan secara overdosis dapat menimbulkan kematian yang terjadi secara tidak langsung yaitu karena timbulnya perasaan tidak wajar akibat obat yang di pakainya.30 b. Manfaat Narkotika Walaupun narkotika memiliki tingkat bahaya bila digunakan, ternyata narkotika memiliki kegunaan tertentu seperti berguna bagi pengobatan yaitu: 1) Drugs atau obat adalah zat kimia yang berguna bagi masyarakat untuk pengobatan yang tersedia di toko obat dan apotik untuk melayani kebutuhan masyarakat berdasarkan resep dokter ataupun dijual bebas. 30
M. Ridho, Ma’roef, Narkoba Masalah Dan Banyaknya, (Jakarta: Pustaka Antara, 1986), hal. 12
28
2) Obat-obatan yang diperjual belikan oleh toko dan apotik digunakan untuk menghilangkan rasa sakit, nyeri atau pusing. Selain itu juga digunakan sebagai obat bius oleh dokter ketika membedah seorang pasien agar menghilangkan rasa sakit. Obat sangat bermanfaat untuk penyembuhan suatu penyakit atas petunjuk dokter. Dan narkotika juga bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, yaitu: a. Obat dimanfaatkan bagi kepentingan ilmu pengetahuan untuk menyelidiki daya tahan dan reaksi manusia terhadap pengaruh obat/zat b. Dalam bidang penelitian, obat digunakan untuk tujuan pendidikan maupun bagi pengembangan ilmu dan penerapannya. c. Supaya narkotika/narkoba tidak digunakan, maka pemerintah menetapkan bahwa hanya perusahaan farmasi yang ditunjuk pemerintah yang boleh mengimpornya. 4. Sebab-sebab Penyalahgunaan Narkotika Penyalahgunaan Narkotika ini pada hakekatnya tidak saja terbatas pada kaum remaja saja, tetapi juga terdapat pada orang lanjut usia (lansia), sebab-sebab penyalahgunaan Narkotika pada hakekatnya bermacam-macam, yang pada umumnya mereka menggunakannya sebagai berikut. a. Karena ingin mendapatkan perhatian dari orang tua, guru dan, orang dewasa sekitarnya. b. Karena ingin menunjukkan kekuatannya dan keberaniannya dalam melaksanakan sesuatu yang berbahaya seperti mengebut dan perkelahian. c. Untuk mengisi kekosongan dan perasaan bosan karena kurangnya aktivitas dan kesibukan, sehingga ia merasa kesepian, maka ia menggunakan Narkotika untuk menghilangkan rasa kecewa dan kesepian. d. Untuk menghilangkan rasa kecewa, gelisah dan berbagai kesulitan yang tidak dapat ia atasi dan mendapatkan jalan yang buntu. e. Karena rasa ingin mengetahui saja dan iseng-iseng belaka f. Karena rasa solideritas ingin diakui dalam suatu kelompok. g. Karena suatu pengobatan yang disebabkan karena penyakit yang dideritanya.
29
h. Untuk meningkatkan kesanggupan dalam mencapai prestasi i.
Karena kebiasaan yang tidak dapat dipisahkan (yang sudah kecanduan).31 Dorongan seorang yang remaja yang menyalahgunaka Narkotika itu dapat
digolongkan menjadi 3 golongan : 1. Golongan yang ingin mengalaminya Mereka ini tertarik pada sesuatu kemungkinan-kemungkinan yang baru, kemungkinan sensasi ini diketahui dari teman-temannya yang sudah pernah mengalaminya, dari film-film, surat kabar, dan lain-lain. Diantaranya ada yang tidak ingin dicemooh atau disindir oleh temantemannya sebagai banci atau anak teladan. Ini semua sesuai dengan sifatnya. 2. Golongan yang ingin menjauhi realita Tidak sedikit orang yang menggunakan Narkotika oleh sebab takut menghadapi kehidupan yang sebenarnya. Di dalam golongan ini didapati orang-orang yang menganggap bahwa keadaan terbius itu sebagai tempat pelarian yang aman untuk menghindarkan diri dari tekanan yang datang. Dari dua realita itu. Banyak diantara mereka itu mempunyai / dihinggapi perasaan gagal dalam hidupnya, sehingga ia tidak percaya pada dirinya sendiri dan cenderung mempercayai orang lain daripada dirinya sendiri. 3. Golongan yang ingin merubah kepribadiannya. Orang yang termasuk kelompok ini ingin melepaskan dirinya dari kelemahan-kelemahan yang menyangkut kepribadiannya umpamanya : (a). Dari orang yang penakut menjadi berani (b). Dari orang yang pemalu supaya hilang rasa malunya (c). Dari orang yang kaku ingin menjadi orang yang terampil dan lincah dalam bergaul. (d). Orang yang ingin melepaskan diri dari suatu perasaan diri yang rendah.32 31 32
Ibid., hal. 12 Sitanggung, Masalah Narkotika, (Medan: Hotdoli Sout, 1986) hal. 22
30
Narkotika adalah zat yang jika dimakan, diminum atau dimasukkan (disuntikan) ke dalam tubuh manusia, dapat mengubah satu atau lebih fungsi badan manusia. Soedjono dalam bukunya menyatakan bahwa Penyalahgunaan Narkotika disamping telah merupakan jenis kriminalitas, juga pelakunya menjadi korban penyalahgunaan Narkotika secara kriminologi, adalah merupakan sebab yang memungkinkan timbulnya kejahatan”.33 Dilihat dari perbuatannya, memang pelaku penyalahgunaan Narkotika itu termasuk orang yang melakukan kejahatan, karena secara hukum dia telah melakukan tingkah laku yang melanggar Undang-undang pidana, bahkan apabila kejahatan-kejahatan itu tidak cepat diatasi, maka kejahatan itu akan bertambah luas dan menyangkut masyarakat luas. Persoalan akan timbul bila individu dan masyarakat menyalahgunaakan Narkotika, sebab penggunaan Narkotika secara berlebihan dapat mengakibatkan dampak yang berbahaya baik terhadap individu maupun terhadap masyarakat. Semua narkotika, baik yang digunakan secara legal maupun yang disalahgunakan mempunyai persamaan yaitu dapat mengubah suasana hati pemakainya. Misalnya dapat menyebabkan perasaan gelisah, namun beberapa saat kemudian Narkotika sanggup menghasilkan khayalan yang menyenangkan. Pada umumnya suasana hati yang ditimbulkan oleh pengguanaan Narkotika adalah sebagai berikut : 1). Pelupa, pikiran kabur, acuh tak acuh dan tertekan 2). Rasa gelisah, gugup, curiga, merasa dikejar-kejar dan mudah tersinggung 3). Apatis, putus asa, pendiam, bingung dan menyendiri 4). Sinis, pesimis dan muram.34 Pemakaian Narkotika secara terus menerus akan mengakibatkan orang itu bergantung pada Narkotika, secara mental maupun fisik yang dikenal istilah ketergantungan fisik dan mental, bila selalu terdorong oleh hasrat dan nafsu yang besar untuk menggunakan Narkotika. 33
Soedjono, Narkotika Perundang-Undangan di Indonesia, (Bandung: Karya Nusantara, 1976), hal. 33 34 Rachman Herman, Penyalahgunaan Narkotika Oleh Para Remaja, (Jakarta: 1985), hal. 11
31
Ketergantungan mental ini dapat mengakibatkan perubahan perangai dan tingkah laku. seseorang dapat disebut mengalami ketergantungna fisik bila ia tidak dapat melepaskan diri dari cengkraman narkotika. Ketergantungan fisik ini dapat mendorong seseorang untuk melakukan kejahatan-kejahatan. Ketergantungan fisik dan mental lambat laun dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan. Narkotika sebelum mengakibatkan gangguan fisik dan mental bagi pemakainya, dapat menyebabkan ketagihan-ketagihan merupakan suatu keinginan psikologis untuk mengulangi penggunaan narkotika secara terus menerus yang disebabkan oleh alasan emosional. Keinginan dan kebutuhan akan Narkotika pada seseorang untuk memenuhi ketergantungan fisik dan mental bertambah dengan cepat. Si pemakai selalu mengharapkan Narkotika, dosis yang digunakan makin lama makin banyak, sedangkan daya tahan tubuh makin lama makin berkurang, sehingga menimbulkan bahaya. Penggunaan Narkotika yang terlalu banyak dapat menimbulkan kematian. Penyalahgunaan narkotika oleh seseorang dapat mengakibatkan hal-hal berikut: 1. Kematian, karena kelebihan dosis atau takaran. 2. Ketergantungan, yaitu kehidupan seseorang yang hanya berkisar pada bagaimana cara memperoleh dan menikmati narkotika 3. Dosis, yaitu jumlah takaran yang digunakan makin lama makin meningkat untuk memperoleh efek yang sama 4. Ketagihan,
yakni keadaan seseorang yang sudah berada dalam
ketergantungan. 5. Timbulnya komplikasi berbagai penyakit seperti paru-paru, hati, ginjal, jantung, dan berbagai penyakit lainnya.35
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Narkotika Masalah penyalahguanaan Narkotika oleh para remaja, sangatlah kompleks, yang disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya. Selain
35
Rachman Hermawan, Penyalahgunaan Narkotika Oleh Para Remaja, (Jakarta: 1985) h. 14
32
faktor dari dalam diri anak itu sendiri juga banyak faktor dari luar yang sering mempengaruhi penyelahgunaan narkotika antara lain: a. Lingkungan Keluarga Lingkungan keluarga merupakan unsur yang sangat penting sekali dalam perkembangan jiwa anak. Dalam lingkungan keluarga inilah anak dapat melihat contoh yang diperankan oleh kedua orang tuanya atau orang dewasa lainnya. Hubungan keluarga yang tidak serasi pula. Jika dalam keluarga sering terjadi pertengkaran, maka akibatnya ialah menipisnya rasa sosial serta rasa kemanusian anak.
Dengan
demikian
akan
mengalami
kesukaran-kesukaran
dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehingga sering menimbulkan kenakalan anak dan remaja. Soritoe dalam bukunya menerangkan bahawa kenakalan anak itu banyak disebabkan oleh keadaan keluarga sebagai berikut: 1) Kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya. hal ini mungkin karena orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaannya atau denga kemewahannya, sehingga ia membiarkan anaknya berlaku menurut kemaunnya sendiri. 2) Ketidak lengkapan orang tua dalam keluarga, baik karena salah satu meninggal dunia atau karena perceraian. 36 Sedangkan menurut Dr Shalih bin Ghanim As-sadlan faktor utama yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan narkotika adalah “semakin jauhnya pemuda-pemudi dari agama, lemahnya tidak kembali kepada Allah dalam kesusahan dan cobaan”37 Dari uraian diatas, jelaslah bahwa peranan orang tua sangat penting dalam usaha pencegahan kenakalan pada anak. karena kurangnya perhatian orang tua terhdap anaknya, banyak menimbulkan kenakalan pada anak. hal ini banyak disebabkan oleh kesalahan orang tua, hingga menyebabkan terjerumusnya anak dalam penyalahgunaan Narkotika anatara lain juga karena kesulitan, hidup seharihari dalam lingkungan keluarga, kurang kasih sayang dan kurang bimbingan 36
Rachman Hermawan, Penyalahgunaan Narkotika Oleh Para Remaja, (Jakarta: 1985) h. 33 Shalih bin Ghanim As-sadlan, Bahaya Narkoba Mengancam Umat, (Jakarta: Darul Haq, 2000), Cet.ke-,1. h.91 37
33
orang tua sehingga ia merasa kecewa dan lari dengan menggunakan obat-obatan dan Narkotika sebagai penenang. Dengan itu dapat disimpulkan bahwa penyalahgunaan Narkotika disebabkan oleh faktor lingkungan keluarga, karena sikap orang tua sebagai berikut: a. Sikap orang tua yang terlalu keras b. Sikap orang tua yang masa bodoh terhadap anaknya c. Sikap orang tua yang memanjakan anaknya secara berlebih-lebihan. b. Lingkungan Masyarakat Masyarakat adalah sebuah kelompok manusia, yang merupakan kesatuan, daerah, fungsional dan kebudayaan. di dalam masyarakat yang merupakan kelompok besar, kita dapat menemukan kelompok-kelompok yang lebih kecil, yang berdasarkan usia yaitu kelompok dewasa atau orang tua dan kelompok orang muda atau kelompok remaja. Gejala penyalahgunaan Narkotika merupkan gejala sosial yang tidak berdiri sendiri karena itu dapat menimbulkan anggapan bahwa penyalahgunaan Narkotika oleh para remaja disebabkan karena adanya ketidak sesuaian antara para remaja, orang tua dan masyarakat. Penyalahgunaan Narkotika merupakan problem yang dialami setiap Negara terutama dikota-kota besar. Oleh karena itu perlu diketahui bahwa perubahan-perubahan yang sangat cepat di pembangunan dan perpaduan manusia yang beraneka ragam akan membawa pengaruh yang lebih luas terhadap masyarakat di kota-kota besar akibatnya dapat mempengaruhi masyarakat yang sedang tumbuh dan berkembang. Adapun faktor-faktor sosial yang mempengaruhi dan menyebabkan penyalahgunaan Narkotika antara lain sebagai berikut: 1. Kurangnya penyaluran bakat dan tenaga para remaja secara teratur dan terarah kepada kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. 2. Menurunnya kewibawaan orang tua, sesepuh masyarakat dan para petugas pemerintah. 3. Adanya kemerosatan moral dan mental orang dewasa. 4. Adanya genk-genk remaja.
34
5. Kurangnya tanggung jawab para pedagang 6. Kelemahan aparatur pemerintah dalam mengawasi pemasukan, peredaran dan pemakaian narkotika c. Faktor Ekonomi Di kota-kota besar banyak anggota masyarakat yang mengalami kesukaran hidup, sedangkan lingkungannya merangsang setiap orang untuk turut aktif menyesuaikan diri dengan kemewahan dan kemegahan disekelilingnya. hal ini jelas akan berpengaruh terhadap perilaku anggota masyarakat itu. Untuk mendapatkan untung yang sebesar-sebarnya, tidak jarang kita lihat seorang anggota masyarakat menggunakan segala cara, termasuk menjual belikan obat-obat terlarang seperti Narkotika. Seseorang yang memperjual belikan Narkotika. Seseorang yang memperjual belikan Narkotika secara gelap akan memperoleh keuntungan yang berlipat ganda. Hal ini disebabkan penjualan Narkotika memiliki keuntungan, yaitu barangnya sedikit dan kecil serta mudah diselundupkan, tetapi labanya dapat mencapai ratusan kali lipat dari harga pokok. Perdagangan Narkotika seperti lazimnya dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab yang hanya mementingkan diri sendiri. Berdasarkan uraian diatas jelaslah kini betapa eratnya pengaruh faktor ekonomi dengan peredaran Narkotika secara liar, yang dapat menimbulkan korban di kalangan remaja di kota-kota besar di Indonesia.
35
Kerangka Berfikir dan Hipotesis Memberikan penyuluhan tentang bahaya narkotika. GURU
P E N D I D I K A N A G A M A
Memberitahukan dampakdampak yang timbul apabila narkotika disalahgunakan Memberikan pendekatanpendekatan antara guru (PAI khususnya) dan murid agar terciptanya komunikasi yang baik
+
UPAYA MENGATISIPASI PENYALAHGUN AAN NARKOTIKA
HASIL PENELITIAN
-
I S L A M Menjauhkan narkotika pada kehidupannya sehari-hari MURID
Lingkungan sekolah bebas narkotika
Suasana sekolah yang agamis dan aktif dalam mengembangkan bakat seni siswa-siswi
36
D. HIPOTESIS Dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis sebagai berikut: Apabila remaja didik dengan pendidikan agama yang kuat maka akan terhindar dari penyalahgunaan Narkotika. Sebaliknya anak yang kurang mendapat perhatian akan pendidikan agama cenderung mudah untuk menjadi pengguna Narkotika.
37
BAB III KONDISI UMUM MAN 1 JAKARTA
A. Gambaran Umum MAN 1 Jakarta 1. Sejarah Berdirinya MAN 1 Jakarta Madrasah Aliah Negeri 1 (MAN 1) Jakarta merupakan madrasah tertua kedua di Indonesia. Madrasah ini didirikan pada tahun 1946 dengan nama yayasan pendidikan “Raudatul Mutaalimin” yang berlokasi di jalan KH. Abdurahim, Mampang Prapatan Jakarta Selatan yang dipimpin oleh K.H. Rozak Mamun. Perjalanan sejarah cukup panjang yang tentunya dipengaruhi oleh politik yang kurang stabil, yayasan ini mengalami pergantian nama pada tanggal 17 Mei tahun 1968, dengan Surat Keputusan Mentri Agama Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 1968 menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN). Dan kini MAN 1 berlokasi di jalan rawa Bahagia 1 nomor 28 Grogol Jakarta Barat. MAN 1 Jakarta ingin menjadi angin segar bagi perkembangan madrasah sebagai salah satu bagian sistem pendidikan nasional, eksistensinya secara resmi baru diakui sejak tahun 1975, melalui SKB Tiga Mentri yang dipertegas melalui UUSPN tahun 1989. Berdasrkan surat keputusan tersebut disebutkan bahwa “Madrasah Aliyah adalah sekolah Menengah Umum yang berciri khas Agama Islam”. Namun perkembangan madrasah kurang menggembirakan, hal ini diakibatkan oleh berbagai persoalan penting, seperti rendahnya mutu pendidikan yang menyebabkan kepercayaan masyarakat terhadap madrasah berkurang. Hal tersebut disebabkan karena adanya berbagai kelemahan diantaranya:
38
1) Masalah manajemen 2) Kualitas guru yang rendah 3) Sarana pendidikan yang kurang 4) Siswa mempunyai motivasi rendah dan kebanyakan berasal dari keluarga yang tidak mampu. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam melahirkan masyarakat Indonesia yang baru dengan sekumpulan nilai-nilai yang baru dan untuk menata kembali nilai-nilai akses dari demokrasi pasca orde baru diperlukan suatu peninjauan dan penataan kembali penyelenggaraan Madrasah berdasarkan paradigma baru khususnya tentang pola manajemen, pembiyayaan, meningkatkan etos keja guru maupun motivasi belajar siswa dan membuka program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat dimana Madrasah itu berada. Hal tersebut juga didukung oleh berbagai faktor internal yang menyangkut potensi peserta didik dan pendidik, budaya dan faktor eksternal seperti adanya kebijakan otonomi pendidikan, political will dari pemerintah setempat dan sebagainya.
Untuk
itu
diperlukan
sejumlah
pemikiran
strategis
untuk
memanfaatkan peluang seperti kebijakan otonomi daerah dan kuatnya dukungan masyarakatterhadap keberadaan Madrasah berdasarkan aspirasi masyarakat setempat.1 2. Visi , Misi dan Tujuan Visi MAN 1 Jakarta adalah unggul dalam prestasi ilmiah, trampil dalam ekstrakulikuler dan terwujudnya suasana keagamaan yang harmonis dengan landasan IPTEK dan IMTAQ. Sedangkan misi MAN 1 Jakarta terbagi menjadi dua bidang yaitu secara akademis dan non akademis. Secara akademis misi MAN 1 Jakarta adalah: 1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia kependidikan untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan Madrasah. 2. Meningkatkan kualitas proses kegiatan belajar mengajar untuk mendukung prestasi ilmiah. 3. Meningkatkan hasil evaluasi belajar yang maksimal 1
Kontrak Prestasi MAN 1 Jakarta
39
4. Meningkatkan kualitas pengetahuan dan aplikasi keagamaan yang sesuai dengan akhlakul karimah. Sedangkan misi non akademis MAN 1 Jakarta adalah : 1
Terwujudnya aplikasi ajaran Islam
2
Terwujudnya kegiatan ekstrakulikuler yang terampil, kreatif dan inovatif.
3
Terwujudnya lingkungan Madrasah yang edukatif, bersih, hijau dan sejuk.
4
Terwujudnya hubungan silaturahmi yang harmonis diantara keluarga besar Madrasah.
Visi dan misi tersebut diatas mencerminkan cita-cita MAN 1 Jakarta yang berwawasan keIslaman, keIndonesian sesuai dengan jaman era globalisasi yang syarat dengan kemajuan sains dan teknologi dengan berbagai keterampilannya agar kelak out come Madrasah menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berakhlaqulkarimah, berpengetahuan luas, terampil yang ditandai dengan kemampuan hidup mandiri, bertanggung jawab serta mampu mengabdikan dirinya untuk agama, bangsa dan negaranya. Kemudian setelah visi dan misi tersebut, MAN 1 Jakarta memiliki tujuan yang intinya membangun dan mewujudkan lembaga pendidikan Islam yang berkwalitas secara ilmiyah, sehat jasmani dan rohani serta bebas dari obat-obatan terlarang (Narkotika).
3.
Struktur Organisasi Suatu lembaga memiliki struktur organisasi yang sangat penting
peranannya. kedudukan yang penting itu membuat suatu struktur organisasi dibuat dan disusun dengan penuh kesadaran, karena dalam struktur organisasi tersebut terdapat hubungan kerjasama beberapa orang yang tentunya memiliki hubungan yang erat antara satu dengan yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
40
4.
Keadaan Sarana dan Prasarana a. Nama Madrasah
: MAN 1 Jakarta
b. Alamat
: Jl. Rawa Bahagia Raya No.28 Grogol Jakarta Barat.
c. Sandar Madrasah
:B
d. Type Madrasah
:A
e. Keadaan Gedung
: Permanen
f. Tahun didirikan/dibangun
: 1976
g. Tahun beroprasi
: 1976
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Tabel 2 Data Sarana dan Prasarana MAN 1 Jakarta Jenis Fasilitas Jumlah Ruang belajar 14 Ruang lab. IPA 1 Ruang Lab. Komputer 2 Ruang Lab. Bahasa 1 Ruang Perpustakaan 2 Ruang Otomotif 1 Ruang Tata Busana 2 Ruang SAM 1 Masjid/Mushala 2 Lapanagn Bulu Tangkis 2 Lapangan Tenis Meja 3 Ruang Multimedia 1 Ruang Guru 2 Ruang OSIS 2 Ruang TU 2 Ruang Kepala 2 Ruang PMR 2 Ruang Pramuka 2 Ruang Koperasi 2 Kamar Mandi Guru/WC 4 Kamar Mandi Siswa/WC 4 Ruang Dapur 1 RuangBK 2
41
5.
Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa
1. Kepala Madrasah Nama
: Drs. M. Yunus, M,Pd
NIP
: 196112011989031005
Tabel 3 Jumlah Staf Pengajar I. DAFTAR NAMA-NAMAGURU
No
Nama dan NIP
(1)
(2)
1
Drs.M.Yunus,M.Pd 196112011989031005 Dra.Hidayati,M.Pd 196010271987032003 Drs.H.Zamiril Ali 195805151991031002 Drs.Ahmad Muslim 196209241992031001 Drs.A.Muchtarullah 196509211993031002 Drs.Tamuri 196306121992031003 Dra.Hasnimar,J.M.Pd 195506011989032001 Dra.Umi Hani 195908101992032002 Raisun,S.Pd 195907021987031003 Dra.Ati Yuliati 196807011998032002 Samsurial,S.Pd 197201132000121001 Kusprihatiningsih,S.Pd 197311221999032001 Daroni,S.Ag 197004032000121008 Nurfarida,S.Ag 197510142001122001 Nasrullah,S.Ag 197308082002121005 Abd.Halim.A.Md 150200497000000000 Dwiyanto,M.Pd
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tk.Izsh Negeri #REF! #REF! S.2
PNS
S.2
PNS
S.1
PNS
S.1
PNS
S.1
PNS
S.1
PNS
S.2
PNS
S.1
PNS
S.1
PNS
S.1
PNS
S.1
PNS
S.1
PNS
S.1
PNS
S.1
PNS
S.1
PNS
D.3
PNS
S.2
PNS
42
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
197205012002121001 Drs.Triisnadian 196710012003121002 Muhamad Amin,S.Pd 197211032003121001 Hj.Siti Euis Aisah S.Pd 196712182005012001 Siti Jazilah S.Ag '150375706000000000 Eti Rachmawati,S.Pd 19750913200701014 Rohimah, S.Pd 197404222007012012 Akhmad Luthfi, S.Kom 150413604000000000 Muh.Usman 150399991000000000 Citra Karti M,S.Pd 197604262009012005 Hendro Dwi Nurdiyanto,S.Pd 198202242009011000 Lisnurasiyah, S.Pd Wahyuni, S.PdI Drs.Khaerudin 131677836 Drs.Deden Syarif 131949124 Dra.Saidah Saleh 131859173 Dra.Aisyah Rahman 131697322 Dra.Dayi Zulaikha 132048957 Drs.Osdirwan Osman 132129487 Hartati,S.Pd 132049162 Yoyoh Sofiyanti,S.Pd 131949125 Maktal Al Hadi, S.Pd Dasril Marjohan, S.Pd Matali,S.Ag
S.1
PNS
S.1
PNS
S.1
PNS
S.1
PNS
S.1
PNS
S.1
PNS
S.1
PNS
D.2
PNS
S.1
PNS
S.1
PNS
S.1 S.1
PNS
S.1
PNS
S.1
PNS
S.1
PNS
S.1
PNS
S.1
PNS
S.1
PNS
S.1
PNS
S.1 S.1 S.1
43
Jumlah Staf Karyawan Tabel 4 Jumlah Staf Karyawan No.
Jabatan
PT/PNS
PTT/Honorer
Jumlah
1
KA. Tata Usaha
PNS
-
1
2
Staf Pelaksana
PNS
-
5
3
Staf Pelaksana
-
Honorer
4
4
Kebersihan
-
Honorer
2
5
Keamanan
-
Honorer
2
Personil Madrasah Dilihat dari Pendidikan Terakhir
Tabel 5 Personil Madrasah Dilihat dari Pendidikan Terakhir No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jenjang Kamad Pendidikan MI/SD MTs/SMP MA/SMA D1 D2 D3 Strata 1 1 Strata 2 Strata 3
Guru
Tata Usaha 1 7
3 30 4
1 3 1
Pesuruh
Jumlah
2
1 2 7 1 6 32 4
Data Siswa Jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2010/2011 seluruhnya berjumlah 384 orang. Persebaran jumlah pesert didik antara kelas hampir merata. Peserta didik di kelas X sebanyak 4 rombongan belajar. Peserta didik pada progra IPA di kelas XI dan XII masing-masing 2 rombongan belajar.
44
Tabel 6 Jumlah Peserta didik Tahun Pelajaran 2010/2011
No. 1 2 3 4 5 6 7
Kelas X XI IPA XI IPS XI Bahasa XII IPA XII IPS XII Bahasa Jumlah
Jumlah 140 60 60 21 21 68 14 384
B. Upaya Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkotika Di MAN 1 Grogol Jakarta Barat. 1. Program Berbasis Sekolah. Program berbasis sekolah yang menjadikan sekolah bebas narkotika, merupakan strategi penting. Akan tetapi agar berhasil guna dan berdaya guna, perlu dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu. Tidak bermanfaat jika hanya diberikan penyuluhan kepada siswa, atau guru. Kepala sekolah dan guru adalah penanggung jawab di dalam sekolah, bukan polisi, dokter, atau lembaga/ instasi lain. Sebaiknya dikembangkan program kelompok sebaya, dengan melatih siswa sebagai pr konselor. 2. Menetapkan Kebijakan Program Sekolah Bebas Narkotika Diadakannya peraturan/ tata tertib, dengan melaporkan apabila ada siswa yang melakukan tindakan criminal atau memakai obat-obatan terlarang, kebijakan disusun dengan melibatkan orang tua siswa dan masyarakan sekitarnya. Program harus menjadi bagian program “Lingkungan Bebas Narkotika”. 3. Melaksanakan Kebijakan yang ditetapkan Program meliputi prevensi, konseling dan pertolongan atau rujukan bagi siswa yang telah menyalahgunakan narkotika, mengadakan rajia secara berkala. Program dilaksanakan secara komprehensif dengan melatih guru dan siswa sebagai konselor sebaya. 45
Hukuman harus berifat mendidik, dan tidak merusak masa depan siswa, bimbingan konseling dari guru, perlu dikembangkan secara propesional sebagai unit layanan bimbingan siswa. 4. Pendidikan Pencegahan Diselenggarakan secara kulikuler dengan mengadakan extrakulikuler, upayanya berkesinambungan, dengan tujuan meningkatkan daya tangkal siswa dan memberikan keterampilan yang diperlukan, agar dapat menghargai diri sendiri dan sesame, dalam pengambilan keputusan, mengelola stress, menolak tawaran narkotika, menolak kekerasan, dan menanggulangi masalah
46
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisa dan Interprestasi Data 1. Analisa Data Setelah memperoleh data berdasarkan angket yang diberikan siswa dan siswi, kemudian data tersebut diolah dalam bentuk tabel dengan menggunakan teknik deskriptif prosentase, adapun hasil pengolahan angket teknik deskriptif presentase, kemudian teknik selanjutnya adalah skoring, untuk menentukan skoring semua pertanyaan dan pada pertanyaaan setiap item dengan bobot nilai untuk jawaban sebagai berikut : Adapun Presentase diperoleh dengan frekuensi jawaban dibagi jumlah responden dikalikan 100% dengan rumus statistik (Presentase) sebagai berikut: p
f 100% N
Keterangan: P = Presentase Jawaban F = Jawaban rata-rata siswa pada semua pertanyaan N = Jumlah nilai tertinggi dari angket Dimana untuk mencari nilai S digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: S
= Jawaban rata-rata siswa pada semua pertanyaan
∑x = Jumlah total skor N = Jumlah skor total
47
Tabel 7 Skor Skala Sikap Nilai Pernyataan + 4
Alternatif Jawaban SS (Sangat setuju) S (Setuju)
3
TS (Tidak setuju)
2
STS (Sangat tidak setuju)
1
Tabel 8 Respon untuk Selalu taat kepada Allah dan Menjauhi Segala Larangannya 1.1
Uraian
Prosentase
Sangat setuju (SS)
F 13
P% 26%
Setuju (S)
35
70%
Tidak setuju (TS)
2
4%
Sangat tidak setuju (STS)
-
0%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 70% ketika menyadari untuk slalu taat kepada Allah , hal ini mereka lakukan karena mereka mengetahui tidak ada Tuhan selain Allah, 26% siswa menjawab sangat setuju ketika menyadari untuk selalu taat akan perintah Allah dan menjauhi akan larangan Allah , sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 4% ketika kurang menyadari akan perintah-perintah Allah dan segala larangannya, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika menyadari untuk tidak selalu taat kepada Allah. Tabel 9 Jawaban Responden untuk Tidak Berlebih-lebihan Dalam Segala Hal 1.2
Uraian
Prosentase F 11
P% 22%
36
72%
Tidak setuju (TS)
3
6%
Sangat tidak setuju (STS)
-
0%
Sangat setuju (SS) Setuju (S)
50
100%
48
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 72% untuk tidak berlebih-lebihan dalam segala hal, karena tidak baik untuknya dan orang lain, 22% siswa menjawab sangat setuju ketika siswa tidak berlebih-lebihan dalam segala hal , hal ini mereka lakukan karena mereka mengetahui ketika berlebih-lebihan itu tidak baik untuknya dan orang lain, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 6% ketika masih berlebih-lebihan walaupun mereka tau berlebih-lebihan itu tidak baik, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika masih berlebih-lebihan dalam segala hal. Tabel 10 Jawaban Responden untuk menggunakan waktunya Membaca Qur’an dengan baik, dibandingkan melakukan hala-hal lain yang bersifat Negatif 1.3
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
Prosentase F
P%
10
20%
35
70%
5
10%
0
0%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 70% menggunakan waktunya untuk membaca qur’an dibandingkan melakukan hal-hal lain yang bersifat negatif, yakin membaca qur’an membuat hati lebih tenang , hal ini mereka lakukan karena mereka mengetahui membaca qur’an lebih baik dibandingkan melakukan hal-hal yang negatif, yakin akan bermanfaat untuk dirinya dan orang lain, 20% yang menjawab setuju siswa menggunakan waktunya untuk membaca qur’an, yakin membaca qur’an lebih baik dibandingkan melakukan hal-hal yang negatif, sedangkan siswa yang menjawab tidak setuju ada 10% ketika menggunakan waktunya hanya unuk membaca qur’an, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika menggunakan waktunya untuk membaca qur’an dibandingkan melakukan hal-hal lain yang bersifat negatif.
49
Tabel 11 Jawaban Responden ketika Mendapatkan kelebihan Rizki, Mensyukuri Atas Nikmat yang Diberi oleh Allah SWT 1.4
Prosentase
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
F 13
P% 26%
33
66%
3
6%
1
2%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 66% ketika mendapatkan kelebihan rizki, mensyukuri atas nikmat yang diberi oleh Allah, hal ini mereka lakukan bahwa setiap mereka kelebihan rekzi mereka menyisikan uangnya dijalan Allah, 26% siswa menjawab sangat setuju ketika mendapatkan kelebihan rizki, Mensyukuri atas nikmat yang diberi oleh Allah, 6% siswa menjawab tidak setuju ketika mendapatkan kelebihan rizki, tidak mensyukuri atas nikmat yang diberi oleh Allah, 2% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika mendapatkan kelebihan rizki, tidak mensyukuri atas nikmat yang diberi oleh Allah. Tabel 12 Respon Orang Tua untuk Mengingatkan kepada Anaknya agar tidak berkelahi diluar Rumah Prosentase 1.5
Uraian Sangat Setuju( SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
F
P%
14
28%
24
48%
11
22%
1
2%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 48% ketika orang tua mengingatkan kepada anaknya untuk tidak berkelahi diluar rumah, mencoba mengikuti hal-hal positif, agar terhindar dari pengaruh teman-teman yang bisa tauran, 28% siswa menjawab sangat setuju ketika orang tua mengingatkan kepada anaknya untuk tidak berkelahi di luar 50
rumah , mencoba mengikuti hal-hal yang positif, hal ini orang tua lakukan agar anaknya tidak ikut-ikutan tawuran, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 22% ketika orang tua mengingatkannya untuk tidak berkelahi di luar rumah, 2% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika orang tua mengingatkan kepada anaknya untuk tidak berkelahi di luar rumah. Tabel 13 Jawaban Responden ketika pelajaran pendidikan Agama Islam mengajarkan untuk tidak Berbohong, Merasa ingin Merubah sifat agar tidak Berbohong Prosentase 1.6
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
F
P%
13
26%
33
66%
3
6%
1
2%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 66% ketika pelajaran pendidikan agama islam mengajarkan untuk tidak berbohong, merasa ingin merubah sifatnya agar tidak berbohong, karena kebohongan akan merugikan diri sendiri dan orang lain, 26% siswa menjawab sangat setuju ketika tidak berbohong, merasa ingin merubah sifat agar tidak berbohong, hal ini mereka lakukan ketika pelajaran pendidikan agama Islam mengajarkan untuk tidak berbohong, karena berbohong dapat merugikan diri dan orang lain,sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 6% ketika pelajaran pendidikan agama islam mengajarkan untuk tidak berbohong, karena merasa tidak ingin merubah sifatnya menjadi orang yang selalu jujur, 2% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika tidak berbohong, merasa dirinya masih sering berbohong.
51
Tabel 14 Respon Ketika Teman anda Mengingkari Janjinya, Menegurnya Bahwa itu Perbuatan Salah 1.7
Prosentase
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
F 16
P% 32%
26
52%
5
10%
3
6%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 52% ketika teman anda mengingkari janjinya, menegurnya bahwa itu perbuatan salah, 32% siswa menjawab sangat setuju ketika teman anda mengingkari janjinya, menegurnya bahwa itu perbuatan salah, sedangkan siswa yang menjawab tidak setuju ada 10% ketika teman anda mengingkari janjinya, menegurnya bahwa itu perbuatan salah, 6% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika teman anda mengingkari janjinya, menegurnya bahwa itu perbuatan salah karena merasa diri cuek.
Tabel 15 Jawaban Responden ketika Mampu Melakukan Segala Hal Apapun, Berkewajiban Membantu orang lain 1.8
Uraian
Prosentase
Sangat Setuju (SS)
F 23
P% 46%
Setuju (S)
22
44%
Tidak Setuju (TS)
5
10%
Sangat tidak setuju (STS)
0
0%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab sangat setuju ada 46% mampu dalam segala hal apapun, berkewajiban membantu orang lain, 44% siswa menjawab setuju ketika mampu dalam segala apapun berkewajiban membantu orang lain, hal ini mereka lakukan karena mereka mengetahui ketika mampu dalam segala apapun, berkewajiban membantu orang 52
lain, karena hidup saling membutuhkan antara satu dan yang lainnya, 10 % siswa menjawab tidak setuju ketika mampu dalam segala apapun, berkewajiban membantu orang lain, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika mampu dalam segala apapun, berkewajiban membantu orang lain. Tabel 16 Respon Ketika Teman anda Membuat gaduh & onar, Merasa tidak Nyaman dan ingin Mendamaikan Mereka 1.9
Prosentase
Uraian Sangat Setuju (SS)
F 17
P% 34%
Setuju (S)
27
54%
Tidak Setuju (TS)
3
6%
Sangat tidak setuju (STS)
3
6%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 54% ketika teman anda membuat gaduh dan onar, merasa tidak nyaman dan ingin mendamaikan mereka, 34% siswa menjawab setuju ketika teman anda membuat gaduh dan onar, merasa tidak nyaman dan ingin mendamaikan mereka, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 6% ketika teman anda membuat gaduh dan onar, merasa tidak nyaman dan ingin mendamaikan mereka, 6% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika teman anda membuat gaduh dan onar, merasa tidak nyaman dan ingin mendamaikan mereka.
Tabel 17 Respon Ketika di Sekolah ada Salah Satu Murid yang Melawan Guru, Menegurnya karena Merasa Tidak Nyaman Terhadap Teman Yang Lain 1.10
Uraian
Prosentase
Sangat Setuju (SS)
F 18
P% 36%
Setuju (S)
24
48%
Tidak Setuju (TS)
6
12%
Sangat tidak setuju (STS)
2
4%
40
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 48% ketika disekolah ada salah satu murid yang melawan guru, 53
menegurnya karena tidak merasa nyaman terhadap teman yang lain, 36% siswa menjawab sangat setuju ketika disekolah ada salah satu murid yang melawan guru, menegurnya karena tidak merasa nyaman terhadap teman yang lain, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 12% ketika disekolah ada salah satu murid yang melawan guru, menegurnya karena tidak merasa nyaman terhadap teman yang lain, 4% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika disekolah ada salah satu murid yang melawan guru, menegurnya karena tidak merasa nyaman terhadap teman yang lain.
Tabel 18 Jawaban Responden Untuk Selalu Cinta Kepada Allah, Yakin Cinta Kepada Allah Cinta yang Sesungguhnya 1.11
Uraian Sangat setuju (SS) Setuju (S) Tidak setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
Prosentase F 9
P% 18%
38
76%
3
6%
0
0%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 76% untuk selalu cinta kepada Allah, merasa cinta kepada Allah cinta yang sesungguhnya, hal ini mereka lakukan karena mereka mengetahui cinta yang sesungguhnya hanya pada Allah, merasa tidak ada cinta yang abadi selain cinta pada Allah, 18% siswa menjawab sangat setuju cinta kepada Allah cinta yang sesungguhnya, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 6% ketika merasa belum sepenuhnya cinta kepada Allah, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika merasa belum sepenuhnya cinta kepada Allah.
54
Tabel 19 Jawaban Responden Untuk Menghormati Orang yang lebih Tua Umurnya. 1.12
Presentase
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
F
P%
10
20%
38
76%
2
4%
0
0%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 76% ketika menghormati orang yang lebih tua umurnya, karena ini tatak rama terhadap orang tua, merasa ingin selalu menghormati orang yang lebih tua umurnya, 20% siswa menjawab sangat setuju ketika menghormati oaring yang lebih tua umurnya, merasa kewajiban sebagai tatak rama terhadap orang tua, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 4% ketika menghormati orang yang lebih tua umurnya, merasa dirinya belum sepenuhnya menghormati orang yang lebih tua umurnya, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika belum menghormati orang yang lebih tua umurnya, merasa tidak bersalah.
Tabel 20 Jawaban Responden ketika Menyadari bahwa Allah selalu Mengawasi Kita, Yakin dan Berusaha untuk Selalu Berbuat Baik 1.13
Uraian Sangat Setuju( SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
Prosentase F 7
P% 14%
33
66%
9
18%
1
2%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 66% ketika menyadari bahwa Allah selalu mengawasi kita, berusaha untuk selalu berbuat baik, 14% siswa menjawab sangat setuju ketika menyadari bahwa Allah selalu mengawasi kita, yakin dan berusaha untuk selalu berbuat baik
55
, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 18% ketika menyadari bahwa Allah selalu mengawasi kita, merasa belum berbuat baik, 2% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika menyadari bahwa Allah selalu mengawasi kita, yakin dan berusaha untuk selalu berbuat baik. Tabel 21 Respon Melihat Temannya Melakukan Perbuatan Asusila, Merasa itu PerbuatanYang Tidak Terpuji 1.14
Prosentase
Uraian Sangat Setuju (SS)
F 10
P% 20%
Setuju (S)
33
66%
Tidak Setuju (TS)
5
10%
Sangat tidak setuju (STS)
2
4%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 66% ketika melihat temannya melakukan perbuatan Asusila merasa itu perbuatannya yang tidak terpuji, 20% siswa menjawab sangat setuju ketika melihat temannya melakukan perbuatan asusila merasa itu perbuatannya yang tidak terpuji, hal ini mereka lakukan ketika melihat teman melakukan perbuatan asusila, merasa itu perbuatan tidak terpuji dihadapan Allah dan jangan sampai mengikuti perbuatan tersebut, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 10% ketika melihat temannya melakukan perbuatan asusila merasa itu perbuatannya yang tidak terpuji, 4% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika melihat temannya melakukan perbuatan asusila merasa itu perbuatannya yang tidak terpuji. Tabel 22 Jawaban Responden ketika Menuju Jalan Kebenaran, Hatinya Tentram Dimanapun Berada 1.15
Uraian
Prosentase
Sangat Setuju (SS)
F 13
P% 26%
Setuju (S)
30
60%
Tidak Setuju (TS)
5
10%
Sangat tidak setuju (STS)
2
4%
50
100%
56
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 60% ketika menuju jalan kebenaran, hatinya tentram dimanapun berada, hal ini mereka lakukan bahwa siapa saja yang jalan kebaikan, hatinya akan tentram, 26% siswa menjawab setuju ketika menuju jalan kebenaran, hatinya tentram dimanapun berada, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 10% ketika menuju jalan kebenaran, hatinya tentram dimanapun berada, 4% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika menuju jalan kebenaran, hatinya tentram dimanapun berada.
Tabel 23 Respon Ketika Teman anda sedang Banyak Masalah, Niat Hati ingin Membantu Menyelesaikan Masalahnya 1.16
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
Prosentase F 17
P% 34%
27
54%
6
12%
0
0%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 54% ketika teman anda sedang banyak masalah, niat hati ingin membantu menyelesaikannya, 34% siswa menjawab setuju ketika teman anda sedang banyak masalah, niat hati ingin membantu menyelesaikannya, hal ini mereka lakukan ketika teman anda banyak masalah, hatinya ingin membantunya, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 12% ketika teman anda sedang banyak masalah, niat hati ingin membantu menyelesaikannya, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika teman anda sedang banyak masalah, niat hati ingin membantu menyelesaikannya.
57
Tabel 24 Respon Ketika kamu Melihat Teman kamu Tidak Memiliki Buku, Anda Berkewajiban Meminjamkannya 1.17
Prosentase
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
F 18
P% 36%
26
52%
4
8%
2
4%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 52% ketika kamu melihat teman kamu tidak memiliki buku, anda berkewajiban meminjamkannya, 36% siswa menjawab sangat setuju ketika kamu melihat teman kamu tidak memiliki buku, anda berkewajiban meminjamkannya, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 8% ketika kamu melihat teman kamu tidak memiliki buku, anda berkewajiban meminjamkannya, 4% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika kamu melihat teman kamu tidak memiliki buku, anda berkewajiban meminjamkannya.
Tabel 25 Reson Ketika Teman anda Sakit, anda Menjenguknya Supaya yang Sakit Cepat Sembuh dan bisa Beraktivitas Seperti Biasa Prosentase 1.18
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
F
P%
11
22%
33
66%
6
12%
0
0%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 66% ketika teman anda sakit, anda menjenguknya supaya yang sakit cepat sembuh dan beraktifitas seperti biasa, 22% siswa menjawab sangat setuju ketika teman anda sakit, anda menjenguknya supaya yang sakit cepat sembuh dan
58
beraktifitas seperti biasa, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 12% ketika teman anda sakit, anda menjenguknya supaya yang sakit cepat sembuh dan beraktifitas seperti biasa, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika teman anda sakit, anda menjenguknya supaya yang sakit cepat sembuh dan beraktifitas seperti biasa.
Tabel 26 Respon Ketika anda Banyak Masalah, Mengadu Pertolongan Kepada Allah, Karena kepadanya aku Mengadu dan Berdoa 1.19
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
Prosentase F 12
P% 24%
34
68%
3
6%
1
2%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 68% ketika anda banyak masalah, mengadu pertolongan kepada Allah, karena kepadanya aku mengadu dan berdoa, 24% siswa menjawab sangat setuju ketika anda banyak masalah, mengadu pertolongan kepada Allah, karena kepadanya aku mengadu dan berdoa, hal ini mengetahui ketika banyak masalah, semua permasalahan yang ada mereka mengadu kepada Allah, karena kepadanya aku bersandar, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 6% ketika anda banyak masalah, mengadu pertolongan kepada Allah, karena kepadanya aku mengadu dan berdoa, 2% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika anda banyak masalah, mengadu pertolongan kepada Allah, karena kepadanya aku mengadu dan berdoa.
59
Tabel 27 Respon Ketika kamu sedang gundah & gelisah, membaca al-Quran adalah obatnya 1.20
Prosentase
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S)
F 14
P% 28%
34
68%
2
4%
0
0%
50
100%
Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 68% ketika anda sedang gundah dan gelisah, membaca al-Qur’an adalah obatnya, hal ini mereka lakukan bahwa ketika sedang gundah atau gelisah mereka tidak melakukan yang dilarang oleh agama, tetapi membaca al-Quran, alQuran adalah obatnya, 28% siswa menjawab sangat setuju ketika sedang gundah dan gelisah, membaca al-Qur’an adalah obatnya, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 4% ketika anda sedang gundah dan gelisah, membaca al-Qur’an adalah obatnya, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika anda sedang gundah dan gelisah, membaca al-Qur’an adalah obatnya Tabel 28 Respon Ketika Melihat Bencana di TV, Merasa Ingin Membantunya Walaupun hanya lewat Doa 1.21
Uraian
Prosentase
Sangat Setuju (SS)
F 14
P% 28%
Setuju (S)
34
68%
Tidak Setuju (TS)
2
4%
Sangat tidak setuju (STS)
0
0%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 68% ketika melihat bencana di TV merasa simpatik, merasa ingin membantunya walaupun hanya lewat doa, 28% siswa menjawab sangat setuju ketika melihat bencana di TV merasa simpati, merasa ingin membantunya
60
walaupun hanya lewat doa, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 4% ketika melihat bencana di TV merasa simpatik, merasa ingin membantunya walaupun hanya lewat doa, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika melihat bencana di TV, merasa ingin membantunya walaupun hanya lewat doa.
Tabel 29 Jawaban Responden ketika Menjalankan Perintah Agama dan mematuhi Hukum-hukum Islam 1.22
Uraian Sangat setuju (SS) Setuju (S) Tidak setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
Prosentase F P% 14 28% 26
52%
8
16%
2
4%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 52% ketika Menjalankan perintah Allah, dan mematuhi hokum-hukum Islam, hal ini mereka lakukan karena mereka menyadiri kewajibannya sebagai seorang muslim untuk menjalankan perintah Allah dan mematuhi hokum-hukum Islam , 28% siswa menjawab sangat setuju ketika menjalankan perintah Allah dan mematuhi hokum-hukum islam, malu ketika melanggarnya, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 16% ketika siswa masih melanggar perintah Allah dan tidak mentaati hokum-hukum Islam, 4% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika siswa masih melanggar perintah Allah dan tidak merasa berdosa.
Tabel 30 Jawaban Reponden ketika Menjalankan Ibadah puasa di Bulan Ramadhan, Merasa nikmat dalam Menjalankan Ibadah Puasa. 1.23
Uraian
Prosentase
Sangat Setuju (SS)
F 8
P% 16%
Setuju (S)
39
78%
Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
3
6%
0 50
0% 100%
61
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 78% ketika puasa di bulan ramadhan, yakin bahwa puasa di bulan ramadhan lebih nikmat, hal ini mereka lakukan karena kewajiban sebagai seorang muslim, yakin bahwa puasa di bulan ramadhan lebih nikmat apabila mengetahui hikmah-hikmah sebagai seorang muslim, 16% siswa menjawab sangat setuju karena menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan kewajiban sebagai seorang muslim, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 6% puasa di bulan ramadhan, yakin bahwa puasa di bulan ramadhan kewajiban seorang muslim, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju puasa dibulan ramadhan , yakin bahwa puasa di bulan ramadhan kewajiban seorang muslim. Tabel 31 Respon ketika Bersalah Atas Ucapannya yang kotor, Merasa Menyesal Atas Perbuatan Tersebut 1.24
Uraian
Prosentase F 15
P% 30%
Setuju (S)
31
62%
Tidak Setuju (TS)
4
8%
Sangat tidak setuju (STS)
0
0%
50
100%
Sangat Setuju (SS)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 62% ketika bersalah atas ucapan yang kotor, merasa menyesal atas perbuatan tersebut, 30% siswa menjawab sangat setuju ketika bersalah atas ucapan yang kotor, merasa menyesal atas perbuatan tersebut dan tidak mau mengulangi lagi, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ketika bersalah atas ucapan yang kotor ada 8%, merasa tidak menyesal atas perbuatan tersebut, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika bersalah atas ucapan yang kotor, merasa tidak menyesal atas perbuatan tersebut.
62
Tabel 32 Respon Ketika Mendapat nilai ujian Tertinggi Praktek ibadah, Merasa bangga dengan nilai Yang di Dapat. Prosentase 1.25
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
F
P%
9
18%
18
36%
12
24%
11
22%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 36% ketika mendapat nilai ujian tertinggi praktik ibadah, merasa bangga dengan nilai yang dia dapat, hal ini mereka lakukan karena mereka senang, 18% siswa menjawab sangat setuju ketika mendapat nilai ujian tertinggi praktik ibadah, merasa bangga dengan nilai yang dia dapat, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 24% ketika mendapat nilai ujian tertinggi praktek ibadah, merasa tidak bangga dan biasa-biasa saja, 22% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika mendapat nilai ujian tertinggi praktek ibadah, merasa biasabiasa saja tidak bangga.
Tabel 33 Respon Ketika di Sekolah Melihat ada Teman yang Mencuri, Merasa Inggin Langsung Melaporkannya kepada Kepala Sekolah 1.26
Uraian
Prosentase
Sangat Setuju( SS)
F 8
P% 16%
Setuju (S)
20
40%
Tidak Setuju (TS)
15
30%
Sangat tidak setuju (STS)
7
14%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 40% ketika melihat teman di sekolah ada yang mencuri, melaporkannya kepada kepala sekolah, hal ini mereka lakukan karna perbuatan mencuri melanggar peraturan sekolah dah hukum, 16% siswa menjawabn sangat 63
setuju ketika melihat ada teman yang mencuri, merasa inggin langsung melaporkannya, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 30% ketika melihat ada teman yang mencuri, melaporkannya kepada kepala sekolah, 14% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika melihat teman yang mencuri merasa ingin melaporkannya kepada kepala sekolah. Karena merasa kasian dan merasa tidak mau ikut campur.
Tabel 34 Respon ketika Membeli Makanan dan Berniat untuk Mencuri, Hati Merasakan Perbuatan itu Salah dan Berdosa 1.27
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
Prosentase F 8
P% 16%
30
60%
8
16%
4
8%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 60% ketika membeli makanan dan berniat untuk mencuri, hati merasakan perbuatan itu salah dan berdosa, 16% siswa menjawab sangat setuju ketika membeli makanan dan berniat untuk mencuri, hati merasakan perbuatan itu salah dan berdosa, hal ini mereka lakukan bahwa mengambil bukan haknya itu perbuatan yang tidak terpuji dan tercela dihadapan Allah, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 16% ketika membeli makanan dan berniat untuk mencuri, hati merasakan perbuatan itu salah dan, 8% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika membeli makanan dan berniat untuk mencuri, hati merasakan perbuatan itu salah dan berdosa.
64
Tabel 35 Jawaban Responden yang baik akhlaknya, yang mau mengakui Kesalahannya, jika tidak Meminta Maaf dia Merasa Berdosa Prosentase 1.28
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
F
P%
13
26%
25
50%
11
22%
1
2%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 50% ketika siswa yang baik akhlaknya, yang mau mengakui kesalahannya, merasa wajib untuk meminta maaf jika tidak dia merasa berdosa, 26% siswa menjawab sangat setuju ketika siswa yang baik akhlaknya, yang mau mengakui kesalahannya, hal ini mereka lakukan bahwa ketika mereka mepunyai kesalahan langsung meminta maaf, merasa berdosa jika tidak meminta maaf, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 22% ketika siswa yang baik akhlaknya mau mengakui kesalahannya, merasa berdosa jika tidak meminta maaf, 2% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika siswa yang baik akhlaknya mau mengakui kesalahannya, merasa enggan untuk meminta maaf .
Tabel 36 Respon Ketika Melihat Temannya Menggangu Orang Shalat, Menegurnya Karena Merasa tidak Nyaman 1.29
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
Prosentase F 14
P% 28%
27
54%
8
16%
1
2%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 54% ketika melihat temannya menggangu orang shalat, menegurnya 65
karena merasa tidak nyaman, 28% siswa menjawab sangat setuju ketika melihat temannya menggangu orang shalat, menegurnya karena merasa tidak nyaman, hal ini mereka lakukan bahwa menggangu ketika sedang shalat, sepantasnya sesama muslim menegurnya, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 16% ketika melihat temannya menggangu orang shalat, menegurnya karena merasa tidak nyaman, 2% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika melihat temannya menggangu orang shalat, menegurnya karena merasa tidak nyaman. Tabel 37 Respon Ketika Anda Difitnah oleh Seseorang & Teman, Merasa ini adalah Ujian Dari Allah dan Anda Tabah Prosentase 1.30
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
F
P%
7
14%
36
72%
7
14%
-
0%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 72% ketika anda difitnah oleh seseorang & teman, merasa ini adalah ujian dari Allah dan anda tabah, 14% siswa menjawab sangat setuju ketika anda difitnah oleh seseorang & teman, merasa ini adalah ujian dari Allah dan anda tabah, hal ini mereka lakukan ketika mereka difitnah mereka menyadari bahwa ini adalah cobaan dari Allah, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 14% ketika anda difitnah oleh seseorang & teman, merasa ini adalah ujian dari Allah dan anda tabah, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika anda difitnah oleh seseorang & teman, merasa ini adalah ujian dari Allah dan anda tabah.
66
Tabel 38 Respon Ketika Salah Satu Teman Keluarga Anda, Mendapatkan Musibah, Merasa Prihatin dan Berbelasungkawa Prosentase 1.31
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
F
P%
11
22%
32
64%
7
14%
0
0%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 64% ketika salah satu teman keluarga anda, mendapatkan musibah, merasa prihatin dan berbelasungkawa dan mendoakannya agar mereka tabah, 22% siswa menjawab sangat setuju ketika salah satu teman keluarga anda, mendapatkan musibah, merasa prihatin dan berbelasungkawa dan mendoakannya agar mereka tabah, hal ini mereka lakukan bahwa ketika teman keluarganya terkena musibahnya, selayaknya sebagai temannya mendoakanya supaya tabah dan sabar dan membantu materi apa yang dimilikinya untuk meringkan yang terkena musibah, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 14% ketika salah satu teman keluarga anda, mendapatkan musibah, merasa prihatin dan berbelasungkawa dan mendoakannya agar mereka tabah, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika salah satu teman keluarga anda, mendapatkan musibah, merasa prihatin dan berbelasungkawa dan mendoakannya agar mereka tabah. Tabel 39 Respon Apabila anda tidak Membayar Hutang, Hati Kecil Mengatakan itu Perbuatan Tidak Terpuji Prosentase 1.32
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
F
P%
12
24%
28
56%
10
20%
0
0%
50
100%
67
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 56% ketika sikap anda tidak membayar hutang, hati kecil mengatakan itu perbuatan tidak terpuji, 24% siswa menjawab setuju ketika sikap anda tidak membayar hutang, hati kecil mengatakan itu perbuatan tidak terpuji, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 20% ketika sikap anda tidak membayar hutang, hati kecil mengatakan itu perbuatan tidak terpuji, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika sikap anda tidak membayar hutang, hati kecil mengatakan itu perbuatan tidak terpuji.
Tabel 40 Respon Ketika Teman anda Melakukan Kecurangan Disaat Ujian, Menegurnya Bahwa itu Perbuatan Salah 1.33
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
Prosentase F 19
P% 38%
26
52%
5
10%
0
0%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 52% ketika teman anda melakukan kecurangan disaat ujian, menegurnya bahwa itu perbuatan salah, 38% siswa menjawab setuju ketika teman anda melakukan kecurangan disaat ujian, menegurnya bahwa itu perbuatan salah, hal ini mereka lakukan ketika melakukan kecurangan jangan ditiru, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 10% ketika teman anda melakukan kecurangan disaat ujian, menegurnya bahwa itu perbuatan salah, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika teman anda melakukan kecurangan disaat ujian, menegurnya bahwa itu perbuatan salah.
68
Tabel 41 Respon ketika teman membuat kesal, Mencoba Menahan Ego Agar tidak Terpancing Kesal 1.34
Prosentase
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
F
P%
10
20%
34
68%
4
8%
2
4%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 68% mencoba menahan ego agar tidak terpancing kesal, hal ini mereka lakukan karena mereka mengetahui ketika mereka menahan ego tidak akan terpancing kesal, yakin sikap seperti ini baik untuknya dan orang lain, 20% siswa menjawab sangat setuju karena menahan ego tidak akan terpancing kesal, yakin sikap ini baik untuk dirinya dan orang lain, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 8% ketika mencoba menahan ego, meraka merasa masih sering terpancing kesal, 4% siswa menjawab sangat tidak setuju karena merasa belum bisa menahan ego dan masih sering kesal.
Tabel 42 Respon ketika Sebelum Tidur Membaca Doa, Jika tidak Membaca Doa Sebelum Tidur Merasa gelisah 1.35
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
Prosentase F
P%
11
22%
26
52%
10
20%
3
6%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 52% membiasakan diri sebelum tidur untuk membaca doa, jika tidak membaca doa sebelum tidur merasa gelisah, hal ini mereka lakukan karena
69
membaca doa sebelum tidur membuat dirinya nyaman, merasa kebiasaan untuk dirinya sebagai seorang muslim, 22% siswa menjawab setuju ketika membiasakan diri sebelum tidur membaca doa, jika tidak membaca doa merasa diri gelisah, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 20% ketika membiasakan membaca doa sebelum tidur, merasa jika tidak membaca doa merasa gelisah, 6% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika membiasakan membaca doa sebelum tidur.
Tabel 43 Respon ketika Terlambat setiap Pelajaran pendidikan agama Islam, Merasa malu karena terlambat 1.36
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
Prosentase F
P%
5
10%
29
58%
11
22%
5
10%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 58% ketika terlambat setiap pelajaran pendidikan agama islam, merasa tidak suka dengan pelajaran pendidikan agama Islam, 10% siswa menjawab sangat setuju ketika terlambat setiap pelajaran pendidikan agama islam, merasa tidak suka dengan pelajaran pendidikan agama islam, sedangkan siswa yang menjawab tidak setuju ada 22% ketika terlambat setiap pelajaran pendidikan agama islam, merasa tidak malu karena sudah terlambat, 10% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika terlambat setiap pelajaran pendidikan agama islam, merasa tidak malu karena sudah terlambat.
70
Tabel 44 Respon ketika Kehidupan Beragama setelah Memakai Narkotika Menjadi tidak Baik, Sehingga Membuat dirinya tidak terkontrol 1.37
Presentase
Uraian Sangat Setuju( SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
F 12
P% 24%
34
68%
3
6%
1
2%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 68% ketika kehidupan beragama setelah memakai narkotika menjadi tidak baik, sehingga membuat tidak terkontrol, 24% siswa menjawab sangat setuju ketika kehidupan beragama setelah memakai narkotika menjadi tidak baik, sehingga membuat dirinya tidak terkontrol, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 6% ketika kehidupan beragama setelah memakai narkotika menjadi tidak baik, sehingga membuat dirinya tidak terkontrol, 2% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika kehidupan beragama setelah memakai narkotika menjadi tidak baik, sehingga membuat dirinya tidak terkontrol.
Tabel 45 Respon ketika Sedang Gundah, berusaha mencoba untuk selalu tenang agar Emosinya Terkontrol 1.38
Uraian Sangat Setuju( SS) Setuju (S) Tidak Setuju (ST) Sangat tidak setuju (STS)
Prosentase F 11
P% 22%
29
58%
7
14%
3
6%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 58% ketika sedang gundah, berusaha mencoba untuk tenang agar emosinya terkontrol, 22% siswa menjawab sangat setuju ketika sedang gundah,
71
berusaha mencoba tenag agar emosinya terkontrol, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 14% ketika sedang gundah, berusaha mencoba untuk tenang agar emosinya terkontrol, 6% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika sedang gundah, berusaha untuk tenang agar emosinya terkontrol.
Tabel 46 Jawaban Responden Untuk Selalu disiplin dalam segala hal, Merasa ingin selalu Disiplin karena Takut di Hukum Presentase 1.39
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
F
P%
7
14%
20
40%
13
26%
10
20%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 40% ketika disekolah untuk selalu disiplin dalam segala hal, 14% siswa menjawab sangat setuju ketika disekolah untuk selalu disiplin dalam segala hal, merasa inggin selalu disiplin karena takut dihukum, sedangkan siswa yang menjawab tidak setuju disekolah untuk selalu disiplin dalam segala hal ada 26%, merasa ingin selalu disiplin karena takut dihukum, 20% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika disekolah untuk selalu disiplin dalam segala hal, merasa ingin selalu disiplin karena takut dihukum. Tabel 47 Respon ketika Guru Pendidikan Agama Islam Mengingatkan pada siswa untuk Hidup Bersih, karena Kebersihan itu Sebagian dari Iman Prosentase 1.40
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
F
P%
14
28%
33
66%
2
4%
1
2%
50
100%
72
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 66% ketika guru pendidikan agama islam mengingatkan untuk hidup bersih, kebersihan itu sebagian dari iman, hal ini guru lakukan agar siswanya hidup bersih, dengan hidup bersih akan hidup sehat dan terhindar dari penyakit, 28% siswa menjawab setuju ketika guru mengingatkan untuk hidup bersih, yakin kebersihan itu sebagian dari iman, sedangkan siswa yang menjawab tidak setuju ada 4% ketika guru pendidikan agama islam mengingatkan untuk hidup bersih, yakin kebersihan itu sebagian dari iman, 2% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika guru pendidikan agama islam mengingatkan pada siswa untuk hidup bersih. Yakin kebersihan itu sebagian dari iman.
Tabel 48 Respon Ketika Guru saya Memberi tahu Tentang Bahaya Meroko , Merasa Enggan untuk Mencobanya 1.41
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
Prosentase F 9
P% 18%
35
70%
5
10%
1
2%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, 18% siswa menjawab sangat setuju ketika guru memberi tahu tentang bahaya meroko, merasa enggan untuk mencobanya, 70% siswa menjawab setuju ketika guru memberi tahu tentang bahaya meroko bila berlebihan, merasa enggan untuk mencobanya, 10% siswa menjawab tidak setuju ketika guru memberi yahu tentang bahaya meroko bila berlebihan, merasa enggan untuk mencobanya, 2% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika guru memberi tahu tentang bahaya meroko, merasa enggan untuk mencobanya.
73
Tabel 49 Jawaban RespondenNarkotika membahayakan Diri Manusia Apabila disalah gunakan, narkotika hanya baik untuk di pakai para tim medis. 1.42
Prosentase
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S)
F 11
P% 22%
32
64%
7
14%
0
0%
50
100%
Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 64% narkotika membayakan manusia apabila penggunaanya di salahgunaka, narkotika baik dipakai untuk para tim medis dalam pengobatan, karena takaran dosisnya sudah di atur, 22% siswa menjawab sangat setuju narkotika membahayakan manusia apabila disalahgunakan, narkotika baik digunakan oleh tim medis untuk proses pengobatan, hal ini karena tim medis sudah mengetahui takaran dalam penggunaan dosisnya, sedangkan siswa yang menjawab tidak setuju narkotika membahayakan manusia ada 14%, narkotika baik digunakan para tim medis untuk pengobatan karna takaran dosisnya sudah diatur, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju narkotika membahayakan manusia, narkotika baik digunakan para tim medis untuk pengobatan karena dosisnya sudah diatur .
Tabel 50 Respon Ketika ada Waktu banyak, Tidak Menyiak-nyiakan Waktu Tersebut untuk Berzikir kepada Allah 1.43
Uraian
Prosentase F 20
P% 40%
Setuju (S)
22
44%
Tidak Setuju (TS)
7
14%
Sangat tidak setuju (STS)
1
2%
50
100%
Sangat Setuju (SS)
74
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 44% ketika ada waktu banyak, tidak menyia-nyiakan waktu tersebut untuk berzikir kepada Allah, 40% siswa menjawab sangat setuju ketika ada waktu banyak, tidak menyia-nyiakan waktu tersebut untuk berzikir kepada Allah, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 14% ketika ada waktu banyak, tidak menyia-nyiakan waktu tersebut untuk berzikir kepada Allah, 2% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika ada waktu banyak, tidak menyia-nyiakan waktu tersebut untuk berzikir kepada Allah.
Tabel 51 Respon Ketika anda Tidak Disiplin, anda Sadar Bahwa itu Perbuatan yang Tidak Baik 1.44
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
Prosentase F 8
P% 16%
36
72%
5
10%
1
2%
0
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 72% ketika sikap anda tidak disiplin, anda sadar bahwa itu perbuatan yang tidak baik, 16% siswa menjawab setuju ketika sikap anda tidak disiplin, anda sadar bahwa itu perbuatan yang tidak baik, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 10% ketika sikap anda tidak disiplin, anda sadar bahwa itu perbuatan yang tidak baik, 2% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika sikap anda tidak disiplin, anda sadar bahwa itu perbuatan yang tidak baik.
75
Tabel 53 Respon Guru Pendidikan Agama Islam mengingatkan untuk mentaati Perintah Allah dan menjauhi segala larangannya Prosentase 1.45
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
F
P%
10
20%
31
62%
7
14%
2
4%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 62% ketika mentaati perintah Allah, ingin melakukannya karena dianjurkan oleh agama, 20% siswa menjawab sangat setuju ketika mentaati perintah Allah, ingin melakukannya karena dianjurkan oleh agama, hal ini mereka lakukan karena mentaati perintah Allah adalah kewajiban bagi setiap muslim, ingin melakukannya karena dianjurkan oleh agama, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 14% ketika mentaati perintah Allah, ingin melakukannya karena mentaati perintah Allah adalah kewajiban bagi seorang muslim, 4% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika mentaati perintah Allah, ingin melakukannya karena kewajiban sebagai seorang muslim. Tabel 54 Respon Terhadap Keteladanan yang ada Pada Diri Rasulullah, Menjadikan Suri tauladan, Merasa ingin meniru Apa yang dilakukan Rasulullah 1.46
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
Prosentase F
P%
17
34%
25
50%
8
16%
0
0%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 50% terhadap keteladanan yang ada pada diri rasulullah, merasa ingin 76
meniru apa yang dilakukan Rasulullah, hal ini mereka lakukan terhadap keteladanan rasulullah, merasa ingin meniru apa yang dilakukan Rasulullah karena selama ini belum sepenuhnya melakukan sunah-sunah Rosul, 34% siswa menjawab setuju terhadap keteladanan yang ada pada diri Rosul, merasa ingin meniru apa yang dilakukan Rosul, sedangkan siswa menjawab tidak setuju terhadap keteladanan Rosulullah ada 16%, merasa ingin meniru apa yang dilakukan Rasulullah, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju terhadap keteladanan yang ada pada diri Rasulullah, merasa ingin meniru apa yang dilakukan Rasulullah.
Tabel 55 Jawaban Responden Berangkat dari Tidur Dimalam hari lebih dahulu berwudhu , Hati merasa Tentram 1.47
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
Prosentase F 9
P% 18%
34
68%
6
12%
1
2%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 68% ketika hendak tidur dimalam hari terlebih dahulu berwudhu, hatinya merasa tentram, hal ini mereka lakukan sebelum tidur, mereka berwudhu dan berdoa, hatinya merasa hatinya nyaman, 18% siswa menjawab setuju ketika hendak tidur dimalam hari terlebih dahulu berwudhu, hatinya merasa tentram, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 12% ketika hendak tidur dimalam hari terlebih dahulu berwudhu, hatinya merasa tentram, 2% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika hendak tidur dimalam hari terlebih dahulu berwudhu, hatinya merasa tentram.
77
Tabel 56 Respon ketika Mendengar Azan segera Menunaikan Ibadah Shalat Prosentase 1.48
Uraian F
P%
9
18%
32
64%
7
14%
2
4%
50
100%
Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 64% ketika mendengar suara adzan segera menunaikan ibadah sholat, hal ini mereka lakukan karena mereka mengetahui ketika siswa mendengar suara adzan segera menunaikan ibadah sholat karena Shalat merupakan kewajiban umat Muslim, 18% siswa menjawab sangat setuju ketika mendengar suara adzan mereka segera menunaikan
ibadah sholat, sedangkan siswa menjawab tidak
setuju ada 14% ketika mendengar adzan tidak segera menunaikan ibadah sholat, 4% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika mendengar adzan tidak segera menunaikan ibadah sholat.
Tabel 57 Respon Ketika Guru kamu Sedang Memberikan Siraman Rohani, Merasa Mendapatkan Pengalaman Tambahan dan Menghayati Dengan Benar Prosentase 1.49
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
F
P%
13
26%
29
58%
5
10%
3
6%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 58% ketika guru anda sedang memberikan siraman rohani, merasa mendapatkan pengalaman tambahan dan menghayati dengan benar, 26% siswa
78
menjawab sangat setuju ketika guru anda sedang memberikan siraman rohani, merasa mendapatkan pengalaman tambahan dan menghayati dengan benar , sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 10% ketika guru anda sedang memberikan siraman rohani, merasa mendapatkan pengalaman tambahan dan menghayati dengan benar, 6% siswa menjawab sangat tidak setuju ketika guru anda sedang memberikan siraman rohani, merasa mendapatkan pengalaman tambahan dan menghayati dengan benar. Tabel 58 Respon Ketika anda Menjalankan Syariat Islam, Hati anda Merasa Nyaman dan di beri kedudukan disisi Allah Prosentase 1.50
Uraian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)
F
P%
14
28%
33
66%
3
6%
0
0%
50
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kecenderungan siswa menjawab setuju ada 66% ketika anda menjalankan syariat Islam, hati anda merasa nyaman dan diberi kedudukan disisi Allah, hal ini mereka lakukan bahwa ketika melakukan syariat islam sangat dianjurkan oleh islam, dan jangan sekali-kali menyimpang karena tidak nyaman dihadapan Allah, 28% siswa menjawab sangat setuju ketika anda menjalankan syariat Islam, hati anda merasa nyaman dan diberi kedudukan disisi Allah, sedangkan siswa menjawab tidak setuju ada 6% ketika anda menjalankan syariat Islam, hati anda merasa nyaman dan diberi kedudukan disisi Allah, 0% siswa menjawab sangat tidak setuju anda menjalankan syariat Islam, hati anda merasa nyaman dan diberi kedudukan disisi Allah.
79
B. Analisis Data Analisis data merupakan bagian penting dalam metode ilmiah untuk memberi arti dan makna dalam menjawab masalah penelitian. Penelitian ini menggunakan rumum komprasional tes “t” (Perbandingan), terdapat dua Variabel yang di teliti, variabel tersebut adalah Pendidikan Agama Islam (variabel X) sebagai variabel bebas, dan Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkotika (variabel Y) sebagai variabel terikat. Guna mencari nilai rata-rata pada semua pertanyaan antara pendidikan agama Islam dan mengantisipasi penyalahgunaan narkotika, penulis memasukkan data yang di peroleh melalui pengamatan dan angket kedalam tabel penghitungan, tabel tersebut terdiri dari 7 kolom yakni : a. Kolom 1 : Subjek Penelitian b. Kolom 2 : Skor Variabel XI c. Kolom 3 : Skor Variabel XI
-78
d. Kolom 4 : Skor Variabel XI2 e. Kolom 5 : Skor Variabel Y2 f. Kolom 6 : Skor Variabel Y2 -154 g. Kolom 7 : Skor Variabel Y22
Berdasarkan tabel dibawah perbedaan hasil angket variabel (Y) sikap siswa melalui pengamatan dari segi kehadiran, keaktifan, berpakaian lengkap, dan
maka dapat diperoleh melalui rumus: komparasional tes “t”
(Perbandingan), berdasarkan data-data yang penulis tentukan random sampling, melalui pengamatan 50 orang, dengan jumlah angket 50 soal. Maka untuk memperoleh hasilnya maka ada beberapa langkah-langkah sebagai berikut: Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Mencari Maen Variabel X1 dengan rumus: MI =
X1 = N1
3900 = 78 50
2. Mencari Maen Variabel Y2 dengan rumus: M2 =
Y 2 N2
=
7700 = 154 50
80
3. Mencari deviasi sekor Variabel X1, dengan rumus: X 1 = X1-M1 4. Mencari deviasi sekor Variabel Y2, dengan rumus: Y 2 = Y2-M2 5. Mengkuadratkan x1, lalu dijumlah: diperoleh ∑x12 6. Mengkuadratkan y2, lalu dijumlahkan; diperoleh ∑y22 7. Mencari to dengan rumus: Diketahui data yaitu : ∑x12 = 4210
M1= 78
2
∑y2 = 1050
M2= 154
to
to
N1 = 50 N2 = 50
M1 M 2 2
( x1 y 2 2 ) ( N 1 N 2) ( N 1 N 2 2) ( N 1. N 2 )
78 154 ( 4210 1050) (50 50) (50 50 2) (50.50)
76 5260 100 98 2500 76 53.67 0.04
76 35.51 2 .14
= 35.51
81
Tabel 59 Perhitungan Untuk Mencari Mean dari Hasil Angket di MAN 1 (Y) SEKOR X NO.
XI
XI -78
XI2
Y2
Y Y2 -154
Y22
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Jumlah
70 80 70 60 80 80 80 80 90 80 70 90 60 70 80 70 80 90 70 70 80 90 90 80 80 80 70 90 70 70 80 90 80 70 90 80 70 80 60 80 80 80 60 80 90 90 80 60 90 90 3900
-8 2 -8 -18 2 2 2 2 12 2 -8 12 -18 -8 2 -8 2 12 -8 -8 2 12 12 2 2 2 -8 12 -8 -8 2 12 2 -8 12 2 -8 2 -18 2 2 2 -18 2 12 12 2 -18 12 12
64 4 64 324 4 4 4 4 144 4 64 144 324 64 4 64 2 144 64 64 4 144 144 4 4 4 64 144 64 64 4 144 4 64 144 4 64 4 324 4 4 4 324 4 144 144 4 324 144 144 4210
151 151 154 149 148 148 159 155 158 153 157 153 146 159 157 152 147 155 156 158 152 155 158 158 143 151 152 153 157 149 152 149 150 150 144 153 157 163 160 156 154 148 144 164 154 150 154 150 155 151 7700
-3 -3 0 -5 -6 -6 5 1 4 -1 3 -1 -8 5 3 -2 -7 1 2 4 -2 1 4 4 -11 -3 -2 -1 3 5 -2 -5 -4 -4 -10 -1 3 9 6 2 0 -6 -10 10 0 -4 0 -4 1 -3 0
9 9 0 25 36 36 25 1 16 1 9 1 64 25 9 4 14 1 4 16 4 1 16 16 121 9 4 1 9 25 4 25 16 16 100 1 9 81 36 4 0 36 100 100 0 16 0 16 1 9 1050
0
82
Langkah berikutnya, Memberikan interprestasi terhadap to: DF = (N1 + N2) -2 = (50+50)-2 =98. Dengan df sebesar 98, tetapi terdapat dalam tabel maka disini dipakai df 90 dengan df sebesar tabel nilai “t” baik pada taraf signifikan 5% maupun taraf signifikan 1% ternyata bahwa: Pada taraf signifikan 5% t table = 1,99 Pada taraf signifkan 1 % t table = 2, 63 Karena to telah diperoleh sebesar 35.51, sedangkan t tabel = 1,99 dan 2, 63 maka to adalah lebih besar dari pada t tabel, baik pada taraf signifkasi 5% maupun taraf signifikan 1%, dengan demikian Hipotesis diterima; ini berarti bahwa adanya peranan dalam pendidikan agama Islam dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkotika di MAN 1 Grogol Jakarta Barat.
83
Tabel 60 Hasil variabel (X) dan variabel (Y) SUBYEK
X
Y
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
70 80 70 60 80 80 80 80 80 80 70 90 60 70 80 70 80 90 70 70 80 90 90 80 80 80 70 90 70 70 70 90 80 80 90 80 70 80 60 80 80 80 80 70 90 90 80 60 90 90
151 151 154 149 148 148 159 155 158 153 157 153 146 159 157 152 147 155 156 158 152 155 158 158 143 151 152 153 157 149 152 149 150 150 144 153 157 163 160 156 154 146 144 164 154 150 154 150 155 151
84
Tabel 61 Mencari Mean dari Angka Variabel X No 1 2 3 4
X 90 80 70 60 Jumlah
F 12 21 12 5 50
Fx 1080 1680 840 300 3900
Berikut ini dicari Mean dari angket Y sebagai berikut: Mx =
FX N
Mx = 3900 = 78 50
Berdasarkan hitungan di atas, maka dapat diperoleh bahwa nilai rata-rata siswa tentang hasil Pengamatan dari kehadiran, keaaktifan, kerapihan seragam, adalah 78 untuk mengetahui kualifikasi hasil Pengamatan dari kehadiran, keaaktifan, kerapihan seragam, maka menyusun jumlah skor siswa yang mencakup skor tertinggi yaitu 90 terendah 50, maka data-data tersebut disusun menjadi Interval. Maka lebih jelasnya, dapat dilihat Pada tabel di atas. Maka dengan nilai rata-rata sebesar 78 yang berada pada interval 90-60, sehingga dapat diketahui bahwa hasil pengamatan dari kehadiran, keaktifan, kerapihan berseragam kategori amat baik. Maka penulis menyimpulkan pengamatan penulis selama satubulan melihat dari kehadiran, keaktifan, kerapihan seragam siswa kelas XI kategori amat baik
85
Tabel 62 Hasil Mean dari hasil Angket Variabel Y No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Y 165 164 163 160 159 158 157 156 155 154 153 152 151 150 149 148 147 146 143 Jumlah
F 1 1 1 3 1 5 4 2 4 4 4 4 5 2 4 2 1 1 1 50
Fy 165 164 163 480 159 790 628 312 620 616 612 608 755 300 596 296 147 146 143 7700
Berikut ini dicari Mean dari angket Y sebagai berikut: Mx =
FX N
Mx = 7700 = 154 50 Berdasarkan hitungan di atas, maka dapat diperoleh bahwa nilai ratarata siswa tentang hasil angket di atas adalah 154 untuk mengetahui kualifikasi hasil hasil angket, maka perlu disusun jumlah skor siswa yang mencakup skor tertinggi yaitu 165 terendah 143, dalam Interval. Maka lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel di atas. Maka dengan nilai rata-rata sebesar 145 yang berada pada interval 9050, sehingga dapat diketahui bahwa hasil angket dalam Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Upaya Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkotika kategori baik. Hal ini juga dapat dibuktikan bahwa siswa yang memiliki jumlah skor hasil angket pada interval 165-143 yaitu sebanyak 35 orang. Maka
86
penulis menyimpulkan bahwa sikap siswa terhadap upaya mengantisipasi preyalahgunaan narkotika kategori baik.
C. Interprestasi Data Setelah Pengujian hipotesis dilakukan maka dapat hasilnya Hipotesis Nihil diajukan ditolak, sedangkan Hipotesis Alternatif diterima berarti adanya pengaruh Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Upaya Mengatisipasi Penyalahgunaan Narkotika dilihat dari angket, yaitu siswa-siswi yang menjawab 35 orang yang mengetahui pendidikan agama islam sangat penting bagi dirinya. Akibatnya, menjadi positif, siswa menjadi lebih memahami pendidikan agama Islam yang diajarka di sekolah dan di praktekan dalam kehidupannya sehari-hari. Agar menjadi manusia yang beriman dan beraqhlakul karimah yang baik. Setiap melakukan sesuatu hal pasti ada faktor penghambat dan faktor pendukung, begitu pula halnya pendidikan agama Islam dalam mengantisipasi penyalahgunaan narkotika, diantara faktor-faktornya adalah : Faktor penghambat, Kurangnya pendekatan guru – guru dengan murid, sehingga murid enggan untuk terbuka (cerita) dan lebih membatasi diri dengan guru – guru yang ada di sekolah. Tapi hal ini tidak begitu menghawatirkan karna kami mencoba untuk selalu dekat dengan siswa – siswi dan mencoba membuka tempat curhat lewat guru BK, walau belom kondusif tapi kami tidak putus asa sebagai pendidik kami ingin yang terbaik untun anak didik kami . Kurangnya minat siswa untuk mengetahui lebih dalam tentang pendidikan agama Islam, karena mereka menganggap pelajaran pendidikan agama Islam mudah serta tidak sulit untuk di mengerti, jadi banyak siswa yang mengabaikan dan malas untuk mengikuti pelajaran pendidikan agama Islam, karena kebanyakan dari mereka besiknya sudah Stanawiyah jadi mereka lebih suka dan serius pada pelajaran-pelajaran umum yang memang dia minati dan dia sukai. Karena begitu banyak murid dibandingkan dengan guru yang ada di sekolah, kurangnya pengawasan guru terhadap murid, sehingga masih kurang optimal untuk para guru dalam melaksanakan peraturan – peraturan yang ada di sekolah serta memberikan sangsi kepada siswa siswi yang nakal. 87
Kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya, ketika anak itu dititipkan di sekolah orang tua merasa anak itu sudah sepenuhnya tanggung jawab guru serta para pendidik yang ada di sekolah, padahal tidak, orang tua sangatlah penting untuk selalu memantau anak – anaknya ketika anaknya sekolah atau bermain. Jadi kerjasama guru dan orang tua masih kurang ada sosialisasi sehingga tidak seimbang dalam mendidik anak – anak mereka. 1 Faktor pendukung, Guru merasa dalam mengajarkan dan membina, serta mengamalkan ilmu yang dimilikinya agar dapat bermanfaat bagi siswa siswi dan di amalkan dalam kehidupan sehari – hari. Sehingga terciptanya anak – anak yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha ESA. Guru – guru selalu memberi tahu tentang bahaya yang ada pada narkotika, dan manfaat yang digunakan para tim medis dalam menggunakan narkotika, agar siswa –siswi dapat memahami dampak dan akibat yang ada pada narkotika, serta agar tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkotika. Adanya fasilitas yang memadai ruang kelas yang layak untuk belajar, kelengkapan buku – buku pendidikan agama Islam, untuk mendukung pembelajaran yang ada di MAN 1, masjid yang ada di dalam sekolah sehingga memudahkan untuk para guru agama melakukan praktek ibadah shalat. Diadakannya extrakulikuler yang ada di MAN 1 membantu sekolah untuk melihat bakat dan minat yang disukai para siswa, agar siswa – siswi dapat mengembangkan bakat dan hobinya, dan tidak melakukan hal – hal yang negatif yang memang dapat merugikan dirinya dan orang lain. Upaya dalam mengantisipasi penyalahgunaan di MAN 1 Program berbasis sekolah yang menjadikan sekolah bebas narkotika, merupakan strategi penting. Akan tetapi agar berhasil guna dan berdaya guna, perlu dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu.Tidak bermanfaat jika hanya diberikan penyuluhan kepada siswa, atau guru. Kepala sekolah dan guru adalah penanggung jawab di dalam sekolah, bukan polisi, dokter, atau lembaga/ instasi lain. Sebaiknya
1
Wawancara Penulis dengan Kepala Sekolah, Tgl 25-09-2010, Berita Acara Wawancara , dengan Drs. M. Yunus
88
dikembangkan program kelompok sebaya, dengan melatih siswa sebagai PR konselor. Diadakannya peraturan/ tata tertib, dengan melaporkan apabila ada siswa yang melakukan tindakan criminal atau memakai obat-obatan terlarang, kebijakan disusun dengan melibatkan orang tua siswa dan masyarakan sekitarnya. Program harus menjadi bagian program “Lingkungan Bebas Narkotika”.Program meliputi prevensi, konseling dan pertolongan atau rujukan bagi siswa yang telah menyalahgunakan
narkotika,
mengadakan
rajia
secara
berkala.
Program
dilaksanakan secara komprehensif dengan melatih guru dan siswa sebagai konselor sebaya. Hukuman harus berifat mendidik, dan tidak merusak masa depan siswa, bimbingan konseling dari guru, perlu dikembangkan secara propesional sebagai unit layanan bimbingan siswa. Diselenggarakan secara kulikuler dengan mengadakan
extrakulikuler,
upayanya
berkesinambungan,
dengan
tujuan
meningkatkan daya tangkal siswa dan memberikan keterampilan yang diperlukan, agar dapat menghargai diri sendiri dan sesame, dalam pengambilan keputusan, mengelola
stress,
menolak
tawaran
narkotika,
menolak
kekerasan,
dan
menanggulangi masalah.2 Salah satu kesulitan yang dihadapi oleh MAN 1 adalah menyangkut perubahan sikap siswa karena kondisi – kondisi yang sudah melekat dalam diri mereka diperlukan proses yang panjang untuk mengajarkan kepada mereka nilai – nilai kehidupan yang lebih baik. Sebagai contoh untuk mengajarkan kepada siswa, siswi shalat dhuha berjama`ah, zuhur berjama`ah, shalat jum`at berjama`ah. Dan memberi arahan untuk selalu shalat lima waktu dalam kehidupan sehari – hari serta menghormati kedua orang tua dan guru, begitu pula untuk progran – program yang ada perlu di kaji ulang agar di sesuaikan dengan kondisi dan karakteristik siswa. Berpengaruhkan
peranan
pendidikan
agama
Islam
terhadap
upaya
mengantisipasi penyalahgunaan narkotika, sangat berperan pendidikan agama Islam, dan sangat perlu untuk bekal dirinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan yang maha ESA, dan sesuai dengan tujuan pendidikan agama Islam. Dan faktor pendukungnya dilihat dari hasil penemuan penulis, 2
Wawancara Penulis dengan Kepala Sekolah, Tgl 25-09-2010, Berita Acara Wawancara , dengan Drs. M. Yunus
89
terhadap peranan pendidikan agama Islam dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkotika, dan dari hasil wawancara penulis kepada kepala sekolah, dan TU, kendala – kendala siswa – siswi yang sering berbuat tidak baik, kurangnya kedisiplinan pada diri mereka, kurangnya sosialisasi antara guru dengan orang tua siswa.3 Karena to telah diperoleh sebesar 35.51, sedangkan t tabel = 1,99 dan 2,63 maka to adalah lebih besar dari pada t tabel, baik taraf signifikan 5% maupun taraf signifikan 1% dengan demikian hipotesis diterima, ini berarti adanya peranan pendidikan agama Islam dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkotika di MAN 1 Grogol Jakarta – Barat.
3
Wawancara Penulis dengan Kepala Sekolah, Tgl 25-09-2010, Berita Acara Wawancara , dengan Drs. M. Yunus
90
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian yang penulis teliti dalam bab 1 sampai bab 4 mengenai peranan pendidikan agama Islam dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkotika, hasilnya karena to telah diperoleh sebesar 35.51, sedangkan t tabel = 1,99 dan 2,63 maka to adalah lebih besar dari pada t tabel, baik taraf signifikan 5% maupun taraf signifikan 1% dengan demikian hipotesis diterima, ini berarti adanya peranan pendidikan agama Islam dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkotika di MAN 1 Grogol Jakarta–Barat. Untuk itu maka penulis menarik kesimpulan, bahwa pendidikan agama Islam di MAN 1 Grogol Jakarta Barat adalah salah satu program pendidikan yang diberikan kepada siswa–siswi agar mereka dapat memperdalam pengetahuan agama khususnya dalam pendidikan agama Islam. Proses pendidikan agama Islam diawali dengan mengajarkan tauhid, percaya pada Tuhan yang maha ESA. Shalat lima waktu, dan mengajak untuk slalu shalat berjama`ah. Upaya yang dilakukan dalam pendidikan agama Islam, yaitu dengan pendekatan–pendekatan yang bervariatif seperti pendekatan antara guru dengan murid dan memberi perhatian pada guru–guru PAI. Agar Pendidikan agama Islam dapat berperan sebagai tingkah laku atau perbuatan yang lahir dari keinginan. Misalnya, shalat lima waktu yang lahir dari keinginan dan kesadaran siswa–siswi untuk melakukan shalat karena merupakan kewajiban. Adapun faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi siswa–siswi Man 1 Grogol Jakarta–barat. Adanya fasilitas yang memadai (bukubuku pendidikan agama Islam, ruang belajar, perpustakan, masjid), kekompakan 91
para guru–guru dalam mengantisipasi penyalahgunaan narkotika,dan upaya para guru dalam mengantisipasi penyalahgunaan narkotika, faktor penghambatnya yaitu, minat belajarsiswa yang kurang untuk mengetahui lebih dalam tentang pendidikan agama Islam, kurangnya tanggung jawab siswa dalam mengikuti kegiatan kegamaan di sekolah, kurangnya perhatian orang tua dalam mendidik anak - anak mereka. B. Saran Saran dari penulis untuk mewujudkan pendidikan agama Islam yang diharapkan dapat merubah karakteristik anak didik menjadi anak yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhanyang maha ESA, bisa diwujudkan dalam bentuk : Upaya Mengantisipasi
Metode yang bervariasi
Pendekatan guru dengan murid
Penyalahgunaan narkotika
Kekompakan guru-guru menciptakan siswa siwi yang agamis
Upaya dalam mengantisipasi penyalahgunaan di MAN 1 Program berbasis sekolah yang menjadikan sekolah bebas narkotika, merupakan strategi penting. Akan tetapi agar berhasil guna dan berdaya guna, perlu dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu.Tidak bermanfaat jika hanya diberikan penyuluhan kepada siswa, atau guru. Kepala sekolah dan guru adalah penanggung jawab di dalam sekolah, bukan polisi, dokter, atau lembaga/ instasi lain. Sebaiknya dikembangkan program kelompok sebaya, dengan melatih siswa sebagai PR konselor. Diadakannya peraturan/ tata tertib, dengan melaporkan apabila ada siswa yang melakukan tindakan criminal atau memakai obat-obatan terlarang, kebijakan disusun dengan melibatkan orang tua siswa dan masyarakan sekitarnya. Program harus menjadi bagian program “Lingkungan Bebas Narkotika”.Program meliputi prevensi, konseling dan pertolongan atau rujukan bagi siswa yang telah menyalahgunakan narkotika, mengadakan rajia secara berkala. Program dilaksanakan secara komprehensif dengan melatih guru dan siswa sebagai konselor sebaya. 92
Hukuman harus berifat mendidik, dan tidak merusak masa depan siswa, bimbingan konseling dari guru, perlu dikembangkan secara propesional sebagai unit layanan bimbingan siswa. Diselenggarakan secara kulikuler dengan mengadakan extrakulikuler, upayanya berkesinambungan, dengan tujuan meningkatkan daya tangkal siswa dan memberikan keterampilan yang diperlukan, agar dapat menghargai diri sendiri dan sesame, dalam pengambilan keputusan, mengelola stress, menolak tawaran narkotika, menolak kekerasan, dan menanggulangi masalah. Perubahan siswa–siswi karena adanya pendidikan agama Islam, maka diharapkan untuk bisa dipertahankan atau lebih di tingkatkan dalam penyampaian materi dan metode yang ada disekolah –sekolah. Karena dengan adanya variasi metode, misalnya metode ceramah, histori, tanya jawab dll, maka pengetahuan sisiwa siswi terhadap pendidikan agama Islampun dapat bertambah sehingga bisa mengantisipasi penyalahgunaan narkotika, dan menjadikan anak didik berbudi pekerti yang baik.
Selanjutnya perlu ditingkatkan pendekatan–pendekatan antara guru dengan murid agar terciptanya komunikasi yang baik. Dan tercapainya lingkungan sekolah
yang
kondusif
yang mendukung upaya
dalam
mengantisipasi
penyalahgunaan narkotika dan hal–hal negatif lainnya. Untuk memaksimalkan kegiatan keagamaan yang ada di setiap sekolah, peranan guru pendidikan Agama Islam dan kekompakan guru–guru yang ada pada setiap sekolah sangatlah penting, agar tercapainya tujuan dalam menciptakan siswa–siswi yang agamis dan mencapai hasil yang memuaskan. Karena agama merupakan pedoman hidup bagi seluruh umat manusia dalam menjalani kehidupannya. Agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa.
93
DAFTAR PUSTAKA Ali Asraf Hoison Baru Pendidikan Islam.(Jakarta : Pustaka Firdaus, 1996) Aminuddin, dkk, Pendidikan Agama Islam, untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002) Abdul Mu’min Idris, et al., Ilmu Kedokteran Kehakiman, (Jakarta: Gunung Agunng, 1985) Al-Ahmadi an Nur, Narkoba, (Jakarta: Darul Falah, 2000) BNN RI, Badab Narkotika Nasional Republik Indonesia, (Jakarta. 2007) BA Sitanggang, Sadar Sebelum Terlambat, (Jakarta: Karya Utama; 1981) Badan Narkotika Provinsi DKI Jakarta“Ancaman Narkoba Bagi GenerasiBangsa” Tahun 2007
Departement Pendidikan dan kebudayaan, GBPP BMU, 1995 Fuad Kauma, Sensai Remaja di Masa Puber, (Jakarta: Kalam Mulia, 1999) Ketua Pelaksana Harian BKNN, kebijaksanaan Nasional Penanggulangan Narkoba, psikotropika dan zat adiktif lainnya, forum Diskusi dalam Rangka Menyambut Hari Narkotika Internasional, 23 juni 2000 Lydia Harlina Martono, Buku Pedoman Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di DKI Jakarta, (Jakarta, 2001) M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama dilingkungan sekolah dan keluarga (Jakarta: Bulan Bintang, 1978) Muhamad Athiya Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bulan Bintang 1993) M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993) Mahfud Shalahudin, Metodologi Pendidikan Agama, (Surabaya: Bina Ilmu, 1987) M. Ridh, Ma’roef, Narkoba Masalah Dan Banyaknya, (Jakarta: Pustaka Antara, 1986) Marulla Pribady, et.Al, Pengetahuan dasar Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, (Jakarta: Yayasan Ash-sholihah. 2000) Rachman Herman, Penyalahgunaan Narkotika Oleh Para Remaja, (Jakarta: 1985) Sitanggung, Masalah Narkotika, (Medan: Hotdoli Sout, 1986) Soedjono, Narkotika Perundang-Undangan di Indonesia, (Bandung: Karya Nusantara, 1976)
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996) Zakiah Dradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara. 1996)
Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 GROGOL JAKARTA BARAT BP.3 KOMITE MADRASAH
KEPALA MADRASAH KAUR TATA USAHA
STAF TU
KETRAMPILAN
PEMBINA LABORATORIUM
BENDAHARA KOMITE
WAKIL KEPALA BIDANG KESISWAAN
WAKIL KEPALA BIDANG KURIKULUM
GPA
BENDAHARA RUTIN
PERPUSTAKAA
BP / BK
BAHASA/MIPA
PEMBINA OSIS
ROHIS
DEWAN GURU
SISWA
ANGGOTA KKM.1
WAKIL KEPALA BIDANG SARPRAS
PEMBINA KESENIAN
KIR
KANTIN
PRAMUKA
USAHA MANDIRI
PASKIBRA