PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERINTEGRASI DALAM WAYANG KULIT DENGAN LAKON PUSPITO MANIK Oleh Tri Ratna Herawati Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas PGRI Yogyakarta Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Karakter yang terkandung dalam wayang kulit lakok Puspito Manik, serta 2) Integrasi pendidikan karakter di dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah menengah menggunakan wayang kulit. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian adalah wayang kulit lakon Puspito Manik, sedangkan subyek penilaian adalah pendidikan karakter yang terintegrasi di dalam pemaparan wayang kulit tersebut. Untuk mendapatkan data yang diinginkan, diperlukan beberapa perangkat yang berupa instrumen penelitian. Instrumen yang dimaksud meliputi lembar observasi, dan lembar wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa wayang kulit berperan sebagai tontonan, sekaligus tuntunan. Tontonan karena wayang kulit dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, sedangkan tuntunan karena mengandung pesan moral yang disampaikan oleh seorang dalang yang terkait dengan perilaku bermasyarakat, termasuk berbangsa dan bernegara bahkan juga terkait dengan bela negara. Seluruh nilai karakter yang meliputi: 1) religius, 2) jujur, 3) toleransi, 4) disiplin, 5) kerja keras, 6) kreatif, 7) mandiri, 8) demokratis, 9) rasa ingin tahu, 10) semangat kebangsaan, 11) cinta tanah air, 12) menghargai prestasi, 13) bersahabat/komunikatif, 14) cinta damai, 15) gemar membaca, 16) peduli lingkungan, 17) peduli sosial, serta 18) tanggung jawab terkandung di dalam wayang kulit dengan Lakon Puspito Manik yang diperankan oleh masing-masing tokoh yang berbeda. Sebagai produk yang adiluhung yang berasal dari nenek moyang dapat diintegrasikan di dalam pendidikan formal di Sekolah Menengah Pertama yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki aturan keistimewaan, khusus untuk Yogyakarta terkait dengan keistimewaan dari sisi seni dan budayanya.observasi digunakan untuk menganalisis isi dari wayang kulit lakok Puspito Manik, sedangkan lembar wawancara digunakan untuk mewawancarai dalang yang kompeten. Kata Kunci: wayang kulit, karakter, integrasi, lakon segala aspek kehidupan manusia,
Pendahuluan Perkembangan
ilmu
baik di negara berkembang maupun
pengetahuan, teknologi dan seni
di negara maju, juga bagi kaum
(IPTEKS) mampu mempengaruhi
dewasa
1
maupun
kaum
remaja.
Kejadian
penyimpangan
yang
tersebut
dengan
sangat
tegas
dilakukan oleh remaja seperti seks
dinyatakan bahwa
bebas,
maupun
nilai karakter menjadi bagian yang
ditemukannya beberapa video porno
tidak dapat dipisahkan di dalam
menunjukkan terjadinya degradasi
proses pendidikan.
tawuran,
moral di lingkungan kaum remaja. Kondisi
yang
seperti
pengembangan
Berbagai upaya telah dilakukan
ini
agar
tujuan
pendidikan
menimbulkan kecurigaan masyarakat
sedapat
mengenai
pendidikan.
dicapai. Proses pendidikan selain
Kejadian kemerosotan moral dan
dilakukan secara formal di sekolah,
penurunan
peran keluarga dan masyarakat juga
kegagalan
sikap
toleransi
antar
mungkin
nasional
diabaikan.
dapat
anggota masyarakat memunculkan
tidak
kegelisahan bagi para praktisi di
memiliki peran yang sangat penting
bidang pendidikan.
di dalam menanamkan nilai moral,
Undang-undang No. 20 Tahun
dapat
segera
agama dan etika bagi
Keluarga
generasi
2003 tentang Sistem Pendidikan
penerus. Kehidupan anak sebagian
Nasional (Sisdiknas) pada pasal 3
besar
menyebutkan
pendidikan
lingkungan keluarga, sehingga peran
nasional berfungsi mengembangkan
keluarga tidak dapat diabaikan dalam
kemampuan dan membentuk watak
membentuk karakter. Pendidikan di
serta peradaban bangsa bermartabat
lingkungan keluarga disinyalir belum
dalam
mencerdaskan
mampu memberikan kontribusi yang
kehidupan bangsa. Pasal tersebut
cukup dalam mendukung pencapaian
memberikan
kompetensi
bahwa
rangka
isyarat
bahwa
waktunya
dan
dihabiskan
di
pembentukan
pendidikan nasional memiliki tujuan
karakter peserta didik. Bahkan di era
untuk
potensi
sekarang ini banyak orang tua yang
peserta didik menjadi manusia yang
menyerahkan pendidikan sepenuhnya
beriman
kepada sekolah. Selain itu banyak
mengembangkan
dan
bertakwa,
menjadi
warga negara yang demokratis serta
pula
memiliki
jawab.
pengetahuan yang tidak mencukupi
undang-undang
dalam mendidik anak secara baik dan
rasa
Berdasarkan
tanggung isi
2
orang
tua
yang
memiliki
benar. Untuk itu dirasa perlu peran
karakter selama proses pembelajaran.
serta sekolah dalam mendukung
Kondisi ini terutama disebabkan
pendidikan karakter bagi generasi
minimnya
penerus.
mengenai
pengetahuan pendidikan
guru karakter,
Era global ditengarahi dengan
sehingga para guru mengabaikan
mudahnya akses segala informasi
pembelajaran yang melibatkan aspek
yang terjadi di seluruh belahan dunia.
karakter. Bahkan kelulusan peserta
Jaringan
serta
didik juga hanya ditentukan oleh
telefon mobil mampu mendukung
pengetahuan yang berkaitan dengan
terciptanya kondisi
yang
kompetensi kognitif belaka. Mata
semakin
pelajaran yang saat ini berupaya
internet,
semakin
baik
televisi,
remaja
maupun
banyak melanggar norma sosial.
untuk
Filter terhadap masuknya budaya
karakter kepada peserta didik adalah
yang tidak sesuai perlu ditingkatkan.
mata
Media
pendidikan
itu
dapat
menjadikan
menanamkan
pelajaran
pendidikan
agama
kewarganegaraan.
masyarakat melek informasi, namun
Keterbatasan
jalur
bila
karakter
tidak
mengantarkan
integrasi
hati-hati
dapat
pendidikan
kehancuran
suatu
menyebabkan tersumbatnya aliran
bangsa.
ini
pendidikan karakter bagi peserta
Muhammad Nuh (2010) di dalam
dan
upacara
Pendidikan pentingnya
Peringatan
Nasional
didik.
Hari
Sebagai salah satu langkah
menegaskan
pendidikan
untuk
karakter
meningkatkan
pendidikan
kualitas
karakter
perlu
untuk diintegrasikan di lingkungan
diupayakan untuk mengintegrasikan
sekolah. Hingga kini materi yang
pendidikan karakter baik di dalam
diajarkan di sekolah hanya terbatas
semua
pada aspek kognitif saja, dengan
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
mengabaikan
maupun
aspek
afektif
dan
mata
di
pelajaran
dalam
lingkungan
psikomotorik. Para pendidik masih
keluarga.
sangat jarang yang mau dan mampu
integrasi pendidikan karakter ini
mengintegrasikan
dapat
pendidikan
3
Harapan
formal,
dihasilkan
dari
manusia
proses
yang
mampu
mengembangkan
kemampuannya
serta
wayang kulit dengan lakok Puspito
tanggung
Manik
jawab sosialnya.
sebagai
mengajarkan
Peserta didik di Sekolah Dasar
media
pendidikan
untuk karakter
bagi peserta didik.
(SD) maupun Sekolah Menengah Pertama
(SMP)
memperoleh
Hasil dan Pembahasan
pelajaran yang salah satunya adalah
Nilai pendidikan karakter yang
Bahasa Indonesia. Berdasarkan data
terkandung dalam wayang kulit, di
di lapangan dan juga skor Ujian
antaranya:
Akhir Nasional (UAN) menunjukkan
Religius
bahwa Bahasa Indonesia merupakan
Karakter reiligius ditunjukkan
mata pelajaran yang memiliki skor
oleh
UAN yang cukup rendah.
menghadapi masalah karena pusaka
Sehubungan dengan itu dirasa
Prabu
Kresna
Kembang Wijaya
Kusuma telah
perlu mengajarkan Bahasa Indonesia
hilang
dengan
sedangkan istrinya Dewi Rukmini
cara
bervariasi
mengintegrasikan karakter
di
serta
pendidikan
dalamnya.
telah
dari
ketika
Gedung
meninggalkan
Pusaka,
Keraton
Untuk
Dworowati tanpa berpamitan baik
memfasilitasi proses pembelajaran
dengan para Emban, juga tidak
Bahasa Indonesia yang baik, guru
berpamitan dengan Prabu Kresna.
memerlukan
mengajarkan
Kondisi yang seperti ini membuat
pembelajaran Bahasa Indonesia yang
Prabu Kresna untuk bertapa di
selain
untuk
Gunung Selo Gilang. Bertapa ini
mencerdaskan peserta didik juga
sebagai wujud upaya umat manusia
harus mampu meningkatkan nilai
untuk mendekatkan diri pada Yang
karakter peserta didik secara sinergis
Maha
untuk
yang
pertolongan agar dirinya mampu
beriman melalui analisis karya sastra
mengatasi masalah yang dihadapi
yang bermuatan pendidikan karakter,
sesegera mungkin. Prabu Kresna
seperti wayang kulit. Untuk itu
akhirnya memperoleh bantuan dari
berorientasi
menghasilkan
dipandang
perlu
insan
menggunakan
4
Kuasa
untuk
memohon
Dewa untuk menemukan pusaka dan
isterinya Dewi Rukmini. Bahkan
isterinya.
pada kebanyaan keadaan, seorang lelaki akan marah ketika diganggu isterinya. Prabu Kresna tetap toleran
Jujur Karakter jujur ditunjukkan oleh
terhadap tamu yang menghendaki
Prabu Kresna ketika menerima tamu
pusaka dan isterinya. Prabu Kresna
Pandita Durna dan Prabu Dewo
tetap menanggapi permintaannya.
Kumoro. terang
Prabu
bahwa
Kresna Pusaka
berterus Kembang
Disiplin
Wijaya Kusuma telah hilang dari
Karakter disiplin ditunjukkan
Gedung Pusaka, sedangkan isterinya
oleh Raden Wisang Geni dan Raden
Dewi Rukmini telah meninggalkan
Gatotkaca
istana tanpa pamit dengan siapapun.
menjaga keamanan negara Amarta
Kejujuran Prabu Kresna ini awalnya
maupun
menimbulkan kecurigaan bagi 2
mengelilingi perbatasan negara untuk
tamu yang menginginkan pusaka dan
menjaga ancaman yang mungkin
isteri
dapat datang dari negara tetangga.
Prabu
kejujurannya
Kresna.
Berkat
Prabu
Kresna
itu
memberanikan diri untuk memberi
walaupun
berupaya
Dworowati.
untuk
Mereka
Kerja Keras
tahu sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya,
yang
Kerja
keras
merupakan
bisa
karakter yang banyak tergambar pada
menerima umpatan maupun cacian
para ksatria di Amarta maupun
dari para tamunya.
Dworowati. Seperti halnya prajurit Dworowati yang bernama Raden Setiyaki memiliki karakter kerja
Toleransi Karakter toleransi ditunjukkan
keras yang sangat menonjol. Yang
oleh Prabu Kresna ketika mendengar
bersangkutan
permintaan
mungkin untuk menjalankan tugas
baik
Pandita
Durna
maupun Prabu Dewo Kumoro yang
yang
berkeinginan
Raden
Kembang
untuk
Wijaya
meminjam
Kusuma
dan
berupaya
diemban Setiyaki
pada
seoptimal
pundaknya.
berjuang
untuk
mengatasi masalah yang dihadapi
5
oleh
negara
Amarta
maupun
Mandiri
Dworowati hingga titik darah yang
Karakter mandiri dimiliki oleh
penghabisan. Selain Raden Setiyaki,
mayoritas ksatria yang ada di negara
juga terdapat Raden Gatotkaca yang
Amarta
memiliki karakter yang hampir sama.
Kemandirian ini selalu ditampilkan
Tugas
harus
para ksatria ketika menjalankan tugas
sukses, sehingga yang bersangkutan
untuk menjaga keamanan negara.
berupaya
Secara
yang
diembannya
memperjuangkannya
maupun
mandiri
Dworowati.
mereka
mampu
seoptimal mungkin dengan berbagai
melaksanakan tugas yang sedang
metode maupun cara yang dapat
diembangnnya
memudahkan
orang lain, walaupun mereka tidak
dalam
mencapai
tujuan.
menutup
tanpa
pertolongan
kemungkinan
untuk
mendapat pertolongan dari orang lain. Karakter ini sangat menonjol
Kreatif Karakter
sangat
pada
Semar
maupun Raden Gatotkaca. Mereka
merupakan
sangat mandiri dalam menjalankan
pamomong satriya di Amarta. Semar
tugas, walaupun di antaranya saling
berupaya
tolong
menonjol
kreatif
dimiliki
Bodronoyo
oleh
yang
secara
kreatif
untuk
diri
Raden
Wisang
menolong
Geni
untuk
memberikan masukan kepada Prabu
memperlancar tugas yang diberikan
Kresna dalam upaya menemukan
padanya.
pusaka Kembang Wijaya Kusuma dan isterinya Dewi Rukmini. Usulan Semar
Bodronoyo
sangat
Karakter demokratis dimiliki
kreatif itu, akhirnya dituruti oleh
oleh tokoh Prabu Kresno. Selama
Prabu Kresno untuk berserah diri
menemui tamu Pandita Durna dan
kepada Dewa di Kahyangan. Serah
Prabu Dewo Kumoro ditanggapinya
diri
merupakan
melalui dialog yang demokratis.
langkah yang cepat untuk mengatasi
Walaupun Prabu Kresna banyak
masalah yang sedang dihadapi oleh
memberi tugas kepada adiknya yaitu
Prabu Kresna.
Raden Setiyaki, namun apabila yang
ini
diharapkan
yang
Demokratis
6
diberi tugas telah menyanggupi tugas
Cinta Tanah Air
lain akan bisa diterima asalkan
Karakter cinta tanah air ini
diberikan informasi secara terbuka.
secara menonjok dimiliki oleh Raden Bima yang berusaha untuk mengusir maupun memukul mundur pasukan
Rasa Ingin Tahu Rasa ingin tahu sangat melekat
yang menyertai Prabu Dewo Kumoro
pada diri Prabu Kresna. Bahkan
maupun Prabu Dewo Kusumo dari
Prabu Kresna dikenal sebagai orang
Kerajaan Tawang Gantungan. Upaya
yang waskita (Jawa: tahu
ini dimaksudkan agar keselataman
sebelumnya). Prabu Kresna berupaya
negara
untuk ingin tahu keadaan di seluruh
Dworowati
negara Dworowati dengan meminta
kestabilannya. Raden Bima berani
informasi dari Patih Udawa maupun
menghadapi musuh dari manapun
dari Raden Setiyaki.
demi negaranya.
Semangat Kebangsaan
Menghargai Prestasi
baik
Amarta
maupun
dapat
dijamin
Karakter semangat kebangsaan
Karakter menghargai prestasi
sangat menonjol dimiliki oleh Raden
ditunjukkan oleh Prabu Kresna yang
Gatotkaca maupun Raden Setiyaki.
mengapresiasi
Mereka
Rukmini yang telah berupaya untuk
rela
untuk
berperang
isterinya
melawan siapapun yang berusaha
mengikuti
untuk
menggangu
Kembang Wijaya Kusuma yang telah
negara
baik
Dworowati.
keselamatan
Amarta Karakter
maupun ini
berubah
juga
kepergian
Dewi
menjadi
pusaka
Prabu
Dewo
Kusumo dengan menyamar menjadi
dimiliki oleh Raden Bima yang
Prabu Dewo Kumoro.
berupaya untuk mengatasi masuknya musuh dari negara tetangga maupun
Bersahabat/Komunikatif
negara lain yang berasal dari luar
Karakter
pulau.
bersahabat
ditunjukkan oleh ksatria Amarta yang selalu akrab dengan pada pembantunya. Raden Arjuna sangat
7
dekat dengan Semar Bodronoyo
sasaran terutama yang terkait dengan
maupun Gareng, Petruk dan Bagong.
kebaikan
Karakter bersahabat ini ditunjukkan
Kresna memiliki kemampuan untuk
dengan tidak memarahinya ketika
membaca situasi yang terjadi di alun-
pada abdi melakukan kesalahan,
laun
namun Raden Arjuna hanya memberi
terjadi pertengkaran antara Prabu
sinyal yang sangat halus agar pada
Dewo
Kumoro
dengan
pembantunya melakukan perubahan
Durna.
Kondisi
ini
perilaku.
melalui adanya janji meminjamkan
umat
Kerajaan
manusia.
Prabu
Dworowati
yang
Pandita
diselesaikan
Kembang Wijaya Kusuma maupun Dewi Rukmini bagi siapapun yang
Cinta Damai Karakter cinta damai dimiliki oleh
Prabu
Kresna.
mampu
Walaupun
menemukannya.
Melalui
janji ini kedua belah pihak menerima
demikian bila ada musuh yang
dan pertengkaran berakhir.
datang yang bersangkutan harus bisa menghadapinya. Seperti kedatangan
Peduli Lingkungan
Prabu Dewo Kumoro harus dihadapi melalui
perang
mengancam
ketika
atau
menganggu
Karakter peduli lingkungan ini
telah
tidak menonjol ditunjukkan oleh para
berpotensi
tokoh
ketenteraman
yang
tampil
pada
lakon
Puspito Manik.
masyarakat atau bahkan mengancam keselamatan negara.
Peduli Sosial Karakter
peduli
sosial
ditunjukkan oleh Raden Setiyaki
Gemar Membaca Makna membaca tidak selalu
yang berupaya untuk menciptakan
hanya berkaitan dengan membaca
kondisi
buku,
bacaan
dengan cara memisah pertengkaran
lainnya. Membaca memiliki makna
antara Prabu Dewo Kumoro dengan
kemampuan seseorang untuk melihat
Pandita Durna.
situasi
majalah
yang
keputusan
maupun
dihadapi,
yang
sehingga
dilakukan
tepat
8
masyarakat
yang
damai
membentuk
Tanggung Jawab Karakter
tanggung
jawab
karakter
peduli
lingkungan.
dimiliki oleh Raden Gatotkaca dan raden
Wisang
Geni.
Mereka
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
menjalankan tugas untuk menjaga keamanan
negara
dengan
Integrasi pendidikan karakter
rasa
dapat
dilakukan
melalui
mata
tanggung jawab. Masuknya perusuh
pelajaran Bahasa Indonesia. Proses
dari luar negara menjadi tanggung
integrasi pendidikan karakter dalam
jawab mereka, sehingga mereka akan
mata pelajaran Bahasa Indonesia
berupaya semaksimal mungkin untuk
disesuaikan dengan sifat karakteristik
menjaga keamanan negara.
mata pelajaran yang bersangkutan. Untuk itu kreativitas guru Bahasa Indonesia
Integrasi Pendidikan Karakter Pendidikan
karakter
harus
sangat
penting
dikembangkan dalam rangka untuk
mampu diimplementasikan melalui
mengintegrasikan
pendidikan
proses integrasi dalam pembelajaran
karakter dalam mata pelajaran.
di SMP. Integrasi itu dapat dilakukan melalui mata pelajaran, di antaranya:
Integrasi Parsial Pendidikan
Pendidikan Kepribadian Proses
integrasi
pendidikan
diharapkan
karakter
dapat
karakter dalam mata pelajaran seperti
secara
Pendidikan
pelajaran Bahasa Indonesia. Perlu
Kewarganegaraan,
parsial
di
diintegrasikan
ditekankan
dapat dilakukan secara langsung.
karakter dapat diintegrasikan secara
Kewarganegaraan
mampu
bersamaan di dalam mata pelajaran,
tanggung
namun proses integrasi dapat dipilih
jawab, cinta tanah air dan semangat
sesuai dengan karakter yang paling
kebangsaan. Mata pelajaran Agama
sesuai dengan materi yang sedang
mampu membentuk karakter jujur.
dibahas selama pembelajaran.
Bahasa
karakter
Indonesia
mampu
tidak
mata
Agama maupun Bahasa Indonesia
membentuk
bahwa
dalam
semua
Karakter yang diintegrasikan di dalam
9
pembelajaran
Bahasa
Indonesia harus difokuskan pada karakter
tertentu.
memungkinkan bila karakter
Kesimpulan
Tidak
Berdasarkan hasil penelitian
semua nilai
dibebankan
dan
untuk
pembahasan,
dapat
diambil
kesimpulan sebagai berikut.
diintegrasikan dalam sebuah mata
1. Wayang kulit berperan sebagai
pelajaran. Seperti karakter tanggung
tontonan,
jawab dapat diintegrasikan melalui
Tontonan karena wayang kulit
kegiatan kerja kelompok, sehingga
dapat
penilaian terhadap karakter dapat
lapisan
dievaluasi
tuntunan
selama
proses
pembelajaran berlangsung.
sekaligus
dinikmati
oleh
masyarakat, karena
tuntunan.
seluruh
sedangkan mengandung
pesan moral yang disampaikan oleh seorang dalang yang terkait dengan perilaku bermasyarakat,
Integrasi Praktis Selain pada pertemuan selama pembelajaran
proses
bahkan juga terkait dengan bela
integrasi pendidikan karakter dalam
negara. Seluruh nilai karakter
mata pelajaran juga dapat dilakukan
yang meliputi: 1) religius, 2) jujur,
secara pratis. Ketika membaca puisi
3) toleransi, 4) disiplin, 5) kerja
pesan-pesan
dapat
keras, 6) kreatif, 7) mandiri, 8)
kelas,
menarik,
demokratis, 9) rasa ingin tahu, 10)
meningkatkan
semangat kebangsaan, 11) cinta
karakter
disampaikan sehingga
di
termasuk berbangsa dan bernegara
dengan
mampu
perhatian peserta didik.
tanah air, 12) menghargai prestasi,
Selain dalam bentuk pebacaan
13) bersahabat/komunikatif, 14)
puisi, guru Bahasa Indonesia dapat
cinta damai, 15) gemar membaca,
menanamkan nilai karakter selama
16) peduli lingkungan, 17) peduli
berinteraksi secarar langsung seperti
sosial, serta 18) tanggung jawab
ketika berkonsultasi yang terkait
terkandung di dalam wayang kulit
dengan tugas mata pelajaran Bahasa
dengan Lakon Puspito Manik
Indonesia.
yang diperankan oleh masing-
Konsultasi
semakin
efektif ketika frekuensi meningkat.
masing tokoh yang berbeda.
10
Arsyad, A. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grasindo Persada.
2. Sebagai produk yang adiluhung yang berasal dari nenek moyang dapat diintegrasikan di dalam
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi. Jakarta : BNSP.
pendidikan formal di Sekolah Menengah Pertama yang ada di Daerah yang
Istimewa merupakan
provinsi
di
memiliki
aturan
Depdiknas.(2003). Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi Untuk Sekolah Menengah Atas. Jakarta : Depdikbud.
Yogyakarta salah
Indonesia
satu yang
keistimewaan,
Depdiknas.(2001). Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Kimia Sekolah Menengah Umum. Jakarta: Depdiknas.
khusus untuk Yogyakarta terkait dengan keistimewaan dari sisi seni dan budayanya.
Duffy, G.G. (1993). From Turn Taking to Sense Making: Classroom Factors and Improve Reading Achievement. Occasional Paper No.59 East Lansing, Michigan: Institute for Research on Teaching, Michigan State University.
Referensi Ahmadi, A., dan Rohani, A. (1995). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Ambarwati, K. (2007). Penerapan Lembar Kerja Peserta didik (LKS) Kimia Berbasis Life Skill Pada Pembelajaran Kimia Peserta didik Kelas XI Semester I SMA Negeri 1 Imogiri Tahun Ajaran 2006/2007. Yogyakarta : FMIPA UNY.
Hamalik, O. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Ischak S.W. dan Warji R. (1998). Program Remidial dan Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta : Liberti.
Anwar. (2004). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education). Bandung: Penerbit Alfabeta.Arifin, M.(2005). Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia . Surabaya : Airlangga University Press.
Kilpatrick, W. (1992). Why Johny Can’t Tell Right From Wrong. New York: Simon & Schuster, Inc. Kisworo. (2005). Pembelajaran MIPA SMP Kabupaten Gunung Kidul. Makalah : disampaikan pada Seminar Exchange of Expetience Follow Up Program IMSTEP JICA.
Agustian, A.G. (2007). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spriritual. Jakarta: Arga.
11
Lickona, T. (1992). Education for Character. New York: Bantam. Mahmud, D. Pendidikan. UNY.
Soetomo.(1993). Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar: Surabaya : Usaha Nasional.
(1997). Psikologi Yogyakarta: UPP
Sudjana dan Rivai, A. (2005). Media Pembelajaran. Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensido.
Marianto, D.H. (2008). Pendidikan Karakter, Paradigma Baru Dalam Pembentukan Manusia Berkualitas. Diakses pada 10 Januari 2011 dari http://tumoutou.net/702_05123/d wi_hastuti.htm.
Sutiman dan Rohaeti, E.(1991). Teknolgi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta : UNY. Syah,
Mulyasa, E.(2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja Rosdakarya. Otten, E.H. (2000). Character Education. Diambil pada 10 Januari 2011 dari http://www.indiana.edu/%7Essdc/ charding.htm. Rahmiyati, S. (2008). Keefektivan Pemanfaatan Laboratorium di Madrasah Aliyah Yogyakarta. Yogyakarta: Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, No.1 Tahun XI, 84-95. Ratna Megawangi. (2008). Membangun SDM Melalui Pendidikan Holistik Berbasis Karakter. Diakses pada 11 Januari 2011 dari http://keyanaku.googlepages .com/pendidikanholistikberbasisk arakter.pdf. Sadiman, A.S.; Rahardjo; Haryono, A.; Rahardjito (2002). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grasindo Persada. Slameto.(1991). Belajar dan Faktofaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. 12
M.(1995) . Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Kosda Karya.