Abstrak UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Skripsi, Juni 2015 Rio Candra Irawan Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Adaptasi Fisik Ibu Postpartum Primipara Di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi, 2015.
Ix + 89 hal + 11 tabel + 1 gambar + 6 lampiran
Abstrak Adaptasi fisik adalah suatu cara yang berfokus pada perilaku dan berbagai proses yang dipengaruhi oleh berbagai kondisi, lingkungan, budaya dan lingkungan eksternal. Penelitian ini menggunakan Desain penelitian quasi eksperimental dengan pendekatan time series design (the one group pretest posttest) bertujuan untuk mengidentifikasi ada pengaruh akibatdari penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik ibu postpartum primipara.Populasi ini adalah ibu postpartum primipara yang terdapat di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi, September 2015, sejumlah 22 ibu. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive. Proses intervensi menggunakan satuan cara penyulan kesehatan tentang tentang peran ibu. Hasil penelitian dengan uji wilcoxon sign rank test (α = 0,05) menunjukkan hubungan yang bermakna antara peyuluhan penyuluhan kesehatan dengan adaptasi fisik ibu postpartum primipara. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan dengan 27,3% baik, 45,5% cukup baik, dan 27,3% kurang baik. Pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik dengan uji wilcoxon sign rank test didapatkan P value 0,000. Kesimpulan penelitian ini bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik ibu postpartum primipara di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi. Rekomendasi penelitian ini yaitu pemberian penyuluhan kesehatan pada ibu postpartum primipara dapat dimulai sebelum ibu melalui proses persalinan, dapat diterapkan di pelayanan kesehatan, khususnya keperawatan maternitas pada saat antenatal.
Kata kunci : Penyuluhan kesehatan, Adaptasi fisik, Ibu Postpartum Primipara Daftar Pustaka 24 (2005-2015)
vi
Abstrak UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Skripsi, Juni 2015 Rio Candra Irawan Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Adaptasi Fisik Ibu Postpartum Primipara Di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi, 2015.
Ix + 89 hal + 11 tabel + 1 gambar + 6 lampiran
Abstrak Adaptasi fisik adalah suatu cara yang berfokus pada perilaku dan berbagai proses yang dipengaruhi oleh berbagai kondisi, lingkungan, budaya dan lingkungan eksternal. Penelitian ini menggunakan Desain penelitian quasi eksperimental dengan pendekatan time series design (the one group pretest posttest) bertujuan untuk mengidentifikasi ada pengaruh akibat dari penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik ibu postpartum primipara.Populasi ini adalah ibu postpartum primipara yang terdapat di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi, September 2015, sejumlah 22 ibu. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive. Proses intervensi menggunakan satuan acara penyuluhan kesehatan tentang peran ibu. Hasil penelitian dengan uji wilcoxon sign rank test (α = 0,05) menunjukkan hubungan yang bermakna antara peyuluhan penyuluhan kesehatan dengan adaptasi fisik ibu postpartum primipara. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan dengan 27,3% baik, 45,5% cukup baik, dan 27,3% kurang baik. Pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik dengan uji wilcoxon sign rank test didapatkan P value 0,000. Kesimpulan penelitian ini bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik ibu postpartum primipara di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi. Rekomendasi penelitian ini yaitu pemberian penyuluhan kesehatan pada ibu postpartum primipara dapat dimulai sebelum ibu melalui proses persalinan, dapat diterapkan di pelayanan kesehatan, khususnya keperawatan maternitas pada saat antenatal. Kata kunci: Penyuluhan Kesehatan, Adaptasi Fisik, Ibu Postpartum Primipara Daftar Pustaka 24 (2005-2015)
vii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Primigravida adalah seorang wanita hamil yang untuk pertama kali (gobak, 2005). Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari, lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu kehamilan. Trimester I : Usia kehamilan 0-12 minggu, Trimester II : Usia kehamilan 12-28 minggu, Trimester III : Usia kehamilan 28-40 minggu (sarwono priworoherjo, 2006).
Data kesehatan Republik Indonesia tahun 2013 menyatakan jumlah ibu bersalin mencapai 5.060.637 jiwa. (http;//www.bajuhamilmuslimah.net 2103). Data Departemen Kesehatan Jawa
Timur
tahun
2010
jumlah
ibu
bersalin
sebanyak
918.360
jiwa
(http://midwiverynote.com). Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi jumlah ibu bersalin sejumlah 28.867 jiwa dan yang berada di kecamatan Siliragung sejumlah 841 jiwa. Tercatat 53 ibu melahirkan di desa Siliragung dan terdapat 22 ibu yang melahirkan pertama kali (primipara). Menurut survei awal di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung, dari 10 ibu primipara
yang ditemukan peneliti 8 orang ibu-ibu banyak yang tidak
mengetahui dengan baik perawatan pada masa nifas, misalnya membatasi atau bahkan melarang ibu untuk mengkonsumsi ikan dengan alasan dapat menimbulkan alergi padahal ikan banyak mengandung protein yang sangat baik untuk perbaikan jaringan- jaringan yang rusak akibat proses persalinan.
Penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh pihak puskesmas siliragung mengenai kesehatan masyarakat kerap digencarkan. Namun, penyuluhan tentang ibu melahirkan
viii
dilakukan 3 bulan sekali. Sehingga banyak ibu-ibu muda yang belum mengerti tentang adaptasi fisik atau perawatan setelah melahirkan karena kebanyakan pendidikan ibu-ibu tersebut SD, SLTP, dan SMA. Oleh karena itu peneliti berinisiatif melakukan penyuluhan tentang adaptasi fisik ibu primipara dan digunakan sebagai judul skripsi.
Primipara adalah wanita yangpertama kali melahirkan anak yang mampu bertahan hidup (Varney, 2006). Ibu primipara sebagai wanita yang telah menyelesaikan satu kehamilan dengan bayi yang dapat bertahan hidup. Bisa dikatakan primipara yaitu wanita yang baru pertama kali mempunyaianak dan baru menjadi seorang ibu. Beberapa ibu primipara biasanya mempunyai keinginan untuk melahirkan bayi yang bebas dari gangguan, sehingga hal tersebut akan memotivasi ibu untuk mencari pengetahuan tentang perawatan maternal, salah satunya yaitu tentang cara adaptasi fisik.
Ibu sering mengalami masalah-masalah pada masa nifas yang timbul akibat ketidaktahuannya, misalnya ibu tidak mengetahui bahwa makan makanan sumber protein seperti ikan dapat mempercepat penyembuhan pada luka, selain itu rendahnya informasi yang diterima oleh ibu dan masih banyak praktek lokal yang sangat merugikan ibu seperti memiliki pantang makanan tertentu seperti ikan, telur, cumi-cumi, udang, kepiting yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk proses metabolisme ibu serta sebagai cadangan energi untuk proses persalinan dan laktasi. Diet yang diberikan harus bermutu tinggi dengan cukup kalori, mengandung cukup protein, cairan, serta banyak buah-buahan karena wanita tersebut mengalami hemokonsentrasi, dan terlebih bila ada laserasi jalan lahir atau luka bekas episiotomi. Laserasi jalan lahir atau luka episiotomi adalah suatu tindakan insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum retrovaginal, otot-otot dan fasia perineum dan
viiii
kulit sebelah depan perineum (Prawirohardjo, 2005). Pantang terhadap makanan tidak boleh dilakukan oleh ibu nifas karena dapat memperlambat proses penyembuhan luka jahitan perineum sedangkan dalam proses penyembuhan luka sangat membutuhkan protein, maka ibu nifas di anjurkan untuk makan dalam pola yang benar sesuai dengan kualitas dan kuantitasnya (Nurwahyuni, 2010).
Penyuluhan kesehatan bagi ibu post partum primipara sangatlah penting untuk mengurangi ketidaknyamanan pada perubahan fisik ibu setelah proses persalinan dengan kelahiran anak pertama atau disebut postpartum primipara.Perubahan Fisiologis masa nifas antara lain perubahan ueterus, lochea, vagina dan perineum sistem pencernaan, perkemihan, sistem endokrin, musculoskeletal, dan perubahan tanda-tanda vital.
Apabila
perubahanfisiologis pada masa nifastidak di ketahui oleh seorang ibu nifas dan jika terjadi suatu infeksi perubahan fisiologis tersebut akan menjadi patologis dan dapat membahayakan jiwa ibu (Wiknjosastro, 2007).
B. Rumusan Masalah 1) Pernyataan Masalah Kondisi setelah persalinan merupakan awal perubahan peran ibu untuk tugas baru nya dalam merawat bayinya, sebagian besar ibu yang baru pertama kali melahirkan anak pertamanya mengalami masalah fisik yang berdampak pada perubahan peran ibu. Masalah yang muncul pada ibu primipara tersebut adalah banyak yang tidak mengetahui dengan baik perawatan pada masa nifas, misalnya membatasi atau bahkan melarang ibu untuk mengkonsumsi ikan, telur, dan udang dengan alasan dapat menimbulkan alergi padahal ikan banyak mengandung protein yang sangat baik untuk ixi
perbaikan jaringan-jaringan yang rusak akibat proses persalinan. Hal ini diakibatkan karena kurangnya pendidikan kesehatan tentang peran ibu dalam perubahan peran barunya setelah proses persalinan yang barupertama kali. 2) Pertanyaan Masalah a. Bagaimanakah adaptasi fisik ibu postpartum primipara yang diberikan penyuluhan kesehatan ? b. Adakah pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik pada ibu postpartum ?
xi
C. Tujuan Penelitian 1) Tujuan Umum Mengidentifikasi pengaruh penyuluhan kesehatan dalam menghadapi adaptasi fisik ibu primipara di Desa Siliragung Kecamata Siliragung Kabupaten Banyuwangi. 2) Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi adaptasi fisik ibu postpartum primipara yang diberikan penyuluhan kesehatan di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi. b. Menganalisa pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik pada ibu postpartum primiparadi Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Responden Memiliki konsep yang konstruktif dalam tingkat adaptasi fisik setelah menjalani proses persalinan. 2. Bagi Keluarga Membantu mengoptimalkan peran ibu didalam keluarga terkait tentang peran baru ibu setelah melahirkan. 3. Bagi Tenaga Kesehatan (KIA) Menjadi sebuah sumber perencanaan tindakan pelayanan masyarakat yang dapat membantu ibu dalam menghadapi peran barunya setelah persalinan.
xii
4. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi perawat dan tenaga kesehatan lainya untuk mengadakan pemberian penyuluhan kesehatan dan penyuluhan secara rutin kepada ibu hamil dan setelah melahirkan. 5. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan informasi tentang kurangnya penyuluhan kesehatan pada ibu setelah melahirkan yang berdampak serius bagi kesehatan baik fisik maupun psikologi. 6. Bagi Profesi Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam memberikan penyuluhan kesehatan secara berkala terhadap masyarakat khususnya ibu setelah melahirkan.
xiii
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Peneliti menggunakan desain penelitian quasy experiment dengan kelompok pembanding (Control time series design). Menurut notoatmodjo (2005;168), pada dasarnya rancangan ini adalah rancangan rangkaian waktu, hanya dengan menggunakan kelompok pembanding. Desain penelitian quasy eksperimental dengan pendekatan the one group pretest posttest yakni mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan menggunakan kelompok eksperimen yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan esklusi. Dengan memberikan pretest sebelum di beri perlakuan dan posttest setelah perlakuan. Tabel 4.1 Subyek
Pra
Perlakuan
Post
Perlakuan
O
I
O
Keterangan: I: intervensi O: pengukuran
xiiii
B. Populasi, Sampel, dan Sampling 1. Populasi populasi adalah “kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian kita” (Sukmadinata,2011) atau keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah ibu postpartum primipara di Desa Siliragung, Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi pada bulan Juni 2014 terdapat 22 ibu postpartum primipara yang melahirkan di Desa Siliragung, Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi. 2. Sampel Sampel adalah “sebagian dari populasi itu” (Sugiyono, 2010). Peneliti memutuskan mengunakan purposive sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan berdasarkan kriteria yang telah di tetapkan (Sugiyono, 2010). a. Kriteria inklusi Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : 1) Bersedia menjadi responden; 2) Ibu postpartum primipara melahirkan dalam 6 minggu pasca kelahiran, hal tersebut berdasarkan Mitayani, 2009 “Post partum atau masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas kira-kira 6 minggu”. 3) Ibu primipara berusia di bawah 35 tahun; 4) Ibu postpartum primipara tidak memiliki penyakit fisik / turunan; b. Kriteria esklusi Adalah menghilangkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab. Pada penelitian ini criteria esklusinya adalah:
xivi
1. Ibu primipara tidak ada saat penelitian; 2. Ibu tidak bersedia menjadi responden; 3. Besar Sampel Besar sampel yang digunakan adalah semua anggota populasi yaitu 22 ibu postpartum primipara. 4. Sampling Sampling adalah proses dalam menyeleksi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2010). Teknik sampling pada penelitian ini adalah menggunakan Purposive sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan (Sugiyono, 2010).
C. Definisi Operasional Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2010).
xvi
Tabel 4.2 Tabel definisi operasional Definisi Operasional Independen: Serangkaian penyuluhan upaya dalam kesehatan mempengaruhi ibu primipara dalam menghadapi adaptasi fisik. Variabel
Parameter Penyuluhan kesehatan tentang adaptasi ibu pada organ setelah persalinan
Alat ukur Satuan acara penyuluhan atau SAP adaptasi fisik 1) Pengertian adaptasi 2) Perubahan Dan Adaptasi Fisik 3) Hal-hal yang perlu di penuhi oleh ibu primipara 4) Perawatan ibu postpartum primipara 5) Perawatan ibu primmipara masa nifas 6) Peran ibu primipara yang harus dilakukan kepada bayinya
Dependen: adaptasi fisik
Bentuk perilaku yang mampu dicapai ibu postpartum primipara dalam perubahan fisik yang dialaminya.
Kebersihan diri 1) Mandi. 2) Membersihkan daerah vagina dan anus setiap buang air kecil. 3) Membersihkan daerah vagina dan anus setiap buang air besar. 4) Mengganti pembalut. 5) Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah membersihkan kelamin. 6) Menghindari luka epiostomi (luka robekan kulit dan otot antara vagina dan anus saat melahirhan). 7) Memotong kuku. 8) Membersihkan mulut dan menggosok gigi. Pola istirahat 9) Istirahat yang cukup. 10) Beraktivitas dan tidur siang ketika bayi tidur. xvii
Kuesioner
Aktivitas latihan 11) Melakukan tidur terlentang dengan lengan di samping menarik otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas kedalam dan angkat dagu kedada: tahan 1 hitungan sampai 5 dan Rilek sselama 10 kali. 12) Melakukan latihan kegel. 13) Latihan untuk mengencangkan otot pinggang dan panggul. 14) Setiap seminggu sekali, ibu menaikkan latihan 5 kali lebih banyak Kebutuhan gizi 15) Mengkonsumsi makanan kalori berjumlah 500 kalori/hari 16) Mendapat protein, mineral, dan vitamin cukup 17) Minum air putih 3 liter/hari 18) Minum pil zat besi selama 40 hari pasca persalinan 19) Minum kapsul vitamin A Kebiasaan perawatan payudara 20) Menjaga payudara tetap bersih dan kering. 21) Menggunakan BH yang menyokong payudara 22) Bila putinglecet, ibu mengoleskan asi yang keluar dari putting susu setiap kali menyusui. 23) Untuk menghindari nyeri, ibu menyususui menggunakan sendok. 24) Untuk menghilangkan nyeri, ibu minum parasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam. 25) Apabila payudara bengkak, ibu melakukan; a) pengompresan payudara, b) Urut payudara dari arah pangkal menuju putting susu, c) Keluarkan asi sebagian, d) Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali, e) Letakkan kain dingin setelah menyusui, f) Mengeringkan payudara. Perilaku hubungan suami-istri 26) Melakukan hubungan suami istri ketika darah merah berenti dan anda dapat memasukkan 1 atau 2 jari tanpa rasa nyeri. xviii
27) Melakukan hubungan suami istri setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keluarga berencana 28) Ikut KB dengan tujuan menunda kelahiran. 29) Menggunakan metodeamenore laktasi yaitu digunakan sebelum haid pertama sebelum seorang ibu mendapatkan seel telur selama menyusui. 30) enggunakan alat kontrasepsi (KB). 31) Mengerti tentang KB.
xviiii
D. Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian dilakukan di Desa Siliragung Kecamata Siliragung Kabupaten Banyuwangi dilaksan akan pada bulan Juni 2014.
E. Etika penelitian Sebelum peneliti melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan pendekatan secara adminitratif kepada institusi pendidikan, dengan berbekal surat ijin pengambilan data awal untuk mengadakan penelitian dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember yang ditujukan kepada Kepala Badan Kesatuan Bangsa (BAKESBANG) dan Lindungan Masyarakat (LINMAS) Banyuwangi. Selanjutnya disampaikan pada Kepala Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi, setelah mendapatkan persetujuan, penelitian dilakukan dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi: 1. Informed Consent (Lembar persetujuan) Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.
xixi
2. Anonimity (Tanpa nama) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2010). 3. Confidentially (Kerahasiaan) Informasi yang berhasil dikumpulkan dari sampel penelitian dijaga dan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.
F. Alat Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2010). Pada penelitian ini digunakan lembar observasi dan quisener dan sebelum diajukan quisener responden dijelaskan terlebih dahulu tentang maksud dan tujuan penelitian. Pada penelitian ini yang digunakan adalah Lembar skala ordinal, sebelum mengisi instrument responden dijelaskan tentang maksud dan tujuan penelitian.
xxi
G. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data dengan beberapa tahap, berikut ini adalah tahap-tahap yang dilalui peneliti, diantaranya: 1. Prosedur administrasi a. Mengajukan surat permohonan pengantar ijin penelitian dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah kepada BAKESBANGPOL LIMNAS tanggal 5 Novemer 2014. b. Setelah mendapat rekomendasi dari BAKESBANGPOL LIMNAS pada tanggal 01 Desember 2014 diteruskan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi pada tanggal yang sama 01 Desember 2014; c. Surat rekomendasi penelitian kemudian diajukan ke Kepala Desa Siliragung tanggal 02 Desember 2014 dan Puskesmas Kecamata Siliragung Kabupaten Banyuwangi pada tanggal 02 Desember 2015
2. Prosedur teknis a. Peneliti memberikan surat persetujuan (informed consent) kepada responden yang memenuhi kriteria inklusi penelitian pada tanggal 3 Desember 2014. b.
Responden diberi penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian, klien bersedia menjadi responden.
c.
Kemudian responden mengisi lembar pretest sesuai pengetahuan.
d.
Selanjutnya diberikan penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah seperti definisi adaptasi pada fisik ibu pada tanggal 3 Desember 2014.
e.
1 minggu kemudian pada tanggal 11 Desember 2014 ibu diberi lembar post test sesuai dengan yang dilakukan ibu sehari-hari berkaitan dengan penyuluhan yang diberikan peneliti.
xxii
f. Hasil observasi dinilai apakah ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi
fisik
ibu
postpartum
primiparadan
hasil
penilaian
tersebut
didokumentasikan. Untuk menjaga confidentiality (kerahasiaan) dilakukan anonimity (tanpa nama) pada lembar penilaian tersebut, cukup diberikan coding berdasarkan kriteria sampel dan nomor urut sampel g. Untuk memudahkan dalam penilaian dan pengecekan apakah semua data yang diperlukan dalam menguji dan untuk mencapai tujuan penelitian tersebut sudah lengkap, perlu dilakukan seleksi dan dianalis
H. Analisa Data Analisa data merupakan bagian yang sangat amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisa data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Dalam pengelolaan ini mencakup tabulasi dan perhitungan statistik. Bila diperlukan uji statistik (Notoatmodjo, 2005). 1. Langkah-langkah analisa a) Editing Meneliti kelengkapan dan item penelitian dari setiap lembar observasi yang diisi oleh peneliti.
b) Coding Memberikan kode pada setiap responden. Pernyataan dan segalanya yang dianggap perlu. 1) Skala Baik Skor (53-69)
kode 1
Cukup baik skor (38-52)
kode 2
xxiii
Kurang baik skor (23-37)
kode 3
2) Data Demografi Usia a. <20 tahun
kode: 1
b. 20-35 tahun
kode: 2
c. >35 tahun
kode: 3
Pendidikan a. SD
kode: 1
b. SMP
kode: 2
c. SMA
kode: 3
d. Tidak sekolah kode: 4 Suku a. Jawa
kode: 1
b. Madura
kode: 2
Pekerjaan a. PNS
kode: 1
b. Petani
kode: 2
c. Wirausaha
kode: 3
d. Pengusaha
kode: 4
e. Ibu rumah tangga
kode:5
Agama a. Islam
kode: 1
b. Hindu
kode: 2
c. Budha
kode: 3
xxiiii
d. Kristen
kode: 4
e. Katolik
kode: 5
c) Cleaning Data yang telah dimasukkan, diperiksa kembali untuk memastikan bahwa data bersih dari kesalahan, baik dalam waktu pengkodean maupun dalam waktu membaca kode, sehingga siap untuk dianalisis. d) Scoring Penentuan score atau nilai tiap item pernyataan dalam penentuan atau nilai untuk tiap item pernyataan dalam penentuan score atau nilai ditentukan dari pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik pada ibu primipara. e) Tabulating Mentabulasi data yang diperoleh sesuai dengan item pernyataan.
I. Uji Statistik Analisis data pada penelitian ini dibedakan menjadi: a. Analisa univariat Merupakanan alisis yang dilakukan terhadap tiap variable dari hasil penelitian. Pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel. b. Analisis bivariat Untuk menganalisis pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen yaitu pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik ibu postpartum primipara, pada penelitian ini menggunakan uji wilcoxon sign rank test metode komputerisasi dengan α = 5% (0.05).
xxivi
HASIL PENELITIAN
A. Data Umum 1. Gambaran Karakteristik Demografi Responden Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Usia di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi Desember 2014 Usia < 20 tahun 20 – 35 tahun >35 tahun
Jumlah 1 21 -
Persentase (%) 4,5 95,5 -
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berusia 20-35 tahun sebanyak 21 (95,5%) responden dan responden yang memiliki umur <20 tahun sebanyak 1 responden (4,5%). Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pendidikan Terakhir di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi Desember 2014
Pendidikan SD SMP SMA Tidak Sekolah
Jumlah 11 4 7 -
Persentase (%) 50,0 18,2 31,8 -
Berdasarkan tabel diatas, data responden tentang pendidikan terakhir dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pendidikan SD sebanyak 11 (50%) responden, 7 (31,8%) responden memiliki pendidikan terakhir SMA dan tidak ada responden yang tidak sekolah. Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Suku di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi Desember 2014 xxvi
Suku Jawa Madura
Jumlah 20 2
Persentase (%) 90,9 9,1
Pada hasil data demografi terkait suku dapat diketahui bahwa sebanyak 20 (90,9%) responden suku Jawa dan 2 (9,1%) responden suku Madura. Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Agama di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi Desember 2014 Agama Jumlah Persentase(%) Islam 22 100 Hindu Budha Kristen Katholik -
Sedangkan pada tabel diatas, status agama responden dapat diketahui bahwa semua responden beragama islam sebanyak 22 (100%) responden. Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pekerjaan di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi Desember 2014
Pekerjaan PNS Petani Wirausaha Pengusaha Ibu Rumah Tangga
Jumlah 1 3 18
Persentase (%) 4.5 13.6 81.8
Status pekerjaan yang dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pekerjaan ibu rumah tangga, sebanyak 18 (81,8%) responden dan yang paling sedikit responden yang memiliki pekerjaan sebagai petani sebanyak 1 (4,5%).
xxvii
Semua sampel yang digunakan dalam penelitian Pengaruh Penyuluhan Kesehatan terhadap Adaptasi Fisik Ibu Postpartum Primipara adalah 22 responden sesuai yang tertera pada kriteria inklusi responden.
B. Data Khusus 1. Distribusi pretest ibu potpartum primipara yang mendapat pendidikan kesehatan terhadap adaptasi fisik. Tabel 5.6 Distribusi frekuensi pretest ibu postpartum primipara di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi Desember 2014 Adaptasi fisik Cukup Baik Kurang Baik Total
N 7 15 22
Persentase (%) 31,8 68,2 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden yang memiliki adaptasi fisik cukup baik sebanyak 7 (31,8%) responden dan yang memiliki adaptasi psikologi kurang baik sebanyak 15 (68,2%) responden.
2. Distribusi posttest ibu potpartum primipara yang mendapat pendidikan kesehatan terhadap adaptasi fisik.
xxviii
Tabel 5.7 Distribusi posttest penyuluhan kesehatan ibu postpartum di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuangi Januari 2015 Adaptasi fisik Baik Cukup Baik Kurang Baik
N 6 13 3 22
Total
Persentase (%) 27,3 59,1 13,6 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa adaptasi fisik baik 6 (27,3%) dan kurang baik sebanyak 3 (13,6%), sedangkan adaptasi fisik cukup baik sebanyak 13 (59,1%). 3. Distribusi pengaruh antara pendidikan kesehatan terhadap adaptasi fisik ibu postpartum primipara di Desa Siliragung, Kecamatan Siliragung, Kabupaten Banyuwangi. Tabel 5.8 Distribusi pengaruh peyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik ibu postpartum primipara di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuangi Penyuluhan Pre_Test Post_Test
Adaptasi Fisik Kurang Cukup baik baik 15 7 3 13
Baik
Jumlah
P Value
6
22 22
0,000
Berdasarkan tabel diatas dengan uji statistik menggunakan metode Wilcoxon Signed Ranks Test (𝛼 = 0,05) diperoleh hasil P = 0,000. Nilai tersebut < 0,05 sehingga H1 diterima yang berarti ada pengaruh yang bermakna (signifikan) antara pendidikan kesehatan terhadap ibu postpartum primipara di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi.
xxviiii
PEMBAHASAN
Bab ini menampilkan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, antara lain interpretasi dan diskusi hasil, keterbatasan penelitian dan implikasi untuk keperawatan.
A. Interpretasi dan Diskusi Hasil 1. Adaptasi fisik ibu postpartum primipara sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada seluruh sampel penelitian yang berjumlah 22 ibu, seperti yang terdapat pada tabel 5.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu postpartum primipara memiliki adaptasi fisik kurang baik. Berdasarkan dari pengelompokan jenis adaptasi fisik, didapatkan 15 (68,2%) ibu postpartum primipara memiliki adaptasi fisik kurang dan 7 (31,8%) ibu postpartum primipara yang memiliki adaptasi fisik cukup baik. Peneliti berpendapat bahwa rendahnya adaptasi fisik ibu postpartum primipara sebagian besar dikarenakan faktor kebiasaan dan lemahnya tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap pengetahuan mengenai pendidikan kesehatan. Hasil lain didapatkan 7 (31,8%) postpartum primipara memiliki adaptasi fisik yang cukup baik, dikarenakan ibu postpartum primipara memiliki tingkat pendidikan yang cukup baik sehingga memiliki pengetahuan yang cukup mengenai pendidikan kesehatan. Menurut Thoha (2007) persepsi, kebiasaan atau adaptasi dapat dipengaruhi oleh kebudayaan, kebiasaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor yang kuat didalam mempengaruhi sikap nilai dan cara seseorang memahami keadaan dunia ini. Faktor kebudayaan dan kebiasaan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi adaptasi
xxixi
fisik ibu postpartum primipara. Hasil penelitian lain juga menyebutkan bahwa ibu pospartum kurang menjaga kebersihan diri,
terutama mencuci tangan sebelum
menggendong dan meyusui bayi (Ernawati, 2012).
Faktor-faktor tersebut menjadikan adaptasi individu berbeda satu sama lain dan akan berpengaruh pada individu dalam adaptasi fisik suatu objek, stimulus, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan adaptasi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan
adaptasi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individu,
perbedaan-perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap sosial atau perbedaan dalam bermasyarakat.
2. Adaptasi fisik ibu postpartum primipara setelah dilakukan penyuluhan kesehatan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada seluruh sampel penelitian yang berjumlah 22 ibu postpartum primipara, seperti yang terdapat pada tabel 5.7 diketahui bahwa sebanyak 6 (27,3%) memiliki persepsi yang baik, 13 (59,1%) ibu postpartum primipara yang memiliki persepsi yang cukup baik dan sisanya 3 (13,6%) ibu postartum primipara tetap pada adaptasi kurang baik. Peneliti berpendapat bahwa perubahan adaptasi fisik responden dikarenakan ibu postpatum primipara baru mendapatkan penyuluhan keshatan dari peneliti, sehingga motivasi dan perhatian ibu potpartum primipara masih tertuju pada objek yang disampaikan. Menurut Craven dan Hirnle, (1996 dalam Suliha, 2002) edukasi adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui tehnik praktik belajar atau instuksi, dengan tujuan untuk mengingat fakta atau kondisi nyata, dengan cara memberi dorongan terhadap pengarahan diri (self direction), aktif memberikan informasi-informasi atau ide baru.
xxxi
Sama hal nya dengan edukasi, penyuluhan juga memberikan pemahaman pengetahuan melalui teknik instruksi yang bertujuan untuk memberi dorongan terhadap pengaruh diri. Menurut Notoatmodjo (1997 dalam Suliha, 2002) tujuan edukasi (penyuluhan) adalah: menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat; menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat; dan mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada. Tujuan pelayanan kesehatan pada dasarnya dapat disimpulkan untuk mengubah pemahaman/persepsi individu, kelompok, dan masyarakat di bidang kesehatan agar menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai, mandiri, dalam mencapai tujuan hidup sehat, serta dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dengan tepat dan sesuai
3. Pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik ibu postpartum primipara Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan terdapat 7 ibu postpartum primipara yang memiliki adaptasi fisik yang cukup baik, dan sebagian besar, yakni 15 ibu postpartum primipara memiliki adaptasi fiik yang kurang baik. Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan ada penurunan jumlah ibu postpartum primipara yang memiliki adaptasi fisik kurang baik yakni 3 ibu, sedangkan jumlah ibu postpartum primipara ang memiliki adaptasi fisik cukup baik mengalami peningkatan yakni 13 ibu dan ada 6 ibu postpartum primipara yang memilki adaptasi fisik baik. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik ibu postpartum primipara. Sejalan dengan hasil peneitian ini, pada penelitian sebelumnya (Nugroho, 2012:64) yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Adaptasi Psikologi Ibu
xxxii
Postpartum Primipra di Desa Dukuh Dempok Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember” diperoleh bahwasannya pendidikan kesehatan mampu pengaruhi adaptasi psikologi ibu postpartum primipara. Penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik yaitu semakin banyak penyuluhan yang diterima maka semakin baik adaptasi fisik seseorang/ibu postpartum primipara. Hal ini sesuai dengan hasil uji analisis non parametrik dari Wilcoxon Sign Rank Test, yang didapatkan nilai ρ = 0,001 yang berarti ρ < 0,05. Berdasarkan nilai ρ = 0,001 dapat diartikan bahwa penyuluhan pendidikan sangatlah berpengaruh terhadap adaptasi fisik ibu postpartum primipara.
Dari pembahasan diatas, peneliti dapat menegaskan bahwa pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik ibu postpartum primipara sangatlah bermakna. Menurut Prawiradilaga (2004) Proses belajar tanpa memperhatikan siapa yang belajar, materi, lokasi, jenjang pendidikan
atau usia pembelajar selalu selalu
dipengaruhi oleh persepsi peserta didik. Cara berfikir, minat atau potensi dapat berkembang dengan baik jika seseorang memiliki persepsi yang memadai. Tujuan belajar sebenarnya adalah mengembangkan persepsi kemudian menjadi kemampuan-kemampuan yang tercermin
mewujudkannya
dalam cara berfikir (kognitif),
bekerja motorik, serta bersikap. Menurut Rakhmat (2007) Pada dasarnya proses terbentuknya adaptasi ini terjadi dalam diri seseorang, namun adaptasi juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya.
xxxiii
B. Keterbatasan Penelitian 1. Keterbatasan instrument Instrument penelitian pada penelitian ini tidak dilakukan uji validiatas dan reliabilitas dan peneliti hanya mengadakan perubahan terhadap redaksi kalimat instrument penelitian.
C. Implikasi Untuk Keperawatan Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang bermakna antara penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik ibu postpartum primipara. Ibu postpartum primipara yang medapatkan penyuluhan kesehatan maka adaptasi fisik ibu postpartum primipara akan baik, ibu postpartum primipara dengan adaptasi fisik yang baik akan dengan sendirinya selalu berusaha untuk meningkatkan status kesehatan, dan mencegah timbulnya penyakit dan bertambahnya masalah kesehatan. Penelitian ini dapat berguna untuk bahan pemikiran bagi para tenaga medis khususnya perawat untuk lebih sering melakukan penyuluhan kesehatan kepada ibu postpartum primipara.
xxxiiii
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Presentase terbesar sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan, ibu postpartum primipara memiliki adaptasi fisik yang kurang baik. 2. Adaptasi fisik ibu postpartum primipara setelah dilakukan penyuluhan kesehatan memiliki peningkatan yakni sebagian besar ibu postpartum primipara memiliki adaptasi fisik yang cukup baik. 3. Ada pengaruh yang bermakna antara penyuluhan kesehatan terhadap adaptasi fisik pada ibu postpartum primipara di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi.
B. Saran 1. Bagi responden disarankan memiliki banyak informasi terkait pendidikan kesehatan yang membantu
untuk mengoptimalkan peran
ibu yang konstruktif dalam
menjalankan peran barunya dan mensejahterakan keadaan bayinya 2. Bagi keluarga disarankan untuk memberikan dukungan dan motivasi kepada ibu untuk memperoleh kesehatan yang sesuai yang dapat dijadikan sebagai acuan ibu dalam menjaga bayinya. 3. Bagi tenaga Kesehatan disarankan untuk lebih memperhatikan pendidikan kesehatan yang dimiliki ibu, agar ibu memiliki modal untuk menjalankan peran barunya dan dapat secara mandiri dalam merawat bayinya. 4. Untuk peneliti selanjutnya diharapakan dapat melakukan berhubungan dengan adaptasi fisik ibu postpartum primipara. xxxivi
penelitian
lain yang
5. Institusi pendidikan disarankan kepada institusi pendidikan agar memberi masukan tentang pentingnya penyuluhan
kesehatan kepada seluruh stakeholder
yang
bersangkutan untuk mengedepankan peran perawat yang sesungguhnya. 6. Profesi
kesehatan
disarankan
kepada
profesi
untuk
lebih
memperhatikan
kesejahteraan ibu dan bayi disaat awal ibu setelah melahirkan, agar ibu dapat beradaptasi secara baik terhadap diri dan bayinya.
xxxvi
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka cipta. Hidayat, A. (2010). Metode Penelitian Keperawatan danTeknik Analisa Data, Jakarta : Salemba Medika. Notoatmodjo, (2006). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika. Nurwahyuni, (2010). Hubungan Antara Tarak (Pantang) terhadap Makanan pada Ibu Post Partum dengan Proses Penyembuhan Luka Jahitan Perineum di BPS ny. Purwanto Mojokerto. Prawiroharjo, S. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Rustam. (2006). Asuhan Persalinan. Jakarta: Salemba Medika. Singgit, 2011, ¶, 1, http://pengertian-adaptasi.com, diperolehtanggal9 April 2014 Saifuddin. AB. (2006), Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Verney. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC. Hal : 36-39, 2006. Wiknjosastro H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka sarwono prawiroharjo. Sujiyatini, dkk. 2010. Asuhan Ibu Nifas Askeb III. Yogyakarta. Cyrrilus Publisher Reeder, SJ, Leonide,L.M, Deborah, K. Griffin. 2011. Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga. Edisi 18 Volume 2. Jakarta. EGC. Suherni, Hesti Widyasih dan Anita Rahmawati. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Penerbit Fitramaya. Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika. Riwidikdo. 2010. Statistik Kesehatan: Belajar Mudah Teknik Analisa Data Dalam Penelitian Kesehatan (Plus Aplikasi Software SPSS). Yogyakarta: Mitra Cendekia Press. xxxvii
Maryunani. 2009, Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum), Jakarta : Trans Info Media. Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC. Bahiyatun. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC. Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika
xxxviii