1
ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 GORONTALO PADA MATERI STATISTIKA Fatmawati Taduengo, Drs. Sumarno Ismail, M.Pd, Dra. Kartin Usman, M.Pd Jurusan Pendidikan Matematika F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email:
[email protected]
ABSTRAK Fatmawati Taduengo, 2013. Analisis Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Gorontalo Pada Materi Statistika. Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I : Drs. Sumarno Ismail, M.Pd dan Pembimbing II : Dra. Kartin Usman, M.Pd Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan komunikasi matematika siswa kelas XI pada materi statistika. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif untuk memberikan gambaran kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi statistika di SMA Negeri 2 Gorontalo dengan cara pemberian tes dan wawancara Subjek wawancara berjumlah 6 orang dari 30 siswa kelas XI IPA 3 yang dipilih melalui tes. Selanjutnya wawancara yang dilakukan dengan tujuan untuk menjaring informasi yang lebih mendalam tentang kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi statistika Hasil penelitian menunjukan kemampuan komunikasi matematika tinggi mencapai 6 orang atau sekitar 20% dari subjek yang diteliti, kemampuan komunikasi matematika sedang mencapai 14 orang atau sekitar 46,67 % dari subjek yang diteliti, kemampuan komunikasi matematika rendah mencapai 10 orang atau sekitar 33,33 % dari subjek yang diteliti. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk kemampuan komunikasi matematika di kelas XI IPA masih tergolong kemampuan sedang Kata Kunci : Kemampuan Komunikasi Matematika, Statistika I.
PENDAHULUAN Komunikasi matematika merupakan salah satu tujuan pembelajaran
matematika dan menjadi salah satu standar kompetensi lulusan sekolah dari pendidikan dasar sampai menengah sabagaimana tertuang dalam peraturan mentri pendidikan nasional tahun 2006 tentang standar kompetensi kelulusan dalam bidang studi matematika yang menyatakan bahwa melalui pembelajaran matematika, siswa
2
diharapkan dapat mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk mempejelas keadaan atau masalah Dengan demikian salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran matematika adalah kemampuan siswa mengkomunikasikan objek matematika yang dipelajarinya. Kemampuan komunikasi sebagai salah satu tujuan pembelajaran matematika yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bebas berkomunikasi dengan mengungkapkan ide atau mendengarkan ide temannya. Dengan komunikasi matematik siswa dapat mengemukakan ide dengan cara mengkomunikasikan pengetahuan matematika yang dimiliki baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk penjelasan aljabar, gambar, diagram atau model matematika lainnya. Kemampuan matematik berperan untuk memahami ide – ide matematik secara benar. Siswa yang memilki kemampuan matematik yang baik, cenderung dapat membuat berbagai representasi yang beragam, sehingga lebih memudahkan siswa dalam mendapatkan alternatif penyelesaian berbagai masalah matematik Matematika bukan hanya sekedar alat bagi ilmu tetapi lebih dari itu matematika adalah bahasa, menurut Alisah (dalam Lasadi 2012:17 ) matematika adalah sebuah bahasa artinya matematika merupakan cara mengungkapkan atau menerangkan dengan cara tertentu, dalam hal ini yang dipakai oleh bahasa matematika adalah dengan menggunakan simbol – simbol. Nasional Council of Techer of Mathematics menyatakan bahwa komunikasi matematika merupakan suatu tantangan bagi siswa dikelas untuk mampu berfikir dan bernalar tentang matematika, yang merupakan sarana pokok dalam mengekspresikan hasil pikiran siswa baik secara lisan maupun tertulis. Selanjutnya menurut Sullivan dan Mousley (dalam Lasadi 2012:19) Komunikasi matematik bukan hanya sekedar menyatakan ide melalui tulisan tetapi lebih luas lagi yaitu kemampuan siswa dalam hal mencakap, menanyakan, klarifikasi, bekerja sama (sharing), menulis dan akhirnya melaporkan apa yang telah di pelajari. Jadi komunikasi matematika adalah kegiatan seseorang dalam menggunakan lambang – lambang, grafik, diagram, simbol dan notasi untuk
3
menyatakan ide – ide baik lisan maupun tulisan serta hubungan matematika dari satu orang ke orang lain. Dalam pembelajaran matematika ketika sebuah konsep matematika di berikan oleh guru kepada siswanya maka siswa tersebut secara aktif dalam memikirkan ide mereka, menulis atau berbicara dan mendengar siswa lain dalam berbagi ide maka pada saat itu terjadi transformasi informasi dari satu orang ke orang lain. kemampuan komunikasi matematika adalah kemampuan menyampaikan ide – ide atau gagasan menggunakan simbol – simbol, gambar, grafik, notasi dan lambang – lambang matematika. Cara lain yang di pandang tepat untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematika siswa adalah dengan berdiskusi kelompok (LACOE, dalam mahmudi 2006:179). Kemampuan komunikasi dapat di kembangkan dengan menggunakan metode pembelajaran dan diskusi kelompok. Hal ini memungkinkan siswa berlatih untuk mengekspresikan pemahaman, memverbalkan proses berfikir dan mengklarifikasi pemahaman atau ketidakpahaman mereka. Dalam proses diskusi kelompok, akan terjadi pertukaran ide, dan pemikiran antar siswa, hal ini akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan matematikanya. Ketika siswa berfikir, merespon, berdiskusi, mengelaborasi, menulis, membaca, mendengarkan dan menemukan konsep – konsep matematika mereka mempunyai beberapa keuntungan yaitu berkomunikasi untuk belajar matematika dan belajar untuk berkomunikasi secara matematika (NCTM, dalam mahmudi 2006:179) Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Kemampuan menghubungkan gambar, grafik atau diagram ke dalam ide matematika 2. Kemampuan Menjelaskan suatu situasi, ide secara tulisan dengan gambar, grafik atau diagram 3. Kemampuan menyatakan peristiwa sehari – hari dalam bahasa atau simbol matematika
4
Statistika
adalah
cabang
ilmu
terapan
yang
mengkaji/membahas,
mengumpulkan, menyusun, mengolah dan menganalisis data, menyajikan data dalam bentuk kurva atau diagram, serta menarik kesimpulan dan menguji hipotesa yang didasarkan pada pengolahan data. Dalam kehidupan sehari – hari kita sering menjumpai peranan statistika dalam beberapa aspek kehidupan, misalnya pengumpulan data tentang minat siswa dalam pemilihan jurusan, jumlah kepadatan penduduk dan lain sebagainya. Data tersebut biasanya disajikan dalam tabel atau diagram. Dengan statistika data – data yang diperoleh dapat disajikan dalam tabel dan diagram sehingga mempermudah untuk membacanya. Kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi statistika dapat dilihat ketika siswa menyampaiakan ide atau suatu gagasan dalam bentuk gambar, grafik atau diagram. II.
METODE PENELITIAN Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri 2 Gorontalo,dilaksanakan pada
siswa kelas XI IPA semester genap tahun ajaran 2012/2013 selama ± 2 bulan ( MeiJuni 2013 ). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
untuk memberikan
gambaran serta menganalisis kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi statistika di SMA Negeri 2 Gorontalo. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Gorontalo pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 sejumlah 150 siswa. Oleh karena keterbaasan waktu dan faktor lainnya, maka subjek penelitian difokuskan pada satu kelas yaitu XI IPA 3 Semester Genap yang memiliki jumlah siswa sebanyak 30 orang siswa. Penarikan sampel dalam penelitian ini mengguakan teknik purposive sampling.Menurut Arikunto (2010: 183) purposive sampling berarti penarikan sampel karena tujuan tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa cara/teknik yaitu : 1. Tes, yaitu teknik yang digunakan sebagai upaya untuk memperoleh data primer tentang kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi
5
statistika. Tes yang di gunakan dalam penelitian ini adalah tes berbentuk uraian 2. Wawancara, sebagai teknik pendukung di samping tes untuk memperoleh gambaran dalam menganalisisi kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi statistika. Obyek wawancara berjumlah 6 orang yang dipilih berdasarkan nilai yang diperoleh pada tes sebelumnya, yakni 2 orang memiliki kemampuan komunikasi matematika rendah, 2 orang siswa memilki kemampuan sedang, dan 2 orang siswa dengan kemampuan tinggi III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian Tes yang diberikan pada subjek penelitian adalah tes materi statistika. Adapun bentuk tes yang diberikan adalah tes bentuk uraian yang berjumlah 6 butir soal, sebelum tes di berikan kepada subjek penelitian, tes tersebut terlebih dahulu dilakukan uji validitas konstruksi yang divalidasi oleh 4 orang dosen dan uji validitas butir soal yang telah di uji coba di kelas XI IPA 2. Sedangkan untuk kelas penelitian dilaksanakan di kelas XI IPA 3 dengan alokasi waktu 90 menit. Tes kemampuan komunikasi matematika ini dilaksanakan pada pada hari jum’at 31 Mei 2013 Selanjutnya hasil tes dianalisis kemudian dikelompokkan yaitu kelompok kemampuan tinggi, kelompok kemampuan sedang dan kelompok kemampuan rendah Untuk kemampuan tinggi 70-100, kemampuan sedang 50-69 dan kemampuan rendah 0-49. Setelah itu tahap selanjutnya adalah wawancara yang dilaksanakan pada hari Jum’at 7 Juni 2013, subjek yang di wawancarai di ambil dari kelompok yang kemampuan tinggi sebanyak 2 orang, kelompok sedang 2 orang dan kelompok rendah 2 orang. Dari hasil jawaban dan cuplikan wawancara dapat diketahui bahwa siswa yang memilki kemampuan komunikasi tinggi hasil pekerjaannya sama, Dimulai dari tahap yang diketahui, ditanyakan dan penyelesaian. siswa ini melakukan kesalahan yang sama dalam menjawab soal nomor 1a dan 1b. Mereka keliru dalam membaca
6
data yang ada pada diagram batang. Dengan demikian untuk siswa kelompok kemampuan komunikasi tinggi kurang memiliki kemampuan komunikasi matematika khususnya pada indikator pertama yaitu kemampuan menghubungkan gambar, grafik atau diagram kedalam ide matematika. Siswa tersebut kurang teliti dalam membaca data, kurang tahu membaca data dalam diagram batang seandainya data tersebut tidak berada tepat pada nilai – nilai yang tertera pada garis vertikal Untuk kelompok kemampuan komunikasi sedang rata – rata melakukan kesalahan yang sama dalam menjawab soal nomor 4 yaitu keliru dalam membuat histogram dan poligon. Sesuai dengan hasil wawancara terlihat mereka kurang memahami konsep yang seharusnya untuk histogram diagram batangnya berimpit, namun sesuai dengan hasil pekerjaan gambar diagram batangnya terpisah. Sesuai dengan hasil pekerjaan siswa kelompok rendah terlihat mereka kurang memahami konsep yang seharusnya untuk histogram diagram batangnya berimpit, tapi dalam lembar jawaban ke 2 siswa ini gambar diagram batangnya terpisah. Dengan demikian kemampuan komunikasinya masih kurang. Untuk soal nomor 6 mereka sudah dapat menuliskan apa yang di ketahui dan ditanyakan tapi penyelesaiannya masih salah, karena kedua siswa ini salah dalam mengalikan bilangan Pembahasan Subjek dengan kemampuan komunikasi matematika tinggi mencapai 8 orang atau sekitar 26,7% dari subjek yang diteliti. Untuk subjek dengan kemampuan tinggi dikategorikan memiliki kemampuan komunikasi matematika. Ini ditunjukan oleh ketiga indikator kemampuan komunikasi matematika terpenuhi hampir pada keseluruhan jawaban butir soal. Subjek dengan kemampuan komunikasi matematika sedang mencapai 13 orang atau sekitar 43,3 % dari subjek yang diteliti. Dari hasil pekerjaan siswa yang memilki kemampuan sedang, dapat dilihat siswa tersebut sudah dapat mencapai beberapa indikator yang diukur
7
Subjek dengan kemampuan komunikasi matematika rendah mencapai 10 orang atau sekitar 30 % dari subjek yang diteliti. Dari hasil pekerjaan siswa yang memilki kemampuan rendah, dapat dilihat bahwa siswa tersebut belum dapat memenuhi indikator kemampuan komunikasi matematika yang diukur seperti membaca data pada diagram batang, Menyajikan data dalam bentuk histogram dan poligon dan belum dapat menyelesaikan masalah – masalah dalam kehidupan sehari hari IV.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian diatas, maka dapat
dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Siswa dengan kemampuan komunikasi matematika tinggi dapat mencapai indikator yang diukur 2. Siswa yang memilki kemampuan rendah, belum dapat memenuhi indikator kemampuan komunikasi matematika yang diukur seperti membaca data pada diagram batang serta siswa tersebut tidak dapat Menyajikan data dalam bentuk histogram dan poligon 3. Dari hasil penelitian dan analisis tes kemampuan komunikasi matematika diketahui bahwa siswa kelas XI IPA 3 memilki kemampuan komunikasi matematika sedang Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, maka peneliti mengajukan beberapa saran : 1. Dalam proses pembelajaran matematika perlu adanya pembelajaran yang dapat melatih dan mengarahkan siswa agar dapat memiliki kemampuan komunikasi matematika 2. Pada siswa agar dalam mempelajari matematika, baik itu pengertian, pemahaman dan pengerjaan soal-soal latihan agar tidak mengabaikan konsep yang telah diberikan sebelumnya, karena mengingat materi matematika itu sangat hierarkis.
8
DAFTAR PUSTAKA Ambarjaya, Beni S. 2012. Psikologi Pendidikan Dan Pengajaran. Jakarta: Buku seru Arikunto. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta Hasan, Imran. 2009.Pengaruh Metode Pembelajaran Improve Dan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik. Tesis Tidak Dipublikasikan. Gorontalo: Progaram Pascasarjana UNG Latifa. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Match Mine Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa. Tesis. Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Lasadi, Nikma. 2012.Pengaruh Model Open Ended Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Ditinjau Dari Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tilamuta. Tesis Tidak Dipublikasikan. Gorontalo: Progaram Pascasarjana UNG Mahmudi, Ali. 2006. Pengembangan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Matematika. Dipresentasikan Dalam Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika, 24 November Mahmudi, Ali. 2009. Komunikasi Dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal MIPMIPA UNHALU, Volume 8 No 1 ISSN 1412-2318:1-9 Prastiti, Tri. 2007. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran RME Dan Pengetahuan Awal Terhadap Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Matematika. Jurnal UPBJJ Surabaya, Vol 2 No 1 :199-215 Soedyarto, Nugroho. 2008. Matematika Untuk SMA Dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Suhaedi, Didi. 2012. Peningkatan Kemampuan Komunikasi matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Pendidikan Realistik. Dipresentasikan Dalam Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika, 10 November Sugiyono, 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung :CV Alfabeta.
9
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatis, Kualitatif Dan R&D.Bandung: CV Alfabeta. Zainab. 2011. Kemampuan Komunikasi Dalam Pembelajaran Matematika (http:/rbsryansl.wordpress.com/2011/komunikasi-dalam-matematika/). Diakses 5 April 2013 Yuliatmoko, pangarso. Sari R Dewi. 2008. Matematika Untuk SMA Dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan