Hubungan Karakteristik Lansia Dan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kehadiran Di Posyandu Lansia Kelurahan Jomblang Wilayah Kerja Puskesmas Candi Lama Kota Semarang. Dewi Marliyana Sari1, Tri Nurhidayati2, Agustin Syamsianah3 1
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes UNIMUS
2
Dosen Keperawatan Fikkes UNIMUS
3
Dosen Jurusa Fakultas Ilmu Gizi UNIMUS
Abstrak Menua merupakan fenomena universal, namun lajunya berbeda-beda. Dengan bertambahnya usia akan mengalami berbagai masalah baik secara fisik, biologis, mental maupun ekonomi, semakin lanjut usia maka kemampuan fisiknya akan mengalami penurunan dan pemenuhan kebutuhan akan terganggu. Beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan lansia yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan. Pemeliharaan kesehatan yang dilakukan lansia adalah pemanfaatan posyandu lansia. Tingkat kehadiran di posyandu lansia dipengaruhi oleh dukungan keluarga dalam menghadiri posyandu lansia. Dukungan keluarga yang adekuat dalam membantu anggota keluarga yang mempertahankan kesehatan. Keluarga yang baik akan berpengaruh positif, sedangkan keluarga yang kurang baik akan berpengaruh negatif bagi perkembangan lansia termasuk dalam tingkat kehadiran lansia di posyandu lansia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara karakteristik lansia dan dukungan keluarga dengan tingkat kehadiran di posyandu lansia kelurahan Jomblang wilayah kerja puskesmas Candilama Kota Semarang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang tinggal di Kelurahan Jomblang. Sampel sebanyak 78 responden dilakukan dengan teknik purposive sampling . Analisa Bivariat menggunakan uji penelitian Chi Square dan Analisa Multivariat menggunakan Regresi Linear.Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan Chi Square didapatkan hasil 0 sel (0,0%) yang mempunyai nilai harapan < 5 dengan nilai X2 sebesar 21,102 dengan p value sebesar 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan tingkat kehadiran lansia ke posyandu lansia Hasil uji multivariate dengan metode enter tersebut diatas maka variabel yang mempunyai nilai p < 0,05 (signifikan) adalah variabel jenis kelamin lansia (p value =0,002), pendidikan lansia (p value = 0,000), dan dukungan keluarga lansia (p value = 0,003) sehingga dapat simpulkan ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, pendidikan dan dukungan keluarga dengan kehadiran lansia ke posyandu lansia di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan keluarga dapat memberikan dukungan kepada yang lansia untuk aktif dalam mengikuti kegiatan di posyadnu lansia, sehingga lansia dapat mencapai derajat kesehatan dan mutu kehidupannya untuk mencapai masa tua yang sehat, mandiri dan produktif’ Kata kunci : karakteristik lansia, dukungan keluarga, tingkat kehadiran
1
2
Abstract Aging is a universal phenomenon, but the fast are different. With age more will make experience a variety of problems, both physically, biologically, mentally and economically, the more advanced age then his physical abilities will make decline and needs to be disturbed. There are several factors affect the health of the elderly are age, gender, education level, occupation, marital status. The health care of their the elderly who do use posyandu elderly. Attendance rates in elderly posyandu influenced by family support in attending posyandu elderly. An self adequate family support in helping maintain the health of family members. The good family will have a positive influence, while the deficient families will have a negative influence to the growth in the elderly including attendance at posyandu elderly. The purpose of this study to determine the relationship between the characteristics of the elderly and support their families with elderly attendance at elderly posyandu in Jomblang village, Candi Lama subdistrict of Semarang Health Center working area. The study was a descriptive cross sectional correlation . The population in this study were all elderly who live in the Jomblang Village. Sample of 78 respondents conducted by purposive sampling technique . Bivariate analysis using chi square test and multivariate analysis using regression Linear. Based on Multivariate analysis using Chi Square showed 0 cells ( 0.0 % ) who had expected value < 5 with X2 value of 21.102 with a p value of 0.000 < 0 , 05 it can be concluded that there is a significant correlation between the level of family support to the elderly attendance posyandu elderly multivariate test results with enter method mentioned above, the variable has a value of p < 0.05 ( significant ) is the senior gender variable ( p value = 0.002 ) , education elderly ( p value = 0.000 ) , and family support elderly ( p value = 0.003 ) it can be to conclude there is a significant relation between gender, education and family support to the elderly presence to the elderly posyandu in Jomblang village, Candisari subdistrict of Semarang. Based on these results are expected to provide support to the family of the elderly to be active in the following activities in elderly posyandu, the elderly can achieve the health and quality of life to achieve a healthy old age, independent and productive. Keywords : characteristics of elderly, family support, the attendance
PENDAHULUAN Penduduk lanjut usia (lansia) mengalami peningkatan yang signifikan didunia, pada tahun 1950 sebanyak 130 juta (4% dari total populasi), tahun 2000 sebanyak 16 juta (7,2% dari total populasi) dan terus bertambah berkisar 8 juta setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 tahun menjadi 41,5 juta (13,6%) dan pada tahun 2050 sebanyak 79,6 juta (23,7%) (Hasugian, Lubis, & Tukiman, 2012). Menurut Sudaryanto (2010) dalam (Handayani & Wahyuni, 2012) menyatakan terjadi kenaikan jumlah penduduk lanjut usia tahun 2025 dibanding tahun 1990 dibeberapa negara dunia yaitu China 220%, India 242%, Thailand 337%, dan Indonesia 440%.
3
Menua adalah proses menghilangnya secara perlahan- lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita dan berlangsung secara alamiah, dimulai sejak lahir dan pada umumnya dialami oleh semua makhluk hidup (Nugroho, 2000.. Adapun karakteristik lanjut usia yang mempengaruhi kesehatan lansia, yang dipengaruhi oleh faktor – faktor usia, jenis kelamin jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, motivasi, dukungan keluarga serta dukungan sosial terhadap lansia dalam pemeliharaan kesehatan lanjut usia (S.Tamher & Noorkasiani, 2009). Pemeliharaan kesehatan yang dilakukan lansia adalah pemanfaatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah demi mencapai lansia yang sehat dan bahagia dalam usia lanjut. Pelayanan kesehatan terpadu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan terhadap lansia di tingkat desa atau kelurahan dalam wilayah kerja masing - masing puskesmas (Depkes RI, 2005). Pelayanan kesehatan yang diberikan posyandu lansia yang meliputi preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif (Handayani & Wahyuni, 2012). Kegiatan yang dilakukan di posyandu lansia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental lansia yang hasilnya dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi (Hasugian, Lubis, & Tukiman, 2012). Upaya pemerintah dalam mempertahankan kualitas kesehatan lansia adalah pemanfaatan pelayanan kesehatan yang membutuhan peran keluarga dengan tujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan lansia. Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya. Peranan keluarga dalam perawatan lansia yaitu menjaga atau merawat lansia, mempertahankan dan meningkatkan status mental, mengantsipasi perubahan sosial ekonomi serta memberikan motivasi dan memfasilitasi kebutuhan spritual bagi lansia (Maryam dkk, 2008). Dukungan keluarga dapat memberikan kekuatan satu sama lain dan kemampuan anggota keluarga menciptakan suasana saling memiliki, untuk memenuhi kebutuhan perkembangan keluarga. Menurut Friedman (1998)
4
disebutkan ada empat jenis dukungan keluarga yaitu: dukungan informasi, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional. Ini merupakan strategi preventif yang paling baik, yang bertujuan untuk meningkatkan dukungan keluarga yang adekuat dalam membantu anggota keluarga yang mempertahankan kesehatan. Hasil penelitian (Hasugian, Lubis, & Tukiman, 2012) menjelaskan bahwa tingkat kehadiran lanjut usia di posyandu lanjut usia dipengaruhi oleh pengetahuan dan dukungan memanfaatkan posyandu lansia memiliki pengetahuan yang kurang, banyak diantaranya kurang memanfaatkannya. Kendala yang dialami lansia dalam menghadiri posyandu lansia selain dukungan dari keluarga yaitu lansia yang memliki peran tambahan dalam keluarga untuk menjaga cucu, lansia yang ikut serta dalam mencukupi kebutuhan hidup keluarga dan aksesibilitas posyandu lansia yang jauh dari tempat tinggal lansia (Sumiati, Suriati, Iwan, & Ramdan, 2012) Data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang (2012), menyatakan bahwa jumlah lansia ≥ 60 tahun yang berada di wilayah kerja puskesmas Candi Lama sejumlah 769 jiwa. Hasil observasi awal pada bulan Mei 2013 data yang diperoleh yaitu 84 jiwa ( 87,5%) lansia yang menghadiri posyandu lansia dan 12 jiwa ( 12,5%) yang tidak menghadiri posyandu lansia dari jumlah populasi lansia yang berjumlah 96 jiwa. Peneliti melakukan studi pendahuluan pada 21 Mei 2013, dengan cara wawancara langsung kepada 10 lansia dan hasil dari wawancara 7 lansia mengatakan kehadiran di posyandu lansia tanpa pendampingan keluarga, keluarga tidak mengingatkan jadwal kegiatan posyandu lansia, pembiayaan yang ditanggung lansia sendiri dan 3 lansia mengatakan mendapatkan dukungan dari keluarga dalam menghadiri kegiatan di posyandu lansia. Berdasarkan latar belakang dan fenomena tersebut, peneliti ingin mengetahui hubungan karakteristik lansia dan dukungan keluarga dengan tingkat kehadiran lansia di posyandu lansia Kelurahan Jomblang wilayah kerja puskesmas Candi Lama Kota Semarang.
5
METODE Desain penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah correlation study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang berusia ≥60 tahun sebanyak 96 jiwa berdomisili di Jomblang wilayah kerja puskesmas candi lama kota Semarang. Penelitian ini teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non probability sampling berupa Purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 78 lansia. Alat oengumpulan data dengan kuesioner yang telah diuji cobakan sebelumnya. Proses langsung dari Bulan Februari sampe September 2013. Data analisis secara univariat, bivariat ( chi square) dan multivariat ( regresi linear).
HASIL DAN PEMBAHASAN a.
Usia Lansia Tabel 4.1
Distribusi frekuensi Usia Lansia di Kelurahan Jomblang KecamatanCandisari Kota Semarang Bulan September Bulan September Tahun 2013.
Usia
Frekuensi
Persentase
Usia lanjut (60-74 tahun)
40
51,3%
Lanjut usia (75 – 90 tahun)
31
39,7%
Sangat tau (>90 tahun)
7
9,0%
78
100%
Jumlah
b.
Jenis kelamin responden Tabel 4.2
Distribusi frekuensi Jenis Kelamin Lansia
di Kelurahan
Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang Bulan September Tahun 2013 Pendidikan
Frekuensi
Persentase
Laki-laki
34
43,6%
Perempuan
44
56,4%
78
100%
Jumlah
6
c.
Pendidikan responden Tabel 4.3
Distribusi frekuensi Pendidikan Lansia Jomblang Kecamatan Candisari
di Kelurahan
Kota Semarang
Bulan
September Tahun 2013 Pendidikan
Frekuensi
Persentase
Pendidikan dasar
41
52,6%
Pendidikan menengah
31
39,7%
Pendidikan tinggi
6
7,7%
78
100%
Jumlah
d.
Pekerjaan responden Tabel 4.4
Distribusi frekuensi Pekerjaan Lansia di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari
Kota Semarang Bulan September
Tahun 2013 Pekerjaan
Frekuensi
Persentase
Bekerja
44
56,4%
Tidak bekerja
34
43,6%
78
100%
Jumlah
e.
Status Perkawinan Responden Tabel 4.5
Distribusi frekuensi Status Perkawinan Lansia di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang Bulan September Tahun 2013 Status perkawinan
Frekuensi
Persentase
Berpasangan
44
56,4%
Tidak berpasangan
34
43,6%
78
100%
Jumlah
7
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi tingkat Dukungan keluarga kepada lansia untuk ke posyandu lansia di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang Bulan September Tahun 2013
Dukungan Keluarga
Frekuensi
Persentase
Mendukung
50
64,1%
Tidak mendukung
28
35,9%
78
100%
Jumlah
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi tingkat dukungan emosional keluarga kepada lansia untuk ke posyandu lansia Jomblang Kecamatan Candisari
di Kelurahan
Kota Semarang Bulan
September Tahun 2013 Dukungan Emosional
Frekuensi
Persentase
Mendukung
40
51,3%
Tidak mendukung
38
48,7%
78
100%
Jumlah
Tabel 4.8. Distribusi
Frekuensi
tingkat
dukungan
penghargaan
keluarga kepada lansia untuk ke posyandu lansia
di
Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang Bulan September Tahun 2013
Dukungan penghargaan
Frekuensi
Persentase
Mendukung
54
69,2%
Tidak mendukung
24
30,8%
78
100%
Jumlah
8
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi tingkat dukungan informasi keluarga kepada lansia untuk ke posyandu lansia Jomblang Kecamatan Candisari
di Kelurahan
Kota Semarang Bulan
September Tahun 2013 Dukungan informasi
Frekuensi
Persentase
Mendukung
37
47,4%
Tidak mendukung
41
52,6%
78
100%
Jumlah
Tabel 4.10. Distribusi
Frekuensi
tingkat
dukungan
instrumental
keluarga kepada lansia untuk ke posyandu lansia
di
Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang Bulan September Tahun 2013 Dukungan instrumental
Frekuensi
Persentase
Mendukung
46
59,0%
Tidak mendukung
32
41,0%
78
100%
Jumlah
Kehadiran lansia ke posyandu lansia Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi tingkat kehadiran lansia ke posyandu lansia di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari
Kota
Semarang Bulan September Tahun 2013 Kehadiran lansia
Frekuensi
Persentase
Cukup
41
52,6%
Kurang
37
47,6%
78
100%
Jumlah
Tabel 4.12
Hubungan usia dengan tingkat kehadiran di posyandu lansia di
Kelurahan
Jomblang
Kecamatan
Semarang Bulan September Tahun 2013
Candisari
Kota
9
Kehadiran lansia ke posyandu lansia Umur
Total
Cukup f
%
f
%
f
%
Usia lanjut
27
67,5
13
32,5
40
100,0
Lanjut Usia
13
41,9
18
58,1
31
100,0
Sangat tua
1
14,3
6
85,7
7
100,0
41
52,6
37
47,4
78
100,0
Jumlah
Tabel 4.13
X2
P value
7,346
0,007
Kurang
Hubungan jenis kelamin dengan tingkat kehadiran di posyandu lansia di
Kelurahan Jomblang Kecamatan
Candisari Kota Semarang Bulan September Tahun 2013 Kehadiran lansia ke posyandu lansia Jenis kelamin
Cukup
Total
Kurang
F
%
f
%
f
%
Laki-laki
28
82,4
6
17,6
34
100,0
Perempuan
13
29,5
31
70,5
44
100,0
Jumlah
41
52,6
37
47,4
78
100,0
Tabel 4.14
X2
21,450
P value
0,000
Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat kehadiran di posyandu lansia di
Kelurahan Jomblang Kecamatan
Candisari Kota Semarang Bulan September Tahun 2013
Kehadiran lansia ke posyandu lansia Pendidikan
Cukup
Total
Kurang
F
%
f
%
f
%
Dasar
9
22,0
32
78,0
41
100,0
Menengah
27
87,1
4
12,9
31
100,0
Tinggi
5
83,3
1
16,7
6
100,0
41
52,6
37
47,4
78
100,0
Jumlah
X2
P value
32,485
0,000
10
Tabel 4.15
Hubungan pekerjaan dengan tingkat kehadiran di posyandu lansia di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang Bulan September Tahun 2013 Kehadiran lansia ke posyandu lansia
Pekerjaan
Total
Cukup
Kurang
F
%
f
%
f
%
Bekerja
27
61,4
17
38,6
44
100,0
Tidak bekerja
14
41,2
20
58,8
34
100,0
41
52,6
37
47,4
78
100,0
Jumlah
Tabel 4.16
P
X2
value
3,135
0,077
Hubungan status perkawinan dengan tingkat kehadiran di posyandu lansia di
Kelurahan Jomblang Kecamatan
Candisari Kota Semarang Bulan September Tahun 2013 Kehadiran lansia ke posyandu lansia Status perkawinan
Total
Cukup
Kurang
F
%
f
%
f
%
Berpasangan
24
54,5
20
45,5
44
100,0
Tidak berpasangan
17
50,0
17
50,0
34
100,0
Jumlah
41
52,6
37
47,4
78
100,0
Tabel 4.17
X2
P value
0,159
0,690
Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kehadiran lansia di posyandu lansia di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang Bulan September Tahun 2013
Kehadiran lansia ke posyandu lansia Dukungan keluarga
Total
Cukup
Kurang
f
%
f
%
f
%
Mendukung
36
72,0
14
28,0
50
100,0
Tidak mendukung
5
17,9
23
82,1
28
100,0
41
52,6
37
47,4
78
100,0
Jumlah
X2
21,102
P value
0,000
11
Tabel 4.18
Hubungan karakteristik lansia meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan dukungan keluarga dengan tingkat kehadiran di posyandu lansia di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang
Variabel
Sig.
Keterangan
Usia Lansia
0,058
Tidak Berhubungan
Jenis Kelamin
0,002
Berhubungan
Pendidikan
0,000
Berhubungan
Pekerjaan
0,836
Tidak Berhubungan
Status Perkawinan
0,164
Tidak Berhubungan
Dukungan Keluarga
0,003
Berhubungan
Tabel 4.19
Variabel yang paling berhubungan dengan tingkat kehadiran di posyandu lansia di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang
Variabel
Sig.
B
Constant
0,000
1,064
Tingkat pendidikan
0,000
-0,293
Dukungan keluarga
0,002
0,304
Jenis kelamin
0,002
0,288
Determinasi
0,553
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lansia di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang berusia Usia lanjut (60-74 tahun) sebanyak 40 responden 51,30%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lansia
di Kelurahan Jomblang
12
Kecamatan Candisari
Kota Semarang
berjenis kelamin perempuan
sebanyak 44 responden (56,4%). Tingkat pendidikan juga merupakan hal terpenting dalam menghadapi masalah. Jika individu berpendidikan tinggi maka semakin banyak pengalaman hidup dilaluinya, sehingga akan lebih siap dalam menghadapi masalah yang terjadi ( S. Taamher & Noorkasiani, 2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lansia di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang bekerja sebanyak 44 responden (56,4%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lansia
di Kelurahan Jomblang Kecamatan
Candisari Kota Semarang mempunyai status perkawinan berpasangan sebanyak 44 responden (56,4%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lansia di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang
mendapatkan dukungan keluarga untuk hadir di posyandu
lansia sebanyak 50 responden (64,1%). Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya. Peranan keluarga dalam perawatan lansia yaitu menjaga atau merawat lansia, mempertahankan dan meningkatkan status mental, mengantsipasi perubahan sosial ekonomi serta memberikan motivasi dan memfasilitasi kebutuhan spritual bagi lansia (Maryam dkk, 2008). Adapun bentuk dukungan yang diberikan oleh keluarga kepada lansia untuk hadir ke posyandu lansia, dapat dilihat dibawah ini: Hasil penelitian bahwa sebagian besar lansia dukungan emosional dari keluarga untuk hadir di posyandu lansia sebanyak 40 responden (51,3%). Dukungan penghargaan dari keluarga untuk hadir di posyandu lansia sebanyak 54 responden (69,2%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lansia di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari
Kota Semarang
tidak mendapat dukungan
informasi dari keluarga untuk hadir di posyandu lansia sebanyak 41 responden
(52,6%).
Dukungan
instrumental
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar lansia di Kelurahan Jomblang
13
Kecamatan Candisari
Kota Semarang
mendapat dukungan
instrumental dari keluarga untuk hadir di posyandu lansia sebanyak 46 responden (59%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lansia di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang mempunyai tingkat kehadiran cukup ke posyandu lanjut usia sebanyak 41 responden (52,6%).. Hubungan usia dengan tingkat kehadiran di posyandu lansia Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan Chi Square , maka dapat diketahui bahwa lansia di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari
Kota Semarang yang berumur lanjut usia sebagian besar
mempunyai kehadiran yang cukup ke posyandu lansia sebanyak 27 responden (67,55%), lansia yang berusia usia lanjut sebagian besar mempunyai kehadiran yang kurang ke posyandu lansia sebanyak 18 responden (58,1%) dan lansia yang berusia sangat tua sebagian besar mempunyai kehadiran kurang ke posyandu lansia sebanyak 6 responden (85,7%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa usia lansia sangat mendukung dan berhubungan sekali dengan tingkat kehadiran lansia ke posyandu. Semakin tua fisik lansia maka semakin jarang pula untuk mendatangi posyandu lansia karena adanya penurunan fisik yang nyata pada diri lansia yang biasanya diikuti oleh timbulnya penyakit degeratif seperti hipertensi, gula dan lain sebagaianya membuat lansia mempunyai keterbatasan secara fisik akibat usia dalam usaha mendatangi posyandu lansia, walaupun lansia menyadari akan arti pentingnya posyandu lansia namun masih kalah dengan kelemahan dan kemunduran fisik pada diri lansia. Ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga: informasional
keluarga
(p)=0,001,
dukungan
penilaian
keluarga
(p)=0,001, dukungan instrumental keluarga (p)=0,003 dan dukungan emosional keluarga (p)=0,001 dengan pemanfaatan Posyandu Lansia.
14
Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan Chi Square dengan p value sebesar 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan tingkat kehadiran lansia ke posyandu lansia di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang tahun 2013. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diketahui bahwa lansia di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang yang berjenis kelamin laki-laki sebagian besar mempunyai kehadiran yang cukup ke posyandu lansia sebanyak 28 responden (82,4%), dan lansia yang berjenis kelamin perempuan sebagian besar mempunyai kehadiran kurang ke posyandu lansia sebanyak 31 responden (70,5%). . Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasugian &Tukiman (2012) tentang hubungan perilaku lansia dan dukungan keluarga terhadap pemanfaatan posyandu lansia di wilayah kerja puskesmas Darussalam dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap (p)=0,001 dengan pemanfaatan Posyandu Lansia . Ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga: informasional keluarga (p)=0,001, dukungan penilaian keluarga (p)=0,001, dukungan instrumental keluarga (p)=0,003 dan dukungan emosional keluarga (p)=0,001 dengan pemanfaatan Posyandu Lansia. Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan Chi Square p value sebesar 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan tingkat kehadiran lansia ke posyandu lansia di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang tahun 2013. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasugian &Tukiman (2012) tentang hubungan perilaku lansia dan dukungan keluarga terhadap pemanfaatan posyandu lansia di wilayah kerja puskesmas Darussalam dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap (p)=0,001
15
dengan pemanfaatan Posyandu Lansia . Ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga: informasional keluarga (p)=0,001, dukungan penilaian keluarga (p)=0,001, dukungan instrumental keluarga (p)=0,003 dan dukungan emosional keluarga (p)=0,001 dengan pemanfaatan Posyandu Lansia. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan Chi Square dengan p value sebesar 0,077 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan tingkat kehadiran lansia ke posyandu lansia di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang tahun 2013. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasugian &Tukiman (2012) tentang hubungan perilaku lansia dan dukungan keluarga terhadap pemanfaatan posyandu lansia di wilayah kerja puskesmas Darussalam dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap (p)=0,001 dengan pemanfaatan Posyandu Lansia . Ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga: informasional keluarga (p)=0,001, dukungan penilaian keluarga (p)=0,001, dukungan instrumental keluarga (p)=0,003 dan dukungan emosional keluarga (p)=0,001 dengan pemanfaatan Posyandu Lansia Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diketahui bahwa lansia di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari
Kota Semarang yang
mempunyai status perkawinan berpasangan sebagian besar mempunyai kehadiran cukup ke posyandu lansia sebanyak 24 responden (54,5%), dan lansia yang tidak berpasangan masing-masing mempunyai kehadiran cukup dan kurang ke posyandu lansia sebanyak 17 responden (50%). Hasil penelitian (Hasugian, Lubis, & Tukiman, 2012) menjelaskan bahwa tingkat kehadiran lanjut usia di posyandu lanjut usia dipengaruhi oleh pengetahuan dan dukungan memanfaatkan posyandu lansia memiliki pengetahuan yang kurang, banyak diantaranya kurang memanfaatkannya. Kendala yang dialami lansia dalam menghadiri posyandu lansia selain
16
dukungan dari keluarga yaitu lansia yang memliki peran tambahan dalam keluarga untuk menjaga cucu, lansia yang ikut serta dalam mencukupi kebutuhan hidup keluarga dan aksesibilitas posyandu lansia yang jauh dari tempat tinggal lansia (Sumiati, Suriati, Iwan, & Ramdan, 2012) Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kehadiran lansia di posyandu lansia . Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan Chi Square dengan p value sebesar 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan tingkat kehadiran lansia ke posyandu lansia di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang tahun 2013. Menurut Friedman ( 1998) dalam Hidayat & Aisyah (2010) Keluarga merupakan suatu sistem pendukung yang utama dalam pemberian perawatan langsung pada anggota keluarga dalam
setiap
keadaan ( sehat sakit). Menurut Depkes (1988) dalam Setiadi (2008) mengemukakan tentang keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yangterdiri ataskepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasugian &Tukiman (2012) tentang hubungan perilaku lansia dan dukungan keluarga terhadap pemanfaatan posyandu lansia di wilayah kerja puskesmas Darussalam dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap (p)=0,001 dengan pemanfaatan Posyandu Lansia . Ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga: informasional keluarga (p)=0,001, dukungan penilaian keluarga (p)=0,001, dukungan instrumental keluarga (p)=0,003 dan dukungan emosional keluarga (p)=0,001 dengan pemanfaatan Posyandu Lansia. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diatas maka dapat diketahui bahwa variabel yang paling berhubungan dengan tingkat kehadiran lansia ke posyandu lansia adalah pendidikan lansia dengan p value 0,000,
17
kemudian dukungan keluarga dengan p value 0,002, variabel jenis kelamin lansia dengan p value 0,002. Berdasarkan hasil analisis regresi linear dengan metode enter didapatkan nilai r2 (nilai determinasi) sebesar 0,553 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel usia lansia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan dukungan keluarga memiliki hubungan sebesar 55,3% terhadap tingkat kehadiran lansia ke posyandu lansia secara bersama-sama sedangkan sisanya 44,7% tingkat kehadiran lansia ke posyandu lansia dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara karakteristik lansia dan dukungan keluarga dengan tingkat kehadiran lansia di posyandu lansia Kelurahan Jomblang wilayah kerja Puskesmas Candi Lama Semarang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Lansia di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari
Kota Semarang
sebagian besar berusia Usia lanjut (60-74 tahun) sebanyak 40 responden 51,30%), berjenis kelamin perempuan sebanyak 44 responden (56,4%), berpendidikan dasar sebanyak 41 responden (52,6%), bekerja sebanyak 44 responden (56,4%), dan mempunyai status perkawinan berpasangan sebanyak 44 responden (56,4%). Lansia mendapatkan sebagian besar dukungan keluarga untuk hadir di posyandu lansia sebanyak 50 responden (64,1%). Lansia sebagian besar mempunyai tingkat kehadiran cukup ke posyandu lanjut usia sebanyak 41 responden (52,6%). Ada hubungan yang bermakna antara usia dengan tingkat kehadiran lansia ke posyandu lansia Ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan tingkat kehadiran lansia ke posyandu lansia.Ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan tingkat kehadiran lansia ke posyandu lansia. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan tingkat kehadiran lansia ke posyandu lansia Tidak ada hubungan yang bermakna antara status perkawinan dengan tingkat kehadiran lansia ke posyandu lansia di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang tahun 2013.Ada hubungan yang bermakna
18
antara dukungan keluarga
dengan tingkat kehadiran lansia ke posyandu
lansia.Ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, pendidikan dan dukungan keluarga dengan kehadiran lansia ke posyandu lansia di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Kota Semarang (jenis kelamin lansia (p value =0,002), pendidikan lansia (p value = 0,000), dan dukungan keluarga lansia (p value = 0,003).
19
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. ( 2010). Population Census 2010 Indonesia. http://www.DataStatistikIndonesia.com ( Diunduh 21 April 2013). Damayanti,
F.
N.
(2012).
Hubungan
Tingkat
Pengetahuan
Dengan
Keikutsertaan Lansia Dalam Posyandu Lansia Di Kelurahan Sembungharjo Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Unimus , 11-12. Darmojo, B. (2011). Ilmu Kesehatan Usia Lanjut Geriatri. jakarta: FKUI. DKK. (2012) . Laporan Hasil Kegiatan Lansia. Semarang. Dinas Kesehatan Kota Depkes RI . (1998). Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Kesehatan, Menteri Program I Dan Menteri Pembinaan Program II. Jakarta: EGC. .
(2005)
.
Pedoman
Kesehatan
Usia
Lanjut.
http://
www.depkes.go.id (Diunduh April 2013). Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC. Handayani, D., & Wahyuni. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia Di Posyandu Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo. Jurnal STIKES. Volume 9. Hal 49-50. Hasugian, F. H., Lubis, N. L., & Tukiman. (2012). Hubungan Perilaku Lansia Dan Dukungan Keluarga Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam . Jurnal Kesehatan Universitas Sumatera Utara.
20
Handayani, D. E. (2012). Pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu Oleh Lanjut Usia Di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor Tahun 2012 Dan Faktor Yang Berhubungan. Hal. 14-17. Hardywinoto. (2007).
Panduan Gerontologi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Umum.. Kemenkes. (Pedoman Pembinaan Kesehatan Lanjut Usia Bagi Petugas Kesehatan). 2010. Jakarta: Direkrorat Bina Kesehatan.. Maryam.,Ekasari,M.F.,
Rosidawati.,
Jubaedi,A.,&
Batubara,I.,(2008).
Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. Machfoedz, I dan Eko, S. (2007). Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan . Yogyakarta: Fitramaya. Romadlani, R. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga Dan Kemandirian Lansia Dengan Konsep Diri Lansia Di Kelurahan BambanKerep Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang. Sugiyono, (2007) . Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. S.Tamher, & Noorkasiani. (2009). Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.