PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES BENAR-SALAH UNTUK MENILAI KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Aliyyatus Sa’adah, Sugiyanto, S.Pd, M.Si, dan Drs. Sutarman, M.Pd Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected],
[email protected], Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan instrumen penilaian bentuk uraian objektif benar-salah, (2) mendeskripsikan prosedur pengembangan instrumen penilaian, serta (3) menunjukkan kelayakan dari produk instrumen penilaian tersebut. Penelitian pengembangan ini menggunakan model Research & Development (R&D) dari Borg dan Gall yang dimodifikasi oleh Sukmadinata menjadi tiga langkah utama, yaitu (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan instrumen penilaian dan (3) validasi instrumen penilaian. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara dan instrumen angket. Angket yang digunakan meliputi angket validasi ahli (tiga dosen fisika) dan angket untuk pengguna (tiga guru fisika dan 33 siswa). Hasil validasi dari ketiga validator menunjukkan produk instrumen penilaian yang dikembangkan sangat valid dengan skor rata-rata sebesar 88,1. Sementara itu, tanggapan guru terhadap produk instrumen penlaian adalah efektif dengan skor 83. Serta tangapan siswa terhadap instrumen penilaian ini tergolong baik dengan menyebutkan manfaat yang diperoleh yaitu siswa lebih mudah memahami materi dan waktu yang digunakan untuk mengerjakan soal lebih efektif. Hasil uji coba menunjukkan bahwa 18 dari 33 siswa (55,55%) memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi pada pokok bahasan dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar dengan kategori baik. Dapat disimpulkan dari penelitian ini bahwa instrumen penilaian bentuk uraian objektif benar-salah yang telah dikembangkan layak digunakan untuk membantu melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada materi dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar. Kata Kunci: instrumen penilaian, benar-salah, kemampuan berpikir tingkat tinggi, dinamika rotasi, kesetimbangan tegar Salah satu tujuan dalam pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa (Halpern, 1999 dalam Developing higher level thinking). Guru harus senantiasa melatih siswa untuk dapat berpikir tingkat tinggi dalam proses pembelajaran. Evaluasi memegang peranan penting untuk mengetahui kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi. Bentuk instrumen yang digunakan dalam evaluasi untuk menilai kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah tes bentuk uraian. Bentuk tes ini dapat membantu siswa untuk memaksimalkan segala pengetahuan yang dimiliki dalam tulisannya sendiri, dibanding dengan bentuk lain (Siswanto, 2012). Berdasarkan hasil wawancara pada guru fisika di SMA Negeri 8 Malang, SMA Negeri 1 Lamongan dan SMK Negeri 8 Malang, menunjukkan bahwa sebagian besar guru menggunakan instrumen tes bentuk pilihan ganda, sebagian guru mengungkapkan kekurangan bentuk tes ini yaitu sukar mengukur proses mental berpikir siswa. Soal bentuk objektif banyak memberi kesempatan siswa
untuk asal menebak jawaban benar. Meskipun tes bentuk objektif ini bisa disusun untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi, namun persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit dari pada tes uraian, karena soalnya banyak dan harus teliti untuk menutupi kelemahan-kelemahan yang lain. (Arikunto: 2012). Selain tes bentuk pilihan ganda, guru juga menggunakan tes bentuk uraian. Porsi yang diberikan dalam tes ini hanya 2 sampai 4 soal. Dengan porsi soal yang demikian, ternyata tidak semua indikator yang telah dikembangkan dapat terukur. Tidak semua siswa selesai mengerjakan soalnya karena waktunya kurang. Beberapa studi memperlihatkan bahwa siswa tidak tahu persis kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti apa yang dituntut (diekspresikan), sehingga tidak semua proses berpikir tingkat tinggi dijalani oleh siswa (Sudjana, 2012). Soal bentuk uraian lebih mampu menunjukkan proses berpikir tingkat tinggi dari siswa. Tes bentuk uraian mudah dikembangkan oleh guru berdasarkan kompetensi dasar dan indikator tertinggi, namun ukuran berpikir tingkat tinggi siswa terbatas, karena siswa dalam mengerjakan soal akan membutuhkan waktu lama untuk menulis jawaban uraian biasa. Selain itu cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur subjektivitas guru (Arikunto: 2012). Untuk itu diperlukan instrumen penilaian bentuk uraian yang lebih objektif dan mampu melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi yaitu dengan mengembangkan bentuk tes Uraian menjadi benar-salah. Tes benar-salah ini adalah bentuk tes yang terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berupa bacaan uraian atau cerita. Bagian kedua berupa butir soal pernyataan benar-salah. Siswa hanya menjawab benar atau salah dari butir soal uraian. Oleh karena itu soal uraian (essay item) menjadi bentuk objektif Benarsalah (True-false items) akan lebih mudah dalam penilaian karena waktu untuk koreksinya tidak lama dan dapat diwakilkan kepada orang lain. Soal yang diberikan memiliki bobot materi yang tinggi sehingga dapat melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi. Soal memiliki sehimpunan jawaban yang membutuhkan analisis, evaluasi dan kreasi. Kemudian untuk menghindari asal tebak jawaban benar maka diberikan denda skor untuk skor jawaban benar, jawaban salah maupun tidak menjawab.
Materi pelajaran fisika yang strategi penyelesaian soal banyak menuntut pemikiran tingkat tinggi dengan menggambar sketsa keadaan dan melibatkan banyak konsep adalah dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar. Maka materi ini sesuai digunakan sebagai kajian dalam pengembangan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan instrumen tes benarsalah serta, (2) mendeskripsikan prosedur pengembangan instrumen tes dan (3) menunjukkan kelayakan dari instrumen tes tersebut untuk menilai kemampuan berpikir tingkat tinggi pada materi dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar. METODE Penelitian ini merupakan penelitian Research & Development (R&D) atau penelitian pengembangan Borg dan Gall. Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini merujuk kepada model penelitian dan pengembangan Borg dan Gall yang dimodifikasi oleh Sukmadinata (2010). Secara garis besar langkah penelitian dan pengembangan yang dikembangkan oleh Sukmadinata (2010) terdiri atas tiga tahap, yaitu: (1) Studi Pendahuluan, (2) Pengembangan Produk, dan (3) Validasi Produk. Penyusunan instrumen tes adalah kegiatan menghasilkan desain soal-soal kemampuan berpikir tingkat tinggi pokok bahasan dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar. Masing-masing fokus pada tiga karakteristik yaitu: konten, konstruk, dan bahasa. Tabel 3.1 Karakteristik yang menjadi fokus Instrumen Penilaian Soal-soal tes mengukur kemampuann berpikir kritis sesuai dengan: Kompetensi Dasar Konten Indikator Tujuan Pembelajaran Soal sesuai dengan teori yang mendukung dan kriteria: Konstruk Mengembanghkan kemampuan menganalisis, mengevaluasi, mengkreasi Kaya dengan konsep Sesuai dengan level siswa kelas XI SMA Mengundang pengembangan konsep lebih lanjut Bahasa Sesuai dengan EYD Soal tidak berbelit-belit Soal tidak mengandung penafsiran ganda Batasan pertanyaan dan jawaban jelas Menggunakan bahasa umum
dan
Prosedur pengembangan instrumen tes benar-salah ini meliputi (1) analisis kompetensi dasar untuk memperoleh indikator pencapaian sebagai dasar pengembangan instrumen penilaian, (2) merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan indikator pencapaian kompetensi dasar, (3) menyusun soal uraian berdasarkan indikator dan tujuan pemebelajaran yang harus dicapai, (4) mengubah bentuk pertanyaan terbuka pada soal uraian menjadi pertanyaan benar-salah. Validasi produk dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kelayakan produk yang dikembangkan berdasarkan data yang diperoleh dari tiga dosen ahli sebagai validator. Validasi instrumen tes ini meliputi aspek konten, konstruk, dan bahasa. Subjek coba produk pada penelitian ini adalah 33 siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 8 Malang. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian dan pengembangan ini adalah melalui angket validasi yang diisi oleh tiga dosen validator dan angket tanggapan yang diberikan kepada guru dan siswa sebagai pengguna. Data hasil validasi pengembangan instrumen tes yang diperoleh berupa data kuantitatif. Data angket dengan menggunakan skor skala likert empat tingkat 1,2,3,4 yang kemudian dianalisis total setor empirik validator dibagi dengan skor maksimal yang diharapkan melalui perhitungan dengan rumus
̅=
∑
(Nana
Sudjana: 2012). Perolehan nilai hasil evaluasi instrumentasi tes selanjutnya dibandingkan dengan kriteria hasil evaluasi pada tabel 3.3 sebagai berikut. Tabel 3.3 Kriteria hasil evaluasi instrumen penilaian Nilai rata-rata Kriteria evaluasi 25.00 – 40.00 Tidak valid (tidak boleh digunakan) 41.00 – 55.00 Kurang valid (tidak boleh digunakan) 56.00 – 70.00 Cukup valid (boleh digunakan setelah direvisi besar) 71.00 – 85.00 Valid (boleh digunakan dengan revisi kecil) 86.00 – 100.00 Sangat valid (sangat baik untuk digunakan) (Sumber: Sa’dun Akbar, 2013)
Data hasil uji coba terbatas menggunakan instrumen tes benar-salah untuk menilai kemampuan berpikir tingkat tinggi dilihat dari skor yang diperoleh siswa dalam mengerjakan soal tes. Skor yang diperoleh siswa kemudian dihitung presentasenya untuk menilai kemampuan berpikir tingkat tinggi. sistem penskoran tingkat kemampuan tersebut dibuat seperti pada tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4 Sistem Penskoran Tingkat Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Skor Kriteria 1 Jawaban benar -0,5 Tidak menjawab -0,5 Jawaban salah
(Adaptasi dari Arikunto, 2012) Skor kemampuan berpikir tingkat tinggi dari masing-masing siswa adalah jumlah skor yang diperoleh sesuai dengan banyaknya jawaban yang yang tampak pada saat menyelesaikan soal tes kemampuan berpikir tingkat tinggi. skor maksimum adalah skor tertinggi (skor 1) dikalikan dengan jumlah soal (20 butir soal). Skor maksimum adalah 20, sedangkan skor minimumnya adalah 20 dikali 0,5 sama dengan -10, peneliti membagi interval menjadi 4 selang dengan rentang 7,5. Data hasil tes kemudian dikonversi ke dalam data kualitatif untuk menentukan kategori tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Kategori tingkat berpikir tingkat tinggi siswa tersebut ditentukan seperti pada tabel 3.5 berikut. Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Nilai Siswa Tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi 12,6 – 20,0 Sangat baik 5,1 – 12,5 Baik -2,4 – 5,0 Cukup -10 – -2,5 Kurang
(Adaptasi dari Lewy, 2010) HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil validasi instrumen tes benar-salah dari ketiga validator diperoleh skor dengan jumlah rata-rata sebesar 88,1. Berdasarkan tabel 3.3 kriteria hasil evaluasi validasi instrumen penilaian lima tingkat dapat dikatakan bahwa instrumen tes benar-salah sangat valid dan sangat baik untuk digunakan. Data hasil ujicoba instrumen tes benar-salah oleh pengguna yaitu siswa dan guru. Guru sebagai pengguna memberikan skor dengan jumlah rata-rata sebesar 83. Berdasarkan tabel 3.3 kriteria hasil evaluasi validasi instrumen penilaian lima tingkat dapat dikatakan bahwa instrumen tes benar-salah valid dan boleh digunakan dengan revisi kecil. Sedangkan dari siswa menyebutkan manfaat menggunakan instruemn tes benar-salah ini yaitu siswa lebih mudah memahami materi yang diujikan dan waktu yang digunakan untuk mengerjakan soal lebih
efektif sehingga siswa memberikan tanggapan yang baik terhadap instrumen tes benar-salah ini. Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada pokok bahasan dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar dapat diketahui bahwa 6 siswa (18,18 %) yang termasuk dalam kategori memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi sangat baik, dan ada 12 siswa (36,36 %) termasuk dalam kategori memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi degan kategori baik. Ini berarti secara keseluruhan ada 18 siswa (55,55 %) dari 33 siswa yang telah memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan kategori baik. KESIMPULAN Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah instrumen tes benarsalah. Materi yang dikembangkan yaitu pada pokok bahasan dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar. Produk berupa uraian yang mengandung bacaan atau cerita dengan butir soal pernyataan benar-salah yang menggambarkan proses berpikir tingkat tinggi siswa. Berdasarkan proses pengembangan dan analisis data hasil uji coba yang telah dilakukan pengembang, hasil validasi dapat disimpulkan bahwa instrumen tes benar-salah telah valid dan memenuhi kriteria sebagai instrumen tes untuk menilai kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dengan jumlah rata-rata skor sebesar 88,1dan rata-rata persentase validitas dari pengguna sebesar 83. Dari hasil analisis data tes soal untuk menilai kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada pokok bahasan dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar diperoleh 55,55% dari 33 siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 8 Malang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan kategori baik. DAFTAR RUJUKAN Akbar, Sa’dun. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi V). Jakarta: Rineka Cipta. Giancoli. 2001. Fisika Edisi Kelima. Jakarta: Gelora Aksara Pratama. Halliday, dkk. 2010. Fisika Dasar Jilid I Edisi 7. Jakarta: Erlangga.
Joyce, Bruce, dkk. 2009. Models of Teaching – Model-model Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kanginan, Marthen. 2007. Fisika Jilid 2B untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta: Erlangga. Kanginan, Marthen. 2008. Seribu Pena Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Lewy, Zulkardi, Nyimas Aisyah. 2009. Pengembangan Soal Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX Akselerasi SMP X Averius Maria Palembang. Jurnal Pendidikan, (Online), (http://mathheny.blogspot.com), diakses 1 Oktober 2013. Mundilarto. 2001. Evaluasi Terpadu dalam Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Jurnal Pendidikan, (Online), (http://journal.uny.ac.id), diakses 8 November 2013. Nafah, Isti. 2010. Pengaruh Perbedaan Bentuk Tes dalam Evaluasi Hasil Belajar Fisika Ditinjau dari KemampuanBahasa Indonesia. Jurnal Pendidikan, (Online), (http://blog.unsri.ac.id), diakses 1 Oktober 2013. Siswanto. 2012. Penggunaan Tes Essay dalam Evaluasi Pembelajaran. Jurnal Pendidikan, (Online), (http://journal.uny.ac.id), diakses 8 November 2013. Siswono, Tatag Y. E. 2002.Strategi Meningkatkan Kualitas Tes Uraian. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online),(http://3crp.uiuc.edu/v3n1/demarie.html), diakses 1 Oktober 2013. Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Limbach, Barbara dan Wendy Waugh. 2013. Developing higher level thinking. Jurnal Pendidikan, (Online), (www.aabri.com), diakses 1l Oktober 2013).