KARAKTERISTIK PEMERIKSAAN IMUNOHISTOKIMIA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP SANGLAH PERIODE 2003-2012 Nyoman Intan Permatahati Wiguna1, IB Tjakra Wibawa Manuaba 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 SMF Bedah RSUP Sanglah ABSTRAK Pendahuluan: Kanker payudara masih menempati insiden tertinggi dari seluruh jenis keganasan pada wanita. Berdasarkan data yang tercatat di RSUP Sanglah Denpasar, sebanyak 200 kasus baru ditemukan setiap tahunnya. Pemeriksaan profil imunohistokimia telah digunakan secara luas sebagai dasar dalam mengklasifikasikan kanker payudara secara molekuler. Ekspresi reseptor hormon (ER,PR) dan HER-2 yang ditemukan pada pemeriksaan imunohistokimia berguna untuk menentukan pilihan terapi yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Tujuan dari studi deskriptif ini adalah untuk mengetahui karakteristik profil imunohistokimia pasien kanker payudara di RSUP Sanglah Denpasar periode 2003-2012 berdasarkan ekspresi reseptor hormon, HER-2 dan subtipe kanker. Selanjutnya dijabarkan kembali mengenai karakteristik dari masingmasing subtipe berdasarkan umur, grading histopatologi dan stadium kankernya. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif retrospektif dengan megambil data sekunder pasien kanker payudara yang telah melakukan pemeriksaan imunohistokimia di RSUP Sanglah tahun 2003-2012. Hasil: Dari 1014 pasien kanker payudara yang datang ke RSUP Sanglah Denpasar, hanya 147 (14,49%) pasien bersedia melakukan pemeriksaan imunohistokimia. Reseptor hormon negatif ganda (ER-,PR-) serta ekspresi HER-2 negatif ditemukan terbanyak dengan 80 (54,4%) dan 110 (74,8%). Berdasarkan subtipenya luminal A dan basal-like/triple negatif merupakan subtipe dominan dengan masing-masing 55 kasus (37,4%) diikuti dengan HER-2 positif sebanyak 23 (15,6%), dan luminal B sebanyak 14 (9,5%). Kesimpulan: Proporsi pemeriksaan imunohistokimia pasien kanker payudara di RSUP Sanglah sangat sedikit yaitu 147 (14,49%) selama periode 2003-2012. Reseptor hormon negatif ganda dan HER-2 negatif terbanyak dengan 80 kasus (54,4%) dan 110 kasus (74,8%). Berdasarkan subtipe, luminal A dan basal-like/triple negatif merupakan kasus dominan dengan masing-masing 55 (37,4%) kasus. Kata kunci: pemeriksaan imunohistokimia, reseptor hormon, HER-2, subtipe kanker payudara ABSTRACT Background: Breast cancer is the most common malignancies among woman. According to recorded data in RSUP Sanglah Denpasar, 200 new cases were found annualy. Immunohictochemistry (IHC) examination has been used recently as guideline of breast cancer molecular classification. Expression of hormone receptor (ER, PR) and HER-2 detected in IHC examination determine the righteous therapy for patient. The aim of this study is to know the characteristic of IHC examination among breast cancer patient’s in RSUP Sanglah Denpasar period 2003-2012 according to hormone receptor, 1
HER-2 and subtypes. Characteristic of each subtypes then describes based on age, staging and histopathology grading. Method: Descriptive retrospective is conducted in this study by collecting secondary data of breast cancer patients who has done IHC examination in RSUP Sanglah Denpasar period 2003-2012. Result: From 1014 breast cancer patients, 147 patients has done the IHC examination. Twin negative hormone receptor (ER-, PR-) and negative HER-2 are found high with 80 (54,4%) and 110 (74,8%) cases. Luminal A is as high as basal-like/triple negative with 55 (37,4) each cases, followed by HER-2 positive with 23 (15,6%) and luminal B with 14 (9,5%). Conclusion: The proportion of IHC examination still very low compared with the cases itself noted by only 147 (14,49%) patients willing to do the examination. Twin negative hormone receptor (ER-, PR-) and negative HER-2 are found high with 80 (54,4%) and 110 (74,8%) cases. According to subtypes, luminal A and basal-like/triple negative is dominantly found with 55 (37,4%) cases for each subtypes. Keyword: immunohistochemistry examination, hormone receptor, HER-2, breast cancer subtypes
PENDAHULUAN
Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker
Kanker payudara merupakan penyebab
payudara menempati urutan pertama
kematian
pada pasien rawat inap di seluruh RS di
kedua
serta
menempati
insiden tertinggi dari seluruh jenis 1
Indonesia
(16,85%).6
Data
Dinas
keganasan pada wanita. Lebih dari satu
Kesehatan Provinsi Bali menyebutkan
juta kasus baru didiagnosa di seluruh
bahwa Bali menempati rangking kedua
dunia
orang
nasional setelah Sumatra Utara dalam
payudara
hal jumlah kasus kanker, bahkan angka
negara
prevalensinya lebih tinggi dari yang
memiliki insiden kanker payudara yang
diperkirakan WHO yaitu 150/100.000
dan
meninggal setiap
hampir akibat
tahunnya.
400.000 kanker Tiap-tiap
2
bervariasi. Dalam dua dekade terakhir,
orang
mayoritas negara di wilayah Asia
tercatat yang paling banyak adalah
mengalami peningkatan insiden kanker
kanker payudara.2
payudara
Kemajuan
dengan
angka
kejadian
dimana
kasus
ilmu
kanker
yang
pengetahuan
dan
tertinggi terdapat di negara Cina.3,4
teknologi yang pesat dalam bidang
Di
payudara
kedokteran telah menawarkan berbagai
menduduki peringkat kedua setelah
pilihan terapi yang dapat digunakan
wanita.5
kepada pasien kanker payudara. Terapi
Indonesia,
kanker
leher
kanker rahim
pada
Berdasarkan data Sistem
Informasi
yang
diberikan
dapat
berupa 2
pembedahan, kemoterapi, radioterapi, hormonal
maupun
targeting
Pemeriksaan
profil
terapi
therapy.
subtipe yaitu luminal A, luminal B, HER-2
positif
negative.
dan basal-like/triple
Setiap
tipe
memiliki
imunohistokimia telah digunakan secara
karakteristik yang berbeda baik dari
luas sebagai dasar dalam pemilihan
segi terapi yang diberikan maupun
terapi hormonal dan targeting therapy.
prognosisnya.
Pemeriksaan
diberikan
imunohistokimia
dapat
Terapi
kepada
pasien
hormonal dengan
mendeteksi jenis reseptor hormon sel
pemeriksaan reseptor hormon positif
kanker, yaitu reseptor estrogen (ER) dan
seperti pada tipe luminal. Sedangkan
reseptor
serta
targeting therapy diberikan kepada
ekspresi dari human epidermal growth
pasien yang menunjukkan hasil positif
factor receptor-2 (HER2).1,6,7 Reseptor
HER-2.
hormon ini dapat ditemukan baik pada
beberapa literatur mengatakan bahwa
sel normal maupun sel kanker dan
prognosis cenderung baik jika terdapat
memiliki peran dalam pertumbuhan sel
adanya ekspresi ER dan atau PR pada
apabila
pemeriksaan
progesteron
berikatan
(PR),
dengan
hormon.
Sementara itu, HER-2 termasuk dalam golongan
epidermal
growth
factor
Sebagai
acuan
prognosis,
imunohistokimia.
Sebaliknya, prognosis dikatakan buruk jika didapatkan hasil HER-2 positif dan
receptor (EGFR) dimana ekspresinya
reseptor hormonal negatif.1,2,8
berkaitan dengan proses pertumbuhan
Berdasarkan uraian diatas, pemeriksaan
dan
imunohistokimia
diferensiasi
berbagai
epitelial
sangat
penting
normal. Pada sel kanker payudara
dilakukan pada pasien kanker payudara
dengan ekspresi HER-2 berlebih, terjadi
baik sebagai penentuan terapi maupun
pertambahan aktivitas pertumbuhan dan
prognosis pasien. Namun, penelitian
diferensiasi sel. HER-2 positif pada
mengenai pemeriksaan ini belum pernah
sekitar 18-20% kanker payudara.
8
dilakukan sebelumnya sehingga peneliti
Tampilan ekspresi dari ER, PR, dan
tertarik untuk mengetahui gambaran
HER-2
profil imunohistokimia pada pasien
pada
imunohistokimia
pemeriksaan merupakan
dasar
klasifikasi molekuler kanker payudara. Berdasarkan payudara
klasifikasi
dibagi
ini,
menjadi
kanker payudara di RSUP Sanglah Denpasar periode 2003-2012.
kanker beberapa 3
Solution (SPSS). Dalam penelitian ini,
BAHAN DAN METODE Penelitian
ini
merupakan
studi
data berbentuk ketegorik dan dianalisis
deskriptif retrospektif, dengan melihat
dengan cara deskriptif. Kemudian data
kembali data pasien yang didiagnosis
disajikan
kanker
distribusi frekuensi dan grafik.
payudara
di
SMF
Bedah
subdivisi
Onkologi
RSUP
Denpasar
sehingga
diperoleh
dalam
bentuk
tabel-tabel
Sanglah data
HASIL
tentang pemeriksaan imunohistokimia
1. Distribusi Kasus Kanker Payudara
pada periode 2003-2012.
dan Pemeriksaan Imunohistokimia di
Pengumpulan data dilakukan di SMF
RSUP Sanglah
Bedah RSUP Sanglah Denpasar pada
Tabel
bulan November 2013. Data merupakan
payudara
data sekunder yang diperoleh dari data
imunohistokimia periode tahun 2003-
rekam medis pasien kanker payudara di
2012.
SMF Bedah subdivisi Onkologi RSUP Sanglah Denpasar periode 2003-2012. Sampel
penelitian
diambil
dengan
1.
Distribusi dan
Jumlah kasus
Kriteria inklusi mencakup seluruh data
Tanpa pemeriksaan
pasien kanker payudara yang telah melakukan
pemeriksaan
Tahun
2003-
2008-
2007
2012
11
136
147
284
583
867
295
719
1014
Dengan pemeriksaan Imunohistokimia
kanker
Tahun
Kanker Payudara
menggunakan sistem total sampling.
kasus
Imunohistokimia Total Kasus
Total
pemeriksaan
imunohistokimia dan disertai dengan
Berdasarkan penelitian di SMF Bedah
informasi
RSUP
berupa
umur
pasien,
Sanglah,
didapatkan
kasus
diagnosis utama, diagnosis patologi,
kanker payudara selama periode 2003-
grading dan stadium kanker payudara,
2012 sebanyak 1014 kasus dengan total
subtipe,
147
terapi
utama
serta
terapi
pemeriksaan
imunohistokimia.
adjuvant. Kriteria eksklusi adalah rekam
Pada tahun 2003-2007, kasus kanker
medik pasien yang tidak memenuhi
payudara berjumlah 295 kasus dan
syarat pada kriteria inklusi.
sebanyak 11 pasien (3,7%) melakukan
Data yang terkumpul kemudian diolah
pemeriksaan
dengan
program
Sementara pada tahun 2008-2012 kasus
Service
kanker payudara yang berhasil didata
Stastistical
menggunakan Product
and
imunohistokimia.
4
sebanyak 719 kasus, hanya 136 pasien
HER-2 negatif sebanyak 110 pasien
(18,9%) yang melakukan pemeriksaan
(74,8%). Sisanya menunjukkan hasil
imunohistokimia.
HER-2 positif sebanyak 37 pasien (25,2%).
2. Hasil
Pemeriksaan
Imunohistokimia
Pasien
Kanker
Payudara di RSUP Sanglah
3. Jenis Subtipe Kanker Payudara pada Pasien di RSUP Sanglah
Tabel 2. Distribusi hasil pemeriksaan reseptor hormonal dan HER-2 pada pemeriksaan imunohistokimia pasien kanker payudara No 1.
2.
60 50 Luminal A
40
Luminal B
30
Pemeriksaan
F
%
Her-2 positif
20
Basal-like
10
Reseptor Hormon
0
ER dan PR Positif
45
30,6
ER positif PR negatif
13
8,8
ER negatif PR positif
9
6,1
Grafik 1. Distribusi pasien kanker
ER dan PR negatif
80
54,4
payudara
Total
147
100
molekuler
Positif
37
25,2
Negatif
110
74,8
Setelah dilakukan pemeriksaan reseptor
Total
147
100
hormonal dan HER-2, dapat diketahui
HER-2/Cerb-B2
Hasil deteksi reseptor hormonal pada pasien kanker payudara menunjukkan reseptor hormonal negatif ganda (ER-, PR-) merupakan kejadian terbanyak dengan 80 pasien (54,4%). Kasus dengan reseptor hormon positif ganda juga menunjukkan frekuensi kedua tertinggi dengan 45 pasien (30,6%) sedangkan yang lainnya tidak mencapai lebih dari 10%. Sementara itu untuk pemeriksaan
terhadap
HER-2,
didapatkan insiden yang tinggi pada
berdasarkan
klasifikasi
jenis subtipe dari kanker payudara. Subtipe luminal A (ER+/PR+,HER2-) ditemukan sama banyaknya dengan subtipe basal-like/triple negative (ER-, PR-,HER2-)
yaitu
masing-masing
sebanyak 55 kasus (37,4%). Subtipe HER-2
positif
(ER-,PR-,HER2+)
ditemukan pada 23 kasus (15,6%) dan luminal
B
merupakan
kasus
(ER+/PR+,HER2+) terkecil
dengan
jumlah 14 kasus (9,5%). Distribusi subtipe
molekuler
pasien
kanker 5
payudara dapat dilihat lebih jelas pada
pada
subtipe
grafik 1 diatas.
memiliki
HER-2
kejadian
positif
yang
terbanyak
pada
golongan umur 50-59 tahun. Subtipe 4. Karakteristik
Subtipe
Kanker
luminal A dan basal-like/triple negatif banyak
Sanglah
histopatologis II sedangkan luminal B
Tabel 5. Distribusi karakteristik subtipe
dan HER-2 positif ditemukan pada
pasien kanker payudara berdasarkan
grade yang lebih tinggi. Sebagian besar
umur, dan grading histopatologis, dan
pasien kanker di RSUP Sanglah berada
stadium
pada stadium IIIB di semua subtipe
2
3
pada
molekuler. Rincian mengenai distribusi
Lum.
Lum.
HER-
Basal
A
B
2 (+)
-like
20-29 tahun
0
1
0
1
30-39 tahun
9
7
2
11
40-49 tahun
24
4
9
26
50-59 tahun
17
1
12
9
60-69 tahun
3
1
0
4
Pemeriksaan
≥ 70 tahun
2
0
0
4
dilakukan pada pasien kanker payudara
Total
55
14
23
55
I
6
2
1
7
baru rutin dilaksanakan beberapa tahun
II
31
5
9
28
belakangan
III
18
7
13
20
Total
55
14
23
55
terapi. Jika dilihat perbandingan antara
I
3
1
1
3
jumlah
IIA
8
1
0
8
IIB
5
2
6
10
proporsi pemeriksaan masih sangat
IIIA
6
0
2
5
kecil.
IIIB
21
8
9
18
tergolong
mahal
IV
12
2
5
10
Undeffined
0
0
0
1
penyebab
dari
Total
55
14
23
55
No
1
ditemukan
grading
Payudara pada Pasien di RSUP
Kategori
Umur
Grading
Stadium
karakteristik
masing-masing
subtipe
dapat dilihat lebih lanjut pada tabel 5. PEMBAHASAN imunohistokimia
mulai
di RSUP Sanglah pada tahun 2003 dan ini
untuk
kepentingan
pemeriksaan imunohistokimia dengan pasien Biaya
kanker
payudara,
pemeriksaan
yang
diduga
menjadi
sedikitnya
jumlah
pemeriksaan imunohistokimia sehingga tidak semua pasien sanggup untuk
Pada kategori umur, semua subtipe
melakukan pemeriksaan ini.
memiliki kejadian paling banyak pada
Berdasarkan
pemeriksaan
reseptor
golongan umur 40-49 tahun, kecuali
hormonal secara keseluruhan, reseptor 6
hormonal negatif ganda merupakan
lebih di dominan, sedangkan beberapa
kejadian terbanyak dengan 80 pasien
wilayah
(54,4%). Hasil ini berbeda dengan
reseptor
penelitian yang dilakukan di Amerika
terbanyak. Selain itu jumlah sampel
Serikat oleh Dunwald et al dengan
yang terbatas dan berbeda pada tiap
sampel berjumlah 155.175, dimana
penelitian memiliki pengaruh terhadap
reseptor
perbedaan tersebut.12
hormon
positif
ganda
di
Asia
cenderung
hasil
negatif
yang
hormonal
ditemukan terbayak mencapai 63%.9
Reseptor hormon positif merupakan
Penelitian oleh Nadji et al dengan 5993
faktor prediktif utama pada terapi
sampel juga menunjukkan dominannya
hormonal. Prognosis pasien kanker
hasil reseptor hormonal positif ganda
payudara
yaitu sebesar 55%.10 Namun hasil yang
hormon positif cenderung lebih baik
sama ditunjukkan pada penelitian di
dibandingkan yang memiliki reseptor
Yaman oleh Ahmad, Al-Adhraei, dan
hormon
Al-Thobhan dengan 137 kasus dimana
penentuan terapi pada pasien kanker
hasilnya
reseptor
payudara, selain reseptor hormon juga
hormon negatif ganda sebesar 45,98%,
akan dilihat bagaimana tampilan HER-2
kemudian
untuk optimalisasi terapi pada pasien
didominasi diikuti
oleh
reseptor
hormon
yang
memiliki
negatif.
reseptor
Namun
dalam
positif ganda sebesar 39,41%.11 Begitu
tersebut.
juga dengan penelitian yang dilakukan
Dominannya hasil HER-2 negatif pada
oleh Shanaz di Rumah Sakit Soetomo
penelitian ini sesuai dengan beberapa
menunjukkan bahwa reseptor hormon
penelitian
negatif
dilakukan di Amerika oleh Lal, Tan dan
ganda
merupakan
hasil
lain
seperti
yang
telah
terbanyak dengan 68,75%.12
Chen dengan jumlah sampel 3665,
Perbedaan tampilan ER dan PR yang
dimana
HER-2
negatif
mencapai 13
terjadi di beberapa wilayah ini mungkin
persentase sebesar 73,11%.
disebabkan oleh perbedaan faktor ras
di Jordania oleh Nidal dan Al Hamad
dan etnis yang mempunyai pengaruh
dengan
tersendiri. Berdasarkan penelitian yang
menunjukkan bahwa HER-2 negatif
telah dilakukan sebelumnya, di daerah
lebih dominan yaitu sebesar 53,2%.14
seperti Amerika dan Eropa cenderung
Namun penelitian di Makassar oleh
memiliki hasil reseptor hormonal yang
Asia dan Sampepanjung dengan jumlah
jumlah
91
Penelitian
kasus
juga
7
60 kasus menunjukkan bahwa HER-2
menununjukkan
positif lebih dominan dibandingkan
dimana subtipe luminal B dominan
HER-2 negatif, dengan hasil HER-2
dengan
positif
71,7%.15
sebesar
merupakan
faktor
prediktif
adanya
presentasi
perbedaan
sebesar
41,8%
HER-2
kemudian diikuti dengan luminal A
utama
sebesar 30,5%.17 Namun, sedikit sekali
terhadap targeting therapy dan juga
penelitian
merupakan penentuan prognosis utama
penelitian dengan angka kejadian tinggi
dibandingkan dengan status reseptor
pada subtipe basal-like/triple negatif.
hormon. HER-2 positif dihubungkan
Perbedaan ini dapat terjadi karena
dengan
berbagai
diferensiasi
yang
buruk,
yang menunjukkan
faktor.
Perbedaan
hasil
jumlah
metastase ke kelenjar getah bening,
sampel dan perlakuan yang salah pada
rekurensi, dan tingkat kematian yang
spesimen sebelum dan saat melakukan
lebih
pemeriksaan
tinggi
sehingga
prognosisnya
buruk.
imunohistokimia
dapat
berkontribusi terhadap tingginya subtipe
Berdasarkan
klasifikasi
kanker
basal-like/triple
negatif
di
RSUP
payudara secara molekuler, kejadian
Sanglah.
kanker payudara di RSUP Sanglah
Subtipe
Denpasar
subtipe
memiliki sifat agresif yang diduga
basal-like/triple negatif dan luminal A
berasal dari absennya reseptor hormon,
dengan
37,4%,
ukuran tumor lebih besar dan grading
diikuti subtipe HER-2 positif dengan
lebih tinggi. Pasien dengan subtipe ini
15,6%, kemudian luminal B sebesar
cenderung
9,5%. Hasil penelitian terhadap subtipe
bertahan hidup yang lebih singkat.
kanker
bervariasi.
Prognosis yang buruk ini penyebabnya
Penelitian oleh Munjal et al di India
masih belum jelas apakah karena sifat
dengan
agresifnya
didominasi persentase
payudara 107
oleh
sebesar
ini
sampel
menunjukkan
basal-like/triple
negatif
menunjukkan
atau
karena
waktu
resistensi
bahwa subtipe luminal A merupakan
terhadap terapi sistemik.18 Berbeda
kejadian
dengan
dengan
diikuti
mempunyai karakteristik dominannya
persentase
yang
terbanyak
sebesar
37,4%,
basal-like,
luminal
A
subtipe HER-2 positif sebesar 29%.16
tampilan
Namun, penelitian di Moroko oleh
pemeriksaan imunohistokimia. Subtipe
Fatemi et al dengan 390 sampel
ini merupakan faktor prediktif utama
reseptor
hormon
pada
8
untuk terapi hormonal dan cenderung
II,
memiliki
baik
luminal B terbanyak pada grade III.
dibandingkan subtipe lainnya. Selain
Penelitian yang dilakukan di India oleh
subtipe luminal A, juga terdapat subtipe
Munjal et al mengungkapkan bahwa
luminal B merupakan kejadian yang
subtipe HER-2 positif dan basal-like
paling sedikit. Subtipe ini memiliki
memiliki
proliferasi sel kanker yang lebih tinggi
dibandingkan dengan tipe lainnya.16
dan memiliki prognosis yang lebih
Grade histopatologis yang sifatnya low
buruk dibandingkan subtipe luminal A.
grade seringkali dijumpai di daerah
HER-2 positif adalah subtipe dengan
barat, sementara di Indonesia, grade II
tampilan HER-2 positif dan tampilan
dan III cenderung merupakan grading
negatif reseptor hormon. Subtipe ini
histopatologis yang sering.13
biasanya
Subtipe
prognosis
menjadi
lebih
patokan
dalam
sedangkan
grade
HER-2
yang
molekuler
positif
lebih
dan
dan
tinggi
tampilan
targeting
stadiumnya menunjukkan bahwa semua
therapy pada pasien kanker payudara. 19
subtipe mempunyai stadium III yang
Secara umum luminal A merupakan
lebih dominan. Pada penelitian di
subtipe yang lebih sering terjadi pada
negara-negara maju, kanker payudara
usia tua, sedangkan subtipe basal-like
mayoritas dijumpai pada stadium dini,
dan HER-2 positif sering pada usia
dengan presentasi hampir mencapai
menentukan
muda.
16
pemberian
Hal ini bersebrangan dengan
50%. Hal ini cukup berbeda dengan
hasil penelitian di RSUP Sanglah
hasil penelitian di Indonesia yang
dimana luminal A banyak ditemukan
kebanyakan
pada pasien dibawah umur 50 tahun dan
dengan stadium lanjut.13 Lemahnya
HER-2 positif pada golongan usia lebih
program deteksi dini dan kurangnya
tua yaitu 50-59. Perbedaan ini mungkin
pengetahuan
terjadi karena jumlah sampel terbesar
melatarbelakangi masalah ini. Penelitian
berasal dari pasien dengan golongan
yang dilakukan oleh Judistira di Rumah
umur 40-49 tahun.
Sakit Sardjito Yogyakarta dengan total
Sebagian besar pasien kaker payudara
153
di RSUP Sanglah berada pada grade II
subtipe kanker payudara tidak memiliki
dan III. Subtipe luminal A dan basal-
hubungan
like paling banyak dijumpai pada grade
memiliki hubungan dengan beberapa
dijumpai
pada
masyarakat
sampel
menunjukkan
dengan
umur
pasien
diduga
bahwa namun
9
karakteristik
klinikopatologis.
Karakteristik tersebut adalah stadium dan
grading
histopatologis
kanker
payudara.20 Penelitian
A sama tingginya dengan subtipe basallike/triple
negatif
dengan
masing-
masing 55 kasus, diikuti dengan subtipe HER-2 positif dengan 23 kasus dan
ini
sayangnya
belum
luminal
B
dengan umur,
14
kasus.
semua
subtipe
menggambarkan populasi pasien kanker
Berdasarkan
payudara di Bali secara keseluruhan
terbanyak pada usia <50 tahun kecuali
pada periode tahun 2003-2012. Hal ini
subtipe HER-2 pada kelompok umur
disebabkan karena data yang diperolah
50-59 tahun. Distribusi berdasarkan
hanya bersumber dari data pasien yang
grading histopatologis terbanyak pada
datang dan melakukan pemeriksaan di
grade II dan III dengan stadium IIIB
departemen onkologi RSUP Sanglah.
merupakan terbanyak di setiap subtipe.
Pasien kanker payudara lainnya yang tidak tercatat mungkin datang ke rumah
DAFTAR PUSTAKA
sakit swasta lain atau ke departemen
1.
Suyatno,
Pasaribu
ET.
Bedah
lain di RSUP Sanglah sesuai dengan
onkologi diagnostic dan terapi.
manifestasi klinis yang muncul atau
Jakarta: Sagung Seto; 2010
bahkan tidak mencari bantuan medis
2.
sama sekali.
Tjakra
WM,
Penatalaksanaan
editor. Kanker
Panduan Solid
PERABOI. Jakarta: Sagung Seto; SIMPULAN
2010
Jumlah pemeriksaan imunohistokimia
3.
Pathi NB, Yip CH, Taib NA. Breast
pade pasien kanker payudara di RSUP
cancer in a multi-ethnic Asian
Sanglah tahun 2003-2012 masih sangat
setting:Results from the Singapore
sedikit yaitu sebanyak 147 (14,49%)
Malaysia
pemeriksaan.
cancer registry. The Breast. 2011;
hormon
Pemeriksaan
negatif
ganda
reseptor didapatkan
terbanyak dengan 80 (54,4%) kasus dan
hospital-based
breast
75-80. 4.
Yip CH, Taib NAM, Mohamed I.
hasil HER-2 negatif juga terbanyak
Epidemiology of breast cancer in
dengan 110 (74,8%). Distribusi subtipe
Malaysia. Asian Pacific Journal of
berdasarkan
Cancer Prevention. 2006;7;369-374
klasifikasi
molekuler
kanker payudara adalah subtipe luminal 10
5.
Direktorat Medik.
6.
Jenderal
Pelayanan
Departemen
Kesehatan
8.
9.
Thobhani
AK.
Correlations
of
Republik Indonesia. Kanker di
Hormone Receptors (ER and PR),
Indonesia
Data
Her2/neu and p53 Expression in
Histopatologik. Yayasan Kanker
Breast Ductal Carcinoma Among
Indonesia; 2007
Yemeni Women. The Open Cancer
Desen
W.
tahun
editor.
2007
Buku
ajar
onkologi klinis.edisi ke-2. Jakarta:
7.
11. Ahmed HG, Al-Adhraei MA, Al-
Immunology Journal. 2011;4;1-9. 12. Shanaz
N.
Profil
Balai penerbit Fakultas Kedokteran
Reseptor
Universitas Indonesia; 2008
Immunohistokimia
Noviana H. Race against breast
Kanker Payudara Di Rsud Dr
cancer.
2011.
Soetomo
Pada
Desember. KalGen Laboratory. 1-4
[Skripsi].
Fakultas
Wahid S, Miskad UA, Djimahit T.
Universitas Airlangga. Surabaya;
HER2/neu expression in breast
2010
Geneflash;
Pada
Hormonal Pemeriksaan
Pada
Pasien
Tahun
2009
Kedokteran
cancer:a significant correlation with
13. Lal P, Tan LK, Chen B. Correlation
histological grade. Department of
of HER-2 Status With Estrogen and
Anatomical
Progesterone
Pathology
Medical
Receptors
Faculty Hasanuddin University.
Histologic
Dunnwald LK, Rossing MA, Li CI.
Invasive
Breast cancer research. Hormone
American Journal Clinic Pathology.
receptor
2005;123;541-546.
status,
tumor
Features Breast
in
and 3,655
Carcinomas.
characteristics, and prognosis: a
14. Hospital. The Indonesian Journal of
prospective cohort of breast cancer
Medical Science. 2010;2(1);8-15
patients. 2007;9
15. Asia
10. Nadji M, Fernandez CG, Azar PG, Morales
A,
Correlation
Sampepanjung between
D. Her2
AR.
Expression with the Age and
Immunohistochemistry of Estrogen
Histologycal Grading on Female
and
Breast
Progesterone
Receptors
Reconsidered. American Journal Clinic Pathology. 2005;123;21-27.
Cancer
in
Wahidin
Sudirohusodo General 16. Munjal K, Ambaye A, Evans MF, Mitchell J, Nandedkari S, Cooper 11
K. Immunohistochemical Analysis
19. Octovianus J, Sindrawati, Djatmiko
of ER, PR, Her2 and CK5/6 in
A. Hubungan Overekspresi HER-
Infiltrative Breast Carcinomas in
2/neu
Indian
Hormonal
Journal
Patients. of
Asian
Cancer
Pacific
Prevention.
2009;10;773-778
dengan
Status dan
Histopatologi Karsinoma
Reseptor Grading
pada Payudara
Pasien di
RS
17. Fatemi HE, Chahbouni S, Jayi S,
Onkologi Surabaya. Departemen
Moumna K, Melhouf MA, Bannani
LitBang Rumah Sakit Onkologi
A,Mesbahi O. Luminal B tumors
Surabaya. Surabaya. 2011
are the most frequent molecular
20. Judistira
J.
Hubungan
Antara
subtype in breast cancer of North
Subtipe
African
Karsinoma
Payudara
immunohistochemical profile study
Karakteristik
Klinikopatologisnya
from
di Rsup Dr. Sardjito Yogyakarta
women: Morocco.
an Diagnostic
Pathology. 2012;7;170 18. Zhou,
Xin.
Characters
Triple
Dengan
Tahun 2010-2011. [Thesis]. Bagian
Clinicopathological of
Imunohistokimia
Negative
Breast Cancer. Chin J Cancer Res.
Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah
Mada.
Yogyakarta. 2011
2010;22(1);17-20.
12
13