Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
i
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi
a.
DAFTAR ISI
a. Daftar Isi
i
BAB I
I-1
1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5.
PROFIL KALIMANTAN TIMUR Gambaran Umum Kondisi Daerah Budaya dan Pariwisata Rencana Strategis Pemerintahan Penghargaan atas Prestasi Pemerintahan Penghargaan Daya Saing Propinsi Kalimantan Timur
BAB II 2.1. 2.2. 2.3.
KONDISI PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Struktur Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Pendapatan Perkapita Penggunaan PDRB dan Inflasi
BAB III PERKEMBANGAN INVESTASI 3.1. Capaian Kinerja Investasi Daerah
I I I I I
-
1 2 3 4 5
II - 1 II - 1 II - 1 II - 2 III - 1 III - 1
BAB IV PENGEMBANGAN KAWASAN UNGGULAN BERDASARKAN PENDEKATAN CLUSTER 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5. 4.6. 4.7. 4.8.
Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan
BAB V 5.1. 5.2. 5.3.
Industri Industri Industri Industri Industri Industri Industri Industri
IV - 1 Kariangau (KIK) Jasa dan Perdagangan Kota Samarinda dan Kukar Berbasis Migas dan Kondesat Kota Bontang dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy Industri Pariwisata Kepulauan Derawan Pertanian Kab. Paser dan PPU Pertanian Kukar dan Kubar Strategis Perbatasan Mahakam Ulu
REGULASI DAN INFRASTRUKTUR PENUNJANG INVESTASI
Regulasi dan Perijinan Daerah Sarana dan Prasarana Transportasi Darat, Laut dan Udara Sarana Prasarana Kawasan Industri
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
IV IV IV IV IV IV IV IV
-
2 2 3 3 4 4 5 5
V-1 V-1 V-1 V-6
ii
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi 5.4. 5.5. 5.6. 5.7. 5.8.
Sarana Sarana Sarana Sarana Sarana
Prasarana Listrik dan Prasarana Air Bersih dan Prasarana Perumahan dan Pemukiman dan Prasarana Telekomunikasi dan Prasarana Perbankan
BAB VI ANALISIS SEKTORAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 6.1. 6.2. 6.3. 6.4. 6.5. 6.6.
Analisis Analisis Analisis Analisis Analisis Analisis
V V V V V
-
7 7 8 8 8
VI - 1
Location Quotient (LQ) Provinsi Kalimantan Timur VI - 1 Location Quotient (LQ) Kota/Kabupaten Terhadap Provinsi Kalimantan Timur VI - 3 Klassen Provinsi Kalimantan Timur VI - 4 Klassen Perkota/kabupaten di Kalimantan Timur VI - 5 SWOT Provinsi Kalimantan Timur VI - 10 Analytical Hierarchy Process (AHP) Provinsi Kalimantan Timur VI - 12
BAB VII PROSPEK INVESTASI TERPILIH
VII - 1
7.1. 7.2. 7.3. 7.4. 7.5. 7.6. 7.7. 7.8. 7.9. 7.10. 7.11.
VII VII VII VII VII VII VII VII VII VII VII
Potensi Sumber Daya Manusia Dan Potensi Pasar Lokal Potensi & Peluang Investasi Sektor Pertanian Potensi & Peluang Investasi Sektor Perkebunan Potensi & Peluang Investasi Sektor Perikanan Potensi & Peluang Investasi Sektor Peternakan Potensi & Peluang Investasi Sektor Kehutanan Potensi & Peluang Investasi Sektor Jasa Potensi & Peluang Investasi Sektor Pariwisata Potensi & Peluang Investasi Sektor Industri Potensi & Peluang Investasi Sektor Pertambangan Komoditas Produk Unggulan Industri Provinsi Kalimantan Timur
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
-
1 2 2 5 5 6 6 7 7 8 9
iii
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi
BAB 1
PROFIL KALIMANTAN TIMUR a.
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu Provinsi terluas memiliki potensi sumberdaya alam melimpah dimana sebagian besar potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Sumberdaya alam dan hasil-hasilnya sebagian besar diekspor keluar negeri, sehingga Provinsi ini merupakan penghasil devisa utama bagi negara, khususnya dari sektor Pertambangan, Kehutanan dan hasil lainnya. Kalimantan Timur memiliki luas wilayah daratan 198.441,17 km2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km2 terletak antara 113º44’ Bujur Timur dan 119º00’ Bujur Timur serta diantara 4º24’ Lintang Utara dan 2º25’ Lintang Selatan. Penduduk Kalimantan Timur tahun 2003 berjumlah 2.704.851 jiwa, tahun 2010 berdasarkan hasil sensus penduduk mencapai 3.553.143 jiwa. Dengan demikian dalam kurun waktu tersebut jumlah penduduk Kalimantan Timur meningkat sebesar 848.292 jiwa, dengan pertumbuhan penduduk setiap tahunnya rata-rata 3,82 persen. Lahan datar di Kaltim pada umumnya hanya terdapat di daerah pantai dan daerah aliran sungai-sungai besar, yang luasnya sekitar 11%. Kemudian diikuti oleh lahan yang tingkat kelerengan landai (2 – 15%) yang luasnya mencapai sekitar 13%. Sisanya, lahan berbukit dengan tingkat kelerengan > 15% dan yang lebih terjal lagi dengan luasnya mencapai sekitar 76% dari luas wilayah Kaltim. Wilayah Kaltim sekitar 32% termasuk daerah yang berhawa sejuk dengan ketinggian di atas 500 meter dpl. Wilayah yang suhunya relatif lebih rendah ini cocok untuk tempat pengembangan tanaman horikultura, terutama sayuran dan buah-buahan. Jenis tanah di wilayah daratan Kalimantan Timur didominasi oleh tanah podsolik merah kuning latosol dan litosol yang tersebar di bagian Tengah dan Utara Kalimantan Timur. Jenis tanah lainnya adalah aluvial, organosol, latosol, podsol, dan podsolik merah kuning dengan tingkat kesuburan yang rendah. Berdasarkan aspek hidrologi, kondisi wilayah Kaltim dapat digambarkan sebagai berikut. Potensi sumberdaya air yang berasal dari sungai diperkiraan sebesar 325.380 juta m³ per tahun, dan potensi sumberdaya air yang berasal dari danau dan waduk sebesar 42.917 juta m³. Arah aliran sungai adalah Barat-Timur yang seluruhnya bermuara di pantai Timur Provinsi Kalimantan Timur. Secara umum Kalimantan Timur beriklim tropik dengan suhu udara pada tahun 2013 berkisar dari 24,06º C sampai dengan 32,33º C (Stasiun Meteorologi Samarinda). Suhu udara rata-rata terendah adalah 22,1º C dan rata-rata tertinggi adalah 35,1º C. Jumlah penduduk pada tahun 2000 sebesar 2.443.334 jiwa, meningkat menjadi 3.553.143 jiwa pada tahun 2010. Berarti dalam periode tersebut penduduk Kalimantan Timur Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
iv
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi telah bertambah sekitar 100 ribu jiwa setiap tahunnya. Porsi terbesar penduduk Kalimantan Timur berada di Kota Samarinda (20,47%), yang merupakan ibukota Provinsi di Kalimantan Timur. Selebihnya berada di Kabupaten Kutai Kartanegara (17,64%), Kota Balikpapan (15,69%) dan tersebar di kabupaten/kota lain berkisar 0,43-6,48 persen. Tingkat pengangguran Kaltim tersebut menurun dibanding tahun 2012 sebesar 8,9 %. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kalimantan Timur semakin mengarah yang semakin baik yang didukung dengan kecenderungan penurunan nilainya yakni dari 8.90 persen pada tahun 2012 menjadi 8,04 persen di tahun 2013. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) cenderung menurun yaitu dari 66,64 persen pada Agustus 2012 menjadi 63,79 persen pada Agustus 2013, hal ini sebagai dampak adanya program pemerintah tentang pendidikan yang mewajibkan penduduk usia sekolah untuk melanjutkan pendidikan yang lebih baik. Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Timur, pada posisi Maret 2013 sebesar 237,96 ribu jiwa (6,06%) jika dibandingkan tahun 2012 dimana jumlah penduduk miskin sebesar 253,34 (6,68%) ribu jiwa, artinya terjadi penurunan sebesar 15,38 ribu jiwa di Kalimantan Timur. Jumlah penduduk miskin baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan mengalami penurunan. Secara Umum kondisi pendidikan di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012 cukup baik. Hal ini ditunjukkan sedikitnya persentase penduduk yang tidak sekolah dimana hanya 2.48 %, dibanding dengan jumlah keseluruhan penduduk 10 tahun keatas. Jumlah sekolah pada jenjang pendidikan SD memiliki jumlah yang cukup banyak yaitu 2.293 sekolah. Sementara untuk jenjang yang lebih tinggi lembaga pendidikan SMP menempati jumlah terbanyak keempat. Jumlah sarana kesehatan yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Timur antara lain adalah 49 rumah sakit, 27 Rumah Sakit Swasta, serta 219 puskesmas. Dari 14 kab/kota yang ada di provinsi tersebut, Kab. Tana Tidung merupakan wilayah yang belum ada rumah sakitnya, sedangkan Kota Samarinda memiliki rumah sakit yang paling banyak.
b.
Budaya dan Pariwisata
Kalimantan Timur memiliki beberapa macam suku bangsa. selama ini yang dikenal oleh masyarakat luas, padahal selain dayak atau suku beradat dayak ada 1 suku yang juga memegang peranan penting di Kaltim yaitu suku Kutai. Di Kalimantan Timur terdapat juga banyak suku suku pendatang dari luar, seperti Banjar, Bugis, Jawa dan Makassar. Bahasa Banjar,Jawa dan Bahasa Bugis adalah dua dari banyak bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Kalimantan Timur. Suku Banjar dan Bugis banyak mendiami Kalimantan, Samarinda, Sangatta dan Bontang. Sedangkan suku Jawa banyak mendiami Samarinda dan Balikpapan. Kalimantan Timur memiliki obyek wisata yang beragam, yang terdiri dari Wisata Bahari, Pantai, Pegunungan, Goa, Hutan Raya, Hutan Lindung, Sungai, Laut, Danau, Daerah Aliran Sungai, Petualangan dan Wisata Alam Buatan. Wisata ini terdapat disepanjang pesisir Kalimantan Timur, yang sudah berkembang adalah di Kabupaten Berau yang terletak di Kecamatan Tanjung Batu Kepulauan Derawan. Untuk wisata pantai yang sudah dikelola terletak di Kota Balikpapan, Kota Tarakan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Bulungan. Obyek wisata budaya terdiri dari Tari Tradisional, Seni Teater, Band, Drama, Orkes Melayu, Musik Tingkilan, Rebana, Hadrah dan Kesenian dari masyarakat pendatang yang berkembang di daerah Kalimantan Timur antara lain : Kuda Kepang, Ludruk, Ketoprak, Wayang Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
v
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi Kulit, Barongsai, Kuda Lumping, Tari dan Modeling, Sandur, Karawitan, Reog, Sinden. Obyek Wisata ini berkembang di Daerah Kalimantan Timur dan tersebar di semua Kabupaten dan Kota Obyek wisata sejarah terdiri dari peninggalan - peninggalan bekas kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang terdapat di Museum Mulawarman yang terletak di Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara. Wisata sejarah yang pernah berdiri di Kota/Kabupaten antara lain Kerajaan Sandurangas terletak di Kabupaten Paser, Kerajaan Gunung Tabur dan Kerajaan Sambaliung terletak di Kabupaten Berau. Sedangkan di Kota Tarakan dan Kota - kota lain di Kalimantan Timur terdapat bekas peninggalan Perang Dunia ke II. Obyek wisata belanja termasuk didalamnya Wisata Kuliner yang tiap - tiap Kabupaten dan Kota mempunyai daya tarik tersendiri dalam menyediakan atau menyajikan hidangan yang membangkitkan selera makan. Obyek wisata kesehatan ada di wilayah pedalaman yang terdapat jenis pengobatan yang merupakan budaya dari daerah berupa Berlian Sentiu untuk penyembuhan orang - orang sakit. Obyek wisata olahraga yang sangat berkembang dan menarik adalah wisata Diving di Kepulauan Derawan Kabupaten Berau dan juga di Kota - Kota lain, seperti Balikpapan dan Kota Bontang. Sektor kepariwisataan di Propinsi Kalimantan Timur telah berkembang dari tahun ke tahun baik untuk sarana dan prasarana wisata. Seperti yang terlihat pada tahun 2010 dimana objek wisata telah berkembang menjadi 401 buah, sedangkan pada tahun sebelumnya objek wisata hanya 393 buah. Sementara kunjungan wisatawan yang datang ke Kalimantan Timur untuk tahun 2012 sebanyak 1.022.597 orang (wisman 19.622 orang dan wisnus 1.002.975 orang) dengan pendapatan US$ 19,622 juta (turun 28,75%) dan Rp. 356,05 milliar (turun 26,72%) dari tahun 2011.
c.
Rencana Strategis Pemerintahan Visi Pembangunan Kalimantan Timur 2013 - 2018 adalah:
VISI KALTIM MAJU 2018 “ Mewujudkan Kaltim Sejahtera yang merata dan Berkeadilan berbasis Agroindustri dan Energi Ramah Lingkungan” Visi tersebut mengandung dua elemen utama tujuan pembangunan yaitu mewujudkan Kaltim sejahtera yang merata dan berkeadilan serta cara untuk mencapainya yaitu dengan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas melalui pengembangan agroindustri dan energi yang ramah lingkungan dengan Misi yang dijalankan untuk mewujudkan Visi Kalimantan Timur tersebut adalah: 1. 2. 3. 4.
Mewujudkan Mewujudkan Mewujudkan Mewujudkan publik 5. Mewujudkan
kualitas Sumber Daya Manusia Kaltim daya saing Ekonomi yang berkerakyatan berbasis SDA dan Energi terbarukan Infrastruktur dasar yang berkualitas bagi masyarakat secara merata Tata Kelola Pemerintahan yang Profesional dan Berorientasi pada pelayanan Kualitas lingkungan yang baik dan sehat serta berperspektif perubahan iklim
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
vi
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi
d.
Penghargaan atas Prestasi Pemerintahan
Pemerintahan Kalimantan Timur selama tahun 2013 telah menerima penghargaan atas prestasi-prestasi yang dicapainya, diantaranya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.
Penghargaan Prestasi Kalimantan Timur 2013
No.
Tanggal/Tempat
Penghargaan
Menerima
1.
Jakarta (Hotel Sultan Jakarta)
Penghargaan ke - 4 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Akip (LAKIP)
Gubernur
Wapres Boediono
2.
Samarinda Sabtu 09, February 2013
Pengharagaan e-KTP Penilaian EKPPD terhadap Kaltim
Gubernur
Kementrian Dalam Negeri
Pelaksanaan Anggaran DIPA (2013)
Gubernur
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
3.
Jakarta
4. 5.
Jakarta Jakarta
Penghargaan Anugrah K3 Award Penghargaan Atas Komitment Dalam Upaya Sdm Kehutanan
Gubernur Gubernur
6.
Samarinda
Gubernur
7.
Istana Negara
8.
Jakarta
Penobatan Pendekar Kehormatan Perisai Diri Internasional Champioship Penghargaan Asosiasi Pemeritah Provinsi Indonesia (Appsi) "Program Peghematan Besar Besran Bbm" Penghargaan Citra Bhakti Abadi Negara (Cban)
9.
Samarinda GOR Segiri
10.
Jakarta
11.
Jakarta
12.
Jumat 14 Febuary 2014 Jakarta Jakarta 17 February 2014
13.
14. 15. 16.
Jakarta Jakarta Istana Negara
17.
Bali
18.
Kaltim 3 April 2013
Dari
Gubernur
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Gubernur
Menteri PAN & Rb Azwar Abubakar
Penghargaan Pemberdayaan Wanita Kaltim
Gubernur
Penghargaan Kategori Pelopor Pengamatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Penghargaan Energi Prabawa Atas Perhatian Pemprov Kaltim Dalam Pemenuhan Energi Listrik Pedesaan Majalah Mans Obsession
Gubernur Gubernur
Pemberdayaan Perempuan Wanita Kaltim Kementerian Riset & Teknologi Gusti Muhammad Hatta Mentri Esdm Jero Wacik
Gubernur
Majalah Men’s
Penghargaan “Most Inspiration
Gubernur
Penghargaan Teppa Koni Award Tahun 2013 Kaltim Peringkat 7 LPPD SeKaltim
Gubernur Gubernur Gubernur
National Award For CSR Leading Regional
Gubernur
PGRI Anugrahi Awang Faroek Ishak Sebagi Gubernur Benua Etam
Gubernur
Regional Leaders" Men's Obsession Awards 2014
Obsession Men's Obsession
Kepala SKPD La Toffi School Of CSR
Kaltim
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
vii
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi
e.
Peringkat Daya Saing Propinsi Kalimantan Timur
Untuk Daya Saing Keseluruhan, Kalimantan Timur berada di peringkat posisi ketiga, berarti bahwa provinsi ini dapat dianggap sebagai bagian dari provinsi-provinsi dalam kelompok "daya saing tinggi". Kalimantan Timur adalah satu-satunya provinsi yang tidak berlokasi di Pulau Jawa yang berhasil mencapai posisi lima besar. Posisinya hanya dibawah DKI Jakarta dan Jawa Timur, yang masing-masing berperingkat pertama dan kedua untuk provinsi-provinsi paling berdaya saing. Tabel 1.
2.
Penghargaan Prestasi Kalimantan Timur Tahun 2013
Ranking
Province
Score
1
DKI Jakarta
1,7320
2
Jawa Timur
0,6615
3
Kalimantan Timur
0,5483
4
Jawa Barat
0,5255
5
Jawa Tengah
0,4192
Sumber : Analisa Daya Saing dan Strategi Pembangunan untuk 33 Provinsi Indonesia
Stabilitas Ekonomi Makro Kalimantan Timur berada di peringkat keempat. Hal ini berarti bahwa provinsi ini berada di posisi yang bagus di antara lima besar dari 33 provinsi dalam lingkup ini. Di sisi lain, agar dapat naik peringkat, Kalimantan Timur juga harus berusaha untuk dapat menyusul Jawa Barat (0,9083) dan Jawa Timur (0,9111). Perencanaan Pemerintah dan Institusi Kalimantan berada di peringkat ke-17. Berarti bahwa provinsi ini berada pada posisi sekitar kelompok tengah secara nasional. Perencanaan Pemerintah dan Institusi adalah satu-satunya dari empat lingkup dimana Kalimantan Timur tidak berada pada peringkat lima besar. Kondisi Keuangan, Bisnis, dan Tenaga Kerja Kalimantan Timur berada pada peringkat kedua. Hal ini merupakan pencapaian yang besar, berada di peringkat kedua, dan hanya selisih sedikit dari DKI Jakarta yang memiliki skor 1,3852. Walaupun bersaing dengan provinsi ibukota negara merupakan usaha yang cukup sulit, ini berarti bahwa selalu ada ruang bagi perbaikan di lingkup ini jika Kalimantan Timur menginginkannya. Kualitas Hidup dan Pembangunan Infrastruktur Kalimantan Timur berada pada peringkat keempat. Sama dengan Stabilitas Ekonomi Mikro serta Kondisi Keuangan Bisnis dan Tenaga Kerja, Kalimantan Timur berada dalam provinsi-provinsi yang berdaya saing teratas.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
viii
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi
BAB 1I
KONDISI PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 2.1 Struktur Ekonomi Dalam struktur ekonomi Kalimantan Timur tahun 2013 menurut PDRB ADHK, peranan tertinggi masih dipegang sektor Pertambangan dan Penggalian yaitu sebesar 42% dengan angka pertumbuhan PDRB sebesar 51.237,2 lebih rendah dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 51.357,3. Kondisi ini dipengaruhi oleh penurunan yang signifikan pada komoditi tambang batubara baik dari sisi produksi maupun harga. Disisi lain komoditas migas semakin merosot, yang secara langsung berdampak pada produktifitas industri pengolahan. Untuk tahun 2013, industri pengolahan menempati persentase terbesar kedua setelah pertambangan dan penggalian dengan nilai persentase 21,50% mengalami penurunan daripada tahun sebelumnya, dari angka pertumbuhan tahun 2012 sebesar 27.306,3 menjadi 26.232,3 pada tahun 2013. Di sisi lain sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki kontribusi ketiga terbesar setelah industri pengolahan, yaitu sebesar 10,25% terhadap PDRB.
2.2 Pertumbuhan Ekonomi Selama satu dasawarsa terakhir ini, laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur selalu mengalami pertumbuhan positif meskipun terjadi fluktuasi di setiap tahunnya. Pada tahun 2013 laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur tercatat 1,59 % lebih lambat dibanding tahun 2012 yang tumbuh 3,98%. Kinerja pertumbuhan yang melemah ini banyak dipengaruhi oleh komoditas migas baik tambang migas maupun industri pengolahan LNG dan Pengilangan Minyak bumi, juga dipengaruhi melemahnya kinerja batubara yang diakibatkan melemahnya harga batubara. Hal ini tergambar dari laju pertumbuhan ekonomi tanpa migas maupun tanpa batubara. Jika tanpa migas, laju pertumbuhan ekonomi Kaltim ternyata mencapai 5,17 persen pada tahun 2013. Selanjutnya, jika migas dan batubara dikeluarkan maka pertumbuhan ekonomi Kaltim jauh lebih besar, yaitu 7,47 persen pada tahun 2013. Hasil telaah lebih lanjut, mengenai pertumbuhan masing-masing komponen/sektor ekonomi Kalimantan Timur tahun 2013 ternyata tujuh sektor ekonomi mengalami pertumbuhan positif kecuali pada sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan. Pada tahun 2013 ini sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan sebagai salah satu sektor yang memberi andil cukup besar dalam pergerakan ekonomi Kalimantan Timur, mengalami koreksi masing-masing sebesar negatif 0,23% dan negatif 3,93%. Dari sektor pertambangan dan penggalian, subsektor yang terkoreksi adalah subsektor minyak dan gas bumi yakni sebesar negatif 5,73%, sedangkan subsektor pertambangan tanpa migas dan subsektor penggalian masing-masing tumbuh sebesar 1,93% dan 14,39%. Sedangkan sektor industri pengolahan, subsektor yang terkoreksi yakni industri migas sebesar negatif 7,26%, sedangkan untuk industri tanpa migas mampu tumbuh 6,54%. Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
ix
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi Dilihat dari capaian (laju pertumbuhan) masing-masing komponen pada tahun 2013, maka sektor keuangan, jasa persewaan dan jasa perusahaan merupakan sektor dengan pertumbuhan tertinggi dibanding sektor lainnya yaitu sebesar 12,93%. kondisi ini ditopang oleh pertumbuhan yang cukup signifikan pada subsektor bank sebesar 25,26%. Sektor dengan pertumbuhan tertinggi berikutnya yaitu sektor bangunan sebesar 10,13%. Hal ini tentu disebabkan oleh giatnya pembangunan yang dilakukan di Kalimantan Timur, baik itu pembangunan jalan, fasilitas umum lainnya seperti terminal, bandara, dermaga atau perkantoran, ruko serta pembangunan perumahan yang dilakukan oleh pengembang. Kemudian disusul oleh sektor jasa-jasa sebesar 8,25%. Kemudian sektor berikutnya yang mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi adalah sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 7,56%, yang merupakan sumbangan pertumbuhan dari subsektor pengangkutan dan komunikasi masing-masing sebesar 6,67% dan 11,84%, sudah barang tentu bisa diartikan bahwa penduduk Kalimantan Timur cukup tinggi mobilitasnya yang menggunakan jasa angkutan dan tingginya penggunaan jasa telekomunikasi. Sektor perdagangan, hotel dan restoran menyusul sektor jasa-jasa yang mampu tumbuh sebesar 5,93% karena adanya pertumbuhan subsektor restoran sebesar 7,14%, subsektor hotel sebesar 5,71% dan subsektor perdagangan besar dan eceran sendiri mampu tumbuh sebesar 5,83%. Kemudian sektor listrik, gas, dan air bersih yang tumbuh sebesar 4,47% karena adanya pertumbuhan subsektor listrik sebesar 4,09% dan subsektor air bersih sebesar 7,16%. Sementara itu sektor Pertanian mencapai pertumbuhan sebesar 4,67% sedikit lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang besarnya 4,24%. Pertumbuhan sektor pertanian disebabkan oleh pertumbuhan subsektor tanaman perkebunan sebesar 8,82%, pertumbuhan subsektor perikanan sebesar 7,19, pertumbuhan subsektor peternakan dan hasil-hasilnya sebesar 4,23%, pertumbuhan subsektor tanaman bahan makanan sebesar 1,94%. Tabel 2.
No.
1. Kumulatif PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Timur Tahun 2011 - 2013
PDRB
Atas Dasar Harga Berlaku (Triliun Rp.)
Atas Dasar Harga Konstan (Triliun Rp.)
Laju Pertumbuhan (%)
2011
2012
2013
2011
2012
2013
2011
2012
2013
1.
Dengan Migas
391,8
419,5
425,4
115,5
120,1
122
4,09
3,98
1,59
2.
Tanpa Migas
242,4
272,8
283,5
75,1
83,5
87,9
12,06
11,21
5,17
3.
Tanpa Migas + Batubara
122,8
145,4
164,6
44,3
48,8
52,4
8,77
10,14
7,47
Sumber: BPS Prov. Kaltim
2.3 Pendapatan Perkapita, Penggunaan PDRB dan Inflasi Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun sebesar 3.821.676 jiwa, pendapatan perkapita netto atau pendapatan yang diterima penduduk Kalimantan Timur pada tahun 2012 sebesar 44.649.668 rupiah (dengan migas) mengalami peningkatan 7,81 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang besarnya 41.415.585 rupiah. Sedangkan pendapatan perkapita non
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
x
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi migas meningkat 8,70 persen yaitu dari 24.803.027 rupiah menjadi 26.961.329 rupiah di tahun 2012. PDRB Perkapita atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota pada tahun 2012 terbesar ada di Kota Bontang dengan nilai PDRB Perkapita sebesar 443.668.089 disusul Kabupaten Kutai Kartanegara dengan nilai 195.853.258, dan Kabupaten Kutai Timur dengan nilai 179.410.863. Sedangkan PDRB Perkapita terendah adalah Kabupaten Tana Tidung dengan nilai 25.666.871. Gambar 2.
1. PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (000.000 Rp), 2012
450 400 350 300 250 200 150 100 50 g
Bo nt an
ak an
a
Ta r
in d
ar m
Sa
Pa p
an
ng Ti du
a Ta n
Ba lik
PP U
ka n
n
nu
Nu
ga
u
Bu lu n
al in a M
au Be r
Ku tim
Ku ka r
ar Ku b
Pa se r
0
Sumber: BPS Prov. Kaltim
Pada tahun 2012 pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 60,44 Trilyun, meningkat sebesar Rp.69,61 Trilyun pada tahun 2013 atau naik sebesar 15,17 %. Peranan komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga dalam pembentukan PDRB Kalimantan Timur tahun 2012 sebesar 14,41% dan tahun 2013 sebesar 16,36%. Pengeluaran konsumsi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, sejak diberlakukannya otonomi daerah tahun 2001, terus mengalami peningkatan. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh meningkatnya pengeluaran rutin (belanja pegawai, belanja barang, belanja pemeliharaan dan belanja lain-lain) guna perbaikan pelayanan pemerintah kepada publik, akan tetapi juga disebabkan oleh peningkatan pengeluaran pembangunan sebagai bukti nyata upaya pemerintah dalam meningkatkan dan memperbaiki sistem pelayanan kepada masyarakat khususnya di bidang infrastruktur. Meningkatnya belanja pembangunan secara drastis membawa pengaruh pada meningkatnya pengeluaran pemerintah. Pada tahun 2012 nilai konsumsi pemerintah Kalimantan Timur mencapai Rp.23,18 Trilyun, meningkat pada tahun 2013 sebesar Rp.26,69 Trilyun atau naik 15,14 %. Usaha pemerintah untuk memperbaiki perekonomian daerah dan sejalan dengan penerapan otonomi daerah, anggaran pemerintah APBD dan alokasi APBN baik pada pemerintah provinsi maupun pemerintah Kabupaten/Kota semakin meningkat. Kondisi ini berimbas pada laju pengeluaran konsumsi pemerintah yang tumbuh positif sebesar 7,13% pada tahun 2013.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xi
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB) di Kalimantan Timur atas dasar harga berlaku tahun 2013 mencapai Rp.67,49 Trilyun, angka ini meliputi PMTB Pemerintah dan swasta di Kalimantan Timur. Kondisi ini sejalan dengan perbaikan permintaan baik konsumsi swasta (rumahtangga) maupun pemerintah, serta situasi penanaman modal (investasi dalam dan luar negeri) yang mengalami perkembangan positif. Perkembangan laju pertumbuhan PMTB atas dasar harga konstan dari tahun 2012-2013 menunjukkan pergerakan yang positif. Pertumbuhan ini lebih didorong oleh peningkatan permintaan yang berasal baik dari internal maupun eksternal serta peningkatan konsumsi swasta yang tinggi. Namun laju pertumbuhan melambat pada tahun 2013 yaitu sebesar 5,23%, sedangkan pada tahun 2012 tumbuh sebesar 7,97%. Perkembangan total nilai ekspor Kalimantan Timur selalu meningkat setiap tahunnya. Tahun 2012 sebesar Rp. Rp. 500,44 Trilyun meningkat sebesar Rp. 545,52 Trilyun pada tahun 2013 yang terdiri dari 62,73% ekspor luar negeri dan sisanya 37,27% adalah ekspor domestik (antar provinsi). Laju pertumbuhan ekspor Kalimantan Timur naik dari 4,05% naik menjadi 9,27% pada tahun 2013. Adapun yang menopang tumbuhnya ekspor di tahun 2013 adalah komoditi non migas terutama batubara yang peningkatan ekspornya masih lumayan. Neraca perdagangan Kalimantan Timur setiap tahunnya mengalami nilai surplus yang cukup tinggi dan memiliki trend yang selalu meningkat bila dilihat dari sisi besaran. Tahun 2012 Net Espor sebesar Rp.270,86 Trilyun, meningkat pada tahun 2013 menjadi Rp.256,67 Trilyun. Dengan demikian surplus perdagangan Kalimantan Timur terus meningkat, sehingga menempatkan Kalimantan Timur sebagai salah satu penyumbang devisa bagi Indonesia. Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan bahan bakar minyak dan naiknya kurs dolar U$ terhadap rupiah pada tahun 2013, maka nilai impor barang dan jasa juga mengalami kenaikan. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai impor. Total nilai impor Kalimantan Timur tahun 2012 sebesar Rp.229,58 Trilyun meningkat pada tahun 2013 menjadi Rp. 288.85 Trilyun atau naik sebesar 25,82%. Selain permintaan impor minyak mentah (untuk Kilang BBM Balikpapan), Kalimantan Timur juga mengimpor mesin dan peralatan barang modal lainnya, bahan baku industri sampai barang-barang konsumsi. Laju pertumbuhan impor barang dan jasa pada tahun 2013 sebesar 11,75% lebih besar dari pertumbuhan impor tahun 2012 sebesar 8,01%. Secara umum inflasi di Provinsi Kalimantan Timur, merupakan pengaruh dari perekonomian di tingkat regional, dan nasional. Tingkat inflasi di beberapa kota (Kota Samarinda, Kota Balikpapan, Kota Tarakan) dan nasional merupakan pembanding Provinsi Kalimantan Timur. Tabel 2. No.
2. Inflasi Kalimantan Timur Tahun 2008 - 2012
Lokasi
Tahun 2008
2009
2010
2011
2012
1.
Kota Samarinda
12,69
4,06
7
6,23
4,81
2.
Kota Balikpapan
11,3
3,6
7,38
6,45
6,41
3.
Kota Tarakan
19,85
7,21
7,92
6,43
5,99
4.
Kalimantan Timur
13,06
4,31
7,28
6,35
5,6
5.
Indonesia
11,06
2,78
6,96
3,79
4,28
Sumber: Database Pembangunan Tahun 2013
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xii
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi
BAB III
PERKEMBANGAN INVESTASI 3.1 Capaian Kinerja Investasi Daerah Dalam rangka mempercepat pembangunan ekonomi diperlukan peningkatan penanaman modal untuk mengolah potensi ekonomi menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan modal yang berasal, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. BPPMD Provinsi Kalimantan Timur merupakan lembaga teknis yang menjadi unsur penunjang pemerintah provinsi dan memiliki tugas dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan dibidang promosi dan investasi. Capaian kinerja investasi Provinsi Kalimantan Timur pun semakin membaik dari tahun ke tahun seperti yang terlihat pada tabel dibawah, selain itu hal ini juga dipengaruhi dengan peningkatan pelayanan perijinan. Salah satunya ialah dengan adanya Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Tabel 3.
3. Peringkat Realisasi Investasi PMDN Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM)
No.
Provinsi
2013*) Proyek
Investasi (Rp)
1
Jawa Timur
248
19.512.080.000.000
2
Kalimantan Timur
51
8.126.640.000.000
3
Kalimantan Selatan
31
5.107.040.000.000
4
Sumatera Utara
75
3.401.690. 000.000
5
DKI Jakarta
91
3.152.130. 000.000
6
Banten
44
3.027.780. 000.000
7
Jawa Barat
92
2.496.070. 000.000
8
Aceh
28
2.268.570. 000.000
9
Riau
36
2.135.150. 000.000
10 Jawa Tengah 82 1.607.930. 000.000 Ket : Tahun 2013 Posisi Semester 1 Sumber : BPPMD Prov. Kaltim
Pada tahun 2010 Kaltim berada pada peringkat ke-3 dengan 46 Proyek dengan nilai investasi sebesar Rp.7,88 Triliun dan menurun peringkatnya di tahun 2011 menjadi peringkat ke5, walaupun jumlah proyek dan nilai investasi meningkat menjadi 56 proyek dengan nilai investasi sebesar Rp.16,196 Triliun. Pada tahun 2012 peringkat Kalimantan Timur meningkat menjadi peringkat ke-4 dengan capaian sebanyak 44 Proyek dan nilai investasi sebesar Rp.7,709 Triliun. Pada tabel-tabel di atas dapat kita lihat fakta menarik melihat capaian investasi PMDN pada tahun 2013 Semester 1, dimana Kalimantan Selatan mulai merangkak naik dan masuk pada posisi 5 besar, hal ini dapat menjadi warning tersendiri bagi Kalimantan Timur, bahwa Kalimantan Selatan menjadi saingan terdekat dalam kawasan Pulau Kalimantan dalam menarik investor untuk menanamkan investasinya.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xiii
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi Tabel 3.
4. Peringkat Realisasi Investasi PMA Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM)
No.
2013*)
Provinsi
Proyek
Investasi (Rp)
1
Jawa Barat
682
4.210.700.000
2
DKI Jakarta
1,148
4.107.720.000
3
Banten
405
2.616.260.000
4
Jawa Timur
403
2.598.780.000
5
Kalimantan Timur
167
2.529.900.000
6
Papua
21
1.202.430.000
7
Riau
81
1.152.850.000
8
Sulawesi Tengah
27
806.530.000
9
Sumatera Selatan
107
786.450.000
10 Sumatera Utara 133 Ket : Tahun 2013 Posisi Semester 1 Sumber : BPPMD Prov. Kaltim
645.320.000
Pada tahun 2010 Kaltim berada pada peringkat ke-5 dengan 98 Proyek dengan nilai investasi sebesar 1,09 Miliar US$ dan menurun peringkatnya di tahun 2011 menjadi peringkat ke-7 , walaupun jumlah proyek dan nilai investasi meningkat menjadi 172 proyek dengan nilai investasi sebesar 1,34 Miliar US$. Pada tahun 2012 peringkat Kalimantan Timur meningkat menjadi peringkat ke-5 dengan capaian sebanyak 167 Proyek dan nilai investasi sebesar 2,52 Miliar US$. Untuk tahun 2013 semester 1, Kaltim kembali merosot menjadi peringkat ke-7 dalam investasi PMA, dengan capaian 163 proyek dan nilai investasi sebesar 623 juta US$. Pada tahun 2014 Kalimantan Timur kembali naik ke peringkat ke-5 dalam realisasi PMA di Indonesia. Tabel 3.
Tahun
5. Rencana dan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006 – 2013
Jumlah Proyek Rencana Realisasi
Modal (000.000 Rp) Rencana Realisasi
Rencana
Tenaga Kerja Realisasi Realisasi
Indonesia
Asing
2006
30
5
56.585.809,06
246.755,28
29.908
1.887
3
2007
22
5
3.684.874,95
715.235,49
9.088
2.047
-
2008
39
4
46.935.100,90
254.973,56
29.769
358
-
2009
22
8
6.030.266,22
1.523.515,40
9.309
741
-
2010
15
49
16.381.238,47
7.881.289,79
4.095
6.049
-
2011
8
46
71.229.379,88
16.196.330,38
52.888
12.227
14
2012
36
44
9.007.225,70
7.709.270,00
17.802
50.24
114
2013
31
72
4.820.686,30
9.879.063,30
6.441
34.099
6
Ket : Tahun 2013 Posisi Triwulan III Sumber : BPPMD Prov. Kaltim
Realisasi investasi untuk PMDN selalu lebih rendah dari rencana investasinya. Hal ini terjadi berturu-turut dari tahun 2006 – 2012, namun menunjukkan kinerja yang cukup baik di tahun 2013, dimana pada posisi Triwulan ke II, realisasi investasi untuk PMDN lebih tinggi dari rencana investasi, dimana awalnya rencana investasi hanya 31 proyek dengan nilai investasi
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xiv
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi sebesar Rp.4,82 Triliun, berhasil di realisasikan menjadi 72 proyek dengan nilai investasi sebesar Rp.9,88 Triliun. Tabel 3.
Tahun
6. Rencana dan Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006 - 2013
Jumlah Proyek Rencana Realisasi
Modal
Tenaga Kerja Rencana
(US $ 000) Rencana
Realisasi
Realisasi
Indonesia
Realisasi Asing
2006
59
7
713.216,30
396.453,62
29,908
1,887
-
2007
69
9
4.366.258,65
720.015,66
9,088
2,047
-
2008
100
21
1.039.762,41
20.501,16
29,769
358
-
2009
169
13
5.978.754,94
253.049,60
9,309
741
-
2010
90
30
4.484.837,95
988.710,14
4,095
6,049
-
2011
53
172
12.876.750,92
1.348.060,81
85,343
9,001
24
2012
124
167
5.771.255,50
2.529.900.00
16,594
35,579
398
2013
57
290
1.118.330,80
1.194.408,40
5,16
66,216
500
Ket : Tahun 2013 Posisi Triwulan III Sumber : BPPMD Prov. Kaltim
Realisasi investasi untuk PMA lebih rendah dari rencana investasinya berturut-turut dari
tahun 2006 – 2012. Namun menunjukkan kinerja yang cukup baik di tahun 2013, dimana pada posisi Triwulan ke II, realisasi investasi untuk PMA lebih tinggi dari rencana investasinya Tabel 3.
7. Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Menurut Sektor Tahun 2011 - 2013 di Kalimantan Timur 2011 (Rp. Milyar)
No.
Sektor Usaha
I 1. 2. 3. 4. 5. II 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
SEKTOR PRIMER Tan. Pangan & Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Pertambangan SEKTOR SEKUNDER Industri Makanan Industri Tekstil Industri Barang dari Kulit & Alat Kaki Industri Kayu Industri Kertas & Percetakan Industri Kimia Dasar, Barang Kimia & Farmasi Industri Karet dan Plastik Industri Mineral Non Logam Industri Logam, Mesin & Elektronik Industri Instrumen Kedokteran, Presisi, Optik dan Jam Industri Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi Lain Industri Lainnya SEKTOR TERSIER Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan & Raparasi Hotel & Restoran Transportasi, Gudang & Komunikasi
10. 11. 12. III 1. 2. 3. 4. 5.
2012 (Rp. Milyar)
2013*) (Rp. Milyar)
3.139,71 774,84
793,34 5.679,72
1.013,48 8,60
300,96 2,70 74,12 7.000,32 -
561,22 674,45 -
4,35 197,68 0,01 871,12 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
570,19 -
0,08 0,46
1.283,38 0,08 60,86
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xv
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi 6. 7.
Perumahan, Kawasan Industri & Perkantoran Jasa Lainnya 4.333,44 TOTAL 16.196,33 Sumber : BPPMD Prov. Kaltim
7.709,27
6.439,49 9.879,06
Melihat perkembangan PMDN Kaltim tahun 2011 sampai tahun 2012 secara sektoral dari tabel diatas pada sektor primer terjadi kenaikan realisasi investasi pada sektor Pertambangan. Sementara sektor-sektor Tanaman Pangan dan Perkebunan, Industri Kimia, Perdagangan dan Transportasi terjadi penurunan atau tidak ada investasi. Tabel 3.
No. I 1. 2. 3. 4. 5. II 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. III 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8. Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) Menurut Sektor Tahun 2011 – 2013 di Kalimantan Timur Sektor Usaha
2011 (US$. Juta)
SEKTOR PRIMER Tan. Pangan & Perkebunan 319,74 Peternakan Kehutanan Perikanan Pertambangan 59,16 SEKTOR SEKUNDER Industri Makanan Industri Tekstil Industri Barang dari Kulit & Alat Kaki Industri Kayu Industri Kertas & Percetakan Industri Kimia Dasar, Barang Kimia & Farmasi 264,40 Industri Karet dan Plastik 0,50 Industri Mineral Non Logam Industri Logam, Mesin & Elektronik Industri Instrumen Kedokteran, Presisi, Optik dan Jam Industri Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi Lain Industri Lainnya 2,09 SEKTOR TERSIER Listrik, Gas dan Air 510,00 Konstruksi Perdagangan & Raparasi 9,02 Hotel & Restoran 0,25 Transportasi,Gudang & Komunikasi 55,12 Perumahan, Kawasan Industri & Perkantoran 0,07 Jasa Lainnya 127,72 TOTAL 1.348,06 Sumber : BPPMD Prov. Kaltim
2012 (US$. Juta)
2013*) (US$. Juta)
1.659,05 0,40 285,08
278,37 818,43
483,57 8,77 31,63 2,23
13,93 0,15 0,02 -
-
-
-
0,40
1,32
0,00
8,53 42,69 1,13 5,06 0,45 2.529,90
5,81 5,84 25593880 0,07 45,20 1.194,41
Pada tahun 2012 dari tabel diatas, realisasi investasi PMA per sektor, terlihat bahwa sektor dominan berada di sektor primer yakni sektor tanaman pangan dan perkebunan dengan nilai US$ 1,66 Miliar. Sektor lain yang juga cukup berkontribusi ialah Sektor Industri Makanan sebesar 19,1% dan sektor pertambangan sebesar 11,2%. Pada tahun 2013 posisi triwulan III, realisasi berubah komposisinya, dimana sektor pertambangan mendominasi dengan kontribusi sebesar 68,5% dari total nilai investasi sementara, dengan nilai investasi sebesar US$ 818 Juta. Sektor lain yang juga cukup berkontribusi ialah, sektor tanaman pangan sebesar 23,3%, dan transportasi dan komunikasi sebesar 2,1%.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xvi
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi
BAB IV
PENGEMBANGAN KAWASAN UNGGULAN BERDASARKAN PENDEKATAN CLUSTER Salah satu bentuk keseriusan pemerintah daerah terhadap upaya percepatan pembangunan kawasan-kawasan industri baru adalah dengan menyediakan fasilitas sarana dan prasarana dasar di bidang infrastruktur guna peningkatan aksesibilitas. Hal ini menjadi penting karena isu utama yang menghambat pertumbuhan iklim investasi di daerah saat ini adalah karena buruknya kondisi infrastruktur. Apabila di daerah lain sebagian besar pengembangan kawasan industri umumnya diserahkan kepada pihak swasta/investor (seperti Jababeka dan Sei Mangkei), maka untuk Kalimantan Timur, penyediaan infrastruktur bersifat strategis tersebut sebagian besar disediakan oleh pemerintah daerah. Bentuknya antara lain adalah seperti : pembangunan/peningkatan infrastruktur jalan, peningkatan penyediaan sarana dan prasarana air bersih, pembangunan pelabuhan, pembangunan/pengembangan bandara udara, dan lain-lain. Sedangkan untuk kawasan industri yang sudah eksisting, pemerintah mengupayakan pengembangannya dengan cara secara melakukan promosi kepada calon investor dengan menawarkan konsep aglomerasi dan klastering sesuai dengan karakteristik dari masing-masing kawasan industri yang ada. Terdapat 8 (delapan) jenis klaster kawasan industri di Provinsi Kalimantan Timur yang hingga saat ini terus dibangun dan dikembangkan untuk mendukung upaya percepatan transformasi ekonomi. Pendekatan klaster disini didefinisikan sebagai pemusatan industri pada bidang spesifik tertentu atau lembaga terkait yang secara lokasi berdekatan, yang dihubungkan oleh kesamaan dan kebutuhan untuk saling melengkapi. Menurut Porter (2008), pendekatan klaster merupakan kunci bagi pertumbuhan ekonomi, dengan karakteristik yaitu : (1) Pemusatan industri dalam suatu wilayah; (2) Memiliki kesamaan teknologi, keterampilan dan sistem pendanaan; (3) Memiliki ciri khas dalam keterkaitan pembeli-penyedia; dan (4) Mengembangkan keunikan yang sulit ditiru. Terobosan pembangunan kawasan-kawasan industri berdimensi kewilayahan di Kalimantan Timur juga dilakukan selaras dengan Perpres 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Adapun 8 (delapan) kawasan industri yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Kawasan Industri Kariangau 2. Kawasan Industri Jasa dan Perdagangan Kota Samarinda dan Kukar 3. Kawasan Industri Berbasis Migas dan Kondensat Kota Bontang 4. Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional Maloy 5. Kawasan Industri Pariwisata Kepulauan Derawan 6. Kawasan Industri Pertanian Kabupaten Paser dan PPU 7. Kawasan Industri Pertanian Kukar dan Kubar 8. Kawasan Strategis Perbatasan Mahakam Ulu
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xvii
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi
4.1. Kawasan Industri Kariangau Gambar 4.
1
2. Kawasan Industri Kariangau (KIK) Balikpapan
Kaw asan Industri Kariangau (KIK) Balikpapan Terletak di di wilayah wilayah Teluk TelukBalikpapan Balikpapanyang yangmerupakan merupakanKawasan KawasanStrategis Strategis Terletak Provinsi (KSP) (KSP) dengan dengan luas luasareal areal3.310 2.721Ha. Ha.Kawasan Kawasanindustri industriiniinidiarahkan diarahkan Provinsi untuk untuk bergerak bergerak di di sektor sektoraneka anekaindustri, industri,seperti seperti: :pengolahan pengolahanbatubara, batubara, minyak minyak dan dan gas, gas, minyak minyaksawit, sawit,karet, karet,makanan, makanan,perikanan, perikanan,kopi, kopi,meubel, meubel,dan lain-lain. Kegiatan industri di KIKdidimaksudkan untukuntuk memberikan nilai nilai dan lain-lain. Kegiatan industri KIK dimaksudkan memberikan tambah tambah dari dari setiap setiap komoditi komoditiyang yangdihasilkan, dihasilkan,yakni yakniperalihan peralihanpemasaran pemasarandari produk primer menjadi produk sekunder atau tersier. dari produk primer menjadi produk sekunder atau tersier.
INFRASTRUKTUR PENDUKUNG Pengembangan Pelabuhan Peti Kemas Kariangau Pengembangan Bandara Internasional Sepinggan, Balikpapan Pembangunan Jalan Tol Balikpapan - Samarinda Pembangunan Jembatan Pulau Balang Pembangunan Rel Kereta Api Kutai Barat - Balikpapan Pembangunan Bendungan Wain Pembangunan Infrastruktur Kelistrikan Pembangunan Institut Teknologi Kalimantan Pembangunan Institut Seni dan Budaya Indonesia
KIK telah terintegrasi dengan terminal pelabuhan peti kemas (sebagai jalur angkut laut) dan Freeway (sebagai jalur angkut darat). Dengan letak posisi geostrategis pada ALKI ll. KIK memiliki konektivitas untuk melayani kegiatan industri di wilayah tengah dan timur Indonesia. Pada tahun 2030, KIK diprediksikan akan menjadi pusat kawasan aneka industri terkemuka di wilayah Indonesia bagian timur.
4.2. Kawasan Industri Jasa dan Perdagangan Kota Samarinda dan Kukar Gambar 4.
3. Kawasan Industri Jasa dan Perdagangan Kota Samarinda dan Kukar Kaw asan Industri Jasa dan Perdagangan 2 Kota Samarinda dan Kukar
Merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Timur. Secara hierarki, Kota Samarinda merupakan pusat simpul jaringan transportasi KalimantanTimur yang menghubungkan antara bagian selatan (Paser, PPU, Balikpapan) dengan bagian tengah (Kubar, Kukar, Bontang) dan bagian utara (Kutim, Berau). Berdasarkan RTRWN, Kota Samarinda juga masuk ke dalam Kawasan Andalan (KANDAL) sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.
INFRASTRUKTUR PENDUKUNG
Kota Samarinda akan diarahkan untuk bergerak di sektor industri layanan jasa dan perdagangan. Selain itu, berdasarkan RTRWP juga terdapat 2 KSP di Kota Samarinda yaitu Desa Budaya Pampang dan Delta Mahakam. Pada tahun 2030, Kawasan Industri Kota Samarinda diharapkan akan menjadi pusat aktivitas pemerintahan, perekonomian, hiburan dan perniagaan di Kalimantan Timur
Pengembangan Pelabuhan Peti Kemas Palaran Pembangunan Bandara Samarinda Baru Pembangunan Jalan Akses Menuju TPK Palaran Pembangunan Jembatan Mahakam IV (Jembatan Kembar) Lanjutan Pembangunan Jembatan Mahkota II Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional Provinsi dan Kota Pembangunan JembatanLoa Kulu, Kab. Kukar Pembangunan Trans Studio, Kaltim
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xviii
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi
4.3. Kawasan Industri Berbasis Migas dan Kondensat Kota Bontang Gambar 4.
4. Kawasan Industri Berbasis Migas dan Kondensat Kota Bontang
3
Kaw asan Industri Berbasis Migas dan Kondensat Kota Bontang Merupakan kota di Kalimantan Timur yang diproyeksikan menjadi Industrial Estate. Sesuai dengan potensi yang dimiliki, kawasan industri Bontang diarahkan untuk bergerak di basis sektor pengolahan Migas dan Kondensat. Berdasarkan sejarah terbentuknya, Kota Bontang berkembang sebagai outlet industri seiring dengan berdirinya 2 (dua) perusahaan besar, yaitu PT. Pupuk Kaltim dan PT. Badak LNG & Co.
INFRASTRUKTUR PENDUKUNG Pembangunan Pabrik Kaltim-5 Pembangunan Bandar Udara Kota Bontang Pembangunan Pelabuhan LokTuan Pembangunan Jalan Lingkar dari Tanjung Limau menuju Pelabuhan Lok Tuan Peningkatan kapasitas jalan Trans Kalimantan menuju Bontang Infrastruktur kelistrikan Infrastruktur air bersih
Kota Bontang memiliki peranan penting dalam misi menyukseskan proyek MP3EI koridor kalimantan sebagai pusat produksi pengolahan hasil tambang dan energi nasional. Saat ini tengah dilakukan proyek Pembangunan Pabrik Pupuk Kaltim 5 dengan nilai investasi Rp. 6,08 Triliun. Pabrik Pupuk Kaltim V nantinya akan menjadi pabrik urea dengan kapasitas produksi terbesar di Asia Tenggara yaitu 3500 ton urea per hari dan 2500 ton amoniak per hari.
4.4. Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy Gambar 4. 4
5. Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional Maloy Kaw asan Industri dan Pelabuhan Internasional Maloy Terletak di Kecamatan Kaliorang dan Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur dengan luas areal 5.305 Ha. Berdasarkan Inpres Nomor 1 tahun 2010 dan dokumen Masterplan Perluasan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), KIPI Maloy diarahkan untuk menjadi pusat pengolahan kelapa sawit, oleo chemical dan industri turunannya. Pada tahap awal, KIPI Maloy akan dibangun dengan luas areal 1.000 Ha dengan nilai investasi sebesar 3,7 Trilyun Rupiah (Masterplan, 2012). KIPI Maloy terdiri dari 6 (enam) zona industri,yaitu: (1) Zona Industri Oleokimia Dasar; (2) Zona Industri Berbasis Makanan; (3) Zona Industri Biodieset (4) Zona Industri Produk Perawatan (5) Zona Industri Produk Sampingan, dan; (6) Zona Industri Lainnya
INFRASTRUKTUR PENDUKUNG Pembangunan Pelabuha nInternasional Maloy Pembangunan Pelabuhan Maloy sisi darat Peningkatan Jalan Bontang - Sangatta - Maloy Peningkatan Jalan Talisayan - Batu Lepok - Sangkulirang Peningkatan jalan Sp Perdau - Maloy Pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Maloy Pembangunan Jalan Dalam Kawasan Industri Maloy Pembangunan Jembatan Aji Tulur Jejangkat Infrastruktur penyedia air baku
Kawasan Ekonomi Khusus bermanfaat menjadi pusat pertumbuhan (prime mover) yang memberi dampak bagi pertumbuhan wilayah dibelakangnya (hinterland). Tantangannya, perlu ada upaya percepatan pembangunan infrastruktur yang memadai dan yang dapat mendorong terjadinya keterkaitan ke depan (forward linkage) maupun keterkaitan ke belakang (backward linkage) ke daerah penyedia bahan produksi.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xix
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi
4.5. Kawasan Industri Pariwisata Kepulauan Derawan Gambar 4.
6. Kawasan Industri Pariwisata Kepulauan Derawan
Kaw asan Industri Pariw isata Kepulauan Deraw an
5
Pada tahun 2030, basis sektor industri pariwisata di Kepulauan Derawan diproyeksikan akan menjadi salah satu sektor yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur disamping sektor jasa keuangan,industri pengolahan.dan pertanian
INFRASTRUKTUR PENDUKUNG Pembangunan Bandara Kalimarau, Berau Pembangunan Bandara Maratua Pembangunan Dermaga Maratua Pelebaranjalan menuju P. Derawan Pembangunan jalan di Derawan dan Tanjung Batu
Terletak di Kabupaten Berau dengan luas areal 13.500 Ha. Gugus kepulauan Derawan memiliki potensi wisata alam bawah laut dengan 4 (empat) pulau sebagai destinasi utama wisata, yaitu : Pulau Derawan, Pulau Kakaban, Pulau Sangalaki, dan Pulau Maratua. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kepulauan Derawan semakin meningkat pada setiap tahunnya, dimana pada tahun 2011 terdapat 1.278.500 wisatawan, baik lokal maupun mancanegara
4.6. Kawasan Industri Pertanian Kab. Paser dan PPU Gambar 4. 6
7. Kawasan Industri Pertanian Kab. Paser dan PPU Kaw asan Industri Pertanian Kab Paser dan PPU Terletak di bagian selatan Kalimantan Timur sebagai hinterland Kota Balikpapan, PPU-Paser memiliki letak geostrategis sebagai perlintasan jalur Trans-Kalimantan yang menghubungkan antara Kalimantan Selatan dengan Kalimantan Timur. Dari hasil identifikasi (Bappeda, 2012) PPU-Paser memiliki potensi lahan pengembangan pertanian seluas 6.900 Ha.
Kawasan ini diarahkan untuk bergerak di sektor industri pertanian tanaman pangan. Selain itu, kegiatan di sektor peternakan dan perikanan juga berpotensi untuk dikembangkan. Pada tahun 2030, PPU - Paser diprediksikan akan menjadi pusat industri penghasil produk pangan di Kalimantan Timur.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xx
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi
4.7. Kawasan Industri Pertanian Kukar dan Kubar Gambar 4.
7
8. Kawasan Industri Pertanian Kukar dan Kubar
Kaw asan Industri Pertanian Kukar dan Kubar Terletak di bagian tengah Kalimantan Timur sebagai hinterland. Kota Samarinda, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kutai Barat memiliki letak geostrategis sebagai perlintasan jalur Trans-Kalimantan poros tengah. Dari hasil identifikasi (Bappeda, 2012) Kukar dan Kubar memiliki potensi lahan pengembangan pertanian seluas 133.769 Ha.
Kawasan ini diarahkan untuk bergerak di sektor industri pertanian tanaman pangaa Selain itu, kegiatan di sektor peternakan dan perikanan juga berpotensi untuk dikembangkan. Pada tahun 2030, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kutai Barat diprediksikan akan menjadi pusat industri penghasil produk pangan di Kalimantan Timur.
4.8. Kawasan Industri Strategis Perbatasan Mahakam Ulu Gambar 4. 9. Strategis Perbatasan Mahakam Ulu Kaw asan Strategis Perbatasan 8 Mahakam Ulu Terletak di Kabupaten Mahakam Ulu dengan luas 1.531.500 Ha, Kabupaten hasil pemekaran Kutai Barat ini (berdasarkan UU. Nomor 2 Tahun 2013) memiliki 5 (lima) kecamatan, yaitu : Long Apari, Long Pahangai, Long Bagun, Long Hubung, dan Laham. Sesuai dengan RTRWP Kaltim, kawasan perbatasan merupakan Kawasan Strategis Provinsi sebagai beranda depan NKRI yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal disekitarnya
INFRASTRUKTUR PENDUKUNG Pembangunan jalan akses dan paralel perbatasan Pembangunan Bandara Datah Dawai, Kab. Kutai Barat Pembangunan Bandara Long Ampung Malinau Pembangunan Bandara Long Nawang Nunukan Pembangunan tower telekomunikasi di 3 Kabupaten Perbatasan Klaster industri kawasan perbatasan diarahkan kepada sektor perkebunan rakyat dan pertanian tanaman pangan. Pengembangan industripertaniandi kawasan perbatasanini tentunya harus diiringi dengan penyelesaian kendala aksesibilitas melalui pemenuhan sarana dan prasarana infrastruktur Pada tahun 2030, kawasan industri strategis perbatasan diharapkan sudah dapat mengembangkan kegiatan ekonomi berbasis sumberdaya lokal yang didukung dengan ketersediaan infrastruktur, sehingga dapat mengejar ketertinggalan dari wilayah lain di KalimantanTimur.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xxi
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi
BAB V
REGULASI DAN INFRASTRUKTUR PENUNJANG INVESTASI 5.1. Regulasi dan Perijinan Daerah Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Melalui Peraturan Gubernur No. 34 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Di Bidang Penanaman Modal yang telah direvisi menjadi Pergub No. 17 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang tidak hanya mengatur tentang perijinan di bidang penanaman modal, tetapi juga mengatur pelayanan perijinan di bidang perijinan lainnya. Provinsi Kalimantan Timur telah melaksanakan launching PTSP Pada Tanggal 18 Maret 2011 yang diresmikan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Gita Wiriawan dan diikuti oleh 7 Kabupaten/Kota, yaitu : Kota Samarinda, Kota Balikpapan, Kota Tarakan, Kota Bontang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, dan Kabupaten Berau. Pada 3 Tahun terakhir PTSP Prov. Kaltim telah menerbitkan lebih dari 72 ijin berupa ijin dan non perijinan. Dari tahun ke tahun ijin yang diterbitkan meningkat hingga 85% dan realisasi kegiatan selalu mancapai target bahkan lebih dan PTSP Prov. Kaltim sampai sekarang sudah memiliki 3 Kab/Kota yang PTSPnya memiliki kualifikasi bintang yaitu, Bontang, Kukar dan Balikpapan yang penilaiannya dari BKPM pusat. Untuk tahun 2013, PTSP Prov. Kaltim memiliki 15 Lembaga PTSP untuk target Kab/Kota agar PTSPnya berkualifikasi bintang. PTSP Prov. Kaltim berupaya menstabilkan target ijin yang di keluarkan dan target PTSP yang belum berkualifikasi bintang menjadi bintang meningkat dari tahun ke tahunnya.
5.2. Sarana dan Prasarana Transportasi Darat, Laut dan Udara A. Peta Infrastruktur Kalimantan Timur Ketersediaan infrastruktur yang handal telah menjadi kebutuhan mendesak dalam mendukung pengembangan wilayah Kalimantan Timur, mengingat potensi Kalimantan Timur dengan keunggulan kompetitif pada sektor pertambangan (minyak, gas, emas, batubara), pertanian, perkebunan (sawit, karet), serta perikanan. Potensi lainnya yang memiliki keunggulan komparatif juga membutuhkan dukungan infrastruktur yang handal, diantaranya adalah ecocultural tourism dengan keunikan budaya lokal dan keanekaragaman hayati seperti ditemukan pada kawasan-kawasan konservasi (Taman Nasional Kutai, Sungai Wein, Kayan Mentarang, Delta Mahakam) yang direncanakan akan menjadi salah satu world heritage. Pembangunan dan pengembangan infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi, kelistrikan, perbankan, merupakan upaya pembangunan di daerah yang telah dilaksanakan dengan melibatkan investasi baik yang berasal dari Pemerintah maupun pihak non pemerintah
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xxii
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi (Badan Usaha Milik Negara dan Swasta). Seluruh potensi yang dimiliki Kalimantan Timur dengan keunggulan komparatif dan kompetitifnya, memiliki prospektif untuk dipromosikan ke pasar berskala regional maupun internasional. Hal ini terkait dengan posisi geografis wilayah Kalimantan Timur yang strategis terhadap jalur perdagangan internasional. Keberadaan prasarana dan sarana transportasi yang handal telah menjadi sebuah kebutuhan mendesak dalam mendukung pengembangan wilayah Kalimantan Timur , mengingat potensi wilayah Kalimantan Timur yang besar dengan keunggulan kompetitif pada sektor-sektor pertambangan (minyak, gas, emas, batubara), sektor pertanian dalam arti luas (perkebunan, perikanan serta hortikultur). Jaringan Infrastruktur merupakan suatu sistem yang terdiri dari sarana dan prasarana yang didukung oleh tata laksana dan sumber daya manusia.
B. Infrastruktur Transportasi Darat 1. Akses Jalan Jaringan di jalan provinsi Kalimantan Timur saat ini mencapai 8.189,78 Km, baik yang dibangun Pemerintah Pusat, Pemerintah provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota. Sedangkan rasio panjang jalan terhadap luas wilayah adalah sebesar 52,53 Km per 1000 Km². Jaringan jalan lintas Kalimantan di Wilayah Kalimantan Timur dapat dikelompokan menjadi tiga poros yaitu :
Poros Selatan, menghubungkan kawasan Kalimantan Selatan - Batu Aji/Kerang Dayu Tanah Grogot - Kuaro - Penajam - Balikpapan - Samarinda - Bontang - Sangatta - Muara Wahau - Tanjung Redep - Tanjung Selor. Poros Tengah, menghubungkan kawasan Samarinda - Tenggarong - Kota Bangun - Melak Barong Tongkok - Kalimantan Tengah. Poros Utara, menghubungkan kawasan Samarinda - Sangatta - Muara Wahau - Berau Bulungan, jaringan jalan ini tengah di upayakan untuk mencapai kabupaten Malinau dan Nunukan. Tabel 5.
9. Data Ruas Jalan Provinsi Dalam Kota, Kabupaten / Kota Madya Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 Jenis Permukaan
Panjang SK (Km)
Panjang IRMS (Km)
Aspel
Burda
Krikil
Tanah
Rigid
SAMARINDA
114.73
114.73
92.05
0
1.50
0.00
21.18
BALIKAPAPAN
33.75
27.75
27.75
0.00
0.00
0.00
0.00
KUKAR
393.3
369.81
207.73
0.00
0.00
160.90
1.18
PASER
155.20
155.20
39.5
0.00
25.85
90.10
0.00
PPU
117.11
117.11
115.78
0.00
0.00
0.00
1.34
KUBAR
300.18
298.18
222.68
0.00
40.50
35.00
0.00
KUTIM
285.00
285.00
23.20
0.00
178.20
83.60
0.00
BERAU
228.60
228.60
225.9
0.00
0.00
0.00
2.70
BULUNGAN
134.00
134.00
134.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1.762.07
1.730.38
246.05
369.60
Nama Ruas
TOTAL PANJANG JALAN PROVINSI
1.083.34
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xxiii
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi
Kondisi Jalan Nama Ruas
Lebar Jalan
Baik
Sedang
Rusak Ringan
Rusak Berat
4.5m5m
5m6m
6m-8m
>8m
SAMARINDA
66.88
1.80
35.60
10.45
9.45
52.43
29.70
23.15
BALIKAPAPAN
15.55
0.00
5.20
7.00
0.00
15.75
12.00
0.00
KUKAR
68.92
98.92
42.30
160.17
51.38
294.53
17.70
6.20
PASER
20.40
11.60
3.50
119.70
119.60
35.60
0.00
0.00
PPU
45.99
0.00
4.40
66.72
0.00
117.11
0.00
0.00
KUBAR
115.74
0.00
82.29
100.15
59.70
224.48
0.00
14.00
KUTIM
23.30
27.70
0.00
44.00
0.00
285.00
0.00
0.00
BERAU
96.20
0.00
78.10
54.30
0.00
228.10
0.50
0.00
BULUNGAN
43.00
0.00
42.30
48.70
0.00
134.00
0.00
0.00
TOTAL PANJANG JALAN PROVINSI
26.40
495.98
329.52
293.69
611.19
240.13
1.387.00
59.90
Pada tahun 2009 dan 2010 telah disusun rencana induk atau Master Plan dan perencanaan teknis sisi laut serta dokumen AMDAL pelabuhan internasional Maloy. Pada tahun 2012 telah dimulai pembangunan fasilitas perkantoran secara bertahap dan pada tahun 2013 dilaksanakan penyusunan FS dan Masterplan Tahap II untuk luasan 4.305 Ha. Untuk mendukung pengembangan kawasan dan pembangunan Pelabuhan Maloy dibangun Jalan akses Maloy sepanjang 17,3 Km dengan lebar badan jalan 2x7,5 meter. Tahun 2012 melalui alokasi dan Sisa Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp. 258 Milyar dengan konstruksi Rigid Pavement pada sisi kanan dan kiri badan jalan 1x7,5 Meter sepanjang 17,3 Km. 2. Akses Tol Jalan Tol Balikpapan-Samarinda telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 567/KPTS/M/2010 tanggal 10 November 2010 tentang Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional, dengan panjang 99,20 Km. Pada tahun 2011 telah dituntaskan pembangunan jalan akses dari Km 13 Balikpapan-Jalan Tol sepanjang 400 meter dengan pelaksanaan pembangunan jalan tol yang di bagi 5 segmen yaitu :
Segmen Segmen Segmen Segmen Segmen
I II III IV V
Km 13 Balikpapan-Samboja Samboja-Palaran I Samboja-Palaran II Palaran-Jembatan Mahkota II Km 13- Sepinggan Balikpapan dengan progress 31,944%
3. Jembatan a. Pembangunan Jembatan Pulau Balang merupakan bagian jalan lintas Kalimantan Poros Selatan yang menghubungkan antara Prov Kaltim dengan kalsel. Hingga bulan Desember 2012 untuk bentang pendek sepanjang 470 m. progress telah mencapai 65,18% sementara untuk bentang panjang sepanjang 1.344 m telah dilakukan Review Desain Jembatan penurunan clearance menjadi 27-30 m DPL. Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xxiv
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi b. Pembangunan Jembatan Mahkota II sampai dengan tahun 2012 telah mencapai 87% yaitu pekerjaan Pylon 7 dan 8. Namun masih diperlukan pembangunan jembatan bentang panjang yang di harapkan dibiayai melalui APBN. c. Pembangunan Jembatan Kembar Sungai Mahakam pada tahun 2012 sebesar Rp. 171 Milyar dengan progress mencapai 10,03%, 58,70% meliputi kegiatan mobilisasi & pengadaan pipa pancang. Kebutuhan dana untuk pembangunan jembatan ini mencapai Rp. 747 Milyar termasuk rencana jalan pendekat & fender jembatan.
4. Kondisi Jalan a. Kondisi mantap jalan nasional Tahun 2012 mencapai 86,78% naik bila dibandingkan tahun 2011 sebesar 72,84%. Perkembangan jenis permukaan aspal dari tahun 2009 sepanjang 1.289,08 Km atau 83,72% dan tahun 2010 sepanjang 1.743,59 Km atau 82,31%, tahun 2011 sepanjang 1.816,52 Km atau 85,76% sedangkan tahun 2012 sepanjang 1.773,83 atau 83% b. Adapun beberapa ruas jalan nasional yang mengalami kerusakan yaitu Batu Aji-KuaroPenajam, Kerang pada batas Prov Kalsel-batas Kota Tanah Grogot, Muara LembakPelabuhan Sangkulirang, Simpang Perdau-Batu Ampar-Muara Wahau-Kelay-Labanan, Tj. Palas-Malinau, Mensalong-Simanggaris-Batas Negara dan Simpang Blusuh-Batas Kalteng. Untuk menangani kerusakan ruas jalan tersebut, tahun 2012 telah di alokasikan dana melalui APBN sebesar Rp. 1,133 Triliun untk Poros Selatan, Rp. 96,328 Milyar untuk Poros Tengah dan Rp. 613,061 Milyar untuk jalan perbatasan. c. Kondisi mantap Jalan Provinsi sampai dengan Tahun 2012 mencapau 75,86% meningkat bila dibandingkan tahun 2011 sebesar 65,69% dan tahun 2010 sebesar 63,57%. Perkembangan jenis permukaan aspal dari tahun 2009 dengan panjang 1.097,37 Km atau 62,28%, tahun 2010 dengan panjang 1.118,47 Km atau 63,47%, tahun 2011 dengan panjang 1.148,09 Km atau 65,16%. Sedangkan tahun 2012 jenis permukaan aspal sepanjang 1.336,65 Km atau 75,86%. C. Infrastruktur Transportasi Udara Di provinsi yang memiliki daerah-daerah pengeboran minyak, batubara dan lain-lain, mobilitas antar daerah terutama untuk tujuan Jakarta sangatlah tinggi. Di Kalimantan Timur terdapat 53 buah Pelabuhan Udara, satu diantaranya adalah Bandara Internasional Sepinggan di Balikpapan dan 15 buah berstatus domestik, selebihnya berstatus perintis. a. Pengembangan Bandara Sepinggan Balikpapan oleh PT. Angkasa Pura. Pembangunan terminal baru Bandar Udara Sepinggan Balikpapan dengan kapasitas mencapai 10 juta penumpang per tahun telah mencapai 88% dan diperkirakan rampung pada pertengahan Januari 2014.Pimpinan Proyek Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan, Taochid Purnomo Hadi mengatakan terminal dengan konsep eco-building tersebut rencananya akan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono."Melihat progress yang ada kami optimis ini akan selesai pada 15 Januari mendatang. Operasional bandara kemungkinan bisa sekitar 15-20 Februari," kata Purnomo, seperti dilansir Harian Bisnis Indonesia, belum lama ini. Sementara itu, paket II berupa pembangunan gedung terminal dan fasilitas penunjang mencapai 88,6%. Paket III berupa pembangunan infrastruktur dan fasilitas penunjang yang digarap sejak 7 Juli 2011 telah mencapai 93,4%.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xxv
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi
b. Pembangunan Bandara Samarinda Baru sebagai pengganti Bandara Temindung Samarinda dibangun melalui program Multiyears Contract 2011-2013 sebesar Rp. 696 Milyar untuk fasilitas sisi darat dengan sumber dana APBD Provinsi Kaltim dan sampai saat ini Progress capaian saat ini 45%. c. Pengembangan Bandara Kalimarau Berau telah dilaksanakan melaui perpanjangan landasan pacu dari 1.850 meter menjadi 2.250 meter sehingga dapat didarati oleh pesawat Boeing 737-300 dan Airbus A-319 dan juga telah dibangun Terminal Penumpang Baru Seluas 9.000 m2 dilengkapi Garbarata 2 unit. Saat ini baik sisi udara dan sisi darat telah selesai pembangunannya. Pada tahun 2012 dilaksanakan pembangunan tahap 2 yang meliputi lanjutan Pekerjaan Terminal Domestik & Internasional, Power House, Menara Kontrol yang saat ini telah mencapai 100% dan telah di resmikan oleh Bapak Presiden. d. Pengembangan Bandara Udara Juwata Tarakan dilakukan pembangunan apron dengan kontruksi sarang laba-laba, saat ini telah dapat didarati pesawat Boeing 737-900ER dan Airbus 320. Tahun 2008 luas apron yang sudah terbangun 9.700 m2 dan sampai dengan tahun 2012 telah terbangun seluas 34.885 m2 dan pada tahun 2013 akan dilakukan pembangunan taxiways seluas 2.640 m2. e. Pembangunan Bandara Maratua Kab. Berau dalam rangka mendukung pariwisata dilaksanakan mulai tahun 2011 dengan pematangan lahan untuk pembangunan landas pacu sepanjang 100 x 1.700 meter, pembangunan bandara ini juga merupakan salah satu wujud komitmen Pemerintah Provinsi untuk membangun kawasan perbatasan/pulau terluar. Pada tahun 2012 dilakukan penyiapan lahan seluas 77,500 m2 sehingga pada tahun 2013 dapat dilakukan pekerjaan kontruksi agregat untuk runway.
D. Transportasi Laut dan Sungai Transportasi Laut di Kalimantan Timur hingga saat ini masih mendominasi orang dan barang, terlebih untuk angkutan barang antar pulau serta ekspor dan impor. Setidaknya ada 15 pelabuhan laut. Sementara untuk transportasi sungai sistem transportasi berkembang di sepanjang sungai Mahakam hingga ke hulu, yang menghubungkan daerah pantai Kabupaten Kutai Kartanegara, Tenggarong hingga pedalaman Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kabupaten Kutai Barat. Sedangkan Sungai-sungai lain yang digunakan sebagai sarana transportasi adalah Sungai Sangatta, Sungai Bengalon, Sungai Kandilo dan Sungai Telake. Di Kaltim bagian Utara terdapat terdapat Sungai Kelay dan Sungai Sengah yang menghubungkan Tanjung Reded ke daerah pedalaman di kabupaten Berau. Sungai Kayan, Sungai Sesayap dan Sungai Sembakung menghubungkan daerah pantai dengan daerah-daerah pedalaman masing-masing di Kabupaten Bulungan, Malinau dan Nunukan. Berikut ini adalah sarana dan prasarana pembangunan dermaga yang meliputi sektor laut, sungai dan danau : a. Pembangunan Terminal Peti Kemas Kariangau dengan alokasi dana sebesar Rp. 713 Milyar bersumber dari APBN, APBD Provinsi dan PT. Pelindo IV, sampai saat ini telah selesai pembangunannya dan sudah beroperasi serta telah diresmikan oleh Bapak Presiden. Untuk mendukung terminal peti kemas tersebut telah dibangun jalan akses dari Km 13-TPK Kariangau sepanjang 13,5 Km dengan 2 jalur 4 lajur, dimana saat ini permukaan jalan dengan konstruksi rigid pavement baru terbangun 12,85 Km dengan 1 jalur (sisi kanan) dan 1 buah jembatan dengan progress mencapai 82,65%.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xxvi
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi b. Pembangunan sarana dan prasarana sungai dan danau meliputi pembangunan Dermaga Melak pada tahun 2012 telah tuntas pembangunannya. Sedangkan untuk Pembangunan Dermaga Tidung Pale pada tahun 2012 telah dilakukan pematangan lahan dan penyediaan pipa pancang dengan progres 100%. Rencana pada tahun 2013 dilanjutkan untuk pembangunan trestle dan dermaga.
5.3. Sarana Prasarana Kawasan Industri Sekilas Seputar Kawasan Industri Kalimantan Timur Kalimantan Timur bersama Provinsi Riau dan Sumatera Utara berdasarkan Inpres Nomor I tahun 2010 sebagai Cluster Industri berbasis Pertanian, Oleochemical di Kawasan Maloy Kutai Timur dan bersama Provinsi Jawa Timur sebagai Cluster Industri berbasis migas dan kondensat di Kota Bontang. 1. Kaltim Industrial Estate (KIE) Kawasan industri ini didirikan pada tahun 1990 dengan berlokasi pada daerah Tanjung Harapan seluas 64 Ha dan Paku Aji seluas 65 Ha yang keduanya berada dalam wilayah administratif Kota Bontang. Kawasan ini telah berkembang cukup pesat dengan fokus pada industri berbasis bahan baku gas alam. 2. Kawasan Industri Pendingin (KIP) Kawasan ini diperuntukkan sebagai pusat kegiatan industri yang berada di daerah Pendingin, Kabupaten Kutai Kartanegara, 58 km dari kota Samarinda. Saat ini wilayah yang sudah dimanfaatkan seluas 9,3 Ha, dari total wilayah yang diperuntukkan seluas 337,9 Ha. 3. Kawasan Berikat Nunukan (KBN) Kawasan ini diperuntukkan sebagai pusat kegiatan kawasan berikat dan simpul interelasi kegiatan perdagangan dan distribusi hasil alam antar negara terutama Indonesia, Brunei Darussalam, dan Malaysia yang berlokasi di Kabupaten Nunukan dengan luas lahan perencanaan seluas 500 Ha. 4. Kawasan Industri Api-Api (KIAA) BP Kapet Sasamba menitikberatkan pembangunan pada daerah-daerah kabupaten-kota dan saat ini sedang melaksanakan upaya perluasan wilayah pembangunannya. Sehubungan dengan hal tersebut, saat ini sedang dikaji kemungkinan didirikannya kawasan industri baru di desa Api-Api, Kecamatan Petung dst. 5. Kapet Sasamba Kapet Sasamba secara konsepsional diarahkan sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah Samarinda, Sanga-sanga, Muara Jawa, dan Balikpapan. Kesesuaian lahan di wilayah ini sangat potensial bagi sektor agroindustri seperti; kelapa, kelapa sawit, karet, lada, kopi, dan kakao.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xxvii
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi
5.4. Sarana Prasarana Listrik Gambar 5.
10. Kondisi Sistem April 2013 (BP >3 MW)
5.5. Sarana Prasarana Air Bersih a. Pembangunan Prasarana Sumber daya Air pada tahun 2012 melalui program antara lain : • Bendungan Marangkayu Kab. Kutai Kertanegara progres mencapai 54,58% D.I Biatan Kab. Berau progres mencapai 63,32% D.I Kaliorang Kab. Kutai Timur mencapai progres 17,16% • Penyediaan air baku berupa pembangunan Bendungan Sei Wain progres mencapai 6,67% • Grafik Pengendalian banjir Kota Samarinda • Pengamanan pantai Biduk-biduk Kab. Berau progres mencapai 81,23% dan pengaman pantai BBU Manggar Kota Balikpapan dengan progress 100%. b. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan air baku, peningkatan produktifitas pertanian dan pengendalian daya rusak air, sedang dibangun prasarana sumber daya air meliputi Pembangunan Bendung dan Embung untuk penyediaan air baku Pulau Sebatik, Nunukan, Tarakan dan Balikpapan. Pembangunan Bendungan Marangkayu, Bendung Kaliorang dan Bendung Biatan untuk meningkatkan produktifitas pertanian, serta telah di laksanakan pembangunan jaringan irigasi 23.278 meter. Sampai tahun 2012 jaringan irigasi yang terbangun telah mencapai 17.470 meter, sehingga saat ini telah terbangun jaringan irigasi sepanjang 40.748 meter.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xxviii
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi c. Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) di Kota Samarinda dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi air bersih 200 lt/detik, pada tahun 2013 telah tuntas pembangunannya.
5.6. Sarana Prasarana Perumahan dan Permukiman a. Program Fasilitasi dan Stimulasi Pembangunan Rumah Layak Huni (RLH) bagi Masyarakat Kurang Mampu pada tahun 2012 telah terbangun sebanyak 3.994 Unit dari target RPJMD 2009-2013 sebanyak 5.000 Unit. b. Pembangunan Convention Hall dibiayai melalui APBD Provinsi dengan Pola Tahun Jamak 2011-2013 sebesar Rp. 256,9 Milyar. Sampai tahun 2012 progres pembangunannya telah mencapai 19%. c. Data fasilitas olah raga kabupaten dan kota se Kalimantan Timur menunjukkan jumlah fasilitas olah raga yang ada adalah sebanyak 52. Terbanyak berada di Samarinda (15) dan Balikpapan (18).
5.7. Sarana dan Prasarana Telekomunikasi Dalam menghadapi era globalisasi yang menuntut tingginya akses komunikasi, informasi serta transformasi data. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur bersama PT Telkom Regional Kalimantan terus malakukan berbagai pengembangan guna mendukung kelancaran akses komunikasi hingga ke wilayah-wilayah pedalaman. Hingga tahun 2013, akses komunikasi antara wilayah ibukota kabupaten/Kota dan Provinsi bukan lagi menjadi hambatan bagi sebagian besar wilayah Kalimantan Timur. Akses Wire Line/Kabel, Komunikasi data sirkuit, serta akses radio wireless, merupakan layanan PT. Telkom wilayah Kalimantan Timur yang mempu menembus kendala ruang dan waktu. Sejalan dengan perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi, telah berhasil menciptakan jaringan informasi baru yang dikenal dengan nama internet. Teknologi informatika Ini meliputi penggunaan jaringan elektronik yang bermanfaat dalam memfasilitasi transfer informasi dan komunikasi di antara jaringan telepon, jaringan kabel, selular, satelit dan lain sebagainya. Dalam mendukung pesatnya pemanfaatan jaringan internet berkecepatan tinggi, maka PT Telkom secara bertahap telah membangun pengembangan jaringan fiber optik nya. Speedy merupakan salah satu jasa layanan yang ditawarkan oleh PT Telkom dalam mendukung sistem komunikasi internet berkecepatan tinggi. Jaringan Fiber Optic yang terkoneksi di wilayah Kalimantan Timur terdapat dibeberapa ibukota Kabupaten/Kota antara lain adalah Innercity Balikpapan, Innercity Samarinda, Innercity Sangatta, Innercity Tanjung Redep dan Innercity Tarakan. Disamping keterlibatan PT. Telkom dalam mendukung sistem komunikasi di Kalimantan Timur, juga terdapat beberapa operator telepon selular yang beroperasi di wilayah ini antara lain Telkomsel, Satelindo, Pro-XL, Smartfren dan Indosat.
5.8. Sarana dan Prasarana Perbankan A. Kelembagaan Kelembagaan perbankan sebagai salah satu tolak ukur kemajuan daerah, menjadikan peran perbankan semakin penting dalam meningkatkan perekonomian suatu daerah. Keterjangkauan perbankan ke daerah-daerah yang jauh dari perkotaan akan meningkatkan Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xxix
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi edukasi dan pelayanan jasa perbankan yang semakin dibutuhkan untuk mendukung kebutuhan transaksi masyarakat. Sampai triwulan pertama tahun 2014, jaringan kantor perbankan terus mengalami penambahan dimana jumlah kantor bank telah mencapai 138 kantor, yang terdiri dari 16 kantor pusat (1 kantor pusat bank pemerintah daerah dan 15 kantor pusat BPR/S) dan 122 kantor cabang (116 kantor cabang bank umum dan 6 kantor cabang BPR). Meski demikian bertambahnya jaringan kantor perbankan tersebut masih sangat dominan terjadi di daerah pusat bisnis Kota Samarinda dan Balikpapan, sedangkan di daerah-daerah lain masih sangat terbatas.
B. Aset Perbankan Perkembangan aset perbankan di periode ini searah dengan perlambatan yang terjadi di sisi dana dan kredit. Total aset perbankan berada pada posisi Rp. 98,68 triliun atau lebih rendah 5,89% dibanding periode yang sama tahun lalu(yoy). Berdasarkan lokasi operasionalnya, sebaran aset terbesar masih berada di Kota Samarinda sebagai ibukota provinsi Kalimantan Timur yang mencapai Rp. 40,89 triliun atau 41,4% dari total aset perbankan Kaltim dengan diikuti oleh Kota Balikpapan dengan pencapaian nilai aset perbankan sebesar Rp26,55 triliun dengan pangsa 26,9% (Tabel 5.10). Pertumbuhan aset yang melambat diindikasikan oleh penurunan aset di Kota Samarinda, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Malinau. Tabel 5.
10. Perkembangan Aset Perbankan Berdasarkan Kab/ Kota di Kalimantan Timur (Rp. Miliar)
AS ET Kota Samarinda Kota Balikpapan Kota Tarakan Kota B ontang Kab. KuKar Kab. Berau Kab. Bulungan Kab. Kubar Kab. Kutim Kab. Malinau Kab. Nunukan Kab. Pasir Kab. Penajam PU Kab. Tana Tidung T o tal ASET Kaltim
Tw 1 Share ( %) Tw 2 48,021 45.8% 50,903 23,917 22.8% 24,797 5,853 5.6% 5,964 5,823 5.6% 5,78 6,283 6.0% 7,165 3,347 3.2% 3,638 3,315 3.2% 3,848 1,102 1.1% 1,296 1,699 1.6% 2,213 1,485 1.4% 1,688 1,609 1.5% 1,826 1,742 1.7% 2,011 654 0.6% 765 104,85 100% 111,894
Posisi ( R p. Miliar) 2013 2014 Share ( %) Tw 3 Share ( %) Tw 4 Share ( %) Tw 1 Share ( %) 45.5% 50,668 43.9% 45,59 42.3% 40,892 41.4% 22.2% 26,425 22.9% 26,733 24.8% 26,554 26.9% 5.3% 6,663 5.8% 6,564 6.1% 6,485 6.6% 5.2% 6,741 5.8% 7,029 6.5% 6,96 7.1% 6.4% 7,132 6.2% 5,607 5.2% 3,873 3.9% 3.3% 3,748 3.2% 3,7 3.4% 3,491 3.5% 3.4% 3,87 3.4% 3,721 3.5% 3,262 3.3% 1.2% 1,297 1.1% 986 0.9% 767 0.8% 2.0% 2,59 2.2% 2,468 2.3% 1,901 1.9% 1.5% 1,555 1.3% 1,241 1.2% 841 0.9% 1.6% 1,807 1.6% 1,804 1.7% 1,459 1.5% 1.8% 2,12 1.8% 1,843 1.7% 1,786 1.8% 0.7% 864 0.7% 544 0.5% 406 0.4% 100% 115,479 100% 107,828 100% 98,677 100%
Sumber : KPwBI Prov. Kaltim
Ketatnya likuiditas dana di masyarakat secara umum mempengaruhi kinerja penghimpunan dana oleh perbankan. Lebih khusus, belum dicairkannya dana transfer pusat dalam bentuk Dana Bagi Hasil (DBH) hingga akhir triwulan I - 2014 ini berimplikasi pada turunnya jumlah giro di bank milik pemerintah. Kondisi ini berpengaruh langsung pada posisi giro perbankan secara umum karena porsinya yang cukup besar mencapai 38% dari total giro perbankan.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xxx
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi C. Penyaluran Kredit 1. Kredit Bank Umum Berlokasi Kantor di Kaltim Penyaluran kredit perbankan pada triwulan laporan tercatat semakin melambat hingga mendekati level pertumbuhan kredit Nasional. Perbaikan arah perekonomian yang lebih didorong oleh upaya efisiensi biaya pada sektor pertambangan belum mampu meningkatkan permintaan terhadap kredit dalam skala yang memadai. Gambar 5.
11. Pertumbuhan Kredit Modal Kerja, Investasi
Gambar 5.
12. Pertumbuhan Kredit Perbankan kepada
dan Konsumsi (yoy)
Sektor Ekonomi Utama (yoy)
Sumber : KPwBI Prov. Kaltim
2. Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim Jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan Nasional untuk membiayai proyek yang berlokasi di Kaltim pada periode laporan sebesar Rp. 99,79 triliun, lebih rendah dibandingkan Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xxxi
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi posisi triwulan IV-2013 yang tercatat sebesar Rp. 101,20 triliun. Penyaluran kredit lokasi proyek tersebut mengalami perlambatan dari 28,57% menjadi 26,42% (Grafik. 3.6). Melambatnya penyaluran kredit lokasi proyek khususnya terjadi pada jenis kredit modal kerja dan investasi yang memiliki pangsa masing-masing sebesar 34,07 % dan 43,52 % (Diagram 3.3). Posisi kredit modal kerja pada periode laporan tercatat turun dari Rp. 35,37 triliun menjadi Rp33,99 triliun, dan untuk jenis kredit investasi turun dari Rp. 43,63 triliun menjadi Rp43,43 triliun. Sebaliknya, kredit konsumsi mengalami kenaikan didorong oleh naiknya pembiayaan untuk kepemilikan rumah s.d tipe 70 m2. Gambar 5.
13. Perkembangan Kredit Bank Umum Berdasarkan Lokasi Proyek
Sumber : KPwBI Prov. Kaltim
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xxxii
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi
BAB VI
ANALISIS SEKTORAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 6.1. Analisis Location Quotient (LQ) Provinsi Kalimantan Timur Analisis LQ digunakan untuk melihat sektor-sektor di Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki peran wilayah yang besar serta prospektif untuk dikembangkan. Penghitungan LQ ini menggunakan data PDRB yang terdiri dari sembilan sektor/ lapangan usaha berdasarkan harga konstan yang dibandingkan dengan data PDB Nasional pada tahun 2013. Tabel 6.
11.LQ PDRB Provinsi Kalimantan Timur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 LQ LAPANGAN USAHA
Nilai
Kriteria
(2)
(3)
0,58
Non Basis
a. Tanaman Bahan Makanan
0,20
Non Basis
b. Tanaman Perkebunan
0,77
Non Basis
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
0,50
Non Basis
d. Kehutanan
2,34
Basis
e. Perikanan
0,95
Non Basis
5,95
Basis
a. Minyak dan Gas Bumi
3,81
Basis
b. Pertambangan tanpa Migas
10,12
Basis
c. Penggalian
0,76
Non Basis
0,84
Non Basis
9,78
Basis
1. Pengilangan Minyak Bumi
4,90
Basis
2. Gas Alam Cair
14,22
Basis
0,24
Non Basis
1. Makanan, Minuman dan Tembakau
0,14
Non Basis
2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki
0,01
Non Basis
3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya
0,96
Non Basis
4. Kertas dan Barang Cetakan
2,03
Basis
5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet
0,54
Non Basis
6. Semen & Brg. Galian bukan logam
0,15
Non Basis
(1)
1. PERTANIAN
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas
b. Industri Tanpa Migas
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xxxiii
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi LQ LAPANGAN USAHA
Nilai
Kriteria
(2)
(3)
7. Logam Dasar Besi & Baja
0,00
Non Basis
8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya
0,02
Non Basis
9. Barang lainnya
0,49
Non Basis
0,49
Non Basis
a. Listrik
0,65
Non Basis
b. Gas
0,00
Non Basis
c. Air Bersih
0,52
Non Basis
5. BANGUNAN
0,75
Non Basis
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
0,57
Non Basis
a. Perdagangan Besar & Eceran
0,60
Non Basis
b. Hotel
0,33
Non Basis
c. Restoran
0,39
Non Basis
0,66
Non Basis
1,51
Basis
1. Angkutan Rel
0,00
Non Basis
2. Angkutan Jalan Raya
0,92
Non Basis
3. Angkutan Laut
1,60
Basis
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr.
4,80
Basis
5. Angkutan Udara
1,06
Basis
6. Jasa Penunjang Angkutan
2,58
Basis
0,18
Non Basis
0,44
Non Basis
a. Bank
0,41
Non Basis
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank
0,18
Non Basis
c. Jasa Penunjang Keuangan
0,02
Non Basis
d. Sewa Bangunan
0,53
Non Basis
e. Jasa Perusahaan
0,51
Non Basis
0,27
Non Basis
0,53
Non Basis
1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan
0,00
Non Basis
2. Jasa Pemerintah lainnya
0,00
Non Basis
0,10
Non Basis
1. Sosial Kemasyarakatan
0,10
Non Basis
2. Hiburan & Rekreasi
0,07
Non Basis
3. Perorangan & Rumahtangga
0,11
Non Basis
(1)
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan
b. Komunikasi 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH.
9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum
b. Swasta
Sumber : PDRB Provinsi Kalimantan Timur dan PDB Nasional Tahun 2012-2013, Data diolah
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xxxiv
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi Berdasarkan perhitungan LQ (Tabel 6.2) Tahun 2013, maka secara rata-rata dapat diidentifikasikan sektor-sektor yang merupakan sektor basis (nilai LQ>1) adalah sektor Pertambangan dan Penggalian (dengan sub sektor basis : Minyak dan Gas Bumi dan Pertambangan Tanpa Migas dengan nilai LQ masing-masing sebesar 3,81 dan 10,12) dengan nilai LQ keseluruhan 5,95. Sektor Pertambangan dan Penggalian merupakan sektor yang memiliki keunggulan sehingga mampu memenuhi kebutuhan di dalam Provinsi Kalimantan Timur serta mempunyai potensi untuk diekspor ke daerah di luar Kalimantan Timur. Sedangkan kedelapan sektor lainnya yaitu sektor Pertanian (0,58); Industri Pengolahan (0,84); Listrik, Gas dan Air Bersih (0,49); Bangunan (0,75); Perdagangan, Hotel dan Restoran (0,57); Pengangkutan dan Komunikasi (0,66); Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan (0,44); serta Jasa-jasa (0,27) mempunyai nilai LQ lebih kecil dari satu sehingga dimasukkan sebagai sektor non basis di Provinsi Kalimantan Timur.
6.2. Analisis Location Quotient (LQ) Kota/ Kabupaten Terhadap Provinsi Kalimantan Timur Hasil perhitungan nilai LQ diseluruh sektor perekonomian berdasarkan indikator pendapatan daerah yaitu PDRB atas dasar harga konstan 2000 apabila diambil rata-rata terdapat lima sektor yang menjadi basis perekonomian di masing-masing Kabupaten/Kota yang dapat diprioritaskan menjadi sektor unggulan pada tahun 2012 yaitu sektor Pertanian; Pertambangan & Penggalian; Perdag., Hotel & Restoran; Keu. Persewaan, & Jasa Perusahaan; dan Sektor JasaJasa, hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan nilai LQ sektor tersebut lebih dari satu. Hal ini menunjukkan bahwa sektor-sektor tersebut memiliki kontribusi yang besar dalam perekonomian dan pembangunan wilayah di Kabupaten/Kota masing-masing khususnya untuk Pemerintahan Provinsi Kalimantan Timur. Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan analisis sektor basis perekonomian per Kabupaten/Kota terhadap Provinsi Kalimantan Timur periode 2013 dapat dilihat pada Tabel 6.3. Tabel 6.
No.
12.Nilai LQ Sektor-Sektor Perekonomian per Kabupaten/Kota Terhadap Provinsi Kalimantan Timur Berdasarkan Harga Konstan 2000 Tahun 2012/2013
SEKTOR
Paser
Kutai Barat
Kutai Kartanegara
Kutai Timur
Berau
Penajam Balikpapan Samarinda Bontang Paser Utara
1.
PERTANIAN
2,42
2,78
1,48
0,63
2,74
2,75
0,55
0,32
0,03
2.
PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
1,70
1,21
1,69
1,97
1,35
0,85
0,00
0,19
0,00
3.
INDUSTRI PENGOLAHAN
0,06
0,10
0,11
0,01
0,34
0,89
1,27
0,86
4,00
4.
LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
0,51
0,61
0,33
0,15
0,22
0,63
2,80
3,25
0,22
5.
BANGUNAN
0,36
2,01
0,77
0,22
0,11
0,46
3,00
0,80
0,82
0,27
0,70
0,49
0,38
0,87
1,49
2,50
2,60
0,24
0,18
0,44
0,22
0,25
1,22
0,38
3,34
2,56
0,16
0,49
0,84
0,35
0,26
0,15
1,24
1,22
4,90
0,28
0,87
1,28
0,59
0,21
0,71
1,37
0,97
4,37
0,19
6. 7. 8. 9.
PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. JASA-JASA
Sumber : PDRB Provinsi Kalimantan Timur serta Masing-masing Kabupaten/Kota Terkait Tahun 2012-2013, Data diolah
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xxxv
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi
6.3. Analisis Klassen Provinsi Kalimantan Timur Metode Klassen Tipology digunakan untuk mengetahui pengelompokkan sektor ekonomi Provinsi Kalimantan Timur menurut struktur pertumbuhannya. Dengan menggunakan Matrix Klassen dapat dilakukan empat pengelompokkan sektor dengan memanfaatkan laju pertumbuhan dan nilai kontribusi. Tabel 6.
13. Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor PDRB Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012-2013 dengan Migas SEKTOR PERTUMBUHAN KONTRIBUSI
1. Pertanian
4,67%
7,00%
ANALISIS Berkembang
2. Pertambangan & Penggalian
-0,23%
42,38%
Potensial
3. Industri Pengolahan
-3,93%
22,12%
Potensial
4. Listrik, Gas & Air Bersih
4,47%
0,37%
Berkembang
5. Bangunan
10,13%
4,77%
Berkembang
6. Perdag., Hotel & Restoran
5,93%
10,04%
Berkembang
7. Pengangkutan & Komunikasi
7,56%
6,76%
Berkembang
8. Keu. Persewaan, & Jasa Perusahaan
12,93%
4,13%
Berkembang
9. Jasa-Jasa
8,25%
2,43%
Berkembang
Rata-Rata
1,59%
11,11%
Sumber : PDRB Provinsi Kalimantan Timur dan PDB Nasional Tahun 2012-2013, Data diolah
Selanjutnya, melalui data pada tabel diatas, dapat diklasifikasikan sektor PDRB Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012-2013 dengan migas berdasarkan Tipologi Klassen sebagaimana tercantum pada gambar dibawah. Gambar 6.
14. Klasifikasi Sektor PDRB Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012 2013 dengan Migas Berdasarkan Tipologi Klassen Y 46.41
Potensial
Prima
2
Kontribusi
37.19
27.98
3 18.76
Rata-Rata
Pertumbuhan
6
9.55
1
7 5 9
4
0.33 -3.54
Terbelakang
8
0.01
3.57
7.12
10.67
14.22
X
Berkembang
Sumber : PDRB Provinsi Kalimantan Timur dan PDB Nasional Tahun 2012-2013, Data diolah
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xxxvi
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi Berdasarkan hasil analisis Klassen Tipology terhadap PDRB Provinsi Kalimantan Timur tahun 2012-2013 sebagaimana pada tabel 6.3 dan gambar 6.1, sektor yang dikategorikan sebagai sektor potensial, yaitu sektor yang mempunyai kontribusi rata-rata tinggi namun tertekan yaitu sektor “Pertambangan dan Penggalian” dan Industri Pengolahan. Pembangunan ekonomi dengan mengacu pada kedua sektor tersebut selain berdampak pada percepatan pertumbuhan ekonomi juga akan berpengaruh pada perubahan mendasar dalam struktur ekonomi. Pengertian sektor potensial pada dasarnya dikaitkan dengan suatu bentuk perbandingan, baik itu perbandingan berskala internasional, regional maupun nasional.
6.4. Analisis Klassen per Kota/ Kabupaten di Provinsi Kaltim E. Klasifikasi Sektor PDRB Kab. Paser Berdasarkan Tipologi Klassen Tabel 6.
14. Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor PDRB Kabupaten Paser Tahun 2011-2012 dengan Migas SEKTOR
PERTUMBUHAN
1. Pertanian
5,91%
2. Pertambangan & Penggalian
9,41%
KONTRIBUSI
ANALISIS KLASSEN
12,49%
Potensial
75,83%
Prima
3. Industri Pengolahan
7,30%
1,41%
Terbelakang
4. Listrik, Gas & Air Bersih
5,53%
0,19%
Terbelakang
5. Bangunan
4,85%
2,59%
Terbelakang
6. Perdag., Hotel & Restoran
7,42%
2,93%
Terbelakang
7. Pengangkutan & Komunikasi
5,77%
0,76%
Terbelakang
8. Keu. Persewaan, & Jasa Perusahaan
8,09%
1,24%
Terbelakang
9. Jasa-Jasa
5,78%
2,55%
Terbelakang
Rata-Rata
8,61%
11,11%
Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka 2013, Data diolah
Berdasarkan hasil analisis Klassen Tipology terhadap PDRB Kabupaten Paser tahun 20112012 sebagaimana pada tabel dan gambar dibawah, sektor yang dikategorikan sebagai sektor prima (Kuadran I) yaitu sektor maju dan tumbuh pesat adalah sektor Pertambangan dan Penggalian. Sementara itu, sektor Pertanian termasuk ke dalam sektor potensial (kuadran II), yaitu sektor yang mempunyai kontribusi rata-rata tinggi namun tertekan.
F. Klasifikasi Sektor PDRB Kab. Kutai Barat Berdasarkan Tipologi Klassen Sektor yang dikategorikan sebagai sektor prima (Kuadran I) yaitu sektor maju dan tumbuh pesat adalah sektor Pertambangan & Penggalian; serta Bangunan. Sementara itu, sektor Pertanian termasuk ke dalam sektor potensial (kuadran II), yaitu sektor yang mempunyai kontribusi rata-rata tinggi namun tertekan. Sektor yang tergolong ke dalam sektor berkembang (kuadran III) memiliki dua sektor yaitu. Industri Pengolahan; serta Pengangkutan & Komunikasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa banyak sektor-sektor di Kabupaten Kutai Barat tergolong ke dalam sektor terbelakang (kuadran IV), diantaranya: Sektor Listrik, Gas & Air Bersih; Perdag., Hotel & Restoran; Keu. Persewaan, & Jasa Perusahaan; serta Jasa-Jasa.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xxxvii
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi Tabel 6.
15. Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor PDRB Kabupaten Kutai Barat Tahun 2011-2012 dengan Migas ANALISIS SEKTOR PERTUMBUHAN KONTRIBUSI KLASSEN
1. Pertanian
3,10%
2. Pertambangan & Penggalian
8,51%
3. Industri Pengolahan
8,27%
4. Listrik, Gas & Air Bersih 5. Bangunan
Potensial
53,78%
Prima
4,28% 7,51%
6. Perdag., Hotel & Restoran 7. Pengangkutan & Komunikasi
14,44% 2,21%
Berkembang
0,23%
Terbelakang
14,05% 4,60%
7,33%
Prima 7,62%
Terbelakang
1,83%
Berkembang
8. Keu. Persewaan, & Jasa Perusahaan
4,29%
2,14%
Terbelakang
9. Jasa-Jasa
5,62%
3,70%
Terbelakang
Rata-Rata
7,04%
11,11%
Sumber : Kabupaten Kutai Barat Dalam Angka 2013, Data diolah
G. Klasifikasi Sektor PDRB Kab. Kutai Kartanegara Berdasarkan Tipologi Klassen Kabupaten Kutai Kartanegara, sektor yang dikategorikan sebagai sektor prima (Kuadran I) yang berarti sektor maju dan tumbuh pesat terlihat nihil. Sementara itu, sektor Pertambangan dan Penggalian termasuk ke dalam sektor potensial (kuadran II), yaitu sektor yang mempunyai kontribusi rata-rata tinggi namun tertekan. Sektor yang tergolong ke dalam sektor berkembang (kuadran III) adalah Sektor Listrik, Gas & Air Bersih; Bangunan; Pengangkutan & Komunikasi; Keu. Persewaan, & Jasa Perusahaan; dan Jasa-Jasa yaitu sektor yang memiliki pertumbuhan rata-rata cukup tinggi tetapi memiliki kontribusi rata-rata kecil. Tabel 6.
16. Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor PDRB Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2011-2012 dengan Migas ANALISIS SEKTOR PERTUMBUHAN KONTRIBUSI KLASSEN
1. Pertanian
1,05%
2. Pertambangan & Penggalian
3,04%
3. Industri Pengolahan
0,26%
7,61% 75,86%
Terbelakang Potensial
2,54%
Terbelakang
4. Listrik, Gas & Air Bersih
19,95%
0,12%
Berkembang
5. Bangunan
10,35%
5,22%
Berkembang
5,24%
Terbelakang
6. Perdag., Hotel & Restoran
3,13%
7. Pengangkutan & Komunikasi
12,16%
0,88%
Berkembang
8. Keu. Persewaan, & Jasa Perusahaan
10,83%
0,86%
Berkembang
9. Jasa-Jasa
6,59%
1,67%
Berkembang
Rata-Rata
3,40%
11,11%
Sumber : Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Angka 2013, Data diolah
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xxxviii
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi H. Klasifikasi Sektor PDRB Kab. Kutai Timur Berdasarkan Tipologi Klassen Hasil analisis Klassen Tipology terhadap PDRB Kabupaten Kutai Timur tahun 2011-2012 menunjukkan, sektor yang dikategorikan sebagai sektor prima (Kuadran I) yang berarti sektor maju dan tumbuh pesat adalah Sektor Pertambangan dan Penggalian. Sektor yang tergolong ke dalam sektor berkembang (kuadran III) adalah Sektor Perdag., Hotel & Restoran. Tabel 6.
17. Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor PDRB Kabupaten Kutai Timur Tahun 2011-2012 dengan Migas SEKTOR
PERTUMBUHAN
1. Pertanian
KONTRIBUSI
6,73%
2. Pertambangan & Penggalian
12,83%
3,29% 88,55%
ANALISIS KLASSEN Terbelakang Prima
3. Industri Pengolahan
0,72%
0,22%
Terbelakang
4. Listrik, Gas & Air Bersih
4,51%
0,06%
Terbelakang
5. Bangunan
0,73%
1,64%
Terbelakang
3,81%
Berkembang
6. Perdag., Hotel & Restoran
27,34%
7. Pengangkutan & Komunikasi
4,69%
1,10%
Terbelakang
8. Keu. Persewaan, & Jasa Perusahaan
2,92%
0,69%
Terbelakang
9. Jasa-Jasa
4,96%
0,63%
Terbelakang
Rata-Rata
12,68%
11,11%
Sumber : Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka 2013, Data diolah
I. Klasifikasi Sektor PDRB Kab. Berau Berdasarkan Tipologi Klassen Hasil analisis Klassen Tipology terhadap PDRB Kabupaten Berau tahun 2011-2012 menunjukkan sektor yang dikategorikan sebagai sektor prima (Kuadran I) yang berarti sektor maju dan tumbuh pesat adalah Sektor Pertambangan dan Penggalian. Tabel 6.
18. Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor PDRB Kabupaten Berau Tahun 2011-2012 dengan Migas SEKTOR
PERTUMBUHAN
1. Pertanian
2,96%
2. Pertambangan & Penggalian
10,12%
KONTRIBUSI
ANALISIS KLASSEN
14,26%
Potensial
60,09%
Prima
3. Industri Pengolahan
1,00%
7,98%
Terbelakang
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6,01%
0,08%
Terbelakang
5. Bangunan
6,36%
0,77%
Terbelakang
6. Perdag., Hotel & Restoran
8,52%
9,29%
Berkembang
7. Pengangkutan & Komunikasi
10,20%
5,07%
Berkembang
8. Keu. Persewaan, & Jasa Perusahaan
2,25%
0,38%
Terbelakang
9. Jasa-Jasa
4,28%
2,08%
Terbelakang
Rata-Rata
7,99%
11,11%
Sumber : Kabupaten Berau Dalam Angka 2013, Data diolah
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xxxix
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi J. Klasifikasi Sektor PDRB Kab. Penajam Paser Utara Berdasarkan Tipologi Klassen Hasil analisis Klassen Tipology Kabupaten Penajam Paser Utara menunjukkan sektor yang dikategorikan sebagai sektor prima (Kuadran I) yang berarti sektor maju dan tumbuh pesat ada dua sektor yaitu Sektor Pertanian; dan Perdag., Hotel & Restoran. Tabel 6.
19. Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2011-2012 dengan Migas
SEKTOR
1. Pertanian
PERTUMBUHAN 5,76%
ANALISIS KLASSEN
KONTRIBUSI 13,85%
Prima
2. Pertambangan & Penggalian
1,65%
38,34%
Potensial
3. Industri Pengolahan
2,95%
20,03%
Potensial
4. Listrik, Gas & Air Bersih
5,93%
0,23%
Berkembang
5. Bangunan
5,83%
3,21%
Berkembang
6. Perdag., Hotel & Restoran
5,01%
7. Pengangkutan & Komunikasi
7,79%
1,58%
Berkembang
8. Keu. Persewaan, & Jasa Perusahaan
8,71%
3,04%
Berkembang
9. Jasa-Jasa
5,93%
3,90%
Berkembang
Rata-Rata
15,81%
3,61%
Prima
11,11%
Sumber : Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka 2013, Data diolah
K. Klasifikasi Sektor PDRB Kota Balikpapan Berdasarkan Tipologi Klassen Hasil analisis Klassen Tipology Kota Balikpapan, sektor yang dikategorikan sebagai sektor prima (Kuadran I) yang berarti sektor maju dan tumbuh pesat ada tiga sektor yaitu Sektor Bangunan; Perdag., Hotel & Restoran; Pengangkutan & Komunikasi. Tabel 6.
20. Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor PDRB Kota Balikpapan Tahun 2011-2012 dengan Migas
SEKTOR
PERTUMBUHAN
1. Pertanian
KONTRIBUSI
1,11%
2. Pertambangan & Penggalian
6,23%
3. Industri Pengolahan
-11,23%
ANALISIS KLASSEN
2,82%
Terbelakang
0,04%
Berkembang
30,61%
Potensial
4. Listrik, Gas & Air Bersih
7,70%
5. Bangunan
16,21%
19,75%
Prima
6. Perdag., Hotel & Restoran
3,79%
26,54%
Prima
7. Pengangkutan & Komunikasi
11,99%
13,43%
Prima
8. Keu. Persewaan, & Jasa Perusahaan
5,52%
3,03%
Berkembang
9. Jasa-Jasa
4,28%
2,75
Berkembang
Rata-Rata
2,24%
1,02%
Berkembang
11,11%
Sumber : Kota Balikpapan Dalam Angka 2013, Data diolah
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xl
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi L. Klasifikasi Sektor PDRB Kota Samarinda Berdasarkan Tipologi Klassen Hasil analisis Klassen Tipology Kota Samarinda, sektor yang dikategorikan sebagai sektor prima (Kuadran I) yang berarti sektor maju dan tumbuh pesat terdiri dari Sektor Perdag., Hotel & Restoran; Keu. Persewaan, & Jasa Perusahaan; serta Jasa-Jasa. Tabel 6.
21.
Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor PDRB Kota Samarinda Tahun 2011-2012 dengan Migas
SEKTOR
PERTUMBUHAN
1. Pertanian 2. Pertambangan & Penggalian 3. Industri Pengolahan
ANALISIS KLASSEN
-9,07%
1,73%
Terbelakang
-26,17%
10,38%
Terbelakang
1,21%
4. Listrik, Gas & Air Bersih
KONTRIBUSI
19,47%
Potensial
12,58%
1,16%
Berkembang
5. Bangunan
8,06%
5,46%
Berkembang
6. Perdag., Hotel & Restoran
9,80%
7. Pengangkutan & Komunikasi
26,91% 2,28%
Prima 10,78%
Terbelakang
8. Keu. Persewaan, & Jasa Perusahaan
11,60%
11,85%
Prima
9. Jasa-Jasa
8,55%
12,25%
Prima
Rata-Rata
2,61%
11,11%
Sumber : Kota Samarinda Dalam Angka 2013, Data diolah
M. Klasifikasi Sektor PDRB Kota Bontang Berdasarkan Tipologi Klassen Hasil analisis Klassen Tipology Kota Bontang sektor yang dikategorikan sebagai sektor prima (Kuadran I) yang berarti sektor maju dan tumbuh pesat belum ada sektor yang masuk kriteria. Tabel 6.
22. Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor PDRB Kota Bontang Tahun 2011-2012 dengan Migas SEKTOR
1. Pertanian
PERTUMBUHAN
KONTRIBUSI
6,96%
2. Pertambangan & Penggalian
-77,51%
3. Industri Pengolahan
-8,45%
ANALISIS KLASSEN
0,15%
Berkembang
0,16%
Terbelakang
90,07%
Potensial
4. Listrik, Gas & Air Bersih
0,52%
0,08%
Berkembang
5. Bangunan
7,78%
5,36%
Berkembang
6. Perdag., Hotel & Restoran
4,47%
2,39%
Berkembang
7. Pengangkutan & Komunikasi
17,85%
0,62%
Berkembang
8. Keu. Persewaan, & Jasa Perusahaan
5,89%
0,66%
Berkembang
9. Jasa-Jasa
7,82%
0,51%
Berkembang
Rata-Rata
-7,19%
11,11%
Sumber : Kota Bontang Dalam Angka 2013, Data diolah
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xli
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi
6.5. Analisis SWOT Provinsi Kalimantan Timur Arah kebijakan yang disusun dalam mewujudkan terciptanya kuantitas dan kualitas investasi yang masuk ke daerah Kalimantan Timur diperlulan analisis lingkungan baik internal maupun eksternal secara cermat. Berdasarkan hasil analisis dengan Matrik Space (MS) diperoleh nilai sebesar 1,57 untuk sumber X dan 1,00 untuk sumbu Y atau kondisi Penanaman Modal Daerah Kalimantan Timur berada pada posisi Agresif. Artinya faktor-faktor yang memberikan sinyal atau menunjukkan kekuatan kondisi penanaman modal daerah menunjukkan nilai yang positif atau masih lebih besar jika dibandingkan dengan faktor-faktor yang melemahkan. Demikian halnya dengan faktorfaktor yang memberikan peluang untuk berkembangnya penanaman modal di Kalimantan Timur juga menunjukkan nilai yang positif atau masih lebih besar jika dibandingkan dengan faktor yang mengancam keberlangsungan penanaman modal. Oleh sebab itu strategi yang tepat untuk diterapkan dalam pengembangan penanaman modal di Kaltim adalah bersifat Agresif. Terdapat konsistensi antara dua pendekatan baik menggunakan Matrik Internal dan Eksternal (MIE) maupun Matrik Space (MS) dan keduanya mendukung adanya strategi Pertumbuhan dan Stabilitas serta Agresif. Secara grafis hasil analisis disajikan pada Gambar 6.11. Gambar 6.
15.Analisis SWOT Matrik Internal dan Eksternal Total Skor Internal
4,0
Kuat
Rata-rata 3,0
Lemah 2,0
1,0
Tinggi
3,0
Total Skor Eksternal 2,0
Rendah 1,0
Gambar 6.
16. Analisis SWOT Matrik Space
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xlii
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi
3 Konservatif
Agresif
2 1 1 Defensif
2
3
Competitif
Untuk itu perlu disusun suatu arah dan strategi dengan melibatkan berbagai pihak terkait. Selain itu, sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Pemerintah telah berkomitmen untuk mengembangkan strategi dan kebijakan penanaman modal di Indonesia berdasarkan atas azas kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara, kebersamaan, efisiensi dan berkeadilan, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, kemandirian, serta keseimbangan antara kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Asas tersebut menjadi kebijakan pengembangan investasi di Kalimantan Timur yang fokus pada lima sasaran strategis, yaitu : Tabel 6.
23. Sasaran Strategi Penanaman Modal di Kalimantan Timur
No
Sasaran Strategis 1. Memberikan pelayanan yang lebih mudah dan cepat dalam penerbitan perijinan semua bidang usaha sesuai dengan peraturan dan ketentuan berlaku.
Tujuan Akhir Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional
2. Mendorong pengembangan komoditi unggulan daerah dengan penyediaan informasi potensi unggulan daerah menjadi produk unggulan yang memiliki nilai tambah yang tinggi
Menciptakan lapangan kerja; Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan; Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional
3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berbasis kerakyatan
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat; Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional; Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan
4. Mendorong pertumbuhan lapangan kerja yang berorientasi produk ketahanan pangan
Menciptakan lapangan kerja; Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan
5. Mendorong realisasi investasi PMA dan Mengolah ekonomi potensial menjadi PMDN kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana yang berasal baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri
Sumber: LAKIP BPPMD Provinsi Kalimantan Timur, 2012
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xliii
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi
6.6. Analisis Analytical Kalimantan Timur
Hierarchy
Process
(AHP)
Provinsi
Analisis terhadap keseluruhan data yang dihimpun dilakukan berdasarkan variabel yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, untuk menentukan jenis potensi investasi/potensi unggulan daerah yang cukup feasible dikembangkan, masing-masing potensi unggulan dianalisis dengan metode Analytical Hierarchy Process. Proses penetapannya adalah dengan memperbandingkan indikator satu dengan yang lain dengan metode Dunn-Rankin’s Variance Stable Rank Sum untuk mendapatkan nilai bobot antar indikator. Metode ini adalah pengembangan dari “two-way analysis of variance” dengan suatu rank, yang merupakan analisis non parametrik, dimana obyek yang dianalisis diperlakukan dalam bentuk skala. Menentukan obyek dan subyek (responden) yang akan menentukan rank terhadap obyek tersebut. Dalam kasus diatas obyek berjumlah 14 indikator pelaksanaan kebijakan. Responden (subyeknya) sekitar 35 orang yang terdiri dari unsur pengusaha, unsur dinas yang berhubungan, serta unsur sekretariat/bagian yang berkompeten. Penilaian kelayakan aspek penunjang investasi adalah hasil penilaian responden perusahaan tentang kelayakan aspek-aspek penunjang investasi di Provinsi Kalimantan Timur, hasil penilaian ini dikalikan dengan bobot dari masing-masing aspek sehingga mendapatkan penilaian akhir tentang tingkat kelayakan aspek-aspek penunjang investasi. Hasil yang di dapat adalah sebagai berikut : Tabel 6.
24. Hasil Nilai x Bobot Aspek Penunjang Investasi
RANK
ASPEK PENUNJANG INVESTASI
Nx B
1
Keamanan & Ketertiban
13,592
2
Tenaga Kerja
11,637
3
Lokasi
9,078
4
Akses Transportasi
8,588
5
Fasilitas Listrik
7,046
6
Akses Perbankan
6,994
7
Fasilitas Air
6,777
8
Infrastruktur Jalan
6,559
9
Fasilitas Telekomunikasi
6,511
10
Sumber Daya Alam
6,186
11
Regulasi Investasi
5,046
12
RTRW
4,314
13
Pajak
3,716
14
Fasilitas Gas
1,906
Sumber : Data Primer, diolah
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xliv
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi Setelah mengetahui hasil pembobotan aspek penunjang investasi pada tabel 6.16, maka pada tabel 6.17 kali ini akan membahas mengenai layak tidaknya aspek tersebut sesuai dengan iklim investasi di Provinsi Kalimantan Timur. Sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Aspek Keamanan dan Ketertiban Aspek Keamanan dan Ketertiban menduduki ranking pertama dalam penilaian kelayakannya dalam menunjang investasi, hal ini dikarenakan responden menganggap bahwa aspek keamanan di Provinsi Kalimantan Timur sangat kondusif bagi investasi, tidak banyak demontrasi dan kerawanan seperti di daerah lain. 2. Aspek Tenaga Kerja Aspek Kelayakan Tenaga Kerja menduduki ranking kedua dalam hal kelayakannya menunjang investasi, hal ini dikarenakan responden menganggap bahwa kesesuaian kemampuan dan jumlah tenaga kerja di Kalimantan Timur sudah sesuai dengan spesifikasi dan jumlah yang dibutuhkan oleh perusahaan, begitu pula dengan aturan ketenagakerjaan dan implementasinya. 3. Aspek Lokasi Aspek Kelayakan Lokasi menduduki ranking ketiga dalam hal kelayakannya menunjang investasi, hal ini dikarenakan responden menganggap bahwa aspek lokasi saat ini cukup mudah dijangkau, baik untuk distribusi bahan baku maupun mudahnya akses pasar lokal dan pasar interlokal. 4. Aspek Transportasi Aspek Kelayakan Sarana dan Prasarana Transportasi menduduki ranking keempat dalam hal kelayakan menunjang investasi, hal ini dikarenakan responden menganggap bahwa aspek transportasi di Kalimantan Timur cukup layak dan memadai bagi pengembangan investasi, baik transportasi darat, laut dan udara. 5. Fasilitas Listrik Aspek Kelayakan Ketersediaan Air menduduki ranking kelima dalam hal kelayakan menunjang investasi, hal ini dikarenakan responden menganggap ketersediaan listrik mudah diakses, hanya dalam hal harga perlu lebih murah dan pelayanan masih perlu ditingkatkan terutama dalam hal sambungan baru dan tambah daya yang dinilai waktu pengajuan sampai dengan realisasi masih membutuhkan waktu yang lama. 6. Akses Perbankan Aspek Kelayakan Perbankan menduduki ranking keenam dalam hal kelayakan menunjang investasi, hal ini dikarenakan responden menganggap bahwa ketersediaan layanan perbankan di Kalimantan Timur sudah baik, layak dan memadai dalam menunjang kebutuhan investasi terutama dalam hal kemudahan transaksi, dan pembiayaan usaha. 7. Fasilitas Air Aspek Kelayakan Ketersediaan Air menduduki ranking ketujuh dalam hal kelayakannya menunjang investasi, hal ini dikarenakan responden menganggap bahwa ketersediaan air mudah diakses dengan harga yang pantas dan pelayanan yang cukup memuaskan. 8. Infrastruktur Jalan Aspek Kelayakan Infrastruktur Jalan menduduki ranking kedelapan dalam hal kelayakannya menunjang investasi, hal ini dikarenakan responden menganggap bahwa kondisi dan
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xlv
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi kecukupan jalan serta jembatan di di Kalimantan Timur dalam kondisi baik, cukup dan layak digunakan. 9. Fasilitas Telekomunikasi Fasilitas Telekomunikasi dianggap sudah cukup layak, sehingga menempatkan aspek ini masuk kedalam posisi sembilan besar. Dengan mudahnya akses saat ini baik menggunakan telepon kabel, handphone atau penggunaan akses data melewati jaringan nirkabel hal ini membuktikan bahwa Provinsi Kalimantan Timur layak dijadikan tempat investasi jangka panjang. 10. Aspek Sumber Daya Alam Potensi sumber daya alam di Kalimantan Timur cukup besar sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal dasar pembangunan meliputi sumberdaya hutan, sumberdaya mineral dan energi, objek wisata, perikanan. Sehingga menempatkan SDA Kalimantan Timur sangat layak untuk dijadikan peluang bisnis bagi investor. 11. Regulasi Investasi Aspek Kelayakan Regulasi menduduki ranking kesebelas dalam hal kelayakan menunjang investasi, hal ini dikarenakan responden menganggap bahwa regulasi yang ada tentang investasi di Kalimantan Timur sebagian masih menilai kurang dalam hal kejelasan, kesesuaian dan implementasinya. 12. Rencana Tata Ruang dan Wilayah Aspek RTRW menduduki ranking kedua belas dalam hal kelayakan menunjang investasi, hal ini dikarenakan responden menganggap bahwa RTRW sudah cukup bagus dengan pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsinya. 13. Pajak Aspek Pajak menduduki ranking ketiga belas dalam hal kelayakan menunjang investasi, hal ini dikarenakan responden menganggap bahwa selain menjadi kewajiban dalam membayar, ketersediaan layanan pajak di Kalimantan Timur sangat mudah, layak dan memadai dalam menunjang kebutuhan investasi. 14. Fasilitas Gas Aspek Kelayakan Ketersediaan Gas menduduki ranking keempat belas dalam hal kelayakan menunjang investasi, hal ini dikarenakan responden perusahaan menganggap bahwa aspek ketersediaan gas tidak terlalu dibutuhkan dalam menjalankan usaha dan sangat sedikit perusahaan yang masih menggunakan bahan bakar gas sebagai bahan baku energinya
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xlvi
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi
BAB VII
PROSPEK INVESTASI TERPILIH 7.1. Potensi Sumber Daya Manusia dan Potensi Pasar Lokal N. Potensi Sumber Daya Manusia Perkiraan Penduduk usia kerja pada Tahun 2014-2018 diperkirakan mengalami peningkatan diseluruh golongan umur, walaupun proporsinya mengalami penurunan pada golongan umur tertentu. Pada golongan umur 15-19 tahun diperkirakan jumlahnya masih akan terus meningkat sampai dengan Tahun 2018, walaupun proporsinya selalu mengalami penurunan semula 13,59 persen pada Tahun 2014 menjadi 13,55 persen pada Tahun 2018. Demikian juga untuk golongan umur 20-24, dan golongan umur 25-29 tahun, dilihat nominalnya bertambah masing-masing sebanyak 29.104 orang, dan 9.102orang, sementara dari proporsinya mengalami penurunan. Pola ini berbeda untuk golongan umur 30-34 tahun, 40-44 tahun dan 5054 tahun yang jumlah maupun proporsinya mengalami peningkatan setiap tahunnya. Angkatan kerja merupakan bagian dari penduduk usia kerja. Pada Tahun 2014 jumlah angkatan kerja diperkirakan sebanyak 1.917.936 orang dan pada Tahun 2018 diperkirakan meningkat menjadi sebanyak 2.254.998 orang atau mengalami kenaikan sebesar 17,6 persen. Dalam berbagai karakteristik, perkembangan angkatan kerja disajikan sebagai berikut. Komposisi angkatan kerja menurut golongan umur selama Tahun 2014-2018 diperkirakan didominasi oleh golongan umur 20-44 tahun, masing-masing golongan umur proporsinya diatas 10 persen terutama golongan umur 30-34 tahun. Dalam periode 5 tahun tersebut, jumlah angkatan kerja terendah diperkirakan pada golongan umur 60+ tahun masing-masing sebanyak 75.889 (3,96 %), 77.809 (3,89 %), 79.777 (3,83 %), 81.771 (3,77 %) dan pada tahun 2018 sebanyak 83.815 (3,72 %). Pada golongan umur ini, walaupun jumlahnya terendah tetapi proporsinya terus meningkat. Sementara untuk golongan umur 15-19 jumlahnya selalu meningkat namun proporsinya selalu menurun. Demikian juga halnya golongan umur 20-24 tahun, diperkirakan jumlahnya selalu meningkat sedangkan proporsinya menurun. Angkatan kerja pada Tahun 2014-2018 menurut tingkat pendidikan secara absolute diperkirakan akan mengalami kenaikan di semua tingkat pendidikan. Sedangkan untuk proporsi Angkatan kerja yang berpendidikan maksimum SD diperkirakan akan mengalami penurunan yaitu sebesar 33,27 persen pada tahun 2014 menjadi 28,65 persen pada Tahun 2018, begitu juga untuk angkatan kerja yang berpendidikan SMTP akan mengalami penurunan proporsi yaitu pada tahun 2014 sebesar 18,35 menjadi 17,71 persen pada Tahun 2018. Untuk pendidikan SMTA Umum, SMTA Kejuruan, Diploma dan Universitas jumlah maupun proporsi setiap tahunnya diperkirakan akan terus meningkat. Peningkatan tertinggi terjadi pada jumlah PUK yang berpendidikan SMTA Umum yakni mencapai 131.046 orang, diikuti PUK yang berpendidikan universitas sebanyak 69.503 orang, danpeningkatan PUK berpendidikan SMTA Kejuruan berada pada urutan ketiga yakni mencapai 67.246. Untuk PUK yang berpendidikan diploma peningkatannya diperkirakan terendah yakni sebanyak 13.342 orang.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xlvii
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi O. Potensi Pasar Lokal Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Timur tahun 2013 adalah 3.870.800 jiwa dan kebutuhan hidup layak (KHL) tahun 2014 di Provinsi Kalimantan Timur sesuai dengan Surat Ketetapan Gubernur adalah Rp. 1.886.315. Besar pengeluaran rata-rata 1 orang untuk konsumsi makan dan minum sebesar Rp. 984.090,00, untuk kebutuhan non makanan sebesar Rp. 902.224,00. Jika angka ini dikalikan dengan jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 3.870.880 jiwa, maka nilainya adalah Rp. 3.809.217.664.813 untuk kebutuhan makanan dan Rp 3.492.330.457.187. untuk kebutuhan non makanan, total Rp. 7.301.548.102.000, Ini adalah potensi uang yang berputar untuk memenuhi kebutuhan hidup layak per jiwa setiap bulannya di Provinsi Kalimantan Timur.
7.2. Potensi & Peluang Investasi Sektor Pertanian Perkembangan luas panen, produksi padi serta hasil per hektar di Kalimantan Timur pada tahun 2012 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Secara riil luas panen padi naik dari 140.215 ha pada tahun 2011 menjadi 142.573 ha pada tahun 2012. Kemudian untuk hasil per hektarnya meningkat menjadi 39,42 kuintal per hektar. Tanaman palawija di Kalimantan Timur antara lain jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau. Tahun 2012 hampir semua komoditi palawija tersebut mengalami peningkatan luas panen, kecuali tanaman ubi Jalar. Pada jenis tanaman sayur-sayuran yang perkembangannya sangat berfluktuasi, sebagian besar mengalami penurunan, baik produksi total maupun produksi per hektarnya. Jenis tanaman sayuran yang terbanyak dihasilkan di provinsi ini adalah ketimun dan Kangkung yang produksinya masing-masing mencapai 15.324 ton dan 13.068 ton pada tahun 2012. Wilayah Kalimantan Timur seperti Kabupaten Penajam Paser Utara, kabupaten Kutai Kartanegara, Paser memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Para investor tidak perlu ragu menanamkan modalnya untuk berinvestasi dibidang ini, karena dari aspek teknis dan ekomonis serta dukungan pemerintah daerah setempat yang kuat akan memudahkan usaha industri pertanian berbasis padi yang terintegrasi dengan industri pengolahan.
7.3. Potensi & Peluang Investasi Sektor Perkebunan Jenis-jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan di Kalimantan Timur antara lain: karet, kelapa, kopi, lada, coklat, kelapa sawit, gula aren dan lainnya yang merupakan gabungan dari beberapa tanaman perkebunan. Usaha tanaman perkebunan ini terbagi menjadi perkebunan besar pemerintah, perkebunan besar swasta dan perkebunan rakyat. Areal perkebunan di Kalimantan Timur secara keseluruhan pada tahun 2012 adalah 1.131.429 ha dengan produksi 5.871.015 ton. Wilayah terbesar dari luas perkebunan ditanami kelapa sawit. Produksi kelapa sawit mencapai 5.734.464 ton dari luas tanaman 961.802 ha. Produksi terbesar kedua adalah perkebunan karet sebesar 77.191 ton dan perkebunan kelapa 24.510 ton dari luas tanaman 91.784 ha dan 30.703 ha. Tercatat pada perkebunan besar produksi kelapa sawit mencapai 273.183 ton dari luas tanaman 17.237 ha. Sementara perkebunan besar swasta tercatat 4.357.752 ton produksi kelapa sawit dengan luas 717.845 ha, dan perkebunan Rakyat memproduksi 1.103.529 ton.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xlviii
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi Dari tahun ke tahun luas perkebunan kelapa sawit selalu meningkat, sejalan dengan program gubernur dalam upaya meluncurkan program "satu juta hektar kelapa sawit" sehingga area pabrik akan meningkat dari tahun ke tahun. A. Investasi Budidaya Komoditi Kelapa Bagi masyarakat Indonesia, kelapa merupakan bagian dari kehidupannya karena semua bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial dan budaya. Sesuai kondisi lahan di Kalimantan Timur yang potensial untuk pertanaman kelapa, jagung merupakan tanaman yang cocok untuk dikombinasikan dengan pertanaman kelapa. Di Kalimantan Timur, tanaman kelapa dalam merupakan komoditi tradisional yang tumbuh dengan baik pada semua tempat yang diusahakan oleh masyarakat sebagai tanaman perkarangan maupun yang diusahakan dalam hamparan yang cukup luas. B. Budidaya Tanaman Jagung Terintegrasi dengan Industri Pakan Ternak Jagung termasuk komoditas strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian Indonesia, mengingat komoditas ini mempunyai fungsi multiguna, baik untuk pangan maupun pakan. Jagung digunakan sebagai makanan hewan ternak dan juga digiling menjadi tepung jagung (comstarch) untuk produk-produk makanan, minuman, pelapis kertas, dan farmasi. Penggunaan jagung untuk pakan telah mencapai 50% dari total kebutuhan. Konsumsi jagung untuk pakan cenderung meningkat dengan rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar 11,52%, sementara itu pertumbuhan produksi hanya 6,11%. Disamping untuk pakan ternak, jagung juga diperlukan untuk industri makanan ternak yang pertumbuhannya juga makin meningkat. Kecenderungan konsumsi jagung di Indonesia yang makin meningkat lebih tinggi dari peningkatan produksi, menyebabkan makin besarnya jumlah impor dan makin kecilnya ekspor. Kalimantan Timur merupakan provinsi yang mempunyai potensi lahan kering yang berpotensi besar untuk pengembangan tanaman jagung di Indonesia. Pada tahun 2007, luas areal penanaman jagung 9,975 hektar yang tersebar di seluruh Kabupaten dan Kota di Provinsi Kalimantan Timur dengan produksi mencapai 11,620 ton. Wilayah Kalimantan Timur antara lain Penajam Paser Utara, Bulungan, Kutai Kertanegara, Kutai Timur, dan Nunukan memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. C. Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan, sedangkan jeruk yang ada sekarang di Indonesia dipercaya merupakan peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan italia. Provinsi Kalimantan Timur terdiri atas 14 Kabupaten Kota, dimana sebagaian besar dari Kabupten mencanangkan program pengembangan pertanian sebagai arah pembangunannya sebagai antisipasi dari menipisnya cadangan kekayaan alam berupa emas, batubara, minyak bumi dan kayu. Salah satu prioritas pengembangannya adalah komoditas hortikultura unggul asli asal Kalimantan Timur. Sebagai tempat asal ditemukannya jeruk keprok Borneo Prima, Kecamatan Rantau Pulung di Kabupaten Kutai Timur dipilih sebagai daerah pengembangan perkebunan jeruk yang diusahakan dalam skala besar.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
xlix
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi D. Investasi Budidaya Kakao Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Di samping itu, kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Keberhasilan perluasan areal tersebut telah memberikan hasil nyata bagi peningkatan pangsa pasar kakao Indonesia di kancah perkakaoan dunia. Indonesia berhasil menempatkan diri sebagai produsen kakao terbesar kedua dunia setelah Pantai Gading pada tahun 2002, Indonesia masih memiliki lahan potensial yang cukup besar untuk pengembangan kakao yaitu lebih dari 6,2 juta ha terutama di Irian Jaya, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Maluku dan Sulawesi Tenggara. Kalimantan Timur merupakan Provinsi yang mempunyai potensi besar bagi pengembangan komoditi tanaman kakao di Indonesia. Kakao merupakan salah satu komoditi unggulan di Provinsi ini. E. Komoditi Ekspor Karet Alam di Kalimantan Timur Karet merupakan komoditas yang elastis didalam memberikan kontribusinya terhadap pasar. Produk utama tanaman karet alam adalah getah karet (lateks). Areal penanaman tanaman karet di Indonesia dan di Kalimantan Timur hingga kini masih menunjukkan peningkatan yang cukup besar, dimana kondisi Kalimantan Timur sangat menunjang untuk pengembangan karet alam. Iklim wilayah dengan suhu berkisar20,90 0 – 32,94 0 C, kelembaban rata-rata 86%, penyinaran matahari 48,42 – 53,88 % dan tipe iklim tropika basah sangat cocok untuk pertumbuhan dan pengembangan tanaman karet. Hasil analisis finansial yang dilakukan terhadap komoditas karet alam menunjukkan bahwa budidaya tanaman karet sangat layak untuk dikembangkan. Dari aspek teknis dan budidaya, komoditas ini relatif sederhana, hanya saja seringkali pihak investor kurang mendapatkan informasi mengenai pengembangan budidaya karet F. Komoditi Ekspor Karet Alam di Kalimantan Timur Pisang merupakan komoditi pertanian rakyat di Kalimantan Timur yang pada lima tahun terakhir ini menarik perhatian petani. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur bermaksud mendorong pengembangan komoditi pisang menjadi komoditi andalan yang diperdagangkan secara nasional ataupun ekspor, sehingga komoditi ini menjadi penbghasil PAD bagi Kalimantan Timur ataupun devisa bagi negara. Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah mendorong pengembangan dan pembangunan kebun pisang dengan pendampingan dan penyuluhan oleh pemerintah. Seluruh daerah kabupaten di Kalimantan Timur mempunyai potensi untuk menjadi sentra pengembangan budidaya tanaman pisang, adapun daerah-daerah tersebut adalah Kabupaten Paser, kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Nunukan, Kota Balikpapan dan Kota Samarinda.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
l
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi
7.4. Potensi & Peluang Investasi Sektor Perikanan Jumlah rumah tangga perikanan mengalami peningkatan karena adanya reklamasi lahan dari batubara menjadi area danau untuk perikanan. Fenomena ini terjadi terutama di daerah Nunukan, Kutai Timur dan Berau. Produksi perikanan mengalami peningkatan 16 persen dari 378.830,3 ton di tahun 2011 menjadi 438.744,2 ton di tahun 2012. Sarana penangkapan ikan laut pada tahun 2012 terdiri dari perahu tanpa motor, perahu dengan motor tempel dan kapal motor. Jumlah total armada pada tahun 2012 sebanyak 27.518 unit. Bila dibandingkan dengan tahun 2011 yang jumlah armadanya mencapai 28.732 unit, maka terjadi penurunan jumlah armada perikanan laut. Hal tersebut disebabkan nelayan mengurangi penggunaan perahu dengan motor tempel karena sebagian besar rusak, dan selain itu nelayan juga beralih ke kapal motor yang ukurannya lebih besar. Ikan kerapu merupakan komoditas yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, karena permintaan di pasar dunia maupun domestik cukup tinggi. Rasa dagingnya yang lezat, membuat ikan kerapu ini memiliki nilai jual yang tinggi di pasar dunia. Usaha budidaya karamba jaring apung (KJA) ikan kerapu yang diasumsikan memilki unit pembenihan, 13 unit keramba pendederan/pengelondongan dan 10 unit keramba pembesaran Ikan kerapu merupakan komoditi unggulan yang prospektif untuk dikembangkan di Kalimantan Timur. Prospek budidaya ikan kerapu yang cerah ini, disebabkan dengan semakin meningkatnya permintaan pasar baik pasar luar negeri mapun domestik. Pasar luar negeri yang potensial adalah Hongkong, Singapura dan Jepang, sementara pasar domestik diperuntukkan sebagai hidangan di restoran dan hotel. Ikan kerapu tergolong ikan karang yang sulit dibudidayakan. Namun, ditinjau dari aspek teknis, Kalimantan Timur khususnya daerah perairan Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Berau layak untuk pengembangan budidaya ikan kerapu, terbukti dengan semakin banyaknya nelayan yang mengusahakannya.
7.5. Potensi & Peluang Investasi Sektor Peternakan Sampai akhir tahun 2012, populasi ternak yang terbesar jumlahnya di Kalimantan Timur adalah sapi (termasuk sapi perah) yaitu sebanyak 108.697 ekor. Dibanding dengan keseluruhan jumlah ternak yang terdiri dari 7 (tujuh) jenis ternak yaitu sapi, sapi perah, kerbau, kambing, domba, babi dan kuda maka populasi sapi mencapai 37,5 persen. Banyaknya ternak bibit sapi yang masuk sebesar 7.011 ekor yang hanya terdiri dari sapi. Sedangkan ternak potong yang masuk berjumlah 94.688 ekor dari 5 jenis ternak yaitu sapi, kerbau kambing, domba dan babi. Pemotongan hewan ternak untuk konsumsi bisa dilakukan di rumah potong hewan dan di luar rumah potong hewan. Hewan ternak yang dipotong di rumah potong sebanyak 40.825 ekor, terdiri dari 3 (tiga) jenis hewan ternak saja yaitu sapi, kerbau dan kambing. Sedangkan yang dipotong di luar rumah potong hewan berjumlah 89.886 ekor dari 6 (enam) jenis hewan ternak. Dari keseluruhan hewan ternak potong yang terbanyak dipotong adalah sapi dan kambing yaitu 60.827 ekor dan 42.120 ekor. Ini terlihat pengaruhnya terhadap produksi daging. Kontribusi daging sapi terhadap produksi daging merupakan yang terbanyak dibandingkan dengan ternak lainnya yaitu 9.608,86 ton atau 80,78 persen dari total produksi daging ternak yang berjumlah 12.130,34 ton.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
li
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi Untuk jenis unggas, pada akhir tahun 2012 total populasi-nya sebesar 47.435.507 ekor yang berasal dari 4 jenis unggas yang dibudidayakan (ayam kampung, ayam ras pedaging, ayam ras petelur dan itik). Adapun unggas terbanyak adalah ayam ras pedaging yaitu 39.474.540 ekor. Demikian pula dengan jumlah unggas bibit yang masuk, terbanyak adalah jenis ayam ras Produksi daging yang dihasilkan dari ke 4 (empat) jenis unggas tersebut pada tahun 2012 yaitu ayam kampung 3.825,10 ton, ayam ras pedaging 44.813,20 ton, ayam ras petelur 670,80 ton dan itik 124,70 ton. Sementara itu produksi telur yang dihasilkan dari ayam ras, ayam kampung dan itik sebanyak 17.381 ton.
7.6. Potensi & Peluang Investasi Sektor Kehutanan Luas hutan Kalimantan Timur tahun 2012 sekitar 14.981.978 hektar. Terbagi menjadi 6 (enam) jenis hutan yaitu hutan lindung, hutan suaka alam dan wisata, hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, hutan produksi yang dapat dikonversi, dan hutan pendidikan/ penelitian. Dari 6 (enam) jenis hutan tersebut yang terluas adalah hutan produksi terbatas dan hutan produksi tetap masing-masing 5.121.688 ha dan 4.899.476 ha. Daerah kabupaten/ kota yang mempunyai kawasan hutan terluas yaitu Kabupaten Malinau dengan luas areal hutan mencapai 3.930.293 ha Terkait dengan pembentukan hutan HPH dan HTI juga Program reboisasi dan rehabilitasi lahan hutan. Jumlah hutan konsesi di Kalimantan Timur sebanyak 80 perusahaan dengan luas 5.353.252 ha konsesi hutan, sementara Hutan Tanaman Industri (HTI) pada tahun 2012 tercatat 1.680.091 ha dikelola oleh 37 perusahaan perkebunan. Berbicara tentang produksi hutan yang dapat disebutkan di sini antara lain: kayu bundar pada tahun fiskal 2012 mencapai 961.468,89 M3 dari 78.016,71 ha luas panen. Untuk kayu olahan, kayu lapis adalah produk yang paling besar (468,165.03 M3), kayu olahan lainnya yang dihasilkan juga termasuk Kayu Gergajian, Blackboard, Veneer dan lainnya.
7.7. Potensi & Peluang Investasi Sektor Jasa Kalimantan Timur memiliki peluang investasi yang sangat besar dalam usaha jasa pembangunan jalan raya, penyediaan jasa angkutan darat, jasa angkutan laut, jasa angkutan darat, serta penyediaan sistem pengelolaan air minum. Makin meningkatnya usaha pem-bangunan menuntut pula peningkatan pembangunan jalan guna memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Panjang jalan negara di seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2012 mencapai 2.118,17 km. Panjang jalan di bawah wewenang Provinsi 1.762,07 km, sedang jalan di bawah wewenang Kabupaten/Kota mencapai 197.286,06 km. Untuk memenuhi transportasi darat, kendaraan angkutan utama yang harus tersedia adalah kendaraan bermotor. Menurut data yang dikeluarkan oleh Kepolisian Negara RI Daerah Kalimantan Timur pada tahun 2012, jumlah kendaraan bermotor sebanyak 2.072.764 buah dengan jumlah terbesar terdapat di Kota Samarinda (27,45 persen). Lalu lintas kapal antar pulau tahun 2012 melalui lebih dari lima belas pelabuhan yang ada di wilayah Kalimantan Timur. Kapal tiba sebanyak 28.044 kapal dengan jumlah penumpang sebanyak 531.289 orang dan kapal berangkat 28.130 kapal dengan jumlah penumpang 494.985 orang. Bila diamati dari lalu lintas kapal maka terbesar melalui pelabuhan di Samarinda, namun bila diamati dari lalu lintas penumpang terbesar melalui pelabuhan Balikpapan. Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
lii
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi Sektor perhubungan udara selain dominan dalam melaksanakan mobilitas manusia dari suatu tempat ke tempat lain, juga merupakan salah satu sektor yang terkait erat dengan sektor pariwisata dalam mendukung perjalanan wisatawan ke suatu tempat. Saat ini, transportasi melalui udara sangat memegang peranan penting. Di Kalimantan Timur, dimana di beberapa daerah merupakan daerah pengeboran minyak, batubara dan lainnya, memerlukan mobilitas angkutan udara yang tinggi antar daerah terutama untuk tujuan Jakarta. Dengan demikian, fungsi transportasi udara untuk kegiatan tersebut sangat vital. Di Kalimantan Timur, terdapat 16 Pelabuhan Udara seperti Sepinggan Balikpapan, Temindung Samarinda, Juata Tarakan, Kalimarau Berau, Nunukan dan Tanjung Harapan Bulungan. Bandar Udara Internasional Balikpapan, pada tahun 2012 ini telah memberangkatkan dan menurunkan penumpang paling banyak. Pada tahun 2012 telah memberangkatkan sebanyak 2,99 juta lebih penumpang dan telah menurunkan sekitar 3,08 juta penumpang. Jumlah perusahaan air minum pada tahun 2011 tidak mengalami perubahan dan semuanya berstatus sebagai perusahaan milik pemerintah (14 buah). Kapasitas Produksi Potensial yang dihasilkan meningkat dibanding tahun sebelumnya dari 6.009 liter/detik menjadi 6.359 liter/detik. Sementara itu, kapasitas produksi efektif juga meningkat dari 5.205 liter/detik menjadi 5.865 liter/detik, sehingga berpengaruh terhadap efektifitas produksi dari 86,62 persen menjadi 92,23 persen.
7.8. Potensi & Peluang Investasi Sektor Pariwisata Kalimantan Timur merupakan daerah tujuan wisata di Indonesia, memiliki potensi budaya dan pariwisata yang tak kalah menariknya dengan tujuan wisata lain di Indonesia. Hampir 90% objek wisata yang ada disediakan oleh alam Kalimantan, dan 10% lainnya adalah obyek wisata buatan untuk mendukung kepariwisataan di daerah ini. Ketersediaan obyek wisata berupa alam dengan flora dan faunanya (hutan,sungai, danau, jeram dan pantai) yang dibaur dengan budaya dan sejarah, serta dikemas dalam paket wisata ecotourism, menjadikan Kalimantan Timur sebagai tempat tujuan wisata, dan menempatkan posisinya pada segmen special interest group. Saat ini sektor pariwisata merupakan salah satu sektor primadona dalam menghasilkan devisa negara. Selain itu juga diharapkan sebagai sektor yang padat karya yakni sektor yang banyak menyerap tenaga kerja, dan diharapkan berperan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Sektor kepariwisataan tidak terlepas dari dukungan sektor perhotelan. Sepanjang tahun 2010 tingkat penghunian kamar hotel berbintang sebesar 58,83 persen, meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 54,78 persen. Jumlah wisatawan dalam negeri (wisnus) dan manca negara (wisman) adalah tolak ukur dari semakin diminatinya kalimantan timur sebagai salah satu tujuan wisata. Tahun 2012 jumlah wisatawan mencapai 1.022.597 orang, terdiri dari 19.622 orang wisman dan 1.002.975 orang wisnus.
7.9. Potensi & Peluang Investasi Sektor Industri Terdapat beberapa peluang investasi pada sektor industri di Kalimantan Timur yang telah diuji kelayakan investasinya, beberapa diantaranya yaitu: a. Pengembangan investasi industri hilir petrokimia berbasis C1 (metana)
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
liii
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi b. Pengembangan investasi pembangunan pabrik semen, dan c. Industri minyak goreng kelapa sawit Potensi sumber daya alam Kalimantan Timur berupa cadangan gas alam yang mencapai sekitar 24 % dari seluruh cadangan gas alam Indonesia merupakan modal dasar bagi pengembangan industri Petrokimia (Ditjen Migas, 2012). Elemen-elemen penting yang dibutuhkan untuk mengembangkan industri Petrokimia di Kalimantan Timur telah tersedia melimpah sehingga jika dikembangkan secara modern dapat menjadi ppeluang investasi yang siap ditawarkan kepada calon investor. Dalam hal ini khususnya industri petrokimia berbasis C1 (metana) dapat menghasilkan produk-produk methanol, amoniak, dan bahan lainnya. Begitu pula pada industri semen. Menurut survei yang dilakukan CDMI, kebutuhan semen nasional tahun 2013 diperkirakan sebesar 52,28 juta ton. Diperkirakan pada tahun 2016 kebutuhan meningkat hingga 74,07 juta ton. Total produksi semen Indonesia saat ini masih sebesar 45,24 juta ton, masih terdapat defisit semen sebesar 7,04 juta ton. Meskipun seluruh pabrik semen saat ini berproduksi penuh, di tahun 2016 diperkirakan masih terjadi kekurangan sebesar 17,25 juta ton. Semen merupakan komoditi strategis yang memanfaatkan potensi sumber daya alam bahan galian non logam berupa batu kapur, tanah liat, pasir besi,dan gipsum. Mengingat penyebarannya yang begitu banyak di Provinsi Kalimantan timur. maka di Kalimantan Timur sangat diperlukan berdirinya industri semen mengingat kebutuhan semen di Kalimantan Timur semakin bertambah dengan adanya pembangunan beberapa proyek berskala besar, Batu gamping sebagai bahan baku utama pabrik semen, penyeberannya di Prov.Kaltim terdapat di Kab.Berau, Kab Kutai Timur, Kab.Kutai Barat, Kab.Kutai Kartanegara, Kab.Panajem Paser Utara, Kab.Pasir, Kota Bontang dan Kota Saamrinda. Sumberdaya batugamping terbesar ada pada Kab.Kutai Kartanegara, yaitu 9.457.421.539 m3 diikuti dengan Kab. Kutai Timur yaitu 8.852.324.000 m3. Pada sisi lain investasi industri minyak goreng di Kalimantan Timur juga menjanjikan. Tingginya pertumbuhan luas areal tanaman kelapa sawit dalam 5 tahun terakhir ini di Kalimantan Timur sebesar 15.312 ha/th (BPS Kaltim, 2006) menggambarkan adanya peluang untuk mendirikan pabrik minyak goreng di Kalimantan Timur karena adanya ketersediaan bahan baku yang cukup. Hal ini akan memacu pertumbuhan ekonomi daerah, karena keberadaan industri hilir kelapa sawit otomatis akan meningkatkan lapangan kerja, daya beli masyarakat, dan pendapatan asli daerah (PAD). Pabrik minyak goreng dengan kapasitas 700-1.000 ton CPO per hari dapat dibangun pada lokasi dengan luas sekitar 4-6 ha.
7.10. Potensi & Peluang Investasi Sektor Pertambangan Kegiatan pertambangan di Kalimantan Timur mencakup pertambangan migas dan nonmigas. Dari kegiatan tersebut, minyak bumi dan gas alam merupakan hasil tambang yang sangat besar pengaruhnya dalam perekonomian Kalimantan Timur khususnya dan Indonesia pada umumnya, karena hingga kini kedua hasil tambang tersebut merupakan komoditi ekspor utama. Batubara , sebagai salah satu sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenwable) dapat diolah menjadi sumber energy baru. Berdasarkan kandungannya, batubara dapat diolah menjadi sumber energi baru melalui proses gasifikasi atau proses liquifikasi. Salah satu hasil proses gasifikasi batubara adalah Coal Bed Methane (CBM). CBM saat ini telah banyak digunakan oleh industri, rumah tangga dan bahkan telah dikembangkan untuk menjadi bahan Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
liv
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi bakar pembangkit tenaga listrik. Sementara untuk produk yang dihasilkan dari proses pencarian batubara (liquefaction coal) adalah berupa bahan bakar minyak (bbm). Kalimantan Timur dengan cadangan batubara yang relatif besar, sangat memungkinkan untuk menghasilkan bahan bakar minyak pengganti (sumber energy alternatif) dengan memanfaatkan teknologi pencairan batubara untuk menjadi bahan bakar minyak (bbm).
7.11. Produk Unggulan Industri Kalimantan Timur Berdasarkan data Dinas Perindustrian Perdagangan Koprasi dan UMKM Provinsi Kaltim komoditas produk unggulan Industri Menengah/Besar, Industri yang terdapat di Kabupaten/Kota dengan aneka macam produk unggulan masing-masing di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012 adalah sebagai berikut : Tabel 7. No
25.Komoditas Produk Unggulan Industri Menegah/Besar Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2008 - 2012
Kabupaten/Kota
Produk Unggulan
6. Kutai Timur
Kayu Lapis/ Plywood / Industri Pengolahan Kayu, Sawmil ; CPO, Galangan Kapal, Moulding, Industri Tenun, Industri Bengkel, Industri Lem, Kulit Buaya. Kayu Lapis ( plywood ), Mdf, Udang Beku, Kayu/ sawmill , Galangan Kapal, Moulding , Bengkel Service , Industri Pengolahan rotan. Garmen. Pupuk urea dan Amoniak, Methanol, Hexamethylene Tetramine, Melamine, Industri Lem. Kayu Lapis ( plywood ), Mdf, Udang Beku, Industri Pengolahan, Kayu/ sawmill , Moulding . Kayu Lapis (plywood ), Mdf, Udang Beku, Industri Pengolahan Kayu/sawmill , Crude Palm Oil , Moulding , Bengkel Service , Kain Tenun Ulap Doyo. Industri Pengolahan, Kayu/ sawmill , Crude Palm Oil .
7. Kutai Barat
Bengkel Service
8. Pasir 9. PPU
Industri Pengolahan Kayu/ sawmill , Crude Palm Oil , Galangan Kapal, Industri Pengolahan rotan. Industri Pengolahan Batu Marmer.
10. Berau
Industri Pengolahan Kayu/ sawmill , Pulp .
11. Bulungan
Industri Pengolahan Kayu/ sawmill , Gas Methanol.
12. Malinau
-
13. Nunukan
Udang Beku, Industri Pengolahan Kayu/ sawmil , Moulding , Industri Minyak Kelapa. Data belum terinventarisir.
1. Samarinda
2. Balikpapan
3. Bontang 4. Tarakan 5. Kutai Kartanegara
14. Tana Tidung
Arah pengembangan penanaman modal adalah pembangunan jaringan distribusi produk lokal UMKM ke jaringan global, dimana UMKM terkoneksikan dengan kluster UMKM di Provisni Kaltim. Untuk pembangunan jaringan distribusi produk lokal dapat dilakukan di seluruh kabupaten Kota/Kabupaten di provinsi Kaltim yang memiliki produk unggulan untuk dimasukan dalam pasar internasional.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
lv
Kajian Keunggulan Kalimantan Timur dalam Menarik Investasi
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
lvi