Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9) Komda VI BMPTTSSI - Makassar, 7-8 Oktober 2015
KAJIAN FAKTOR KOMUNIKASI SEBAGAI PENUNJANG KINERJA PERUSAHAAN PENYEDIA JASA KONSTRUKSI Anton Soekiman1 dan Metta Prasetya2 1
Komunitas Bidang Ilmu Manajemen dan Rekayasa Konstruksi Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Jl. Ciumbuleuit 94 Bandung, E-mail:
[email protected] 2 Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Jl. Ciumbuleuit 94 Bandung
ABSTRAK Komunikasi yang efektif merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan perusahaan penyedia jasa konstruksi dalam pelaksanaan proyek. Dalam hal ini, penggunaan media komunikasi yang tepat akan mempengaruhi keefektifan proses komunikasi. Untuk itu perlu dikaji jenis media komunikasi apa yang akan membuat efektif proses komunikasi di dunia konstruksi. Pada penelitian ini, akan dilakukan kajian proses komunikasi pada sebuah perusahaan penyedia jasa konstruksi yang dipilih sebagai objek studi, di mana data dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner dan selanjutnya dianalisis. Hasil analisis efektivitas komunikasi menunjukkan bahwa untuk komunikasi intern lapangan (proyek), komunikasi secara lisan merupakan komunikasi yang paling efektif. Sementara itu, untuk komunikasi kantor dengan pihak luar perusahaan, kombinasi penggunaan telepon, surat, fax, gambar dan lisan merupakan cara komunikasi yang efektif. Dalam hubungan kantor dengan lapangan, telepon memegang peranan yang sangat penting. Komunikasi yang efektif selain akan mempengaruhi tingkat keberhasilan perusahaan juga akan meningkatkan tingkat kepuasan karyawan dalam bekerja. Informasi yang diperoleh diharapkan akan bermanfaat bagi pelaku penyedia jasa konstruksi dalam mencapai efektifitas dan keberhasilan pelaksanaan proyek. Kata kunci: media komunikasi, proses komunikasi, komunikais efektif, pelaksanaan proyek.
1.
PENDAHULUAN
Dewasa ini, pelaksanaan proyek-proyek berkembang semakin kompleks. Keberhasilan suatu proyek tidak lagi dapat dicapai hanya dengan memperhatikan faktor waktu, biaya, dan mutu tetapi juga harus memperhatikan faktor pendukung lain seperti komunikasi. Hambatan komunikasi merupakan penyebab utama timbulnya konflik di lingkungan proyek. Pentingnya komunikasi dalam pengelolaan proyek mengharuskan adanya sistem yang efektif bagi pengkomunikasian informasi yang relevan di antara orang-orang yang bertugas dan yang berkepentingan. Keberhasilan pengelolaan serta pengambilan keputusan pada suatu proyek tergantung pada keefektifan sistem komunikasi yang ada. Permasalahan yang sering muncul bekaitan dengan sistem komunikasi di lingkungan proyek di antaranya adalah: (1) Bentuk, pola, dan media komunikasi yang dilaksanakan pada perusahaan penyedia jasa konstruksi, (2) Efektivitas komunikasi pada perusahaan penyedia jasa konstruksi dan pengaruhnya terhadap keberhasilan perusahaan dan kepuasan karyawan, dan (3) Hambatan komunikasi yang terjadi pada perusahaan penyedia jasa konstruksi. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan penyedia jasa konstruksi di Bandung yang melayani jasa perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi.dengan tujuan: (1) Untuk mengetahui bentuk, pola, dan media komunikasi yang dilaksanakan pada perusahaan penyedia jasa konstruksi, (2) Untuk mengetahui efektivitas komunikasi perusahaan penyedia jasa konstruksi dan pengaruhnya terhadap keberhasilan perusahaan dan kepuasan kerja karyawan, dan (3) Untuk mengetahui hambatan komunikasi yang terjadi pada perusahaan penyedia jasa konstruksi. Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan jasa konstruksi dan menjadi informasi bagi penelitian lanjutan terkait dengan usaha pengembangan jasa konstruksi dalam usaha untuk meningkatkan efektifitas dan kinerja perusahaan penyedia jasa konstruksi.
Paper ID : MK14 Manajemen Konstruksi 507
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9) Komda VI BMPTTSSI - Makassar, 7-8 Oktober 2015
2.
KAJIAN PUSTAKA
Perusahaan penyedia jasa konstruksi memiliki beberapa komponen penting dalam pelaksanaan kegiatannya. Komponen tersebut diantaranya adalah: struktur organisasi, pengelola, job description dan arus pelaporan. Organisasi merupakan sarana untuk mengatur unsur-unsur sumber daya perusahaan yang terdiri dari tenaga kerja, tenaga ahli, material dan dana dalam suatu gerak langkah yang sinkron untuk mencapai tujuan perusahaan dengan efektif dan efisien. Tujuan perusahaan yang berbeda-beda menyebabkan susunan organisasi pun berbeda-beda. Organisasi proyek merupakan sarana yang khusus dibentuk untuk mengelola proyek. Faktor-faktor yang menentukan pemilihan struktur organisasi proyek antara lain: (1) Volume kegiatan proyek, (2) Kompleksitas proyek, (3) Lokasi proyek, dan (4) Konstrain anggaran dan jadwal (Soeharto, 2001). Setiap unsur pengelola proyek yang terlibat dalam suatu proyek mempunyai tugas dan wewenang masing-masing dan harus bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan menggunakan wewenang yang dimilikinya agar suatu proyek dapat berlangsung baik. Struktur organisasi dan job description yang dimiliki masing-masing unsur pengelola proyek akan membentuk arus kerja atau pelaporan yang terarah. Arus kerja atau pelaporan yang mungkin terjadi adalah vertikal ke atas dan ke bawah, horisontal, dan antar anggota tim (Soeharto, 2001).
Komunikasi Komunikasi merupakan proses di mana informasi dipertukarkan di antara pribadi atau kelompok melalui simbol, tanda, kata-kata ataupun kelakuan atau gerakan tubuh (Curtis, 1996). Dalam hal ini, prinsip dasar dalam berkomunikasi, di antaranya adalah: (1) Komunikasi tidak mungkin dapat dihindari; (2) Sebagian besar komunikasi bersifat verbal (dengan kata-kata); (3) Konteks atau situasi mempengaruhi komunikasi; (4) Arti pesan bergantung pada persepsi penerima pesan; (5) Gangguan (terutama emosi) mempengaruhi komunikasi. Komponen dan proses komunikasi disajikan pada Gambar 1. Sumber adalah pemrakarsa suatu pesan. Encoding adalah suatu proses penyeleksian simbol-simbol yang mewakili pikiran seseorang. Decoding adalah suatu proses pemberian arti terhadap simbol-simbol sedangkan penerima adalah orang yang menerima simbol-simbol. Umpan balik adalah setiap pesan yang dikirimkan kembali kepada sumber. Gangguan adalah setiap faktor yang mengubah atau mencampuri penerimaan pesan yang jelas. Sumber
Saluran Komunikasi
Encoding
Umpan Balik gangguan
Decoding
Penerima gangguan
Gambar 1. Komponen dan Proses Komunikasi (Purwanto, 1999) Sementara itu, menurut Purwanto (1999) ada dua bentuk komunikasi yang lazim digunakan yaitu: 1. 2.
Komunikasi verbal, berupa tulisan dan lisan. Contoh komunikasi verbal adalah berbicara, menulis, mendengar dan membaca. Komunikasi Nonverbal Contoh komunikasi nonverbal adalah menggelengkan kepala untuk menunjukkan sikap menolak, menganggukkan kepala sebagai tanda setuju, tersenyum sebagai tanda senang dan lain-lain.
Sedangkan untuk pola komunikasi dibedakan menjadi dua, yaitu komunikasi formal dan komunikasi informal. Dalam komunikasi formal, aliran komunikasi umumnya terkait dengan tanggung jawab dan wewenang seseorang dalam organisasi. Dalam komunikasi informal, orang-orang yang ada dalam organisasi tanpa mempedulikan jenjang hirarki, pangkat, dan kedudukan dapat berkomunikasi dengan leluasa meskipun biasanya hal-hal yang diperbincangkan bersifat umum (Curtis, 1996). Media komunikasi yang dipergunakan dalam proses komunikasi dapat dibedakan menjadi media komunikasi tertulis, lisan, dan gambar, baik dalam bentuk elektronik maupun non-elektronik. Dalam komunikasi terdapat hal-hal yang bersifat menghambat proses komunikasi, terdapat tiga macam hambatan dalam berkomunikasi, yaitu hambatan
Paper ID : MK14 Manajemen Konstruksi 508
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9) Komda VI BMPTTSSI - Makassar, 7-8 Oktober 2015
teknis, hambatan semantik, dan hambatan manusia. Yang termasuk hambatan teknis adalah ruang atau jarak, kegagalan mekanis, kegagalan pemakaian elektris, kelambatan waktu dan gangguan fisik (Moekijat, 1993). Termasuk hambatan semantik adalah penafsiran kata, pembacaan kode gerak isyarat, penerjemahan bahasa, arti tanda dan simbol serta pengertian isyarat. Termasuk hambatan manusia adalah variasi persepsi, perbedaan kepekaan, variabel kepribadian, ketidaksesuaian kemampuan dan emosi.
Komunikasi dalam proyek Project Management Body of Knowledge (PMBOK) mendefinisikan komunikasi proyek sebagai proses yang diperlukan untuk menjamin pengumpulan, penyebaran, penyimpanan dan pembagian informasi tepat pada waktu, orang, dan situasi (Burke, 1999). Perselisihan, kegagalan, dan ketidakefisienan yang tinggi dalam hubungan kerja diakibatkan karena kurangnya komunikasi. Pada setiap masalah, salah interpretasi dari gambar desain, kesalahpahaman perintah atau kegagalan dalam melaksanakan perintah merupakan hasil dari gangguan komunikasi (Cleland, 2002). Dalam hal ini, jalur komunikasi proyek cenderung mengikuti struktur organisasi. Sementara itu, menurut Nitisemito (1993) terdapat lima parameter yang harus diukur untuk mengetahui efektivitas komunikasi, yakni: (1) Penggunaan media komunikasi yang tepat, (2) Tingkat kesalahpahaman dalam penyampaian informasi, (3) Kesempatan untuk komunikasi dua arah, memungkinkan adanya umpan balik, (4) Hubungan saling mempercayai yang akhirnya mengarah pada kepatuhan dalam pelaksanaan pekerjaan dan kerja sama yang baik, (5) Hambatan dalam pelaksanaan komunikasi.
3.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemeringkatan media komunikasi yang paling menunjang efektifitas kerja, serta tingkat efektifitas komunikasi yang dilakukan di perusahaan yang menjadi objek studi pada penelitian ini. Analisis dilakukan dengan uji statistik menggunakan mean rank analysis. Dalam penelitian ini, media komunikasi yang dikaji tingkat keefektifannya dielaborasi melalui survei pendahuluan,dimana bentuk komunikasi yang terjadi dalam perusahaan untuk setiap divisi yang ada adalah: (1) Lisan / Rapat / Pertemuan; (2) Telepon; (3) Fax; (4) Surat; (5) Laporan; (6) Memo / Catatan Kecil; dan (7) Formulir. Sementara itu, variabel untuk mengukur tingkat efektifitas komunikasi yang dilakukan di perusahaan dielaborasi dari buku referensi, hasil-hasil penelitian terdahulu, serta survei pendahuluan. Ada lima parameter yang digunakan sebagai variabel Penelitian yang kemudian diukur melalui indikator dan dinyatakan melalui pertanyaan. Terdapat 25 pertanyaan yang mencakup pengukuran terhadap lima parameter efektivitas komunikasi dengan perincian sebagai berikut: (1) (2) (3) (4) (5)
Parameter pertama, yaitu penggunaan media komunikasi terdiri atas 7 (tujuh) pertanyaan Parameter kedua, yaitu tingkat kesalahpahaman dalam penyampaian informasi terdiri atas 4 (empat) pertanyaan Parameter ketiga, yaitu kesempatan untuk komunikasi dua arah terdiri atas 5 (lima) pertanyaan Parameter keempat, yaitu hubungan saling percaya terdiri atas 4 (empat) pertanyaan Parameter kelima, yaitu hambatan komunikasi yang terjadi terdiri atas 5 (lima) pertanyaan.
Data dikumpulkan melalui wawancara langsung dan kuesioner kepada 24 orang karyawan perusahaan penyedia jasa konstruksi XYZ, dengan komposisi 19 orang (79.2%) karyawan yang bekerja di lapangan dan 5 orang (20.8%) karyawan kantor perusahaan.
Profil perusahaan xyz XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi yang didirikan pada tahun 1971 dan berlokasi di kota Bandung. Perusahaan ini memberikan layanan jasa perencanaan dan atau pelaksanaan konstruksi. Proyek yang banyak ditangani adalah jasa perencanaan dan atau pelaksanaan untuk berbagai ragam proyek khususnya gedung. Berdasarkan data historis yang ada, jumlah proyek yang ditangani perusahaan rata-rata mencapai 6-8 proyek pertahun. Sistem pembayaran untuk layanan jasa yang diberikan umumnya merupakan sistem pembayaran cost plus fee. Karyawan dalam perusahaan XYZ dibedakan menjadi dua, yaitu karyawan tetap dan karyawan tidak tetap yang bekerja sesuai dengan waktu pelaksanaan proyek. Berdasarkan data yang ada, karyawan tetap merupakan karyawan yang mempunyai umur kerja tergolong lama bahkan ada yang bekerja sejak XYZ didirikan. Lingkungan kerja yang baik merupakan alasan utama karyawan untuk tetap bekerja di XYZ.
Paper ID : MK14 Manajemen Konstruksi 509
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9) Komda VI BMPTTSSI - Makassar, 7-8 Oktober 2015
4.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bentuk, media, dan pola komunikasi perusahaan xyz Pada perusahaan penyedia jasa konstruksi XYZ, dilaksanakan bentuk komunikasi verbal dan nonverbal namun yang dominan dilaksanakan adalah komunikasi verbal. Sedangkan media komunikasi yang digunakan dalam perusahaan tersebut, baik elektronik maupun non-elektronik, meliputi: telepon, fax, memo, surat, formulir, laporan dan rapat atau pertemuan langsung. Pola komunikasi yang dilaksanakan pada perusahaan XYZ ada dua, yaitu pola komunikasi formal dan informal tetapi dalam pelaksanaan proyek pola komunikasi yang diterapkan adalah pola komunikasi formal. Pola komunikasi informal pada perusahaan XYZ dilakukan pada saat jam istirahat dan jam pulang kantor. Yang dibicarakan dalam pola komunikasi ini adalah masalah sehari-hari yang tidak ada kaitannya dengan proyek. Dalam pelaksanaan pekerjaan proyek, komunikasi antar pihak yang terkait dalam proyek dilaksanakan menurut jenjang atau tingkatan pihak-pihak dalam struktur organisasi perusahaan dan lapangan.
Efektifitas komunikasi perusahaan Perhitungan efektifitas komunikasi tiap media didasarkan pada banyaknya jumlah pertanyaan pada tiap parameter mengenai efektifitas komunikasi, dimana tiap pertanyaan dari masing-masing parameter diukur dengan skala likert 1-5 berdasarkan dasar kategori penilaian: sangat efektif, efektif, cukup efektif, kurang efektif atau tidak efektif.
Penggunaan media komunikasi dalam membantu memahami dan melaksanakan pekerjaan Responden menilai sendiri kefektifan penggunaan media komunikasi yang digunakan. Tidak adanya jawaban (kosong) pada beberapa pertanyaan untuk mengukur parameter pertama mengindikasikan bahwa responden yang bersangkutan tidak menggunakan media tersebut dalam berkomunikasi. Untuk komunikasi internal di lapangan, media komunikasi yang ada dan digunakan adalah lisan, gambar, dan formulir (nomor pertanyaan 1, 5, dan 7) dengan nomor responden 1-19. Distribusi penilaian penggunaan media komunikasi dalam membantu memahami dan melaksanakan pekerjaan di lapangan disajikan pada Tabel 1. Dari Tabel 1 diperoleh bahwa komunikasi atau penyampaian pesan secara lisan merupakan media komunikasi yang paling dapat membantu memahami dan melaksanakan pekerjaandi lingkungan lapangan. Tabel 1. Media Komunikasi Yang Paling Efektif di Lapangan Media Lisan
Mean Skor 4.58
Ranking 1
Formulir
3.53
3
Gambar
4.32
2
Untuk komunikasi yang terjadi di kantor, media komunikasi yang ada dan digunakan adalah lisan (pertemuan atau rapat), telepon, fax, surat, memo dan laporan, gambar, dan formulir (nomor pertanyaan 1 sampai 7) dengan nomor responden 20-25. Distribusi penilaian penggunaan media komunikasi dalam membantu memahami dan melaksanakan pekerjaan di lingkungan kantor disajikan pada Tabel 2. Dari Tabel 2 diperoleh bahwa komunikasi atau penyampaian pesan secara lisan, telepon, fax, surat dan gambar merupakan media komunikasi yang paling dapat membantu memahami dan melaksanakan pekerjaan di lingkungan kantor. Tabel 2. Media Komunikasi Yang Paling Efektif di Lingkungan Kantor Media
Mean Skor
Ranking
Lisan
5
1
Telepon
5
1
Fax
5
1
Surat
5
1
Formulir
4.33
3
Memo & Laporan
4.8
2
Gambar
5
1
Paper ID : MK14 Manajemen Konstruksi 510
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9) Komda VI BMPTTSSI - Makassar, 7-8 Oktober 2015
Untuk komunikasi yang terjadi antara kantor dan lapangan, media komunikasi yang ada dan digunakan adalah lisan (pertemuan atau rapat), telepon, memo dan laporan, gambar, dan formulir (nomor pertanyaan 1, 2, 5, 6 dan 7) dengan nomor responden 1-8, 20, 23 dan 24. Distribusi penilaian penggunaan media komunikasi dalam membantu memahami dan melaksanakan pekerjaan dalam hubungan kantor-lapangan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Media Komunikasi Yang Paling Efektif dalam Hubungan Kantor-Lapangan Media
Mean Skor
Ranking
Lisan
4.64
2
Telepon
4.82
1
Formulir
3.73
5
Memo & Laporan
4.18
4
Gambar
4.44
3
Dari Tabel 3 diperoleh bahwa komunikasi atau penyampaian pesan melalui telepon merupakan media komunikasi yang paling dapat membantu memahami dan melaksanakan pekerjaan dalam hubungan kantor-lapangan.
Tingkat kesalahpahaman dalam berkomunikasi Penilaian secara keseluruhan frekuensi kesalahpahaman penyampaian informasi menghasilkan data bahwa 45.83% responden menyatakan bahwa tingkat kesalahpahaman dalam penyampaian informasi sangat rendah dan sisanya 54.17% menyatakan rendah. Sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat kesalahpahaman dalam berkomunikasi pada perusahaan penyedia jasa konstruksi XYZ rendah.
Kesempatan untuk komunikasi dua arah Komunikasi dua arah berarti ada interaksi antara pengirim dan penerima pesan atau perintah. Interaksi ini dapat berupa saran, kritik, pujian, peringatan atau pertanyaan. Distribusi frekuensi penilaian secara keseluruhan adanya kesempatan untuk komunikasi dua arah diperoleh bahwa 75 % responden menyatakan bahwa kesempatan untuk komunikasi dua arah sangat besar dan 25 % responden menyatakan besar. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada perusahaan penyedia jasa konstruksi XYZ, kesempatan untuk berkomunikasi dua arah sangat besar.
Tingkat kepercayaan dalam proses komunikasi Percaya satu sama lain akan menciptakan iklim kerja sama atau kerja tim yang baik. Kepercayaan pada atasan dapat diukur dari tingkat kepatuhan bawahan dalam melaksanakan perintah atasannya. Dari distribusi frekuensi penilaian secara keseluruhan tingkat kepercayaan dalam proses komunikasi diperoleh bahwa 62.5 % responden menyatakan bahwa tingkat kepercayaan dalam proses komunikasi sangat besar dan 37.5 % responden menyatakan besar. Hal ini berarti tingkat kepercayaan bawahan terhadap atasan atau sebaliknya dan antara sesama rekan kerja tergolong besar.
Tingkat hambatan dalam proses komunikasi Hambatan atau gangguan dapat merusak komunikasi yang terjadi, dalam arti pesan atau informasi yang disampaikan tidak tepat pada sasaran. Dari distribusi frekuensi penilaian secara keseluruhan tingkat hambatan dalam proses komunikasi diperoleh bahwa 20.83 % responden menyatakan bahwa hambatan dalam proses komunikasi sangat rendah, 37.5 % responden menyatakan rendah, dan 41.67 % responden menyatakan sedang.
Pengukuran parameter efektifitas komunikasi secara keseluruhan Karena jumlah pertanyaan yang dijawab oleh masing-masing responden bervariasi antara 21, 22, 23, 24 dan 25 (karena jenis media komunikasi yang digunakan oleh responden berbeda) maka responden dikelompokkan dalam kategori 21 pertanyaan, 22 pertanyaan, 23 pertanyaan, 24 pertanyaan dan 25 pertanyaan. Kategori 21 pertanyaan berarti responden menjawab 21 pertanyaan dan media komunikasi yang digunakan 3 macam. Skor terendah yang dapat diperoleh adalah 21 dan skor tertinggi 105. Dari distribusi frekuensi penilaian secara keseluruhan mengenai efektifitas komunikasi untuk kategori 21 pertanyaan (3 media yang digunakan) diperoleh bahwa 9.09 % responden menyatakan bahwa komunikasi perusahaan sangat efektif dan 90.91 % responden menyatakan komunikasi perusahaan efektif.
Paper ID : MK14 Manajemen Konstruksi 511
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9) Komda VI BMPTTSSI - Makassar, 7-8 Oktober 2015
Kategori 22 pertanyaan berarti responden menjawab 22 pertanyaan dengan jumlah media yang digunakan 4 jenis. Skor terendah yang dapat diperoleh adalah 22 dan skor tertinggi 110. Dari distribusi frekuensi penilaian secara keseluruhan mengenai efektifitas komunikasi untuk kategori 22 pertanyaan diperoleh bahwa 100% responden yang menggunakan empat jenis media komunikasi menyatakan bahwa komunikasi perusahaan sangat efektif. Kategori 23 pertanyaan berarti responden menjawab 23 pertanyaan dengan jumlah media yang digunakan 5 jenis. Skor terendah yang dapat diperoleh adalah 23 dan skor tertinggi 115. Dari distribusi frekuensi penilaian secara keseluruhan mengenai efektifitas komunikasi untuk kategori 23 pertanyaan diperoleh bahwa 100% responden yang menggunakan lima jenis media komunikasi menyatakan bahwa komunikasi perusahaan sangat efektif. Kategori 24 pertanyaan berarti responden menjawab 24 pertanyaan dengan jumlah media yang digunakan 6 jenis. Skor terendah yang dapat diperoleh adalah 24 dan skor tertinggi 120. Dari hasil analisis diperoleh bahwa 100% responden yang menggunakan enam jenis media komunikasi menyatakan bahwa komunikasi perusahaan sangat efektif. Kategori 25 pertanyaan berarti responden menjawab 25 pertanyaan dengan jumlah media yang digunakan 7 jenis. Skor terendah yang dapat diperoleh adalah 25 dan skor tertinggi 125. Dari hasil analisis diperoleh bahwa 100% responden yang menggunakan tujuh jenis media komunikasi menyatakan bahwa komunikasi perusahaan sangat efektif. Secara keseluruhan, distribusi penilaian efektivitas komunikasi perusahaan dapat disimpulkan bahwa 25 % responden menyatakan bahwa komunikasi perusahaan sangat efektif dan 75 % responden menyatakan komunikasi perusahaan efektif. Sehingga secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa proses komunikasi yang terjadi dalam perusahaan penyedia jasa konstruksi XYZ sudah baik.
Pengaruh efektivitas komunikasi terhadap keberhasilan perusahaan dan kepuasan kerja karyawan Komunikasi yang efektif akan menunjang keberhasilan suatu perusahaan penyedia jasa konstruksi dalam melaksanakan fungsinya karena berarti manajemen dan sistem pengorganisasian perusahaan tersebut telah memadai. Efektivitas komunikasi juga akan mempengaruhi lingkungan kerja dalam perusahaan penyedia jasa konstruksi yang pada akhirnya akan meningkatkan kepuasan karyawan dalam bekerja di perusahaan tersebut karena pada saat sekarang ini tidak sedikit orang yang mengutamakan lingkungan pekerjaan yang baik sebagai alasan dalam memilih pekerjaannya. Keberhasilan perusahaan penyedia jasa konstruksi dapat dilihat dari jumlah proyek yang ditanganinya dengan nilai proyek yang hampir sama dan owner yang berbeda untuk setiap proyek. Diagram jumlah proyek yang ditangani oleh XYZ dalam empat tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Jumlah Proyek yang Ditangani Empat Tahun Terakhir Diagram jumlah proyek yang ditangani oleh XYZ seperti tampak pada gambar di atas menunjukkan bahwa kondisi perusahaan stabil. Komunikasi yang efektif merupakan faktor pendukung keberhasilan perusahaan. Berdasarkan data yang diperoleh, XYZ tidak pernah menerima laporan ketidakpuasan karyawan dalam bekerja, baik karena gaji yang diberikan maupun karena ketidakcocokan dengan atasan dan sesama karyawan. Seluruh karyawan tetap menyatakan bahwa hubungan sesama karyawan dan hubungan dengan atasan terjalin dengan baik sehingga lingkungan kerja dalam perusahaan penyedia jasa konstruksi XYZ sangat baik dan menjadi salah satu alasan bagi karyawan untuk tetap bekerja di perusahaan ini. Pada perusahaan penyedia jasa konstruksi XYZ terlihat bahwa efektivitas komunikasi merupakan salah satu faktor pendukung kepuasan kerja karyawan pada suatu perusahaan.
Paper ID : MK14 Manajemen Konstruksi 512
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9) Komda VI BMPTTSSI - Makassar, 7-8 Oktober 2015
5.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Proses komunikasi yang terjadi pada perusahaan penyedia jasa konstruksi XYZ sudah efektif. 2. Penyampaian informasi secara lisan di lapangan merupakan cara komunikasi yang paling efektif, sedangkan di lingkungan kantor, penggunaan kombinasi media komunikasi seperti telepon, fax, surat dan gambar merupakan cara komunikasi yang efektif. Dalam komunikasi kantor dengan lapangan, telepon memegang peranan yang sangat penting. 3. Komunikasi perusahaan yang efektif merupakan salah satu faktor pendukung tingkat keberhasilan perusahaan dan tingkat kepuasan kerja karyawan. Sementara itu, saran yang dapat diberikan dalam penulisan skripsi ini adalah hendaknya setiap perusahaan penyedia jasa konstruksi mulai lebih memperhatikan komunikasi yang dilaksanakan dalam perusahaan karena komunikasi yang baik akan menunjang keberhasilan perusahaan dan kepuasan karyawan dalam bekerja.
DAFTAR PUSTAKA Austen, A.D. and Neale, R. H. (1984). Managing Construction Projects : A Guide to Processes and Procedures. ILO, Switzerland. Black, James A. and Champion, Dean J. (1992). Metode dan Masalah Penelitian Sosial. PT. Eresco, Bandung. rd Burke, Rory. (1999). Project Management, Planning and Control Techniques, 3 edition. John Wiley & Sons Ltd., New York. Bush, Vincent G. (1983). Manajemen Konstruksi. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Cleland, I. David and Ireland, Lewis R. (2002). Project Management: Strategic Design and Implementation. Mc Graw Hill Book Company, New York. Curtis, Dan B., Floyd, James and Winsor, Jerry L. (1996). Komunikasi Bisnis dan Profesional. PT. Rosda Jaya Putra, Jakarta. Moekijat. (1993). Teori Komunikasi. CV. Mandar Maju, Bandung. Nitisemito, Alex S. (1983). Manajemen Suatu Dasar dan Pengantar. Ghalia Indonesia, Jakarta. Purwanto, Djoko. (1999). Komunikasi Bisnis. Erlangga, Jakarta. Soeharto, Iman. (2001). Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional), Jilid 2. Erlangga, Jakarta. Sutojo, Siswanto dan Setiawan, Michael. (2003). Komunikasi Bisnis yang Efektif, Seri Manajemen No. 5. PT. Damar Mulia Pustaka, Jakarta.
Paper ID : MK14 Manajemen Konstruksi 513
Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9) Komda VI BMPTTSSI - Makassar, 7-8 Oktober 2015
Paper ID : MK14 Manajemen Konstruksi 514