Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017)

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS ATAS PENDAPATAN IKLAN DAN SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN (Studi pada PT Guntur IB 29) 1Made

1Anantawikrama

Ella Sugiasmini, Tungga Atmadja, 2Ni Luh Gede Erni Sulindawati

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

e-mail: {[email protected], [email protected], [email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Suatu organisasi dalam mencapai tujuan usahanya dibutuhkan sistem pengendalian intern. Sistem pengendalian intern juga terdapat pada PT Guntur IB 29. Penelitian ini dilakukan di PT Guntur IB 29 yang beralamat Jalan Gempol 38 Kelurahan Banyuning, Singaraja Bali. Salah satu kesalahan yang terjadi yaitu adanya salah catat dalam sistem pencairan gaji. Sehingga peneliti ingin mengkaji penyebab kesalahan yang terjadi, implikasi yang diperoleh, dan cara mengatasi kesalahan yang terjadi dalam penerapan sistem akuntansi. Jenis penelitiannya adalah kualitatif dimana data yang dikumpulkan adalah data primer berupa informasi langsung dari informan dan data sekunder berupa struktur organisasi, data kearsipan, dokumen, laporan, dan buku lainnya. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa beberapa penyebab kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam sistem akuntansi yaitu (1) Formulir belum terotorisasi dengan baik; (2) Masih ada kekeliruan dalam mencatat transaksi; (3) Manajemen upah tarif iklan kurang memadai; dan (4) Salah hitung gaji dan upah yang tidak memanfaatkan rumus pada Microsoft Excel. Implikasi yang diperoleh meliputi (1) Sanksi sosial; (2) Penegakkan hukum; (3) Turunnya motivasi penyiar; dan (4) Kerugian bagi Perusahaan. Cara mengatasinya yaitu (1) Menerapkan struktur organisasi; (2) Standard Operational Procedures; (3) Otorisasi formulir spot iklan, bukti transaksi dan laporan keuangan; dan (4) Sistem pengendalian internal gaji dan upah dengan 2 metode daftar jam kerja serta rekapitulasi list gaji. Kata kunci: Sistem Pengendalian Intern, Sistem Akuntansi, Penyiaran Abstract When an organization wants to achieve its’ business goal it requires an internal control system. This system was also found inside the organization of PT Guntur IB 29. This study was conducted at Guntur IB 29 office located at Jalan Gempol 38 Banyuning village, Singaraja Bali. One of the errors had been made was about miss recording of the salary disbursement system. Considering of this problem a study would be done to find out and analyze the cause of the errors, implication obtained, and how to overcome the errors occurred in implementing the accountancy system. This a qualitative research by utilizing data taken directly from a primary source in the form of information about the structure of organization, data about the filling, documents, reports as well as other books.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) From the results of the study a conclusion could be drawn that some causes of problems of errors occurred in the accountancy system involved: (1) the forms did not have well authorized, (2) missrecording; (3) insufficiency of management of the wage advertising rates; and (4) miscounting salary and wages without using the formula of Microsoft Excel. The implication of the related problems consisted of (1) social sanction; (2) law enforcement; (3) a decline in the broadcaster’s motivation; and (4) great looses for the company. The solutions were (1) implementing the organization structure; (2) Standard Operational Procedures; (3) Authorizing the forms of advertising spot, proof of transaction and financial report; and (4) Internal control system of salaries with two methods of list of working hours as well as recapitulation of list of salaries. Key words: internal control system, accounting system, broadcasting

PENDAHULUAN Dalam era globalisasi seperti sekarang ini perusahaan dituntut untuk mampu bersaing dalam meningkatkan nilai perusahaannya baik bergerak dalam bidang barang maupun jasa yang mana nantinya sangat memberikan kontribusi terhadap kebutuhan manusia. Dengan mampunya suatu perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaannya akan berguna juga dalam menghasilkan profitnya. Perkembangan zaman yang begitu pesatnya mengakibatkan tingginya tingkat persaingan yang bergelut di dunia bisnis menjadi kompetitif. Suatu bisnis yang mampu menciptakan suasana kompetitif harus didukung dengan adanya sumber daya manusia yang berkualitas, penguasaan dalam menjalankan teknologi informasi, dan mampu menghasilkan barang ataupun jasa yang unggul. Untuk membantu organisasi mencapai tujuan tersebut dibutuhkan sistem pengendalian intern. Mulyadi (2010:165) diperlukan suatu sistem pengendalian intern yang berfungsi untuk membantu dan menjaga keamanan harta milik perusahaan, menjamin ketelitian dan kebenaran data, memajukan efisiensi dalam operasi kegiatan perusahaan serta dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. Sistem pengendalian internal ini sangat berhubungan dengan sistem akuntansi. Untuk memperoleh informasi keuangan yang wajar, relevan, dan transparan harus memiliki sistem akuntansi yang baik pula. Untuk mencapai tujuan perusahaan yang optimal, setiap perusahaan berharap laporan

keuangannya disusun dengan baik. Menurut Mulyadi, (2010) menyatakan bahwa sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan keuangan. Dalam menerapkan sistem akuntansi akan ada saja kesalahan-kesalahan yang terjadi baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Secara sengaja biasanya disinyalir akibat adanya fraud atau perilaku kecurangan. Kesalahan dalam sistem akuntansi juga diakibatkan oleh errors atau tidak sengaja dalam memasukkan transaksi, dan ketidaktelitian. Untuk menghindari segala kesalahan yang terjadi dibutuhkan sistem pengendalian intern yang memadai. Sistem pengendalian intern dibutuhkan perusahaan sebagai dasar dari peraturanperaturan yang ditetapkan. Sistem pengendalian intern perlu dilakukan karena menghindari kesalahan yang terjadi dan banyak celah yang memungkinkan terjadinya kecurangankecurangan dalam sistem akuntansi yang diterapkan. Sistem pengendalian intern akan menghasilkan informasi yang dibutuhkan bagi perusahaan yaitu untuk mengamankan sumber-sumber dari pemborosan, kecurangan dan ketidakefisienan, meningkatkan ketelitian dan dapat dipercayai data akuntansi, mendorong ditaati dan dilaksanakannya kebijakan perusahaan, meningkatkan efisiensi. Pada PT Guntur IB 29 yang beralamat di Jalan Gempol No 38

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) Banyuning, Singaraja, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng Bali merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penyiaran atau broadcasting ini juga memiliki sistem akuntansi. Yang membedakan sistem akuntansi pada radio ini adalah terdapatnya pendapatan iklan dan sistem gaji dan upah para penyiar dan reporter. Namun, walaupun sudah menerapkan sistem akuntansi, masih saja terjadi kesalahan-kesalahan dalam melakukan pencatatan. Dari pengalaman peneliti, bahwa terdapat kesalahan-kesalahan dalam penerapan sistem akuntansi seperti halnya dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan. Adapun kesalahankesalahan yang sering terjadi yaitu seperti sistem pencairan gaji yang selalu salah dalam pencatatannya sehingga karyawan sering menuntut atas kesalahan tersebut karena tidak sesuai dengan perhitungan riil. Bahkan setiap bulan ada saja yang salah pencatatan. Gaji yang seharusnya turun 25 kali tarif siaran, hanya turun sebesar 24 kali. Dimana 1 kali siaran diperoleh Rp 10.000. Walaupun sedikit, namun hal ini akan material jika terusmenerus terjadi. Selain itu, dalam sistem akuntansi penerimaan kas, yang mana penerimaan kas diperoleh dari pendapatan tunai atau penerimaan kas dari piutang. Pendapatan biasanya diperoleh dari sport iklan dan dari pendapatan website. Kesalahan yang terjadi pada sistem akuntansi penerimaan kas yaitu pemberian upah Spot iklan dari client jika tidak diingatkan, upah Spot iklan akan dilupakan. Padahal upah Spot iklan tersebut akan entri pada penerimaan kas perusahaan dan penyiar yang turut serta mengisi suara akan memperoleh upah langsung. Client yang dimaksud adalah perusahaan yang memasang iklan pada radio. Hal ini menjadi suatu ketimpangan bagi karyawan-karyawan yang perolehan gaji ataupun upahnya tidak sesuai dengan harapan. Berdasarkan pengetahuan peneliti bahwa ada beberapa hal yang hendak diperhatikan dalam pengelolaan keuangan pada perusahaan Radio Guntur ini. Jadi sistem pengendalian internal pada PT Guntur IB 29 lebih ditekankan,

sehingga segala kesalahan pada sistem akuntansi yang terjadi bisa diatasi dengan baik. Dengan demikian, topik penelitian ini sangat menarik untuk dituliskan karena sepanjang penelusuran dan pengetahuan peneliti belum ada peneliti yang meneliti mengenai sistem pengendalian intern yang ada pada perusahaan yang bergerak di bidang penyiaran seperti PT Guntur IB 29. Sistem akuntansi yang ada pada perusahaan yaitu sistem akuntansi penerimaan kas atas pendapatan iklan dan sistem akuntansi penggajian dan pengupahan. PT Guntur IB 29 sangat bergantung terhadap sistem informasi akuntansi, karena dengan sistem akuntansi ini dapat meningkatkan kebutuhan atas informasinya. Untuk menghindari kesalahan yang terjadi, perusahaan memberikan kebijakan yang tegas untuk menghindari kesalahan sistem akuntansi. Dari uraian yang telah dipaparkan di atas maka peneliti tertarik untuk mengkaji penyebab kesalahan-kesalahan yang terjadi pada PT Guntur IB 29, implikasi yang diperoleh, dan bagaimana cara mengatasi kesalahan-kesalahan yang terjadi pada PT Guntur IB 29. Dalam Fitriyani (2012) dikenal dua tipe kesalahan, yaitu kekeliruan (errors) dan ketidakberesan (irregularities). Errors merupakan kesalahan yang timbul sebagai akibat tindakan yang tidak disengaja yang dilakukan manajemen atau karyawan perusahaan yang mengakibatkan kesalahan teknis perhitungan, pemindahbukuan, dan lainlain. Kesalahan yang tidak disengaja misalnya kesalahan memasukkan kode, salah nilai dan kesalahan karena ketidaktelitian. Sedangkan irregularities merupakan kesalahan yang sengaja dilakukan oleh manajemen atau karyawan perusahaan yang mengakibatkan kesalahan material terhadap penyajian laporan keuangan, misalnya kecurangan (fraud). Dalam penelitian Ugrin et al., (2014) menyebutkan bahwa ada 6 konsekuensi potensi kecurangan, yaitu hukuman pidana, denda, kritikan dari akuntan professional, surat pemberhentian (pemecatan), perasaan malu dan

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) bersalah. Konsekuensi ini mungkin belum sepenuhnya diberikan oleh pihak eksternal bila pelaku atau calon pelaku melakukan tindakan menyimpang dengan maksud menguntungkan orang lain. Selain implikasi yang telah disebutkan diatas, adapun implikasi lainnya yaitu adanya kegagalan dalam penerapan sistem akuntansi pada perusahaan. Kegagalan suatu sistem akuntansi yang disebabkan karena lemahnya sistem pengendalian intern memicu terjadinya kesalahan-kesalahan dalam penerapan sistem akuntansi. Pengendalian internal (internal control) adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan Ancaman yang terjadi apabila sistem pengendalian tersebut lemah adalah terjadinya sabotase yang tujuannya adalah menghancurkan sistem atau beberapa komponennya (Husein, 2004). Sabotase komputer membahayakan sistem informasi. Perusakan sebuah komputer atau perangkat lunak dapat menyebabkan kebangkrutan suatu perusahaan. Keamanan sistem informasi merupakan sebuah aplikasi prinsip-prinsip pengendalian internal yang secara khusus digunakan untuk mengatasi kesalahankesalahan dalam sistem informasi akuntansi, namun apabila tidak ada keamanan sistem informasi, maka potensi pencurian data, sabotase, penyalagunaan atau pencurian aset, besar kemungkinan terjadi (Holiwood, 2006). Untuk mengatasi terjadinya kesalahan-kesalahan tersebut maka diperlukan sistem pengendalian intern yang memadai. Sistem pengendalian intern merupakan suatu sistem yang meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Menurut Mulyadi, (2010) bahwa unsur pokok sistem pengendalian intern yaitu:

(1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas. Struktur organisasi merupakan rerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit -unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. (2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. (3) Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktek yang sehat dalam pelaksanaannya. Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat adalah sebagai berikut ini: Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang, Pemeriksaan mendadak (surprised audit), Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awalsampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa campur tangan dari orang atau unit organisasilain, Perputaran jabatan (job rotation), Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak, dan Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya. (4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Karyawan yang kompeten dan jujur dalam bidang yang menjadi tanggung jawabnya dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efektif dan efisien. Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya menurut Mulyadi (2010:171), dapat ditempuh melalui berbagai cara antara lain: Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) oleh pekerjaannya, dan pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya. Berdasarkan atas uraian di atas maka rumusan masalah penelitian ini yakni: (1) Bagaimana penyebab terjadinya kesalahan-kesalahan dalam sistem akuntansi pada PT Guntur IB 29, (2) Bagaimana implikasi yang diperoleh akibat terjadinya kesalahan-kesalahan dalam sistem akuntansi pada PT Guntur IB 29, dan (3) Bagaimana cara mengatasi kesalahan-kesalahan dalam sistem akuntansi pada PT Guntur IB 29. METODE Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif. Dimana peneliti akan melakukan observasi langsung ke lapangan dan mengumpulkan data yang akan dianalisis berdasarkan pengamatan dan pengetahuan peneliti. Penelitian kualitatif menurut Abdul Aziz dalam Bungin (2005) yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya persepsi, perilaku, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk katakata dan bahasa dalam suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode yang alamiah. Metode kualitatif dapat digunakan untuk mengungkap dan

memahami sesuatu dibalik fenomena yang sedikit pun belum diketahui. Penelitian ini akan mengevaluasi sistem pengendalian intern pada PT Guntur IB 29. Peneliti akan mengkaji apa saja faktor penyebab kesalahankesalahan yang terjadi dalam menjalankan sistem akuntansi tersebut yang terjadi di lapangan. Kedua, peneliti akan mengkaji apa saja implikasi yang diperoleh oleh pihak yang melakukan kesalahan tersebut. Dan ketiga, peneliti akan mencari informasi bagaimana mengatasi kesalahan-kesalahan terkait sistem akuntansi pada PT Guntur IB 29 sehingga hal ini diharapkan dapat menciptakan kinerja yang baik pada perusahaan. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah: (1) Data primer, yaitu data yang didapatkan langsung dari informan atau subjek penelitian, opini subjek, hasil observasi terhadap suatu perilaku kejadian, dan hasil pengujian (Indriartono dan Supomo, 2009). Data primer dalam penelitian ini berupa hasil wawancara penelitian dan hasil observasi lapangan. (2) Data sekunder, merupakan data atau informasi yyang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian yang bersifat publik, yang terdiri atas: struktur organisasi data kearsipan, dokumen, laporan-laporan serta bukubuku dan lain sebagainya yang berkenaan dengan penelitian ini (Purhantara, 2010:79). Informan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 1. Informan Penelitian NO 1 2 3 4 5 6

STATUS Komisaris Direktur Kepala Penyiaran & Marketing/Iklan Kepala Tata Usaha & Keuangan Direktur Musik Karyawan

Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah purposive sample. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan

JUMLAH 1 1 1 1 1 1

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009:85). Untuk memperoleh data yang valid dan aktual, maka didalam penelitian ini penulis menggunakan metode

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) pengumpulan data seperti studi dokumentasi, teknik wawancara, dan teknik observasi. HASIL DAN PEMBAHASAN PT Guntur IB 29 adalah perusahaan yang bergerak sebagai perusahaan jasa media komunikasi, dimana kegiatan pokoknya adalah memberikan media hiburan dan informasi. Sebagai lembaga penyiaran komersial,perusahaan ini juga menjadi media yang memang didirikan demi memenuhi kebutuhan atas keuntungan ekonomi (komersialisasi) dengan melayani jasa penyiaran. Karena memiliki tujuan komersial, maka khalayak yang hendak dibidik untuk memperluas keuntungan usaha adalah khalayak yang umum, bukan bersifat spesifik seperti lembaga penyiaran komunitas. Untuk menciptakan keuntungan tersebut, lembaga media komersial harus menyesuaikan program acaranya dengan keinginan khalayak pasar komersial. Apabila program acara memiliki banyak pendengar, pemasang iklan atau yang biasa disebut client akan tertarik untuk bekerjasama mempromosikan usahanya melalui PT Guntur IB 29 sehingga usaha client lebih dikenal oleh masyarakat luas. Hal yang perlu diperhatikan sebagai lembaga media komersial adalah rating program acara yang tinggi akan menarik pemasang iklan sehingga dibutuhkan suatu inovasi dan kreativitas dalam mengikuti apa yang sedang menjadi trending topic yang diminati dalam pasar. Adapun visi PT Guntur IB 29 adalah “Memberikan pendidikan, menyuguhkan informasi, dan menyajikan hiburan yang sehat dan bermanfaat bagi masyarakat, sehingga dapat menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Buleleng”. Sedangkan untuk misinya yaitu: Mencerdaskan kehidupan masyarakat Buleleng; Menjaga persatuan, kesatuan, dan harmonisasi masyarakat Buleleng; Menjadi alat komunikasi antar masyarakat dan antara masyarakat dengan pemimpinnya /pemerintahnya. Struktur akuntansi PT Guntur IB 29 berawal dari suatu formulir tertentu untuk

merekam transaksi yang terjadi di perusahaan. Dari hasil observasi dan wawancara, PT Guntur IB telah mencatat transaksinya ke dalam suatu formulir dan bukti transaksi lainnya. Formulir ini berkaitan dengan transaksi kesediaan client untuk memasang iklannya di radio. Setelah dikumpulkan formulir dan bukti transaksi , maka transaksi tersebut langsung posting ke buku besar terkait rekening yang bersangkutan. Setelah proses pencatatan transaksi di dalam buku besar melalui proses posting langkah selanjutnya adalah menyusun neraca saldo. Kemudian tahap selanjutnya yang dilakukan dalam proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas. Sedangkan untuk sistem akuntansi pendukung lain seperti Sistem Akuntansi Kas, dan Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan dilakukan rangkap oleh Kepala Bagian Tata Usaha/Keuangan. Untuk sistem penerimaan kas atas pendapatan Spot iklan, sebelum client memasang iklan yang apabila client belum memiliki Spot iklan, client hendak mengetahui jenis iklan yang tersedia di radio. Apabila telah disepakati jenis iklan yang diinginkan maka client terlebih dahulu harus mengajukan permohonan Spot iklan secara tertulis dalam formulir Spot iklan kepada Kepala Penyiaran. Setelah melakukan pengisian formulir, maka client sudah boleh bertransaksi sesuai jenis tarif iklan yang diinginkan. Untuk pembuatan Spot iklan dilakukan oleh Redaktur Musik yang kemudian diproduksi untuk menghasilkan Spot iklan yang baik. Apabila Redaktur Musik telah selesai memproduksi Spot iklan, Redaktur Musik akan memberikan bukti kwitansi ke client, hal tersebut dilakukan pula oleh Kepala Penyiaran yang memberikan bukti kwitansi ke client, dan arsip untuk perusahaan. Formulir, kwitansi dan pendapatan tarif iklan kemudian disetor ke Kepala Bagian Tata Usaha/Keuangan. Segala transaksi yang terjadi akan dicatat ke jurnal penerimaan kas yang selanjutnya akan di posting ke buku besar. Penerimaan kas atas pendapatan iklan dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu (1)

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) bisa berupa pendapatan Adlibs, dimana Adlibs merupakan jenis iklan dengan durasi waktu paling sedikit, (2) pendapatan atas paket iklan Spot Reguler Time, yaitu jenis tarif iklan dengan durasi waktu sedang (4 Spot + 2 adlibs per hari x 24 hari), dan (3) pendapatan atas paket iklan Spot Prime Time yaitu jenis tarif iklan dengan durasi yang unggul (5 Spot + 2 Adlibs per hari x 24 hari). Bagian Tata Usaha/Keuangan, Kepala Penyiaran, dan Redaktur Musik harus mengetahui jenis tarif iklan tersebut. Untuk sistem pengeluaran kas, perusahaan mencatatnya sesuai dengan bukti transaksi yang ada. Segala transaksi di proses hingga menuju ke laporan keuangan. Kepala Bagian Tata Usaha/Keuangan juga akan membuat rekap daftar jam-jam siar iklan apabila Kepala Penyiaran telah selesai membuat log iklan. Daftar jam siar berupa log iklan dan hasil rekaman on air akan dijadikan bukti bahwa iklan telah dipasang. Log iklan merupakan laporan tayang iklan radio yang akan disampaikan ke client sebagai bentuk bukti siar dalam bentuk manual. Redaktur Musik akan melayani client yang belum memiliki Spot iklan. Apabila telah memiliki Spot iklan dapat menghubungi langsung ke Kepala Penyiaran/Marketing. Untuk sistem penggajian dan pengupahan dilakukan pula oleh Kepala Bagian Tata Usaha/Keuangan dimana pencatatan dilakukan berdasarkan jumlah jam kehadiran pada sebuah buku folio yang tebal setiap harinya, dan daftar absen pada komputer. Pda akhir bulan, daftar jam kerja akan direkapitulasi untuk mengetahui berapa jumlah biaya gaji dan upah yang dikeluarkan perusahaan dengan membuat list gaji dan upah. Kesalahan dan Latar Belakang Kesalahan-Kesalahan dalam Sistem Akuntansi Pada PT Guntur IB 29 Formulir Belum Terotorisasi dengan Baik Penyebab yaitu tidak adanya nomor urut formulir, adanya peluang untuk melakukan kesalahan, dan terkadang tidak Direktur yang menandatangani formulir terebut, namun yang

menandatangani adalah Kepala Penyiaran, hal ini mencerminkan bahwa formulir tersebut belum terotorisasi dengan baik, dan sebagaian sudah ada yang diotorisasi dengan baik. Keliru Catat Transaksi Penyebab yaitu diakibatkan karena posisi akun yang masih keliru, kurangnya ketelitian, sering mengalami kekeliruan, dan Direktur memberikan kepercayaan sepenuhnya ke bagian keuangan. Dari pernyataan tersebut mencerminkan bahwa sistem akuntansi harus benar-benar dicek, teliti, dan harus sesuai pula dengan kebijakan akuntansi berkenaan dengan posisi akun, jumlah, dan tata cara yang sesuai dengan prosedur yang ada. Dengan menjalankan tugas dan fungsi yang sesuai dengan kebijakan akan membantu menghindari kesalahan dalam sistem akuntansi, dan melindungi kekayaan perusahaan berupa aset, pendapatan, dan modal. Apabila PT Guntur IB 29 ini menemukan kondisi seperti itu, maka Direktur akan berupaya membimbing karyawannya dan memperbaiki sistem yang keliru. Untuk menghindari kesalahan yang terjadi, perusahaan memberikan kebijakan yang tegas untuk menghindari kesalahan sistem akuntansi, apalagi jika terindikasi terjadinya kecurangan. Maka dari itu PT Guntur IB 29 memberikan briefing terhadap karyawannya yang sengaja melakukan kesalahan dalam sistem akuntansi, akan ada implikasi atau dampak yang diperoleh. Manajemen Upah Tarif Iklan Kurang Memadai Dari hasil observasi bahwa pendapatan spot iklan tidak dicatat secara rinci karena sudah ada bukti kwitansi yang nantinya dirinci oleh Bagian Tata Usaha/Keuangan. Bagian Redaktur Musik juga memiliki job description di lain bidang sehingga sulit menyelesaikan tugasnya dengan benar, namun harus tepat waktu. Salah Hitung Gaji dan Upah Pencatatan list gaji setiap bulannya ada saja salah catat. Sistem yang digunakan masih menggunakan kalkulator

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) oleh Kepala Bagian Tata Usaha/Keuangan, namun tidak memanfaatkan sistem penjumlahan pada Microsoft Excel. Kesalahan yang terjadi pada gaji dan upah dikarenakan jumlah bendahara hanya satu, namun segala sistem akuntansi dilakukan merangkap. Implikasi Yang Diperoleh Akibat Terjadinya Kesalahan-Kesalahan dalam Sistem Akuntansi Pada PT Guntur IB 29 Sanksi Sosial Kesalahan dalam pencatatan akuntansi akan mempengaruhi profit perusahaan dalam memajukan perusahaannya. Terdapat sanksi sosial yang akan diperoleh apabila melakukan kesalahan sistem. Sanksi sosial tersebut meliputi teguran, sindiran, dikucilkan, ganti rugi, dan pemberhentian kerja (dipecat) apabila melakukan tindak kecurangan. Apabila ada yang melakukan kesalahan akuntansi dengan melakukan tindak kecurangan, maka sanksi sosial ini akan membuat karyawan yang melakukan kesalahan menjadi malu dengan perilakunya. Dalam hal ini kebijakan manajemen sangat diperlukan dalam hal mencegah kesalahan yang terjadi. Kebijakan manajemen dituangkan dalam tanggapan salah satu informan sebagai berikut: “Walaupun kesalahan sedikit, namun kebijakan tegas perlu diterapkan perusahaan kami.” Hal yang sangat dihindari oleh suatu perusahaan adalah fraud. PT Guntur IB 29 telah menyadari bahaya besar akibat fraud, mereka telah melakukan perencanaan sedini mungkin terhadap pencegahan fraud yaitu dengan adanya ganti rugi apabila terdapat skimming (pencurian pendapatan sebelum pencatatan fisik). Jika ada perilaku kecurangan maka teguran atau ganti rugi sudah tidak mempan lagi untuk dilakukan. Tindakan lain bisa berupa surat pemberhentian kerja, yang nantinya dapat menghindari terjadinya kecurangan. Apabila tindakan

kecurangan tersebut tersebar hingga ke sanak keluarga, maka pelaku akan merasa malu dengan tindakan kecurangan yang telah dilakukan. Direktur memiliki kebijakan dari awal terbentuknya perusahaan yaitu apabila terdapat penyimpangan dari karyawan maka akan diberikan Surat Pemberhentian Kerja bagi pelaku. Surat pemberhentian kerja ini berisikan alasan mengapa diberhentikannya karyawan yang melakukan kesalahan. Apabila ada sindikat melakukan tindak kecurangan pada pendapatan iklan, alasan tersebut akan terpapar dalam konten surat tersebut. Penegakkan Hukum Apabila disebabkan oleh kecurangan maka akan berhadapan dengan hukum sehingga memberikan efek jera bagi pelaku. Motivasi Penyiar Menjadi Turun Akibat Kesalahcatatan Gaji Gaji dan upah merupakan bagian dari kompensasi-kompensasi yang paling besar yang diberikan perusahaan sebagai balas jasa kepada karyawannya dan bagi karyawan ini merupakan nilai hak dari prestasi mereka, juga sebagai motivator dalam bekerja. Teori tentang gaji dapat berperan dalam meningkatkan motivasi karyawan untuk bekerja lebih efektif, meningkatkan kinerja, meningkatkan produktifitas dalam perusahaan, serta mengimbangi kekurangan dan keterlibatan komitmen yang menjadi ciri angkatan kerja masa kini. Perusahaan yang tergolong modern, saat ini banyak mengaitkan gaji dengan kinerja. Namun apabila dalam pemberian gaji dan upah tidak sesuai kinerja yang dilakukan, maka akan ada tuntutan bagi karyawan yang tidak sesuai gajinya. Kesalahan dalam pencatatan gaji membuat penyiar menjadi kurang termotivasi dalam melaksanakan tugasnya. Berdasarkan bagan arus dokumen (flowchart) tergambar jelas bahwa sistem akuntansi sudah berjalan dengan terstruktur. Kendati demikian masih ada beberapa kesalahan yang mengganggu

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) sistem akuntansi perusahaan yang transparan. Hal ini diperlukan kebijakan yang baik bagi perusahaan agar perusahaan dapat menghindari kesalahan tersebut. Untuk tarif iklan terkadang tidak menentu akibat panjangnya iklan, maka dari itu perusahaan berusaha mengamankan kekayaannya dengan diperlukannya sistem pengendalian internal. Tanpa sistem pengendalian internal, maka, hal ini akan berdampak pula terhadap stabilitas laba perusahaan Gagalnya penerapan sistem penerimaan kas sangat berdampak terhadap kinerja perusahaan. PT Guntur IB 29 mengharapkan agar kinerja atau mutu karyawan harus sesuai dengan tanggungjawabnya. Karena apabila ada kesalahan sedikit saja, akan mempengaruhii citra karyawan dan mempengaruhi reputasi. Hadiwiryo dalam Wirawan (2012) menyatakan gaji dapat berperan dalam meningkatkan motivasi karyawan untuk bekerja lebih efektif, meningkatkan kinerja, meningkatkan produktiviitas dalam perusahaan, serta mengimbangi kekurangan dan keterlibatan komitmen yang menjadi ciri angkatan kerja masa kini. Sebelum terjadinya implikasi negatif, PT Guntur IB 29 telah menerapkan sistem Upah Minimum Regional untuk meningkatkan kepuasan karyawan dalam bekerja. Kerugian Bagi Perusahaan

Perlunya kesadaran akan pentingnya tindakan anti fraud dengan memberikan pemahaman lebih dalam akan dampak dari fraud, yaitu kerugian. Semakin banyak aset yang dialihkan, dihilangkan, atau digelembungkan menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Hal ini sesuai dengan tanggapan Direktur mengenai dampak yang timbul akibat kecurangan adalah sebagai berikut. “Kerugian perusahaan bisa terjadi, makanya perlu sistem yang tegas untuk menghindari kesalahan akuntansi”.

Disatu sisi pelaku Fraud mengambil keuntungan untuk dirinya dan disisi lain ia merugikan. Merugikan dalam arti menghancurkan reputasi organisasi, menimbulkan kerugian organisasi, menyebabkan kerugian keuangan negara, berdampak pada rusaknya moril karyawan, serta dampak-dampak lain yang menyebabkan timbulnya kerugian akibat Fraud. Dampak kerugian yang timbul akibat kesalahan-kesalahan pada sistem akuntansi harus dihindari dengan melakukan sistem pengendalian intern yang memadai oleh PT Guntur IB 29, hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan kerugian pada PT Guntur IB 29. Cara Mengatasi Kesalahan-Kesalahan dalam Sistem Akuntansi Pada PT Guntur IB 29 Struktur Organisasi sesuai Prosedur PRSSNI Meskipun ada beberapa sedikit kekeliruan dalam sistem akuntansi, namun PT Guntur IB 29 telah menerapkan sistem pengendalian intern dalam melindungi perusahaanya, seperti struktur organisasi yang sesuai dengan prosedur dari PRSSNI atau Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia, dimana senantiasa menjaga standar professional dalam industri penyiaran yang dapat memberikan pengabdian yang lebih baik kepada berbagai lapisan khalayak. Dengan struktur organisasi ini dapat membantu memisahkan tanggung jawab berdasarkan kebutuhan perusahaan, hal ini dilakukan untuk menghindari perangkapan tugas. Menurut Mulyadi, (2010) bahwa perangkapan fungsi akan membuka kemungkinan terjadinya pencatatan transaksi yang sebenarnya tidak terjadi, sehingga data akuntansi yang dihasilkan tidak dapat dipercaya kebenarannya, dan sebagai akibatnya organisasi tidak terjamin keamanannya. Standard Operational Procedures PT Guntur IB 29 Alasan bagi suatu perusahaan untuk menerapkan sistem pengendalian internal adalah untuk membantu manajemen dengan tujuan tercapainya mekanisme

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) kerja yang lebih efisien dan efektif. PT Guntur IB 29 telah menenerapkan Standard Operational Procedures bagi semua karyawan sebagai salah satu bentuk sistem pengendalian intern perusahaan. Karena yang rawan terjadi kesalahan adalah pada pendapatan dan biaya, maka pihak manajemen akan menelusuri formulir atau bukti-bukti transaksi lainnya yang sekaligus sebagai aturan tertulis dalam sistem akuntansi seperti pencatatan Spot iklan. Adanya aturan tertulis berupa formulir spot iklan yang dicocokan dengan pencatatan namanama client disertai tanggal transaksi. Apabila terdapat client yang dikenal oleh Komisaris atau Direktur yang mengatakan bahwa client tersebut pernah memasang iklan disini tetapi pihak manajemen tidak mengetahuinya di bagian buku besar yang terotorisasi melalui formulir tersebut maka perlunya tindakan yang tegas yang mengarah ke tindak pidana, karena kesalahan tersebut merupakan tindak skimming yang merugikan perusahaan. Audit intern biasanya yang melakukan adalah pihak Direktur. Pihak manajemen memiliki alternatif lain apabila tidak dapat melakukan kontrol di tempat usaha yaitu dengan bantuan streaming. Streaming membantu Direktur mengungkap curangnya Bagian Keuangan karena dapat mendengar client pemasang iklan, berapa nomor teleponnya, kemudian mempertanyakan langsung ke Kepala Penyiaran apakah ada nama client tersebut di dalam list client. Sedangkan menurut Komisaris berharap agar Kepala Tata Usaha/Keuangan lebih menguasai sistem akuntansi yang baik tanpa adanya kekeliruan atau kurang teliti. Bagian Tata Usaha/Keuangan diharapkan agar mengaplikasikan rumus-rumus pada Microsoft Excel dan mengetahui bagaimana cara membuat rumus apabila rumus tersebut hilang. Otorisasi Formulir Spot Iklan, Bukti Transaksi, dan Laporan Keuangan Albrecht, (2015:364) menyatakan bahwa “tanpa sistem akuntansi yang baik, membedakan antara kecurangan yang sebenarnya terjadi dan kesalahan tidak sengaja sering kali menjadi sulit”. Sistem

akuntansi yang baik harus memastikan bahwa transaksi yang dicatat telah valid, diotorisasi dengan tepat, lengkap, diklasifikasi dengan sesuai, dilaporkan dalam periode yang sesuai, dinilai secara tepat, dan diringkas dengan benar. Berdasarkan sistem pengendalian internal dalam PT Guntur IB 29, maka Bagian Tata Usaha/keuangan diharuskan: (1) Menyetorkan formulir Spot iklan disertai dengan daftar jam tayang (log iklan client) sebagai bukti jumlah penayangan iklan. (2) Menyetorkan kas ke bank dengan sesegera mungkin apabila dalam jumlah besar dan menyetorkan bukti transfer ke bank, dan (3) Wajib rekapitulasi kwitansi berita kehilangan setiap bulannya dan dicocokkan dengan jumlah kas yang ada. Apabila terjadi perbedaan, maka Direktur berhak meminta ganti rugi. Segala jenis pendapatan atas tarif iklan akan diotorisasi bersamaan dengan segala dokumen-dokumen yang terkait dalam pendapatan iklan setiap bulannya seperti formulir spot iklan. Kepala Penyiaran wajib melingkari brosur tarif iklan, ditumpuk menjadi satu dengan formulir Spot iklan dan jumlah jam siaran. Setelah ditumpuk dijadikan satu, maka Bagian Tata Usaha/Keuangan wajib mencatat ke jurnal penerimaan kas. Penerimaan kas yang diperoleh dari Kepala Penyiaran, Redaktur Musik dan Bagian Tata Usaha/Keuangan akan dicek kebenarannya oleh Direktur untuk menghindari terjadinya kesalahan. Tidak diperkenankan Bagian Tata Usaha/Keuangan ikut melakukan transaksi langsung terhadap client. Apabila ditemukan terjadi salah catat, Direktur membantu membenarkan posisi akun yang salah, hingga akhirnya memperoleh keadaan seimbang. Formulir, bukti transaksi, dan laporan keuangan akan ditandatangani oleh Direktur apabila sudah sesuai prosedur yang benar. Untuk menghindari terjadinya kehilangan data, pencurian data, manipulasi data dari pihak yang tidak berkepentingan, komputer pada bagian keuangan dan komputer pada bagian marketing disisipkan kata sandi oleh Direktur untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017)

Sistem Pengendalian Internal Gaji Dan Upah dengan 2 Metode Daftar Jam Kerja serta Rekapitulasi List Gaji Perusahaan harus memahami elemen biaya tenaga kerja karena hal ini sangat berguna untuk efisiensi perusahaan, sehingga perusahaan mengimbangi antara jumlah tenaga kerja dengan pendapatan iklan yang diperoleh yang nantinya mampu menghindari terjadinya kerugian bagi perusahaan. PT Guntur IB 29 menerapkan sistem penggajian dan pengupahan dengan 2 metode daftar jam kerja, yaitu pencatatan dilakukan berdasarkan jumlah jam kehadiran pada sebuah buku folio yang tebal setiap harinya, dan daftar absen pada komputer. Format kartu jam kerja sama antara sistem manual dengan komputerisasi. Kartu jam kerja ini hanya diisi oleh penyiar atau reporter. Untuk sistem gaji dan upah pada karyawan lainnya dicairkan sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR). Untuk menghitung besar gaji seorang penyiar atau reporter perlu diketahui berapa besar tarif upah karyawan perjam, upah per jam penyiar/reporter adalah Rp 10.000. untuk menghindari terjadinya kesalahan catat maka dibuatkan rekapitulasi daftar gaji dan upah seluruh karyawan pada akhir bulan. Rekapitulasi daftar gaji tersebut akan dicetak ganda, satu untuk arsip perusahaan dan yang satu akan dipotongpotong sebagai bentuk list gaji yang akan diberikan ke karyawan. List gaji tersebut akan disertakan pada jumlah gaji di sebuah amplop. Apabila terjadi salah catat pada list gaji, karyawan bisa membuktikan kebenarannya dengan menyetor daftar jam kerja yang manual. Daftar kerja yang manual lebih efektif digunakan untuk menghindari manipulasi jam kerja oleh karyawan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai kesalahan-kesalahan dalam sistem akuntansi pada PT Guntur IB 29, maka beberapa simpulan yang dapat menjawab

permasalahan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: Beberapa penyebab kesalahankesalahan yang terjadi dalam sistem akuntansi yaitu (1) Formulir belum terotorisasi dengan baik; (2) Masih ada Kekeliruan dalam Mencatat Transaksi; (3) Manajemen upah tarif iklan kurang memadai; dan (4) Salah hitung gaji dan upah yang tidak memanfaatkan rumus pada Microsoft Excel. Implikasi yang diperoleh akibat terjadinya kesalahankesalahan dalam sistem akuntansi meliputi (1) Sanksi Sosial berupa Teguran, sindiran, dikucilkan, ganti rugi dan pemberhentian kerja (dipecat); (2) Penegakkan hukum menghindari tindak kecurangan, (3) Motivasi penyiar menjadi turun akibat kesalahcatatan gaji, dan (4) Kerugian bagi perusahaan. Cara mengatasi kesalahan-kesalahan dalam sistem akuntansi yaitu: (1) menerapkan struktur organisasi yang sesuai dengan prosedur dari PRSSNI atau Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia; (2) Standard Operational Procedures PT Guntur IB 29; (3) Otorisasi formulir spot iklan, Bukti transaksi, dan laporan keuangan; dan (4) Sistem pengendalian internal gaji dan upah dengan 2 metode daftar jam kerja serta rekapitulasi list gaji. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti memiliki beberapa saran diantaranya (1) Bagi pihak perusahaan khususnya kepada Komisaris ataupun Direktur diharapkan untuk lebih memperhatikan dan mengawasi kinerja karyawan agar mentaati kebijakan perusahaan, serta melaksanakan seleksi ketat calon karyawan; (2) Bagi karyawan diharapkan mampu bertanggungjawab penuh terhadap perusahaan dengan mentaati kebijakan perusahaan sehingga meningkatkan tujuan perusahaan; dan (3) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan meneliti pada ruang lingkup yang lebih luas atau lebih dari satu perusahaan, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisir pada tempat dan situasi yang berbeda.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017) DAFTAR PUSTAKA Albrecht, 2015. Forensic Accounting, Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat Brandon. 2013. Whistle Blower. Diakses di http://www.scribd. com/doc/123318 539/ Whistle-Blower. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2016 Bungin, Burhan. 2005. Analisis Data Penelitian Kualitatif Edisi I. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Dewi, 2014. Analisis Sistem Pengendalian Intern terhadap Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan pada Hotel “The Damai”. Singaraja; Jurusan Akuntansi Program S1 Vol. 2 No 1 Tahun 2014 Fakhri,M.Husein.2004.Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN Financial Accounting Standard Board (FASB) Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) Concept No.6, 1985. Elements of Financial Statements of Business Enterprises. Norwalk. Fitriyani, Rika, 2012. “Pengaruh Kemampuan Auditor terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit Investigasi dalam Pembuktian Kecurangan (Studi Kasus pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Jawa Barat)”. Universitas Pasundan, Bandung,Skripsi Frasilia, Ni Putu Mas Agustin. 2015. Menelaah Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Fraud pada PT. BPR Kapak Basak Pursada Cabang Singaraja. Jurnal Ilmiah Akuntansi S1. Vol 3, No 1 tahun 2015 Holiwood, dkk. 2006. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 9,Yogyakarta: ANDI

Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta Ugrin et., al. 2014.Examining the Effects of Motive and Potential Detection on the Anticipation of Consequences for Financial Statement Fraud. Journal of Forensic & Investigative Accounting Vol. 6, Issue 1, January – June 2014 Wirawan, Kadek Hari. 2012. Prosedur Penggajian dan Pemberian Kredit pada PT. BPR Kapak Basak Pursada Cabang Singaraja. Tugas Akhir (tidak diterbitkan). Singaraja: Jurusan Akuntansi D3. FEB Universitas Pendidikan Ganesha