Dodot Sapto Adi, Jurnalisme Publik & Jurnalisme Warga Serta Perannya dalam Meningkatkan Partisipasi Warga dalam Proses Demokrasi
JURNALISME PUBLIK & JURNALISME WARGA SERTA PERANNYA DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI WARGA DALAM PROSES DEMOKRASI Dodot Sapto Adi
[email protected] Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Merdeka Malang
Abstrak Sebagai lembaga sosial dan penyanggah demokrasi keempat, media berfungsi untuk mengontrol perilaku kekuasaan politik penguasa dan kuasa ekonomi pengusaha. Namun sebagai lembaga ekonomi, media juga dikelola untuk melayani kepentingan ekonomi politiknya sendiri. Media tidak dikelola dalam ruang hampa; media dijalankan dengan dorongan dan motivasi untuk melayani kepentingan ekonomi dan politiknya sendiri agar tetap bertahan hidup. Isi media dan realitas media, makanya bukan merupakan pantulan jujur dari realitas sosial tapi adalah konstruksi dan bentukan dari para pekerja media. Konten pemberitaan media, makanya, seakan terpisah jauh dari kepentingan masyarakat. Kepentingan publik belum menjadi arus utama dalam rutinitas kerja redaksi. Kinerja pers seperti ini telah menimbulkan sinisme masyarakat terhadap kehidupan publik. Jurnalisme publik/civic, makanya menjadi keniscayaan sejarah bagi pekerja pers untuk mengembalikan fungsi pers sebagai pilar demokrasi keempat. Lewat model jurnalisme ini diharapkan sikap apatis masyarakat dapat diganti dengan partisipasi penuh mereka dalam kehidupan warga. Ditambah dengan jurnalisme warga, partisipasi warga dalam mempengaruhi kebijikan publik akan semakin marak. Artikel konseptual ini berupaya untuk menjelaskan esensi jurnalisme publik beserta latar belakang yang mendorong kelahirannya. Model jurnalisme ini semakin bertampah daya dorongnya dengan munculnya jurnalisme warga. Tulisan ini menyimpulkan bahwa kedua model jurnalisme penting untuk memelihara proses demokratisasi nasional. Kata Kunci : Jurnalisme Publik, Jurnalisme Civic, Jurnalisme warga, pillar keempat demokrasi
Abstract National press ideally should become a fourth pillar of democracy by means of controlling state actors and private sector effectively. This ideal practically never materializes since press it is an economic entity operating to serve its economic and political interests. As such, it never works in vacuum. It conducts its journalistic work to meet its vested-interest in order to survive. This was done unfortunately at the expenses of sacrificing its duties to serve public interest as its top priority. It is not surprising to see that issues covered are detached from the interest of the public. What being reported and disseminated in the press are consistent with the people‟s advantage. This calls for public or civic journalism to reconnect the society with both government and news media. By doing so, press would able to accelerate people‟ participation and involve them at decision proses making which affect their life. Citizen journalism which come into being as the result of information and communication technology advancement have people‟s involvement at public life even stronger. This article tries to explicate the essence of public or civic journalism along with its brief historical account.
342
JURNAL NOMOSLECA Volume 2, Nomor 1, April 2016
Combined with citizen journalism, public journalism could pave the way for people‟s political participation within public life. Key Word; Public Journalism, Civic Journalism, Citizen Journalism, Press, Fourth Pillar of Democracy
Surabaya) tahun 2001 dan Ronny H
Pendahuluan Wartawan sering terjebak dalam pada bad news is good news syndrome. Berita cenderung bersifat dari atas ke bawah berbagai
(top-down)
dengan
mengutip
berbagai
pernyataan
pejabat
pemerintah atau swasta. Jadi, agenda
Mustamu tahun 2002. Ronny menemukan bahwa dari empat media cetak lokal yang dikaji ; Surya, Kompas, Jawapos, dan Surabaya Post ternyata tidak ada satu mediapun yang agenda media mereka sama dengan agenda publik.
setting media lebih bersifat elitis alias
Disamping itu, para jurnalis telah
dibuat oleh segelintir orang kuat. Tidak
kehilangan sense of humanazing yang
ada
memandu
ruang
yang
cukup
bagi
warga
mereka
saat
melaksanakan
masyarakat untuk menjadi nara sumber
kegiatan jurnalistik. Perasaan ini sebagai
dan
mereka
penjabaran dari layanan publik (public
sendiri. Mereka tidak diberi kesempatan
service) seharusnya mampu mendorong
untuk
mereka
mereka untuk menempatkan kepentingan
sendiri, tetapi mereka selalu ‗disuapi‘ dan
publik sebagai prioritas utama kegiatan
dicekoki‘ jalan keluar oleh
jurnalistik
mengemukakan
menyampaikan
agenda
solusi
pihak lain
mereka.
Hal
ini
bisa
yang mungkin saja belum sesuai dengan
diwujudkan dengan sajian media yang
kondisi mereka. Wartawan seperti terpisah
mampu merangsang masyarakat untuk
dari realitas warga masyarakat yang
peduli,
dikonstruksi dalam media. Tidak heran,
menyelesaikan masalah publik mereka
kalau agenda media selalu berbeda dengan
sendiri. Media berkewajiban membuat
agenda publik. Apa yang diinginkan warga
masyarakat lebih proaktif dan media
masyarakat tidak mampu diakomodir oleh
berfungsi sebagai katalisator.
pengelola media. Sebaliknya, media lebih
inilah yang mendorong lahirnya konsep
senang ‘bermain-main‘ dengan agenda dan
jurnalisme publik. Keadaan seperti ini pula
kepentingan sempit mereka sendiri. Ini
yang mendesak segera dilaksanakannya
diperkuat dengan temuan penelitian oleh
konsep jurnalisme publik. Singkat kata,
Lembaga Konsumen Media (Media Watch
berita yang dibuat wartawan menjadi
343
lantas
terlibat
aktif
dalam
Setting
Dodot Sapto Adi, Jurnalisme Publik & Jurnalisme Warga Serta Perannya dalam Meningkatkan Partisipasi Warga dalam Proses Demokrasi
sangat elitis dengan menggunakan nara
perangkat atau instrumen pendukung yang
sumber elit pula dan sebagai akibatnya
digunakan. Akan tetapi, juga menyangkut
menggunakan perspektif elit yang sangat
aspek-aspek lain yang lebih luas, seperti
berbeda
praktik jurnalistik, sistem nilai dalam
jauh
dengan
aspirasi
dan
kepentingan publik yang menjadi khalayak
jurnalistik,
media. Nah, nilai penting jurnalisme
jurnalistik, hingga konsep-konsep dasar
publik ini kian mendapatkan momentum
jurnalistik.
dengan hadirnya jurnalism warga akibat
dibawa oleh gelombang citizen journalism.
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi. Menurut Minha Kim (2012 : 57)
nilai
semakin
penting
jurnalisme
publik
berlipat
ganda
dengan
pemanfaatan
teknologi
komunikasi
informasi yang kian interaktif. Memasuki
dan
Perubahan
sistem
itu
juga
bisnis
yang
Kini setiap pengguna internet dapat membuat media mereka sendiri secara gratis.
Kehadiran
komunitas
blog
merupakan revolusi komunikasi. Kegiatan pemberitaan telah beralih dari wartawan profesional kepada orang biasa sehingga
abad
pertumbuhan teknologi
pola
ke-21,
memungkinkan
berlangsungnya
informasi dan
pertukaran pandangan yang lebih spontan,
komunikasi berkembang pesat. Internet
lebih interaktif serta lebih luas dari media
menjadi
konvensional. Dalam citizen journalism,
lokomotif
dari
transformasi
peradaban masa kini. Jurnalistik pun
masyarakat
mendapatkan
subjek berita. Mereka dapat menjadi
tantangan
terbesarnya
menjadi
sekaligus
terutama sejak tahun 2000 dan memuncak
penulis
pada dua tahun terakhir seiring pesatnya
mempublikasikannya.
kemajuan dunia cyber. Tantangan itu
menempatkan setiap manusia menjadi
berwujud sebuah konsep dan praktik yang
subyek aktif dalam kehidupan sosial.
disebut citizen journalism. Situasi berubah
Inilah era yang memungkinkan potensi
dan menuntut adaptasi bagi apa dan siapa
setiap orang yang berasal dari golongan
saja yang ingin tetap bertahan hidup.
biasa-biasa saja bisa memiliki andil luar
Transformasi
ranah
biasa bagi orang lain. Meskipun, satu sama
jurnalistik juga terjadi dalam rangka
lain tidak saling mengenal secara fisik.
mempertahankan
hidupnya.
Tidak heran jika majalah TIME edisi 25
Transformasi tersebut tidak hanya terkait
Desember 2006 lalu menutup edisi tahun
seputar
tersebut dengan emilih ―Person of The
yang
perubahan
terjadi
daya
dan
di
penyesuaian
dan
obyek
sekaligus Inilah
yang
344
JURNAL NOMOSLECA Volume 2, Nomor 1, April 2016
Year 2006‖ adalah Anda. Ya, Anda.
Pertanyaannya kemudian adalah sejauh
Siapapun orang di muka bumi yang pernah
mana aktivitas dan interaksi kita dalam
berinteraksi dalam dunia maya. TIME
jaringan citizen journalism tersebut—atau
mencatat bahwa tahun 2006 adalah tahun
paling tidak sekadar sebagai pengguna
penanda peradaban masyarakat informasi.
pasif—memiliki
Tidak hanya di AS, tetapi di belahan bumi
lingkungan hidup kita sehari-hari, baik
manapun dari Inggris di Eropa, Korea
secara sosial, ekonomi, politik, maupun
Selatan di Asia, hingga Maroko di Afrika.
budaya. Ternyata, berita dalam dunia yang
Situsweb
journalism
sarat informasi seperti sekarang ini dapat
bertajuk OhMyNews (ohmynews.com atau
tampil dalam banyak sisi, tidak hanya satu
english.
Korea
muka karena siapa saja dapat mengartikan
Selatan menjadi contoh kekuatan baru di
dan menginterpretasikan peristiwa dalam
era informasi saat ini.
ruang dialog bersama yang berprinsip
berbasis
citizen
ohmynews.com)
dari
Nah, untuk Indonesia, komunitas blog masih sangat terbatas hanya pada kalangan
tertentu
halamansatu.net
saja.
baru
Seperti
mempunyai
59
manfaat
sosial
bagi
citizen journalism. Fenomena ini telah diadopsi oleh Metro TV lewat tayangan vidio amatir yang ditayangkan oleh stasiun tersebut
penyumbang berita. Situs Wikimu.com
setiap hari Jum‘at
malam sekitar pukul
baru didukung oleh 100an penyumbang
19:00. Tidak hanya menayangkan, Metro
berita. Hal ini berbeda dengan Ohmy.news
juga melakukan wawancara lewat telpon
milik Oh Yeon-ho, warga Korea Selatan
dengan sang pencipta tayangan berita
yang memiliki 42 ribu kontributor berita
tersebut. Namun mulai akhir April tahun
dengan 200 artikel setiap harinya. Ohmy.
2008, acara tersebut disajikan dalam
News yang berslogan ‖Every Citizen is
program khusus bertajuk ‖I witness‖ yang
Reporter‖ dikunjungi 700 ribu orang setiap
ditayangkan
hari. Meski demikian, hal ini mengundang
Kemudian beraubah menjadi Wideshot.
permasalahan besar terkait dengan etika
Net TV kemudian juga mengikuti langkah
penulisan dan kode etik jurnalistik. Sebab
ini lewat program citizen journalist yang
semua orang tanpa pengetahuan dan
memberikan kepada hasil liputan mereka
ketrampilan
setiap
Jum‘at
malam.
dalam
bidang
jurnalistik
untuk ditayangkan dalam program NetCj.
menyajikan
karya
jurnalistik
Geliat jurnalisme warga dilakukan oleh
mereka serta mempublikasikannya sendiri.
media cetak lokal Jawa Timur, yakni
dalam
345
Dodot Sapto Adi, Jurnalisme Publik & Jurnalisme Warga Serta Perannya dalam Meningkatkan Partisipasi Warga dalam Proses Demokrasi
Harian Surya yang memberikan ruang satu
bahwa semua penyelenggaraan layanan
halaman
publik
untuk
masyarakat
agar
terlaksana
demi
kepentingan
mengisinya dengan liputan berita artikel.
masyarakat bersama. Mereka menganggap
Bahkan pihak redaksi Surya tidak pernah
keberadaan ruang berekspresi di media
menyunting tulisan yang dikirim. Yang
tersebut sebagai sarana untuk memperluas
menarik adalah bahwa foto penulis beserta
kepedulian serta mengajak warga lain
gambar peristiwa yang diliput juga ikut
untuk
ditayangkan di media tersebut beserta
menyelenggarakan
nama lengkap dan alamat domisili dan
Mereka
email address. Satu rubrik bertajuk Warteg
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
ini terbit setiap hari kecuali hari Minggu.
bernegara ini tidak akan dapat lancar tanpa
Nah untuk media radio, Suara Surabaya
keikutsertaan mereka dalam menuntut dan
FM telah lama melakukan karena radio
mendesak
semenjak awal telah mendeklarasikan
penyelenggara negara dalam menyediakan
dirinya sebagai radio berita semenjak
berbagai layanan publik. Kewargaan aktif
didirikan pada awal tahun 19800an. Pada
ini disulut dan dipicu oleh adanya ruang
acara siaran Kelana Kota yang memuat
bereskpresi
berita tentang kesibukan berlalu lintas di
tersebut. Dengan ruang publik yang telah
kota Metropolitan Surabaya dan layanan
disediakan
tersebut
publik,
kepentingan
mereka
pendengar
dapat
langsung
ikut
berpartisipasi
dalam
kehidupan bersama.
yakin
bahwa
bahwa
akuntabilitas
yang
para
disediakan
media
aspirasi akan
dan
semakian
menyampaikan berita sekitar lalu lintas
digaungkan. Dengan demikian identitas
dan beberapa layanan publik
yang
sebagai warga negara yang memiliki hak-
dianggap tidak sesuai dengan kepentingan
hak dan tanggungjawab menjadi perasaan
rakyat.
kolektif sebagai dasar untuk mendesakkan Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa para warga masyarakat amatir yang terlibat dalam proses pemberitaan baik di Metro TV, radio Suara Surabaya FM dan Harian Surya merupakan sekolompok warga yang peduli kepada lingkungan sekitar, bertanggungjawab terhadap diri sendiri dan orang lain serta ingin melihat
kepentingan
bersama
kepada
para
penyedia layanan publik. Singkat kata, media
massa
telah
ikut
membantu
menumbuhkembangkan identitas kolektif kewargaan mendorong
aktif
sehingga
mereka
untuk
mampu selalu
berpartisipasi secara aktif dalam proses pembuatan keputusan publik.
346
JURNAL NOMOSLECA Volume 2, Nomor 1, April 2016
mereka bisa hidup merdeka dan mengatur
Pembahasan
diri mereka. Agar tugas mulia ini bisa
Media dan Demokrasi Lokus terletak
fungsi pada
dilakukan
demokratisasi
sejauhmana
pers
wartawan,
Bill
Kovach
pers
menyarankan sembilan hal yang mesti
telah
dipegang
teguh
dalam
melaksanakan
mampu menjadi sebuah ruang publik
kegiatan jurnalistik mereka. Sembilan hal
(public sphere) ; sebuah ruang yang
tersebut adalah:
terbebas dari dominasi politik penguasa dan kepentingan ekonomi pengusaha yang memungkinkan
terjadi
mempengarahi
(1999;20-21)
lembaga
merupakan
komunikasi
masyarakat
yang
(2) Loyalitas pertama jurnalisme adalah
kehidupan
masyarakat. Ruang ini menurut Brian Mc Nair
pada kebenaran;
perbincangan
publik yang rasional tentang isu-isu publik yang
(1) Kewajiban pertama jurnalisme adalah
esensi
memenuhi hak mengetahui warga; (3) Intisari jurnalisme adalah disiplin dalam verifikasi;
substansial memungkinkan
disebarluaskannya fakta dan pendapat. Di ruang yang terdiri dari stok pengetahuan publik ini dapat dibangun dasar tindakan
(4)
Para
wartawan
harus
menjaga
independensi terhadap sumber berita; (5) Jurnalisme harus berfungsi sebagai pemantau kekuasaan;
politik kolektif masyarakat. Pada ruang ini 20)
(6) Jurnalisme harus menyediakan forum
dimungkinkan dibentuknya sebuah ruang
publik untuk kritik maupun dukungan
sosial
warga.
pula,
menurut
untuk
Croteau
terjadinya
(2001:
perbincangan
publik secara bebas tanpa pembatasan. Sebagai ruang publik masyarakat, maka jurnalisme
hadir
untuk
warga
sebab
hal-hal penting menarik dan relevan
membangun
kewargaan (citizenship); untuk memenuhi hak-hak
(7) Jurnalisme harus berupaya membuat
jutaan
orang
terberdayakan oleh arus informasi bebas. Lebih lanjut , Bill Kovach dan Tom
(8) Jurnalisme harus menjaga agar berita komprehensif dan proporsional; (9) Para praktisinya harus diperbolehkan mengikuti nurani mereka;
Rosenstiel (2004:6 ) menyatakan bahwa tugas utama wartawan yakni menyediakan informasi yang dibutuhkan warga agar 347
Dengan
nada
sama,
Mc
Nair
menyatakan demokrasi mengasumsikan
Dodot Sapto Adi, Jurnalisme Publik & Jurnalisme Warga Serta Perannya dalam Meningkatkan Partisipasi Warga dalam Proses Demokrasi
adanya sebuah sistem yang terbuka yang
menyebarluaskan
memungkinkan
tersebut.
warga
untuk
opini
publik
berpartisipasi. Untuk itu mereka harus
d. Mengaplikasikan fungsi sebagai
diberikan akses yang memadai terhadap
anjing penjaga (watchdog role)
media
yang
dengan mempublikasikan kinerja
advokasi.
lembaga politik dan pemerintah
dan
jaringan
memungkinkan
informasi
terjadinya
Demokrasi juga mengasumsikan khalayak
dengan
dididik dan diberi pengetahuan yang cukup
terhadap
sehingga
membuat
dilakukan. Opini publik hanya akan
keputusan rasional dan secara efektif
bermakna dalam realitas politik
menggunakan
yang
ketika perilaku para penyelenggara
tersebarluaskan dalam ruang publik. Lebih
kekuasaan diungkap kepada publik
lanjut Mc Nair mengajukan beberapa
sehingga publik dapat menuntut
persyaratan yang harus dipenuhi media
pertanggungjawaban.
mereka
dapat
informasi
demi memperlancara proses demokratisasi. Hal tersebut adalah ;
melakukan
investigasi
penyimpangan
yang
e. Berfungsi sebagai saluran untuk advokasi pendapat politik tertentu.
a. memberikan
informasi
kepada
masyarakat tentang peristiwa yang terjadi di sekitar mereka.
Dengan demikian, dapat disampaikan bahwa media sebagai wahana demokrasi,
b. Mendidik warga tentang arti dan
dengan demikian, media tak ubahnya
nilai penting dari fakta lewat tetap
sebuah kendaraan untuk melanggengkan
menjaga
peristiwa
kepentingan bisnis media dan sarana
yang diliput sebagai konsekwensi
menangguk keuntungan belaka. Idealisme
dari
yang
pers nasional sebagai tiang penyanggah
kemandirian
demokrasi keempat (the fourth pillar of
profesional dari isu yang sedang
democracy) makanya akan sulit terwujud
diangkat.
dalam setting media yang tunduk pada
objektivitas
fungsi
pendidik
meniscayakan
c. Menyediakan sebuah platform bagi
rezim pasar. Kepentingan publik pada
terlaksananya sebuah perbincangan
informasi yang akurat, objektif, netral dan
publik
berimbang
tentang
mempermudah pendapat
politik, terbentuknya
umum
serta
yang
bertujuan
untuk
mencerdaskan dan mencerahkan warga negara (citizen) lenyap begitu saja ditelan 348
JURNAL NOMOSLECA Volume 2, Nomor 1, April 2016
hingar-bingar
raksasa
ukuran keberhasilan media semata-mata
kapitalis media. Demikian juga dengan
adalah profit, bukan serving the public
fungsi kontrol sosial pers yang bermuara
interest.
pada
mesin-mesin
pengawasan
terhadap
penguasa
politik dan pengusaha ekonomi akan kian
Ekonomi Politik Media Media
melemah digerus oleh menguatnya daya
tidak
beroperasi
dalam
dorong memenuhi ekonomi politik media
ruang hampa; tapi dikendalikan kinerjanya
kapitalis. Dengan kata lain, liberalisasi
berdasarkan
media akan mengubah karakter jurnalistik
tertentu. Motif ekonomi media mewujud
dan
kepada
dalam dorongan untuk membuat program
kepentingan pasar. Kinerja media, menurut
siaran demi meraup keuntungan sudah
Croteau (2001: 20) akan semakin menjauh
sedemikian menguat dan marak dalam
dari melayani dan memenuhi kepentingan
televisi nasional. Fungsi ekonomi media
publik sebab semua operasional media
lebih
tidak dikelola sebagai sebagai ruang publik
mendidik dan mencerdaskan pemirsa yang
(public sphere) ; sebuah ruang sosial yang
merupakan tanggungjawab etis dan hukum
memungkinkan
jagat pertelevisian nasional. Kekuatan
substansi
isi
media
terjadinya
perdebatan
motif
ekonomi
dikedepankan
politik
daripada
fungsi
publik. Menurut Croteau (2001: 37), media
liberalisasi pasar industri media penyiaran
massa sekarang menempatkan public atau
terutama yang mulai menggejali akhir-
audience semata-mata sebagai consumer
akhir ini justru akan mengancam kualitas
bukan warga negara (citizens). Tujuan
kebebasan
utama media adalah genarate profits for
beberapa dinikmati pers nasional serta
owners
menghambat proses demokratisasi yang
and
stockholders.
Kemudian
pers
nasional
yang
baru
enjoy
sedang berjalan yang mengharuskan media
themselves, view ads, and buy product.
sebagai wahana informasi, pendidikan dan
Karena itu apa yang dianggap menarik
pemberdayaan
bagi publik oleh media, adalah apapun
sebagai
yang populer di masyarakat. Dengan
pencerdasan masyarakat, televisi swasta
demikian
nasional justru berbalik menjadi alat
mendorong
khalayak
tujuan
ideal
untuk
media
untuk
masyarakat.
sarana
promote active citizenship via information,
komersialisasi
education
integration,
menyebarluaskan
gelombang
kekerasan,
tenggelam
and
social dengan
komersialisasi dan liberalisasi. Jadinya 349
dan
Alih-alih
pendidikan
provokasi budaya
eksploitasi
dan
dengan
konsumtif,
erotisme,
serta
mistik yang menumpulkan logika. Hal ini
Dodot Sapto Adi, Jurnalisme Publik & Jurnalisme Warga Serta Perannya dalam Meningkatkan Partisipasi Warga dalam Proses Demokrasi
diperkuat
oleh
Jajak
Pendapat
yang
mereka untuk menonton acara apa saja
dilakukan Kompas (25-08-03) bertajuk
meski
“Jajak Pendapat Kompas: Menenggak
dikonsumsi oleh anak mereka.
Mimpi
dan
Televisi”,
Kekerasan
Dari
Sajian
menyimpulkan bahwa 77
persen responden membenarkan bahwa televisi saat ini cenderung mementingkan aspek
komersial.
Dengan
dalih
meningkatkan rating acara, televisi swasta berlomba-lomba untuk membuat acara ‘seragam‘ dengan sedikit modifikasi demi menyedot
perhatian
untuk
‘menyenangkan‘ pemirsa yang seringkali mengabaikan
idealisme
dan
dampak
negatif terhadap penonton. Terbukti seperti dalam survei AC Neilson periode 10-16 Agustus 2003 yang menunjukkan bahwa acara-acara hiburan yang menawarkan cerita-cerita fiktif seperti gaya hidup mewah,
kesaktian serta cerita komedia
menduduki peringkat atas. Fenomena yang sama juga terjadi pada tayangan berita kriminal
yang
mengumbar
tontonan
kekerasan di ruang keluarga. Ini tidak berbeda
dengan
talkshow
yang
pornografi.
acara
hiburan
atau
berbau
erotisme
dan
Kendati
telah
terbiasa
menyaksikan tayangan kekerasan televisi, responden
menyatakan
kekhawatiran
mereka terhadap dampak negatif dari tayangan tersebut. Hal ini kemudian diperburuk dengan 42 persen responden menyatakan
membebaskan
anak-anak
program
siaran tidak layak
Hal tersebut menjelaskan bahwa media massa bukan hanya merupakan tempat lalu lalangnya pesan antara unsurunsur sosial dalam suatu masyarakat, tapi juga
menjadi
alat
penundukan
dan
pemaksaan konsensus oleh kelompok yang secara politik dan ekonomi dominan. Lewat pola-pola kepemilikan dan produkproduk yang disajikan, media adalah perangkat ideologis yang melanggengkan dominasi kelas pemodal terhadap publik yang diperlakukan semata-mata sebagai konsumen. Disamping itu, media juga medium untuk memciptakan opini public demi memperlancar lahirnya regulasi yang pro pasar (Agus Sudibyo:2004:1). Lewat ideologi konsumsi serta hedonistik,
para
berlomba-lomba
gaya hidup
pengelola bersaing
media meraup
keuntungan ekonomi dengan menyajikan tayangan-tayangan kekerasan (violence), ketakutan (horor), hasrat seksual (sex), dan ketenaran (fame) yang jauh dari nilai mendidik dan memberdayakan khalayak. Khalayak,
dengan
demikian,
telah
diposisikan sebagai objek dan konsumen yang dieksploitasi sedemikian rupa untuk memenuhi kepentingan ekonomi media. Ideologi konsumsi yang menyusup dalam 350
JURNAL NOMOSLECA Volume 2, Nomor 1, April 2016
tayangan media massa dapat dinyatakan
masyarakat secara politik seperti yang
sebagai berikut :
disebut oleh Herbert J Gans (2003;15)
a) Berkat uang, kecantikan dapat dibeli ; b) Keserasian keluarga tergantung dari produk yang dibeli; c) Dunia remaja akan penuh gairah kalau ada uang;
sebagai political disempowerment. Hal ini karena kekuatan pasar, lanjut Croteau (2001:
21-23)
memiliki
beberapa
kelemahan.
Pertama,
pasar
tidak
demokratis
sebab pasar tidak sesuai
dengan asumsi dasar demokrasi bahwa
d) Hidup wajar berarti hidup mewah; e) Kebahagian terbesar adalah tatkala mendapatkan hadiah; f) Sinetron adalah pameran masyarakat konsumsi dengan latar belakang iklan; g) Gaya hidup ideal adalah gaya hidup Amerika.
masing-masing individu memiliki hak-hak yang sama. Padahal hukum pasar adalah; ‖the more money you have, the more influence you have in the marketplace‖. Kedua,
pasar
melanggengkan Ketiga,
pasar
akan
semakin
ketimpangan tidak
bermoral
sosial. sebab
kepentingan utamanya adalah menjual dan Tayangan tersebut dibuat semenarik
memenuhi tuntutan tanpa mempedulikan
dan seringan mungkin untuk mudah
adakah produk tersebut bermanfaat dan
dicerna dan menghibur khalayak dari rasa
berbahaya terhadap masyarakat. Keempat,
penat keseharian sehingga tercipta budaya
pasar tidak selamanya bisa memenuhi
pop (popular culture). Namun, budaya pop
kepentingan sosial. Kelima, pasar tidak
ini
mampu memenuhi kepentingan demokrasi.
dibuat
terkadang
dengan
mengabaikan
melecehkan
nilai-nilai
dan asli
masyarakat setempat (local genius). Tidak
Konsep Jurnalisme Publik/Civic
heran, kalau masyarakat secara perlahan
Konsep
jurnalisme
civic,
telah tercerabut dari nilai-nilai asli mereka
jurnalisme public (Jay Rosen dan Merrit)
akibat
atau
tumpulnya
apresiasi
mereka
community
journalism,
terhadap nilai-nilai budaya mereka sendiri
journalism,
(Komkat KWI:1997:23-27).
focus journalism, discourse journalism
Akibat langsung dari komersialisasi media
adalah
melemahnya
proses
demokrasi serta kian tidak berdayanya 351
communitarian
citizen
journalism,
(Philip Meyer), conversational journalism (Anderson, Dardenne and Killenberg) biasanya digunakan secara bergantian karena ketiganya memiliki makna yang
Dodot Sapto Adi, Jurnalisme Publik & Jurnalisme Warga Serta Perannya dalam Meningkatkan Partisipasi Warga dalam Proses Demokrasi
sama.
Konsep ini dikembangkan dan
berdialog membahas permasalahan public
dipopulerkan pertama kali oleh Jay Rosen
dan mencari solusi terhadap masaah
di Amerika era 1990an.
tersebut secara bersama-sama. Pandangan
melihat
media
seperti dipengaruhi oleh pemikir seperti
Amerika yang sama sekali terlepas dari
Jurgen Habermas (Konsep public sphere)
masyarakatnya.
dan John Dewey.
jarak
kinerja
Rosen gelisah
antara
jurnalitistik
Seakan-akan apa
yang
terdapat
ditampilkan
wartawan dengan apa yang diinginkan warga
masyarakat.
Realitas
yang
ditampilkan media nampaknya terpisah dari
realitas
sosial
masyarakat.
Pemberitaan media bersifat elitis, hanya menampilkan segelintir warga masyarakat. Hal ini sebagai ‗harga‘ yang harus dibayar dari
praktik jurnalistik tradisional yang
mengagungkan nilai objektivitas ekstrem yang membuat para wartawan harus menjaga jarak dengan realitas yang diliput demi untuk mendapatkan pemberitaan yang objektif. Berangkat dari kenyataan ini,
Rosen
berusaha
mempertemukan
kedua realitas tersebut dengan mencoba menyuguhkan
pemberitaan
sedemikian
rupa sehingga mampu mendorong warga masyarakat untuk ikut terlibat, peduli terhadap
permasalahan
mereka
serta
berupaya menyelesaikan masalah menurut cara mereka sendiri. Konsep inilah yang kemudian disebut jurnalisem publik. Visi dari konsep ini adalah bahwa media sebagai ruang publik seharusnya menjadi wadah untuk mempersatukan semua warga masyarakat
untuk
saling
berbicara,
Pendapat Rosen tentang alasan munculnya konsep ini diperkuat oleh Redmond
Batario, Direktur Eksekutif
Center For Community Journalism and Development Filipina. Menurut Redmond, konsep ini muncul karena adanya beberapa kelemahan
dalam
praktek
jurnalistik
konvensional. Wartawan sering terjebak dalam pada bad news is good news syndrome. Berita cenderung bersifat dari atas
ke
bawah
(top-down)
dengan
mengutip berbagai berbagai pernyataan pejabat pemerintah atau swasta. Jadi, agenda setting media lebih bersifat elitis alias dibuat oleh segelintir orang kuat. Tidak ada ruang yang cukup bagi warga masyarakat untuk menjadi nara sumber dan agenda mereka sendiri. Mereka tidak diberi kesempatan untuk menyampaikan solusi mereka sendiri, tetapi mereka selalu ‗disuapi‘ dan dicekoki‘ jalan keluar oleh pihak lain yang mungkin saja belum sesuai dengan kondisi mereka. Wartawan seperti terpisah dari realitas warga masyarakat yang dikonstruksi dalam media. ―Kita sering mengatakan ada masalah dalam 352
JURNAL NOMOSLECA Volume 2, Nomor 1, April 2016
masyarakat, tapi kita tidak menanyakan
mempunyai masalah kekurangan pasokan
kepada
memang
air tapi ada kelurahan lain yang memiliki
masalah mereka,‖ kata Red Batario. Meski
pengalaman menyelesaikan masalah ini.
demikian,
kata
konsep
Dalam konsep jurnalisme publik, kedua
jurnalisme
publik
sekali
cerita itu harus ditulis sekaligus untuk
mereka
apakah
Red
itu
Batario,
tidak
sama
berpretensi mengubah konsep tradisional
memberikan
jurnalistik yang berupaya mengedepankan
bermanfaat. Media, dengan demikian,
objektivitas, keberimbangan, fairness dan
membuka debat publik bahwa ada masalah
akurasi
di satu kelurahan tetapi ada solusi di
berita. Tapi
menambahkan
satu
hanya berupaya aspek
yakni
perspektif
yang
kelurahan yang lain.
lebih
Pendek kata,
humanizing; pelibatan warga masyarakat
jurnalisme
dalam
pendekatan baru untuk mengatur agenda
melihat
masalah.
Media
publik
berkewajiban membuat masyarakat lebih
pemberitaan
proaktif dan media berfungsi sebagai
pemberitaan. Caranya, memberi prioritas
katalisator.
utama
Dengan
demikian,
jurnalisme
publik memberi kesempatan yang luas kepada masyarakat untuk berdialog dan berdebat
tentang
segala
hal
dan
memperkenalkan
untuk
berbagai
bagaimana
diskusi
topik,
meliput
publik
serta
tentang
mendorong
masyarakat menemukan solusi mereka sendiri (Kompas: 02-10-2002).
yang
Penjelasan
konsep
jurnalisme
mempengaruhi kehidupan mereka. Lantas,
publik tapi dengan pengungkapan yang
media massa memberi kesempatan kepada
sedikit berbeda disampaikan Philip Meyer
mereka untuk mencari solusi mereka
dalam
sendiri. Berita, makanya, dalam model
problem of
jurnalisme ini berasal dari bawah dan
Menurutnya konsep ini dapat dijabarkan
dibuat untuk mereka (bottom-up). Sekedar
dalam enam dimensi seperti di bawah ini:
ilustrasi, apabila media mengupas masalah korupsi, ia tidak hanya berhenti dengan menulis berita tersebut. Media harus tetap memberi kesempatan kepada masyarakat untuk melanjutkan debat tersebut hingga tercapai solusi. Ia memberikan contoh kasus lain. Ada satu kelurahan yang 353
Public
Journalisme
and
The
Objectivity (31-10-2000).
1. A desire to rebuild a community‟s sense of itself: Keinginan untuk membangun kembali sebagai
warga
perasaan komunitas.
Peningkatan
jumlah
pembaca
berkorelasi
positif
dengan
komitmen pengelola media untuk
Dodot Sapto Adi, Jurnalisme Publik & Jurnalisme Warga Serta Perannya dalam Meningkatkan Partisipasi Warga dalam Proses Demokrasi
menanamkan perasaan kewargaan
lebih diberikan kepada penjelasan
dalam isi sajian media mereka.
isu-isu dengan cara yang moderat ,
Semakin baik kesadaran pengelola
bukan dengan deskripsi isu yang
media
ekstrim. Ini dimaksudkan untuk
untuk
tetap
selalu
menanamkan perasaan ini dalam
memperlancar
sajian
keputusan
media
mereka
akan
pembuatan yang
demokratis
berpotensi meningkatkan jumlah
rasional. Moderasi merupaka kata
pembaca media tersebut.
kunci utama dalam demokrasi.
2. A longer attention span; Perhatian
5. A preference for substance over
pemberitaan media terhadap isu
tactics
tertentu hendaknya tersaji secara
covering
political
argument:
Dalam
meliput
mendalam dengan durasi yang
pemberitaan
argument
politik
agak
hendaknya
dipusatkan
kepada
lama
hingga
permasalahan,
ke
akar
in
tidak
hanya
substansi masalah buka pada taktik.
menyentuh
kepada
kulit
6. A desire to foster deliberation:
permasalahan
semata.
Media
kemauan untuk menanamkan serta
hendaknya
memusatkan
pada
mendorong
gairah
sebuah masalah atau isu tertentu
untuk
meski
beresiko
mempermasalahkan
Hal
publik.
kadang
pengulangan diharapkan
kembali. nanti
mengakibatkan
ini
masyarakat
selalu
berdialog permasalah
akan terpusatnya
perhatian warga masyarakat pada isu tersebut lantas membahasnya secara rasional. 3. A willingness to go deeply into explaining the systems that direct our lives: kemauan wartawan untuk lebih menjelaskan peristiwa secara mendalam dan detil. 4. More attention to the rational middle ground of issues and less attention to extremes: Perhatian
Agrawal (2006: 212) menjelaskan bahwa jurnalisme civic adalah upaya pekerja pers untuk mendorong masyarakat agar dapat terlibat dalam kehidupan publik disamping tugas rutin mereka untuk selalu memberitakan menghangat
peristiwa serta
sedang
menjadi
anjing
pengawas para penyelenggara kehidupan publik.
Ini
menunjukkan
keprihatian
pekerja pers ketiadaan hubungan antara warga dengan pemerintahan bahkan antara 354
JURNAL NOMOSLECA Volume 2, Nomor 1, April 2016
khalayak dengan pers. Ini berkepentingan
secara retoris mempertanyakan adakah ini
yang berupaya untuk mendorong warga
sebuah teknik, sebuah teori, atau sebuah
terlibat
proses
filosofi, sebuah metode, atau tatanan baru,
pengambilan keputusan. Sementara itu,
sebuah elaborasi tentang apa yang telah
Jay Rosen (1999: 21) memaparkan bahwa
ada, atau sebuah perubahan yang radikal.
jurnalisme
sebuah
Untuk
pendekatan dalam aktivitas keseharian
Fouhy
pers yang (1) mengajak dan mendorong
mengemukakan sebuah definisi praktis :
para
―seperangkat
dalam
kegiatan
publik
wartawan
adalah
untuk
menempatkan
memperjelas dan
kebingungan
Schaffer inisiatif
ini
mencoba
jurnalistik
yang
masyarakat sebagai warga negara agar
berupaya menggapai, mendekati
dapat
publik
masyarakat untuk mendengarkan mereka
daripada hanya sekedar penonton atau
dan mendorong mereka saling bebicara
bahkan korban dari kebijakan publik ; (2)
dan mendengarkan pendapat warga yang
membantu
para penyelenggara layanan
lain―. Disini, terkandung dua pemikiran
publik/ komunitas politik untuk dapat
mendasar yakni bahwa harus diakui bahwa
segera menyelesaikan masalah daripada
aktivitas jurnalistik selalu tak terpisahkan
hanya
dari kehidupan publik sebuah masyarakat.
terlibat
dalam
menampung
mempelajari
masalah
disampaikan; menggiatkan
(3)
diskusi
keluhan
dan
keluhan
yang
meningkatkan
para
wartawan
memiliki tanggungjawab untuk membuat warga aktif dan peduli untuk menata dan
nya
memburuk
mengelola urusan publik mereka. Ini,
(4)
membantu
menurut Rosen, karena kebanyakan warga
memperlancar kehidupan publik. Kalau ini
Amerika telah tidak peduli dengan urusan
dapat dilakukan wartawan, kepercayaan
kehidupan publik mereka (pengambilan
masyarakat terhadap pers akan menguat,
keputusan
menyambungkan
diperlukan
tanpa
membiarkan
upaya
apapun;
diskusi
bahwa
publik
daripada
atmosfir
Selanjutnya,
warga
kembali
jalinan
sosial
politik).
lembaga
Makanya,
yang
mampu
hubungan dengan masyarakat yang telah
menghubungkan warga dengan kehidupan
mulai
publik
melemah
serta
merevitalisasi
idealisme pers. Konsep ideal ini ternyata mendapatkan berbagai kritik dari berbagai pihak. Salah satunya adalah Paul McMasters yang 355
mereka
demi
menggairahkan
kehidupan demokrasi. Untuk itu, makanya, para wartawan harus rela menyingkirkan semua ‘ajaran jurnalistik tradisionil‘. Ini seperti penekanan yang berlebihan pada wilayah
konflik
kepada
area
Dodot Sapto Adi, Jurnalisme Publik & Jurnalisme Warga Serta Perannya dalam Meningkatkan Partisipasi Warga dalam Proses Demokrasi
harmoni/kesepakatan atau area ‘abu-abu‘.
ini,
Juga,
wartawan dalam urusan masyarakat akan
mengalihkan
sikap
bermusuhan
karena keterlibatan mendalam para
dengan kekuasaan pemerintah kepada
mengandung
resiko
sikap kritik rasional yang membangun.
kemampuan
profesional
Disamping itu, merubah sikap
yang
Friedland menyatakan bahwa penolakan
sebagai
sikap keterpisahan (detachement) tidak
penonton/pembaca pasif menjadi sikap
berarti mengambil sikap memihak dalam
yang melihat mereka sebagai partisipan
liputan
yang aktif. Juga, adanya anggapan bahwa
terhadap golongan atau posisi tertentu.
sikap (detached objectivity) objektif yang
Kalaupun
terpisah dari realitas akan meningkatkan
dilaksanakan dalam rangka memperlancar
kredibilitas berita wartawan. Sikap ini,
proses kehidupan berdemokrasi. Kritik
harus
bahwa
yang lain berkenaan dengan melemahnya
wartawan hendaknya mampu memahami
peran anjing penjaga (watchdog) media
keragaman aspirasi warga masyarakat
massa yang diamanatkan dalam (The First
serta mendorong mereka untuk selalu
Amandement) Amandemen Pertama. Ini
terlibat
aktif
karena ketika wartawan terlibat secara
masalah
mereka.
memandang
khalayak
diganti
dengan
asumsi
dalam
menyelesaikan
Dengan
demikian,
peristiwa
toh
mengorbankan
atau
ada
wartawan.
bersikap
bias,
bias
hal
ini
penuh dalam memberikan solusi, ia akan
jurnalisme civic bukan merupakan sebuah
mengasosiasikan
sarana pemasaran (marketing device) atau
pembuat kebijakan publik yang memimpin
komitmen untuk meliput peristiwa dari sisi
pelaksanaan kebijakan tersebut. Kritik
positifnya saja. Tapi,
selanjutnya
ini adalah sebuah
dirinya
dengan
berkenaan
para
dengan
kemitraan (patnership) antara wartawan
pengutamaan kepentingan dan aspirasi
dan warga masyarakatnya.
warga masyarakat. Ini akan menyeret
Namun konsepsi diatas mendapatkan kritik dari berbagai pihak. Ada yang mempertanyakan
penolakan
sikap
objektivitas yang terlepas dari realitas. McMaster mengatakan wartawan harus terlepas dari realitas yang diliput seperti terpisahnya
para
fisikawan
saat
mendiagnosa masalah medis pasien. Hal
aktivitas pemasaran.
jurnalistik Kegiatan
ke
arah
riset
semacam
jajak
pendapat ini akan menunmpulkan nilai kelayakan berita bagi kalangan wartawan sehingga isi media tak ubahnya hanya menggambarkan dikonsumsi mencerminkan
apa
yang
khalayak apa
yang
ingin bukan
wartawan
pikirkan tentang apa yang dibutuhkan oleh 356
JURNAL NOMOSLECA Volume 2, Nomor 1, April 2016
khalayak.
Tapi,
jurnalisme
sebenarnya
lebih
menaruh
publik perhatian
terlibat
dalam
menyelesaikan
masalah mereka. Singkat kata,
kepada kehidupan publik bukan dengan
dalam
kegiatan jurnalistik itu sendiri. Wartawan
tertanam
yang berkeinginan mencerahkan wacana
bagaimana
publik tidak akan menyajikan hal-hal
kesehatan kehidupan publik bukan
absurd tapi akan menyuguhkan menu yang
bagaimana membuat berita yang
populer dan ‘lezat‘ untuk disantap warga
bagus.
masyarakat (Paul S. Voaker: 1999: 757-
memperkuat
758).
membantu
Agar konsep ini bisa diterapkan di lapangan, Ed Fouhy, mantan direktur eksekutif Pew Center of Civic Journalism setelah
melakukan
penelitian,
beberapa
mengemukakan
kali
beberapa
indikator konsep jurnalisme publik. Ini bisa dijelaskan sebagai berikut:
wartawan
pandangan
harus tentang
meningkatkan
Juga,
bagaimana
komitmen
untuk
masyarakat
menyelesaikan masalah mereka. 2. Information for decision making : ketersediaan informasi yang cukup untuk membuat kebijakan : media menyuguhkan penyelesaian resiko
beberapa
pilihan
masalah
beserta
yang terkandung dalam
setiap pilihan. Ini yang disebut
1. Enterprise : Usaha atau kegiatan:
sebagai
public
judgement;
media berusaha mengembangkan
kemampuan menilai publik. Peran
cerita berita yang didukung dengan
utama
tajuk rencana untuk memusatkan
memberdayakan warga masyarakat
perhatian publik kepada masalah
untuk bukan hanya berkomunikasi
masyarakat
di arena publik tapi juga bekerja
serta
menggerakkan
mencoba
mereka
menyelesaikan
untuk
persmasalahan
wartawan
adalah
mencari
penyelesaian
tanpa
harus
untuk
masalah
dipengaruhi
tersebut. Ini karena jurnalisme ini
kepentingan
bermaksud untuk menggairahkan
kebijakan. Wartawan bukan hanya
kehidupan
mendengarkan dan mengakomodir
publik;
wartwan
para
pembuat
memiliki tanggungjawab terhadap
komentar
kesehatan serta keberlangsungan
memaparkan hasil riset mandiri
kehidupan
tentang alternatif pandangan publik
publik
masyarakat
dengan cara membuat mereka aktif 357
benak
yang
publik
diharapkan
tapi
juga
mampu
Dodot Sapto Adi, Jurnalisme Publik & Jurnalisme Warga Serta Perannya dalam Meningkatkan Partisipasi Warga dalam Proses Demokrasi
mencerdaskan
ketrampilan
Makanya, agar diskusi publik ini
penilaian publik mereka. Hal ini
tetap terjaga keajegannya, media
juga
wartawan
biasanya
tanggapan
pertemuan publik untuk membahas
meliputi
untuk
usaha
memantau
pembuat
kebijakan
tentang
isu-isu
beragam alternatif solusi tersebut. Dengan cara liputan seperti ini, diharapkan
akan
perasaan
mendesak
yang
perlu
ditanggapi bersama. 4. Attention to Citizens‟ Cencerns:
menanamkan
sebagai
menyelenggarakan
perhatian terhadap aspirasi warga
warga
masyarakat; media mengadakan
masyarakat. Ini juga mencakup
jajak pendapat untuk menentukan
dimensi kewajiban wartawan untuk
masalah yang paling mendesak
mengidentifikasi nilai-nilai utama
lantas mendorong para pemimpin
yang akan dijadikan patokan dalam
untuk
diskusi
mereka pada isu-isu ini. Ini berarti
publik
dengan
warga
masyarakat.
menolak
3. Facilitation kemudahan
memusatkan
of
discourse:
berwacana:
menyelenggarakan
yang
telah
ditentukan oleh otoritas politik dan
media
ekonomi serta mengganti agenda
pertemuan
warga (town hall meeting) untuk
agenda
kebijkan
warga. Dengan demikian dapat disimpulkan
menemukan isu-isu utama yang
bahwa
jurnalisme
publik
berkembang dalam masyarakat dan
model
jurnalisme
yang
menindaklanjutinya
dengan
masyarakat sebagai bagian dari informasi.
pemberitaan
isu-isu
Bahkan
tentang
paradigmanya
merupakan menyertakan
menempatkan
tersebut beserta beberapa alternatif
masyarakat sebagai subjek, melalui usaha
penyelesaian. Hal penting yang
jurnalistik yang meningkatkan kualitas
menentukan
diskusi
hidup masyarakat. Menurut Erol Jonathan
publik adalah pengakuan terhadap
(2002:3-4) model jurnalisme ini bisa
fakta
mengandung makna sebagai berikut:
kesuksesan
bahwa
memiliki
warga
merasa
kesempatan
untuk
mendiskusikan masalah mereka di forum publik bukan hanya sekedar membaca isu-isu tersebut dalam sajian
pemberitaan
Jurnalisme
yang
memfungsikan
diri sebagai penyulut semangat golongan masyarakat yang lemah
media. 358
JURNAL NOMOSLECA Volume 2, Nomor 1, April 2016
dan
tak
berdaya
serta
―watchdog“ menjadi ―guide dog―.
terpinggirikan.
Jurnalisme
yang
kreativitas
jurnalisme
untuk
karena pemberitaannya tidak hanya
memotivasi
masyarakat berpikir
menyajikan berita dan informasi
dan berbuat ketika mengkonsumsi
tapi juga menolong masyarakat
informasi.
melaksanakan
sekedar
membantu
Tujuannya untuk
bukan
sebagai warga masyarakat. Ini
Tapi
menyadarkan
berarti jurnalisme yang tidak hanya
masyarakat
untuk
mewujudkan
mengetengahkan
tanggung
jawab
mereka
masyarakat tetapi juga menantang masyarakat terlibat aktif, peduli
Jurnalisme yang memberdayakan
dan
masyarakat dalam posisi netral,
masalah.
yang berisi sekedar informasi atau
jurnalisme
yang
cara mewujudkan tanggung jawab
masyarakat
sebagai
dan
bukan melulu sebagai penonton.
imaginasi
Jurnalisme
solusi
terhadap
yang
menawarkan
pemerintahan. Yaitu pemerintahan
secara
yang
komunikasi
transparan
masyarakat proses
dan dalam
penyusunan
kebijakannya.
kembali mazhab keberimbangan dalam pengertian sesungguhnya.
masyarakat
karena
melibatkan
sebagai
pelaku
informasi dan memberi peluang mereka sebagai pengawas.
yang
segitiga
menyelesaikan
Dengan
kata
lain,
menjadikan partisipan,
dan
merupakan antara
interaksi
pemberitaan,
masyarakat
(Shelton
Gunaratne : 3-04-05). Ini dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Nilai
Jurnalisme yang mendefinisikan
Berimbang
serta
jurnalisme publik merupakan jurnalisme pluralistik
terbuka,
ikut
Meski dengan penamaan yang berbeda,
alternatif model penyelenggaraan
setiap
359
masalah
terhadap lingkungan.
melibatkan
kewajibannya
mengkonsumsi
berbagai masalah masyarakat.
Yakni Jurnalisme yang terkontrol
informasi.
rasa
Jurnalisme yang menggeser konsep
kelayakan
konvensional
seperti
berita kedekatan,
ketokohan, konflik dan keanehan hendaknya ditinjau kembali sebab tidak sesuai dengan perkembangan jaman. Sekarang, berita hendaknya merupakan sebuah narasi yang koheren yang memberikan nilai
Dodot Sapto Adi, Jurnalisme Publik & Jurnalisme Warga Serta Perannya dalam Meningkatkan Partisipasi Warga dalam Proses Demokrasi
tambah kepada khalayak.
Berita
untuk
yang selama ini ditransmisikan
mengambil
keputusan
mereka sendiri.
secara linier sebagai komoditas harus dikaji ulang. Ini karena berita harus
memberikan
kontribusi
terhadap
kesuksesan
positif
kehidupan publik dengan mencoba mengembangkan multikulutural
perspektif dan
kesetaraan
b. Aktivitas jurnalistik harus lebih dipandang
sebagai
komunikasi
antar
mengharuskan
kegiatan
insani
wartawan
yang untuk
mendengarkan lebih dekat kepada aspirasi khalayak dan berupaya mempermudah proses dialog antara sesama mereka. Dengan demikian, masyarakat
mampu
berbicara antara mereka sendiri tentang masalah untuk menemukan solusi masalah yang sedang mereka hadapi.
Ini
hendaknya
juga
mendorong munculnya komunikasi yang
partisipatoris
untuk
menciptakan rasa saling pengertian di antara warga masyarakat. c. Wartawan
hendaknya
menjadi
seorang partisipan yang terbuka dalam masyarakat; harus menjadi pendorong dialog dengan
Prinsip dasar dunia maya memang membuka ruang budaya yang demikian, sedikit demi sedikit user mulai mengerti dengan
ciri
tersebut.
Pengertian
ini
menggiring kepada pemahaman yang lebih mutakhir, sehingga dapat lebih memegang
gender.
warga
Jurnalisme Warga (citizen journalism)
realitas
yang terkait masyarakat
kendali atas teknologi. Bukan sebaliknya, manusia yang justru dikendalikan oleh teknologi.
Dalam
tren
kondisi
yang
demikian lahirlah beragam ruang-ruang baru di dunia maya yang makin progresif. Salah satunya adalah weblog atau yang kini jamak disebut blog. Blog bermula dari catatan harian atau jurnal seseorang yang dipublikasikan di internet. Selain catatan yang sifatnya personal dan selalu di-update tersebut, blog juga menyajikan link atau daftar alamat koneksi ke situsweb atau blog lainnya. Ciri khas lainnya adalah blog memungkinkan setiap pengunjungnya meninggalkan komentar terhadap apa yang tampil di situ. Pengunjung lainnya dapat melihat komentar tersebut dan dapat memberikan komentar lanjutan, demikian juga dengan pemilik blognya, begitu seterusnya. Inilah cikal bakal situsweb citizen journalism yang kini mulai menjamur
sehingga mereka merasa berdaya 360
JURNAL NOMOSLECA Volume 2, Nomor 1, April 2016
sebagai bentuk alternatif dari praktik
semangat jurnalisme partisipatoris sudah
jurnalistik. Dunia web adalah dunia yang
muncul dan menonjol. Karena memang
berbasis pada link. Setiap orang atau
sejatinya
entitas
journalism. Yakni, kegiatan jurnalistik
dapat
orang/entitas
saling
terkait
lainnya.
dengan
Prinsip
ini
yang
inilah
dilakukan
ciri
pokok
bukan
oleh
citizen
jurnalis
mengakomodasi kebutuhan dasar manusia
profesional, tetapi oleh masyarakat umum
untuk berkomunikasi, atau meminjam
dan dipublikasikan secara online serta
istilah salah seorang perintis gerakan
dapat
citizen journalism di AS, Dan Gillmor:
pengguna lainnya.
saling
diberi
komentar
oleh
saling bercakap-cakap (Gillmor dalam Rosen,
2004).
Setiap
orang
mengekspresikan diri, pikiran, keresahan, dan harapannya. Setiap orang juga ingin mendengarkan memahami
atau
pikiran,
membaca
dan
keresahan,
serta
harapan orang lain. Selain itu, hasrat membantu orang lain atau paling tidak memberikan komentar atas pikiran orang lain juga amat naluriah. Hal-hal itulah yang kemudian benar-benar mendapatkan ruangnya di dunia web, blog, dan termasuk juga kini citizen journalism. Gerakan jurnalisme baru ini mengemuka pada awal 1990-an di AS. Belum ada data yang pasti siapa yang memulainya karena masih ditemukan pribadi
klaim-klaim tanpa
komprehensif.
uji Meski
yang
sifatnya
silang begitu,
era
waktu tersebut. Bentuk dan sifatnya masih beragam tergantung kepentingan setiap pembuatnya dan semuanya berbasis pada aplikasi blog. Satu hal yang pasti adalah
dasar
dalam
citizen
journalism yaitu memposisikan audiens sebagai produsen berita juga, bukan hanya konsumen pasif seperti selama ini berjalan dalam logika kerja jurnalisme tradisional berbasis media massa. Dengan kata lain, posisi antara jurnalis sebagai pencari dan penulis berita, narasumber sebagai muasal berita, dan audiens sebagai konsumen berita sudah lebur begitu cair. Antara produsen dan konsumen berita tidak bisa lagi diidentifikasi secara rigid karena setiap orang dapat memerankan keduanya (Gillmor, 2004: xii-xv). Intinya, dalam citizen journalism yang diutamakan adalah interaksi dan interkoneksitas.
yang
kemunculannya memang pada rentang
361
Konsep
ingin
Di samping itu, prinsip dasar citizen journalism yang lain adalah bahwa berita
adalah
konstruksi
merupakan
bersama
antara
produk wartawan
dengan pembaca. Jika sebelumnya berita sebatas dimaknai sebagai peristiwa yang
Dodot Sapto Adi, Jurnalisme Publik & Jurnalisme Warga Serta Perannya dalam Meningkatkan Partisipasi Warga dalam Proses Demokrasi
dilaporkan
melalui
(Simbolon,
2006:
massa
yang diinginkan dan diperlukan untuk
berita
diketahui oleh orang lain (Newsom dan
menemukan makna tersendiri lewat citizen
Wollert, 1985: 11). Dengan melaporkan
journalism. Berita bukan lagi sesuatu yang
berita,
elitis dan hanya punya ―satu sisi muka‖
informasi
kepada
karena tidak muncul dari sekelompok
kemudian
menggerakkan
orang tertentu yang berlabel jurnalis
dalam perikehidupan demokratis, tetapi
profesional
saja.
media 87),
media
tidak
hanya
berbagi
khalayak
untuk
masyarakat
orang
yang
juga menjadi ruang interaksi antar individu
kehidupan
dan
maupun ruang dialog yang konstruktif.
berdampak sosial dapat menuliskannya di
Berita mewujud sebagai sebuah laporan
situsweb
citizen
dari warga yang bisa jadi bernuansa
massa
subyektif, tetapi mampu menjadi sarana
mempunyai
journalism.
Setiap
kini
cerita
yang
berprinsip
Berita
di
media
memang bukan realitas sosial itu sendiri.
dialog
Melainkan, realitas media yang juga sudah
sisntesis kehidupan bersama.
melalui proses konstruksi atas realitas sosial. Akan tetapi, proses konstruksinya selama ini hanya berkutat di jajaran redaksi media tersebut. Atau dengan kata lain, masih elitis. Media massalah yang menentukan apa yang harus diliput dan apa yang luput dari pelaporan peristiwa. Media pula lah yang memastikan nilai berita mana yang lebih penting untuk pembacanya. Media massa menentukan berbagai
faktor
untuk
menentukan
peristiwa apa yang akan mereka liput (Anderson dan Itule, 1984: 17).
oleh
prinsip
menemukan
tesis
dan
Penutup Kinerja
pers
nasional
diukur
sejauhmana produk-produk jurnalistiknya dapat meningkatkan partisipasi warga. Ini mengingat fungsi utama pers adalah layanan
public/
Kepentingan
publik
public
service.
dapat
dipernuhi
dengan memenuhi hak rakyat untuk tahu (the people‟s right to know)
yakni
memberitakan peristiwa yang menjadi kepentingan
semua
warga,
mencakup
kepentingan seluruh warga masyarakat. Untuk itu, jurnalisme publik merupakan
Pola demikian yang kemudian didekonstruksi
untuk
keniscayaan sejarah kalau media nasional
citizen
ingin mensukses proses demokrasi bangsa.
journalism dalam dunia cyber. Setiap
Dengan demikian, partisipasi warga untuk
orang kembali kepada definisi asali dari
terlibat
berita itu sendiri, yakni segala
pengambilan keputusan publik akan kian
sesuatu
dalam
kegiatan
proses
362
JURNAL NOMOSLECA Volume 2, Nomor 1, April 2016
marak. Pers di sini menjadikan dirinya
proses dialog lah yang memungkinkan
sebagai forum diskusi publik berkaitan
suatu peradaban bertambah maju. Dengan
dengan isu-isu publik. Pers benar-benar
begitu, para jurnalis profesional tidak pelu
menjadi ruang publik (public sphere) ;
khawatir dengan geliat citizen journalism
sebuah ruang yang memang didedikasikan
di dunia maya. Para jurnalis tersebut dapat
untuk kepentingan publik.
memanfaatkannya sebagai ruang alternatif
Kemunculan
jurnalisme
warga
dalam
mengolah
informasi
dan
akan kian menggiatkan komunikasi warga
mengkonstruksi realitas sosial menjadi
dengan pemerintah serta juga dengan pers.
realitas
Keberadaan citizen journalism tidak serta
citizen
merta mengeliminasi keberlanjutan hidup
memberikan andil positif bagi ruang hidup
media massa konvensional. Terlebih lagi
yang demokratis. Di samping melatih
di Indonesia yang mayoritas warganya
setiap orang untuk lebih peka terhadap
belum mampu mengakses internet secara
lingkungan sekitarnya, citizen journalism
kontinyu karena kemiskinan struktural
juga bisa menjadi sarana alternatif melihat
yang
dari
konstruk realitas sosial yang luput dari
perikehidupan yang korup dan timpang
perhatian media massa. Inilah konvergensi
selama negeri ini merdeka. Saat ini,
yang penulis maksudkan. Dengan begitu,
elitisme pengetahuan sudah tidak ada lagi.
kecenderungan negatif laju media massa
Informasi dan pengetahuan tidak hanya
dalam kancah kapitalisme global dapat
berada di tangan para pekerja media. Bisa
ditekan. Kecenderungan itu di antaranya
jadi khalayak media tersebut justru lebih
adalah arogansi dalam melihat, memilih,
dulu
akses
dan memaknai setiap realitas sosial.
informasi melalui internet. Hal ini tidak
Arogansi ini memang mendapat ruang
menjadi
ini
yang luas selama ini karena logika
pertanyaan utama dalam ranah jurnalistik
jurnalistik yang berjalan bersifat elitis.
bukan lagi siapa yang lebih dulu dan lebih
Posisi
cepat
menunjukkan arogansi tersebut ketimbang
tercipta
tahu
karena
soal.
tahu.
sebagai
turunan
kecepatan
Sebabnya,
Melainkan,
saat
bagaimana
media. Sementara, keberadaan journalism
sebagai
juga
tetap
gatekeeper
justru
informasi dan pengetahuan yang mereka
mendukung
miliki tersebut dapat memberi manfaat
Pekerjaan rumah yang terdekat saat ini
bagi kehidupan bersama. Nah, agar dapat
bagi pekerja media profesional adalah
memberi manfaat, maka informasi tidak
menajamkan pemahaman terhadap situasi
lagi dipasung sendirian.Justru interaksi dan
sosial yang makin mutakhir.
363
proses
dapat
demokratisasi.
Dodot Sapto Adi, Jurnalisme Publik & Jurnalisme Warga Serta Perannya dalam Meningkatkan Partisipasi Warga dalam Proses Demokrasi
Daftar Pustaka Agrawal, Bala, Vir, 2006, Essentials of Practical Journalism, Concept Publishing Company, New Delhi, India Anderson, Douglas A; Itule, Bruce D. 1984. Contemporary News Reporting. New York: Random House. Croteau, David & Hoynes, William, (2001), The Business Of Media: Corporate Media and The Public Interest, Pine Forge Press, California, USA. Dirgahayu, Dida, Citizen Journalism Sebagai Ruang Publik (Studi Literatur Tentang Untuk Menempatkan Citizen Journalism Berdasarkan Teori Jurnalistik dan Mainstream Media, dalam Jurnal Observasi, Kajian Komunikasi dan Informatika, Mengamati Fenomena Citizen Journalism, 2007, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, Gans, Robert J., 2003, Democracy and The News, Oxford University Press, New York, USA Gunaratne, Shelton dalam Old Wine in a New Bottle: Public journalism movement in the United States and the erstwhile NWICO debate di http://www.mnstate.edu/gunarat/index/ html (3-04-05). Gillmor, Dan. 2004. We The Media: Grassroot Journalism by The People, for The People. California: O'Reilly.
Glasser, Theodore L, 1999, The Idea of Public Journalism, The Guilford Press, New York, USA Glaser, Mark. 2006. ―Your Guide to Citizen Journalism‖, diunduh dari http://www.pbs.org/mediashift/2006/0 9/digging_deeperyour_guide_to_ci.ht ml, diakses pada 14 Mei 2008. Ishwara, Luwi. 2005. Catatan-catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Jonathan, Errol, (2002), Resistensi Masyarakat Dalam Menerima Informasi Global, Makalah disampaikan pada; ―Seminar Nasional: Dampak Perkembangan Komunikasi Global Di Tengah Masyarakat‖. Di Univeritas 17 Agustus Surabaya, 21 Juni 2002. Kim, Minha., 2012, News Objectivity and Political Conversation: An Experimental Study of Mad Cow Disease and Candlelight Protest, Development and Society, Volume 41 | Number 1 | June 2012. Kovach, Bill & Rosenstiel, Tom., (2003), Sembilan Elemen Jurnalisme, Pantau, Jakarta. McQuail, Dennis, (1992), Media Performace: Mass Communication and The Public Interest, Sage Publication, London McChesney, Robert W, 2000, Rich Media, Poor Democracy: Communication in Dubious Politics, The New Press, New York, Amerika Serikat.
364
JURNAL NOMOSLECA Volume 2, Nomor 1, April 2016
__________________, 1997, Corporate Media and The Threat To Democracy, Seven Stories Press, New York, diterjemahkan oleh Andi Ahdian, 1998, Konglomerasi Media Massa Ancaman Terhadap Demokrasi, Aliansi JUrnalis Independen, Jakarta Meyer, Philip, Public Journalism and The Problem of Objectivity dalam http://www.unc.edu/pmeyer/ire95pj.htm (31-10-00). Newsom, Doug; Wollert, James A. 1985. Media Writing, News for The Mass Media.California: Wadsworth. Rosen, Jay. 2004. ―A Conversation Between Dan Gillmor and Jay Rosen‖, diunduh dari http://www.oreillynet.com/pub/a/network/ 2004/09/14/gillmor.html?CMP=ILCF V7511446129&ATT=1462, diakses pada 14 Mei 2007 Rosen, Jay., 1999, The Action of the Idea: Public Journalism in Built Form, dalam Glasser, Theodore L, 1999, The Idea of Public Journalism, The Guilford Press, New York, USA Simbolon, Parakitri T. 2006. Vademekum Wartawan. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Sudibyo, Agus, (2004), Ekonomi Politik Media Penyiaran, LKIS, Yogyakarta. Santana, Setiawan, Jurnalisme yang Memihak Publik, Jurnal Observasi, Kajian Komunikasi dan Informatika, Mengamati Fenomena Citizen Journalism, 2007, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 365
Supriadi, Dandy, Online Citizen Journalism; Memantapkan POsisi Warga Dalam Demokrasi, dalam Jurnal Observasi, Kajian Komunikasi dan Informatika, Mengamati Fenomena Citizen Journalism, 2007, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, Suryana, Nana, Citizen Journalism: Partisipasi dan Masyarakat Informasi, dalam Jurnal Observasi, Kajian Komunikasi dan Informatika, Mengamati Fenomena Citizen Journalism, 2007, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, Voakes, Paul S., (1999), Civic Duties: Newspaper Journalits‟ View on Public Journalism, dalam Jurnal Journalism & Mass Communication Quarterly, Winter 1999/ 76/4. Yudhapramesti, Pandan, Citizen Journalism Sebagai Media Pemberdaya Warga dalam Jurnal Observasi, Kajian Komunikasi dan Informatika, Mengamati Fenomena Citizen Journalism, 2007, Simbiosa Rekatama Media, Bandung,