Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No.1 Juni 2106 Hal 1-9
JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA merupakan Jurnal Ilmiah yang menyajikan artikel original tentang pengetahuan dan informasi penelitian atau aplikasi penelitian dan pengembangan terkini yang berhubungan dengan bidang yang ada di Universitas Satya Negara Indonesia yang memiliki empat Fakultas yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Jurnal ini merupakan sarana publikasi dan ajang berbagi karya riset dan pengembangannya di Universitas Satya Negara Indonesia (USNI).
Pemuatan artikel di Jurnal ini dapat dikirim ke alamat Penerbit. Informasi lebih lengkap untuk pemuatan artikel dan petunjuk penulisan artikel tersedia pada halaman terakhir yakni pada Pedoman Penulisan Jurnal Ilmiah atau dapat dibaca pada setiap terbitan. Artikel yang masuk akan melalui proses seleksi editor atau mitra bestari.
Jurnal ini terbit secara berkala sebanyak dua kali dalam setahun yakni Juni dan Desember. Pemuatan naskah tidak dipungut biaya. Jurnal Ilmiah Satya Negara Indonesia merupakan peningkatan dari Jurnal USNI sebelumnya.
Alamat Penerbit / Redaksi Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Satya Negara Indonesia Jl. Arteri Pondok Indah No.11 Kebayoran Lama Utara Jakarta Selatan 12240 – Indonesia Telp. (021) 7398393/7224963. Hunting, Fax 7200352/7224963 Homepage : http://www.usni.ac.id E-mail :
[email protected] Frekuensi Terbit 2 kali setahun : Juni dan Desember Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No.1 Juni 2106 Hal 1-9
Vol. 9 No. 1 Juni 2016
ISSN : 1979-5246
JURNAL ILMIAH
SATYA NEGARA INDONESIA Pelindung Prof. Dr. Lijan P. Sinambela, MM, M.Pd (Rektor) Penanggung Jawab Dr. Yusriani Sapta Dewi, MSi (Ketua LPPM) Penasehat Prof. Dr. Ir. Supriyono Eko Wardoyo, M.Aq Dewan Redaksi Dr. Yusriani Sapta Dewi,M.Si Teguh Budi Santoso,S.Kom,.M.Kom Prionggo Hendradi,S.Kom,.M.Kom Ir. Riena F. Talussa,.M.Si Bertha Komala Sinambela,S.Sos,.M.Si Gustom Sitorus,SE,.MM Mitra Bestari Prof. Dr. Irwan Abdullah, M.Sc (UGM) Dr. Ir. Rofiq Sunaryanto (BPPT) Prof. Dr. Ir. Rosmawati Paranginangin, M.S (Balai Riset DKP) Dr. Dedi Setia Permana, M.Sc (LIPI) Penyunting Pelaksana Nurul Chafid, S.Kom,. M.Kom Mulyana Adnan, SE.
Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No.1 Juni 2106 Hal 1-9
DAFTAR ISI Analisis Perbedaan Pasir Aktif dan Arang Untuk Menurunkan Kadar Fe Dalam Air Charles Situmorang Analisis dan Penerapan Algoritma C45Untuk Mengklasifikasikan Instrumen Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Akademik (SIA) Hernalom Sitorus
1-9
10-20
Perancangan Aplikasi Data Mahasiswa Untuk Menganalisa Produk Komestik dan Kecantikan Menggunakan Algoritma Apriori Pada PT. Rajawali Mutiara Sejahtera 21-30 Bayu Dedy Irwanto, Kiki Kusumawati Efektifitas Reaktor BioFilm Media Krikil dan Reaktor Saringan Pasir Terhadap Penurunan Kadar Surfaktan Limbah Cair Loundry 31-41 Nurhayati, Widi Penerapan Sistem Electronic Customer Relationship Management (E-CRM) Dengan Metode Zachman Framwork Pada Lembaga Bimbingan Al-Amzad 42-51 Nurul Chafid, Muslim Penerapan Metode IPSEC Untuk Optimalisasi Koneksi Jaringan di PT. OTO MULTIARTHA 52-58 Prionggo Hendradi, Braja Santoso Referensi Memilih Rumah TInggal Dengan Analisis Konjoin (Studi Kasus : Perumahan Parung, Graha Griya Kabupaten Bogor) Riama Sibarani Analisis Kelembagaan Pengelolaan Waduk Cirata Urip Rahmani
59-66
67-73
Penurunan COD, TSS Pada Penyaringan Air Limbah Tahu Menggunakan Media Pasir Kuarsa Karbon Aktif,Sekam Padi dan Ziolit 74-80 Yusriani Sapta Dewi, Yanti Buchori Evaluasi Kinerja Karyawan Universitas Satya Negara Indonesia Dengan Metode Fuzzy C-Mean Bosar Panjaitan
Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No.1 Juni 2106 Hal 1-9
81-86
ANALISIS PERBEDAAN SARINGAN PASIR AKTIF DAN ARANG AKTIF UNTUK MENURUKAN KADAR Fe DALAM AIR Charles Situmorang Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik USNI Jakarta
Abstrak Masyarakat Indonesia sebagian besar dalam melakukan usaha untuk memenuhi kebutuhan airnya dengan cara membuat sumur-sumur dangkal di sekitar rumah. Tidak selamanya air yang berasal dari sumur-sumur dangkal yang dibuat masyarakat tersebut memenuhi seperti apa yang diharapkan diantaranya kandungan besi yang berlebihan dalam air. Untuk mengatasi masalah ini dapat dilakukan penyaringan dengan berbagai media, antara lain pasir aktifdan arang aktif, sehubungan dengan itu penulis melakukan penelitian perbedaan penurunan kandungan besi dalam air antara media pasir aktif dengan arang aktif; Pada penelitian ini penulis melakukan perlakuan (treatment) tinggi media , 30 cm, 60 cm dan 90 cm. Dari hasil percobaan dengan memakai media pasir aktif dapat diturunkan kandungan besi dalam air sebesar 65,39 %, 74,75% dan 94,69 % untuk masing-masing tinggi media 30, 60 dan 90 cm. Sementara dengan memakai media arang aktif dapat diturunkan kandungan besi dalam air sebesar 68,82 %. , 77,78 % dan 95,25 % untuk masing-masing tinggi media 30, 60 dan 90 cm. Setelah dilakukan Uji statistika tentang perbedaan efisiensi ini diperoleh Ada perbedan yang signifikan antara media pasir aktif dengan arang aktif pada tingkat signifikansi 0,05. Tinggi media optimal dalam penelitian ini adalah pada tinggi 90cm untuk media pasir dan 60 cm untuk media arang. Kata Kunci : Pasir Aktif, Arang Aktif Abstract
Indonesian society largely of doing business to meet its water needs by making shallow wells around the house. Not always water from the shallow wells that made these communities meet what is expected of them excessive iron content in the water. To solve this problem can be screened with a variety of media, such as activated charcoal aktifdan sand, with respect to the authors conducted a study differences decrease iron content in the water between the active sand media with activated charcoal; In this study, the authors do treatment (treatment) medium high, 30 cm, 60 cm and 90 cm. From the experimental results by means of active sand media can be lowered iron content in the water at 65.39%, 74.75% and 94.69% for each of the high media 30, 60 and 90 cm. While using activated charcoal media can be lowered iron content in the water at 68.82%. , 77.78% and 95.25% for each of the high media 30, 60 and 90 cm. After a statistical test of the difference of efficiency is obtained There were significantly different between active sand media with activated charcoal at the 0.05 level. High-optimal media in this study was the high media 90cm to 60 cm for a sand and charcoal media.
Keywords: Sand Active, Active Charcoal
1.
PENDAHULUAN
Kehidupan manusia sehari-hari tidak akan terlepas dari kebutuhan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Di Indonesa sebagian besar masyarakat memanfaatkan air bersih yang diambil dari sekitar rumahnya baik secara individu maupun berkelompok dengan mengusahaakan pembuatan sumur –sumur dangkal yang biasanya dilengkapi dengan pompa tangan maupun mesin pompa.. Tidak selamanya air yang berasal dari sumur-sumur dangkal tersebut yang dibuat oleh masyarakat sebagai sumber air minum memenuhi seperti apa yang diharapkan, salah satu diantaranya adanya kandungan besi (Fe) yang berlebihan di dalam air tersebut., hal ini
menyebabkan gangguan yang menyangkut masalah estetika seperti, kekeruhan warna, rasadan sebagainya serta berdasarkan Permenkes No. 716/MENKES/Per/IX/1990, bahwa untu air minum kandungan Fe yang diperbolehkan maksimum 0,3 mg/l., maka air minum yang mengandung Fe berlebihan perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut sebelum di komsumsi.. Salah satu cara untuk menurunkan Fe tersebut dapat dilakukan dengan memakai saringan baik media pasir pasir aktif maupun saringan karbon aktif.. Pada saringan pasir aktif dan karbon ktif in terjadi kontak antara air baku dengan media penya (pasir atau karbon)yang terlebih dulu diaktifkan dengan larutan kimia KMnSO4 sebanyak 5%yang ada dalam agar dapat menyerap ion Fe2+ .
Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No.1 Juni 2106 Hal 1-9
Berdasarkan uraian ini , maka penulis tertarik melakukan penelitian terhadap efektivitas media, yag dalam penelitian ini media pasr aktif dan karbon aktif. 1.2. Permasalahan Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut , 1. Seberapa besar effisiensi dari saringan pasir aktif dan karbon aktif untuk menurunkan kandungan Fe dalam air 2. Berapa tebal lapisan pasir aktif dan karbon aktif yang paling optimal dalam saringan. 3. Apakah ada perbedaan efektifitas antara media pasir aktif dengan karbon aktif dalam menurunkan kandungan Fe dalam air. 1.3. Hipotesis Berdasarkan permasalahan di atas dapat diajukan Hipotesis penelitian sebagai berikut: Ho : Tidak ada perbedaan penurunan kandungan besi dengan media pasir aktif dan arang aktif (p<0.05) Hi
:
Ada perbedaan penurunan kandungan besi dengan media pasir aktif dan arang aktif (p<0.05)
1.4. Tujuan Penelitian Berttitik tolak dari permasalahan yang diajukan di atas maka sebagai tujuan dalam penelitian ini adalah : 1.
2.
3. 2.
Memperoleh informasi besarpersentase penurunan kandungan Fe, bila dilewatkan melalui media saringan baik pasir maupun karbon Memperoleh informasi mengenai hubungan antara ketebalan lapisan pasir aktif dan karbon aktif dengan persentase penurunan kadar Fe dalam air Mencari tebal optimal media saringan.
LANDASAN TEORI
2.1. Tingkat Oksidasi Fe dalam Air Pada dasarnya air yang berasal dari mata air maupun artesis dan sumur dangkal sudah cukup jernih dan unsure kimia didalamnya juga sudah
memenuhi untuk kebutuhan air bersih, kecuali terhadap kandungan Fe dan Mn yang sering melampaui baku mutu. Masuknya Fe ke dalam air disebabkan adanya proses reduksi yang terjadi pada keadaan anaerob. Jadi besi akan sering dijumpai dalam air yang berasal dari dalam tanah , dimana kondisi anaerab dihasilkan dari adanya perubahan kondish bakterii lingkungan ataupun adanya proses biokimia yang mengakibatkan terjadinya reaksi-reaksi biologis, yakni terdekomposisinya bahan-bahan organic oleh bakteri. Fe dalam air mempunyai dua bentuk tingkat oksidasi yakni, 1. 2.
Fe sebagai Fe2+ atau besi bervalensi dua yang disebut ferro Fe sebagai Fe3+ atau besi bervalensi tiga yang disebut ferri.
Pada air yang jernih ,Fe yang terkandung didalamnya umumnya bervalensi dua. Hal ini disebabkab pada lapisan tanah tidak ada atau mengandung oksigen dalam keadaan sedikit, sedangkan karbondiosida yang ada pada umumnya dalam konsentrasi yang cukup besar . Kondisi demikian menyebabkan besi dalam bentuk Fe2+ sedangkan air permukaan, seperti air sungai, air danau dan sebagainya, besi yang terkandung didalamnya umumnya bervalensi tiga (Fe3+), karena pada air permukaan banyak mendapatkan kesempatan kontak dengan udara sehingga bias mendapatkan oksigen dari udara ditambah dengan sifat Fe2+ yang reaktif terhadap oksigen , maka terjadilah reaksi kimia antara oksigen dengan Fe2+ membentuk endapan Fe3+ yang stabil (sukar larut dalam air). Reaksi yang terjadi : 4Fe2+ + 3O2 + 6H2O --- 4Fe(OH)3. Besi terdapat pada lapisan tanah kebanyakan sebagai feroksida (Fe2O3) dan ada juga yang terdapat dalam bentuk ferrokarbonat. Air tanah biasanya mengandung CO2 yang dihasilkan oleh dekomposisi bahan-banah organic, sehingga besi yang larut dalam air terdapat sebagai ferrokarbonat. Reaksi yang terjadi : 2 Fe2O3 4Fe O + O3O3Selama masih terdapat oksigen dalam air, kita tidak dapat menemukan larutan besi walaupun air tersebut mengandung sejumlah CO2. Dalam kondisi tanpa oksigen baru besi tersebut larut ke dalam air seperti terlihat pada reaksi di atas Terdapatnya besi dalam air minum dengan jumlah yang berlebihan akan menyebabkan gangguan bagi kualitas air minum tersebut seperti : a.
Meninggalkan noda-noda pada pakaian
Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No.1 Juni 2106 Hal 1-9
b. c.
d. e.
Mengotori plambing fixtures Membantu pertumbuhan bakteri besi yang sering menimbulkan kesulitan pada air minum Mempengaruhi rasa di dalam air Air akan terlihat keruh bila terkena udara
2.2. Metode penurunan kandungan Fe dalam Air Proses penurunan kandungan besi dalam air dapat dilakukan dengan 2 (dua) metode, yakni metode konversi dan metode substusi . 1.
Metode Konversi Prinsip dari metode ini ialah mengubah besi dalam bentuk Fe2+ yang mudah larut ke dalam air menjadi besi dalam bentuk Fe3+ yang sukar larut dalam air(sebagai partisipitat), kemudian melalui satuan unit operasi sedimentasi ataupun filtrasi, maka presipitat yang terbentuk tersebut dapat dipisahkan dari airnya. Dengan demikian kandungan besi dalam air tesebut dapat diturunkan. Untuk mengubah ferro menjadi ferri dapat dilakukan dengan proses oksidasi. Berbagai oksidator yang dapat dipergunakan untuk proses oksidasi ini, antara lain sebagai berikut : a. Oksigen di udara (aerasi) b. Chlorine c. Ozone d. KNnO4 e. Dan oksidator kuat lainnya yang tidak menghasilkan residu yang tidak diinginkan. Chlorine atau senyawa clor lainnya umumnya cukup efektif digunakan sebagai oksidator untuk mengoksidasi besi dari bentuk ferro menjadi ferri, terkecuali apabila besi tersebut berada bersama-an atau penggantian diperlukan proses koagulasi dan flokulasi. Oksidator KMnO4 merupakan oksidator kuat untuk mengoksidasi besi. Apabila besi berada bersama sama dengan zat organic, maka oksidator KMnO4 dapat memecahkan ikatan zat organiknya sehingga dengan demikian oksidasi dapat bekerja. Secara teoritis 1 mg/l KMnO4 dapat mengoksidasi 1,06 mg/l besi, sedangkan secara praktis jumlah KMnO4 yang dibutuhkan untuk mengoksidasi besi tersebut umumnya lebih kecil .
Oksidator KMnO4 ini diperkirakan berfaedah secara nyata, sebab kecepatan reaksinya relative tidak tergantung oleh pH dari airReaksi yang terjadi : 3Fe(HCO3)2 + KMnO4 + 2H2O -- 3Fe(OH)3 + MnO2 + KOH + 6CO2. Oksidasi secara kimia ini perlu diikuti dengan penyaringan, karena walaupun flok logam yang terbentuk dari oksidasi tersebut jumlahnya banyak , namun tidak cukup berat untuk mengendap secara gravitasi.Flok-flok tersebut dapat dihilanhgkan dengan penyaringan. Pada saringan yang permukaan butir-butir media penyaringnya dilapisi dengan oksidator akan mempertinggi daya kerja saringan tersebut dalam menurunkan kandungan besi dalam air. 2.
Metode Substusi Metode Substusi yang dimaksud disini dapat didefenisikan sebagai penukaran atau penggantian antara ion bentuk larutan dengan ion dalam bentuk padat. Untuk penurunan konsentrasi besi dalam air, metode ini dapat diterapkan. Proses penukaran ion ditujukan untuk yang bervalensi dua (ferro). Dalam halini jenis resin Natrium maupun resin Hidrogen dapat digunakan. Selain itu bias pula dipergnakan reaksi pertukaran ion dari Natrium Zeolit. Pengotoran resin oleh ferro hendaknya dihindarkan, selain itu pula perlu diperhatikan mengenai proses back-wash (pencucian kembali) apabila resin tersebut sudah jenuh, tidak dapat menukar ion-ion lagi. 2.3. Saringan Pasir Pada proses penyaringan media porousnya dapat mempergunakan pasir, batu pecah, gamping, karbon dan sebagainya. Mekanisme proses penyaringanpada saringan pasir terjadi 5 (lima) proses mekanisme penyaringan yang penting yakni : a. Penahanan partikel secara mekanis Pross penjernihan secara mekanis adalah proses pemisahan partikel-partikel dalam air yang ditahan oleh media penyarng karena ukurannya lebih besar dari diameter antara butir-butir pasir. Jika pasir yang berdiameter 0,4 mm dipergunakan sebagai media penyaring , maka akan membentuk celah-celah yang berukuran terkecil sebesar 60 mikrometer. Semakin banyak partikel-partikel yang tertahan pada media penyaring menyebabkan
Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No.1 Juni 2106 Hal 1-9
celah-celah menjadi lebih sempit sehingg akan mengakibatkan meningkatnya efektivitas penahanan mekanis yang suatu saat akan mencapai batas penyaringan telah tersumbat oleh partikel-partikel hasil penahanan mekanis dan memberikan air hasil penyaringan yang tidak memuaskan. b. Pengendapan Partikel-partikel yang berukuran halus akan dipisahkan dengan cara pengendapan dan melekat pada permukaan butir pasir, sama halnya pada bak pengendap biasa yag endapannya hanya terdapat pada dasar bak. c. Adsorpsi Adsorpsi merupakan proses terpenting dalam penyaringan guna menghilangkan bahan-bahan halus yang melayang, seperti bahan-bahan pencemar yang terlarut secara koloid dan molekuler. Gaya adsorsi antara butir pasir dengan partikel-partikel hanya pada jarak 0,01 s/d 1,0 mikrometer yang terjadi karena adanya gaya tarik menarik antara dua benda yang muatan listriknya berbeda. d. Aktivitas Kimia Aktivitas kimia dalam hal ini merupakan proses dimana zat kimia tertentu dapat melarut karena teroksidasi, bahkan dapat terurai menjadi bahan yang sederhana dan kurang berbahaya bagi kesehatan atau menjadi senyawa yang tidak larut pada saat penyaringan dan adsorbs. e. Aktivitas Biologis Aktivitas biologis adalah suatu kegiatan bakteri yang hidup dalam lapisan pasir. Bakteri ini berasal dari dalam air yang mengalir melalui 3. Metode Penelitian
lapisan penyaring dan melekat pada butir-butir pasir karena penahanan mekanis, pengendapan dan absorbs. Bahan organic dan anorganik dalam air akan dimakan oleh bakteri-bakteri , sehingga bahan tersebut akan berkurang bahkan dapat dihilangkan oleh bakteri tersebut. 2.4. Karbon/Arang Aktif Hampir semua bahan-bahan yang mengandung karbon dapat digunakan untuk pembuatan karbon aktif jika diolah secara tepat. Karbon aktif diperoleh dengan proses karbonisasi diikuti aktivasi dari bahan yang mengandung karbon dan biasanya berasal dari tumbuhan. Dalam proses aktivasi yang mengandung karbon ditujukan pada pengolahan panas selektif di bawah kondisi-kondisi yang cocok yang hasilhasilnya merupakan formasi dari pori-pori yang tak terhingga banyaknya, celah-celah dan retakanretakan. Unsur-unsur karbon adalah zat inert, tidak larut dalam air ,basa, asam encer. Pada suhu tinggi atom C bergabung dengan oksigen (O2) membentuk CO dan CO2. Arang yang baik adalah arang yang mempunyai kadar karbon tinggi erta kadar air dan kadar abu rendah. Arang yang baik adalah arang yang berwarna hitam merata dan tidak mengandung kotoran. Kualitas arang biasanya ditentukan berdasarkan tujuan penggunaanya atau disesuaikan dengaan permintaan konsumen, terutama untuk industry dan export. Namun sebagai standar internasional ditetapkan mutu arang sebagai berikut, kadar air 2 % s/d 5% , bahan menguap 7% s/d14 %, kadar abu 2% s/d 5% dan karbon terikat 80% s/d 85 %.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara ketebalan lapisan media yakni pasir aktif dan arang aktif dengan penurunan kandungan besi yang dihasilkan serta perbedaan hasil penurunan kandungan besi oleh saringan pasir aktif dengan arang aktif. Sampel air tanah diambil dari sumur dangkal di Cijantung Pasar Rebo 3.1. Peralatan Alat yang dipakai untuk menurunkan kandungan besi dalam air terbuat dari pipa PVC, dengan media penyaring Pasir Aktif dan Arang aktif dengan ketinggian media 30 cm, 60 cm dan 90 cm Media pasir : Pasir kwarsa, Meda Arang : arang batok kelapa 3.2. Analisi Data Data dianalisis melalui Uji Anova dan dilanjutkan Uji T-Test (Perbedaan hasil penyaringan dengan media Pasir Aktif dan Arang Aktif.) dengan signifikasi α = 5 %. Untuk menentukan Tinggi media optimal ditentukan berdasarkan Uji signifikansi regressi, untuk masing-masing media dan tinggi media
Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No.1 Juni 2106 Hal 1-9
3.3. Kerangka Konsep
Variabel Terikat Kandungan Besi dalam air setelah disaring
Variabel Bebas Tinggi lapisan media
Variabel Pengganggu Kandungan Besi dalam air ,suhu air, pH air, lama kontak
4.
Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian yang dilakukan sebanyak 6(enam) kali percobaan untuk setiap media masing-masing dengan ketinggian media 30 cm, 60 cm dan 90 cm diperoleh data sebagai berikut, Tabel 1. Data Baku Xo (mg/l) 4.06 5.48 5.16 5.68 4.64 5.32
X11 (mg/l) 1.42 1.78 1.72 2.02 1.64 1.92
d11 (mg/l) 2.64 3.7 3.44 3.66 3 3.4
X12 (mg/l) 1.06 1.32 1.28 1.46 1.20 1.34
d12 (mg/l) 2.84 2.52 2.48 2.18 2.6 2.28
X13 (mg/l) 0.22 0.26 0.24 0.24 0.31 0.34
d13 (mg/l) 3.84 5.22 4.92 5.44 4.33 4.98
X21 (mg/l) 1.22 1.54 1.58 1.88 1.46 1.78
d21 (mg/l) 2.84 3.94 3.58 3.8 3.18 3.54
X22 (mg/l) 0.96 1.08 1.10 1.32 1.06 1.22
d22 (mg/l) 3.1 4.4 4.06 4.36 3.58 4.1
X23 (mg/l) 0.18 0.24 0.16 0.26 0.28 0.32
d23 (mg/l) 3.88 5.24 5 5.42 4.36 5
Keterangan : Xo = Kandungan besi dalam Air sebelum disaring. X11= Kandungan besi dalam Air sesudah disaring dengan media pasir aktif tinggi 30 cm X12= Kandungan besi dalam Air sesudah disaring dengan media pasir aktif tinggi 60 cm X13= Kandungan besi dalam Air sesudah disaring dengan media pasir aktif tinggi 90 cm X21= Kandungan besi dalam Air sesudah disaring dengan media arang aktif tinggi 30 cm X22 = Kandungan besi dalam Air sesudah disaring dengan media arang aktif tinggi 60 cm X23= Kandungan besi dalam Air sesudah disaring dengan media arang aktif tinggi 90 cm d = selisih penyaringan tanpa dan dengan media
4.1. Dekripsi Data Deskripsi data yang disajikan merupakan data primer yang diperoleh setelah melakukan percobaan untuk menurunkan kandungan besi dalam air dengan media pasir aktif dan arang aktif seperti pada table 2 dibawah ini, Tabel 2. Deskripsi data baku Statistics X11 N
Valid Missing Mean Std. Deviation Range
6 0 1.7500 .21194 .60
X12 6 0 1.2767 .13589 .40
X13 6 0 .2683 .04665 .12
X21 6 0 1.5767 .23475 .66
Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No.1 Juni 2106 Hal 1-9
X22 6 0 1.1233 .12738 .36
X23 6 0 .2400 .06066 .16
Xo 6 0 5.0567 .60245 1.62
Dari Tabel 2 di atas diperoleh rata-rata kandungan besi dalam air sebelum disaring sebesar 5,06 mg/l dengan standar deviasi sebesar 0,60 sesudah disaring pada ketinggian media 30 cm, media pasir aktif sebesar 1.75 mg/l dengan standar deviasi sebesar 0,2 pada range = 0,60, media arang aktif sebesar1,58 mg/l dengan standar deviasi sebesar 0,23 pada range = 0,66 , untuk ketinggian 60 cm , media pasir aktif sebesar 1.27 mg/l dengan standar deviasi sebesar 0,13 pada range = 0,40 , media arang aktif sebesar1,58 mg/l dengan standar deviasi sebesar 0,23 pada range = 0,36, untuk ketinggian 90 cm , media pasir aktif sebesar 0,26 mg/l dengan standar deviasi sebesar 0,04 pada range = 0,12 media arang aktif sebesar 0,24 mg/l dengan standar deviasi sebesar 0,06 pada range = 0,13 6 4 2 0 (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l) Xo
X11
X12
X13
X21
X22
X23
Gambar 1. Kandungan Besi dalam Air sebelum dan sesudah proses Persentase penurunan kandungan besi setelah melalui penyaringan dihitung dengan rumus Xin -Xout ἡ = -------------x 100% Xin Dengan memakai rumus di atas diperoleh Effisiensi media dalam menurunkan kandungan Fe dalam air seperti tertera pada table 3 di bawah ini,
Tabel 3. Efisiensi Media dalam menurunkan Kandungan Besi dalam air Media Pasir Aktif Pasir Aktif Pasir Aktif Arang Aktif Arang Aktif Arang Aktif
Tinggi media (cm) 30 60 90 30 60 90
Rata-rata Penurunan kandungan besi (mg/l) 3,30 3,78 4,78 3,48 3,93 4,48
ἡ (%) 65,39 74,75 94,69 68,82 77,78 95,25
Pada table 3 di atas dapat dilihat bahwa efisiensi media dengan tinggi yang sama, lebih besar pada media arang aktif. Efisiensi terbesar adalah dengan memakai media Arang aktif yang tinnginya 90 cm. 4.2. Hasil Uji beda efisiensi media Perbedaan efisiensi kedua media yang tertera pada table 3 di atas diuji apakah signifikan dengan T-Test pada signifikansi 0.05. dapat dilihat pada table 4 di bawah ini Table 4 : Hasil Uji-T Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No.1 Juni 2106 Hal 1-9
Pair 1 Pair 2 Pair 3
X11 - X21 X12 - X22 X13 - X23
Mean .17333 .15333 .02833
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Std. Error Deviation Mean Lower Upper .04131 .01687 .12998 .21669 .05007 .02044 .10079 .20588 .03251 .01327 -.00578 .06245
t 10.27 7.502 2.135
df 5 5 5
Sig. (2-tailed) .000 .001 .086
Dari table 4 di atas, pada tinggi media 30 cm diperoleh harga t = 10,27 dengan signifikansi 0,000 , pada tinggi media 60 cm, t = 7,50 dengan signifikansi 0,001 dan pada tinggi media 90 cm, t = 2,13 dengan signifikansi 0,085. Pada tinggi media 90 cm ada perbedaan efisiensi terlihat bahwa perbedaan efisiensi penurunan kandungan besi dalam besar air dengan media pasir aktif n arang aktif signifikan ppenurunan kandungan besi dalam air tetapi tidak signifikan pada α = 0.05, sementara pada tinggi media 30 cm dan 60 cm sangat signifikan pada α = 0.05 4.3. Pengaruh Media terhadap penurunan Kandungan besi pada air. Perlakuan media untuk menyaring kandungan besi dalam air dapat menurunkan kandungan besi yang terdapat dalam air. Dari pengujian regressi untuk masing-masing media pasir aktif dan arang aktif dapat dilihat pada table 5 di bawah ini.
Tabel 5. Hasil Uji Pengaruh Media
Media
Tinggi(cm)
Pasir Aktif
30 60 90 30 60 90
Arang Aktif
Pengaruh, R (%) 87,61 79,82 92,91 89,31 82,53 37,42
Dari table 5 di atas terlihat bahwa pengaruh media saringan pada tinggi 30 cm kedua media signifikan sebesar 87,61% untuk pasir aktif dan 89,31 % untuk arang aktif. Pada tinggi media 60 cm kedua media signifikan sebesar 79,82 % untuk pasir aktif dan 82,53 % untuk arang aktif.
Sementara pada tinggi 90 cm media arang tidak signifikan sebesar 37,42 % untuk pasir aktif signifikan sebesar 92,91 %
F
Sig F
28,155 15,767 66,347 15,767 8,508 0,652
0,006 0,017 0,001 0,017 0,043 0,465
daripada media pasir aktif, namun pada tinggi 90 cm memakai arang aktif tidak signikan .Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Material arang yang menjadi bagian dasar untuk pembuatan arang aktif adalah zat yang mudah menguap(volatil), kandungan unsur karbon yang tinggi dan mempunyai porositas yang tinggi sehingga pada pengaktifan pada suhu tinggi maka arang aktif yang dipakai akan teroksidasi oleh udara sehingga rendamennya menurun. 5.
Berdasarkan pengujian-pengujian yang dilakukan ,media arang aktif lebih efisien dipakai
Kesimpulan (α =0,05) Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Tidak Signifikan
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pmbahasan yang telah dilakukan terhadap
Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No.1 Juni 2106 Hal 1-9
kemampuan pasir aktif dan arang aktif dalam menurunkan ksebagai berikut,andungan besi dalam air, maka dapat disimpulkan Efisiensi saringan pasir aktif dengan tinggi 60 = 65,39 %, 60cm =74,75% dan 90cm = 94,69%, sementra efisiensi saringan arang aktif dengan tinggi, 30 cm =68,82%, 60cm = 77,78% dan 90cm – 95,25 1. Tinggi saringan media optimal diperoleh pada
Onny Untung, 1996, Menjernihkan Air Kotor, Cetakan-2 Puspa Swara , Jakarta Sugiharto, 1987, Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah, Cetakan-1 UI Press, Jakarta
saringan pasir 90 cmsementara arang aktif = 60cm 2.
Ada perbedaan yang signifikan penurunan kandungan besi dengan memakai saringan pasir aktif dengan arang aktifpada signifikansi , α = 0,05 Saran 1.
2.
3.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam skala Laboratorium dengan variasi tinggi media yang lebih banyak dan sselisih antar tinggi kecil untuk mendapat tinggi optimal. Instalasi Pengolahan air limbah dengan konsentrasi besi yang tinggi dapat menggunakan arang aktif batok kepala dan pasir aktif sebagai absorbent Agar Penelitian lebih , valid perlu dipertimbangkan control yang ketat terhadap suhu air, diameter pasir, jenis arangdan lamanya kontak.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto
dan Suharsini, 1991, Prosedur Pendekatan Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Bina Aksara Jakarta
Daryanto, 1995, Masalah Pencemaran, Tarsito , Bandung Ernest W. Flick, 1996, Water Treatment Chemical, Noyes Publishing, Park Ridge, New Jersey, USA Kusyulianti, 1994, Penggunaan Karbon aktif sebagai upaya penurunan Logam berat pada Proses Pengolahan Air Minum, UNPAK , Bogor Kusnaedi, 2000, Mengolah Air Gambut dan Air Kotor menjadi Air Minum, Cetakan-1 Penebar Swadaya , Jakarta Nusa Idaman Said, 1999 , Pengolahan Limbah Cair , Cetakan-1 BPPT, Jakarta
Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No.1 Juni 2106 Hal 1-9