Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

DAMPAK PEMBERIAN HUKUMAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 SEGERI KABUPATEN PANGKEP) Harnita Pendidikan Sosiologi FIS–UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui penerapan pemberian hukuman pada siswa SMA Negeri 1 Segeri Kabupaten Pangkep, (2) Untuk mengetahui dampak pemberian hukuman terhadap motivasi belajar siswa SMA Negeri 1 Segeri Kabupaten Pangkep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pemberian hukuman atau punishment yang diterapkan di SMA Negeri 1 Segeri Kabupaten Pangkep dalam bentuk pemberian poin yang akan diakumulasikan dan diperhitungkan dalam jangka satu tahun. Selain itu, hasil penelitian mengenai dampak positif pemberian hukuman terhadap motivasi belajar siswa yaitu memberikan dampak jerah bagi siswa sehingga mereka tidak mau lagi untuk mengulangi perbuatannya dan membuat mereka rajin belajar dan lebih aktif dalam pembelajaran, merasa senang dalam mengikuti proses pembelajaran dan hukuman yang diberikan juga dianggap perhatian. Sedangkan hasil penelitian mengenai dampak pemberian hukuman pada siswa menimbulkan juga dampak negatif seperti siswa jadi membangkang dengan cara tidak mau mendengar perintah guru bahkan ada yang tidak mau mengikuti proses pembelajaran ketika guru yang pernah melaporkan pelanggarannya yang mengajar, siswa menjadi pendendam dan siswa jadi agresif. Kata kunci: Dampak, Hukuman, Motivasi Siswa ABSTRACT This study aims (1) To determine the application of the punishment on students of SMAN 1 Segeri Pangkep, (2) To determine the effects of punishment on learning motivation of students of SMA Negeri 1 Segeri Pangkep. The results showed that the application of sentencing or punishment is applied in SMA 1 Segeri Pangkep in the form of points that will be accumulated and taken into account in the one-year period. In addition, the results of research on the positive effects of punishment on students motivation is to give effect Jerah for students so that they no longer want to repeat the offense, and make them more diligent and active learning in the learning, pleasure in following the learning process and the penalties were also considered attention. While the results of research on the effects of punishment on students pose negative impacts such as students so defiant in a way not even want to hear the commands of teachers there who do not want to follow the learning process when a teacher who is teaching the offense report, students become vindictive and students so aggressively. Keywords: Effect, Punishment, Students Motivation PENDAHULUAN Melalui proses pembelajaran tersebut akan dicapai tujuan pendidikan tidak hanya dalam hal membentuk perubahan tingkah laku dalam diri siswa, akan tetapi juga meningkatkan pengetahuan yang ada dalam diri siswa. Secara terminologis, sebagai mana pendapat Purwanto (1995:173) hukuman adalah “suatu usaha pendidik untuk memperbaiki kelakuan dan budi pekerti anak didik”. Sedangkan menurut Mas’ud (1999:23) menyatakan bahwa hukuman dalam istilah psikologi adalah cara yang digunakan pada waktu keadaan yang merugikan atau pengalaman yang tidak menyenangkan yang dilakukan oleh seseorang dengan sengaja menjatuhkan orang lain. Secara umum disepakati bahwa hukuman adalah ketidaknyamanan (suasana tidak menyenangkan) dan perlakuan yang buruk atau yang jelek.Arifin (1987:98) “penggunaan metode dalam proses kependidikan pada hakikatnya adalah pelaksanaan sikap hati-hati dalam pekerjaan mendidik atau mengajar”. .Dalam memberikan suatu hukuman, menurut Langeveld (dalam Suwarno, 1992:117) “para pendidik hendaknya berpedoman kepada prinsip Punitur, Quia Peccatum Harnita |

22


est artinya dihukum karena telah bersalah, dan Punitur, ne Peccatum artinya dihukum agar tidak lagi berbuat kesalahan”. Jika kita mengikuti dua macam prinsip tersebut, maka akan kita dapatkan dua macam titik pandang, sebagaimana yang dikemukakan oleh Indrakusuma (1993:148), yaitu: a) Titik pandang yang berpendirian bahwa hukuman itu ialah sebagai akibat dari pelanggaran atau kesalahan yang diperbuat. Dengan demikian, pandangan ini mempunyai sudut tinjauan ke belakang, tinjauan kepada masa yang lampau, yaitu pandangan Punitur, Quia Peccatum est. b) Titik pandang yang berpendirian bahwa hukuman itu adalah sebagai titik tolak untuk mengadakan perbaikan. Jadi, pandangan ini mempunyai sudut tinjau ke muka atau ke masa yang akan datang, yaitu pandangan Punitur, ne Peccatur. Bentuk-bentuk hukuman menurut Hurlock (1992:86) yang dapat diterapkan pada anak didik atau siswa dapat dibedakan menjadi beberapa pokok, yaitu: a) Hukuman isyarat antara lain menunjukkan muka musam.. b) Hukuman ancaman teguran, peringatan, ancaman dapat diberikan kepada pelanggar jika hal itu bermanfaat. c) Hukuman fisik antara lain. Seperti mencubit dan memukul, hukuman ini dapat diterapkan apabila ancaman, teguran dan isyarat tidak membuat anak menyadari kesalahannya, maka pukulan bolehdijatuhkan asalkan masih dalam batas-batas tertentu. Sehingga tidak mengakibatkan penderitaan yang berkepanjangan. Salah satu alat pendidikan yang dapat digunakan dalam pembelajaran demi mendukung kelancaran proses pembelajaran yaitu ganjaran atau hukuman. Pemberian hukuman (punishment) kepada siswa, maka ia senantiasa berpikir dan memutuskan perilaku sosial yang perlu dilakukan agar tidak mendapat hukuman terutama dalam hal belajar. Hukuman (punishment) juga penting dalam upaya memupuk siswa untuk berprestasi. Karena pemberian hukuman secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, pemberian hukuman bisa memberikan dampak pada motivasi belajar siswa. Kurangnya motivasi belajar pada diri siswa SMA Negeri 1 Segeri Kabupaten Pangkep yang nampak pada kurangnya siswa yang aktif dalam bertanya atau mengeluarkan pendapat ketika proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, siswa juga terlihat hanya bercerita sehingga suasana kelas menjadi ribut yang menjadi gangguan ketika proses pembelajaran berlangsung. Pemberian hukuman atau punishment bagi siswa di SMA Negeri 1 Segeri Kabupaten Pangkep dapat diterapkan sebagai salah satu cara untuk memberikan motivasi belajar siswa sehingga suasana kondusif dan lancar pada proses pembelajaran akan terlaksana. Berdasarkan penjelasan di atas, maka pada kesempatan ini penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai pemberian hukuman dan motivasi belajar dengan mengangkat judul Dampak Pemberian Hukuman Terhadap Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Segeri Kabupaten Pangkep. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Adapun lokasi dilakukannya penelitian ini yaitu SMA Negeri 1 Segeri yang merupakan salah satu sekolah negeri di Kabupaten Pangkep. Penentuan informan maka peneliti menggunakan purposive sampling yang menentukan informan secara sengaja sesuai kebutuhan penelitian. Adapun yang menjadi informan yaitu Kepala Sekolah, Wakasek Kesiswaan, Guru BK, Walikelas, guru bidang studi Sosiologi dan siswa. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti memulai teknik analisis data dengan menyeleksi dan memfokuslan semua data yang diperoleh dari observasi, hasil wawancara dan dokumentasi dengan maksud untuk memperoleh informasi yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Kemudian dilakukan penyajian data secara sistematis sesuai dengan permasalahan yang diteliti dalam bentuk hasil penelitian. Terakhir peneliti menarik kesimpulan dari semua hasil penelitian yang disajikan, agar penelitian yang dilakukan ini dapat dimengerti. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Metode belajar yang strategis dan penting bagi perkembangan psikologis siswa, salah satunya dengan menggunakan punishment (hukuman). Hal ini sesuai hasil Harnita |

23


wawancara dengan informan yaitu kepala SMA Negeri 1 Segeri berinisial Nd (52 Tahun) dan Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) bidang kesiswaan di SMA Negeri 1 Segeri yang berinisial Na (52 Tahun), kedua informan mengatakan bahwa disekolah ini menerpakan pemberian hukuman kepada siswanya yang melanggar. Penerapan pemberian hukuman yang diberikan kepada siswa SMA Negeri 1 Segeri dalam bentuk sistem poin ketika mereka berbuat atau melakukan pelanggaran. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan beberapa informan yaitu Walikelas X.G di SMA Negeri 1 Segeri berinisial Nu (28 Tahun), Walikelas IS.1 di SMA Negeri 1 Segeri yang berinisial Mg (38 Tahun), Walikelas XI IS.2 di SMA Negeri 1 Segeri yang berinisial Ha (35 Tahun) dan Walikelas X.A di SMA Negeri 1 Segeri yang berinisial Nh (52 Tahun), para informan ini mengatakan bahwa hukuman atau punishment yang diberikan kepada siswa yang melanggar berupa poin. Guru dalam pendidikan sebagai subjek dalam proses pembelajaran disekolah, guru yang berkecimpung secara langsung dalam proses pendidikan memegang peran penting dalam keseluruhan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan, untuk itu guru harus ahli agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik termasuk dalam pemberian hukuman atau punishment kepada siswanya yang melanggar. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan salah satu informan yaitu Guru bidang studi Sosiologi kelas X di SMA Negeri 1 Segeri berinisial Ne (33 Tahun), beliau mengatakan bahwa pemberian hukuman atau punishment bagi siswa di sekolah ini, misalnya bila ada siswa yang bajunya diluar akan diberikan 10 poin, siswa yang bajunya tidak ada atribut seperti lambang akan diberikan 5 poin dan siswi yang memakai rok yang ujung roknya diatas mata kaki akan memperoleh 10 poin. Sesuai dengan Ne (33 Tahun), salah satu informan yaitu seorang guru bidang studi Sosiologi kelas XI di SMA Negeri 1 Segeri yang berinisial Ms (30 Tahun), beliau menyatakan bahwa pemberian hukuman yang diberlakukan di sekolah ini yaitu dengan memberikan poin-poin sesuai dengan jenis pelanggarannya, misalnya siswa yang mengotori atau mencorat-coret dinding, kursi, meja atau barang lain milik sekolah akan diberikan 25 poin. Setiap poin pelanggaran yang diterima siswa akan diakumulasikan dan diperhitungkan dalam jangka satu tahun dan akan diberikan tindakan sesuai dengan akumulasi poinnya. Demikian pula dengan hasil wawancara dengan salah satu informan yaitu Guru bidang studi Sosiologi kelas XI di SMA Negeri 1 Segeri berinisial Ro (32 Tahun), beliau mengatakan bahwa setiap pelanggaran yang dilakukan siswa akan diberikan poin dan poin-poin tersebut akan diakumulasikan. Bila akumulasi poin pelanggaran yang diterima siswa mencapai 150 poin akan diberikan sanksi skors atau diistirahatkan selama 1 minggu. Penerapan hukuman dalam bentuk pemberian poin yang diberikan oleh guru dan walikelas memang sudah dibenarkan oleh pihak sekolah, dalam arti pemberian hukuman non fisik sering diperhatikan oleh pihak sekolah. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan salah satu informan yaitu kepala SMA Negeri 1 Segeri berinisial Nd (52 Tahun), beliau mengatakan bahwa Akumulasi poin pelanggaran yang diperoleh siswa akan diberikan tindakan. Senada dengan Nd (52 Tahun), salah satu informan yaitu Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) bidang kesiswaan di SMA Negeri 1 Segeri yang berinisial Na (52 Tahun), beliau menyatakan bahwa akumulasi poin pelanggaran yang diterima siswa dalam batasbatas poin tertentu akan diberikan tindakan mulai peringatan dari walikelas dan guru BK hingga tindakan untuk mengeluarkan siswa tersebut dari sekolah. (Wawancara, 21 Mei 2014) Berdasarkan paparan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa penerapan pemberian hukuman di SMA Negeri 1 Segeri Kabupaten Pangkep dalam bentuk pemberian poin yang akan diakumulasikan dan diperhitungkan dalam jangka satu tahun. Akumulasi poin pelanggaran akan diberikan tindakan mulai dari peringatan walikelas dan guru BK hingga tindakan untuk mengeluarkan siswa dari sekolah. Sesuai dengan pendapat Kartono (1992:261) mengatakan bahwa fungsi hukuman adalah diberikan agar individu menyadari kekeliruannya, lalu ikut merasakan duka nestapa yang kita rasakan sebagai akibat dari perbuatan anak/orang tadi. Jadi dalam pemberian hukuman itu tergantung dari tujuan etis (moril, susila, baik, buruk). Pemberian hukuman atau punishment yang diaplikasikan di sekolah memberikan dampak terhadap motivasi belajar siswa, karena pembelajaran akan berlangsung baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai jika siswa merasa senang dengan pembelajaran di Harnita |

24


kelas.Hal ini sesuai hasil wawancara dengan informan yaitu guru bidang studi sosiologi kelas X di SMA Negeri 1 Segeri berinisial Ne (33 Tahun), guru bidang studi sosiologi kelas XI di SMA Negeri 1 Segeri yang berinisial Ms (30 Tahun) dan Walikelas XI IS.2 di SMA Negeri 1 Segeri yang berinisial Ha (35 Tahun), para informan ini mengatakan bahwa dampak positif karena penerapan pemberian hukuman yaitu siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Perubahan yang nampak pada siswa yang telah diberikan hukuman atau punishment, mereka nampak lebih rajin dan giat bertanya ketika ada materi pelajaran yang tak dimengerti atau dipahaminya, ini menunjukkan hukuman yang diberikan berdampak positif bagi siswa karena mereka tidak mengulangi perbuatannya lagi. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan salah satu informan yaitu Guru bidang studi sosiologi kelas XI di SMA Negeri 1 Segeri berinisial Ro (32 Tahun), beliau mengatakan bahwa dampak positif bagi siswa yang menerima hukuman. Siswa tersebut terlihat rajin dan giat bertanya kalau ada materi pelajaran yang dia tidak mengerti atau tidak memahami tugas yang diberikan oleh guru. Pemberian hukuman merupakan suatu perhatian khusus bagi siswa. Perhatian khusus ini yang akan membuat mereka tertarik untuk belajar dengan rajin atau aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan informan yaitu Walikelas XI IS.1 di SMA Negeri 1 Segeri berinisial Mg (38 Tahun) dan Walikelas X.A di SMA Negeri 1 Segeri yang berinisial Nh (52 Tahun), kedua informan ini mengatakan bahwa siswa yang telah menerima hukuman berubah menjadi rajin belajar dan lebih aktif dikelas. Ketika siswa diberikan hukuman karena membuat gaduh atau ribut dalam kelas ataupun terlambat masuk kelas untuk mengikuti proses pembelajaran. Mereka akan merasa menerima stimulus untuk tidak melakukannya lagi karena bila dilakukan akan menerima hukuman, sehingga mereka akan tekun dan lebih tertarik lagi dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan informan dari siswa kelas XI IS.1 berinisial Ns (16 Tahun), siswa kelas XI IS.2 berinisial Ra (16 Tahun), siswa kelas XI IS.4 berinisial Df (16 Tahun) dan siswa kelas IS.1 yang berinisial Ri (16 Tahun). Para informan yang pernah diberikan hukuman mengaku kapok atau jerah dan malu, sehingga mereka tidak akan mengulangi lagi perbuatannya yang melanggar tata tertib sekolah. Adanya motivasi dapat mendorong untuk belajar selanjutnya berimplikasikan pada hasil prestasi, sebaliknya tanpa adanya motivasi dapat memperlemah semangat belajar siswa. Motivasi belajar yang disebabkan oleh dampak pemberian hukuman atau punishment sangat dirasakan oleh para siswa karena mereka akan merasa malu sendiri ketika melanggar larangan lagi. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan salah satu informan yaitu kepala SMA Negeri 1 Segeri berinisial Nd (52 Tahun), beliau mengatakan bahwa untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, pemberian hukuman atau punishment menjadi efektif dan akan berdampak pada siswa untuk merasa jerah atau kapok dan tidak akan mengulangi perbuatannya tersebut. Setelah pemberian hukuman dilakukan, maka akan memberikan dampak kepada siswa. Dampak yang timbul ada juga yang bersifat negatif seperti siswa yang diberikan hukuman memberikan pembangkangan. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan salah satu informan dari siswa kelas X.A berinisial Ar (15 Tahun), menyatakan bahwa tidak mau lagi ikut belajar kalau guru yang pernah memberikan saya hukuman masuk ke kelas untuk mengajar. Hasil wawancara dengan informan siswa di atas, ditegaskan dari hasil wawancara dengan informan Walikelas XI IS.1 di SMA Negeri 1 Segeri berinisial Mg (38 Tahun) dan Walikelas X.A di SMA Negeri 1 Segeri yang berinisial Nh (52 Tahun), kedua informan ini mengatakan dampak negatif pemberian hukuman yaitu siswa jadi membangkang. Dampak negatif lainnya yang ditimbulkan oleh penerapan pemberian hukuman yaitu siswa menjadi pendendam. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan salah satu informan dari siswa kelas X.G berinisial Fe (15 Tahun), mengatakan bahwa sangat dendam dengan guru tersebut (yang memberikan hukuman). Hasil wawancara dengan informan berinisial Fe (15 Tahun) di atas ditegaskan oleh Walikelas XI IS.2 di SMA Negeri 1 Segeri yang berinisial Ha (35 Tahun) dan guru BK di SMA Negeri 1 Segeri berinisial Hr (53 Tahun) yang keduanya menyatakan bahwa dampak negatif yang nampak akibat pemberian hukuman kepada siswa yaitu siswa menjadi pendendam. Dampak negatif dari pemberian hukuman memang tidak dapat dihindari, salah satu dampak negatif dari pemberian hukuman yaitu siswa menjadi agresif. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan informan Harnita |

25


yaitu kepala SMA Negeri 1 Segeri berinisial Nd (52 Tahun) dan Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) bidang kesiswaan di SMA Negeri 1 Segeri yang berinisial Na (52 Tahun), beliau berdua mengatakan bahwa dampak negatif akibat pemberian hukuman yaitu siswa menjadi agresif, Berdasarkan paparan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa dampak pemberian hukuman pada siswa menimbulkan dampak negatif seperti siswa jadi membangkang dengan cara tidak mau mendengar perintah guru bahkan ada yang tidak mau mengikuti proses pembelajaran ketika guru yang pernah melaporkan pelanggarannya yang mengajar, siswa menjadi pendendam dengan mengejek gurunya yang telah melaporkannya sehingga siswa tersebut diberikan peringatan oleh walikelasnya dan siswa jadi agresif dengan berbuat kerusakan kepada barang-barang yang dimiliki oleh guru yang memberikannya hukuman. Menurut Zakiah Drajat dalam Shohihati (2004:31), mengemukakan bahwa masalah pemberian hukuman berhubugan erat dengan topik menimbulkan motivasi siswa untuk belajar. Dampak hukuman adalah kemampuan yang timbul dari suatu tindakan atau perbuatan, yaitu berupa penderitaan atau lebih jelasnya, hukuman atau punishment itu merupakan reinforcement yang diberikan kepada siswa sebagai rangsangan yang dapat mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar. PENUTUP Setelah memaparkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) Penerapan pemberian hukuman di SMA Negeri 1 Segeri Kabupaten Pangkep dalam bentuk pemberian poin yang akan diakumulasikan dan diperhitungkan dalam jangka satu tahun. Akumulasi poin pelanggaran akan diberikan tindakan mulai dari peringatan walikelas dan guru BK hingga tindakan untuk mengeluarkan siswa dari sekolah. 2) Dampak pemberian hukuman terhadap motivasi belajar siswa SMA Negeri 1 Segeri, meliputi dampak positif pemberian hukuman terhadap motivasi belajar siswa yaitu memberikan dampak jerah bagi siswa sehingga mereka tidak mau lagi untuk mengulangi perbuatannya dan membuat mereka rajin belajar dan lebih aktif dalam pembelajaran, merasa senang dalam mengikuti proses pembelajaran dan hukuman yang diberikan juga dianggap perhatian agar mereka sebagai siswa termotivasi untuk belajar. Sedangkan hasil penelitian mengenai dampak pemberian hukuman pada siswa menimbulkan juga dampak negatif seperti siswa jadi membangkang dengan cara tidak mau mendengar perintah guru bahkan ada yang tidak mau mengikuti proses pembelajaran ketika guru yang pernah melaporkan pelanggarannya yang mengajar, siswa menjadi pendendam dengan mengejek gurunya yang telah melaporkannya sehingga siswa tersebut diberikan peringatan oleh walikelasnya dan siswa jadi agresif dengan berbuat kerusakan kepada barang-barang yang dimiliki oleh guru yang memberikannya hukuman. DAFTAR PUSTAKA Hurlock, Elizabeth, B. 1992. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga Indrakusuma, Wahyu. 1993. Pendahuluan Ilmu Pendidikan Umum. Bandung: CV. Ilmu. Kartono, Kartini. 1992. Pengantar Ilmu Mendidik Teoritik, (Apakah Pendidikan Masih Diperlukan). Bandung: Mandar Maju Mas’ud, Abdurrahman. 1999. Reward dan Punishment dalam Pendidikan Islam, Media, Edisi 28, Th. IV, Nopember 1999 Moleong, J. lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya Mulyana, Deddy. 2006, Human Communications, Konteks-Konteks Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Purwanto, Ngalim. 1995. Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Harnita |

26


Harnita |

27

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Recommend Documents