JURNAL SOSIAL Mekanisme Persaingan antar Biro Penyelenggara Ibadah Haji (Studi tentang Biro Penyelenggara Ibadah Haji di Kota Surabaya) Ricky Teguh Priambodo (071114024) Departemen Sosiologi, FISIP, Universitas Airlangga
ABSTRAK Biro Haji merupakan kepanjangan tangan dari pemerintah pusat khususnya Departemen Agama untuk membantu melayani animo masyarakat yang besar dalam hal melaksanakan Ibadah Haji di Tanah Suci Mekkah. Jumlah masyarakat yang ingin menunaikan Ibadah Haji membuat Departemen Agama tidak mampu mengatasi permintaan dari masyarakat yang kian banyak. Apalagi masyarakat sebagai konsumen meinta fasilitas yang baik dan nyaman. Biro Haji menawarkan paket yang berbeda dengan paket yang diberikan oleh Departemen Agama kepada masyarakat. Paket yang ditawarkan oleh Biro Haji adalah paket Haji Plus. Segala fasilitas dan kemudahan ditawarkan dalam paket yang ditawarkan Biro ini.
Studi
ini
untuk
mengetahui
hal
yang
melatarbelakangi ketika konsumen memilih Biro Haji sebagai partner perjalanannya dan juga persaingan yang terjadi diantara Biro Haji untuk mendapatkan konsumen. Paradigma yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah paradigma deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Teori yang digunakan adalah teori milik Deutsch tentang kerjasama dan persaingan kelompkk. Responden dalam penelitian ini berjumlah 6 orang dengan 3 orang yang berkerja di Biro Haji dan 3 orang
konsumen dari masing-masing Biro Haji. Teknik penentuan informan yang digunakan adalah purposive dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti/ metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini antara lain: (1) Biro Haji melakukan inovasi seperti pemberian headseat bagi para jamaah dan promosi untuk mendapatkan konsumen dengan cara mempromosikan paket yang ditawarkan melewati media ceta maupun media elektronik (2) Biro Haji bersaing untuk memberikan kemudahan fasilitas yang diinginkan konsumen seperti lokasi tempat penginapan kemudian akomodasi yang digunakan agar konsumen lebih memilih Biro Haji sebagai partner perjalanan. Kata kunci :biro haji, persaingan,konsumen ABSTRACT
Haji is bureau arm of the central government especially the ministry of religion to help serve the public interest in large in terms of haj in the holy land of mecca. The number of people who want to perform the haj make the ministry of religious not able to cope with demand from society which getting many. Let alone citizens as consumers meinta good facilities and comfortable. Haji bureau offer different packages with packages given by the ministry of religion to the community. Package offered by the bureau haji is haji plus packages. All the facilities and easy access offered in a package offered the bureau this. This study to know things behind when consumers choose bureau haji as partners their journey and also competition which happened between bureau haji to obtain consumers. The paradigm that used to answer the troubles in this research is descriptive paradigm kualitatif. Teori with the approach that is used is theories belong deutsch on partnership and competition. Respondents in research are always 6 people with three people who working in the bureau of haji and three people were consumers from each
bureau haji. The determination of informants technique that is used is purposive with set criteria by researchers / data collection method in this research was in-depth interviews with on interview guidelines were . The results found in this study among other: ( 1 ) the bureau haji do innovation headseat such as the provision for those pilgrims and promotion to get a by means of promoting the packages offered passing through a medium ceta and electronic media ( 2 ) the bureau haji compete to provide facilities desired facilities consumers as the location of the lodging place of then accommodation used to consumers to be more bureau of haji choose as partners travel. Key words : hajj bureau , competition , consumers
Pendahuluan Setiap bulan Dhulhijah tiba maka perhatian dunia khususnya umat Islam di berbagai belahan bumi akan tertuju pada proses ibadah haji di Mekkah tidak terkecuali masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Ibadah Haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh setiap orang Islam yang memenuhi syarat istita’ah, baik secara financial, fisik, maupun mental dan ibadah haji merupakan puncak ritual dari rukun Islam yang mengintepretasikan seluruh tataran syariah didalamnya. Latar belakang ibadah Haji didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh Nabi-Nabi dalam agama islam, terutama Nabi Ibrahim. Ritual thawaf didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh umat-umat sebelum Nabi Ibrahim. Ritual sa’I, yakni berlari antara bukit Shafa dan Marwah (daerah agak tinggi di sekitar Ka’bah yang sudah menjadi satu kesatuan Masjid Al Haram, Makkah), juga didasarkan untuk mengenang ritual istri kedua Nabi Ibrahim ketika mencari susu anaknya Nabi Ismail. Semetara wukuf di Arafah adalah ritual untuk mengenang tempat bertemunya Nabi Adam dan Siti Hawa di muka bumi, yaitu asal mula dari kelahiran seluruh umat manusia.
Penyelenggaraan ibadah haji adalah rangkaian kegiatan pelaksanaan ibadah haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan perlindungan jemaah haji. Berdasarkan Undang – Undang Nomor 13 tahun 2008 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 34 tahun 2009 bahwa yang menjadi penanggung jawab dan pelaksanaan ibadah haji adalah Pemerintah. Penyelenggaraan haji haruslah dilaksanakan berdasarkan asas keadilan, profesionalitas dan akuntabilitas dengan prinsip nirlaba.1 Namun fakta yang terjadi pada setiap penyelenggaraan haji setiap tahunnya menimbulkan masalah yang tetap dan tidak ditemukan solusi yang efektif untuk mengatasi permasalahan ini. Problematika yang selalu muncul adalah mulai dari biaya pendaftaran haji, biaya haji, akomodasi dan transportasi jamaah haji, hingga gagalnya jamaah haji berangkat ke tanah suci Mekkah. Tetapi dalam kenyataannya ada sejumlah biro yang bisa memberangkatkan para calon jamaah haji lebih cepat daripada waiting list atau ruang tunggu. Dengan mengikuti biro ini rata – rata waktu tunggu yang dibutuhkan para calon jamaah haji ini lebih cepat yaitu antara 3 sampai 5 tahun. Tentu saja untuk cara ini calon jamaah haji akan dikenakan biaya dua kali lipat dari biaya yang sudah ditetapkan presiden dan diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 31 tahun 2013 tentang Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).2 Dengan dukungan yang dilakukan biro perjalanan wisata berupa kemudahankemudahan memperoleh produk-produk wisata yang dibutuhkan oleh para wisatawan yang didukung dengan berbagai macam promosi, secara tidak langsung disamping menguntungkan biro perjalanan wisata tersebut bukanlah tanpa alasan. Seperti yang diketahui bahwa industri pariwisata pada intinya adalah industri yang menawarkan jasa atau servis. Sedangkan dalam hal ini biro perjalanan wisata merupakan perantara antara perusahaan jasa industri, seperti transportasi, akomodasi, restaurant, obyek wisata,
1 2
www.sangpencerah,com diakses pada tanggal 16 Juni 2015 pukul 22.30 PERPRES No. 31 tahun 2013 tentang Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji
souvenir dan lain sebagainya yang akan membantu menjual jasa-jasa industri pariwisata tersebut kepada wisatawan (Yoeti,1997:180).3 Fungsi travel agent sebagai pengatur atau organisasi tidak hanya memerlukan wisatawan sebagai konsumen dan pengusaha industri pariwisata, tetapi fungsi yang lebih penting adalah mempersiapkan macam-macam tour yang mungkin dapat ditawarkan kepada calon wisatawan sesuai dengan permintaan atau tour yang dapat dijual bebas pada orang banyak yang dikehendaki. (Yoeti,1997:35)4 Douglas Foster (1985:64) merumuskan kegiatan usaha biro perjalanan wisata sebagai berikut:
Menawarkan kepada wisatawan produk-produk yang dimilikinya seperti penyelenggaraan paket wisata, akomodasi.
Membuat itinerary perjalanan.
Membuat reservasi untuk seluruh jasa travel agent. Reservasi tersebut dapat berupa resernasi hotel, tiket pesawat atau transportasi lainnya.
Menyebar brosur.
Membuat kerjasama yang baik dengan sesame biro perjalan an atau travel agent dan wisatawan
Sesuai dengan sistem dasar kerjanya, sebuah Biro Perjalanan atau travel agent mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai perantara dan berfungsi sebagai organisator. Fungsi biro perjalanan wisata adalah sebagai perantara antara perusahaan industri pariwisata di satu pihak dan wisatawan di pihak lain adalah sangat penting untuk mendorong atau merangsang agar orang mau membeli produk wisata yang ditawarkannya.
3 4
Yoeti, 1997. Tour and Travel Agent hal 180 Yoeti, 1997. Tour and Travel Agent hal 35
Banyak dari biro perjalanan haji yang menawarkan kemudahan – kemudahan seperti yang ditawarkan oleh biro penyelenggaraan haji, mulai dari kemudahan membayar DP atau uang muka, dan juga kemudahan dalam cara pelunasannya. Akan tetapi kemudahan yang diberikan tersebut tidak menjamin calon jamaah haji bisa berangkat ke tanah suci Mekkah seperti yang dilansir oleh (Antara News) ketika direktur biro penyelenggaraan haji PT Al Firdausi Rahma Semesta ditangkap oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Direktur biro penyelenggaraan haji tersebut ditangkap karena diduga telah menipu 13 calon jamaah haji.Uang sebanyak 550 juta rupiah milik 13 calon jamaah haji diduga tidak dipakai untuk keperluan haji, tetapi untuk kepentingan pribadi.5 Berlatar dari penjelasan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Mekanisme Persaingan Dalam Biro Penyelenggara Ibadah Haji
(Studi pada Biro
Penyelenggara Haji Plus di Kota Surabaya). Peneliti disini juga ingin menjelaskan dan mengetahui latar belakang dari fenomena tersebut. Teori Kerjasama dan Persaingan Teori ini dikembangkan oleh Deutsch (1949) dan didasarkan pada Teori Lapangan dari Kurt Lewin. Pusat perhatian teori ini adalah pengaruh dan kerjasama (cooperation) dan persaingan (competition) dalam kelompok kecil. Perbedaan antara kerja sama dan persaingan menurut Deutsch terletak pada sifat wilayah-wilayah tujuan pada kedua situasi tersebut. Dalam situasi kerja sama, wilayah yang menjadi tujuan dari seorang anggota kelompok atau subkelompok hanya dapat dimasuki oleh individu atau oleh sub-sub kelompok yang bersangkutan jika individuindividu lain atau subkelompok lain juga bisa memasuki wilayah tujuan itu. Wilayah5
m.antaranews.com diakses pada tanggal 20 Mei 2015 pukul 13.25
wilayah tujuan dari anggota-anggota kelompok itu dikatakan sebagai saling menunjang (promotively interdependent goals). Dalam situasi persaingan, kalau seorang individu atau suatu subkelompok sudah memasuki wilayah tujuan, maka individu-individu atau sub-subkelompok yang lain tidak akan bisa mencapai wilayah tujuan mereka masing-masing. Hubungan antara wilayah-wilayah
tujuan
anggota-anggota
kelompok
dinamakan
saling
menghambat(contriently interdependent goals). Dengan demikian, orang-orang dalam situasi di mana wilayah-wilayah tujuannya saling menunjang akan berlokomosi bersamasama ke arahwilayah tujuan termaksud, sedangkan orang-orang dalam situasi yang wilayah tujuannya saling menghambat akan berlokomosi sedemikian rupa sehingga orang lain dalam kelompoknya tidak mencapai wilayah tujuan masingmasing. Persaingan Biro Haji dalam Dimensi Proses Sosial Menurut Gillin dan Gillin, ada dua macam proses sosial yang timbul akibat interaksi sosial, yaitu proses asosiatif dan proses disosiatif.
Proses Asosiatif, Pada
hakikatnya proses ini mempunyai kecenderungan untuk membuat masyarakat bersatu dan meningkatkan solidaritas di antara anggota kelompok. Kemudian bentuk proses asosiatif, yaitu kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.6 Pada proses asosiatif, yang pertama adalah kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yang pokok. Kerja sama dilakukan oleh manusia dalam masyarakat dengan tujuan agar kepentingannya lebih mudah tercapai. Yang kedua yakni, Akomodasi adalah suatu bentuk proses sosial yang di dalamnya terdapat dua atau lebih individu atau kelompok yang 6
(Ajat sudrajat. Bentuk-bentuk dan aturan dalam interaksi sosial 2011. [online] tersedia di www.http://Bentuk-Bentuk dan Aturan dalam Insteraksi Sosial.htm. diakses pada tanggal 20/12/2012).
berusaha untuk saling menyesuaikan diri, tidak saling mengganggu dengan cara mencegah, mengurangi, atau menghentikan ketegangan yang akan timbul atau yang sudah ada, sehingga tercapai kestabilan keseimbangan. Kemudian yang ketiga yakni, Asimilasi merupakan sebuah proses yang ditandai oleh adanya usaha-usaha untuk mengurangi perbedaanperbedaan yang terdapat di antara individu-individu atau kelompok individu. Dan yang terakhir yakni, Akulturasi adalah suatu keadaan dimana unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri. Dalam akulturasi kita mengenal unsur-unsur kebudayaan yang mudah diterima dan unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima. Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional processes, persis halnya dengan kerja sama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan system social masyarakat bersangkutan. Apakah suatu masyarakat lebih menekankan pada salah satu bentuk oposisi, atau lebih menghargai kerja sama, hal itu tergantung pada unsure-unsur kebudayaan terutama yang menyangkut system nilai, struktur masayarakat dan system sosialnya. Factor yang paling menentukan adalah system nilai masyarakat tersebut. Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawanseseoran atau sekelompok manusia, untuk mencapai tujuan tertentu. Terbatasnya makanan, tempat tinggal serta lain-lain factor telah melahirkan beberapa bentuk kerja sama dan oposisi. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan untuk tetap hidup (struggle for existence). Perlu dijelaskan bahwa pengertian struggle for existence juga dipakai untuk menunjuk kepada suatu keadaan di mana manusia yang satu tergantung pada kehidupan manusia yang lainnya, keadaan mana menimbulkan kerja sama untuk dapat tetap hidup.
Perjuangan ini mengarah pada paling sedikit tiga hal yaitu perjuangan manusia melawan sesame, perjuangan manusia melawan makhluk-makhluk jenis lain serta perjuangan manusia melawan alam. Untuk kepentingan analisis ilmu pengetahuan, oposisi atau proses-proses yang disosiatif dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu : a. Persaingan (competition) b. Kontravensi (contravention) c. Pertentangan atau pertikaian (conflict) a. Persaingan (competition) Adalah suatu proses sosial, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian public atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Ada beberapa bentuk persaingan, di antaranya : 1) Persaingan ekonomi. Timbul karena terbatasnya persediaan apabila dibandingkan dengan jumlah konsumen. 2) Persaingan kebudayaan. Menyangkut persaingan kebudayaan, keagamaan, lembaga kemasyarakatan seperti pendidikan, dan sebagainya. 3) Persaingan kedudukan dan peranan. Di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok terdapat keinginan-keingian untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan yang terpandang. 4) Persaingan ras. Perbedaan ras baik karena perbedaan warna kulit, bentuk tubuh, maupun corak rambut dan sebagainya, hanya merupakan suatu perlambang kesadaran dan sikap atas perbedaanperbedaan dalam kebudayaan.
Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat memiliki beberapa fungsi, antara lain : 1) Menyalurkan keinginan-keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetitif 2) Sebagai jalan di mana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing. 3) Merupakan alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan social 4) Alat untuk menyaring para warga golongan karya (fungsional) yang akhirnya akan menghaslkan pembagian kerja yang efektif. Hasil suatu persaingan terkait erat dengan berbagai factor, antara lain : a. Kepribadian seseorang b. Kemajuan masyarakat c. Solidaritas kelompok d. disorganisasi b. Kontravensi (contravention) Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses social yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk-bentuk kontravensi menurut Leopold von Wiese, dan Howard Becker, ada 5, yaitu : 1) Yang umum meliputi perbuatan-perbuatan seperti penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan, dan mengacaukan rencana pihak lain. 2) Yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di depan umum, memaki melalui selembaran surat, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian kepada pihak lain, dan sebagainya.
3) Yang intensif mencakup penghasutan, menyebarkan desasdesus, mengecewakan pihak lain, dsb. 4) Yang rahasia, seperti mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan khianat, dll. 5) Yang taktis, misalnya mengejutkan lawan, mengganggu atau membingungkan pihak lain, seperti dalam kampanye parpol dalam pemilihan umum. 2) Tipe-tipe Kontravensi Menurut von Wiese dan Becker terdapat tiga tipe umum kontravensi yaitu kontravensi generasi masyarakat 9 bentokan antara generasi muda dengan tua karena perbedaan latar belakang pendidikan, usia dan pengalaman), kontravensi yang menyangkut seks (hubungan suami dengan istri dalam keluarga) dan kontravensi parlementer (hubungan antara golongan mayoritas dengan minoritas dalam masyarakat baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga-lembaga legislative, keagamaan, pendidikan, dan seterusnya). Selain tipe-tipe umum tersebut ada ada pula beberapa kontravensi yang sebenarnya terletak di antara kontravensi dan pertentangan atau pertikaian,yang dimasukkan ke dalam kategori kontravensi, yaitu : a) Kontravensi antar masyarakat b) Antagonism keagamaan c) Kontravensi intelektual d) Oposisis moral Kontravensi, apabila dibandingkan dengan persaingan dan pertentangan bersifat agak tertutup atau rahasia.
c. Pertentangan atau pertikaian (conflict) Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses social di mana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan. Peyebab terjadinya pertentangan, yaitu : a) Perbedaan individu-individu b) Perbedaan kebudayaan c) Perbedaan kepentingan d) Perbedaan sosial Pertentangan-pertentangan yang menyangkut suatu tujuan, nilai atau kepentingan, sepanjang tidak berlawanan dengan pola-pola hubungan social di dalam srtuktur social tertentu, maka pertentangan-pertentangan tersebut bersifat positif. Masyarakat biasanya mempunyai alat-alat tertentu untuk menyalurkan benih-benih permusuhan, alat tersebut dalam ilmu sosiologi dinamakan safety-valve institutions yang menyediaka objek-objek tertentu yang dapat mengalihkan perhatian pihak-pihak yang bertikai ke arah lain. Bentukbentuk pertentangan antara lain : a. Pertentengan pribadi b. Pertentangan rasial c. Pertentangan antara kelas-kelas social, umumnya disebabkan oleh karena adanya perbedaan-perbedaan kepentingan. d. Pertentangan politik e. Pertentangan yang bersifat internasional. Akibat dari bentuk-bentuk pertentangan adalah sebagai berikut :
a. Bertambahnya solidaritas “in-group” atau malah sebaliknya yaitu terjadi goyah dan retaknya persatuan kelompok b. Perubahan kepribadian Akomodasi, dominasi dan takluknya satu pihak tertentu Interaksi antar Biro jasa Ibadah Haji Surabaya sebagai kota metropolitan dan juga menjadi ibukota dari Provinsi Jawa Timur menjadikannya sebagai pusat dari berbagai kegiatan yang ada. Hal tersebut juga melatarbelakangi berbagai perusahaan-perusahaan memilih Kota Surabaya untuk dijadikan kantor pusat perusahaan berada. Tidak terkecuali perusahaan yang bergerak dibidang jasa seperti Biro yang melayani Ibadah Haji. Pemilihan kota Surabaya untuk dijadikan tempat kantor mereka berada tentu dilatarbelakangi oleh berbagai macam hal.
Selain
mempermudah konsumen untuk mengakses Biro sebagai partner perjalanan, Biro yang mendirikan kantor pusat di Kota Surabaya juga lebih mudah untuk mengurus surat-surat bagi jamaah yang ingin berangkat menuju ke Tanah Suci. Hal tersebut tidak terlepas bahwa pusat Birokrasi juga terdapat di Kota Surabaya. Banyaknya Biro yang ada di Kota Surabaya membuat antar Biro tersebut saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi yang terjadi antar Biro ini dimaksudkan untuk lebih mengenalkan Biro kepada setiap masyarakat. Setiap Biro mempunyai partner iklan untuk mempromosikan Biro kepada setiap masyarakat yang bisa diharapkan untuk menjadi konsumen. Untuk memperoleh konsumen setiap Biro mempunyai cara tersendiri dalam menarik konsumen tersebut, seperti mengiklankan Biro di radio, tabloid, banner yang terletak di jalan strategis, dan terkadang Biro itu mengikuti pameran guna menggaet konsumen untuk menggunakan jasa yang ditawarkan oleh setiap Biro tersebut. Selain itu setiap Biro juga memiliki perbedaan dalam menawarkan produknya kepada setiap konsumen.
Setiap Biro memiliki keunggulan sendiri-sendiri. Inovasi juga dilakukan oleh setiap Biro agar kedepannya konsumen lebih memilih Biro yang menawarkan inovasi berbeda daripada lainnya. Untuk itu setiap Biro selalu berinteraksi dengan Biro lain agar Biro tersebut tahu kelemahan dari salah satu Biro yang kemudian dijadikan keunggulan di Biro itu sendiri, sehingga diharapkan kepdepannya Biro itu dapat mendapatkan konsumen. Sistem Transaksi Transaksi dapat diartikan sebagai kejadian ekonomi/keuangan yang melibatkan paling tidak 2 pihak (seseorang dengan seseorang atau beberapa orang lainnya) yang saling melakukan pertukaran, melibatkan diri dalam perserikatan usaha, pinjam meminjam atas dasar sama-sama sukan ataupun atas dasar suatu ketetapan hukum atau syariah yang berlaku. Dalam sistem ekonomi yang berparadigma islami, transaksi adalah manifestasi amal manusia yang bernilai ibadah dihadapan Allah, yang dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu transaksi halal dan transaksi haram. Sistem transaksi dalam Biro yang menawarkan paket Haji Plus sangat berpengaruh dalam mendapatkan konsumen. Dalam melakukan transaksi Biro mempunyai berbagai cara untuk mendapatkan konsumen antara lain : Pemasaran Pemasaran adalah cara penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Pemasaran ini juga sangat penting dilakukan agar konsumen dapat mengetahui apa saja yang didapatkan ketika konsumen menggunakan jasa dari Biro yang menawarkan paket Haji Plus. Biro juga memasarkan paket yang ditawarkan kepada masyarakat lewat media cetak maupun media massa.
Pelayanan Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain. Setiap Biro pasti akan melayani konsumen yang telah mempercayai Biro sebagai partner perjalanan dengan maksimal. Pemberian fasilitasfasilitas ataupun inovasi juga sangat berpengaruh pada kepuasan yang didapatkan oleh setiap konsumen. Setiap Biro pasti mempunyai fasilitas unggulan yang diberikan kepada setiap konsumen guna memberikan rasa puas kepada setiap konsumen. Persaingan Biro Penyelenggara Ibadah Haji dalam Proses Disosiatif Sosial Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan untuk tetap hidup (struggle for existence). Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidangbidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan antar Biro terjadi karena setiap Biro menginginkan konsumen demi kelangsungan perusahaan yang bergerak
dalam bidang jasa. Persaingan Biro
Penyelenggara Ibadah Haji terjadi karena permintaan konsumen akan fasilitas yang diberikan karena biaya yang harus dibayarkan untuk menggunakan paket haji plus tergolong mahal.
Biro Haji yang menawarkan paket Haji plus menjadi salah satu perusahaan dalam bidang jasa yang mulai banyak diminati oleh mereka yang ingin memberangkatkan dirinya ke Tanah Suci Mekkah untuk melaksanakan Ibadah Haji. Hal tersebut dilatar belakangi oleh antusias masyarakat untuk melaksanakan Ibadah Haji yang tergolong tinggi. Pilihan paket yang ditawarkan Biro kepada konsumen seolah-olah hanya untuk memberikan kemudahan bagi siapa saja yang ingin melakukan Ibadah Haji secara instan. Berbeda dengan paket Haji yan ditawarkan oleh Departemen Agama. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi Biro untuk terus bersaing dengan cara melakukan inovasi-inovasi yang tujuannya adalah membuat konsumen puas dengan pelayanan, kemudahan, dan fasilitas yang diberikan kepada konsumen. Dapat diketahui bahwa Biro Haji memperoleh pemaknaan mengenai persaingan yang terjadi diantara Biro Haji yang menawarkan paket Haji plus yang ada di Kota Surabaya. Biro Haji akan melakukan berbagai macam inovasi demi menjaring masyarakat sebagai konsumennya. Seperti pemberian fasilitas yang lebih kepada setiap konsumen, penggunaan maskapai penerbangan tertentu untuk akomodasi konsumen menuju ke Tanah Suci Mekkah, pemberian alat atau souvenir seperti peralatan sholat. Tidak berhenti disitu, Biro Haji akan selalu mempromosikan paket yang ditawarkan oleh Biro tersebut kepada masyarakat yang bertujuan agar masyarakat lebih mengetahui paket yang ditawarkan beserta keunggulan paket tersebut. Pemaknaan Biro Haji yang ada di Kota Surabaya tentang sebuah persaingan yang ada di setiap Biro hHaji juga beragam. Rata-rata Biro menganggap persaingan yang terjadi adalah wajar. Persaingan dalam hal memperoleh konsumen adalah hal yang sangat wajar terjadi. Akibat dari persaingan tersebut adalah setiap Biro akan melakukan inovasi terhadap produk yang ditawarkan kepada konsumen yang tujuannya adalah untuk mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya. Inovasi yang dilakukan adalah seperti
perbaikan fasilitas, akomodasi selama di Mekkah dan hal-hal yang bersangkutan dengan kenyamanan konsumen. Setiap Biro juga akan gencar melakukan promosi-promosi agar Biro tersebut lebih dikenal di kalangan masyarakat. Kekurangan demi kekurangan yang Biro dapatkan ketika memberangkatkan konsumen ke Tanah Suci akan selalu diminalisir sehingga nantinya diharapkan konsumen akan merasa lebih puas ketika mereka memilih paket Haji plus untuk jalur pemberangkatan mereka ke Tanah Suci Mekkah. Kesimpulan Setiap konsumen memiliki pilihan ketika konsumen hendak melakukan Ibadah Haji dengan menggunakan Biro Haji yang menyediakan paket Haji plus. Pilihan-pilihan tersebut didasarkan pada kenyamanan yang ingin didapatkan setiap konsumen. Selain bisa berangkat melakukan Ibadah Haji dengan cepat, fasilitas yang didapatkan konsumen ketika memilih menggunakan paket Haji plus juga bagus. Konsumen memiliki beberapa alasan untuk memilih Biro sebagai partner perjalanan diantaranya adalah fasilitas yang ditawarkan, kemudahan pelayanan hingga harga yang ditawarkan oleh setiap Biro Haji kepada para konsumen Adanya Biro yang bermunculan membuat biro-biro tersebut juga bersaing untuk memperoleh konsumen. Cara yang dilakukan oleh setiap Biro dalam mendapatkan konsumen pasti berbeda. Mulai dari fasilitas yang ditawarkan kepada setiap konsumen hingga harga yang diberikan untuk memperoleh fasilitas yang ditawarkan tersebut tetapi yang terpenting adalah melakukan promosi-promosi disetiap media entah itu media cetak ataupun media elektronik. Terkadang Biro juga mengikuti pameran yang biasa diselenggarakan di pusat perbelanjaan dengan harapan agar konsumen tahu paket serta kemudahan yang ditawarkan kepada setiap konsumen. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini yang berjudul Mekanisme Persaingan Dalam Biro Penyelenggara Haji Plus, tidak mungkin lepas dari kekurangan dan masih sangat jauh dari kesempurnaan karena terdapat unsure-unsur yang belum terkandung dalam hasil penelitian ini. Oleh karena itu peneliti mencoba memberikan saran sebagai berikut : Peneliti berharap agar ada penelitian yang mengusung tema tentang Mekanisme Persaingan Dalam Biro Penyelenggara Ibadah Haji lebih lanjut. Dengan berbagai perspektif baru yang dapat digunakan untuk dapat melengkapi kekurangan pada penelitian ini. Hal ini disarankan agar penelitian-penelitian yang lebih tajam mengenai realitas Mekanisme Persaingan Dalam Biro Penyelenggara Ibadah Haji khususnya di Surabaya. Begitu banyak tema yang bisa diambil dan dijadikan sebagai bahan penelitian yang tanpa disadari ada di tengah-tengah masyarakat. Sulitnya menggali informasi akan menjadi tantangan sendiri bagi peneliti selanjutnya untuk mengungkap realitas yang ada. Setiap informasi akan menjadi pengetahuan yang sangat berharga bagi pembaca, terutama bagi pembaca yang belum mengetahui Mekanisme Persaingan Dalam Biro Penyelenggara Ibadah Haji secara mendalam. Bagi para pembaca, semoga apa yang telah dipaparkan dari hasil penelitian ini dapat menambah pegetahuan dan dapat menjadi referensi bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA Buku: Ritzer, George, 2002. Ketika Kapitalisme Berjingkrang, Telaah Kritis Terhadap Gelombang McDonalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ritzer, George dan Douglas J Goodman. 2009. “ Teori Sosiologi”. Yogyakarta : Kreasi Wacana Ritzer,George, & Douglas J. Goodman. 2010. Teori Sosial Modern. Jakarta Kencana Yoeti, A Oka. 1997. Tour And Travel Management. Jakarta : Pradyna Paramita Skripsi : DIni Ayu Rihadi Putri, 2008, Kepuasan Konsumen (Studi Deskriptif Tentang Kepuasan Konsumen Khususnya Untuk Haji Plus atau ONH Plus di Biro Perjalanan Mabruro Tour & Tarvel, PT Ebad Al Rahman, Sidoarjo) Jurnal : Sanwar, Aminudin. 2010. Peran Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji Indonesia Website : http://www.daftarhajiumroh.com/biaya-haji-reguler-plus-bpih-dalam-rupiah/ http://download.portalgaruda.org/article.php?article=134269&val=5636 https://ibadahhaji.wordpress.com/2009/12/11/sejarah-haji/ http://m.antaranews.com/berita/256/10/polda-metro-jaya-tahan-direktur-perusahaanperjalanan-haji http://www.sangpencerah.com/2013/09/problematika-penyelenggaraan-ibadahhaji.html?m=1 www.http://Bentuk-Bentuk dan Aturan dalam Insteraksi Sosial.htm.