MENINGKATA HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE INQUIRY TERBIMBING PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 11 AMPENAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016
JURNAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Studi Perogram Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Oleh AHMAD TAUHID NIM.E1E212010
PEROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016
i
MENINGKATA HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE INKUIRY TERBIMBING PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 11 AMPENAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh Ahmad Tauhid, H.Muhammad Liwa Ilhamdi dan Husniati Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram 2016 e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan karna rendahnya hasil belajar IPA siswa Kelas IV SD Negeri 11 Apenan sehingga penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 11 Ampenan Tahun ajaran 2016/2017 dengan penerapan metode Inquiriy Terbimbing. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklusnya terdiri dari dua pertemua yang dilakukan melalui empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang menjadi subyek dalam penelitian ini siswa kelas IV SDN 11 Ampenan yang berjumlah 22 siswa terdiri dari 9 perempuan dan 13 laki-laki. Data hasil belajar siswa diperoleh melalui tes hasil belajar yang dilakukan melalui soal evaluasi, sedangkan kegiatan antivitas guru diperoleh melalui lembar observasi aktivitas guru dan kegiatan aktivitas siswa diperoleh melalui lembar observasi aktivitas siswa. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata belajar siswa pada siklus I 63.35 dengan ketuntasan klasikal 76.19% pada siklus ke II hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan rata-rata hasil belajar siswa 73.55% dengan ketuntasan klasikal 90.91% , dan rata-rata sekor untuk aktivitas guru 10.5 pada siklus I yang berkatagori baik dan aktivitas siswa 40.5 pada siklus I yang berkatogori cukup aktif pada penelitian siklus II mengalami peningkatan sekor aktivitas guru 11 yang berkatagori sangat baik pada siklus II dan sekor aktivitas siswa 44.5 yang berkatagori aktif. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa penerapan mote Inquiry Terbimbing pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 11 Ampenan Tahun Pelajaran 2016/2017 Kata-kata Kunci: Metode Inquiry Terbimbing , Hasil Belajar
ii
ABSTRACT INCREASE OF STUDENT LEARNING THROUGH APPLICATION METHOD INKUIRY GUIDED SUBJECT IN CLASS IV IPA SD STATE 11 YEARS OF LESSONS AMPENAN 2015/2016 By: Ahmad Tauhid, H.Muhammad Liwa Ilhamdi dan Husniati Study program Primary School Teacher Education, the Faculty of Education, University of Mataram in 2016 e-mail:
[email protected] This study dilatarbelakangai by poor learning outcomes of students in science subjects. The low yield learn science can be caused by several factors, including lack of proper teachers choose teaching methods, the teachers pembelajaranya always use the same old methods of lecturing at every meeting, not to use learning methods that encourage students to continue to be active in the classroom. This study was undertaken to improve the learning outcomes of fourth grade students of SDN 11 Ampenan school year 2015/2016 with the adoption of Inquiriy Guided. This research was conducted in two cycles, each cycle consists of two meetings conducted through four stages: planning, implementation, observation and reflection. This type of research conducted in this research is a class act who is the subject in this study fourth grade students of SDN 11 Ampenan amounting to 22 students consisting of 9 women and 13 men. The results showed that the average value of students in the first cycle of 65.76 with classical completeness 76.19% in cycle II learning outcomes of students has increased by an average of student learning outcomes 73.40 with classical completeness 90.91%, and the average scores for the activity 10.5 teachers in the first cycle is good and activity Uncategorised 45 students in the first cycle that berkatogori quite active on the second cycle increased research activity scores 11 teachers who Uncategorised very well in the second cycle and 49 student activity scores were categorized active. Based on these results it can be concluded that the application of Guided Inquiry mote in science subjects to improve learning outcomes of fourth grade students of SDN 11 Ampenan the Academic Year 2015/2016 Keywords: Guided Inquiry Method, Results Learning
iii
A.
Latar Belakang Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 8 Maret tahun 2016, didapatkan informasi bahwa hasil belajar IPA kelas IV SDN 11 Ampenan masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari masih banyaknya nilai siswa yang belum mencapai (KKM 65). Dari 22 siswa sebanyak 9 orang siswa memperoleh nilai > 65, dan 13 siswa lainnya memperoleh nilai < 65. Jika dibandingkan dengan KKM yang ditentukan oleh sekolah adalah 65, persentase ketutasan klasikal mencapai 44% ini menunjukkan bahwa kemampuan belajar IPA siswa kelas IV SDN 11 Ampenan ini masih sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum menguasai pembelajaran IPA. Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas maka saya tertarik untuk mengadakan PTK dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode Inquiry terbimbing Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri 11 Ampenan tahun pelajaran 2016/2017”. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dikelas IV SD Negeri 11 Ampenan dengan penerapan metode Inquiry terbimbing
B. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN 1. Pengertian Hasil Belajar Menurut teori Gestal (dalam Susanto 2013: 12) Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama,
1
siswa; dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku intektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan; yaitu sarana dan perasarana, kompetensi guru , kreativitas guru, sumbersumber belajar, metode serta dukungan lingkungan , kluarga, dan lingkungan a. Pengertian Metode Pembelajaran Metode pemebelajaran adalah cara yang di implimentasikan oleh guru dalam menyajikan materi pelajaran kepada siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. b. Metode Inkuiry Terbimbing 1. Pengertian Hamalik (dalam Putra 2013: 88) menyatakan bahwa metode inkuiry adalah suatu metode yang berpusat pada siswa ( studentcentered strategy), kelompok siswa inkuiri dilibatkan dalam suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan –pertanyaan didalam suatu perosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas. 2. Tahap Pelaksanaan Metode Inkuiry Terbimbing Tahap pelaksanaan metode pembelajaan Inkuiry, menurut Senjaya (dalam Setiatapa 2013: 101), adalah sebagai berikut: 1. Orientasi 1. Merumuskan masalah 2. Merumuskan Hipotesis
2
3. Mengumpulkan Data 4. Menguji Hipotesis 5. Merumuskan Kesimpulan 2. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka hipotesis tindakan penelitaian ini adalah
“jika pendekatan metode Inkuiry Terbimbing
diterapkan secara optimal, maka hasil belajar siswa kelas IV SDN 11 Ampenan meningkat C. METODE PENELITIAN 1. Teknik Analisis Data a. Data Hasil Belajar Analisis data untuk mengetahui perestasi belajar siswa dengan menggunakan evaluasi dapat di jelaskan sebagai berikut 1. Ketutasan Individu Cara
menentukan
untuk
menghitung
nilai
dan
tingkat
kerberhasilan siswa dapat dihitung melalui rumus sebagai berikut Nilai (Purwanto 2011: 207) 2. Menghitung Nilai Rata-rata ∑X X=──── N Keterangan: X
:Nilai rata-rata
3
∑X
:Jumlah seluruh sekor
N
:Subyek
3. Ketuntasan Klasikal ∑ Siswa yang tuntas belajar P= ────────────────── ∑ Siswa Keterangan: P : Ketuntasan klasikal Ketuntasan klasikal adalah ketuntasan keseluruhan dalam setiap mata pelajaran yang sudah ditentukan oleh sekolah itu sendiri. b. Data Aktivitas Guru Penilaian aktivitas guru dilakukan melalui observer langsung yang dilaukan pada saat guru emlakukan pemebelajaran yang dinilai oleh observernya, sehingga dari penilaian observer didapatkan data aktivitas guru kemudian data tersebut dianalisis dengan cara sebagai berikut 1. Mentukan sekor aktivitas guru untuk masing-masing dskriptor. a.
Sekor 4 jika semua deskriptor terlaksana
b.
Sekor 3 jika sebagian besar deskriptor telaksana
c.
Sekor 2 Jika sebagian kecil deskriptor terlaksana
d.
Sekor 1 jika semua deskriptor tidak terlaksana
2. Menetuka sekor Maksimal Ideal (SMI) a.
Banyak indicator
:3
b.
Banayak deskriptor
: 15
4
c.
Sekor maksimal untuk setiap deskriptor
:4
d.
Sekor minimal untuk setiap deskriptor
:1
Jadi sekor maksimal semua indikator
= 3 x 4 = 12
Sedangkan sekor minimal indikator
=3x1= 3
3. Menetukan Mi (mean Ideal) dan SDi (Setandar Deviasi Ideal) dengan rumus sebagai berikut :
Mi
SDi
1 = ─ ( Sekor maksimal + Sekor minimal) 2 1 = ─ (12 + 3) 2 = 7.5 1 = ─ x Mi 3 1 = ─ x ( 7.5) 3 = 2.5
(Nurkencana, 1990: 100) Berdasarkan sekor standar maka kriteria untuk menetukan aktivitas guru dapat dijabarkan pada tabel berikut Tabel 3.1 Kriteria Untuk Menentukan Aktivitas Mengajar Guru Berdasarkan Sekor Standar Interval X ≥ Mi + 1,5 Sdi Mi + 0,5 SDi ≤ X < Mi 1,5 SDi Mi – 0,5 SDi Mi≤ X < + 0,5 Sdi Mi – 1,5 SDi ≤ X <Mi – 0,5 SDi X < SMi – 1,5 Sdi
Katagori X ≥ 11.2 8.7≤ X < 11.2 6,3 ≤ X < 8.7 3.6≤ X < 6.3 X ≤ 3.6
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
5
X
= Aktifitas siswa dan guru
SDi
= Standar deviasi ideal
Mi
= Mean Ideal
SMi
= Skor maksimum ideal
c. Data Aktivitas Siswa Data aktivitas siswa di peroleh dari hasil observasi langsung yang dilakukan oleh observer untuk melihat aktivitas siswa selama mengikuti peroses belajar mengajar dan dari hasil observasi ini diperoleh data penilaian dari observer yang kemudian data tersebut dianalisis dengan cara sebagai berikut: 1. Menetukan sekor yang diperoleh siswa dengan ketentuan sebagai berikut:
2.
a.
Sekor 1 diberikan jika x ≤ 25 siswa melakukan diskriptor
b.
Sekor 2 diberikan jika 26% ≤ x ≤ 50 siswa melakukan diskriptor
c.
Sekor 3 diberikan jika 51% ≤ x ≤ 74% siswa melakukan descriptor
d.
Sekor 4 diberikan jika x≥ 75% siswa melakukan descriptor
Menetukan mean ideal ( Mi) dan standar Deviasi Ideal ( SDi) dengan rumus sebagai berikut
Mi
SDi
1 = ─ ( Sekor maksimal + Sekor minimal) 2 1 = ─ (60 + 15) 2 = 7.5 1 = ─ x Mi
6
3 1 = ─ x ( 37.5) 3 = 12.5 (Nurkencana, dkk ; 1990: 100) 3.
Menetukan Kriteria Aktivitas Siswa Berdasarkan sekor standar maka kriteria untuk menetukan aktivitas dijabarkan pada table berikut: Tabel 3.2 Kriteria Untuk Menentukan Aktivitas Belajar Siswa Interval X ≥ Mi + 1,5 Sdi Mi + 0,5 SDi ≤ X < Mi 1,5 SDi Mi – 0,5 SDi Mi≤ X < + 0,5 Sdi Mi – 1,5 SDi ≤ X <Mi – 0,5 SDi X < SMi – 1,5 Sdi
X ≥ 56.2 43.7 ≤ X < 56.2
Katagori Sangat Baik Baik
31.3 ≤ X < 43.7
Cukup Baik
18.8 ≤ X < 31.3
Kurang Baik
X ≤ 18.8
X
= Aktifitas siswa dan guru
SDi
= Standar deviasi ideal
Mi
= Mean Ideal
SMi
= Skor maksimum ideal .
Sangat Kurang Baik
D. Hasil Penelitian Adapun ringkasan dari hasil penelitian siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut : Tabel Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas dan Evaluasi Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
7
Aktivitas siswa
Aktivitas guru
Rata-rata
Rata-rata
Rata-rata Siklus
Ketuntasan skor
Kriteria skor
Criteria skor
Cukup I
63.35
76.19 %
40.5
10.5
Baik
11
Baik
aktif II
73.55
90 %
44.5
Aktif
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada siklus I rata-rata skor hasil belajar ketuntasan serta aktivitas siswa belum memenuhi indicator hanya aktivitas guru yang terlihat masuk dalam katagori baik dalam siklus I, ketuntasan kelasikal 85%, aktifitas siswa dan guru minimal berkriteria aktif dan baik. Walaupun demikian secara umum dapat dikatakan pembelajaran inquiry terbimbing dapat berjalan dengan baik. Pada siklus I menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar siswa adalah 63.35 belum mencapai indikator yang telah ditetapkan, standar ketuntasan siswa sebesar 65%. Sedangkan untuk kriteria aktivitas siswa belum memenuhi standar pada siklus I diperoleh nilai 40.5 yang termasuk dalam katagori cukup aktif, sedangkan aktifitas guru bisa dikatakan baik karna masuk dalam katagori yaitu 8.7≤ X < 11.2 sedangkan aktivitas guru mendapatkan sekor 10.5. Sedangkan untuk ketuntasan kelasikal diperoleh hasil 76.19% ini juga belum memenuhi standar yang telah ditetapkan yakni ketuntasan kelasikal minimal memperoleh hasil 85%.
8
Pada siklus II juga terjadi perubahan ke arah yang lebih baik jika dibandingkan dengan pelaksanaan dan hasil pada siklus I. Dimana pada siklus II rata-rata skor aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan. Pada siklus II rata-rata aktivitas belajar siswa adalah 44.5 dengan kategori aktif. Meningkatnya jumlah sekor yang diperoleh oleh siswa dalam pemebelajaran tidak terlepas dari tanggung jawab serta usaha seorang guru dalam membimbing siswa dalam menciptakan suasana pemebelajaran yang menyenangkan aktif dan kreatif sehingga dapat meningkat keinginan siswa untuk belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. E. Kesimpulan Dan Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, bahwa penerpan metode Inquiry Terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN 11 Ampenan Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal ini dapat dilihat dari ada peningkatan nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Pada sikluas I nilai rata-rata belajar siswa adalah 63.35 dengan ketuntasan klasikal 76.19% pada siklus hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan rata-rata hasil belajar siswa 73.55 dangan ketuntasan kelasikal 90.91%. Adapaun saran yang dapat disampaikan oleh peneliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Siswa diharapkan lebih serius lagi dalam belajar dan mengurangi bermain maupun berbicara pada saat belajar suapaya siswa lebih fokus
9
memperhatikan penejelasan dan arhan-arahan yang diberikan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajarnya. b. Guru diharapakan lebih kratif lagi dalam memilih metode pemebelajaran yang akan diterapkan untuk menunjang keberhasilan belajar siswa, salah satu metode yang bisa diterpkan oleh guru dalam pemebelajaran adalah penerapan metode Inquiry Terbimbing yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa c. Diharapkan dengan hasil penelitian ini sekolah dapat menjadikan salah satu contoh dalam mengembangkan metode-metode pemebelajaran yang dapat meningkatan hasil belajar siswa.
10
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. Prof. Dr. 2006. Prosedur Penelitan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Daryanto. 2010. Belajar dan mengajar. Bandung : CV. YRAMA WIDYA Hartono Rudi.2014. Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid. Jogyakarta, DIVA press Herawati, Susilo. DKK.2008.Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana Pengembangan Koferasional Guru dan Calon Guru.Malang: Bayumedia publishing Hanafiah Nanang. Dr .DKK. 2009. Konsep strategi pemebelajaran.Bandung: PT Rafika Aditama Jufri, Wahab.2013. Belajar Dan Pemebelajaran SAINS.Banadung :Pustaka Reka Cipta Malino, Jupri. Definisi atau pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli. Nasution, S.2006. Kurikulum dan Pengajaran. Bandung: Bumi Aksara N.K, Roestiyah, Dra. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RINEKA CIPTA Putra, Sitiatava R, 2013.Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasisi SAINS. Jogyakarta: DIVA Press Ristono, Hendi Rizhal.2010. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing Dengan Sutikno, Sobry.2013. Belajar dan Pemebelajaran. Lombok:Holistica Susanto,Ahmad.Drs.M.pd.2013.Teori
Belajar
Pemebelajaran
Di
Sekolah
Dasar.Jakarta:Kencana Prenada Media Group Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Peroses Belajar Mengajar.Bandung: PT Remaja Rosdakarya Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. Udin, Winataputra, dkk.2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka
Wibawa, Basuki. Dr. H. , 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas. Wasista, Agus 2013.Pemebelajaran Tematik Terpadu dan Peneilaiannya Pada Sekolah
Dasar
Madrasah
Ibtidakiyyah
Sesuai
Kurikulum
2013.Yogyakarta: Cemdekin Herdian. 2010. Model pembelajaran Inkuiri. Availabel at: http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/model-pembelajaran-inkuiri/. (Diakses 22 Januari 2016)
