Volume 16, Nomor 1, Hal. 53-70 Januari – Juni 2014
ISSN:0852-8349
PENGARUH PENGGUNAAN ILUSTRASI DAN BAHASA PADA MEDIA BUKLET TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PETANI DI KABUPATEN MUARA JAMBI Pera Nurfathiyah Fakultas Pertanian Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo - Darat Jambi 36361 Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen murni dengan pretes, postes dan control group melibatkan 56 responden petani pisang. Materi yang disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan pesan petani di Kecamatan Sungai Gelam yaitu tentang pembuatan kerupuk kulit pisang dengan menggunakan buklet. Tujuan penelitian ini adalah menentukan dan menganalisis bahasa dan jenis ilustrasi yang paling efektif untuk meningkatkan pengetahuan petani. Bahasa yang digunakan dalam buklet ada 2 yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Jambi sedangkan jenis ilustrasi yang digunakan adalah ilustrasi gambar garis dan foto. Berdasarkan tujuan diatas, penelitian ini diujicobakan kepada 56 responden yang dipilih secara acak (Simple random sampling). Untuk melihat pengaruh factor bahasa dan jenis ilustrasi terhadap peningkatan pengetahuan responden digunakan ANOVA, uji t-student, uji wilayah berganda Duncant dan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Buklet ternyata efektif dalam menyampaikan informasi tentang pembuatan kerupuk pisang kepada petani di Desa Kasang Mekar Jaya Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi. Peningkatan pemahaman responden tentang pembuatan kerupuk pisang dipengaruhi oleh ilustrasi buklet, tetapi peggunaan foto lebih efektif dari gambar garis. Faktor bahasa tidak berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan responden, tetapi ada kecenderungan bahasa Indonesia lebih efektif. Kombinasi buklet yang berbahasa Indonesia dan foto cenderung lebih efektif meningkatkan pemahaman responden tentang pembuatan kerupuk pisang di Desa Kasang Mekar Jaya Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi. Kata Kunci : Bahasa, ilustrasi, media buklet, pengetahuan petani
PENDAHULUAN Latar belakang Sebagai salah satu unsur komunikasi. Pesan merupakan unsur kedua setelah sumber pesan. Efektivitas pesan yang disampaikan dapat tercapai jika pesan yang ciisampaikan menggunakan bahasa yang mudah dimengerii dan menggunakan efek visual seperti penggunaan gambar diam maupun gerak sehingga terjadi perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan penerima pesan. Pemilihan media yang tepat sesuai dengan kondisi penerima pesan, isi pesan dan tujuan pesan yang disampaikan dapat mempertinggi tingkat kepercayaan penerima pesan terhadap pesar yang disampaikan.
Media cetak sebagai media komunikasi dan informasi pada era globalisasi masih memiliki peran walaupun perkembaagan teknologi media audio visual saat ini sangt pesat namunkehadiran media cetak sebagai media massa masih menempati posisi )rang berarti dalam menyampaikan informasi baik untuk pengetahuan maupun hiburan. Beberapa karya besar yang sukses disajikan dalam bentuk media audio visual berasal dari media cetak, hal ini disebabkan karena media cetak merniliki keunggulan dibandingkan dengan media lainnya, salah satu media cetak adalah buklet. Buklet sebagai salah satu media cetak memiliki beterapa kelebihan dibanding media lainnya yaitu kemampuan buklet untuk menyebarluaskan informasi relatif 53
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
lebih cepat dengan daya jangkauan yang lebih luas (Ritonga, 1993). Buklet berukuran kecil sehingga praktis untuk dibawa, mudah disimpan tapi tidak mudah hilang serta dapat dibaca kapan saja sehingga mampu meningkatkan pengetahuan penerima (khalayak) terutama khalayak yang rnempunyai kemampuan membaca. Buklet menggunakan komunikasi yang mengandung unsur teks, gambar foto dan garis. Unsur-unsur tersebut bila ditata dengan baik akan menimbulkan daya tarik, memudahkan dalam memahami pesan dan menimbulkan kesan akrab sehingga akan menimbulkan minat bagi yang membacanya. Kelebihan lain yang tidak kalah pentingnya adalah biaya pembuatan buklet yang relatif murah serta tidak memerlukan biaya pengoperesian. Hal ini membantu dalam rangka penyebaran informasi dan inovasi untuk menunjang pernbangunan yang sampai saat ini masih menghadapi masalah keterbatasan dana. Kecamatan Sungai Gelam mempunyai luas wilayah 96.00 Ha, mata pencaharian masyarakat setempat adalah petani hortikultura yaitu petani yang mengusahakan tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan. Tanaman buah-buahan yang paling dominan adalah tanaman pisang. Kecamatan Sungai Gelam merupakan sentra produksi tanaman hortikultura yang menjadi pemasok utama kebutuhan sayuran dan buah-buahan di Provinsi Jambi. Kebutuhan sayuran dan buah - buahan di Provinsi Jambi pada padat tahun 2010, mencapai 5.190 ton pertahun dan pada tahun 2011 meningkatkan menjadi 6,120 ton pertahun. Tantangan saat ini dan masa yang akan datang adalah petani di Propinsi Jambi harus mampu melakukan upaya penganeka ragaman produk melalui pengolahan dengan memanfaatkan bahan baku yang tersedia sehingga memiliki harga jual yang tinggi, contohnya pembuatan kerupuk kulit pisang dari limbah kulit pisang kepok. Permasalahan yang ada pada saat ini adalah, petani hanya mampu menjual pisang tanpa diolah sehingga harga yang diterirna rendah sedangkan biaya produksi tinggi, untuk itu 70
diperlukan kreativitas petani untuk menciptakan produk olahan baru yang mempunyai nilai tambah yaitu mengolah kulit pisang menjadi kerupuk pisang yang memiliki nilai tambah yang tinggi bila petani hanya menjual pisang saja. Hasil wawancara dengan ketua Rt 19 Desa Mekar Jaya yang merupakan salah satu kecamatan di Sungai Gelam Bapak Tarmijan (2012) petani Desa mekar jaya masih tergolong petani miskin karena pendapatan yang diterima dari hasil penjualan panen tergantung pada harga pasar selain itu petani menjual dengan harga yang di tentukan oleh tengkulak I dan tangkulak I. Hasil panen di pasaran ke tengkulak I dan di tengkulak II diedarkan kepasaran dan sarnpai ke konsumen. Rantai tata niaga yang panjang menyebabkan penerimaan petani menjadi rendah. Selain itu, rata-rata pendidikan terakhir petani adalah tamatan SD dan keterbatasan rnedia infomasi yang mampu mereka akses sehingga petani kurang mendapatkan informasi bagaimana cara untuk meningkatkan nilai jual produk pisang menjadi produk yang mampu meningkatkan pendapatan melalui proses pengolahan. kerupuk kulit pisang dari limbah yang sederhana namun memiliki kandungan gizi yang tinggi yaitu kulit pisang. Permasalahan Penggunaan buklet bertujuan agar informasi dapat sampai kepada petani dengan cepat dan sesuai kebutuhan pesan petani. Kebutuhan pesan yaitu informasi yang sangat dibutuhkan petani guna meningkatkan pendapatan dari limbah yang mudah didapat, memiliki nilai gizi yang tinggi dan mampu meningkatkan nilai tambah yaitu informasi pembuatan kerupuk kulit pisang. Informasi dapat sampai kepada petani jika terdapat media yang dapat menghubungkan antara sumber informasi dan petani. Salah satu media yang mampu menyebarluaskan informasi adalah buklet. Buklet merupakan salah satu media cetak yang dapat digunakan untuk menyebarluaskan informasi kepada
Pera Nurfathiyah: Pengaruh Penggunaan Ilustrasi dan Bahasa pada Media Buklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani di Kabupaten Muara Jambi
masyarakat luas. hal ini ditunjang oleh karakteristik penyampaian pesan pada buklet yang bersifat visual, verbal, mudah dibawa dan dibaca setiap saat dan juga permanen. Buklet rnengandung unsur-unsur teks, gambar berupa foto dan garis sehingga mampu memikat hati orang yang membacanya. Perkembangan teknologi media yang begitu pesat seiring dengan kebutuhan Penganekaragaman produk olahan menjadikan peluang dan harapan baru bagi petani untuk terus Meningkatkan derejat kehidupannya menjadi lebih baik. Hasilhasil penelitian dan inovasi yang dapat menunjang pencapaian kesejahteraan petani perlu diupayakan dengan memperkenalkan kepada petani melalui media. Pemilihan dan perancangan media yang tepat sesuai dengan kebutuhan petani menjadi Solusi untuk mengatasi keterbatasan kemampuan yang dimiliki petani yaitu sulitnya mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kecamatan Sungai Gelam rnerupakan sentra produksi tanaman pisang kepok, namun petani belum mendapatkan pendapatan yang memadai dari pengusdraan tanarnan pisang, Ketertatasan informasi menyebabkan petani belum mampu rneningkatkan pendapatan mareka. Pisang kepok biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan kue sedangkan kulitnya dibuaag tanpa diolah, sehingga limbah kulit pisang tidak dimanfaatkan secara optimal sedangkan dari hasil penelitian kulit pisang kepok memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kulit pisang kepok dapat diolah menjadi kerupuk yang memiliki nilai tembah yang tinggi dan bergizi. Hasil wawancara dengan ketua Rt 19, Desa mekar Jaya Bapak Tarmijan, petani didesa mekar jaya masih tergolong petani miskin karena hasil pendapatanya dari hasil penjualan panen tergantung pada harga pasar selain itu petani menjual dengan harga yang ditentukan oleh tengkulak I den tengkulak I menjual ke penampungan. Hasil panen di pasaran yaitu tengkulak II dan di tengkulak ll yang diedarkan kepasaran dan
sampai ke konsumen. Rantai tata niaga yang panjang menyebabkan penerimaan petani rendah. Selain itu, rata-rata tingkat pendidikan terakhir petani di Rt. 19 adalah tamatan SD dan kurangnya media informasi yang mampu mereka akses sehingga rnengakibatkan rendahnya pengetahuan petani untuk rneningkatkan nilai tambah produk pisang menjadi produk yang mampu meningkatkan pendapatan. Penelitian ini bertujuan untuk rnernberikan inforrnasi kepada peteni tentang pembuatan kerupuk pisang kepok dari limbah kulit pisang kepok melalui media buklet sehingga mampu memberikan pengetahuan kepada petani. Bertitik tolak dari uraian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah penggunaan bahasa Jambi atau bahasa Indonesia pada buklet dapat meningkatkan pengetahuan petani tentang pembuatan kerupuk kulit pisang di Kecamatan sungai gelam? 2. Apakah gambar garis atau foto pada buklet dapat meiningkatkan pengetahuan petani tentang pembuatan kerupuk kulit pisang di Kecamatan sungai Gelam? 3. Apa kombinasi terbaik dari penggunaan bahasa Jambi atau bahasa Indonesia dengan gambar Garis dan foto pada buklet dapat meningkatkan pengetahuan petani tentang pembuatan kerupuk kulit pisang di Kecamatan Sungai Gelam ? Tujuan penelitian Tujuan penelitian secara umum adalah untuk mengetahui efektivitas media buklet dalam meningkatkan petani di kecamatan Sungai Gelam tentang pembuatan kerupuk Kulit pisang. Tujuan khusus penelitian iai adalah : 1. Apa pengaruh jenis bahasa yang digunakan pada buklet terhadap peningkatan Pengetahuan petani di Kecamatan Sungai Gelam tentang pembuatan kerupuk kulit Pisang 2. Mengetahui pengaruh jenis ilustrasi yang digunakan pada buklet terhadap peningkatan pengetahuan petani di 69
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
Kecamatan Sungai Gelam tentang pembuatan kerupuk kulit pisang 3. Mengetahui pangaruh interaksi jenis bahasa dan ilustrasi yang digunakan pada buklet terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat Kecamatan Sungai Gelam tentang pembuatan kerupuk kulit pisang Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam membantu PPL dalam mendiseminasikan inovasi kepada petani, selain itu manfaat penelitian ini dilakukan adalah; 1. Mendapatkan media mendiseminasikan inovasi 2. Masukan bagi pemerintah daerha propinsi jambi dalam mempertimbangkan dan perencanaan pertanian terutama dinas pertanian 3. Pengembangan ilmu pertanian dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komuniaksi 4. Mendapatkan media sebagai alat pemabantu petani sebagai proses pembelajaran baik sebagai individu maupun kelompok. 5. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sungai Gelam kabupaten Muaro Jambi yaitu di dusun Tigo Suko Moro Rt. 19 Desa mekar Jaya. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama 6 bulan di mulai dari bulan April-September 2012. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa desa mekar Jaya merupakan desa sentra produksi pisang di Provinsi Jambi dan merupakan salah satu desa binaan Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Populasi Dan Sampel Penentuan populasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan kriteria petani yang mengusahakan tanaman pisang kepok, tidak buta huruf, pendidikan minimal SLTP dan berumur maksimal 55 tahun sehingga 70
diperoleh populasi 85 orang. Pengambilan sampel diambil dari 85 orang secara acak sederhana (sample random sampling) sehingga terpilih 56 orang sebagai sampel. Selanjutnya sampel tersebut dibagi dalam 4 kelompok perlakuan dimana setiap kelompok terdiri dari 12 orang, Hal ini sesuai dengan pendapat Cathcart dan Samovar (2007) bahwa 12 orang adalah angka maksimal yang digunakan untuk pembelajaran dalam kelompok kecil. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian experiment murni (True experirnental) dengan menggunakan rancangan faktorial 2 x 2, menggunakan pretest dan posttest control group (Vandalen, 1973: Dominick dan Josep, 1983 dan Campbell et al, I966). Peubah bebas yang diteliti adalah : 1. Bahasa yang terdiri dan 2 level yaitu bahasa Jambi dan bahasa lndonesia 2. Ilustrasi yaiig terdiri dan 2 level yaitu gambar garis dan foto Kombinasi perlakuan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: Table 1. matriks disain penelitian eksperimen murni dengan factorial 2 x 2 Ilustrasi Perlakuan Gambar garis (G)
Fato (F)
Bahasa Jambi – Gambar Garis Bahasa Indonesia – Gambar Garis
Bahasa Jambi Foto Bahasa Indonesia Foto
Bahasa Bahasa Jambi (BJ) Bahasa Indonesia (BI)
Adapun peubah tidak bebas adalah peningkatan pengetahuan petani tentang pembuatan kerupuk kulit pisang. Peningkatan pengetahuan ini diperoleh dari skor peningkatan pengetahuan setelah membaca buklet (postest) dikurangi dengan skor sebelum membaca buklet (pretest). Materi yang disampaikan dalam buklet yaitu tentang bahan-bahan dan cara pembuatan kerupuk kulit pisang. Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti prosedur eksperimental untuk mengurangi ancaman validitas intemal dan eksternal dilakukan pengkondisian terhadap semua unit eksperimen agar diperoleh
Pera Nurfathiyah: Pengaruh Penggunaan Ilustrasi dan Bahasa pada Media Buklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani di Kabupaten Muara Jambi
kondisi yang seragam. Kondisi ini diperoleh dengan cara pemberian perjalanan secara serentak pada waktu, tempat dan jenis peralatan yang relatif sama. Tahapan pelaksanaan penelitian dilakukan melalui beberapa tahap yaitu : 1. Perencanaan desain buklet dan pengembangan materi pesan. Tahap ini rneliputi : pembuatan layout buklet, pemotretan, pembuatan gambar garis, penentuan desain buklet dan pencetakan. Buklet dirancang dengan perbandingan penyajian pesan yang digunakan adalah 2/3 gambar dan 1/3 teks (Arafah, 1999). Sedangkan penyusunan materi secara berurutan mulai dari materi umum sarnpai materi khusus. Pemilihan alur pemaparan dengan sistem ini bertujuan untuk memudahkan penerimaan materi hagi respoaden. Penyusunan materi dilakukan melalui studi literatur, konsultasi dengan beberapa ahli yang terdiri pemerintahan kota dan dinas tata kota dan survei ke lokasi penelitian. 2. Uji coba media, tahap ini dilakukan di kelurahan Jambi Selatan dengan jumlah responden 16 responden. 3. Pelaksanaan penelitian melibatkan 48 orang responden dan menggunakan 4 versi bnrklet yang sudah siap diuji. Keempat kombinasi perlakuan tersebut memuat pesan yang sama yaitu tentang pembuatan kerupuk kulit pisang Data dan Instrumentasi Data Data yang digunakan dalanr penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari responden melalui pengisian kuesioner yang dibagikaa kepada responden. Data primer terdiri dari : 1. Data uji coba media yaitu data yang digunakan untuk menguji apakah buklet yang telah dirancang sebelum dilakukan penelitian sesungguhnya rnemiliki nilai validitas dan reliabitas yang memenuhi untuk dilakukan penelitian artinya buklet
yang telah dirancang mampu meningkatkan pengetahuan responden. Data yang dikumpulkan meliputi daya tarik, pemahaman penerimaan dan keterlibatan. Uji coba dilaksanakan di Kelurahan Jambi Selatan yang memiliki kondisi dan karakteristik yang sama dengan Kecamatan Sungai gelam. 2. Data karakeristik responden dan kebutuhan pesan Data karakteristik responden meliputi: Umur, tingkat pendidikan, keterdedahan terhadap informasi melalui media maupun melalui komunikasi dengan orang lain Pengumpulan data karateristik digunakan untuk mengetahui kebutuhan pesan yang akan disampaikari melalui buklet. 3. Data peningkatan pengetahuan (pretest dan posttest) Data peningkatan pengetahuan diperoleh melalui prettes dan posttest dengan menggunakan kuesioner yang meibatkan 48 responden. Pada setiap kelompok perlakuan terdapat 14 responden yang penempatannya dilakukan secara acak. Kegiatan ini dilaksanakan pada pagi hari jam 0900 – 12.00 WIB bertempat di kantor kepala desa Mekar Jaya Kecarnatan Sungai Gelam Muaro Jambi yang meliputi : a. Lima belas menit pertama penjelasan dan persiapan responden b. Lima menit pembagian soal c. pretest selama lima belas menit d. Pengumpulan hasil pretes dan pembagian buklet selama 5 menit e. Kesempatan membaca buklet selama dua puluh menit f. Posttest selama dua puluh menit 4. Data peningkatan pengetahuan pada setiap materi yang diperoleh dari 69
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
hasil analisis secara deskripsi untuk setiap materi yang ada pada buklet.
foto sebagai alat bantu untuk merancarg gamhar pada buklet 4. Pembuatan kerupuk pisang adalah kegiatan pengolaban kulit pisang yang diolah menjadi kerupuk pisang sehingga memiliki nilai tarnbah berupa penganekaragaman pangan dan peningkatan pendapatan petani 5. Karaktersitik individu adalah ciriciri yang melekat pada pribadi seseorang individu yang meliputi : umur, pendidikan interaksi sosial, keterdedahan informasi melalui media cetak maupun elektronik
Konsepsi dan pengukuran 1. Buklet adalah buku kecil yang terdiri dari 6 - 8 halaman yang berisikan informasi suatu pesan kepada pembaca agar terjadi penrbahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan. 2. Ilustrasi gambar gads pada buklet adalah ilustrasi yang mengunakan garis sebagai alat bantu untuk merancang gambar pada buklet 3. Ilustrasi foto pada buklet adalah ilusesi yang menggunakan gambar HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Sungai Gelam khususnya desa Mekar Jaya merupakan sentra produksi hortikultura buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya tanaman pisang di Provinsi Jambi. Masyarakat di desa Mekar Jaya mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, hal ini disebabkan karena kondisi alam yaitu cuaca dan tanah yang ada di Kecamatan Sungai Gelam mendukung untuk dilakukannya usahatani pisang. Karakteristik responden Hasil pengumpulan data karakteristik dari 56 petani responden ditampilkan pada tabel berikut ini : Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan karakteristik responden No
Karakteristik
Kategori
1
Umur (Thn)
2
Pendidi kan
<25 25 – 34 35 – 44 45 – 54 >54 <SD SD – SLTP >SLTP
70
Jum lah res pon den
Persentase (%)
10 22 14 5 5
17,88 39,28 25 8,39 8,39
24 22 10
42-86 39-28 17,56
3
4
Pengalam an bertani (Thn) Lama menjadi anggota kelompo k tani (Thn)
<5 5-10 >10 <3 3-6 >6
8 42 6 15 34 7
14,29 75,00 10,71 26,79 60,71 12,50
Umur Hasil penelitian terhadap 56 orang petani responden di kecamatan Sungai Gelam menunjukkan bahwa rata-rata umur petani adalah 34 tahun dilihat dari distribusi responden menurut umur (tabe 1), rata-rata umur responden pada kisaran 25 – 34 tahun yaitu 39,28 %. Umur akan mempengaruhi kemampuan fisik dan berfikir seseorang, orang yang lebih tua cenderung kurang responsif terhadap suatu gagasan baru. Menurut Soedijanto (1980) secara umum kemampuan belajar seseorang berkembang secara gradual seiring dengan meningkatnya umur. Namun demikian setelah mencapai umur tertentu, akan berkurang secara gradual dan akan terlihat nyata pada usia 55 ataupun 60 tahun. Berdasarkan kecenderungan tersebut, dilihat dari faktor umur dapat di katakan bahwa petani responden memiliki kemampuan untuk belajar, sehingga di
Pera Nurfathiyah: Pengaruh Penggunaan Ilustrasi dan Bahasa pada Media Buklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani di Kabupaten Muara Jambi
harapkan dapat memahami isi pesan dengan baik melalui buklet yang di uji coba. Di samping itu sebagian besar responden memiliki umur produktif yaitu kurang dari 54 tahun. Pendidikan Menyimak data pada Tabel 1 tentang distribusi tingkat pendidikan petani responden memperlihatkan perbedaan yang tidak terlalu mencolok, di mana tingkat pendidikan responden paling banyak tidak tamat SD (42,86%). Dengan demikian diharapkan perbedaan tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap perbedaan pemahaman pesan yang akan di sampaikan. Di samping itu buklet dirancang secara sederhana namun mudah dimengerti dan dapat menarik minat petani untuk membacanya sehingga dapat mengurangi pengaruh perbedaan tingkat pendidikan. Pengalaman Bertani Berdasarkan pengalaman bertani, distribusi petani responden paling banyak yaitu pada kisaran 5-10 th (75%). Sedangkan rata-rata pengalaman bertani responden adalah 10 tahun. Dari data tersebut dapat di ungkapkan bahwa pengalaman bertani responden relatif sama. Pengalaman berusaha tani seseorang umumnya berhubungan erat dengan produktivitas usaha tani dan cara pemanfaatan pengelolaan usaha kearah yang lebih produktif. Petani di desa Mekar Jaya banyak yang belum mengetahui cara mengolah kulit pisang menjadi kerupuk pisang sehingga limbah kulit pisang belum dimanfaatkan secara optimal dalam menambah pendapatan keluarga. Informasi tentang pembuatan kerupuk kulit pisang dalam penelitian ini sangat membantu dalam menambah pengetahuan dan pengalaman, sehingga diharapkan dikemudian hari petani menjadi lebih produktif. Sesuai dengan pendapat Staton (2008), bahwa motivasi seseorang untuk bertindak di tentukan dari pengalamanya, karena pengalaman tersebut akan
menentukan minat dan kebutuhan yang dirasakan. Hasil pengamatan di lapangan 85% dari responden menjadikan usaha tani pisang sebagai mata pencaharian utama. Mereka memiliki ladang untuk berusahatani pisang namun belum mengetahui informasi pembuatan kerupuk dari kulit pisang sehingga limbah kulit pisang tidak dimanfaatkan secara optimal padahal kulit pisang memiliki nilai gizi yang tinggi dan dapat meningkatkan nilai tambah dengan adanya perubahan bentuk dari pisang menjadi kerupuk pisang. Keterdedahan terhadap media Dari hasil penelitian (lampiran 2) terlihat bahwa sebagian besar petani responden termasuk dalam kategori tidak pernah membaca media yang menulis tentang pembuatan kerupuk kulit pisang. Pertemuan antara penyuluh dengan petani dalam satu bulan terakhir sebagian besar responden menjawab tidak pernah (58.93%), sedangkan responden yang tidak pernah membaca beberapa media massa selama satu bulan terakhir adalah sebagai berikut : surat kabar 60.71%, majalah 78.57%, leaflet 85.71% dan buklet 80.36%. Selanjutnya petani responden yang pernah mendapatkan informasi tentang pengolahan kerupuk kulit pisang hanya 16.07%, yang di peroleh dari penyuluh 2 orang dan 7 orang dari kelompok tani. Informasi yang di peroleh juga hanya sebatas tentang budidaya tanaman pisang. Dengan demikian dapat dikatakan petani responden mempunyai wawasan yang relative sama terhadap informasi tentang pembuatan kerupuk kulit pisang yang di kemas dalam bentuk buklet. Dari gambaran tersebut terlihat bahwa, baik untuk pertemuan dengan penyuluh maupun keterdedahan terhadap media informasi petani responden relative kurang, seperti yang terungkap melalui wawancara lebih mendalam dengan PPL. Menjelaskan bahwa metode penyuluhan yang di lakukuan di desa kasang lopak alai dan desa lainya adalah dengan kunjungan langsung 69
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
ke petani, baik itu melalui berkelompok (sangat jarang terjadi) maupun individual. Hal ini terjadi bila atas permintaan petani ada masalah yang perlu di bahas mengenai kondisi pertanian mereka dan ini lebih sering terjadi hanya sebatas pertemuan dengan ketua kelompok tani saja. Mengingat kondisi pemukiman belum masyarakatnya yang saling berjauhan, sangat tidak mungkin untuk penyuluh mendatangi setiap petani secara individu. Permasalahan yang sering di bahas terutama tentang budidaya tanaman pisang, pengadaan sarana produksi dan pemasaran pisang dan upaya untuk meningkatkan nilai tambah dari buah pisang menjadi kerupuk pisang atau produk yang memiliki harga yang bersaing dipasaran. Selama ini mereka belum pernah di berikan informasi tentang pembuatan kerupuk kulit secara lengkap. Kendala utamanya menurut PPL dan ketua kelompok tani karena kurangnya media informasi yang memadai, di samping itu juga ketersediaan PPL saat ini sangat tarbatas, sebagian dari mereka sedang tugas belajardan pindah wilayah kerja. Dari hasil pengamatan di lapangan , informasi tentang pembuatan kerupuk kulit pisang ternyata di minati oleh responden. Hal ini di tunjukan oleh hasil penelitian bahwa dari 56 prang responden, semuanya (100%) menyatakan berminat terhadap informasi pembuatan kerupuk kulit pisang dan sebagian besar (98.21%) setuju buklet di buat dalam dua bahasa yaitu bahasa jambi dan Indonesia. Pengetahuan Awal Responden Tes pengetahuan awal dilakukan sebelum semua responden diberi perlakuan.hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan awal responden tentang materi pendayagunaan melinjo memiliki skor rata-rata sebesar 21.43 dengan kisaran skor terendah 18 dan tertinggi 28.skor pengetahuan awal (pre-test) menurut kelompok periakuan disajikan pada Tabel 3.
70
Tabel 3. Skor pengetahuan awal responden menurut kelompok perlakuan Ilustrasi
Bahasa
Gambar Garis (G)
Foto (F)
Rataan
Jambi (BJ) Indonesia (BI)
21,43
21,29
21,36
20,86
22,14
21,50
Rata-rata
21,16
21,72
21,43
Dari Tabel 3 terlihat skor rata-rata pengetahuan awal responden pada setiap kelompok perlakuan relative sama. Untuk menguji hal tersebut, di lakukan analisis sidik ragam Satu arah , seperti di sajikan pada Tabel 4. Sumber keragam an Antar Kelompo k Dalam kelompo k
D b
JK
KT
3
12.000
4.00 0
52
473.714
9.11 0
5
483.71
F. Hitun g 0,439 n
t
P 0.72 6
5 4 Total tn Keterangan : tidak berbeda nyata pada α = 0.05
Tabel 4. Hasil analisis sidik ragam satu arah terhadap skor pengetahuan awal responden. Hasil analisis sidik ragam (tabel 4) menunjukan bahwa skor rataan pengetahuan awal ke empat kelompok perlakuan tidak berbeda nyata (p>@ 0,05).dengan demikian dapat di simpulkan bahwa tingkat pengetahuan awal responden tentang pembuatan kerupuk kulit pisang pada setiap kelompok perlakuan adalah relative homogeny. Peningkatan pemahaman responden Secara keseeluruhan terdapat peningkatan pemahaman responden yang cukup nyata ( Tabel 5 ).
Pera Nurfathiyah: Pengaruh Penggunaan Ilustrasi dan Bahasa pada Media Buklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani di Kabupaten Muara Jambi
Pada Tabel 5 terlihat adanya perbedaan peningkatan pemahaman responden dengan skor rata-rata keseluruhan 13.61 dan kisaran skor 4-20. Data peningkatan pemahaman secara lengkap untuk masing-masing kelompok perlakuan di sajikan pada lampiran 5. Selanjutnya untuk mengetahui apakah skor selisih post-test itu berbeda, di lakukan uji t. Tabel 6. Hasil analisis uji-t terhadap nilai rata-rata post-test dan pre-test. Nilai rata-rata Post-test Pre-test 35.04 21.43
T hitung
P
25.88**
0.000
Hasil uji t ( Tabel 6 ) menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata, ( @ = 0.01), di mana nilai peluang = 0.000 lebih kecil dari pada @ = 0.01, ini berarti bahwa peningkatan pemahaman responden di sebabkan oleh buklet yang di berikan kepada responden. Berangkat dari hasil tersebut, dapat di katakan bahwa buklet yang memuat informasi tentang pembuatan kerupuk kulit pisang ini cukup efektif untuk menyampaikan informasi kepada petani pembuatan kerupuk kulit pisang sesuai dengan apa yang di katakan oleh Lozare dalam Jahi (2008) bahwa media cetak masih efektif di gunakan untuk menyampaikan pesan-pesan pada masyarakat di pedesaan. Hal ini di dukung oleh sifat-sifat media cetak yang permanen, dapat di baca ulang, relative lebih murah dan mudah di banding lain. Serta dapat mengatasi hambatan jarak dan geografis. Dengan demikian terlihat bahwa keunggulan-keunggulan yang di miliki oleh buklet sebagai media cetak dapat di gunakan untuk meningkatkan pemahaman petani di pedesaan yang mempunyai tingkat pendidikan relative rendah. Hal ini juga di tunjang oleh sifat-sifat buklet yang dapat di manipulasi sesuai dangan kebutuhan khalayaknya. Buklet yang di gunakan dalam penelitia ini di rancang sedemikian rupa dengan memadukan unsur gambar dan teks, sehingga menimbulkan daya tarik untuk membacanya. Karena dengan adanya
No.Responden
Skor Pretest
Skor Posttest
Pengetahuan
1 2 3 4 5 . . 52 53 54 55 56 Total
22 22 20 22 20 . . 20 22 20 18 29 1200
36 38 34 26 38 . . 32 32 32 38 32 1962
14 16 14 4 18 . . 12 10 12 10 12 762
Rata-rata
21.43
35.04
13.61
Peningkatan
gambar yang menarik akan memberi kesan buklet terebut tidak formal dan kaku sehingga akan memberi kesan akrab bagi yang membaca. Selanjutnya hal ini akan mengantarkan ke informasi verbal dan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan pembaca. Dengan tanpa merasa di paksa. Di kemukakan oleh rakhmat (1985), bahwa semua media komunikasi massa menimbulkan efek pada khalayak. Dalam hal ini buklet sebagai media komunikasi massa dapat menimbulkan efek kognitif pada pembacanya. Pada penelitian ini buklet mempunyai efek terhadap kognitif responden yaitu pemahaman. yang jelas, ringkas dengan kata-kata yang mudah di mengerti dan kalimat yang pendek. Dengan penyajian yang demikian buklet dapat di baca oleh responden yang pendidikanya rendah ( tamat SD) dan tidak kesulitan dalam memahami kata-katanya. Di tinjau dari konsistensi jawaban yang di berikan antara saat pre-test dan post-test, ternyata sebagian dari responden ada yang berubah jawabanya. Dengan kata lain, pada saat pre-est jawaban yang di pilih sudah benar, tetapi pada saat post-test jawabanya jadi berubah ( salah ). Dari temuan tersebut, sebagian responden ( 10.71% ) memberikan jawaban yang berbeda untuk pertanyaan nomor satu, di ikuti pertanyaan nomor dua ( 7.14% ), dan nomor tujuh ( 3.57%). 69
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
Pertanyaan nomor satu berhubungan dengan pengertian pembuatan kerupuk kulit pisang, sedangkan nomor dua dengan ciri-ciri kulit pisang yang dapat di jadikan bahan baku pembuatan kerupuk. Jika di lihat dari kategori pertanyaanya, responden tersebut cenderung kesulitan untuk mengingat jawaban yang masih berupa konsep (pada pertanyaan nomor satu . dari pilihan jawaban yang di sediakan, meskipun mengandung pengertian yang sama dengan yang di sajikan pada materi pendahuluan, ternyata tetap menimbulkan eraguan pada mereka. Di samping itu, ada kemungkinan mereka susah mengingat ungkapan katakata yang jarang di dengar sehari-hari (kata pendayagunaan). Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh dari keempat versi buklet tersebut terhadap peningkatan pemahaman responden, di uji selisih skor post-tes ddan pre-test setiap kelompok responden ( tabel 7 ). Tabel 7. Rata-rata peningkatan pemahaman responden. Ilustrasi RataGambar rata Bahasa garis (G) foto (F) Jambi 11.71 14.14 12.93 ( BJ ) 12.85 15.71 14.28 Indonesia ( BI ) Rata-rata 12.28 14.93 13.61 Pada tabel 7 terlihat bahwa secara keseluruhan skor rata-rata peningkatan pemahaman kelompok responden yang membaca buklet berbahasa Indonesia sedikit lebih tinggi dari kelompok responden yang membaca buklet berbahasa Daerah ( Jambi ) demikian juga dengan skor rata-rata responden yang membaca buklet foto lebih tinggi dari gambar garis. Untuk mengetahui tingkat signfikansi dari faktor bahasa dan ilustrasi serta interaksinya terhadap peningkatan pemahaman responden, maka di lakukan analisis sidik ragam dua arah ( tabel 8 ).
70
Tabel 8. Analisis sidik ragam dua arah bahasa dan ilustrasi buklet terhadap peningkatan pemahaman responden. Sumber keragaman Bahasa ( B ) Ilustrasi ( I ) Interaksi ( BxI ) Galat
Db
Jk
KT
1 1 1 52
0.286 82.571 34.571 720
0.286 82.571 34.571 13.85
Total
55
11480. 00
F Hitung 0.021tn 5.96* 2.497tn
P 0.88 6 0.01 8 0.12 0
Keterangan * = berbeda nyata pada … = 0.05 tn = tidak berbeda nyata pada … = 0.05 Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada tabel 8, selanjutnya akan di lakukan pengujian hipotesis terhadap faktor bahasa, ilustrasi dan interaksinya. Pengaruh bahasa terhadap peningkatan pemahaman responden Bahasa yang di gunakan di duga berpengaruh nyata terhadap peningkatan pengetahuan petani responden di Kecamatan Sungai Gelam ada dua jenis bahasa yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu bahasa daerah ( Jambi ) dan Indonesia. Sehubungan dengan dugaan tersebut, hipotesis pertama penelitian ini adalah : Hi : peningkatan pemahaman petani yang menggunakan buklet bahasa jambi lebih tinggi di banding yang menggunakan buklet bahasa Indonesia. Hasil penelitian (Tabel.8) menunjukan skor rata-rata peningkatan pemahaman responden yang di sebabkan oleh faktor bahasa ( Jambi dan Indonesia ) tidak berbeda nyata. Hal ini di tunjukan oleh nilai peluang = 0.886 yang lebih besar dari peluang… = 0.05. secara statistic ini artinya bahasa yang di gunakan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan pemahaman responden. Berdasarkan hal tersebut di atas maka hipotesis pertama dalam penelittian ini ditolak. Ini berarti bahwa informasi tentang pembuatan kerupuk kulit pisang yang di
Pera Nurfathiyah: Pengaruh Penggunaan Ilustrasi dan Bahasa pada Media Buklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani di Kabupaten Muara Jambi
sampaikan dengan menggunakan bahasa daerah (jambi) maupun bahasa Indonesia tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan pemahaman responden. Dugaan bahwa bahasa daerah (Jambi) lebih efektif dalam menyampaikan informasi yang berkaitan dengan pembangunan pedesaan khususnya tentang pembuatan kerupuk kulit pisang ternyata tidak terbukti, sebaliknya hasil penelitian ( tabel 7 ) memperlihatkan bahwa ada kecenderungan skor rata-rata peningkatan pemahaman kelompok responden yang membaca buklet berbahasa Indonesia ( 14.64 ) lebih tinggi dari buklet berbahasa Jambi. Seharusnya. Kalau mengacu pada beberapa hasil penelitian yang sudah di lakukan oleh Nazariah (2001) yang menggunakan bahasa daerah ( bahasa sunda ) sebagai bahasa pengantar pada masing-masing media yang berbeda, maka bahasa daerah lebih efektif di gunakan untuk menyampaikan informasi inovatif pada masyarakat pedesaan di Kecamatan Sungai Gelam, hal ini juga sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh panggabean ( 1999) di daerah Mandailing dimana bahasa daerah lebih efektif menyampaikan informasi tentang pencegahan penyakit malaria melalui media kalender di banding bahasa Indonesia. Tetapi hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Evanita (1992) di mana bahasa Indonesia lebih efektif di banding bahasa daerah sebagai bahasa pengantar melalui medium folder yang memuat pesan tentang sutera alam. Demikian juga halnya dengan hasil penelitian bakar ( 1999 ) yang menggunakan bahasa sunda pada rekaman audio ternyata kurang efektif di banding bahasa Indonesia dalam menyampaikan pesan PHT kepada petani di suka bumi. Fenomena ini bila di kaji lebih jauh memberikan indikasi bahwakemungkinan mulai terjadinya transformasi budaya terutama bahasa dalam masyarakat jambi, khususnya di daerah lokasi penelitian, dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di
lokasi penelitian bercampur dengan beberapa suku lain di luar penduduk asli Jambi. Untuk berkomunikasi mereka menggunakan bahasa melayu Jambi yang berlogat kota yang hampir sama dengan bahasa Indonesia. Kalau di lihat dari asal bahasa Indonesia, maka terdapat keeratanhubungan antara kedua bahasa tersebut, karena bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu, hanya saja bahasa Indonesia telah mengalami perkembangan lebih lanjut dengan bertambahnya kata-kata dari berbagai bahasa daerah yang ada di Indonesia (Za’ba, 1981), jadi terdapat persamaan kata-kata antara bahasa melayu Jambi dan bahasa Indonesia. Selanjutnya bila di cermati dari materi yang ada pada buklet, secara deskriptif terlihat bahwa, hanya ada 25 kata (6.41%) yang berbeda pengucapanya antara bahasa Indonesia dan bahasa jambi (tabel 9). Jadi pada penelitian ini, ternyata buklet yang membuat materi tentang pengolahan kulit pisang dengan menggunakan dua jenis bahasa tersebut lebih banyak memiliki katakata yang sama di banding yang berbeda. Terdapat banyak persamaan, maka batas antara kedua bahasa tersebut dalam pemakaianya menjadi kabur, dan perbedaan yang ada hanya dalam melafalkan saja. Di samping itu juga dari hasil wawancara dengan responden, ternyata mereka mengucapkan bahasa Jambi dalam bentuk tertulis lebih sulit dari pada di ucapkan dengan lisan. Tabel 9. Daftar kata-kata yang berbeda antara bahasa Indonesia dan bahasa jambi pada buklet tentang pembuatan kerupuk kulit pisang No Bahasa Indonesia Bahasa Jambi 1 Buklet Buku kecik 2 Kulit pisang Kulit pisang 3 Ini Iko 4 Bagaimana Kayak mano 5 Sendiri Dewek 6 Tua Tuo 7 Muda Mudo 8 Bagus Elok 9 Besar Besak 69
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kupas Sangria Tidak Air Sampai Pakai Rata Warna Sama Hingga Cara Serta Pisahkan Selera Saja Bisa
Kocek Gongseng Gidak Aek Sampe Pake Rato Warno Samo Hinggo Caro Serto Lainkan Selero Bae Biso
Bila di tinjau dari aspek demografi dan kehidupan sosial masyarakat di daerah penelitian, maka mengingat jarak yang cukup dekat dari ibukota provinsi (13 km) ada kemungkinan mereka lebih cepat dan sering bersosialisasi dengan masyarakat kota. Masyarakat yang mendiami ibu kota provinsi sangat majemuk sekali,dimana terdapat beberapa suku yang dominan yaitu, Minang, Batak, Bugis, Palembang dan penduduk melayu Jambi sendiri, serta pendatang dari luar seperti Cina dan Arab (Zulfita et al.,1994). Melihat kondisi masyarakat seperti itu mereka menggunakan bahasa melayu Jambi yang berlogat kota untuk berkomunikasi, yang kadang-kadang juga bercampur dengan bahasa Indonesia. Namun hal ini kemungkinan akan berbeda kalau lokasi penelitian di kabupaten lain, sebagai contoh kabupaten Kerinci yang merupakan Kabupaten terjauh dari ibukota propinsi memiliki bahasa yang sangat berbeda denga Bahasa Melayu Jambi, apalagi dengan bahasa Indonesia. Selanjutnya Gunawarman dalam Bakar (1999) melaporkan bahwa sejumlah bahasa daerah (terutama Lampung dan Jawa) mengalami pergeseran yang cukup berarti, karena terdesak oleh Bahasa Indonesia. Tanda pergeseran itu adalah bahasa daerah tertentu kehilangan basis wilayah dan hanya digunakan oleh masyarakat yang semakin 70
kecil jumlahnya dan lebih banyak digunakan di pedesaan. Sehubungan dengan uraian tersebut diatas, maka bisa jadi bahasa melayu Jambi mengalami pergeseran, dimana penduduk asli ( Suku Bangsa Kubu) yang mengunakan makin jauh tinggalnya dari kota karena terdesak oleh pendatang dan mereka menetap di hutan-hutan pinggir kota. Pengaruh Iustrasi Terhadap Peningkatan Pemahaman Responden Ilustrasi dalah faktor ke dua yang diduga mempunyai pengaruh terhadap pemahaman petani. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, maka dua jenis ilustrasi yang ditelitiyaitu gambar garis dan foto. Hasil penelitian Tabel 7) menunjukan bahwa skor rata-rata peningkatan pemahamn responden yang membaca buklet dengan foto lebih tinggi skor rata-rata petani yang membaca buklet gambar garis. Hipotesi kedua (H2) penelitian tentang pengaruh ilustrasi terhadap pemahaman petani adalah sebagai berikut : Peningkatan pemahamn petani yang mengguanakan buklet gambar garis lebih tinggi dibandingkan yang menggunakan buklet foto. Selanjutnya untuk mengkaji apakah pengaruh ilustrasi ini nyata diuji dengan analisis sidik ragam dua arah (Tabel 8). Hasil analisis menunjukan bahwa skor ratarata peningkatan pemahaman yang disebabkan oleh ilustrasi berbeda nyata. Hal ini terlihat dari nilai peluang = 0,08 lebih kecil dari peluang α =0,05. Secar statistik, berarti ilustrasi menunjukan pengaruh yang nyata, tetapi bila ditelusuri lebih lanjut ternyata skor rata-rata buklet denga foto (14,93) lebih tinggi dibandng garis (12,28). Dengan demikian buklet yang mengguanakan gambar garis tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan pemahaman petani tentang pendayagunaan melinjo, jadi hipotesis kedua dan penelitian ini ditolak. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan ilustrasi berpengaruh nyata
Pera Nurfathiyah: Pengaruh Penggunaan Ilustrasi dan Bahasa pada Media Buklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani di Kabupaten Muara Jambi
terhadap peningkatan pemahaman petani responden. Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arafah (1999), Erlina (2001) dan Bakar (1999) Pada media informasi yang berbeda membuktikan bahwa penggunaan ilustrasi lebih efektif dalam menyampakan informasi. Ilustrasi memberikan kesan yang menarik pada buklet, sehingga mengundang minat orang untuk membacanya. Dengan kata lain ilustrasi sebagai komunikasi melalui visual membantu mengungapkan sesuatu lebih cepat dari pada hanya mengandalkan komunikasi verbal. Sesuai dengan dikatakan Burnet dalam Suhaeb (2005), bahwa dengan adanya ilustrasi, teks akan jelas, dapat menambah keindahan tata letak dan penampilan. Penggunaan ilustrasi dalam memvsualisasikan ide merupakan usaha untuk membangkitkan rangsangan emosi individu agar terlibat dan memiliki persepsi. Apabila informasi melalui gambar dapat dipersepsikan secara jelas, konkrit dan sesuai dengan yang diketahui maka akan mudah untuk diingat. Sejalan dengan pernyataan Carlson dalam Rohaji 2001) bahwa beberapa hal akan mudah diingat apabila menggunakan rangsangan visual, sehingga untuk mengingat informasi tidak perlu waktu yang lama untuk mengulangi informasi verbal. Rangsangan visual pada objek dapat tertinggal lebih lama dalam penyimpanan memori. Hal ini diperkuat oleh Haryono dalam Erlina (2001) bahwa daya ingat individu melalui stimuli visual mencapai 72 % setelah 3 jam dan respon hasil belajar 32%. Ilustrasi buklet yang memuat informasi tentang pembuatan kerupuk kulit pisang ini cukup menarik, dan sesuai dengan khalayak sasarannya, sehingga responden mampu menginterpretasikan ilustrasi tersebut sesuai dengan apa yang dimaksud serta memudahkan mereka untuk memahami informasi verbalnya. Dilihat dari aspek informasi yang disampaikan, seharusnya dalam penelitian ini gambar garis lebih efektif dari foto, karena informasi ini merupakan uraian dari
tahap-tahap suatu proses tentang pembuatan kerupuk pisang. Secara teoritis diyakini bahwa, gambar garis lebih efektif digunakan dibandingkan gambar foto untuk gambar suatu proses sebagai alat bantu pembelajaran, karena dapat memuat bagianbagian yang penting saja dan sesuai dengan yang diperlukan. Dinyatakan oleh Burnett dalam Erlina (2001) bahwa gambar garis dapat dibuat kapan saja dan dibuat hanya untuk menekankan bagian yang diinginkan saja, sedangkan yang kurang dibuang. Gambar garis yang digunakan sebagai ilustrasi pada buklet ini dilukis dengan melihat hasil foto yang digunakan untuk buklet. Secara keseluruhan hasil lukisan tersebut menarik, tetapi kalau diamati perspektif kelebihan yang dimiliki gambar garis, maka terlihat adanya “noise” (gangguan) pada gambar tersebut, sehingga hal ini dapat mengurangi keefektifan komunikasi yang terkandung didalam ilustrasi tersebut. Dengan kata lain bagianbagian yang dianggap tidak perlu masih ikut dalam ilustrasi tersebut. Beberapa gambar garis yang menimbulkan “noise” adalah, pada tahap persiapan alat pengupas dari materi pembuatan kerupuk pisang dan tahap penggorengan, dengan demikian dikatakan “noise” yang ada pada gambar garis merupakan salah satu faktor yang menyebabkan gambar garis jadi kurang efektif. Namun demikian terlepas dari hasil tersebut, ada saat-saat tertentu atau bagianbagian tertentu foto objek yang sebernarnya memang dibutuhkan dan tidak dapat digantikan dengan ilustrasi gambar garis. Berkenaan dengan hasil penelitian, maka foto yang disajikan berarti mampu menampilkan situasi lingkungan khalayaknya. Dengan kata lain foto-foto tersebut sebagai gambar duplikat yang sebenarnya mampu memvisualkan informasi dengan jelas, sehingga responden mampu mengetahui dan menginterprestasikanya dengan tepat. Pengaruh Interaksi Bahasa dan Ilustrasi terhadap peningkatan Pemahaman Petani 69
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
Faktor ketiga yang diduga berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman petani di desa Mekar Jaya Kecamatan Sungai Gelam tentang pembuatan kerupuk pisang adalah interaksi bahasa dan jenis ilustrasi buklet. Hipotesis ketiga tentang pengaruh interaksi bahasa dan jenis ilustrasi pada penelitian ini adalah : Peningkatan pengetahuan petani yang menggunakan buklet berbahasa jambi dan gambar garis lebih tinggi dibanding yang menggunakan buklet berbahasa Indonesia dan foto. Hasil penelitian ( Tabel 8 ) memperlihatkan bahwa interaksi antar faktor bahasa dan ilustrasi tidak berbeda nyata. Hal ini terbukti dari nilai peluang = 0,120 yang lebih besar dari peluang α = 0,05. Dengan demikian hipotesa penelitian ini ditolak, ini berarti, pengaruh faktor bahasa yang digunakan tidak berkaitan dengan pengaruh faktor ilustrasi, demikian juga sebaliknya pengaruh faktor ilustrasi terhadap peningkatan pemahaman responden tidak berkaitan dengan pengaruh faktor bahasa. Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa buklet yang menggunakan bahasa Indonesia dan foto memperoleh skor rata-rata 15.71 sedangkan buklet berbahasa Jambi dan foto hanya 14.14. Untuk membuktikan apakah skor tersebut berbeda secara nyata atau tidak dengan skor rata-rata peningkatan pengetahuan kelompok responden lainnya, maka dilakukan uji wilayah berganda Duncan (Tabel 10). Tabel 10. Hasil wilayah berganda Duncan terhadap peningkatan pemahaman petani
peningkatan pemahaman kelompok responden yang membaca buklet yang berbahasa jambi dan gambar garis tidak berbeda dengan kelompok responden yang lainnya. Dari Tabel 10 terlihat bahwa ada kecenderungan skor rata-rata kelompok perlakuan yang menggunakan kombinasi buklet berbahasa Indonesia dan foto (15.71) relatif lebih tinggi dari kelompok lainnya (Gambar 2). Hal ini bisa dijelaskan, bahwa kemungkinan pada penelitian ini kelompok perlakuan yang mendapatkan perlakuan buklet dengan kombinasi bahasa Indonesia dan foto mendapatkan stimuli (rangsangan) yang lebih banyak. Melalui stimuli tersebut informasi diterima dan selanjutnya ditransformasikan dan evaluasi yang akhirnya menghasilkan respon. Dalam hal ini stimuli tersebut dapat berupa warna dari foto yang disajikan yang mengambarkan objek sebenarnya, serta ditambah lagi dengan informasi verbal (teks) yang sudah biasa mereka temukan dalam sehari-hari dalam bahasa Indonesia yang tidak berbeda jauh dengan bahasa daerah, jadi kombinasi tersebut makin mempermudah mereka membaca, mengingat dan mengerti informasi tentang cara pembuatan kerupuk pisang.
Kelompok perlakuan Skor BIF
BJF
15.71 14.14
BIG
BJG
13.57 11.71
Dari Tabel 10 terlihat bahwa skor ratarata peningkatan dan pemahaman petani responden tidak berbeda nyata diantara keempat kelompok perlakuan tersebut pada α =0,05. Artinya secara statistik hipotesis penelitian ditolak. Dengan demikian 70
Berbagai kombinasi buklet
Gambar 2. Rata-rata peningkatan pengetahuan petani pada berbagai kombinasi buklet. Sejalan dengan penyataan Dwyer dalam Mamoto (1990) bahwa stimuli dalam ilustrasi visual berhubungan erat dengan tingkat realistiknya, dengan kata lain karakteristik stimuli pada visual yang
Pera Nurfathiyah: Pengaruh Penggunaan Ilustrasi dan Bahasa pada Media Buklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani di Kabupaten Muara Jambi
Karakteristik
R
Umur
-0.21
Pendidikan
0.367*
Pengalaman bertani
-0.211
-0.101 Keterdedahan terhadap media berbeda akan menyebabkan perbedaan dalam memahami informasi. Disamping itu juga dengan kombinasi ini responden merasa tidak kaku, sehingga dengan mudah dapat memahami informasi tentang pembuatan kerupuk pisang tanpa merasa digurui. Selanjutnya simbol-simbol yang digunakan juga sesuai dengan apa yang terkandung di dalam informasi tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Gombrich dalam Pambudy (2008) bahwa dalam visual tidak hanya mewakili realitas yang disajikan melainkan juga mewakili sistem simbol itu sendiri. Selanjutnya kalau dilihat dari responden yang mempunyai tingkat pendidikan relatif rendah, mempunyai kecenderungan terhadap buklet yang mengandung daya tarik foto dengan tampilan sesuai dan dengan istilah yang sudah akrab dalam kegiatan mereka seharihari. Meskipun buklet dari versi lainnya disajikan dalam format pesan dan ilustrasi yang sama tetapi adanya perbedaan stimuli diantara ilustrasi tersebut lebih efektif meningkatkan pengetahuan petani tentang pembuatan kerupuk pisang dari kulit pisang kepok.
diakibatkan oleh perlakuan yang diberikan, maka perlu ditelusuri hubungan beberapa karakteristik responden dengan peningkatan pemahaman. Dalam penelitian ini karakteristik yang diduga berhubungan dengan peningkatan pengetahuan petani meliputi, umur, pendidikan, lama berusaha tani pisang dan keterdedahan terhadap media. Tabel 11. Hubungan Peningkatan Pemahaman dengan Krakteristik responden menurut analisis korelasi pearson Dari keempat karakteristik tersebut (Tabel 11), menunjukan korelasi yang tidak nyata terhadap peningkatan pengetahuan petani hal ini berarti bahwa tidak ada kontribusi dari keempat karakteristik tersebut terhadap peningkatan pemahaman responden. Sedangkan pendidikan menunjukan korelasi yang nyata pada α = 0.05 , dimana nilai peluang pendidikan = 0.367 lebih kecil dari pada α = 0.05. Dari data karakteristik (Tabel 2) terlihat bahwa distribusi responden yang mempunyai tingkat pendidikan tamat SD sampai SLTP berjumlah 32 orang (57,14%) jadi lebih tinggi dari jumlah responden yang tidak tamat SD yaitu 24 orang (42.86%). Terlihat bahwa dengan meningkatnya pendidikan kemampuan memahami informasi juga meningkatkan. Sesuai dengan pendapatan Slamet (2005) bahwa tingakat pendidikan akan mempengaruhi pemahaman terhadap sesuatu yang akan dipelajari.
Hubungan Beberapa Karakteristik Petani dengan Peningkatan Pengetahuan Peningkatan dan pemahaman responden tentang pembuatan kerupuk pisang apakah
Upaya Responden Menyimpan dan Membaca Buklet Setelah Satu minggu
Data ini dikumpulkan untuk melihat sejauh mana buklrt ini tetap dibaca atau disimpan oleh petani responden. Pengumpulan data dilakukan setelah satu minggu pelaksanaan penelitian. Hasil penelitian disajikan pada Tabel 12 Dari
hasil penelitian ternyata ada 33 responden (58.93%) yang menyimpan buklet dan yang pernah membaca setelah satu minggu hanya 23 responden (41.07%). Tabel 12. Responden yang menyimpan dan memabaca buklet
69
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
N0
1 2
3
4
Kombinasi buklet B. jambiG. Garis (BJG) B. jambiFoto (BJF) B. IndonesiaG. Garis (BIG) B. IndonesiaFoto (BIF) Jumlah
Responden yang menyimpan Jumlah Prosentase
Responden yang membaca Jumlah Prosentase
9
64.29
5
35.71
8
57.14
6
42.86
9
64.29
5
35.71
7
50
7
50
33
58.93
23
41.07
Hasil wawancara diketahui bahwa alasan responden masih menyimpan adalah ; 1) mereka masih tertarik dengan informasi yang disampaikan dan 2) mereka menarik dengan unsur-unsur visual yang ada pada buklet. Dengan demikian buklet yang memuat informasi tentang pembuatan kerupuk kulit pisang memang ternyata dibutuhkan oleh petani. Hal ini memberikan indikasi bahwa informasi yang dikemas dalam bentuk buklet cukup komunikatif bagi mereka dan dapat memenuhi peningkatan pengetahuan petani. Sedangkan responden yang pernah membaca buklet tersebut alasannya mereka ingin mengetahui dan memahami lebih jauh tentang informasi yang disampaikan. Ini memberikan indikasi bahwa buklet yang dikemas dengan penampilan yang menarik akan merangsang mereka untuk mempelajari secara mandiri. Meskipun jumlah responden yang membaca lebih kecil dari yang menyimpan saja, belum tentu buklet ini kurang efektif untuk dipelajari secara mandiri. Karena ada kemungkinan responden yang menyimpan akan membacanya lagi setelah mereka punya waktu yang cukup tenang atau saat mereka memerlukan materi yang ada pada buklet untuk dicobakan. Dengan demi kian terlihat kelebihan yang dimiliki oleh media cetak buklet, yang sangat membantu petani melinjo dalam memenuhi kebutuhan koqnitifnya. Sehingga mereka tidak perlu terikat dengan waktu untuk membacanya kembali.
70
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Penggunaan bahasa Jambi dan Bahasa Indonesia pada buklet tidak berbeda nyata pengaruhnya terhadap peningkatan pemahaman petani tentang pembuatan kerupuk kulit pisang di Kecamatan Sungai Gelam. 2. Buklet dengan ilustrasi foto pada penelitian ini lebih efektif menyampaikan informasi tentang pembuatan kerupuk kulit pisang di Kecamatan Sungai Gelam. 3. Kombinasi penggunaan bahasa dengan ilustrasi pada buklet tidak berbeda nyata pengaruhnya terhadap peningkatan pengetahuan petani tentang pembuatan kerupuk kulit pisang, tetapi ada kecenderungan kombinasi bahasa Indonesia dan foto lebih efektif dalam menyampaikan informasi tentang pembuatan kerupuk kulit pisang di Kecamatan Sungai Gelam. 4. Peningkatan pemahaman petani responden tertinggi diperoleh pada materi pembuatan kerupuk (26.69%) dan bahan-bahan yang diperlukan (19.51%) yang merupakan informasi baru bagi responden. 5. Secara umum karakteristik responden tidak berhubungan dengan peningkatan pengetahuan petani tentang pembuatan kerupuk kulit pisang, kecuali untuk tingkat pendidikan. Saran 1. Dalam upaya mengefektifkan penyebaran informasi baru kepada petani pisang di Kecamatan Sungai Gelam sebagai sentra produksi tanaman hortikultura khususnya pisang dan sebagai desa binaan
Pera Nurfathiyah: Pengaruh Penggunaan Ilustrasi dan Bahasa pada Media Buklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani di Kabupaten Muara Jambi
Fakultas Pertanian Universitas Jambi perlu dirancang media buklet untuk mensosialisai pembuatan kerupuk kulit pisang yang selama ini belum pernah diketahui oleh petani. 2. Untuk meningkatkan pemahaman petani bila menggunakan buklet, sebaiknya mengguanakan ilustrasi (foto) agar informasi lebih menarik. 3. Untuk meningkatkan efektifitas buklet sebagi media informasi,bila mengguanakan ilustrasi berupa gambar garis, disarankan agar bagian-bagian yang tidak perlu (noise) pada gamabr dibuang saja. Karena hal ini dapat mengurangi efektifitas penyampaian informasi dan ilustrasi tersebut. UCAPAN TERIMA KASIH Tim peneliti mengucapkan terima kasih kepada penyandang dana DIPA Universitas Jambi yang telah mendanai penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Anderson, R.H. 2004. Pemilihan Media dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Arafah. 2009. Pengaruh Bentuk Media Cetak dan perbandingan Gambar dan Teks dalam Penyajian Pesan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani Tentang Sistem Tabela Padi Sawah di Desa Purwasari, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Tesis Program Pascasarjana IPB. Bogor. Arifin, anwar. 2004. Strategi Komunikasi. Armico. Bandung. Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Arsyad, A. 2000. Media Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Bangun, S.I. 2001. Kajian Jenis Grafis dan Wahana Pada Buklet Panduan
Pewarnaan Bunga Potong Sedap Malam Untuk Keterampilan Petani Desa Garogek, Kecematan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta. Tesis Program Pascasarjana IPB. Bogor Badudu, J.S. 1996. Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar III. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Bakar, B.A. 1999. Pengaruh Pesan Media Rekaman Audio dan Poster Visual Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani Tentang PHT di Desa Sukamulya Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi. Tesis Program Pascasarjana IPB. Bogor. Biack, J.,Jennings, B. and Susan, T. 1998. Introduction to Media Comunication. Mc. Graw Hill. Boston. Campbell, T.D dan Julian C.S. 1996. Experimental and Quasi Experimental Designs For Research. Rand. Mc. Nally College Publishing Company. Chicago. Catchart, Forbert S, Samovar, Larry A. 2007. Small Group Communication : a reader. United States of America : Wm C Brown Company Publisher. Devito, Y.A. 2000. Komunikasi Antarmanusia. Kuliah Dasar. Professional Books. Jakarta. Dominick, R.W. dan Joseph, R.D. 2003. Mass Research An Introduction. Wadsworth Publishing Company. Belmont. California. A Division of Wadsworth Inc. Erlina, M.D. 2001. Pengaruh Jenis Musik dan Penyajian Bentuk Gambar Film Bingkai Bersuara Tentang Transportasi Udang Hidup Terhadap Peningkatan Pengetahuan Siswa Di SUPM Kota Tegal, Jawa Tengah, Tesis Program Pascasarjana IPB. Bogor. Evanita, S. 1992. Pengaruh Penggunaan Bahasa dan Huruf Folder Pada Peningkatan Pengetahuan Petani Sutera di Kabupaten agam,
69
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
Sumatera Barat. Tesis Program Pascasarjana IPB. Bogor. Fardiaz, Desi. 1992. Bahan Kuliah Mata Ajaran Evaluasi Media PPS-IPB. Bogor Hanafi, 1990. Pengaruh Bentuk dan Layout Booklet Pada Peningkatan Pengetahuan Petani Tentang Budidaya Mina Padi di Desa Cibening Kabupaten Bogor. Tesis Program Pascasarjana IPB Bogor. Handayani, 2001. Pengaruh Pemberian Informasi Awal dan kesimpulan Program Audio Penuntun Buku Materi Pokok Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro I Terhadap Peningkatan Pengetahuan Mahasiswa Univesitas Terbuka. Tesis Program Pascasarjana IPB Bogor. Jahi, A. 1988. Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di NegaraNegara Dunia Ketiga : Suatu Pengantar. Penerbit PT. Gramedia. Jakarta. Lionberger, H.F. dan Gwin, P.H. 1982. Communication Strategies : A Guide For Agriculture Change Agents Danville, Illionis. The Interstate Printers & Publishers, Inc. Mamoto, F. H. 1990. Pengaruh Pola Perpaduan Gambar dan teks serta Jenis Gambar Poster Pada Peningkatan Pengetahuan Petani Tentang Konservasi Lahan di Desa Panggu, Kecamatan Ratahan, Kabupaten Minahasa. Tesisi Program Pascasarjana IPB Bogor. Minarti. 2001. Efektivitas Buklet Makjan Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Perilaku Berusaha Bagi Pedagang Makanan Jajanan. (Kasus di Kabupaten Cianjur). Tesisi Program Pascasarjana IPB Bogor. Mulyana, D. 1999. Komunikasi Antar Budaya. Panduan Komunikasi Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Rosdakarya. Bandung.
70
Nasution. 1989, Prinsip-Prinsip Komunikasi Untuk Penyuluhan. FE. UI. Jakara. Nazariah. 2002. Pengaruh Format Pesan dan Bahasa Pada Kaset Audio Sebagai Medium Komunikasi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani tentang Tanaman Sela berbasis Kelapa Di Desa Cibutu Kecamatan simpenan Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Tesis Program Pascasarjana IPB Bogor. Pambudy, R. 1988. Pengaruh Penggunaan Bahasa dan Bentuk Ilustrasi Film Bingkai Pada Peningkatan Pengetahuan Tentang Teknologi model Farm Petani-Petani di desa Sukaresik di Kabupatern Ciamis. Jawa Barat. Tesis Magister Sains. PPS-IPB. Bogor. Panggabean, M. 1981. Bahasa Pengaruh Dan Peranannya. Yayasan Obor Indonesia. Gramedia. Jakarta. Poerwardarminta, W.J.S. 1987. Kamus Umum Bahasa Indonesia. PN. Balai Pustaka. Jakarta. Rakhmat, J., 1985. Psikologi Komunikasi. Remaja Karya. Jakarta. Risfaheri, 1990. Prospek Pengembnagan Melinjo Indonesia. Medkom. Puslitbangtri. Bogor. Ritonga, M.J. 1993. Pengaruh Bentuk penyajian dan Simpulan Pesan Tentang Efek Rumah Kaca Melalui Booklet Pada Peningkatan Pemahaman Mahasiswa IISIP Jakarta. Tesis Magister Sains. PPSIPB. Bogor. Rogers, E.M and Shoemaker. 1971. Comunication of Innovation. New York. Free Press. Rohadji, F. 1991. Pengaruh Suara Narator dan Bentuk Gambar Film Slide Bersuara Pada Peningkatan Pengetahuan Murid-Murid SD Kelas V Tentang Penyakit Malaria di Kecamatan Panjang Bandar Lampung. Tesis Magister Sains. PPS-IPB. Bogor. Sadiman, A.S., Rahardjo, R.,Haryono, A., dan Rahardjito, 1993. Media
Pera Nurfathiyah: Pengaruh Penggunaan Ilustrasi dan Bahasa pada Media Buklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani di Kabupaten Muara Jambi
Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. PT. Raja Grafindo Persada. Samsuri, 1978. Analisa Bahasa. Memahami Bahasa Secara Ilmiah. Erlangga. Jakarta. Slamert, M. 1975. Psikologi Belajar Mengajar. BLPP. Ciawi. Bogor. Slamet, M. 1995. Kelompok. Organisasi dan Kepemimpinan. Tidak Dipubliskasikan. Scheder, G., 1990. Perihal Cetak Mencetak. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Staton, T.F. 1978. Cara-Cara Mengajar Dengan Hasil Yang Baik. Terjemahan. CV. Diponegoro, Bandung. Suhaeb, f,. 1995. Pengaruh Macam Gambar dan Tata Letak Kalender Pada Pengetahuan Petani Tentang Konservasi Lahan di Desa Sagara Kabupaten Majalengka. Tesis Magister Sains, PPS-IPB. Bogor. Tubbs, S.L. dan Moss S. 1996. Human Communication : Konteks-Konteks Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Timbull, A.T. dan Baird, R. N., 1975. The Graphics of Communication. Typography Design. Third Edition Mc. Graw. Hill Book Company. Winkel, W.S. 1989. Psikologi Pengajaran. PT. Gramedia. Jakarta. Wirianto, H dan Shinta D.S. 1994. Pengembangan Emping Melinjo. Laporan Penelitian. BBIHP. Bogor. Za’ba. 1981. Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia dalam Disekitar Persoalan Bahasa Melayu 1957-1972. Kumpulan Karangan Daripada Majalah Dewan Bahasa. Dewan Bahasa dan Pustaka. Kualalumpur. Zulfita et al,. 1994. Dampak globalisasi Informasi dan Komunikasi terhadap Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat di Daerah Jambi. Departemen P & K. Bagian Proyek Penelitian, Pengkajian dan pembinaan Nilai-Nilai Budaya. Jambi.
69
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
70
Pera Nurfathiyah: Pengaruh Penggunaan Ilustrasi dan Bahasa pada Media Buklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani di Kabupaten Muara Jambi
Lampiran 10. Kuesioner Karakteristik responden dan Kebutuhan Informasi
Kuesioner Karakteristik Responden Dan Kebutuhan Informasi I. Karekteristik Responden Pengantar : Bapak/Ibu yang terhormat, Kami mohon Bapak/ibu menjawab pertanyaan ini dengan sebenarnya. Adapun data ini hanya untuk kepentingan penelitian saja, jadi tidak berhubungan dengan hal-hal lain (pajak, kredit dan sebagainya).
No. Responden
:
Nama Responden
:
Jenis Kelamin
:…………………………..(L/P)
Umur
:
Petunjuk Pengisian : Pilih salah satu jawaban yang tepat dengan member tanda X dan tambahan jawaban jika dianggap perlu. 1. Pendidikan Bapak/Ibu : SD
:
Tamat
Tidak tamat (sampai kelas……)
SLTP
:
Tamat
Tidak tamat (sampai kelas……)
SLTA
:
Tamat
Tidak tamat (sampai kelas……)
2. Pekerjaan utama :
Petani
Bukan Petani
3. Lama berusaha tani melinjo :……………..tahun 4. Lama menjadi anggota kelompok KUBA :…………tahun
69
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
II. Keterdedahan Terhadap Media 5. Berapa kali dalam sebulan Bapak/Ibu bertemu penyuluh? Tidak Pernah
Satu Kali
Dua kali
Tiga Kali
Lebih dari tiga kali
6. Dalam satu bulan terakhir, apakah Bapak/Ibu pernah mambaca bacaan dibawah ini (beri tanda V dalam kotak kalau Ya/Setuju) Macam Bacaan
Selalu
Sering
Jarang
Tidak Pernah
Surat Kabar Majalah Leaflet Komik Booklet Buku Lainnya 7. Sudah pernahkah Bapak/Ibu mendapatkan informasi tentang pendayagunaan melinjo sebelumnya? Pernah
Tidak Pernah
8. Kalau sudah pernah, informasi tentang pendayagunaan melinjo diperoleh dari : Interpersonal (dari : a. penyuluh
b. Tetangga
c. Teman
d. Pedagang)
c. Buku
d. TV e. Radio)
Kelompok (dari : a. Kelompok tani b. PKK)
70
Media massa (dari a. Surat Kabar
b. Majalah
Media lainnya (dari : a. Pameran
b. Media lokal
c. Lainnya)
Pera Nurfathiyah: Pengaruh Penggunaan Ilustrasi dan Bahasa pada Media Buklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani di Kabupaten Muara Jambi
III.Kebutuhan Informasi
9. Apakah BApak/Ibu memerlukan informasi tentang pendayagunaan melinjo? a. Ya b. Tidak 10. Jika ya, apakah/Ibu setuju bila informasi tentang pendayagunaan melinjo dibuat dalam media cetak Buklet? a. Ya b. Tidak 11. Jika ya, apakah Bapak/Ibu setuju bila buklet tersebut menggunakan bahasa Indonesia dan Bahasa Jambi? a. Ya b. Tidak 12. Apakah Bapak/Ibu setuju bila Buklet tersebut menggunakan Ilustrasi?Foto? a. Ya b. Tidak
Catatan: Untuk pertanyaan nomor 6 dan 8 boleh dipilih lebih dari Satu
Selesai Terima kasih atas segala bantuan Bapak/Ibu
69
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
Lampiran 11. Kuesioner Uji Coba Media
KUESIONER UJI COBA MEDIA No. Responden
:
Nama Responden
:
Alamat
:
Umur
:
Petunjuk pengisisn : Jawablah pertanyaan – pertanyaan dibawah ini dengan member tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang dianggap benar. Isilah jawaban dengan cara mmenjelaskan pada titik – titik yang disediakan. A. Daya Tarik 1. Apakah judul buklet menarik ? a. Ya
b. Tidak
Jika tidak, tolong Bapak/Ibu berikan saran perbaikan ………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………. 2. Apakah gambar kulit luar buklet ini menarik ? a. Ya
b. Tidak
Jika tidak, tolong Bapak/Ibu berikan saran perbaikan ………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………. 3. Apakah gambar bagian dalam buklet menarik ? a. Ya
b. Tidak
Jika tidak, tolong Bapak/Ibu berikan saran perbaikan 70
Pera Nurfathiyah: Pengaruh Penggunaan Ilustrasi dan Bahasa pada Media Buklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani di Kabupaten Muara Jambi
………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………. 4. Apakah gamabar bagian dalam buklet sudah jelas ? a. Ya
b. Tidak
Jika tidak, tolong Bapak/Ibu berikan saran perbaikan ………………………………………………………………………………………………… 5. Apakah huruf yang digunakan sudah cukup jelas ? a. Ya
b. Tidak
Jika tidak, tolong Bapak/Ibu berikan saran perbaikan ………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………
B. Pemahaman 1. Menurut bapak/Ibu, apakah pesan berupa teks pada buklet ini mudah dipahami? a. Ya
b. Tidak
Jika tidak, tolong sebutkan bagain mana ? ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… 2. Menurut Bapak/Ibu, apakah pesan berupa gambar pada buklet ini mudah dipahami? a. Ya
b. Tidak
Jika tidak, tolong sebutkan bagain mana ? ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… 3. Secara keseluruhan, apakah pesan dalam buklet ini mudah dimengerti? a. Ya
b. Tidak
Jika tidak, tolong sebutkan bagain mana ? ………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………..
69
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
C. Penerimaan 1. Apakah Bapak/Ibu menerima apa yang disampaikan buklet ini? a. Ya
b. Tidak
Jika tidak, tolong sebutkan bagain mana ? ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………….. 2. Apakah pesan dalam buklet ini telah memberikan petunjuk yang mudah dilaksanakan ? a. Ya
b. Tidak
Jika tidak, tolong sebutkan bagain mana ? ………………………………………………………………………………………………… D. Keterlibatan 1. Apakah pesan yang disampaikan sudah tepat diperuntukkan untuk a. Diri sendiri b. Diri sendiri dan orang lain Jika pesan dalam buklet ini dapat dipakai untuk diri sendiri dan orang lain, mengapa demikian? ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… 2. Apakah pesan dalam buklet ini dapat membantu Bapak/Ibu dalam kegiatan pengolahan melinjo? a. Ya
b. Tidak
Jika tidak, tolong Bapak/Ibu sebutkan alasannya ………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………. 3. Apa saran Bapak/Ibu setelah membaca buklet ini? ………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………
70
Pera Nurfathiyah: Pengaruh Penggunaan Ilustrasi dan Bahasa pada Media Buklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani di Kabupaten Muara Jambi
Lampiran 12. Kuesioner Penelitian berbahasa Indonesia
KUESIONER PENELITIAN
No. Responden
:
Nama Responden
:
Jenis Kelamin
:
(L/P)
Umur
:
tahun
Petunjuk : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan member tanda silang (X) pada huruf (a, b dan c) untuk jawaban yang dianggap paling benar. 1. Apa tujuan dari pendayagunaan melinjo ? a. Meningkatkan jenis olahan melinjo b. Meningkatkan produkai buah melinjo c. Meningkatkan jumlah tanaman melinjo 2. Bagaimana ciri-ciri buah melinjo yang sudah tua ? a. Kulit luar berwarna hijau b. Kulit luar berwarna merah tua c. Kulit luar berwarna merah 3. Bagaimana cara yang paling baik untuk memanen buah melinjo ? a. Memetik dengan tangan b. Menggunakan alat pemetik/ kait c. Menggunakan pisau 4. Apa saja yang dilakukan setelah melinjo dipanen ? a. Pemisahan buah tua dari yang muda b. Pengupasan kulit luar dan diangin-anginkan 69
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
c. Pemisahan buah tua, pengupasan dan diangin-anginkan 5. Berapa lama melinjo diangin-anginkan ? a. 1 hari b. 2 hari c. 3 hari d. 6. Kenapa untuk pembuatan emping harus melinjo yang tua ? a. Agar memperoleh emping yang berkualitas super b. Supaya mendapatkan emping lebih banyak c. Supaya mendapatkan emping yang berukuran besar 7. Menurut Bapak/ibu apa cirri-ciri biji melinjo yang berkualitas baik ? a. Ukuran besar dan kulit biji berwarna hitam b. Ukuran besar dan kulit biji berwarna merah c. Ukuran besar dan kulit biji berwarna hijau 8. Apa alat yang digunakan dalam pengolahan emping secara semi mekanis ? a. Alat pemukul dan alat pengupas b. Alat penyangrai c. Alat pengering 9. Kenapa penyangraian biji melinjo harus matang ? a. Karena biji akan lunak sewaktu dipukul b. Karena biji akan hancur seaktu dipukul c. Supaya biji tidak liat sewaktu dipukul 10. Apa keuntungan pengolahan emping cara semi mekanis ? a. Hemat tenaga kerja dan proses lebih cepat b. Ukuran emping beragam c. Harga emping beragam 11. Apa itu emping klutuk ? a. Jenis emping yang dibuat dengan cara dipukul satu kali b. Jenis emping yang dibuat dengan cara dipukul dua kali c. Jenis emping yang dibuat dengan cara dipukul lebih dari dua kali 12. Kenapa dilakukan penggarangan sebelum emping klutuk digoreng ? a. Agar emping dapat mengembang waktu digoreng b. Supaya tidak lengket c. Supaya tidak hangus saat diporeng 70
Pera Nurfathiyah: Pengaruh Penggunaan Ilustrasi dan Bahasa pada Media Buklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani di Kabupaten Muara Jambi
13. Apa saja yang dapat ditambahkan pada emping klutuk ? a. Pedas dan manis b. Gurih dan pedas c. Gurih, pedas dan manis
14. Apa beda emping klutuk dari emping melinjo biasa ? a. Emping klutuk tebal sedangkan emping melinjo tipis b. Emping klutuk dijemur sedangkan emping melinjo tidak c. Emping klutuk disangrai sedangkan emping melinjo tidak 15. Apa alat yang digunakan untuk membuat bentuk “stik” melinjo ? a. Alat penggiling adonan b. Molen c. Penggiling tepung 16. Bagaimana cara pembuatan stik melinjo ? a. Pengukusan, pemberian bumbu dan penggilingan b. Perebusan dan pengeringan c. Penyangraian dan penggilingan 17. Berapa sebaiknya ukuran stik melinjo ? a. 0.5 cm b. 1 cm c. 1.5 cm 18. Berapa ukuran garis tengah kerupuk melinjo ? a. 4 cm b. 5 cm c. 6 cm 19. Apa bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan kerupuk melinjo ? a. Tepung melinjo, tepung tapioca dan tepung terigu b. Tepung melinjo, tepung tapioca dan bumbu dapur c. Tepung melinjo dan bumbu 20. Berapa lama adonan kerupuk melinjo dikukus ? a. 20 menit b. 30 menit c. 40 menit 21. Apa nama alat yang digunakan untuk membuat “chips” melinjo ? 69
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
a. Ekstruder b. Ekstruder c. Ekstrudat 22. Menurut Bapak/Ibu disebut apa proses pembuatan “chips” melinjo ? a. Ekstusi b. Ekstruder c. Ekstrudat 23. Menurut Bapak/Ibu apa saja bahan untuk pembuatan chips melinjo ? a. Tepung melinjo, dan tepung tapioka saja b. Tepung melinjo, tepung tapioka dan garam c. Tepung melinjo, tepung tapioka, garam dan air 24. Berapa perbandingan antara adonan tepung dan air pada pembuatan chips melinjo ? a. 10 : 6 b. 10 : 5 c. 10 : 4
Selesai Atas bantuan Bapak/Ibu kami Ucapkan terima kasih
70
Pera Nurfathiyah: Pengaruh Penggunaan Ilustrasi dan Bahasa pada Media Buklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani di Kabupaten Muara Jambi
Lampiran 13. Kuesioner Penelitian Berbahasa Jambi KUESIONER PENELITIAN No. Responden
:
Namo Responden
:
Jenis Kelamin
:
(L/P)
Umur
:
tahun
Petunjuk : Jawablah pertanyaan dibawah iko dengan member tando silang (X) pado huruf (a, b dan c) untuk jawaban yang dianggap paling betul. 1. Apo tujuan dari kegunoan belinjo ? a. Meningkatkan pemanfaatan biji belinjo dab jenis olahan belinjo b. Meningkatkan produkai buah melinjo c. Meningkatkan jumlah tanaman belinjo 2. Kayak mano ciri-ciri biji belinjo yang sudah tuo ? a. Kulit luar berwarno hijau b. Kulit luar berwarno merah tuo c. Kulit luar berwarno merah 3. Kayak mano caro yang paling elok untuk memanen buah belinjo ? a. Memetik pake tangan b. Menggunokan alat pemetik/ kait c. Menggunokan pisau 4. Apo bae yang dikerjokankan sesudah belinjo dipanen ? a. Pemisahan buah tuo dari yang mudo b. Pengocekan kulit luar dan diangin-anginkan c. Pemisahan buah tuo, pengocekan dan diangin-anginkan 5. Berapo lamo belinjo diangin-anginkan ? 69
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
a. 1 hari b. 2 hari c. 3 hari 6. Kenapo untuk membuat emping harus pake belinjo yang bijinyo tuo ? a. Supayo mendapatkan emping yang mutunyo baek b. Supayo mendapatkan emping lebih banyak c. Supaya mendapatkan emping yang berukurannyo besak 7. Menurut Bapak/mamak apo ciri-ciri biji belinjo yang mutunyo baek ? a. Ukurannyo besak dan kulit bijinyo berwarno hitam b. Ukurannyo besak dan kulit bijinyo berwarno merah tuo c. Ukurannyo besak dan kulit bijinyo berwarno hijau 8. Apo alat yang digunokan untuk ngolah emping secaro semi mekanis ? a. Alat pemukul dan alat pengocek b. Alat penyangrai atau penggongseng c. Alat pengering 9. Kenapo nyangrai atau gongseng biji belinjo harus benar-banar mateng ? a. Kareno biji akan lunak sewaktu dipukul b. Kareno biji akan hancur seaktu dipukul c. Supayo biji idak liat/alot sewaktu dipukul 10. Apa keuntungan pengolahan emping cara semi mekanis ? a. Hemat tenago kerjo dan proses lebih cepat b. Ukuran emping beragam c. Hargo emping beragam 11. Apo iko emping klutuk ? a. Jenis emping yang dibuat dengan caro dipukul satu kali d. Jenis emping yang dibuat dengan caro dipukul duo kali e. Jenis emping yang dibuat dengan caro dipukul lebih dari duo kali 12. Kenapo dilakukan penggarangan sebelum emping klutuk digoreng ? a. Supayo emping dapat mengembang waktu digoreng d. Supayo idak lengket e. Supayo idak hangus saat diporeng 13. Apo sajo raso yang dapat ditambahkan pada emping klutuk ? a. Pedas dan manis b. Gurih dan pedes 70
Pera Nurfathiyah: Pengaruh Penggunaan Ilustrasi dan Bahasa pada Media Buklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani di Kabupaten Muara Jambi
c. Gurih, pedes dan manis 14. Apo beda emping klutuk dengan emping belinjo biaso ? a. Emping klutuk tebal/idak tipis sedangkan emping belinjo biaso tipis b. Emping klutuk dijemur sedangkan emping belinjo idak c. Emping klutuk digongseng sedangkan emping biaso idak 15. Apo alat yang digunokan pado pembuatan “stik” belinjo ? a. Alat penggiling adonan b. Molen c. Penggiling tepung 16. Kayak Mano caro membikin stik belinjo ? a. Pengukusan, pemberian bumbu dan penggilingan b. Perebusan dan pengeringan c. Penyangraian dan penggilingan 17. Berapo baeknyo ukuran stik belinjo ? a. 0.5 cm b. 1 cm c. 1.5 cm 18. Berapo ukuran garis tengah kerupuk belinjo ? a. 4 cm b. 5 cm c. 6 cm 19. Apo bahan-bahan yang digunokan untuk pembuatan kerupuk belinjo ? a. Tepung belinjo, tepung tapioka dan tepung terigu b. Tepung belinjo, tepung tapioka dan bumbu dapur c. Tepung belinjo dan bumbu 20. Berapo lamo adonan kerupuk belinjo dikukus ? a. 20 menit b. 30 menit c. 40 menit 21. Apo namo alat yang digunokan untuk membuat “chips” belinjo ? a. Ekstruder b. Ekstruder c. Ekstrudat 22. Menurut Bapak/mamak disebut aoa proses pembuatan “chips” belinjo ? 69
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
a. Ekstusi b. Ekstruder c. Ekstrudat 23. Menurut Bapak/mamak apo sajo bahan untuk pembuatan chips belinjo ? a. Tepung belinjo, dan tepung tapioka sajo b. Tepung belinjo, tepung tapioka dan garam c. Tepung belinjo, tepung tapioka, garam dan air 24. Berapo perbandingan antara adonan tepung dan air pada pembuatan chips belinjo ? a. 10 : 6 b. 10 : 5 c. 10
Selesai Atas bantuan Bapak/Ibu kami Ucapkan terima kasih
70
Pera Nurfathiyah: Pengaruh Penggunaan Ilustrasi dan Bahasa pada Media Buklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani di Kabupaten Muara Jambi
LAMPIRAN Identitas Peneiiti 1.
Ketua a.
Nama lengkap
: Pera Nurfathiyah, SP, M.Si
b. NIP
: 19780210 200801 2022
c. Pangkat/Gol.
: Penata muda TKI /III b
d. Bidang keahlian
: Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
e. Jabatan Struktural : f. Jabatan Fungsional
: Asisten ahli
g. Unit Kerja
: Falultas Pertanian Universitas Jambi
h. Alamat Kantor: Fakultas Pertanian Kampus Universitas Jambi Mendalo Darat KM,1 5 Muara Bulian i. Alamat Rumah
: Jl. Parluhutan Lubis No.9 Rt. 3, Rw .1Telanaipura Jambi 36122
j. Telepon
: 0741-63132-0813 6693 7255
k. Email
:
[email protected]
Pendidikan Yang Pernah Diikuti Tempat Universitas Jambi , Jambi Institut Pertanian Bogor
SP M.Si
waktu 2000 2006
bidang Sosial Ekonomi pertanian Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Kursus yang pernah diikuti
Tempat Universitas Jambi Universitas Jambi Institut Pertanian Bogor
waktu 2002 2004 2005
Bidang Pengolahan data Database Perkantoran Perancangan Website Menggunakan PHP dan HTML 69
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
Monash University, Australia
2009
Multimedia Design & Writing For media Instructional
Pengalaman pengabdian yang pernah diiikuti Kegiatan Pengaruh kedia televisi terhadap pengetahuan, sikap dan ketrampilan anak Penyuluhan tentang penggunaan teknologi Panca usahatani petani dan sawi di kecamatan Kota Baru Pelatihan Pernbuatan Web Blog Bagi dosen Fakultas Pertanian Universitas Jambi Pelatihan Pembuatan Media Penyuluhan Buklet Sebagai Aiat Bantu Penyuluh Di Kecamatan Pemayung Kabupaten Bata Hari Pemanfaatan Video Sebagai media penyebaran inovasi pertanian
Tempat Dharma Wanita persatuan Fakultas Pertanian Universitas Jambi Kelurahan Bagan Pete Kecamatan Kota Baru
Periode 2009
2009
Fakultas Pertanian Universitas Jambi
2010
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari
2010
Fakultas Pertanian Universitas Jambi
2011
Pengalaman penelitian yang pernah buat Judul penelitian Jenis penelitian Upaya meningkatkan pemahaman Penelitian mandiri mahasiswa D3 agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi tentang mata kuliah sistem informasi manajemen agribisnis dengan menggunakan sistem infomasi berbasis web Pengaruh Visualisasi Gerak dan Foto Penelitian dana Pada Media Video terhadap DIPA UNJA Peningkatan Pengetahuan Petani di Desa Tangkit Baru Peranan wanita dalam Keluarga di Penelitian mandiri Kota Sengeti muaroJambi
Tahun penelitian 2007
2010 2011
Jambi, 10 Desember 2012
Pera Nurfathiyah, SP, M,Si 70
Pera Nurfathiyah: Pengaruh Penggunaan Ilustrasi dan Bahasa pada Media Buklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani di Kabupaten Muara Jambi
NIP. 197802102008012022
Anggota 1. Nama
: Fuad Muchlis SP,M.Si
2. Jenis kelamin
: laki- laki
3. Tempat / tgl Lahir
: Teluk Sialang , 06 september 1979
4. Alamat rumah
:Jl.
A.
Thalib
No.122
RT,25
Kel.
Simpang
IV
Sipin Kec . Telanai Pura 5. Pangakat / Golongan
: penata muda Tk.I/ III/ b
6. NIP : 19790906200312004 7. Unit Kerja
: fakultas Pert anian Unja
8. Jurusan / Prog. Studi
: Agribisnis / Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
9. Riwayat Pendidikan
Pendidikan Tempat S1 UNJA Jambi
S2
IPB Bogor
Tahun lulus 2002
Title/ijazah SP
2009
M,Si
Program studi Penyuluhan Dan Komunikasi Pertanian Komunikasi pembangunan
10. Pengalaman dalam kegiatan pengabdian masyarakat a. Penyuluhan dengan Judul : Manajemen Perkoperasian bagi KUD sebagai upaya
meningkatkan daya saing KUD dengan unit usaha lain di perdesaan di Desa Dwi Bakti Kec.Pelepat Kab. Bungo (pengabdian mandiri ,2005) b. Penyuluhan dengan Judul : Pemberdayaan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) terhadap
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berbasis pertanian di desa Serdang Jaya Kec. Betara Kab, Tanjab Barat (Pengabdian Mandiri,2006)
69
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains c. Penyuluhan dengan Judul : Pemanfaatan Cendawan Trichodemra sp untuk Pernbuatan
Kompos Jerami Padi di Desa Karmio Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari (Pengabdian mandiri, 2010)
Jambi, 10 Desember 2012 Yang Menerangkan
Fuad Muchlis, SP, M.Si NIP. 19790906200312004
70