JADIKAN HIDUPMU … LEBIH HIDUP..!!! obat tersayang, pernah nggak kamu-kamu melihat sungai? Eitts…jangan sewot dulu! Percaya deh kalau kalian semua pasti udah padha sering melihat sungai, tapi pernah nggak kamu-kamu dapat pelajaran dari tindakanmu merhati’in sungai tadi? Nah ngaku deh…ada yang belum pernah dapat pelajaran khan? Makanya kamu-kamu mesthi dengerin nih cerita gue ! Yang sabar ya….!
S
Kalau kita perhati’in dengan seksama, ada banyak hal yang bakal kita jumpai ketika kita lagi merhati’in sungai. Mulai dari besar sungainya, warna airnya, kedalamannya, isinya, arus airnya, apa yang ada di permukaan airnya, apa yang sedang melayang di dalamnya, dan apa yang ada di dasar sungainya alias yang lagi tenggelam. Ada beda penampakan sesuatu yang hidup dengan sesuatu yang tidak hidup di dalam sungai tadi. Sepotong kayu yang terapung di atas sungai atau ikan yang sudah mati misalnya, maka kita akan bisa melihat kalau dia pasti bergerak ngiikut aja ke mana aliran sungai tadi membawanya, tidak terlihat adanya gerakan mandiri yang dilakukannya, yang punya arah dan gerakan tersendiri. Bahkan dianya hanya bisa diam ketika tidak ada aliran sungai yang menggerakkannya. Demikian pula dengan batu di dasar sungai tersebut. Dari hari ke hari dia tetep aja pada posisinya
semula, diem, statis, tidak bergerak kalau tidak ada yang menggerakkannya. Itulah penampakan sepotong kayu, ikan mati dan sebuah batu; sesuatu yang mati alias ‘tidak hidup’. Tapi coba kita tengok ikan-ikan yang hidup di sungai tadi. Sekalipun ikan tersebut kecil, sebesar ikan teri mungkin, tapi senantiasa kita akan bisa melihat gerakan tertentu yang dia lakukan secara mandiri, sesekali dia terbawa arus sungai yang cukup deras, tapi pada waktu yang bersamaan kita juga saksikan betapa ada upaya yang dia lakukan untuk mempertahankan posisinya, atau bahkan sekali waktu terlihat dia bergerak berenang melawan arus yang ada. Singkatnya ikan yang ‘hidup’ pasti akan terlihat bergerak secara mandiri dan punya arah tersendiri dalam geraknya tersebut, sekalipun arus sungai begitu deras membawanya ke arah yang berbeda. Pelajarannya….bagaimanakah penampilan kita menjalani kehidupan ini? Apakah memang udah penampilan seseorang yang ‘hidup’ ataukah sebenernya kita hidup cuman tidak ada bedanya dengan sesuatu yang ‘mati’ tadi. Konkritnya? Apakah selama ini kita udah ngejalani hidup ini dengan senantiasa melakukan gerakan secara mandiri yang punya arah tertentu, punya tujuan tertentu sehingga gerak kita pun jadi tertentu; ataukah selama ini kita cuman bisa ngejalani hidup ini dengan cara ngikuut aja ama orang lain…tidak ngerti apa yang jadi tujuan hidup kita, tidak ngerti di dunia ini mau cari apa and ngapain. Kalau orang lain padha sekolah ya ikutan dong sekolah tanpa tahu sebenernya mau cari apa dengan sekolah, akhirnya kita menjalani masa-masa sekolah dengan rutinitas yang sama sekali tidak bermakna. Yang sekolah penampilannya sama aja dengan yang tidak sekolah; sama-sama seneng tawurannya, sama-sama suka ngompasin orang, sama-sama doyan 2
narkobanya, dan lain sebagainya. Atau penampilan hidup kita itu statis, tidak ada progresifitas sama sekali, orang lain bahkan tidak bisa ngerasain bedanya antara adanya kita dan tidak adanya. Karena itu kita musti melakukan suatu perubahan dalam diri kita, supaya hidup yang kita jalani bisa ‘lebih hidup’. Bukan dengan cara ngisep rokok ‘Losta Masta’ tapi dengan cara memahami terlebih dulu siapa sich sebenernya jati diri kita ini? Yuk cari sama-sama…!!!
Jati Diri…Bukanlah Perkara Yang Remeh! Ketidaktahuan atau ketidakjelasan tentang jati diri, masalah ini kayaknya emang tidak pernah lepas dari kehidupan kita, para remaja dan ABG. Berbagai berita dan kabar sekitar remaja seringkali menunjukkan kepada kita betapa ternyata kita -para remaja- itu masih banyak yang bingung dengan jati diri kita sendiri. Mulai dari maraknya tawuran antar pelajar tuk ngebukti’in siapa siswa yang ’paling jago’, kebiasaan ngeceng di pinggir-pinggir jalan demi mendapatkan gebetan, terjerat narkoba demi ‘kesetiakawanan’, ABG Komersial yang menjamur demi beberapa keping uang ‘tuk beli makanan ‘prestise’ macam McD, KFC, de el el… hingga banyaknya angka ‘kecelakaan’ di luar nikah atas nama cinta plus aborsi yang banyak dilakukan remaja, adalah sederet kasus yang menunjukkan betapa mayoritas kita itu belum atau tidak ngerti dengan jati diri kita itu sesungguhnya siapa, apa tujuan hidup kita, gimana cara meraih/mencapai tujuan tersebut, dan apa yang mesti kita lakukan. Maka jangan heran…begitu lagu “BERMIMPI” – nya Base Jam beberapa tahun yang lalu keluar (baca: dirilis), kita para remaja dan ABG seolah menemukan sosok yang bisa menyuarakan ‘suara hati’ kita yang lagi kebingungan mau cari apa di muka bumi ini, pokoknya kita maunya happy…tapi nggak tahu gimana cara ngedapetinnya, hingga 3
akhirnya rasanya yang bisa kita lakukan ya cuman bermimpi dan bernyanyi….(“Aku hanya bisa bermimpi dan bernyanyi dalam hati…ku hanya ingin hidup bahagia….aku tak tahu apa yang kucari di muka bumi……”) Jadi emang, kalau kita ingin bicara tentang jati diri, maka itu berarti kita harus ngebahas tentang diri kita sendiri dan kehidupan yang kita jalani. Menjalani kehidupan itu sendiri, Ibaratnya adalah melakukan sebuah perjalanan. Seseorang yang mau bepergian/berperjalanan haruslah tergambar dalam benaknya terlebih dahulu kenapa harus bepergian, untuk apa, hendak menuju kemana, dan gimana caranya supaya dapat sampe’ ke tujuan tadi; harus lewat mana, naik apa, dan berangkat dari mana. Demikian pula dengan kita, selama kita belum bisa merumuskan hal-hal di atas tadi, maka jangan harap kita bakal bisa sukses dalam perjalanan kita. Bisa jadi kita udah capek-capek habisin waktu, uang dan tenaga…eh ternyata kitanya ‘nggak nyampe’-nyampe’.... ya tentu aja, lah wong tujuannya kemana aja masih belum kita putuskan, ya mana mungkin kita bisa mutuskan mau naik kendaraan apa, berangkat dari mana, lewat jalan mana, dan apa yang musti kita lakukan agar bisa nyampe’ ke tujuan kita tadi. Jadinya mungkin kita ya cuman muter-muter aja tanpa ada arah yang jelas sampe’ kitanya jadi judheg dan capek dengan perjalanan tadi. Begitu pula gambaran orang menjalani hidup. Kalau dia belum ngerti siapa sich dirinya itu, apa tujuan dia hidup, dan nggak tahu juga gimana caranya sampai ke tujuan hidupnya tadi, maka dia akan tampil sebagai orang-orang yang ‘mbulet’ aja, ke sana ke mari tapi tidak jelas mau kemana, hidupnya ngambang dan gampang banget kebawa arus orang-orang di sekitarnya. Kalau orang-orang di sekitarnya seharian pergi ‘ndhugem karena katanya itu adalah cara 4
menunjukkan identitas diri…ikut dech orang ini ‘ndhugem, begitu sekitarnya tripping….karena lagi trend….ikut dech orang ini tripping, yang lain rambutnya dicat ngejreng….ikut dech dia ngecat rambutnya ngejreng, yang lain padha ‘nyabu….ikut dech dia ‘nyabu, yang lain padha demo….ikutikutan dech demo dia lakukan meski tidak ngerti untuk apa dan kenapa dia melakukan itu. Begituu seterusnya… Sehingga jadilah dia sebagai orang yang hidup tanpa ada landasan yang pasti. Oleh karena itu, menjawab pencarian jati diri kita adalah suatu keniscayaan yang harus kita lakukan kalau ingin sukses dalam menjalani kehidupan ini. Karena dia adalah satu langkah awal yang harus kita lakukan sebelum kita menentukan kapan kita harus melangkah, kenapa kita harus melangkah dan ke arah mana kita harus melangkah. Dengan kata lain, kejelasan jati diri adalah langkah awal bagi kejelasan masa depan hidup kita.
Berfikir dan Berfikir … Adalah Sebuah Awal Sebenarnya pertanyaan seputar jati diri kita: bahwa kita itu siapa sich? Di dunia ini mau ngapain sich? Habis itu mau kemana sich?... Secara alami mesthi akan muncul dalam benak kita kalau kita mau melihat dan memikirkan diri kita, alam sekitar dan kehidupan yang di sekeliling kita. Karena ketika manusia itu udah mencapai kondisi aqil baligh, yakni ketika kemampuan mengakalnya (berfikirnya) telah sempurna, maka dengan kemampuan mengakal (berfikir) yang dia punya tersebut, dia akan terangsang dan mampu memikirkan berbagai macam fakta di depannya. Ketika dia lihat laut yang begitu luas dengan beragam makhluk besar 5
kecil di dalamnya, ketika dia melihat matahari yang cuman satu tidak sembilan kaya’ di ceritanya “Sun Go Kong” …sehingga manusia tidak kepanasan, ketika dia melihat rambut di wajah tubuhnya….yang berbeda-beda tingkat pertumbuhannya….ada yang bisa panjang kayak rambut kepala, tapi ada yang tidak….kayak alis, bulu mata, de el el
6