PENGARUH RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN KENAIKAN KELAS PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 BATULAYAR KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Ita Yohana Luziana, Ni Ketut Alit Suarti, I Made Sonny Gunawan Bimbingan dan Konseling, FIP IKIP Mataram Email:
[email protected] Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh Rational Emotive Behavior Therapy terhadap kecemasan siswa dalam menghadapi ujian kenaikan kelas pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Batulayar Kabupaten Lombok Barat tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian eksperiment dengan one group design pretestposttest. Untuk populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Batulayar Kabupaten Lombok Barat, sedangkan untuk sampelnya adalah tujuh orang. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan kuota sampling. Dalam penelitian menggunakan angket dan wawancara sebagai metode utamanya untuk mengumpulkan data, sedangkan dokumentasi dan observasi digunakan sebagai metode pelengkap. Dalam mengalisis data peneliti menggunakan rumus t-test. Dan hasil analisis dari penelitian ini adalah t-hitung lebih besar dibandingkan dengan t-tabel (17,817>2,447) dengan taraf signifikansi 5% daan db = 6. Ini membuktikan hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif yang berbunyi: ada pengaruh Rational Emotive Behavior Therapy terhadap kecemasan siswa dalam menghadapi ujian kenaikan kelas pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Batulayar Kabupaten Lombok Barat tahun pelajaran 2013/2014 diterima. Artinya hasil penelitian ini signifikan. Kata Kunci: Rational Emotive Behavior Therapy dan Kecemasan Siswa Pendahuluan Pengetahuan, nilai–nilai dan ketrampilan yang diberikan di sekolah, merupakan kelanjutan dari apa yang diberikan di dalam keluarga, tapi tingkatannya jauh lebih tinggi dan lebih kompleks sesuai dengan tahap penjenjangannya. Pengetahuan tersebut bersumber dari disiplin–disiplin ilmu. Di sekolah juga digunakan prinsip–prinsip, pendekatan, teknik atau metode-metode mendidik yang lebih formal, yang bersumber dari bidang–bidang ilmu pendidikan, serta terkadang pun dilakukan evaluasi (ujian) terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan sesuai dengan tingkatannya. Terkadang evaluasi (ujian) yang diberikan oleh pendidiknya, membuat para peserta didik mengalami kecemasan. Kecemasan yang biasa terjadi lebih banyak dipengaruhi oleh kurangnya kepercayaan diri seseorang yang menganggap dirinya tidak mampu untuk mengerjakan soal ujian, sehingga materi ujian yang mudah terasa sulit. Kecemasan ini akan terlihat dari emosi dan perilaku siswa. Karena itu diperlukan pendekatan–pendekatan khusus yang mampu mengatasi kecemasan yang terjadi pada peserta didik. Pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy menekankan manusia berfikir, beremosi dan bertindak secara simultan. Jarang manusia yang beremosi tanpa berfikir, sebab perasaan-perasaan dicetuskan oleh persepsi atas suatu situasi yang spesifik. Rational Emotive Behavior Therapy pada dasarnya ingin mengubah pola pikir individu dari yang irasional menjadi rasional. Berdasarkan observasi yang dilakukan di lapangan terlihat peserta didik merasa cemas dalam menghadapi ujian. Mereka berfikir soal yang diberikan guru mereka terlalu sulit, sehingga mereka tidak percaya diri dengan kemampuan yang mereka miliki untuk
mengerjakan soal ujian tersebut. Oleh karena itu Rational Emotive Rasional Therapy dirasa sangat cocok untuk digunakan dalam mengatasi kecemasan siswa dalam menghadapi ujian kenaikan kelas pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Batulayar Tahun pelajaran 2013/2014. Sebab Rational Emotive Behavior Therapy dapat membantu individu untuk hidup yakin akan kemampuannya dan hidup lebih realitis. Kajian Literatur Rational Emotive Behavior Therapy merupakan salah satu pendekatan dalam konseling baik itu individu dan kelompok yang dikembangkan oleh Albert Ellis sejak tahun 1955. Pendekatan ini tergolong berorientasi pada kognitif atau sejajar dengan konseling realitas yang dikembangkan oleh Glesser dengan beberapa sifat menonjol yaitu: bersifak didaktis, aktif, direktif, menekankan pada situuasi sekarang dan berfikir yang lebih rasional serta menekankan pada segi aksi klien. Rational Emotive Behavior Therapy adalah salah satu aliran psikoterapi yang berlandaskan asumsi bahwa manusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk berpikir rasional dan jujur maupun untuk berpikir irasional dan jahat (Corey, 2010: 238). Ahli lain mengatakan Rational Emotive Behavior Therapy merupakan salah satu bentuk konseling aktif–direktif yang menyerupai proses pendidikan dan pengajaran dengan mempertahankan dimensi pikiran daripada perasaan (Fauzan, 2004: 101). Dalam Penelitian ini pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy dilaksanakan dengan cara konseling kelompok. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Rational Emotive Behavior Therapy merupakan salah satu bentuk konseling aktif-direktif yang menyerupai proses pendidikan dan pengajaran yang berpusat pada pemikiran yang rasional untuk menghasilkan perilaku yang baik (positif). Aliran ini melihhat individu sebagai makhluk yang unik dan memiliki kekuatan untuk memaahami keterbatasan-keterbatasan, untuk mengubah pandangan-pandangan serta nilainilai dasar yang telah diintroyeksikan nya secara tidak kritis pada masa kanak-kanak, dan mengatasi kecenderungan-kecenderungan menolak diri sendiri. Dia juga tidak menerima sepenuhnya pandangan eksistensisal yang mengatakan bahwa manusia adalah makhlukmakhluk biologis dengan kecenderungan-kecenderungan naluriah yang kuat untuk bertingkah laku dengan cara tertentu. Konsep dasar dalam Rational Emotive Behavior Therapy adalah teori A-B-C-D-E, dimana A (Activity), B (Belief), C (Consequencies), D (Dispute) dan hasil akhir dari proses AB-C-D berupa E (Effect) perilaku kognitif dan emotif. Teori ini merupakan satu kesatuan proses yang terjadi dalam diri individu dan tidak terpisah-pisah. Dalam teorinya Ellis juga merumuskan delapan hal pokokmengenai manusia yaitu: 1) Manusia adalah makhluk yang berpotensi; 2) manusia adalah makhluk berfikir, merasa dan berbuat; 3) Manusia adalah makhluk yang mudah kena pengaruh (Cultural influencibility); 4) Perilaku verbal dan berpikir; 5) sumber perilaku manusia ditentukan oleh nilai-nilai atau ideide (pandangan); 6) Manusia memiliki verbalisasi diri dan gangguan; 7) Manusia memiliki konfrontasi dan indoktrinasi; 8) Manusia adalah makhluk yang unik (Fauzan, 2004:105-107). Maksud dari pernyataan tersebut adalah manusia merupakan pribadi yang kompleks , yang berpotensi, mampu berpikir, mempunyai ide-ide yang berbeda dan diantara makhluk yang lainnya manusia merupakan makhluk yang unik. Namun dibalik semua kelebihhan yang dimilikinya, manusia juga mempunyai kekurangan yaitu mudah terpengaruhh. Kecenderungan ini merupakan bawaan yang sangat kuat, itu terbukti dari betapa mudahnya
seseorang menerima penilaian akan dirinya dari orang lain baik itu positif maupun negatif, sehingga terkadang itu membuatnya mudah pesimis dalam menghadapi beberapa hal. Oleh karena itu diperlukan prosedur konseling yang tepat. Dalam melaksanakan proses konseling Rational Emotive Behavior Therapy ada beberapa prosedur yang haarus dilakukan seperti: 1) tahap pembinaan hubungan; 2) tahap pengelolaan pikiran dan pandangan; 3) tahap pengelolaan emotif atau afektif; 4) tahap pengelolan tingkah laku (Fauzan, 2004: 118-119). Selain dibutuhkan prosedur dibutuhkan juga teknik-teknik konseling. Dalam Rational Emotive Behavior Therapy yang dapat digunakan yaitu: 1) teknik emotif-eksperensial/ evokatif; 2) teknik kognitif; 3) teknik behavioristik; 4) teknik counter-conditioning ( Fauzan, 2004: 120-124). Sedangkan dalam buku Teori dan Teknik konseling dijelaskan bahwa teknik konseling dalam Rational Emotive Behavior Therapy ada tiga yaitu: 1) Teknik kognitiff; 2) teknik imageri; 3) teknik behavioral (Komalasari dkk, 2011: 220-225). Namun diri semua teknik itu dapat dipilih salah satu unntuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh klien sebab tekknik tersebut cukup fleksibel sehingga dapat diggunakan sesuai dengan kebutuhan klien. Masalah yang dimaksud dalam penlitian ini adalah kecemasan siswa. Kecemasan atau dalam bahasa inggrisnya “anxiety” berasal dari bahasa latin “angustus” yang berarti berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti mencekik. Menurut Freud (Alwisol, 2005: 28) mengatakan bahwa ecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehinnga dapat disiapkan rreaksi adaptif yang sesuai. Selain itu Stuart dan Sundeen berpendapat bahwa kecemasan dalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut tidak tentraam yang diserta dengan berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapaat terjadi dalam berbagaai situasi kehidupan maupun sakit (http://teorikecemasan.blogspot.com). Dari beberapa pengertian di dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah respon emosional terhadaap penilaian yang mengambarkan keadaan tertentu dan juga menyebabkan adanya reaksi fisik. Karena kecemasan merupaka perasaan tidak menyanangkan, yang dialami dalam tingkatan yang berbeda atas situasi yang dianggap mengancam, secra umum kecemasan dibagi menjadi dua yaitu: 1) Kecemasan normal yang meliputi kecemasan realistis dan kecemasan eksistensial: 2) kecemasan abnormal yang meliputi gangguan kecemasan umu, panik, fobia, dan obsesif-komplusif . Untuk mengetahui seseorang itu mengalami kecemasan atau tidak ada gajala-gejala yang perlu diketahui. Taylor dalam Gilroy (2007: 20) mengakatan gejala-gejala yang biasa dialami oleh orang yang mengalami kecemasan, antaralain: 1) menjadi gelisah ketika sesuatu tidak seuai harapan; 2) sering mneglami kesulitan bernapas; 3) merasa takut opada banyak hal; 4) sulit tidur pada malam hari , jantung berdebar-debar, mengalami mimpi buruk, dan terbangun dari tidur karena ketakutan; 5) sulit berkonstrasi , selalu merasa sendiri, mudah tersinggung dan mudah marah. Bberdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa bila seseorang merasa cemas pada umumnya akan merasakan kegelisahan, kesulitan bernapas, jantung berdebar-debar dan sulit berkonstrasi. Namun terkadang gejala kecemasan yang timbul pada tiap orang berbedabeda tergantung dari jenis kecemasan dan penyebab terjadinya kecemasan itu sendiri. Oleh karena itu ada beberapa faktor penyebab terjadinya kecemasan yaitu: 1) keyakinan diri; 2) dukungan sosial; 3) modeling. Kurang keyakiann akan kemampuan diri sendiri membuat individu bersikap pesimis dan terus mengeuh. Begitu pula dengan dukungan social, jika seseorang ataupun individu tidak mendapakan dukungan dari orang-orang sektarnya,
terkadang ia menjadi kurang termotivasi dan kurang percya diri untuk memulai sesuatu. Begitu pula dengan modeling. Semua fackor tersebut saling berkaiatan dan sngat mempengaruhi kecemasan yang dihadapi oleh individu itu sendiri. Metode Penelitian Dalam penelitan ini merupakann penelitian kuantitatif, sehubungan dengan itu maka dalam penelitian kali ini menggunakan metode eksperimen dengan one-group design pretest-posttest seperti yang digambbarkan sebagai berikut: Pre-test
Perlakuan
Post-test
x Keterangan: = Hasil pre-test (sebelum deberikan layanan konseling REBT) X = Treatment (pelaksnaan layanan konseling REBT = Hasil post-test (setelah diberikan layanan konseling REBT) Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan hasilnya dengan kedaan yang sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Dalam suatu penelitian membutuhkan populasi dan sampel. Dalam penelitan kalian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Batulayar Kabupaten Lombok Barat tahun pelajaran 2013/2014. Sampel merupakan seagian besar atau wakil yang akan ditteliti (Arikunto, 2010: 174). Untuk menentukan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini peneliti menggunak teknik kuota sampling sebagai teknik untuk pengambilan sampel. Teknik kuata sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan melihat populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang diinginkan (Sugiyono, 2014: 124). Dan sampel penelitian ini adalah sebanyak 7 orang, ini dikarenakan peneliti ingin mengoptimalkan pelaksanaan penelitian dan juga untuk keefektifan waktu. Setelah sampel ditentukan, untul engumpulkan data dari sampel peneliti menggunakan metode angket dan metode wawancra sebagi metode utamanya, sedangkan metode observasi dan dokumentasi sebagai metode pelengkapnya. Instrument penelitian yang digunakan dalam penlitian ini berjumlah 19 butir soal yang menggunakan skala Likert dengan pilihan jawaban; A= sering (3); B= Kadang-kadang (2); dan C= Tidak Pernah (1). Dalam suatu penelitianilmiah sudah tentu melaalui proses analisi data untuk mendapatkan hasil penelitian yang representatif. Demikan juaag dalam penelitian ini, untuk mengalisis data yang didapatkan peneliti menggunakan teknik analisis t-test, dengan rumus ssebagai berikut: t=
√
Keterangan: Md : Mean dari perbedaan pre-test dengan post-test (post-test dan pre-test) Xd : Deviasi masing-masing subjek (d-Md) N : Subyek Pada sampel db : ditentukan dengan N-1
(Arikunto, 2010: 306) Hasil Penelitian Berdasarkan dari tujuan awal penelitian ini, yaitu ingin mengetahui pengaruh Rational Emotive Behavior Therapy terhadap kecemasan siswa dalam menghadapi ujian kenaikan kelas pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Batulayar Kabupaten Lombok Barat tahun pelajaran 2013/2014, maka untuk mendapatkan data yang diinginkan peneliti melakukan langkah-langkah seperti: 1) mengurus dan mengantar surat-surat ke instansi terkait sebagai persyaratan untuk melakukan penelitian; 2) membuat jadwal pelaksanaan penelitian; 3) melaksanakan penlitian; 4) setelah melaksanakan penelitian dan mendapat data yang dinginkan, selanjutnya dalah merumuskan hipotesis nol (Ho); 5) mengalisis data dan yang teakhir menarik kesimpulan. Setelah melaksanakan langkah 1,2 dan 3 selanjutnya, membuat hipotesis nol. Hipotesi nol daalam penelitian ini berbunyi: tidak ada pengaruh Ratiobal Emotive Behavior Therapy terhadap kecemasan siswa dalam menghadapi ujian kenaikan kelas pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Batulayar Kabupaten Lombok Barat tahun pelajaran 2013/2014. Kemudian mengalisis data dengan menggunakan rumus t-test. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan didapatkan hasil t-hitung = 17,817, sedang t-tabel = 2,447 dengan taraf signifikansi 5% dan db=6, menolak hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi: ada pengaruh Rational Emotiv Behavior Therapy terhadap kecemasan siswa dalam menghadapi ujian kenaikan kelas pad siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Batulayar tahun pelajaramn 2013/2014 diterima. Ini berarti penelitian ini ‘’signifikan’’. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil analisis data pada pembahsan sebelumnya, dengan taraf signifikasi 5% maka diperoleh hasil penelitian yaitu t-hitung lebih besar dari t-tabel (t-hitung 17,817 > ttabel 2,447) kenyataan ini menunjukan bahwa t-hitung yang diperoleh adalah signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi: ada pengaruh Rational Emotive Behavior Therapy terhadap kecemasan siswa dalam menghadapi ujian kenaikan kelas pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Batulayar Kabupaten Lombok Barat tahun pelajaran 2013/2014 diterima. Berdasarkan simpulan di atas maka dapat diajukan beberapa saran, antara lain sebagai berikut: 1) Kepada Kepala Sekolah, hendaknya selalu menjalin kerjasama yang baik dengan orang tua/wali murid, guru pembimbing, guru bidang studi, wali kelas serta pihak-pihak yang lain dalam mengatasi kecemasan siswa pada SMP Negeri 2 Batulayar Kabupaten Lombok Barat; 2) Kepada Guru BK, hendaknya pelaksanaan konseling Rational Emotive Behavior Therapy dilakukan secara continue (terus-menerus) dan terprogram, serta lebih memperhatikan sikap dan kecemasan siswa dan meningkatkan tingkat percaya diri siswa dan jangan terlalu memberikan beban serta tekanan yang berupa tugas ataupun pernyataan-pernyataan yang dapat membuat siswa merasa cemas dalam menghadapi ujian kenaikan kelas; 3) Kepada Siswa hendaknya memanfaatkan layanan konseling kelompok rational emotive behavior therapy yang telah diprogramkan oleh guru BK di sekolah, sehingga kecemasan atau masalah lainnya mampu teratasi dan tidak mempengaruhi kegiatannya yang lain; 4) Kepada orang tua/wali murid, hendaknya tetap memberikan dukungan dan perhatian yang cukup kepada anak-anaknya sehingga mereka tidak lagi mengalami kecemasan dan mempunyai rasa percaya diri delam menghadapi ujian; 5) Bagi peneliti selanjutnya di harapkan hasil penelitian ini
dapat di lakukan penelitian lebih luas mengenai aspek-aspek yang belum terungkap dalam penelitian ini. Daftar Referensi Alloy, dkk. 2005. Abnormal Psychology Current Perspective Ninth Edition. New York: Mc. Graw Hill. Arikunto, Suharsimi. 2002. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. --------. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. --------. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Atkinson, Rl,dkk. 1999. Pengantar Psikologi Jilid 2. Alih Bahasa: Wijaya Kusuma. Batam: Interaksara. Alwisol.2005. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press. Bruno, F.J. 1998. Stop Worrying. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Corey,G.2010. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama. Daradjat, Z. 1990. Kesehatan Mental. Jakarta: CV. Haji Masagung. Davidoff, LL. 1991. Psikologi Suatu Pengantar: Jilid 2. Alih bahasa: M. Juniati. Jakarta: Erlangga. De Celrg L. 1994. Tingkah Laku Abnormal: Dari Sudut Pandang Perkembangan. Jakarta: Grasindo. Fauzan, Lutfi. 2004. Pendekatan-Pendekatan Konseling Individual. Malang: Elang Mas. Komalasari, Gantina dkk. 2011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT. Indeks. Latipun. 2010. Psikologi Konseling (Edisi Ketiga). Malang: UMM Press. Nandya, D. 2012. Cara Mengatasi Kecemasan (online): http://www.everdnandya.wordpress.com/2012/04/cara-mengatsi-kecemasan.html, diakses tanggal 08 Februari pukul 20.00 WITA. Narbuko, Cholid dan Ahmadi, Abu. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Poerwadarminta, W.J.S.1991. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Jakarta: Balai Pustaka. Saleh, Nuramin. 2013. Pengertian Kecemasan Menurut Para Ahli (online). http://nuraminsaleh.blogspot.com/2013/pengertian-kecemasan-menurut-para-ahli.html, diakses tanggal 08 Februari 2014 pukul 20.00 WITA. Soepomo. 1994. Pengantar Statistik 1. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D cetakan ke-19). Bandung: Alfabeta. Supatiknya. 1995. Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta: Kanisius. Winarno, Surakhmad. 2006. Statistik Inferensial. Bandung: Tarsito.