ISSN: 2087-5967
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada
Berkomitmen untuk Mendapatkan Akreditasi AACSB
11
Edisi 11 Maret 2012
Preface Sampul depan edisi sebelas sedikit bercerita dan menggambarkan kesibukan di Fakultas tercinta ini. Ya, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) saat ini sedang bekerja keras untuk meraih akreditasi dari The Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB) International. Bahkan, tahun ini menjadi periode yang krusial dari keseluruhan proses untuk dilalui karena tahun 2012, FEB akan dinilai layak tidaknya untuk mendapatkan visitasi dari peer-review team. Ulasan mengenai proses akreditasi lebih lanjut tersaji di rubrik special report. Selalu ada inspirasi di setiap edisi. Di edisi ini ada dua profil mahasiswa berprestasi di bidang menulis dan kewirausahaan. Ketika orang beranggapan life begins at 30 ataupun 40, salah satu profesor FEB UGM yang dimuat dalam rubrik Who’s Who berpendapat bahwa Life begins at 70. Artikel lain yang ditampilkan adalah tulisan akademik mengenai “Jejaring Sosial Online dalam Perspektif Indonesia”. Akhirnya kami mengucapkan selamat membaca dan terima kasih atas perhatian dan dukungannya kepada Fakultas tercinta ini.
Prof. Marwan Asri, MBA., Ph.D., Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada
Diterbitkan oleh
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Jl. Sosio Humaniora Bulaksumur, Yogyakarta 55281 T: + 62 274 548 510 (hunting) F: + 62 274 563 212 E:
[email protected] W: http://www.feb.ugm.ac.id
Pengarah
Tim Liputan
Prof. Marwan Asri, MBA., Ph.D (Dekan)
Rahmat Dwi Santoso Prima Yustitia Lukitasari Poppy Laksita
B.M. Purwanto, MBA., Ph.D (Wakil dekan Bidang Akademik, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) Eko Suwardi, M.Sc., Ph.D (Wakil Dekan Bidang Administrasi, Keuangan dan Sumber Daya Manusia)
Penanggung Jawab Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc, Ph.D (Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Kerjasama dan Pengembangan Usaha)
Tim Editor Hestining Kurniastuti Dian Puspa Hartiani Dwi Andi Rohmatika
Artistik Lingga Binangkit
12
CONTENT 2 | Preface 3 | Content 4 | What’s Up FEB 26 | Special Report 29 | Scholarship and Recruitment 30 | Lecturer’s Article Jejaring Sosial Online dalam Perspektif Indonesia
33 | Alumni Corner
17
Rorita Lim, ASEAN Control and Compliance Manager Procter & Gambler (P&G)
34 | News from Abroad L’éducation égale et amicable pour tous
36 | Student Corner Mathias Mahendra, Mahasiswa Berjiwa Bisnis Sejati
37 | Partnership 38 | Facilities Auditorium Pertamina Tower, Ruang Megah Bernuansa Merah
39 | Unit News 42 | Who’s Who Prasetyo Supono
43 | Around Bulaksumur
Integrasi Gama Card dengan Trans Jogja
44 | Publication 45 | Advertorial
Bhima Yudhistira Adhinegara, Berkarya Lewat Pena
46 | Exchange Student’s Comment 47 | FEB in Pictures
38
WHAT’S UP FEB
Welcome Cocktail Menyambut Kedatangan 27 Mahasiswa Asing ke FEB UGM
F
EB UGM sebagai salah satu fakultas ekonomika dan bisnis terbaik di Indonesia terus memantapkan posisinya di tingkat internasional. Hal ini terbukti dengan datangnya 27 orang mahasiswa asing dalam rangka pertukaran pelajar maupun program double degree ke FEB UGM. Mahasiswa tersebut berasal dari berbagai universitas di luar negeri yang telah menjalin kerja sama dengan FEB UGM, seperti Pforzheim University (Jerman), ESCEM School of Business and Management (Perancis), University of Agder (Norwegia), dan beberapa universitas lainnya. Acara penyambutan mahasiswa asing secara resmi dilakukan pada (24/2) di Ruang Sidang Kertanegara FEB UGM. Kegiatan diawali dengan sambutan Dekanat yang diwakili oleh Wakil Dekan Bidang Akademik, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat, B.M. Purwanto, MBA., Ph.D. dengan mengungkapkan bahwa FEB UGM sangat berbahagia oleh kedatangan para mahasiswa asing tersebut. Harapannya, mahasiswa asing dapat berbaur dengan mahasiswa Indonesia sehingga tercapai simbiosis yang saling menguntungkan selama mereka belajar di FEB. Acara penyambutan pun dilanjutkan dengan perkenalan satu persatu oleh mahasiswa asing beserta student ambassador-nya. Till Ludwig Borches, salah satu mahasiswa program double degree dari Pforzheim University, mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang menakjubkan. Menurutnya, tentu akan menjadi pengalaman yang luar biasa bisa belajar dan tinggal di Indonesia. Untuk memandu mahasiswa asing menyesuaikan diri pada awal masa menetap sementara di Indonesia, mereka akan dibantu oleh tim student ambassador yang terdiri dari mahasiswa FEB UGM. Student ambassador akan membantu dalam hal pencarian rumah tinggal selama di Yogyakarta, pengurusan berbagai surat izin, dan juga menunjukkan bagaimana kebiasaan masyarakat sekitar. Selain membantu mahasiswa
4
asing, kegiatan ini juga menjadi media aktualisasi diri mahasiswa FEB UGM dalam pergaulan di tingkat internasional. Gustri Oktaviandi (Akuntansi 2009), salah satu student ambassador berujar, “Menjadi seorang student ambassador sangat menyenangkan. Selain memiliki teman baru, kita juga dapat belajar kebiasaan positif yang dimiliki oleh mahasiswa asing, seperti budaya tepat waktu. Mereka juga sangat ramah dan bersahabat dalam pergaulan.” Selain menerima kedatangan mahasiswa asing, FEB UGM juga senantiasa aktif mengirimkan mahasiswa terbaiknya belajar di luar negeri. Hal ini merupakan wujud usaha FEB UGM dalam mengembangkan dan memperkokoh jejaringnya di tingkat internasional. [rahmad]
International Academic Exposure 2012 ke Hiroshima
S
alah satu persyaratan wajib yang harus dipenuhi oleh mahasiswa International Undergraduate Program (IUP) FEB UGM adalah memiliki pengalaman internasional secara langsung baik melalui program double degree, exchange study atau international academic exposure. Untuk memfasilitasi mahasiswa yang tidak berkesempatan melakukan program double degree dan exchange study, IUP FEB UGM pada awal tahun 2012 ini menyelenggarakan acara International Academic Exposure (IAE) ke Hiroshima University of Economic, Ushita Water Purification Facility and Museum, dan Wakunaga Pharmaceutical Co.,Ltd, Jepang. Acara IAE ini adalah kali kedua, setelah sebelumnya pada tahun 2011 dilakukan di Chulalongkorn University dan Siam Cement Group, Thailand. IAE 2012 ke Hiroshima yang dikelola oleh Kantor Urusan Internasional FEB UGM ini, diikuti oleh bukan hanya mahasiswa IUP saja, akan tetapi juga oleh mahasiswa program regular. Total peserta IAE kali ini 28 mahasiswa. Seminggu menjelang keberangkatan ke Hiroshima, mahasiswa peserta IAE diwajibkan mengikuti pre-visit course berupa delapan kelas kuliah yang berisi materi bisnis internasional, ekonomi internasional, cara komunikasi dengan orang Jepang , serta pemahaman dasar mengenai bangsa dan budaya Jepang oleh tim dosen yang kompeten.
Kunjungan ke Hiroshima berlangsung selama lima hari dari tanggal 30 Januari sampai dengan 3 Februari 2012. Kegiatan IAE di Hiroshima terdiri dari tiga segmen. Pertama, Kuliah Prof. George R. Harada di Hiroshima University of Economics mengenai Japanese People, Culture and Business. Kedua, kunjungan ke perusahaan lokal yakni Ushita Purification Facility and Museum serta Wakunaga Pharmaceuticals, Inc. Kemudian, segmen terakhir adalah kunjungan ke Pulau Miyajiwa yang memiliki objek pusaka dunia yakni Itsukushima Shrine (Kuil Agam Shinto) dan Hiroshima Atomic Bomb Dome & Peace Museum. Program acara selama di Hiroshima mendapatkan dukungan penuh dari Direktur dan Staf Kantor Urusan Internasional HUE. Sambutan hangat juga diberikan oleh President HUE, yakni Mr. Koichi Maekawa, Ph.D. yang berkenan menyelenggarakan jamuan makan malam ala Jepang untuk rombongan IAE baik saat kedatangan maupun kepulangan. Sepulang dari kunjungan ke Hiroshima, mahasiswa peserta IAE kembali diwajibkan mengikuti post visit course berupa enam kelas seminar untuk mempresentasikan Business Insight Paper dan Personal Insight Paper. Meskipun sangat melelahkan, tapi terlihat para mahasiswa IAE 2012 sangat menikmati dan serius mengikuti semua tugas-tugas akademik yang diberikan oleh kedua dosen supervisor IAE 2012 yakni Dr. Sahid S. Nugroho. M.Sc. dan Dr. Gugup Kismono, MBA.
5
WHAT’S UP FEB
12th AGBEP Network Meeting and Conference: Menguatkan Kerjasama Pendidikan Sekolah Pascasarjana di Negara ASEAN
6
K
onferensi dan pertemuan tahunan ASEAN Graduate Business and Economic Programme (AGBEP) kembali digelar. Bertajuk 12th ASEAN Graduate Business and Economic Programme (AGBEP) Network Meeting and Conference, acara ini terselenggara (18/120/1) di Bangkok. Chulalongkorn University dan Burapha University dipercaya sebagai tuan rumah penyelenggaraan acara yang bertema “Toward ASEAN Economic Community (AEC) and Beyond: Challenges and Opportunities”. Pada Rabu (18/1) acara resmi dibuka oleh Dr. Choltis Dhirathiti, Deputy Executive Director, ASEAN University Network (AUN) dan Dr. Brian C. Gozun, Chairperson of AGBEP Secretariat. Enam delegasi dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM (FEB UGM) hadir bersama 19 delegasi anggota AGBEP lainnya membahas kegiatan pertukaran staf dan mahasiswa anggota AGBEP serta proposal proyek riset mengenai “Sustainable Community Ecopreneurship Business Model Innovation for Optimizing Potentials of Rural Villages in ASEAN”. Pada pertemuan tersebut dibahas pula persiapan penyelenggaan 13th ASEAN Graduate Business and Economic Programme (AGBEP) Network Meeting and Conference. Para anggota bersepakat memilih FEB UGM sebagai tuan rumah. Pertemuan tahunan dan konferensi yang akan berlangsung pada 6-8 Februari 2013 beragendakan: penyelenggaraan kolokium mahasiswa program doktor, presentasi kolaborasi riset “Sustainable Community Ecopreneurship Business Model Innovation for Optimizing Potentials of Rural Villages in ASEAN”, pembahasan finalisasi kolaborasi AGBEP dan China, peningkatan mobilitas pertukaran mahasiswa dan staf, serta diskusi mengenai masalah internal AGBEP. [hk]
Harumkan Nama Bangsa di SEA Games 2011
M
ahasiswa FEB UGM kembali mengukir prestasi. Kali ini adalah Aisha Karimawati (Manajemen 2006), yang meraih medali perak pada SEA Games 2011 di Jakarta-Palembang, November 2011 lalu. Pada SEA Games tersebut, Aisha menjadi atlit di cabang sepatu roda pada nomor 300 meter ITT. Menghadapi lawan dari berbagai negara, Aisha mengungkapkan, “Senang bisa bertanding dengan orangorang dari negara lain. Untungnya sebelumnya sudah ada kejuaraan tingkat Asia, jadi sudah terbiasa dengan lawan-lawan dari luar.” Sebelumnya, Aisha harus mengikuti seleksi tingkat nasional melawan atlit-atlit dari berbagai daerah. Setelah lolos, ia bersama 29 orang terpilih lainnya menjalani Pelatnas selama sembilan bulan di Bandung. Dalam jangka waktu tersebut, setiap hari dijalani Aisha dengan pelatihan fisik. Ia menuturkan, karena pelatihnya yang gemar bersepeda, mereka pernah diajak bersepeda dari Bandung hingga Semarang selama dua hari. “Bersepeda ini sama seperti bersepatu roda, sama-sama berpengaruh ke kekuatan kaki,” terang Aisha. Selama Pelatnas tersebut, masih terjadi seleksi. Dari 30 atlit putra dan putri, hanya delapan putri dan 12 putra yang bertanding. Aisha menjadi salah satunya. Menurutnya, “Senang. Bisa mendapatkan pengalaman dan membawa nama negara juga. Salah satu pengalaman berharga adalah bisa latihan bersama juara-juara nasional lainnya selama sembilan bulan.” Aisha yang telah menekuni dunia sepatu roda sejak kecil ini mengatakan masih ingin menjadi atlit apabila ada pelatnas, SEA Games, atau event lainnya lagi. “Dekat-dekat ini akan ada PON lagi, September 2012. Inginnya bisa dapat medali lagi,” ujarnya. [prima]
7
WHAT’S UP FEB
Alumni Gathering 2011
Persembahan Alumni untuk Almamater
D
i penghujung 2011, FEB UGM menyelenggarakan kegiatan temu alumni di Auditorium UGM SP Jakarta (18/12). Acara ini mengambil tema Alumni Gathering 2011 “Kebutuhan SDM dalam Perekonomian Saat Ini”. Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc. Sc., Ph.D., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Kerjasama, dan Pengembangan Usaha mengatakan,” Temu Alumni ini diselenggarakan untuk mendekatkan hubungan alumni dengan almamater. Ketika hubungan yang terjalin telah dekat, kita akan merencanakan sesuatu yang lebih besar untuk kemajuan fakultas.” Sambil menikmati jamuan khas Yogyakarta, alumni yang tergabung dalam Kafe (Keluarga Fakultas Ekonomi) tampak akrab bernostalgia mengenang masa lalu. Dari sekitar 200 undangan yang diedarkan, tercatat lebih dari 140 alumni yang hadir. Acara ini semakin meriah karena dihadiri beberapa alumni yang juga merupakan tokoh penting nasional, baik dari kalangan pemerintah, swasta, maupun professional. Turut hadir sebagai pembicara, mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier yang membawakan materi tentang kebijakan fiskal; Deputi Gubernur BI, Ardhayadi Mitroatmodjo yang menyampaikan materi tentang perbankan; dan juga Robby T. Winarka (Managing Director Creative Indigo Production) dari kalangan pengusaha. Melalui kegiatan ini, fakultas juga ingin mengetuk kepedulian alumni terhadap almamater. Kegiatan fund raising dilakukan dengan tujuan memperbaiki infrastruktur fakultas dan mengisi interior gedung Pertamina Tower. Kontribusi nonmaterial seperti pemberian
8
kesempatan magang, beasiswa, ataupun partisipasi sebagai guest lecture bagi mahasiswa juga ditawarkan. Prof. Wihana mengungkapkan bahwa nantinya di lantai delapan Gedung Pertamina Tower akan dibuat Alumni Wall yang mencantumkan kontribusi alumni terhadap fakultas. Hal yang menarik, kini alumni tidak sekadar menjadi objek kegiatan, tetapi juga telah berpartisipasi mempersiapkan acara dan merancang bentuk kegiatan. Hal ini ditunjukkan oleh Kafe-75 yang sangat aktif dalam membantu suksesnya acara ini. Untuk memaksimalkan sumbangsih alumni, pihak fakultas akan mencoba berbagai format kegiatan, misalnya memfasilitasi kegiatan temu alumni per angkatan di samping seluruh angkatan. Hal ini perlu dilakukan karena ketika temu alumni diadakan untuk seluruh angkatan, alumni senior umumnya lebih mendominasi. Pihak fakultas juga memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan pendataan ulang database alumni. Tracer Study dilakukan untuk mengetahui profil alumni FEB UGM dalam hal job placement, job level, maupun level of salary. Hal ini cukup penting sebagai bahan evaluasi fakultas terhadap lulusannya. Terakhir, Prof. Wihana menambahkan, “Di temu alumni selanjutnya akan kita canangkan program Alumni Social Responsibility sebagai wujud tanggung jawab sosial alumni terhadap almamater.” Kegiatan temu alumni sendiri direncanakan akan kembali diselenggarakan pada akhir tahun 2012 di gedung Pertamina Tower FEB UGM. [rahmad]
Yayasan Djarum Bakti Pendidikan Serahkan Bantuan Pendidikan
R
abu (29/2) lalu, suasana lobi dan selasar FEB UGM tampak lebih semarak daripada biasanya. Tampak dosen, karyawan, dan mahasiswa yang mengenakan batik dihibur dengan musik jazz sebagai pembuka acara serah terima bantuan pendidikan dari Yayasan Djarum Bakti Pendidikan untuk pembangunan Pertamina Tower. Acara dibuka pukul sembilan pagi oleh Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerja Sama, mewakili Dekan FEB UGM yang memberikan sambutan dan ucapan terima kasih kepada Yayasan Djarum Bakti Pendidikan . Ia juga menuturkan secara singkat kisah di balik pembangunan Pertamina Tower beserta sponsor yang telah berjasa dalam membangun gedung delapan lantai ini. Setelah itu, pihak Yayasan Djarum Bakti Pendidikan yang diwakili oleh Agus Santoso Suwanto menuturkan bahwa bantuan pendidikan ini adalah wujud dukungan Yayasan Djarum Bakti Pendidikan kepada FEB UGM agar dapat mencapai pengakuan internasional yang sekarang sedang dikejar, yakni akreditasi AACSB. “Ini dilandasi dengan keinginan agar dunia pendidikan kita semakin maju,” tambahnya. Selanjutnya, Drs. Harinowo, selaku perwakilan alumni dan pihak Yayasan Djarum Bakti Pendidikan , juga menyampaikan sepatah dua patah kata.
Acara dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara serah terima bantuan pendidikan yang diwakili oleh Agus Santoso Suwanto dari pihak Yayasan Djarum Bakti Pendidikan dan M. Singgih selaku direktur Direktorat Pengelolaan dan Pemeliharaan Aset UGM. Serah terima ini dilanjutkan dengan pemukulan gong oleh Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D. Bantuan pendidikan yang diberikan adalah sarana infrastruktur untuk Pertamina Tower berupa furnitur dan perlengkapan elektronik, serta kelengkapan auditorium Pertamina Tower. Acara kemudian ditutup dengan penampilan dari Gadjah Mada Chamber Orchestra, Anggito Abimanyu, Aning Katamsi, Nugie, dan Sierra Sutedjo. Kerja sama dalam bentuk pemberian bantuan pendidikan ini diharapkan dapat semakin mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar di FEB UGM, sehingga menjadi yang terdepan dalam kualitas pendidikan di tanah air. [prima]
9
WHAT’S UP FEB
Membahas Isu-isu Mutakhir Melalui Forum Manajemen Putaran 10 dan 14
J
urusan Manajemen FEB UGM (14/9) bekerja sama dengan Kelas Bisnis Internasional Program S1 Reguler FEB UGM yang diampu oleh Drs. Teguh Budiarto, MIM dan Dr. Rangga Almahendra, MM, menggelar Acara Management Forum Putaran 10 dengan mengundang Dubes Austria untuk Indonesia, Dr. Klaus Wolfer . Pada acara yang berlangsung di Auditorium BRI Gedung MSi/S3 FEB UGM dan dihadiri sekitar 100 lebih mahasiswa beserta dosen ini, Dr. Klaus Wolfer memberikan kuliah umum dengan tema “Building National Competitiveness: Lesson Learnt from Austria”. Disebutkan oleh Dr. Klaus Wolfer dalam kuliah tersebut, bahwa Austria saat ini banyak menekankan pada pengembangan dan penerapan teknologi hijau yang berkesinambungan sebagai salah satu basis utama dalam membangun keunggulan bersaing nasional. Isu global warming yang benar-benar mulai dihadapi dunia saat ini memberikan banyak inspirasi dan tantangan perubahan menuju kehidupan yang lebih baik. Sementara untuk menyikapi perkembangan terkini yang cukup penting dalam hubungan kerja sama internasional antara Indonesia dan Australia di bidang perekonomian dan bisnis, Jurusan Manajemen FEB UGM kembali menyelenggarakan Management Forum Putaran 14, bekerja sama dengan Indonesia Australia Business Council (IABC) Chapter Yogyakarta. Acara ini (20/1) menghadirkan Kepala Kantor Perwakilan Australia Trade Commision (Austrade) untuk Indonesia, yakni Mr. Leith Doody. Acara yang dihadiri sekitar 75 undangan mahasiswa dan dosen ini berlangsung di Auditorium BRI, Gedung MSi/S3 FEB UGM. Mr. Leith Doody memberikan kuliah umum dengan topik “The Impact of Indonesia-Australia Comprehensive Economics Partnership Agreement (CEPA) on Indonesian Business”. Dalam kuliah tersebut dijelaskan mengenai prinsip dan cakupan dari kerja sama bilateral tersebut. Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Komisi Kadin Indonesia Untuk Kerjasama Australia dan New Zealand , yakni Micky A. Hehuwat yang memberikan pidato pengantar guna menjelaskan dukungan Kadin terhadap CEPA karena dianggap akan memberikan kontribusi positif terhadap dunia bisnis Indonesia.
10
Laporan Organisasi Mahasiswa FEB UGM BEM FEB UGM
EQUILIBRIUM
Sebuah Perjalanan Bertajuk Transformasi
D
engan tajuk “transformasi pandawa”, BEM FEB UGM 2011 berusaha membuat gebrakan dalam menyalurkan potensi mahasiswa FEB UGM. Launching kepengurusan organisasi seFEB UGM disulut di awal periode dengan tujuan mensinergikan seluruh lembaga kemahasiswaan yang ada di FEB UGM. Diikuti penggagasan event olahraga Gadjah Mada Econolympic untuk pertama kalinya yang telah sukses dilaksanakan. Event tahunan Ekonomi Bebas Korupsi yang merupakan rangkaian kegiatan sebagai bukti penolakan organisasi pada tindak korupsi dilaksanakan dengan mengundang beberapa tokoh penting nasional. Di bidang kemanusiaan, Desa Binaan BEM FEB UGM yang terletak di Desa Tancep, Gunung Kidul dijadikan sasaran. Kontribusi di sektor pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, dan sarana prasana telah dilakukan. Hal ini diharapkan dapat menginspirasi untuk berlomba dalam kebaikan.
IMAGAMA Turut Menyukseskan Event GMAD
I
MAGAMA (Ikatan Mahasiswa Akuntansi Gadjah Mada) merupakan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Akuntansi di FEB UGM. IMAGAMA telah berhasil menyelenggarakan berbagai kegiatan di tahun 2011, yakni KREASI (Kumpul Rame-Rame Anak Akuntansi) sebagai ajang mengakrabkan diri antara mahasiswa jurusan Akuntansi, HMJ Conference yang berupa kegiatan diskusi dengan mengundang perwakilan HMJ Akuntansi dari beberapa universitas di Yogyakarta, dan Ikhlas (IMAGAMA Kasih dan Peduli Sesama) berupa kegiatan amal mahasiswa akuntansi yang dilakukan di YAKKUM. Kemudian kegiatan seminar dan pelatihan seperti Carreer Workshop, Seminar Prospek, Table Manner, Pelatihan Pajak, Workshop IFRS dan IMAGAMA Study Club. Selain itu IMAGAMA juga mendukung terlaksananya GMAD (Gadjah Mada Accounting Day) yang terdiri dari Seminar Nasional, NAO (National Accounting Olympiad), Amazing Race, dan Gathering Night.
EQUILIBRIUM Sebuah Langkah Menuju Pers Mahasiswa Berbasis Digital
B
PPM EQUILIBRIUM merupakan satu-satunya badan penerbitan dan pers mahasiswa yang berada di FEB UGM. BPPM Equilibrium telah berhasil melaksanakan program kerja yang direncanakan pada kepengurusan 2011, di antaranya adalah menerbitkan buletin bulanan EQ News, majalah dinding “Pendulum” dan majalah tahunan EQULIBRIUM yang bertemakan “Pembangunan di Yogyakarta”. Sebagai organisasi yang bergerak di ranah intelektual, beberapa acara diskusi umum bertemakan ekonomi dan jurnalistik telah berhasil dilakukan. Selain itu, EQ bekerja sama dengan Majalah Gatra menyelenggarakan “Workshop Penulisan dan Jurnalistik untuk Mahasiswa”. Kemudian, EQ kembali melaksanakan event tahunan EQUALITY dengan tema “Tournalism” yang terdiri dari talkshow dan lomba jurnalistik. Pada kepengurusan tahun 2011, EQ membentuk divisi baru, yakni Divisi Informasi dan Teknologi untuk mengelola dan mengembangkan website dan jejaring sosial organisasi. Hal ini merupakan sebuah langkah dalam transformasinya menjadi pers mahasiswa berbasis digital.
11
WHAT’S UP FEB IKAMMA
IKAMMA Management Event menghadirkan Andrie Wongso
I
KAMMA FEB UGM merupakan himpunan mahasiswa yang berperan menampung aspirasi dan mengembangkan potensi mahasiswa jurusan manajemen FEB UGM. Dalam kepengurusan tahun 2011 ini, IKAMMA menyelenggarakan berbagai kegiatan, di antaranya adalah SOERTI (Sugeng Rawuh to IKAMMA) yang merupakan acara makrab untuk mendekatkan mahasiswa baru 2011 dengan kakak angkatan, seminar industri musik dengan pembicara Peter F Gontha (promotor Java Jazz) dan juga Workshop Career Preparation. Kemudian, bekerja sama dengan IMAGAMA, organisasi ini telah sukses mengadakan studi banding ke UNAIR dan Pocari Sweat. Selain itu, IKAMMA telah berhasil menyelenggarakan Management Event yakni sebuah rangkaian acara tahunan yang terdiri dari National Student Competition, Expo dan seminar wirausaha dengan pembicara Andri Wongso, motivator terkemuka di Indonesia.
SEF
SEF
Tak Henti Menyuarakan Ekonomi Islam
12
S
EF (Syariah Economic Forum) UGM merupakan lembaga mahasiswa tingkat fakultas yang bergerak dalam pengembangan ekonomi Islam. Di kepengurusan 2011, SEF UGM melakukan inovasi baru yaitu mengadakan lomba ekonomi Islam untuk seluruh anggota. Pencapaian lain di tahun 2011 adalah diselenggarakannya kembali Shariah Economic This Year (SETY) dengan tema “Microfinance and the Future of Shariah Financial Industry In South-east Asia”. Di antara pembicara yang hadir, ada Ahmad Sanusi Husain (CEO Global Consulting), Dr. Anggito Abimanyu (Ex-Kepala Badan Kebijakan Fiskal RI), Dr Makhlani (Representative IDB - Indonesia), Prof Andrew White (Singapore Management University), Aidil Akbar Madjid (Chairman IARFC Indonesia), dan Iman Sastra (Islamic finance analyst & trainer, Malaysia). Pada tahun yang sama, SEF UGM mendapatkan penghargaan sebagai Best of The Best, Best of Media, dan Best of Contribution versi Study Club Communication Forum (SCCF UGM). [rahmad]
HIMIESPA Sukses Menyelenggarakan FSDE 2011
H
IMIESPA atau Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi merupakan organisasi yang menaungi mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi FEB UGM. Pada kepengurusan tahun 2011 HIMIESPA telah berhasil melaksanakan kegiatan seperti Chicken Cup yaitu pertandingan sepakbola antar angkatan jurusan ilmu ekonomi, English & Movie Discussion yakni diskusi dan pemutaran film bertemakan ekonomi yang didiskusikan bersama dosen dan juga acara ulang tahun jurusan Ilmu Ekonomi atau lebih dikenal dengan IE’s Day. Dilaksanakan juga kegiatan New Comer Event & Halo-Halo Himiespa yang berupa pengenalan jurusan Ilmu Ekonomi dan HIMIESPA. Untuk lebih mendekatkan para mahasiswa baru dengan teman satu angkatan dan angkatan atas, diadakan pula Malam Keakraban (Makrab) di Wisma Gadjah Mada Kaliurang. Selanjutnya diselenggarakan Company Visit ke Surabaya-Malang mengunjungi PT Vita Pharm dan Bakso Cak Man. Tidak ketinggalan Forum Studi dan Diskusi Ekonomi (FSDE) 2011 dengan rangkaian acara berupa Kompetisi Ekonomi Nasional, Lomba Essay dan Seminar Nasional.
PALMAE Take Action!
T
ahun 2011 menjadi tonggak baru perjuangan menyuarakan alam bagi Keluarga Besar Pecinta Alam (PALMAE) FEB UGM. PALMAE berhasil menjelajahi sisi timur pulau Jawa menuju Kawah Ijen dan Taman Nasional Baluran. Pada ulang tahun ke-31, PALMAE mengangkat tema “Take Action!” dengan melakukan berbagai kegiatan sosial yang melibatkan warga di Dusun Banaran, Gunungkidul. PALMAE juga bekerja sama dengan BEM FEB dan FK UGM menyelenggarakan Aksi Sosial Donor Darah. Selain itu, PALMAE juga menyelenggarakan pembuatan lubang biopori di sekitar kampus dan beberapa kegiatan adventure, seperti Fun Climbing yang berlokasi di Tebing Pantai Siung, SRT (Single Rope Technique) di Goa Jomblang, Gunung Kidul, rafting di Sungai Elo Magelang, dan juga jelajah alam ke Gunung Lawu dan Rinjani. PALMAE memaknai semua hal ini untuk mengenal Indonesia lebih dekat, mengenal alam lebih dekat, mengenal diri kita lebih dekat, dan mengenal Sang Pencipta lebih dekat lagi.
PMK Semakin Termotivasi dengan Hadirnya Ruang Sekretariat Baru
P
MK (Persekutuan Mahasiswa Kristen) adalah sebuah organisasi di FEB UGM yang beranggotakan semua mahasiswa Kristen yang ada di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Beberapa hal telah dilakukan dalam kepengurusan tahun 2011, di antaranya adalah pembuatan website dan jejaring sosial organisasi sebagai sarana
komunikasi anggota dan alumni. Kemudian, adanya ruang sekretariat baru sebagai sarana berkumpulnya anggota semakin menambah motivasi dan semangat berorganisasi. PMK juga melakukan kerja sama dengan KMK dalam mengadakan acara CEO, yaitu kompetisi futsal dan vocal group yang mengundang semua organisasi PMK dan KMK di UGM. Selain itu juga dilakukan kunjungan ke panti asuhan dalam rangka Natal. Di bidang pembinaan dan pertumbuhan iman, dilakukan persekutuan dan KTB secara rutin.
KMK FEB UGM “SANTO ALOYSIUS GONZAGA” Semakin Terfasilitasi, Semakin Hangat
K
eluarga Mahasiswa Katolik FEB UGM dengan santo pelindung Santo Aloysius Gonzaga pada kepengurusan tahun 2011 menunjukkan banyak kemajuan positif dari berbagai aspek. Kehadiran ruang sekretariat KMK yang telah difasilitasi oleh dekanat pada kepengurusan 2011 merupakan salah satu pemacu kinerja organisasi rohani berbasis kekeluargaan ini. Dari segi program kerja, KMK FEB UGM dalam kepengurusan 2011 berhasil melaksanakan gebrakan baru, yakni mengadakan acara kompetisi futsal dan vocal group antar-KMK dan PMK se-UGM. Acara ini merupakan kolaborasi antara KMK FEB UGM dengan PMK FEB UGM. Regenerasi KMK FEB UGM telah berjalan lancar mulai dari prosesi pendaftaran calon ketua hingga pemilihan suara yang telah dijalani selama Bulan Desember 2011 yang lalu. Dari proses yang panjang tersebut akhirnya telah terpilih Ketua berikut Wakil Ketua KMK FEB UGM yang baru.
JMME
Semangat Dakwah Islam di FEB UGM
J
MME (Jamaah Mahasiswa Muslim Ekonomi) sebagai lembaga dakwah Islam di lingkungan kampus FEB UGM menjalankan peran melalui beberapa program kerja yang telah dijalankan di tahun 2011. Di antara program kerja tersebut adalah PRJ (Pekan raya JMME) yang dilaksanakan dalam rangka milad (ulang tahun) JMME. Dalam acara ini diundang beberapa anak panti asuhan untuk berpartisipasi. Selain itu acara-acara yang dilakukan JMME tidak hanya melibatkan mahasiswa, tetapi juga masyarakat luas. Misalnya, dalam memperingati Hari Raya Idul Adha, JMME mengkoordinir mahasiswa, dosen, karyawan, dan masyarakat luas untuk menyalurkan hewan kurban melalui acara MOCCA.
13
WHAT’S UP FEB
Magister Akuntansi
Magister Akuntansi FEB UGM
Lebih Dekat dengan Industri
T
ahun 2012 ini akan menjadi loncatan yang cukup besar bagi Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Pasalnya, Program Magister Akuntansi FEB UGM mulai lebih mendekatkan diri pada orientasi industri, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang lebih berfokus pada bidang akademik saja. Demikian diungkapkan oleh Ketua Pengelola Program Magister Akuntansi FEB UGM Prof. Dr. Jogiyanto HM, MBA. Mendekatkan diri ke dalam area industri dirasa merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi mahasiswa Program Magister Akuntansi FEB UGM. Dengan terbukanya pintu ke dunia industri diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan kompetensi mahasiswa yang sebagian besar merupakan profesional dan praktisi di bidang akuntansi, tetapi juga memperluas jaringan kerja dan relasi. Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk mencapai niatan tersebut adalah dengan mendirikan kampus Program Magister Akuntansi di Jakarta. Hal ini diharapkan mampu mendekatkan Program Magister Akuntansi FEB UGM secara lebih nyata dalam bidang industri yang berkembang pesat di ibu kota. Selain itu, Program Magister Akuntansi FEB UGM juga akan mengadakan berbagai pelatihan dan konsultasi berkaitan dengan akuntansi dalam industri di Jakarta. Hal lain yang menjadi gebrakan baru bagi Program Magister Akuntansi FEB UGM adalah sertifikasi CMA (Certified Management Accountants) dari Australia yang telah diraih oleh program ini. Dengan didapatkannya sertifikasi CMA ini maka mulai dari semester ini seluruh mahasiswa Program Magister Akuntansi dengan konsentrasi Akuntansi Manajemen secara otomatis akan bergelar CMA. Tidak sebatas itu saja, sertifikasi CMA juga dapat diraih oleh seluruh mahasiswa dari konsentrasi
14
lain bahkan dari mahasiswa di luar Program Magister Akuntansi FEB UGM. Syaratnya, mereka yang ingin mendapatkan sertifikasi CMA ini harus menempuh pendidikan dan ujian untuk dua mata kuliah yaitu strategic cost management dan strategic business analysis. Program Magister Akuntansi FEB UGM merupakan institusi pertama di Indonesia yang mampu menyelenggarakan sertifikasi CMA secara mandiri. Seluruh pendidikan dan ujian sepenuhnya dilaksanakan di kampus Magister Akuntansi FEB UGM tanpa harus ditempuh langsung di Australia. Seluruh rencana besar Program Magister Akuntansi FEB UGM ini pun bukan berarti tanpa celah. Faktanya masih ada beberapa kendala yang dirasa cukup menghambat dalam pelaksanaan rencana-rencana tersebut. Seperti minimnya ruang pembelajaran bagi mahasiswa di kampus FEB UGM Yogyakarta dan tarif sewa yang sangat mahal untuk pendirian kampus Magister Akuntansi FEB UGM di Jakarta. Status BLU (Badan Layanan Umum) yang kembali disandang Universitas Gadjah Mada pun akan menjadi hambatan terbesar tidak hanya bagi Program Magister Akuntansi, tetapi juga bagi tingkat fakultas. “Dengan status BLU ini maka seluruh staf akan dianggap sebagai pegawai UGM. Kasus yang dapat terjadi adalah ditariknya karyawan FEB UGM yang sudah terbina dengan baik ke tingkat universitas. Selain itu, terjadinya standardisasi hingga tingkat fakultas membuat semuanya tidak bisa lagi bergerak sesuai kondisi pasar. Maka untuk mempertahankan kondisi perkuliahaan semacam ini akan menjadi hal yang sulit bahkan dapat dikatakan mustahil,” ungkap Wakil Pengelola Program Magister Akuntansi FEB UGM, Dr. Agus Setiawan, M. Soc. Sc. [poppy]
WHAT’S UP FEB
Magister Sains dan Doktor
Program MSi dan Doktor Meningkatkan Publikasi Hasil Penelitian Mahasiswa
M
elakukan riset, penelitian dan menulis jurnal merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan bagi mahasiswa Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM. Tuntutan untuk mampu menghasilkan karya penelitian yang baik, mulai dari mempersiapkan hingga mempresentasikannya, serta menulis jurnal-jurnal ilmiah yang berstandar internasional bukan hal yang perlu ditawar lagi jika ingin menjadi peneliti yang handal setelah lulus dari pendidikan. Untuk itulah di tahun 2012 ini Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM bercita-cita mengembangkan para mahasiswa agar mampu mempublikasikan hasil karya ilmiah mereka baik di lingkungan domestik maupun internasional. Mahasiswa didorong untuk aktif menulis jurnal-jurnal ilmiah dan mempublikasikannya melalui jurnal yang telah terakreditasi nasional maupun internasional. Selain itu, mahasiswa Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM juga diharapkan mulai aktif dalam mengikuti forum-forum akademik di luar lingkup universitas, bahkan diupayakan agar mahasiswa mampu terlibat dalam konferensi tingkat internasional dan mempresentasikan karya riset mereka. Untuk mendorong tercapainya harapan tersebut, Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM akan sepenuhnya membantu mahasiswa. Salah satunya dengan memberikan bantuan finansial kepada para mahasiswa yang akan mengikuti sekaligus mempresentasikan hasil karyanya di konferensi ilmiah tingkat internasional. Program Magister
16
Sains dan Doktor FEB UGM juga lebih fokus dalam menyusun programprogram pembelajaran bagi para mahasiswa. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa mampu menghasilkan karya-karya ilmiah mereka sedini mungkin. Amin Wibowo, MBA., Ph.D., Wakil Ketua Program Bidang Nonakademik dan Pengelola Program S2 (Magister) dan S3 (Doktor) Program Studi Manajemen UGM mengungkapkan bahwa untuk mempublikasikan karya-karya ilmiah mereka hingga tingkat internasional, mahasiswa Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM masih terkendala dalam penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Meskipun seluruh mahasiswa sudah lolos nilai TOEFL yang dibutuhkan oleh mahasiswa baik S2 maupun S3, tetapi tidak semua mahasiswa mampu menuliskan dan mempresentasikan karya ilmiah mereka dalam bahasa Inggris yang baik dan benar. Hal tersebut cukup dimaklumi mengingat bahasa Inggris bukanlah bahasa ibu para mahasiswa di Indonesia. Mahasiswa diharapkan mampu terus menerus mengasah kemampuan menulis dan presentasi dalam bahasa Inggris dengan baik. Mengerjakan penelitian yang berkolaborasi dengan dosen juga akan membantu mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris mereka karena dosen akan memperbaiki titik-titik kesalahan tersebut. [poppy]
International Seminar Series
P
rogram Magister Sains dan Doktor FEB UGM kembali menyelenggarakan seminar presentasi paper karya peneliti internasional dan nasional. Bertempat di Auditorium BRI Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM, acara International Seminar Series ini dibagi menjadi dua bagian. Seminar pertama (26/1) mengundang pembicara Prof. Avamidhar Subrahmanyam (Alumnus dan Profesor UCLA Anderson School of Management), Prof. Jogiyanto Hartono, MBA., Ph. D. (Profesor Bidang Akuntansi dan Sistem Informasi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM), dan Dr. Rahmat Sudarsono, M.Si. (Alumnus Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM). Bagian pertama International Seminar Series ini mengangkat tema “Behavioral Finance: Trends in The Cross Section of Expected of Stock Returns”. Seminar bagian kedua (23/2) mengusung tema “A Financial Innovation, Mispricing, and Innovation”. Tidak jauh berbeda dengan seminar sebelumnya, seminar bagian kedua ini juga mengundang para peneliti handal untuk mempresentasikan karya riset mereka yaitu Prof. Michael Brennan (Profesor Bidang Keuangan UCLA Anderson School of Management) dan Prof. Eduardus Tandelilin, MBA., Ph.D. (Profesor Bidang Keuangan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM). Direktur bidang Administrasi dan Keuangan Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM, Amin Wibowo, MBA., Ph.D.,
mengungkapkan bahwa tujuan diselenggarakan acara presentasi paper pada International Seminar Series ini adalah untuk menciptakan iklim akademik yang kental bagi mahasiswa Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM. Nuansa akademik yang berkaitan erat dengan riset dan penelitian perlu ditumbuhkan dan dikembangkan. Salah satu caranya adalah mengundang para profesor yang memiliki karya riset yang bagus untuk mempresentasikannya di hadapan mahasiswa melalui acara International Seminar Series ini. Dengan mengikuti seminar ini, para mahasiswa –khususnya Program Magister Sains dan Doktor– diharapkan dapat banyak belajar mengenai riset-riset terkini tidak hanya melalui pembelajaran formal di kelas, tetapi juga forum-forum akademik semacam ini. Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM akan terus meningkatkan frekuensi penyelenggaraan seminar paper baik dari peneliti tingkat internasional maupun nasional. Dalam satu tahun akan diselenggarakan sekitar 24 kali seminar paper (sekitar dua kali dalam satu bulan). Semakin seringnya menghadirkan profesor beserta karya riset mereka yang luar biasa diharapkan mampu menumbuhkan semangat mahasiswa Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM untuk belajar dan meneliti dengan baik.
17
WHAT’S UP FEB
Magister Ekonomika Pembangunan
Kuliah Umum Prof. Mardiasmo: Reformasi Birokrasi “Reformasi birokrasi tidak hanya sebuah retorika tetapi pelaksanaannya dapat dirasakan sampai ke masyarakat luas”
Y
ogyakarta (6/2), Program MEP FEB UGM menyelenggarakan Kuliah Umum Reformasi Birokrasi di ruang seminar MEP UGM. Pembicara dalam kuliah umum ini adalah Prof. Mardiasmo selaku Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan juga Ketua Tim Quality Assurance Reformasi Birokrasi. Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D. selaku moderator membuka pemahaman reformasi birokrasi dari perspektif ekonomi kelembagaan. “Reformasi birokrasi adalah perubahan dalam tataran aturan main formal, organisasi, proses bisnis dan sumber daya manusia,” ujarnya. Mardiasmo dalam pemaparannya menyatakan bahwa reformasi birokrasi adalah sebuah perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola pemerintahan Indonesia. Terdapat delapan poin area perubahan reformasi birokrasi, yaitu manajemen perubahan, penataan peraturan perundang-undangan, pendataan dan penguatan organisasi, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja dan peningkatan kualitas pelayanan publik. “Tujuan akhir reformasi birokrasi adalah meningkatnya kualitas pelayanan publik,” paparnya di hadapan sivitas akademika MEP. “Reformasi birokrasi tidak hanya sebuah retorika. tetapi pelaksanaannya dapat dirasakan sampai ke masyarakat luas.” Kerangka kebijakan reformasi birokrasi tertuang dalam Perpres No. 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025. Grand Design Reformasi Birokrasi bertujuan memberikan arah kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi selama kurun waktu 2010-2025 agar pelaksanaan reformasi birokrasi di kementerian/lembaga dan pemda
18 16
dapat berjalan secara efektif, efesien, terukur, konsisten, terintegrasi, melembaga dan berkelanjutan. Selanjutnya, Permen PAN dan RB No. 20 Tahun 2010 menjelaskan tentang Road Map Reformasi Birokrasi 20102014. Selain itu, pedoman-pedoman reformasi birokrasi tertuang dalam Permen PAN dan RB Nomor 7-15 Tahun 2011. Dengan dikeluarkannya Permen PAN dan RB No. 53 Tahun 2011 tentang pedoman quality assurance serta monitoring dan evaluasi, pelaksanaan reformasi birokrasi dapat terkontrol hingga mencapai tujuan akhir reformasi birokrasi. Mardiasmo menuturkan bahwa terdapat perubahan pendekatan penilaian (monitoring dan evaluasi) reformasi birokrasi yang sebelumnya dari pendekatan input menjadi output. “Penilaian dalam reformasi birokrasi dengan pendekatan output seperti audit,” imbuhnya. Selain itu, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam pemberian opini audit ke depannya disarankan melihat WTA (Wilayah Tertib Administrasi) terlebih dulu. Akan terjadi perubahan mindset (pola pikir) dan culture (budaya) kerja di pemerintahan baik pusat maupun daerah dengan terbangunnya pola pikir dan budaya kerja setelah adanya reformasi birokrasi. Pelaksanaan E-procurement merupakan salah satu bagian dari reformasi dalam pengadaan barang/jasa pemerintah. Namun, “Pengadaan barang dan jasa tidak hanya sekedar formalitas,” ungkap Mardiasmo. Proses pelaksanaan pengadaan dari awal hingga akhir perlu dikontrol sehingga kebermanfaatan dari pengadaan barang/jasa bisa dirasakan oleh masyarakat. Wihana menuturkan bahwa kultur budaya menjadi syarat penting dalam reformasi birokrasi. Syarat penting lain adalah adanya perubahan regulasi aturan formal yang mendukung pelaksanaan reformasi birokasi.
Wawancara Program Linkage Angkatan VI
P
ada Bulan Januari 2012 Program MEP menerima kunjungan delegasi dari enam Universitas Jepang yang merupakan Mitra Program Linkage MEP. Universitas-Universitas tersebut terdiri dari Graduates Institutes for Policy Studies (GRIPS), Hiroshima University, International University of Japan (IUJ), Kobe University, Ritsumeikan University, dan Takushoku University. Tujuan dari kunjungan mereka adalah dalam rangka interview mahasiswa Linkage Batch 6 sebagai proses admisi di Universitas Jepang. Pada setiap interview mahasiswa mempresentasikan proposal risetnya. Presentation skill dalam bahasa Inggris pun teruji di samping writting skill. Tidak hanya mempertimbangkan kemampuan mahasiswa dari segi akademik dan bahasa, Universitas Jepang juga melihat kesesuaian proposal risetnya dengan ketersediaan profesor sebagai pembimbing yang ada di Universitas Jepang yang dipilih. Mahasiswa Program Linkage dengan 25 jumlah (dua puluh lima orang) telah mengikuti proses interview dengan lancar dan semua mahasiswa telah diterima di Universitas Jepang. Dapat dipastikan bahwa pada bulan September 2012, seluruh mahasiswa linkage Batch 6 dapat berangkat ke Jepang untuk menyelesaikan studinya di tahun kedua. Dengan demikian MEP mengulang keberhasilan penyelenggaraan Program Linkage pada tahun-tahun sebelumnya dimana tidak ada kegagalan (zero failure) dalam proses interview dengan Universitas Jepang. Di sela-sela kunjungan mereka di MEP, para Profesor dari Jepang mencerikatan kabar mahasiswa Linkage Batch 5 yang sekarang sedang menempuh tahun kedua studinya di Universitas Jepang. Menurut para Profesor tersebut, mahasiswa MEP tidak mempunyai kendala yang berarti dalam mengikuti kegiatan perkuliahan di sana bahkan mereka sangat aktif mengikuti berbagai macam kegiatan ekstrakulikuler. Mahasiswa MEP juga cukup menikmati kehidupan sehari-hari di Jepang meskipun mereka harus menghadapi dinginnya udara ketika musim dingin tiba.
Kelas Khusus BPKP Program Double Degree MEP-ANU
P
ada tahun 2012 MEP membuka sebuah program baru yaitu Double Degree dengan Crawford School of Economics and Government, Australian National University (ANU), Australia sebagai Universitas mitra. Kelas khusus BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) adalah pioner dalam penyelenggaran Program Double Degree MEP-ANU. Pada tanggal 6 Februari 2012 telah dilaksanakan penandatanganan MOU kelas khusus BPKP oleh Poppy Ismalina, Ph.D. selaku Ketua Pengelola Program MEP dan Dadang Kurnia, Ak., MBA selaku Kepala Biro Kepegawaian dan Organiasai BPKP. Penandatangan MOU dihadiri pula oleh Kepala BPKP yaitu Prof. Mardiasmo yang pada pada hari itu juga memberikan kuliah umum di MEP dengan tema Reformasi Birokrasi dan Prof. Wihana Kirana Jaya, Ph.D.dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada. Perkuliahan Kelas khusus BPKP Program Double Degree MEP-ANU akan dimulai pada bulan April 2012. BPKP berencana mengirimkan 15 pegawai yang telah diseleksi untuk program Double Degree MEP-ANU angkatan pertama. Pada tahun pertama mahasiswa akan menyelesaikan masa studinya di MEP dan pada tahun kedua di Crawford School of Economics and Government, Australian National University. MEP tidak hanya menyelenggarakan program Double Degree MEP-ANU untuk kelas-kelas khusus tetapi juga membuka kesempatan bagi para pendaftar umum.
19
WHAT’S UP FEB
Magister Manajemen
Semakin Terkemuka Hingga Asia Pasifik
S
ejalan dengan visi 2013 yang akan dicapai oleh Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (MM FEB) UGM, usaha meningkatkan kerja sama internasional akan menjadi fokus utama di tahun ini. Program MM FEB UGM terus menambah jumlah partner universitas asing baik untuk program double degree maupun student exchange. Diharapkan dengan semakin meluasnya hubungan dan kerjasama dengan universitas asing di berbagai belahan dunia, Program MM FEB UGM mampu menjadi business school yang terkemuka di Asia Pasifik. Direktur Program MM FEB UGM, Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D., mengungkapkan banyaknya program yang dilakukan untuk meningkatkan kerja sama dengan universitas asing. Selain double degree dan student exchange, Program Magister Manajemen FEB UGM juga mengadakan kunjungan secara intensif serta mendelegasikan beberapa staf pengajar tidak hanya untuk menghadiri seminar dan forum akademik, tetapi juga mengajar di berbagai universitas di luar negeri. Baik mahasiswa dan dosen secara bersama-sama digerakkan untuk membuka pintu kerja sama internasional ini sehingga tercipta faculty exchange yang baik. Kendala yang masih menghambat tercapainya harapan tersebut adalah masalah bahasa bagi mahasiswa yang akan menempuh pendidikan di luar negeri, meskipun hal ini tidak signifikan.
20
Selain masalah bahasa, kendala terbesar adalah biaya yang begitu mahal yang harus dikeluarkan mahasiswa jika ingin menempuh pendidikan di luar negeri baik double degree maupun student exchange. Sebagaimana program lain dalam lingkup FEB UGM, Program Magister Manajemen juga tengah mendukung langkah fakultas dalam memperoleh akreditasi The Association to Advance Collegiate School of Business (AACSB). Sebagai sebuah business school, Program Magister Manajemen adalah bagian yang paling penting dan berkebutuhan atas akreditasi AACSB tersebut. Program Magister Manajemen FEB UGM terus menerus membenahi governance dan tata kelola secara menyeluruh baik dalam hal akademik maupun nonakademik serta mengirimkan dosen-dosen untuk mengikuti training mengenai AACSB. Lincolin sangat berharap perjalanan panjang yang telah dilalui FEB UGM untuk mendapatkan akreditasi AACSB ini dapat membuahkan hasil yang baik. Dengan akreditasi AACSB ini, FEB UGM akan menjadi fakultas ekonomi pertama di Indonesia yang setara dan memiliki kualitas yang sepadan dengan universitas di luar negeri. “Menjadikan Program Magister Manajemen FEB UGM lebih dikenal pada tingkat internasional, khususnya di Asia Pasifik,” ungkap Lincolin atas harapannya terhadap Program Magister Manajemen FEB UGM ke depan. [poppy]
Business Fun Game:
Meningkatkan Keakraban Mahasiswa Baru
S
ebagaimana proses penerimaan mahasiswa baru pada periodeperiode sebelumnya, kali ini Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM kembali mengadakan acara Business Fun Game bagi mahasiswa baru. Acara yang dilaksanakan di area kampus MM UGM Yogyakarta (11/2) ini diikuti oleh mahasiswa baru angkatan 60 baik dari kelas A sampai dengan kelas C sebanyak 98 peserta, mahasiswa kelas akhir pekan angkatan 19 sebanyak 28 peserta, dan juga mahasiswa asing dari exchange program sebanyak lima belas peserta. Secara garis besar tujuan utama diselenggarakannya acara Business Fun Game ini adalah untuk meningkatkan keakraban interaksi antarmahasiswa baru, mahasiswa program akhir pekan, dan mahasiswa student exchange program. Serupa dengan judulnya, acara ini berlangsung sangat meriah dan menyenangkan. Dipandu oleh psikolog yang telah berkaliber di bidangnya, yaitu Prof. Dr. Djamaludin Ancok, Dr. Neila Ramdhani, M.Si., M. Ed, dan Indrianingsih, S. Psi (asisten), para mahasiswa baru tidak hanya diajak bermain dan bersenang-senang semata tetapi lebih diajak bagaimana memaknai tujuan dari permainan
yang dijalankan. Salah satunya adalah Baloon Game yang mengajarkan kepada para mahasiswa baru bagaimana cara menjadi seseorang yang sukses haruslah peduli dengan rekan kerja, tidak egois, berkomunikasi dengan baik, dan menerapkan strategi dalam penyelesaian sebuah masalah. Permainanan ini juga menuntut para mahasiswa baru belajar bagaimana menjaga modal, konsumen, kepercayaan, dan aset perusahaan mereka yang disimbolkan oleh sebuah balon. Permainan lainnya juga tidak kalah seru dan mampu mengasah jiwa kepemimpinan serta kerja sama antarmahasiswa baru, antara lain birthday line, hula-hoop game, titanic and blond figure, dan magic carpet. Meskipun lelah dan berkeringat, tapi para mahasiswa baru tetap antusias dan bersemangat mengikuti seluruh rangkaian acara hingga pukul tiga sore. Rangkaian orientasi mahasiswa baru Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM diakhiri dengan Seminar “How to Sell Yourself” dan Workshop “Carrier and Potential”.
21
WHAT’S UP FEB
Magister Manajemen
Kuliah Umum
“Brand Communication-International Market”
F
akultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM dan Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (MM FEB UGM) mengundang Victor Rachmat Hartono, Chief Operating Officer (COO) PT Djarum yang juga President Director Djarum Foundation, untuk memberikan kuliah tamu bagi mahasiswa Program S1 dan S2 FEB UGM (28/2) di Auditorium Kampus MM FEB UGM Yogyakarta. Acara dibuka dengan sambutan dari Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, yang diwakili oleh Prof. Wihana Kirana Jaya, Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Kerja Sama dan Pengembangan Usaha, dan dilanjutkan dengan pemberian cinderamata kepada Victor Rachmat Hartono. Cinderamata diserahkan oleh Direktur Program MM FEB UGM, Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D. didampingi oleh Prof. Wihana Kirana Jaya, Ph.D. dan Hardo Basuki, Ph.D. selaku Deputi Direktur Bidang Keuangan dan Umum Program MM FEB UGM. Kuliah tamu yang disampaikan oleh Victor Rachmat Hartono mengambil tema “Brand Communication International Market”. Dipandu oleh Teguh Budiarto, M.I.M., staf pengajar di FEB dan MM FEB UGM, sebagai moderator, Victor mengungkapkan bagaimana merekmerek ternama mengkomunikasikan tentang kelebihan produknya
22
kepada publik melalui iklan audio visual. Pada kesempatan ini, Victor tidak menggunakan produk rokok sebagai contoh tetapi memanfaatkan iklan produk pisau cukur dan produk pemutih wajah ternama untuk mendeskripsikan dan mengilustrasikan materi kuliahnya. Victor mengajak sekitar 250 mahasiswa yang menghadiri kuliah tamu ini untuk menyimak beberapa iklan yang digunakan oleh produk pisau cukur dan produk pemutih wajah tersebut. Kedua produk tersebut menciptakan iklan yang berbeda untuk konsumen dan calon konsumen di beberapa negara yang disesuaikan dengan budaya masing-masing negara tersebut. Di sela-sela penayangan iklan, Victor mengajak para mahasiswa untuk mendiskusikan tentang arti dan tujuan iklan-iklan tersebut. Dari diskusi tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa tingkatan dalam penyampaian pesan dalam iklan. Sebagai contoh, ada iklan yang memuat pesan tentang kualitas produk, ada iklan yang memberikan pesan tentang gaya hidup yang ditawarkan oleh produk tersebut, serta ada iklan yang menyampaikan pesan tentang kepuasan dan keuntungan yang akan diperoleh oleh konsumen jika menggunakan produk tersebut. Suatu produk hendaknya tidak berhenti berinovasi dalam menciptakan iklan dengan muatan pesan yang berbeda untuk meningkatkan pemasaran produk tersebut di pasar lokal maupun internasional.
Program Profesi Akuntansi
Program Profesi Akuntansi FEB UGM
Lebih dari Sekedar Ilmu Akuntansi
M
embekali mahasiswa tidak sebatas ilmu pengetahuan tetapi juga keterampilan, integritas, dan kebijaksanaan. Demikian harapan yang ingin dicapai oleh Program Profesi Akuntansi FEB UGM. Meskipun penting, tapi berbekal ilmu pengetahuan saja tidaklah cukup dalam bersaing di masa kini. Disampaikan oleh Ketua Pengelola Program Profesi Akuntansi FEB UGM Drs. Sugiarto, M.Acc., MBA., Ak. bahwa mahasiswa Program Profesi Akuntansi diharapkan mampu menjalin relasi dan koneksi yang kuat serta meningkatkan social contact sebagai modal setelah lulus dari pendidikan profesi ini. Berbagai program telah disusun dan direncanakan untuk merealisasikan harapan tersebut. Program Profesi Akuntansi FEB sebagaimana periode-periode sebelumnya, secara regular mengadakan pelatihan dan workshop setiap bulannya. Acara ini dilaksanakan sebagai wujud pengabdian masyarakat dari Program Profesi Akuntansi dalam meningkatkan wawasan mahasiswa dan masyarakat umum dengan biaya yang relatif terjangkau. Pelatihan dan workshop ini selalu menghadirkan pembicara yang merupakan praktisi akuntansi handal dari empat kantor akuntan publik terbesar di Indonesia. Materi-materi yang disampaikan merupakan perihal akuntansi yang seyogyanya dimiliki oleh mahasiswa akuntansi, khususnya jika ingin terjun dalam perusahaan, seperti Seminar “IFRS Development and Integrated Accounting” (2/3).
Pelatihan Pasar Modal “Become an Investor”
Program Profesi Akuntansi juga akan menggiatkan program company visit yang secara khusus menjadi kurikulum wajib mahasiswa profesi. Program company visit ini rencananya akan dilaksanakan tiga kali dalam setahun dengan agenda terdekat kunjungan ke pabrik tekstil dan petrokimia di Surabaya pada bulan Mei mendatang. Melalui company visit, mahasiswa akan mendapatkan gambaran secara nyata mengenai dunia pekerjaan mulai dari proses pelamaran pekerjaan hingga tugastugas sebagai pegawai perusahaan. Di tahun 2012 ini, Program Profesi Akuntansi juga akan memperbaiki sistem permagangan yang memiliki bobot satu SKS bagi seluruh mahasiswa profesi. Tahun ini sudah terbentuk MoU antara Program Profesi Akuntansi FEB UGM dengan Satuan Audit Internal (SAI) di tingkat universitas sehingga mahasiswa yang akan melaksanakan magang di SAI dapat langsung terjun dalam praktik kerja tanpa harus melalui proses seleksi seperti tes dan wawancara. Selain magang di SAI UGM, para mahasiswa Program Profesi Akuntansi FEB UGM juga memiliki kesempatan untuk magang di unit-unit lain di UGM yang membutuhkan profesi akuntan serta kantor akuntan publik yang berada di Yogyakarta.
P
endidikan Profesi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada senantiasa melaksanakan tridarma perguruan tinggi diantaranya pengabdian kepada masyarakat. Sebagai salah satu wujud pelaksanaannya pada tanggal 3 Maret 2012 Program Pendidikan Profesi Akuntansi bekerja sama dengan BNI Securitas Yogyakarta menyelenggarakan Pelatihan Pasar Modal dengan tema “Become an Investor” .Pelatihan ini diikuti sekitar 65 peserta yang berasal dari mahasiswa Pendidikan Profesi Akuntansi, S1 reguler, mahasiswa MSi dan Program Doktor serta mahasiswa Magister Akuntansi FEB UGM. Instruktur pada pelatihan kali ini oleh Manager BNI Securitas Yogyakarta yaitu Bapak Ir. Agus Kurniawan, M.T. Kegiatan yang berlangsung di Ruang Sidang Kertanegara Lt II sayap Timur FEB UGM dari jam 08.30 – 16.30 ini sangat menarik minat peserta untuk mengetahui pasar modal lebih dalam, hal ini dapat terlihat dari jumlah peserta yang tetap menyimak materi yang disampaikan oleh instruktur hingga akhir acara. Disamping pengetahuan analisis baik fundamental maupun teknikal mengenai seluk beluk pasar modal, di akhir acara, instruktur memberikan simulasi kepada para peserta. Dari Pelatihan Pasar Modal kali ini diharapkan dapat menambah wawasan para mahasiswa mengenai teori dan teknis di bidang pasar modal sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi para mahasiswa baik di masa kini maupun di waktu mendatang.
23
WHAT’S UP FEB
Seminar “IFRS Developments and Integrated Reporting”
M
engapa Indonesia harus beralih ke IFRS (International Financial Reporting Standard)?. Apakah yang dimaksud dengan IFRS? Selama ini, dunia mengenal beberapa standar akuntansi. Amerika Serikat –yang notabene skala perekonomiannya terbesar di dunia– masih memakai US GAAP (United States Generally Accepted Accounting Principles) dan juga FASB (Financial Accounting Standard Board). Negara-negara yang tergabung di Uni Eropa, termasuk Inggris, menggunakan International Accounting Standard (IAS) dan International Accounting Standard Board. Indonesia setelah berkiblat ke Belanda, belakangan menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Mula-mula PSAK IAI berkiblat ke AS dan nanti mulai 2012 beralih ke IFRS. Munculnya IFRS tak bisa dilepaskan dari perkembangan global, terutama yang terjadi pada pasar modal. Perkembangan teknologi informasi di lingkungan pasar yang terjadi begitu cepat dengan sendirinya berdampak pada banyak aspek di pasar modal, mulai dari model dan standar pelaporan keuangan, relativisme jarak dalam pergerakan modal, hingga ketersediaan jaringan informasi ke seluruh dunia. Dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi informasi pasar modal, jutaan atau bahkan miliaran investasi dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar modal di seluruh dunia tanpa dapat dihalangi oleh teritori negara. Perkembangan yang mengglobal seperti ini dengan sendirinya menuntut adanya satu standar akuntansi yang dibutuhkan baik oleh pasar modal atau lembaga yang memiliki agency problem. Memang, hingga saat ini IFRS belum menjadi one global accounting standard. Namun, standar ini telah digunakan oleh lebih dari 150-an negara, termasuk Jepang, Cina, Kanada, dan 27 negara Uni Eropa. Sedikitnya, 85 dari negara-negara tersebut telah mewajibkan laporan keuangan mereka menggunakan IFRS untuk semua perusahaan domestik atau perusahaan yang tercatat (listed). Bagi perusahaan yang
24
go international atau yang memiliki partner dari Uni Eropa, Australia, Rusia dan beberapa negara di Timur Tengah memang tidak ada pilihan lain selain menerapkan IFRS. Proses yang panjang tersebut akhirnya menjadi apa yang disebut IFRS, yang merupakan suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya berdasarkan standar yang bisa diterima secara global. Jika sebuah negara beralih ke IFRS, artinya negara tersebut sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global yang akan membuat perusahaan (bisnis) bisa dimengerti oleh pasar dunia. Namun, beralih ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka-angka di laporan keuangan, tetapi mungkin akan mengubah pola pikir dan cara semua elemen di dalam perusahaan. Mengingat pentingnya penyebaran pengetahuan tentang IFRS ini, Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) FEB UGM menyelenggarakan Seminar “IFRS Developments and Integrated Reporting”. Seminar ini diisi oleh Djohan Pinnarwan, Partner dari KAP PricewaterhouseCoopers yang merupakan salah satu KAP “The Big Four” yang sangat peduli terhadap penerapan IFRS di Indonesia. Seminar ini diikuti oleh sekitar 100 orang peserta yang berasal dari mahasiswa PPAk FEB UGM serta mahasiswa dari perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Kegiatan ini juga diikuti oleh dosen-dosen dari perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dari segenap daerah di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Sebagai sebuah institusi pendidikan yang peduli terhadap IFRS, Pendidikan Profesi Akuntansi FEB mencoba mengajak para calon akuntan untuk mengikuti tes masuk (Tes Validasi Kompetensi) yang akan diadakan pada 14 April 2012. Test TVK periode sebelumnya yang diselenggarakan pada bulan Februari 2012 telah diikuti oleh 52 peserta dari berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Sebelum mengikuti TVK, mahasiswa harus menempuh tes TOEFL dan pelaksanaan tes ini diagendakan pada tanggal 31 Maret dan tanggal 7 April 2012. Informasi lebih lengkap dapat diakses di website PPAk: www.akuntan-ugm.or.id. [rahmad]
SPECIAL REPORT
Berkomitmen untuk mendapatkan akreditasi
aACSB
F
akultas Ekonomika dan Bisnis UGM tidak pernah berhenti untuk terus menata diri agar dapat memberikan layanan dan fasilitas pembelajaran yang berkualitas. Ini dilakukan, agar mendapat pengakuan oleh stakeholders di tingkat nasional maupun internasional, sehingga jejaring di kancah nasional maupun internasional dapat semakin berkembang. Selain itu, dengan perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan terus menerus, FEB juga akan mendapat pengakuan dari lembaga akreditasi. Setelah seluruh program studi (S1, S2, dan S3) mendapatkan akreditasi dengan nilai A dari BAN PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi), kini FEB UGM tengah berjuang untuk memperoleh akreditasi dari AACSB (Association to Advance Collegiate School of Business). AACSB sendiri merupakan badan akreditasi internasional yang didirikan pada tahun 1916. Awalnya, AACSB hanya memberikan akreditasi pada sekolah-sekolah bisnis di Amerika Utara. Baru kemudian pada tahun 1997, sekolah bisnis di luar Amerika Utara diakreditasi oleh AACSB. Standar akreditasi AACSB saat ini digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi misi, kegiatan operasional, kualifikasi dan kontribusi fakultas, program, dan unsur penting lainnya dari sebuah sekolah bisnis. Terdapat 643 institusi yang sekarang ini menjadi anggota AACSB. FEB UGM sendiri telah menjadi anggota, bersama dengan 14 universitas lainnya di Indonesia. Agar bisa mendapatkan akreditasi AACSB, ada sebuah jalan panjang yang harus ditempuh. Proses akreditasi AACSB sendiri terdiri atas 16 langkah. Sejak dua tahun yang lalu, FEB UGM berada pada langkah ke sebelas, yaitu diterimanya dan mulai diaplikasikannya Standards Alignment Plan. Selama berada dalam tahap ini, FEB diminta untuk melaporkan perkembangan implementasi Rencana Akreditasinya dalam rangka memenuhi standar-standar AACSB. Di tahap ini FEB terus didampingi mentor, yakni Prof. Michael Tearney dari University of Kentucky USA, untuk membantu, memantau perkembangan, sekaligus memastikan bahwa FEB dapat memenuhi standar-standar AACSB. Tahun 2012 ini merupakan tahun terakhir bagi FEB untuk memberikan laporan perkembangannya (progress report) kepada tim AACSB untuk kemudian memasuki langkah berikutnya. AACSB sendiri memberikan 21 standar yang harus dipenuhi oleh sebuah sekolah bisnis agar mendapatkan akreditasi. Standar tersebut adalah:
26
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Mission Statement Mission Appropriateness Student Mission Continuous Improvement Objectives Financial Strategies Admission Policy Academic Standard and Student Retention Practices Staff Sufficiency – Student Support School Sufficiency Faculty Qualifications School Management and Support Aggregate School and Staff Educational Responsibility Individual School Responsibility Student Educational Responsibility Management of Curricula Bachelor’s Undergraduate Level Degree: Knowledge and Skills B.Sc. Degree: Time, Student Efforts, and Sufficient Faculty Interaction 18. Master’s Level General Management Learning Goals 19. Master’s Level Degree in Specialized Programs: Knowledge and Skills 20. Masters’ Educational Level 21. Doctoral Learning Goals Hingga tahun 2012 ini, menurut Prof. Indra Wijaya Kusuma sebagai koordinator tim AACSB, FEB telah memenuhi 17 standar di atas. Empat standar yang masih harus dipenuhi adalah standar yang berkaitan dengan Assurance of Learning dan Faculty Sufficiency. Dalam rangka mencapai akreditas, FEB telah membentuk beberapa tim yaitu Tim AACSB, Tim Assurance of Learning (AoL), dan Komite Kurikulum. . Komite AoL bertugas mengembangkan instrumen pengukuran learning goals dan learning objectives. Sedangkan Komite Kurikulum melakukan kajian terhadap kurikulum yang ada serta memberikan rekomendasi perbaikan kurikulum, perubahan proses pembelajaran dan juga learning goals. Kantor Jaminan Mutu, sebagai tulang punggung kegiatan akreditasi, bertugas untuk menyusun laporan akademik dengan sumber data internal maupun eksternal fakultas. Terakhir, tim AACSB, memiliki tugas mengkoordinasi kegiatan internal proses akreditasi AACSB, menyusun progress report, dan berkoordinasi dengan pihak IAC AACSB.
Akreditasi AACSB, yang merupakan sebuah pengakuan formal kualitas sekolah bisnis, dapat menguatkan posisi FEB di mata dunia internasional. Nantinya, FEB akan setara dengan sekolah-sekolah bisnis terkenal di negara-negara lain. Dipegangnya status terakreditasi dari AACSB akan memudahkan FEB dalam menjalin kerja sama dengan universitas-universitas luar negeri. Akan banyak pula mahasiswa asing yang tidak ragu untuk berkuliah di FEB. Untuk menggapai akreditasi AACSB ini masih membutuhkan perjuangan besar. Dibutuhkan sinergi, tidak hanya dari pengelola program studi atau anggota tim-tim khusus tadi, tetapi juga dari seluruh sivitas akademika FEB UGM. Dengan demikian, perjalanan menuju akreditasi akan semakin mantap dan akhirnya akreditasi pun dapat tercapai. [prima]
Kunjungan Mentor: Memastikan Kesiapan FEB menuju Penilaian Akreditasi
aACSB
F
EB UGM mendapat kunjungan istimewa dari Prof. Michael Tearney, mentor FEB untuk akreditasi AACSB (Association to Advance Collegiate School of Business) (31/1-2/2). Selama kunjungan yang cukup singkat itu, Tearney memberikan evaluasi, saran, dan dukungan agar FEB dapat memenuhi standar-standar akreditasi AACSB. Pada visitasi kali ini, Tearney bertemu dengan seluruh pengelola program studi di FEB dan juga tim-tim yang khusus dibentuk untuk membahas persiapan FEB menuju tahap penilaian yang akan dilakukan oleh tim IAC AACSB pada tahun 2013 mendatang. Selama tiga hari, dilakukan evaluasi terhadap hal-hal yang telah dikerjakan masing-masing program studi agar sesuai dengan standar AACSB. Hal utama yang dibahas adalah Assurance of Learning (AoL) di FEB dan pencapaian kualifikasi dosen baik yang Accademically Qualified (AQ) atau Profesionally Qualified (PQ). Kedatangan mentor kali ini dikarenakan pada Oktober 2012 nanti, FEB UGM harus mengirimkan progress report terakhir kepada komite akreditasi AACSB. Setelah itu, akan ada
aACSB
Seluruh tim yang dibentuk, bersama dengan pengelola dari 12 program studi yang ada di FEB, selama tahun-tahun terakhir ini berjuang keras untuk memperbaiki proses pembelajaran di fakultas. Di antaranya adalah dengan peningkatan kualifikasi akademik dan kemampuan profesional para pengajarnya melalui kegiatan penelitian, publikasi, pelatihan, dan peningkatan kiprah profesional para pengajar, baik di dalam FEB maupun diluar FEB. Selain itu, dilakukan juga peningkatan kualitas lulusan, pengajar, dan staf kependidikan yang diwujudkan melalui perbaikan fasilitas, sistem insentif, struktur, dan proses organisasi. Tahun 2012 ini merupakan tahun krusial bagi proses akreditasi AACSB untuk FEB. Pada bulan Oktober nanti, FEB akan menyerahkan progress report terakhir pada tim IAC AACSB. Dari progress report tersebut, akan dinilai layak tidaknya FEB mendapatkan visitasi dari peer-review team.
putusan dari pihak IAC AACSB, apakah FEB layak mendapatkan akreditasi atau tidak. Jika berhasil, maka FEB akan memperoleh akreditasi AACSB. Sebaliknya, jika tidak berhasil, FEB dikeluarkan dari proses evaluasi. “Kalau mau dievaluasi (akreditasi AACSB) lagi, harus tunggu beberapa tahun, mendaftar lagi, dan mengulang proses dari awal lagi,” ungkap Prof. Indra Wijaya Kusuma, ketua tim akreditasi AACSB. Dari visitasi mentor ini, banyak ‘pekerjaan rumah’ yang harus diselesaikan oleh masing-masing program studi maupun tim-tim penyokong proses akreditasi. ‘Pekerjaan rumah’ ini akan kembali dievaluasi oleh Tearney, nanti, sekitar bulan Agustus, beberapa saat menjelang akan dikumpulkannya progress report FEB yang terakhir. Tearney sendiri berharap agar semangat dan kerja keras mengejar akreditasi AACSB tidak hanya membara saat mentor akan berkunjung, tetapi juga setelah mentor pulang. “Banyak yang harus dikerjakan dan yang mengerjakan adalah semua program studi, secara bersama-sama, agar akreditasi bisa kita raih,” ungkap Indra. [prima]
27
SPECIAL REPORT
Mendukung Proses Akreditasi AACSB, Jurusan Manajemen Gelar Workshop Akademik 28
D
alam rangka mendukung tercapainya akreditasi AACSB International, Jurusan Manajemen menggelar Workshop Akademik. Workshop sehari ini terselenggara pada hari Rabu (15/02) di Hotel Grand Aston Yogyakarta. Sesuai judul workshop itu sendiri, acara yang dihadiri oleh sekitar 50 orang ini membahas hal-hal terkait bidang akademik dan secara khusus yang terkait AACSB. Bahasan utama yaitu masalah perbaruan kurikulum International Undergraduate Program (IUP), instrumen pengukuran Assurance of Learning AACSB, SOP Akademik dan pedoman penulisan karya tulis. Acara yang dihadiri oleh semua dosen jurusan dan pengurus program studi di lingkungan Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM secara resmi ditutup jam 17:00 oleh ketua Jurusan Manajemen, Dr. Sahid Susilo Nugroho, M.Sc.
SCHOLARSHIP & RECRUITMENT
The University of Skovde Master Scholarship 2012/2013 The University of Skövde, Swedia menawarkan beasiswa periode 2012/13 untuk alumni FEB Informasi selengkapnya silakan kunjungi http://www.his.se/english/education/application-fees-and-scholarships/ scholarships/. Batas aplikasi, 15 Mei 2012
The World Bank Scholarship Program for Public Policy & Taxation (PPT) The World Bank setiap tahun menawarkan lima beasiswa untuk program PPT. Seleksi tahap pertama akan diadakan di Yokohama National University. Program ini ditujukan untuk alumni FEB UGM. Selengkapnya silakan kunjungi http://www. igss.ynu.ac.jp/wb-ppt/howtoapply01.html. Aplikasi ditunggu sampai dengan 30 September 2012.
Penawaran Magang di PT Sari Husada PT Sari Husada adalah pelopor dalam industry manufaktur produk nutrisi unutk bayi, ibu hamil, dan menyusui dengan standar internasional. Kami mengundang alumni FEB UGM untuk bergabung dalam program magang pada divisi operasional, dengan kualifikasi sbb: • Pria atau wanita, fresh graduate atau minimal semester akhir dari universitas terkemuka. • Mempunyai kemampuan komunikasi yang baik • Percaya diri dan mampu bekerja secara independen. • Berorientasi pada detail • Memiliki kemampuan administrasi yang baik. • Berbahasa Inggris dengan lancar. • Memiliki kemampuan Komputer yang baik terutama MS Office (Word, Excel & Power Point). • Dapat bekerja full time (Senin – Jumat) selama 2 (dua) bulan. • Untuk penempatan di Yogyakarta . Apabila anda memiliki kualifiaski di atas, silakan kirimkan CV, copy transkrip nilai dan nomor kontak (max. 150 KB dalam format word) via email ke alamat
[email protected].
29
LECTURER’S ARTICLES
Oleh: Dr. Sahid Susilo Nugroho, M.Sc.
Jejaring Sosial Online dalam Perspektif Indonesia A. Pendahuluan Saat ini barangkali semakin sulit bagi orang kebanyakan untuk tidak menggunakan jejaring sosial online (JSO) dalam kehidupan sehari-hari. JSO sudah mulai membudaya dalam kehidupan masyarakat sebagai media untuk berkomunikasi tanpa batas dalam lingkungan sosial masing-masing. Menjadi aktif terhubung dalam lingkungan sosial yang dimiliki tanpa harus meninggalkan kesibukan rutin pribadi adalah sebuah nilai kemanfaatan luar biasa yang menyebabkan JSO menjadi semakin popular. JSO menjadi sebuah hiburan sosial yang dapat dinikmati oleh setiap orang dengan mudah. Kebutuhan untuk berafiliasi atau bergaul dengan orang lain, menjadi sangat mudah untuk terpenuhi melalui penggunaan JSO. Sebagai salah satu fakta menarik mengenai popularitas JSO di Indonesia, Indonesia per tanggal 31 Desember 2011 memiliki pengguna facebook terbesar kedua di dunia dengan jumlah pengguna sebanyak 41.477.240 orang (www.internetworldstats.com, 2012) atau sekitar 17 persen dari total penduduk Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari bisa dicermati bahwa masyarakat terlihat sangat akrab menggunakan JSO sebagai alat untuk berkomunikasi dalam berbagai konteks. Yakni mulai dari konteks hubungan sosial biasa antar individu, sampai pada konteks hubungan bisnis maupun politik. Dalam konteks lingkungan bisnis, banyak pengguna dari kalangan bisnis perorangan maupun perusahaan yang memanfaatkan JSO sebagai toko maya, media periklanan ataupun media relasi publik. Demikian juga dalam konteks dunia politik, banyak tokoh dan organisasi sosial maupun politik yang memanfaatkan JSO sebagai media pencitraan dan sekaligus media relasi kemasyarakatan. Jadi struktur hubungan komunikasi online dalam JSO tidak hanya bersifat C2C (Consumer to Consumer), tapi bisa juga berbentuk C2B (Consumer to Business), B2C (Business to Consumer) ataupun B2B (Business to Business).
30
Popularitas jejaring sosial online dalam masyarakat tidak lepas dari nilai kepraktisan yang ditawarkan yakni memfasilitasi setiap pemilik akun untuk senantiasa menjaga status dan mutu keterhubungan sosial yang dimilikinya secara sistemik melalui fitur-fitur komunikasi dalam JSO. Secara teoritis, JSO menawarkan tiga fungsi utama sebagai berikut (Boyd, Ellison, 2007 dalam Taylor et al., 2011): 1. Membangun profil akun pengguna dalam sebuah sistem akun yang saling terkait. 2. Memelihara daftar koneksi dari akun pengguna sebagai pihak-pihak yang saling berbagi koneksi. 3. Melihat dan menyusuri daftar koneksi akun milik sendiri dan daftar koneksi dari akun pengguna lain. Fungsi pertama adalah memfasilitasi pembentukan ruang profil diri si pengguna yang bisa diibaratkan sebagai sebuah rumah pribadi virtual. Profil pengguna memuat segala informasi mengenai diri pengguna, mulai dari data kelahiran, data domisili, data pendidikan, data pekerjaan, data kegemaran, serta data dokumentasi photo maupun video. Fungsi kedua adalah manifestasi dari pembangunan struktur hubungan jejaring sosial. Pengguna dapat dengan mudah menjalin hubungan baru dengan para pengguna lain dalam sistem yang sama karena JSO memberikan informasi detil mengenai keberadaan para pengguna lain melalui fasilitas friend search. Kemudian pembentukan jalinan hubungan baru akan dilakukan atas dasar sukarela. Pemicu jalinan hubungan baru bisa bermacam-macam yakni mulai dari daya tarik fisik melalui potret profil, kesamaan domisili, kesamaan almamater pendidikan, kesamaan bidang profesi maupun kesamaan kegemaran. Semakin detil informasi profil yang dimiliki oleh seorang pengguna JSO, maka akan membuka kesempatan penambahan koneksi pengguna yang lebih luas. Terakhir, fungsi ketiga memberikan fasilitas penyusuran informasi secara tidak
terbatas dari semua pengguna dalam sistem, baik yang sudah saling terkoneksi maupun yang belum terkoneksi. Setiap pengguna dapat melihat profil dari semua pengguna dalam satu sistem JSO. Meskipun demikian, beberapa JSO seperti misalnya Facebook memberikan fasilitas privasi kepada pengguna untuk menentukan pilihan informasi profil pengguna yang bisa diakses publik. Secara lebih rinci dalam perspektif struktur hubungan komunikasi, pada umumnya jejaring sosial online menyediakan dua tipe sistem koneksi sosial, yakni bi-directional dan unidirectional (Taylor et al., 2011). Bi-directional adalah sistem koneksi sosial yang memerlukan konfirmasi antar akun yang akan saling berhubungan sebagai “kawan” atau “pengikut”. Dimana kedua akun yang saling berhubungan dapat mengakses informasi profil satu sama lainnya dan saling berkomunikasi. Sistem yang pertama ini sebagai contoh terlihat jelas pada sistem yang dikembangkan oleh Facebook. Ketika kita melakukan prosedur add friend kepada seseorang, dan kemudian disetujui oleh orang tersebut, maka status orang tersebut akan menjadi friend yang bisa diakses informasi profilnya. Sistem kedua yakni unidirectional merupakan sistem koneksi dengan konfirmasi sepihak yakni dari akun yang mengkonfirmasi diri sebagai “penggemar” dari sebuah halaman dimana pemilik akun halaman meskipun terkoneksi atau bisa saling berkomunikasi, namun tidak dapat mengakses informasi profil akun penggemarnya. Contoh dari sistem koneksi kedua bisa dilihat pada fitur fan page dari Facebook. Seseorang secara otomatis akan menjadi “penggemar” dari sebuah fan page Facebook ketika yang bersangkutan memberikan konfirmasi kesukaan atau like. Fasilitas ini banyak digunakan oleh perusahaan, tokoh selebrities maupun organisasi sosial-politik sebagai media relasi publik. B. Perilaku Pengguna JSO di Indonesia Mempertimbangkan peran dan popularitas jejaring sosial online (JSO) dalam kehidupan masyarakat yang semakin meningkat, JSO telah berkembang sedemikian rupa menjadi suatu platform komunikasi massa yang efektif. Dengan demikian pemahaman terhadap aspek keperilakuan dari para pengguna Jejaring Sosial Online menjadi sangat penting bagi sebuah organisasi bisnis, sosial maupun politik. Karena pemahaman tersebut diperlukan sebagai dasar penyusunan strategi komunikasi massa. Kelas Dasar-Dasar Pemasaran Prodi Sarjana FEB-UGM dan Kelas Manajemen Pemasaran Prodi MM di FEB UGM yang terdiri dari dosen dan mahasiswa, pada akhir tahun 2011 telah melakukan sebuah survei secara terpisah terhadap para pengguna JSO di kota Yogyakarta. Survei selengkapnya mewawancarai sekitar 500 orang responden. Kemudian berdasarkan aspek kelengkapan data, ukuran sampel yang layak dianalisis lebih lanjut hanya sebanyak 428 responden. Responden dalam survey ini memiliki cakupan usia 16 tahun sampai dengan 40 tahun dengan dominasi kelompok usia 16-25 tahun yakni sebanyak 68 persen dari jumlah responden. Kemudian dari aspek gender, responden terdiri dari 54 persen wanita dan 46 persen pria. Mayoritas responden yakni sebanyak 46 persen berprofesi sebagai siswa SMA dan mahasiswa S1. Berdasarkan analisis statistik deskriptif, survei menunjukkan beberapa temuan yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Pertama adalah berkaitan dengan motif penggunaan JSO. Dari Tabel 1 bisa dicermati bahwa motif mencari teman adalah alasan terkuat mengapa seseorang menggunakan JSO (81,3 persen). Dua motif
terpopuler berikutnya adalah untuk kepentingan reuni alumni sekolah (44,5 persen) dan disusul untuk kepentingan reuni keluarga (36,2 persen). Motif penggunaan JSO untuk membangun relasi publik guna kepentingan bisnis juga mulai menguat (30,6 persen).
Sumber: Data Kelas Dasar-Dasar Pemasaran Prodi S1 dan Kelas Manajemen Pemasaran Prodi MM FEB-UGM (2011)
Kedua, penggunaan JSO di Indonesia diduga lebih bersifat publik karena hasil riset menunjukkan mayoritas responden yakni sebesar 38,6 persen menyatakan bahwa setiap orang bisa menjadi “friend”. Sehingga bilamana dikaji lebih lanjut, banyak akun JSO yang berasal dari Indonesia cenderung memiliki jumlah koneksi sosial dalam jumlah ribuan. Kondisi berkebalikan barangkali bisa dilihat dari akun JSO dari negara Eropa. Hasil wawancara terbatas dengan sekitar 15 mahasiswa asing exchange program di FEB-UGM, mereka mengaku bahwa akun JSO bersifat sangat pribadi, mereka tidak akan menerima koneksi akun dari orang yang belum dikenal sama sekali. Bahkan koneksi akun dari orang yang mereka kenal tetapi dalam konteks hubungan formal juga dianggap sebagai sebuah ketidaklaziman. Sebagai misal hubungan koneksi antara akun mahasiswa dan akun dosen di sebuah JSO bisa menjadi isu etika yang sensitif. Perbedaan nilai-nilai budaya setempat barangkali berpengaruh kepada variasi sifat penggunaan JSO di setiap negara. Ketiga , survei kemudian berhasil mengindentifikasi tiga faktor terpenting yang pada umumnya dipertimbangkan ketika seseorang memilih sebuah JSO. Berdasarkan lima skala pengukur derajat kepentingan, faktor kecepatan pengunduhan data menjadi hal terpenting untuk dipertimbangkan (mean score 4,43). Kualitas koneksi internet di Indonesia yang relatif lambat barangkali menyebabkan faktor ini kemudian menjadi alasan terpenting. Kemudian faktor terpenting berikutnya adalah faktor perlindungan privasi data (mean score 4,34). Hal ini bisa dipahami, mengingat kecenderungan para pengguna JSO di Indonesia yang memasukkan terlalu banyak informasi pribadi ke dalam profil akun. Selanjutnya faktor kemudahan navigasi situs (mean score 4,21) menjadi faktor pertimbangan penting ketiga. JSO yang user friendly memang akan menjad lebih popular karena membuka akses lebar untuk pengguna dari semua kalangan usia dan semua kalangan latarbelakang pendidikan.
31
LECTURER’S ARTICLES
Keempat, sebagaimana tersaji pada Tabel 1, hasil survei memperlihatkan dua JSO yang paling diminati adalah Facebook dan Twitter. Facebook menunjukkan dominasi yang cukup kuat, dimana 95,3 persen dari total responden mengaku menggunakan JSO tersebut. Kemudian Twitter menduduki posisi kedua terpopuler berdasarkan klaim dari 60,5 persen responden. Hasil ini juga sesuai dengan hasil pengukuran web metric yang dilakukan www.alexa. com (2012) yang menunjukkan kedua JSO tersebut di atas sebagai paling popular di Indonesia. Selanjutnya posisi ketiga diduduki oleh Friendster, yakni sebuah JSO yang sangat populer di Indonesia pada awal tahun 2000-an yang kemudian pada tahun 2012 kini karena kalah bersaing, telah berubah konsep menjadi sebuah situs online games. Kelima, terkait dengan aktivitas akses pengguna terhadap akun JSO yang dimiliki. Hasil survei yang menunjukkan bahwa 52 persen responden mengaku aktif mengakses setiap hari. Kemudian mayoritas dari responden yakni sebesar 46 persen menyatakan selalu mengakses JSO dalam waktu 1-2 jam per hari. Para responden juga menyatakan empat fitur JSO terpopuler yang sering digunakan yakni pesan halaman profil atau wall message (46,5 persen), obrolan elektronik atau chatting(27,1 persen), surat elektronik atau e-mail(11,2), dan berbagi foto atau photo sharing (10,7 persen).
santai dan sangat terjamin privasinya. Hasil survei juga menemukan bahwa JSO lebih banyak diakses dengan menggunakan komputer laptop (54 persen) dan telpon seluler (33 persen), dibandingkan memakai komputer desktop (11,4 persen). Namun demikian fenomena karakteristik alat akses JSO tersebut barangkali lebih dipengaruhi tren mobile device secara umum yang melanda dunia dalam satu dekade terakhir ini. Dan semua JSO terkemuka juga sudah merespon perkembangan selera pasar tersebut dengan menyediakan layanan versi mobile guna memudahkan para pengguna mobile device seperti misalnya telepon seluler. C. Kesimpulan Keberadaan JSO (Jejaring Sosial Online) adalah bagian dari gaya hidup masyarakat modern. Kebutuhan orang untuk memberikan dan mendapatkan informasi dari lingkungan sosialnya, diduga sudah menjadi seperti kebutuhan primer keempat setelah sandang, pangan dan papan. Semakin sulit bagi seorang pengguna JSO untuk melepaskan diri dari ketergantungannya terhadap JSO karena menyangkut eksistensi diri yang bersangkutan dalam lingkungan sosial virtual yang diciptakannya sendiri. Popularitas JSO pada akhirnya telah merubah peran JSO dari sekedar instrumen sosial sebagaimana konsep awalnya, untuk kemudian saat ini telah berkembang pesat menjadi instrumen pendukung bagi organisasi sosial, bisnis dan politik untuk kepentingan membina relasi publik.
Referensi •
•
•
• •
• •
Sumber: Data Kelas Dasar-Dasar Pemasaran Prodi S1 dan Kelas Manajemen Pemasaran Prodi MM FEB-UGM (2011)
Keenam, hasil survei juga memperlihatkan bahwa 55 persen responden lebih suka mengakses JSO dari kamar pribadi di rumah dibandingkan di kantor, sekolah atau tempat umum lainnya. Hanya 23 persen responden yang merasa nyaman untuk mengakses akun JSO yang dimilikinya di lokasi mana saja. Fenomena ini menunjukkan bahwa akses terhadap akun JSO lebih banyak dilakukan dalam kondisi
32
•
•
•
Bulearca, Marius, and Bulearca, Suzana (2010), “Twitter: A viable marketing tool for SMEs?”, Global Business and Management Research: An International Journal, Vol 2(4), 296-309. Kelas Dasar-Dasar Pemasaran Prodi Sarjana FEB-UGM (2011), “Survei Pengguna Online Social Network”, Laporan Tugas Simulasi Riset, tidak dipublikasikan. Kelas Manejemen Pemasaran Prodi Magister Manajemen FEB -UGM (2011), “Survei Pengguna Online Social Network”, Laporan Tugas Simulasi Riset, tidak dipublikasikan. Krauter, Sonja Grabner (2010), “Web 2.0 social networks: the role of trust”, Journal of Business Ethics, Vol. 90, 505-522. Levickaite, Rasa (2010), “Generations X,Y, Z: How social networks from the concept of the world without borders (the case of Lithuania)”, LIMES, Vol. 3(2), 170-183. Strauss, J. & Frost, R. (2012), E-marketing, sixth edition, Pearson Education Inc: Upper Saddle River. Tagmeier, Curt (2010), “Facebook vs. Twitter: Battle of the social network stars”, Computer in Libraries, September, 6-10. Taylor, David G., Lewin, Jeffrey E., and Strutton, David (2011), Friends, Fans, and Followers: Do ads works on social networks? How Gender and age shape receptivity, Journal of Advertising Research, March, 258-275. Ulusu, Yesim (2010), “Determinant factors of time spent on Facebook: Brand community engagementand usage types”, Journal of Yasar University, Vol. 18(5), 2949-2957. www.alexa.com, akses per tanggal 1 Maret 2012.
ALUMNI CORNER
Wawancara Eksklusif Rorita Lim, ASEAN Control and Compliance Manager Procter & Gambler (P&G)
Mengamalkan Integritas dalam Kehidupan
E
B News berkesempatan mewawancarai Rorita Lim, Alumnus FEB UGM angkatan 1996 yang berhasil meniti karir di perusahaan multinasional Procter and Gamble (P&G). Rorita berhasil ditemui setelah memberikan materi tentang “Fraud in a Company” kepada mahasiswa di Gedung University Club (UC) UGM pada tanggal 2 Februari 2012. Berikut adalah petikan hasil wawancara EB News dengan Rorita Lim. EB News: Bagaimana awalnya Anda bisa bekerja di P&G? Rorita: Sebenarnya saya sudah bekerja selama dua tahun di perusahaan lain ketika dipanggil P&G. Awalnya kaget hingga teringat dulu waktu kuliah pernah mengikuti campus recruitment P&G. Akhirnya, saya putuskan untuk hijrah dengan pertimbangan P&G adalah perusahaan multinasional besar, memiliki exposure internasional, dan juga memberikan pengalaman kerja yang lebih menantang. EB News: Bagaimana Anda beradaptasi di lingkungan kerja yang baru? Rorita: Tahun pertama begitu berat. Menghadapi lingkungan baru dengan rekan kerja berasal dari berbagai negara, komunikasi menjadi masalah utama. Kita tidak terbiasa untuk seterus terang mereka. Kadang kita merasa minder dan tidak berani mengungkapkan pendapat yang berbeda. Namun, seiring berjalannya waktu hal itu dapat teratasi. Saya percaya bahwa segala sesuatu dapat dipelajari. English is just a vehicle. Pada akhirnya, analytical skill, cara berpikir, dan cara berkomunikasi efektif lah yang lebih mempengaruhi. EB News: Bagaimana dinamika karir Anda di P&G? Rorita: Saya mengawali karir sebagai analis selama dua tahun, forecaster selama 2 tahun, dan juga sempat cuti melahirkan. Saat ini saya menduduki posisi sebagai ASEAN Control and Compliance Manager. Pekerjaan ini memiliki tingkat stres yang cukup tinggi, terlebih harus memenuhi target yang banyak dan membawahi beberapa negara di ASEAN. EB News: Bagaimana kehidupan Anda ketika kuliah di FEB UGM? Rorita: Saya berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat. Bisa bersekolah di jurusan Manajemen FEB UGM merupakan anugerah. Pada waktu kuliah saya sering menjadi perwakilan UGM mengikuti lomba debat dan karya tulis. Selain itu, saya juga mengambil kuliah di universitas lain untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris.
EB News: Ceritakan bagaimana kehidupan pribadi Anda? Rorita: Saya adalah ibu dari dua putra yang masing-masing berumur 5 dan 8 tahun. Sebagai ibu sekaligus wanita karir, saya harus pandai membagi waktu. Saya bersyukur P&G memiliki program worklife balance bagi karyawan. Saya memiliki empat hari kerja di kantor dan 1 hari kerja di rumah, jam kerja pun cukup fleksibel. Namun, hal ini tetap saya imbangi dengan tanggung jawab dan integritas yang tinggi sebagai seorang karyawan. EB News: Nilai-nilai apa yang paling Anda junjung dalam kehidupan? Rorita: Integritas adalah nilai yang mengilhami setiap langkah. Saya selalu berusaha on the right track, tidak mau keluar jalur hingga melanggar etika. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari juga saya amalkan. Contoh sederhana, sebisa mungkin saya berusaha tidak membeli barang bajakan, walaupun bukan berarti tidak sama sekali. EB News: Apa pesan-pesan Anda kepada mahasiswa FEB UGM? Rorita: Untuk teman-teman UGM, pesan saya harus lebih percaya diri dan jangan terlampau low profile. Dalam dunia kerja yang semakin ketat, kita harus terlihat kompetitif. Jangan mudah berpuas diri, satu waktu kita juga perlu melakukan benchmarking dengan mahasiswa universitas lain untuk mengetahui sejauh mana perkembangan di luar sana. [rahmad]
33
NEWS FROM ABROAD
Bowo Setiyono, M.Com
L’éducation égale et amicable pour tous Pendidikan yang Merata dan Ramah Untuk Semua
Eny Sulistyaningrum, S.E, M.A.
“
Bonjour”, “Bonjour à tous!” Itulah kata-kata yang paling sering saya dengar di telinga sejak menginjakkan kaki pertama kali di Perancis pada Oktober 2010 sampai hari ini. Begitu mendengarnya, tentu sebagian kita serta merta membayangkan le vin, la tour Eiffel, atau cantiknya tata kota di negara berpenduduk sekitar 65 juta jiwa ini. Tulisan berikut akan memaparkan kesan yang saya dapat terutama dari sisi kebijakan pendidikan dan dampak yang dirasakan oleh warga negara Perancis. Usai perjalanan udara selama 15 jam dengan rute JOGKUL-CDG, memasuki terminal kedatangan (terminal d’arrivée) di Paris pandangan pertama tertuju pada bangunan bandara CDG yang tampak berumur panjang tetapi fungsional dan kokoh. Antrian imigrasi cukup panjang sehingga perlu 45 menit untuk sampai di depan loket petugas imigrasi karena jumlah penumpang yang banyak. Setelah di depan petugas, tak sampai 30 detik paspor sudah distempel dan cleared! Bienvenue en France (Selamat datang di Perancis). Proses pengambilan bagasipun begitu sederhana dan cepat, tidak ada prosedur pemeriksaan oleh petugas bea cukai ataupun yang berwajib (sambil membayangkan kalau di negara kita tak ada baggage check). Bahkan tak ada dokumen yang perlu kita isi di tempat itu. Keluar dari bandara, beberapa pilihan mode transportasi untuk membawa kita ke tempat tujuan yang telah tersedia. Bagi pendatang yang harus melanjutkan perjalanan ke kota
34
lain, kereta adalah pilihan utama. Untuk sampai ke Gare d’Austerlitz (salah satu stasiun besar di Paris) yang menyediakan kereta-kereta menuju Perancis Selatan, ada taksi saat kita harus mengejar jadwal keberangkatan kereta yang berhimpitan dengan jadwal kedatangan pesawat. Jika kita tak ingin berjalan kaki terlalu jauh dan mendorongdorong bagasi yang berat dengan tarif relatif mahal (50€), ada shuttle bus bagi kita yang memiliki waktu luang (tidak terburu-buru) dengan harga tiket yang relatif terjangkau (10€), atau metro (kereta bawah tanah) yang dikenal sangat efisien, bebas macet, dan relatif murah (1,7€). Transportasi manapun yang kita pilih, petugasnya akan melayani dengan ramah. Kalaupun kita kebetulan bertemu petugas atau supir taksi yang sedikit bisa berbahasa Inggris, cukup tunjukkan tiket kereta Anda dan mereka tak akan memutar-mutar kota untuk sampai ke stasiun tujuan. Singkat kata, begitu kereta berjalan, kesan yang muncul kemudian adalah meskipun Perancis yang bagi sebagian orang dianggap negara tua (dilihat dari distribusi usia penduduk dan kota-kota yang di didominasi bangunan tua), namun di sisi lain negara ini menunjukkan kepemimpinannya dalam pengembangan teknologi kereta cepat yang melaju lebih senyap dengan layanan akses broadband sepanjang perjalanan. Bagi sebagian orang asing, menguasai bahasa Perancis adalah sesuatu yang sulit. Ada yang mengatakan hal ini karena apa yang ditulis
seringkali berbeda dengan apa yang diucapkan. Namun, sebagian berpendapat Anda seharusnya menulis kata-kata dengan cara penulisan terbaik dan mengucapkannya dengan pengucapan tercantik. Tak mengherankan, seorang teman memerlukan waktu empat tahun untuk dapat berbicara dengan lancar seperti native. Untuk persiapan studi, banyak mahasiswa Indonesia yang memerlukan 1-2 semester sebelum berangkat melanjutkan studi ke Perancis. Orang Perancis juga sangat terkenal menjunjung tinggi bahasanya yang bagi sebagian orang asing sulit untuk memahami pola kalimatnya, tetapi kabar baiknya adalah 30% kata-kata bahasa Inggris adalah serapan dari bahasa Perancis (dan banyak kemiripan dengan kata-kata dalam bahasa Indonesia seperti kado, plafon, tante, sore, dll). Dengan kata lain banyak kata-kata Perancis yang cukup familiar bagi kita. Sistem pendidikan di Perancis secara umum dibagi tiga tingkatan yaitu pendidikan dasar, menengah, dan tinggi, sama seperti di negara lain. Sekolah berlaku wajib bagi anak berumur enam tahun ke atas meskipun banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya lebih dini ke maternelle (TK –red) untuk mengajari keterampilan dasar sebelum masuk jenjang pendidikan wajib. Karena sifatnya wajib, pemerintah bertanggung jawab penuh terhadap biaya pendidikan, termasuk status dan kompensasi bagi pengajar. Motto liberté, égalité, fraternité sangat tampak dalam banyak aspek. Misalnya, pendidikan adalah hak bagi setiap warga negara, oleh karena itu semua anak umur sekolah berhak mendapatkan pendidikan dengan segala fasilitasnya tanpa seleksi masuk, uang gedung atau uang pendaftaran bagi calon siswa. Tidak ada kategori sekolah favorit atau non favorit karena semua sekolah mempunyai standar kualitas yang sama, sehingga siswa disarankan untuk masuk ke sekolah di daerah setempat (kecamatan) sesuai alamat tempat tinggal masing-masing. Meskipun jarang terjadi, calon siswa bisa ditolak jika memang kapasitas kelas di sekolah yang paling dekat dengan rumah sudah terpenuhi dan ia akan direkomendasikan ke sekolah kedua yang terdekat, begitu seterusnya. Yang membuat anak-anak senang adalah hari sekolah hanya Senin, Selasa, Kamis dan Jumat serta tidak ada ujian naik kelas karena proses evaluasi dan feedback tertulis termasuk kepada orang tua siswa dilakukan secara kontinu dengan interval satu bulan sekali. Dari pengalaman kami sebagai orang tua yang menemani anak belajar di tingkat pendidikan dasar, beban belajar siswa di Perancis lebih ringan dibandingkan dengan beban belajar siswa di Indonesia. Misalnya, anak kelas tiga SD akan mendapat tujuh pelajaran dengan fokus pada kemampuan berhitung dan berbahasa. Guru memberi pekerjaan rumah dalam jumlah sedikit namun kontinu, satu soal satu hari, sehingga siswa tetap belajar tanpa merasa terbebani dengan tugas yang banyak. Biaya sekolah, terutama SD hingga SMA, yang ditanggung orang tua siswa di Perancis sangat murah karena sebagian besar biayanya ditanggung pemerintah. Tidak ada biaya registrasi per semester atau biaya buku. Jika sekolah mengadakan trip, siswa hanya membayar 10-20% dan sisanya disubsidi pemerintah. Demikian juga, kantin sekolah yang menyediakan makan siang bagi siswa tidak mewajibkan pembayaran makan siang (déjeuner) pada saat itu. Meskipun siswa dapat memilih untuk makan siang di rumah atau di kantin sekolah, namun sebagian besar memilih makan siang di sekolah yang harganya yang sangat murah dan pembayarannya dilakukan secara periodik melalui departemen keuangan dan nilainya disesuaikan dengan tingkat penghasilan keluarga. Untuk menu yang sama, keluarga yang berpenghasilan rendah bisa dikenakan tarif seperlima dari tarif keluarga berpenghasilan tinggi.
Ini juga menjadi semacam subsidi silang tak langsung antarsiswa dari keluarga dengan beragam tingkat penghasilan. Sekolah menyediakan staf khusus untuk menemani para siswa yang datang lebih awal ataupun pulang lebih akhir dari jam sekolah tanpa dipungut biaya. Fasilitas ini sangat menguntungkan bagi para orang tua siswa yang bekerja atau tidak dapat menjemput anaknya tepat waktu. Akses pendidikan yang murah dan mudah juga dapat kita temui di level pendidikan tinggi seperti tak ada ujian/seleksi masuk, biaya pendaftaran atau biaya masuk (untuk S1). Sebagai informasi, meskipun terdapat PTS di Perancis yang mendapat sebagian besar sumber dana dari industri atau yayasan dan menunjukkan peningkatan jumlah mahasiswa, PTN masih menjadi pilihan utama bagi hampir semua siswa. Biaya SPP, misalnya, berkisar antara 300-700€ per tahun termasuk biaya asuransi kesehatan. Dengan kata lain, mahasiswa menanggung tuition fee sepersepuluh sampai seperduapuluh lebih murah dibanding pendidikan di negara maju yang lain! Bagi sebagian kritikus, pendidikan gratis dan tanpa seleksi masuk sering dikaitkan dengan menurunnya motivasi belajar dan kurang bersaingnya lulusan. Sebagian yang lain berpendapat bahwa selain seiring dengan semangat égalité dan fraternité, sistem ini diyakini mampu memberi hak pendidikan bagi semua dan dapat menjadi salah satu usaha untuk memutus rantai kemiskinan. Bagi mahasiswa dari keluarga tak mampu, tersedia beasiswa untuk biaya hidup bagi yang memenuhi syarat dan bahkan subsidi biaya tinggal terutama di apartemen yang dikelola badan pemerintah. Beasiswa ini umumnya berlaku untuk semua mahasiswa tanpa membedakan status warga negaranya. Besar sekali anggaran dari pemerintah untuk pendidikan! Dengan anggaran pendidikan sekitar 60€ miliar per tahun (atau sekitar 5,6% dari PDB dibandingkan 3 sampai 3,8% di Indonesia) wajar saja dosen/peneliti di PTN Perancis mendapat kompensasi antara 2.300€ – 6.000€ per bulan (tergantung pangkat/ golongan) sementara kompensasi guru sekolah dasar bahkan dapat melebihi kompensasi dosen PTN tersebut. Kesan égalité juga dapat dilihat dari keragaman latar belakang etnik maupun agama di sekolah dan di berbagai institusi. Meskipun demikian, data mengenai agama dan etnik memang tidak diperbolehkan ditanyakan dalam bentuk apapun sejak 1870 (La Troisième République). Yang menarik, sejak Maret 2004, simbol dan pengajaran agama di sekolah tidak diperbolehkan dengan tujuan untuk mencegah adanya ajakan untuk pindah agama dan untuk menguatkan toleransi antaretnik. Sehingga, di sekolah yang ada bukan pelajaran agama tetapi L’éducation civique (mirip PPKN) yang mengajarkan la République, fungsi dan organisasi republik/negara, hak dan kewajiban warga negara serta falsafah liberté, égalité, fraternité. Di sisi lain, menurut sebagian politikus (libertarian) dan agamawan, pelarangan itu justru bertentangan dengan prinsip liberté yaitu bahwa hukum seharusnya tidak menghalangi kebebasan warga negara untuk menjalankan ajaran agamanya. Sebagai salah satu negara yang menjunjung tinggi budaya dan nilai-nilai kependidikan, Perancis telah membuktikan kemampuan dalam menyediakan layanan publik (pendidikan) yang ramah bagi setiap orang tanpa membeda-bedakan latar belakangnya. Saya bersyukur telah mendapatkan kesempatan untuk menjadi salah satu peserta pendidikan tinggi di Perancis. Oleh karena itu bagi rekan-rekan seperjuangan, mari berusaha memanfaatkan kesempatan untuk belajar dan memberi sedikit kontribusi bagi negeri kita. Hal penting yang harus dimiliki adalah niat, tabah & kerja keras. Vouloir, c’est pouvoir! (à bientôt)
35
STUDENT CORNER
Mathias Mahendra
Mahasiswa Berjiwa Bisnis Sejati
S
udah banyak mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang mengikutsertakan proposalnya dalam Program Kreativitas Mahasiswa, beberapa di antaranya berhasil membawa pulang medali. Mathias Mahendra (Manajemen 2009) menjadi salah satunya. Ia dan timnya yang mengangkat bisnis Kopi Bekatul (Ricebran Coffee) berhasil menggondol medali emas pada PIMNAS 2011 di Makassar. Perjalanan Menuju Medali Emas Hendra, nama sapaannya, telah dua kali mengikuti PKM Kewirausahaan. Ia pertama kali diajak oleh kawannya untuk bergabung dalam tim yang mengangkat tema kaos kesehatan, pada PKM tahun 2009. “Waktu itu saya belum niat karena nggak tahu tentang PKM,” ujarnya sambil tertawa. Namun, Hendra dan tim berhasil masuk final PIMNAS meskipun belum mendapat mendali. Kekalahan pada PIMNAS tersebut ingin dibayarnya dengan mengikuti PKM pada tahun selanjutnya. Kali ini ia bersama empat orang dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) mengajukan tema Kopi Bekatul. Hendra sendiri bertindak sebagai pihak manajemen yang mengurus perizinan, manajemen keuangan, peralatan, pelaporan, karyawan, dan sebagainya. Tema ini diangkat karena bekatul dianggap memiliki potensi, meskipun orang mengasumsikannya sebagai sampah ataupun pakan ternak. Namun, menurut hasil penelitian, bekatul ternyata mengandung vitamin dan juga zat penetralisir kopi. “Kan kopi itu memicu jantung dan penyakit-penyakit lainnya. Nah, racun itu di kopi, madu itu di bekatul,” terang Hendra. Dari sinilah ide Ricebran Coffee berasal.
36
Keunikan produk dan rasa penasaran konsumenlah yang membuat produk ini dikenal luas. Ini pula yang membawa tim Hendra diliput media-media nasional. Produk mereka pernah diliput oleh Trans 7 dan TV One, sebagai sebuah berita eksklusif selama 30 menit, serta media online seperti Okezone dan Detik.com. Pada akhirnya, mereka dapat meraih medali emas di PIMNAS 2011 karena menang dari segi marketing yang sudah mencapai skala nasional dan manajemen yang bagus. Hendra berpendapat, PKM merupakan program yang bagus dan mendidik jiwa kewirausahaan mahasiswa. Setiap tahunnya, ratusan proposal masuk dan diseleksi. Proposal yang lolos tahapan prafinal –dengan persetujuan DIKTI– dan masuk final/presentasi akan mendapatkan dana untuk menjalankan ide tersebut. Dana stimulan ini mendidik mahasiswa untuk bertanggung jawab melaksanakan apa yang sudah direncanakannya. “Masa sudah dikasih uang, malah dikonsumsi (sendiri). Program ini mendorong orang untuk berusaha dan mencoba,” ujarnya. Praktiknya, menurut Hendra, banyak pula bisnis hasil mengikuti PKM yang memiliki omset hingga ratusan juta. Banting Stir Siapa sangka, Hendra yang dikenal cerdas dalam bidang manajemen ini dulunya berjuang di jalan sains. Sejak SD hingga SMA, ia selalu terlibat dalam kompetisi berbau sains. Ia pun pernah memenangkan medali olimpiade saat SMP dan SMA. Bahkan, ia telah diterima di jurusan Matematika UGM melalui PMDK tahun 2008. Hendra sendiri bahkan mengaku tidak terlalu menggemari pelajaran berbau sosial. “Dulu kalau remidi pasti remidi IPS atau PPKN,” tukasnya. Baru kemudian saat semester pertama berkuliah, kesadaran akan cintanya pada dunia bisnis membawa Hendra ke FEB UGM. Suatu hari di tahun pertama itu, Hendra yang sedang memberikan les sains pada adik kelas, ditanya seputar informasi rumah yang sedang dijual. Ia memberikan informasi tersebut dan tanpa Hendra sadari, ia telah menjadi makelar penjualan rumah itu. Ia pun terkejut ketika mendapatkan komisi. Dari situlah, ia berminat pada dunia bisnis dan memutuskan untuk pindah ke jurusan Manajemen. Hendra pun menemukan bahwa passion-nya ada di jurusan ini. Sejak itu, ia mendalami ilmu manajemen sembari mencoba-coba beberapa bisnis. “Makelar, jual beli mobil, saham, jual beli barang antik, sudah pernah saya coba semua. Sekarang yang masih adalah bisnis deterjen dan perkebunan,” terangnya. Uang yang sudah terkumpul dari bisnis-bisnis yang dijalaninya, dibelikan kebun, hingga sekarang ia sudah memperoleh sepertiga hektar. Ia sendiri bercita-cita menjadi seorang pengusaha yang juga seorang dosen atau guru. “Kalau cita-cita kan harus menantang, yaitu pengusaha. Kalau dosen atau guru, jika ada peluang ya tidak apa-apa, untuk pengabdian karena saya suka mengajar,” ungkap Hendra yang ternyata orang tua dan kakek neneknya adalah guru. Ilmu manajemen tidak hanya dipraktikkan di bisnis, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, yaitu manajemen waktu. Ia belajar memilah dan memilih kegiatannya. Dari manajemen waktu itu, Hendra berpendapat, ada pelajaran yang didapatkannya. “Dunia boleh bulat, tetapi kehidupan pasti piramida: yang sukses berada di puncak piramida. Menjadi yang sedikit berarti menjadi yang unik dan untuk sukses itu harus melakukan hal yang berbeda dari biasanya. Menjadi yang sedikit itu juga memiliki competitive advantage tersendiri,” tutup Hendra. [prima]
PARTNERSHIP
Kerja Sama Baru dengan Saxion School of Marketing & International Management (MIM) Netherlands
I
nternational Undergraduate Program (IUP) FEB UGM kembali menerima pinangan kerja sama dari universitas luar negeri. Kali ini, Saxion School of Marketing & International Management (MIM) mengajak FEB UGM untuk bekerja sama dalam pertukaran mahasiswa, pertukaran staf, riset bersama, dan double degree. Penandatanganan MoU Double Degree dilakukan terpisah (23/5) oleh Dekan Saxion School of Marketing & International Management, H.G Eijsink MA kemudian (13/6) oleh Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Prof. Marwan Asri, MBA, Ph.D. Selain itu, penandatanganan MoU pertukaran mahasiswa, staf, dan riset bersama juga dilakukan secara terpisah oleh pihak Saxion School of Marketing & International Management (4/7) dan oleh FEB UGM (25/7). Saxion School of Marketing & International Management (MIM) merupakan bagian dari Saxion University, salah satu universitas terbesar di Belanda dengan kurang lebih 22.000 mahasiswa, 2.000 diantaranya adalah mahasiswa MIM. Suasana multikultur baik karyawan maupun mahasiswa dan sistem belajar dalam kelas kecil memungkinkan masing–masing mahasiswa untuk berbaur dan merasakan atmosfer bisnis internasional pada saat kuliah. Diharapkan perjanjian ini akan semakin memfasilitasi mahasiswa FEB UGM untuk lebih mengeksplorasi dan menambah pengalaman belajar di lingkungan internasional.[dp]
37
FACILITIES
Auditorium Pertamina Tower Ruang Megah Bernuansa Merah
Panggung yang ditata apik dengan memanfaatkan tempat yang ada beserta layar LCD panel yang menawarkan kemewahan dalam balutan suasana warna merah. Itulah kesan yang tertangkap saat Tim EB News mencoba menikmati fasilitas baru FEB UGM, Auditorium Pertamina Tower.
38
K
arpet yang tebal tampak terasa kuat melapisi seluruh lantai auditorium. Ruang berkapasitas 125 orang ini dibentuk menyerupai ruang bioskop dengan berbagai fasilitas megahnya: kursi merah yang disusun berundak-undak, atap dan dinding yang berlapis merah, berbagai peralatan sound system yang tidak sembarangan, pintu kayu berat berlapis untuk meredam suara, sampai pada panggung kecil dan layar LCD yang ada. Kualitas auditorium ini sudah pantas disejajarkan dengan bioskop yang ada di kota-kota besar, kecuali ukurannya yang lebih kecil tentunya. Auditorium ini memang dirancang untuk bisa dipergunakan dalam berbagai acara, mulai dari public lecturing dengan menghadirkan dosen tamu maupun praktisi ternama sampai pada pertunjukan seni dari para mahasiswa FEB UGM, seperti angklung, tari Saman, maupun seni musik modern. Penyelesaian pembangunan interior ruang yang terletak di lantai enam Pertamina Tower ini tidak terlepas dari donasi Yayasan Djarum Bakti Pendidikan yang memiliki perhatian terhadap bakti pendidikan. Diharapkan ruangan ini nantinya bisa mengoptimalkan berbagai kegiatan akademik maupun nonakademik yang tentu berguna bagi para civitas akademika FEB UGM. [dwi andi]
UNIT NEWS
Journal of Indonesian Economy and Business Seminar JIEB’s Best Paper Award 2011
P
ada hari Sabtu (14/1) lalu, Journal of Indonesian Economy and Business menyelenggarakan Seminar Best Paper Award 2011. Acara ini berupa presentasi lima nominasi paper yang menjadi pemenang JIEB’s Call for Paper 2011. Acara bergengsi yang digelar di Faculty Meeting Room Lantai 5 MM UGM ini dimulai pada pukul 08.45 WIB dengan sambutan dari Prof. Wihana Kirana Jaya, Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Kerja Sama, dan Pengembangan Usaha. Selanjutnya, Editor in Chief JIEB, Prof. Mudrajad Kuncoro, Ph.D. juga memberikan sepatah dua patah kata sambutan beserta penjelasan tentang kegiatan seminar dalam Call for Paper 2011. Seminar ini kemudian dibuka secara resmi oleh Didi Achjari, Ph.D., Wakil Rektor Bidang Sistem Informasi dan Keuangan UGM, yang juga anggota editorial board JIEB. Setelah 15 menit coffee break, Sudiyanti, S.E., M.Sc.−yang menjadi moderator pada acara tersebut− mengajak peserta menyimak presentasi para nominasi pemenang Call for Paper 2011. Dari lima nominee, hanya empat yang dapat hadir untuk mempresentasikan hasil penelitiannya. Mereka adalah M. Firdaus (Institut Pertanian Bogor), Syarwani Canon (Universitas Negeri Gorontalo), Amri Anjas (Indonesian Stock Exchange), dan Harijono (Universitas Kristen Duta Wacana Salatiga). Dalam urutan tersebut, para nominasi melakukan presentasi selama setengah jam. Sesudah setengah jam presentasi, masing-masing presenter mendapatkan pertanyaan dan masukan dari peserta yang hadir. Suasana pun menjadi hangat karena diskusi yang terjadi. Setelah presentasi dan diskusi selesai, Prof. Suwardjono, Ph.D. selaku editorial board JIEB
mengumumkan pemenang. Berikut urutannya: • Juara 2: Amri Anjas (The Transfer Problem in Indonesia and Policy Responses) • Juara 3: Harijono (Does Legal Transplantation Work? The Case of Indonesian Corporate Governance Reforms) • Juara harapan 1: M. Firdaus, dkk. (Exploring the Indonesian Economic Landscape and Structural Change) • Juara harapan 2: M. Muflih (Ketidakmungkinan Penerapan Sistem Mata Uang Dînâr dan Dirham pada Dunia Ekonomi Modern) • Juara harapan 3: Syarwani Canon (Matriks Indeks Variasi Pendapatan Tenaga Kerja dan Aplikasinya di Indonesia) Pada Best Paper Award kali ini, tidak ada yang menjadi juara satu karena beberapa pertimbangan dari editorial board JIEB, di antaranya adalah tidak ada yang benar-benar sempurna sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh JIEB untuk Call for Paper 2011. Call for Paper 2011 sendiri telah dilaksanakan pada SeptemberNovember 2011 dengan mengangkat tema “Interconectedness of the World Economy”. Dalam kurun waktu tiga bulan tersebut, terdapat 35 hasil penelitian yang diikutkan oleh sivitas akademika dari berbagai institusi di Indonesia maupun luar negeri. Setelah melalui proses blind review yang ketat oleh para editorial board JIEB, terpilihlah lima nominasi yang masuk ke Seminar Best Paper Award 2011. Acara Best Paper Award ini diakhiri dengan penyerahan hadiah oleh editorial board JIEB kepada masing-masing pemenang dan ditutup secara resmi oleh Prof. Mudrajad Kuncoro, Ph.D. [JIEB]
39
UNIT NEWS
Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis
Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada telah melaksanakan beberapa kegiatan dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir. Kegiatan-kegiatan tersebut mencakup dalam bidang pelatihan, dan workshop.
Pelatihan “Tata Cara Pemantauan dan Evaluasi Pinjaman dan Hibah Kepada Pemerintah”
D
alam rangka usaha “Memajukan kesejahteraan umum” sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea keempat, investasi terus digalakkan oleh pemerintah baik di sektor industri maupun jasa. Hal tersebut tentu saja membutuhkan dana yang tidak sedikit. Di lain pihak, tabungan pemerintah atau surplus anggaran masih belum mampu menutup seluruh dana yang diperlukan untuk investasi. Kekurangan modal yang dimiliki pemerintah untuk membiayai pelaksanaan pembangunan menyebabkan pemerintah berusaha untuk mendapatkan dana dari luar negeri baik berupa hibah maupun pinjaman. Sesuai kebijakan pemerintah, pinjaman atau hibah yang diterima tidak diperkenankan mengandung unsur politik, bersifat lunak dan masih dalam kesanggupan negara untuk membayar kembali. Penggunaannya diutamakan untuk proyek-proyek vital yang menyentuh kepentingan masyarakat luas, produktif serta berorientasi pada upaya peningkatan ekspor. Saat ini, pinjaman yang bersifat lunak sulit sekali diperoleh dan tidak setiap perencanaan proyek dapat dibiayai dengan pinjaman lunak. Oleh sebab itu, pemerintah terpaksa mengambil pinjaman komersial dengan bunga yang cukup tinggi dan masa pengembalian yang relatif singkat. Permasalahan lain yang sering ditemui dalam pelaksanaan pengelolaan pinjaman dan hibah kepada pemerintah adalah relatif rendahnya daya serap dana pinjaman di awal pelaksanaan dan akan melonjak menjelang berakhirnya suatu pinjaman atau hibah tersebut. Hal ini berdampak pada potensi adanya perpanjangan loan atau grant closing date sehingga dari segi biaya (cost of borrowing) akan terjadi peningkatan. Di samping keterlambatan penyelesaian kegiatan juga terdapat opportunity lost dalam peningkatan pendapatan nasional. Apabila permasalahan tersebut tidak segera ditangani secara sistematis akan menjadi hambatan tersendiri yang berakibat pada inefisiensi dan inefektivitas suatu pinjaman atau hibah luar negeri. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan (DJPU Kemenkeu) bekerja sama dengan Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas, Gadjah Mada (P2EB FEB UGM) menyelenggarakan pelatihan “Tata Cara Pemantauan dan Evaluasi Pinjaman dan Hibah kepada Pemerintah” (21/12-23/12) bertempat di Kampus Fakultas Ekonomika dan Bisnis
40
Universitas Gadjah Mada. Pelatihan yang diikuti oleh 20 orang pegawai DJPU Kementerian Keuangan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta terkait tata cara pemantauan dan evaluasi atas pinjaman dan hibah kepada pemerintah sehingga meningkatkan pemahaman, pengertian dan kemampuan peserta dalam persiapan, pembuatan dan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi atas pengelolaan dan pemanfaatan hibah dan pinjaman oleh aparatur negara. Pelatihan tersebut dilaksanakan dalam dua metode yang meliputi participatory training dan consultative group dynamic. Participatory training merupakan metode pelatihan yang menekankan pada keikutsertaan dan keterlibatan penuh setiap peserta dalam pencapaian tujuan pelatihan. Sedangkan consultative group dynamic merupakan metode untuk menciptakan suasana pelatihan yang dinamis dan berorientasi pada upaya saling mendukung antara sesama peserta dan antara peserta dengan instruktur dalam rangka penguatan konseptual dan peningkatan pemahaman kontekstual berlandaskan semangat konsultatif untuk saling sharing pendapat berkaitan dengan berbagai kajian atas isu-isu nyata yang dihadapi DJPU saat ini dan di masa depan. Dengan dilaksanakannya pelatihan tersebut diharapkan para peserta yang merupakan penentu kebijakan negara akan dapat lebih bijaksana dalam menentukan nasib negara demi terwujudnya kesejahteraan umum.
Kursus Pimpinan Madya Perusahaan Umum Pegadaian
P
erusahaan Umum (Perum) Pegadaian bekerja sama dengan Penelitian Pelatihan Ekonomika dan Bisnis Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (P2EB FEB UGM) menyelenggarakan Kursus Pimpinan Madya (Suspimdya) Pegadaian angkatan I tahun 2012. Suspimdya merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Perum Pegadaian sebagai salah satu syarat kenaikan jabatan bagi pegawai manajerial Perum Pegadaian. Suspimdya bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang kepemimpinan tingkat lanjutan bagi para calon pimpinan Perum Pegadaian. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Kampus FEB UGM selama 8 Februari hingga 6 Maret 2012 dan diikuti oleh 25 peserta dari kantor Pegadaian di seluruh Indonesia. Pembukaan Suspimdya 2012 dilaksanakan oleh Dekan FEB UGM Prof. Marwan Asri, M.B.A., Ph.D. (8/6) di Ruang Sidang Kertanegara FEB UGM bersama dengan Direktur Utama Perum Pegadaian, Bapak Suwhono; Ketua Panitia Suspimdya 2012, Prof. Dr. R.A Supriyono; dan Deputi Pelatihan P2EB, Prof. Indra Bastian. Dalam pembukaan tersebut, Bapak Suwhono berpesan kepada para peserta untuk mengikuti kegiatan Suspimdya dengan sungguh-sungguh karena Suspimdya merupakan kesempatan emas mendulang ilmu sebagai bekal kepemimpinan di masa datang. Mayoritas kegiatan Suspimdya dilaksanakan di dalam kelas dengan materi yang disampaikan oleh para dosen dari FEB UGM yang kompeten di bidangnya. Materi yang dipelajari mencangkup organizational, championship, intrapreneurship, dan entrepreneurship. Kegiatan belajar di dalam kelas dilaksanakan enam hari dalam seminggu. Untuk mengurangi kebosanan, panitia Suspimdya juga mengadakan kegiatan belajar di luar kelas yang dilaksanakan di berbagai tempat menarik di Yogyakarta. Kegiatan belajar di luar kelas dilaksanakan setiap hari Minggu pada periode pelaksanaan Suspimdya. Kegiatan pada Minggu pertama dilaksanakan dengan sepeda gembira berkeliling kota Yogyakarta. Kegiatan diawali dari Hotel Sahid menuju Beteng Vredeburg di
Malioboro, Keraton Yogyakarta, dan berakhir di Istana Air Tamansari. Kegiatan tersebut terbilang unik karena peserta diwajibkan memakai baju adat Jawa dan mengendarai sepeda onta yang disediakan oleh panitia. Dengan diwajibkannya para peserta mengenakan baju adat Jawa, diharapkan para peserta akan lebih mengenal dan mencintai budaya Indonesia. Selain kegiatan mengunjungi berbagai tempat menarik, para peserta juga diajak untuk mempelajari kegiatan tradisional seperti membatik. Kegiatan belajar luar kelas di minggu kedua dilaksanakan di desa wisata Kebon Agung Imogiri Bantul. Di desa wisata tersebut, para peserta diajak untuk menjalani kegiatan tradisional pedesaan seperti menggarap sawah, memanen padi dan menangkap ikan dengan tangan kosong. Para peserta menikmati kegiatan tersebut walaupun harus dilaksanakan dengan berkotor-kotoran. Kegiatan Suspimdya Pegadaian ini diharapkan tidak hanya dapat menyempurnakan kapasitas dan kompetensi kepemimpinan peserta pada bidang penugasan jabatan saat ini, tetapi juga sebagai sarana untuk mendukung proses kapitalisasi dan investasi SDM Pegadaian dalam rangka menyiapkan calon pimpinan puncak Perum Pegadaian di masa depan.
41
WHO’S WHO
Prasetyo Supono
Menuntut Ilmu Adalah Kehidupan: “Life Begins at 70”
Selalu ingin memperbaiki diri dengan memperbarui apa yang pernah dipelajari dan mempelajari hal-hal baru dengan berbagai cara bahkan saat usianya tak muda lagi, itulah pedoman Prasetyo Supono yang dijulukinya, “Life Begins at 70”. ajah yang berseri-seri dalam usia yang tak muda lagi, Prasetyo menceritakan dengan semangat yang membara tentang gagasannya tersebut. “(Life Begins at 70) itu karena pada usia 70-an saya baru akan bisa masuk perpustakaan New York University (NYU) via cucu saya yang baru saja diterima di sana memakai IDnya,” ujarnya. Dosen Jurusan Manajemen FEB UGM ini selalu memperhatikan tren yang ada. Walaupun usianya sudah berkepala tujuh, dia masih membaca berbagai buku via internet ataupun fasilitas kindle (e-book). Dia selalu berprinsip bahwa belajar tak mengenal umur. Begitu pula dengan sikapnya yang tak malu bertanya pada rekan dosen yang lebih muda. Pengalaman mengajar selama 46 tahun telah memberikan berbagai pengalaman dalam penilaian sistem pengajaran yang baik. Dulu, sistem pengajaran yang dipergunakan adalah sistem pengajaran bebas di mana absensi tidak ada bagi mahasiswa dalam sistem perkuliahan tahunan. “Hanya orang yang super saja yang dapat mengatasi sistem pengajaran bebas,” tambahnya. Baginya, sistem pengajaran yang baik adalah sistem yang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berpartisipasi dalam diskusi kelas, selain juga kedisiplinan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Kelemahan bahan pembelajaran yang hanya bersifat teoretis harus dilengkapi dengan usaha untuk mengundang sejumlah pembicara tamu yang menggantikan jam-jam kuliah agar mahasiswa mendapat pengalaman (insight) serta wawasan lebih luas dari para praktisi bisnis. Prasetyo menyoroti juga waktu perkuliahan yang menurutnya terlampau panjang. Seharusnya, sesi perkuliahan yang ideal hanya satu jam saja untuk mengoptimalkan daya tangkap mahasiswa yang terbatas. Melihat persaingan global yang semakin ketat, mahasiswa saat ini menurut Prasetyo harus bekerja keras dalam meningkatkan performa akademik serta keterampilan-keterampilan teknis yang diperlukan. Penguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang banyak dipergunakan serta bahasa-bahasa asing lainnya diperlukan pula sebagai modal untuk melanjutkan sekolah ke luar negeri dan juga memasuki berbagai bidang pekerjaan, termasuk di perusahaan mulitinasional. Pengajar yang memperoleh gelar doktoralnya di Tenessee University, Amerika Serikat ini mengemban amanah sebagai pengajar dengan sikap profesional. Semua mata kuliah yang diberikan padanya akan diterimanya dengan senang hati, meskipun dia sendiri merasa tidak cocok untuk mengajar mata kuliah tersebut. Hal inilah yang diharapkannya terjadi pula pada dosendosen lainnya –terutama yang lebih muda– di FEB UGM. “Bagi mereka yang tough grader, rubahlah kebiasaan itu menjadi lenient grader dengan menganggap bahwa tiap kelas yang diasuh berbeda-beda prestasinya. Dosen harus memiliki kesan yang baik karena dosen tidak hanya dinilai oleh prestasi akademiknya saja, tetapi juga oleh koleganya,” pesannya. [dwi andi]
W
42
AROUND BULAKSUMUR
Integrasi Gama Card dengan Trans Jogja Konsistensi UGM Mendukung Transportasi Massal
U
ntuk mewujudkan kampus educopolis, UGM senantiasa konsisten dalam mendukung pengembangan transportasi publik. Setelah mengeluarkan kebijakan KIK, sepeda kampus, dan pelarangan penggunaan kendaraan bermotor bagi mahasiswa baru, kini UGM menawarkan sebuah alternatif baru dengan menggandeng PT Jogja Tugu Trans selaku pengelola Trans Jogja. Kerja sama ini berupa integrasi antara Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) UGM dengan kartu tiket Trans Jogja. Cukup membayar Rp100.000,00 per bulan saja, kini mahasiswa dapat mengaktifkan KTM sekaligus menikmati layanan Trans Jogja. Mahasiswa bisa menggunakan layanan Trans Jogja di semua trayek cukup dengan membawa KTM atau Gama Card-nya. Integrasi ini diresmikan (29/11) lalu di halte Trans Jogja Sub Terminal Codong Catur oleh Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono. Turut hadir dalam peresmian, Rektor UGM, Prof. Sudjarwadi, Ph.D, Ketua Dishubkominfo DIY, Tjipto Hariwibowo, dan Ketua Tim Penyiapan Integrasi KTM UGM dan Trans Jogja, Prof. Dr. Ahmad Munawwar. Acara peresmian dilakukan dengan uji coba penggunaan KTM oleh Wamenhub dari halte Sub Terminal Condong Catur menuju Halte Kopma UGM, dilanjutkan dengan naik sepeda kampus dari Gelanggang menuju Rektorat. Wamenhub mengatakan,”Yang telah dilakukan UGM adalah think big, act small but significant. Hal ini dapat memberi pencerahan bagi sistem transportasi massal kita.” Meski masih dalam lingkup internal UGM, kebijakan ini diharapkan dapat berdampak luas bagi masyarakat DIY dan juga nasional. Menurut Bambang, langkah ini merupakan sebuah pembaruan dalam upaya menarik masyarakat menggunakan transportasi massal. ”Program UGM ini akan disempurnakan di tingkat nasional untuk direplikasikan di kota-kota lain,” ujarnya.
Prof. Sudjarwadi selaku Rektor UGM menambahkan,“Dengan berkurangnya penggunaan kendaraan pribadi tentu dapat mengurangi polusi udara, terutama di kawasan UGM.” Sudjarwadi berharap ada 5% dari sekitar 35.000 orang mahasiswa UGM terdaftar yang menggunakan Gama Card tersebut. Kikin Safira, mahasiswa FEB UGM jurusan Akuntansi yang setiap harinya selalu menggunakan Trans Jogja sebagai alat transportasi mengaku,”Saya sangat mendukung program ini. Selain praktis karena menggunakan Gama Card, tarif bulanan yang ditawarkan juga jauh lebih murah dibanding tiket biasa dengan tarif Rp3000,00 sekali naik.” Ahmad mengungkapkan, integrasi ini telah dipersiapkan sejak pertengahan tahun 2011 bekerja sama dengan Gama Techno sebagai penyedia teknologi smart card dengan dana oleh universitas dan Dikti. Demi kelancaran dan terpenuhinya kebutuhan mahasiswa UGM terhadap kendaraan umum, pihaknya berharap dilakukan penambahan jumlah halte bus Trans Jogja untuk kawasan Jalan Kaliurang karena kawasan ini paling padat oleh mobilitas mahasiswa. Dalam waktu dekat juga akan diadakan sosialisasi yang cukup besar untuk menarik minat mahasiswa mengaktifkan Gama Card-nya. Harapannya, program ini dapat berkontribusi mewujudkan UGM sebagai kampus educopolis dan juga secara luas mampu mengurangi polusi dan tingkat kemacetan di Kota Yogyakarta. [rahmad]
43
PUBLICATION
PUBLIKASI TERPILIH DOSEN FEB UGM Periode 2010-2012 Basu Swastha Dharmmesta,Prof. Dr., M.B.A.
(Co-Author ) The Evaluation of Customer Complaint Handling with Justice Dimensions: Effect on Trust and Commitment With Prior Experiences as Moderating Effect Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, Maret 2011, Vol. 2, No. 11
Bayu Sutikno,M.S.M., Ph.D.
Elan Satriawan,Dr., M.Ec
(Co author with Scott Loveridge, Scott, Janet Bokemeier, Peter Kakela (Michigan State University)) Are All Discount Rates Equal? A Note On Time Preferences Across Public And Private Benefits In Michigan’s Upper Peninsula
Journal of Regional Science, Volume 50, Issue 4, Pages 858-871, October 2010
Towards consumer ethnocentrism and animosity in Indonesia
Indra Wijaya Kusuma,Prof. Dr., M.B.A.
Bernardinus Maria Purwanto,Dr., M.B.A
International Journal of Management and Business Research Vol. I, No. 2, Spring 2011
International Journal of Management and Business Research, 1(1), 31-34
(Co-Author) The Determinants of The Sports Team Sponsor’s Brand Equity A Cross-Country Comparison in Asia International Journal of Market Research Vol 53 Issue 6
Eddy Junarsin,S.E., M.B.A.
(Author) The Characteristics of Mutual Fund Holdings and Performance with Characteristic-Based Benchmarks International Journal of Management, Vol 29 No. 4
(Author) Performance Evaluation of Hedge Funds
Review of Financial and Accounting Studies Vol I No 2
(Co-Author) Comparing Earnings Management in Germany and the USA.
Jogiyanto Hartono M.,Prof. Dr., M.B.A.
(Co-author with Lindrianasari) Antecedent and Consequence Factors Of CEO Turnover in Indonesia, Management Research Review, Volume 35, Issue3/4, pp 206-224, 2012 No. 2, Spring 2011
(Co-author with Lindrianasari) The Relationship Between Accounting Performance And CEO Turnover: Evidence From Indonesia Accounting and Taxation Journal Volume 3 Number 22011
Mahfud Sholihin,M.Acc., Ph.D.
European Journal of Social Sciences Vol 22 No 1
(Lead author with Richard Pike, Musa Mangena, Jing Li) Goal-setting participation and goal commitment: Examining the mediating roles of procedural fairness and interpersonal trust in a UK financial services organization
(Author) Revisiting Event Study Methodology: Stock Split Announcements in the U.S. for the Period of 1925 - 2008
Sari Sitalaksmi,M.Mgt., Ph.D.
(Author) Reexamining Fama And French’s Methodology: An Empirical Study from 1963 to 2008
European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences, Issues 30
Eko Suwardi,Dr., M.Sc.
(Author) Empirical Analysis on Switch of Public Accounting Office after the Obligation for Audit Rotation Journal of International Management Studies, Vol. 11, Number 1
The British Accounting Review, Volume 43, Issue 2, June 2011, Pages 135-146
(Co-author with Ngan Collins, Alan Nankervis, and Malcolm Warner) Labour-management relationships in transitional economies: Convergence or divergence in Vietnam and Indonesia? Asia Pacific Business Review. Vol 17 No 3 July 2011, 361-377
Tri Widodo, M.Ec.,Dev., Ph.D.
(Author) Market Dynamics in the EU, NAFTA, North East Asia and ASEAN: the Method of Constant Market Shares (CMS) Analysis?.
Journal of Economic Integration; Volume 25, 2011; pages 480-500
44
ADVERTORIAL
Bhima Yudhistira Adhinegara Berkarya Lewat Pena
“
Democracy and Student Movement in Malaysia”. Judul itu tertulis besar-besar di kolom Opini harian nasional terkemuka, Jakarta Post (3/1) lalu. Hal ini sungguh mencengangkan jika mengingat kolom Opini terkenal sulit ditembus editorialnya bagi masyarakat umum, apalagi mereka yang hanya berstatus mahasiswa tahun keempat sebuah universitas. Sosok di balik tulisan tersebut ternyata adalah Bhima Yudhistira Adhinegara, mahasiswa International Undergraduate Program tahun angkatan 2008. Bagi mahasiswa jurusan Manajemen ini, pemikiran mahasiswa tidak bisa dikotak-kotakkan hanya berdasarkan jurusan saja. Tengok saja tulisannya yang mulai membahas tentang ekonomi mikro berjudul “Pembatasan BBM dan UMKM” yang dimuat di Seputar Indonesia (6/2) sampai pada tulisan bertema keuangan yang diterbitkan di Republika (19/1) berjudul “OJK: Mengawasi atau Merugikan Lembaga Keuangan”. Kebiasaan menulis sejak dia masih menjadi mahasiswa tahun pertama di buletin EQ (BPPM Equilibrium, pers mahasiswa FEB UGM –red) meningkat menjadi tulisan opini di berbagai harian nasional. Motivasinya bermacam-macam, mulai dari aktualisasi diri, koneksi dengan mahasiswa dan pakar yang memiliki keingintahuan seputar masalah yang serupa, sampai pada honor yang mungkin terkadang tak seberapa.
Menemukan Bhima di IUP FEB UGM serasa menemukan oase di padang pasir tandus karena talenta uniknya. Dari sekian banyak mahasiswa IUP yang memilih aktif dalam berbagai konferensi mahasiswa internasional maupun kompetisi bisnis internasional, mahasiswa yang pernah menjadi Ketua Komite Penyelenggaraan Konferensi Internasional ASEAN Young Leaders “Towards ASEAN Community 2015” pada 2011 lalu ini lebih memilih aktif di organisasi kemahasiswaan, berbagai penelitian bidang ekonomi, dan tentu saja menyalurkan pemikirannya lewat tulisan. ”Kita menulis bukan karena the greatness of words, tapi karena public need it,” jawabnya fasih saat ditanya mengapa dia sangat gemar mengirimkan tulisan ke surat kabar. Selain itu, menulis di surat kabar merupakan salah satu langkah awal dalam meraih mimpinya untuk bekerja di World Bank. Menulis tidak sekedar memberikan honor untuk Bhima, tetapi juga banyak pelajaran dan koneksi. Sering beberapa orang menghubunginya untuk membahas topik yang dia tulis secara lebih mendalam. Pernah juga seorang dosen FEB UGM meneleponnya dan menyanggah pendapatnya itu. “Kata beliau, “Itu (pembahasannya) bukan seperti itu...”,” kata Bhima yang sebentar lagi akan menjadi Kepala Pusat Studi Ekonomi Syariah di sebuah departemen, menirukan suara dosen tersebut. Bagi Bhima pribadi, masuk ke IUP memberikan nilai lebih di dalam hobinya sebagai penulis. IUP memberikan banyak manfaat padanya untuk selalu berpikir secara global dan selalu berpikir analitis. Di dalam kelas, dia harus selalu memiliki stance dalam segala perdebatan dengan berbagai argumentasi-argumentasi yang ada. Statusnya sebagai mahasiswa program internasional juga merupakan poin lebih atas beberapa kepercayaan yang diberikan padanya, salah satunya dari surat kabar berbahasa internasional. Menurutnya, IUP memberikan banyak manfaat terutama kemudahan mengakses berbagai data-data riset internasional ataupun buku-buku ADB. “Sayang kalau ini tidak dimanfaatkan,” tambahnya menutup wawancara lewat kawat sore itu. [Dwi Andi]
45
EXCHANGE STUDENT’S COMMENT
Why you choose FEB UGM? Fabien Arnaud
Double Degree Student ESCEM Tours Poitiers France “I choose UGM because I got the opportunity to have a double degree, furthermore I’d like to discover a totally new culture, and since I arrived 7 month ago I’m still amazed by this unlimited and rich country “
Reuven Yang-Sam Ayal Exchange Student Avans Breda
“I choose UGM because of my Indonesian roots. Im here for 2 weeks now and I love it!”
Bianca Kovarik
Exchange Student University of Pforzheim Germany “My decision for UGM wasn’t quite hard. Good reputation, lovely country, nice lifestyle, and smiling people!”
Yann Stephan
Exchange Student ESCEM Tours Poitiers France “I Choose UGM because it’s a nice place to study. UGM was my first choice and Im happy to be here “
46
FEB IN PICTURES
Seminar Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) di Gedung University Center UGM tahun 1980 Seminar Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) di FEB UGM pada tahun 1980 diikuti oleh beberapa dosen FE UGM (nama FEB UGM waktu itu –red) dan para anggota IAI lainnya.
Dari kiri ke kanan: Wiwik Hardo Basuki Drs. Irfan Nursasmito, Ak. Herbudianto Sri Widodo Dini Sri Peni Ratnasari
Dari kiri ke kanan: (berdiri) Drs. Slamet Munawir, Ak. Herbudiyanto Anis Baridwan Drs. Hadori Yunus, Ak. (alm) Drs. Parwoto, Ak. Drs. Zaki Baridwan, M.Sc., Ak. Hardo Basuki Drs. Mas’ud Mahfoedz, MBA. Ak., (alm) Agus Leo (duduk) Sri Peni Ratnasari, Wiyata Drs. Sukamto, M.Sc., Ak. (alm) Drs. Harnanto, Ak. Sri Widodo, Wiwik, dan Dini