1|7
Isbal Tanpa Rasa Sombong Isbal Tanpa Rasa Sombong
.َم اَم ْس َم َما ِم َم ا اْس َم ْس َمَب ْس ِم ا ِم َم ا ِما َم ِماا َمِم ا الَّن ِما
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Apa yang ada di bawah kedua mata kaki dari sarung (kain) maka tempatnya di neraka" [HR. Bukhari, An Nasa‟i]
ِم ِم ِم ِم ا َمَب َم َم َمَمه ا:ااَماِمْس ٌة ا َم َماا َم َما َمٌةا َما ُي َم ِّل ُي ُي ُيا ُيا َبَم ْس َما اْس َم َم ا َم َما َبَمْسل ُيُي ا اَمْس ِم ْس ا َم َما َبُيَم ا ِّل ْس ِم ْس ا َم َمُي ْس ا َم َم ٌة ِم ا اُي ْس ِم ُيا َم اْس َم لَّن ُينا:اه ْس ا َم َماا ُي ْس ُياا ِم ا َم َماا َما ُي ْس ُياا ِما َم َم َم ا َم َّن ٍتا ا َم ُي ا َم َم ُي ْس ا َم ْس ُي:ا َم َمااَمُي ا َم ِّلِما.ا .ا َم اْس ُي لَم ِّلِم ُي ا ِم ْس َمَم ُياِم ْساَمْس ِم ا اْس َم ِم ِما
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada 3 golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah di hari Kiamat, tidak dilihat dan tidak disucikan (dari dosa) serta mendapatkan azab yang sangat pedih”. Abu Dzar berkata: “Rosululloh mengulanginya sampai 3 kali”. “Sungguh sia-sia dan merugi mereka, siapakah mereka wahai Rosululloh?” Tanya Abu Dzar. Nabi menjawab: “Orang yg Isbal (musbil), pengungkit pemberian dan orang yg menjual barang dagangannya dengan sumpah palsu." [HR. Muslim, Abu Daud, Ibnu Majah, at Tirmidzi, dan an Nasa‟i]
.َم ا ُي ْس َم َمنا ْس َم ا َم ْس ٍت ا َمُي ْس ِم ْس ا َمِم َّننا َما َما ُيِم ُّب ا اْس ُي ْس ِمِم ْس َما
“Wahai Sufyan bin Sahl jangan kamu melakukan isbal, sebab Alloh tidak menyukai orangorang yang isbal”. [HR. Ibnu Majah, Ibnu Hiban, Hasan]
.َمه َم ا َم ْس ِم ُيا ْسِما َم ِما ا َمِم ْسناَمَمَبْس َم ا َمَم ْس َم َم ا َمِم ْسناَمَمَبْس َم ا َم َما َم َّن ااِم ْسِم ا َم ِماا ِمْس َم ا ُي َمنا اْس َم ْس َمَب ْس ِما
Hudzaifah radhiyallohu „anhu: “Rasululloh sholallohu „alaihi wasallam memegang otot kedua betisku, lalu berkata: “Di sinilah letak (batas) pakaian. Jika kamu keberatan, maka turunkan-lah sedikit. Dan jika kamu masih keberatan, maka tidak ada hak bagi pakaian di bawah mata kaki.” [Shahih, HR. Ibnu Majah, Ahmad, Tirmidzi, Nasai]
Isbal Dengan Rasa Sombong
.ِم َّننا اَّن ِم ا َمُيُّب ا َبَم ْس َم ُيا ِم ْس ا ْساُيَم َمِم ا َمَبَمْسل ُيُي ا ُياِماَمْس ِما َبَم ْس َما اْس ِم َم َم ِما
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya orang yang menurunkan pakaiannya dengan sombong, tidak akan dipandang Allah pada hari kiamat nanti”. [HR. Muslim, Ibnu Majah, An Nasa‟i]
.َم ْس ا َم ِم َم ُيا ُي َم َم َم ا َم ِم َم ُياِم ا الَّن ِما
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menginjak sarungnya dengan sombong, maka pakaian tersebut akan menginjak dia di dalam neraka”. [Ditakhrij Ahmad, Abu Ya‟la dan Ath Thabrani, Shahihul Jami‟ 6592]
.َبَمْسَبلَم َماا ُي ٌةا َمُيُّب اِمَم َماُياِم ْسا ُي ِم َم اِمِما َمَب ُي َم ا َبَمَم َم َّن ُياِم ا ْسا ْسَما ِم اِم َم ا َبَم ْس ِم ا اْس ِم َم َم ِما
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Katika ada seseorang yang menjulurkan kain sarungnya maka dia akan berguncang-guncang (diadzab) di perut bumi hingga datangnya hari Kiamat." [HR. Bukhari, redaksi yang serupa riwayat An Nasa‟i dan Ahmad]
2|7
Dua Hukum Yang Berbeda
ا َم َم َمناَم ْس َم َما ِم ْس ا.ا َم ُي لَم َماا ِمْس َم ا َمَبْسَبلَم ُيا َم َمَب ْس َم ا اْس َم ْس َمَب ْس ِما:ا َم َما َم َم َم اَمْس ا َم َماا.ا ِمْس َماُيا اْس ُي ْس ِم ِم اِم َم اَمْس ِم ِم ا ا َّن ِما .ا َم َم ْس ا َم َّن اِمَم َماُيا َم َمًر ا َمْسا َمَبْسل ُيِم ا ُياِماَمْس ِما َمَب ْس َما اْس ِم َم َم ِما.َماِم َم ا َمَب ُي َم اِم ا الَّن ِما
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Pakaian seorang mukmin (laki-laki) adalah sampai setengah betisnya dan tidaklah berdosa / tidak mengapa baginya (untuk menurunkannya) diantara Betis dan kedua Mata kaki, dan apa yang melebihi mata kaki maka tempatnya di Neraka. Dan barangsiapa yang menurunkan pakaiannya karena Sombong mk dia tdk akan diPandang oleh Alloh dihari kiamat”. [HR. Malik, Abu Daud, Ahmad, Ibnu Majah] Ibnu Hajar rahimahulloh berkata: “Hadits-hadits ini (hadits-hadits tentang isbal) menunjukkan bahwa melakukan Isbal yang disertai dengan rasa sombong, merupakan salah satu dari dosadosa besar. Adapun jika dilakukan dengan tidak disertai rasa sombong, maka sesuai dzahir hadits-hadits tersebut juga diharamkan”. [Fathul Baari]
Isbal Itu Bagian Dari Kesombongan
ِم ِم ِم ِم َم ِمَّن َمااا َم ِم ْس َم َماا ْسِما َم ِما ا َمِم َّنناِم ْس َم َماا ْسِما َم ِماا َم ا اْس َم ْسَبَم ا َم َما ُي ُّبَب َم ا اُي
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Dan hati-hatilah kamu terhadap isbalnya sarung (pakaian), karena sesungguhnya isbalnya sarung (pakaian) itu adalah Bagian dari Kesombongan, dan Alloh tidak menyukai kesombongan”. [HR. Ahmad, Abu Daud, Bukhari dlm shahih Adabul Mufrad]
.َم ْس ا َم َّنااِمَم َماُيا اَما ُيِمْس ُيداِم َم ااِم َم اِم َّنا اْس َم ِم ْسَبَم َم ا َمِم َّننا َما َما َبَمْسل ُيُي اِماَمْس ِما َبَم ْس َما اْس ِم َم َم ِما
Rosululloh shalallohu „alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa yang menyeret (memanjangkan) kainnya, tidak ada yang dikehendakinya dari perbuatan itu kecuali rasa sombongnya, maka sesungguhnya Alloh tidak akan melihat kepadanya pada Hari Kiamat”. [HR. Muslim, Ahmad, Shahih at Targhib wa Tarhib] Ibnu Hajar rahimahulloh berkata: “Sesungguhnya isbal itu menghendaki dipanjangkannya pakaian, sedangkan memanjangkan pakaian itu menghendaki adanya kesombongan, sekalipun orang yang memakainya tidak bermaksud demikian”. [Fathul Baari] Walhasil, isbal yang bebas dari niat untuk sombong adalah kesombongan juga. Dan jika berkombinasi dengan selipan sombong maka menjadi Sombong Kuadrat. [Ust. Firanda, Lc.]
اْس ِمْسَب ُي ا َم َمُي ا ْساَم ُي ا َم َم ْس ُي ا الَّن ِماا
Sombong itu Menolak Kebenaran dan Merendahkan Manusia. [HR. Muslim]
Kisah Isbalnya Sahabat Abu Bakar
ا ا َماا ِم اِم َّنناَم َمد ِم:ا َّن ا َبَم ا َم ا َم ا َبْسل ُيِم اِماَم ِما َب ا اْس ِم ا ِم ا َم َمااَم َب ا ْس ٍتا اش َّن ْس اِمَم ِما ا َم َم ْس َم ْس َم ُي ُي َم َم ْس َم ُي ْس َم ْس َم َم َم ُي ْس َم َم َم ُي ْس .ااَم ْس َم اِم َّن ْس ا َم ْس لَمَب ُي ُيا ُي َم َماَم:ا َمَب َم َماا الَّنِم ُّبا.َم ْس َمَب ْس ِم اِم َّنا ْسَمناَمَمَب َم َمه َمدا َماِم َم ا ِم ْسل اُي Nabi Shallallahu „alaihi wa Sallam, beliau bersabda : "Barang siapa yang menyeret pakaiannya (di tanah) karena sombong, Allah tidak akan melihatnya pada hari Kiamat", Abu Bakar mengeluh "Wahai Rasulullah, sesungguhnya salah satu sisi sarung (pakaian bawah)ku (melorot) turun (melebihi batas mata kaki) kecuali kalau aku (senantiasa) menjaga sarungku dari isbal". Nabi Shallallahu „alaihi wa Sallam mengatakan :"Engkau bukan termasuk yang melakukannya karena sombong." [HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, An Nasa‟i]
3|7
Pertama, Abu Bakar radhiyallohu „anhu selalu menjaga pakaiannya agar tidak isbal. Namun secara tidak sengaja sering turun/melorot sendiri sehingga isbal. Bedanya dgn kita adalah, kita menyengaja untuk memanjangkan pakaian atau isbal sejak awal. Kedua, Abu Bakar radhiyallohu „anhu mendapat rekomendasi bahwa Beliau tidak termasuk sombong dari Rosululloh sholallohu „alaihi wasallam. Bedanya dg kita adalah, kita mengaku sendiri kalau tdk merasa sombong, padahal kualitas ketaqwaan kita jauh dari Abu Bakar.
Isbal Dilarang Secara Mutlak, Sombong Maupun Tidak Ummu Salamah mengetahuinya bahwa isbal itu dilarang dalam segala kondisi, sehingga ia menanyakannya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang pakaian wanita. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat mengingkari dan memperingatkan dari isbal tanpa pandang bulu, tanpa bertanya kamu sombong atau tidak. Jika hanya isbal dengan kesombongan yang dilarang, maka tidak boleh mengingkari dan memperingatkan dari isbal karena sama saja menuduh sombong, padahal sombong adalah urusan hati, perkara yang ghoib.
ا ُيُثَّنا.ا َمَبَمَمَب ْس ُياُي.ا َم َمْس ُيدا ِما ْساَم ْس اِمَم َماَماا:ا َمَب َم َماا.اا َمَم َماا ُي ِماا ِما َم َّن ا ُيا َمَمْس ِما َم َم َّن َم ا َمِم اِمَم ِما ا ْس ِم ْس َم اٌة َم َم ْسا ُي اَمْس ِم:اِم َم اَم ا َمَب َم َماا:ا َمَب َم َماا َب ا اْس َم ِما.ا َم ا ِماْس اَمَم َّن ه ا َب ُياد.ا .اا ا َّن َمَب ْس ِما ا َم ِمْس ُيا َم ُي َم َم َم ْس.ا ِمْسا:َم َما َم َم ْس ُي ْس ْس َم Ibnu Umar bercerita: "Saya melewati Rasulullah dan sarungku isbal, maka Rasulullah Shallallahu „alaihi wa Sallam berkomentar: "Wahai Abdullah, angkat sarungmu!". Aku pun mengangkatnya. "Angkat lagi!", kata beliau lagi. Maka aku pun tambah mengangkatnya. Setelah itu, aku selalu memperhatikan sarungku (agar tidak isbal)". Sebagian orang menanyakan: "Sampai mana (engkau mengangkat sarungmu)?". Ibnu Umar menjawab: "Hingga tengah dua betis". [HR. Muslim]
ِم ِم ِم اِمْساَم ْس اِمَم َماَماا َم َّن ِم ا:اه ْس ا َم َماا َمَب َم َماا َمْس َم َم َماا ُي ْس ُياا ا َم َم ا ُيا َمَمْس ا َم َم َّن َم َماا ُي ًرا َمُيُّب اِمَم َماُيا َمَم ْس َم َماِماَمْس اَمْس َم ا َم َم ُيائِم َم ا.اِمْساَم ْس اِمَم َماَماا َمِم َّننا ُي َّنا َم ْس ِم ا ِما َمَّن َم َم َّنا َم َم ٌةا:ا َمَب َم َماا.اِمِمِّل اَم ْس لَم ُي اَم ْس َم ُّب ُيااْس َمَم َما:ا َم َماا.اَم ِم اا َمَب ِماَم اِم َم اَمْس ِم ِم .اا َم َمَبْس ِما َما َم ا اَّن ُي ُيا َبَم ْس ُيداِم َّناِمَم ُياُيا ُي ُي اَمْس َم َم َم ْس َم
Rosululloh melihat dari jauh seorang laki-laki yang menurunkan pakaiannya (melewati mata kaki), lalu Beliau cepat-cepat mengejarnya atau berlari-lari kecil untuk menggejarnya sambil bersabda: “Angkatlah pakaianmu dan bertaqwalah (takutlah kamu) kepada Alloh!” Dia menjawab: “Sesungguhnya aku adalah orang yang ahnaf (bengkok kaki seperti X) lututku saling berbenturan”. Rosululloh bersabda: “Angkatlah pakaianmu, karena sesungguhnya setiap ciptaan Alloh itu indah”. Maka tidaklah terlihat dari orang tersebut setelah itu melainkan pakaiannya sampai kesetengah betisnya.” [HR. Ahmad]
Rosululloh Orang yang Paling Bertaqwa, Jauh Dari Sombong, Tidak Isbal
اَمَم ْسدا َم َمنااَم ُي ْس اِم َماا ُي ِماا ِما ُي ْس َم ٌةا َم َم لَم ٌةااِم َم ْس ا َم َمنا َبَمْس ُي ا َما َم اْسَمَب ْس َما ْسْل ِم َم ا َم َم َم َم ا َما َم ثِم ًرري
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [QS. Al Ahzab, 21]
4|7
َم َمنا َبَم ْس ُي ُياِم َم ا ِم ْس ِم ا َم َمَبْس ِما
“Adalah pakaian Beliau sholallohu „alaihi wa sallam sampai pada setengah kedua betisnya”. [ditakhrij Ahmad, Tirmidzi, Shahih] Begitu juga dengan para sahabat, umat terbaik yang hidup di masa yang terbaik dan bahkan sebagian telah dijamin masuk surga, mereka tidak isbal.
ااا ِماا ا ْسَم ِما َمنا َم اَمْس ِم ِم ِم .اا َم ْس ِم ِم ْسا َم ُي َم َم َماَمْس ُي ا َم ًر ا ْس اَم ْس َم َم ُي
Abu Ishaq berkata: Saya melihat para sahabat Rasulullah memakai sarung (kain) hingga tengah betis mereka”. [Ibnu Abi Syaibah]
ِم ِم اه َم ا الَّنِم ُّبا ا َمَبلَم َمْس ُي.اِمْساَم ْس ا َبَم ْس َم َم ا َمِم َّن ُياَمْس َم ا َمَمْس َما:ا َمَب َم َماااَم ُي َماا ُي ٌةا,ُي ْسل ُي اَمْس ا َم َمَم َّن ا َبُيْس ٌةا ُي ُّباُي اا َمِم َم ُي اَمَّن ا:ا َمَب َم َماا.اِمَّنَم ِمه َم ا َبُيْس َم ٌةا َم ْس َم ٌةا–اَم ْس ا ِمْسَب َم ا ُي ُيْس ٌة ا َم ْس ٌةا َم َبَمْس ٌةا:ا َمَب ُي ْس ُيا,َم َّن ا ُيا َمَمْس ِما َم َم َّن َما ا َمَبلَم َم اا َمِم َم اِم ا اِم َم اَمْس ِم:اَم اِم َّنا ُي اٌة!ا َم َماا .اا َم َمَبْس ِما َم ْس ُي َم ُيُي َم ْس َم
“Saya (Ubay bin Khalid) pernah berjalan dengan mengenakan mantel yang saya julurkan (ke bawah mata kaki) lalu ada orang yang berkata kepada saya: “Angkatlah pakaianmu, sebab hal itu membuatnya lebih tahan lama dan lebih besih”, lalu sayapun menoleh ternyata Beliau adalah Nabi sholallohu „alaihi wasallam, maka saya berkata: ”Ini hanyalah sebuah burdah (mantel) yang berkotak-kotak (terdapat garis hitam dan putih)”, maka Beliaupun bersabda: “Mengapa kamu tidak meneladani aku?”. Ubay berkata: “Kemudian saya memperhatikan (pakaian Beliau) ternyata pakaiannya sampai ke setengah betis Beliau”. [HR. An Nasa‟i, Mukhtashar As Syamaail al Muhammadiyah, 97]
Tidak Menyerupai Wanita
ا َم َماا ُي ْس ُياا ِم ا َم َم ْس َم ا َم ْس لَمَب ْس َم ا:َم ْس ا َم َّن ا َبَم ْس َم ُيا ُي َم َم َما َمْسا َبَمْسل ُيِم ُياِماَمْس ِما َبَم ْس َما اْس ِم َم ا َم ِم ا َمَب َم اَم ْس ا ُيُّبا َم َم َم اَم ا َب ِم ِم:الِمِّل اِم ُي َب ِمِم َّن ا َم َماا اِم ًر اَمَبْسل َم ِم ُي اَمْس َمد ُي ُي َّن: اشْسَبًر ا َمَب َم اَم ُيْس ْس َم َم ُي ُي ْس .ا َمَبُيَب ْس ا ِم ْسَبلَم ُيا ِم َما ًر ا َما َمِمْس َمنا َمَمْس ِما:ا َم َماا Ummu Salamah berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana wanita berbuat dengan pakaiannya yang menjulur ke bawah? Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Hendaklah mereka Memanjangkan satu jengkal, lalu ia bertanya lagi: Bagaimana bila masih terbuka kakinya? Beliau menjawab: “Hendaknya menambah satu hasta, dan tidak boleh lebih”. [HR. Tirmidzi, An Nasa‟i, Hasan shahih].
اَمْس ُي ا ُي ا ْس ا ْساَم َّن ِم ا َم َمِم ْسَبَم ا:اَم َم ئِم ٌة اَمْس َم ا َم َماا:اا َم َم َّنِمِما َمَب َم ا َم ْسدَم ْس َم َماِمَم َماُيا َم ُيه َم ا َمُيُّبُيا َم َمد َم ُيا َمَب َم َماا َم َم َم َم اَجَّن َم ا ا ُيُثَّنا َم َم اِم َم ْس َمٍت ُي.ا َم َم ا َم اُي َم ا َم ْسدَم ْس َمَب ْس َم اِمَم َماَماا َمَم ا َم َمد َم ْس َما:اْس ُي ْس ِم لِم ْس َم ا َم َمه ْس ا َمِم ْس ُي ا اَّن ُي ُي ا َم َماا اُثَّن َم .ا َم َمِمِّل اَمْس ُيُي اِم َم ا ُي ُيَب ْس ٍت ا َمَم ا َم ِم َمَبْس ِما:ااِمَم َماُيا َمَب َم َم َم ا َم َم ْس َم َما اْس َم ْس َمَب ْس ِم ا َم َم َماا ُي ْس َمش اُي َمْس َم Dari Kharsyah bin al Hurr rahimahullohu berkata: “Saya telah melihat Umar bin Khattab tibatiba lewatlah di hadapan Beliau seorang pemuda yang isbal pakaiannya dan ia menyeretnya ke tanah, lalu Beliau memanggilnya lalu berkata kepadanya, “Apakah Anda haid?” Ia menjawab: “Wahai amirul mu‟minin, apakah laki-laki juga haid?” Umar berkata: “Lalu kenapa engkau menurunkan pakaianmu sampai ke atas telapak kakimu!” setelah itu Beliau meminta pisau
5|7
kemudian mengumpulkan ujung pakaiannya lalu memotong kain yang melewati mata kaki”. Kharsyah berkata: “Seakan-akan saya melihat benang-benang (berhamburan) di atas tumitnya”. [Ibnu Abi Syaibah 8/393, Sanad Shahih]
ِما
اَم اا ُياا ِما َّن ا ا َم ِما َّن ا اْس َم ِم ِم ا ِم ا ا ِم ِمااِم الِم ِّل َم ُي َم ْس َم َم َم ُي َم ِّل َم ْس ِّل َم َم َم َم ُي َم ا اْس َم ِم ِم اا ِم ْس ا الِمِّل َم ِم اِم اِّلِم َم ِماا َم ُي َم ِّل َم
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma dia berkata; "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang meyerupai laki-laki." [HR. Bukhari, Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmidzi]
Isbal, Masalah yang Serius Hadits sebelumnya, Nabi sholallohu „alaihi wasallam mengejar seseorang untuk memperingatkan dari isbal. Tidak menunggu lain kali kalau ketemu lagi, dsb. Kemudian, menjelang wafatnya Umar bin Khathab radhiyallohu „anhu karena ditikam orang, Beliau masih sempat memperingatkan seseorang dari isbal. Padahal Beliau sedang kritis, anggur yang dimakan dan susu yang Beliau minum keluar lagi melalui luka tusukan orang tadi. Menandakan isbal adalah masalah serius, bahkan berius-rius. Akhirnya orang-orang menyadari bahwa 'Umar segera akan meninggal dunia. Maka kami pun masuk menjenguknya lalu diikuti oleh orang-orang yang datang dan memujinya. Tiba-tiba datang seorang pemuda seraya berkata; "Berbahagialah anda, …dst…".
ا َم ا ْس َم اَم ِم ا ْساَم ْس ا َبَم ْس َم َم ا َمِم َّن ُياَمْسَب َم ا:ا َم َماا,ا َمَم َّن ا اْس ُي َم َما ا.َم ا َم َمْسَب َم ااِمَمِمِّل َما
ُيااُّب:ا َم َماا,َمَبَم َّن اَم ْس َبَمَم اِم َم اِمَم ُياُياَمَم ُّب ا ْسا ْسَما َما اِمثَمَب ْس ِم
Ketika pemuda itu berlalu, tampak pakaiannya menyentuh tanah, maka 'Umar berkata: "Bawa kembali pemuda itu kepadaku". 'Umar berkata kepadanya; "Wahai anak saudaraku, angkatlah pakaianmu karena yang demikian itu lebih mengawetkan pakaianmu dan lebih membuatmu taqwa kepada Rabbmu”. [HR. Bukhari]
ِمَّن ُي اَمْسُي َمنا ْس ِم ِم ِم ُّبه ا َمَم ا َم ْس ِمد َماا ُي ِماا ِما َم َّن ا ُيا َمَمْس ِما َمشَم َماه َم اَم َم ُّبااِم اَم ْس ُيل ُي ْس ا ْس ا ا َّن ْس ِم ا ُي لَّن َبَم ُيد َم ْس .ا َم َم َّن َم ا ِم َم ا اْس ُي ِمَم ِما
Ubadah bin Qursh rahimallohu berkata: “Sesungguhnya kalian melakukan sesuatu yang kalian pandang sebagai sesuatu yang lebih kecil (dosanya) dari sehelai rambut namun pada masa Nabi, kami menganggapnya sebagai salah satu dari dosa-dosa besar (yang membinasakan)”. [Shahih, ditakhrij Ahmad, Ad Darimi. Dlm shahih Bukhari dari Anas radhiyallohu „anhu]
Tidak Boleh diGulung Sebagian manusia jika akan sholat, lalu pakaiannya isbal, dia menggulung (melipat) celananya, sebagai pengamalan dari hadits Abu Hurairah. Dimana dia berkata: “Tatkala seorang laki-laki melakukan sholat dengan pakaian yang isbal, maka Rosulullah berkata kepadanya: “Pergilah lalu berwudhu.” Maka diapun pergi berwudhu kemudian datang. Lalu seorang laki-laki berkata: “Ya Rosulullah mengapa Anda menyuruhnya untuk berwudhu?” Beliau menjawab:
.ا َم ِم َّننا َما َما َمَب ْس َم ُيا َم َما َم َماا ُي ٍت ا ُي ْس ِم ٍت اِمَم َمااُي.ِمَّن ُيا َم َمنا ُي َم ِمِّل ا َم ُيه َم ا ُي ْس ِم ٌةاِمَم َمااُي
6|7
“Sesungguhnya dia sholat dalam keadaan pakaiannya isbal dan Allah tidak menerima sholat orang yang isbal pakaiannya.” [Hadits DHA‟IF (lemah) ditakhrij oleh Abu Daud, menurut Syaikh Al Albani sanadnya dha‟if]. Jadi kita tidak bisa mengamalkannya. Di dalam sholat kita dilarang, menggulung pakaian, menyibak ataupun mengikat rambut, sebagaimana dikabarkan oleh Rosulullah sholallohu „alaihi wasallam.
ِم َمش َمااِمَم ِمد ِما َمَم اَمْس ِم ِماا]ا َم اْسَم َمد ْس ِم ا َم اُّبْس َمَمَب ْس ِم ا اا ْسَمناَم ْس ُي َمدا َمَم ا َم ْسَب َم ِماَم ْس ُي ٍت ا َمَم ا ْساَمْسَب َم ِماا[ا َم َم ُي ْس ُي ِم ِم ِم .اا َم ا َّن َمَما َم َم ْسَم اا اْس َم َمد َم ْس ِم ا َمَم ا َم ْس َم ا اثِّلَم َم
Nabi sholallohu „alaihi wasallam bersabda: “Aku diperintahkan untuk sujud pada tujuh tulang, (yakni): dahi [dan beliau memberi isyarat dgn tangannya ke hidungnya] , pd kedua tangan, dua lutut dan kedua ujung-ujung jari kaki. Dan kami dilarang mengumpul (menyingkap) pakaian dan rambut.” [HR. Bukhari, Muslim]
ُي ا َما ُي ِماا ِما
ِم ِم ِم ِم ِم ا َمَس ْس:َّنناَمَم َماا ٍت َمااَم ا ْساَم َم َم ا ْس َم ا َم ِمِّل ا ُي َم ِّل ا َم ْسدا َمَم َم ا َم ْسَبَمَم ُياِم ا َمَب َم ُيا َم َم َّن َم ا َم َم َماا .ا َماِم َم ا َم ْس َم ُيدا ا َّن ْس َم ِمان:َم َّن ا ُيا َمَمْس ِما َم َم َّن َماا َبَم ُي ْس ُياا
Bahwasannya Abu Rafi melihat al Hasan bin Ali shalat dan beliau telah mengikat rambutnya di belakang, maka beliau melepaskannya seraya berkata; “Aku mendengar Rosululloh sholallohu „alaihi wasallam bersabda: ‟Yang demikian itu adalah tempat duduk syetan‟.” [HR. Abu Daud, Fathul Baari bab Tidak Menyingkap Rambut] Berkata Ibnul Atsir dalam An Nihaayah: “Kaftus Tsiyaab”, yakni mengumpul agar tdk terurai (tersebar).” Dan termasuk “AL KAFT” adalah menggulung celana & lengan baju, mengangkat “ghatrah” atau “syimaagh” (kain berkotak sebagai penutup kepala) dan mengumpul rambut dan pakaian sebagian kepada sebagian yang lain, sebelum dan ketika (me laksanakan) sholat. Maka pakaian kita harus tidak isbal, sehingga terhindar dari 2 kesalahan yaitu isbal itu sendiri dan al kaft, menggulung pakaian ketika shalat.
Pakaian Apa Saja?
ْسِما ْس َم ُيااِم ا ْسِما َم ِماا َم اْس َم ِم ِم .اشْسًر ا ُي َم َم َما َمْسا َبَمْسل ُيْس ا َّناُياِماَمْس ِما َبَم ْس َما اْس ِم َم َم ِما يا َم اْس ِم َم َم ِما ا َم ْس ا َم َّن ا ِم ْسلَب َم َم
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Isbal (menjulurkan kain) itu ada pada sarung, baju dan surban. Siapa yang memanjangkan salah satu darinya karena sombong, maka Allah tidak akan melihatnya kelak pada hari kiamat." [HR. Abu Daud, Ibnu Majah, An Nasa‟i]
.ِم َّننا اَّن ِم ا َمُيُّب ا َبَث ْو َب ُها ِم ْس ا ْساُيَم َمِم ا َمَبَمْسل ُيُي ا ُياِماَمْس ِما َبَم ْس َما اْس ِم َم َم ِما
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya orang yang menurunkan pakaiannya dengan sombong, tidak akan dipandang Allah pada hari kiamat nanti”. [HR. Muslim, Ibnu Majah, An Nasa‟i] Nas umum, meliputi segala macam pakaian model dulu maupun pakaian model sekarang. Rosululloh sering menyebut sarung, karena sarung adalah pakaian yang umum kala itu.
Sami’na wa Atho’na
ِم ِمَّنَم ا َم َمنا َمَب َماا اْس ِم لِم اِم َم ا اِم َم ا ِما ا اِمِمااِم ُي ا َب َبلَمَب ا ْسَمنا َب ُي اُي َمِم اه ُيا اْس ُي ْس ِم ُي َمنا ْس ُي ْس َم ُي ُي اَس ْسلَم ا َم َم َم ْسلَم ا َم ُي اَم َم ُي َم َم ُي َم ْس َم َمْس ُي ْس َم
Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasulNya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. [An Nuur 24: 51]
7|7
ِم اش ْس ٍت ا َمَب ُي ُّب ُياِم َم ا ِما َم اَمَبُّب َم ا اَّن َم اآ َم لُي اَم ِم ُي ا َما َمَم ِم ُي ا اَّن ُي َماا َم ُي ِمِلا ْساَم ْس ِم ا ِم ْسل ُي ْس ا َمِم ْسناَمَبلَم َم ْس ُي ْس اِم َم َم اَّن ُي ِمااِم ْسنا ُي ْسلُي ْس ا ُيَب ْس ِم لُي َمناِم اِما َم اْسَمَب ْسِم ا ْسْل ِم ِم ا َماِم َم ا َم ْسَبٌة ا َمَم ْس َم ُي اَم ْس ِم ًرا
Hai orang-2 yg beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jk kamu benar-2 beriman kpd Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. [An Nisaa' 4: 59]
ا.َم َم ا َم َمنااِم ُي ْس ِم ٍت ا َمَم ا ُي ْس ِم لَم ٍتاِم َم ا َم َم ا ُيا َم َما ُي اُي ُياَمْس ًر ا ْسَمنا َم ُي َمنا َمُي ُيا ْساِمَمَبَم ُيا ِم ْس اَمْس ِمِمه ْسا
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. [Al Ahzab 33: 36] Bagi laki-laki, Dilarang Isbal: Menjulurkan (memanjangkan) kain hingga menutup, dibawah mata kaki. Disunnahkan: Pakaian sampai pada pertengahan betis. Dibolehkan: Dibawahnya, antara pertengahan betis dan mata kaki. Isbalnya Wanita: Memanjangkan kain melebihi sehasta (1 lengan).
.َم َم ْس َماا ِم َم ا َم ْس ا ُي لَّنِم ا َمَبَمْس َم ا ِم ِمِّلا
Rosululloh Shalallohu „alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang benci sunnahku, maka bukanlah dari golonganku." [HR. Bukhari, Muslim] Muhammad bin Idris Asy Syafi’i rahimahulloh berkata: “Aku mampu berhujah dengan 10 orang berilmu namun aku pasti kalah dengan seorang jahil, karena orang yang jahil itu tidak pernah paham landasan ilmu”.
.َماَّن ُي َّناِمِمِّل اَم ْس َمااُي َم ا ِم ْس ًر ا َم ِم ًر ا َمَم ُي ْس ُيِم َم ا ِم ْس ا ِم ْس ٍت ا َما َمَبْسلَب َم ُيا
Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, dan aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat. [Ibnu Majah II/1263]
. َماَّن ُي َّنا ْسَب َم ْس ِم ِماِبَم َمَّن ْس َمِم ا َم َمِمِّل ْس ِم ا َم َمَبْسلَب َم ُي ِم ا َم ِمْسِم ا ِم ْس ًر
Ya Allah, berilah manfaat dari ilmu yang telah Engkau ajarkan kepadaku, ajarkan kepadaku apa yang bermanfaat untukku, dan tambahlah ilmuku. [Ibnu Majah I/92] Wallohu a‟lam...
Untuk Pembahasan Tuntas Silakan Baca: Larangan Berpakaian Isbal (Al Isbal Lighairil Khuyala‟), Walid bin Muhammad Nabih bin Saif An Nasr. At Tibyan, Solo. || Menjawab Kerancuan Seputar Hukum Isbal, Al Ustadz Abu ‘Abdil Muhsin Firanda, Lc. Download @ Maktabah Abu Salma || Bahaya Isbal, Syaikh ‘Abdulloh bin Jarullah Alu Jarullah. Download @ Maktabah Abu Salma || Larangan Isbal, Abu Abdillah Ibnu Luqman. Search @ google [Jika ada yang salah, maka kembalikan kepada Al Quran dan Sunnah, aku mohon ampun kepadaNya, dan mintakan ampun untukku kepadaNya ‘aza wajalla]
subuh4rokaat.wordpress.com
www.