Interview Guide Judul Penelitian : Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok) A. Identitas Responden Nama
:
Jenis Kelamin
:
Usia
:
Suku/Agama
:
Pendidikan Terakhir
:
Pekerjaan
:
B. Daftar Pertanyaan 1. Apa pendapat anda tentang organisasi kepemudaan? 2. Apa anda pernah bergabung dengan organisasi kepemudaan? 3. Bagaimana tanggapan anda ketika adanya organisasi kepemudaan di Bukit Lawang? 4. Apa anda tahu tahun 2001 pernah terjadi konflik antara masyarakat dengan anggota organisasi PP? 5. Apa yang menjadi pemicu konflik? 6. Apakah anda terlibat dalam konflik tersebut? 7. Bagaimana bentuk konflik yang terjadi? 8. Apakah ada korban yang anda ketahui saat terjadi konflik? 9. Bagaimana penyelesaian konflik tersebut? 10. Apakah anda setuju ditolaknya organisasi PP oleh masyarakat Bukit Lawang? 11. Apa alasan anda menolak? 12. Bagaimana organisasi kepemudaan yang lain, apakah anda juga akan menolaknya? 13. Apa tanggapan anda ketika anggota organisasi PP berkunjung ke Bukit Lawang? 14. Apakah organisasi PP pernah melakukan pendekatan kembali kepada masyarakat Bukit Lawang setelah konflik tersebut? 15. Apakah anda sampai saat ini masih menolak adanya organisasi kepemudaan seperti PP di Bukit Lawang?
Universitas Sumatera Utara
Transkrip Wawancara Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok) Identitas Pribadi : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Jenis Kelamin Usia Suku/Agama Pendidikan Terakhir Pekerjaan
: MS : Laki-laki : 51 tahun : Mandailing/Islam : SLTA : Sekdes, Wiraswasta
7. Siang Pak, ga sibuk kan Pak? Boleh Tanya-tanya dikit kan Pak mengenai organisasi PP yang dulu pernah ada disini, tanggapan Bapak waktu organisasi PP ada disini gimana ya Pak? Jawab : Sebetulnya bukan karena ga setuju tapi karena dari pada ribut aja, yah setuju lah. Bukan maksudnya kita setuju karena dendam mampus kau, itu ga. Yah boleh dikatakan dari pada ribut, ya lebih baik ga adalah. 8. Pernah ga Pak terjadi konflik disini antara anggota organisasi PP dengan masyarakat Bukit Lawang? Jawab : Pernah, karena saya tahu betul kejadian 3 kali itu. 9. 3 kali Pak? Sering juga ya Pak. Terus bagaiman Pak bentuk konfliknya? Jawab : Kejadian yang pertama Bukit Lawang saat itu belum begitu ramai, bus PS pun masih 3 unit. Pertama itu sore kira-kira jam 5, saya pun masih di kantor itu dan saya masih pakaian dinas. Untung saya masih pakaian dinas jadi tahu orang itu kalau ga mungkin kantor saya sudah dibakar ama orang itu kan. Dari jam 1 siang sudah agak ribut, jam 3 sore sudah ga ada ribut dari Sabtu sore itu. Puncaknya jam 5 ada orang larilari, dari atas ada polisi namanya MT nembak-nembak ke arah atas kan, dor….dor….. Sudah itu ada gerombolan anak muda datang dilempar, digebuk. Saat itu saya di kantor, banyak kali anak PP itu kumpul di depan sini. Anggota Koramil datang mengamankan, sampai lampu saat itu dipadamkan, kejadian itu masih bisa diredam. 10. Terus konflik kedua gimana Pak? Jawab : Yang kedua, yah itu kejadiannya di depan kantor juga pas di depan warung Bapak. Jam 10 malam anggota PP itu bawa kelewang, dari sini masyarakat sudah menghadang, ada yang pakai batu, pakai drum, dan botol-botol beratus-ratus dipecahkan, saling melemparlah. Seng warung saya pun penuh dengan pecahan kaca itu. Ada yang bawa bensin mau dibakar tuh terminal itu, ada motor-motor yang pada parkir. “Bakar saja
Universitas Sumatera Utara
Bukit Lawang, bakar saja Bukit Lawang”, polisi pun sampai kalang kabut kebetulan pos polisinya distu. Tapi alhamdulilah puji Tuhan, ga jadi bakar membakar. Kejadian itu bisa diredam, pulang lagi. 11. Konflik yang ketiga Pak? Jawab : Kebetulan ada pelantikan anggota organisasi PP disitu. Pada waktu itu sudah ada insiden tahun yang lalu sebelumnya kan, jadi kebetulan Pak DL itu kan masih sehat disini kan nampung. Maksudnya Pak DL itu kan bagus juga, bukan karena kesempatan oleh karena dia kan punya tempat, tempatnya memuaskan dan memadai. Orang PP memerlukan tempat yang memuaskan kan, mereka minta izin dari Pak DL kan dan Pak DL pun bisa kan selagi niat baiklah. Setelah disitu ada pelantikan, masyarakat tau, masyarakat dengar. Jadi seluruh masyarakat kumpul kemari semua mengusir anggota PP, akhirnya jadi ga jadi pelantikannya. Akhirnya perang, ribut kali sampai kecamatan sana ramainya. Saya mau kesitu juga dilarang ama anak Bapak, “Bapak jangan kesitu Pak, nanti Bapak mati lagi”. Sampai ada yang tertembak 1 orang di kantor polisi itu tertembaknya. Korbannnya itu masyarakat Kecamatan Bahorok. Ngeri sekali lah saat itu. 12. Terus gimana penyelesaian konflik terakhir itu Pak? Jawab : Datang kesini satu kompi BRIMOB yaitu mengamankan. Sudah adalah sebagian masyarakat yang ngomongnya besar ditangkap ama BRIMOB dilemparkan ke mobil dibawa kesana. Sampai penuh juga mobilnya anak muda-muda itu, tapi bukan anggota PPnya yang ditangkap, anggota PP nya sudah diselamatkan. Kalau mobilnya dibakar 4 atau 5 itu di pintu gerbang aula, yah masyarakat yang bakar. Setelah itu berkumpullah tokoh masyarakat disini, anggota organisasi PP itu juga sama Kapolsek membicarakan maslah ini. Jadi keputusannya akhirnya itu bahwa organisasi Pemuda Pancasila ini tidak diizinkan lagi berdiri di Bukit Lawang. 13. Anggota PP sendiri ada yang korban ga saat konflik ketiga itu Pak? Jawab : Anggota PP saat itu ga ada korban karena terus datang bantuan dari BRIMOB ga tau dari Medan atau Binjai tapi kayaknya Binjai itu. 14. Sebenarnya alasan masyarakat mengusir organisasi PP karena apa Pak? Jawab : Yah karena ributnya itu, bukan alasan apa-apa karena ribut saja, bolak-balik gadoh.
Universitas Sumatera Utara
15. Jadi Pak tanggapan masyarakat terhadap Pak DL gimana Pak, mengingat Pak DL yang mempunyai penginapan yang dipakai anggota organisasi PP untuk mengadakan acara? Jawab : Tanggapan masyarakat terhadap Pak DL justru kasihan. Pak DL berdiri di pintu gerbang masuk itu sambil megangi pintu, “Kalau mau membunuh, bunuh saya saja jangan mereka yang di dalam. Mereka tamu saya, saya yang bertanggung jawab,” itu kata Pak DL. Kebetulan Pak DL kan orang yang berjasa di Bukit Lawang ini, ramainya Bukit Lawang yah dari Pak DL itu tadi asal mulanya. Pak DL itu ga sombong jadi orang, ga pelit, orangnya kemasyarakatan. Pada masa itu Pak DL megang hotel dan kolamnya, kan ekonominya rada lumayan kan. Kita-kita ini butuh bantuan larinya ama dia, orangnya baiklah. 16. Tanggapan masyarakat terhadap anggota PP yang asli dari Bukit Lawang Pak? Jawab : Yah ga apa-apa, mereka itu membubarkan diri lah dari pada ributribut kan. Yah macam mana anggota PP itu kan saudara kita juga, mungkin Abang atau adik. Mungkin kan pada waktu kan masuk PP hanya tempat bersandar, tempat mencari makan mungkin. “Akhh, masuklah masuk PP lah, masuk IPK lah mana tau dapat kerjaanlah.” 17. Bagaimana kondisi Bukit Lawang setelah organisasi PP tidak ada lagi Pak? Jawab : Memang selama itu organisasi yang 2 itu tempo hari itu PP dan IPK ini ga ada disini, sekarang aman, ga ada orang gaduh, ga ada orang ribut tiap malam minggu, pokoknya tenang. Kalau dulu iya, bolak-balik ribut tiap malam minggu. 18. Bapak sendiri menolak juga ada organisasi PP disini? Jawab : Yah lebih bagus, dari pada ribut memang saya menolak lah. Jangankan saya, mungkin Pak Camat maupun Pak Kapolsek atau Pak Kapolres juga pasti menolak, dari pada ribut-ribut. Memang sekarang amanlah, setelah kejadian itu amanlah ga pernah ribut-ribut lagi. 19. Setelah konfilk pertama sampai akhir organisasi PP pernah ga Pak melekukan pendekatan kembali kesini? Jawab : Belum pernah, pendekatan lagi belum pernah. Jadi seluruh Kabupaten Langkat, kecamatan yang ga ada organisasi PP malah sekarang yah Kecamatan Bahorok ini. Yang sampai sekarang belum ada dan pendekatan-pendekatan kembali belum ada. Bahorok kemari aja, Kuala sampai Tanjung Langkat sana banyak, itu yang kuat malah.
Universitas Sumatera Utara
Seandainya ada pendekatan-pendekatan yah bilang dulu ke Pak Camat, nanti Pak Camat bilang dulu sama Pak Bupati. Ataupun ke Kapolsek, ke Kapolsek baru ke Kapolres baru ke Kapolda. Jangan langsung kesini, langsung kesini yah ga mau, nanti ribut kan.
Universitas Sumatera Utara
Transkrip Wawancara Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok) Identitas Pribadi : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Informan Jenis Kelamin Usia Suku/Agama Pendidikan Terakhir Pekerjaan
: HT : Laki-laki : 33 tahun : Jawa/Islam : SMA : Wiraswasta
7. Apa kabar Bang, boleh minta waktunya sebentar Bang ada yang ingin saya tanyakan kepada Abang. Apa pendapat Abang tentang organisasi kepemudaan? Jawab: Organisasi kepemudaan sebenarnya bagus cuman oknumnya yang kadang berkelakuan seperti preman, menggunakan pakaian organisasi tapi minta ini itu, salah menggunakan kekuasaan. 8. Dulu disini ada kan Bang organisasi kepemudaan? Bagaimana tanggapan Abang dengan adanya organisasi kepemudaaan di Bukit Lawang ini? Jawab: Abang pribadi kurang setuju ada organisasi kepemudaan seperti PP disini karena identik dengan premanisme. Disini kan daerah wisata, jadi kurang cocok Abang rasa. Organisasi PP sebenarnya organisasi resmi yah, tapi oknumnya yang azas manfaat dengan pakaiannya mungkin. Abang ga setuju dengan adanya organisasi kepemudaan, yah seperti PP karena sebelumnya pernah terjadi konflik. 9. Konflik yang seperti apa maksudnya Bang? Apa yang menjadi pemicunya? Jawab : Pemicunya mungkin karena perebutan suatu wilayah dengan organisasi kepemudaan lainnya, cuman karena PP lebih besar dan lebih mengatasnamakan organisasinya. Kami selaku masyarakat Bukit Lawang lah ya kurang nyaman dengan keberadaan organisasi PP karena mereka sudah merambat pada penduduk-penduduk kecil seperti kutipan-kutipan liar, masyarakat mulai mengeluh. 10. Apa Abang juga terlibat dalam konflik tersebut? Jawab : Abang ikut bersama dengan masyarakat Bukit Lawang. Bahkan Ibu-Ibu pun membantu kami, yah.. dengan memasakkan nasi untuk kami saat kami berjaga-jaga. 11. Terus bagaimana bentuk konflik yang terjadi Bang? Perlawanan yang seperti apa yang dilakukan masyarakat? Jawab : Dari pertama kami itu uda ada perang dan saat itu sudah pakai senjata. Abang ga tahu pasti itu tanggal berapa tapi kami orang Bukit
Universitas Sumatera Utara
Lawang sama-sama kesana perang, pakai botol, pakai batu segala macamlah. Mereka menggunakan panah bahkan itu panah beracun, tapi panah itu ga sampai sama kami, ga ada yang kena. Tapi kami pantang mundur karena kalau kami mundur ini habis, bakal dibakar ini. Sebelumnya itu setahu Abang tidak ada rencana ya, ataupun ada rencana kenapa mereka (yang menyerang) membawa senjata? Kejadiannya sore, malam sampai pagi. Mereka mengadakan pertemuan antara sesama organisasi kepemudaan PP ini, tetapi Abang pun ga tahu pasti, Abang dengar dari informan dari masyarakat juga juga bahwa di motor mereka ditemukan senjata tajam. Maka berangkat dari situlah maka terpicu konflik ini. Abang ga tahu pasti untuk apa senjata tajam itu, cuman mereka datang kemari dengan keadaan membawa senjata tajam kan sudah ga ini kurang baik niatnya. Hari keduanya mereka bertahan di kolam Bapak DL kalau ga salah Abang dan beliau yang menjaga keselamatan mereka. Mereka sembunyi disitu, penginapannya itu dikelilingi kolam. 12. Apakah ada korban Bang saat konflik itu terjadi? Mengingat konflik yang terjadi cukup besar juga Bang. Jawab : Kalau korban Abang ga tahu pasti, cuman sudah pasti ada korban bahkan ada yang meninggal dunia dek. Cuman Abang ga tahu pasti karena kami masing-masing ada yang lari kesana, ke parit, ke gunung, ada yang dikejar-kejar BRIMOB, ada juga dikejar polisi. 13. Bagaimana penyelesaian konfliknya Bang? Jawab : Yah itu tadi, BRIMOB datang karena keadaan darurat, karena amarah masyarakat tidak dapat dikendalikan. Sebelumnya polisi sudah datang tapi tidak cukup karena masyarakat sudah membabi buta. Mereka disembunyikan di kolam Pak DL. BRIMOB dan polisi lah yang membantu mengamankan. Selesai konflik yah habis gitu aja, ini kan peristiwa berdarah menimbulkan korban. Jadi gimana pemerintah menanggapinya? Kepolisian atau apa semuanya kan harus menyikapi ini untuk orang Bukit Lawang. Kalau itu berada disini lagi kan itu bisa menimbulkan masalah karena memang kami ga setuju dengan organisasi PP ini karena ‘dia sudah cacat’. Sebenarnya organisasi ini organisasi resminya tapi karena oknumnya tadi salah menggunakan kekuasaaan saja. Orang Bukit Lawang kan pramuwisata, kita tidak identik dengan premanisme. 14. Abang sendiri apakah setuju ditolak organisasi PP ini oleh masyarakat Bukit Lawang? Jawab : Abang sangat setuju. Sebelumnya kami juga kurang setuju saja karena mereka ini kurang ini aja dengan penduduk setempat. Organisasinya bagus sebenarnya tapi oknumnya ini….cuman memang itu sudah terpublikasi gitu kalau mereka ini sudah banyak ga disenangi masyarakat karena mereka sudah melampaui batas gitu. 15. Apa alasan Abang menolak? Jawab : Yah… itu tadi selain kelakuan mereka yang kayak preman, meminta pajak dengan penduduk-penduduk kecil, menguasai lahan parkir,
Universitas Sumatera Utara
sering juga membuat keributan, bahkan rencana mereka mau membuat tarif parkiran kira perjam. 16. Kalau organisasi kepemudaan yang lain Abang tolak juga? Jawab : Mungkin organisasi profesi lah dek yang bisa diterima masyakat kurasa setuju namun harus mengikuti prosedur, tutorial Bukit Lawang lah. 17. Kalau anggota organisasi PP datang berkunjung ke Bukit Lawang, bagaimana tanggapan Abang? Jawab : Kalau datang sih boleh-boleh aja, ga ada masalah, kami terima disini, kadang mereka buat acara. Karena organisasi itu kan organisasi resmi, kalau berdiri disini baru kami tidak kasih lagi. 18. Organisasi PP pernah ga Bang melakukan pendekatan kembali sama masyarakat Bukit Lawang setelah konflik itu? Jawab : Mungkin mereka melakukan pendekatan tapi ini kan sudah tertulis dan sudah disetujui oleh sama-sama orang Bukit Lawang kalau kita tidak setuju dengan adanya suatu organisasi kepemudaan seperti PP, AMPI. Dulu kedua organisasi ini ada disini. 19. Sampai saat ini Abang masih menolak ya adanya organisasi kepemudaan seperti PP di Bukit Lawang? Jawab : Memang ga diterima karena dia sudah pernah membuat cacat kalau pun itu dia bisa berdiri disini itu bisa menjadi bumerang gitu bahkan ini bisa nanti menjadi konflik. Kita sama-sama orang Bukit Lawang kan sudah sepakat untuk menolak. Kalau organisasi ini kadang-kadang gimana ya ujung-ujungnya itu tadi banyak preman gitu. Berapa lama yah kejadian ini dari tahun 2001 sampai sekarang yang namanya organisasi PP itu tidak ada berdiri di Bukit Lawang.
Universitas Sumatera Utara
Transkrip Wawancara Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok) Identitas Pribadi : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Jenis Kelamin Usia Suku/Agama Pendidikan Terakhir Pekerjaan
: PBS : Laki-laki : 39 tahun : Batak Toba/Islam : SMA : Mocok-mocok
7. Tanggapan Abang terhadap organisasi kepemudaan? Jawab : Yang jelas Bukit Lawang ga butuh organisasi yang berbentuk kepemudaan. Karena apa? Karena selama ini dengan pengalaman masyarakat, mereka meresahkan. Bukit Lawang hanya butuh organisasi profesi termasuk IDI (Ikatan Dokter Indonesia), HPI namun yang paling menonjol dan diutamakan adalah HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia). 8. Bagaimana awalnya organisasi PP bisa masuk kesini Bang? Jawab : Jadi organisasi yang ada disini mau itu dari masyarakat lokal atau masyarakat pendatang, dulu disini sering tempat perkumpulan organisasi PP ataupun IPK dan masyarakat setempat terkontaminasi dengan gerakan suatu OKP yang bernama organisasi PP. 9. Tahun 2001 pernah kan Bang masyarakat konflik dengan anggota PP? Abang turut dalam konflik itu? Jawab : Ada, itu terjadi di Juli itu kalau ga salah saya. Abang ga ikutikutan saat itu. 10. Pemicunya itu karena apa Bang? Jawab : Ya.. keresahan masyarakat atas organisasi ini, terjadinya kutipankutipan liar juga meminta saham, kan begitu. Ini sangat mengganggu perekonomian masyarakat, permasalahannya intimidasi berbentuk ucapan ataupun tindakan. Masyarakat itu kan masyarakat yang awam dengan hukum dan pola adat istiadat, kan gitunya. Apabila mereka tidak senang dan mereka merasakan itu berkelanjutan, mereka akan menimbulkan emosional dan emosional ini bisa terjadi spontanitas. Tanpa dikoordinir pun ini bisa terjadi, biasanya tanpa dikoordinir ini mereka tidak akan melakukan perlawanan maksimal tapi kalau dikoordinir pasti, pasti mereka akan berbuat maksimal.
Universitas Sumatera Utara
11. Itu kejadiannya gimana itu Bang ceritanya? Jawab : Spontanitas, pada saat itu kalau ga salah anggota PP mengadakan pertemuan di Bukit Lawang, masyarakat setempat tidak menerima. Kenapa? Namanya PP, kalau PP itu kan sifatnya harus berazaskan pancasila dan etika harus dijunjung tinggi, pada praktek lapangannya bertolak belakang, itunya. Jadi saat mereka melakukan pertemuan diserang masyarakat. 12. Itu konfliknya memang sama organisasi PP atau IPK Bang? Jawab : Ga, itu organisasi PP dengan masyarakat tapi sebelumnya itu ada kontaminasi anggota PP dengan anggota organisasi lain. 13. Ada ga Bang yang mengorganisir masayarakat untuk menyerang saat itu? Jawab : Itu pasti ada, tapi kita pihaknya itu kita ga tau. Yang jelas itu reaksi masyarakat. 14. Saat penyerangan menggunakan senjata tajam ya Bang? Jawab : Mungkin, saat itu saya tidak di lokasi. Cuman yang saya dengar senjata tajam banyak dikumpulkan oleh pihak Polsek. 15. Kerugian apa saja waktu kejadian tersebut? Jawab : Yang jelas transportasi milik anggota PP ada beberapa dibakar masyarakat. 16. Ada korban ga Bang? Jawab : Ada dari pihak masyarakat, itu yang jelas yang saya tahu 1 meninggal karena terkena peluru tajam, itu orang Bahorok. 17. Yang ikut penyerangan itu yang muda dan tua juga? Jawab : Kalau masyarakat tergabung dari unsur masyarakat yang tua ataupun yang muda, karena keresahan ini timbul karena suatu tindakan dari organisasi tersebut, kan gitunya. 18. Penyelesaian konfliknya Bang? Jawab : Yah di Polres, masyarakat ada yang beberapa orang ditangkap. 19. Jadi setelah konflik itu Bang pernahkah anggota PP melakukan pendekatan kembali kesini biar masuk lagi? Jawab : Ga ada, sampai sekarang non OKP di Kecamatan Bahorok. Masyarakat Kecamatan Bahorok komitmen tidak menerima satu unsur OKP terkecuali itu organisasi profesi seperti HPI.
Universitas Sumatera Utara
20. Kalau Abang sendiri memang setuju organisasi PP itu ditolak? Jawab : Yang jelas kalau aku pribadi ditanya kalau organisasi itu bisa diterima masyarakat atau individu kita sendiri apabila dia berkomitmen kepada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi tersebut. 21. Kalau misalnya adalah Bang orang pakai atribut-atribut datang kesini? Bagaimana tindakan masyarakat Bang? Jawab : Tapi yang jelas setelah sekian tahun berlanjut itu tidak ada terjadi apa-apa. Terkecuali mereka datang dengan mencolok, yah.. mungkin masyarakat akan bereaksi spontanitas. Kalau individu yang menggunakan atribut pernah saya lihat, ga ada masalah. Cuek aja Abang.
Universitas Sumatera Utara
Transkrip Wawancara Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok) Identitas Pribadi : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Jenis Kelamin Usia Suku/Agama Pendidikan Terakhir Pekerjaan
: JPM : Laki-laki : 37 tahun : Batak Toba/Islam :: Petani
7. Tanggapan awal Abang terhadap organisasi PP? Jawab : Baik-baik saja lah, organisasi itu bila berjalan sesuai udangundang organisasi yang berlaku bagus. Organisasi itu kan sifatnya mengayomi masyarakat cuman lantaran disalahgunakan terkahirnya meresahkan masyarakat. 8. Pernah ga Bang terjadi konflik antara masyarakat dengan organisasi PP disini? Jawab : Pernah. 9. Pemicu konfliknya apa Bang? Jawab : Daerah pariwisata itu kan kalau sempat resah pengunjung sama masyarakat setempat dibuat kan malas orang datang ke Bukit Lawang. Kalau kita ga welcome menerimanya, orang itu juga malas datang. Sementara orang itu kan datang kesini menghabiskan duit, sudah ada budget yang diperuntukkan mereka selama berada di Bukit Lawang. Garagara banyak ketidaknyamanan yang terjadi terakhirnya budget yang dikumpulkannya yang tidak dihabis disini dibawa pulang lagi kan. Semenjak ada organiasi PP disini, Bukit Lawang terasa tidak nyaman. Pemicu konflik yang terparah itu parkiran dibuat kira per jam, belum lagi mabuk-mabukan, kalau uda acara mereka kumpul-kumpul, uda dunia mereka lah itu. Pajak getah juga dipersen sama orang itu, yah sama masyarakat langsung sih orang itu ga pernah ga minta, cuman melalui toke-toke yang masuk. Toke ga mau rugi, yah ama penjual getah lah terpaksa dipotong harga jualnya. Masyarakat keberatanlah, itulah makanya masyarakat Kecamatan Bahorok bersatu melawan organisasi ini. 10. Bisa ga Abang cerita lebih detail tentang konflik tersebut? Jawab : Dulu pernah kemari mau Muscab disini, itulah yang terjadi pertempuran yang terakhir. Pertama kan ribut-ribut, perang disini terus mau Muscab lagi DPC tingkat Langkat dulu, pemilihan ketua tingkat Langkat. Disitulah pertempuran terakhir, baru sampai sekarang tidak adalagi organisasi kepemudaan lagi seperti itu disini. Pertempuran itu terjadi selama 3 hari 2 malam, kejadian tersebut terjadi di kolam. Di
Universitas Sumatera Utara
tengah kolam ada aula, disitulah anggota organisasi PP tersebut berlindung. Ibu-ibu ama bapak-bapak, semua lah ikut berperang. Cuman Ibu-ibunya membantu seperti memasak ajalah buat kami. Saat itu benda apapun kami buat sebagai senjata kami. Bahkan kantor polisi pun mau kami bakar sangking emosinya. 11. Ada korban ga Bang? Jawab : Korban luka-luka ya banyaklah dari PP, ada berapa orang itu. 12. Bagaimana penyelesaian konfliknya Bang? Jawab : Polisi datang untuk penyelamatan untuk anggota organisasi PP. Untuk hukum kan seburuk apa pun manusia kan ada jalan hukum yang harus ditempuh, bukan kita main hakim sendiri kan. Kalau membentuk suatu organisasi harus ada persetujuan camat, Kapolsek sama Koramil, pemerintah setempat harus mengetahui. Itulah mengapa masyarakat mengamuk dengan pemerintah setempat, mengapa itu dibiarkan, mengapa itu diterima ada pembentukan organisasi disini. Setelah kejadian kami semua dan pemerintah sepakat kalau organisasi itu tidak diizinkan ada disini. 13. Abang setuju organisasi tersebut ditolak? Jawab : Saya setuju kali, orang bukan ada menguntungkan untuk kita, yang meresahkan masyarakat pun selalu. 14. Dampak postif setelah organisasi PP tidak ada di Bukit Lawang? Jawab : Banyak, salah satu dampak positif keamanan Bukit Lawang itu. Untuk pengunjunglah merasa nyaman, ga ada resah atau pun terganggu. Penduduk setempat pun seperti itu, ga merasa resah.
15. Pernah ga Bang anggota organisasi PP datang kemari, seperti buat acara? Jawab : Setahu saya tak ada, ga berani orang itu buat acara disini. 16. Organisasi PP pernah ga Bang melakukan pendekatan kembali? Jawab : Pernah, cuman masyarakat ga berani menerima, ga mau menerima, masyarakat cukup traumalah dengan kejadian masa lalu. PP, IPK, dan AMPI pernah ada di Bukit Lawang. Cuman yang paling buat trauma yah organisasi PP itulah. Bahkan camat, kapolsek sama sekali ga berani menyetujui organisasi PP berada disini. 17. Organisasi lain yang tidak sama seperti PP diterima ga Bang disini atau organisasi seperti apa yang masyarakat bisa terima? Jawab : Kalau pun mau dibentuk organisasi di Kecamatan Bahorok yang berbentuk organisasi kepemudaan selain Karang Taruna, itulah yang diperbolehkan disini. Lembaga-lembaga lingkungan, organisasi yang menunjang pariwisata disini kami terima semua itu. Yah memang ada sisi positifnya bagi masyarakat, sifatnya juga bukan meresahkan.
Universitas Sumatera Utara
Transkrip Wawancara Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok) Identitas Pribadi : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Jenis Kelamin Usia Suku/Agama Pendidikan Terakhir Pekerjaan
: GR : Laki-laki : 41 tahun : Padang/Islam : SMU : Karyawan PTPN II
7. Bagaimana tanggapan Abang waktu organisasi PP ada disini? Jawab : Waktu organisasi PP ada disini meresahkan, karena dia menunjukkan premanismenya itu, merasa berkuasa itu, pokoknya meresahkan masyarakatlah.
8. Pernah ga Bang terjadi konflik antara masyarakat dengan anggota organisasi PP? Apa penyebabnya Bang? Jawab : Waktu itu yang klimaksnya organisasi itu diusir dari sini karena waktu itu mereka ada rencana buat tarif pakiran kira per jam bukan kira nginap per malam. Hanya dengar itu masyarakat langsung berontak, plang-plang kami cabut, kami demo pakai kerenda. Belum lagi premanisme orang itu, sok berkuasa. 9. Terus bagaimana konfliknya? Jawab : Konfliknya dimulai sore dekat magrib, sekitar 200 orang anggota organisasi PP datang kesini bawa panah beracun. Konflik ini terjadi di depan inilah, pas di depan kantor kepala desa ini. Kami saat itu lemparlemparan, sementara saat belum banjir bandang banyak botol-botol berserakan disini, botol-botol itu kami jadikan senjata, botol-botol itu kami pecahkan. Tiba-tiba orang itu mundur, mengapa orang itu mundur? Mungkin orang itu ga tau karena mereka mijakin kaca, tapi seandainya orang itu maju kami bisa kalah. Bukit Lawang ini bisa dibakar karena saat itu kami sedikit tidak sebanding dengan mereka. 10. Selesai konfliknya gimana Bang? Jawab : Ga selesai gitu aja. Saat itu banyak kaca botol berserakan, disitu orang itu mundur mungkin banyak yang berlukaan kakinya. Beribu botol itu, jleb.. apa ga tajam itu. Seandainya orang itumaju, ini bisa dibakar loh, dijamin karena orang itu lebih banyak. Karena disini ga keluar semua orangnya samapi malam itu kejadiaannya.
Universitas Sumatera Utara
11. Terus selanjutnya, organisasi PP ga pernah datang lagi ya Bang atau ada lagi konflik selanjutnya karena kan seperti yang Abang bilang konfliknya yang tadi selesai begitu saja. Jawab : Itu… selang berapa hari anggota organisasi PP ini mengadakan seminar, mungkin anggota organisasi PP satu Kabupaten Langkat ikut seminar itu. Disinilah perang hebatnya, masyarakat Bukit Lawang bahkan sekecamatan Bahorok datang menyerang mereka saat berkumpul itu. Sementara anggota PP ini banyak itu tidak tahu-menahu, orang cuman diudang, yang tidak tahu apa-apa pun jadi korban. Yang punya kolam menyelamatkan anggota PP itu, anggota PP tersebut bersembunyi di aula yang ada di tengah-tengah kolam. Jalan masuk pun dipalang yang punya penginapan biar kami ga bisa masuk, yang punya penginapan memohon agar anggota PP itu ga diserang. Menurutnya orang itu tamunya dan dia bertanggung jawab sama keselamatan mereka. Dari malam samapi pagi kami berjaga-jaga disitu menunggu orang itu keluar. Yah orang itu kan kepingin pulang aja, polisi pun mengawal mereka satu persatu. Pas keluar mereka kami lempari, disitu polisi pun kena lemparan, polisi pun emosi kan sampai polisi pakai peluru karet menembak kea rah kami biar kami bubar maksudnya. Sampai kami kejar ke kantor polisi, kantor polisi pun kami bakar. Disitulah datang bantuan dari Binjai, BRIMOB datang mengejar masyarakat, banyak masyarakat yang berlarian menyelamatkan diri. 12. Ada korban ga Bang saat konflik tersebut? Jawab : Korban banyak, bahkan ada yang mati. Anggota organisasi PP pun banyak yang jadi korban. Yang ga tahu apapun kami bantai aja. Seandainya pemilik penginapan tidak menghalangi mungkin darah bertumpahan. Orang itu kan ga pakai uniform lagi pas seminar itu, mana kenal, sedang kita satu kecamatan disitu. Awak sama yang lain yang satu kecamatan belum tentu kenal semua kan. Kan itu lawan, kawan ama lawan yang jelas ga taulah, ga ada yang membedakan lagi. Di kolam itu ada pulau gitu, pulau itu bentuknya dulu tidak seperti sekarang. Di pulau itu kayak orang punya, ada jamburnya gitu, ada 2 atau 3 kali orang pernah menyewa itu untuk pesta. 13. Penyelesaian konflik itu gimana Bang? Jawab : Habis dari situ organisasi kepemudaan tidak dibenarkan masuk lagi ke wilayah pariwisata Bukit Lawang. Dampaknya besar, seperti tokotoko yang ada di Koala, orang itu bahkan mengucapkan terima kasih “cocoklah ga ada lagi PP disini’, orang itu biasanya minta entah apa-apa kan sama pemilik toko. 14. Abang setuju organisasi PP ditolak? Jawab : Sangat setujulah. 15. Kalau organisasi PP kembali berdiri di Bukit Lawang, bagaimana tanggapan Abang?
Universitas Sumatera Utara
Jawab : Tetap nolak. Tapi sekarang ini sudah ada lagi, sudah mulai masuk sampai Bahorok tapi ok lah yang penting di Bukit Lawang ini belum masuk kan. 16. Selain organisasi PP, organisasi apalagi yang ada di Bukit Lawang ini Bang? Jawab : Dulu disini sudah ada AMPI, IPK sama PP sebelum kami perang dulu. Orang itu perang dulu sesama organisasi kepemudaan, itu dulu sebelum kami perang dulu. Itu tahun 90 ntah berapa itu, uda ga ingat. 17. Kalau buat acara Bang, mereka pernah ga buat acara disini? Jawab : Yahh ga lah, ga berani, kayakya ga berani. Orang itu pakai uniform pun ga berani, takut. Orang itu memperkenalkan diri bahwa dia orang PP pun ga berani. Yang memang orang PP, unitnya disini ya desa ini, kan banyak yang cabut cuman sekarang uda berani muncul, iyu orang PP yang desa ini. Dulu kan orang itu cabut semua dari Bukit Lawang, meninggalkan keluarga.
Universitas Sumatera Utara
Transkrip Wawancara Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok) Identitas Pribadi : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Jenis Kelamin Usia Suku/Agama Pendidikan Terakhir Pekerjaan
: LW : Perempuan : 42 tahun : Jawa/Islam : SMA : Wiraswasta
7. Siang kak, boleh saya tanya-tanya bentar kak mengenai tanggapan kakak mengenai organisasi kepemudaan? Jawab : Organisasi ya? Organisasi itu sebenarnya niatnya baik ya, cuman itu.. kadang-kadang anggotanya ini yang… macam mana ya kakak bilang, ga enak lah liat kelakuan anggotanya. Kenapa organisasi PP atau IPK kesannya seperti preman, terkesan arogan, layaknya adu kekuatan. 8. Tanggapan kakak waktu organisasi kepemudaan ada di Bukit Lawang gimana ya kak? Jawab : Yah.. awalnya sih biasa-biasa saja, cuman selanjutnya eh.. yah sebagai masyarakat anunya ajalah, mana yang enaknya aja kalau kakak. Cuman macamnya masyarakat resah dengan adanya PP, maksudnya resah gitu yah mau tak mau kita kan namanya kita masyarakat pasti terlibat juga, ga enak juga ya rasanya. 9. Jadi kakak tidak setuju ya adanya organisasi seperti PP di Bukit Lawang? Jawab : Kalau kakak rasa ya masyarakat Bukit Lawang la ya umumnya kalau bisa tidak ada organisasi yang seperti itulah. Mau yang.. macam mana kalau kakak bilang yahh, maksudnya kalau tanpa ada organisasi pun kan bisa berjalan, lebih enjoy, lebih enak, tidak ada kerusuhan-kerusuhan, malah ada organisasi tersebut jadi rusuh ya kan? Nah… seperti itu masyarakat malah ketakutan, seperti kakak lah pedagang kalau ada kerusuhan-kerusuhan seperti itu kakak ga bisa jualan, kita cari makannya dari situ. 10. Apa yang buat kakak menolak keberadaan organisasi PP ini? Jawab : Gini sebenarya, semenjak ada PP ini sering rusuh di Bukit Lawang. Ini kan daerah pariwisata, kami masyarakatkan sumber duitnya kalau ga dari warung kayak kakak ini, ada juga dari took-toko kecil gitu kan, apalagi ya.. oh jual cenderamata. Nah kalau rusuh, mau ga mau warung kami pun tutup, yah terpaksa tutup biar aman. Sering nanti kadang-kadang informasi “Tutup-tutup! Ini apa.. PP mau datang.” Mendengar informasi kayak gitu Ibu-Ibu nya tutup warung nanti
Universitas Sumatera Utara
buka lagi. Jadi seakan-akan masyarakat seakan takut, jadi resah lah ya kan? 11. Oh… jadi karena sering rusuh ya kak, tapi aku dengar pernah yah bentrok besar-besaran di Bukit Lawang ini. Bentrok antara anggota PP dengan masyarakat? Jawab : Kalau kakak ingat-ingat, bentrokan yang di depan ini bentrokan pertama, terus bentrok di tempat Pak DL itulah bentrokan selanjutnya yang dikepung masyarakat, masyarakat tidak akan lupa saat itu. Bentrokan yang pertama ini banyak botol dipecahkan biar susah anggota PP iti mendekat, habis itu ya sudah mereka mundur. Yang di tempat Pak DL ini pucaknya, masyarakat kan muak jadi diseranglah anggota PP itu saat kumpul di aula itu. 12. Jadi Ibu-Ibunya ikut juga ya kak menyerang? Jawab : Kalau Ibu-ibunya cuman dikhususkan masak aja untuk makan masyarakat yang berjuang, ga ikut-ikutan. Kami masaknya dekat kolam itu lah. Waktu siang kakak ikut bantu-bantu masak, malam kakak tidak. 13. Terus kak ada kak jatuh korban yang kakak tahu? Jawab : Bentrokan pertama tidak ada korban jiwa, perang aja sama masyarakat. Cuman bentrokan kedua baru ada korban, 2 hari itu bentrokannya. 14. Penyelesaian konflik itu gimana ya kak? Jawab : Mungkin gini yah, ada juga masyarakat yang menyelamatkan karena memang itu kan nyawa. Sebetulnya bukan karena apa-apa, niatnya itu supaya jangan ada korban itu, itu kan rasa kemanusiaan aja, rasa kasihan makanya bisa selamatlah anggota organisasi itu. Masyarakat membantu anggota bukan karena membela organisasinya tetapi menyelamatkan karena rasa sosial saja. Selain itu ada juga bantuan dari polisi makanya selamat juga mereka. 15. Ohh… jadi selesai konflik ini lah ya kak organisasi PP ga ada lagi disini? Jawab : Iya, dari sinilah PP tidak dibenarkan ada di Bukit Lawang ini. Kami masyarakat pun sangat setuju. 16. Jadi gimana tanggapan masyarakat sini kak ketika anggota PP datang berkunjung kemari? Jawab : Yah.. sebatas dia hanya piknik, kalau kakak rasa yah masyarakat biasa saja. Kalau sampai berdiri disini masyarakat pasti ga suka juga, pasti ga mau juga karena selama ga ada itu buktinya sekarang kan ga ada masalah. Cuman kalau kakak tengok belakangan ini ada sih ehh… anggota-anggota PP datang kemari ya, rombongan gitu. Kalau sebelumnya jauh sebelum perang-perang itu, uda lama ga ada tapi baru-baru ini kakak lihat orang itu mulai berani kemari dengan berpakaian lengkap cuman yah.. memang hanya untuk piknik . Cuman itu dari mana kakak ga tau lah,
Universitas Sumatera Utara
cuman sudah berani masuklah. Selama ini kan ga berani apalagi dengan pakaian. 17. Sampai saat ini kakak masih menolak ya organisasi seperti PP ada disini? Jawab : Kalau kakak sendiri yah.. memang kalau ga ada organisasi aman kenapa musti ada organisasi? Nah kan gitu.. Kalau ada organisasi lebih bagus yah ga masalah, tapi kalau ada organisasi makin meresahkan masyarakat kan bagusnya ga ada. Kalau menurut kakak itu aja. Soalnya kayak organisasi buat rusuh di tempat pariwisata ini, kami kan cari makannya dari warung, kalau rusuh kan jadi tutup warungnya. Tapi kalau menurut kakak masyarakat Bukit Lawang setuju kok ga ada organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Transkrip Wawancara Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok) Identitas Pribadi : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Jenis Kelamin Usia Suku/Agama Pendidikan Terakhir Pekerjaan
: MPA : Laki-laki : 71 tahun : Jawa/Islam : SMA : Wiraswasta
7. Malam Pak, mau nanya bentar boleh kan Pak? Dulu Bapak pernah bergabung dengan organisasi kepemudaan? Jawab : Dulu anggota PP saya, dulu ya.. Sekarang ga lagi. 8. Tanggapan Bapak waktu organisasi PP ada disini? Jawab : Waktu PP disini itu aman-aman aja, namun waktu tahun 2001 saat itu IPK masuk mulai goncang. 9. Kenapa bisa goncang ya Pak? Jawab : Sering jumpa ribut dia sama anggotanya itu. Alasannya bentrok antara PP dengan IPK. Jadi karena sering bentrok, masyarakat umumnya Bukit Lawang ga nyaman sama pendatang-pendatang itu kan. 10. Dulu banyak ga Pak masyarakat Bukit Lawang yang jadi anggota PP? Jawab : Dari Kecamatan Bahorok banyak yang jadi anggota PP. 11. Konflik yang terjadi itu gimana ya Pak ceritanya? Jawab : Saat itu saya tidak ikut, saya waktu itu jadi security di Ecolog. Cuman waktu itu terjadi bentrok, masyarakat menyerang anggota organisasi yang berkumpul di penginapan Pak DL. Untungnya saat itu datang bantuan dari BRIMOB untuk membubarkannya. Saat itu masyarakat menggunakan batu dan bambu waktu menyerang itu, kalau BRIMOB menggunakan senjata api dengan peluru karet. 12. Pemicu konflik terbesar itu makanya masyarakat mengusir organisasi PP apa ya Pak? Jawab : Dulunya banyak pengutipan, pos dulu banyak kali, di Rambu ada, di Gapura ama di Palang juga Pondok yang dilewati pendatang harus dibayar kalau mau masuk ke Bukit Lawang ini. Kalau restribusi Rp 1500,per kepala, kalau parkir motor-motor jumbo Rp 10.000, -, bus Rp 20.000. Tarifnya dihitung mulai kendaraan masuk hingga keluar, kalau menginap biaya tariff parkir kendaraan kena Rp 50.000,- per malamnya. Dulu rencana PP mau buat tarif parkiran itu Rp 2.000,- per jamnya. Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
tidak terima lah makanya jadi ribut. Belum lagi sering terjadi perebutan lahan antara organisasi ini. 13. Ada korban jiwa ga Pak? Jawab : Oh..ga ada, yang mati ga ada. Cuman motor PP dibakar masyarakat. 14. Setelah itu langsung bubar ya Pak organisasi PP nya? Jawab : Langsung bubar lah, ini memang harus dibubarkan. 15. Perlakuan berbeda dari masyarakat terhadap anggota PP dari Bukit Lawang ini ada ga Pak? Jawab : Ga ada. 16. Perbedaannya setelah organisasi PP tidak adalagi disini gimana Pak? Jawab : Sudah aman sekali. Ga ada organisasi disini, masyarakat aman, pendatang juga aman, semua amanlah ga pernah ada kejadian apa pun. 17. Bapak sendiri setuju organisasi ini diusir? Jawab : Yah setuju kali pun, orang aman yah setuju, ga resah warga. 18. Organisasi PP pernah melakukan pendekatan kembali di Bukit Lawang? Jawab : Ga pernah.
Universitas Sumatera Utara
Transkrip Wawancara Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok) Identitas Pribadi : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Jenis Kelamin Usia Suku/Agama Pendidikan Terakhir Pekerjaan
: JN : Laki-laki : 44 tahun : Jawa/Islam : SD : Wiraswasta
7. Sore Bang, bisa nanya tentang organisasi kepemudaan yang dulu ada di Bukit Lawang ini Bang? Apa pendapat Abang mengenai organisasi kepemudaan Bang? Jawab : Organisasi baik yahh kalau tujuannya juga baik. 8. Terus tanggapan Abang waktu organisasi kepemudaan ada disini gimana Bang? Jawab : Yah biasa-biasa aja karena tujuan pertama orang itu kan buat organisasi ini untuk kebaikan. Tapi lama kelamaan jadi lain tujuannya, ternyata dari mulai harga padi, getah semua kena pajak. 9. Apa saja pemicu ditolaknya organisasi itu Bang? Jawab : Yah itu tadi.. pemicunya masalah pajak mulai dari harga padi, getah semuanya lah kena pajak, terus masalah parkiran kira perjam, perjamnya Rp 2.000,00. 10. Organisasi PP itu pernah ga merugikan Abang? Jawab : Secara langsung ga, cuman itu tadi dari hasil-hasil bumi yang dikasih pajak ama parkiran tadi. Dulu sebelum kerja seperti sekarang, Abang kerjanya nyari-nyari tamu gitu, jadi ga langsung dampak ruginya ada juga ama Abang. 11. Bisa ga Abang sedikit menceritakan konflik antara masyarakat dengan anggota organisasi PP yang dulu pernah terjadi dan Abang ikut ga konfliknya? Jawab : Waktu konflik terakhir Abang ikut, dari pagi sampai malam tu kejadiannya. Waktu itu kan anggota PP lagi ada pertemuan di aula Pak DL, disitulah kami serang. Kurang tau Abang berapa banyak anggota PP yang berkumpul waktu itu, kayaknya 20 lebihlah. Sebelumnya kan hubungan kami pun uda ga baik, apalagi waktu itu kami dengar orang itu nyimpan pedang panjang di mobil. Pedang panjang itu untuk jaga-jaga mungkin orang itu, kan bisa aja. Waktu dengar mereka nyimpan pedang panjang ini lah makin marah kami.Masyarakat Bukit Lawang ikut semua menyerang, bahkan dari Desa Samperaya ama Desa Timbang Lawan ikut
Universitas Sumatera Utara
juga waktu nyerang itu. Pak DL kan nyewakan aula, mana tau bakal kejadian seperti ini. Pak DL juga lah yang bantu anggota PP ini kalau ga habis semua kami buat. Banyak botol-botol kami pecahkan waktu itu, sampai kantor polisi yang di Bahorok pun kami serang karena menghalangi kami waktu itu. 12. Ada korban ga Bang waktu konflik itu? Jawab : Kalau korban pasti ada lah dek, waktu itu ada yang kena tembak asli di depan Abang, pendatang itu yang kena tembak. 13. Jadi gimana penyelesaian konflik itu Bang? Jawab : Pas di Bahorok kantor polisi kan kami datangi, disitu mulai berdatangan bantuan BRIMOB ama polisi dari Binjai dan Medan, kami bersembunyianlah waktu itu. Waktu bantuan itu datang lah baru reda konflik itu. Setelah itu, orang-orang yang dituakan berkumpul sama aparat, Abang kan di belakang saja. Disitulah disepakati bahwa organisasi PP tidak diberi izin ada di Bukit Lawang ini. 14. Jadi Abang sendiri setuju organisasi PP ditolak? Jawab : Yah.. waktu itu setuju lah dari pada buat ribut kan. Kalau organisasi sebenarnya Abang ga nolak cuman oknumnya tadi kita ga suka. Ga semuanya kayak gitu, ada sebagian bagus. 15. Kalau melihat misalnya organisasi PP datang kesini gimana reaksi Abang? Jawab : Sering juga mengadakan acara disini kan, yah kami diam saja selagi ga mengganggu kami terima. 16. Sampai saat ini Abang masih menolak ya adanya organisasi kepemudaan seperti PP di Bukit Lawang? Jawab : Kalau membuat organisasi lagi disini ga bisa, ga mau terima orang.
Universitas Sumatera Utara
Transkrip Wawancara Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok) Identitas Pribadi : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Jenis Kelamin Usia Suku/Agama Pendidikan Terakhir Pekerjaan
: DL : Laki-laki : 36 tahun : Batak Karo/Islam : SD : Guide
7. Awal mulanya organisasi PP bisa masuk kesini gimana itu Bang? Jawab : Dulu masyarakat disini menerimanya organisasi kepemudaan, asal dengan niat yang baik, apalagi dulu organisasi Pemuda Pancasila (PP) udah ada didesa lain, jadi waktu mereka masuk kesini pun terikut-ikut dengan daerah-daerah lain yang sudah ada kian organisasi PP. 8. Apa penyebab masyarakat menolak organisasi PP yang dulu pernah ada di Bukit Lawang? Jawab : Masyarakat menjadi resah dengan adanya kutipan liar juga kong, kong itu bisa dikatakan pajak getah. Masyarakat sangat dirugikan disini, masyarakat yang punya hasil ladang dipajakkan. 9. Abang ikut tidak waktu konflik terakhir antara masyarakat dengan anggota organisasi PP? Bisa tidak Abang ceritakan mengenai konflik tersebut? Jawab : Bisa dibilang ikut, bisa dibilang tidak. Tidak dibilang ikut, ikut yah memang ikut. Konflik yang terakhir, anggota PP mengadakan Muslub (Musyawarah Luar Biasa) tentang bagaimana organisasi mereka inilah ke depannya di Bukit Lawang di penginapan. Jadi masyarakat yang sebelumnya trauma dengan keberadaaan organisasi ini jelas menentang kedatangan mereka. Aparat datang membantu, aparat awalnya sudah disitu mungkin sudah dikoordinir oleh anggota PP sebelumnya. 10. Ada korban ga Bang? Jawab : Korbannya ada masyarakat disini juga. 11. Selain masalah kutipan liar itu Bang, apalagi hal yang membuat organisasi PP ini ditolak berdiri disini? Jawab : Selain masalah kong tadi juga masalah kenyamanan disini lah. Sering terjadi keributan antara masyarakat dengan anggota PP, tiba-tiba menyerang juga mereka pernah. Kebanyakan masyarakat Bukit Lawang tidak ada yang berani keluar dari rumah, masyarakat merasa ga nyaman akibat pertikaian itu. Ibu-ibu yang mau belanja pun jadi ga bisa karena takut keluar rumah.
Universitas Sumatera Utara
12. Lalu setelah konflik berakhir bagaimana keputusan akhirnya Bang mengenai keberadaan organisasi PP ini? Jawab : Setelah konflik selesai, tokoh masyarakat Bukit Lawang berkumpul. Disepakatilah bahwa organisasi kepemudaan jenis apapun tidak diizinkan lagi ada di Bukit Lawang. Dibuatlah perjanjian antara masyarakat dengan anggota organisasi PP. Disini pun jadi tenang kembali, ga ada lagi kerusuhan. 13. Abang sendiri setuju organisasi PP ini ditolak di Bukit Lawang? Jawab : Yah memang kita juga tidak menerima, Abang juga kurang menerima. 14. Pernahkan ga Bang organisasi PP melakukan pendekatan kembali? Jawab : Ada mereka melakukan pendekatan kembali, cuman kalau untuk daerah Kecamatan Bahorok kebanyakan masyarakat tidak setuju. 15. Memang waktu kejadian itu berapa kecamatan yang menolak organisasi PP Bang? Jawab : Setelah Kecamatan Bahorok, masuk ke Kecamatan Sei Binge. Kalau Bukit Lawang dulu mengenai tarif parkiran, masalah pajak, juga kenyamanan, di Kecamatan Sei Binge adalah masalah pajak (kong). Mereka meminta kepada agen-agen pajak getah per kg nya itu sebesar Rp 500, -sampai Rp 1000, -. Agen pun jadi menekan harga yang dijual masyarakat, berkuranglah pendapatan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Transkrip Wawancara Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok) Identitas Pribadi : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Jenis Kelamin Usia Suku/Agama Pendidikan Terakhir Pekerjaan
: AS : Laki-laki : 40 tahun : Minang/Islam : SMA : Mocok-mocok
7. Siang Pak, boleh nanya-nanya bentar ga Pak? Bapak pernah ga bergabung ke organisasi seperti PP atau AMPI disini? Jawab : Ga pernah, yah.. ga suka aja gabung-gabung dengan organisasi seperti itu. 8. Tanggapan Bapak melihat organisasi PP dulu ada disini? Jawab : Yah.. ga senang. 9. Ga senang karena apa Pak? Jawab : Gara-gara orang itu ‘ngutip-ngutip’, dari orang-orang tukang kebun juga mau dikutip, tamu-tamu juga dipajakin. Wisatawan pun jadi malas datang kesini, jadi ga ada lah penghasilan kami, berkurang. 10. Dulu disini pernah ya Pak terjadi konfik antara masyarakat dengan anggota PP? Jawab : Pernah, yah gara-gara kutipan tadi jadi marah lah masyarakat, orang itu pengen mengelola Bukit Lawang inilah, menguasai gitu. Karena ini lah kami pun berontak, masyarakat keberatan makanya terjadi perang waktu itu. Dulu di depan kantor kepala desa ini terjadi konfliknya, ramai orang waktu itu, seramlah waktu itu. Puncaknya waktu orang itu ngumpul, lagi ada acara anggota PP nya. Orang Bukit Lawang yang disini yah kesana mau mengusir orang itu, balas dendam lah. Kalau mereka itu kemarin karena ada acara pelantikan, orang luar bukan dari Bahorok ini. Tapi karena mereka juga dari PP, masyarakat sini langsung bergerak lah jumpai mereka. Disitu datang aparat, mereka ngamanin dan jagain anggota PP yang kumpul saat itu lah, kan mereka tamu. 11. Ada korban saat konflik itu? Jawab : Kurang tau pasti tapi katanya ada korban saat itu. 12. Jadi Bapak setuju organisasi PP ditolak? Jawab : Yah.. saya setuju sekali itu ditolak, karena apa? Karena merusuh aja orang itu disini, kami pun jadi resah. Kalau ada pun orang datang yang pakai seragam seperti itu, kami langsung lihatin sepanjang jalan, nanti
Universitas Sumatera Utara
mereka buat rusuh lagi kan. Ga cocok kami rasa orang itu ada di daerah pariwisata ini.Tapi sekarang-sekarang ini ga ada lagilah seperti itu, uda aman Bukit Lawang, jumlah wisatawan pun mulai meningkat. 13. Penyelesaian konflik tersebut gimana Pak? Jawab : Itu dibawakan ke Kapolsek Bahorok, saya kurang tau pasti gimana terakhir penyelesaiannya, yang penting disepakati bahwa tidak terbentuk lagi organisasi kepemudaan yang seperti ini. 14. Organisasi lain ditolak juga? Jawab : Organisasi seperti HPI, kewisataaan, atau ada organisasiorganisasi kebersihan, lingkungan, atau LSM itu ga masalah, kami senangsenang saja.
Universitas Sumatera Utara
Transkrip Wawancara Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila Di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok) Identitas Pribadi : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Jenis Kelamin Usia Suku/Agama Pendidikan Terakhir Pekerjaan
: VC : Laki-laki : 28 tahun : Jawa/Islam : SMA : Mocok-mocok
7. Abang saat itu masuk organisasi PP? Jawab : Ga, saat itu Abang masih sekolah sekitar umur 16 tahun saat itu. 8. Teman-teman Abang dulu ada yang masuk PP? Jawab : Teman ada. Teman sebaya, teman di atas 3 tahun yang lebih tua lah ada yang masuk PP saat itu. 9. Jadi Abang kemarin kenapa ga ikutan? Jawab : Abang ga tertarik. 10. Tanggapan Abang terhadap organisasi PP saat itu? Jawab : Negatif, organisasi PP saat itu ga ada sisi positifnya, yah.. kalau disini ya. 11. Abang tahu tahun 2001 terjadi konflik antara masyarakat dengan anggota PP? Jawab : Yah.. tahulah. 12. Itu kenapa terjadi konflik Bang? Jawab : Karena anggota PP saat itu minta persen dari hasil semacam pekerja-pekerja yang mengambil getah dan persenan tersebut terlalu besar tidak setimpal dengan pendapatan mereka. Tarif parkir juga retribusi wisatawan untuk masuk ke Bukit Lawang, pertama retribusi dari Pemda habis itu adalagi retribusi dari PP ini. Hal inilah yang buat masyarakat geram, wisatawan jadi akan berkurang kalau banyak pungutan. 13. Bisa ga Abang ceritakan sedikit tentang konflik masyarakat dengan anggota PP? Jawab : Itu semenjak organisasi PP ada di Bukit Lawang sering terjadi keributan, baik itu antara anggota PP dengan anggota organisasi lain sama
Universitas Sumatera Utara
anggota PP dengan masyarakat. Organisasi PP pernah menyerang masyarakat sini, waktu kaget semua tapi untunglah masyarakat waktu pantang menyerah walau banyaknya tidak sebanding dengan mereka waktu itu. Yang paling puncak waktu organisasi PP mengadakan pelantikan di penginapan disinilah. Gitu mendengar mereka buat acara, masyarakat nyerang mau balas dendam karena waktu itu mereka nyerang kami tiba-tiba, mereka mau kami usir. 14. Ada korban jiwa Bang? Jawab : Meninggal satu orang yaitu orang Bahorok, itu meninggal karena bentrok dengan aparat. 15. Selesai konflik itu gimana Bang? Jawab : Waktu itu datang bantuan aparat dari Binjai, waktu itu masyarakat belum bubar cuman setelah aparat uda ledakkan senjatanya (peluru karet) barulah masyarakat bubar semua. 16. Jadi Abang setuju organisasi PP ditolak? Jawab : Ya iyalah. 17. Setelah organisasi PP ga ada disini, perbedaannya dengan waktu organisasi PP disini apa Bang? Jawab : Kerusuhan berkurang, dampak negatif berkurang. 18. Pernah ga Bang organisasi PP melakukan pendekatan kembali disini? Jawab : Setahuku sih enggak. 19. Pernah ga anggota organisasi PP datang ke Bukit Lawang mengenakan atributnya, bagaimana reaksi Abang? Jawab : Kurasa ga pernah, selagi ga menggagu ya ga apa-apa. 20. Jadi organisasi apa yang bisa diterima disini? Jawab : Organisasi yang diterima disini hanya HPI juga LSM.
Universitas Sumatera Utara