INTELIGENSI Kuliah 6 Psikodiagnostik
PENGANTAR
2.
Kita sering dengar bahwa kebanyakan tes psikologi adalah mengukur inteligensi Sebenarnya, apa sih yang diukur? Ternyata, tes-tes yang menamakan tes inteligensi, mengukur : Tingkah laku yang disebut sebagai “inteligensi” Sumber perbedaan individu
3.
Predictability dari inteligensi
•
• •
1.
DEFINISI INTELIGENSI a.
b.
c.
d.
e.
Konsep yang bersifat filsafat Ebbinghaus (1897), inteligensi adalah kemamp untuk membuat kombinasi Spearman: kemampuan umum yang terbentuk akibat pendidikan Terman (1921), inteligensi adalahlkemamp untuk membentuk konsep/berpikir abstrak Thorndike, inteligensi ialah kemamp untuk membuat asosiasi Thurstone (1921), inteligensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri, membayangkan beragam respon, dan kesadaran untuk memodifikasi penyesuaian diri.
SEJARAH INTELIGENSI PERIODE SEBELUM BINET Pengaruh ilmiah = Fisika, Kimia, dan astronomi = muncul perhatian tdh perbed indv = tidak semua orang sama Perkembangan metode statistik a. Francis Galton = menemukan regresi, korelasi, dan psikometri = membuat alat ukur indv differences = indvidu yang inteligensinya tinggi memiliki diskriminasi sensoris yang baik. b. Spearman dan Pearson
PERIODE BINET (PERANCIS) a. Binet = bagaimana cara m’bedakan org2 yang lemah dan tdk lemah dengan cara mengukur : judgement, reasoning, comprehension. Ciri2 tl inteligensi : 1) ada arah dan tujuan dan bisa mempertahankan, 2) bisa menyesuaikan diri dengan tujuan dan mencapai akhir yang diinginkan, 3) ada kemamp untuk menilai diri = bisa menerima kritik PERKEMBANGAN DI AMERIKA a. Cattell = murid Wundt, mengukur ketajaman sensoris
•
•
•
Lucunya, semakin banyak yang mendefinisikan inteligensi dan berkembangnya alat ukur mengenai inteligensi, tapi Para ahli ini tidak memiliki kesepakatan mengenai definisi inteligensi. Simposium 1921 dan 1974 = blm berhasil merumuskan
MEANING OF AN IQ •
•
•
Inteligensi dalam tes-tes psikologi, disimbolkan dengan term IQ Byk tes inteligensi namun dalam menginterpretasikan harus hati-hati, krn tidak semua tes inteligensi mengukur hal yang sama. Walaupun sama-sama mengukur inteligensi. Misal : Tes PM dan Tes Wechsler
POINT TO BE REMEMBERED FOR AN IQ 1.
Inteligensi hrs deskriptif, jgn untuk melabel sso, krn IQ itu merupakan ekspresi dari level kemamp indv. Sehingga, tes IQ digunakan untuk memahami indv misal : orang tua memiliki anak belum bisa membaca, kemudian pergi ke psikolog untuk tes IQ. Sebagai psikolog, tdk boleh menuruti mengetes IQ, krn nantinya pasti jelek bila tesnya bkaitan dengan keg m’baca. Beri tes IQ non verbal lbh bijaksana atau ajarkan dulu m’baca baru tes
2.
•
Inteligensi itu bukan segalanya, krn sll dikaitkan dengan penalaran angka, mtk, dll = pddk di Indonesia. Diperparah dengan p’buatan tes IQ yang sll tfokus pd kemamp verbal, numerik, dan simbol abstrak. Padahal, banyak kemamp lain (yang bisa dikategorikan sbg inteligensi jg) pada indv (spt kemamp interpersonal = Oprah, kemamp atletik = olahragawan, kemamp seni = seniman dan artis, dll). intelligence is not a single, unitary ability, but a composite of several function
3.
Skor IQ tidak tetap, namun kapasitasnya tidak berubah dapat berubah karena lingkungan.
•
•
•
Pada umumnya, tes inteligensi dibuat untuk anak2 usia sekolah Jadi kebanyakan tes IQ memang mengukur kemampuan2 yang dibutuhkan di sekolah = kemampuan akademik Hasil IQ merupakan refleksi dari pendidikan yang diterima di masa lampau dan dapat dijadikan sebagai prediktor kinerja akademik.
INTELIGENSI DAN HEREDITER •
•
• •
Ternyata, selain stimulasi pada masa infant, faktor genetika berperan dalam potensi kecerdasan sso Dengan perkataan lain, skor IQ dapat berubah2 tapi kapasitasnya tidak dapat berubah! Misal : analogi inteligensi dengan ukuran panci. Namun, skor tsb dpt berubah2 karena adanya perubahan2 dlm keluarga, kehidupan anak, atau perubahan di lingkungan tempat tinggal anak.
PENDEKATAN DALAM PENELITIAN INTELIGENSI 1. -
-
Pendekatan Psikometris Menggunakan tes yang sudah distandardisasi dan berstruktur = tugas dan penilaiannya jelas Kuantitatif = angka Menitikberatkan pada performa Analisa statistik = analisa faktor, korelasi Berbeda dengan pendekatan impresionistik = mempelajari individu dr org tsb, misal tulisan tangan, ungkapan2, dll.
2. -
3. -
Simulasi Komputer simulasi komputer tidak dapat 100% menggambarkan “human mind” dan inteligensi sso Inteligensi sebagai adaptasi sosial & biologis manusia selalu memiliki tantangan dan rintangan. Jadi, inteligensi merujuk pada problem solving terhadap masalah2 yang dihadapi.
4. -
a. b. c. d. e. f. -
Inteligensi sebagai proses kognitif Proses kognitif yang menggambarkan inteligensi : Encoding : menterjemahkan kata Menarik hub antara 2 hal Mapping : menemukan rule yang lbh tinggi Aplikasi : membentuk image ttg jwb yang benar Justifikasi Memberi response Metode yang digunakan : think aloud : Subyek diharuskan menyuarakan apa yang dipikirkan
TEKNIK PEMBUATAN TES INTELIGENSI • •
•
FAKTOR ANALISA Penelitian ini dimulai dengan mengkorelasikan nilai2 yang didapat oleh orang yang sama dalam beberapa tes kemamp yang diikuti oleh orang tsb. Setelah itu, dianalisa dengan statistik dlm rangka mencari faktor2 atau traits2 yang umum dalam tes itu.
•
•
Prinsip utama dari analisa faktor adalah membuat data menjadi sederhana dengan cara mpkecil variable2 atau dimensi2 penting yang ada di dalam tes. Dpl, mencari “tema” utama (atau “payung” tema) dari tes2 yang ada tanpa harus mengorbankan data2 yang banyak di dalam tes!
FAKTOR ANALISA : THEORIES OF TRAIT ORGANIZATION 1. -
-
-
The Two-Factor Theory Developed by Charles Spearman Menurutnya kegiatan intelektual terdiri dari General Factor (g) dan Specific Factor (s). g : faktor2 yang selalu ada dalam semua tes atau hampir semua tes bermuatan tinggi dan signifikan pd 1 faktor s : hanya 1 tes yamg memiliki muatan tinggi pd faktor tsb = ciri khas
•
•
•
Misal : indiv yang melakukan tes IQ dengan Wechsler didapatkan bahwa reading compre, verbal analyze, vocabulary, dan object analyze baik, maka intelektualnya bagus = krn item2 tsb merupakan faktor g yang mengukur inteligensi Contoh tes yang mengukur g faktor : Raven’s Progressive Matrices dan CFIT Lihat hal 310 Anastasi
•
•
•
•
Inti dari pengukuran psikologis adalah : mengukur faktor g individu. Diasumsikan dengan mengukur faktor g maka kita dapat memprediksi kinerja seseorang di masa yang akan datang atau pada situasi tertentu Selain faktor g dan s, ada yang namanya group factor, ialah intermediate class of factors, yaitu tidak segeneral faktor g dan tidak sespesifik faktor s. Contoh group faktor adalah kemamp aritmatik, mekanik, dan berbahasa.
FAKTOR ANALISA : THEORIES OF TRAIT ORGANIZATION (CON”T) 2. -
-
Multiple-Factor Theories Ahli trait organization dari Amerika menyadari bahwa banyak sekali group factor yang ada, dimana masing2 group faktor akan memiliki bobot yang berbeda bila berada di tes yang berbeda pula Misal : faktor verbal memiliki bobot yang tinggi di tes vocabulary tp bobotnya rendah di tes verbal analogi dan tes aritmatik.
-
-
-
-
Tokohnya : Thurstone “Primary Mental Ability” = group factor V = verbal compre = faktor2nya adalah reading compre, verbal analogies, disarraged sentences, verbal reasoning, dll = it is most adequately measured by vocab test W = word fluency = rhyming, naming words in a given category (eg. Sebutkan nama anak laki2, atau sebutkan kata yang diawali huruf S) N = number = speed and accuracy of simple aritmethic computation
-
-
-
S = space = geometric relation M = associative memory = menuntut kemamp mengingat = misal diminta menyebutkan gambar yang baru saja diperlihatkan P = perceptual speed = misal diminta untuk menyebutkan perbedaan dan persamaan gambar I = induction (general reasoning) = penalaran induktif dan deduktif.
•
•
•
Dlm 1 battery tes jenis tesnya sedikit, maka 1 tes saja bisa menjelaskan general faktor. Misal : 1 battery tes kemamp verbal = tesnya hanya reading compre dan analogi verbal = maka bila kita melihat hanya hasil tes reading comprenya, kita sdh dpt mprediksi kemam verbal sso Namun, bila tes yang sama (reading compre dan analogi verbal) berada pd battery tes yang cukup besar dimana terdapat berbagai macam tes (numerik, spatial, dll) maka hasil tes dari reading compre dan analogi verbal merupakan group factor.
• •
•
Contoh Penerapan dalam kehidupan shari2 Misal : seleksi pegawai untuk posisi difficult and highly specialized mechanical job. Dari berbagai tes yang diberikan dalam satu battery tes, maka yang dilihat hanya nilai dari tes perceptual dan spatial saja = match dengan persyaratan untuk menduduki pos difficult and highly specialized mechanical job.
FAKTOR ANALISA : THEORIES OF TRAIT ORGANIZATION (CON”T) 3. -
-
Structure-of-Intellect Model Berangkat dari keinginan para ahli faktor analisa untuk membuat hubungan antar trait (dari begitu banyak trait yang terukur dlm 1 battery tes) menjadi lebih simpel. Dengan cara mengorganisasikan trait yang ada ke dalam skema yang sistematis
-
-
-
Operations = apa yang dilakukan oleh si testee. Termasuk didalamnya kognisi, memori recording, memory retention, divergent production (creativity), convergent production, dan evaluasi Contents = sifat dari materi2 yang digunakan untuk mengukur kinerja sso dlm tes tsb = simbol2 (angka, huruf), semantic (kata2), tingkah laku, dll Products = output = bentuk informasi yang dihasilkan oleh testee – units, klas, dll.
FAKTOR ANALISA : THEORIES OF TRAIT ORGANIZATION (CON”T) 4. -
-
Hierarchical Theories An alternative schema for the organization factors Burt, Humprey, dan Vernon