Integrasi Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum Sekolah Alam Study Kasus: School Of Universe
Oleh
Nur Kholis Makki NIM. 1110011000031
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015
ABSTRAK Integrasi Pendidikan Agama dalam Kurikulum Sekolah Alam Study Kasus: School of Universe, Parung Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada sekolah alam, dan serta mencari tahu bagaimana pola pengintegrasian pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang ada pada sekolah alam. Penelitian ini dilaksanakan di School of Universe, salah satu sekolah alam yang terletak di Parung, Bogor. Metode yang digunakan pada skripsi ini adalah metode kualitatif. Dalam metode penelitian kualitatif, penulis menggunakan pendekatan deskriptif analisis yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang kejadian yang nyata terjadi. Adapun tujuan utama dalam menggunakan metode dan pendekatan ini adalah, untuk menggambarkan suatu keadaan yang terjadi pada saat penelitian dilakukan. Berbagai macam lembaga pendidikan formal telah menyebar. Sekolah alam yang merupakan salah satu pendidikan informal yang akhir-akhir ini banyak digemari oleh kalangan orang tua, merupakan salah satu alternatif para orang tua untuk menitipkan anak mereka di sana, karena menurut beberapa orang tua kurikulum di sekolah formal terlalu berat bagi anak-anak mereka. Sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk menitipkan anak-anak mereka di sekolah alam. Selaih itu di sekolah alam juga merupakan tempat untuk pembentukan karakter peserta didik, tentu saja salah satunya dengan menanam nilai-nilai agama terhadap peserta didik, yang metode pengajarannya jelas berbeda dengan pembelajaran di dalam kelas. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana model pengajaran Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di sekolah alam, serta mendeskripsikan dan menganalisis fenomena yang ada, khususnya tentang pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis alam pada School of Universe, yang berada di Parung, Bogor. Hasil yang penuilis dapat dalam penelitian ini adalah, pada dasarnya sistem pembelajaran diatas terlaksana karena pihak School of Universe lebih menekankan pendidikan akhlak. Sebagaimana empat pilar kurikulum dari akhlak, logika, kepemimpinan dan bisnis. Dari keempat pilar tersebut akhlak lah yang paling ditonjolkan oleh pihak School of Universe, porsinya sebanyak 80% sedangkan sisanya adalah ketiga pilar tersebut. Selain itu Pendidikan Agama Islam yang dilakukan di School of Universe tidak dilakukan dengan bentuk mata pelajaran, akan tetapi nilai-nilai agama Islam diberikan oleh guru kelas dengan mengintegrasikannya terhadap mata pelajaran lain. Jadi setiap pelajaran yang diajarkan oleh guru, akan selalu dikaitkan dengan ayat-ayat Qur’an dan Hadits Nabi. Selain itu pengajaran agama Islam tidak hanya diajarkan di dalam kelas, melainkan juga dengan kegiatan-kegiatan luar kelas. Sehingga peserta didik memahami dan mengaplikasikan apa yang sudah diajarkan. Kata Kunci: Sekolah Alam; Pendidikan Agama Islam; Kurikulum
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil ‘Alamiin.Puji dan syukur kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat dan karunia yang berlimpah kepada penulis. Shalawat beriring salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya., sehingga penulis memiliki kemampuan untuk menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Integrasi Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum Sekolah Alam. (Study kasus: School of Universe)” dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah menerima banyak bimbingan, dorongan, semangat dan motivasi serta bantuan dari berbagai pihak yang tidak ternilai harganya. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Orang tua penulis, H. Zikrullah HR dan Hj. Sukmayati yang selalu sabar memenunggu kelulusan penulis, serta senantiasa memberikan do’a semangat dan kasih sayang kepada penulis. 2. Komunitas Juventini UIN Jakarta, yang selalu memberikan semangat di setiap hari rabu sore di Kafe Cangkir. 3. Seluruh teman-teman PAI kelas A angkatan 2010, terutama Drifal, Abdul Rahman, Teguh Nugroho, Muhammad Suhail, dan Zaki Azzahiri. 4. Keluarga besar teater El-Na’ma, tempat penulis belajar menghargai pentingnya sebuah proses. 5. Kawan-kawan MC, tempat penulis me-recharge semangat, tempat canda dan tawa, dan pelipur duka lara. 6. Dan kepada semua pihakyang telah membantu dan mensupport hingga selesainya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan penulis mendapat balasan dari Allah SWT.
i
DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR ……………………………………………….....
i
DAFTAR ISI …………………………………………………………...
ii
BAB I . PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………………….
1
B. Identifikasi Masalah………………………………………………….. 4 C. Pembatasan Masalah…………………………………………………. 4 D. Perumusan masalah…………………………………………………... 4 E. Tujuan Penelitian ………………………………………………….
4
F. Manfaat Penelitian …………………………………………………… 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ……………………………... 6 2. Dasar Pendidikan Agama Islam ………………………................... 7 3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ………......……………………… 8 4. Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Agama Islam ………….. 9 B. Integrasi Kurikulum 1. Pengertian Integrasi Kurikulum…………………………….……. 12 2. Komponen Kurikulum ……………………………....…………... 14 C. Sekolah Alam 1. Latar Belakang Sekolah Alam ……………………………........... 17 2. Pengertian Sekolah Alam ………......……………………………
19
3. Bentuk Pengajaran di Sekolah Alam…………………………….. 20 4. Metode Pengajaran ………………………………………………
23
5. Macam-Macam Metode Mengajar ………………………………
25
6. Metode Pengajaran di Sekolah Alam ……………………………
28
ii
D. Kerangka Berfikir ………………………………………………….
29
E. Penelitian yang Relevan …………………………………………… 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian …………….........................................
31
B. Metode Penelitian ………….. ………………………………………. 31 C. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………..
31
D. Teknik Analisis Data ………………………………………………… 33 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Kondisi Objektif Tempat Penelitian 1. Latar Belakang Berdirinya School of Universe …………………
35
2. Profil Lembaga School of Universe ……………………………..
36
B. Deskripsi Data 1. Keunikan Sekolah ……………………………………………….
45
2. Aktivitas Dalam dan Luar Sekolah ……………………………...
45
3. Interaksi Individu ……………………………………………….
46
4. Kegiatan Keagamaan ……………………………………………
47
5. Sistem Pengajaran di School of Universe …………………………..
47
6. Kurikulum ……………………………………………………….
48
C. Interpretasi Data
D.
1. Keunikan Sekolah ……………………………………………….
49
2. Aktivitas Dalam dan Luar Sekolah ……………………………...
50
3. Interaksi Individu ……………………………………………….
53
4. Kegiatan Keagamaan ……………………………………………
54
5. Sistem Pengajaran di School of Universe …………………………..
56
6. Kurikulum ……………………………………………………….
57
Analisis Data 1. Keunikan Sekolah ……………………………………………….
63
2. Aktivitas Dalam dan Luar Sekolah ……………………………...
64
3. Interaksi Individu ……………………………………………….
65
iii
4. Kegiatan Keagamaan ……………………………………………
66
5. Sistem Pengajaran di School of Universe …………………………..
67
6. Kurikulum ……………………………………………………….
69
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 70 B. Saran ………………………………………………………………… 71 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………..
73
LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………….. 76
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam di Indonesia adalah suatu hal yang sangat penting bagi kemajuan Indonesia, hal dikarenakan Pendidikan Agama Islam bukan hanya mengajarkan nila-nilai agama, melainkan juga membangun karakter bangsa. Akan tetapi seiring perkembangan zaman, Pendidikan Agama Islam hanya mengajarkan teori-teori tentang bagaimana tata cara untuk beribadah, sejarah-sejarah Islam serta menjelaskan tentang mana akhlak baik dan mana akhlak yang buruk, tanpa adanya praktik dan penerapan kepada peserta didik. Sehingga, peserta diibaratkan seperti wadah kosong yang setiap hari terus menerus diisi air, tanpa mampu menggunakan air tersebut. Ketika konsep pendidikan agama Islam diterapkan seperti itu, maka akan muncul istilah, konsep pendidikan agama Islam “gaya bank”. Dalam konsep pendidikan
tersebut,
pengetahuan
merupakan
sebuah
anugerah
yang
dihibahkan oleh para guru yang menganggap dirinya berpengetahuan kepada para siswa yang dianggap tidak memiliki pengetahuan apa-apa1. Padahal Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan pelatihan bagi perannya dimasa yang akan datang. Pendidikan Agama Islam sebagai suatu sistem pendidikan nasional bertugas untuk menggali, mengembangkan dan mengamalkan ajaran agama Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Al-Hadits.2 Konkritnya lagi Pendidikan Agama Islam di Sekolah/Madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.3 1
Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar: 2004), hal.4 Zakiyah Darajat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam. (PT. Bumi Aksara, 1992), hal 38. 3 Abdul Majid Dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Rosda Karya, 2006), hal. 135 2
1
2
Sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal 4, anak mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang, bermain,beristirahat, berkreasi dan belajar dalam suatu pendidikan. Termasuk pendidikan dengan model pembelajaran yang mengarah pada optimalisasi potensi sesuai dengan daya cipta anak untuk pertumbuhan dan perkembangan melalui bermain, sehingga suasana belajar terasa lebih menyenangkan dantidak merasa dipenjara.4 Salah satu bentuk sistem pendidikan saat ini mulai yang berkembang diIndonesia adalah pendidikan sekolah alam. Oleh karenanya dalam konsep skripsi ini lingkungan alam semesta menjadi core (inti) yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis alam. Berbagai macam alasan mengapa orang tua lebih memilih sekolah alam bagi anak-anak mereka membuat nama sekolah alam yang sudah ada mulai dikenal oleh kalangan pendidik serta masyarakat luas, terutama oleh masyarakat menengah ke atas. Bagi beberapa orang tua, sekolah alam adalah tempat yang tepat untuk menitipkan anak-anak mereka, karena bagi mereka di sekolah alam, siswa tidak hanya diajarkan teori semata, yang kebanyakan digunakan oleh sekolah-sekolah formal. Karena, di sekolah alam ini siswa diberikan kebebasan untuk mempraktikan segala macam ilmu yang sudah diberikan oleh tenaga pengajar. Sebenarnya, sekolah alam sudah ada sejak zaman dahulu. Bahkan jauh sebelum ada yang namanya sekolah formal atau era pendidikan masal yang bersifat formal dimulai. Lihatlah orang-orang zaman dahulu, yang belajar dari alam, atau lihatlah Nabi Muhammad kecil yang dididik oleh alam, yang di mana beliau mengembala kambing untuk meningkatkan karakter leadership serta tanggung jawab, atau ketika Nabi diajak pamannya untuk berdagang, dari proses berdagang itu Nabi mengembangkan jiwa enteurpreneur. Sekolah alam adalah salah satu bentuk pendidikan alternatif. Sekolah alam adalah sekolah dengan konsep pendidikan berbasis alam semesta. Secara ideal, dasar konsep tersebut berangkat dari nilai-nilai Qur’an dan sunnah, yang
4
Lara Fridani, Inspiring Education Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : PT. ElexMedia Komputindo, 2009), hlm.viii.
3
menyatakan bahwa hakikat penciptaan manusia adalah untuk menjadi pemimpin, khalifah dibumi. Dengan begitu, para penggagas Sekolah Alam yakin bahwa hakikat tujuan pendidikan adalah membantu anak didik tumbuh menjadi manusia yang berkarakter. Menjadi manusia yang tidak saja mampu memanfaatkan apa yang tersedia di alam, tetapi juga mampu mencintai dan memelihara alam sekitar lingkungannya.5 Terletak di Parung, Bogor, 18 Km sebelah selatan kota Jakarta, School of Universe membuka kelas untuk siswa Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah. School of Universe menawarkan lingkungan belajar yang positif, aktif (active learning) untuk anak-anak di dalam tahuntahun penting perkembangan mereka. Pendekatan yang digunakan dititik beratkan pada pembelajaran keterampilan hidup (life skill) praktis yang luas, yaitu : bisnis; teknologi informasi dan komunikasi; apresiasi pada konservasi lingkungan; konsisten pada nilai-nilai demokrasi dan toleransi beragama; hubungan yang harmonis dengan orang lain; serta pengembangan kreativitas dan logika.6 Penilaian tersebut mempengaruhi penulis sehingga tertarik untuk menyajikan kajian tentang pendidikan berbasis pada nilai-nilai lingkungan hidup kepada anak didik yang diharapkan tertanam kesadaran berperilaku sesuai dengan kaidah moral, etika dan akhlak sesuai ajaran agama Islam yang mendekatkan diri pada Alam. Setidaknya dari apa yang telah ada menjadi sesuatu yang perlu dikaji konsep dan latar belakangnya, kenapa dan bagaimana penerapan dalam proses pembelajarannya dengan model sekolah alam, serta kurikulum sekolah alam sebagai pendidikan alternatif pendidikan untuk mewujudkan investasi masa depan genersi bangsa yang lebih unggul dan cakap. Dari uraian latar belakang masalah di atas penulis tertarik untuk meneliti lebih mendalam dan menuangkannya dalam judul skripsi “Integrasi Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum Sekolah Alam.” 5
Komunitas Sekolah Alam, Menemukan Sekolah Yang Membebaskan: Perjalanan Menggapai Sekolah yang Mendidik anak Menjadi manusia Berkarakter, (Kawan Pustaka:Tangerang, 2005), hal. x 6 “History.” Profil School of Universe. (Diakses pada 31 Maret 2015, pukul 19:03) http://www.school-of- universe.com/index.php/profil/sejarah
4
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis mengidentifikasinya menjadi : 1. Pendidikan formal dewasa ini tidak lagi dapat memberikan kepuasan terhadap para orang tua. 2. Penerapan Pendidikan Agama Islam di sekolah - sekolah sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman. 3. Alasan orang tua memilih sekolah alam sebagai alternative bagi anakanaknya. 4. Metode yang digunakan dalam Pendidikan Agama Islam 5. Kurikulum yang digunakan di sekolah alam.
C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, akan membatasi masalah yang ingin diteliti, antara lain: 1. Pendidikan Agama Islam di sekolah formal sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman. 2. Metode dan Kurikulum yang digunakan di sekolah alam.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah diatas, penulis merumuskan beberapa masalah untuk diteliti, yaitu: 1. Bagaimana pola integrasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam kurikulum sekolah alam? 2. Bagaimana sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada sekolah Alam?
E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kurikulum dan metode apa saja yang digunakan sekolah alam dalam mengajarkan Agama terhadap peserta didik.
5
F. Manfaat Penelitian Adapun penelitian atau pembahasan masalah tersebut di atas mempunyai manfaat: 1. Sebagai data awal bagi penulis dan penulis selanjutnya yang berkeinginan untuk meneliti sekolah alam. 2. Sebagai informasi bagi pembaca mengenai apa dan bagaimana sekolah alam. 3. Dapat menambah wawasan keilmuan para pembaca untuk kehidupan anak-anaknya kelak. 4. Dapat memberikan pendidkan yang terbaik bagi anak-anak bangsa di masa yang akan datang.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan ialah “usaha sadar orang dewasa atau pendidik untuk membantu, membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak ke arah kedewasaan.”1 Pendidikan dalam istilah arab disebut juga dengan ta‟lim. Kata ta‟lim menurut Abdul Fatah Jalal merupakan proses yang terus menerus diusahakan manusia sejak lahir, sehingga mencapai suatu kognisi dan pada segi lain tidak mengabaikan aspek afeksi dan psikomotorik. Abdul Fatah juga mendasarkan pandangan tersebut pada argumentasi bahwa Rasulallah diutus sebagai pendidik.2 Hal ini tersirat dalam Surat Al-Baqarah ayat 151, yaitu:
“Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” Secara sederhana, agama bisa diartikan sebagai ajaran – ajaran yang mengandung tuntunan dan Islam adalah ketentuan – ketentuan Allah berupa takdir dan sunnah-Nya untuk semua makhluk yang berakal agar terpelihara dan senantiasa terpelihara dalam keadaan selamat sentosa. Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama Republik Indonesia (Sekarang menjadi Direktoral Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama), merumuskan pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI) yaitu usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan 1 2
M. Alisuf Sabri. Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), hal. 10 Abdul Halim Soebahar. Wawasan Baru Pendidikan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia, 2002),
hal. 1
6
7
bimbingan, pengajaran dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.3 Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami agama Islam seluruhnya serta menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
2. Dasar Pendidikan Agama Islam Dasar adalah landasan untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar ialah memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu. Dasar pendidikan Islam tentu saja didasarkan kepada falsafah hidup umat Islam dan tidak didasarkan kepada falsafah suatu negara, sebab sistem pendidikan Islam tersebut dilaksanakan di mana saja dan kapan saja tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu4 Dasar Pendidikan Agama Islam dapat dibagi kepada dua kategori, yaitu: dasar religius dan dasar yuridis. a. Dasar Religius Dasar pendidikan pendidikan Islam adalah segala ajarannya yang bersumber dari Al-Qur‟an, Sunnah dan Ijtihad (ra’yu). Dasar inilah yang membuat pendidikan Islam menjadi ada, dan tanpa dasar ini tidak akan ada pendidikan Islam. b. Dasar Yuridis/ Hukum Dasar pelaksanaan Pendidikan Agama berasal dari perundangundangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam, yaitu: 1) Landasan idiil Pancasila, sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung pengertian bahwa seluruh bangsa Indonesia harus 3 4
Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hal. 10 Ramayulis, Ilmiu Pendidikan Islam,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h.121
8
percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa atau dengan kata lain harus beragama. Untuk mewujudkan manusia yang mampu mengamalkan ajaran agamanya sangat diperlukan pendidikan agama karena pendidikan agama mempunyai tujuan membentuk manusia bertakwa kepada Allah SWT. 2) Landasan struktural/konsitusional yakni Undang-Undang Dasar 1945 dalam Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2 berbunyi: Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.5 3) Landasan operasional, yaitu terdapat dalamTap MPR No IV/MPR/1973 yang kemudian dikokohkan dalam Tap MPR No IV/MPR 1978 jo. Ketetapan MPR Np. II/MPR/1993, diperkuat oleh Tap MPR No II/MPR/1988 dan Tap MPR No II/MPR/1993 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara yang pada pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama secara langsung dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah-sekolah formal mulai dari sekolah Dasar hingga perguruan Tinggi.6
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam Menurut Mahmud Yunus tujuan pendidikan agama ialah mendidik anak – anak, pemuda – pemudi dan orang dewasa, supaya menjadi seorang muslim sejati, beriman teguh, beramal salih dan berakhlak mulia, sehingga ia menjadi salah seorang anggota masyarakat yang sanggup hidup diatas kaki sendiri, mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa dan tanah airnya, bahkan sesama umat manusia.7 Tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu membina manusia beragama berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam 5
Undang-Undang Dasar 1945 Hasil Amandemen, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), Cet.2, Abdul Majid, dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 1, h. 132-133. 7 Mahmud Yunus. Metodik Khusus Pendidikan Agama. (Jakarta : PT. Hidakarya Agung, 1992), hal. 13 6
9
dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dan kejayaan dunia dan akhirat, yang dapat dibina melalui pengajaran agama yang intensif dan efektif.8 Ibnu Khaldun merumuskan tujuan pendidikan agama Islam sesuai dengan firman Allah Surat Al-Qashash ayat 77:9
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” Dari ayat diatas Ibnu Khaldun merumuskan bahwa tujuan pendidikan agama Islam terbagi atas dua macam, yaitu: a. Tujuan yang berorientasi ukhrawi, yaitu mendorong seorang hamba agar melakukan kewajiban kepada Allah. b. Tujuan yang berorientasi duniawi, yaitu membentuk manusia yang mampu menghadapi segala bentuk kehidupan yang lebih layak dan bermanfaat bagi orang lain 4. Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Agama Secara global, faktor – faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dikelompokkan menjadi: a. Faktor Internal Siswa Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa sendiri yang meliputi dua aspek, yaitu:10 8 Zakiah Daradjad. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), hal. 172 9 Abdul Mujib dan Muhaimin. Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosopis dan Kerangka Dasar Operasionalusasi. (Bandung; Tri Genda Karya, 1993), hal. 161. 10 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2008), cet ke-14, hal. 132-133
10
1) Aspek fisiologis (jasmaniah) Kondisi umum jasmani dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajari kurang atau tidak berbekas. Kondisi organ – organ khusus siswa seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas. 2) Aspek psikologis Aspek psikologis dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Aspek ini dibagi pula atas:11 a) Inteligensi siswa Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Inteligensi bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ – organ tubuh lainnya. b) Sikap siswa Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif berupa antusias dan semangat merupakan pertanda awal yang baik dalam proses belajar siswa. Untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya sikap negatif
siswa,
guru
dituntut
untuk
terlebih
dahulu
menunjukkan sikap positif terhadap diri sendiri dan mata pelajaran yang akan diajarkannya.
11
Ibid., hal. 133 - 136.
11
c) Bakat siswa Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing – masing. Bakat juga dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Bakat dapat mempengaruhi tinggi-rendahnya prestasi belajar bidang studi tertentu. Dalam hal ini, orang tua tidak boleh memaksakan kehendaknya untuk menyekolahkan anak pada jurusan keahlian tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat yang dimiliki anaknya itu. d) Minat siswa Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dalam bidang – bidang studi tertentu. Guru dalam kaitan ini seyogianya
berusaha
membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya dengan cara membangun sikap positif pada siswa. e) Motivasi siswa Motivasi adalah keadaan internal organisme, baik manusia maupun hewan yang mendorongnya melakukan sesuatu. Motivasi juga berarti memasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dimana hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Selanjutnya adalah motivasi ekstrinsik dimana hal dan keadaan yang datang dari luar individu
seperti
lingkungan sekitar.
pujian,
peraturan,
suri
tauladan
dari
12
b. Faktor Eksternal Siswa Faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam, yakni faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non-sosial.12 1) Lingkungan Sosial Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, staf administrasi dan teman – teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman sepermainannya. Namun lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat yang muncul dari orang tua dan keluarga akan memberi dampak pada anak itu sendiri. 2) Lingkungan Non-Sosial Faktor – faktor yang termasuk lingkungan non-sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat – alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor – faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. c. Faktor Pendekatan Belajar Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan guru dan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.13
B. Integrasi Kurikulum 1. Pengertian Integrasi Kurikulum Secara terminologi, Integrasi adalah pembauran hingga menjadi kesatuan yang bulat dan utuh. Sedangkan istilah kurikulum berasal dari 12 13
Ibid., hal. 137-138 Ibid., hal. 139.
13
bahas latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti , bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh suatu jarak antara satu tempat ketempat lainnya dan akhirnya mencapai finish. Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.14 Di Indonesia istilah “kurikulum” boleh dikatakan baru menjadi populer sejak tahun lima puluhan, yang dipopulerkan oleh mereka yang memperoleh pendidikan di Amerika Serikat. Kini istilah itu telah dikenal orang di luar pendidikan. Sebelumnya yang lazim digunakan adalah “rencana pelajaran” pada hakikatnya kurikulum sama sama artinya dengan rencana pelajaran.15 Dengan kata lain, Integrasi kurikulum adalah pembauran atau penyatuan yang terjadi antara kurikulum yang ada terhadap mata pelajaran yang terdapat di sekolah. Dalam hal ini adalah Pendidikan Agama yang terdapat di Sekolah Alam. Selain mengintegrasikan antara kurikulum dengan Pendidikan Agama, Sekolah Alam juga hendaknya mempunyai interkasi pendidikan antara orang tua dengan anaknya, karena dalam kehidupan keluarga interaksi pendidikan dapat terjadi setiap saat.16 Jadi Integrasi dan interaksi harus selaras, antara Sekolah Alam, Pendidikan Agama dan orang tua.
14
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara , 2007. hlm 16. S. Nasution, M.A, Asas-Asas Kurikulum, Jakarta : Bumi Aksara, 2006. hlm 2. 16 Nanan Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2011. Hal. 1 15
14
2. Komponen Kurikulum Kurikulum adalah suatu alat atau sistem yang ada dlam pendidikan, sebagai alat pendidikan kurikulum mempunyai komponen-komponen yang saling mendukung satu sama lain.17 Cara pemikir pendidikan mempunyai ragam dalam menentukan jumlah komponen kurikulum, meskipun dari beberapa pendapat akan tetapi pemahaman dan pengertiannya hampir sama. Subandijah membagi komponen kurikulum menjadi 5 yaitu : Tujuan, Isi, Strategi, Media, dam Proses. Sedangkan menurut Nasution komponen kurikulum ada 4 yaitu: a. Komponen Tujuan Tujuan
merupakan
hal
paling
penting
dalam
proses
pendidikan.yaitu hal yang ingin dicapai secara keseluruhan, yang meliputi: 1) Tujuan domain kognitif yaitu tujuan yang mengarah pada pengembangan akal dan intelektual peserta didik. 2) Tujuan domain afektif yaitu tujuan yang mengarah pada penggerakan hati nurani para peserta didik. 3) Tujuan domain psikomotor yaitu tujuan yang menngarah pada pengembangan ketrampilan jasmani peserta didik.18 Sekilas jika diperhatikan dari tujuan diatas merupakan tujuan pendidikan islam, karena antara tujuan pendidikan nasional dengan tujuan pendidikan islam cenderung mempunyai kesamaan yang kuat yaitu menciptakan insani yang beriman dan bertakwa serta mempunyai pengentahuan intelektual dan ketrampilan. Dan setiap mata pelajaran mempunyai tujuan sendiri dan berbeda dengan tujuan yang hendak dicapai oleh mata ajaran lainnya. Tujuan mata pelajaran merupakan penjabaran dari tujuan kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.19 b. Komponen Isi dan Struktur Progam atau Materi.
17
Oemar Hamalik, op. cit., hlm. 9 Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Yogyakata: PT Rhineka Cipta, 2004, hlm.23 19 Oemar Hamalik, op. cit., hlm. 24 18
15
Komponen Isi dan struktur Progam atau materi merupakan bahan yang diprogamkan guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Uraian bahan pelajaran inilah yang dijadikan dasar pengambilan bahan dalam setiap belajar mengajar dikelas oleh pihak guru. Penentuan pokok-pokok dan sub-sub pokok bahasan didasarkan pada tujuan instruksional.20 c. Komponen Media atau Sarana dan Prasarana Media merupakan sarana perantara dalam mengajar. Sarana dan prasarana atau media merupakan alat bantu untuk memudahkan pendidik dalam mengaplikasikan isi kurikulum agar lebih mudah dimengerti oleh peserta didik dalam proses belajar mengajar. Menurut subandijah, ketepatan memilih alat media merupakn suatu hal yang penting dikarenakan akan mempengaruhi daya tangkap peserta didik. d. Komponen Strategi Belajar Mengajar Dalam
proses
belajar
mengajar,seorang
pendidik
perlu
memahami suatu Strategi. Strategi menujuk pada sesuatu pendekatan (approach),
metode
(method),
dan
peralatan
mengajar
yang
diperlukan. Strategi pengajaran lebih lanjut bisa dipahami sebagai cara seorang pendidik dalam mengajar. Dengan demikian, strategi disini mempunyai arti komprehensif yang mesti dipahami dan diupayakan untuk
pengaplikasiannya
oleh
seorang
pendidik
sejak
dari
mempersiapkan pengajara sampai proses evaluasi. Dengan menggunakan strategi yang tepat dan akurat proses belajar mengajar dapat memuaskan pendidik dan peserta didik khususnya pada proses transfer ilmu yang dapat bditangkap para peserta didik. Akan tetapi penggunaan strategi yang tepat dan akurat sangat ditentukan oleh tingkat kompetensi pendidik
e. Komponen Proses Belajar Mengajar Komponen ini sangatlah penting dalam suatu proses pendidikan. Tujuan akhir proses mengajar adalah terjadinya perubahn tingkah laku 20
Burhan Nurgiyantoro, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta : BPF, 1985, hlm. 10.
16
peserta didik menjadi manusia yang lebih baik. Komponen ini erat kaitannya dengaan susasana belajar di dalam ruangan kelas maupun di luar kelas.upaya seorang pendidik untuk menumbuhkan motivasi dan kreatifitas dalm belajar merupakan langkah yang tepat. Komponen proses ini juga berkaitan dengan kemampuan pendidik dalam menciptkan suasana pengajaran yang kondusif agar efektivitas tercipta dalam proses pembelajaran. Menurut
Subandijah
guru
perlu
memusatkan
pad
kepribadiannya dalam mengajar, menerapkan metode yang tepat, dan memusatkan pada proses dengan produknya, dan memusatkan pada kompetensi yang relevan. Pada intinya guru harus mengoptimalkan perannya sebagai educator, motivator, manager, dan fasilitator.21
f. Komponen Evaluasi atau Penilaian Untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum, maka diperlukan evaluasi. Mengingat komponen evaluasi ini sangat berhubungan erat dengan semua komponen lainnya, maka denagan cara evaluasi atau penilaian ini akan mengetahui tingkat keberhasilan dari semua komponen. Dalam mengevaluasi, biasanya pendidik akan mengevaluasi dengan materi atau bahan pelajaran yang sudah diajarkan atau paling tidak yang ada kaitannya dengan materi yang sudah diajarkan. Komponen evaluasi ini tidak hanya memperlihatkan sejauhmana prestasi peserta didik saja, tetapi juga sebagai sumber input bagi sekolahan
sebagai
upaya
perbaikan
dan
pembaharuan
suatu
kurikulum. Kurikulum yang akan dilaksanakan atau diimplementasikan terlebih dahulu diuji cobakan dalam lingkungan terbatas, sebelum akhirnya diputuskan untuk didesiminasikan ke semua lembaga pendidikan.
Berbagai
upaya
perlu
dilakukan
selama
fase
pengembangan kurikulum dilakukan, termasuk kedalamnya adalah 21
Abdulloh, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Yogyakarta, Ar-ruzz Media, 2010, hlm.56
17
evaluasi dan revisi. Evaluasi yang signifikan dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mendukung terwujudnya suatu pengembangan kurikulum secara efektif dan bermakna. Dengan evaluasi juga dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan informasi itu dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan, dan upaya bimbingan yang perlu dilakukan.
Evaluasi
kurikulum
membutuhkan
pengumpulan,
pemroresan, dan interpretasi mengenai data terhadap program pendidikan.22
C. Sekolah Alam 1. Latar Belakang Sekolah Alam Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan, sekaligus untuk memperbaiki nasib dan
peradaban umat manusia yang bisa
dilakukan sejak masih dalam kandungan.23 Pada bidang pendidikan konsepsi sekolah merupakan salah satu unsur penting keberlangsungan sistem pendidikan nasional. Kegagalan sistem pendidikan di Indonesia merangsang tumbuhnya sekolah-sekolah alternatif yang diyakini memiliki mutu pendidikan lebih baik dari
sekolah biasa. Salah satu sekolah
alternative yang sekarang diminati adalah sekolah alam. Salah satu bentuk sistem pendidikan yang digagas untuk merubah keadaan dunia pendidikan Indonesia saat ini,dan mulai dikembangkan di Indonesia adalah pendidikan sekolah alam. 24 Alam adalah sumber pengetahuan yang luas dan berlimpah. Beberapa penemu terkenal di dunia mampu menghasilkan
karya-karya fenomenal lantaran memanfaatkan
alam. Diantaranya, Isaac Newton yang berhasil menemukan ide tentang
22
Nasution, Pengembangan Kurikulum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993, hlm.131-132 Khaeruddin,dkk.,Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan Implementasinya di Madrasah, (Yogjakarta:NuansaAksara,2007), Cet.I,hlm.3 24 Satmoko Budi Santoso, Sekolah Alternatif, MengapaTidak? (Yogakarta: Diva Press, 2010), hlm.13 23
18
teori gravitasi hanya karena duduk dibawah pohon apel yang buahnya terjatuh di dekatnya. Sistem pendidikan sekolah alam ini berbeda dari sekolah formal umumnya. Sekolah alam hadir dengan konsep pendidikan fitrah. Sekolah bukan lagi beban. Sekolah adalah realitas kehidupan yang mereka jalani dengan penghayatan penuh. Sekolah adalah sumber kegembiraan, bukan sumber stress yang biasanya membuat mereka kehilangan gairah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya bukan mengetahuinya, pembelajaran yang berorientasi pada target penguasaan materi yang terbukti berhasil mengingat
dalam kompetisi
jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak
memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Itulah yang terjadi dikelas-kelas sekolah saat ini. 25 Berdirinya sekolah alam ini terutama dilatarbelakangi sebuah gagasan
bagaimana
menciptakan
sistem
belajar
mengajar
yang
menyenangkan yang bisa menempa kecerdasan natural anak dengan kualitas menjadi nomor terdepan sehingga mampu menarik minat anak didik untuk terus belajar. Bahkan buku berjudul Gadis Kecil di Depan Jendela karya Toto Chan, menjadi inspirasi kelahiran dan pengembangan sekolah alternatif berbasis alam. Karena di sekolah yang digambarkan di buku tersebut menerima berbagai keunikan anak dan fasilitas yang ada di sekolah tersebut menyatu dengan alam. 26 Selain itu sekolah alam adalh sekolah yang menggunakan kurikulum yang bersumber dari Al-Qur‟an dan Hadis, serta menggunakan alam sebagai media belajar (Kauniyah) dan bertujuan ,emaksimalkan potensi fitrah manusia sebagaimana terdapat dalam surat Al-Isra‟84 dan At-Tin „3 Di harapkan inspirasi dari hadirnya sekolah alam menjadi alternatif dalam menciptakan susana belajar yang menyenangkan dan membuat anak-anak senang dan merasa bahwa belajar adalah suatu kebutuhan dan kesenangan bukan sesuatu yang membosankan dan harus dipaksakan. 25
Nurhadi, Pendekatan Kontekstual, (Jakarta:Departeman Pendidikan Nasioanal, 2002),
hlm. 1 26
Satmoko Budi Santoso, op. cit., hlm. 12
19
2. Pengertian Sekolah Alam Sekolah alam27 berusaha mengembangkan pendidikan bagi semua (seluruh umat manusia) dan belajar dari semua (seluruh makhluk di alam semesta). Sehingga fitrah manusia dapat berkembang dan tumbuh sesuai dengan kompetensinya dengan belajar bersama alam bersifat nyata menuju kualitas manusia yang paripurna. Sekolah alam merupakan salah satu bentuk pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama sebagai pembelajaran siswa didiknya. Sekolah alam menjadi sebuah impian yangj adi kenyataan bagi mereka yang mengangankan dan menginginkan perubahan dalam dunia pendidikan. Diharapkan dari adanya alternatif sekolah alam tidak sekedar perubahan sistem, metode dan target pembelajaran melainkan paradigma pendidikan yang akan mengarah pada perbaikan mutu dan hasil dari pendidikan itu sendiri.Target strategisnya adalah anak didik dapat menjadi investasi sumberdaya manusia untuk masa depan yang menghargai dan bersahabat dengan alam. Sekolah alam dapat menjadi alternatif sekolah yang bisa membawa anak menjadi lebih kreatif, berani mengungkapkan keinginannya dan mengarahkan anak pada hal-hal yang positif. Sekolah alam cenderung membebaskan keinginan kreatif anak sehingga anak akan menemukan sendiri bakat dan kemampuan berlebih yangdimilikinya. 28 Sebagai sekolah alam, lanskap sekolah adalah jantung sekolah. Menyatu dengan jiwa sekolah dan harmoni dengan alam. 29 Hakikat dari konsepnya merupakan sekolah dengan berbasis konsep pendidikan yang 27
Penggagas sekolah alam di Indonesia, Lendo Novo,merintis berdirinya sekolah alam sejak 20 tahun silam. Puncak dari pergulatan panjang Lendo dalam mengembangkan konsep sekolah di alam terbuka terjadi pada tahun1997, saat ia dan rekan-rekannya mendirikan Sekolah Alam Ciganjur, Jakarta Selatan. Lebih lanjut Lendo Novo mengutarakan, melalui sekolah alam dia berharap akan terlahir generasi yang memiliki kepedulian tinggi terhadap masalah lingkungan. "Kalau dari kecil anak sudah terbiasa hidup di alam hijau dan di tanamkan semangat mencintai lingkungan,maka begitu besar ia tidak akan melakukan penebangan pohon". 28 Satmoko Budi Santoso,op. cit., hlm.13 29 Septriana, Lendo novo Sebuah Novel Tentang Dia. Penggagas Sekolah Alam, (Bogor: SoU Publisher, 2009) hlm.78
20
memanfaakan alam semesta. Dasar dari konsep tersebut adalah Al Qur'an dan Hadits, bahwa hakikat penciptaan manusia adalah untuk menjadi pemimpin di muka bumi.
3. Bentuk Pembelajaran di Sekolah Alam Pembelajaran
adalah suatu
kombinasi yang
tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, internal material fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran yang di inginkan. 30 Menurut Mulyasa pembelajaran pada hakekatnya adalah“interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan individu”.31 Pendidikan di Indonesia merangsang tumbuhnya sekolah-sekolah alternatif yang diyakini memiliki mutu pendidikan lebih baik dari sekolah biasa. Salah satu sekolah alternatif yang sekarang diminati adalah sekolah berbasis alam. Sekolah alam dalam pembelajarannya menekankan proses keterpaduan manusia bersama alam yang ada pada lingkungan sekitar (insitudevelopment). Alam semesta yang dimanfaatkan antara lain sebagai media pendidikan, observasi dan riset.32 Sesuai dengan ajaran Islam manusia disilahkan untuk memanfaatkan alam untuk memenuhi kebutuhan vital manusia dan akan dipertanggungjawabkan perbuatan di atas bumi. 33 diantara cara terbaik yakni mengintegrasikan sains dengan al Qur‟an, atau dikenal dengan istilah integrasi ilmiah ilahiah. Dengan cara mengamati dan memahami langsung gejala alam yang terjadi, sehingga kita bisa
30
Oemar Hamalik ,op. cit., hal. 7 E.Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Konsep ,Karakteristik dan Implementasi), (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.100 32 Septriana,op.cit.,hlm.81 33 Fazlur Rahman, Tema-Tema PokokAl-Qur¶an, (Bandung:Pustaka,1983),hlm.116 31
21
mendapatkan media belajar yang bermutu dan murah. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-khafi ayat109:
َحرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَد ْ َحرُ مِدَادًا ِلكَِلمَبتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْب ْ َقُلْ لَوْ كَبنَ الْب كَِلمَبتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَب ِبمِثِْلهِ مَدَدًا Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimatkalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)".34 Sekolah alam pada umumnya menggunakan sistem pembelajaran dengan konsep tematik dan tetap diintegrasikan dengan pembelajaran yang ada. Setiap tema dibahas dari berbagai sisi akhlak, seni, bahasa, kepemimpinan, dan ilmu pengetahuan. Tiap tingkatan memiliki sejumlah tema pembahasan yang berbeda-beda.35 Selain memiliki metode dan visi yang berbeda dari sekolah pada umumnya, sesuai dengan namanya, suasana yang disuguhkanpun membuat siswa dekat dengan alam. Siswa sekolah alam merupakan anak usia sekolah yang disesuaikan dengan jenjangnya, sehingga tidak membeda-bedakan. Dalam praktiknya anak diberikan kebebasan dalam keinginan kreatifnya sehingga akan menemukan sendiri bakat dan kemampuan yang dimilikinya dengan berbasis alam sekitarnya. Metode belajarnya menggunakan lingkungan alam sekitar. Penggunaan lingkungan alam sekitar tidak hanya sebagai obyek observasi saja tetapi juga sebagai sarana dalam proses pembelajaran (learning experience). Dengan menggunakan metode belajar aktif di mana guru betul-betul berfungsi sebagai fasilitator sehingga akan tercipta suasana belajar yang akan menimbulkan kreatifitas dan kapabilitas dengan lebih optimal (student centris). Guru harus merancang berbagai tema pembelajaran tentang lingkungan seperti air, serangga, sampah dan yang lainnya dan kemudian dipraktikkan dengan metode outing (kegiatan keluar).36 34
Departemen Agama RI, Al-Qur¶an dan Tarjamahnya, (CV.Diponegoro, 2004) hlm.243 Edukasia, Sekolah Alam, Sebuah Alternatif Pendidikan, Suara Merdeka, Jum‟at, 12Februari 2010, hlm.18 36 Anggun Puspita, Belajar dan Bermain ala Sekolah Alam, Suara Merdeka, Minggu, 2 Mei 35
22
Guru
atau
tenaga
pengajar sekolah alam
yang baik
tentu
merupakan lulusan PTN yang diharapkan memiliki wawasan pendidikan dan wawasan kemandirian yang bagus dan memadai. Sehingga diharapkan mampu mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran model sekolah alam. Guru sekaligus sebagai fasilitator dan patner yang baik bagi anak didiknya. Dalam pembelajarannya konsep sekolah alam yang dipakai adalah dengan cara belajar sambil bermain dengan harapan orientasi fokusnya mengembangkan kelebihan yang dimiliki anak dengan meto depencarian yang tak baku dan relatif menyenangkan diterima anak dalam bentuk permainan tertentu. Metodologi pembelajaran yang dipakai cenderung mengarah pada pencapaian logika berpikir inovatif yang baik dalam bentuk action learning (praktik nyata).37 Yang menarik dari sekolah alam, tidak hanya siswa yang belajar guru pun dituntut untuk terus belajar, bisa dari murid atau guru-guru lain. Yang sangat penting dalam pembelajaran adalah penanaman dasar bahwa semua makhluk berkewajiban untuk belajar, belajar dalam konteks toleransi sosial. Bahkan yang lebih dalam proses pelajaran, bukanlah hanya mengejar nilai, namun bagaimana memahami seberapa jauh proses belajar dapat dinikmati dan diterapkan dengan baik. Dengan kata lain pada Sekolah Alam, antara kurikulum, toleransi sosial, dan pemanfaatan kehidupan keseharian dapat ditarik benang merah transformasi ilmu secara teknis, moral, kemanusiaan dan sebagainya.
4. Metode Pengajaran a. Pengertian Metode
2010, hlm.04 37 Satmoko Budi Santoso,op.cit.,hlm.14
23
Metode menurut Djamaluddin dan Abdullah Aly berasal dari kata meta yang berarti melalui, dan hodos yang berarti jalan. Jadi metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.38 Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dengan penggunan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan dan materi yang baik belum tentu memberikan hasil yang baik tanpa memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode, maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi. Penggunaan metode mengajar sangat bergantung pada tujuan pembelajaran. Adapun syarat – syarat yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode pengajaran adalah : 1) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa. 2) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya 3) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa. 4) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat meransang keinginan siswa untuk dapat belajar lkebih lanjut, untuk melakukan eksplorasi dan inovasi (pembangunan). 5) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh penngetahuan melalui usaha pribadi. 6) Metode mengajar yang dipergunakan dapat mentiadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau stuasi yang nyatra dan bertujan.
38
Djamaluddin dan AbdullahAly. Kapita Selekta pendidikan Islam. (Bandung : Pustaka Setia, 1999), hal. 114
24
7) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari- hari.39
b. Kedudukan Metode Pembelajaran Metode pembelajaran memiliki kedudukan yang amat strategis dalam mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Itulah sebabnya, para ahli pendidikan sepakat bahwa seorang pendidik yang ditugaskan mengajar di sekolah haruslah pendidik yang mempunyai kompetensi profesional. Kompetensi profesional, adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP).40 Salah satu kemampuan pendidik yang berhubungan dengan kompetensi profesional adalah pendidik harus memiliki pengetahuan yang luas berkenaan dengan bidang studi atau subject matter yang diajarkan
serta
kemampuan
dalam
mengaplikasikan
berbagai
metodologi dan strategi pembelajaran. Maka dari itu seorang pendidik harus memiliki penguasaan yang prima terhadap metode pembelajaran karena suatu materi pelajaran dapat disampaikan secara efisien, efektif dan terukur dengan baik, serta
dapat dilakukan perencanaan dan
perkiraan dengan tepat melalui metode pembelajaran yang tepat dan menyenangkan. Mahmud Yunus sebagaimana dikutip oleh Abuddin Nata mengatakan bahwa metode itu lebih baik dari materi (al-tariqah ahammu min al-madah).41 Hal senada juga diungkapkan oleh Ali Syari‟ati bahwa “seseorang boleh kehilangan sesuatu, namun tidak
39
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching.(Jakarta : Quantum teaching, 2005), hal. 52-53 40 Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Pendidik (Jakarta: Rajagrafindo, 2011), 23. 41 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Pre Media Group, 2009) hal. 180.
25
boleh kehilangan metode mencari sesuatu itu.”42Dari kedua pendapat tersebut dapat diketahui bahwa betapa pentingnya suatu metode, karena dalam dunia pendidikan metode sebagai salah satu komponen sistem proses pembelajaran memiliki fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran sangat ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat diimplementasikan melalui strategi dan metode yang tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu, setiap pendidik perlu memahami secara baik peran dan fungsi metode dalam proses pembelajaran. 5. Macam – Macam Metode Mengajar a. Metode Ceramah Metode ceramah adalah suatu cara mengajar atau penyajian materi melalui penuturan dan penerapan lisan oleh guru kepada siswa. agar siswa efektif dalam proses belajar mengajar yang menggunakan metode ceramah, maka siswa perlu dilatih mengembangkan keterampilan berpikir untuk memahami suatu proses dengan cara mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan dan mencatat penalarannya secara sistematis.43 b. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab merupakan penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru ke siswa dan begitu juga sebaliknya. c. Metode Diskusi Metode
diskusi
yaitu
suatu
kegiatan
kelompok
untuk
memecahkan masalah dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama dengan lebih jelass dan teliti tentang sesuatu, atau menyelesaikan keputusan bersama. Guru memberi kesempatan pada 42
Ali Syari‟ati, Sosiologi Islam (Bandung: Mizan, 1988),hal 34. Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat: Ciputat Press Group, 2005, hal. 121 43
26
siswa untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.44 d. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Metode ini menghendaki guru lebih aktif daripada anak didik.45 e. Metode Diskusi Metode Diskusi adalah tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian yang sama, lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama. f. Metode Demonstrasi dan Eksperimen Metode demonstrasi dan eksperimen adalah metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu.
g. Metode Sosio Drama (role-playing) Metode
sosiodrama
(role-playing)
pada
dasarnya
mendramatisasikan tingkah laku dan hubungannya dengan masalah social. h. Metode Team Teaching Metode sistem regu (team teaching), merupakan metode mengajar dua orang guru atau lebih bekerjasama mengajar sebuah kelompok siswa, jadi kelas dihadapi beberapa guru. Sistem regu banyak macamnya, sebab untuk satu regu tidak senantiasa guru secara 44
J.J. Hasibuan, Moedjiono. Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004), cet-2, hal 20. 45 Ibid. Hal. 24-29
27
formal saja, tetapi dapat melibatkan orang-orang luar yang dianggap perlu sesuai dengan keahlian yang kita butuhkan. i. Metode Resitasi (Penugasan) Metode pemberian tugas adalah suatu cara dalam proses belajar mengajar di mana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru. Dalam hal ini guru memberikan tugas pada murid untuk maju ke depan kelas untuk mendemonstrasikan apa yang diajarkan guru. Dalam pendidikan agama sering digunakan metode ini terutama dalam hal yang bersifat praktis, sehingga siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang materi pelajaran yang telah diterimanya. Metode resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun secara kelompok.46 j. Metode Discovery (Penemuan) Salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery, hal itu disebabkan karena metode discovery ini: 2) Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif, 3) Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa, 4) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betulbetul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain, 5) Dengan menggunakan strategi penemuan, anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkannya sendiri, 6) Dengan metode penemuan ini juga, anak belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat. 6. Metode Pengajaran di Sekolah Alam Meski kurikulum tetap mengacu kepada Depdiknas, sekolah 46
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), hal. 97
28
alam mengembangkan konsep sekolah berbasiskan alam. Metode belajar mengajarnya lebih banyak menggunakan action learning atau belajar aktif. Sekolah alam merupakan sebuah model pendidikan yang berusaha mengadaptasi apa yang telah dibuktikan oleh Rasulullah SAW pada masanya di masa kini, dan masa di mana generasi Rabbani kelak menjadi pemimpin di muka bumi. Selain itu, metode pengajaran di sekolah alam bersifat thematic integrated¸ jadi sesering mungkin guru mengintegrasikan tema alam dengan mata pelajaran. 47 Pada dasarnya metode pengajaran di Sekolah Alam terbagi menjadi, yaitu: 1) Media pendidikan, Observasi dan Riset.
Dengan cara
mengamati dan memahami langsung gejala alam yang terjadi, sehingga kita bisa mendapatkan media belajar yang bermutu dan murah. 2) Modal Produksi (Magang dan Dagang). Dengan mengolah hasil dari praktik di alam,diharapkan mampu membiayai diri sehingga secara langsung belajar hidup mandiri. 3) Sarana pengembangan manusia. Manusia yang tumbuh dan berkembang
berdasarkan
interaksinya
dengan
alam
akan
menghasilkan manusia yang berakhlak mulia terhadap sang Khaliq (Ibadah), sesama manusia dan mahluk lainnya (Mua‟malah) serta adil dan cinta damai (Khalifah).48
D. Kerangka Berfikir Pendidikan Agama Islam pada sekolah formal mengikuti kurikulum yang ditentukan oleh Dinas Pendidikan. Namun pada Sekolah Alam, pembelajaran Pendidikan Agama Islam memiliki kurikulum tersendiri yang dirancang untuk memenuhi pembelajaran pada tingkat pendidikan setara
47
Wawancara dengan , Donny Prayudi, M.BA (head master high school SoU) Kamis, 13 Agustus 2015 di SoU 48 www.tentangsekolahalam.wordpress.com (diakses pada 24 Juli 2015)
29
dengannya. Inilah yang membuat sekolah alam berbeda dengan sekolah formal pada umumnya. Kurikulum pada Sekolah Alam lebih mengedepankan pembelajaran aktif dan berbasis alam. Alam yang digunakan sebagai basis pembelajaran memberi warna baru dalam pembelajaran dan tentu menarik banyak minat dan antusias peserta didik dalam setiap pengajaran yang dilakukan oleh pendidik atau mentornya. Oleh karena itu, metode yang mereka terapkan tentu sangatlah berbeda dibandingkan pada sekolah formal pada umumnya. Metode yang tepat dalam penerapannya akan mengintegrasi setiap pembelajaran terutama dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam. E. Penelitian Yang Relevan Secara umum, penelitian tentang sekolah alamtelah mulai dilakukan para peneliti diberbagai tempat. Adapun diantaranya adalah: 1. Agus Thohir. Implementasi Model Sekolah Alam Di Pendidikan Anak Usia Dini Ar Ridho Semarang dalam Tinjauan Pendidikan Islam. Semarang: Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri, 2010. Kesamaan penelitian diatas dengan yang akan penulis lakukan adalah sama – sama membahas sekolah alam sebagai pendidikan alternatif. Perbedaannya adalah penelitian diatas mengambil objek penelitian pada pendidikan anak usia dini atau setara dengan tingkat sekolah dasar, sedangkan yang akan penulis teliti mengambil objek tingkat menengah dan menjabarkan integrasi Pendidikan Agama Islam dalam kurikulum sekolah alam 2. Muri Yusnar. Pendidikan Agama Islam Berbasis Alam Pada Sekolah Alam Bogor, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2009. Kesamaan penelitian diatas dengan yang akan penulis lakukan adalah sama – sama membahas sekolah alam. Selain itu terdapat kesamaan
metode
penelitian,
yaitu
dengan
metode
kualitatif.
Perbedaannya adalah pada penelitian diatas hanya dikemukakan bagaimana pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
30
Sekolah Alam, sedangkan yang akan penulis teliti adalah bagaimana integrasi atau hubungan kurikulum yang dibuat sekolah alam terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam. 3. M. R. Fikri Salam. Implementasi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Alam. Bandung: Jurusan Ilmu Pendidikan Agama Islam, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia. 2013. Persamaan penelitian diatas dengan yang akan penulis lakukan adalah sama – sama membahas sekolah alam dan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Kesamaan lain terdapat pada metode penelitian yaitu kualitatif dan sumber perolehan data penelitian. Adapun perbedaannya terdapat pada tingkat ajar dimana peneliti diatas mengambil tingkat pendidikan sekolah dasar sedangkan yang akan penulis teliti adalah pada tingkat menengah.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan di School Of Universe, Parung Bogor, Jawa Barat. Adapun waktu yang direncanakan selama melakukan penelitian adalah bulan Agustus 2015.
B. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data yang diperoleh bersifat empiris dengan kriterianya yaitu, valid, reliabel dan obyektif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive
dan
snowball,
teknik
pengumpulan
dengan
trianggulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil pebelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.1 Dalam metode penelitian kualitatif, penulis menggunakan pendekatan deskriptif analisis yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan nyata yang terjadi. Adapun tujuan utama dalam menggunakan metode dan pendekatan ini adalah untuk menggambarkan suatu keadaan yang sedang terjadi pada saat penelitian dilakukan.
C. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian, banyak variasi teknik pengumpulan data untuk mendukung dan menjawab masalah yang ada. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis pakai dalam penelitian ini adalah: 1
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Alfabeta, 2011), hal. 13.
31
(Bandung:
32
1. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti, baik pengamatan itu dilakukan dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi khusus yang diadakan.2 Pada saat melakukan observasi, penulis terlibat langsung dalam kegiatan sehari – hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Keberadaan penulis sebagai peneliti telah diketahui oleh subjek yang diteliti dan telah dianggap sebagai bagian dari mereka
sehingga
mempengaruhi
sifat
keberadaan
penulis
naturalistiknya.
tidak
Cara
ini
mengganggu
atau
dilakukan
untuk
memudahkan akses mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. 2. Wawancara Untuk teknik pengumpulan data selanjutnya peneliti menggunakan wawancara dan dialog secara mendalam (indeph interview) kepada pihak yang bersangkutan. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.3 Dalam hal ini digunakan wawancara terstruktur guna memperoleh informasi yang utuh dan terfokus pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Beberapa pertanyaan wawancara dirumuskan sebelum melaksanakan wawancara kepada pihak homeschooling dan guru bidang studi Pendidikan Agama Islam. Tujuan wawancara pada penelitian ini adalah untuk melengkapi informasi yang telah diperoleh dari observasi yang dilakukan peneliti. Wawancara akan dilakukan terhadap guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kamyabi Homeschooling. Secara mendalam wawancara akan dilakukan meliputi proses pembelajaran yang terdiri dari rencana,
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: CV. Rineka Cipta, 1993), cet ke-9,
3
Sugiyono, op. cit., hal. 316
hal. 102
33
tujuan, kegiatan, materi, media dan penilaian yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam. 3. Studi Dokumen Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya – karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain – lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung film, dan lain – lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.4 Dalam penelitian ini, penulis melakukan dokumentasi seperti mengambil gambar pada saat proses pembelajaran berlangsung, serta beberapa gambar pada fasilitas yang ada di School of Universe.
D. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit – unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.5 Adapun proses analisis data yang penulis rancang adalah sebagai berikut: 1. Reduksi Data (Data Reduction) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokukan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
4 5
Ibid., hal. 326 Ibid., hal. 333
34
membuang membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang cukup jelas. 2. Kategorisasi / pengkodingan Koding
dimaksudkan
utuk
dapat
mengorganisasi
dan
mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari. Dengan demikian pada gilirannya peneliti akan menemukan makna dari data yang dikumpulkannya.6 Peneliti melakukan teknik analisis data dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
Pertama,
data
pendukung
dan
data
utama
ditranskipkan. Kemudian, transkip yang diperoleh dari hasil wawancara diseleksi dan diserahkan menggunakan kategorisasi dan pengkodingan
agar
mempermudah
proses
pengklasifikasian.
Selanjutnya hasil kategorisasi tadi dideskripsikan dan dianalisa dan memperoleh jawaban dari pertanyaan penelitian.
6
E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi (Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, 1998) , hal. 89.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Kondisi Objektif Tempat Penelitian 1. Latar Belakang Berdirinya School of Universe Setiap ciptaan pasti mempunyai latar belakang, hal ini karena latar belakang berisi tujuan dan harapan suatu penciptaan, termasuk dalam mendirikan suatu lembaga pendidikan. Dalam hal ini School of Universe yang merupakan salah satu lembaga pendidikan juga mempunyai latar belakang, yang berisi tujuan dan alasan dari berdirinya lembaga pendidikan tersebut. “Our Common Future” atau Hari Depan Kita Bersama adalah sebuah pesan yang mengajak setiap umat manusia untuk merancang sebuah aksi global yang bertema: “Dari Satu Bumi Ke Satu Dunia”. Terkait dengan fakta bahwa hanya ada satu bumi, namun tidak satu dunia,kita semua hidup dan bergantung pada satu Biosfer, dan pada waktu yang sama setiap orang, setiap negeri mengejar kesejahteraan dan hidup mereka dengan mengabaikan dampak atas orang lain. Kemiskinan ada di mana-mana. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok
umat manusia
untuk
mendapat
nafkah
telah memaksa orang-orang
untuk menghancurkan lingkungan untuk tempat tinggal, makanan dan bahan bakar.1 Untuk mencegah kebinasaan bumi di mana kita hidup, kita harus bekerja sama untuk mengembangkan suatu metode pendidikan yang baik, moralitas yang baik, serta nilai--nilai baik dan sikap baik.2 Cinta dan kebijaksanaan adalah dasar
untuk membangun hari depan kita
bersamadalam rangka mewujudkan gagasan untuk kebaikan kepada bumi dan umat manusia untuk menciptakan perdamaian, kesejahteraan dan kelanjutan alam semesta ini.3 Dari pemparan latar belakang di atas, School of Universe mempunyai harapan dan tujuan yang jelas, yaitu mencegah kebinasaan di bumi dan mengembangkan metode pendidikan yang bertujuan untuk menciptakan moralitas yang baik, agar para peserta didik mampu mewujudkan gagasan untuk kebaikan bumi, tidak melakukan kerusakan di bumi. Hal ini sesuai dengan firman Allah Surat 1
Bundel Profil Singkat School of Universe, hal. 2 Ibid 3 Ibid 2
35
36
Al-Qashash ayat 77:4
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Selain itu, School of Universe adalah sebuah aksi global yang berupaya mewujudkan “Our Common Future” dalam konteks ikhtiar bersama dan diharapkan mampu memberikan rahmat bagi sekalian alam. School of Universe disesuaikan dengan standar pendidikan di Indonesia, dengan semua fasilitator kelas (guru) minimal menyandang gelar Sarjana (S1). Dalam pendidikan tingkat menengah (SMP-SMA) kurikulum dikembangkan dari integrasi Kurikulum Dasar (Basic Curriculum) yang mencakup Matematika, IPA (Kimia, Fisika, Biologi) dan Bahasa Inggris dengan Kurikulum Keterampilan Hidup (Life Skill Curriculum) yang berbasis
pada
Bioteknologi, Information-Communication-Technology
(ICT)
5
dan Trading House (Bisnis).
Jadi selain dengan kurikulum dasar yang pada dasarnya ada di sekolahsekolah lainnya, sebagaimana kurikulum yang dibuat oleh pemerintah. School of Universe mempunyai kurikulum khusus yang tidak hanya fokus pada prestasi akademik peserta didik, akan tetapi juga membantu meningkatkan moral serta potensi yang ada pada peserta didik. Sehingga antara nilai akademik dan nilai moral berjalan dengan seimbang.
2. Profil Lembaga School of Universe Profil merupakan salah satu aspek yang haru dimiliki oleh setiap lembaga, 4
Abdul Mujib dan Muhaimin. Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosopis dan Kerangka Dasar Operasionalusasi. (Bandung; Tri Genda Karya, 1993), hal. 161. 5 http://www.school-of-universe.com/index.php/profil (diakses pada hari jumat, 11 September, pukul 18:42)
37
terutama oleh lembaga pendidikan. Karena dengan adanya profil, masyarakat bisa mengetahui sedikit gambaran tentang lembaga pendidikan tersebut. Profil lembaga pendidikan merupakan suatu gambaran tentang lokasi, konsep dan makna logo, visi dan misi, saran dan prasarana, guru dan staf, siswa serta berbagai keadaan yang merupakan bagian dari lembaga pendidikan tersebut. Berikut ini adalah profil dari sekolah alam yang penulis teliti, yaitu School of Universe. Sejak pertama berdiri tahun 2004 di Parung, School of Universe bersama para pejuang sekolah alam membuat TK, SD hingga SM (Sekolah Menengah Pertama & Atas), dan telah berhasil meluluskan 5 angkatan SM hinga tahun 2011 dengan prestasi yang beragam.6
(Sumber: Bundel singkat school of universe) Konsep logo ini mengambil dari judul buku sekolah alam, yaitu “Sekolah yang Membebaskan”. Agar murid sekolah tidak menjadi burung dalam sangkar. Serba dicekoki, tapi minus pengalaman berpikir dan berkarya nyata. Di SoU, murid “dilepas” ke alam bebas, agar belajar secara mandiri.7
a. Makna Logo 1) Sangkar digambarkan dengan balok persegi hitam yang kaku dan mengikat. Balok hitam itu didobrak (secara ekspresif) oleh burung (murid). Dan hasil pembebasan itu, murid-murid itu pun keluar potensinya menjadi bintang. 2) School of Universe, sekolah yang insya Allah akan melahirkan bintangbintang yaitu mereka yang akan menjadi teladan dan panutan rahmatan lil‟alamin. 6 7
Ibid (diakses pada hari jumat, 11 September) Bundel Profil Singkat School of Universe, op. cit., hal. 3
38
3) Bintang-bintang itu „berkonsentrasi‟ dalam cita-cita membentuk jaringan global sesuai moto „WE ARE PART OF THE WORLD‟. Karena jika Islam tegak, maka umat bersatu utuh tanpa dipisah oleh kebangsaan, negara dan bahasa.8 Dari beberapa pemaparan di atas, kita jadi mengetahui kapan tepatnya School of Universe didirikan, serta dapat mengetahui pula maksud dari konsep dan makna logo yang ada pada School of Universe. Informasi-informasi tersebut sangat penting bagi para orang tua yang ingin menyekolahkan anak mereka di sekolah ini, sehingga mereka dapat menilai beberapa aspek yang ada pada sekolah ini.
b. Visi dan Misi School of Universe Selain sejarah berdirinya suatu lembaga pendidikan, serta konsep dan makna logo. Visi dan Misi sekolah adalah salah satu aspek penilaian bagi para orang tua yang ingin menyekolahkan anak mereka di sekolah. Karena dengan mengetahui Visi dan Misi sekolah, orang tua dapat sedikit gambaran tentang tujuan sekolah tersebut. 1) Visi School of Universe didirikan dengan visi mendampingi setiap anak manusia untuk menjadi pemimpin di muka bumi dan memberi rahmat bagi sekalian alam. Bagi mereka yang mau berpikir alam semesta adalah sumber pelajaran tanpa batas. Melahirkan Khalifatul Fil Ardh
yang Rahmatan Lil
Alamin.9
2) Misi a) Menjadikan SoU sebagai sekolah yang mampu menumbuhkan generasi yang cinta belajar, kritis dan berani berinovasi b) Mengembalikan dan mengoptimalkan alam sekitarnya sebagai media belajar c) Senantiasa memberikan pelayanan prima terhadap murid dan orangtua d) Efektif dalam hal manajemen (sekolah dan kelas) serta efisien dalam hal biaya e) Selalu meningkatkan akhlakul karimah dan suri tauladan di semua 8 9
Ibid Ibid, hal. 5
39
pihak 1) Rapi, bersih & cinta lingkungan 2) Kejujuran 3) Tidak dzolim kepada sesama f)
Optimalisasi
SBU
(Strategic
Business
Unit)
sekolah
sesuai
dengan tupoksinya10 Dari pemaparan Visi dan Misi di atas, jelas School of Universe tidak main-main dalam membina akhlak para peserta didik. Dimulai dari Visinya, yaitu melahirkan Khalifatul Fil Ardh yang Rahmatan Lil Alamin, yang dengan jelas menggunakan nilai-nilai yang Islami, sehingga terlihat jelas bahwa pengajaran-pengajaran di School of Universe lebih condong ke pengajaran-pengajaran yang mengedepankan akhlak.
c. Keadaan Guru dan Karyawan Dalam proses belajar dan mengajar, dibuthkan tenaga yang professional agar tercipta generasi yang handal dan suasana yang kondusif. Adapun tenaga pengajar atau guru yang disediakan oleh School of Universe (High School) sebagaimana yang terjadi di sekolah-sekolah formal ataupun sekolag alternatif lainnya. Mereka adalah: Tabel 1 Tenaga Pengajar dan Tata Usaha School of Universe (High School) Nama
No
L/P
Masa
Bidang Studi
Kerja DONNY PRAYUDI NUGROHO,
1
L
2 THN
Bhs. Inggris
MBA 2
ADE ROSYID SALIM, SP
L
5 THN
PLH/ Bhs. Sunda
3
DEWI INDRI RIANTI, S.I.KOM
P
1 THN
Bhs. Indonesia
4
MULYADI, S.Pd.I
L
5 THN
Bhs. Arab
5
DONI HAMZAH, S.Pd
L
1 THN
IPA
6
ARLIN NISSA FARHANI. S.Si
P
1 THN
MTK
10
Ibid
40
7
ANI YUNITA ANABARU, S.Sy
P
2 THN
Pkn/IPS
8
KURTUBI, S.Sy
L
1 THN
PAI
9
YUDI CANDIAMAN
L
6 BLN
PJOK
10
SITI NUR RAMADHIATI, A.Md
P
2 THN
TIK
11
TITONO WAHYUDI, S.Pd.I
L
3 BLN
Tata Usaha
(Hasil Observasi Penulis)
d. Peserta didik School of Universe Selain pengajar dan staf, lembaga pendidikan tidak akan berjalan tanpa adanya peserta didik. Dan sebagaimana lembaga pendidikan lainnya, School of Universe juga mempunyai tingkatan-tingkatan yang mesti ditempuh oleh peserta didik. School of Universe menyelenggarakan proses pendidikan mulai dari tingkat: 1) Taman Kanak-kanak
Dua tahun ajaran yaitu tingkat TK A dan TK B. 2) Sekolah Dasar
Enam tahun ajaran yaitu tingkat SD 1 hingga SD 6. 3) Sekolah Menengah
Empat tahun ajaran yaitu tingkat SM 1, SM 2 (Setara dengan SMP), SM 3, dan SM 4 (Setara dengan SMA). 11 Dari informasi di atas, kita dapat melihat perbedaan antara School of Universe dengan lembaga pendidikan yang ada di Indonesia pada umumnya, terutama pada tingkatan Sekolah Menengah. Bila di sekolah umum, peserta didik menempuh tingkatan sekolah selama 6 tahun, yaitu 3 tahun menengah pertama, dan 3 tahun menengah atas, sedangkan di School of Universe, peserta didik hanya menempuh 4 tahun saja, untuk sekolah menengah pertama, peserta didik hanya menghabiskan waktu 2 tahun, yaitu pada tingkatan SM 1 dan SM 2. Sedangkan untuk sekolah menengah atas juga demikian, yaitu SM 3 dan SM 4.
e. Sarana dan Prasarana Saran dan Prasarana adalah salah satu aspek penting dalam pola pengajaran, karena dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai tentu 11
Ibid, hal. 6
41
membuat kegiatan dan belajar mengajar menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Dan berikut ini adalah tabel sarana dan prasarana yang ada di School of Universe beserta penjelasan di bawahnya.
Tabel 2 Sarana dan Prasarana NO
Aspek Penilaian
Ada
Tidak
Keadaan SB
B
C
1
Kelas
√
√
2
Pepustakaan
√
3
WC
√
√
4
Arena Bermain
√
√
5
Kantin
√
6
Lab. IPA
√
7
Lab. Komputer
√
√
8
UKS
√
√
9
Tempat Ibadah
√
10
Ruang Guru
√
11
Kendaraan Operasional
12
Studio Musik
√
13
Audiovisual
√
14
Fasilitas Olahraga
√
√
√ √
√ √ √ √ √ √
(Hasil Observasi Penulis)
1) Kelas Pola sekolah ini adalah 70:30 dimana 70% aktivitas peserta didik berada di luar kelas dalam kegiatan belajar mengajarnya sedangkan 30% aktifitas berada di dalam kelas. Dengan nuansa kelas yang terbuka, dibangun semi permanen dan bernuansa alam diharapkan menjadi fasilitas yang mendukung suasana belajar yang kondusif bagi peserta didik.12
12
http://www.school-of-universe.com/index.php/fasilitas/kelas (diakses pada hari jumat, 11 September, pukul 18:46)
42
2) Laboratorium School of Universe memiliki tiga laboratorium utama yang membantu pengembangan kurikulumnya, yaitu: a) Biotechnology center : adalah sebuah pusat bisnis bioteknologi tempat dimana anak-anak dapat belajar secara aplikatif setiap harinya. Peserta didik dipersiapkan untuk mengenal, memahami, merasakan dan terlibat langsung dalam usaha Bio-Cyclo Farming, atau yang lebih dikenal dengan model pertanian yang berbasis ekosistem atau pertanian ramah lingkungan. Pengenalan dimulai dari memproduksi hasil tanaman & ternak, termasuk kedalam masukkan ini adalah bibit, makanan ternak, pupuk organik, bahan kimia (alami & sintetis), mesin pertanian, energi dan masih banyak faktor pendukung pertanian lainnya. b) Adalah sebuah pusat bisnis ICT (Information and Communication Technology), yaitu tempat di mana anak-anak dapat belajar secara aplikatif setiap harinya. Di dalamnya peserta didik akan dikenalkan dengan ragam penggunaan Sistem Komputer, ragam penggunaan Jaringan Komputer, application evaluation, ragam Pendidikan TI Saat Ini, kebutuhan Pendidikan TI untuk Pengguna Komputer, dan kebutuhan Wawasan TI bagi Pengguna Komputer. c) Trading House) retail & distribution center : adalah sebuah pusat bisnis retail & distribusi tempat dimana anak-anak dapat belajar secara aplikatif setiap harinya. Tahap pembelajaran di Laboratorium ini adalah Pengenalan Bisnis usaha, magang dan praktek lapangan, simulasi dan evaluasi serta pendampingan untuk kurun waktu tertentu sampai peserta didik dapat mandiri. Adapun materi pokok yang diberikan adalah Aspek komersial, aspek operasional, Aspek keuangan, aspek SDM dan aspek TI.13 Berbagai macam fasilitas yang ada pada sekolah ini juga berbeda dengan sekolah pada umumnya, terutama fasilitas laboratoriumnya. Pada laboratorium di School of Universe peserta didik dapat belajar secara aplikatif setiap harinya, peserta didik. Berbeda dengan sekolah pada umumnya, terdapat jadwal dalam penggunaan laboratorium. Selain itu, 13
http://www.school-of-universe.com/index.php/fasilitas/laboratorium (diakses pada hari jumat, 11 September 18:46)
43
penggunaan laboratorium di School of Universe sesuai dengan kebutuhan peserta didik, jadi penggunaan laboratorium tidak hanya terfokus pada mata pelajaran tertentu, akan tetapi sesuai dengan kebutuhan peserta didik. 3) Outbond Outbound adalah salah satu kegiatan yang menunjang program pembentukan karakter dan kepemimpinan di School of Universe. Dalam aktivitasnya, outbound dilakukan sekali setiap minggunya untuk setiap level (TK, SD dan SM). Untuk itu kami menyediakan instalasi outbound sesuai dengan kebutuhan dan target capaiannya.Instalasi outbound low dan high impact) yang kami sediakan diantaranya : ice breaking games, flying fox, two line bridge, spider net, birma bridge, rapling, jaring pendarat dan lain-lain.14 4) Bussines Unit Sebagai sekolah yang mengedepankan bisnis, School of Universe memiliki beberapa Unit yang berfungsi sebagai tempat belajar dan magang peserta didik, diantaranya : - Ecoshop - Studio Musik - Radio Komunitas Gress - Nursery - Workshop Art - dan lain-lain.15 5) Drinking Fountain School
of
Universe menggunakan
drinking
fountain
dengan
teknologi Reverse Osmosis. Fasilitas ini mampu menghilangkan kontaminan padatan, kimiawi, serta mikrobiologi dari air PDAM atau sumur.Drinking fountain ini menghasilkan air yang lebih sehat, ekonomis, dan ramah lingkungan. Sehat tanpa kuatir kontaminasi akibat lepasnya katalis dan plastisizer dari botol kemasan (PET) yang dapat menyebabkan kanker. Air yang dihasilkan lebih segar (fresh), kerena tidak perlu penyimpanan. Mutu terjamin, karena air minum diproduksi sendiri tanpa kuatir imitasi. Praktis dan ekonomis, dengan fasilitas ini, kita tidak perlu memindahkan galon. Biaya produksi pun termasuk investasi, maka biaya keseluruhan akan lebih murah. 14
http://www.school-of-universe.com/index.php/fasilitas/outbound (diakses pada hari jumat, 11 September, pukul 18:46) 15 http://www.school-of-universe.com/index.php/fasilitas/sbu (diakses pada hari jumat, 11 September, pukul 18:47)
44
Ramah lingkungan, karena tidak menggunakan kemasan plastik yang harus dibuang di lingkungan. Air pun terus didaur ulang sehingga meminimalkan air yang terbuang.16 6) Fasilitas lainnya a)
Halaman sekolah luas dan terbuka dengan beraneka makhluk hidup yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembelajaran
b)
Perpustakaan yang juga kerap difungsikan sebagai ruang audio visual mini
c)
Masjid sekaligus ruang serba guna, dilengkapi pula dengan drinking fountain
d)
Kelas dengan konsep saung dan lesehan, guru diarahkan untuk membawa peserta didik lebih banyak beraktivitas di alam terbuka
e)
Lab ICT untuk pembelajaran teknologi informasi dan komputer
f)
Lab Ritel berupa gerai ritel unit bisnis School of Universe yang digunakan untuk pembelajaran bisnis perdagangan ritel secara aplikatif dan riil
g)
Ruang art workshop untuk pembelajaran seni rupa dan kreativitas, juga sebagai unit bisnis School of Universe yang melayani jasa desain & kreatif
h)
Studio Musik untuk pembelajaran seni musik dan kreativitas, dan diposisikan pula sebagai unit bisnis School of Universe yang melayani jasa pembuatan lagu, jingle, rekaman
i)
Peralatan musik barang bekas unik khas grup The Rombenkz School of Universe yang telah digunakan di berbagai event local dan nasional
j)
Green Lab untuk pembelajaran bioteknologi dan pertanian, juga untuk pembelajaran khas Belajar Bersama Alam
k)
Pembibitan tanaman Plant Nursery& Rumah Kupu-kupu
l)
Peralatan
&
instalasi
outbound
untuk
pembelajaran
kepemimpinan
(leadership)17
B. Deskripsi Data 16
http://www.school-of-universe.com/index.php/fasilitas/drinkingfountan (diakses pada hari jumat, 11 September, pukul 18:47) 17 http://www.school-of-universe.com/index.php/fasilitas (diakses pada hari jumat, 11 September, 18:48)
45
Proses integrasi Pendidikan Agama Islam pada kurikulum sekolah alam dapat dilihat dari berbagai macam aspek, yang diantaranya meliputi: 1. Keunikan Sekolah Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata unik berarti berbeda, atau lain daripada yang lain. Setiap sekolah mempunyai keunikan-keunikan tersendiri, baik dalam sarana dan pra-sarana yang disajikan, metode pengajaran, sistem pembelajaran, peraturan maupun yang lainnya, karena pada dasarnya setiap sekolah ingin berbeda dengan sekolah lain, dan keunikan-keunikan tersebut yang membuat masyarakat tertarik. Setiap keunikan di sekolah juga berpengaruh dalam pembentukan karakter peserta didik, dalam hal ini mencakup sistem pembelajaran, sistem ataupun metode yang unik sehingga pembentukan karakter peserta didik mampu diterapkan dengan baik. Selain itu setiap keunikan-keunikan juga mampu membantu proses pengintegrasian Pendidikan Agama Islam terhapadap kurikulum yang ada, lagi-lagi dengan menggunakan sistem dan metode yang berbeda dengan yang lain. Adapun tujuan dari setiap keunikan-keunikan yang dibuat oleh sekolah tentunya selain membuat tertarik masyarakat dengan sistem pembelajaran yang berbeda, ataupun metode-metode pengajaran yang unik, juga bertujuan untuk mencetak generasi-generasi yang cerdas dan serta berakhlak mulia. Sebagaimana tujuan Pendidikan Agama Islam pada umumnya, yaitu membina manusia beragama, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.18
2. Aktivitas Dalam dan Luar Sekolah Dalam kegiatan pembelajaran, kegiatan belajar dan mengajar mampu digunakan di dalam ataupun di luar sekolah. Dan tentu saja dengan model penilaian yang berbeda, dalam praktiknya, seorang pengajar mampu menilai kemampuan siswa dalam membaca, menulis, menghafal di dalam kelas. Akan tetapi seorang pengajar juga seharusnya mampu menilai kegiatan-kegiatan peserta didik di luar sekolah, contohnya adalah dengan mengadakan kegiatan pembelajaran di luar sekolah, diantarnya denga Latihan Dasar Kepemimpinan, Outbond, perkemahan dan lain sebagainya. 18
172
Zakiah Darajad, Metode Khusus Pendidikan Agama, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal.
46
Karena baik dari aktifitas dalam ataupun luar sekolah mempunyai kelebihan masing-masing dalam proses pembentukan karakter peserta didik. Seorang pendidik mampu memberikan teori dalam aktifitas dalam sekolah, dan pada aktifitas luar sekolah adalah kesempatan untuk mengaplikasikannya. Selain itu aktifitas dalam dan luar sekolah juga berperan dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam, terutama dalam pendidikan akhlak, karena baik dalam aktifitas dalam ataupun luar sekolah, peserta didik diharapkan untuk mampu menerapkan akhlakul karimah. Adapun tujuan dimasukannya aktifitas dalam dan luar sekolah di poin ini adalah, untuk melihat bagaimana proses pengintegrasian Pendidikan Agama Islam dalam proses belajar dan mengajar. Karena tanpa adanya aktifitas dalam dan luar sekolah, sulit bagi penulis untuk melihat pengintegrasian yang terjadi di sekolah ini.
3. Interaksi Individu Interaksi individu adalah proses interaksi antara individu dengan individu lainnya, yang pada kali penulis akan menyampaikan bagaimana proses antara tiga aspek penilaian, yaitu penilian antara pengajar, peserta didik dan anak berkebutuhan khusus. Maksud dari tujuan ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola interaksi antara satu individu dengan individu lainnya. Pada proses belajar dan mengajar, interaksi individu adalah salah satu poin penting dalam penilain sejauh mana peserta didik mampu menerapkan apa yang sudah diajarkan pengajar kepada mereka. Karena dengan berinteraksi kita mampu melihat bagaimana proses mereka berkomunikasi dan bersikap kepada sesama, baik itu berinteraksi kepada pengajar, maupun teman-teman mereka. Selain itu interaksi individu juga merupakan sarana yang tepat untuk melihat bagaimana akhlakul karimah peserta didik kepada sesama, dan lewat interaksi juga kita dapat menyaksikan bagaimana akhlak peserta didik kepada teman, pengajar, alam ataupun ke yang lainnya. Dari sana kita dapat mengetahui
bahwa telah terjadi
integrasi Pendidikan Agama Islam terhadap bagaimana cara peserta didik berinteraksi dengan sesamannya. Maka dari itu, penting bagi pengajar untuk melihat bagaimana cara peserta didik dalam berinteraksi terhadap sesama, karena seperti yang sudah saya uraikan sebelumnya, dari cara berinteraksi mereka kita dapat melihat.
4. Kegiatan Keagamaan
47
Hampir di setiap sekolah memiliki kegiatan masing-masing, dan sebagian besar sekolah mempunyai kegiatan yang sama antara sekolah satu dengan sekolah lainnya. Kegiatan kegamaan adalah kegiatan yang tidak masuk dalam mata pelajaran sekolah, namun bukan berarti kegiatan keagamaan adalah kegiatan yang tidak penting. kegiatan keagamaan mempunyai bobot tersendiri dalam mendidik peserta didik, karena dalam kegiatan keagamaan pengajar mampu untuk melihat sejauh mana peserta didik mampu menerapkan nilai-nilai agama yang sudah diajarkan. Di Indonesia, nilai-nilai keagamaan biasanya dilaksanakan dengan bentuk praktik ibadah, kegiatan rohis (ekstrakurikuler), perayaan hari besar Islam ataupun kegiatan lain yang membuat peserta didik mengerti,memahami dan mampu menjalani dengan baik ajaran agama yang mereka anut. Dalam pembelajaran agama, kegiatan keagamaan sudah mencakup tiga aspek dalam pendidikan, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Seperti pendapat Gagne seperti sebagaimana dikutip oleh Sumardi Suryabrata, bahwa pembelajaran terdiri dari tiga komponen yakni kondisi eksternal yaitu stimulus dari lingkungan dalam acara belajar, kondisi internal yang menggambarkan keadaan internal (pribadi) dan kognitif siswa, dan hasil belajar yang menggambarkan informasi verbal, keterampilan intelektual, keterampilan motoric, sikap dan siasat kognitif .19 Begitu pula dengan kegiatan keagamaan yang ada di sekolah, tidak lepas dengan tiga komponen di atas.
5. Sistem Pengajaran School of Universe Sebagaimana pada umunya, di School of Universe juga mempunya sistem pengajaran. Sistem merupakan seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai keberhasil, yang dalam pengajaran tujuan tersebut adalah hasil, atau peserta didik yang tidak hanya mampu menempuh nilai akademik yang dibutuhkan, namun mampu pula mengamalkan nilai-nilai moral yang sudah diajarkan. Setiap sekolah memiliki sistem yang berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. Dan pada dasarnya setiap sistem pengajaran mempunyai dua ciri, yaitu:
19
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PR. Raja Grafindo, 2006), hal.231.
48
a. Pendekatan sistem yang merupakan suatu pendapat tertentu yang mengarah ke proses belajar dan mengajar b. Pendekatan metodologi khusus untuk mendesain sistem pengajaran.
Dalam
proses
pendekatan
metodelogi
khusus,
pengajar
diharapkan
mempunyai strategi pembelajaran guna melancarkan sistem pengajaran. Karena strategi merupakan komponen penting dalam sistem pengajaran, sebagaimana pendapat para ahli. Menurut Kemp Sebagaimana dikutip oleh Wina Sanjaya, strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. 20
Dari pendapat tersebut, Dick dan Carey sebagaiamana dikutip juga oleh Wina
Sanjaya, juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama menimbulkan hasil belajar pada peserta didik.21 Selain itu sistem pengajaran merupakan penunjang dalam mengintegrasikan Pendidikan Agama Islam terhada kurikulum yang ada. Karena tanpa adanya sistem, pengajaran akan terlaksana tanpa konsep, dan tanpa tujuan. Sehingga apa pengajaran tidak terlaksana sebagaimana mestinya.
6. Kurikulum Seperti yang sudah penulis paparkan pada bab II, kurikulum merupakan jarak yang harus di tempuh oleh peserta didik. Jadi peserta didik harus menempuh jarak yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah. Dan dalam menempuh jarak, terdapat banyak peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh peserta didik, selain itu sekolah tidak hanya menentukan jarak, akan tetapi juga merencakan segala sesuatunya agar peserta didik mampu menempuh jarak yang sudah ditentukan. Kebanyakan sekolah mengikuti kurikulum yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, baik ituk KBK, KTSP ataupun kurikulum 2013. Akan tetapi sekolah lah yang meracik bagaimana kurikulum tersebut bisa diterapkan pada kegiatan belajar dan mengajar. Mulai dari meracik bagaimana sistem pendidikan bisa terlaksana, metode
20
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran:Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), hal.126. 21 Ibid
49
pengajaran, kriteria tenaga pengajar dan lain sebagainya. Sehingga para peserta didik mampu menempuh jarak yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah. Selain itu, kurikulum hendaknya juga terintegrasikan dengan pendidikan agama, guna meningkatakan moral serta akhlak para peserta didik. Sehingga peserta didik tidak hanya memiliki pengetahuan, akan tetapi mampu pula menerapkan nilainilai luhur yang terdapat pada pendidikan agama.
C. Interpretasi Data Setelah melakukan pengamatan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran di School of Universe di mana alam sebagai sarana pembelajaran bagi peserta didik, dapat dijelaskan proses pengintegrasian Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut:
1. Keunikan Sekolah Berikut ini adalah tabel observasi tentang keunikan School of Universe yang penulis dapatkan: Tabel 3 Keunikan Sekolah NO
Aspek Penilaian
Poin SB
1
Segi penataan kelas
B
Catatan C
√
Antara satu kelas dengan kelas yang lainnya tidak berdempetan.
2
√
Bangunan kelas
Bangunan kelas terdiri dari saungsaung dan beberapa dari bangunan.
3
Menitikberatkan
√
Memperbanyak
praktik 4
Tanpa seragam sekolah
praktik, yaitu 70 % √
Kegiatan belajar dan mengajar tanpa menggunakan
50
seragam resmi. 5
Tidak membedakan
√
Tak ada perbedaan
anak berkebutuhan
antara peserta didik
khusus
yang normal dengan yang berkebutuhan khusus
6
Kedekatan pengajar
√
dengan peserta didik
Kedekatan pengajar dengan anak didiknya layaknya seorang teman.
7
Banyak lahan hijau
√
Banyak lahan hijau yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan belajar dan mengajar
8
Pemetaan bakat
√
Pemetaan bakat peserta didik sudah ditelesuri sedari dini.
(Hasil Observasi Penulis) 2. Aktivitas Dalam dan Luar Sekolah Di sekolah ini antara satu kelas dengan kelas lainnya diberi jarak yang tidak terlalu mepet, sehingga tidak terjadi benturan suara antara kelas satu dengan kelas lainnya, selain itu kelas-kelas tersebut berbentuk seperti saung, sehingga peserta didik merasa nyaman, tidak kaku, dalam proses pembelajaran. Selain itu peserta didik juga bertanggung jawab atas kelasnya masing-masing, jadi setiap peraturan dari satu kelas dengan kelas lainnya berbeda, karena warga kelas masing-masing lah yang membuat peraturan-peraturan tersebut. Biarpun kondisi dalam kelas terlihat nyaman dan mengasyikan, para peserta didik jarang menggunakan kelas mereka, hal itu karena 70% aktivitas peserta didik
51
berada di luar kelas sedangkan 30% aktifitas berada di dalam kelas. Di sekolah ini juga para peserta didik tidak menggunakan seragam, yang biasa kita lihat di sekolah pada umumnya, di sini peserta didik diberi kebebasan dalam menggunakan pakainnya, asalkan tidak melanggar norma-norma yang ada. Selain itu, di sekolah ini tidak membeda-bedakan antara ABK (anak berkebutuhan khusus) dengan peserta didik pada umumnya, jadi di sekolah ini para ABK diberikan kesempatan yang sama untuk belajar, dan berinteraksi dengan peserta didik lainnya. Keunikan lainnya adalah kedekatan pengajar dengan peserta didik, beda dengan sekolah-sekolah pada umumnya, di sini pengajar dituntut untuk dekat kepada peserta didik, bahkan lebih terlihat seperti teman. Namun biarpun begitu, peserta didik tetap menghormati pengajar, dan hal ini yang membuat proses pembelajaran menjadi cair. Dan di sekolah ini banyak sekali lahan hijau, sehingga lebih terlihat seperti taman, ketimbang sekolah, alhasil suasana pembelajaran menjadi lebih segar, dan tidak membosankan. Berikut ini adalah tabel Aktivitas dalam dan luar sekolah di School of Universe yang penulis dapatkan: Tabel 4 Aktivitas Dalam dan Luar Sekolah Poin NO 1
Aspek Penilaian
SB
B
C
Keterangan
Kemampuan peserta
Peserta didik sudah
didik dalam
mampu
mendengarkan
√
mendengarkan dengan baik
2
Kemampuan peserta
Peserta didik sudah
didik dalam
mampu
berinteraksi
√
berinteraksi dengan baik
3
Kemampuan peserta
Peserta didik sudah
didik dalam
mampu
berkomunikasi
√
berkomunikasi dengan baik
4
Kemampuan peserta
Peserta didik sudah
52
√
didik dalam menulis
mampu menulis dengan cukup baik
5
Kemampuan peserta
Peserta didik sudah √
didik dalam membaca
mampu membaca dengan cukup baik
6
Kemampuan peserta
Peserta didik sudah √
didik dalam menyimpulkan
mampu menyimpulkan dengan baik
7
Kemampuan peserta
Peserta didik sudah √
didik dalam
mampu
menjelaskan
menjelaskan dengan sangat baik
8
Kemampuan peserta
Peserta didik sudah
didik dalam
mampu mengingat √
mengingat
intruksi dengan baik
9
Kemampuan peserta √
didik dalam
10
Peserta didik sudah mampu mengamati
memgamati
dengan sangat baik
Kemampuan peserta
Kemampuan
didik dalam praktik
√
peserta didik dalam praktik sudah sangat baik
(Hasil Observasi Penulis) Pada aktivitas dalam kelas terlihat kegiatan peserta didik dalam membaca, menulis, membaca dan memahami, yang terlihat para peserta didik mampu untuk melaluinya dengan seksama, mungkin dengan pola penataan kelas, dan kedekatan dengan pengajar, peserta didik dengan mudah menangkap apa yang dipaparkan pengajar. Karena bobot materi hanya sebanyak 30% maka hanya sedikit yang bisa diamati. Berbeda dengan aktivitas yang diberi bobot materi sebesar 70%.
3. Interaksi Individu
53
Di School of Universe pola interaksi merupakan salah satu hal yang penting, jadi semakin baik pola interkasi yang terjadi antar individu, maka semakin mudah seorang pengajar mengajarkan materi kepada para peserta didik. Di sini penulis meneliti bagaimana pola interkasi antara peserta didik dengan individu lain, baik itu dengan pengajar, 53esame peserta didik, ataupun terhadap lingkungan sekitar. Berikut ini adalah tabel observasi tentang interaksi individu yang penulis buat dan teliti:
Tabel 5 Interaksi Individu Poin NO 1
Aspek Penilaian
SB
B
C
Keterangan
Individu dengan
Interaksi yang
teman
terjadi antara √
53esame peserta didik
2
Individu dengan guru
Interaksi yang terjadi antara √
peserta didik dengan pengajar
3
Individu dengan alam
Interaksi yang terjadi dengan √
lingkungan alam sekitar
4
Individu dengan ABK
Interaksi yang √
terjadi antara peserta didik dengan anak berkebutuhan khusus
5
Guru dengan Siswa
Interaksi antara √
pengajar dengan peserta didik
54
6
Guru dengan guru
Interaksi yang √
terjadi antara 54esame pengajar
7
Guru dengan ABK
Interaksi antara pengajar dengan √
anak berkebutuhan khusus
8
ABK dengan ABK
Interkasi antara anak berkebutuhan √
khusus dengan sesamanya
9
ABK dengan guru
Interaksi antara anak berkebutuhan √
khusus dengan pengajar
10
ABK dengan siswa
Interkasu yang
normal
terjadi antara anak √
berkebutuhan khusus dengan peserta didik lainnya
(Hasil Observasi Penulis)
4. Kegiatan Keagamaan Di sekolah ini banyak sekali kegiatan keagamaan, hal ini karena inti dari kurikulum sekolah ini bernafaskan Qur‟an dan Hadits, sehingga nilai-nilai keagamaan sangat terasa di sekolah ini. Mulai dari kegiatan harian, sholat zuhur berjamaah, diikuti dengan sholat sunnah rawatib, dan disambut dengan nasihat-nasihat agama seusai mereka sholat. Ditutup dengan dzikir yang dipandu oleh para pengajar, kemudian peserta didik dipandu untuk membaca asmaul husna. Selain kegiatan keagamaan harian ada pula kegiatan-kegiatan lainnya, mulai dari penggalangan dana, apabila terjadi bencana di daerah-daerah Indonesia, lalu ada
55
pula kegiatan mabit atau menginap, yang dalam kegiatan tersebut peserta didik diberi materi tentang agama, kemudian adapula tahsin Quran, dan bedah ayat Quran. Ada pula perayaan-perayaan hari besar yang biasa dilakukan sekolah ini tiap tahunnya, antara lain; Maulid Nabi Muhammad SAW, Ramadhan Camp, perayaan hari raya Idul Adha, dan hari-hari besar Islam lainnya. Di bawah ini adalah tabel observasi kegiatan keagamaan:
Tabel 6 Kegiatan Keagamaan
Poin
NO
Aspek Penilaian
SB
B
C
Keterangan
1
Ramadhan Camp
√
Kegiatan Tahunan
2
Perayaan Idul Adha
√
Kegiatan Tahunan
3
Maulid Nabi
√
Kegiatan Tahunan
4
Penggalangan Dana
√
Insidental
5
Mentoring
√
Harian
6
Sholat Berjamaah
√
Harian
7
Tausyiah
√
Harian
8
Membaca Asmaul
√
Harian
Husna
56
9
Tahsin Al-Qur‟an
√
Bulanan
10
Bedah ayat Al-Qur‟an
√
Bulanan
11
Mabit (Menginap)
12
Praktikum Ibadah
√
Bulanan
√
Bulanan
(Hasil Observasi Penulis)
5. Sistem Pengajaran di School of Universe
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan…” (QS 96 : 1) “Aku adalah Khazanah yang tersembunyi, dan Aku ingin dikenali, maka Kuciptakan semesta…” (Hadits Qudsi)
Bagi para pemikir, alam semesta adalah sumber pelajaran tanpa batas, di School of Universe, para peserta didk dilatih untuk dapat “membaca” semesta dengan
cara
pandang
utuh
atau
menyeluruh. Khazanah semesta dibagi ke
dalam tema-tema bahasan, kemudian siswa belajar mengupas tema tersebut melalui semua cara pandang berbagai cabang keilmuan.22
22
Bundel Profil Singkat School of Universe, op. cit., hal.7
57
(Sumber: Bundel profil singkat School of Universe) Sistem pengajaran “Spider Web” ini, akan membuat anak didik peka sekaligus terbuka dalam menyimak permasalahan dan mencari pemecahan secara totalPada sistem pembelajaran School of Universe kegiatan belajar dan mengajar ditekankan pada pengaplikasian, atau praktik. Dalam hal ini praktik mencakup 70% pengajaran, sedangkan sisanya bersifat teoritis. Hal ini dikarenakan agar peserta didik mampu dengan segera mengaplikasikan apa yang sudah diajarkan. Pada kegiatan mengajar, pengajar menggunakan metode Tematik Integratif, jadi menyesuaikan pelajaran dengan tema yang akan dibahas, dan dikaitkan dengan alam. Sebagaiamana gambar di atas.
6. Kurikulum a. Konsep Kurikulum Pada seluruh tingkat pendidikan, kurikulum dan penjenjangan proses pembelajaran bersifat “luwes”, senantiasa disesuaikan dengan perkembangan kejiwaan dan”keunikan dan bakat”masing-masing anak. Pada tiap tingkat pendidikan dasar maupun lanjutan; TK, SD hingga SM,konsep kurikulum mengacu kepada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum ini sebagai perwujudan dari kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya berpedoman pada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan serta panduan penyusunan kurikulum.
58
Berikut ini adalah struktur kurikulum Sekolah Menengah di School of Universe:23
Tabel 7 Kurikulum STRUKTUR KURIKULUM SMP School of Universe Kurikulum Nasional SMP Pelajaran 1. Pendidikan Agama a. Ibadah b. Sirah c. Muhasabah Time d. Al-Qur'an & Hadits 2. PPKN 3. Bahasa Indonesia 4. Matematika 5. Bahasa Inggris 6. Penjaskes 7. IPA 8. IPS 9. Seni Budaya 10. TIK Total Kurikulum Pelengkap Khas School of Universe Pelajaran 1. Business Activities (Bisnis) a. Magang b. Bisnis Syariah c. Mental bisnis d. Belajar bisnis bersama 2. Leadership (Penjas) a. Basic Training b. Outdoor Activities c. Life Skills Total Jam Khas SoU TOTAL JAM KESELURUHAN
Semester 4 Jam
1
2
3
5
6
1 1 1 1 2 5 5 5 2 4 4 2 2 35
1 1 1 1 2 5 5 5 2 4 4 2 2 35
1 1 1 1 2 5 5 5 2 4 4 2 2 35
1 1 1 1 2 5 5 5 2 4 4 2 2 35
1 1 1 1 2 5 5 5 2 4 4 2 2 35
1 1 1 1 2 5 5 5 2 4 4 2 2 35
2
Semester 3 4 Jam
1
5
6
6 1 1 2
4 1 1 2
4 1 1 2
0 1 1 2
0 1 1 2
0 1 1 2
2 2 2 16 51
2 2 2 14 49
2 2 2 14 49
2 2 2 10 45
2 2 2 10 45
2 2 2 10 45
(Sumber: Bundel profil singkat School of Universe)
Kurikulum Nasional SMA Pelajaran 1. Pendidikan Agama a. Ibadah b. Sirah c. Muhasabah Time d. Al-Qur’an & Hadits 2. PPKN 23
Ibid, hal. 8
STRUKTUR KURIKULUM SMA-IPA School of Universe Semester 1 2 3 4 Jam 1 1 1 1 2
1 1 1 1 2
1 1 1 1 2
1 1 1 1 2
5
6
1 1 1 1 2
1 1 1 1 2
59 3. Bahasa dan Sastra Indonesia 4. Sejarah 5. Bahasa Inggris 6. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 7. Matematika 8. IPA a. Fisika b. Biologi c. Kimia 9. IPS a. Ekonomi dan Akuntansi b. Sosiologi c. Geografi d. Sejarah 10. Seni Budaya 11. TIK Total Kurikulum Pelengkap Khas School of Universe Pelajaran 1. Business Activities (Bisnis) a. Magang b. Bisnis Syariah c. Mental bisnis d. Belajar bisnis bersama 2. Leadership (Penjas) a. Basic Training b. Outdoor Activities c. Life Skills Total Jam Khas SoU TOTAL JAM KESELURUHAN
4
4 4 2 4
4 1 4 2 4
4 1 4 2 4
4 1 4 2 4
4 1 4 2 4
4 2 4 2 2 2
2 2 2
4 4 4
4 4 4
4 4 4
4 4 4
2 2 1 1 2 2 36
2 2 1 1 2 2 36
2 2 37
2 2 37
2 2 37
2 2 37
1
2
3
5
6
6 1 1 2
4 1 1 2
4 1 1 2
0 1 1 2
0 1 1 2
0 1 1 2
2 2 2 16 52
2 2 2 14 50
2 2 2 14 51
2 2 2 10 47
2 2 2 10 47
2 2 2 10 47
Semester 4 Jam
(Sumber: Bundel profil singkat School of Universe)
STRUKTUR KURIKULUM SMA-IPS School of Universe Semester Kurikulum Nasional SMA 1 2 3 4 Pelajaran Jam 1. Pendidikan Agama a. Ibadah 1 1 1 1 b. Sirah 1 1 1 1 c. Muhasabah Time 1 1 1 1 d. Al-Qur'an & Hadits 1 1 1 1 2. PPKN 2 2 2 2 3. Bahasa dan Sastra Indonesia 4 4 4 4 4. Sejarah 1 1 5. Bahasa Inggris 4 4 4 4 6. Pendidikan Jasmani dan Kese 2 2 2 2 7. Matematika 4 4 4 4 8. IPA a. Fisika 2 2 b. Biologi 2 2 c. Kimia 2 2 9. IPS a. Ekonomi dan Akuntansi 2 2 4 4 b. Sosiologi 2 2 3 3 c. Geografi 1 1 3 3 d. Sejarah 1 1 3 3
5
6
1 1 1 1 2 4 1 4 2 4
1 1 1 1 2 4 1 4 2 4
4 3 3 3
4 3 3 3
60 10. Seni Budaya 11. TIK Total Kurikulum Pelengkap Khas School of Universe Pelajaran 1. Business Activities (Bisnis) a. Magang b. Bisnis Syariah c. Mental bisnis d. Belajar bisnis bersama 2. Leadership (Penjas) a. Basic Training b. Outdoor Activities c. Life Skills Total Jam Khas SoU TOTAL JAM KESELURUHAN
2 2 36
2 2 36
2 2 38
2 2 38
2 2 38
2 2 38
1
2
Semester 3 4 Jam
5
6
6 1 1 2
4 1 1 2
4 1 1 2
0 1 1 2
0 1 1 2
0 1 1 2
2 2 2 16 52
2 2 2 14 50
2 2 2 14 52
2 2 2 10 48
2 2 2 10 48
2 2 2 10 48
(Sumber: Bundel profil singkat School of Universe) b. Kurikulum khas School of Universe School of Universe dalam kegiatan pembelajaran selain terfokus pada kurikulum nasional juga berupaya untuk melihat kebutuhan atau tuntutan masyarakat terhadap perkembangan dunia, karena itulah kurikulum khas SoU disusun sebagai pelengkap dari kurikulum nasional dan acuan atau pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran: Empat hal yang menjadi fokus kurikulum khas SoU yang menjadi pelengkap kurikulum nasional adalah: 1) Pengembangan akhlakmelalui Keteladanan Pengembangan 2) Logika melalui Belajar Bersama Alam 3) Pengembangan kepemimpinan melaluiOutbound Training 4) Pengembangan bisnis melalui Learning from Maestro, belajar kepada para ahli.24
24
Ibid, hal. 12
61
(Sumber: Bundel profil singkat School of Universe)
c. Pengetahuan Bisnis a) Wawasan Bisnis 1) Bio & Eko-Teknologi Pembelajaran materi bioekoteknologi bertujuan membangun wawasan dan kesadaran akan potensi bisnis local berbasis in-situ dan cara mengeksploitasinya dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. 2) Teknologi Informasi & Komunikasi Pembelajaran materi TIK bertujuan membangun wawasan dan kesadaran akan potensi bisnis global (worldwide view) dengan pemanfaatan teknologi inforasi dan komunikasi yang terus berkembang dengan pesat. 3) Perdagangan & Ritel Pembelajaran wawasan
perdagangan
perdagangan
&
dan
ritel
bertujuan membangun
kegiatan
usaha
eceran
yang
merupakan muara kegiatan bisnis. Peserta didik dibekali prinsipprinsip ritel yang diharapkan dapat diterapkan bidang bisnis yang mereka pilih.25 b) Manajemen Bisnis Guna melatih dan mengembangkan kemampuan manajerial bisnis yang menjadi pilihan peserta didik serta menumbuhkan kesadaran perserta efektifitas
didik
akan
fungsi
manajemen
untuk
dan efisiensi interaksi manusia dengan manusia serta
interaksi manusia dengan alat dan bahan dalam setiap kegiatan usaha.26 c) Rencana Bisnis Pembelajaran yang ditujukan untuk membimbing siswa membuat perencanaan bisnis yang diminati.
Rencana bisnis yang
dibuat kemudian dipresentasikan dan diuji kelayakan.27 25
Ibid, hal. 13 Ibid 27 Ibid, hal 14 26
62
d) Bisnis Praktis Guna
melatih
peserta
didik
membuat
rencana
bisnis
(business plan) yang aplikatif dan merealisasikan kegiatan bisnis yang akan ditekuni menjadi bisnis pilihan. Keseluruhan kurikulum bisnis tersebut di atas dijalankan dengan metode magang agar peserta didik memperoleh pengalaman melalui
presentasi
dan
nyata
untuk
konsultasi
kemudian distrukturkan sehingga
menumbuhkan
pengetahuan, keahlian, kesadaran dan tanggung jawab bisnis yang dengan sendirinya meningkatkan kompetensi bisnis.28 SM 1 Magang wajib Bio & Eko-teknologi TIK Ritell
SM 2 Magang Wajib Manajemen Magang Pilihan Manajemen Pilihan
SM 3
SM 4
Magang Pilihan
Magang Pilihan
Rencana Bisnis
Bisnis Praktis
(Sumber: Bundel profil singkat School of Universe)
D. Analisis Data Setelah melakukan pengamatan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran di School of Universe, serta menyajikan data penelitian. Selanjutnya penulis akan menganalisis data-data yang sudah terkumpul tersebut dan mencari bagaimana proses Intgrasi Pendidikan Agama Islam terjadi di sekolah alam, sebagaimana analisis data berikut:
1. Keunikan Sekolah School of Universe, dari namanya sendiri adalah sebuah keunikan, ada banyak keunikan-keunikan yang ada pada sekolah ini, baik dari segi pengajaran, kurikulum, penataan kelas dan lain sebagainya. Pertama kali penulis menginjakan kaki di School of Universe, penulis langsung disambut oleh berbagai macam keunikan-keunikan yang ditawarkan oleh School of Universe. Dari mulai hamparan
28
Ibid
63
pohon yang menyegarkan mata, kesopanan-kesopanan para peseta didik, keramahan para pengajar ataupun staff kepada tamu yang berkunjung. Nuansa Islam sudah sangat terasa pada sambutan awal, sehingga sudah jelas sekali pola pendidikan agama Islam sudah terintegrasikan dengan baik. Akan tetapi proses pengintegrasian Pendidikan Agama Islam yang terjadi di School of Universe berbeda dengan sekolah formal pada umumnya. Jika di sekolah formal pola pembelajaran Pendidikan dilakukan di dalam kelas, baik itu dengan metode ceramah, diskusi ataupun praktik dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islamnya, di School of Universe mempunyai cara tersendiri dalam proses pengintegrasian dalam pengajaran Agama Islam. Di School of Universe, pelajaran Pendidikan Agama Islam bukan suatu mata pelajaran yang diajarkan oleh para pengajar, akan tetapi dijalankan. Jadi dalam proses belajar dan mengajar, apaupun pelajarannya, dan temanya, semua mesti dikaitkan dengan nilai-nilai Agama.29 Selain itu biarpun tidak ada mata pelajaran khusus yang mempelajari tentang Agama, akan tetapi di School of Universe mempunyai tim khusus yang berkonsentrasi dalam pendidikan Agama Islam terhadap para peserta didik. Tim ini bernama Islamika, terdiri dari beberapa staff pengajar yang mengurusi kegiatankegiatan keagamaan, entah itu kegiatan harian, mingguan, bulanan ataupun kegiatankegiatan yang bertepatan dengan hari besar Islam. Inilah salah satu keunikan dari School of Universe yang berbeda dibanding sekolah formal. Biarpun berbeda, akan tetapi tidak menafikan tujuan dari pembelajaran Agama Islam. Sebagaimana pendapat Mahmud Yunus, tujuan pendidikan agama ialah mendidik anak-anak, pemuda-pemudi dan orang dewasa, supaya menjadi seorang muslim sejati, beriman teguh, beramal teguh, beramal salih dan berakhlak mulia, sehingga ia menjadi salah seorang anggota masyarakat yang sanggup hidup di atas kaki sendiri, mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa dan tanah airnya, bahkan sesama umat manusia.30
2. Aktivitas Dalam dan Luar Sekolah Ada beberapa aspek yang bisa diamati dalam aktivitas dalam dan luar sekolah, ketika itu penulis mengamati kegiatan belajar dan mengajar, baik itu aktivitas dalam 29
Hasil wawancara dengan R. Hanhan Burhanuddin, A.Md (Tim Pengajar Agama Islam SoU) pada hari senin, 10 Agustus 2015. 30 Mahmud Yunus, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hal. 10
64
maupun aktivitas luar sekolah. Dalam kegiatan dalam sekolah baik itu kegiatan intrakurikuler ataupun ekstrakurikuler, peserta didik sudah mampu menjalani perannya dengan baik, hal itu terlihat dari bagaimana cara mereka bersikap, entah itu kepada teman, pengajar ataupun orang lain. Selain itu, pada aktivitas dalam sekolah lebih ditekankan pada kegiatan praktik, terutama pada pengajaran Agama Islam. Karena bagi School of Universe, pendidikan yang utama adalah pendidikan Akhlak, sebagaimana empat pilar kurikulum di School of Universe. Biarpun pada dasarnya untuk anak tingkatan Sekolah Menengah (High School) lebih banyak ke materi-materi yang berisikan tentang bisnis, namun bukan berarti School of Universe mengesampingkan pendidikan Agama Islam, justru materi-materi bisnis tersebut diintegrasikan dengan Pendidikan Agama Islam. Selain mengamati kegiatan dalam sekolah, penulis berkesempatan melihat kegiatan luar sekolah, yang ketika itu ada agenda didik outbond yang diadakan di Setu Pengasinan, di sana peserta didik diminta untuk membuat rakit, dari alat yang ketika itu sudah disediakan. Dari situ banyak sekali aspek-aspek yang mampu penulis nilai, mulai dari mereka bekerjasama membuat rakit, dan berusaha agar rakit tersebut tidak tenggelam. Dari situ penulis bisa melihat bagaimana peserta didik dalam mengamati, mendengar dan mengambil kesimpulan, dan kesemua aspek tersebut mereka jalani dengan sangat baik, dan yang terpenting adalah, setiap aspek tersebut dimulai kerja sama peserta didik dalam membuat rakit, sampai menaiki rakit secara berkelompok, semuanya disumpalkan dengan nilai-nilai pendidikan, sebagaiamana definisi pendidikan menurut M. Alisuf Sabri, yaitu; “Pendidikan ialah usaha sadar orang dewasa
atau
pendidik
untuk
membantu,
membimbing
pertumbuhan
dan
perkembangan anak kearah kedewasaan.”31
3. Interaksi Individu Di sekolah ini banyak sekali interaksi-interaksi yang dilakukan oleh tiap-tiap individu, bahkan selama proses pembalajaran interaksi antara peserta didik dan pengajar kerap kali terjadi, hal itu dikarenakan faktor kedekatan antara peserta didik dan pengajar sudah terjalin sekian lama, selain itu pengajar di sini hanya memegang satu kelas, jadi proses interaksi berjalan dengan santai, cair dan tanpa hambatan yang
31
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), hal. 56.
65
berarti. Selain interaksi antara pengajar dan peserta didik, interaksi antara peserta didik dengan perserta didik lainnya berjalan dengan sebagaimana mestinya. Interaksi individu yang terjadi di sekolah merupakan pijakan awal bagi peserta didik, untuk berlanjut ke interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi sosial. Setelah mereka berinteraksi antar sesama di sekolah, mereka dituntut pula untuk berinteraksi di masyarakat. Karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.32 Di School of Universe, penulis mengamati pola interaksi yang terjadi, baik itu antara individu dengan individu, maupun individu dengan kelompok, baik antara sesama peserta didik maupun dengan para staff pengajar. Selain itu penulis tertarik dengan pola interaski anak berkebutuhan khusus dengan peserta didik yang lain. Tak ada perbedaan signifikan antara interaksi antara peserta didik yang biasa dengan peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus. Sehingga anak berkebutuhan khusus tidak merasa dibeda-bedakan, yang berbeda dengan perlakuan di tempat lain, anak berkebutuhan khusus dipisahkan dengan anak-anak lain, sehingga interaksi sosial mereka dengan masyarakat umum terganggu oleh perlakuan-perlakuan masyarakat terhadap
mereka.
Hal
ini
dikarenakan
School
of
Universe bekerja
sama
dengan Yayasan Bina Talenta Tunas Bangsa Karya Mandiri (Talenta Center) dalam hal pelayanan untuk peserta didik berkebutuhan khusus. Pada dasarnya peserta didik berkebutuhan khusus mengalami apa yang disebut spektrum, yang menyebabkan antara peserta didik yang satu dengan peserta didik lainnya berbeda/unik. Dalam metodenya, School of Universe
menerapkan pendekatan inklusi,
dimana peserta didik berkebutuhan khusus akan berinteraksi dengan peserta didik lainnya (dengan pendampingan khusus) di dalam kelas reguler. Di sini juga diberikan program yang berkesinambungan dan terpadu dalam mengolah serta mengembangkan kemampuan peserta didik berkebutuhan khusus agar kelak menjadi individu yang mandiri. Kurikulum yang diterapkan terdiri dari kurikulum dasar, Akademik dasar (membaca, menulis, matematika), Perilaku, Keterampilan sosial, keterampilan komunikasi, Activity Daily Living (ADL) dan yang terpenting adalah agama. Pada tingkatan lanjutan, terdiri dari pengenalan program kerja, program kejuruan (komputer, memasak, administrasi, art, dan sebagainya) serta keterampilan komunikasi dan sosialisasi di tempat kerja 32
Soerjono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1990), hal. 71-72
66
Pendekatan metode belajar : (1) Individualized Education Program (IEP) dimana siswa disiapkan secara perorangan untuk membantu pencapaian target kurikulum melalui perencanaan kegiatan belajar yang spesifik. (2) Differentiated Learning Process dimana siswa mengacu pada tema yang sama, namun disampaikan secara beragam sesuai dengan tingkat kemampuan setiap siswa baik dalam hal kandungan materi, proses maupun hasil akhir. (3) Active Learning, proses pembelajaran dilakukan melalui pengalaman langsung secara aktif di setiap aspek pengajaran mengingat naluri seorang anak untuk melakukan eksplorasi adalah hal yang sangat alamiah. (4) Bahasa pengantar adalah bahasa Indonesia dengan ketrampilan mendengar, berkomunikasi, membaca dan menulis.33 Jadi pada intinya interkasi individu yang terjadi di School of Universe sudah terjadi sebagaimana mestinya, dan tidak ada hambatan dalam pola interaksi mereka. Justru yang penulis lihat secara langsung norma-norma kesopanan diaplikasikan dengan baik oleh para peserta didik. Hal itu berarti pengajaran agama Islam sudah terintegrasikan dengan baik, lewat pola interaksi yang terjadi antar individu.
4. Kegiatan Keagamaan Seperti yang sudah penulis uraikan pada poin keunikan sekolah, di School of Universe tidak ada pelajaran Pendidikan Agama Islam, jadi pengajaran Agama Islam dilakukan bukan oleh guru mata pelajaran. Akan tetapi pengajaran Agama Islam merupakan tanggung jawab dari semua pihak yang ada di School of Universe. Terutama guru kelas, karena guru kelas diharuskan mengintegrasikan tiap pelajaran yang dia ajarkan dengan Pendidikan Agama Islam, jadi apapun mata pelajaran dan temanya, semuanya harus terintegrasikan dengan Pendidikan Agama Islam. Dan yang terpenting, guru kelas haruslah menjadi suri tauladan bagi para peserta didik, sehingga para peserta didik mampu mencontoh nilai yang sudah dicontohkan oleh guru kelas.34 Selain oleh guru kelas, Pendidikan Agama Islam juga diajarkan melalui 33
http://www.school-of-universe.com/index.php/program/talenta (diakses pada hari kamis 10 September 2015, pukul 20:53) 34 Hasil wawancara dengan R. Hanhan Burhanuddin, A.Md (Tim Pengajar Agama Islam SoU) pada hari senin, 10 Agustus 2015.
67
kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di School of Universe, oleh tim Islamika (Tim pengajar PAI). Baik itu kegiatan yang bersifat harian seperti sholat berjamaah, berwudhu, tausyiah, maupun kegiatan yang bersifat perayaan hari raya ataupun kegiatan keagamaan yang bersifat insidental. Biarpun tanpa pelajaran khusus yang mengajarkan Pendidikan Agama Islam, dalam kegiatan keagamaaan para peserta didik sehari-hari, sudah terlihat kecakapan-kecakapan mereka dalam praktik agama, mulai dari kegiatan berwudhu yang setiap hari dilaksankan sebelum sholat, hingga keteraturan mereka dalam sholat berjamaah. Jadi dengan sedikit teori para peserta didik sudah mampu mempraktikan apa yang sudah diajarkan oleh para pengajar. Jadi lewat kegiatan-kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di School of Universe, para peserta didik tidak hanya mengetehui tentang teori ibadah, melainkan bisa diaplikasikan secara langsung dengan bimbing tim Islamika (Tim pengajar PAI), sebagaimana tujuan Agama Islam yaitu “membina manusia beragama berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai kejayaan dunia dan akhirat, yang dapat dibina melalui pengajaran agama yang intensif dan efektif.”35
5. Sistem Pengajaran di School of Universe Soal sistem, School of Universe jelas beda dengan sekolah-sekolah formal yang ada. Terutama lewat sistem pengajaran, sebagaimana yang sudah penulis uraikan pada interpretasi data. Pada sistem pengajaran di School of Universe, peserta didik diminta untuk bisa “membaca” semester dengan cara pandang yang utuh. Dan tentu saja untuk membaca semesta para peserta didik haruslah dekat dengan semesta. Maka dari itu sistem pengajaran di School of Universe kebanyakan di lakukan di luar kelas, dan lebih dekat ke alam, jadi 70% kegiatan belajar dan mengajar di lakukan di luar kelas.36 Biarpun begitu, sistem pembelajarannya tidak keluar dari empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut: (1) Mengidentifikasi serta menetapkan spesisifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang 35
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1992), hal. 13 36 Hasil wawancara dengan Ade Rosyid Salim, SP. (Public Relation SoU) hari senin, 10 Agustus 2015
68
diharapkan. (2) Memilih sistem pendekatan belajar berdasarkan aspirasi pandangan hidup masyarakat. (3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya. (4)Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi kegiatan hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya dijadikan umpan balik penyempurnaan sistem intruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.37 Dalam proses pelatihan membaca semesta School of Universe menggunakan sistem pengajaran khusus, yaitu sistem pengajaran Spider Web, tujuannya adalah membuat peserta didik peka sekaligus terbuka dalam menyimak permasalahan dan mencari pemecahan total. Jadi tidak ada jadwal pelajaran khusus, semua mengalir mengkitu tema pengajaran yang dirancang oleh pengajar. Dalam menerapkan sistem pengajaran, pengajar di School of Universe pengajar diibaratkan sebagai seorang cheef, ruang kelas adalah dapurnya, siswa adalah bahan masakannya, sedangkan fasilitas serta materi adalah bumbu racikannya, dan“Little Khalifah” adalah hidangannya. Dalam proses belajar dan mengajar, para pengajar School of Universe diharapkan menguasai bahasa ibu atau dengan kata lain, mampu dekat kepada para peserta didik, karena dengan kedekatan-kedekatan tersebut, peserta didik mampu menerima setiap pelajaran dengan baik, meskipun begitu, tetap ada batasan-batasan tertentu antara pengajar dengan peserta didik.38 Dan setiap sistem pembelajarannya sudah terintegrasikan dengan Pendidikan Agama Islam, karena tujuan utama pengajaran di School of Universe bukan hanya keberhasilan akademik semata, melainkan juga keberhasilan nilai dan moral.
6. Kurikulum Pada dasarnya, kurikulum yang dijalankan pada School of Universe masih mengikuti kurikulum pemerintah. Akan tetapi dalam praktik penggunannya, School of Universe mempunyai racikan tersendiri. Pada seluruh tingkatan pendidikan, kurikulum dan penjenjangan proses 37
pembelajaran yang bersifat luwes, yang
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: CV. Alfabet, 2006), cet. KeIV, hal. 222. 38 Hasil wawancara dengan Donny Prayudi, M.BA. (Headmaster SM SoU) hari kamis, 13 Agustus 2015,
69
senantiasa disesuaikan dengan perkembangan kejiwaan dan keunikan serta bakat masing-masing anak.39 Jadi biarpun School of Universe mempunyai racikan kurikulum tersendiri bukan berarti konsep kurikulum mereka tidak mengacu kepada kurikulum buatan pemerintah, justru sebaliknya, pada tiap tingkat pendidikan dasar maupun lanjutan; TK, SD hingga Sekolah Menengah mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), karena menurut KTSP sangat cocok bila diterapkan pada sekolah alam, sebagaimana tujuan dari KTSP, yaitu untuk memandirikan dan memperdayakan satuan
pendidikan melalui
pemberian
kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah mengambil keputusan secara partisipatif dalam pengambilan keputusan.40 Meskipun begitu, pembelajaran yang terjadi di School of Universe lebih cepat ketimbang pembelajaran yang terjadi di sekolah-sekolah formal pada umumnya. Bila di sekolah formah butuh waktu 6 tahun untuk menyelesaikan pendidikan menengah ke atas, yaitu 3 tahun masa menengah pertama, dan 3 tahun selanjutnya untuk menengah ke atas. Di School of Universe, peserta didik hanya menempuh waktu 4 tahun saja, perhitungannya adala SM 1 dan SM 2 (Setara SMP) serta SM 3 dan SM 4 (Setara SMA), jadi masing-masing tingkatan hanya membutuhkan waktu 1 tahun pembelajaran.
41
Biarpun hanya menempuh 4 tahun
pembelajaran, bukan berarti para peserta didik tidak mampu menempuh ujian nasional yang biasa diselenggarakan oleh pemerintah, namun justru sebaliknya. Dengan waktu 4 tahun (2 tahun SMP dan 2 tahun SMA) peserta didik di School of Universe mampu menempuh ujian nasional, meskipun dengan 2 tahun pembelajaran. Hal ini dikarenakan, sistem pembelajaran di School of Universe bersifat luwes, tidak kaku. Sehingga para peserta didik merasa nyaman dalam menerima materi yang banyak, baik materi yang terdapat pada kurikulum KTSP, maupun kurikulum racikan dari School of Universe, yang lebih fokus pada praktik bisnis. Seperti yang sudah penulis jelaskan, selain terfokus pada kurikulum Nasional. School of Universe juga berupaya melihat kebutuhan masyarakat. Maka dari itu selain menempuh kurikulum Nasional, School of Universe juga meracik kurikulum tersendiri. Kurikulum tersebut berfokus pada 4 hal, yaitu; akhlak, logika, 39
Bundel profil singkat School of Universe, op.cit.,hal.8 Enco Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Suatu Panduan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007) hal. 22 41 Hasil wawancara dengan Ade Rosyid Salim, SP. (Public Relation SoU) hari senin, 10 Agustus 2015 40
70
kepemimpinan, dan bisnis. Namun dalam hal ini akhlak lah yang sangat memegang peranan, yaitu sebanyak 80% dan sisanya adalah ketiga hal lainnya. Karena akhlak merupakan pilar paling penting ketimbang ketiga pilar lainnya, karena dengan baiknya akhlak, maka logika, kepemimpinan, serta bisnis mampu dijalankan dengan baik. Dengan melihat akhlak sebagai pilar utama, di sana dapat dilihat bahwa Pendidikan Agama Islam sudah terintegrasikan dengan baik pada kurikulum racikan School of Universe. Karena dasar dari kurikulum School of Universe adalah AlQur‟an dan Hadis , dan tujuannya adalah menjadikan School of Universe sebagai sekolah yang rahmatan lil „alamin.42 Sehingga segala sistem pembelajaran harus berpedoman dengan nilai-nilai yang terkandung pada Islam.
42
Ibid
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilakukan di School of Universe tidak dilakukan dengan bentuk mata pelajaran, akan tetapi nilai-nilai agama Islam diberikan oleh guru kelas dengan mengintegrasikannya terhadap mata pelajaran lain. Jadi setiap pelajaran yang diajarkan oleh guru, akan selalu dikaitkan dengan ayat-ayat Qur’an dan Hadits Nabi. Selain itu pengajaran agama Islam tidak hanya diajarkan di dalam kelas, melainkan juga dengan kegiatan-kegiatan luar kelas. Sehingga peserta didik memahami dan mengaplikasikan apa yang sudah diajarkan. Walaupun di School of Universe tidak ada mata pelajaran khusus tentang Pendidikan Agama Islam, akan tetapi di sana ada tim khusus yang concern pada Pendidikan Agama Islam. Islamika, sebuat tim yang mengkhususkan untuk memberikan materi ataupun kegiatan-kegiatan yang bertemakan Islam. Jadi para orang tua tidak perlu khawatir tentang Pendidikan Agama Islam di sekolah ini. Sistem pembelajaran diatas terlaksana karena pihak School of Universe lebih menekankan pendidikan akhlak. Sebagaimana empat pilar kurikulum dari akhlak, logika, kepemimpinan dan bisnis. Dari keempat pilar tersebut akhlak lah yang paling ditonjolkan oleh pihak School of Universe, porsinya sebanyak 80% sedangkan sisanya adalah ketiga pilar tersebut. Jadi pada intinya proses pengintgerasian Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum di Sekolah alam, yang dalam hal ini adalah School of Universe berupa pendekatan-pendekatan yang terintegrasikan dengan tema-tema pelajaran yang ada serta dibantu pula oleh tim pengajar agama Islam, dalam hal ini adalah, tim Islamika. Serta para pengajar yang berusaha menjadi suri tauladan bagi para peserta didik. Sehingga para peseerta didik tidak hanya sukses menempuh nilai-nilai akademis yang harus dicapai akan tetapi juga mampu menerapkan nilai-nilai moral atau akhlak yang sudah ditanamkan oleh pihak School of Universe melalui kurikulum yang sudah dirancang dengan sedemikian rupa.
71
B. Saran Adapun beberapa saran yang dapat penulis sampaikan: 1. Untuk penyelenggara, School of Universe Lebih meningkatkan layanan informasi yang jelas dan lengkap mengenai Sekolah Alam yang dididirikan, meningkatkan mutu dan pelayanan, serta terus berupaya memperbaiki segala kekurangan dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan di School of Universe agar sekolah ini menjadi alternative lain bagi masyarakat yang kurang puas terhadap sekolah-sekolah formal. 2. Untuk tamatan/alumni mahasiswa Pendidikan Agama Islam Moral dan akhlak bangsa merupakan tanggung jawab tamatan/alumni jurusan Pendidikan Agama Islam. Adalah kewajiban kita bersama berpartisipasi dan bahkan ikut menyelenggarakan pendidikan alternatif seperti Sekolah Alam, agar pembelajaran Agama Islam menjadi lebih menyenangkan, sehingga Pendidikan Agama Islam tidak terlihat membosankan.
72
DAFTAR PUSTAKA Abdulloh. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2010. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: CV. Rineka Cipta, 1993. Budi Santoso, Satmoko. Sekolah Alternatif, MengapaTidak?. Yogakarta: Diva Press, 2010. Dakir. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Yogyakata: PT Rhineka Cipta, 2004. Darajat, Zakiah dkk. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1992. Darajat, Zakiah. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta : Bumi Aksara, 1995 Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Tarjamahnya. CV.Diponegoro, 2004. Djamaluddin dan Abdullah Aly. Kapita Selekta pendidikan Islam. Bandung : Pustaka Setia, 1999. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta, 2006. Edukasia. Sekolah Alam, Sebuah Alternatif Pendidikan, Suara Merdeka. Jum’at, 12 Februari 2010. Fazlur Rahman. Tema-Tema Pokok Al-Qur’an. Bandung:Pustaka,1983. Fridani, Lara Inspiring Education Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT. ElexMedia Komputindo, 2009. Hamalik, Oemar . Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara , 2007. Khaeruddin,dkk. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan Implementasinya di Madrasah. Yogjakarta:NuansaAksara,2007. Komunitas Sekolah Alam. Menemukan Sekolah Yang Membebaskan: Perjalanan Menggapai Sekolah yang Mendidik anak Menjadi manusia Berkarakter. Tangerang: Kawan Pustaka, 2005. Kristi Poerwandari, E. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi .Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, 1998. Ladjid, Hafni. Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi. Ciputat: Ciputat Press Group, 2005.
73
Majid, Abdul Dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Rosda Karya, 2006. Moedjiono, J.J. Hasibuan,. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004. Mujib, Abdul dan Muhaimin. Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosopis dan Kerangka Dasar Operasionalusasi. Bandung; Tri Genda Karya, 1993. Mulyasa,
E.
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi,
(Konsep
,Karakteristik
dan
Implementasi), Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004. Mulyasa, Enco. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Suatu Panduan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007. Nasution. Pengembangan Kurikulum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993. Nasution, S. Asas-Asas Kurikulum, Jakarta : Bumi Aksara, 2006. Nata, Abuddin. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Pre Media Group, 2009. Nurgiyantoro, Burhan. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta : BPF, 1985. Nurhadi. Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Departeman Pendidikan Nasioanal, 2002 Puspita, Anggun. Belajar dan Bermain ala Sekolah Alam, Suara Merdeka. Minggu, 2 Mei 2010. Ramayulis. Ilmiu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006. Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar 1945 Hasil Amandemen. Jakarta: Sinar Grafika, 2005 Rosyadi, Khoiron. Pendidikan Profetik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004. Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Pendidik. Jakarta: Rajagrafindo, 2011. Sabri, Ahmad. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Jakarta : Quantum teaching, 2005. Sabri , M. Alisuf. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996. Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabet, 2006. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran:Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group, 2007.
74
Septriana. Lendo novo Sebuah Novel Tentang Dia. Penggagas Sekolah Alam. Bogor: SoU Publisher, 2009. Soebahar, Abdul Halim. Wawasan Baru Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2002. Soekamto,Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1990. Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta, 2011. Sukmadinata, Nanan Syaodih. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2011. Suryabrata, Sumardi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PR. Raja Grafindo, 2006. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2008. Syari’ati, Ali. Sosiologi Islam. Bandung: Mizan, 1988. Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2005. Yunus,Mahmud. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2005. Yunus , Mahmud. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Jakarta : PT. Hidakarya Agung, 1992.
75
DAFTAR REFERENSI
Nama
: NUR KHOLIS MAKKI
NIM
: 1110011000031
Judul Skripsi : INTEGRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KURIKULUM SEKOLAH ALAM. (Study Kasus: School of Universe)
NO
Bab
Nomor
Referensi
Footnote 1.
I
1
Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar: 2004), hal.4
2
Zakiyah Darajat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam. (PT. Bumi Aksara, 1992), hal 38.
3
Abdul Majid Dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Rosda Karya, 2006), hal. 135
4
Lara Fridani, Inspiring Education Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : PT. ElexMedia Komputindo, 2009), hlm.viii.
5
Komunitas Sekolah Alam, Menemukan Sekolah Yang Membebaskan: Perjalanan Menggapai Sekolah yang Mendidik anak Menjadi manusia Berkarakter, (Kawan Pustaka:Tangerang, 2005), hal. x
6
History.” Profil School of Universe. Diakses pada 31 Maret 2015. http://www.school-ofuniverse.com/index.php/profil/sejarah
2.
II
1
M. Alisuf Sabri. Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), hal. 10
2
Abdul Halim Soebahar. Wawasan Baru Pendidikan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hal. 1
Paraf
3
Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hal. 10
4
Ramayulis, Ilmiu Pendidikan Islam,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h.121
5
Undang-Undang Dasar 1945 Hasil Amandemen, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), Cet.2
6
Abdul Majid, dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 1, h. 132-133.
7
Mahmud Yunus. Metodik Khusus Pendidikan Agama. (Jakarta : PT. Hidakarya Agung, 1992), hal. 13
8
Zakiah Daradjad. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), hal. 172
9
Abdul Mujib dan Muhaimin. Pemikiran Pendidikan Islam:
Kajian
Filosopis
dan
Kerangka
Dasar
Operasionalusasi. (Bandung; Tri Genda Karya, 1993), hal. 161 10
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2008), cet ke-14, hal. 132-133
11
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2008), cet ke-14, hal. 133 - 136.
12
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2008), cet ke-14, hal. 137-138
13
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2008), cet ke-14, hal. 139
14
Dr. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara , 2007. hlm 16
15
Dr. S. Nasution, M.A, Asas-Asas Kurikulum, Jakarta : Bumi Aksara, 2006. hlm 2
16
Prof.
DR.
Nanan
Syaodih
Sukmadinata,
Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2011. Hal. 1 17
Oemar
Hamalik,
Kurikulum
dan
Pembelajaran.
Bandung: Bumi Aksara, 1994, hlm. 9 18
Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Yogyakata: PT Rhineka Cipta, 2004, hlm.23
19
Oemar
Hamalik,
Kurikulum
dan
Pembelajaran.
Bandung: Bumi Aksara, 1994, hlm. 24 20
Burhan Nurgiyantoro, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta : BPF, 1985, hlm. 10.
21
Abdulloh, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Yogyakarta, Ar-ruzz Media, 2010, hlm.56
22
Nasution, Pengembangan Kurikulum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993, hlm.131-132
23
Khaeruddin,
dkk.,
Pendidikan
Konsep
Madrasah,
Kurikulum dan
Tingkat
Satuan
Implementasinya
(Yogjakarta:NuansaAksara,
di
2007),
Cet.I,hlm.3 24
Satmoko
Budi
Santoso,
Sekolah
Alternatif,
MengapaTidak? (Yogakarta: Diva Press, 2010), hlm.13 25
Nurhadi,
Pendekatan
Kontekstual,
(Jakarta:
Departeman Pendidikan Nasioanal,2002), hlm. 1 26
Satmoko Budi Santoso, Sekolah Alternatif, Mengapa Tidak?, (Yogyakarta, Diva Press 2010), hlm. 12
27
Penggagas
sekolah
alam
di
Indonesia,
Lendo
Novo,merintis berdirinya sekolah alam sejak 20 tahun silam. Puncak dari pergulatan panjang Lendo dalam mengembangkan
konsep sekolah di alam terbuka
terjadi pada tahun1997, saat ia dan rekan-rekannya mendirikan Sekolah Alam Ciganjur, Jakarta Selatan. Lebih lanjut Lendo Novo mengutarakan, melalui sekolah alam dia berharap akan terlahir generasi yang memiliki
kepedulian
tinggi
terhadap
masalah
lingkungan. "Kalau dari kecil anak sudah terbiasa hidup di alam hijau dan di tanamkan semangat mencintai lingkungan,maka begitu besar ia tidak akan melakukan penebangan pohon". http://nasional.kompas.com/read/2009/09/12/1619001 9/gubernur.jakarta.bebas.daging.gelonggongan (diakses pada 2 Juni 2015) 28
Satmoko Budi Santoso,op. cit., hlm.13
29
Septriana, Lendo novo Sebuah Novel Tentang Dia. Penggagas Sekolah Alam, (Bogor: SoU Publisher, 2009) hlm.78
30
OemarHamalik,Kurikulum dan Pembelajaran,(Jakarta: Bumi Aksara,2001), hal. 7
31
E.Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Konsep, Karakteristik dan Implementasi), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya (2004), hlm. 100
32
Septriana,op.cit.,hlm.81
33
Fazlur
Rahman,
Tema-Tema
Pokok
Al-Quran,
(Bandung: Pustaka,1983) hlm.116 34
Departemen Agama RI, Al-Qur¶an dan Tarjamahnya, (CV.Diponegoro, 2004) hlm.243
35
Edukasia,
Sekolah
Alam,
Sebuah
Alternatif
Pendidikan, Suara Merdeka, Jum’at, 12Februari 2010, hlm.18 36
Anggun Puspita, Belajar dan Bermain ala Sekolah Alam, Suara Merdeka, Minggu, 2 Mei 2010, hlm.04
37
Satmoko Budi Santoso,op.cit.,hlm.14
38
Djamaluddin
dan
AbdullahAly.
Kapita
Selekta
pendidikan Islam. (Bandung : Pustaka Setia, 1999), hal. 114 39
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching.(Jakarta : Quantum teaching, 2005), hal. 5253
40
Rusman,
Model-Model
Pembelajaran
Mengembangkan Profesionalisme Pendidik (Jakarta: Rajagrafindo, 2011), 23 41
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Pre Media Group, 2009) hal. 180.
42
Ali Syari’ati, Sosiologi Islam (Bandung: Mizan, 1988),hal 34.
43
Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat: Ciputat Press Group, 2005, hal. 121
44
J.J. Hasibuan, Moedjiono. Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004), cet-2, hal 20.
45
Ibid. Hal. 24-29
46
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), hal. 97
47
Wawancara dengan , Donny Prayudi, M.BA (head master high school SoU) Kamis, 13 Agustus 2015 di SoU
48
www.tentangsekolahalam.wordpress.com
(diakses
pada 24 Juli 2015) 3.
III
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 13.
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: CV. Rineka Cipta, 1993), cet ke-9, hal. 102
3
Sugiyono, op. cit., hal. 316
4
Ibid., hal. 326
5
Ibid., hal. 333
6
E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian
Psikologi
(Jakarta:
Lembaga
Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, 1998) , hal. 89. 4.
IV
1
Bundel Profil Singkat School of Universe, hal. 2
2
Ibid
3
Ibid
4
Abdul Mujib dan Muhaimin. Pemikiran Pendidikan Islam:
Kajian
Filosopis
dan
Kerangka
Dasar
Operasionalusasi. (Bandung; Tri Genda Karya, 1993), hal. 161. 5
http://www.school-of-universe.com/index.php/profil (diakses pada hari jumat, 11 September, pukul 18:42)
6
Ibid (diakses pada hari jumat, 11 September)
7
Bundel Profil Singkat School of Universe, op. cit., hal. 3
8
Ibid
9
Ibid, hal. 5
10
Ibid
11
Ibid, hal. 6
12
http://www.school-ofuniverse.com/index.php/fasilitas/kelas (diakses pada hari jumat, 11 September, pukul 18:46)
13
http://www.school-ofuniverse.com/index.php/fasilitas/laboratorium (diakses pada hari jumat, 11 September 18:46)
14
http://www.school-ofuniverse.com/index.php/fasilitas/outbound
(diakses
pada hari jumat, 11 September, pukul 18:46) 15
http://www.school-ofuniverse.com/index.php/fasilitas/sbu (diakses pada hari jumat, 11 September, pukul 18:47)
16
http://www.school-of-
universe.com/index.php/fasilitas/drinkingfountan (diakses pada hari jumat, 11 September, pukul 18:47 17
http://www.school-of-universe.com/index.php/fasilitas (diakses pada hari jumat, 11 September, 18:48)
18
Zakiah Darajad, Metode Khusus Pendidikan Agama, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1995), gal. 172
19
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PR. Raja Grafindo, 2006), hal.231.
20
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran:Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), hal.126.
21
Ibid
22
Bundel Profil Singkat School of Universe, op. cit., hal.7
23
Ibid, hal. 8
24
Ibid, hal. 12
25
Ibid, hal. 13
26
Ibid
27
Ibid, hal. 14
28
Ibid
29
Hasil wawancara dengan R. Hanhan Burhanuddin, A.Md (Tim Pengajar Agama Islam SoU) pada hari senin, 10 Agustus 2015.
30
Mahmud Yunus, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hal. 10
31
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), hal. 56
32
Soerjono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1990), hal. 71-72
33
http://www.school-ofuniverse.com/index.php/program/talenta (diakses pada hari kamis 10 September 2015, pukul 20:53)
34
Hasil wawancara dengan R. Hanhan Burhanuddin, A.Md (Tim Pengajar Agama Islam SoU) pada hari senin, 10 Agustus 2015.
35
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1992), hal. 13
36
Hasil wawancara dengan Ade Rosyid Salim, SP. (Public Relation SoU) hari senin, 10 Agustus 2015
37
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: CV. Alfabet, 2006), cet. Ke-IV, hal. 222.
38
Hasil wawancara dengan Donny Prayudi, M.BA. (Headmaster SM SoU) hari kamis, 13 Agustus 2015
39
Bundel profil singkat School of Universe, op.cit.,hal.8
40
Enco Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Suatu Panduan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007) hal. 22
41
Hasil wawancara dengan Ade Rosyid Salim, SP. (Public Relation SoU) hari senin, 10 Agustus 2015
42 5
V
-
Ibid
LEMBAR OBSERVASI KEUNIKAN SEKOLAH
NAMA SEKOLAH : School of Universe HARI/TANGGAL
: Selasa/ 11 Agustus
Petunjuk penggunaan: Ceklis salah satu diantara pilihan-pilihan yang ada di bawah ini.
NO
Aspek Penilaian
Poin SB
1
Segi penataan kelas
B
Catatan C
√
Antara satu kelas dengan kelas yang lainnya tidak berdempetan.
2
√
Bangunan kelas
Bangunan kelas terdiri dari saungsaung dan beberapa dari bangunan.
3
√
Menitikberatkan
Memperbanyak
praktik 4
praktik, yaitu 70 % √
Tanpa seragam sekolah
Kegiatan belajar dan mengajar tanpa menggunakan seragam resmi.
5
Tidak membedakan anak berkebutuhan
√
Tak ada perbedaan antara peserta didik
khusus
yang normal dengan yang berkebutuhan khusus
6
Kedekatan pengajar
√
Kedekatan
dengan peserta didik
pengajar dengan anak didiknya layaknya seorang teman.
7
Banyak lahan hijau
√
Banyak lahan hijau yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan belajar dan mengajar
8
Pemetaan bakat
√
Pemetaan bakat peserta didik sudah ditelesuri sedari dini.
Mengetahui
Public Relation SoU Ade Rosyid Salim, SP.
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS DALAM DAN LUAR SEKOLAH
NAMA SEKOLAH : School of Universe HARI/TANGGAL
: Kamis/ 13 Agustus
Petunjuk penggunaan: Ceklis salah satu diantara pilihan-pilihan yang ada di bawah ini. Poin NO 1
Aspek Penilaian
SB
B
C
Keterangan
Kemampuan peserta
Peserta didik sudah
didik dalam
mampu
mendengarkan
√
mendengarkan dengan baik
2
Kemampuan peserta
Peserta didik sudah
didik dalam
mampu
berinteraksi
√
berinteraksi dengan baik
3
Kemampuan peserta
Peserta didik sudah
didik dalam
mampu
berkomunikasi
√
berkomunikasi dengan baik
4
Kemampuan peserta didik dalam menulis
Peserta didik sudah √
mampu menulis dengan cukup baik
5
Kemampuan peserta didik dalam membaca
Peserta didik sudah √
mampu membaca dengan cukup baik
6
Kemampuan peserta
Peserta didik sudah
√
didik dalam menyimpulkan
mampu menyimpulkan dengan baik
7
Kemampuan peserta didik dalam
Peserta didik sudah √
mampu
menjelaskan
menjelaskan dengan sangat baik
8
Kemampuan peserta
Peserta didik sudah
didik dalam
mampu mengingat √
mengingat
intruksi dengan baik
9
Kemampuan peserta didik dalam
10
Peserta didik sudah √
mampu mengamati
memgamati
dengan sangat baik
Kemampuan peserta
Kemampuan
didik dalam praktik
√
peserta didik dalam praktik sudah sangat baik
Mengetahui
Public Relation SoU Ade Rosyid Salim, SP.
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN KEAGAMAAN
NAMA SEKOLAH : School of Universe HARI/TANGGAL
: Senin/ 10 Agustus
Petunjuk penggunaan: Ceklis salah satu diantara pilihan-pilihan yang ada di bawah ini. Poin NO
Aspek Penilaian
SB
B
1
Ramadhan Camp
√
2
Perayaan Idul Adha
√
3
Maulid Nabi
√
4
Penggalangan Dana
√
5
Mentoring
√
6
Sholat Berjamaah
√
7
Tausyiah
√
8
Membaca Asmaul Husna
√
9
Tahsin Al-Qur’an
√
10
Bedah ayat Al-Qur’an
√
11
Mabit (Menginap)
12
Praktikum Ibadah
C
√ √
Mengetahui
Public Relation SoU Ade Rosyid Salim, SP.
LEMBAR OBSERVASI INTERAKSI INDIVIDU
NAMA SEKOLAH : School of Universe HARI/TANGGAL
: Rabu/ 12 Agustus
Petunjuk penggunaan: Ceklis salah satu diantara pilihan-pilihan yang ada di bawah ini. Poin NO 1
Aspek Penilaian
SB
B
C
Keterangan
Individu dengan
Interaksi yang
teman
terjadi antara √
sesame peserta didik
2
Individu dengan guru
Interaksi yang terjadi antara √
peserta didik dengan pengajar
3
Individu dengan alam
Interaksi yang terjadi dengan √
lingkungan alam sekitar
4
Individu dengan ABK
Interaksi yang √
terjadi antara peserta didik denagn anak berkebutuhan khusus
5
Guru dengan Siswa
Interaksi antara
√
pengajar dengan peserta didik
6
Guru dengan guru
Interaksi yang √
terjadi antara sesama pengajar
7
Guru dengan ABK
Interaksi antara pengajar dengan √
anak berkebutuhan khusus
8
ABK dengan ABK
Interkasi antara anak berkebutuhan √
khusus dengan sesamanya
9
ABK dengan guru
Interaksi antara anak berkebutuhan √
khusus dengan pengajar
10
ABK dengan siswa
Interkasu yang
normal
terjadi antara anak √
berkebutuhan khusus dengan peserta didik lainnya
Mengetahui
Public Relation SoU Ade Rosyid Salim, SP.
LEMBAR OBSERVASI PELANGGARAN SEKOLAH
NAMA SEKOLAH : HARI/TANGGAL
:
Petunjuk penggunaan: Ceklis salah satu diantara pilihan-pilihan yang ada di bawah ini. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Pelanggaran
Ada
Tidak
Kondisi SB B C
Catatan
LEMBAR OBSERVASI SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH NAMA SEKOLAH : School of Universe HARI/TANGGAL
: Senin/ 10 Agustus
Petunjuk penggunaan: Ceklis salah satu diantara pilihan-pilihan yang ada di bawah ini. NO
Aspek Penilaian
Ada
Tidak
Keadaan SB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kelas Pepustakaan WC Arena Bermain Kantin Lab. IPA Lab. Komputer UKS Tempat Ibadah Ruang Guru Kendaraan Operasional Studio Musik Audiovisual Fasilitas Olahraga
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
B
C
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √
Mengetahui
Public Relation SoU Ade Rosyid Salim, SP.
BERITA WAWANCARA 1 Nama
: Ade Rosyid Salim, SP.
Jabatan
: Public Relation School of Universe
Hari/Tanggl : Senin/ 10 Agustus Tempat
: Ruang Reservasi School of Universe
1. Pertanyaan Jawaban
: Bagaimana penyusunan kurikulum pada sekolah alam? : Ketertarikan awal saya terhadap sekolah alam dikarenakan oleh 3
faktor, yaitu: 1. Menggunakan kurikulum yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis 2. Menggunakan alam sebagai media belajar (Kauniyah) 3. Memaksimalkan potensi fitrah manusia sebagaimana terdapat dalam surat AlIsra’84 dan At-Tin ‘3
2. Pertanyaan Jawaban
: Bagaimana pandangan anda terhadap sekolah alam di Indonesia? : Pandangan saya terhadap sekolah alam adalah, sekolah yang
merupakan alternative bagi orang tua siswa yang paham akan pendidikan.
3. Pertanyaan Jawaban
: Apa yang anda pahami tentang sekolah alam? : Yang saya pahami tentang sekolah alam adalah sekolah yang
berpegang teguh pada Islam, jadi segala sesuatunya terintegrasikan dengan nilai-nilai Islam, dan sekolah yang Rahmatan Lil Alamin yang merupakan rahmat bagi semua orang.
4. Pertanyaan Jawaban
5. Pertanyaan Jawaban
: Bagaimana sejarah berdirinya sekolah alam ini? : (Terlampir)
: Apalatar belakangnya? : (Terlampir)
6. Pertanyaan Jawaban
7. Pertanyaan Jawaban
8. Pertanyaan Jawaban
9. Pertanyaan Jawaban
10. Pertanyaan Jawaban
: Siapa saja penggagasnya? : (Terlampir)
: Sudah berapa lama sekolah ini beroperasi? : (Terlampir)
: Apa saja syarat untuk masuk sekolah ini? : Tanpa syarat, siapa saja boleh masuk.
: Fasilitas apa saja yang disediakan oleh sekolah alam ini? : (Terlampir)
: Tingkat pendidikan apa saja yang terdapat pada sekolah alam ini? : Playgroup, Kindergarten, Elementary School dan High School.
BERITA WAWANCARA 2 Nama
: Donny Prayudi, M.BA
Jabatan
: Head Master (High School) School of Universe
Hari/Tanggl : Kamis/ 13 Agustus Tempat
: Studio Musik School of Universe
1. Pertanyaan Jawaban
: Bagaimana penyusunan kurikulum pada sekolah alam? :
Penyusunan kurikulum di sekolah ini berlandaskan empat pilar,
yaitu; Akhlak, Logika, Leadership, dan Bisnis. Akan tetapi muatan Akhlak lebih banyak ketimbang pilar-pilar lainnya, jadi untuk Akhlak sebesar 80% sedangkan 20% sisanya untuk pilar-pilar lain. 2. Pertanyaan Jawaban
: Siapa saja yang turut berperan dalam penyusunan kurikulum? : Semua guru, jadi apabila diibaratkan, guru adalah seorang cheef,
ruang kelas adalah dapurnya, siswa adalah bahan masakannya, sedangkan fasilitas serta materi adalah bumbu racikannya, dan“Little Khalifah” adalah hidangannya.
3. Pertanyaan Jawaban
: Bagaimana isi kurikulum yang digunakan oleh sekolah alam ini? : Masih mengikuti kompetensi diknas, namun dengan metode dan
pengayaan yang berbeda.
4. Pertanyaan
: Apakah kurikulum yang dibuat harus sesuai dengan basis pendidikan
alam? Jawaban
5. Pertanyaan
: Iya, sangat diarahkan menggunakan pendidikan berbasis alam.
: Adakah syarat khusus dari seorang pengajar untuk setiap bidang
studi? Jawaban
: Yang terpenting adalah akhlak, strata 1, menguasai bahasa Ibu
(mampu dekat dengan anak) serta mampu menerima segala macam tantangan.
6. Pertanyaan
: Apakah guru mempersiapkan RPP setiap kali pembelajaran?
Jawaban
7. Pertanyaan
: Iya, membuat RPP.
: Bagaimana proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada
sekolah alam? Jawaban
: Proses pembelajarannya bersifat keteladanan, jadi tidak ada pelajaran
khusus tentang agama, namun setiap guru wajib memberikan keteladanan bagi setiap peserta didik. Dalam mengajarkan Pendidikan Agama Islam sekolah ini mempunyai tim, yaitu Islamika.
8. Pertanyaan Jawaban
: Apakah perbedaan kurikulum sekolah alam dengan sekolah formal? : Sama-sama menggunakan kurikulum diknas, akan tetapi metode dan
pengayaannya berbeda, seperti yang sudah saya jelaskan.
9. Pertanyaan
: Apa bedanya proses pengajaran antara sekolah alam dan sekolah
formal? Jawaban
: Jelas berbeda, di sekolah ini kita lebih menitik beratkan praktik
ketimbang teori, lebih memilih nilai-nilai moral ketimbang nilai-nilai akademis.
10. Pertanyaan
: Bagaimana guru mengintegrasikan kurikulum yang ada terhadap
pembelajaran Pendidikan Agama Islam? Jawaban
: Sesering mungkin guru mengintegrasikan nilai-nilai agama Islam
dalam setiap materi yang diajarkan, caranya dengan itu tadi dengan menggunakan metode tematik integratif.
11. Pertanyaan
: Apakah terdapat masalah dalam mengintegrasikan kurikulum yang
ada terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam? Jawaban
Tidak ada.
BERITA WAWANCARA 3 Nama
: R. Hanhan Burhadnuddin, A.Md
Jabatan
: Tim Pengajar Agama Islam School of Universe
Hari/Tanggl : Senin/ 10 Agustus Tempat
: Ruang Reservasi School of Universe
1. Pertanyaan Jawaban
: Bagaimana urgensi Pendidikan Agama Islam dalam sekolah alam? : Sangat urgen (Penting) karena Pendidikan Agama Islam merupakan
pondasi dalam pembentukan karakter. Selain itu, tujuan dalam Pendidikan Agama Islam ini tujuanu tamanya adalah pembentukan akhlak, karena menurut kami pencapaian terbesar seorang anak adalah mempunyai akhlakul karimah.
2. Pertanyaan
: Bagaimana materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam diajarkan
di sekolah alam? Jawaban
: Oleh guru kelas masing-masing, jadi setiap guru mengajarkan
Pendidikan Agama Islam dengan mengintegrasikannya dengan mata pelajaran lain. Serta dengan spot waktu tertentu untuk mengajarkan ibadah amaliah (sholat, wudhu dll)
3. Pertanyaan
: Metode apa saja yang dapat diterapkan pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam? Jawaban
: Ceramah, metode visual dan praktek, jadi kita visualisasikan apa yang
ingin diajarkan kemudian langsung dipraktikan.
4. Pertanyaan Jawaban
5. Pertanyaan Jawaban
: Metode apa yang paling digemari oleh siswa? : Praktikum.
: Bagaimana aktivitas siswa selama pembelarajan berlangsung? : Aktif, kebanyakan dari mereka tertarik.
6. Pertanyaan
: Apakah terdapat kesulitan dalam proses pembelajaran?
Jawaban
: Kurangnya fasilitas, sehingga sulit untuk mengajar dengan maksimal.
7. Pertanyaan
: Apakah terdapat pengaruh terhadap perubahan karakter & nilai
peserta didik setelah proses belajar dan mengajar telah selesai? Jawaban
: Efek secara langsung tidak terlihat, namun biasanya akan terlihat
ketika mereka sudah naik tingkat, sesuai dengan proses yang mereka alami.
Dokumentasi Penelitian
Catatan: Ruang kelas Kindergaten, Bangunan High School tampak dari luar, ICT Lab, Praktik berwudhu, Perpustakaan, Masjid, Kegiatan Outbond, Ruang kelas Highs School, Proses kegiatan observasi.
Catatan : Kegiatan Outbond peserta didik, salah seoarang peserta didik melakukan sholat duha di kala senggang, kegiatan entrepreneurship sudah dilatih sejak dini, info masjid, kantin dan peralatan musik instrumental.
SCHOOL OF UNIVERSE
Profil Singkat
SEBUAH PESAN “Our Common Future” atau Hari Depan Kita Bersama adalah sebuah pesan yang mengajak setiap umat manusia untuk merancang sebuah aksi global yang bertema: “Dari Satu Bumi Ke Satu Dunia.” Terkait dengan fakta bahwa hanya ada satu bumi, namun tidak satu dunia,kita semua hidup dan bergantung pada satu Biosfer, dan pada waktu yang sama setiap orang, setiap negerimengejar kesejahteraan dan hidup mereka dengan mengabaikan dampak atas orang lain.Kemiskinan ada di mana-mana. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok umat manusia untuk mendapat nafkah telah memaksa orang-orang untuk menghancurkan lingkungan untuk tempat tinggal, makanan dan bahan bakar. Untuk mencegah kebinasaan bumi di mana kita hidup, kita harus bekerja sama untuk mengembangkan suatu metode pendidikan yang baik, moralitas yang baik, serta nilai--nilai baik dan sikap baiuk. Cinta dan kebijaksanaan adalah dasar untuk membangun hari depan kita bersamadalam rangka mewujudkan gagasanuntuk kebaikan kepada bumi dan umat manusia untuk menciptakan perdamaian, kesejahteraan dan kelanjutan alam semesta ini. School of Universe adalah sebuah aksi global yang berupaya mewujudkan “Our Common Future” dalam konteks ikhtiar bersama dan diharapkan mampu memberikan rahmat bagi sekalian alam.
Jakarta
| Januari 2004
|Lendo Novo 2
|Konseptor
LOGO SOU
Konsep logo ini mengambil dari judul buku sekolah alam, yaitu “Sekolah yang Membebaskan”. Agar murid sekolah tidak menjadi burung dalam sangkar. Serba dicekoki, tapi minus pengalaman berpikir dan berkarya nyata. Di SoU, murid ‘dilepas’ ke alam bebas, agar belajar secara mandiri.
Makna Sangkardigambarkan dengan balok persegi hitam yang kaku dan mengikat. Balok hitam itu didobrak (secara ekspresif) oleh burung (murid). Dan hasil pembebasan itu, murid-murid itu pun keluar potensinya menjadi bintang. School of Universe, sekolah yang insya Allah akan melahirkan bintangbintang yaitu mereka yang akan menjadi teladan dan panutan rahmatan lil’alamin. Bintang-bintang itu ‘berkonsentrasi’ dalam cita-cita membentuk jaringan global sesuai moto ‘WE ARE PART OF THE WORLD’. Karena jika Islamtegak, maka umat bersatu utuh tanpa dipisah oleh kebangsaan, negara dan bahasa. 3
RENTANG WAKTU SOU Sejak pertama berdiri tahun 2004 diParung, School of Universe bersama para pejuang sekolah alam membuat TK, SD hingga SM(Sekolah Menengah Pertama & Atas), dan telah berhasil meluluskan 5 angkatan SM hinga tahun 2011 dengan prestasi yang beragam.
Tumbuh dan berkembang secara signifikan
2012 2011 2010 2009 2008
THE PLACE OF DISCOVERY
2007
THE PLACE FOR INTEGRATION
2006
THE PLACE FOR APPLICATION
2005 Start
1998 – 2004 bermula di sekolah alam ciganjur
4
2004
VISI & MISI VISI School of Universe didirikan dengan visi mendampingi setiap anak manusia untuk menjadi pemimpin di muka bumi dan memberi rahmat bagi sekalian alam. Bagi mereka yang mau berpikir alam semesta adalah sumber pelajaran tanpa batas. Melahirkan Khalifatul Fil Ardh yang Rahmatan Lil’alamin.
MISI 1. Menjadikan SoU sebagai sekolah yang mampu menumbuhkan generasi yang cinta belajar, kritis dan berani berinovasi 2. Mengembalikan dan mengoptimalkan alam sekitarnya sebagai media belajar 3. Senantiasa memberikan pelayanan prima terhadap murid dan orangtua 4. Efektif dalam hal manajemen (sekolah dan kelas) serta efisien dalam hal biaya 5. Selalu meningkatkan akhlakul karimah dan suri tauladan di semua pihak a. Rapi, bersih & cinta lingkungan b. Kejujuran c. Tidak dzolim kepada sesama 6. Optimalisasi SBU (Strategic Business Unit) sekolah sesuai dengan tupoksinya
5
RUANG LINGKUP SOU School of Universe menyelenggarakan proses pendidikan mulai dari tingkat: Taman Kanak-kanak Dua tahun ajaran yaitu tingkat TK A dan TK B Sekolah Dasar Enam tahun ajaran yaitu tingkat SD 1 hingga SD 6 Sekolah Menengah Empat tahun ajaran yaitu tingkat SM 1, SM 2, SM 3, & SM 4 SM 3 dan SM 4
6
AZAS PEMBELAJARAN “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan…” (QS 96 : 1) “Aku adalah Khazanah yang tersembunyi, dan Aku ingin dikenali, maka Kuciptakan semesta…”(Hadits Qudsi) Bagi para pemikir, alam semesta adalah sumber pelajaran tanpa batas, di School of Universe, para siswa dilatih untuk dapat “membaca” semesta dengan cara pandang utuh atau menyeluruh.Khazanah semesta dibagi ke dalam tema-tema bahasan, kemudian siswa belajar mengupas tema tersebut melalui semua cara pandang berbagai cabang keilmuan.
Sistem pengajaran “Spider Web” ini, akan membuat anak didik peka sekaligus terbuka dalam menyimak permasalahan dan mencari pemecahan secara total. 7
KONSEP KURIKULUM Pada seluruh tingkat pendidikan, kurikulum dan penjenjangan proses pembelajaran bersifat “luwes”, senantiasa disesuaikan dengan perkembangan kejiwaan dan”keunikan dan bakat”masing-masing anak. Pada tiap tingkat pendidikan dasar maupun lanjutan; TK, SD hingga SM,konsep kurikulum mengacu kepada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum ini sebagai perwujudan dari kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya berpedoman pada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan serta panduan penyusunan kurikulum.
8
STRUKTUR KURIKULUM SMP School of Universe Kurikulum Nasional SMP Pelajaran 1. Pendidikan Agama a. Ibadah b. Sirah c. Muhasabah Time d. Al-Qur'an & Hadits 2. PPKN 3. Bahasa Indonesia 4. Matematik 5. Bahasa Inggris 6. Penjaskes 7. IPA 8. IPS 9. Seni Budaya 10. TIK Total Kurikulum Pelengkap Khas School of Universe Pelajaran 1. Business Activities (Bisnis) a. Magang b. Bisnis Syariah c. Mental bisnis d. Belajar bisnis bersama 2. Leadership (Penjas) a. Basic Training b. Outdoor Activities c. Life Skills Total Jam Khas SoU TOTAL JAM KESELURUHAN
Semester 4 Jam
1
2
3
5
6
1 1 1 1 2 5 5 5 2 4 4 2 2 35
1 1 1 1 2 5 5 5 2 4 4 2 2 35
1 1 1 1 2 5 5 5 2 4 4 2 2 35
1 1 1 1 2 5 5 5 2 4 4 2 2 35
1 1 1 1 2 5 5 5 2 4 4 2 2 35
1 1 1 1 2 5 5 5 2 4 4 2 2 35
1
2
3
Semester 4 Jam
5
6
6 1 1 2
4 1 1 2
4 1 1 2
0 1 1 2
0 1 1 2
0 1 1 2
2 2 2 16 51
2 2 2 14 49
2 2 2 14 49
2 2 2 10 45
2 2 2 10 45
2 2 2 10 45
9
STRUKTUR KURIKULUM SMA-IPA School of Universe Semester Kurikulum Nasional SMA 1 2 3 4 Pelajaran Jam 1. Pendidikan Agama a. Ibadah 1 1 1 1 b. Sirah 1 1 1 1 c. Muhasabah Time 1 1 1 1 d. Al-Qur'an & Hadits 1 1 1 1 2. PPKN 2 2 2 2 3. Bahasa dan Sastra Indonesia 4 4 4 4 4. Sejarah 1 1 5. Bahasa Inggris 4 4 4 4 6. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 2 2 2 2 7. Matematika 4 4 4 4 8. IPA a. Fisika 2 2 4 4 b. Biologi 2 2 4 4 c. Kimia 2 2 4 4 9. IPS a. Ekonomi dan Akuntansi 2 2 b. Sosiologi 2 2 c. Geografi 1 1 d. Sejarah 1 1 10. Seni Budaya 2 2 2 2 11. TIK 2 2 2 2 Total 36 36 37 37 Kurikulum Pelengkap Khas School of Universe Pelajaran 1. Business Activities (Bisnis) a. Magang b. Bisnis Syariah c. Mental bisnis d. Belajar bisnis bersama 2. Leadership (Penjas) a. Basic Training b. Outdoor Activities c. Life Skills Total Jam Khas SoU TOTAL JAM KESELURUHAN
5
6
1 1 1 1 2 4 1 4 2 4
1 1 1 1 2 4 1 4 2 4
4 4 4
4 4 4
2 2 37
2 2 37
1
2
Semester 3 4 Jam
5
6
6 1 1 2
4 1 1 2
4 1 1 2
0 1 1 2
0 1 1 2
0 1 1 2
2 2 2 16 52
2 2 2 14 50
2 2 2 14 51
2 2 2 10 47
2 2 2 10 47
2 2 2 10 47
10
STRUKTUR KURIKULUM SMA-IPS School of Universe Semester Kurikulum Nasional SMA 1 2 3 4 Pelajaran Jam 1. Pendidikan Agama a. Ibadah 1 1 1 1 b. Sirah 1 1 1 1 c. Muhasabah Time 1 1 1 1 d. Al-Qur'an & Hadits 1 1 1 1 2. PPKN 2 2 2 2 3. Bahasa dan Sastra Indonesia 4 4 4 4 4. Sejarah 1 1 5. Bahasa Inggris 4 4 4 4 6. Pendidikan Jasmani dan Kese 2 2 2 2 7. Matematika 4 4 4 4 8. IPA a. Fisika 2 2 b. Biologi 2 2 c. Kimia 2 2 9. IPS a. Ekonomi dan Akuntansi 2 2 4 4 b. Sosiologi 2 2 3 3 c. Geografi 1 1 3 3 d. Sejarah 1 1 3 3 10. Seni Budaya 2 2 2 2 11. TIK 2 2 2 2 Total 36 36 38 38 Kurikulum Pelengkap Khas School of Universe Pelajaran 1. Business Activities (Bisnis) a. Magang b. Bisnis Syariah c. Mental bisnis d. Belajar bisnis bersama 2. Leadership (Penjas) a. Basic Training b. Outdoor Activities c. Life Skills Total Jam Khas SoU TOTAL JAM KESELURUHAN
5
6
1 1 1 1 2 4 1 4 2 4
1 1 1 1 2 4 1 4 2 4
4 3 3 3 2 2 38
4 3 3 3 2 2 38
1
2
Semester 3 4 Jam
5
6
6 1 1 2
4 1 1 2
4 1 1 2
0 1 1 2
0 1 1 2
0 1 1 2
2 2 2 16 52
2 2 2 14 50
2 2 2 14 52
2 2 2 10 48
2 2 2 10 48
2 2 2 10 48
11
KURIKULUM KHAS SCHOOL OF UNIVERSE School of Universe dalam kegiatan pembelajaran selain terfokus pada kurikulum nasional juga berupaya untuk melihat kebutuhan atau tuntutan masyarakat terhadap perkembangan dunia, karena itulah kurikulum khas SoU disusun sebagai pelengkap dari kurikulum nasional dan acuan atau pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Empat hal yang menjadi fokus kurikulum khas SoU yang menjadi pelengkap kurikulum nasional adalah: Pengembangan akhlakmelalui Keteladanan Pengembangan logikamelalui Belajar Bersama Alam Pengembangankepemimpinan melaluiOutbound Training Pengembangan bisnismelaluiLearning from Maestro, belajar kepada para ahli
12
PENGETAHUAN BISNIS 1. Wawasan Bisnis Bio & Eko-teknologi Pembelajaran materi bioekoteknologi bertujuan membangun wawasan dan kesadaran akan potensi bisnis local berbasis in-situ dan cara mengeksploitasinya dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Teknologi Informasi & Komunikasi Pembelajaran materi TIK bertujuan membangun wawasan dan kesadaran akan potensi bisnis global (worldwide view) dengan pemanfaatan teknologi inforasi dan komunikasi yang terus berkembang dengan pesat. Perdagangan & Ritel Pembelajaran perdagangan & ritel bertujuan membangun wawasan perdagangan dan kegiatan usaha eceran yang merupakan muara kegiatan bisnis. Peserta didik dibekali prinsipprinsip ritel yang diharapkan dapat diterapkan bidang bisnis yang mereka pilih. 2. Manajemen Bisnis Guna melatih dan mengembangkan kemampuan manajerial bisnis yang menjadi pilihan peserta didik serta menumbuhkan kesadaran perserta didik akan fungsi manajemen untuk efektifitas dan efisiensi interaksi manusia dengan manusia serta interaksi manusia dengan alat dan bahan dalam setiap kegiatan usaha. 13
3. Rencana Bisnis Pembelajaran yang ditujukan untuk membimbing siswa membuat perencanaan bisnis yang diminati. Rencana bisnis yang dibuat kemudian dipresentasikan dan diuji kelayakan. 4. Bisnis Praktis Guna melatih peserta didik membuat rencana bisnis (business plan) yang aplikatif dan merealisasikan kegiatan bisnis yang akan ditekuni menjadi bisnis pilihan. Keseluruhan kurikulum bisnis tersebut di atas dijalankan dengan metode magang agar peserta didik memperoleh pengalaman nyata untuk kemudian distrukturkan melalui presentasi dan konsultasi sehingga menumbuhkan pengetahuan, keahlian, kesadaran dan tanggung jawab bisnis yang dengan sendirinya meningkatkan kompetensi bisnis. .
14
PROGRAM MAGANG SM 1 Magang wajib Bio & Eko-teknologi TIK Ritell
SM 2 Magang wajib Manajemen Magang Pilihan Manajemen Lanjutan
SM 3 Magang Pilihan Rencana Bisnis
SM 4 Magang Pilihan Bisnis Praktis
15
MITRA MAGANG Keterlibatan para pelaku bisnis dalam pendidikan merupakan suatu tuntutan dan kebutuhan untuk maju bersama. Partisipasi perusahaan dalam bidang pendidikan tidaklah selalu diwujudkan dengan pemberian dana atau donasi namun dapat juga berupa fasilitas atau program untuk pengembangan keterampilan dan pengetahuan peserta didik tentang dunia bisnis. Hal tersebut telah terealisasi dengan bersedianya perusahaan, pebisnis menyediakan tempat magang bagi siswa siswi SoU. Kerja sama magang yang ditawarkan School of Universe memberikan kesempatan kepada perusahaan mitra untuk ambil bagian dlam pembinaan generasi pelaku bisnis masa depan.
16
KONTAK KAMI School of Universe Jl. Raya Parung 314 km.43 Pemagar Sari, Parung Bogor 16330 Telp/Fax. 0251-860233 Email:
[email protected] www.sou.sch.id
17