Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 4, Juli 2016 (Edisi Khusus)
ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online)
INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Kusrini Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Buton, Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII2 MTS N 2 Kendari pada materi struktur tumbuhan melalui model pembelajaran kooperatif STAD terintegrasi galeri belajar. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran 2013/2014 di MTS N 2 Kendari. Subyek penelitian ada lah siswa kelas VIII2 MTs N 2 Kendari yang terdaftar pada Tahun Ajaran 2013/2014 berjumlah 37 siswa, terdiri atas 19 orang perempuan dan 18 orang laki-laki. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus, meliputi: perencanaan, perlaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif, dimaksudkan untuk memberikan gambaran distribusi hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD terintegrasi galeri belajar. Hasil akhir penelitian diperoleh: 1) Rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah 3,64 dengan persentase 91,6%, meningkat pada siklus II menjadi 3,86 dengan persentase 96,5%; 2) Rata-rata aktivitas guru pada siklus I adalah 3,63 dengan persentase 90,83% dan meningkat pada siklus II menjadi 3,81 dengan persentase 95,33%; 3) Hasil belajar siswa pada siklus I adalah 51,62 dengan persentase 13,51% dan meningkat pada siklus II menjadi 71,08 dengan persentase 72,97%. Penerapan model pembelajaran kooperatif STAD terintegrasi galeri belajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII2 MTs N 2 Kendari pada materi Struktur Tumbuhan. ____________________________________________________________________________________________
Abstract The aim of this research was to increase learning outcome of Biology to the Eighth grade students at MTs N 2 Kendari on plant structure material through cooperative learning stad type model which was integrated with learning gallery. The subject was the eighth grade students of the second semester at MTs N 2 Kendari academic year 2013/2014. There were 37 students which consisted of 19 girls and 18 boys. The implementation of classroom action research was done in two cycles, which divided into planning, action, observation, and reflection. The data was analyzed by using descriptive statistic. It means that to describe the activity distribution and learning outcome of the students by using cooperative learning stad type model which was integrated in learning gallery. The final result of this research showed that: (1) The average of students’ activity during learning process in cycle I was 3,64, with the percentage of completeness was 91,6% and it was increased in cycle II became 3,86 with the percentage of completeness was 96,5%; (2) The average of teacher activity during learning process in cycle I was 3,63 with the percentage of completeness was 90,83% and it was increased in cycle II became 3,81 with the percentage of completeness was 95,33%; (3) The learning outcome of the students in cycle I was 51,62 with the percentage of completeness was 13,51% and it was increased on cycle II became 71,08 with the percentage of completeness was 72,97%. The implementation of cooperative learning stad type model which was integrated in learning gallery could increase learning outcome Biology of the eighth grade students at MTs N 2 Kendari on plant structure material.
©2016 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia Keywords: STAD; Learning Gallery; Learning Outcome
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan wahana utama untuk mengembangkan sumber daya manusia yang dilakukan secara sistematis, praktis, dan berjenjang. Guru sebagai pemeran utama dalam pelaksanaan 42 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1. No. 4. Juli 2016 (Edisi Khusus)
peningkatan mutu pendidikan dan sekaligus sebagai pengendali kegiatan pembelajaran perlu memiliki kemampuan menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga siswa dapat belajar lebih baik. Berbicara tentang hubungan guru dan hasil belajar, banyak faktor yang terkait didalamnya antara lain keterampilan mengajar guru, lingkungan belajar siswa, media pengajaran yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran, cara guru memotivasi siswa serta model pembelajaran yang diterapkan oleh guru di kelas. Selama ini di MTs N 2 Kendari telah menggunakan beberapa model dan metode pembelajaran diantaranya model pembelajaran langsung, model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan metode diskusi. Hal ini dirasakan belum maksimal dalam membangkitkan minat siswa untuk belajar dengan giat dan berprestasi dengan baik. Data awal observasi hasil belajar materi Struktur Tumbuhan di MTs N 2 Kendari pada Tahun Ajaran 2011/2012 dan 2012/2013 berturut-turut adalah 41,61 dan 40,6 dengan persentase ketuntasan 22,58% dan 18,18%. Hal ini belum memenuhi Standar Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan oleh sekolah yaitu minimal 60% siswa memperoleh nilai ≥ 70. Materi struktur tumbuhan memiliki ruang lingkup materi yang membutuhkan tingkat pemahaman dan pengalaman belajar siswa serta membutuhkan keterlibatan banyak indera, sehingga siswa lebih cepat memahami dan mengingat materi yang diajarkan dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, perlu memadukan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode galeri belajar. Silberman (2006: 274) menyatakan bahwa metode galeri belajar merupakan suatu metode pembelajaran yang mampu membangkitkan daya emosional siswa untuk menemukan pengetahuan baru dan dapat mempermudah daya ingat siswa jika sesuatu yang ditemukan dapat dilihat secara langsung. Metode ini mengacu kepada belajar kelompok siswa yakni membuat sebuah daftar berupa gambar maupun skema yang berisi hasil diskusi anggota kelompok, dipajang di depan kelas, dipertanyakan dan ditanggapi pada saat diskusi kelompok. Selain itu, metode ini mampu memotivasi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran baik mencatat, mengajukan pertanyaan dan memberikan tanggapan serta merumuskan jawaban sendiri terhadap permasalahan yang diberikan oleh guru pada saat diskusi, sebab bila sesuatu yang baru ditemukan berbeda antara satu dengan yang lainnya maka dapat saling mengoreksi antara sesama siswa baik kelompok maupun antar siswa itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penerapan suatu konsep pembelajaran inovatif yaitu mengintegrasikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan galeri belajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII 2 MTs N 2 Kendari pada materi struktur tumbuhan. Dengan demikian dapat memberikan informasi tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan galeri belajar di sekolah-sekolah dalam meningkatakan hasil belajar biologi siswa. Selain itu, dapat dijadikan sebagai dasar penelitian lanjutan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran 2013/2014 di MT S N 2 Kendari. Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas VIII 2 MTs N 2 Kendari yang terdaftar pada Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 37 siswa terdiri atas 19 orang perempuan dan 18 orang laki laki. Siswa kelas VIII 2 merupakan siswa yang tergolong rendah hasil belajarnya pada materi struktur tumbuhan, dimana belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah. Indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terintegrasi dengan galer i belajar pada materi struktur tumbuhan yaitu minimal 60% dari keseluruhan jumlah siswa di kelas memperoleh nilai ≥ 70. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu proses pengkajian berdaur atau siklus dari berbagai kegiatan pembelajaran. Tahapan-tahapan dalam pelaksanaan PTK, yaitu (a) INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Kusrini
43
Perencanaan tindakan perbaikan, (b) Pelaksanaan tindakan perbaikan, (c) Observasi dan Evaluasi, dan (d) Refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Prosedur pelaksanaan dalam proses pembelajaran di kelas dapat dilihat pada Gambar 1 berikut:
Gambar 1. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (Kemmis dan Taggart dalam Anonim, 1999: 21) Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa lembar observasi dan tes hasil belajar. Lembar observasi dimaksudkan untuk mendapatkan data aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terintegrasi dengan galeri belajar. Sedangkan tes hasil belajar digunakan untuk melihat hasil belajar siswa berupa aspek kognitif setelah diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terintegrasi dengan galeri belajar. Data hasil belajar terkait dengan aspek kognitif diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar berupa tes formatif. Tes formatif berbentuk pilihan ganda yang dilaksanakan pada akhir setiap siklus. Sedangkan aktivitas siswa dan guru diperoleh melalui lembar observasi dengan cara memberikan skor pada aspek yang diamati sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif, dimaksudkan untuk memberikan gambaran peningkatan hasil belajar Biologi siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD terintegrasi dengan galeri belajar melalui tes hasil belajar pada siklus I dan II. Adapun rumus yang digunakan adalah 1) Menetukan nilai rata-rata kelas: X =
∑𝑛 𝑖=1 𝑋𝑖 𝑛
; X =
nilai rata-rata, ∑ 𝑋𝑖 = jumlah skor tiap-tiap siswa, n = jumlah siswa (Sudjana, 1996: 67). 2) Menentukan tingkat pencapaian ketuntasan belajar: % tuntas =
∑ 𝑇𝐵 𝑁
x 100%; ∑ 𝑇𝐵 = jumlah siswa
yang tuntas belajar, N = jumlah siswa secara keseluruhan (Usman dan Setiawan, 1993: 139). 3)
44 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1. No. 4. Juli 2016 (Edisi Khusus)
Menentukan aktivitas rerata: X =
∑𝑛 𝑖 =1 𝑋𝑖 𝑛
; X = rata-rata aktivitas yang diperoleh siswa, ∑ 𝑋𝑖 = jumlah
poin aktivitas, n = jumlah aspek aktivitas siswa. 4) Menghitung persentase rata-rata skor aktivitas 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
siswa dan guru (RS): RS = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100% (Arikunto, 2005: 68). HASIL DAN PEMB AHASAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terintegrasi dengan galeri belajar pada materi Struktur Tumbuhan. Penelitian ini terdiri atas dua siklus (dua pertemuan) yang dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran. Peningkatan hasil belajar sangat dipengaruhi oleh aktivitas siswa dan cara guru dalam menyampaikan pelajaran. Hal ini ditunjukan pada aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran serat hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I dan siklus II. Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus I dan II Tabel 1. Rata-Rata Skor Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terintegrasi dengan Galeri Belajar Siklus I. Tahap Aspek yang Diamati Rata-Rata Skor Keterlibatan dalam pembukaan pelajaran 4 Keterlibatan dalam pengetahuan awal 4 Awal Menyimak penjelasan guru tentang subpokok dan tujuan 4 pembelajaran Keterlibatan dalam penjelasan sintaks model pembelajaran 3,5 kooperatif tipe STAD terintegrasi dengan galeri belajar Keterlibatan dalam pembentukan kelompok 3,4 Keterlibatan dalam penjelasan tentang pengetahuan awal 3,4 materi pelajaran Menerima tugas kelompok 3,4 Keterlibatan dalam menyelesaikan tugas kelompok 4 Keterlibatan membuat daftar pada kertas lebar berisi hasil 4 Inti penyelesaian soal (berupa galeri) dan memberi judul Keterlibatan dalam menempelkan hasil kerja tiap-tiap 4 kelompok di depan kelas Keterlibatan tiap-tiap kelompok untuk menilai hasil kerja 4 semua kelompok Keterlibatan dalam menanggapi hasil kerja tiap-tiap 3,5 kelompok Keterlibatan dalam penguatan oleh guru tentang diskusi 3 antar kelompok Keterlibatan dalam menyimpulkan tujuan pembelajaran 3 Penutup Keterlibatan dalam pemberian tes tertulis 3,5 Jumlah 54,7 Rata-Rata 3,64 Persentase (%) 91,16 Berdasarkan Tabel 1, rata-rata skor aktivitas siswa pada siklus I sebesar 3,64 dengan persentase ketuntasan 91,16%. Artinya bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Kusrini
45
terintegrasi dengan galeri belajar terlaksana dengan baik, namun masih terdapat kekurangan, yaitu siswa kurang melibatkan diri pada saat guru memberi penguatan dalam diskusi antar kelompok. Selain itu, siswa belum berani mengemukakan pendapat baik dalam diskusi kelompok maupun dalam menyimpulkan tujuan pembelajaran. Hal ini berhubungan dengan rasa percaya diri siswa yang berpengaruh terhadap aktivitas dalam proses pembelajaran. Menurut Aunurrahman (2009: 180), sikap terhadap belajar akan nampak dari kesungguhan mengikuti pelajaran atau sebaliknya, misalnya tidak serius dalam bertanya atau mengungkapkan pendapat. Kekurangan tersebut direfleksi dan dilakukan perbaikan untuk melaksanakan tindakan pada siklus II, sehingga pada pelaksanaan siklus II proses pembelajaran dapat berjalan lebih baik. Hasil analisis data aktivitas siswa pada siklus II yang ditunjukan pada Tabel 2, yaitu terjadi peningkatan aktivitas siswa yang diakibatkan oleh siswa telah memahami model pembelajaran yang digunakan. Siswa lebih antusias dalam proses pembelajaran khususnya dalam belajar kelompok dan berkreasi dalam pembuatan daftar galeri. Sanjaya (2005: 120-121) menyatakan bahwa konsep masyarakat belajar yang menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerjasama, baik dalam kelompok belajar secara formal maupun dalam lingkungan yang terjadi secara alamiah. Selanjutnya Kunandar (2007: 291), menuliskan bahwa belajar yang baik diperoleh dari sharing antar teman, antar kelompok dan antar yang sudah tahu ke yang belum tahu. Tabel hasil analisis aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 2. Rata-Rata Skor Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terintegrasi dengan Galeri Belajar Siklus II. Tahap Aspek yang Diamati Rata-Rata Skor Keterlibatan dalam pembukaan pelajaran 4 Keterlibatan dalam pengetahuan awal 4 Awal Menyimak penjelasan guru tentang subpokok dan tujuan 4 pembelajaran Keterlibatan dalam penjelasan sintaks model pembelajaran 4 kooperatif tipe STAD terintegrasi dengan galeri belajar Keterlibatan dalam pembentukan kelompok 4 Keterlibatan dalam penjelasan tentang pengetahuan awal 3,5 materi pelajaran Menerima tugas kelompok 4 Keterlibatan dalam menyelesaikan tugas kelompok 4 Keterlibatan membuat daftar pada kertas lebar berisi hasil 4 Inti penyelesaian soal (berupa galeri) dan memberi judul Keterlibatan dalam menempelkan hasil kerja tiap-tiap 4 kelompok di depan kelas Keterlibatan tiap-tiap kelompok untuk menilai hasil kerja 4 semua kelompok Keterlibatan dalam menanggapi hasil kerja tiap-tiap 3,4 kelompok Keterlibatan dalam penguatan oleh guru tentang diskusi 3,5 antar kelompok Keterlibatan dalam menyimpulkan tujuan pembelajaran 4 Penutup Keterlibatan dalam pemberian tes tertulis 3,5 Jumlah 57,9 Rata-Rata 3,86 Persentase (%) 96,5 46 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1. No. 4. Juli 2016 (Edisi Khusus)
Pengamatan Aktivitas Guru Pada Siklus I dan II Aktivitas siswa sangat berpengaruh pada aktivitas guru dalam proses pembelajaran. Analisis data pengamatan tentang aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran meliputi siklus I dan siklus II mampu meningkatkan aktivitas dan kreativitas guru selama proses pembelajaran. Data pengamatan aktivitas guru pada siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 3. Rata-Rata Skor Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terintegrasi dengan Galeri Belajar Siklus I. Tahap Aspek yang Diamati Rata-Rata Skor Membuka pelajaran 3,4 Merangsang pengetahuan awal siswa 4 Awal Menyampaikan subpokok materi dan tujuan pembelajaran 4 Menjelaskan sintaks model pembelajaran kooperatif tipe 4 STAD terintegrasi dengan galeri belajar Membentuk kelompok 3,4 Menyampaikan informasi awal tentang materi pelajaran 3,4 Pembagian LKS pada tiap-tiap kelompok 3 Membimbing dan mengarahkan semua kelompok untuk 4 mengerjakan lembar kerja Mengarahkan semua kelompok untuk membuat daftar pada 4 Inti kertas lebar berisi hasil penyelesaian soal dan memberi judul Membimbing dan mengarahkan semua kelompok belajar 3,4 agar menempel hasil kerja (berupa galeri) pada dinding Mengarahkan semua kelompok berjalan menilai hasil kerja 3,4 masing-masing Menugaskan kepada semua kelompok agar saling memberi 3,5 tanggapan antar kelompok satu dengan kelompok lainnya tentang hasil kerja kelompok Memberi penguatan kepada semua kelompok 3,5 belajar/seluruh siswa Mengarahkan semua siswa agar menyimpulkan tujuan 4 Penutup pembelajaran Memberi tes kepada seluruh siswa 3,5 Jumlah 54,5 Rata-Rata Persentase (%)
3,63 90,83
Berdasarkan hasil analisis data (Tabel 3) terhadap aktivitas guru pada siklus I menyatakan bahwa aktivitas guru dalam proses pembelajaran sudah cukup baik, guru dianggap sudah mampu melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan skenario pembelajaran. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaannya, seperti suasana kelas belum kondusif saat guru membagi LKS pada tiap-tiap kelompok. Hal ini berpengaruh pada aktivitas belajar siswa. Guru sebagai pengelola harus mampu menciptakan kondisi belajar yang kondusif sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman. Slameto (1997: 32) menyatakan bahwa dalam usaha mencapai tujuan belajar perlu menciptakan kondisi belajar yang kondusif agar terjadi proses belajar yang optimal dan hasil belajar yang memuaskan. Kekurangan pada siklus I kemudian direfleksi dan dilakukan perbaikan untuk pelaksanaan tindakan pada siklus II. Hasil refleksi tersebut menjadi pedoman dalam pelaksanaan siklus II, INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Kusrini
47
sehingga terdapat peningkatan pada pelaksanaan tindakan siklus II. Hal ini dapat dilihat hasil analisis data aktivitas guru pada siklus II (Tabel 4). Artinya bahwa aktivitas guru dikategorikan sangat baik. Berdasarkan keterlaksaannya guru telah dapat menciptakan suasana belajar yang diinginkan, sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan skenario pembelajaran. Data pengamatan aktivitas guru pada siklus II adalah sebagai berikut: Tabel 4. Rata-Rata Skor Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terintegrasi dengan Galeri Belajar Siklus II. Tahap Aspek yang Diamati Rata-Rata Skor Membuka pelajaran 4 Merangsang pengetahuan awal siswa 4 Awal Menyampaikan subpokok materi dan tujuan pembelajaran 4 Menjelaskan sintaks model pembelajaran kooperatif tipe 4 STAD terintegrasi dengan galeri belajar Membentuk kelompok 4 Menyampaikan informasi awal tentang materi pelajaran 3,4 Pembagian LKS pada tiap-tiap kelompok 4 Membimbing dan mengarahkan semua kelompok untuk 4 mengerjakan lembar kerja Mengarahkan semua kelompok untuk membuat daftar pada 4 Inti kertas lebar berisi hasil penyelesaian soal dan memberi judul Membimbing dan mengarahkan semua kelompok belajar 3,4 agar menempel hasil kerja (berupa galeri) pada dinding Mengarahkan semua kelompok berjalan menilai hasil kerja 3,5 masing-masing Menugaskan kepada semua kelompok agar saling memberi 4 tanggapan antar kelompok satu dengan kelompok lainnya tentang hasil kerja kelompok Memberi penguatan kepada semua kelompok 3,4 belajar/seluruh siswa Mengarahkan semua siswa agar menyimpulkan tujuan 4 Penutup pembelajaran Memberi tes kepada seluruh siswa 3,5 Jumlah 57,2 Rata-rata Persentase (%)
3,81 95,33
Penilaian Hasil B elajar pada Siklus I dan II Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan cara guru dalam menyampaikan pelajaran. Sesuai dengan pendapat Mulyasa (2005: 121), keberhasilan proses pembelajaran adalah keberhasilan peserta didik dalam membentuk kompetensi dan mencapai tujuan yang diharapkan serta keberhasilan guru dalam membimbing peserta didik dalam pembahasan. Pernyataan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan di lapang. Tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan kognitif siswa berupa pemahaman terhadap konsepkonsep biologi khususnya struktur tumbuhan sesuai dengan indikator dan apa yang telah diajarkan guru selama proses pembelajaran siklus I menunjukan bahwa kemampuan kognitif siswa belum mencapai indikator yang diharapkan yaitu 60% siswa memperoleh nilai minimal ≥ 70. Data hasil
48 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1. No. 4. Juli 2016 (Edisi Khusus)
analisis ketuntasan hasil belajar siklus I siswa kelas VIII 2 MTs N 2 Kendari pada materi struktur tumbuhan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Jumlah Siswa 5 32
Rata-Rata 51,62
Persentase (%) 13,51 86,49
Ketuntasan Tuntas Tidak tuntas
Berdasarkan Tabel 5, rata-rata hasil belajar siswa tidak sebanding dengan capaian ketuntasan aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran yang telah mencapai KKM sekolah. Pada proses pembelajaran, siswa belum mampu memahami pelajaran secara maksimal meskipun mampu mengaktualisasikan sikap dan keterampilan sesuai dengan sintaks model pembelajaran yang digunakan. Salah satu cara siswa untuk memahami pelajaran adalah dengan membaca buku paket sebagai salah satu sumber informasi utama tentang materi yang akan dipelajari. Sudjana (1999: 42) menyatakan bahwa kelas harus menyediakan berbagai sumber belajar seperti buku paket. Selanjutnya Arikunto dalam Fathurrohman (2007: 14) menyatakan bahwa bahan atau materi merupakan medium untuk mencapai pengajaran yang “dikomunikasi” oleh peserta didik. Unsur inti yang ada dalam kegiatan belajar mengajar adalah bahan pelajaran yang diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik. Tidak tersedianya alat/media yang memadai pada proses pembelajaran menyebabkan ketidaklancaran proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa rendah. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa (Slameto, 1997: 68). Kekurangan pada pelaksanaan siklus I kemudian dilakukan refleksi guna memperbaiki pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Ketersediaan sumber belajar membantu pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan, sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukan oleh hasil analisis ketuntasan hasil belajar siswa pada Tabel 6 yang telah mencapai indikator penelitian. Hal ini membuktikan bahwa persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas VIII2 MTs N 2 Kendari pada materi struktur tumbuhan telah mencapai indikator KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah. Tabel 6. Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Jumlah Siswa 27 10
Rata-Rata 71,08
Persentase (%) 72,97 27,03
Ketuntasan Tuntas Tidak tuntas
SIMPULAN Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terintegrasi dengan galeri belajar dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar biologi siswa kelas VIII 2 MTs N 2 Kendari pada materi struktur tumbuhan. Aktivitas guru pada siklus I yaitu 3,64 dengan persentase ketuntasan 91,16%, meningkat pada siklus II yaitu 3,64 dengan persentase ketuntasan 96,5%. Aktivitas siswa pada siklus I yaitu 3,63 dengan persentase ketuntasan 90,83% dan meningkat pada siklus II menjadi 3,81 dengan persentase ketuntasan 95,33%. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I ialah 51,62 dengan persentase ketuntasan 13,51% dan meningkat pada siklus II yaitu 71,08 dengan persentase ketuntasan 72,97%.
INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Kusrini
49
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Arikunto, S. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Aunurrahman, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Fatuhrrohman, P. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islam. Bandung: Refika Aditama. Kunandar. 2007. Guru Professional, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan . Bandung: Remaja Rosdakarya. Sanjaya, W. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana. Silberman. 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusa Media. Slameto. 1997. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana, N. 1996. Metode Statistika Edisi ke Enam. Bandung: Tarsito Usman, M.U, Setaiwan, L. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
50 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1. No. 4. Juli 2016 (Edisi Khusus)