MENINGKATKAN BERFIKIR POSITIF DALAM MENGIKUTI PELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI LAYANAN KONSELING INDIVIDU PADA SISWA KELAS XI DI SMK NEG 1 TEBING TINGGI Intan Rahmawati Universitas Negeri Medan
[email protected] Dr. Nuraini MS Universitas Negeri Medan Abstrak.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada peningkatan berfikir positif siswa dalam mengikuti pelajaran Bahasa Inggris pada siswa kelas XI di SMK Neg 1 Tebing Tinggi T.A 2015/2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan berfikir positif siswa terhadap dalam mengikuti pelajaran Bahasa Inggris. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI yang terdiri dari 06 orang siswa yang mempunyai berfikir positif dalam mengikuti pelajaran Bahasa Inggris yang rendah. Instrument yang digunakan adalah wawancara untuk mengetahui tingkat berfikir positif dalam mengikuti pelajaran Bahasa Inggris siswa.Wawancara dilakukan dengan cara memanggil siswa kedalam ruangan BK . Teknik analisis data menggunakan observasi.Hasil peneltian menunjukkan bahwa pelaksanaan layanan konseling Individual dapat meningkatkanberfikir positif siswa dalam mengikuti pelajaran Bahasa Inggris pada kelas XISMK Neg 1 Tebing Tinggi T.A 2015/2016. Hal ini tergambar dari sikap positif yang ditunjukan oleh siswa seperti tidak cabut saat mata pelajaran berlangsung, aktif bertanya dan mengerjakan latihan latihan yang diberikan oleh guru mata pelajaran. Maka hipotesis ditolak artinya ada peningkatan antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan sehingga, berfikir positif dalam mengikuti pelajaran Bahasa Inggris pada siswa kelas XI SMK Neg 1 Tebing Tinggi T.A 2015/2016, dapat diterima.
Kata Kunci : Konseling Individual, Berfikir Positif
PENDAHULUAN Dalam formal
mengecam
maupun
informal
pendidikan
faktor penting bagi kehidupan pribadi
terdapat
dan sosial.
peranan penting dalam pembentukan kepribadiaan pendidikan
Salah
individu.Melalui seseorang
menerapkan
dapat
satu berfikir
cara
untuk
positif
dalam
mengikuti pelajaran khususnya Bahasa
menumbuhkan benih – benih positif
Ingris
yang ada dalam dirinya.Pendidikan juga
bimbingan
memberi etika dan bekal moralitas
bimbingan dan konseling pada dasarnya
kepada
membantu dan menyokong tercapainya
individu.Keduanya
menjadi 1
adalah
melalui
layanan
dan konseling. Pelayanan
tujuan
pendidikan
nasional,
yaitu
dengan Guru BK di SMK Neg 1
mewujudkan individu yang mandiri,
T.Tinggi
pelajaran
Bahasa
yang mampu memanfaatkan potensi
dianggap
sebagai
pelajaran
yang dimiliki secara optimal untuk
munafik karena apa yang akan ditulis
mengatasi permasalahan yang dihadapi
berbeda dengan yang di baca dan para
dan
siswa
perkembangan
kepribadian
(
Prayitno : 2008 ).
yang
bahwasannya
pelajaran bahasa Inggris kurang penting
Salah satu pelayanan bimbingan dan konseling
mengangap
Inggris
untuk mereka.
yang dapat diberikan
Dari wawancara yang peneliti
adalah melalui konseling individual.
lakukan pada bulan September 2015
Tujuan layanan konseling individual
dengan guru Bahasa Inggris di SMK
adalah memecahkan masalah klien yang
Neg 1 T.Tinggi, hasilnya menunjukan
mengalami kesukaran pribadi
bahwa
tidak
dapat
dipecahkan
yang
sendiri,
pelajaran
Bahasa
Inggris
dianggap sebagai pelajaran yang sangat
kemudian ia meminta bantuan konselor
sulit
sebagai petugas yang profesional dalam
tersebut, meskipun ada siswa yang
jabatannya dengan pengetahuan dan
menyukai pelajaran Bahasa Inggris.
keterampilan
psikologi.
(Nidya
bagi 70 % siswa dalam kelas
Dari wawancara yang penulis
Damayanti : 2012)
lakukan terhadap 5 orang siswa, mereka
Berfikir positif yang benar-benar
berkomentar sebagai berikut : 1) Bahasa
terarah demi kemajuan bersama harus
Inggris merupakan pelajaran yang sangat
dibangun dan dikembangkan melalui
menyulitkan bagi saya, karena saya tidak
proses panjang secara terus menerus
bisa memahami isi dari pelajaran Bahasa
serta perlu diarahkan dan dibudayakan.
Inggris tersebut. 2) Saya tidak menyukai
Disamping itu, diperlukan kerja sama
pelajaran Bahasa Inggris karena saya
antar warga sekolah terlebih pada guru
tidak tahu arti dari Bahasa Inggris. 3)
bimbingan
untuk
Guru mata pelajaran Bahasa Inggris
memberikan pelayanan yang optimal dan
sering tidak hadir dikelas dan kurang
kontiniu.
menarik. Tampak bahwa Bahasa Inggris
dan
konseling
Dari Wawancara yang peneliti
mengkhawatirkan siswa, baik dari faktor
lakukan pada bulan September 2015
isi 2
pelajaran
maupun
dari
faktor
gurunya.Siswa yang terlanjur menilai
Mengikuti Pelajaran Bahasa Inggris
Bahasa Inggris adalah pelajaran yang
Melalui Layanan Konseling Individual
sulit,
Pada Siswa Kelas XI di SMK Neg 1
dapat
menurunkan
minat
T.Tinggi T.A 2015/2016”.
belajarnya.Kurangnya minat ini yang dirasakan oleh wali kelas XI TKR
1.Konseling Individual
sekaligus guru mata pelajaran Bahasa Inggris.
Banyak
cara
yang
(Prof. DR.sofyan willis : 2009)
dapat
Konseling
individual
mempunyai
ditempuh untuk meningkatkan prestasi
makna spesifik dalam arti pertemuan
siswa pada mata pelajaran Bahasa
konselor
Inggris, bimbingan belajar, les privat
individual, dimana terjadi hubungan
Bahasa Inggris, dapat pula melalui
konseling yang bernuansa rapport,
penguatan
dan konselor berupaya memberikan
mental
siswa
melalui
dengan
pemberian layanan konseling individual,
bantuan
sehingga mereka lebih siap menghadapi
pribadi
mata pelajaran Bahasa Inggris.
mengantisipasi
Berfikir positif dalam mengikuti pelajaran
Bahasa
Inggris
untuk klien
dapat
pengembangan
serta
klien
masalah
Prayetno menyatakan
konseling
konseling
Individual.Konseling dapat
secara
dapat
masalah
yang hadapinya.
dikembangkan dalam diri siswa melalui
individual
klien
(2008:288) bahwa individual
layanan sebagai
membantunya
pelayanan khusus dalam hubungan
menumbuhkan pikiran yang positif dan
langsung tatap muka antara konselor
penghayatan
sikap
dan
Penghayatan
dan
pada
siswa.
pemikiran
yang
masalah
akan
diupayakan pengentasannya, sedapat
menghilangkan kemalasan dan sikap
– dapatnya dengan kekuatan klien
mengabaikan
sendiri.
mendalam
diharapkan
kemampuan
siswa berfikir
sehingga
mereka
dalam
klien.Dalam klien
Dengan
hubungan dicermati
demikian,
itu dan
layanan
Bahasa Inggris muncul. Harapan ini
konseling individual adalah proses
mendorong
meneliti
pemberian informasi dan bantuan
“Meningkatkan
yang diberikan oleh seorang ahli
Positif
(guru pembimbing) kepada seorang
dengan Terhadap
peneliti
judul Berfikir
untuk
dalam 3
(siswa) dengan cara bertatap muka
pasti, tegas dan sesuatu itu diketahui
langsung
dengan cara memberi jawaban yang
untuk
memecahkan
masalah pribadinya melalui kekuatan
mempunyai
dirinya sendiri.
Bahasa Indonesia, 2007:671).
2.Berfikir Positif
Berangkat
Menurut 2006:117
bukti
)
Khodijah
mengatakan
(
(Kamus
dari
Besar
pengertian
berfikir dan pengertian positif diatas,
bahwa
dapat
diambil
pengertian
berfikir
berpikir adalah sebuah representasi
positif, yaitu gambaran simbol
simbol dari beberapa peristiwa atau
berkembangnya
konsep
item. Sedangkan Khodijah (2006:117)
informasi
pasti,
dikemukan
mempunyai bukti yang didapat dari
oleh
Drever
berpikir
yang
adalah melatih ide-ide dengan cara
interaksi,
yang tepat dan seksama yang dimulai
penilaian dan persepsi.
dengan adanya masalah. Khodijah
sehingga
atau
melalui tegas
dan
menghasilkan
METODOLOGI
(2006:117) dikemukakan oleh Solso
Adapun jenis penelitian ini
(1998) berpikir adalah sebuah proses
adalah penelitian kualitatif deskriptif,
dimana
baru
yaitu suatu pendekatan yang juga disebut
transformasi
pendekatan investigasi karena peneliti
representasi
dibentuk
mental
melalui
informasi
dengan
interaksi
yang
mengumpulkan data dengan cara bertatap
komplek atribut-atribut mental seperti
muka langsung dan berinteraksi dengan
penilaian, abstraksi, logika, imajinasi,
orang-orang
dan pemecahan masalah.
penelitian. Penelitian kualitatif bersifat
Dari beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan
dimaksud
dengan
gambaran
bahwa berfikir
simbol
dengan
menghasilkan logika,
penilaian,
imajinasi,
dan
subjek
yang
penelitian ini dilakukan dalam kondisi
adalah
yang alamiah (natural setting), dimana
atau
interaksi
menjadi
natural (naturalistic research) karena
peneliti
berkembangnya ide, konsep melalui informasi
yang
melakukan
komunikasi
interpersonal dengan klien.
yang
Teknik
persepsi,
yang
digunakan
pengumpulan
dalam
penilitian
data ini
pemecahan
digunakan alat atau disebut juga sebagai
masalah. Positif adalahsesuatu yang
instrumen penelitian. Alat yang digunakan 4
adalah kuesioner yang telah dimodifikasi
datanya, pedoman wawancara yang
dari Efriani Ritongga ( 2016: 52 ) , dan
digunakan hanya berupa garis-garis
Wawancara.
Adapun Teknik analisis data yang digunakan
1. Kuesioner
dalam
penelitian
ini
Menurut Arikunto (2010), kuesioner adalah
menggunakan reduksi data, penyajian data
kumpulan dari pertanyaan yang diajukan
dan penarikan kesimpulan.
secara
Reduksi data
tertulis
kepada
seseorang
(responden). Kuesioner digunakan karena
Mereduksi data berarti merangkum, memilih
pertimbangan dapat menghemat waktu juga
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-
dapat menghimpun data atau informasi yang
hal yang penting dicari tema dan polanya
dibutuhkan dalam waktu relatif singkat.
serta membuang yang tidak perlu. Penyajian data
2. Wawancara Wawancara
merupakan
metode
Penarikan kesimpulan
pengumpulan data dengan tanya jawab
Menurut dari kesimpulan kegiatan analisis
sepihak yang dilakukan secara sistematis
data kualitatif terletak pada penulisan atau
dan berlandasan kepada tujuan penelitian.
penutupan tentang apa saja yang diteliti dan
Selanjutnya wawancara dapat dilakukan
dapat dimengerti berkenaan dengan suatu
secara terstruktur dan tidak terstruktur dan
masalah yang diteliti. Dari sinilah lahir
dapat dilakukan dengan tatap muka (face to
kesimpulan
face)
bobotnya
maupun
menggunakan
telopon
Sugioyono
(2006:138).Adapun
kepentingan
penelitian
ini
untuk
digunakan
Dalam
komprehensif
yang dan
hal
ini
akan
sangat
bergantung pada kemampuan peneliti
1. Wawancara tidak terstruktur tidak
tergolong
permasalahan
mendalam (Deepth).
wawancara tidak terstruktur.
Wawancara
atau
dalam merinci fokus masalah yang terstruktur
benar-benar menjadi pusat perhatian
maksudnya adalah wawancara yang
untuk
bebas
tidak
melacak, mencatat, mengorganisasikan
menggunakan pedoman wawancara
setiap data yang relevan untuk masing-
yang telah tersusun secara sistematis
masing fokus masalah yang telah
dan
ditelaah,
dimana
lengkap
peneliti
untuk
pengumpulan
5
ditelaah
secara
menyatakan
mendalam,
apa
yang
dimengerti secara utuh tentang suatu
kenaikan score yang di peroleh DI
masalah yang diteliti.
yaitu berkisar 67, pada pertemuan
HASILPENELITIAN
kedua score AD meningkat berkisar
DAN
89, dan pada pertemuan ketiga DI
PEMBAHASAN
mendapatkan skore sebesar 93 yang
1. Hasil Penelitian
peneliti peroleh dari angket berfikir
Adapun hasil proses konseling yang
positif.
dilakukan pada 6 orang subjek datanya dapat
Jadi deskripsi diatas dapat kita lihat
dilihat pada deskripsi dibawah ini
bahwasannya
1. Siswa
yang
peningkatan
AD
berfikir positif DI dalam mengikuti
mendapatkan total score pada angket
pelajaran B.Inggris melalui layanan
dengan jumlah 62, kemudian pada
konseling individual.
pertemuan
berinisial
ada
konseling
individual
3. Siswa yang berinisia DD mendapatkan total
pertemuan pertama ada kenaikan
score
score yang di peroleh AD yaitu
kemudian
berkisar 68 maka, pada pertemuan
individual pertemuan pertama ada kenaikan
kedua score AD meningkat berkisar
score yang di peroleh DD yaitu berkisar 77 ,
78, dan pada pertemuan ketiga AD
pada pertemuan kedua score DD meningkat
mendapatkan presentase sebesar 83
berkisar 88, dan pada pertemuan ketiga DD
yang peneliti peroleh dari angket
mendapatkan
berfikir positif.
peneliti peroleh dari angket berfikir positif.
kita
padaangket
jumlah
pertemuan
skore
sebesar
68,
konseling
104
yang
Jadi deskripsi diatas dapat
Jadi
lihat
ada
bahwasannya
AD
positif AD dalam mengikuti pelajaran
peningkatan
bahwasannya berfikir
positif
deskripsi
dalam mengikuti pelajaran B.Inggris
B.Inggris
melalui layanan konseling individual.
individual.
2. Siswa
pada
dengan
yang
berinisial
DI
4.
diatas ada
kita
peningkatan
melalui
Siswa
dapat
yang
layanan
lihat
berfikir
konseling
berinisial
IW
mendapatkan total score padaangket
mendapatkan total score padaangket dengan
dengan jumlah 63 pada presentasi,
jumlah 69, kemudian pada pertemuan
kemudian pada pertemuan konseling
konseling individual pertemuan pertama ada
individual pertemuan pertama ada
kenaikan score yang di peroleh IW yaitu 6
berkisar 77 maka, pada pertemuan kedua
berkisar 74, pada pertemuan kedua
score IW meningkat berkisar 87 , dan pada
score AS meningkat berkisar 80, dan
pertemuan
pada
ketiga
IW
mendapatkan
pertemuan
ketiga
AS
presentase sebesar 99 yang peneliti peroleh
mendapatkan Skore sebesar 85 yang
dari angket berfikir positif.
peneliti peroleh dari angket berfikir
Jadi deskripsi diatas dapat kita lihat bahwasannya positif
IW
B.Inggris
positif.
ada
peningkatan
dalam
mengikuti
pelajaran
lihatbahwasannya ada peningkatan
layanan
konseling
berfikir positif AS dalam mengikuti
melalui
berfikir
Jadi deskripsi diatas dapat kita
individual.
pelajaran B.Inggris melalui layanan
5. Siswa yang berinisial YD mendapatkan total score
padaangket
kemudian
70,
KESIMPULAN DAN SARAN Penerapan layanan konseling individual
individual pertemuan pertama tidak ada
untuk meningkatkan berfikir positif siswa
kenaikan score yang di peroleh YD yaitu
dalam mengikuti pelajaran B.Inggris pada
berkisar 70 , pada pertemuan kedua score
siswa kelas XI SMK Neg 1 Tebing Tinggi
YD tidak meningkat tetap 70, dan pada
Tahun Ajaran 2015/2016 adalah sudah
pertemuan ketiga YD mendapatkan skore
diterapkan hal ini diketahui dengan layanan
sebesar 70 yang peneliti peroleh dari angket
konseling individual yang rutin dilakukan
berfikir positif.
untuk mencengah masalah siswa dan dapat
deskripsi
pertemuan
jumlah
konseling
Jadi
pada
dengan
konseling individual.
diatas
dapat
kita
lihat
menerapkan berfikir positif dalam proses
bahwasannya tidak ada peningkatan berfikir
pembelajaran.
positif YD dalam mengikuti pelajaran
Berfikir positif dalam mengikuti proses
B.Inggris
pembelajaran bahasa inggris siswa kelas XI
melalui
layanan
konseling
individual. 6. Siswa
SMK Neg 1 Tebing Tinggi Tahun Ajaran yang
berinisial
AS
2015/2016 adalah terdapatnya perubahan
mendapatkan total score padaangke
pada siswa dengan dilaksanakannya layanan
dengan jumlah 70, kemudian pada
konseling individual siswa lebih dapat
pertemuan
individual
mengendalikan atau mengontrol emosional
pertemuan pertama ada kenaikan
dan perilaku dengan pelajaran dan guru
score yang di peroleh AS yaitu
bahasa inggris.
konseling
7
Dengan konseling individual yang diberikan kepada siswa mulai lebih aktif dalam
Rahardjo,
Susilo.
berfikir positif dan dapat diterapkan sesuai
Individu. Jakarta.
2013.
Pemahaman
dengan masalah yang ada pada diri siswa dan mengarahkan diri kepada hal yang
Surya soemirat, Abror. 2006. Jurus Berpikir
positif sehingga siswa dapat mengatur pola
Positif. Jakarta :EdsaMahkota.
berfikir mereka secara baik dan terarah. Walgito.Bimo.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto,
Suharsismi.
2010.
2010.
BimbingandanKonseling .Yogyakarta.
ProsedurPenelitianSuatuPendekatandanPra ktik. Jakarta: RinekaCipta.
Wesfix, Tim. 2013. Positive Thingking Itu Di Praktekin.Jakarta.
Aziz, Abdul. 2010. AktivasiBerfikirPositif. Yogyakarta :BukuBiru.
Willis,
Panduan Bimbingan Konseling Yogyakarta. Asep.
KiatPraktisMenulisSkripsi,
2004. Tesis
Dan
Disertasi. Jakarta :Ghalia Indonesia.
Kholijah.2006. Pengertian Dan Penjelasan Berfikir
Menurut
Para
Ahli.Online
http://xerma.blogspot.com/2013/08/pengerti an-dan-penjelasan-berfikir.html. Prayitno, H &Amti, E. 2008.Dasar – DasarBimbingandanKonseling.
,Sofyan.
2010.
Konseling
Individual Teori dan Praktek. Bandung.
Damayanti, Nidya. 2012. Buku Pintar
Hermawan,
S
Jakarta:
RinekaCipta. Peale Vincent Norman. The Amazing Result Of Positive Thinking. 2006. Yogyakarta. 8