ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ INSTITUT PENGAJIAN TINGGI AL-ZUHRI SIJIL PENGAJIAN AGAMA AYAT-AYAT TENTANG TATA-TERTIB ZIARAH & ADAT MEMINTA IZIN SESI KEEMPAT
07 August 2016 / 08:00 PG – 11:00 PG
Ust Mohd Ghazali M.Pd.I
TOPIK-TOPIK PEMBAHASAN • SINOPSIS : Matlamat modul ini adalah untuk membahaskan tentang huraian dan tafsiran ayat-ayat hukum. Modul ini mengandungi pelbagai jenis hukum dan pengajaran yang berguna dan penting bagi kehidupan individu muslim bersesuaian dengan kehendak Ilahi bagi menjamin kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Di akhir modul ini diharapkan pelajar dapat memahami dengan baik dan menjiwai intisari-intisari yang terkandung dalam ayat-ayat di dalam surah berkenaan serta dapat mengambil pengajaran dan mengamalkan tuntutan-tuntutannya • TOPIK-TOPIK PEMBAHASAN 1.Pembahasan tentang ayat-ayat mengenai sihir dan pendirian Islam terhadapnya 2.Kupasan tentang ayat-ayat mengenai makanan yang halal dan yang diharamkan 3.Pembahasan tentang ayat-ayat mengenai tata-tertib ziarah dan adab meminta izin 4.Huraian tentang ayat-ayat mengenai hak dan kewajipan berbakti kepada orang tua 5.Pembahasan mengenai ayat-ayat yang berhubung dengan pengambilan anak angkat
TATA-TERTIB ZIARAH DAN ADAB MEMINTA IZIN
TATA-TERTIB BERZIARAH • Dalam kamus bahasa Indonesia bertamu diartikan sebagai berkunjung ke rumah tetangga. Bertamu sendiri adalah hal yang sudah lazim di kehidupan bermasyarakat. Namun, dalam agama Islam, bertamu baik kepada tetangga ataupun kepada sanak keluarga bukanlah hanya sekedar suatu kelaziman atau kebiasaan, melainkan termasuk perkara yang dianjurkan. Hadits Rasulullah saw:
ِ ﻂ ﻟَﻪُ ﻓِﻲ ِرْزﻗِ ِﻪ وﻳـ ْﻨﺴﺄَﻟَﻪُ ﻓِﻲ أَﺛَ ِﺮِﻩ ﻓَـﻠْﻴ (ﺼ ْﻞ َرِﺣ َﻤﻪُ )ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ َ ﺐ أَ ْن ﻳُـ ْﺒ َﺴ أﺣ ﱠ َ َ َﻣ ْﻦ ْ َ َُ ْ
Barangsiapa yang ingin supaya diluaskan rezekinya dan diakhirkan ajalnya, maka hendaklah mempereratkan ikatan kekeluargaannya.(Muttafaq 'alaih) • Etika bertamu, sebagai tuan rumah Rasulullah Saw mengajarkan untuk memuliakan tamu:
ِ ِ ْﺎﷲ واﻟْﻴـﻮِم ا ِ ِﻣﻦ َﻛﺎ َن ﻳـ ْﺆ ِ ِ ِ وﻣﻦ َﻛﺎ َن ﻳـ ْﺆِﻣﻦ ﺑ، ﺖ ِ ِ ِ ﻵﺧ ِﺮ ﻓَـﻠْﻴُ ْﻜ ِﺮْم َﺟ َﺎرُﻩ ﻤ ﺼ ﻴ ﻟ َو أ ا ﺮ ـ ﻴ ﺧ ﻞ ﻘ ـ ﻴ ﻠ ـ ﻓ ﺮ ﻵﺧ ا م ﻮ ـ ﻴ ْ ﻟ ا و ﺎﷲ ﺑ ﻦ ﻣ ْ َ ُ ْ ْ َ ْ ََ ُ َْ َْ َ َْ َ ُ ْ َ ْ ًْ ْ َ ُ ُ ُ ِﺎﷲ واﻟْﻴـﻮ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ﺿ ْﻴـ َﻔ ُﻪ م ﺮ ﻜ ْﻴ ﻠ ـ ﻓ ﺮ ﻵﺧ ا م ﺑ ﻦ ﻣ ْ َ ْ َ ْ ُ َْ َ ُ َوَﻣ ْﻦ َﻛﺎ َن ﻳُـ ْﺆ،
Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia menghormati tetangganya. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya”. [HR al-Bukhâri dan Muslim].
TATA-TERTIB BERZIARAH • Dalam syari’at Islam, istilah silaturrahmi digunakan khusus untuk berziarah/bertamu kepada sanak famili dalam rangka mempererat hubungan kekerabatan. Ia bukanlah sekedar budaya semata, melainkan termasuk perkara yang dianjurkan di dalam agama Islam. Saling berkunjung dan berziarah merupakan salah satu sarana untuk saling kenal-mengenal dan mempererat tali persaudaraan terhadap sesama muslim.
ﱠﺎس إِﻧﱠﺎ َﺧﻠَ ْﻘﻨَﺎ ُﻛﻢ ﱢﻣﻦ ذَ َﻛ ٍﺮ َوأُﻧﺜَ ٰﻰ َو َﺟ َﻌﻠْﻨَﺎ ُﻛ ْﻢ ُﺷﻌُﻮﺑًﺎ َوﻗَـﺒَﺎﺋِ َﻞ ﻟِﺘَـ َﻌ َﺎرﻓُﻮا ۚ◌ إِ ﱠن أَ ْﻛ َﺮَﻣ ُﻜ ْﻢ ِﻋﻨ َﺪ اﻟﻠﱠ ِﻪ ُ ﻳَﺎ أَﻳﱡـ َﻬﺎ اﻟﻨ ◌ۚ أَﺗْـ َﻘﺎ ُﻛ ْﻢ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. (Qs Al Hujurat 49: 13) • Islam mengajar tata cara atau adab bertamu melalui firman-Allah dalam surah An-Nur ayat 27-29.
TATA-TERTIB ZIARAH DAN ADAB MEMINTA IZIN ِﱠﻰ ﺗَﺴﺘَﺄْﻧ ِﻳﺎ أَﻳﱡـ َﻬﺎ اﻟﱠ ِﺬﻳﻦ آﻣﻨُﻮا َﻻ ﺗَ ْﺪ ُﺧﻠُﻮا ﺑـﻴﻮﺗًﺎ ﻏَْﻴـﺮ ﺑـﻴﻮﺗ ﺴﻮا َوﺗُ َﺴﻠﱢ ُﻤﻮا َﻋﻠَ ٰﻰ أ َْﻫﻠِ َﻬﺎ ۚ◌ َٰذﻟِ ُﻜ ْﻢ َﺧ ْﻴـ ٌﺮ ﻟﱠ ُﻜ ْﻢ ﺘ ﺣ ﻢ ﻜ ُ ٰ ُُ َ ْ ُُ َ َ َ َ ُ ْ ﻟَ َﻌﻠﱠ ُﻜ ْﻢ ﺗَ َﺬ ﱠﻛ ُﺮو َن
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. • “Meminta izin itu tiga kali, sebab jika seseorang mengatakan suatu perkataan sebanyak tiga kali, maka biasanya perkataan itu akan dapat didengar dan dapat dipahami”
ِﱠﻰ ﻳـ ْﺆ َذ َن ﻟَ ُﻜﻢ ۖ◌ وإِن ﻗ ِﻓَِﺈن ﻟﱠﻢ ﺗَ ِﺠ ُﺪوا ﻓ ﻴﻞ ﻟَ ُﻜ ُﻢ ْارِﺟﻌُﻮا ﻓَ ْﺎرِﺟﻌُﻮا ۖ◌ ُﻫ َﻮ أَ ْزَﻛ ٰﻰ ﺘ ﺣ ﺎ ﻮﻫ ﻠ ﺧ ﺪ ﺗ ﻼ ﻓ ا ﺪ َﺣ أ ﺎ ﻴﻬ ُ َ َ ْ َ ً ُ ٰ َ َ ُ َ َ ْ َ ْ َ ِﻟَ ُﻜﻢ ۚ◌ واﻟﻠﱠﻪ ﺑِﻤﺎ ﺗَـﻌﻤﻠُﻮ َن َﻋﻠ ﻴﻢ ٌ َْ َ ُ َ ْ
Jika kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: "Kembali (saja)lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS An-Nur 24:27-28) • Tidak boleh memasuki rumah yang tidak diberikan izin oleh pemiliknya, sekalipun pintu rumah tersebut terbuka atau tertutup. Islam melarang masukinya, sampai pintu itu dibuka dan diizinkan oleh pemiliknya.
TATA-TERTIB ZIARAH DAN ADAB MEMINTA IZIN 1. Asbabun Nuzul dan Munasabah ayat a. Asbabun Nuzul ayat Pada suatu waktu seorang wanita Anshar datang mengadu kepada Rasululah Saw “Wahai Rasulullah, apa bila aku berada di rumahku dalam keadaan seorang diri, tidak ingin dilihat orang lain, tetapi selalu saja ada lelaki dari familiku masuk ke dalam rumah. Apakah yang harus aku lakukan ?”. sehubungan dengan itu, maka Allah Swt menurunkan ayat ke-27 dan 28 yang melarang kaum muslimin memasuki rumah orang lain sebelum meminta izin kepada pemiliknya dan mengucapkan salam. b. Munasabah ayat : Ayat-ayat terdahulu juga berbicara tentang peristiwa fitnah. Di mana umul mukminin Aisyah r.a dituduh berbuat zina padahal ia seorang yang terpelihara kehormatannya dan suci. Sehingga Allah Swt membantah tuduhan yang diberikan kepadanya dengan menurunkan wahyu. Timbulnya tuduhan itu tiada lain karena faktor kesendirian dengan Sofwan (dalam satu kendaraan), oleh karena itu Allah Swt melarang memasuki rumah orang lain tanpa seizin pemiliknya agar dapat mengelak terjadinya fitnah. Bimbingan agar menghindari timbulnya keburukan yang berbahaya itu yang gilirannya dapat merusak keluarga, masyarakat dan tersebarnya kekejian di kalangan manusia.
TATA-TERTIB ZIARAH DAN ADAB MEMINTA IZIN ﱠ ﺎح أَن ﺗَ ْﺪ ُﺧﻠُﻮا ﺑُـﻴُﻮﺗًﺎ ﻏَْﻴـ َﺮ َﻣ ْﺴ ُﻜﻮﻧٍَﺔ ﻓِ َﻴﻬﺎ َﻣﺘَﺎعٌ ﻟﱠ ُﻜ ْﻢ ۚ◌ َواﻟﻠﱠﻪُ ﻳَـ ْﻌﻠَ ُﻢ َﻣﺎ ﺗُـ ْﺒ ُﺪو َن َوَﻣﺎ ﺗَ ْﻜﺘُ ُﻤﻮ َن ﻨ ﺟ ﻢ ﻜ ﻴ ﻠ ﻋ ﺲ ﻴ َ ُ َ َ ْ ْ ٌ ُ ْ َ ﻟ
Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak disediakan untuk didiami, yang di dalamnya ada keperluanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan. (QS An-Nur 24:29) • Imam Al-Qurthubi menerangkan dalam tafsirnya bahwa Allah Swt membolehkan tidak meminta izin ketika hendak memasuki rumah-rumah yang tidak dihuni oleh seseorang. Sebab, alasan hukum dibalik pemberlakuan kewajiban meminta izin masuk adalah adanya kekhawatiran akan melihat halhal yang diharamkan.
ETIKA MEMINTA IZIN
ِﺎل َﻣﺎ ﻟِﻲ َﻻ أَرى اﻟ ُْﻬ ْﺪ ُﻫ َﺪ أ َْم َﻛﺎ َن ِﻣﻦ اﻟْﻐَﺎﺋِﺒ ﱠ ﱠ ( َﻷُ َﻋ ﱢﺬﺑَـﻨﱠﻪُ َﻋ َﺬاﺑًﺎ َﺷ ِﺪﻳ ًﺪا أ َْو َﻷَ ْذﺑَ َﺤﻨﱠﻪُ أ َْو20) ﻴﻦ ﻘ ـ ﻓ ﺮ ـ ﻴ ﻄ اﻟ ﺪ ﻘ َوﺗَـ َﻔ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ ٍ ﺚ ﻏَﻴـﺮ ﺑ ِﻌ ٍ َﻟَﻴﺄْﺗِﻴـﻨﱢﻲ ﺑِﺴ ْﻠﻄ ِ ٍ ﻚ ِﻣﻦ َﺳﺒٍَﺈ ﺑِﻨَﺒٍَﺈ ﻳَِﻘﻴ ٍﻦ أ ﺎل ﻘ ـ ﻓ ﻴﺪ ﻜ ﻤ ﻓ ( 21 ) ﻦ ﻴ ﺒ ﻣ ﺎن َ َ ﱡ َ َ َ َ َ ُﻄﺖ ﺑِ َﻤﺎ ﻟَ ْﻢ ﺗُ ِﺤ ْﻂ ﺑِ ِﻪ َو ِﺟ ْﺌﺘ ُ َﺣ ََ َ َ َْ َ ُ ِ ﺖ ِﻣﻦ ُﻛ ﱢﻞ َﺷﻲ ٍء وﻟَﻬﺎ َﻋﺮش َﻋ ِﺪت اﻣﺮأَ ًة ﺗَﻤﻠ ِ (23) ﻴﻢ ﻈ ﻴ ُوﺗ أ و ﻢ ﻬ ﻜ ُ ْ ٌ ْ ََ ْ َ َ ْ ُ ْ َ ْ ( إِﻧﱢﻲ َو َﺟ ﱡ22) ٌ
Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. (21) Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang". (22) Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini. (23) Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. (Qs an-Naml 27:20-23.) • Pentingnya sebuah “perizinan” ketika meninggalkan suatu majlis. Ketika Nabi Sulaiman mengadakan suatu majlis, liqa’ (pertemuan) dengan kumpulan makhluk dan beliau tidak melihat burung Hudhud dalam majlis,
ETIKA MEMINTA IZIN
ِ إِﻧﱠﻤﺎ اﻟْﻤ ْﺆِﻣﻨُﻮ َن اﻟﱠ آﻣﻨُﻮا ﺑِﺎﻟﻠﱠ ِﻪ َوَر ُﺳﻮﻟِ ِﻪ َوإِ َذا َﻛﺎﻧُﻮا َﻣ َﻌﻪُ َﻋﻠَ ٰﻰ أ َْﻣ ٍﺮ َﺟ ِﺎﻣ ٍﻊ ﻟﱠ ْﻢ ﻳَ ْﺬ َﻫﺒُﻮا َﺣﺘﱠ ٰﻰ ﻳَ ْﺴﺘَﺄْ ِذﻧُﻮﻩُ ۚ◌ إِ ﱠن ﻳﻦ ﺬ َ َ ُ َ ِ ﻚ اﻟﱠ ِ ْاﻟﱠ ِﺬﻳﻦ ﻳﺴﺘَﺄ ِﻚ أُوٰﻟَﺌ (62) ... ﻳﻦ ﻳُـ ْﺆِﻣﻨُﻮ َن ﺑِﺎﻟﻠﱠ ِﻪ َوَر ُﺳﻮﻟِ ِﻪ ﺬ ﻧ ﻮ ﻧ ذ َ ُ َ َ َْ َ َ
(Yang disebut) orang Mukmin hanyalah orang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad), dan apabila mereka berada bersama-sama dengan dia (Muhammad) dalam urusan bersama, mereka meminta izin kepadanya. Sungguh orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad), mereka itulah orang-orang yang (benar-benar) beriman kepada Allah dan Rasul-Nya… (Qs an-Nur 24:62)
ِ ﺼﻴﺒـ ُﻬﻢ ﻓِ ْﺘـﻨَﺔٌ أَو ﻳ ِ ُﻗَ ْﺪ ﻳـ ْﻌﻠَﻢ اﻟﻠﱠﻪُ اﻟﱠ ِﺬﻳﻦ ﻳـﺘَﺴﻠﱠﻠُﻮ َن ِﻣﻨ ُﻜﻢ ﻟِﻮا ًذا ۚ◌ ﻓَـﻠْﻴ ْﺤ َﺬ ِر اﻟﱠ ِﺬﻳﻦ ﻳ َﺨﺎﻟُِﻔﻮ َن َﻋﻦ أَﻣ ِﺮِﻩ أَن ﺗ ﺼﻴﺒَـ ُﻬ ْﻢ ْ ْ َ ُ ْ َُ ْ َ َ ْ ُ َ َ ََ َِﻋ َﺬاب أَﻟ ﻴﻢ ٌ ٌ ”Sungguh, Allah Mengetahui orang-orang yang keluar (secara) sembunyi-sembunyi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawan-kawannya). Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih.”(Qs an-Nur 24:62-63.)
PERATURAN DALAM RUMAH (ETIKA ISLAM) • Dalam Islam diberi bimbingan dalam bertamu, yaitu jangan bertamu pada tiga waktu aurat ialah sehabis zuhur, sesudah isyak, dan sebelum subuh.
ِ ﺖ أَﻳﻤﺎﻧُ ُﻜﻢ واﻟﱠ ِﺬﻳﻦ ﻟَﻢ ﻳـﺒـﻠُﻐُﻮا اﻟْﺤﻠُﻢ ِ ﻳﺎ أَﻳﱡـﻬﺎ اﻟﱠ ِﺬﻳﻦ آﻣﻨُﻮا ﻟِﻴﺴﺘَﺄْ ِذﻧ ُﻜﻢ اﻟﱠ ٍ ث ﻣ ﱠﺮ ات ۚ◌ ﱢﻣﻦ ﻗَـ ْﺒ ِﻞ ﻼ ﺛ ﻢ ﻜ ﻨ ﻣ ﻜ ﻠ ﻣ ﻳﻦ ﺬ َ ُ َ َ َ َ ْ َ َ َْ ْ َ َ ْ َ ْ َ ََ ُ ْ َ ُ َْ َ َ ِ ﺻ َﻼ ِة اﻟْ َﻔﺠ ِﺮ و ِﺣﻴﻦ ﺗَﻀﻌﻮ َن ﺛِﻴﺎﺑ ُﻜﻢ ﱢﻣﻦ اﻟﻈﱠ ِﻬﻴﺮِة وِﻣﻦ ﺑـﻌ ِﺪ ﺻ َﻼ ِة اﻟ ِْﻌ َﺸ ٍ ﱠ ۚ ۚ ﺲ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ ﻴ ﻟ ◌ ﻢ ﻜ ﻟ ات ر ﻮ ﻋ ث ﻼ ﺛ ◌ ﺎء َ ُ َ َ ُ َ َْ َ َ َ َ َ َُ َ َ ْ َ َْ َ َ ْ ْ ِﺾ ۚ◌ َﻛ َٰﺬﻟ ِ ﻚ ﻳـﺒـﻴﱢﻦ اﻟﻠﱠﻪُ ﻟَ ُﻜﻢ ْاﻵﻳ ٍ ﻀ ُﻜ ْﻢ َﻋﻠَ ٰﻰ ﺑَـ ْﻌ َ ُ ﺎح ﺑَـ ْﻌ َﺪ ُﻫ ﱠﻦ ۚ◌ ﻃَﱠﻮاﻓُﻮ َن َﻋﻠَْﻴ ُﻜﻢ ﺑَـ ْﻌ ُﺎت ۗ◌ َواﻟﻠﱠﻪ ٌ ََوَﻻ َﻋﻠَْﻴ ِﻬ ْﻢ ُﺟﻨ َ ُ ُ َُ ِ َﻋﻠِﻴﻢ ﺣ (58) ﻴﻢ ﻜ ٌ َ ٌ Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum baligh di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya’. (Itulah) tiga* ‘aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain** dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS An Nur 24: 58)
*Maksudnya: tiga macam waktu yang biasanya di waktu-waktu itu badan banyak terbuka. oleh sebab itu Allah melarang budakbudak dan anak-anak dibawah umur untuk masuk ke kamar tidur orang dewasa tanpa idzin pada waktu-waktu tersebut. ** Maksudnya: tidak berdosa kalau mereka tidak dicegah masuk tanpa izin, dan tidak pula mereka berdosa kalau masuk tanpa meminta izin.
PERATURAN DALAM RUMAH (ETIKA ISLAM) • ASBABU NUZUL AYAT : • Dikisahkan bahwa suatu ketika Rasulullah mengutus seorang sahaya dari kalangan Anshor untuk menemui Umar bin Khatttab. Utusan tersebut kemudian mendatangi Umar pada waktu siang. Padahal waktu itu Umar bin Khattab sedang istirahat (tidur siang). Sampai di rumah Umar, sahaya tersebut memanggil-manggil Umar dengan keras, tapi tidak ada jawaban. Hingga akhirnya utusan Nabi Saw itu masuk ke rumah Umar tanpa izin darinya. Umar pun terbangun dan duduk. Ada bagian tubuh Umar yang terlihat, yang menurutnya tidak pantas untuk diperlihatkan. Umar nampak tidak suka ditemui dalam keadaan seperti itu. Umar bin Khottob kemudian berkata, “Aku berharap kepada Allah semoga turun ayat yang melarang anak-anak, pelayan, dan wanita untuk masuk dalam keadaan seperti ini.” Saat Umar akan menemui Rasulullah untuk mengadukan hal tersebut, ternyata sudah turun ayat yang persis dengan apa yang diinginkannya, yaitu ayat yang menjelaskan mengenai adab-adab di dalam rumah seperti yang terkandung di ayat 58 hingga ayat 61 surat An-Nur.
PERATURAN DALAM RUMAH (ETIKA ISLAM) • Allah swt memerintahkan kepada budak-budak atau pelayan dan anak-anak yang belum baligh untuk meminta izin jika akan menemui siapapun yang ada di dalam rumah dalam keadaan tiga kondisi waktu yang tersebut di ayat itu.Tiga kondisi waktu itu diantaranya: 1.Waktu sebelum solat shubuh • Dimana pada waktu ini kondisi kita biasanya adalah kondisi saat baru istirahat. Sehingga terkadang keadaan tubuh dan pakaian masih terlihat belum siap (kurang pantas) untuk menerima tamu atau siapapun yang ingin menemui kita. 2.Waktu tengah hari (siang) • Pada jaman Nabi dan Sahabat, waktu siang biasanya digunakan untuk istirahat, tidur siang sejenak (qailullah). Maka pada kondisi itu orang tentunya akan terganggu jika ditemui. 3.Waktu setelah solat isya • Setelah solat Isya, biasanya Rasolullah dan sahabat langsung istirahat, tidur. Tujuannya agar boleh bangun untuk solat malam dan tubuh lebih fit. Maka pada saat kondisi akan istirahat seperti itu, orang juga akan terganggu jika ditemui.Karena itulah dalam kondisi tiga waktu di atas, Allah memberikan arahan agar meminta izin jika akan menemui seseorang di dalam rumah. Tapi selain dari tiga kondisi waktu itu, maka tidak perlu meminta izin bagi yang memang sudah biasa mondar-mandir, keluar masuk rumah, seperti anak-anak dan khadim (pelayan).
PERATURAN DALAM RUMAH (ETIKA ISLAM) ِ ِ ِ ِ ِ ِ ٰ ﱠ ِ ۚ ِ َ ْ ْ ◌ۗ ﻚ ﻳُـﺒَـﻴﱢ ُﻦ اﻟﻠﱠﻪُ ﻟَ ُﻜ ْﻢ آﻳَﺎﺗِِﻪ ﻟ ﺬ ﻛ ◌ ﻢ ﻬ ﻠ ﺒ ـ ﻗ ﻦ ﻣ ﻳﻦ ﺬ ﻟ ا ن ذ ﺄ ﺘ اﺳ ﺎ ﻤ ﻛ ﻮا ﻧ ذ ﺄ ﺘ ﺴ ْﻴ ﻠ ـ ﻓ ﻢ ﻠ ْﺤ ﻟ ا ﻢ ﻜ ﻨ ﻣ ﺎل ﻔ ﻃ اﻷ ﻎ ﻠ ـ ﺑ ا ذ َوإ ْ ُ ُ َ َ ْ ُ َ َ َ َ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ ْ َ ْ َ َ ُ ِ واﻟﻠﱠﻪُ َﻋﻠِﻴﻢ ﺣ (59) ﻴﻢ ﻜ ٌ َ ٌ َ Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh, Maka hendaklah mereka meminta izin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta izin[1049]. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Qs An-Nur 24 :58-59) • [1049] Maksudnya: anak-anak dari orang-orang yang merdeka yang bukan mahram, yang telah baligh haruslah meminta izin lebih dahulu kalau hendak masuk menurut cara orang-orang yang tersebut dalam ayat 27 dan 28 surat ini meminta izin. • Allah menjelaskan mengenai adab di dalam rumah bagi orang dewasa (baligh). Bagi anak-anak yang sudah baligh Allah memerintahkan agar mereka selalu meminta izin jika akan masuk rumah atau menemui penghuni rumah yang lainnya. Ijin tersebut berlaku tidak hanya pada kondisi tiga waktu seperti yang tertera di ayat 58. Tapi mereka harus izin pada setiap kondisi waktu.Jadi jika sudah baligh tidak boleh asal nyelonong, keluar masuk rumah orang tanpa izin. Jangan masuk, kalau memang belum diizinkan masuk rumah. Sebelum masuk juga sangat dianjurkan untuk mengucapkan salam. Jika ditanya penghuni rumah tentang siapa yang bertamu. Maka tamu harus menjawab mengenai dirinya minimal dengan menyebutkan nama. (Jangan hanya menjawab “ini saya”)
Tidak Boleh Memasuki Rumah Kecuali Diizinkan Pemiliknya
ِ َﻮت اﻟﻨﱠﺒِﻲ إِﱠﻻ أَن ﻳـ ْﺆذَ َن ﻟَ ُﻜﻢ إِﻟَ ٰﻰ ﻃَﻌ ٍﺎم ﻏَﻴـﺮ ﻧ ِ ﻳﺎ أَﻳﱡـﻬﺎ اﻟﱠ ِ ﻳﻦ إِﻧَﺎﻩُ َوٰﻟَ ِﻜ ْﻦ ﺮ ﺎﻇ ﻴ ـ ﺑ ﻮا ﻠ ﺧ ﺪ ﺗ ﻻ ﻮا ﻨ آﻣ ﻳﻦ ﺬ ُ َ ْ َ َ ُ ُ ﱢ َ َ ُُ ُ َ َ ْ َ َْ َ ٍ إِ َذا ُد ِﻋﻴﺘُﻢ ﻓَﺎ ْد ُﺧﻠُﻮا ﻓَِﺈ َذا ﻃَ ِﻌﻤﺘُﻢ ﻓَﺎﻧﺘَ ِﺸﺮوا وَﻻ ﻣﺴﺘَﺄْﻧِ ِﺴﻴﻦ ﻟِﺤ ِﺪ ﻳﺚ ۚ◌ إِ ﱠن َٰذﻟِ ُﻜ ْﻢ َﻛﺎ َن ﻳُـ ْﺆِذي اﻟﻨﱠﺒِ ﱠﻲ َ َ ْ ْ ْ ُْ َ ُ ِ ﻓَـﻴﺴﺘﺤﻴِﻲ ِﻣﻨ ُﻜﻢ ۖ◌ واﻟﻠﱠﻪ َﻻ ﻳﺴﺘﺤﻴِﻲ ◌ۚ ْﺤ ﱢﻖ ﻟ ا ﻦ ﻣ ْ َْ َ ُ َ ْ ْ َْ َ َ َ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar…(Qs Al Ahzab 33: 53)
Tidak Boleh Memasuki Rumah Kecuali Diizinkan Pemiliknya ٍ ﻮﻫ ﱠﻦ ِﻣﻦ َوَر ِاء ِﺣ َﺠ ﺎب ۚ◌ َٰذﻟِ ُﻜ ْﻢ أَﻃ َْﻬ ُﺮ ﻟِ ُﻘﻠُﻮﺑِ ُﻜ ْﻢ َوﻗُـﻠُﻮﺑِ ِﻬ ﱠﻦ ۚ◌ َوَﻣﺎ َﻛﺎ َن ﻟَ ُﻜ ْﻢ أَن ً َﻮﻫ ﱠﻦ َﻣﺘ ُ ُﺎﺳﺄَﻟ ُ َوإِ َذا َﺳﺄَﻟْﺘُ ُﻤ ْ َﺎﻋﺎ ﻓ ِ ﻨﻜﺤﻮا أَ ْزواﺟﻪ ِﻣﻦ ﺑـﻌ ِﺪ ِﻩ أَﺑ ًﺪا ۚ◌ إِ ﱠن َٰذﻟِ ُﻜﻢ َﻛﺎ َن ِﻋﻨ َﺪ اﻟﻠﱠ ِﻪ َﻋ ِ ِ ﻴﻤﺎ ﻈ ﺗ َن أ ﻻ و ﻪ َ ﺗُـ ْﺆذُوا َر ُﺳ َ َ َ َْ ُ َ َ ُ ْ ً َ ﻮل اﻟﻠﱠ
Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.(Qs Al Ahzab 33: 53)
ِ ِﻀﻌﻦ ﺑِﺎﻟْ َﻘﻮِل ﻓَـﻴﻄْﻤﻊ اﻟﱠ ِﺬي ﻓِﻲ ﻗَـ ْﻠﺒ ِ ِﻳﺎ ﻧِﺴﺎء اﻟﻨﱠﺒِ ﱢﻲ ﻟَﺴﺘُ ﱠﻦ َﻛﺄَﺣ ٍﺪ ﱢﻣﻦ اﻟﻨﱢﺴ ِﺎء ۚ◌ إ ﱠ ْﻦ ﻠ ـ ﻗ و ض ﺮ ﻣ ﻪ ﺨ ﺗ ﻼ ﻓ ﻦ ﺘ ﻴ ﻘ ـ ﺗ ا ن ُ َ َ َ ﱠ ْ َ َ ٌ ُ ْ ْ ََ َ ْ َ ْ َ َ ََ ََ َ َ َ َ ﻗَـ ْﻮًﻻ ﱠﻣ ْﻌ ُﺮوﻓًﺎ
Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.(Qs Al Ahzab 33: 32) • Kaidah ilmu tafsir: اﻟﻌﺒﺮة ﺑﻌﻤﻮم اﻟﻠﻔﻆ ﻻﻳﺨﺼﻮص اﻟﺴﺒﺐMemahami ayat dengan keumuman lafazh, bukan kekhususan sebab.
Tidak Boleh Memasuki Rumah Kecuali Diizinkan Pemiliknya • Terkandung hukum-hukum dan etika-etika syar’iyyah. • Allah s.w.t. melarang orang-orang mukmin masuk ke dalam rumah-rumah Nabi s.a.w. tanpa izin. Kebiasaan mereka di masa Jahiliah dan masa permulaan Islam, mereka masuk ke rumah sesiapa saja tanpa izin. • Sebab Turunnya Ayat Qs Al Ahzab 33: 53 • Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik r.a. yang berkata, “Pada hari Rasulullah menikahi Zainab binti Jahsy, beliau mengundang orang-orang menghadiri jamuan di rumah beliau. Setelah orang-orang tersebut selesai makan, mereka lantas tetap duduk di tempatnya sambil bercakap-cakap.” Rasulullah lantas pura-pura berdiri (agar orang-orang yang hadir itu pun ikut berdiri). Melihat tindakan Rasulullah tersebut, sebagian hadirin tersebut lantas ikut berdiri. Akan tetapi, tiga orang dari mereka tetap duduk di tempat dan baru keluar beberapa saat kemudian. Setelah semuanya keluar, saya lalu mendatangi Rasulullah untuk mengabarkan hal tersebut. Rasulullah lantas datang dan masuk ke rumah. Saya pun ikut masuk ke dalam. Akan tetapi, Rasulullah langsung menurunkan tirai yang menghalangi antara saya dan beliau. Allah lantas menurunkan ayat ini hingga akhir ayat.”
ETIKA SEBAGAI TAMU
ِ غ إِﻟَ ٰﻰ أ َْﻫ ِﻠ ِ إِ ْذ َد َﺧﻠُﻮا َﻋﻠَﻴ ۖ (26) ﺎء ﺑِ ِﻌ ْﺠ ٍﻞ َﺳ ِﻤﻴ ٍﻦ ﺠ ﻓ ﻪ ا ﺮ ـ ﻓ ( 25 ) ن و ﺮ ﻜ ﻨ ﻣ م ﻮ ـ ﻗ م ﻼ ﺳ ﺎل ﻗ ◌ ﺎ ﻣ ﻼ ﺳ ﻮا ﻟ ﺎ ﻘ ـ ﻓ ﻪ َ ُ َ َ َ َ ﱡ َ َ َ َ َ َ َ ٌ ٌ ْ َ ً َ ْ ََ َ ُ ِ ﻓَـ َﻘ ﱠﺮﺑَﻪُ إِﻟَْﻴ ﻒ ۖ◌ َوﺑَ ﱠ ْ (28) ﺸ ُﺮوﻩُ ﺑِﻐُ َﻼٍم َﻋﻠِ ٍﻴﻢ ﺟ َو ﺄ ﻓ ( 27 ) ن ﻮ ﻠ ﻛ ﺄ ﺗ َﻻ أ ﺎل ﻗ ﻢ ﻬ َ ُ َ َ ُ َ َ ْ ﺲ ِﻣ ْﻨـ ُﻬ ْﻢ ِﺧﻴ َﻔﺔً ۖ◌ ﻗَﺎﻟُﻮا َﻻ ﺗَ َﺨ َ ْ َ ْ َ
(Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaamun". Ibrahim menjawab: "Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal". (26) Maka Ibrahim pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. (27) Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: "Silahkan anda makan". (28) (Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata: "Janganlah kamu takut", dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak). (Qs.Adz-Dzariyat 51: 25-28) • Sebagai tuan rumah, menghormati tamu dan menyediakan hidangan untuk tamu makanan semampunya saja namun tetap berusaha sebaik mungkin untuk menyediakan makanan yang terbaik. • Sebaliknya, tamu juga harus tahu diri agar tidak menempatkan tuan rumah dalam posisi serba salah, sehingga tidak boleh menghormati tamu dengan baik. Alquran ataupun hadis yang menekankan pentingnya saling mengenal dan mempererat tali persaudaraan.
PERBINCANGAN