IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI MTs NEGERI TANGERANG I Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah untuk Memenulti Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
_lilt.. UIII
III II1II II1II
OIeh:
d:'ri I gl..
:: "':"';"OT';"dZJ'C'i:Y"'" LP. (;..g ; :.QJ.W..,;.:9..1:..:.1..... 0
No. Tnduk klasiiikasi : .•...•...•............•..•....................
AINUL MARDHIYAH
105018200668
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDlKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2010/1431 H
; 33. Muhaimin, dkk.,
24
l
23
Pengembangan l\fodel KTSP
-I
Pada Sekolah dan Madrasah, (Raja grafindo persada,2008)., 34. Eneo Mulyasa, Kurikulum
25
33
26
148
27
122
Tingkm SalUan Pendidikan .... , 35. NurehoJis, /vlanajemen
Berbasis Sekolah, (Jakarta: Grasindo, 2003) 36. Bedjo Sujanto, Manajemen
elf I};L v/ I
Pendidikan Berbasis Sekolah : Model Pengelolaan Sekolah di
J
Era Dlonomi Daerah, (Jakarta : Sagung Seta, 2007) 37. Eneo Mulyasa, Kurikulum
28
21
28
87
Tingkal salUan Pendidikan ...., 8. Wina Sanjaya, Pembelajaran
dalam lmplememasi KBK, (Jakarta: Keneana, 2008), 28
]62
Wina Sanjaya, Kurikulum .."
28
215
Wina Sanjaya, Kurikulum dan
29
219
29
5
i. Oemar Hamalik, Jvlanajemen
~.
~
iff
Pengemb{lI1gan KurikululI1, ( Bandung : UPI dan Remaja Rosdakarya, 2006)
pembelajaran ... , Nanang Fattah, Landasan
./
~
l1anajemen Pendidikan, -
Bandung : PT. Remaja ,osdakarya, 2008) rief Furehan & Muhaimin,
30
5
mgembangan Kurikulum rbasis Kompelens di "gllrllan Tinggi Agama lIni, (Yogyakarta : Pustaka 'tiar, 2005).
"-./
J{
LEMBAR PENGESAHAN
IMPLEMENTASI Kl.TRIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI MTs NEGERI TANGERANG I Skripsi
Diajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UlN SyarifHidayatullah untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar S.Pd
Oleh:
AINUL MARDHIYAH 105018200668
Di bawah Bimbingan :
YEFNELTY Z, M.Pd NIP. 150209382
a.MANERAH NIP. 150268 585
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
II
P;I~PUSTAKA"\N UTAMA
LEMBAR PENGESA~~_~Y~fJl=JI\K~f:\~L~
Skripsi berjudul : "Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MTs Negeri Tangerang I" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada 28 Januari 2010 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd.) dalam bidang Kependidikan Islam Manajemen Pendidikan. Jakarta, Panitia Ujian Munaqasyah Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Rusydy Zakaria, M.Ed., M.Phil!. NIP. : 19650530 198503 I 002
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi) Muarif Sam., Drs., M.Pd. NIP. : 19650717 199403 I 005
Penguji I Nurlena, MA., Ph.D NIP.: 19591020 1986032 DOl
Penguji II Masan AF., Drs. H., M.Pd
Tanggal
Februari 2010
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul "IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDlKAN DI MTs NEGERI TANGERANG I" yang disusun oleh AINUL MARDHIYAH, NIM
105018200668
Program
Studi
Manajemen
Pendidikan;
Jurusan
Kependidikan Islam; Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan DIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 20 Desember 2009.
Jakarta, 20 Desember 2009 Dosen Pembimbing Skripsi I
Dosen Pembimbing Skripsi II I
Dra. Yefnelty Z., M.Pd NIP. 150 209 382
ra. I\Ianerah NIP. 150268585
LEMBAR PERNYATAAN KARYA PENULIS
Bismillahirrahmanirrahim
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Ainul Mardhiyah
NIM
: 105018200668
Program Studi
: Manajemen Pendidikan
Jurusan
: Kependidikan Islam
Fakultas
: Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan
Dengan ini menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam memperoleh gelar Smjana Strata 1 (S I) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya di UIN Syarif Hidayatullah cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berJaku . ., .. Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Januari 20 I0
~r~tlM~<1hiwh 105018200668
ABSTRAK Ainul Mardhiyah, 105018200668. Imp]ementasi Kuriku]um Tingkat Satuan Pendidikan di MTs Negeri Tangerang I.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan salah satu kebijakan pemerintah Indonesia yang dikeluarkan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. KTSP merupakan kurikulum keenarn yang diberlakukan di Indonesia sebagai penyempumaao Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau ada yang menyebutnya kurikulum 2004. Keberadaan KTSP menjadi sebuah paradigma bam dalam mengembangkan kurikulum di era desentralisasi pendidikan, yang memberikan kewenangan (otonomi) luas bagi tiap satuan pendidikan uiltuk memberdayakan dan meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan. Implementasi KTSP di sekolah diharapkan dapat meningkatkan kompetensi siswa dan guru, sekaligus meningkatkan kemandirian sekolah. Implementasi KTSP menuntut partisipasi berbagai pihak, meliputi kepala sekolah, wali mood, komite sekolah, masyarakat dan terutamil gwu. Guru dituntut untuk berpartisipasi dalam merubah paradigma mengajar menjadi sebua.~ pelobelajaran yang student centered, karena dalam implementasi KTSP gwu menjadi key person yang dapat merealisasikan kurikuJum ke dalam aktivitas belajar mengajar yang merupakan inti dari sebuah penyelenggaraan pendidikan. Fokus studi ini adalah implementasi KurikuJum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Studi irJ bennaksud mencleskripsikan secara rinci bagaimana sebuah satuan penelidikan menerapkan ku.likulum yang dibuatnya sendiri. Apakah sekolah sudah dapat mengimpJementasikan KTSP dengan optimal? Penulis mengangkatnya ke dalam judul IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI MTS NEGERI TANGERANG I. Penelitian elilakukan eli MTs Negeri Tangerang I. Metode yang eligunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 43 orang guru dan seorang Wakabid. KOOkulurn. Instrumen yang eligunakan adalah menyebarkan angket kepada guru dan wawancara kepada Wakabid. Kurikulum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi KTSP di MTs Negeri Tangerang I dapat dikatakan beIjalan baikJoptimal. Hal ini ditunjukkan oleh kemampuan sekolah dalam menge10Ja ke tujuah aspek yang merupakan aspek-aspek penting yang mendukung impJemen!flSi KTSP, yakni dengan skor rata-rata 79,95% (kategori baik). Namun, ~skipun demikian penulis memberikan saran bagi sekola1J agar lebih meningkatkan lagi pengeloJaan iklim pembelajaran, MGMP, kemandirian guru dan aSpek-aspek laimJya agar implementasi KTSP di MTsN Tangerang I benar-benar mampu meningkatkan mutu pendidikan dan m~wujudkan tujuan pendidikan. Kata kunci : Implementasi, KTSP
ABSTRACTION Ainul Mardhiyah, 105018200668. The Implementation of School Based Curriculum (KTSP) at MTs Negeri Tangerang I. School Based Curriculum (KTSP) has become one of Indonesian government policy released in the purpose of increasing educational quality in Indonesia. KTSP is the sixth curriculum has applied in Indonesia as a completing of Competence Based Curriculum (KBK) that is well-known as 2004 Curriculum. The existence of KTSP becomes a new paradigm in developing curriculum in the era that is called decentralization of education, which is give a wide authority for each educational unit to powered and increase a good competition between those educational units. The implementation of KTSP in the school is hoped could increase student and teacher's competence, all at once it could also increase school's autonomy. The implementation of KTSP is needed a support and participation form others, such as The Head Master, student's surrogate, school's committee, society and especially the teacher. The teacher strives for taking the participation in changing teaching paradigm becomes a student centered learning. It is because in its implementation, the teacher becomes a key person which is able to make a realization of the curriculum to the activity of teaching and learning process that is become a focus to the educational implementation. This study is focused on the implementation of School Based Curriculum (KTSP). The purpose of the study is to describe in detail how the school applied the curriculum which is made itself. Have the school implemented the KTSP in the optimal way? The Writer takes that question into a little THE IMPLEMENTATION OF SCHOOL BASED CURRICULUM (KTSP) AT MTs NEGERI TANGERANG I. The research is taken at MTs Negeri Tangerang I. The method used in this research is a Descriptive Qualitative. The sources of data in this research are 43 teachers and a vice chairman of curriculum field. (Wakabid. Kurikulum). The instrument used by the writer is giving the questionnaires to the teachers and did an interview session to the Wakabid. Kurikulum. The result of this research indicates that the implementation of KTSP in MTs Negeri Tangerang I has been applied well. It is indicated by the School's ability in managing the seventh components that is important in supporting the implementation of KTSP. It is shown by the average score 79,95% (good category). However, the writer gives the suggestion to the school to improve more of learning situation management, MGMP, teacher's independence and other components in order to make the implementation of KTSP in MTs Negeri Tangerang I is wholeheartedly able to increase the quality of education and bring into reality the goal of education. Key word: KTSP. Implementation
KATAPENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang
Maha Rahman yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis,
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan
skripsi
yang
berjudul
"Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MTs Negeri Tangerang I". Shalawat dan Salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Agung yaitu Nabi Muhammad Saw. beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Dalam penyusunan skripsi ini tentu tidak luput dari hambatan dan kendala yang dihadapi penulis baik tenaga, pikiran maupun biaya. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung akhimya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada : I. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas IImu Tarbiyah dan
Keguruan. 2. Drs. Rusdy Zakaria, oM.Ed., M.Phi!., Ketua JurusanKependidikan Islam. 3. Drs. H. Mu'arif Sam, M.Pd, Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan. 4. Ibu Dra. Yefnelty, M.Pd dan Ibu Dra. Manerah, Dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan arahan, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran di sela-sela kesibukan beliau untuk memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. 5. Bapak H. Upen Supendi, M.Pd, Kepala MTsN Tangerang I yang telah rnemperkenankan dan membantu penulis dalam meJakukan peneJitian di MTsN Tangerang 1. 6. WakiJ Kepala Bidang KurikuJum, Bapak Teguh Budiarto, S.Ag., beserta seJumh gum dan staf MTsN Tangerang I yang teJah banyak membantu penuJis dalam melaksanakan penelitian di MTsN Tangerang 1.
7. Ayahanda dan Ibunda tercinta, Drs. H. Muhidin dan Hj. Sri Swniyati yang selalu memberikan doa restu dan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis. Kalian merupakan motivator terbesar yang telah mendidik, menanamkan cinta kasih, dan memotivasi penulis dan menyuntikkan semangat
agar
penulis
terus
berusaha
mengejar
cita-cita
dan
mewujdkannya. 8. Adik-adikku tersayang, Ebah, Idah dan leha. Terima kasih atas doa, dukungan dan kasih sayang yang kalian berikan selama iill. KaHan selaJu menjadi inspirasi dan motivasi bagi penulis. Semoga Allah selalu merahmati kita dan keluarga. 9. Sahabat-sahabat terbaikku, Ela dan Eva yang selaJu memberi spirit bagi penulis untuk selaJu berusaha menggapai cita dan cinta. Thank You,
Friends... You're the best problem solver for me !. 10. My lovely friends, ternan-ternan satu kost "Alizah, lvon, Solhah dan Eti," yang selalu ceria menghadapi suka dan duka selama menYUSlill skripsi. Dwi, Tsulis, Hikmah dan teman-temanku jurllsan KI-MP '05 'yang tidak bisa disebutka~ satU persatu" terima k~ih atas semangat yang telah kaliah tebarkan di antara kita. Good Luck dan Yakinlah kita Bisa! !!.
Akhimya, harapan dan doa penulis semoga skripsi iill bermanfaat bagi penulis, khususnya dan bagi pembaca wnurnnya. Semoga jasa baik yang telah turnt membantu menjadi amal shaJeh dan mendapat baJasan yang tak terhingga dari Allah Yang Maha Rahim. Amin Ya Rabbal 'Alamin....
Jakarta, 20 Januari 2010
Penulis
DAFTARISI LEMBAR PENGESAHAN
.
UJI REFERENSI
11
SURAT PERNYATAAN KARYA PENULIS
iii
ABSTRAK
IV
KATA PENGANTAR.....................................................................................
V
DAFTAR lSI
vii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTARLAMPlRAN
x
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar BelakalIg Masalah
1
B. Identifikasi Masalah..............................................................................
5
C. PembatasaII dan PenlnlUSan Masalah
6
D. Manfaat Penelitian
6
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 1. PengertiaII KTSP.............................................................................
7
2. Komponen-Komponen KTSP
13
3. Tujuan KTSP
18
4. Dasar Penyusunan KTSP
18
5. Proses Penyusunan KTSP
19
B. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan I. Pengertian Implementasi KTSP 2. Prinsip-prinsip Implementasi KTSP 3. Pembelajaran dalam Implementasi KTSP
22 :
24 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian
36
B. Tempat dan Waktu Penelitian
36
C. Metode Penelitian
37
D. Sumber Data
37
E. Teknik Pengumpulan Data
38
F. Teknik Analisis Data
41
G. Teknik Interpretasi Data
42
BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data
43
I. Iklim Pembelajaran yang Kondusif
44
2. Otonomi Sekolah dan Satuan Pendidikan
46
3. Kewajiban Sekolah dan Satuan Pendidikan
48
4. Kepemimpinan Sekolah yang Demokratis dan Profesional
50
5. Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua
54
6. Ivlenghidupka!l serta Ivfeluruskan KKG & IvlGivlP 7. Kemandirian Guru
,
55 57
B. Analisis dan Interpretasi Data............................................................... 60
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan
63
Ill. Saran
65
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Struktur Organisasi MTs Negeri Tangerang I Kota Tangerang
Lampiran 2.
Rekapitulasi Jumlah Siswa Per Bulan MTsN Tangerang I
Lampiran 3.
Kurikulum MTs Negeri Tangerang I
Lampiran 4.
Surat Pengajuan Proposal Skripsi
Lampiran 5.
Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 6.
Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 7.
Surat Permohonan Izin Observasi
Lampiran 8.
Surat Permohonan RisetlWawancara
Lampiran 9.
Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 10. Berita Wawancara Lampiran 11. Hasil Wawancara Lampiran 12. Tabel Perhitungan Skor Lampiran 13. Daftar Referensi
BABI
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu negara, pendidikan merupakan bagian penting yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi.
Pendidikan juga menjadi proses
pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental baik secara intelektual maupun emosional pada diri manusia sehingga ia siap menghadapi kehidupannya dalam bemegara dan beragama.· Pendiliikari merupakan investasi jangka panjang dalam mengembangkan sumber daya manusia. Begitu
pentingnya
pendidikan,
mengharuskan
suatu
negara
untuk
meningkatkan mutu pendidikan guna meningkatkan mutu sumber daya manusJanya. Sebagaimana telah kita ketahui bahwasanya mutu pendidikan Indonesia masih rendah dan masih tertinggal dengan beberapa negara berkembang lainnya. Bahkan dengan Malaysia yang kemerdekaannya jauh setelah bangsa Indonesia pun ternyata mutu pendidikan Indonesia masih tertinggal. Menurut
Human development Index (HOI) yang dikeluarkan oleh UNDP melaporkan bahwa, "Indonesia berada pada ranking 108 tahun 1998, ranking 109 pada tahun 1999, dan rangking III pada tahun 2004 dari 174 negara yang diteliti".'
I
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung : Remaja Rosdakarya.
3
Di akhir tabun 2006 dan sarnpai pertengahan tabun 2007, sebagian besar satuan pendidikan sudah mulai disibukkan
dengan proses penyusunan
kurikulumnya sendiri yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dengan semangat otonomi dan desentralisasi, KTSP memberi keleluasaan sekolah untuk mengembangkan kurikulum sendiri. Dalam perjalanannya, dunia pendidikan Indonesia telah menerapkan enam kurikulum, yaitu kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004 (KBK), dan terakhir Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikeluarkan pemerintab melalui Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar lsi, Permen Nomor 23 Tabun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, dan Permen Nomor 24 tabun 2006 tentang Pelaksanaan kedua Permen tersebut. 2 KTSP memiliki struktur dan baban kajian yang sarna dengan Kurikulum 2004 yang berbasis pada kompetensi. Dengan kata lain KTSP pun berorientasi pada pencapaian kompetensi hasil belajar. KTSP ingin memusatkan diri pada pengembangan seluruh kompetensi peserta didik. Jelasnya, KTSP merupakan model pengelolaan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan atas standar isi dan standar kompetensi lulusan yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintab Republik Indonesia Nomor 19 tabun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang mengarnanatkan tersusunnya KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah dengan mengacu kepada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP. Kunandar dalarn bukunya yang berjudul Guru Profesional Implementasi KTSP, mengatakan bahwa ada beberapa alasan mengapa KTSP menjadi pilihan dalarn upaya perbaikan kondisi pendidikan di tanah air, antara lain: "(I )Potensi siswa itu berbeda-beda dan potensi tersebut akan berkembang jika stimulusnya tepat; (2)Mutu hasil pendidikan yang masih rendah serta mengabaikan aspe-aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni dan olah raga, serta life skill; (3) Persaingan global sehingga menyebabkan siswaJanak 2 '"){)()'7\
L
Kunandar, Guru Profesional Implementasi KTSP, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 0,,"
4
yang mampu akan berhasil/eksis dan yang kurang mampu akan gagal; (4)Persaingan pada kemampuan SDM produk lembaga pendidikan; (5)Persaingan teljadi pada lembaga pendidikan sehingga perlu rumusan yang jelas mengenai SKL, yan~ selanjutnya SK mata pelajaran perlu dijabarkan menjadi sejumlah KD. " Keberadaan
KTSP
sebagai
kepanjangan
tangan
dari
kebijakan
desentralisasi pendidikan sebenamya positif, sebab sekolah diberi otonomi untuk berdiskusi terkait dengan Standar Kompetensi yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Sayangnya, sebagian besar guru belum terbiasa untuk mengembangkan model-model kurikulum. Selain
itu,
temyata
dalam
praktiknya
masih
terdapat
berbagai
permasalahan seputar KTSP di lapangan, di antaranya : I)Belum semua warga sekolah memahami esensi KTSP; 2) Masih banyak kendala dalam penyusunan sampai dengan pelaksanaan; 3) SDM Terbatas; 4)Warga belum yakin apakah dokumen
KTSP
yang
disusun
telah
memenuhi
syarat;
5)Dalam
pelaksanaannya diakui bahwa lmplementasi KTSP belum optimal karena faktor pendukung yang belum memadai, terutama: SDM, Sarana dan Prasarana pendukung, Manajemen, dan Biaya, MTsN Tangerang I merupakan salah satu lembaga pendidikan fomlal yang terus membenahi diri dengan meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Hal ini terlihat dari fasilitas belajar yang dimiliki oleh MTsN Tangerang I meliputi : laboratorium MIPA, laboratorium bahasa, laboratorium Komputer, Mushola, dan Perpustakaan. Dalam
perkembangnya,
MTsN
Tangerang
I
Illl
sedang
mengimplementasikan KTSP sebagai wujud realisasi program pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan. KTSP mulai diterapkan di MTsN Tangerang I pada tahun pelajaran 2008/2009. Dengan penerapan KTSP, diharapkan dapat lebih meningkatkan mutu pendidikan, kompetensi guru dan kualitas output para siswanya.
6
C. Pembatasan dan }'erumusan Masalah
a. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya masalah dalam penelitian, maka perlu adanya pembatasan masalah yang akan diteliti sehingga tidak terlalu meluas dan dapat terarah. Dalam hal ini, penelitian yang dimaksud dalam implementasi KTSP adalah dilihat dari segi pengelolaanlmanajemennya. Hal ini sesuai dengan program studi yang peneliti jalani selama ini yaitu manajemen pendidikan. Dengan demikian, penelitian ini dibatasi pada tinjauan secara empiris tentang : Implementasi KTSP di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tangerang I. b. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah : "Bagaimana Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MTs Negeri Tangerang I?"
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Peneliti
Penelitian
ini
dihaXapkan
clapat
111enambah
wawasan
pengetahuan peneliti tentang bagaimana implementasi KTSP di MTsN Tangerang I. 2. Lembaga Pendidikan : Diharapkan menjadi 111asukanlkontribusi yang berarti dalam implementasi KTSP. Selain itu, bagi MTsN Tangerang I, hasil penelitian ini juga dapat dijadikan U111pan balik (feed back) dan evaluator dari pihak luar sekolah terhaclap MTsN Tangerang I clalam mengimple111entasikan Kurikulum Tingkat Satuan Penclidikan. 3. Para Pe111baca : Hasil penelitian sumbangan pemikiran dan implementasi KTSP.
ini diharapkan dapat memberikan
wawasan bagi
para pembaca tentang
BARIl KAJIAN TEORI
A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 1. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ,
Banyak definisi yang muneul terkait dengan istilah kurikulum. Ada definisi kurikulum dalam arti sempit dan ada definisi yang luas. Bennaeammaeam definisi yang muneul tersebut banyak dipengamhi oleh arti kurikulum menumt asal katanya. Istilah kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olah raga pada zaman Ytmani kuno yang berasal dari kata "curir" dan "cw"ere". Pada waktu itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang hams ditempuh oleh seorang pelari. Orang mengistilahkarmya dengan tempat berpaeu atau tempat berlari dari mulai start sampai finish. I Sedangkan dalam dunia pendidikan, kata kurikulum barn dikenal sejak kurang lebih satu abad yang lampau. Kata "kurikulum" ini belum terdapat dalam kamus webster tahun 1812 dan barn timbul untuk pertama kalinya dalam kamus tahun 1856. Artinya pada waktu itu ialah : " a race course; a
place for running; a chariot. 2. a course in general; appliedparticulmy to the course of study in a university". Jadi dengan "kurikulum" dimaksud suatu
8
jarak yang harus ditempuh oleh pelari atau kereta dalam perlombaan, dari awal sampai akhir. 2 Setelah istilah kurikulum digunakan, kemudian muncullah macam-macam definisi yang diberikan tentang kurikulum. Tidak jauh berbeda dengan asal katanya "curir" atau "curere" yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari, maka kemudian berkembang definisi menurut pandangan lama. Menurut pandangan lama, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa. Pandangan lama atau sering disebut pandangan tradisional merumuskan bahwa : "kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh ijazah"? Rupanya pengertian kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik ini menjadi sebuah konsep kurikulum yang sampai saat ini banyak mewamai teori-teori dan praktik pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari berkembangnya definisi
kurikulum menurut
pandangan lama menjadi definisi yang lebih lengkap. Jika pada pandangan lama kurikulum dinyatakan sebagai sejumlah mata peJajaJ;an, makamenurUl definisi pandangan modem kurikulum tidak hanya bisa dikatakan sebagai sejumlah mata peajaran; akan tetapi bisa juga dikatakan sebagai usaha, cara, reneana, bahkan sejumlah pengalaman. Di bawah ini penulis cantumkan sejumah definisi kurikulum menurut beberapa ahli kurikulum sebagaimana dikutip oleh S. Nasution
dalam
bukunya yang berjudul Asas-Asas Kurikulum : 4 a. J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam buku Curriculum Planning for BeTter Teaching and Learning, menjelaskan kurikulum sebagai berikut : " The curriculum is the sum total ofschool's effort to influence learning, wether in the classraO,m, on the playground, or out of school". Jadi, kurikulum adalah segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruangan kelas, di halaman
S. Nasution, Asas-Asas KlIriklllllm, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005)., Cet.ke-S., 11.1-2. Oemar Hamalik, Pengembangan KlIrikllllim (Dasar-Dasar dan Perkembangnnya) Bandung.: Mandar Maju, 1990),11.4 2
3
9
sekolah atau di luar sekolah tennasuk kurikulum. Kurikulum meliputi juga apa yang disebut kegiatan ekstra kurikuler. b. B. Othanel Smith, W.O Stanley dan J. Harlan Shores memandang kurikulum sebagai : " a sequence ojpotential experience set up in the school Jor the purpose oj disciplining children and youth in groups ways oj thinking and acting". Mereka melihat kurikulum sebagai sejumlah pengalaman yang seeara potensial dapat diberikan kepada anak dan pemuda, agar mereka dapat berpikir dan berbuat sesuai dengan masyarakatnya. e. Hilda Taba mengemukakan, bahwa "pada hakikatnya tiap kurikulum merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai anggota yang produktij'dalam masyarakatnya". 5 Beberapa definisi kurikulum di atas, tampaknya telah terangkum dalam satu definisi yang lengkap sebagaimana tereantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 bahwa : "kurikulum adalah seperangkat reneana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan
pelajaran serta eara yang
digunakan
sebagai
pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk meneapai tujuan pendidikan tertentu".6 Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi
da~rah,
.satuan pendidikan
dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Sarna dengan apa yang tereantum dalanl Undang-Undang SISDIKNAS yang intinya mengatakan kurikulum sebagai seperangkat reneana, Syaodih juga menambahkan bahwasanya
Nana
"kurikulum bukan hanya
merupakan reneana tertulis bagi pengajaran, melainkan sesuatu yang nmgsional yang beroperasi clalam kelas, yang memberi pecloman dan mengatur lingkungan dan kegiatan yang berlangsung di dalam kelas". 7
6
S. NasutioID, Asas-Asas Kurikulum ..., h.7 Undang-Undang SISDIKNAS : UU Rl No.20 Th.2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008),
7
Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja
5
h.5
11
Setelah mengetahui
bahwa ada beberapa unsur dalam kurikulum dan
membandingkan beberapa definisi kurikulum menu,ut beberapa pakar pendidikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwasanya kurikulum merupakan serangkaian rencana yang berisi tujuan, isi, metode dan evaluasi pembelajaran yang menjadi pedoman pembelajaran di bawah tanggungjawab institusi pendidikan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwasanya kurikulum merupakan hal yang sangat urgen keberadaanya dalam setiap satuan pendidikan, baik itu negen
maupun
swasta;
sebab
kurikulum
menjadi
pedoman
dalam
penyelenggaraan proses belajar mengajar. Hal ini senada dengan pendapat Hendyat Soetopo & Wasty yang mengatakan bahwa "dalam proses belajar jelas kedudukan kurikulum sangat penting, karena dengan kurikulum maka anak sebagai individu yang berkembang akan mendapatkan manfaat".11 Manfaat yang akan didapatkan oleh anak didik tersebut dapat berupa potensi yang tems berkembang; dan tentunya diperoleh melalui kurikulum. Hal ini dikarenalcan kurikulum juga mempakan seni dalam menyusun perencanaan program bagi anak, remaja ,dan dewasa. Sebag"imana -yang dikatakan oleh Louise dan Jessie bahwasnya "Curriculum refers to the art of planning for implementing, and gathering data on programs for childrens, youth and adults". 12 Setelah mengetahui arti dari istilall kurikulum, maka dapat ditelusuri apa arti dari istilah KTSP yang belakangan ini marak dibicarakan dan dikerjakan oleh sebagian besar pengelola pendidikan. Istilah KTSP muneul sejak disahkannya PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai penjabaran dari UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Di dalam PP tersebut dinyatakan, KTSP adalah jenis kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan bersangkutan. II Hendya! Soe!opo dan Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Humi Aksara, 1993), h. 16. 12 Louise M. Berman and Jessie A. Roderick. Curriculum: Tpnrhino Tn/> Whl1f J..Jr.'H rmA
-;
12
Disebut operasional karena kurikulum ini secara teknis menjabarkan standar isi dan standar kompetensi lulusan yang ditentukan oleh pemerintah. Dengan mempertimbangkan visi dan misi, karakterisitik, potensi serta daya dukung alam dan sosialnya, sekolahlmadrasah mengembangkan standar baku pemerintah tersebut ke dalam bahan ajar dan kegiatan pembelajaran berikut tahapan-tahapannya untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Menurut Enco Mulyasa, "KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolahl daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik".J3
Sedangkan menurut Kunandar, "KTSP
merupakan revisi dan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi atau ada yang menyebutnya Kurikulurn 2004.
14
Menurutnya, KTSP lahir karena
dianggap KBK masih sarat beban be!ajar dan pemerintah pusat dalam hal ini Depdiknas masih dipandtmg
terlalu
intervensi
da!am pengembangan
kurikulum. Lebih !anjut, Enco Mulyasa mengatakan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan dilaksanakan oleh seliap salUan pendidikan yang sudah siap dan mampu mengembangkannya dengan memperhatikan
Undang-Undang
No.20
Tahun
2003
tentang
Sistem
Pendidikan Nasional pasal 36 : 15 a
Pengembangan kurikultun dilakukan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujllan pendidikan nasional. b Kurikul11m pada semlla jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversivikasi sesuai dengan satuan pendidikan, patensi daerah dan peserta didik. c Kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolall dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulllsan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP.
13 Eneo Mulyasa, Kurikulum Tingkal Saluan Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2008), Cet. Y, h. 8. l4 Kunandar, Guru Profesional : lmplemenlasi KTSP, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2007), h.90-91
13
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwasanya KTSP adalah kurikulum operasional
yang disusun
dan
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan, dengan mengacu kepada standar isi dan standar kompetensi lulusan; serta mempertimbangkan potensi sekolah, kebutuhan daerahlkarakteristik budaya setempat dan peserta didik. KTSP menjadi indikator bahwa pendidikan sudah didesentralisasikan ke daerah-daerah, bahkan hingga ke sekolah-sekolah. Sekolah menjadi lebih otonom dalarn melaksanakan tugas pokoknya untuk mencerdaskan putra-putri bangsa. Dengan demikian kurikulum di Indonesia atau di daerah menjadi sangat bervariasi dalarn banyak hal, kecuali dalam standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang sudah ditetapkan secara nasional oleh Pusat. Jadi dengan adanya KTSP ini, maka seluruh kegiatan pembelajaran mulai dari penyusunan program pembelajaran di sekolah hingga pembiayaannya harus didasarkan kepada hal-hal yang sudah ditetapkan dalarn KTSP. Dengan demikian ada acuan yang jelas bagi sekolah dalam menyusun RAPBS dan dalarn meminta dana partisipasi orang tua di daerah yang belum menggratiskan pendidikan, atm! menghitung besarnya
sub~idi
pcmerintah
kepada sekolah sesuai dengan kebutuhan riil sekolah. 16
2. Komponen-Komponen KTSP Sebagai a1at pendidikan, kurikulum tentu memiliki bagian-bagian penting dan penunjang yang dapat mendukung operasinya lebih baik. Bagian-bagian ini disebut komponen. Menurut Subandijah, "kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan memiliki komponen pokok dan komponen penunjang yang saling berkaitan, berinteraksi dalam rangka dukungannya untuk mencapai tujuan itu".
17
Komponen pokok kurikulum meliputi (1)
komponen tujuan, (2) komponen isi/materi, (3) komponen organisasi/strategi, (4) komponen media, (5) komponen PBM. Sedangkan yang tennasuk dalam komponen penunjang kurikulum meliputi : (1) Sistem Administrasi dan Supervisi, (2) Pelayanan bimbingan dan penyuluhan, dan (3) Sistem evaluasi. 16 17
Nanang Rijono, XrS? dan Ujian Nasianal,http://rijol1o.wordpress.com, 25 Maret 2008. Subandijah, Pengembangan dan inovasi Kurikulum,(Jakarta : Raia Grafinrlr. Ppr<::nrb
14
Dengan demikian, KTSP pun terdiri dari komponen-komponen yang turut mendukungnya. Dalam garis besarnya, KTSP memiliki enam komponen penting sebagai berikut : 18 a. Visi dan Misi Visi dan misi dapat dikembangkan oleh lembaga pendidikan masingmasing dengan memperhatikan potensi & kelemahan masing-masing. 19 b. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, dirumuskan dengan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut : I) Pendidikan
dasar
bertujuan
meletakkan
dasar
kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 2) Pendidikan
menengah
bertujuan
meningkatkan
kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 3) Pendidikan keccrdasan,
menengah pengetahuan,
kejuruan
bertujuan
kepribadi::II1,.
akhlak
meningkatkan mulia,
sel1a.
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. c. Kalender Pendidilmn Satuan pendidikan dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam Standar lsi.
:~ Enco Mulyasa, Kurikulum Tingkal Saluan Pendidikan ... , h. 176· 182.
15
d. Struktur dan Muatan KTSP Struktur KTSP pada jeajang pendidikan dasar dan menengah tertuang dalam Standar lsi, yang dikembangkan dari kelompok mata pelajaran sebagai berikut : I). Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia. 2). Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian 3). Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 4). Kelompok mata pelajaran estetika 5). Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri yang termasuk ke dalam isi kurikulum antara lain: 1). Mata pelajaran Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan tertera pada struktur kurikulum yang tercantum dalam Standar lsi. 2). Muatan Lokal Muatap
lokal
merupakan
~kegiatan
kurikuJer
untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keungguJan daerah, yang materinya tidak dapat dikeJompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan Jokal ditentukan oJeh satuan pendidikan. Kurikulum Muatan Lokal pada hakikatnya merupakan suatu perwujudan Pasal 38 ayat 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) yang berbunyi : "Pelaksanaan kegiatan pendidikan daJam suatu pendidikan didasarkan atas kurikuJum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan Jingkungan dan ciri khas satuan pendidikan" 20
20 E. Mulyasa, Manaiemen Berbasis Sekolah. IBandung : PT Remaia Rosdakarva )004)
16
3). Kegiatan Pengembangan Diri Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. 4). Pengaturan Beban Belajar (a) Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan SD/MIISDLB, SMP/MTs/SMPLB baik kategori
standar
maupun
mandiri,
SMAIMA/SMALB
ISMK/MAK kategori standar. (b) Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) dapat digunakan oleh SMPIMTs/SMPLB kategori mandiri, dan oleh SMAI MAl SMALBI SMK/MAK kategori standar. (c) Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) digunakan oleh SMAIMAISMALB/SMK/MAK kategori mandiri. (d) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket
dialokasikan
kurikulum.
sebagaimand
Satuan pendidikan
tertera
dalam
struktur
dimungkinkan menambah
maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. (e) Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri
tidak
terstmktur
dalam
sistem
paket
untuk
SD/M1/SDLB 0% - 40%, SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% dan SMAIMAISMALB/SMKlMAK 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempeliimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. (f) Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di
sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.
17
(g) Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasau terstruktur, dan kegiatau mandiri tidak terstruktur untuk SMP/MTs dan SMAIMA/SMKlMAK yaug menggunakau sistem SKS.
5). Kenaikan Kelas, Penjurusan, dan Kelulusau Kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusau mengacu kepada standar penilaian yang dikembangkan oleh BSNP 6). Kecakapau Hidup Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMAIMA/ SMALB, SMKlSMAK dapat memasukkau pendidikan kecakapau hidup, yaug mencakup kecakapau pribadi, kecakapau sosial, kecakapau akademik dan/atau kecakapau vokasional 7). Pendidikan Berbasis Keunggulau Lokal dan Global Kurikulum
untuk
semua
tingkat
satuau pendidikau
dapat
memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global e. Silabus dan Rencana Pelal{sanaan Pembelajaran
Silabus Merupakan penjabaran standar kompetensi dau kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaiau. Berdasarkan silabus yaug telah disusun guru bisa mengembangkannya menjadi Rancangau Pelaksauaan Pembelajaran (RPP) yang akau diterapkan dalam kegaiatau belajar mengajar (KBM) bagi siswauya. 2 ! Secara
dokumentatif,
komponen-komponen
KTSP
tersebut
dikemas dalam dua dokumen berikut : I). Dokllmen
]
memuat
acuan
pengembaugan
KTSP,
tujuan
pendidikan, struktur dan muatan KTSP, serta kalender pendidikan. 2). Dokllmen II memuat silabus dari SKlKD yang dikembaugkau pusat dau silabus dari SKlKD yang dikembaugkau sekolah (muatan lokal, mata pelajaran tambahan).22
21
Wina Sanjaya, Klirikulum dan Pembelajaran... , h. 148.
22
Masnur Muslich. Pembelaiaran Berhm:if:
Knmnpfp)H'; Ann Yr>V1fn!u.t.,,..T
fT,.,I~ ........ ~
• n .. _~
18
3. Tujuan KTSP
Secara umum, diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan. KTSP
diharapkan
pengambilan
dapat
keputusan
Dengan kata lain, penerapan
23
mendorong secara
sekolah
partisipatif
untuk melakukan
dalam
pengembangan
kurikulum. Secara khusus diterapkannya KTSP adalah : a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah. b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat. c. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai. 24 4. Dasar Penyusunan KTSP
Pengembangan KTSP didasarkan kepada dua landasan pokok, yakni landasan empirik dan landasan fonnal. Yang meJ1iadi landasan empirik di antaranya : pertama, adanya kenyataan rendahnya kualitas pendidikan bairn dilihat dari sudut proses maupun hasil belajar; kedua, Indonesia adalah negara yang sangat luas yang memilki keragaman sosial budaya dengan potensi dan kebutuhan yang berbeda-beda. Akibatnya, lulusan pendidikan tidak sesuai dengan harapan & kebutuhan daerah di mana siswa tinggal. Yang menjadi landasan fonnal, KTSP disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
23
Wina Sanjaya. Kurikulum dan Pembelaiaran
h
117
19
Menurut Wina Sanjaya, "Terdapat sejumlah pasal yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung dari Undang-undang, peraturan pemerintah, maupun peraturan menteri pendidikan nasional. Pasal-pasal dari UU No 20 Tahun 2003 adalah : Pasal I ayat 19; Pasal 18 Ayat 1,2,3 dan 4; Pasal 32 Ayat I, 2 dan 3; Pasal 35 Ayat 2; Pasal 36 Ayat I, 2, 3, dan 4; Pasal 37 Ayat I, 2 dan 3; Pasal38 Ayat I dan 2. Pasal yang terkait dengan PP No 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan ialah : Pasal I Ayat 5,13,14 dan 15; Pasal5 ayat I dan 2; Pasal6; Pasal 7 ayat I, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8; Pasal 8 Ayat 1,2 dan 3; Pasal 10 Ayat 1,2 dan 3; Pasalll Ayat 1,2,3, dan 4; Pasal13 Ayat 1,2,3 dan 4; Pasal14 Ayat I, 2,3; Pasal16 Ayat 1,2,3,4 dan 5; Pasal 17 Ayat I dan 2; Pasal 18 Ayat I, 2, 3 dan Pasal 20". 25 5. Proses Penyusunan KTSP Menyusun KTSP temyata tidak semudah yang dibayangkan, hal ini karena KTSP melibatkan banyak aspek dan kompetensi. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun KTSP, yaitu : a. Analisis Konteks 1). Analisis potensi dan kekuatanlkelemahan yang ada di sekolah: peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan program-program yang ada di sekolah 2). Analisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar: komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya. 3). Mengidentifikasi Standar lsi dan Standar Kompetensi Lulusan sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Kegiatan analisis konteks ini lebih dikenal dengan analisis SWOT
(strength, weakness, opportunity and threat), yakni menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dimiliki oleh pihak sekolah).
20
b. Mekanisme Penyusunan KTSP I) Tim Penyusun (a) Tim penyusun KTSP SD, SMP, SMA dan SMK terdiri atas guru, konselor, kepala sekolah, komite sekolah, dan nara sumber, dengan kepala sekolah sebagai ketua, disupervisi oleh dinas kabupaten /kota dan provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan. (b) Tim penyusun KTSP MI, MTs, MA dan MAK terdiri atas guru, konselor, kepala madrasah, komite madrasah, dan nara sumber dengan kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota, dan disupervisi oleh departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agarna. (c) Tim penyusun KTSP khusus (SDLB,SMPLB, dan SMALB) terdiri atas guru, konselor, kepala sekolah, komite sekolah, dan nara sumber dengan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota, dan disupervisi oleh dinas provinsi bidang pendidikan. 2) Kegiatan Penyusunan (a) Kegiatan penyusunan KTSP dapat berbentuk rapat kelja daJ)Jatau. lokakarya sekolahlmadrasah yang diselenggarakan dalarn jangka waktu sebelum tahun pelajaran baru. (b) Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: penyiapan dan penyusunan draf, review dan revisi, serta finalisasi. 3) Pemberlakuan (a) Dokumen KTSP SD, SMP, SMA, dan SMK dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah serta diketahui oleh komite sekolah dan dinas kabupatenlkota yang bertanggungjawab di bidang pendidikan (b) Dokumen KTSP MI, MTs, MA, dan MAK dinyatakan berlaku oleh kepala madrasah, diketahui oleh komite madrasah dan oleh departemen agama. (c) Dokumen KTSP SDLB, SMPLB, dan SMALB dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah serta diketahui oleh komite sekolah dan dinas
21
c. Acuan Operasional Penyusunan KTSP Acuan operasional penyusunan KTSP sedikitnya mencakup 12 (dua belas) poin, antara lain
:26
I) Peningkatan Iman dan Takwa Serta Akhlak Mulia 2) Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat Sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik 3) Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan 4) Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional 5) Tuntutan Dunia Kerja 6) Perkembangan IImu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni 7) Agama 8) Dinamika Perkembangan Global 9) Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan 10) Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat II) Kesetaraan lender 12) Karakteristik Satuan Pendidikan Selanjutnya, proses penyusunan KTSP dari pusat (Depdiknas) sampai kepada proses pembelajaran di sekolah dapat dilukiskan sebagai berikut 1). Penyiapan Peraturan
DEPDlKNAS
2). Penyiapan Standar Nasional 3). Penyiapan Anggaran
DlSDlK Propinsi
1). Penyesuaian Buku Teks
2). Penyesuaian Aturan-aturan
I). Dewan Pendidikan
DISDIK KotaJKabupaten
2). Pengalokasian Anggaran 3). Fasilitas Pendidikan
SekoJah
I). Koordinasi program 2). Komite Sekolah/Kurikulum 3). Pelayanan Administrasi I). Rancangan Kompetensi dan Indikator
KeJas/Guru
kompetensi, serta Materi Pelajaran 2). Rencana pelaksanaan Pembelajaran 3). Strategi pembelajaran
': Enco Mulyasa, Kurikulum Tinf,kal Saluan Pendidikan .... h. 168
:27
22
Banyak hasil yang diperoleh dari kegiatan penyusunan KTSP tersebut, tidak saja berupa silabus dan rencana pembelajaran serta keterampilan menerapkmmya, tetapi juga memberi pengalaman baru bagi guru tentang bagaimana berpikir tentang masa depan pendidikan bagi peserta didiknya. Bekal pengetahuan dan keterampilan tersebut akan digunakan guru dalam mengimplementasikan KTSP.
B. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 1. Definisi Implementasi KTSP
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suafu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap. Dalam
Oxford Advance Learner's Dictionary dikemukakan bahwa implementasi adalah : "put something into effect ", (penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak).28 Adapun Implementasi Kurikulum dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis (written curriculum) dalam bentuk ,pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan apa yang diungkapkan Miller dan Seller sebagaimana dikutip oleh Enco Mulyasa, bahwa "in some cases implementation has been
identified with instruction... " Lebih lanjut dijelaskan bahwa "Implementasi kurikulum mempakan suafu proses penerapan konsep, ide, program, atau tatanan kurikulum ke dalam praktek pembelajaran atau aktivitas-aktivitas baru, sehingga terjadi perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah. 29 Iskandar dan Usman mengatakan bahwa "Pelaksanaan pendidikan di
sekolah pada hakikatnya merupakan implementasi kurikulum"?O
28 Enco Mulyasa, KBK : Konsep, Karaklerislik, & lmplemenlasi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h.93 29 Enco Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompe/ensi..., h. 94
30 Tsktlnrl
W
orin T J,;.:m:'ln
nnl'17V_nn,.,..,..
Ponno"",hn",n ...",
V~ ... ;1,•• 14'''.
I
1_1,_ .... _ _
n~ __ ~
24
2. Prinsip-prinsip Implementasi KTSP Terkait dengan pengembangan KTSP, terdapat sejumlah prinsip"prinsip yang hams dipenuhi, yaitu
)2
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. b. Memperhatikan keragaman karakterisik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan suku, budaya, dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. c. Tanggap terhadap perkembangan IPTEK dan seni. d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. e. Menyeluruh dan berkesinambungan. f.
Belajar sepanjang hayat.
g. Seimbang antar kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Pemenuhan prinsip-prinsip di atas itulah yang membedakan antara penerapan KTSP dengan kurikulum sebelumnya (KBK), yang justru lampak.nya sering kali lerabaikan, k.arena
prinsip~prinsip
itu. boleh
dikatakan sebagai ruh atau jiwanya kurikulum. Adapun prinsip-prinsip pelaksanaan KTSP adalah sebagai berikut
:33
a. Didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan layanan. b. Menegakkan kelima pilar belajar, yaitu (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain,
(e) belajar untuk membangun jati diri, melalui proses
pembelaj aran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. "Akhmad Sudrajat, Prinsip Pengembangan Kurikulum, http://akhmadsudrajat. wordpress. com 33 Muhaimin, dkk., Pen"embal1l!:an Madel Kurikulum Tinekal Saluan Pendidikan (K7:~P)
25
c. Memungkinkan peserta didik mendapat layanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memerhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi keTuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral. d. Dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarso sung tulada. e. Dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah. f.
Mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri
Selanjutnya, agar pengembangan dan penerapan KTSP mampu mendongkrak kualitas pendidikan; perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam kebijakan pengelolaan sekolah yang menyangkut aspckaspek berikut
:34
a. Iklim Pembelajaran yang Kondusif Dalam penerapan dan pengembangan KTSP harus ada dukungan dari pihak intern sekolah yakni berupa iklim pembelajaran yang kondusif. Iklim pembelajaran yang kondusif dapat menciptakan suasana belajar yang aman, nyaman dan tertib, sehingga proses pembelajaran dapat berJangsung dengan tenang dan menyenangkan (enjoyable learning). Adapun Iklim pembelajaran yang kondusif tersebut dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan sebagai berikut : 1) Memberikan pelayanan
remedial
bagi
siswa yang
kurang
berprestasi. 2) Memberikan pengayaan bagi siswa yang kemampuannya lebih tinggi.
26
3) Menciptakan
persamgan
dan
kerjasama
antarsiswa
dalam
pem belajaran. 4) Menentukan metode yang tepat dalam menilai hasil belajar. 5) Melaksanakan tindak lanjut terhadap hasil evaluasi belajar. b. Otonomi Sekolah dan Satuan Pendidikan Dalam KTSP, kebijakan pengembangan kurikulum dan pembelajaran beserta sistem evaluasinya didesentralisasikan ke satuan pendidikan, sehingga
pengembangan kurikulum
diharapkan
sesuai
dengan
kebutuhan peserta didik dan masyarakat secara lebih fleksibel. c. Kewajiban Sekolah dan Satuan Pendidikan Pelaksanaan
KTSP perlu disertai seperangkat kewajiban, serta
monitoring dan tuntutan pertanggung j awaban (akuntabel) yang relatif tinggi, untllk menjamin bahwa sekolah selain memiliki otonomi juga mempunyai kewajiban melaksanakan kebijakan pemerintah dan memenuhi ·harapan masyarakat. Selain itu, akuntabilitas pendidikan juga hams dibanglln untuk menjamin bahwa siswa akan memperoleh hasilmaksimaJ dalam prosespendidikan.
35
Dengan demikian, sekolah dan satuan pendidikan dituntut mampu mengembangkan kllrikulum dan mengelola sumber daya secara transparan, demokratis, dan bertanggung jawab baik terhadap • masyarakat maupun pemerintah, dalam rangka meningkatkan kapasitas pelayanan dan kualitas terhadap peserta didik. d. Kepemimpinan Sekolah yang Demokratis dan Profesional Pelaksanaan KTSP memerlukan sosok kepala sekolahlmadrasah yang memiliki kemampuan manajerial dan integritas profesional yang tinggi, serta demokratis dalam proses pengambilan keputusankeputusan mendasar.
27
Oleh karena itu, dalam implementasi KTSP, kepala sekolah dituntut memiliki visi dan wawasan luas tentang pembelajaran yang efektif serta kemampuan profesional yang memadai dalarn bidang perencanaan, kepemimpinan, manajerial, dan supervisi pendidikan. e. Revitalisasi Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua Dalam pengembangan KTSP, partisipasi aktif berbagai kelompok masyarakat dan pihak orang tua dalarn perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan program-program sekolah/madrasah perlu dibangkitkan kembali. Menumt Bedjo Sujanto, "keikutsertaan masyarakat secara sistematik melalui suatu organisasi akan sangat membantu sekolah berkembang cepat,,36 Keikutsertaan masyarakat ini dapat diwujudkan dengan pemberian bantuan untuk semua kegiatan sekolah, baik akademik maupun administratif. f.
Menghidupkan serta Melumskan KKG dan MGMP Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Musyawarah Gum Bidang Studi (MGBS) dan Kelompok Kelja Guru (KKG) merupakan organisasi guru, yang pada saat ini keberadaannya pada sebagian sekolah dan satuan pendidikan sudah mati suri. Keberadaan KKG dan MGMP di setiap satuan pendidikan dapat dihidupkan kembali dengan jalan mengadakan rapat rutin antarguru guna
menyusun strategi pembelajaran, menyusun perkembangan
kemajuan belajar, mengevaluasi perkembangan kemajuan belajar, dan menentukan KKM. g. Kemandirian Guru Dalam KTSP, guru juga harus mampu bekerja mandiri untuk memperbaiki diri dalam pembelajaran. Sehingga ia tidak saja mampu mengembangkan
KTSP
tetapi
Juga
melaksanakannya
dalam
pembelajaran yang secm'a efektif dan menyenangkan.
36
Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah : Model Pen?,elolaan Sekolah
28
3. Pembelajaran dalam Implementasi KT a. Definisi Pembelajaran
'~ TA'v\A PERPUSTAKAAN LJ , UIN SYAHID ,IAI
'o.'O _ _
Kurikulum dan pembelajaran merupakan ua
_ _ ·O_'_ _
SISI
ma a uang. Artmya,
dalam proses pendidikan dua hal itu tidak dapat dipisahkan. Kurikulum tidak akan berarti tanpa diimplementasikan dalam proses pembelajaran; sebaliknya pembelajaran tidak akan efektif tanpa didasarkan pada kurikulum sebagai pedoman. KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan?7 Menurut Wina Sanjaya "Keterkaitan antara belajar dan mengf\iar itulah yang disebut pembelajaran".38 Senada dengan apa yang dikatan oleh Oemar Hamalik, bahwa pembelajaran juga dapat dikatakan sebagai "Suatu proses terjadinya interaksi antara pelajar dengan pengajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran, yang berlangsung dalam suatu lokasi ;ertentu dalam jangka satuan waktu teltentu pula".39 Dengan demikian, implementasi KTSP yang paling riil dapat dilihat dari proses pembelajaran yang memang merupakan kegiatan inti dari penyelenggaraan pendidikan. Dalam konteks implementasi KTSP, mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran; akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar. Makna lain mengajar yang demikian sering diistilahkan dengan pembelajaran. 40 Pembelajaran yang sesuai dengan KTSP adalah sebuah pembelajaran yang tentunya dapat memberdayakan semua potensi peselta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. 37 3B
Eoco Mulyasa, Kurikulum Tingkal sa/uaH Pendidikan..... h. 21. Wina Sanjaya, Pembe/ajaran da/am lmp/ementasi KBK, (Jakarta: Kencana, 2008),
h.8? 39 Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kuriku/um, ( Bandung : UP! dan Remaja Rosdakarya, 2006) h.162 40
~T"
1
29
Dari urman itu, maka tampak jelas bahwa istilah "pembelajaran"
(instruction) itu menunjukkan pada usaha siswa mempelajari bahan pelajaran sebagai akibat perlakuan guru. Di sini jelas, proses pembelajaran yang dilakukan siswa tidak mungkin terjadi tanpa perlakuan guru. Adapun makna pembelajaran dapat ditunjukkan oleh beberapa cm berikut: 41 I) Pembelajaran adalah proses berpikir 2) Proses Pembelajaran adalah memanfaatkan Potensi Otak 3) Proses Pembelajaran Belangsung Sepanjang Bayat Ciri belajar sepanjang hayat seperti yang telah dikemukakan di atas, sejalan dengan empat pilar pendidikan universal seperti yang dirumuskan Unesco (1996), yaitu :
I) Learning to Know atau Learning to Learn, belajar itu pada dasarnya tidak hanya berorientasi kepada produk atau hasil belajar, akan tetapi juga harus berorientasi kepada proses belajar.
2) Learning to do, belajar itu bukan hanya sekadar mendengar dan melihat dengan tujuml akumulasi pengetahuan, akan tetapi belajar untuk berbuat dengan tujuan akhir penguasaan kompetensi yang sangat diperlukan dalarn era persaingan global.
3) Learning to be, belajar untuk mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai individu dengan kepribadian yang memiliki tanggung j awab sebagai manusia.
4) Learning to live together, belajar untuk bekerja sama. Empat pilar pendidikan
yang dikemukakan oleh Unesco di atas,
sangat reIevan dengan tujuan pendidikan, bahwasanya pendidikan tidak haIlya dipandang sebagai sarana untuk persiapan hidup yang akan datang, tetapi juga untuk kehidupan sekaraIlg, ymlg dialami individu dalarn perkembangannya menuju ke tingkat kedewasaannya. 42
41 42
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran... , h.219 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung
PT. Remaja
30
Kurikulum sebagai media pembelajaran, memberikan makna terhadap proses pendidikan dan pembelajaran di lembaga pendidikan, sehingga dimungkinkan terj adi adanya saling interaksi antara pendidik dan peserta didik. Menurut Farchan dan Muhamin "Proses interaksi inilah sebenarnya yang mengantarkan pada pencapaian berbagai kompetensi". 43 Sementara Sudarwan Danim menambahkan bahwasanya "Keberhasilan refonnasi kurikulum dapat dilihat dari apakah implementasinya mampu mengubah sosok tampilan lulusan dari hanya sekedar tahu ke memiliki pengetahuan dan mumpuni dalam berbuat".44
b. Pclaksanaan Pcmbclajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses pengejawantahan kurikulum ke dalam tindakan nyata, atau lebih tepat disebut implementasi kurikulum. Pembelajaran menjadi kegiatan inti dalam pendidikan. Sebab melalui proses pembelajaran, tujuan akbir pendidikan dapat sependapat de!1gan. Enco
divvl~udkan.
Hal ini
Mulyasa yang mengalakan bahwasanya
"Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik". 45 Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP mencakup tiga hal: pre tes, pembentukan kompetensi, dan post test.
46
1). Pre test (Tes Awal) Pre tes ini memiliki banyak kegunaan dalam menJaJagl proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.
43 Arief Farchan & Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompe/ens di Perguruan Tinggi Agama Islami, (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2005). h. 5 44 Sudarwan Danirn, Visi Baru Manajemen Sekolah, (Jakarta: Bum; Aksara, 2006), h.165 4' Eneo Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan , h. 255 46 Eneo Muiyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan , h. 255 - 257
31
2). Pembentukan Kompetensi Pembentukan kompetensi mempakan kegiatan inti dari pe1aksanaan proses pembelajaran, yakni bagaimana kompetensi dibentuk peserta didik, dan bagaimana tujuan-tujuan belajar direa1isasikan. proses pembentukan kompetensi dikatakan efektif apabila se1uruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik maupun sosia1nya. Metode dan strategi belajar- mengajar yang kondusif untuk hal tersebut perlu dikembangkan, misalnya metode inquiry, discovery,
problem solving, dan sebagainya. Dengan metode dan strategi tersebut diharapkan setiap peserta didik dapat mengembangkan kompetensi dasar dan potensinya secara optimal. 3). Pos Test (Tes Akhir) Sarna halnya dengan pre test, post tes juga memiliki banyak kegunaan, temtama dalam melihat keberhasilan pembe1ajaran dan pembentukan kompetensi. Dalam pelaksanaan pembelajaran di atas, gum dituntut untuk mampu menciptakal1 suasanakelas yang konJusif sesuai semangaL KTSP. Menumt Enco Mulyasa : "Paling tidak gum hams dapat menciptakan suasana be1ajar yang kondusif,47 Dengan kata lain, pembelajaran da1am KTSP menuntut suasana ke1as yang demokratis, tidak tegang, tetapi hams tetap tertib agar semua siswa bisa optimal da1am menyimak, berbicara, dan mengekspresikan dirinya. Se1ain suasana be1ajar yang kondusif, lingkungan belajar pun hams kondusif. Seperti yang dikatakan oleh Martinis Yamin, bahwasanya : "Para allli menyarankan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan akademik, baik secara fisik maupun nonfisik, 1ingkungan fisik mempakan kondisi belajar yang hams didukung oleh berbagai sarana, 1aboratorium, dan media lain". 48
47 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru ... , h. 88. "Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru & JlI7plementasi KBK, (Jakarta: GaungPersada
32
Lingkungan nonfisik meliputi penampilan, sikap guru, hubungan hannonis antara guru dan peserta didik, serta organisasi dan bahan pembelajaran secara tetap sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik. Dengan demikian, suasana dan lingkungan belajar yang kondusif dalam pelaksanaan pembelajaran l11enjadi penting untuk diciptakan. Sebab, hal tersebut dapat l11enunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Dalam KTSP guru juga diberi kebebasan untuk mel11anfaatkan berbagai metode pembelajaran. Guru perlu l11emanfaatkan berbagai metode pembelajaran yang dapat membangkitkan minat, perhatian, dan kreativitas peserta didik. Karena dalam KTSP guru berfungsi sebagai fasilitator dan pembelajaran berpusat pada peserta didik, metode ceran1ah perlu dikurangi. Metode-l11etode lain, seperti diskusi, pengamatan, tanyajawab perlu dikel11bangkan. Selain itu, dalam KTSP guru juga harus berperan secara aktif sebab guru <;lalam. proses pel11belqjaran memiliki peran yang sangat penting. Bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukal1. Beberapa peran guru antara lain: 49 I) Guru sebagai sumber belajar Dikatakan guru yang baik adalah manakala ia dapat l11enguasai materi pelajaran del1gan baik, sehingga benar-benar ia berperan sebagai sumber belajar bagi anak didiknya. 2) Guru sebagai fasilitator Sebagai fasilitator, guru berperan dalam meberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.
33
3) Guru sebagai pengelola pembelajaran Sebagai pcngelola pembelajaran, guru berperan dalam menciptakan iklim pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa. Dalam melaksanakan pengelolaan
pembel~aran,
ada dua macam
kegiatan yang harus dilakukan yaitu mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu sendiri. 4) Guru sebagai demonstrator Dalam
perannya
sebagai
demonstrator,
guru
harus
manlpu
mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. 5) Guru sebagai pembimbing Guru harus mampu membimbing Slswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka; membimbing siswa agardapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sej;ingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia ideal yang menjadi harapan setiap orang tua dan masyarakat. 6) Guru sebagai motivator Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa memiliki motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. 7) Guru sebagai evaluator Dalam memerankan dirinya sebagai evaluator, maka guru berfungsi dalam menentukan keberhasilan siswa dalam menyerap materi kurikulum
dan
Juga
menentukan
keberhasilan
melaksanakan seluruh kegiatan yang telah diprogramkan.
guru
dalam
34
c. Penilaian HasH Belajar
Pcnilaian hasil belajar dalam KTSP dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, dan penilaian program. 50 1). Penilaian Kelas Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir. Ulangall harian dilakukall setiap selesai proses pembelajaran dalam dalam kompetensi dasar tertentu. Ulangan umum dilaksanakan setiap akhir semester. 2). Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu. 3). Benchmarking
Benchmarking merupakan suatu stalldar untuk mengukur kinerja yang sedang beljlllan, proses, dan hasil _untnk mencapai sualU keunggulan yang memuaskan. Untuk dapat memperoleh data dan informasi tentang pencapaian
benchmarking tertentu dapat diadakan penilaian secara nasional yang dilaksanakan pada akhir satuan pendidikan. Hasil penilaian tersebut dapat dipakai secara keseluruhan, dan dapat digunakan untuk memberikall peringkat kelas, tetapi tidak untuk memberikan nilai akhir peserta didik. 4). Penilaian Program Peniaian Program dilakukan oleh Dediknas dan Dinas Pendidikan secara
kontinu
dan
berkesinambungan.
Penilaiall
program
dilakukan untuk mengetahui kesesuaiall KTSP dengan dasar, fullgsi, dan tujuan pendidikallllasional, serta kesesuaiannya dengan tUlltutan perkemballgan masyarakat, dan kemajuan jaman.
35
Setiap
tindak
pendidikan
dan
pembelajaran
selalu
diorientasikan pada pencapaian kompetensi-kompetensi tertentu, baik
berkaitan
(spiritual
dengan
intelligence),
pengembangan inleleklual
kecerdasan
(intellectual
spiritual
intelligence),
emosional (emotional intelligence). Unluk mencapai hal lersebut, maka diperlukan media yang rei evan dengan subslansi berbagai kecerdasan tersebul. Media dimaksud salah salunya adalah kurikulum.
Menurut Wina Sanjaya, "Dalam KTSP, ada dua hal penting yang hams dipallami tentang evaluasi. Pertama, evaluasi merupakan kegiatan integral dalam suatu proses pembelajaran. Kedua, evaluasi bukan hanya tanggung jawab guru, akan tetapi juga menjadi langgung jawab siswa". 51 Pendapat Wina di atas menyiratkan bahwasanya pe!1ilaian (evaluasi) menjadi kegiatan yang tidak lerpisah dalam proses pembelajaran. Selain ilu, ternyata dalam kegialan penilaian; siswa pun harus dilibatkan. Hal ini dikarenakan penilaian menjadi lolak ukur bukan hanya bagi keberhasilan guru dalam mengajar, tapi juga mengukur keberhasilan siswa dalam belajar. Berdasarkan penjelasan di alas, maka dapat diketahui bahwasanya sistem penilaian yang diperlukan dalam implementasi KTSP adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Penilaian berkelanjutan tersebut merupakan suatu sistem penilaian yang menyeluruh dengan menggunakan indikatorindikator yang dikembangkan guru secara jelas. Penilaian tersebut ditujukan untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik telah memiliki kompetensi dasar. Dengan demikian, perlu dikembangkan berbagai teknik penilaian (evaluasi) seperti pertanyaan lisan, kuis, ulangan harian, tugas mmah, ulangan praktek, dan pengamatan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MTs Negeri Tangerang 1.
B. Tempat dan \Vaktu Penelitian Dalam usaha memperoh~h data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis melaku1
JENIS KEGIATAN Pemilihan Judu!
2
Konsultasi dengan Pembimbing
3
Pendekatan ke sekolah
4
Meminta ijin ke sekoJah
5
Pengumpulan Data
6
Pengolahan/ AnaJisis Data
SEPT.
OKT.
NOV.
37
C. Metode Penelitian
Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian tentang implementasi KTSP di MTsN Tangerang I ini, peneliti menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dad fenomena seputar implementasi KTSP di MTsN Tangerang I. Dalam serangkaian
menggunakan prosedur
metode
pemecahan
deskriptif ini masalah
penulis
dengan
melakukan
menggambarkanl
melukiskan keadaaan obyek penelilian pada saat sekarang berdasarkan fakta dan data kemudian data tersebut di analisis, diinterpretasikan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa l , kemudian disimpulkan.
D. Sumber Data Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah 52 orang yang merupakan keselumhan subjek penelitian. Sumber data tersebut terdiri dad: I. 51 orang guru di MTsN Tangerang I pada Tahun Pelajaran 2009-2010.
2. Wakabid. Kurikulum MTsN Tangerang I Tahun Pelajaran 2009-2010.
E. Teknik Pengnmplllan Data Peneliti di dalam menerapkan metode penelitian menggunakan instrumen atan alat, agar data yang diperoleh lebih baik. 2 Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain: I. Angket (Quetionel) yang berisi sejumlah pertanyaan atau pemyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dad informan. Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, jawaban sudah disediakan sehingga informan tinggal memilih jawaban yang sesuai menurut mereka. Kuesioner ini diperuntukkan kepada guru untuk mendapatkan informasi mengenai implementasi KTSP dan proses pembelajaran di MTsN Tangerang I.
1 Lexy J. Moleong, Melodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006),. h.6
2 Suharsimi Arilnmtn
P"ro<,orl'I>' P,., .... ,.,l;.;~._. ro_.~._
To
38
2. Wawancara yang berisi sejumlab pertanyaan yang ditujukan kepada Wakabid. Kurikulum MTsN Tangerang I. Wawancara
yang
peneliti
gunakan
merupakan
suatu
cara
mengumpulkau data atan informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti 3 ; yakni tentaug implementasi KTSP. Adapun kisi-kisi instrurnen angket dan pedoman wawancara dapat dilihat di bawah ini :
Tabell Kisi-Kisi Instrumen Kuesioner Implementasi KTSP di MTsN Tangerang I Dimensi I
Indikator
No. Item
Jm!.
Iklim
1.1 Menyediakan pelayanan remedial
I
I
Pembelajaran
1.2 Menyediakan pelayanan Pengayaan
17
I
2
I
24
I
25
I
yang Kondusif
(Enrichment)
1.3 Membangun kerjasama antarmurid 1.4 Mengembangkan teknik evaluasi belajar ,/
Menentukan metode yang tepat dalam menilai hasil belajar
,/
Melaksanakan tindak lanjut terhadap hasil evaluasi
2
Gtonomi Sekolah
2.1 Gtonomi Pengembangan Kurikulum:
dan Satuan
,/
Membuat indikator,
5
I
Pendidikan
,/
Membuat silabus
12
1
2.2 Gtonomi Pembelajaran : ,/
Menentukan metode pembelajaran
26
I
,/
Menentukan media pembelajaran
35
J
2.3 Gtonomi sistem evaluasi pembelajaran
3
,/
Menyusun kisi-kisi peniJaian
27
1
,/
Menentukan instrumen penilaian
32
I
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
?004) hIlt!
39
3
Kew,yiban
3.1 Transparan
33,34
2
Sekolah dan
3.2 Demokratis
28,29
2
Kepemimpinan
4.1 Memiliki kemampuan Manajeria1
I 1,15
2
Seko1ah yang
4.2 Memiliki wawasan Inas terhadap
13,16,19
3
4.3 Memiliki kemampuan supervisi.
6, 7
2
4.4 Demokratis
8,23
2
5.1 Menynmbangkan pemikiran unhlk
9,30
2
Satnan pendidikan 4
Demokratis dan Profesional
5
Partisipasi masyarakat &
6
pembelajaran
peningkatan kualitas pembe1ajaran
Orang Tua
5.2 Memberi dukungan finansiaJ
31
I
Menghidupkan
6. J Menyusun strategi pembelajaran
20
I
serta Meluruskan
6.2 Menynsun perkembangan kemajuan
21
I
22
I
14, 18
2
MGMPdanKKG
belajar 6.3 Mengevaluasi perkembangan kemajuan belajar
7 ,
Kemandirian Guru
7.1 Mampu menyusun Program tahunan dan semester
-
7.2 Marnpu menyusun Silabus
J
0
I
7.3 Mampu menyusun RPP
4
1
7.4 Mampu menynsun KKM.
10
I
40
Tabel2 Kisi-kisi Wawancara Implementasi KTSP di MTsN Tangerang I No. Indikator
Dimensi l. Sosialisasi KTSP
2. Penyusunan KTSP
Item
1.1 CaraJlangkah dalam mensosialisasikan KTSP
I
1.2 Respoll para guru terhadap KTSP
2
2.1 Keterlibatan stake holder pendidikan dalam
3
penyusunan KTSP
3. Pelaksanaan
2.2 CaraJlangkah dalam menyusun KTSP
4
3.1 Ketersediaan sarana pembelajaran yang
5
memadai
KTSP
3.2 Keberadaan faktor-faktor pendukung
6
pelaksanaan KTSP 3.3 Pengawasan dalam pelaksanaan pembelajaran
7
3.4 Hambatan-hambatan
8
3.5 Implikasi Hambatan terhadap pelaksanaan KTSP
9
3.6 Upaya mengatasi hambatall-hambatall dnlam . : ." ~
KTSP
F.
10
.. Teknik Anahsls Data Analisis data merupakan proses yang penulis lakukan untuk mengetahui infonnasi yang telah dikumpulkan. Analisis termasuk mengolah data yang telah dikumpulkan untuk menentukan kesimpulan yang mendukung data tersebut. Tujuan penulis menganalisis data adalah menyimpulkan pesan-pesan yang ada di dalamnya sebagai infonnasi yang dapat dipakai sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Adapun langkah-Iangkah yang digunakan dalam menganalisis data tersebut adalah sebagai berikut :
1. Editing Penulis mengedit dan memeriksa satu persatu kelengkapan penglSlan angket yang telah diiisi oleh responden, yang telalJ diserahkan kepada penulis.
41
2. Tabulating Untuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap item yang penulis kemukakan, maka dibuatlah tabel-tabel yang mempunyai kolom setiap bagian angket, sehingga terlihat jawaban yang satu dengan yang lainnya, untuk kemudian dicari persentasenya dan dianalisis. Jadi, dalam menganalisis data ini peneliti mengolah data dengan memindahkan jawaban yang terdapat dalam angket ke dalam tabulasi. Kemudian, setelah data diolah sehingga hasil angket dinyatakan sah, maka peneliti melakukan analisis data berupa deskriptif dengan presentase. 3. Persentase Data yang telah terkumpul melalui angket dianalisis secara kuantitatif melaJui distribusi frekuensi dengan memberikan persentase. Rumusnya : F P ---xlOO% N
Keterangan .' F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Number OfCases (jltmlaJ1 (rekue.nsi/banyakJ1)3 indi\idu) P = Angka Persentase 4 Tafsiran Persentase
4 ;"''''''''A\
NO
Persentase %
Penafsiran
1
100
Seluruhnya
2
90-99
Han1pir Seluruhnya
3
60-89
Sebagian Besar
4
51-59
Lebih dari Setengah
5
50
Setengalmya
6
40-49
Hampir setengahnya
7
10-39
Sebagian Kecil
8
1-9
Sedikit Sekali
9
0
Tidak Sarna sekali
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
""'_~'-_
'"
1
."
••
42
G. Telmik Interpretasi Data Setelah melakukan perhitungan pers<;ntase, maka selanjutnya peneliti melakukan interpretasi data. Dalam memberikan interpretasi atas nilai ratarata yang diperoleh tersebut, digunakan pedoman interpretasi menurut Suharsimi Arikunto sebagaimana yang dikutip oleh Wira Cahya dalam Skripsinya yang berjudul "Implementasi Manajemen Kurikulum Berbasis Kompetensi di SMP Al-Ihsan Jakarta", sebagai berikut
;5
I. Baik, Jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76% sid 100%
2. Cukup Baik, Jika nilai yang diperoleh berada pada interval 56% sid 75% 3. Kurang Baik, Jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40% sid 55%. 4. Tidak Baik, Jika nilai yang diperoleh kurang dad 40%.
Untuk menentukan persentase, digunakan perhitungan sederhana dengan langkah-Iangkah ; I. Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan
mengalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi. 2. Menghitung nilai skor (N~)Niai ini l1lerupabn nilai r"ta-rata sebenarnya
yang diperoleh dari hasil penelitian. 3. Menentukan rul1lUS kategorinya, yaitu dengan l1lenggunakan rul1lus ;
NS p - - - - x 100%
NH
5
Wira Cahya Dimulya, Implemenlasi l\lanajemen Kurikulum Berbasis Kompetensi di
8MP Al-Ihsan Jakarta, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama J ITN
<;;:v~rifl-ltrl",,,,>tnll..,h
'){\f\J::\
1-.
'l'l
.. ...I
BABIV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Pada deskripsi data ini, penulis menggunakan statistik sederhana dengan menggunakan rumus persentase. Adapun yang menjadi sumber data pada penelitian ini adaJah 51 orang guru dan Wakabid. Kurikulum MTsN Tangerang 1. Akan tetapi, pada waktu pengumpulan data; ternyata sumber data yang ada berkurang jumlahnya karena : 2 orang guru sedang menunaikan ibadah haji, 2 orang sedang cuti hamil, 3 orang sakit, dan I orang pindah tugas ke sekolah lain. Dengan demikian, jumlah sumber data menjadi 43 orang guru. Angket yang telah disusun kemudian disebarkan kepada 43
informan.
Angket tersebut terdiri dari 35 item pernyataan pilihan, angket bersifat tertutup dan langsung. Angket yang telah disebarkan kepada informan yang ada di MTsN Tangerang I, kemudian dihitung dengan menggunakan rumus persentase, maka hasilnya dapat dideskripsikan sebagai berikut :
44
1. IkJim Pembelajaran yang Kondusif
Tabel3 Iklim Pembelajaran yang Kondusif Alternatif Jawaban Item Pernyataan
No
1
SL
SR
TP
KD
F
%
F
%
F
%
F
%
15
35
16
37
1I
26
1
2
30
70
9
21
4
9
0
0
17
40
12
28
9
21
5
12
29
67
13
30
I
2
0
0
21
40
14
33
7
16
I
2
Guru memberikan pembelajaran remedial bagi siswa yang kurang berprestasi
2
Guru menciptakan persaingan dan kerja sarna antarsiswa dalam kegiatan pembelajaran
3
Guru memberikan pengayaan bagi siswa yang memiliki kemampuan lebih tinggi
4
Guru menentukan metode yang tepat dalam menilai hasil
5
bel~ar
Guru melaksanakan tindak lanjut terhadap hasil evaluasi belajar
DaJam impJementasi KTSP, diperJukan ikJim pembeJajaran yang kondusif. Sebab, iklim pembeJajaran yang kondusif dapat menciptakan suasana belajar yang aman, nyaman dan tertib, sehingga proses pembelajaran dapat berJangsung dengan tenang dan menyenangkan (enjoyable learning). Adapun IkJim pembelajaran yang kondusif tersebut dapat diciptakan oJeh guru melalui beberapa upaya berikut ini : a. Memberikan pelayanan remedial bagi siswa yang kurang berprestasi. b. Memberikan pengayaan bagi siswa yang kemampuannya lebih tinggi. c. Menciptakan persaingan dan kerjasama antarsiswa dalam pembelajaran. d. Menentukan metode yang tepat dalam menilai hasil belajar. e. Melaksanakan tindak lanjut terhadap hasil evaluasi belajar.
45
Berdasarkan tabel di atas, pemberian pelayanan remedial bagi siswa di MTsN Tangerang I dapat dikatakan telah dilakukan oleh sebagian besar guru. Hal ini ditunjukkan oleh sebagian besar guru (72%) yang memberikan remedial bagi siswa, yakni 35% selalu dan 37% senng. Sedangkan yang memberikan remedial kadang-kadang saJa, hanya sebanyak 26% guru. Upaya dalam menciptakan persaingan dan kerjasama antarsiswa dalam proses pembelajaran di MTsN Tangerang I juga dapat dikatakan telah dilakukan oleh seluruh guru. Dibuktikan oleh adanya sebagian besar guru (70%) yang selalu menciptakan persaingan dan kerjasama antarsiswa dalam proses pembelajaran. Sementara sebagian kecil lainnya (21 %) menyatakan sering, dan hanya sedikit sekali yang melakukal1I1ya kadangkadang; yakni 9% guru. Adapun pemberian pengayaan bagi siswa yang memiliki kemampuan lebih tinggi di MTsN Tangerang I secara umUlnnya dapat dikatakan telah dilakukan oleh guru. Hal ini ditunjukkan oleh hampir setengah guru (40%) yang selalu memberikan pt'ngayaan. bagi, siswa, 28% guru sering_ memberikan pengayaan dan 21% guru hanya memberikan pengayaan kadang-kadang. Sedangkan yang tidak pernah mengadakan pengayaan hanya sebagian kecil yakni 12% guru. Selain pemberian pengayaan di atas, kemampuan
guru dalam
menentukan metode yang tepat dalam menilai hasil belajar siswa di MTsN Tangerang I juga dapat dikatakan telah dilakukan oleh seluruh guru. Hal ini ditunjukkan oleh hampir seluruh guru (97%) telah menentukan metode yang tepat dalam menilai hasil belajar, yakni 67% selalu dan 30% sering. Selanjutnya, upaya menciptakan iklim pembelf\iaran yang kondusif melalui tindak lanjut terhadap hasil evaluasi belajar siswa di MTsN Tangerang I dapat dikatakan telah lakukan. Dapat dilihat dari jawaban informan yang menunjukkan bahwa sebagian besar guru telah melakukan tindak lanjut terhadap hasil evaluasi belajar siswa (49% selalu dan 33% sering).
46
Setelah mengetahui bahwa umumnya para guru MTsN Tangerang I telah berusaha menciptakan iklim pembelajaran yang :,ondusif di sekolah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa secara umumnya iklim pembelajaran di MTsN Tangerang I sudah baik (kondusif). Dalam menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif tersebut, Kepala MTsN Tangerang I pun temyata ikut serta membantu dengan melaksanakan fungsinya sebagai supervisor. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Wakabid. Kurikulum MTsN Tangerang "Proses
pembelajaran
di
MTsN
Tangerang
r
sudah
r,
bahwa
kondusif.
Pelaksanaarmya baik secara langsung maupun tidak langsung diawasi oleh KepaJa MTsN Tangerang 1".1
2. Otonomi Sekolah dan Satuan Pendidikan Tabel4 Otonomi Sekolah dan Satuan Pendidikan Alternati[ Jawaban Item Pernyataan
No
I
SL
KD
SR
,
TP .
F
%
F
%
F
%
F
%
33
77
7
16
3
7
0
0
22
51
16
37
5
12
0
0
34
79
7
16
2
5
0
0
19
44
14
33
10
23
0
0
Guru menentukan indikator kompetensi yang akan dicapai siswa setiap kali melakukan kegiatan mengajar
2
Kepala MTsN Tangerang I bersama para guru mengembang-kan si1abus
3
Guru menentukan sendiri metode pembe1ajaran yang akan digunakan
4
Guru menyusun kisi-kisi penilaian setiap semester
I
Teguh Budiarto, S.Ag, Wakabid. Kurikulum MTsN Tangerang I, Wawancara 31
47
5
Guru menentukan instrumen penilaian setiap kali melakukan
30
70
12
n
1
2
0
0
31
72
8
19
3
7
1
2
kegiatan mengajar 6
Guru menentukan sendiri jenis media pembelajaran dalam PBM
Implementasi KTSP selain memerlukan dukungan iklim pembelajaran yang kondusif, juga perlu didukung oleh kemampuan sekolah dalam menggunakan hak otonominya sebagai satuan pendidikan. Otonomi satuan pendidikan tersebut di antaranya : otonomi dalam pengembangan kurikulum, otonomi pembelajaran dan otonomi dalam sistem evaluasi. Otonomi sekolah dalam pengembangan kurikulum di MTsN Tangerang I dapat dikatakan baik. Hal ini ditunjukkan oleh sebagian besar guru MTsN 1 (77% selalu, 16% sering) yang telah menentukan indikator kompetensi setiap kali mengajar). Selain itu, ditunjukkan juga oleh kekompakan seluruh guru (100%) dengan kepala sekolah dalam mengembangkan silabus. Selanjutnya, pelaksanaan otonomi sekohih di MTsN Tangerang- I dalam pembelajaran berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa hampir seluruh guru (95%) MTsN
Tangerang 1 yang telah menentukan sendiri metode
pembelajaran yang akan digunakan dalam PBM, yakni sebanyak 79% guru selalu dan 16% guru sering. Dengan kata lain, MTsN Tangerang 1 telah berupaya melaksanakan otonomi pembelajaran di sekolahnya. Adapun otonomi sekolah dalam sistem evaluasi pembelajaran dapat ditunjukkan oleh adanya sebagian besar guru (44% selalu dan 33% sering) yang menyusun kisi-kisi penilaian setiap semester dan sebagian besar guru (70%) di MTsN Tangerang 1 yang selalu menentukan instrumen penilaian dalam mengevaluasi hasil belajar siswa.
48
Terakhir, otonomi sekolah dalam pembelajaran juga dapat ditunjukkan oleh kemampuan guru dalam menentuka11 sendiri media pembelajaran. Berdasarkan tabel di atas, dapat dikatakan bahwa sebagian besar guru (72%) MTsN Tangerang I telah menggunakan kewenangannya dalam PBM,yakni dengan selalu menentukan sendiri jenis media pembelajaran. Selain beberapa bentuk otonomi di atas, otonomi MTsN Tangerang I juga dilaksanakan dalam bentuk penyusunan KTSP. Kurikulum yang disusun oleh MTsN Tangerang I tersebut memiliki ciri khas yang membedakannya dengan MTsN lain, yaitu "Ciri khas yang dimiliki oleh MTsN Tangerang I tersebut terlihat pada struktur kurikulunmya, yaitu muatan lokal yang terdiri dari tahfiz (menghafal AI-Qur'an), muhadatsah dan conversation.
2
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa secara umumnya otonomi sekolah di MTsN Tangerang I telah dilaksanakan dengan baik.
3. Kewajiban Sekolah dan Satuan Pendidikan TabeiS
.
Kewajiban Sekolah dan Satuan Pendidikal1 . Alternatif Jawaban Item Pernyataan
No
1
SL
SR
TP
KD
F
%
F
%
F
%
F
%
2
5
5
12
10
23
26
60
21
49
II
26
8
19
3
7
20
47
5
12
8
19
9
21
14
33
2
5
13
30
13
30
Komite sekolah diikutsertakan dalam rapat penyusunan program kllrikuler
2
Wali mllrid diJibatkan dalam mengembangkan sarana belajar dan kegiatan ekstra kllriklller
3
Wali murid dilibatkan dalam rapat penyusllnan RAPBS
4
Wali murid ikut mengawasi penggllnaan APBS
2
Tegllh Blldiarto, S.Ag, Wakabid. KurikllJum MTsN Tangerang J, Wawancara 3J
{)1t-tnhpr ')()()O
49
Salah satu aspek yang Juga penting untuk e1ikelola e1alam rangka mengimplementasikan KTSP aelalah aspek kewajiban sekolah elan saman penelielikan. Di antara kewajiban-kewajiban sekolah tersebut aelalah bersifat transparan dan demokratis. Sifat transparan sekolah kepada masyarakat e1apat ditunjukkan melalui usaha sekolah dalam mengikutsertakan komite sekolah dalam penyusunan kurikulum. Berdasarkan tabel eli atas, e1apat diketahui bahwa seelikit sekali tingkat keikutsertaan komite sekolah dalam rapat penyusunan program semester. Hal ini dimnjukkan oleh sebagian besar infomlan (60%) menyatakan bahwa komite sekolah tidak pemah e1iikutsertakan dalam penyusunan program semester. Rendahnya keikutsertaan komite sekolah dalam penyusunan program semester bukan diakibatkan oleh madrasah yang tidak bersifat transparan, melaiukan diakibatkan oleh sikap masyarakat yang kurang responsive terhadap kegiatan tersebut. Selain itu masyarakat juga temyata cenderung lebih mempercayakan penyusunan program semester tersebut kepada pihak MTsN Tangerang I, sehingga penyusunan program semester masih didominasi oleh pihak madrasah. 3 Hal ini menunjukkan bahwasanya tingk:1t keterlibatan komite sekolahdalam'penyUsunan program semester masih renelah. Meskipun
demikian,
ternyata
keterlibatan
wali
murid
e1alam
pengembangan sarana belajar di MTsN Tangerang I e1apat dikatakan cukup baik. Berdasarkan jawaban informan dapat diketahui bahwa hampir sebagian besar wali murid (75%) telah dilibatkan e1alam mengembangkan sarana belajar dan kegiatan ekstrakurikuler, yakni 49% selalu dan 26% sering. Adapun keterlibatan wali murid dalam rapat penyusunan RAPBS juga dapat dikatakan cukup baik. Sebab, lebih dari setengall (59%) wali murid telah dilibatkan dalam rapat penyusunan RAPBS, yakni 47% selalu dan 12% sering. Selanjutnya, keterlibatan wali muriel dalam mengawasi penggunaan anggaran belanja sekolah dapat dikatakan cukup baik. Hal ini ditunjukkan oleh sebagian besar wali murid (68%) yang ikut serta mengawasi penggunaan APBS, yakni 33% selalu, 5% sering elan 30% kaelang-kadang. ) Teguh Budiarto, S.Ag., Wakabid. Kurikulum MTsN Tangerang I, Wawancara
01
51
dalam kegiatan seminar,
workshop, lokakarya eli bielang
kurikulum
Dalam
implementasi KTSP, peran serta Kepala
Seko1ah mutlak
diperlukan. Sebab kepala seko1ah merupakan master of plan dalam setiap aktivitas pendidikan di seko1ahnya. Begitupun dalam implementasi KTSP, kepala sekolah memiliki peran penting. Mu1ai dari penyusunan, pe1aksanaan, monitoring hingga evaluasi; 1a harus terlibat. 01eh karena itu, kepala sekolah dituntut harus bisa bersifat demokratis dan profesional. Tabel di atas menunjukkan kepemimpinan kepala seko1ah yang demokratis dan profesional. Salah satu tindakan profesional kepala seko1ah adalah melaksanakan fungsinya sebagai supervisor. Kepala sekolah me1akukan monitoring baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap PBM Peran kepala MTsN Tangerang 1 dalam PBM dapat dikatakan baik. Hal ini berclasarkan
ditllnjukkan oleh hampir selurllh
infonnan (91%) yang
menyatakan bahwa kepala sekolah telah melakukan monitoring terhadap PBM, yakni 47% selalu dan 44% sering. Sedangkan peran kepa1a seko1ah dalam memeriksa silabus yang dibuat oleh gum juga dapat dikatakan baik, sebab sebagian besar infonnan (84%) menyatakan bahwa kepa1a sekolah selalu memeriksa silabus yang dibuat oleh gum. Selanjutnya, kepa1a sekolah juga hams bersifat demokratis. Di antara bentuk pelaksanaan sifat demokratis tersebut ada1ah dengan melibatkanl mengikutsertakan para gum dalam menentukan SKB (Standar Ketuntasan Belajar) dan program TahunanlSemester. Berdasarkan tabe1 di atas, maka dapat diketahui bahwa Kepala MTsN Tangerang 1 te1ah bersikap demokratis. Hal ini ditunjukkan oleh sebagian besar informan (88%) yang menyatakan bahwa Kepala MTsN Tangerang 1 selalu melibatkan para guru da1am menentukan Standar Ketuntasan Belajar (SKB) dan sela1u mengarahkan para gum dalam membuat program tahunan dan program semester.
52
Selain itu, peran manajerial kep
PEHPUST AKAAN UTAMA UIN SYAHID JAKARTA per
a dapat
dikatakan baik. Hal ini ditunjukkan oleh sebagian besar guru (81%) yang menyatakan kepala MTsN 1 selahl mengarahkan para guru untuk membuat RPP. Selain itu, kepala sekolah juga selalu menyelenggarakan rapat rutin seputar pelaksanaan kurikulum. Dapat diJihat dari sebagian besar informan (84%) menyatakan bahwa kepala MTsN tangerang 1 selalu menyelenggarakan rapat rutin guna membahas pelaksanaan kurikulum. Peran manajerial kepala sekolah dalam pembelajaran, yakni berupa mengarahkan guru untuk memberikan remedial bagi siswa yang kurang berprestasi pun dapat dikatakan cUkup baik. Hal ini ditunjukkan oleh sebagian besar informan (79%) yang menyatakan kepala sekolah telah memberikan pengarahan dalam memberikan remedial pada siswa, yakni 44% menyatakan selalu dan 35% menyatakan sering. Adapun profesionalisme kepala sekolah, salah satunya dapat dilihat dari seberapa besar wawasannya dalam pembelajaran. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwasanya kemampuan kepala sekolah dalam memilihkan metocle yangtepat dalam mengajar eudah cukup baik. Hal ini ditunjukkan oleh hampir setengah guru MTsN Tangerang I (40%) yang menjawab bahwa kepala MTsN I kadang-kadang membantu guru dalam memilihkan metode yang tepat dalam mengajar. Selanjutnya, sikap demokratis kepala MTsN Tangerang I berupa mengikutsertakan para guru dalam kegiatan pelatihan, workshop, seminar dan penataran di bidang kurikulum dapat dikatakan cukup baik. Sebab, sebagian besar guru MTsN Tangerang I (60%) selahl diikutsertakan dalam kegiatan pelatihan, workshop, seminar dan penataran di bidang kurikulum. Berdasarkan deskripsi data di atas, maka dapat dikatakan bahwa kepala MTsN Tangerang I telah meJakukan kepemimpinan yang demokratis dan profesional. Dengan kata lain, kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya mengimplementasikan KTSP sudah baik.
53
Bahkan,
Wakabid
Kurikulum
MTsN Tangerang
I
menambahkan
bahwasanya sikap profesional kepala sekolah ditunjukkan dengan melakukan sosialisasi KTSP terlebih dahulu kepada para guru sebelum menerapkan KTSP di sekolah. Langkah-langkah
yang
dilakukan
oleh
kepala
sekolah
untuk
mensosialisasikan KTSP yaitu: 4 I. Mengadakan pelatihan penyusunan KTSP 2. Membentuk Tim Penyusun KTSP 3. Melakukan pertemuan khusus 4. Mengadakan evaluasi penyusunan KTSP 5. Mengesahkan KTSP oleh komite dan Kepala Kandepag. Agar pelaksanaan KTSP dapat terlaksana dengan baik, selain melakukan sosialisasi, kepala sekolah juga memberikan motivasi kepada guru-guru mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah terutama dalam kegiatan pembelajaran atau pelaksanaan kurikulum, yaitu melalui rapat awal tahun, mengikutsertakan guru pada acara MGMP serta mengikutsertakan guru c1alam workshop atau seminar baik ilu lingkat komisariat maupun kabupatel1. Di antara pelatihan yang pernah diikuli oleh guru MTsN Tangerang I adalah : 'Pelatihan Penyusunan KTSP'dan 'Pelatihan Pengembangan Metode Belajar'. Pelatihan ini bertujuan agar guru lebih siap dalam menyusun KTSP dan lebih kreatif serta inovatif dalam kegiatan pembelajaran. Jika tujuan ini sudah tercapai, maka siswa dapat belajar dalam suasana pembelajaran yang kondusif sehingga memungkinkan lercapainya kompetensi-kompetensi tertentu pada diri siswa. Dalam mengimplementasikan KTSP di MTsN Tangerang I, para guru diharuskan untuk mengikuli tallap penyusunan KTSP, dengan membuat perangkat pembelajaran seperti program lahunan, program semester, silabus dan RPP. Perangkat pembelajaran yang telah c1ibuat oleh para guru diserahkan kepada Wakabid. Kurikulum tiap awal semester.
4
Teguh Budiarto, S.Ag, Wakabid. Kurikulum MTsN Tangerang I, Wawancara
Tanger::1np 11 Oktnhpr
')(){)O
54
5. Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua Tabel7 Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua Alteruatif Jawaban Item Peruyataan
No
I
TP
KD
SR
SL F
%
F
%
F
%
F
%
4
9
10 23
I3
30
16
37
12
28
9
21
18
42
4
9
21
49
7
16
11
26
4
9
Komite sekolah terlibat dalam rapat penyusunan program kurikuler
2
Wali murid ikut serta seeara aktif dalam menindaklanjuti hasil evaluasi belaj ar siswa
3
Komite sekolah memberikan dukungan finansial dalam setiap kegiatan yang diadakan sekolah
Dalam implementasi KTSP pa!1isipasi berbagai pihak jelas diperlukan. Tidak terkeeuali partisipasi masyarakat dan orang tua siswa. Melalui tabel di atas dapat diketahui tingkat keterlibatan masyarakat dan orang tua slswa dalam
melaksanakan
KTSP.
Partisipasi
komite
sekolah
dalam
rapat
penyusunan program kurikuler di MTsN Tangerang I dapat dikatakan masih rendah. Hal ini ditunjukkan oleh hanya ada sebagian kecil infonnan (32%) yang menjawab komite sekolah terlibat seeara aktif dalam rapat penyusunan program kurikuler, yakni
23% menjawab sering, 30% menjawab kadang-
kadang. Adapun sebagian keeil lainnya (30%) menyatakan bahwa komite sekolah hanya kadang-kadang terlibat seeara aktif dalam rapat penyusunan program kurikuler, ballkan 37% informan menyatakan komite sekolah tidak pemah terlibat.
55
Selanjutnya, keterlibatan wali murid dalam menindaklanjuti hasil evaluasi belajar siswa di MTsN Tangerang I dapat dikatakan cukup. Hal ini ditunjukkan oleh hampir setengah (49%) wali murid telah menindaklanjuti hasil belajar putra-putri mereka, dan yang melaksanakannya kadang-kadang saja hanya sedikit sekali yaitu 42% informan. Dalam
usaha
meningkatkan
keterlibatan
wali
murid
dalam
menindaklanjuti hasil belajar siswa di MTsN Tangerang I, pihak madrasah membangun jaringan komunikasi yang dilakukan pada setiap pengambilan rapor. Pihak madrasah yang diwakili oleh wali kelas menyampaikan hasil belajar siswa kepada wali murid dan meminta mereka untuk bersama-sama menindaklanjuti hasil belajar siswa tersebut baik hasil ujian semester, ulangan harian maupun ujian akhir sekolah. Sementara itu, dukungan finansial yang diberikan komite sekolah kepada MTsN Tangerang I dapat dikatakan cukup baik, hal ini ditunjukkan oleh sebagian besar informan (65%) yang menyatakan bahwa komite sekolah telah memberikan dukungan finansial dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh sekoluh, yakni 49% menyatakan selalu dan 16% menyatakan sering. Berdasarkan deskripsi tabel di atas, maka secara keseluruhan dapat dikatakan
bahwa
partisipasi
masyarakat
dan
wali
murid
dalam
mengimplementasikan KTSP di MTsN Tangerang I sudah cukup baik.
6. Menghidupkan serta Meluruslmn KKG dan MGMP Tabel8 Menghidupkan serta Meluruskan KKG dan MGMP Alternatif Jawaban No
I
Item Pernyataan
SL
SR
KD
TP
F
%
F
%
F
%
F
%
13
30
19
44
9
21
2
5
Para guru mengadakan rapat dalan1 menyusun strategi pembelajaran
56
2
Para guru menyusun perkembangan kemajuan
16
37
18
42
8
19
I
2
30
70
12
28
1
2
0
0
belajar siswa 3
Para guru mengevaluasi perkembangan kemE\iuan belajar siswa
Menghidupkan dan meluruskan kembali KKG (Kelompok KeIja Guru) dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) juga menjadi salah satu aspek penting yang harus diupayakan dalam implementasi KTSP. Sebab, melalui kegiatan tersebut para guru dapat lebih terlibat secara aktif dalam menyusun perencanaan belajar dan evaluasi belajar siswa. Melalui tabel di atas dapat diketahui bagaimana pelaksanaan KKG (Kelompok Kerja Guru) dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) di MTsN Tangerang 1. Di MTsN Tangerang I yang telah dibentuk adalah MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Dalam MGMP . tersebut sebagian besar guru MTsN Tangerang I telah ikut aktif dalam usaha mengembangkan strategi pembelajaran. Hal ini dapat diketahui dari jawaban infomlan yang menunjukkan bahwa sebagian besar guru (74%) telah ikut serta dalam rapat penyusunan strategi pembelajaran, yakni 30% selalu dan 44% sering. Selain itu, kegiatan guru MTsN Tangerang I dalam menyusun perkembangan kemajuan belajar siswa juga dapat dikatan baik. Dapat dilihat dari jawaban informan yang menunjukkan bahwa sebagaian besar guru (79%) telah menyusun kemajuan perkembangan belajar siswa, yakni yang menjawab selahl sebanyak 37% dan menjawab sering 42%. Adapun yang menjawab kadang-kadang hanya 19% informan..
57
Selanjutnya, kegiatan guru dalam mengevaluasi perkembangan kemajuan belajar siswa di MTsN Tangerang 1 juga dapat dikatakan baik. Hal ini ditunjukkan oleh sebagian besar guru (70%) MTsN 1 yang selalu mengevaluasi perkembangan kemajuan belajar siswa. Dengan melihat jawaban informan secara keseluruhan, maka dapat dikatakan bahwa pada umumnya pelaksanaan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) di MTsN Tangerang I telah berjalan dengan cukup baik.
7. Kemandirian Guru Tabel9 Kemandirian Guru Alternatif Jawaban No
1
Item Pernyataan
SL
SR
TP
KD
F
%
F
%
F
%
F -- %
40
93
2
5
1
2
0
0
34
79
5
12
2
5
2
5
34
79
3
7
4
9
2
5
27
63
6
14
5
12
5
12
14
33
6
14
16
37
6
14
Guru menyusun silabus setiap semester/tahun pelajaran baru
2
Guru menyusun RPP setiap kali melakukan kegiatan mengajar
3
Guru menyusun KKM untuk setiap mata pelajaran
4
Semua guru ikut hadir dalam rapat penyusunan program kurikuler
5
Guru terlibat secara aktif dalam penyusunan struktur kurikulum
59
Menurut wakabid kurikulum, selain didukung oleh kemandirian para gunmya; temyata dalam mengimplementasikan KTSP MTsN Tangerang I juga didukung oleh beberapa faktor pendukung lainnya, yaitu : a. Keterpaduan guru-guru (kekompakan dan kerjasama) b. Ketersediaan sarana dan
prasarana. Di antara sarana instruksional
yang dimiliki oleh MTsN Tangerang: Lab. Komputer, Lab. Bahasa, Lab. MIPA, Lab. Keagamaan, dan perpustakaan. c. Kompetensi gurus Keberadaan faktor-faktor pendukung di atas, tentu akan memudahkan usaha sekolah dalam mengimplementasikan KTSP. Akan tetapi, sayangnya dalam penerapan KTSP temyata ada juga beberapa hambatan yang dialami oleh MTsN Tangerang I, yaitu : Ketersediaan dana untuk pemenuhan pelaksanaan kegiatan dan penyediaan sarana 6 Untungnya,
keberadaan
hambatan-hambatan
tersebut
tidak
terlalu
mengganggu, sebab menurut Teguh Budiarto, "Hambatan tersebut secara langsung memang tidak menghambat pelaksanaan KTSP di MTsN Tangerang I, akautetapi menjadikan pelaksanammya tidak optimal"'. Lalu, agar hambatan yang ada tidak meJ1jadi penghalang bagi MTsN I untuk
menerapkan
KTSP,
maka
dilakukan
beberapa
solusi
untuk
mengatasinya; di antaranya : a. Melakukan penggalangan dana melalui komite b. Melaksanakan Musyawarah Guru c. Mengikutsertakan guru dalam pelatihan, seminar & workshop KTSP.
5
Teguh Budiarto, S.Ag, Wakabid. KurikuJul11 MTsN Tangerang, Wawancara 3 J Oktober
6
Teguh Budiarto, S.Ag, Wakabid. Kurikulul11 MTsN Tangerang, Wawancara 3 J Oktober
7
Tegllh Budiarto, S.Ag, Wakabid. Kurikullll11 MTsN Tangerang, Wawancara 31 Oktober
2009. 2009. '){\{\O
60
B. Analisis dan Interpretasi Data
Setelah melakukan perhitungan persentase melalui deskripsi data di atas, maka selanjutnya peneliti melakukan interpretasi data. Untuk menentukan persentase terhadap dimensi-dimensi yang ada, digunakan perhitungan sederhana dengan menggunakan rumus : NS p = - - - x 100% NH
TabellO
Persentase Implementasi KTSP di MTsN Tangerang I NO 1
DIMENSI Iklim
SKOR
NH
NS
710
5x4 -20
.;710): 43 = 16,51
Pembelajaran yang Kondusif 2
Otonomi
917
6x4 =24
917 : 43 = 21,32
Sekolah dan Satuan Pend. 3
Kewajiban
426
4x4 - 16
Sekolah dan
= 9,9
Kepemimpinan
1346
9x4 - 36
Demokratis & Profesional 5
Partisipasi
3x4 - 12
Masyarakat dan Orang Tua 6
Menghidupkan
421
3x4 = 12
& meluruskan MGMP&KKG 7
Kemandirian Guru
732
5x4 -20
x 100 36 86,9
CUKUP
BAlK
8,76 P-
x 100
12 = 73
CUKUP
9,8 p-
x 100
12 = 81,6
732: 43 = ]7,02
BAlK
31,3 P-
421 : 43 = 9,8
x 100
16 = 61,87
377: 43 = 8,76
BAlK
9,9 p-
=
377
x 100
24 = 88,83
1346:43 = 31,3
KATEGORl
21,32 P-
426: 43
Satuan Pend. 4
NS dOG NH 16,51 Px 100 20 = 82,55
BAlK
17,02 p=
x 100 20
BAlK
62
6. Menghidupkan serta Meluruskan KKG dan MGMP Dalam implementasi KTSP, selain aspek-aspek di atas; Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarh Guru Mata Pelajaran (MGMP) juga termasuk ke dalam aspek yang penting untuk terus dihidupkan dan dikembangkan kembali. Dalam rangka menerapkan KTSP, MTsN Tangerang I membentuk MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Dan berdasarkan rumus kategori di atas, maka dimensi MGMP ini berada pada interval 81,6% yang menunjukkan bahwa pelaksanaan MGMP di MTsN Tangerang I termasuk kategori baik. 7. Kemandirian Guru Berdasarkan rumus kategori di atas, maka dapat dikatakan bahwa kemandirian guru di MTsN Tangerang I berada pada interval 85,1% yang berarti termasuk ke dalam kategori baik.
Secara keseluruhan, ke 7 dimensi
yang
merupakan aspek-aspek
dalam pengelolaan KTSP di atas; dapat dikatakaq baik. Sesuai dengan rata-rata yang peneliti hitung berdasarkan rumus kategori di atas, yaitu :
{82,5%+88,8%+61,8%+86,9%+73%+81,6% +85,1 %}
= 7
± 79.95%
(Baik)
BABV
PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah melakukan analisis pada data yang telah penulis peroleh, maka dapat diketahui bahwa rendahnya tingkat keikutsertaan komite madrasah dalam penyusunan program semester bukan diakibatkan oleh madrasah yang tidak bersifat transparan, melainkan diakibatkan oleh sikap masyarakat yang kurang responsive terhadap kegiatan tersebut dan masyarakat cendenmg lebih mempercayakan penyusunan progranl semester tersebut kepada pihak MTsN Tangerang I, sehingga penyusunan program semesterlakademik masih didominasi oleh pihak madrasah. Selain itu, KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) pada mata pelajaran yang telah disusun oleh guru MTsN Tangerang I yang umumnya masih berada di bawah
kriteria
ideal
(75%)
ternyata
memang
disesuaikan
dengan
kemampuanJpotensi siswa MTsN Tangerang I yang mayoritas bukan berasal dari Madrasah Ibtidaiyah dan memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Namun, meskipun demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa implementasi KTSP di MTsN Tangerang I beJjalan dengan baik. Kesimpulan ini dapat dilihat dari persentase jawaban informan terhadap 7 dimensi yang merupakan aspek-aspek yang harns dikelola dalam implementasi KTSP. Persentase jawaban informan tersebut yaitu :
64
1. Iklim pembelajaran yang Kondusif berada pada interval 82,55%, hal
ini menunjukkan bahwa iklim pembelajaran MTsN Tangerang I baik. 2. Otonomi sekolah berada pada interval 88,83%, hal ini berarti hak otonomi dalam pengembangan kurikulum, pembelajaran dan sistem evaluasi telah digunakan dengan baik oleh MTsN Tangerang 1. 3. Kewf\iiban sekolah berada pada interval 61,87% yang berarti telah dilaksanakan dengan cukup baik.. 4. Kepemimpinan kepala sekolah yang demokratis dan profesional berada pada interval 86,9% yang berarti baik. 5. Partisipasi masyarakat dan orang tua berada pada interval 73%, hal ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dan orang tua siswa telah cukup baik. 6. Menghidupkan & meluruskan MGMP & KKG berada pada interval 81,6% yang berarti baik. 7. Kemandirian guru dalam menyusun KTSP dan melaksanakannya berada pada interval 85,1 %, yang berarti baik.
Selanjutnya, penu1is menghitung rata-rata dari seluruh persentase dimensi di atas dengan ni1ai rata-rata 79,95%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwasanya implementasi KTSP di MTsN Tangerang I telah dilaksanakan dengan baik.
65
B. Saran Dengan memperhatikan kesimpulan, saran dalam penelitian ini adalah : I. Implementasi KTSP di MTsN Tangerang I ini dapat dikatakan baik
(efektif). Namun sebaiknya, pihak MTsN Tangerang I lebih meningkatkan lagi implementasi KTSP tersebut; sebab implementasi KTSP yang efektif akan memberikan kontribusi yang positif bagi peningkatan kualitas sekolah berupa kinerja guru yang semakin baik, kompetensi guru yang terus berkembang, dan juga dapat meningkatkan potensi serta bakat peserta didik. 2. Kepala MTsN Tangerang I sebaiknya lebih terbuka untuk mengajak komite madrasah dalam penyusunan program akademik yang dilakukan oleh madrasah agar keterlibatan mereka lebih meningkat. 3. Untuk meningkatkan keterlibatan wali murid daiam menindaklanjuti hasil belajar siswa; kepala MTsN Tangerang I dapat mengeluarkan kebijakan atau membangun sarana komunikasi lainnya yang lebih intens guna menindaklanjuti hasil belajar siswa. 4. Pihak madrasah bersama dengan komite madrasah sebaiknya lebih meningkatkan penyediaan sarana belajar yang memadai dan mendukung pembelajaran yang efektif. Selain itu, bersama-sama menggalang dana untuk
kegiatan sekolah; baik itu untuk kegiatan kurikuler maupun
ekstrakurikuler. 5. Untuk meningkatkan kualitas peran dan kompetensi guru dalam implementasi KTSP, pihak sekolah dapat mengadakan kegiatan-kegiatan peningkatan profesional guru yang lebih bervariatif lainnya, misalnya :
"short course guru kreatif", "Public Speaking for Teaching" dan mengikutsertakan guru dalam pelatihan, seminar, workshop, dan bentukbentuk sosialisasi KTSP lainnya yang diadakan oleh Depdiknas maupun oleh lembaga pendidikan lainnya yang lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA Amalia, Lia, Elwnomi Pembangunan, Jakarta: VIEU - University Press, 2007 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian : Suatu Pendelwtan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta, 2006, Cet. Ke-13. Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta Persada, 2004.
Raja Grafindo
Danim, Sudarwan, Visi Baru Manajemen Selwlah, Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2008. Furchan, Arief, dan Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetens di Perguruan Tinggi Agama Islami, Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2005. Hamalik, Oemar, Pengembangan Kurikulum Dasar-Dasar dan Perkembangnnya, Bandung : Mandar Maju, 1990 Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung Rosdakarya, 2006.
UPI dan Remaja
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung Rosdakarya, 2006. Kunandar, Guru Proftsional Implememasi JC]'SP, Jakarta Persada, 2007
PT Remaja
Raja 0rafmdo
Langggulung, Hasan, Asas-Asas Pendidikan Islam, Jakarta: Balai Pustaka AIHusna Barn, 2003 M. Berman, Louise, and Jessie A. Roderick, Curriculum: Teaching The What, How and Why Living, London: A Bell & Howell Company, 1977 Muhaimin, dkk., Pengembangan Model Kurikulum Tinglwt Satuan Pendidikan (KTSP) Pacia Selwlah dan Madrasah, PT. Raja Grafindo persada, 2008. Mulyasa, Enco, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung : Remaja Rosda-karya, 2007 ~
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2008, Cet. V.
~
Manajemen Berbasis Selwlah, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, eel. VII. 2004a
~
KBK : Konsep, Karakteristik, & lmplementasi, Bandung Rosdakarya, 2004b
PT. Remaja
Muslich, Masnur, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta : Bumi Aksara, 2009, Cel. V. Nasution, S., Asas-Asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, Cel. ke-V ~ Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 1995 Nurcholis, Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta: Grasindo, 2003 Rijono, Nanang, "KTSP dan l)jian Nasional", http://rijono.wordpress.com, 25 Maret 2008. Sanjaya,Wina, Kurikulum danPembelajaran, Jakarta: Kencana, 2008a ~
Pembelajaran dalam lmplementasi KBK, Jakarta: Kencana, 2008b.
Soetopo, Hendyat, dan Wasty Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta : Bumi Aksara, 1993 Subandijah, Pengembangan dan inovasi Kurikulum,Jakarta Persada, 1996 Cel. II. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta Persada, 2000., Cel. X
Raja Grafmdo
PT. Raja Grafmdo
Sudrajat, Akhmad, Prinsip Pengembangan Kurikulum, http://akhmadsudrajat. wordpress. Com Sujanto, Bedjo, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah : Model Pengelolaan Sekolah df Era Olonomi Daerah, Jakarta: Sagung Seto, 2007. Sukmadinata, Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktek, Bandung : Remaja Rosdkarya, 2005 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan, Jakarta: DIN, 2007.
Undang-Undang SISDIKNAS : UU R1 No.20 Th.2003, Jakarta: Sinar Grafika, 2008 W., Iskandar, dan Usman, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Bina Aksara, 1988 Yamin, Martinis, Proftsionalisasi Guru & lmplementasi KKK, Jakarta: Gaung Persada Press, 2006.
--~. (OMITE IIIADRASAH
-
H.lEDlL SURYAD~ B.Se
--~
KEPALA MADRASAI! OPEN SOPENDI, M.l'd NIP. 150240260
"-
.~-~~-------._._--------------------
VAKA BIOANG KURlKULUM TEGUH BUDIARTO, S.Ag NIP. 150281968
KOORDlNATORJPEl\mINA
WAKA BlDANG-h'ES1SWAAN HASYlM, A.Md NIP. 150271680
WAKA BIDANGSARANA &PRAS AHMAD TANTOWI, S.Pd.l NIP. 150228292
Bl1\IDINGANKONSELING LOr,. RO!ALI NIP. 150270078 . 2. AKHMADSYURUL. MK, S.Pd NIP. 150343906
KOQRDINATORfpEl\fDfNA
I KKM
I
" KEPALA URUSANTATA USAHA AHMAD TANTOWI, S.Pd.J NIP. 150228292
pENGADMlNISTRASI UMUM . _IWANSURYANTO.A.1vla
WAKA BIDANG IIUMAS Drs. ADANG SUDRAJAT NIP. 150291951
- YA¥QSlITARYO -RULIALFIYAN
PENGADMINlSTRASI KEUANGAN -RUSlLAWATI
PEMBINA KEKELUARGAAN & SOSIAL
- Hj. LA1lIKOH
J J }
PENGADMINTSl"RASf KEPEGA WAIAN - USWATI HASANAH, A.Md . APRILLIA QURonn. AINl, A.1\1d
GURU IWALI KFLAS PENGADMINI5TRASI KESISWAAN
ZUUIAtvI HASmUAN ·S. IKHSAN "'3. NEN] YUHANDINI "s. MUHAMAD YUSUF.l\1M j, SOFrA1UN, S.Pd.l ['IN SURYATIN, SAg. s.ROJALI a. NURAIN1 ZUBAIDAH ;:s. MARWIY/\l-I OUH BUDlARTO. SAg NARn FAJARIYAH. S.Pd 'S.
12. HASYlJ\.1, A.Md
2J. RlAN LUKiTA, S.Pd
13. Drs. /\DE BURHANUDIN
2-l, Drs. AKJ-fMAD KHAERUr.' 25. AKROM SOLiHIN, S.Pd. [ 26. AKliMAD SYURUL. MK, .'i,II,1 17. ROMY ISKANDAR., S.N 18. EMMY PURWAt-ffI, S.PJ 29. SULIYAH, S.Pd 30. SELLY IDA YAN1l, S.Pd 31. Om. BADRIYETI'Y 32. Dca. EUIS NURFATl\fAH 33. CARSUDIN, SYd
14. KOMARJAH, S.Pd 15. S11l1vfA1.MUNAH, S.Pd.l 16. SUPRlA1NA, A.M.a 17. Drs. ADANG SUDRAJAT 18. IDAFARIDA AULIA, M. S.Ar, 19. YATISYUKRAYATI,S,Pd 20. IKA FAIQAH, S.Pd.I 21. MAZROATUL JANNAH, SAg 22. I:>rs. SAPARUDlN
_-'----__~===l S~W' .
S.,.WA _
J4. SUBUR, S.Pd 35. Dra. SIT! RUKYATUL H1LALJ 36. Dra. SIll CHOrl1vW-I SACHLAN 37. IDA RO!';IDA, S.~ .18.0,4,
sm MASITOH
39.IWAN SURYANTO.A.MII 40, SUKRIM, RKom 41. CECEP IBROHIM, S.Kom 42. KH,ISNA ZAENUDIN, S.Ag 43 ...'\J--IMAD KOSASm, S.Pd
• sIn ROHN1AH
45. KOHARUD1N, A.Md 46. SITI MARIN£. S.Pd 47. DZfKY FAHROZA. S.Pd 48. MAHJ\.1UR AHMAD, AMa 49. SHOLEH, S.Pd.I 50. FANI RACHMA. MUlLAN!, S.Pd 51. F1QROHODDIN, S.Pd.I 52. SUKf TRISWANTO, S,Pd
J
PRAMUBAKTI ·JUSrN
-JUHRI ~SAnDlN
44. EVA NURAROFAH,S.Pd
ISATi ~Nm'"
r
SAll';;;;;-AM- - -
I
-"."
REKAPITULASI JUMLAH SISWA PER BULAN MTs NEGERI TANGERANG I TAHl,JN PELA;JARAN 200!l nOlO SISWA NO
KELAS p
L
1 2 3 4 5 6 . . 7
S .
VIlA
VII B VII C VII D VII E VHF ._- ._VIIG VII H ,
JUMLAH
9 ' : VIII A 10: VIII B VIII C 11 VIII D 12: VIII E 13 VIII F 14 15 .' VIII G VIIIH iii . 'JUMLAH·
17 18, 19 20 21 22
7 25 12 20 15 17 20 _... 20.. _15 25 17 . 23 20 20 14 25 120 175 27 3 22 8 8 22 21 19 25 11 17 21 21 18 20 20 121 162 7 25 3 29 25 13 24 13 17 19 18 19 141 71
32 32 32 40 40 40 . 40 39 295 30 30 30 40 36 38 39 40 283 32 32 38 37 36 37 212
312 478
790
,-
..
·DCA
IXB IXC IXD IXE IXF
, JUMLAH JUMLAH TOTAL
JUMLAH AWAL
-'
...
SISWA MA>UK
SISWA II""IAD
SISWA
L
p
L
P
L
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 -'- ... 0 0 .. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 ,0 '0
7 12 15 20 15 17 20
0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P
0
'0
0
0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0
0 0 0 0 0 0 0
0
0 0 0 0 0 0 0
25 20 17 20 25 23 20 25 14 120 175 3 27 22 8 22 8 19 21 25 11 17 21 21 18 20 20 121 162 7 25 29 3 13 25 13 24 17 19 18 19 71 141
0
0
0
0
312 478
,
. .
0 :0 0 0 0 0 ,0
JUMLAH AKHIR
32 32 32 40 40 40 40 39 295 30 30 30 40 36 38 39 40 283 32 32 38 37 36 37 212 790
~=~~gl'3~~1~OktOber 2009 eri Tangerang I,
;";
KURIKUlUM MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN) TANGERANG 1
.t.
JI. Perintis Kemerdekaan IIfe No.2 Telp. 021-5531889 KOTA TANGERANG 2008
lEMBAR PENGESAHAN
KURIKULUM MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN) TANGERANG I
,Iah
diteliti
dan
disahkan
penggunaannya
pada
tanggal
15
Oktober
08 dan dlnyatakan berlaku mulai tahun pelajaran 2008/2009. _
Tangerang, 15 Oktober 2008
.
-.
Mengesahkan, Kepala
Ketua Komite
<:>
r~1!~~pendj, M. Pd
'" Mengetahui,
Ke ala Seksl Mapenda en Agama ang
115#:::::::;iZAN'TCiR-j'"
-
~~~~~~i A., 50233022
M.Pd
150 240 260
KEPUTUSAN BERSAMA !pala Madrasah Tsariawlyah Negerl (MTsN) Tangerang I dan Komlte Sekolah Nomor: MTs.28.05.02/KP.02.3/1190/2008 Nomor :006/KM-MTsN/X/2008 Tentang Kurikulum Tingkat satYan Pendidikan (KTSP) Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tangerang I Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tangerang I nimbang
a. Bahwa
untuk
pembelajaran
meningkatkan serta
tersedianya
mutu
pendidikan
kurikulum
tingkat
dan satu
pendidikan di Iingkungan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tangerang I! Kurikulum TIngkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sesuai dengan situasf dan' kondisr sekolah/satuan pendidikan yang berpedoman pada standar isi dan standar kcrnpetensi lulusan SMPjMTs sebagiamana ditetapkan oleh pemerintah
pusat
melclui
Peraturan Menteri
Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006. b. Bahwa den9an pertimbangan butir a di atas, Kurikulum TIngkat Satuan Pendidikan (KTSP) perlu dituang"kan dalam Keputusan Kepala gingat
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)
Tangerang I adalah 1. Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem, Pendidikan Nasional. 2. Undang-undang RI Nomor 32 tahun 2003 tentang Pemerintah daerah. 3. Undang-undang RI Nomor 14 tahun- 2005 .tentang Guru dan. Dosen 4.
Undang~undang
RI
Nomor
25tahuri .·2000
tentang
kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai otonomi daerah. 5. Undang-undang RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Stmdar Nasional Pendidikan.
6. Peraturan Mendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentagn Standar
lsi. 7. Peraturan Mendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
8. Peraturan
Menteri
RI
Nomor
24
tahun
2006
tentang
Pelaksanaan Peraturan Mendiknas RI Nomor 22 dan 23 tahun
2006. =mperhatikan
1. Visi, Misi, dan Renstra Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tangerang I.
2. Kesepakatan hasil musyawarah guru. Madrasah. Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tangerang I. dengan Komite/yayasan tangga/ 09 Oktober 2008.
MEMUTUSKAN netapkan tama
Kuriku/um
Tingkat Satuan
Pendidikan
(KTSP)
di
Madrasah
Tsanawiyah Nelleri (MTsN) Tan~eran~ I adalah seba~3imana lampiran keputusan ini. lua
Kurikulum
Tingkat Satuan
Pendidikan
(KTSP)
di
Madrasah
Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tangerang I adalah sebagaimana lampiran keputusan ini berJaku mulai tahun pelajaran 2008/2009 untuk kelas VII, VIII, dan'IX. ga
Keputusan inf berJaku sejak tanggal ditetapkan, dengan catatan hal-hal yang' be/um diatur atau jika terdapat kekeliruan dalam keputusan inf akan diatur daJam keputusan tersendiri dan diperbaikl sebagalmana mestinya. Ditetapkan di : Tangerang Pada tanggal : 150ktober 2008. Ketua Komite
Suryadl, B.Se
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah membimbing tim !nyusun KTSP MTs Negeri Tangerang 1. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW ng tetah menyampaikan ajaran Allah kepada umatnya. Semoga kita termasuk ngikut setia beliau. KTSP MTs Negeri Tangerang I ini disusun untuk dijadikan pedoman dalam laksanakan keg/atan pembelajaran. Selain itu, di dalam KTSP juta ditekumukakan calia pengernbangan MTS Negeri Tangerang 1. •-5ebagai peritmbangan dalam penyusunan, dalam KTSP dipaparkan visi, mis, dan Ian serta sasaran yang akan dicapai. Kami menyakini bhawa apabila KTSP ini ksanakan secara konsekuen, dapat kita wujudkan cita-cita madrasah seputi yang lang dalam visi dan misi MTs. Tim penyusun tetah berusaha sekuat tenaga untuk menyusun KTSP ini secara puma. Namun, karena keterbatasan tim penyusun, KTSP ini masih perlu 'empumaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan. Akhimya, mudah-mudahan KTSP ini dapat dilaksanakan dan diterapkan dalam a pengembangan dan peningkatan madrasah.
DAFTAR lSI Jar Pengesahan
.
ii
Itusan Bersama Pengantar
iv
ar lsi ~
I.
v ~~..........
PENDAHULUAN
L ;.~
A. Rasional
:..' 1
B. latar Belakang
1
C. landasan
:....................
D. Pengertian
E. Tujuan Penyusunan KfSP
:.~..:
:.,.................
F. Prlnslp pengembangan KrSP
B II.
ue................
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN MADRASAH A. Visi B. Mis! C TUjuan Madrasah
5 5 5
:....
D. sasaran
2 2 _2 3
6 :
~.........................
E.. Struktur Dan Muatan Kurikulum
7 8
1. Struktur KUrlkulum
8
2. Muatan Kurikulum
9
3. Kegiatan Pengembangan Diri Pilihan
15
4. Pengaturan Beban Belajar
16
5. KKM (Kriterla Ketuntasan Minimal)
16
6. Kenaikan Kelas dan iinggal Kelas
17
7.
Kelulusan
8.
pendidlkan Kecakapan Hidup
: :
:................ ;; .•.. :
;
17. 18 -
AD III. KALENDER PENDIDlKAN
20
lAB IV. PROGRAM KELAS UNGGUlAN ........................................•.....••.;......
21
A. Latar Belakan9 B. Tujuan
21 21
C. D. E. F.
Seteksi Calon Siswa Kelas Unggulan
22
Mata Pelajaran Tambahan Pada Kelas Unggulan
22
Biaya
22
Fasilitas Kelas Unggulan .. ,
".8 V. PENUTUP
,.......................................... " .. "
"
".......................
22
2
•
BAB I PENDAHUlUAN A. Rasional KTSP merupakan salah satu bentuk realisasi kebijakan desentralisasi di bidang pendidikan agar kurikulum benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengembangan potensi peserta didik di sekolah yang bersangkutan di masa sekarang dan yang akan datang dengan mempertimbangkan kepentingan lokal, nasional dan tuntutan global deng;;in :t-":
semangat Manajemen Berbas/s Sekolah (MBS).
B. Latar Belakang Sesua/ dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang -
•
.
•
-
.0.
_
Sistem Pendidikan Nasional, khususnya pasal 38 ayat 2 yang menyatakan bahwa "Kurikulum pendidikan dasar menengah dikembangkan sesuai dengan relevans/nya oleh setiap kelompok atau satuan pend/diken dan komite sekolah/madrasah koord/nas/
dan
supervisi
dinas
pendidikan
atau
.kantor
dibawah
Departemen
Agama
Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan Provinsi untuk pendidikan menengah". Dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan khususnya pasal 17 ayat 2 yang menyatakan bahawa
n
Sekolah dan
komite sekolah atau madrasah dan komite madrasah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pend/dikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensl
lulusan,
dibawah
supervisi
dinas
pend/dikan
kotajkabupaten
yang
bertanggungjawab d/bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA, SMK dan Departemen yang mengena/ unusan pemerintah dibidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK serta pasal 49 ayat 1 yang menyatakan bahwa pengelolaan satuan pend/dikan dasar danmenehgah menerapkan Managemen 8erbasis Sekolah (MBS ). Yang d/tunjukan dengan kemandirian,· . kemltraan,
partislpasi, keterbukaan dan akuntabilitas
n
Kuriku/um tingkat satuan
pendidikan mengacu kepada Standar Is/ (SI) dan Standar Kompetensl Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang dlsusun oleh Badan Standar Nasional Pend/dlkan (BSNP).
m
Pengembangan Kurikulum lingkat Satuan Pendidikan yang mengacu pada standar nasiona! pendidikan dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasiona!. Standar nasional pendidikan terdiri atas: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar peniJaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasiona! pendidikan tersebut, yaitu Standar lsi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan .dalam mengembangkan kuriku!um.
C. Landasan Landasan pengembangan KTSP adalah UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pe~didikan
Nasional, PP No. 19 tahun 2005 tentang Sta~dar Nasionijl_Pendidikan (SNP),
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 22 tahun 2006 tentang Standar lsi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional P-epublik Indonesia nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar lsi untuk Satuan Pehdidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Peraturan Menteri Pendldikan Nasionaf Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, serta memperhatikan Panduan Penyusunan KTSP yang dlsusun BSNP•
. Pengertian Kurikulum lingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yimg .. disusun dan diJaJrsanakan oJeh masing- masing satuan pendidikan,
Tujuan Penyusunan KTSP TUjuan pendldikan tlngkat satuan pendidikan adalah tahapan atau !angkah untuk mewujudkan vlsi sekolah dalam jangka waktu tertentu. Tujuan tingkat satuan pendldikan
-}".
merupakan rumusan mengenai apa yang diinginkan pada kurun waktu tertentu. Tujuan satuan pendidlkan memillki ciri-elri yaitu sesuai dengan visi, dapat diukur, dan terjangkau.
F. Prinsip Pengembangan KTSP KT5P dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama
Kabupaten/Kota
untuk pendidikan
dasar dan
provinsi
untuk pendidikan
menengah. Pengembangan KTSP mengaeu pada 51 dan 5KL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oreh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus drkoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendldikan provinsi, dan berpedoman pada 51 dan 5KL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh B5NP . KTSP diJ<embangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagal berikut:
:r Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. KUrikurum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki pOSIS' sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, beri!mu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensl peserta d/dlk dlsesuaikan dengan patensl, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta dldik serta tuntutan Ilngkungan. MemilikJ pos/sf sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik. }>
Beragam dan terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisl daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidcik dlskrlniinatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status 50Srar ekonoml, dan jender. Kurikulum mel/puti substansl komponen muatan wajib kurtkurum, muatan lokal, dan pengembangan dirt seeara terpadu, serta disusun da/am keterkaltan dan keslnambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansl.
BABII VISI, MISI, DAN TUJUAN MADRASAH
A. VISI Unggul, Berprestasi, Islami, dan Berwawasan Masa Depan.
Indikator Visi 1. Unggul di bidang akademik; 2. Unggul di bfdang nonakademik; 3. Terampil dalam penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Infonmasi dan Komunikasi; 4. Berprestasi dalam bidang MIPA; 5. Berprestasl dalam bldang Olah Raga dan seni; 6. Pendptaan lingkungan Madrasah yang lsi ami; 7. Penciptaan pergaulan yang berakhlakul karimah; 8. Inovasi dalam pengembangan Madrasah sesuai dengan kebutuhan masa depan.
~.
MISI 1. Mendptakan proses pembelajaran yang efektif; 2. Meningkatkan profesionaliSrile guru dan tenaga kependidikan; 3. Mendptakan lingkungan pendldikan yang Islam;; 4. Menumbuhkembangkan pengama/an nilai-niJal Is/ami dalam kehidupan sehari-hari; 5. Membekall slswa dengan keterampilan menggunakan dan memanfaatkan Teknologj Infonmasl dan Komunikasi; 6. Membekali slswa dengan keterampilan berbahasa Inggris dan Arab; 7. Memotlvasi siswa untuk berprestasi dalam bidang akademii< dan nonakademik; 8. Menclptakan sumber daya manusia yang siap menghadapi tantangan global ..
Indlkator Misl 1. Menclptakan proses pembe/ajaran yang efektif 1.1. Melengkapl sarana dan prasarana pembe/ajaran; 1.2. Menclptakan suasana Jingkungan belajar yang kondusif. 2. Menlngkatkan profesionaJisme guru
1.4. Menjadj juara LCCM tingkat JABODETABEK; 1.5. Penlngkatan keterampilan Teknologi Infomasi dan Komunikasi 10% dari seluruh siswa setiap tahun. 2. Bidang Nonakademik 2.1. Menjadi juara futsal tingkat provinsi; 2.2. Menjadi juara lomba kesenian tingkat kota; 2.3. Menjadi juara MTQ tingkat kota; 3. Bidang Keagamaan 3.1. Menjadjkan siswa Madrasah taat beribadah; 3.2. Membiasakan siswa sholat berjama'ah; 3.3. Membiasakan tadarus dj awal jam pelajaran; 3.4. Memblasakan mengucapkan salam; 3.5. MenjaJankan pola hidup yang bersih, sehat, dan islami; 4. Bidang Saran a dan Prasarana 4.1. Memiliki laboratorium Iceagamaan yang memadai; - 4.2. MemiJiki kantin yang bersih, sehat, dan indah; 4.3. MeJengkapi Jaboratorium Komputer dengan fasiiitas Internet dan LAN; 4.4. MeJ~ngkapi ruang Usaha Kesehatan Seko!ah (UKS); 4.5. MemiJiki ruang serba guna (Aula); 4.6. Menambah fasilitas dan jumlah keJas unggulan; 4.7. Penambaharr
we sJswa.
5. Ketenagaan 5.1. Meningkatkan profesionalisme guru; 5.2. Meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan.
SASARAN .1. Siswa memllikl kepribadian muslim (berakhlakuk karimah) secara istiqomah; 2. NiiaJ rata-rata Ujlan Naslonal tiap tahun meningkat 0,3; 3. Lulusan MTs N Tangerang I diterima di MAN Insan Cendekia; 4. Pengadaan laboratorium keagamaan (Masjid); 5. Pengadaan ruang serba guna (Aula);
6. Pengadaan fasilires Internet dan LAN; 7. Mempertahankan dan meningkatkan prestasi olah raga dan seni; 8. Memilikll00% guru lulusan 51; 9. Memiliki 12 kelas unggulan; 10. Memiliki jumlah
we siswa yang memadai.
E. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
1. Struktur Kurikulum Mare pelajaran -yang diajarkan di MTs Negeri Tangerang selama tiga tahun mula; kelas VII sampai dengan kelas IX adalah sebagai berikut:
A.
Mare Pelajaran Wajib
1. Pendidikan Agama 2 2 2 2 2
2 2 2 2
2 2 2 2 2
2. Bahasa dan 5astra Indonesia
4
4
4
3. Bahasa Inggris
4
4
4
4. Matematika
5
5
5
5. Pengetahuan A1am
5
5
5
6. Pengetahuan 50sial
4
4
4
7. Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
8. Pendidlkan Jasmani
2
2
2
9. Senl BUdaya
1
1
1
2
2
2
2
2
2
a. Qur'an Hadits b. Aqidah Akhlak c. Fiqih d. Bahasa Arab e. se'arah Kebudahaan Islam
B.
10. Teknologl Informasl dan Komunlkasl Muatan Lokal 1. Tahflzd 2. Conversation 3. Muhadatsah
m
2
C.
2 2
Pengembangan Diri 1. Ekstrakurikuler
2
2
2
2
• •2~.~Tadarus
Selain mata pelajaran dan alokasi waktu tersebut di atas, terdapat tambahan alokasi waktu untuk kelas unggulan, yaitu:
Bahasa Indonesia
2
2
2
Matematika
2
2
2
Bahasa Inggris
2
2
2
Pengetahuan A1am
2
2
2
Bahasa Arab
2
2
2
2. Muatari Kurikulum Mata peiajaran yang diajarkan di MTs Negeri Tangerang I adalah sebagai berikut:
a. Qur'an Hadits Mata pelajaran Qur'an Hadits di Madrasah Tsanawiyah hertujuan untuk:
1. Mengetahuai kemajuan belajar peserta didik, baik sebagai indiYidu maupun anggota kelompok/kelas setelah ia mengikuti pembelajaran mata pelajaran Qur'an Hadits. 2. Mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensi berbagai komponen pembelajaran yang dipergunakan guru Qur'an Hadits dalam jangka waktu tertentu. 3. Menentukan tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran bagi peserta didik.
b. Aqldah Akhlak Mata
pelajaran
Aqldah
Akhlaq
bertujuan
untuk
menumbuhkan
dan
menlngkatkan kelmanan peserta dldik yang diwujudkan dalam akhlaknya yang
terpuji,
melalui
pemberian
dan
pemupukan
pengetahuan
penghayatan,
pengalaman serta pengamalan peserta didik tentang Aqidah dan Akhlak Islam, sehingga menjadi manusia yang terus
berkembang dan meningkat kualitas
keimanan dan ketakwaanya kepada Allah
swr,
serta berakhlak mulia daJam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bemegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
c. Fiqih Pembelajaran Rqih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali peserta diditk agar dapat: 4. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dali/ naqli dan aqlr. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup da/am kehidupan dan sosia!.
5. Melaksanakan dan mengama/kan ketentuan hukum Islam dengan benar. Pengalarnan tersebut diharapkan
menumbuhkan ketaatan menajalankan
hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab 50sial yang tinggi dalam kehidupan pribadi mi:lupun 5Osia!.
d. Bahasa Arab Program pembelajaranBahasa Arab secara umum memiliki tujuan agar para pserta dldik berkembang daram hal: 4. Kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis secara baik. 5. Berbicara secara sederahana tapi efektif da/am berbagai konteks untuk menyampaikan informasl, piklran, dan perasaan, serta menjalin hubungan 50s/a I cfalambehtuk kegiatan yang beragam, interaktif dan menyenangkan. 6. Menafsirkan lsi berbagal bentuk teks tulls pendek sederahan dan merespon dalam bentuk keg/atan yang beragam, interaktif dan menyenangkan. 7. Menu/ls kreatif mesklpun pendek sederahana berbagai bentuk teks untuk menyampa/kan lnformasi, mengungkapkan p/klran dan perasaan. 8. Menghayati dan menghargal karya sastra.
9. Kemampuan untuk berdiskusl dan menganalisis teks secara kritis. 10. Perbendaharaan kata Arab fusha sebanyak 1000 kata dalam berbagai bentuk kata dan pola kalimat yang diprogram kan meliputi tema tentang kegiatan sehari-hari, aqidah dan ibadah. Rasionalisasi penguasaan 1000 kata tersebut adalah 300 kata pada jenjang ibtidaiyah dan 700 kata pada jenjang
:-';~RPIJST AKAAN UTAMA
tsanawlyah.
UIN SYAHID JAKARTA
e. Sejarah Kebudayaan Islam Pembelajaran Sejarah Kebljdayaan Islam (SKI) di Madrasah Tsanawiyah sebagal berikut:
1. Memberikan'pengetahuan tentang sejarah Agama Islam dan kebudayaan Islam kepada para peserta didik, agara memiliki data yang objektif dan slstematis tentang sejarah. 2. Mengapresiasi dan mengambH ibrah, nHal dan makna yang terdapat dalam sejarah•. 3. Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan n!lainilai Islam
berda~rkan
cermatan atas fakta sejarah yang ada.
4. Membekali peserta didik untuk membentuk kepribadiannya melalui imitasi terhadap tokoh-tokoh teladan sehingga rebentukkepribadian yang luhur. _
f. Bahasa dan Sastra Indonesia Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagal berikut. 1. Berkomunikasl secara efektif dan eftsien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara IIsan maupun tulis 2. rvJenghargal ~ dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negClra 3. Memahaml bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagal tujuan 4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektua/, serta kematangan emoslonal dan 50sial
\
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekertl, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa 6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
g. Bahasa Inggris Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Tsanawiyah bertujuan agar peserta dldik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk Iisan dan tulis untuk mencapal tingkat IIterasl functional 2. Memlllkl kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saln9 bangsa dalam maSYq,rakat global 3. Mengembangkan
pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara
bahasa dengan budaya.Mata pelajaran Bahasa
h. Matematika Mata
pelajaran
matematika
bertujuan
agar
peserta
didik
memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami konsep ·matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritrna, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah 2. Menggunakan
penalaran
pada
pola dan sifat,
melakukan
manipulasi
matemalika dalam membuat generalisasi, menyusun buktl, atau menjelaskan gagasan dan pemyataan matematika 3. Memecahkan· masalah yang meliputi .kemampuan memahami masalah, merancimg rnodelmaternatika,menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang dlperoleh 4. Mengomunlkasikan gagasan dengan slmbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memlliki rasa Ingln tahu, perhatlan, dan minat dalam mempelajari matematika, serta slkap ulet dan percaya din dalam pemecahan masalah.
i.
Pengetahuan Alam Mata pelajaran IPA Madrasah Tsanawiyah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Meningkatkan keyakinan
terhadap
kebesaran Tuhan
Yang
Maha
Esa
. berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya ... 2.' Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala a/am, konsep :-,
dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan seharl-har; 3. Mengembangkan rasa Ingln tahu, sikap po~itif,. dan kesadaran terhadap adanya hubungan· yang saling mempengaruhi antara IPA, Iingkungan, teknologi, dan masyarakat . 4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta. berkomunikasi 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan
~rta
sumber daya alam
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagal salah satu ciptaan Tuhan 7. Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
j.
Pengetahuan Sosial
Mata· pelajaran Pengetahuan Sosial bertujuan agar peserta didik memiliki ... kemampuan sebagal berikut. '.. .. . .....
1; . Me~genal k6ri~~konsep yang berkaitan IIngkungannya
dengan kehidupan masyarakat dan
.
2. Memll1ki kemampuan dasar untuk berpikir logIs dan kritis, rasa lngln tahu, Inkulri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehldupan soslal 3. MemllikJ komltmen dan kesadaran terhadap nilal-nilai sosial dan kemanusiaan 4. MemllikJ kemampuan berkomunlkasl, bekerjasama dan berkompetlsl dalam masyarakat yang majemuk, dl tingkat lokal, naslonal, dan global.
k. Pendidikan Kewarganegaraan Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta dldik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Berpikir
secara
kritis,
rasional,
dan
kreatif
daJam
menanggapi
isu
kewarganegaraan 2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta antikorupsi 3. BerKembang secara positif dan demokratls untuk membentuk diri berdasarkan ?
,.
- karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya 4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam -percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan , komunikasi.
-
I.
Pendidikan Jasmani
Mata peJajaran Jasmani, bla~raga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih 2. Menlngkatkan pertumbuhan fisik dan.pengembangan psikis yang lebih baik. 3. Menlngkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar 4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui lntemalisasi nilal-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan 5.Mengembang~an
sikap- sf)Ortif, jUjur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama,
peri:aya din dan demokratis
-
6.Mengembang~n k~terampilan untuk ~enjag~kes~lamatan diri sendiri, orang lain dan Ilngkungan 7. Memahaml konsep aktivitas jasmani dan olahraga dl lingkungan yang bersih sebagal Informasl untuk mencapal pertumbuhan fisik yang sempuma, pola hldup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang posit/f.
-
m. Seni Budaya Mata pelajaran Senl Budaya bertujuan
agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya 2. Menampilkan slkap apresiasi terhadap seni budaya 3. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya 4. Menampllkan peran serta dalam sen! budaya da/am tingkat lokal, regional, maupun global.
n. Teknologl Infonnasl dan Komunikasi (llK) Mata pelajaran Teknologl Informasi dan Komunikasi (TIK) bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagal berikut. 1. Memahaml t~knologi informasi dan komunikasi . 2. Mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi 3. Mengembangkan sikap kritis, kreaUf, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ' . 4. Menghargai karya cipta di bidang teknologi informasi dan komunikasi.
3. Kegiatan pengembangan diri piJihan Kegiatan
pengembangan diri yang bersifat pilihan adalah kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler yang dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tangerang 1,
yaltu:
1.
Jumat, Pkl•.13.3(j-15.30
Paskibra
. 2.. Pri1l11uka
3.
Marawls
4.
Nasyld
5.
Drumbanct·
6.
PMR
.
.
sabtui.Pkl.13.30-15.30 . - . .
lrfan Amarullah
.
..'
.5elasa<Jan Jumat, Pki. 13.30-15.30 Selasa dan Jumat, PkI. 13.30-15.30 Selasa dan Jumat, Pkl. 13.30-15.30 Jumat, Pki. 13.30-15.30.
Iwan Suryanto, A. Ma. Faridal Arkam Agus Syarifudln Selly Idayantl, S.Pd. Ida F. Aulia, S. Ag.
7.
KIR
Jumat, p!
Drs. Saparudih
8.
Teater
Jumat, Pkl. 13.30-15.30
Carsudin, S. Pd.
9.
Tae Kwon Do
Rabu dan Sabtu, Pkl. 150.00-17.00
Ernawati
4. Pengaturan Beban Belajar a. Beban belajar yang digunakan adalah sistem paket. b. Jam pelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam.struktur kurikulum Istandar isi. c. Beban belajar da/h1 bentuk satuan waktu mengikuti program pembelajaran melalui tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. d. Alokasi waktu untuk 1 (satu) jam pelajaran adalah 40 rTienit.
5~ KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) Ketuntasan be/ajar setiap .indikator yang telah ditetapkan da/am suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Kriteria Ketuntasan Minimal yang9itetapkan MTs. Negeri Tangerang 1 untuk tahun pelajaran 2008/2009 adalah:
A.
Mata Pelajaran Wajib Pendidikan Agama Qur'an Hadits
67
Aq/dah Akhlak
Bahasa Arab
67 67 60- .
60
67 60
5ejarah kebudahaanIslarn
60
60
60
Bahasa dan $astra Indonesia
67
67
67
Bahasa Inggris
50
50
55
Matematika
55 56
55
55
56
56
Fiqih
Pengetahuan Alam
fi6l
67 67 67
67 67
Pengetahuan Sosial
65
60
65
Pendidikan Kewarganegaraan
67
67
67
Pendidikan Jasmani
65
65
65
Seni Budaya
65
65
65
Teknologi Informasi dan Komunikasi
70
70
70
70 55 60
70 55 6 .
70
55 60
-
-
-
B.
Muatan Lokal a. Tahfizd b. Conversation . c. Muhadatsah C. PengembanganDIJi f Tadarus
6. Kenaikan Kelas dan Tinggal Kelas . Mekanisme'penentuan naik kelas dan tinggal kelas : Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap ?khir tahun dengan ketentuan sebagai berikut: a. Memenuhi kriteria ketuntasan minimal (minimal 80,% dan seluruh mata pelajaran). b. Semua mata pelajaran yang di-UN-kan harus memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). c;
Kehadiran minimal 75%.
d. Siswa dinyatakan tinggal kelas apabila: 1) Mata pelajaran yang tidak memenuhi KKM lebih dan 20% (tiga mata peJajaran) 2) salah satu atau seluruh mata pelajaran yang di-yN-kan tidak memenuhl kritena ketuntasan minimal (KKM) 3) Kehadiran kurang dari 75% p~da semester genap.
7. Kelulusan Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 PasaJ 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendldikan pada pendldikan dasar dan menengah sete/ah: a. MenyeJesaikan seluruli program pembe/ajaran. b. Memperoleh nilai minimal baik pada penila/an akhir untuk seluruh mata peJajaran kelompok mata pelajaran agama dan akh/ak mUlla, kelompok kewarganegaraan
dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. c.
Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran i1mu pengetahuan dan teknologi.
d. Lulus Ujian Nasional.
8. Pendidikan Kecakapan Hidup Pendidikan kecakapan hldup, yang mencakup kecakapan prlbadl, kecakapan soslal, kecakapan akademik, dan atau kecakapan vokasional dapat merupakan bagian .• .~
integral dari pendidikan semua mata pelajaran/dalam pembelajaran pendidikan kecakapan hldup tenntegrasi pada semua mata peJajaran . Secaro administratif, pendldikan kecapakan hidup tertuang dalam RPP. Kategori kecakapan hidup yang diintegrasikan adalah sebagai benkut: -
1.
•
Kesadaran / kecakapan personal
-
•
1. Kesadaran sebagai makhluk Tuhan 2. Kesadaran akan eksistensi diri 3. Kesadaran akan potensl din
J
Dikembangkan
melalui
strategi
pembelajaran
yang
mampu
.
memberikan
pengafaman
bagi
bertumbuhkembangnya keimanan" dan ketaqwaan siswa terhadap Tuhan
Yang
kesahajaan,
Maha
Esa,
nasiona/lsme,
kebersamaan dan persatuan.
2.
Kecakapan bertiklrraslonanl
1. Kecakapan
menggali inforlT)asi 2. -Kecakapanmengolah informasi 3. Kecapakan mengambil
Memberikan .....
lffi
bagi
beittimbuhkembangnya semangat membaca, -mencan"
referensi,
mengkritlsl data, dan keterampllan siswa
keputusan dengan masalah cepatjtepat
4. Kecakapan
pengalaman
dalam
memecahkan
memecahkan masalah secara arif dan kreatif
3.
Kecakapan sosial
1. Kecakapan komunikasi Iisan 2. Kecakapan komunikasi tertulis 3. Kecakapan menuliskan .. pendapatjgagasan . 4. Keeakapilli bekerja sama
Memberikan
pengalaman
bertumbuhkembangnya kecerdasan emosional, semangat kerja kelompok, dan keterampilan berkomunikasi siswa, baik secara Iisan maupun tertulis
~.
4.
Kecapakan akadernil<
1. Kecakapan mengldenflfikasl varlabel dan menghubungkan satu dengan lalnnya. 2. Kecapakan merumuskan hipotesa. 3. Kecapakan merancang dan melaksanakan penelitlan.
bagi
.
Mampu memberikan pengalaman ba§li
bertumbuhkembangnya
kemampuan siswa untuk selalu tanggap
terhadap
masalah,
semangat berfikir objektif, dan .
sistematis masalah.
'-
dalam
memecahkan
BAB IV PROGRAM KELAS UNGGULAN
A. Latar Belakang Siswa-siswi MTs Negeri Tangerang I berasa/ dari Seko/ah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, baik negeri maupun swasta. Mereka diterima di MTs Negeri Tangerang I in; melalui se/eksi akademik, yaitu se/eksi Nilai Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional
(UASBN) dan tes Baca Tulis AI Qur'an. Tes bacalulls AI QUr'an ini dilakukan krena beberapa mata pelajaran di MTs Negeri Tangerang I berhubungan erat dengan kemampuan membaca dn menuis AI Qur'an. Mata pelajaran tersebut adalah Bahasa Arab, Aqldah Akhlaq, Qur'an Hadits dan Rqih. Dan hasil seleksi, diketahui bahwa kemampuan siswa yang diterima sangat bervariasi baik kemampuan akademik maupun kemampuan baca Wlis AI Qur'annya. Memperhatikan hal tersebut dan didasarkan pda pengalaman, siswa-siswi
yang
berkemapuan lebih di antara teman-temannya, tidak bisa berkembang apabila di satukelaskan dengan siswa-siswi berkemampuan sedang atau kurang. Berdasarkan hal tersebut, Kepala MTs Negeri Tangerang I memandang perJu diadakan Program Kelas Unggulan..
Tujuan Adapun tujuan diadakannya Kelas Unggulan adalah sebagal berikut:
1. Menampung siswa-siswi yang memiliki kemampuan lebih dari teman-temannya; 2. Memberikan
kesempatan
kepada
mereka
untuk
dapat
mengembangkan
kemampuannya; 3. Memberikan bekal keterampilan berbahaS
J. Memperslapkan siswa-slswi untuk dapat diterimadl sekolah-sekolah unggulan.
C. Seleksi calon Siswa Kelas Unggulan Slswa-slswi kelas unggulan adalah siswa-siswi yang berperingkat teratas pada keals sebelumnya dengan jumlah siswa perkelas 32 orang. Khusus untuk kelas VII, penentuan peringkat didasarkan pada peringkat nilai UASSN dan hasil tes baca tulis AI Qur'an. Setelah diperoleh jumlah yang dibutuhkan, sekolah meminta persetujuan orang tua karena biaya yang dibutuhkan pada kelas unggulan lebih besar darlpada kelas-kelas reguler.
), Mata Pelajaran Tambahan pada Kelas Unggulan
i'" .
Di samplng mata pelajaran wajib, siswa-siswi pada kelas unggulan mendapatkan pelajaran tambahan, yartu Matematika, IPA, Conversation, dan Muhadatsah. Pemberian pelajaran tambahan tersebut dilakukan pada slang hari setelah selesal menglkuti pelajaran wajib. OJeh karena itu, slswa-siswi kelas ungguJan belajar di sekolah sampai .-
-
..
~
-
dengan puku115.00 WIS.
Biaya Biaya yang dibutuhkan pada kelas unggulan lebih besar daripada kelas reguler. Kelebiba:n biaya digunakan untuk pengadaan dan perawatan fasilitas.
Fasilitas Kelas Unggulan FasiJitas yang terdapat pada kelas unggulan adalah:
1. Ruang kelas ber-AC; 2. sarana pembeJajaran audio visual berupa televisl dan VCD; 3. Pemberian pelalajaran tambahan.
BABV PENUTUP
KTSP merupaka~erangkat
dalam upaya pengembangan program yang akan
Jilaksanakan untuk jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. KTSP merupakan dasar lalam penyusunan program yang akan dilaksanakan ~aik oleh sekolah maupun oleh guru Ian tenaga kependidikan lainnya.
f
Berkenaan dengan hal di atas, sudah sepatutnya apabiJa semua unsur yang terlibat an bertangggungjawab dalam pelaksanaan pendidikan mengetahui dan memahami urikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hal jtu dimaksudkan agar pelaksanaan seluruh rogram tidak menyjmpang darl koridor yang telah aitentukan. Dengan selesainya penyusunan KTSP ini, semoga dapat dijadikan pedoman dalam 'enyelesaikan dan menentukan arah kebijakan pembangunan MTs Negeri Tangerang I dj asa mendatang. Oleh karena jtu, peran ai
Jakarta,~
Mei 2009
Nomor: Istimewa Lamp : 1 Berkas Hal
: Pengajuan Proposal Skripsi Kepada Yth Ketua Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
U1N SyarifHidayatullah Jakarta Di Tempat Assalamu'alaikum Wr.Wb Salam sejahtera saya sampaikan semoga bapaklibu senantiasa dalam lindungan Allah SWT . Selanjutnya, yangbertanda tangan di bawah iill: Nama
: AinuI Mardhiyah
Nim
: 105018200668
Jrsn/prodi.
: KIf Manajemen Pendidikan
Semester
: 8 (delapan)
Berrnaksud mengajukan proposal skripsi dengan judul "IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI MTsN TANGERANG I" sebagai bahan pertimbangan berikut saya lampirkan: 1. Out line
2. BAB I, BAB II, BAB III 3. Daftar Pustaka Sementara Dernikian pengajuan judul ini saya buat, atas perhatian Bapakllbu saya ucapkan terimakasih. Wassalamu'alaikum Wr.Wb Dosen Pernbimbing Akadernik
\v-j
Abdur Rozak, S.Ag, M.Sl d
NIP: 150275608 -'
AinulMardhiyah NIM: 1050 18200668
UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
JI. Ir. H. Juanda No 95 Ciputaf 15412 Indonesia
No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi: Hal
FITK-FR-AKD-082 5 Januari 2009 00 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN z;~
Nomor : Un.011F.IIPP.009/ /2009 Lamp. : Outline/Proposal Hal : Permohonan Izin Penelitian
Jakarta, 5 Juni 2009
Kepada Yth: Kepala MTs. Negeri Tangerang I Tangerang.
Assalamu 'alaikum wr. wb. Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
Nama NIM Semester Jurusan Judul Skipsi .
.
Ainul Mardhiyah 105018200668
VIII KI - Manajemen Pendidikan "Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Di MTs Negeri Tangerang I."
~iT-.,
.
Adalah benar~l)1ahasi§,va/i Fakultas Ihnu Tarbiyah dan K"guruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skTjpsi, d~,nakan mengadakan penelitian (riset) di instansi yang saudara pimpin. Untuk itu ~ilmi molibn Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian di kmpat dimaksud. Atas perhatian dan kerja sam a Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu 'alaikum wr. wb.
Tembusan: J. Dekan FlTK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan.
DEPARTEMEN AGAMA UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
JI. fro H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
No. Dokumen T91. Terbit No. Revisi: Hal
FITK-FR-AKD-081 5 Januari 2009 00 1/1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un.OIIP. ]/PP.009!..~'3.f..I2009 Lamp. Hal : Bimbingan Skripsi
Jakarta, 5 Juni 2009
Kepada Yth. 1. Dra. Yefnelty Z, lVl.Pd 2. Dra. Manerah Pembimbing Skripsi Fakultas lImu Tarbiyah dan Keguruan UlN Syarif Hidayatu]]ah Jakarta.
Assalamu 'alai/cum wr. wb. Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing Jill (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa: Nama NIIVJ Semester Jurusan Judul Skipsi
Ainul Mardhiyah
105018200668 VIII Kl- Manajemen Pendidikan "Jmplementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Di MTs Negeri Tangerang I."
Judul tersebut telah disehljui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tallggal 3 Juni 2009, abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan peruiJahan redaksional pada judul tefsebut. Apabila peruoahan substans!al dianggap perlu, monon pembimb)ng mCllghubungj JUfusan terlebih dahulu. . . Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu 'a/aikum wr. wb. a.n. Dekan
Tembusan: I. Dekan FJTK 2. Mahasiswa ybs.
~ ~Uin"
DEPARTEMEN AGAMA UINJAKARTA FITK
FORM (FR)
JI. Ir. H. Juanda No 95 Cipufa/15412
Indonesia
No. Dokumen
FITK-FR-AKD-080
Tgl. Terbit No. Revisi: Hal
5 Januari 2009 00
1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI
Jl~
Nomor: Un.0I/F.l./PP.009/. /2009 Lamp Hal : Observasi
Jakarta, 17 Juni2009
Kepada Yth. Kepala MTs Negeri 1 Tangerang.
Assalamu 'alaikum wr. wb Dengan hanna! kami sampaikan bahwa: Nama
: Ainul Mardhiyah
adalah benar mahasaiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidaya!ulJah Jakarta: NIM
: 105018200688
Jurusan
7' KI - MP
Semester
','"VIII
Sehubungan dengan penyelesaian tugas mata kuliah "Skripsi", mahasiswa tersebut memerlukan observasi dengan pihak terkail. Oleh karena itu, kilmi mohon kesediaan Saudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya. Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih. Wassalamu 'alaikum wr.wb.
,
c;-:
~
~
"""
DEPARTEMEN AGAMA UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
JI. If. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
No,Dokumen
FITK-FR-AKD-091
TgL Terbit No, Revisi: Hal
5 Januari 2009 00 1/1
SURAT PERMOHONAN RISETI WAWANCARA ,
:l(,J
Nomor: UrLOJfFlJPP,009f ,,,"" /2009 Lamp Hal : Riset f Wawancara
Jakarta, 27 Oktober 2009
Kepada Yth, Kepala MTsN 1 Tangerang
Assalamu 'alaikum wr, wb Dengan hormat kami sampaikan bahwa: Nama
: Ainul Mardhiyah
NIM
105018200668
Semester
IX
Jurusan
: KI - Manajemen Pendidikan
JuduJ Skipsi
:"Implementasi KurikuJuDl Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di MTsN 1 Tangerang".
adaJah benar mahasiswa pada Fakultas limu Tarbiyah dan Keguruan DIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang mer,yusun skripsi, dan akan mengadakan Riset- Wawancara dan angket di instansi yang saudara pimpin. OJeh karena itu, kami mahan kesediaan Saudara untuk menerima mahasiswa terse but dan memberikan bantuannya, Demikianlah, atas perhatian dan bantuannya Salldara kami lIcapkan terirna kasih,
Wa'salamu'alaikum wr.wb,
DEPARTEMEN AGAMA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN) TANGERANG. Jl. PERINTIS KEMEROEKAAN Ille NO.2 BABAKAN TElP./FAX.021-5531889 KOTA TANGERANG
SURAT KETERANGAN PENEUTIAN NOMOR: Mts.28.05.02/PP.005/lbMJ /2009
Yang bertanda tangan dibawah ini, PIt. Kepala Madrasa.h TsanawiyaH Negeri Tangerang I Kota Tangerang menerangkan : NAMA
: AINUL MARDHIYAI-l
TEMPAT j TGL. LAHIR
: Tangerang, 20 Oktober 1987
NIM
: 105018200668
JENI5 KELAMIN
: Perempuan
PERGURUAN TINGGI
: Universitas Islam Negeri Jakarta
JENJANG PENDIDlKAN
: 5-1 (KI - Manajemen Pendidikan)
ALAMAT
: JI. Shayangkara Raya Siok Q1A Pakualam Serpong Kota Tangsel.
Sahwa nama tersebut benar Mahasiswa Universiti1s Islam N€;!Jeri Jakarta yang telah selesai mengadakan Riset / Penelitian di MTs Negeri Tangerang 1. Oaritanggal 27 Oktober sjd 17 Nopember 2009 dengan Judul Penelitian :
n
Implementi1si Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Di MTs Negeri
Tangerang I
n
Oemikian surat keterangan ini kami buat untuk diperguna~an sebagaimana mestinya.
, 19 Nopember 2009 KEPALA,
r~----\~
LEMBAR KUESIONER "Implementasi KlIriklllum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)" A. Data Responden Nama Jabatan Jenis KeJamin
: (LIP)
Pendidikan Terakhir B. Petllnjul{ Pengisian Angket
J. Jawaban yang Bapak/Ibu berikan da/am angkel
ll1l
tidak akan mempengaruhi
kredibilitas Bapak/Jbll di sekolah ini. 2. Jawaban dari Bapak/Ibu yang lerdapat dalam angket dijamin kerahasiaannya dan diperuntllkkan hanya unluk kepentingan penelitian dan bersifat ilmiah semala. 3. Beri tanda cheklisl (-J ) pada salah satu
Bapakllbu.
piJihan jawaban yang sesuai lnenurut
SL
: Selalu
KD
: Kadang - Kadang
SR
: Sering
TP
: Tidak Pemah
4. Terima kasih alas bantuan Bapak/Jbu mengisi angket ini. C. Pernyataan Angket
No l. 2.
3. 4.
5.
6.
7.
8. 9. 10. 1l. 12.
Pernyatllan Bapak/ibu guru memberikan pembelajaran remedial bagi siswa yang kurang berprestasi BapakJibu gum menciplakan persaingan dan kerja sarna antarsiswa dalam kegiatan pembelajaran . Bapak/ibu guru menyusun program silabussetiap semester/tahun pelaj aran baru Bapak/ibu guru menyusun RPP setiap kali meIakukan kegiatan mengajar Bapak/ibu guru menentukan indikator kompetensi yang akan dicapai siswa setiap kali melakukan kegiatan mengajar mengawasi/ Kepala MTsN 1 Tangerang memonitoring peIaksanaan belajar mengaJar di sekolah Kepala MTsN 1 Tangerang memeriksa silabus yang dibuat oleh guru Kepala MTsN 1 Tangerang melibatkan para guru daIam menentukan Standar Ketuntasan Belajar Komite SekoJah ikut terlibat secara aktif dalam rapat penyusunan program kurikuler Bapak/ibu guru menyusun KKM untuk setiap mata peJajaran Kepala sekoJah mengarahkan para guru untuk membuat program tahunan & program semesteran Kepala MTsN I Tangerang bersama para guru .. _- -mengembangkan silahlJ< npn... hp!<:>;"' .." .... ~~
SL
,
SR
KD
TP
13. Kepala MTsN I Tangerang mengarahkan para guru untuk membuat RPP 14. Semua guru ikut hadir dalam rapat penyusunan program kurikuler IS. Kepala MTsN I Tangerang menye-l enggarakan rapat rutin untuk membahas peJaksanaan kurikulum di sekolah 16. KepaJa Sekolah mengarahkan para guru untuk memberikan remedial 17. Bapak/ibu guru memberikan program pengayaan (enrichment) untuk SlS\Va yang memiliki kemampuan Jebih tinggi 18. Bapak/ibu guru terlibat secara aktif dalam penyusunan struktur kurikulum 19. Kepala MTsN 1 Tangerang membantu guru dalam memilihkan dan menggunakan metode yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar 20. Bapak/ibu guru bersama dengan guru lainnya mengadakan rapat dalam menyusun strategi pembelajaran 21. Bapak/ibu guru bersama dengan guru lainnya menyusun perkembangan kemajuan belajar siswa 22. Bapak/lbu guru mengeval uasi perkembangan kemqjuan belajar siswa 23. Kepab MTsN I Tangerang melibatkan para guru dalam kegiatan seminar, lokakarya, penataran, atau diskusi pendidikan di bidang kurikulum 24. Bapak/lbu guru menentukan metode yang tepat dalam menilai hasil belajar 25. Bapak/ibu guru melaksanakan tindak lanjut terhadap hasil evaluasi 26. Bapak/ibu guru menentukan sendiri metode pembelajaran yang akan digunakan dalam PBJ,,] 27. Bapak/ibu guru menyusun kisi-kisi penilaian setiap semester 28. Komite sekolah diikutsertakan dalam rapat penyusunan program semester 29. Wali murid dilibatkan dalam mengembangkan sarana belajar dan kegiatan ekstra kurikuler 30. Wali murid ikut serta secara aktif dalam menindaklanjuti hasil evaJuasi beJajar siswa 31. Komite sekoJah memberikan dukungan finansial dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh sekolah 32. Bapak/ibu guru menentukan instrumen penilaian setiap kali melakukan kegiatan mengajar Wali murid dilibatkan dalam rapat penyusu nan JJ. RAPBS 34. Wali murid ikut selia mengawasl penggunaan anggaran beJanja sekolah 35. Bapak/ibu guru menentukan senrliri if':ni<: mpr1i~ .
00
.
-
BERITA WAWANCARA
I. Bagaimana eara atau langkah sekolah dalam mensosialisasikan KTSP? 2. Bagaimana respon para guru terhadap KTS?? 3. Siapa saja yang ikut terlibat dalam proses penyusunan KTSP? 4. Apa saja langkah-Iangkah yang dilakukan oleh sekolah dalam proses
penyusunan KTSP? Lalu, Apa eiri khas yang dimiliki oleh MTsN 1 Tangerang dalam program kurikulum yang telah disusun? 5. Bagaimana eara bapak atau sekolah ini dalam meningkatkan sarana instruksional (pembelajaran) yang mendukung pelaksanaan KTSP? Lalu, dari
manakah
sumber
dana
yang
digunakan
untuk
pengadaan
/pengembangan sarana pembelajaran tersebut? 6. Faktor-faktor apa saja yang mendukung pelaksanaan KTSP di MTsN 1 Tangerang? 7. Menurut bapak, bagaimana proses pembelajaran yang berlangsung di
MTsN' 1 Tangerang ini? Apakah pelaksanaannya diawasi oleh kepala sekolah?
8. Apa saja hambatan-hambatan yang mempengaruhi pelaksanaan program kurikulum (KTSP) di MTsN 1 Tangerang ini? 9. Bagaimana implikasi hambatan-hambatan tersebut terhadap pelaksanaan
KTSP? 10. Solusi apa yang dilakukan oleh pibak sekolah dalam upaya mengatasi
hambatan-hambatan tersebut?
I~ Ainul Mardhiyah
Tangerang,
.-=~:::::
31
OPiober 2009
RASIL WAWANCARA Key Informan
: Teguh Budiarto, S.Ag
Jabatan
Kabid. Kurikulum
Waktn
09.40 - 10.10 WIB
I.
P
P
Peneliti
KI
Key luforman
: Bagaimana earn al3u Jangkah sekolah dalam menoosialisasikan KTSP?
KI : Langkah yang kami lakukan daJam rangka mensosialisasikan KTSP di antaranya : I). Mengadakan pelatihan penyusunan KTSP 2). Membentak Tim Peoyusun KTSP 3). Melakukan pertemuan khusus 4). Evaluasi penyusunan KTSP 5). Pengesahan KTSP oleh komite dan Kepala Kandepag 2. P
: Bagaimana respan para guru terhadap KTSP?
KI: Para guru MTs Negeri J Tangerang merespon KTSP dengan positif, dan mereka siap meJaksanakannya 3.
P
: Siapa saja yang ileut terlibat dalam proses penyusunan KTSP?
KI : Yang ikut terliba! dalam proses penyusunan kurikulum adalah PKM Kurikulum dibantu oleh guru-guru yang telah ditunjuk oleh Kepala MTsN J Tangerang. 4. P:
Apa saja langkah-Jangkah" yang dilakukan oleh sekolah daJam ·proses penyusunan KTSP? Laln, Apa eirl khas yang dimiliki oleh MTsN I Tangerang dalam program kurikulum yang telah disusun tersebut?
KI : Langkah-Iangkahnya sarna dengan langkah sosialisasi di atas. Adapun ciri khas yang
dimiIiki oleh MTsN J Tangerang dalam program kurikulum terletak pada struktur kurikulurnnya, yaitu muatan lokal yang terdiri dari tahfiz, muhadatsah dan conversation. Selain itu, kami juga membuka kelas unggulan yang disediakan bagi siswa-siswi yang berperingkat teratas/terbaik di kelas sebelumnya. Pada keJas unggulan ini, siswa-siswi mendapat pelajaran tambahan (M1PA, conversation, dan muhadatsah) hingga pukul 15.00 WID. 5. P
: Bagaimana earn bapak atau sekolah ini dalam meningkatkau sarana
instruksional
(pembelajaran) yang mendukung pelaksanaan KTSP? Lalu, dari manakah sumber dana yang digunakan untuk pengadaan sarana pembelajaran tersebut?
KI : Langkah yang kami lakukan: I). Menginventarisasi kebutuhan sarana 2). Membuat skala prioritas 3). Pengadaan sarana Sumber dana berasal dari komite sekolah dan BOS. 6. P
: Faktor-faktor apa saja yang mendukung pelaksanaan KTSP di MTsN I Tangerang?
KI : I). Keterpaduan guru-guru (kekompakan dan keIjasama) 2). Ketersediaan sarana & prasarana 3). Kompetensi guru 7. P
Menurut bapak, bagaimana proses pembelajaran yang berlangsung di MTsN I Tangerang ini? Apakah pelaksanaannya diawasi oleh kepala sekolah?
KI : Menurut saya, proses pembelajaran di MTsN I Tangerang sudab kondusif. Pelaksanaannya baik secara langsung maupun tidak langsung diawasi oleh Kepala MTsN I Tangerang. 8. P
: Apa saja hamhatan-hambatan yang mempengaruhi pelaksanaan program kurikulum (KTSP) di MTsN I Tangerang ini?
KI
1) Ketersediaan dana untuk pemenuban pelaksanaan kegiatan dan penyediaan sarana. 2) Tidak ada pedoman khusus pelaksanaan KTSP.
9.
P
: Bagaimana implikasi hambatan-hambatan tersebut terhadap pelaksanaan KTSP?
KI : Secara riil, hambatan-hambatan tersebut tidak menghambat pelaksanaan KTSP di MTsN 1 Tangerang; akan tetapi hambatan tersebut membuat pelaksanaannya jadi tidak optimal. 10. P
: Solusi apa yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam upaya mengatasi hambatanhambatan tersebut?
KI : I) Melakukan penggalangatl dana melalui komite 2) Melaksanakan Musyawarah Guru 3) Mengikutsertakan guru dalam pelatihan, seminar & workshop KTSP.
NO
DIMENSI
ITEMSOAL
F*S
N
F*N
P
15
4 3 2 1 4 3 2
60
4S 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
645 688 473 43 731 516 387 215 1290 387 172 0 1247 559 43 0 903 602 301 0 43
-35% 37% 26% 2% 40% 28% 21% 12% 70% 21% 9% 0%
11
1 17 12 9
17
1
SKOR
16
1
IKLlM PEMBELAJARAN YANG KONDUSIF
F
2
24
25
48 22 1 68 36 18
5
I
5
30 9 4 0 29 13 1 0 21 14 7 0 1
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 0
120 27 8 0 116 39 2 0
33 7 3 0 22 16
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3
84
42 14 0 0
5
-
12
26 2
OTONOMI SEKOLAH DAN SATUAN PENDIDIKAN
35
27
32
-
5
0 34 7 2 0 31 8 3 1 19 14 10 0 30 12 1 0
2
1 4 3 2 1 4 3 2 1
10
0 136 21 4 0 124 24 6 1 76 42 20 0 120 36 2 0 917
30% 2% 0% 49% 33% 16% 0% 2%
9245
710
132 21 6 0 88 48
67'Vo
4S 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
141~
7/"10
301 129 0 946 688 215 0 1462 301 86 0 1333
16% 7% 0% 51% 37% ·12% 0% 79% 16% 5% 0% 72% 19% 7% 2% 44% 33% 23% 0% 70% 28% 2% 0%
344
129 43 817 602 430 0 1290 516 43 0 11094
lU )
33
3
28
29
15
13
16 -
4
KEPEMIMPINAN SEKOLAH YANG DEMOKRATIS DAN PROFESIONAL
19
7
8
23
"" 4;j "" 43
OOU
", -,,
L'"
,L7.
;j44
llj'7.
""/
L17.
43
2% ""7. "'7.
1
~
J
U
U
jj
""
)0
L
lO
jj
1
I>
""
I l
u
u
43
""
"'''' 43
J
" j
I)
"
00 L1b
IV
L
lU
LO
1
20
"" 4;j "" 4;j
LJ
"
lS4
J
jj
4;j
41;j
L
11>
",·t.
> 426
""
-"'4
J
""
lL"
/70
1;2 12 2 0 144 18 2
4;j 43 43 43
"
"
jK
4
4
3 2 1 4 3 2
1 0 36 6 1 0 35 6 2 0 19 15 6 3 8 12 17 5
0
I
20 19 4
l
0 36 2 4
1 4 3 2
I
I
38 3 2
3
4 2
"" 43
KO
0 144 6 8 1 152 9 4
U
J
U
Lo
4
5 11 1
2 1
IV4 15 22 1
3
43
"
0
140 18 4 0 76 45 12 3 32 36 34 5 0
I
""
57
I
4 3 2 1 43 2
"" 4;j
43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
4 3 2
0 4 3
I
6
10
""
•
j
11
I)
~
l
34
.u
j
L
14 KEWAJIBAN SEKOLAH DAN SATUAN PENDIDIKAN
"
1346
OUL ~b
,,,,,,
"U"
""7, LO"/.
bU'7.
7396 1b;;l4
1:l1:l'7.
172 43 0 1548 258 43 0 1505 258 86 0 817 645 258 129
9% 2% 0% 84% 14% 2% 0% 81% 14% 5% 0%
344
516 731 215 43 860 817 ilL
""
U 1111:l
4;j 43 43 43
1L'7, L"70
43 43 43 43
43
"U7. 2% 07.
,,"U 11 HI
0 1548 86 172 43 1634 129 86
43 43
"U70
215 473 43 16641
44%
35% 14% 7%
19% 28% 40% 12% 2% 47%
44 Yo
"'1.
OYO
84% 5% 9%
2% 88% 7%
5% U7,
00'10
12% 26% 2%
9
5
PARTISIPASI MASYARAKAT DAN ORANG TUA
31
32
20
'I
'I
10
4~
IfL
1U 10 21
3 2 I 4
3U 26 16 S4
!
3
11 4 3U J2 1 0
2 I 4 3 2 J
21 22 4 I2U 30 2 U
43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
430 559 688 903 301 473 172 1290 515 43 U
13
4
377 52
I~
3 2
U
~
2 10 I~
6
MENGHIDUPKAN SERTA MELURUSKAN MGMP & KKG
21
~
U
I 3U
,
22
J2 I
U
I 4 3
L
U
4;j
U
I()
U 4 3
U
0
I2U 3()
421 14
-
4
108
()
3
IlS
)
L I
10
4 3
~o
32
0
L I
I 4U 2
U 4 3
U IoU 0
I
L I
L
UO
().
18
7
27 :, 14
KEMANDIRIAN GURU
3
I()
U 34 4
10
)
I~ ()
U
~
4 3
L L
L I
34 3
4 3
UO
4
L
~
I
1 U
0
I
559
U 43 1290 515 4
~4
L I
L I
5547
43 43 43 43 43 43 43 43 4
YI IS 2 b4
j)
4 L ~
I
732
"7. ;!3% 30% 37% 49% 16% ;!6% 9% 70% ;!8% ;!% U%
817 387 86 688 114 ;j44
30% 44% 21% 5% 37% 42% 19% U% "'% 70% 28% 2% U7.
5547
43 43 43 4
1161 258 "'15 L10 602 258 588 258 4
4
63% 14% l:l%
1"'7. 33% 14% 3/% 14% 27. "
nn. 7% 9% 2% 2%
DAFTAR REFERENSI No ~o
Footnote 1. E. Mulyasa, Standar
I
Kompetensi dan Sertifikasi
Halaman Skripsi
Halaman Referensi
BABI
3
Paraf Paraf Pembimbing Pembimbing I II
1
rr
Guru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007) 2
2. Kunandar, Guru Profesional
Implementasi KTSP, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007) 3
3. Kunandar, Guru Profesional
2
1.
Wina Sanjaya, Kurikulum dan
Pembelajaran, (Jakarta:
2. S. Nasution, Asas-Asas
df
., 3
99
BABII
3
1---'
l/
7
Kencana, 2008) 5
J-
,
85
Implementasi KTSP .... 4
~
I
8
2
8
4
~
V
,if-
Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005)., Cet.ke-5. 6
3. Oemar Hamalik, Pengem-
bangan KUl'ikulum (DasarDasar dan Pel'kembangnnya) Bandung : Mandar Maju, 990)
f-,..../
7
4. S. Nasution, Asas-Asas... ,
8
4-5
8
5. S. Nasution, Asas-Asas...,
9
7
9
6. Undang-Undang SISDIKNAS
9
5
r] '-f
UU R1 No.20 Th.2003, )
(Jakarta: Sinar Grafika, 2008)
10 7. Nana Syaodih, Pengembangan
9
5
'V
Kurikulum : Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja
£\
Rosdkarya, 2005) 1 8.
Lia Amalia, Ekonomi
Pembangunan, (Jakarta: UIEU - university Press, 2007)
~
10
9
V
df 1/
12 9,
S,Nasution, Kurikulum dan
10
5
10
295-296
~
Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,995) 10, Hasan Langgguiung, Asas-
13
Asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Balai Pustaka AIHusna Baru, 2003) II. Hendyat Soetopo dan Wasty
14
I]
6
f
~
$
Soemanto, Pembinaan dan
Pengembangan Kurikulum,
"-J
(Jakarta: Bumi Aksara, 993) ] 5 12. Louise M. Bennan and Jessie
]1
30
A. Roderick, Curriculum:
If-
Teaching The What, How and Why Living. (London: A Bell
& Howell Company, 1977) J3. Enco Mulyasa, Kurikulum
16
-r
]2
8
ell
Tingkat SalUan Pendidikan, ,
(Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2008) I
i
14. Kunandar, Guru Projesional:
12
90-9]
Implementasi KTSP, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2007),
8 15. Enco Mulyasa, Kuriku]um
12
]2
13
-
lr-
Tingkat Satuan Pendidikan ..., 9 ] 6. Nanang Rijono, KTSP dan
Ujian Nasional,http: //rijono.wordpress.com,25 Maret 2008. 0 17. Subandijah, Pengembangan
J3
4
I-J
~
~
d?-
dan inovasiKurikulum,(Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1996) I
] 8. Enco Mulyasa, Kurikulum
,
14
178
14
176-182
Tingkat Satuan Pendidikan ... , ]9. Enco Mulyasa, Kurikulwn
Tingkat Satuan Pendidikan ... ,
)~
-"
22 20. E. Mulyasa, Manajemen
15
40
17
148
17
31
I~
Berbasis Sekolah, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cel. VII 23 21. Wina Sanjaya, Kurikulum dan
Jf
Pembelajaran..., 24 22. Masnur Muslich, Pem-
belajaran BerbasisKompetensi dan Kontekstual, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cel. V. 25 23. Wina Sanjaya, Kurikulum dan
18
132
26 24. Enco Mulyasa, Kurikulum ...,
18
22
27 25. Wina Sanjaya, Kurikulum da!)
19
135
21
168
21
175
22
93
22
94
22
94
Jr..
1-.1
Y
Pembelajaran ...,
Pembelajaran..., 28 26. Enco Mulyasa, Kurikulum
j~
df
Tingkat Satuan Pendidikan ..., 29 27. Enco Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ..., 30 28. Enco Mulyasa, KBK : Konsep,
pel
1
Rarakteristik, & lmplemenwsi, (Bandung : PT. Remaja
"I
Rosdakarya, 2006) 31 29. Enco Muly"sa, Kurikulum Berbasis Kompetensi ... 32 30. Iskandar, W. dan Usman,
g
Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulllln, ( Jakarta: Bina Aksara, 1988) 13 31. Enco Mulyasa, Kurikulum
23
247
24
-
jP/L ,
Tingkat Satuan Pendidikan...., 14 32. Akhmad Sudrajat, Prinsip
Pengembangan Kurikulum, http://akhmadsudrajat. wordpress. Com
~.
v -'
30
165
30
255
30
255-257
49 47. E. Mulyasa, Siandar ... ,
31
88
50 48 Martinis Yamin,
31
93
46 44. Sudarwan Danim, Visi Baru
-
I
Manajemen Seleolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006)
47 45. Enco Mulyasa, Kurikulum Tingleal Saluan Pendidilean ... ,
48 46. Enco Mulyasa, Kurikulum
elf
Tingleal Saluan Pendidilean ... ,
Projesionalisasi Guru &
-~
PERPUSTA ~NUTAMA UIN SY,l\HI .JAKARTA
Implemenlasi KBK. (Jakarta: GaungPersada Press, 2006)
51 49. Wina Sanjaya, Kurikulum dan
--
32
280
34
258
35
350
BABIn 37
6
~
Pembelajaran .. "
52 50. Enco Mulyasa, Kurileulum
J)
Tingleal Saluan Pendidilean.. "
53 51. Wina Sanjaya, Kurileulum dan I
Penelitian Kualitatif, (Bandung :
,, 57 2.
!
Jf
Pembelajaran .. "
54 1. Lexy J. Moleong, Metodologi
~
PT Remaja Rosdakarya, 2006),. Suharsimi Arikunto. Prosedur
160
Penelitian: Suatu Pendekatan
Prak/ik. (Jakarta: Rineka Cipta,
2006) Cet. Ke- 13 58 3. Burhan Bungin, Me/odologi
3-8
110
42
33
lr
Peneli/ian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004),
4,
Wira Cahya Dimulya,
, -
.
37
1
lmplementasi Kurikulum Berbasis
Kompe/ensi Di MSP !slam AIIhsan Jakarta. 2006
J';V'OO9 Ainul Mardhiyah 10"01 R'OOhhR
df