MENGOPTIMALKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI DENGAN CONCEPT MAPPING BERVISI SETS PADA SISWA KELAS XI IPS.2 SMAN 1 WARUREJA KABUPATEN TEGAL
Imam Sujarwanto SMA Negeri 1 Warureja Kabupaten Tegal
[email protected]
Abstrak : Penerapan metode concept mapping bervisi SETS untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Data bersumber dari nilai ulangan harian, observasi dan wawancara. Data dikumpulkan dengan teknik tes dan nontes yang diuji dengan validitas konten. Hasil penelitian membuktikan bahwa metode concept mapping bervisi SETS dapat meningkatkan hasil belajar. Pada pra siklus siswa yang mendapat nilai kriteria minimal baik sebanyak 13,33% naik menjadi 50% pada siklus I dan 73,33% pada siklus II. Jumlah siswa yang mendapat nilai sangat baik pada pra siklus nol persen dan pada siklus I menjadi 3,33% dan 6,67% pada siklus II. Disimpulkan bahwa metode concept mapping bervisi SETS dapat mengo-ptimalkan hasil belajar siswa kelas XI IPS.2 SMA Negeri 1 Warureja dan disarankan agar guru selalu berinovasi memberikan pembelajaran yang kontekstual. Kata Kunci: Concept mapping, SETS, dan Hasil belajar malakukan inovasi pembelajaran melalui
Pendahuluan
perencanaan yang matang. Pembelajaran
Menjadikan materi pelajaran yang
yang variatif perlu diciptakan oleh guru
sulit dipahami menjadi mudah dipahami
guna
siswa. Menjadikan materi yang tidak menarik
menjadi
menarik
menjadi
suasana
kejenuhan
siswa
dengan pemanfaatan lingkungan belajar
dipelajari
yang lebih baik agar tercapai tujuan
siswa. Menciptakan suasana belajar yang menjenuhkan
mengurangi
pembelajaran yang diinginkan.
yang
menyenangkan dan bermakna adalah
Merujuk pada standar isi mata
tugas dan kewajiban guru. Guru sebagai
pelajaran geografi yang telah ditetapkan
agen
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
pembelajaran
dituntut
terus
50
(BSNP,
2006), tujuan
mata
pelajaran
Nilai-nilai karakter tersebut antara lain:
geografi adalah: (1) Memahami pola
(1)
spasial,
(Knowledgable), (2)
serta
lingkungan proses
dan
yang
kewilayahan
berkaitan.
Berpengatahuan
luas
Rasa ingin tahu
yang tinggi (Coriousity), (3)
(2)
Peduli
Menguasai keterampilan dasar dalam
lingkungan (Environmental Care), (4)
memperoleh
Peduli sosial (Social care), (5)
data
dan
mengkomunikasikan
dan
informasi,
budaya (Cultural care), (6)
menerapkan
Peduli
Pro aktif
pengetahuan geografi. (3) Menampilkan
perubahan data, fakta, dan informasi
perilaku
(Pro active), (7)
peduli
terhadap
lingkungan
Toleran keragaman
hidup dan memanfaatkan sumber daya
budaya (tolerance), (8)
alam secara arif serta memiliki toleransi
baik
terhadap keragaman budaya masyarakat.
Reflektif (Reflective).
Tujuan
tersebut
mencakup
aspek
tidak
kognitif
hanya
(Well communication) dan (9)
Oleh
berupa
implementasi,
karena
itu
dalam
pembelajaran
geografi
pengetahuan peserta didik tentang pola
diharapkan
spasial,
menumbuhkembangkan
lingkungan
dan
kewilayahan
Berkumunikasi
dapat kemampuan
serta proses yang berkaitan, tetapi juga
peserta didik agar menjadi sosok dengan
mencakup
yang
berkualifikasi (1) berpengatahuan luas
berupa keterampilan untuk memperoleh,
dan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap
mengkomunikasikan,
menerapkan
pola spasial, lingkungan dan kewilayahan
pengetahuan yang diperolehnya, serta
serta proses yang berkaitan. (2) memiliki
cakupan
berupa
kepedulian yang tinggi pada masalah-
kepedulian pada lingkungan dan toleransi
masalah lingkungan hidup, sosial, dan
terhadap
budaya. (3) memiliki sikap dan perilaku
aspek
aspek
psikomotorik dan
afektif
keragaman
yang
budaya
tempat
pro aktif terhadap perubahan informasi
siswa berada. Jika
dielaborasi,
tujuan
geografis. (5) memiliki sikap yang toleran
mata
terhadap keragaman budaya. (6) mampu
pelajaran geografi tersebut terkandung
mengkomunikasikan informasi geografis
sejumlah nilai karakter yang baik untuk
dengan baik. (7) memiliki kesadaran
ditumbuhkembangkan pada diri siswa. 51
untuk perbaikan secara terus menerus
Melihat usaha
atas kekurangan yang dimilikinya.
IPS
2
SMA
Negeri
1
hidup
pemanfaatan
dalam
pembangunan optimal. tuntas.
dengan
berkelanjutan
belum
Banyak
siswa
Kemampuan
yang
metode concept map ping bervisi SETS. Model sebagai
siswa
pola
berinteraksi
memahami
siswa
materi
lingkungan
hidup
diartikan
mengajar
yang
dan
berkomunikasi
yang
akhirnya berakibat terjadinya perubahan
dalam
khusus
pemanfaatan
dalam
pembelajaran
menerangkan proses, peserta didik dapat
rendah. Kekurangmampuan
dalam
yang dilakukan di dalam kelas dengan
kurang
penalaran
guru
mengganti metode ceramah bervariasi
lingkungan
kaitannya
dilakukan
maka
siswa dapat memahami materi dengan
Warureja
khususnya pada kompetensi dasar (KD) menganalisis
yang
tersebut,
memecahkan masalah tersebut supaya
Pelaksanaan pembelajaran di kelas XI
realita
pada
tingkah
laku
siswa.
(Suparwoto, 2004: 128).
kaitannya
berkelanjutan
Concept Mapping merupakan suatu
karena proses pembelajaran dilakukan
pendekatan yang dapat dilaksanakan dan
dengan
sehingga
dapat dikembangkan baik oleh pebelajar
menimbulkan permasalahan seperti: (1)
ataupun guru secara sadar dan bebas
Siswa merasa bosan; (2) Siswa belum
(Dahar, 2006: 106). Ausubel (dalam
bisa menyarikan berbagai konsep (3)
Munthe, 2009: 17) menjelaskan Concept
Siswa kurang bisa mengkaitkan antara
map sebagai suatu teknik yang telah
pengetahuan
dengan
digunakan
secara
ekstensif
Kurang
pendidikan.
Teknik
concept
mapping
belajar
asimilasi
dengan
fenomena
pembangunan metode
ceramah
yang
alam
didapat
sekitar;
(4)
adanya kepercayaan diri pada siswa,
diilhami
sehingga pada saat ditanya guru, siswa
kognitif Ausubel yang mengatakan bahwa
kurang
belajar bermakna terjadi dengan mudah
pendapatnya,
berani apalagi
mengeluarkan dengan
materi
oleh
teori
dalam
apabila konsep-konsep baru dimasukan ke dalam konsep-konsep yang lebih
yang belum dikuasai.
inklusif, dengan kata lain proses belajar 52
terjadi bila siswa mampu mengasimilasi
Karakteristik Concept map menurut
yang ia miliki dengan pengetahuan yang
Munthe (2009: 1819) menyebutkan ada
baru.
beberapa karakteristik terkait teknik men desain bahan ajar dengan concept map
Concept Mapping menurut Martin
yaitu : (1) Biasanya berstruktur hirarkis
(dalam Trianto, 2007: 157) merupakan inovasi
baru
membantu
yang
penting
anak
dengan lebih inklusif. Dalam struktur
untuk
tersebut, konsep-konsep general berada
menghasilkan
dibagian atas, kemudian diikuti konsep-
pembelajaran bermakna dalam kelas.
konsep khusus yang terletak di bagian
Peta konsep menyediakan bantuan visual konkret
untuk
mengorganisasikan
bawah;
membantu
informasi
peta
pembelajaran. dapat
dari
digunakan
membantu
yang
dapat
disimpulkan
bahwa
didasarkan
pada
arah
masalah; (5) Kekuatan Concept map berasal dari interkoneksi antarkonsep; dan (6) Perasaan sesorang mungkin
di
dapat terekspresikan ke dalam sebuah
atas
concept
concept map.
mapping merupakan suatu pembelajaran yang
menunjukan
pemahaman seseorang tentang sebuah
jelas
menghindari
pengertian
untuk
merupakan representasi atau gambaran
miskonsepsi yang dibentuk siswa. Berdasarkan
atas
hubungan; (4) Sebuah Concept map
rencana-rencana
Pemetaan
di
atas ke bawah halaman. Tanda panah
konsep
ide-ide utama apa yang akan dimasukkan dihapus
ada
konsep; (3) Concept map mengalir dari
memberi basis logis untuk memutuskan atau
selalu
yang
garisgaris yang menghubungkan konsep-
yang telah menggunakan peta konsep bahwa
Kata-kata
menghubungkan
sebelum
informasi tersebut dipelajari. Para guru menemukan
(2)
Kegunaan
pembelajaran
concept
map
dalam
strategi belajar siswa yaitu (Muthe, 2009:
bermakna dan menggali kemampuan
20): (1) Ia dapat digunakan sebagai
kognitif siswa yang menekankan pada
sarana belajar dengan membandingkan
pengetahuan atau konsep-konsep yang
concept map siswa dan guru. Peta
dimiliki siswa.
konsep
53
yang
telah
dibuat
siswa
menunjukan tingkat penguasaan siswa;
meningkatkan
(2) Dapat digunakan sebagai cara lain
antara guru dan siswa karena dalam
mencatat pelajaran sewaktu belajar, ini
pembuatan peta konsep bimbingan guru
adalah cara belajar aktif individual; (3) Ia
sangat dibutuhkan agar peta konsep
dapat
yang dibuat siswa tidak melewati batas
digunakan
juga
sebagai
alat
pembanding peta konsep yang dibuat
hubungan
yang
baik
materi yang diajarkan.
pada awal dan akhir pembelajaran di
Desain
kelas; dan (4) concept map membantu
bahan
ajar
berdasarkan
concept map memiliki empat karakteristik
meningkatkan daya ingat siswa dalam
yang khas. Pertama ia hanya memiliki
belajar.
konsep-konsep
atau
ide-ide
pokok
Keunggulan concept map terletak
(sentral,
mayor,
pada pemahaman yang terwakili di dalam
memiliki
hubungan
concept map yang dihasilkan, proses
antara satu konsep dengan konsep yang
concept
pembuatan potensi
proses
mapping,
memfasilitasi
utama). yang
Kedua
ia
mengaitkan
dan
lain. Ketiga, ia mempunyai label yang
satu
membunyikan
arti
yang
hubungan yang lebih wajar antara guru
mengaitkan
dan
sebagaimana
Keempat, desain itu berwujud sebuah
diungkapkan oleh Munthe bahwa melalui
diagram atau peta yang merupakan satu
concept map terjadi hubungan berbagi
bentuk representasi konsep-konsep atau
pemahaman,
materi bahan ajar yang penting (Munthe,
siswa.
Hal
ini
terjalin
hubungan
yang
sepadan antara guru dan siswa serta terjalinnya proses konstruksi
konsep-
konsep
concept
dalam
pembuatan
pernyataan
Concept map sebagai satu teknik telah digunakan secara ekstensif dalam pendidikan.
diatas
konsep-konsep.
2009: 23).
mapping (Munthe, 2009:23). Dari
antara
hubungan
dapat
diilhami
Teknik
oleh
teori
concept map ini belajar
asimilasi
disimpulkan bahwa peta konsep dapat
kognitif(subsumption). David P. Ausubel
digunakan guru dan siswa untuk berbagi
yang
pemahaman,
meningkatkan
bermakna (meaningful learning) terjadi
sipembuat
peta
kreativitas
konsep,
dan
mengatakan
bahwa
belajar
dengan mudah apabila konsep-konsep 54
baru dimasukan ke dalam konsep-konsep
konsep
yang lebih inklusif. Dengan kata lain,
Memberikan label di atas garis panah.
proses belajar terjadi bila siswa mampu
mengembangkan
Ausubel,
teori
bacaan dari buku pelajaran (konsep
Novak
ini
utama); (2) Tentukan konsep-konsep
dalam
yang relevan (konsep pendukung); (3)
penelitiannya tentang siswa pada tahun 1974.
Dalam
penelitiannya,
Urutkan
ia
tidak
diagram yang berdemensi dua, yaitu
Hubungkan
(4)
Susunlah
konsep-
konsep
dengan
kata
penghubung.
utama tersebut, sebagaimana banyaknya gari-sgaris
inklusif;
konsep yang paling tidak inklusif; dan (5)
juga
menggambarkan hubungan antar konsep kesamaan
paling
konsep paling inklusif di puncak ke
tidak hanya mengidentifikasi butir-butir tetapi
yang
konsep itu di atas kertas, mulai dari
analog dengan sebuah peta jalan yang (konsep-konsep),
konsep-konsep
inklusif ke konsep-konsep yang paling
menghasilkan concept map sebagai satu
utama
(5)
sebagai berikut: (1) Pilih salah satu
(Ausubel, 1963). Dengan mengambil ide asimilasi
dan
108) langkah pembuatan peta konsep
miliki dengan pengetahuan yang baru teori
garis;
Sedangkan menurut Dahar (2006:
mengasimilasikan pengetahuan yang ia
dari
dengan
yang
Dalam
penelitian
menghubungkan antar kota besar yang
menerapkan
tergambarkan dengan jalanjalan utama
mapping menurut Dahar (2006: 108)
dan jalan bebas hambatan (Munthe,
yang di dalamnya terdapat 5 tahap
2009: 23).
seperti
strategi
yang
ini,
peneliti
belajar
concept
telah
dijabarkan
sebelumnya.
Langkah pembuatan peta konsep menurut Munthe(2009: 13) meliputi : (1)
Dahar mengatakan bahwa peta
Curah gagasan; (2) Menentukan konsep
konsep dapat digunakan untuk tujuan-
utama;
tujuan tertentu, yaitu: (1) Menyelidiki
(3)
konsep-konsep
Menulis dalam
dan
menyusun
satu
bentuk
sesuatu yang telah diketahui oleh siswa;
gambar; (4) Menghubungkan konsep-
(2) Sebagai salah satu alat bagi siswa mengenai
55
bagaimana
seharusnya
ia
belajar; (3) Mengungkap konsepsi yang
dapat diperoleh pemahaman yang lebih
salah (misconception); (4) Digunakan
mendalam tentang pengetahuan yang
untuk mengevaluasi siswa.
dimiliki.
Dalam tataran praktis pelaksanaan
Urutan ringkasan pendekatan ini
pembelajaran metode concept mapping
membawa
Vanides
menggunakan
(2005)
mengemukakan
ada
pesan
bahwa
sains
untuk
(S-pertama)
ke
empat langkah yaitu: Langkah 1, Setiap
bentuk teknologi (T) dalam memenuhi
siswa diminta untuk menderetkan atau
kebutuhan
menyusun konsep-konsep yang terdapat
diperlukan pemikiran tentang berbagai
dalam suatu topik secara sederhana
implikasinya pada lingkungan (E) secara
sesuai dengan kemampuannya masing-
fisik
masyarakat
maupun
mental.
(S-kedua)
Secara
tidak
Langkah 2: Selanjutnya siswa
langsung, hal ini menggambarkan arah
diminta untuk menghubungkan konsep-
pendekatan SETS yang relatif memiliki
konsep yang telah ia susun sebelumnya;
kepedulian
Langkah 3, Review peta konsep yang
kehidupan
telah dibuat oleh siswa dalam sebuah
(manusia).
masing;
kelompok
kecil;
dan
Langkah
Diskusikan
peta
konsep
yang
direview dengan
dalam
kelompok
kelompok
tadi untuk
kepanjangan teknologi,
SETS sains,
dan
lingkungan
sistem
kehidupan
Binadja
(2002:24)
pendekatan
SETS
merupakan
pembelajaran
yang
mengkaitkan
keempat
mendapatkan peta konsep yang benar. Pendekatan
atau
Menurut
telah
kecil
lain
4,
terhadap
unsurnya
yakni
sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat
memiliki
dalam pembelajaran. Materi pelajaran
lingkungan,
dikaitkan dengan contoh-contoh nyata
masyarakat.
Secara
yang berhubungan dengan masyarakat di
mendasar dapat dikatakan bahwa setelah
sekitar peserta didik yang sering dijumpai
menggunakan pendekatan ini siswa akan
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
memiliki kemampuan memandang suatu
mudah memahami materi tersebut. Juga
cara terintegrasi dengan memperhatikan
menurut Asnawir (2002) pembelajaran
keempat unsur saling temas, sehingga
bervisi 56
SETS
menawarkan
kelebihan
yakni membentuk lulusan yang memiliki
peran
kemampuan
serta
pencapaian tujuan pembelajaran. Peran
ketika
guru menciptakan pola berpikir yang
peserta didik dihadapkan pada suatu
melihat masa depan dengan berbagai
masalah untuk dipecahkan.
implikasinya, membawa peserta didik
penalaran
kekomprehensifan
pemikiran
SETS
Pendekatan
untuk
(Science
satu
meningkatkan
alternative aktivitas,
selalu
dalam
untuk
motivasi
menetukan
berpikir
dalam
terintegratif,
mengajak peserta didik berpikir kritis
Envronment Technology Society) sebagai salah
yang
menghadapi
sesuatu
dengan
mengacu SETS.
dan
hasil belajar siswa. Menurut Jenkins &
Aktivitas adalah segala kegiatan
Whitefield (1974) sebagaimana dikutip
yang dilaksanakan baik secara jasmani
oleh
Sharan
Science
(1980)
atau
atau
rohani.
Aktivitas
selama
konsep yang saling berhubugan yang
merupakan salah satu indikator adanya
dikembangkan dari hasil eksperimen dan
keinginan peserta didik untuk belajar.
observasi
serta
dengan
Aktivitas
eksperimen
dan
obsevasi
berikutnya,
kegiatan
(lingkungan)
merupakan
selama proses pembelajaran (Supriyono,
technology
2008). Kegiatan yang dimaksud dalam
environment tempat
aktivitas
merupakan
hidup,
keseluruhan
upaya
yang
penelitian
belajar
didik
pengetahuan diartikan sebagai rangkaian
sesuai
proses
peserta
peserta atau
ini
didik
perilaku
adalah
mengajar
merupakan yang
kegiatan
terjadi
yang
dilakukan masyarakat untuk mengadakan
mengarah pada proses belajar seperti
benda agar memberi kenyamanan bagi
bertanya,
dirinya.
masyarakat pergaulan yang
Society
sedangkan
merupakan sosial
dianut
serta
oleh
atau
mengerjakan
lingkungan
pendapat,
tugas-tugas,
menjawab
pertanyaan guru, bisa bekerja sama
kaidah-kaidah
suatu
mengajukan
dengan
kelompok
peserta
bertanggungjawab
masyarakat.
lain atas
tugas
dan yang
dibebankan.
Dalam pembelajaran SETS guru
Menurut Sardiman (2005:40) yang
dan peserta didik sama-sama memiliki
dimaksud 57
dengan
motivasi
adalah
dorongan
agar
seseorang
mau
konteks tempat, waktu dan informasi
melaksanakan pekerjaan dengan senang hati.
Motivasi
belajar
yang dikandungnya.
merupakan
Unsur SETS (Sains, Environment,
keinginan atau dorongan untuk belajar.
Technology, dan Society ) bila diterapkan
Sehubungan dengan uraian tentang
dalam pembelajaran di kelas XI IPS SMA
Concept Mapping dan SETS maka dalam
pada materi pemanfaatan lingkungan
Consept
pencapaian
SETS
dalam
diungkapkan
Concept
Mapping
bervisi
pembelajaran,
perlu
keterkaitan
Mapping
dan
hidup
pembangunan
antarunsur
SETS
siswa
secara
Concept
mengungkap
Rencana secara
yang
mensyaratkan
(unsur Technology) yang pada akhirnya pengetahuan yang di dapat memiliki kebermanfaatan bagi masyarakat (unsur
dikehendaki. peserta
sendiri
lingkungan yang terdapat di Indonesia
bentuk
Society).
Pembelajaran Concept Mapping bervisi
SETS
mengkonstruksi
gambar-gambar fenomena pemanfatan
pembelajaran
tersebut dalam kegiatan pembelajaran evaluasi
adalah
dengan pemanfaatan teknologi berupa
penerapan Concept Mapping bervisi SETS serta
berkelanjutan
Environment), tidak ketinggalan pula
Mapping
eksplisit
dengan
dukung lingkungan di sekitarnya (unsur
bervisi SETS ditampilkan pada rencana pembelajaran.
diajak
kaitannya
pengetahuannya dengan melihat daya
integratif dengan subjek pembelajaran. Pembelajaran
dalam
didik
Implementasi
pembelajaran
mengeksplorasi hubungan timbal balik
pemanfaatan lingkungan hidup dalam
unsur-unsur SETS dengan materi terkait.
kaitannya
Eksplorasi
berkelanjutan dalam metode
itu
dapat
dimulai
dari
dengan
pembangunan
pengetahuan yang telah dimiliki oleh
mapping
siswa maupun guru dengan pemanfaatan
diterangan sebagai berikut.
media belajar sebagai pendukungnya. Contoh
majalah,
suratkabar,
Kreativitas
televisi,
dan
kekuranganya
SETS
siswa
dalam
dapat
proses
pembelajaran didorong melalui aktivitas
hingga internet. Masing-masing memiliki kelebihan
berbasis
concept
belajar sebagi berikut: Siswa mencatat
dalam 58
dan mengidentifikasi objek yang ditemui
menemukan
berupa
pemanfaatan
fenomena alam hasil bentukan erosi,
sumberdaya alam di sekitar sekolah yaitu
sedimentasi dan pengendapan secara
di dukuh Pengasinan desa Sukareja.
berkelompok sehingga siswa memiliki
contoh-contoh
Dipilihnya sebagai
dukuh
lokasi
sekitar, aktivitas kerja kelompok yang
karena
meningkat, dan harapannya hasil belajar
lokasinya dekat dengan sekolah, pernah
yang meningkat akan meningkat pula
terrendam air padahal sebelumnya tidak pernah,
lokasinya
berada
di
kemampuan
pusat
diamati
lahan,
erosi,
sebagai bervisi
kegiatan
umum.
berikutl
(1)
Bagaimana
SETS
dalam
pembelajaran
geografi di Kelas XI IPS.2 SMA Negeri 1
lahan-lahan yang dimanfaatkan untuk atau
dengan
menerapkan metode Concept Mapping
sedimentasi,
pemukiman, perkantoran, dan tata guna fasilitas
didapat
Yang menjadi permasalahan adalah
adalah
saluran-saluran pengairan, persawahan, kondisi
yang
menggunakan pendekatan SETS.
sistem pengairan yang strategis. yang
mengaplikasikan
pengalaman
kegiatan kota kecamatan yang memiliki
Hal-hal
contoh-contoh
kepekaan sosial, cinta pada lingkungan
pengasinan
pengamatan
sendiri
Warureja Kabupaten Tegal? (2) Apakah
Hasil
metode Concept Mapping bervisi SETS
pengamatan siswa dituangkan ke dalam
dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa
bentuk peta konsep yang digambar oleh
dalam
siswa melalui alam pikiran yang ada di
menganalisis
pemanfaatan
lingkungan hidup dalam kaitan dengan
benak siswa sendiri. Dengan demikian
pembangunan berkelanjutan siswa kelas
pengetahuan telah terkonstruksi melalui
XI
kegiatan pengamatan yang dituangkan
IPS.2
SMA
Negeri
1
Warureja
Kabupaten Tegal?
dalam diagram atau gambar peta konsep (concept mapping). Siswa observasi
di
melakukan
kegiatan
lingkungan
sekolah,
Metode Penelitian Subjek penelitian ini siswa kelas XI
bermanfaat bagi siswa dalam upaya
IPS 2 SMA Negeri 1 Warureja Kabupaten 59
Tegal
tahun
pelajaran
2015/2016
menggunakan peta konsep. Tes tertulis
semester 2 sejumlah 30 siswa yang
meliputi aspek pemahaman menyebut
terdiri dari siswa laki-laki 11orang
tenaga pembentuk, nama hasil bentukan,
dan
contoh bentukan yang ada di alam dan
perempuan 19 orang. Penelitian
dilaksanakan
dampak bentuk muka bumi terhadap
mulai
kehidupan.
minggu kedua bulan 14 Januari 2016 sampai dengan minggu pertama bulan 4
Instrumen nontes dalam penelitian ini
Maret 2016 dalam dua siklus. Pengambilan
kerja
luar kelas, selama siswa mengikuti proses pembelajaran. Pembelajaran di luar kalas
dan
Sukareja
Kecamatan
yang
catatan
Pengambilan
data
aspek-aspek
diobservasi
adalah:
(1)
harian. yang Proses
konsep-konsep
hasil
ke dalam tabel; (2) Pemindahan dari konsep-konsep yang ada di tabel untuk
Warureja
disarikan menjadi bentuk peta konsep
Kabupaten Tegal. Data
jurnal
observasi lapangan yang dilakukan siswa
saluran
irigasi di sekita sekolah yang terletak di desa
dan
penuangan
sekolah, kedua di samping sekolah, di Pengasinan
observasi,
pembuatan peta konsep, dimulai dari
ada dua lokasi, pertama di belakang sungai
pedoman
pedoman wawancara, pedoman unjuk
instrumen
dilaksanakan di dalam kelas maupun di
tepi
berbentuk
sesuai kreativitas kelompoknya masingdiperlukan
dalam
masing bisa berbentuk garis, lingkaran,
penelitian ini adalah hasil tes dan non tes
campuran, pohon atau jaringan; (3)
saat kegiatan pembelajaran berlangsung
Penilaian
maupun setelah selesai pembelajaran.
diukur dari cara menuangkan banyaknya
Data ini diperoleh dengan menggunakan
konsep di benak siswa menjadi sebuah
teknik wawancara dan observasi. Tes
karya cipta dengan bentuk peta konsep
yang digunakan dalam penelitian ini
yang menarik bernilai seni dan akhirnya
bertujuan untuk mengetahui peningkatan
dapat menjelaskan dengan kalimatnya
hasil belajar siswa sebelum dan setelah
sendiri
diberikan
benar; (4) Sikap positif dan negatif siswa
pembelajaran
dengan
60
aspek
dengan
psikomotorik
terampil,
runtut
siswa
dan
ketika
melakukan
kegiatan
observasi
Rumus yang dipakai untuk menghitung
lingkungan di luar kelas maupun saat
persentase nilai adalah
pembelajaran di dalam kelas. Pedoman
NP =
wawancara
atau Keterangan:
interview guide dilakukan secara bebas terpimpin, yaitu teknik wawancara yang merupakan kombinasi antara wawancara bebas
dan
wawancara
terpimpin.
Wawancara tidak dilakukan pada semua siswa,
tetapi
dilakukan
secara
acak
NP
: Nilai dalam persen
R
: Skor yang diperoleh siswa
S
:
Skor
Maksimal
(Depdiknas,
2003: 14)
kepada siswa tertentu untuk mengetahui penggunaan
Selanjutnya hasil skor penilaian
metode peta konsep dalam pembelajaran
dikonversikan ke dalam tabel kriteria
Geografi. Tanggapan bisa positif maupun
sebagaimana table 1.
tanggapan
mengenai
sikap negatif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. dimaksudkan
Wawancara untuk
Tabel
juga
hal itu terjadi.
kuantitatif
data dengan
dilakukan
secara
langkah-langkah
sebagai berikut: (1) Membuat rekapitulasi nilai kognitif yaitu kemampuan siswa menyerap
pengetahuan
Kategori
Prosentasi
Nilai
Ulangan Siswa
mengetahui
penyebab penurunan aktivitas belajar jika
Analisis
1.
Nilai
Kategori
≥ 85 – 100
Sangat Baik
≥ 70 – < 85
Baik
≥ 55 – < 70
Cukup Baik
< 55
terhadap
Kurang
pemanfaatan lingkungan hidup dalam kaitannya
dengan
pembangunan
Analisis data secara kualitatif juga
berkelanjutan; (2) Menghitung rata-rata
dilakukan
nilai; (3) Menghitung persentase nilai.
dengan
langkah-langkah
mengumpulkan data, reduksi data yakni
61
membuat
fokus
sehingga
dan
mengatur
data
akhir
dapat
kesimpulan
dilakukan.
Selanjutnya
menambah permaianan kompetisi dan penugasan.
dilakukan
Setiap
penyajian data, pada tahap ini peneliti menyajikan
data
berupa
mengenai
pelaksanaan
kegiatan
informasi
kegiatan
tindakan
dengan
penerapan pembelajaran dengan metode
siklus
diawali
perencanaan tindakan obsevasi
dengan
(Planning);
(Acting)
dilakukan
lingkungan
sekolah
untuk menemukan konsep pemanfaatan
concept mapping bervisi SETS.
lingkungan hidup dalam kaitanya dengan
Indikator keberhasilan ditetapkan
pembangunan berkelanjutan. Kemudian
80
telah
mengidentifikasi dan mencari kata kunci
kategori
untuk dijadikan peta konsep; kegiatan
minimal baik hingga kriteria sangat baik
ketiga adalah pengamatan (Observing)
yaitu nilai antara ≥70 – 100. Jika kategori
saat
hasil belajar terpenuhi maka pemberian
kegiatan
tindakan
(Reflecting).
bila
%
dari
mendapatkan
nilai
bahwa
30
dalam
dihentikan pemberian
siswa
dan
dinyatakan
tindakan
yaitu
mampu
mengoptimalkan
refleksi
kinerja maka penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan prosedur yang sama
Penelitian ini menggunakan proses
pada siklus I dengan penyempurnaan
tindakan awal (Prasiklus) sebelum di metode
bervisi SETS.
adalah
dan
apabila belum sesuai dengan indikator
hasil
belajar siswa.
terapkan
terakhir
berlangsung,
Hasil belajar siswa pada siklus I
penggunaan metode concept mapping telah
pembelajaran
concept
dari
mapping
kekurangan-kekurangan
yang
dijumpai pada saat refleksi di siklus I.
Metode yang digunakan
adalah ceramah bervariasi. Penelitian selanjutnya adalah tindakan siklus I
Hasil dan Pembahasan
dengan menerapkan metode concept
Kondisi awal sebelum dilakukan
mapping bervisi SETS. Tindakan siklus II adalah
lanjutan
pelaksanaan
pada
pembenahan siklus
I
dari
dengan 62
tindakan
diperoleh
gambaran
bahwa
metode
ceramah
bervariasi
masih
menjadi andalan dalam pembelajaran
Pada siklus I sudah diterapkan
materi pemanfaatan lingkungan hidup
metode concept mapping bervisi SETS.
dalam kaitannya dengan pembangunan
Siswa melakukan observasi di lingkungan
berkelanjutan.
pembelajaran
sekolah seperti mencari pemanfaatan
terekam dalam kondisi monoton, kurang
lingkungan dan fenomena pelapukan,
bergairah,
mengamati erosi dan sedimentasi akibat
rendah,
Proses
akitivitas siswa
belajar
kesulitan
sisiwa
menjawab
pemanfaatan
pertanyaan guru, dan kurang percaya diri
siswa
dalam
penelitian
mengemukakan
pendapat
di
lingkungan
membuat
peta
Siklus
I
selanjutnya
konsep. secara
umum
depan kelas. Semua kondisi tersebut
menunjukkan
berakibat pada rendahnya hasil belajar.
50% siswa dari seluruh siswa telah
Hasil belajar siswa umumnya dalam
menujukkan hasil belajar dalam kriteria
kriteria
Gambaran
baik. Bahkan sudah ada 1 siswa (3,33%)
tentang hasil belajar siswa pada kondisi
yang mendapat kriteria sangat baik.
sebelum tindakan dapat dilihat pada
Jumlah siswa yang mendapat nilai dalam
tabel 2.
kategori kurang ada 16,67%. Walaupun
kurang
(66,67%).
yang mendapat kriteria baik sampai
Sebelum Tindakan
dengan sangat baik, namun jumlahnya
Nilai
Frekuensi
Prosentase (%)
Kriteria
≥ 85 – 100
-
-
Sangat
belum
≥ 70 – < 85
4
13,33
Baik
≥ 55 – < 70
6
20
Cukup
66,67
30
100
kriteria
kinerja
Untuk itu perlu
dilakukan tindakan perbaikan pada siklus II. Gambaran tentang distribusi nilai ulangan dapat dilihat pada tabel 3.
Baik 20
memenuhi
penelitian (53,33%) Baik
Jumlah
Sebanyak
sudah ada peningkatan jumlah siswa
Tabel 2. Distribusi Nilai Ulangan
< 55
peningkatan.
Hasil
Kurang
63
Tabel 3. Distribusi Nilai Ulangan Siklus 1 Nilai
Frekuensi
Prosentase (%)
Kriteria
≥ 85 – 100
1
3,33
Sangat
dengan
penambahan
kompetisi
dan
melalui
15
50
Baik
≥ 55 – < 70
9
30
Cukup
Jumlah
30
100
pekerjaan
rumah
Hasil penilaian menunjukkan bahwa dalam kategori baik (66,67%). Sebanyak 26,67%
Baik 16,67
penugasan
latihan
sebagian besar siswa mendapat nilai
≥ 70 – < 85
5
penambahan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Baik
< 55
permaianan
dalam
kategori
cukup
dan
6,66% dalam kategori sangat baik.
Kurang
Siswa menjadi lebih antusias untuk memenangkan
kompetisi
dengan
predikat juara, siswa sudah tepat dalam Hasil
refleksi
di
siklus
pemilihan
I,
menyelesaikan
tugas
belum
pohon atau jaring laba-laba, siswa sudah
mampu
mandiri,
benar
saling
keberanian
menjelaskan
belum peta
Deskrapsi persebaran nilai ulangan
konsep
pada siklus II secara ringkas dapat dilihat pada tabel 4.
takut lupa, atau merasa tidak percaya diri
Tabel 4. Distribusi Nilai Ulangan
saat berada di depan teman-temannya. dilakukan
Siklus II
perbaikan
terhadap hal-hal yang kurang pada siklus I maka kemudian dilakukan tindakan di siklus
II.
Pembelajaran
di
hubungan
ada
yang sudah dibuat secara berkelompok,
Setelah
menarik
depan kelas.
maju untuk mempresentasikan hasil kerja Siswa
dalam
antarkonsep dan mampu menjelaskan di
melempar tanggungjawab saat diminta kelompoknya.
kreativitas
hirarki yang baik dan bervarias berupa
siswa belum bisa bekerja sama dalam kelompoknya,
kunci,
pembuatan pola peta konsep dengan
kekurangtuntasan belajar siswa karena satu
kata
siklus
II 64
Nilai
Frekuensi
Prosentase (%)
Kriteria
≥ 85 – 100
2
6,67
Sangat
Baik
konsep-konsep
(missconcepsi). Siswa terus dilatih untuk
≥ 70 – < 85
22
73,33
Baik
≥ 55 – < 70
6
20
Cukup
memiliki
Jumlah
-
-
30
100
terlewatkan
keberanian
mencoba,
bekerjasama dalam kelompoknya, dan
Baik < 55
yang
aktif melakukan pengamatan. Antarsiswa
Kurang
perlu
saling
bekerjasama
dan
mengevaluasi hasil kerja kelompoknya. Melalui dapat
Hasil wawancara dengan sejumlah
permaianan
meningkatkan
(kompetisi)
keaktifan
siswa,
siswa dan pengamatan kolaboraor dapat
keberanian, dan keterampilan berbicara
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
secara lisan dalam menjelaskan peta
concept mapping bervisi SETS dapat
konsep
membangkitkan
tercapainya tujuan pada siklus II ini
(Coriousity)
rasa
siswa,
(cooperation),
ingin
saling
tahu
kelompok
kerjasama
yang
dibuatnya.
diperkecil
lagi
Demi
yaitu
tiap
(motivation),
kelompok terdiri 3 orang saja. Hasil yang
peduli lingkungan (Environmental Care),
diupayakan ternyata kemampuan siswa
dan peduli sosial (Social care).
banyak
Jika
motivasi
semua
hasil
belajar
konstruktivisme
pada
dilaksanakan metode concept mapping bervisi SETS, namun hasilnya belum optimal. Untuk mengoptimalkan maka
Dengan
mencoba
oleh
mereka
yang
hanya
pasif/uninteresting
(Dewanto,
2005).
Demikian
dengan
juga
pendapat
pembuatan peta konsep geografi untuk
preposisi minor, mencatat, menemukan mandiri.
dikutip
Tjahjono (2008:5) berpendapat bahwa
siswa dilatih untuk mencari preposisikonsep
yang
bentuk karena mereka belajar aktif dari
sebagai berikut. Pada siklus I sudah
peta
Hal
Dewanto bahwa pengetahuan siswa di
disandingkan maka diperoleh deskripsi
membuat
peningkatan.
tersebut sejalan dengan teori belajar
dari
keadaan pra siklus, siklus I dan siklus II
dan
mengalami
meningkatkan
secara
kualitas
pendidikan,
memberi arahan secara sistematis sesuai
belajar
membuat peta konsep maka tidak ada 65
topik, sub topik dan subsub topik secara
meningkat.
berkaitan.
jumlah
Penggunaan
mapping
sangat
efektif
mendeskripsikan lingkungan dengan
dalam
pembangunan
seperti pendapat dari
yang
pra
siklus
mendapat
nilai
dan 73,33% pada siklus I dan II.
dalam
pemanfaatan
hidup
siswa
kondisi
minimal baik 13,33% dan menjadi 50%
concept
metode
Pada
Penambahan yang cukup signifikan
kaitannya
pada
berkelanjutan
siklus
mencapai
II
nilai
jumlah kriteria
siswa baik
yang sampai
Vanides (2005),
dengan sangat baik sebanyak 80% yang
Asan (2007), dan Dahar (1998) dengan
meliputi 73,33% dalam kriteria baik dan
mengemukakan
6,67% dalam kriteria sangat baik.
bahwa
peta
konsep
digunakan untuk menyatakan hubungan
Penambahan ini karena didorong
yang bermakna antara konsep-konsep
oleh
dalam bentuk proposisi-proposisi, antara
pemberian
perlakuan
dengan
kompetisi dan pemberian tugas.
satu konsep dengan konsep lainnya yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu
Penggunaan
concept
metode
unit tertentu. Penerapan pembelajaran
mapping dapat membantu siswa dalam
dengan metode concept mapping dapat
menemukan
kata
meningkatkan
kreativitas,
menghubungkan
aspek
kognitif
dan
psikomotorik.
menjelaskan hidup
Penelitian tentang mengoptimalkan belajar
siswa
melalui
metode
pilihan
berturut-turut
jumlah siswa yang mendapatkan nilai dalam
kriteria
minimal
baik
dalam
pembelajaran
bervisi SETS dapat meningkatkan hasil Secara
pemanfaatan
lingkungan
kaitannya
dengan
SETS
Pendekatan
disimpulkan bahwa: (1) concept mapping siswa.
antar
pembangunan berkelanjutan.
concept mapping bervisi SETS dapat
belajar
menambah
konsep dan memiliki kemampuan dalam
Penutup
hasil
kunci,
dengan
66
menjadikan
suatu
memanfaatkan
daya
dukung
lingkungan
sumber
belajar
kontekstual.
selalu
IPS
dalam
sekitar
yang
sebagai
efektif
dan
Dewanto. 2005. Tinjauan Filosofis dan Praktis Metodologi Penelitian. Semarang: Unnes Press. Munthe, Bermawi.2011. Desain pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani Sardiman, AM. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Sharan, S. 1980. Cooperative learning in small groups: recent methods and effects on achievement, attitudes, and ethnic relations. Review of educational Research, 50, 241 – 258. [versi elektronik]. Suhandini, Purwadi. 2009. Penginderaan Jauh Dalam Pembelajaran Geografi di Sekolah dan PT. Makalah
Dengan melihat kenyataan empiris bahwa concept mapping bervisi SETS dapat meningkatkan hasil belajar maka penulis menyarankan agar: (1) Kepala Sekolah
mengoptimalkan
penerapan
contekstual learning dengan daya dukung lingkungan
sekitar
sekolah
dengan
metode concept mapping bervisi SETS sehingga
siswa
dapat
memanfaatkan
daya dukung lingkungan selain buku teks sebagai bagian dari sumber belajar. (2) Guru
hendaknya
merancang
Seminar Nasional Peranan Penginderaan Jauh dalam Pembelajaran Geografi.
pembelajaran inovatif dengan melihat daya dukung lingkungan sekitar yang dapat
menunjang
tercapainya
Disampaikan tanggal 29 Januari. UNNES-LAPAN. Suparwoto. 2004. Kemampuan Dasar Mengajar. Yogyakarta : FIP Universitas Negeri Yogyakarta. Supriyono. 2008. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Tjahjono, Heri, dkk, 2008. Pelatihan
kompetensi dasar yang mendorong siswa belajar secara contextual. Daftar Pustaka Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press. Binadja, A. 2002. Hakekat dan tujuan pendidikan SETS dalam kontek kehidupan dan pendidikan yang ada. Makalah Seminar dan Lokakarya Nasional. Colburn. 2010. An inquiry primer, science scope. Journal of Science Education, 22 (4): 42-44. Dahar, Ratna Wilis. 1998. Teori-teori Belajar. Jakarta: Depdikbud.
Materi SIG Bagi Guru-Guru SMA di Kabupaten Demak, Lembaga
Pengabdian Masyarakat Unnes. Trianto. 2007. Model-model
Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi
Pustaka. Vanides, Jim. 2005 Using Concept Maps in the Science Classroom. Jurnal
Nasional Science Teacher Association (NSTA), 28 (8), 2731
67