III METODE PENELITIAN
3.1
Kerangka Pemikiran Berawal dari kondisi masyarakat pesisir atau pulau-pulau kecil (PPK) di
Kabupaten Kepulauan Aru yang mana setelah mendapatkan bantuan untuk memberdayakan mereka lewat penyaluran dana bantuan program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir (PEMP) oleh Departemen Perikanan dan Kelautan melalui Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir maka pedoman umum yang dibuat untuk menuntun pelaksanaan PEMP, dirasa cukup untuk pelaksanaan beberapa kegiatan yang telah dilakukan atau diterapkan di Kabupaten Kepulauan Aru dan semua yang dilakukan semata-mata bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Dalam hal ini PEMP, dianggap sangat membantu perekonomian masyarakat yang bermukim di sekitar wilayah pesisir, sehingga sangatlah penting untuk mengevaluasi keberlanjutan program ini di Kabupaten Kepulauan Aru selang tiga tahun berjalan. Adapun langkah awal yang akan dilakukan yaitu dengan melihat dampak dari program PEMP terhadap analisis mikro, dimana penulis melihat tingkat kesejahteraan pada level household atau rumah tangga nelayan penerima manfaat program PEMP sebelum dan sesudah menerima dana bantuan PEMP dimulai dari tahun 2005, tahun 2007 dan tahun 2008, selain itu analisis makro pastinya berdampak pada level sistem ekologi ekonomi yang turut mempengaruhi kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir, lingkungan perikanan atau wilayah pesisir yang diberdayakan akibat program PEMP. Dengan menggunakan analisis perbedaan nilai tengah untuk contoh berpasangan lebih kepada responden sebelum dan sesudah menerima manfaat, sedangkan secara deskriptif akan dipaparkan untuk contoh bebas pada responden yang tidak menerima manfaat (non PEMP) dengan yang menerima manfaat PEMP, hasilnya akan diketahui perbandingan responden tersebut. Analisis Keberlanjutan juga diperlukan dalam mengevaluasi keberlanjutan program ini, menjadi bahan masukan bagi stakholder untuk melaksanakan kebijakan pemerintah daerah yang lebih baik lewat skenario yang dibuat dan dianalisis dengan menggunakan Analisis Multi Criteria Decision
58
Making (MCDM) untuk keberlangsungan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir kedepan di Kabupaten Kepulauan Aru. Dibawah ini terdapat kerangka pemikiran penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 6. Kondisi existing program PEMP di Kabupaten Kepulauan Aru Evaluasi dampak Program
Analisis Dampak Mikro
Analisis Dampak Makro
Level Household
Level Sistem Ekonomi Ekologi
Contoh Bebas
Non PEMP dan PEMP
Analisis Keberlanjutan
Contoh Berpasangan
Sebelum dan Sesudah PEMP
Sebelum dan Sesudah PEMP
Analisis perbedaan Nilai Tengah
Alternatif Kebijakan
Analisis MCDM
Gambar 6 Kerangka Pemikiran Penelitian
3.2
Hipotesis Penelitan Berdasarkan permasalahan diatas serta acuan dari pendapat para ahli dan
teori-teori yang diungkapkan sebelumnya, maka kesimpulan tentative dalam hipotesis sebagai berikut :
59
1. Dengan adanya penyaluran program PEMP di Kabupaten Kepulauan Aru maka akan berdampak positif bagi tingkat kesejahteraan masyarakat. 2. Karena program PEMP saat ini masih bergantung pada subsidi maka tingkat keberlanjutan dari program PEMP rendah. 3.3
Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah desa-desa penerima program Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) di kecamatan Pulau-pulau Aru tepatnya Kelurahan Galaydubu untuk tahun anggaran 2005, dan tahun anggaran 2007 dan tahun 2008 di Kecamatan Aru Tengah tepatnya desa ponom dan desa kwarbola, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku pada bulan Juni – Agustus 2009. Gambar 7, menujukan daerah lokasi penelitian. 135°00'
134°30'
134°00'
P. Werilau
LAUT ARU
LAUT BANDA
5°30'
5°30'
P. Wasir
P. Uji Kecamatan Pulau-Pulau Aru
Î
P. Wadinhun
PP. Watulai
Ue %
Dobo
U %
PP. Karaweira
Benjina
e
6°00'
6°00'
P. Babi
Kecamatan Aru Tengah
PP. Mariri P. Lee
Î
6°30'
6°30'
P. Penambulai
Î
P. Baun
Jerol
U %
P. Workal
Kecamatan Aru Selatan
P. Barakan
P. Mar
Kep. Jin
7°00'
LAUT ARAFURU
P. Kerang
7°00'
P. Jah
P. Enu
Peta Lokasi Penelitian Di Kab. Kepulauan Aru Prov. Maluku N W
E S
10
0
10
20 km
135°00'
134°30'
134°00'
Keterangan : U %
Ibukota Kecamatan
Pelabuhan Bandara Batas Desa di Lokasi Penelitian Sungai Garis Pantai Batas Kecamatan Jalan Desa Lokasi Penelitian : Kwarbola Ponom Galaydubu Siwalima Î e
Peta Indeks :
Elita Maelissa H152070211
P. Halmahera
PAPUA BARAT
P. Seram
LAUT BANDA
Kep. Kei
Gambar 7 Peta lokasi penelitian
Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah Pedesaan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Kep. Aru
Sumber Peta : 1. Rupa Bumi Indonesia Skala 1 : 250.000 2. Data Spasial Prov. Maluku 3. Survei Lapangan
60
3.4
Rancangan Penelitian Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif
dengan studi kasus. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki (Nazir, 2005). Sedangkan studi kasus atau penelitian kasus (case study) adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Maxfield 1930 diacu dalam Nazir 2005). Adapun Satuan kasusnya yaitu Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir yang meliputi tiga kecamatan dengan subjek dalam penelitian ini yaitu Kelompok Masyarakat Pemanfaat (KMP) dan Individu/Anggota Masyarakat Penerima Manfaat (MPM) program PEMP.
3.5
Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer, yaitu data yang berkaitan dengan data yang dikumpulkan untuk memenuhi
kebutuhan penelitian yang sedang di hadapi. Data primer
diperoleh melalui pendekatan survei dimana informasi dari suatu contoh responden dikumpulkan dengan menggunakan kuisoner dan wawancara (Juanda 2007). Data primer akan diperoleh dari penerima manfaat program PEMP, para pejabat daerah yang memiliki keterkaitan dalam penyelenggaraan program PEMP, Tenaga Pendamping, Konsultan PEMP di Kabupaten Kepulauan Aru, serta instansi terkait baik di tingkat Kabupaten, dan Kecamatan. Sedangkan data sekunder adalah data yang sudah dikompilasi dalam bentuk digital file, publikasi (laporan atau buku). (Juanda. 2007). Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain: Pedoman Umum PEMP tahun 2005-2008, data BPS Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2005-2008, data dari Dinas kelautan dan perikanan Kabupaten Kepulauan Aru yang terkait dengan kondisi dan perkembangan Masyarakat Penerima Manfaat.
61
Data dan informasi yang diperlukan dalam penelian ini meliputi : 1.
Kondisi fisik wilayah penelitian yang meliputi: letak geografis, topografis, luas wilayah, iklim, sarana pendidikan, dan kesehatan;
2.
Kondisi sosial ekonomi dan keragaan tenaga kerja di wilayah penelitian yang meliputi: konsumsi, jasa dan pelayanan, struktur dan jenis pekerjaan, struktur pendidikan, struktur status pekerjaan, jumlah jam kerja, tingkat produktivitas dan upah tenaga kerja;
3.
Keadaan perikanan meliputi: potensi dan keragaman sumberdaya pesisir, jumlah nelayan, jumlah kelompok nelayan, jumlah alat tangkap dan armada penangkap ikan, jumlah produksi perikanan, pengolahan hasil perikanan,s truktur perekonomian masyarakat pesisir;
4.
Kelembagaan dan kebijakan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir, termasuk hak pengelolaan, akses modal (capital) dan organisasinya;
5.
Tingkat kesejahteraan masyarakat diwilayah penelitian;
6.
Besarnya bantuan PEMP dari tahun 2005, 2006, dan Tahun 2008.
62
Tabel 2 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
1. 2. 3. 4. 5.
6.
3.6
Jenis data A. Data Primer Besarnya bantuan PEMP Kondisi fisik wilayah penelitian. Jumlah produksi perikanan, organisasi ekonomi pengelolaan tangkapan serta pemasaran Potensi dan keragaman sumberdaya pesisir Kelembagaan dan kebijakan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir pantai serta akses terhadap faktor produksi. Kondisi sosial ekonomi dan keragaan tenaga kerja di wilayah penelitian. Tingkat kesejahteraan masyarakat diwilayah penelitian B. Data Sekunder Gambaran Umum Kabupaten Kepulauan Aru Data panduan pelaksanaan program PEMP. Potensi dan Keragaman sumberdaya pesisir. Kelembagaan dan Kebijkaan pengelolaan sumberdaya pesisir. Kondisi Sosial Ekonomi, keragaman tenaga kerja dan tingkat kesejahteraan masyarakat pesisir. PDRB
Sumber data
Tehknik pengumpulan data
Responden Responden Responden Responden
Wawancara, Pengamatan Wawancara, Pengamatan Wawancara, Pengamatan Wawancara, Pengamatan
Responden
Wawancara, Pengamatan
Responden Responden
Wawancara, Pengamatan Wawancara, Pengamatan
Responden
Wawancara, Pengamatan
Provil Kab. Kep. Aru PEDUM DKP Jakarta BPS Aru, Bappeda PEDUM DKP Jakarta, DKP,
Studi data Sekunder
BPS
Studi data Sekunder
Studi data Sekunder Studi data Sekunder Studi data Sekunder Studi data Sekunder
Metode Pengambilan Contoh Adapun metode penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan
stratifield sampling artinya dalam pengambilan contoh harus membagi populasi kedalam kelompok-kelompok (strata atau lapisan) yang realtif homogen berdasarkan kriteria-kriteria tertentu (Juanda 2007) seperti tingkat pendidikan, level ekonominya dan pengalaman kerja. Dalam hal ini populasi yamg dimaksudkan adalah masyarakat pesisir yang menerima bantuan program PEMP dan tidak mendapat bantuan PEMP menurut jenis usahanya (Gambar 5). Sedangkan penarikan contoh respondennya dari masing-masing srata dengan
63
menggunakan judgement (purposive) sampling. Menurut Juanda (2007) penarikan contoh dengan teknik judgement sampling adalah prosedur yang biasa dilakukan peneliti “berpengalaman” dalam memilih contoh berdasarkan pertimbangannya tentang beberapa karakteristik yang cocok berkaitan dengan anggota contoh yang diperlukan untuk menjawab tujuan penelitiannya. Adapun pertimbangan yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu seperti si responden penerima bantuan adalah hanya 1 kali menerima bantuan dalam tiga tahun anggaran, besarnya bantuan. Masyarakat Pesisir Kabupaten Kepulauan Aru
Kelompok Non PEMP
Stratifield Sampling
Lokasi : - Siwa Lima - Galaydubu
Pengumpul udang
Pedagang udang
N1*
N2*
n1* (6 org)
n2* (6 org)
Kelompok PEMP
Lokasi : - Ponom - Kwarbola
Lokasi : - Siwa Lima - Galaydubu
Pengumpul udang
Pedagang udang
Penangkap udang
N3*
N1 (29) org)
N2 (43 org)
N3 (65 org)
n4* (6 org)
n1 (12 org)
n3 (19 org)
n4 (28 org)
Penangkap udang
Purposive Sampling Total (18 orang)
Total (59 orang)
Gambar 8 Populasi dan Jumlah responden beneficiaries dalam teknik sampling tahun 2005, 2007, 2008
64
Adapun pengambilan contoh responden dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan alokasi proposional (sebanding). Rumus sebagai berikut :
n it =
(N ) n it
Untuk i = 1, 2, …., k
N Keterangan :
Nit = jumlah populasi untuk kegiatan i pada tahun ke-t n it = jumlah sampel untuk kegiatan i pada tahun ke-t i = kegiatan-kegiatan yang mendapat bantuan PEMP (kegiatan penangkapan, pengumpul, dan pedagang) t
= tahun 2005, 2007, 2008 dimana Kabupaten Kepulauan Aru mendapat alokasi dana PEMP
3.7
Metode Analisis Data Fungsi analisis data adalah untuk menyederhanakan data kedalam bentuk
yang lebih mudah untuk dibaca dan diinterprestasikan. Dalam penelitian ini terdapat 4 tahap analisis yang akan dipakai untuk menghitung besaran dampak program PEMP terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan dari program PEMP. 3.7.1 Analisis Perbedaan Nilai Tengah A.
Analisis Uji Beda Nyata (Uji-t) Analisis ini bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan antara nilai
sebelum dan sesudah penerima manfaat memperoleh manfaat dari program PEMP, Analisis ini menggunakan uji contoh berpasangan. Rumus uji-t menurut Walpole (1997) yaitu : S2d =
(n)(∑ di ) 2 (n)(n − 1)
Keterangan : n
: jumlah sampel
di
: beda antara populasi
Sd
: standar deviasi
t=
d − di sd / n
65
Berikut adalah langkah-langkah dalam menentukan hipotesis uji-t menurut Walpole (1993), yaitu : (1) nyatakan hipotesis nol-nya (2) pilih hipotesis alternatif H1 yang sesuai (3) tentukan taraf nyatanya (4) pilih statistik uji yang sesuai (5) hitung nilai statistik uji berdasarkan data contohnya (6) keputusan : tolak Ho bila nilai statistik uji tersebut jatuh dalam wilayah kritiknya, sedangkan bila nilai jatuh diluar wilayah kritiknya tolak H 1. Uji statistik t student dalam penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut : Ho : µ 1 = µ 2 H1 : µ1 < µ2 (1) jika t student < t tabel, maka Ho diterima artinya keberadaan program PEMP tidak beda nyata terhadap parameter yang diamati pada tahun sebelum sebelum mendapatkan PEMP dengan tahun setelah mendapatkan PEMP pada usaha perikanan (penangkapan ikan, pedagang ikan, pedagang sembako). (2) jika t student > t tabel, maka Ho ditolak artinya keberadaan program PEMP berbeda nyata terhadap parameter yang diamati pada tahun sebelum sebelum mendapatkan PEMP dengan tahun setelah mendapatkan PEMP pada usaha perikanan (penangkapan ikan, pedagamg ikan, pedagang sembako).
B.
Analisis Deskripsi Tujuan analisis deskripsi yaitu memaparkan atau menjelaskan secara
deskripsi kondisi yang ada dari responden yang menerima PEMP dan yang tidak menerima PEMP (non PEMP), dimana kedua responden ini akan dibandingkan tingkat pendapatan, hasil produksi dan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan dalam menunjang usaha perikanannya.
66
3.7.2 Analisis Evaluasi Keberlanjutan A.
Penentuan Indikator Keberlanjutan Indikator keberlanjutan dianalisis secara deskriptif dengan cara pemberian
bobot untuk menentukan tingkat kepentingan dari masing-masing variabel pengukur pada indikator yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu; (1) mengidentifikasi indikator dan variabel pengukur dari setiap
indikator
yang
berpengaruh
langsung
pada keberlanjutan usaha
pemanfaatan sumberdaya perikanan berdasarkan bantuan PEMP dilokasi penelitian, (2) membuat kuisioner dan mengajukannya kepada responden untuk mendapatkan persepsi terhadap variabel pengukur dari setiap indikator tersebut, (3) pemberian bobot berdasarkan persepsi responden dan (4) menghitung rata-rata persepsi responden berdasarkan hasil pembobotan pada setiap variabel pengukur untuk masing-masing indikator. Besarnya skor akhir proporsi persepsi responden pada masing-masing variabel pengukur indikator, didapat dengan memanfaatkan persamaan berikut: Pi =
JPi JR
Keterangan : Pi
= rata-rata persepsi responden dari variable ke-i
JPi
= jumlah persepsi responden dari variable ke-i
JR
= jumlah responden yang menjawab.
Adapun pertanyaan yang diajukan adalah apakah variabel ke-i pada masingmasing indikator penting untuk usaha sumberdaya perikanan berdasarkan bantuan PEMP yang diberikan. Pembobotan dilakukan berdasarkan skala Likert (Nazir 2003), dimana bobot yang diberikan adalah 3 untuk kategori sangat penting, bobot 2 untuk kategori penting dan bobot 1 untuk kategori yang tidak penting. Untuk menentukan variabel terpilih dari masing-masing indikator adalah dengan memilih rata-rata persepsi responden tertinggi dari variabel tersebut. Selanjutnya nilai proporsi yang terpilih digunakan untuk analisis evaluasi keberlanjutan.
67
B.
Evaluasi Keberlanjutan Analisis ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak dari program PEMP
terhadap kesejahteraan masyarakat penerima manfaat sehingga dapat diketahui keberlanjutan kinerja usaha hasil pendanaan program ini. Cara pengukuran analisis ini akan digambarkan melalui teknik amoeba. Teknik amoeba diperoleh dari nilai setiap pengukuran variable yang sudah dibandingkan dengan CTV (Critical Treshold Value). CTV merupakan nilai kritis atau nilai ideal dari setiap variabel terpilih. Dalam penelitian ini nilai CTV diambil dari data sekunder yang terdapat dalam literatur penunjang yang ada (Lampiran 15). Masing-masing nilai variabel memiliki konsekuensi yang berbeda terhadap CTV, dimana setiap vaiabel terpilih dari setiap kriteria memiliki konsekuensi positif terhadap nilai CTV-nya. Semakin besar nilai riil dari CTVnya, semakin baik keragaan variabel tersebut (Adrianto 2007). Selanjutnya didalam membuat teknik amoeba, software yang digunakan yaitu Microsoft Excel. Indikator dalam domain ekologi (1), ekonomi (2) sosial (3) dan (4) kelembagaan akan dipakai dalam menguji keberlanjutan dari program PEMP, dimana masing-masing indikator memiliki batas minimal dan maksimal
3.7.3 Analisa Multi Criteria Decision Making (MCDM) Analisis Multi Criteria Decision Making (MCDM) digunakan untuk menentukan skenario terbaik dalam perbaikan peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat pesisir melalui program PEMP yang diterapkan di Kabupaten Kepulauan Aru, tentunya akan berdampak langsung terhadap perekonomian wilayah pesisir. Tehknik analisis data ini menggunakan program Criterium Decision Plus (Criplus Version 3.4.S), dengan menggunakan metode Simple Multi Attribute Rating Technigues (SMART). Tehknik SMART merupakan keseluruhan proses dari perantingan alternative dan pembobotan dari atribut yang ada. Adapun Tahapan dalam MCDM adalah: (1) Merumuskan skenario atau alternatif kebijakan yang akan diterapkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kepulauan Aru untuk pengelolaan wilayah pesisir.
68
(2) Menentukan kriteria dan subkriteria yang akan digunakan untuk menilai skenario yang telah dirumuskan. (3) Menyusun struktur hirarki pengelolaan wilayah pesisir untuk tingkat kesejahteraan dimulai dari tujuan yang ingin dicapai, kriteria yang digunakan, sub kriteria, sampai pada alternatif pilihan yang relevan dengan kondisi lokasi penelitian. (4) Menentukan bobot atau skor pada setiap subkriteria. Dibawah ini adalah skenario yang dirumuskan untuk meningkatkan kesejateraan masyarakat pesisir karena dianggap kurangnya jumlah alat transportasi yang ada saat ini, baik untuk usaha nelayan tangkap, pengumpul dan pedagang, sedangkan coolbox masih dianggap kurang pula bagi usaha pengumpul. Selain itu kondisi saat ini di Desa Kwarbola belum diselesaikannya pembangunan armada transportasi dan untuk Desa Ponom belum dibangunnya armada transportasi dimaksud, sehingga masyarakat setempat masih melabuhkan alat transportasinya dipinggir-pinggir pantai yang dianggap tidak efektif dan efisien dalam peningkatan usaha mata pencaharian sehari-hari. Selanjutnya perlu adanya penegasan jalur perekonomian sehingga kegiatan usaha perikanan yang ada tetap diuntungkan dan perlu pula adanya depot pemasaran hasil perikanan yang belum ada hingga saat ini. Adapun skenario yang dibuat antara lain: (1) Skenario I; Bila penambahan bantuan alat transpotasi dan coolbox tapi armada transpotasi tidak dibangun, jalur perekonomian dari nelayan tangkap, pedagang udang, pengumpul tidak dipertegas, dan depot pemasaran hasil tidak dibangun. (2) Skenario II; Bila penambahan bantuan alat transpotasi dan coolbox, armada transpotasi dibangun, tapi jalur perekonomian dari nelayan tangkap, pedagang udang, pengumpul tidak dipertegas, dan depot pemasaran hasil tidak dibangun. (3) Skenario III; Bila penambahan bantuan alat transpotasi dan coolbox, armada transpotasi dibangun, jalur perekonomian dari nelayan tangkap, pedagang udang, pengumpul dipertegas, tapi pembangunan depot pemasaran hasil tidak dibangun.
69
(4) Skenario IV; Bila penambahan bantuan alat transpotasi dan coolbox armada transpotasi dibangun, jalur perekonomian dari nelayan tangkap, pedagang udang, pengumpul dipertegas, dan adanya pembangunan depot pemasaran hasil. Bobot suatu alternatif dengan kriteria yang harus diambil disusun berdasarkan matriks yang dapat dilihat pada Tabel 3 (Fauzi dan Anna 2001) Tabel 3 Matriks pembobotan dalam analisis MCDM (Kriteria – j) (Bobot – j) A1 A2 A3 .... Am Keterangan:
C1 W1 X 11 X 21 X 31 .... X n1
a1 a2 a3 .... an
C2 W2 X 12 X 22 X 32 .... X n2
C3 W3 X 13 X 23 X 33 .... X n3
.... .... .... .... .... .... ....
Cm Wm X 1m X 2m X 3m .... X nm
A i (i= 1,2,3, ... m) = alternatif pilihan yang ada, C j (j = 1,2,3, ...,m) = kriteria dengan bobot Wj, dan a ij (i= 1,2,3, ... m; j = i= 1,2,3, ... n) = pengukuran keragaan dari suatu alternatif A i berdasarkan kriteria Cj. Penentuan kelas nilai terpilih menggunakan persamaan interval kelas (Nazir 2003). Rumusnya sebagai berikut: Interval Kelas =
Range k
Keterangan: Range = nilai maksimum-nilai minimum, dan k = jumlah kelas. Nilai k, didapatkan dengan memanfaatkan persamaan Sturge in Nazir (2003), yaitu:
Interval Kelas = 1 + 3,3 log (n) Ketarangan: n = jumlah kelas yang diinginkan (ditentukan 2 kelas).
Tahapan fungsi aggregasi (Aggregation Function) adalah tahapan berikutnya. Tahapan ini melakukan perhitungan rata-rata geometrik dari hasil yang diperoleh
70
pada
masing-masing
subkriteria.
Rata-rata
geometrik
dihitung
dengan
menggunakan formula: 1/ n
y = ∏ Si
Keterangan: y = rata-rata geometrik, n = jumlah responden dan S i = persepsi responden ke-i, sehingga persamaan menjadi: y = n S1 x S 2 ...Sn
3.8
Batasan Penelitian Mengingat keterbatasan waktu, biaya, tenaga juga untuk keefektifan
peneltian ini agar tidak terlalu luas cakupannya maka penulis membatasi penelitian ini pada : 1) Masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi yang berdomisili di wilayah pesisir dan
merupakan masyarakat penerima manfaat yang
hidupnya tergantung pada sumberdaya perikanan dan kelautan. 2) Pendapatan yang dimaksudkan dalam peneltian ini adalah pendapatan yang berasal dari usaha perikanan setelah dikurangi biaya operasional. 3) Untuk mengukur dampak dari program PEMP hanya pada indikator ekonomi saja untuk tahun 2005, tahun 2007 dan tahun 2008. 4) Evaluasi keberlanjutan program PEMP diukur dengan menggunakan parameter yang terpilih dengan nilai persentase yang tertinggi dari masingmasing indikator ekologi, ekonomi, sosial dan kelembagaan sebelum dan sesudah program PEMP ini diterapkan. 5) Untuk evaluasi keberlanjutan terfokus pada Desa Ponom dan Kwarbola mengingat keseluruhan masyarakat didesa ini mendapatkan bantuan PEMP. Adapun data yang diambil sebelum PEMP pada tahun 2007 dan setelah mendapatkan PEMP tahun 2009. 6) Indikator Ekologi yang menjadi ukuran evaluasi yaitu ukuran ikan yang tertangkap dengan satuan cm/ekor, ukuran mata jaring tangkap, sanitasi
71
lingkungan (aktivitas sehari-hari manusia yang turut mencemarkan atau menjaga kelestarian lingkungan) dan jenis tangkapan. 7) Indikator ekonomi yang menjadi tolak ukur evaluasi yaitu banyaknya tangkapan, tenaga kerja dibidang perikanan, pendapatan dari penerima manfaat program PEMP. 8) Indikator Sosial yang menjadi tolak ukur evaluasinya yaitu tingkat kesejahteraan (pendidikan anak dan kesehatan anggota keluarga), kemandirian masyarakat artinya masyarakat mampu mencukupi kebutuhan hidupnya dengan aktivitas ekonomi berbasis sumber daya lokal, contoh : bantuan alat tangkap (jaring dan motor tempel) memiliki kontribusi bagi keberlanjutan aktivitas nelayan penerima bantuan. 9) Indikator kelembagaan yaitu partisipasi masyarakat terhadap program PEMP, penguatan kelembagaan PEMP, pengembangan kemitraan. 10) CTV (Critical Treshold Value) adalah nilai ideal atau nilai kritis dari tiap variabel yang diukur. Nilainya diperoleh dari data sekunder yang ada. 11) Untuk analaisis MCDM kriteria yang digunakan adalah kriteria ekologi, ekonomi, dan sosial.