42
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Keberadaan perkebunan kopi di dalam kawasan Taman Nasional, yang menimbulkan konflik antara Balai Taman Nasional dan masyarakat, pada dasarnya merupakan bentuk pertarungan akses terhadap sumberdaya. Untuk itu, penelitian ini mencoba memahami mengapa fenomena tersebut terjadi sebagai langkah
penting
untuk
menghasilkan
masukan-masukan
yang
bersifat
membangun bagi kebijakan konservasi di masa mendatang. Merujuk pada teori akses, penelitian ini dikonstruksikan dengan kerangka penelitian sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi berbagai cara dan mekanisme yang digunakan oleh aktor tertentu untuk memperoleh, mengontrol, memelihara dan mendistribusikan manfaat sumber daya dari aktor yang lain, 2) Menelaah relasi kekuasan yang timbul dikalangan para aktor tersebut dan implikasinya terhadap wujud fisik lansekap taman nasional Merujuk pada kerangka penelitian (research framework) yang pertama, dalam studi ini ditelaah secara lebih spesifik: i) sumber-sumber kekuasaan yang digunakan oleh para aktor yang terlibat. Dalam hal Balai Taman Nasional, secara khusus ditelaah sumber-sumber kekuasaan untuk melarang atau membolehkan suatu tindakan, serta salah atau benarnya suatu perbuatan di dalam kawasan taman nasional. Sementara dalam konteks masyarakat setempat dicoba ditelaah sejauh mungkin sumber-sumber kekuasaan yang menyebabkan areal perkebunan kopi dapat tetap bertahan di dalam kawasan taman nasional; ii)
bentuk-bentuk
atau
cara-cara
yang
digunakan
para
aktor
untuk
mempertahankan dan mengontrol manfaat sumber daya yang terdapat di dalam kawasan taman nasional. Berkenaan dengan kerangka penelitian yang kedua, dalam studi ini ditelaah: i) bentuk-bentuk relasi sosial/kekuasaan yang timbul dikalangan para pihak
(misal,
pemindahan
pemukiman,
tindak
kekerasan,
kesepakatan
konservasi) sebagai refleksi konflik kepentingan antar aktor dalam akses dan
43
kontrol terhadap sumber daya; ii) perubahan kondisi fisik kawasan konservasi perwujudan konflik kekuasaan atas ruang. Ada dua aktor utama yang ditelaah dalam studi ini, yakni pemerintah (pemerintah pusat dan pemerintah daerah) dan masyarakat lokal sekitar kawasan taman nasional. Pemerintah pusat yang menjadi pusat perhatian studi ini adalah Departemen Kehutanan, khususnya Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) dan Balai Taman Nasional dimana kawasan taman nasional berada. Pemerintah daerah yang ditelaah adalah pemerintah provinsi/kabupaten/kota/kecamatan sesuai dengan luas dan sebaran wilayah penelitian. Sementara masyarakat lokal yang menjadi fokus studi ini merupakan komunitas masyarakat yang bermukim di dalam dan/atau sekitar kawasan taman nasional, baik yang masih hidup dalam persekutuan hukum adat maupun masyarakat pendatang yamg memiliki areal perkebunan kopi di kawasan TNBBS. Berkenaan dengan konteks studi ini aktor lain – seperti kalangan perusahaan dan LSM – tidak ditelaah secara khusus dalam penelitian ini. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil tempat di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Bidang Pengelolaan TN Wilayah II Liwa, Seksi Pengelolaan TN III Krui, Resort Sekincau. Wilayah yang menjadi obyek/lokasi penelitian yaitu Dusun Sidomakmur, Desa Sukananti yang secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat (Gambar 2). Secara keseluruhan waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober 2008 sampai dengan Desember 2008.
3.3. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penentuan besarnya sampel tidak ditentukan dari karakteristik suatu populasi atau menarik generalisasi kesimpulan bagi suatu populasi, melainkan lebih terfokus pada representasi terhadap fenomena sosial yang akan diteliti. Dengan demikian dalam penelitian kualitatif tidak dipersoalkan jumlah sampel, tergantung dari: a) tepat tidaknya pemilihan sampel, b) kompleksitas dan keragaman sosial yang diteliti (Bungin,2003).
44
Struktur ruang wilayah, perekonomian, dan kependudukan di Kabupaten Lampung Barat
Sejarah permukiman dan kebun kopi dalam kawasan taman nasional
Kekuasaan untuk akses dan kontrol masyarakat dusun Sidomakmur • Sumber-sumber kekuasaan • Cara mengakses
Relasi kekuasaan dalam akses dan kontrol sumberdaya alam di TNBBS
Perubahan kondisi fisik kawasan konservasi
Alternatif kebijakan/strategi pengelolaan TNBBS ala ke depan
Gambar 1. Kerangka Penelitian
Kekuasaan untuk akses dan kontrol Balai Besar TNBBS • Sumber-sumber kekuasaan • Cara mengakses
Riwayat rejim pengelolaan kawasan taman nasional
45
42 00 00
Ba tu k e ba y a n # S ina rw a ng i #
43 0 00 0
P AM P A NG AN # Ma la n gja y a # S unu r1 # S uk a m e na n ti # # G iha m ba la k # G iha m lunik
Lokasi Penelitian
S uk a ut am a #
S uk a m u lya # Fa ja rbu lan #
9440000
9440000
S uk us a n Ka lire jo # Ta m b# a kja #y aMa rg a rah a y u W as p a da Ke ba s # luh # Ta nju ng ra ya S idod a di # # S riga Ta nju ng ba ru P ad a ng ta m #bSauk k a#ra ja # Ta la ng se p ulu hS E KIN C AU # # # # Re#jos a ri # uk a ja di At ar ba w aSng Ag ros a ri Re jos a ri MU TA R AL A M # # # # Ta la ng Ce m pe da k Ta nju ng Ra y a S e run gk u # Tiga#ja yTl. # #a Ta m b a ks a ri Ta la ng se p a ka t # Air H ita m Air H ita m # # # # # S idom a k m u r G um bib S rim u lyo # Ta la ng se m a ran g Tl. S e ba ris # # S ri m e na n ti # Um bu l Ba ru S ido# M a k m u r # V ila T e ng ah S idod a di # S uk a k ary a # # # Air# K e la t # S um b e ra la m G un un gte ra n g #
Ta la ng jay a Ba tu# B law a ng Air A ba n g K e cil Air# A ba n g # Tl.# B ar u Ba ny u W a ng i # S uk a Da m a i # Ka y u A re S uk a M uly#a # Ma rg o M uly o
# #
G un un g Te ra n g
#
Trim u ly o A
Mle b ui #
9430000
9430000
#
Te m b e lan g #
Ta la#ng Ta ng gu l S uw o
S uk#a Da m a i G un#un g K a pur
#
Bu m i J a y a #
P an inja w a n Ne gr i # S idom uly o # # W eh ni S uk a m u lya #
S uk a# J ad i(S u oh )
SU OH 0
L E G E N DA : #
S #
Pe m u kim a n Jala n Jala n u tam a Ba tas T NB B S
UL U S E M O N G #
W
E
Ta la ng S un da #
5
BA ND A R LA M P U NG U %
KO T A A G U NG S #
Lautan Indones ia
S
Ba nd a rs e tia Ka lim e n do ng # # S rim u lyoBa da re jo
42 00 00
5
P et#a y kaLI y uW A
N
#
Ka ra ng ind a h # G un 43 0 00 0
10
15 K ilo m eters
L an d u se L ah a n p ert an ia n , t eru t am a k o p i (d o m in a n ) d a n sem a k Alan g -a la n g (d o m in an ) d a n lah a n p ert an ian Pe ram b ah a n b aru Be kas b u ka an , ca m p u ra n b elu k ar d an t an a m an t ah u n a n Hu t an Su m b er: - A na lisa c it ra L a nd sa t 2 0 00 -20 0 2 Pe raira n - G ro un d tru th (W W F, TN , W C S ) L ain -la in
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan studi kasus yaitu pendekatan yang menguraikan dan menjelaskan secara konprehensif mengenai berbagai aspek baik itu individu, kelompok, program, atau suatu situasi sosial, dimana penelitian ini diupayakan untuk menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti, serta menggunakan berbagai instrumen sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Mulyana, 2006). Berangkat dari kerangka penelitian yang telah dipaparkan, selanjutnya diidentifikasi parameter dan variabel yang relevan untuk dikumpulkan dan
46
dianalisis menurut aktor yang relevan (Tabel 5). Berbagai parameter/ variabel tersebut dikumpulkan melalui beberapa metode sebagai berikut: (1) Wawancara mendalam terhadap masyarakat lokal dan Balai Taman Nasional. Wawancara mendalam terhadap masyarakat dilakukan pada tokoh-tokoh lokal. Sementara itu, wawancara dengan pihak pemerintah akan dipilih berdasarkan posisi dan keterlibatan mereka dalam pengelolaan taman nasional. Menurut Mulyana D, 2006, wawancara mendalam atau wawancara tidak terstruktur bersifat lebih luwes, susunan pertanyaannya dan susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat di ubah pada saaat wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pada saat wawancara. Termasuk karakteristik sosial budaya dan religi responden yang dihadapi; (2) Diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussions) di tingkat masyarakat dan dikalangan pimpinan dan staf Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Focus Group Discussion (FGD) merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti (Bungin, 2003); (3) Observasi kegiatan dan situasi areal perkebunan kopi di tingkat masyarakat. (4) Pengumpulan data sekunder perundang-undangan,
surat
melalui kajian laporan, peraturan kabar,
laporan
statistik
kabupaten/kecamatan/desa, dokumen dan arsip Balai Taman Nasional serta peta tematik perkembangan penggunaan lahan di dalam kawasan Taman Nasional.
47
Tabel 5. Parameter/Variabel Studi menurut Kerangka Penelitian (Adiwibowo, et al., 2008 dengan beberapa modifikasi) AKTOR
PARAMETER/VARIABEL
METODE PENGUMPULAN DATA
Cara-cara dan mekanisme yang digunakan untuk memperoleh, mengontrol, memelihara dan mendistribusikan manfaat sumber daya Balai Taman Nasional
Pemerintah Daerah
Masyarakat setempat
Kebijakan dan regulasi tentang penetapan dan pengelolaan kawasan konservasi Kebijakan/peraturan perundangan tentang agraria
Wawancara mendalam dan pengumpulan data sekunder Wawancara mendalam dan pengumpulan data sekunder Proses penetapan taman nasional termasuk riwayat perubahan status dan Wawancara mendalam dan fungsi, serta zonasi kawasan pengumpulan data sekunder Aspek organisasional & pengelolaan Balai Taman Nasional terkait isu Wawancara mendalam dan perkebunan kopi di dalam kawasan pengumpulan data sekunder Kebijakan pemerintah daerah (kabupaten/kecamatan/desa) setempat dalam Wawancara mendalam dan menangani isu perkebunan kopi di dalam kawasan taman nasional pengumpulan data sekunder Kebijakan dan program pengembangan wilayah pemerintah provinsi dan Wawancara mendalam dan kabupaten pengumpulan data sekunder Riwayat kehadiran dan perkembangan areal permukiman dan pertanian di Wawancara mendalam, observasi sekitar dan/atau di dalam kawasan taman nasional lapang dan pengumpulan data sekunder Karakteristik kependudukan di dalam dan sekitar kawasan taman nasional Observasi dan pengumpulan data sekunder Rejim penguasaan sumber daya oleh masyarakat yang berada di sekitar Wawancara, observasi lapang dan setempat dan/atau di dalam kawasan taman nasional pengumpulan data sekunder Tipologi permukiman dan pertanian di dalam dan sekitar kawasan Observasi dan pengumpulan data konservasi sekunder
48
Lanjutan Tabel 5 AKTOR
PARAMETER/VARIABEL
METODE PENGUMPULAN DATA
Relasi kekuasaan dikalangan para aktor yang terlibat dan implikasinya terhadap wujud fisik lansekap taman nasional Balai Taman Nasional Pemerintah Daerah Masyarakat setempat Relasi antar pihak
Tindakan yang diambil untuk mengatasi masalah perkebunan kopi di dalam kawasan dan keefektifan tindakan tersebut Persoalan-persoalan organisasional & manajemen terkait penanganan isu perkebunan kopi di dalam kawasan TNBBS Pembangunan infrastruktur oleh pemerintah daerah di dalam kawasan TNBBS Tindakan pemerintah daerah (kabupaten/kecamatan/desa) berkenaan dengan adanya perkebunan kopi di dalam kawasan TNBBS Tipe dan derajat resistensi masyarakat setempat terhadap tindakan yang diambil oleh Balai Taman Nasional Konflik yang timbul antara Balai Taman Nasional dan masyarakat (tipe konflik, proses konflik dan akibat konflik)
Wawancara mendalam dan FGD Wawancara mendalam dan pengambilan data sekunder Wawancara mendalam, observasi lapang dan pengumpulan data sekunder Wawancara mendalam dan pengumpulan data sekunder Wawancara mendalam dan FGD Wawancara mendalam dan data sekunder
Perubahan/alih fungsi kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan -
Perubahan penutupan lahan menurut waktu (permukiman dan kebun kopi Data sekunder dan intepretasi citra/peta vs tutupan hutan) tematik untuk wilayah Resort Sekincau