23
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan di tiga tempat berbeda. Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat peneliti mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW 08 Kelurahan Ciracas. Penentuan lokasi penelitian ini ditentukan dengan purposive sampling (sengaja) dengan beberapa pertimbangan yaitu terdapatnya masyarakat yang memanfaatkan sampah untuk usaha daur ulang serta terdapat kelompok masyarakat yang peduli kebersihan lingkungan dan pernah bekerjasama dengan beberapa LSM seperti JICA dan Bina Swadaya. Sedangkan untuk mengetahui kelayakan usaha kompos, peneliti mengambil contoh studi kasus di pabrik kompos Mutu Elok RW 10 Perumahan Cipinang Elok Jakarta Timur.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus
s.d bulan September 2009. 3.2 Alat dan Panduan Alat yang digunakan adalah alat tulis menulis, kamera digital, perangkat lunak berupa software Microsoft Excel 2007, software SPSS 15. Untuk wawancara digunakan panduan kuisioner (Lampiran 12) 3.3 Metode Pengumpulan Data dan Pengambilan Sampel 3.3.1 Jenis dan sumber data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis studi kasus dan metode survey. Metode studi kasus bertujuan mempelajari latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan dari suatu unit sosial, sedangkan metode survey merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada serta mencari keterangan secara faktual institusi sosial, ekonomi, dan pendidikan. Data yang akan dikumpulkan
berupa:
jumlah
penduduk,
produksi
sampah
perumahan,
sektor-sektor penghasil sampah terbesar, peraturan daerah tentang kebersihan, perilaku dan partisipasi masyarakat, manfaat ekonomi dari usaha daur ulang dan pengomposan. Untuk memudahkan pengumpulan data maka kebutuhan data, jenis dan sumber data serta teknik pengumpulan data disajikan pada Tabel 1.
24
Tabel 1 Daftar kebutuhan data, jenis, sumber dan teknik pengumpulan data Tujuan Penelitian
Data yang dibutuhkan
Sumber Data
Mengetahui Perilaku dan Partisipasi Masyarakat
1. Karakteristik Masyarakat : a. Tingkat pendidikan formal b. Jenis Pekerjaan c. Jumlah pendapatan/bln d. Lama menetap 2. Partisipasi Masyarakat : a. Ketersediaan tempat sampah di rumah b. Keterlibatan dalam pelaksanaan kebersihan lingkungan c. Keikutsertaan memilah sampah d. Cara membuang sampah Rumah e. Hal yang dilakukan jika tempat tinggal kotor f. Pendapat masyarakat terhadap pemisahan sampah organik dan anorganik g. Pengetahuan warga tentang TPA 1. Karakteristik Pemulung (Dapat dilihat pada lampiran 3) 2. Bentuk usaha pemanfaatan sampah kota 3. Pemasaran produk 4. Nilai jual produk 1. Kelembagaan (Sistem organisasi formal pengelolaan sampah di Dinas Pertamanan, Keindahan & Kebersihan) a. Struktur Organisasi b. Tata kerja c. Personil d. Sarana dan Prasarana e. Tingkat Pelayanan f. Dasar Hukum dan Peraturan Daerah tentang Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban 2. Teknik Pengelolaan Sampah a. Sumber sampah b. Volume sampah/jumlah timbunan sampah c. Komposisi sampah d. Laju pengangkutan sampah dari TPS ke TPA e. Kapasitas tampung dan perubahan kapasitas tampung TPA, serta laju pemusnahan sampah di TPA 3. Pembiayaan Pengelolaan Sampah a. Besar retribusi yang diperoleh dari masyarakat 4. Kondisi Umum a. Letak geografis dan iklim di Jakarta timur khususnya Kec. Ciracas b. Jumlah penduduk
Data Primer dari masyarakat RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW 08 Kelurahan Ciracas Data Sekunder dari Kecamatan Ciracas
Mengetahui Manfaat Ekonomi serta Kelayakan Usaha Daur Ulang dan Pengomposan Sampah Kota Mengetahui permasalahan serta pengaruh usaha daur ulang sampah dan pengomposan terhadap sistem pengelolaan sampah kota.
Data Sekunder Dari pemulung, lapak , pengusaha daur ulang dan pengomposan
Teknik Pengumpulan Data Kuisioner dan Observasi Lapang
Wawancara, buku kas proyek
Data sekunder dari Dinas Kebersihan dan Kecamatan
a.Observasi Lapang b.Studi Pustaka c.Wawancara
25
Data primer diperoleh melalui wawancara dan observasi lapang. Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan yakni mengumpulkan data yang telah menjadi arsip pengelola, melalui penelusuran informasi dari lembaga/instansi terkait (Dinas Kebersihan Jakarta Timur, Kantor kecamatan, Kantor Kelurahan, Perpustakaan) dalam bentuk laporan maupun buku. 3.3.2 Pengambilan sampel dan penentuan responden Kecamatan Ciracas merupakan salah satu kecamatan yang pengelolaan sampahnya berbasis masyarakat. Kecamatan Ciracas terletak di daerah Kotamadya Jakarta Timur. Kecamatan ini memiliki 5 Kelurahan yaitu Cibubur, Ciracas, Susukan, Kelapa Dua Wetan dan Rambutan. Namun dari lima kelurahan tersebut hanya dua kelurahan yang terpilih yaitu kelurahan Susukan, kelurahan Ciracas. Dalam penelitian ini pengambilan sampel wilayah dilakukan secara purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan beberapa kriteria diantaranya yaitu terdapat sekelompok masyarakat peduli lingkungan serta pernah bekerjasama dengan LSM seperti JICA dan Bina Swadaya, terdapat pengusaha daur ulang dan masyarakat yang memiliki profesi bekerja sebagai pemulung dan pengumpul. Adapun wilayah kelurahan berdasarkan kriteria yang disebutkan di atas dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Kelurahan terpilih berdasarkan kriterianya No. Pertimbangan/Kriteria Sampel Kelurahan 1. 2.
Masyarakat Peduli Lingkungan dan Pengusaha Daur Ulang a. Pemulung b. Pengumpul
a. Susukan b. Ciracas a. Cibubur
Jumlah Responden a. b. a. b.
30 orang 30 orang 50 orang 2 orang
Metode dalam penelitian memerlukan responden yang terdiri dari 3 kategori, pertama:
pemulung
dan
lapak,
kedua:
pihak
pengusaha
daur
ulang
(pengusaha kompos) dan masyarakat Kelurahan Susukan dan Kelurahan Ciracas, sedangkan kategori ketiga : Dinas Kebersihan. Penentuan responden untuk mengetahui partisipasi masyarakat di dua kelurahan dipilih berdasarkan stratified random sampling yaitu responden dibagi menjadi beberapa grup elemen yang disebut strata dalam hal ini dilihat dari tingkat pendidikan diantaranya yaitu tamatan SD sederajat, SMP-SMA sederajat dan perguruan tinggi. Satu kelurahan sebanyak 30 responden, dari 30 responden tersebut akan di bagi sama banyak
26
yaitu untuk tamatan SLTP ke bawah sebesar 10 orang, tamatan SLTA 10 orang dan tamatan perguruan tinggi 10 orang. 3.4 Analisis Data Data kualitatif yang diperoleh di lapangan disajikan secara deskriptif dan diberikan gambar hasil dokumentasi selama dilakukannya penelitian. Dari hasil data kuantitatif yang didapat dilapangan akan dibuat grafik, perhitungan skor, persentase, nilai rataan hasil. Analisis data kuantitatif dihitung sebagai berikut: 3.4.1 Penentuan Skoring Peringkat Partisipasi Pengukuran untuk setiap indikator akan diberikan bobot (kuantifikasi yang sesuai dengan besar skor). Ketentuan pembobotan berdasarkan kategori berikut : a. Nilai skor 1 = kategori rendah b. Nilai skor 2 = kategori sedang c. Nilai skor 3 = kategori baik Selanjutnya dilakukan penjumlahan dari setiap indikator dari ke empat sub variabel tingkat partisipasi masyarakat. Penentuan
kategori didasarkan pada
jumlah skor yang dicapai dibandingkan dengan skor standar. Penentuan skor standar diperhitungkan dengan rumus :
1. Variabel Partisipasi Dari setiap jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden diberi nilai atau skor 1 sampai 3. Pada skor 1-3 tersebut dapat dilihat apakah partisipai masyarakat terhadap lingkungan maupun masalah sampah pada khususnya semakin tinggi atau sebaliknya. Semakin tinggi skor atau nilai yang diperoleh maka semakin baik juga. Misalnya saja pertanyaan mengenai keikutsertaan responden dalam kegiatan kerja bakti dilingkungannya. Resonden yang menjawab tidak pernah diberi skor 1, responden yang menjawab kadang-kadang diberi skor 2 sedangkan untuk responden yang menjawab selalu diberi skor 3.
27
2. Variabel Identitas Penentuan variabel identitas terdiri dari pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan dan lama menetap responden. Misalnya saja untuk jenis pekerjaan yang dimiliki responden. Untuk responden yang tidak memiliki pekerjaan tetap diberi skor 1, yang memiliki pekerjaan tetap diberi skor 2 dan responden yang memiliki pekerjaan tetap dan tambahan diberi skor 3. 3. Penghitungan Peringkat Dalam menentukan range untuk Partisipasi ada 11 item pertanyaan yang digunakan oleh penulis, jumlah kategori ada 3 dengan bobotnya 1-3, kategori (rendah = 1, sedang = 2 dan tinggi = 3), sehingga skor tertinggi yang diperoleh sebesar 32 dan skor terendah sebesar 11, dan dari penghitungan peringkat diperoleh besaran range skor masing-masing kategori adalah 7. Dengan demikian pengelompokan kategori untuk partisipasi adalah sebagai berikut :
Rendah
Range nilai : 11 - 17
Sedang
Range nilai : 19 - 25
Tinggi
Range nilai : 26- 33
3.4.2 Analisis Nilai Partisipasi Masyarakat Terhadap Lingkungan dalam Pengelolaan Sampah Terpadu Untuk analisis nilai partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan sampah instrumen yang digunakan adalah kuisioner berdasarkan variabel-variabel yang diamati yaitu dari aspek yang dapat dilihat dalam Tabel 3.
28
Tabel 3 Variabel-variabel yang digunakan untuk megetahui partisipasi masyarakat No. 1.
Sub variabel Tingkat Pendidikan Formal
2.
Jenis Pekerjaan
3.
Jumlah Pendapatan per bulan
4.
5.
6.
Lama Menetap
Intensitas Keterlibatan dalam Kebersihan lingkungan Keikutsertaan dalam memilah sampah
7.
Ketersediaan tempat sampah di rumah
8.
Cara membuang sampah
9
Hal yang dilakukan Jika Tempat Tinggal Kotor
10
Pengetahuan warga tentang TPA
11
Pendapat warga terhadap pemilahan sampah organik dan anorganik
a. b. c. a. b. c.
Indikator SD SMP-SMA PT (Perguruan Tinggi) Tidak Punya Pekerjaan Tetap Memiliki Pekerjaan Tetap Memiliki Pekerjaan Tetap dan tambahan
Skor a. 1 b. 2 c. 3 a. 1 b. 2 c. 3
a. b. c. a. b. c. a. b. c. a. b. c. a. b. c. a. b. c. a. b. c. a. b. c. a. b. c.
Rp 100.000-Rp 250.000 Rp 250.000-Rp 500.000 > Rp 500.000 1- 5 tahun 5 tahun- 15 tahun > 15 tahun Tidak pernah mengikuti Kadang- kadang Selalu Tidak pernah Kadang-kadang Selalu Tidak tersedia Tersedia berupa kantong plastik/kardus Tersedia berupa bak semen/ bak plastik Tidak dipilah Dibakar Dipilah Mendiamkannya Mengajak tetangga Kerjabakti Membersihkan Sendiri Tidak tahu Tahu Mengerti Tidak Setuju Setuju Sangat setuju
a. b. c. a. b. c. a. b. c. a. b. c. a. b. c. a. b. c. a. b. c. a. b. c. a. b. c.
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Data mengenai partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan penanganan sampah
yang
dikumpulkan dengan
metode daftar
kuisioner
dianalisis
menggunakan metode analisis statistik non parametrik Model Korelasi Spearman. Menurut Siegel (1992) kekuatan dan efisiensi penggunaan model korelasi rank Spearman adalah bahwa apabila dibandingkan dengan korelasi parametrik yang paling kuat, r Pearson kira-kira 91 %. Artinya jika rs dipakai dengan suatu sampel untuk menguji ada atau tidaknya asosiasi
dalam populasinya dan apabila
anggapan tuntutan-tuntutan yang mendasari penggunaan dari r Pearson dipenuhi, yakni manakala populasi itu memiliki distribusi normal bivariate dan pengukuran setidaknya dalam pengertian skala interval, maka r s 91 % sama tingkat efisiensinya dengan r dalam menolak H0. Kalau suatu korelasi antara X dan Y
29
terdapat dalam populasi dengan 100 kasus rs akan menunjukkan korelasi itu pada tingkat signifikansi yang sama dengan yang dicapai r dengan 91 kasus. Menurut Walpole (1992) Nilai r s biasanya dekat dengan nilai r yang diperoleh berdasarkan pengukuran numerik dan ditafsirkan secara sama pula. Nilai rs dapat terjadi dari -1 sampai +1. Nilai +1 atau -1 menunjukkan adanya hubungan antara X dan Y, tanda plus dapat diartikan bahwa pemberian peringkat itu sejalan, sedangkan tanda minus berarti bahwa pemberian peringkat bertolak belakang. Bila rs dekat dengan nol, kita menyimpulkan bahwa kedua peubah tidak berkorelasi. Variabel yang akan diamati terdiri dari : 1. Variabel pengaruh (Variabel bebas) yakni karakteristik masyarakat yaitu : pendidikan (X1), tingkat pendapatan (X2), jenis pekerjaan (X3), lama waktu menetap (X4). 2. Variabel terpengaruh (variabel tidak bebas) yakni : Tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah (Y) Model formulasi korelasi peringkat (Siegel, 1992) : rs = 1 - 6
Spearman yang digunakan adalah
N3-N Keterangan : rs = koefisien korelasi rank spearman N = jumlah responden di = selisih rangking antara variabel xi dan yi xi = rangking nilai variabel bebas yi = rangking nilai variabel tak bebas Untuk menghitung r s dibuat daftar ke 60 responden sebagai subyek. Pada setiap subyek dicantumkan rangking-nya untuk setiap variabel X dan rangking-nya untuk variabel Y. Kemudian ditentukan harga d i = perbedaan antara kedua rangking. Setiap di dikuadratkan selanjutnya semua harga di2 dijumlahkan untuk mendapatkan ∑di2 kemudian harga ini dan harga N (banyaknya subyek) dimasukkan kedalam rumus pokok.
30
3.4.3 Analisis nilai finansial pemanfaatan sampah serta dampak positifnya terhadap lingkungan Untuk analisis finansial pengelolaan sampah serta dampak positifnya terhadap lingkungan, instrumen yang digunakan adalah kuisioner berdasarkan variabel-variabel yang diamati yaitu dari aspek ekonomi antara lain data pembiayaan pengelolaan sampah (biaya variabel maupun biaya tetap), biaya pembuatan sampah organik menjadi kompos, data pemasaran kompos, laba atau keuntungan dari penjualan bahan daur ulang, jenis, sumber sampah dan komposisi sampah dengan jumlah responden 50 orang yang berasal dari pemulung, 2 orang dari lapak. Penghitungan manfaat ekonomi dapat dilihat pada Tabel 4. Selain itu juga untuk melihat nilai ekonomi dan keuntungan yang diperoleh agar kegiatan perusahaan pengelola sampah layak dilaksanakan atau tidak maka dilakukan penghitungan cashflow pada kompos Mutu Elok dengan uraian (Tabel 5) dan rumus sebagai berikut. Tabel 4 Manfaat ekonomi sampah anorganik oleh pemulung No. Jenis barang bekas Volume Harga (ton) jual (Rp/kg) 1. - Kertas - Plastik - Karet - Kaca - Logam - Kaleng - Botol - Kardus Jumlah Nilai ekonomi bahan dauran sampah/ton Besar manfaat ekonomi yang diperoleh / hari
Manfaat ekonomi (Rp)
Total Manfaat Ekonomi (Rp) =
=
Volume Total (ton) Nilai ekonomi (Rp) X rataan dauran yang di dapat (ton)/hari
31
Tabel 5 Biaya operasional daur ulang sampah organik menjadi kompos No
Uraian Komponen
I
Tahun 2 ….
1
Inflow 1. Nilai Produksi 2. Pinjaman 3. Nilai Sewa 4. Grants (bantuan) 5. Salvage Value (nilai sisa) Total Inflow Outflow 1. Biaya Investasi 2. Biaya Operasional 2.1 Biaya Variabel 2.2 Biaya Tetap 3. Pembayaran Bunga Pinjaman 4. Pajak 5. Biaya Lainnya Total Outflow Net Benefit = (I-II)
II
III IV
DF
V
1 , dengan i = DR(%) (1 i) t
PV Net Benefit (NPV) = (III)(IV)
Cash Flow n
a.
Net Present Value (NPV)
NPV t
Bt Ct i) t 0 / 1 (1
Keterangan : Bt = Penerimaan (benefit) pada tahun ke-t (Rp) Ct = Biaya (cost) pada tahun ke-t (Rp) i = Discount rate (%) t = Umur usaha (tahun) Penilaian kelayakan finansial berdasarkan NPV: 1. NPV ≥ 0; maka usaha layak untuk dilaksanakan 2. NPV < 0; maka usaha tidaka layak untuk dilaksanakan b. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) n
Net B/C
t
t
Keterangan : Bt =
Penerimaan (benefit) pada tahun ke-t (Rp)
Ct = Biaya (cost) pada tahun ke-t (Rp)
Bt 0 / 1 (1 n Bt 0 / 1 (1
Ct i) t Ct i) t
0 0
n
32
i =
Discount rate (%)
t =
Umur usaha (tahun)
Penilaian kelayakan finansial berdasarkan Net B/C: 1. Net B/C ≥ 1; maka usaha layak untuk dilaksanakan. 2. Net B/C < 1; maka usaha tidak layak untuk dilaksanakan c. Internal Rate of Return (IRR)
IRR
i1
NPV1 x (i 2 NPV1 NPV2
i1)
Keterangan : i1 =
Discount rate yang menghasilkan NPV positif (%)
i2 =
Discount rate yang menghasilkan NPV negatif (%)
NPV1
= NPV yang bernilai positif (Rp)
NPV2
= NPV yang bernilai negatif (Rp)
Penilaian kelayakan finansial berdasarkan IRR: 1. IRR ≥ discount rate (suku bunga) yang berlaku; maka usaha layak untuk dilaksanakan. 2. IRR < discount rate (suku bunga) yang berlaku; maka usaha tidak layak untuk dilaksanakan. Kelayakan finansial diukur dengan melakukan perhitungan cash flow terhadap berbagai kriteria investasi yaitu NPV, IRR, NET B/C. Keseluruhan perhitungan tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan software Microsoft Excel edisi 2007. 3.4.4 Analisis permasalahan dan pengaruh usaha pemanfaatan sampah Analisis terhadap permasalahan yang dihadapi serta pengaruh usaha pemanfaatan sampah akan disajikan secara deskriptif yang menelaah tentang masalah-masalah yang terjadi dalam pengelolaan dan pemanfaatan sampah perkotaan di Kecamatan Ciracas Jakarta Timur. Mulai dari kelembagaan dinas kebersihannya, cara pengelolaan sampah yang sedang berlangsung saat ini mulai dari pengumpulan hingga pembuangan akhir serta partisipasi masyarakatnya yang merupakan aspek penting dalam pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat.