40
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Visi dan misi adalah merupakan dasar terbentuknya suatu perusahaan. Hal tersebut dapat digunakan dalam pembuatan perencanaan strategis. Visi dan misi dalam suatu organisasi sangat penting karena digunakan sebagai petunjuk arah kemana perusahaan akan bergerak untuk berubah menjadi lebih baik. Setelah visi dan misi dikaji, informasi tambahan seperti profil perusahaan dan sebagainya dapat digunakan untuk merespon persyaratan yang ada pada tujuh
Malcolm Baldrige Criteria for Performance
Excellence (MBCfPE), yang meliputi 1. Leadership, 2. Strategic Planning, 3.
Customer
Focus,
4.
Measurement,
Analysis,
and
Knowledge
Management, 5. Workforce Focus, 6. Process Management, 7. Result. Selanjutnya kategori tersebut menurut Sadikin (2010), dikaji melalui kriteria penilaian Baldrige. Ada dua dimensi kriteria penilaian tersebut, yaitu: 1. Proses, mengacu pada metode perusahaan atau organisasi. Digunakan dalam meningkatkan dan menjawab persyaratan item kategori. Kemudian dianalisis dengan menggunakan evaluasi proses berdasarkan pendekatan A-D-L-I (Approach, Deployment, Learning, dan Integration). 2. Hasil, mengacu pada outcomes perusahaan dalam mencapai persyaratan item kategori. Dianalisis dengan evaluasi hasil berdasarkan pendekatan L-T-C-I (Level, Trend, Comparison, dan Integration). Evaluasi proses dan evaluasi hasil tersebut diukur berdasarkan panduan penilaian yang ada pada metode MBCfPE sehingga diperoleh skor untuk menganalisis kinerja perusahaan tersebut. Dan dalam proses penilaian, antara penilaian proses dan hasil saling terkait. Apabila proses penilaian telah dilakukan maka dari hasil penilaian yang diperoleh digunakan untuk mengetahui tingkat atau posisi kinerja perusahaan tersebut pada saat ini. Setelah diketahui kinerja dari masing-masing kriteria, maka langkah terakhir yaitu membuat rekomendasi atau menunjukan hasil penelitian mengenai apa yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki berdasarkan pada
41
hasil penilaian dan pengamatan. Implementasi saran dan rekomendasi yang diberikan bukanlah merupakan sebuah proses akhir. Perusahaan harus tetap melakukan Continuous Improvement untuk dapat terus meningkatkan dalam menghadapi
perubahan
lingkungan
yang
dinamik
yang
bertaraf
International. Gambar 6 menjelaskan kerangka konseptual penelitian, yaitu: . Visi dan Misi PT SMART, Tbk Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence
Organizational Profile
Pengkajian Proses
Pengkajian Hasil
1. Leadership 2. Strategic Planning 3. Customer Focus 4. Measurement, Analysis, and Knowledge Management 5. Workforce Focus 6. Process Management
A-D-L–I (Approach, Deployment, Learning, dan Integration)
1. Product Outcomes 2. Costumer Focused Outcomes 3. Financial and Market Outcomes 4. Workforce Focused Outcomes 5. Process Effectiveness Outcomes 6. Leadership Outcomes L-T-C-I (Level, Trend, Comparison, dan Integration)
Strength dan Opportunity For Improvement Klasifikasi Kelas Kinerja Continuous Improvement
1. Peningkatan Daya Saing 2. Peningkatan Produktivitas 3. Peningkatan Kualitas Go International Gambar 6. Kerangka konseptual penelitian
42
Kerangka operasional penelitian diawali dengan tahap awal (start) yaitu dengan mengidentifikasi dan mempelajari identifikasi perusahaan terlebih dahulu. Informasi tentang perusahaan dikumpulkan dengan cara wawancara dan menyesuaikan dengan dokumen-dokumen yang ada di PT SMART, Tbk. Apabila informasi tentang perusahaan belum cukup maka akan dilakukan kembali pencarian informasi tersebut, tetapi apabila sudah cukup maka akan dilakukan proses pengkajian kiriteria. Identifikasi profil perusahaan dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, sedangkan untuk menganalisis kriteria kinerja dilakukan dengan melihat persyaratan kriteria: 1. Leadership, 2. Strategic Planning, 3. Customer Focus, 4. Measurement, Analysis, and Knowledge Management, 5. Workforce Focus, 6. Process Management, dan 7. Result. Penilaian A-DL-I untuk pengkajian proses dan L-T-C-I untuk pengkajian hasil diperoleh dari hasil wawancara, dokumen PT SMART, Tbk, dan bukti-bukti yang ada di PT SMART, Tbk. Pada tahap ini dilakukan penilaian di setiap item yang ada pada ketujuh kriteria tersebut, sehingga diketahui kekuatan (strength) dan Opportunity For Improvement (OFI) yang dimiliki oleh PT SMART, Tbk. Penilaian pengkajian proses dinilai dengan pendekatan A-D-L-I menggunakan matriks bantu penilaian kriteria proses (Lampiran 12), sedangkan kriteria hasil (result) dinilai berdasarkan pendekatan L-T-C-I menggunakan matriks bantu penilaian kriteria hasil (Lampiran 13). Tahap selanjutnya adalah pemberian penilaian (scoring) pada ketujuh kriteria tersebut. Skor pada pengkajian proses berpedoman pada tabel panduan penilaian (scoring) evaluasi proses (A-D-L-I) yang ada pada (Lampiran 1), sedangkan pengkajian hasil (result) berpedoman pada tabel panduan penilaian (scoring) evaluasi hasil (L-T-C-I) pada (Lampiran 2). Perolehan skor digunakan untuk menganalisis kinerja PT SMART, Tbk. Selanjutnya adalah dari perolehan analisis pengukuran kinerja tersebut maka dibuat rekomendasi peningkatan kinerja oleh PT SMART, Tbk. Berikut ini, pada Gambar 7 merupakan kerangka operasional penelitiannya.
43
Start
Identifikasi Perusahaan Tidak
Cukup
Pengkajian Proses
Pengkajian Hasil
Approach (A) Deployment (D) Learning (L) Integration (I)
Wawancara dan Evidence Perusahaan
Level (L) Trend (T) Comparison (C) Integration (I)
Tabel Strength dan OFI
Matrik Bantu Pemetaan Kinerja
Tabel Penilaian Item Kriteria
Tabel Penilaian Skor Total Kriteria
Klasifikasi Kelas Kinerja
Implikasi Manajerial
Finish
Gambar 7. Kerangka operasional penelitian
Data-data Pembanding (Jika Ada)
44
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan suatu studi kasus yang dilakukan di PT SMART, Tbk, berlokasi di BII Plasa Tower 5th Floor, Jl. M.H. Thamrin No. 51, Jakarta 10350 - Indonesia. Penelitian dilakukan selama dua bulan yang dimulai dari bulan Agustus sampai September 2010. Pemilihan perusahaan dilakukan secara sengaja dengan mempertimbangkan bahwa PT. SMART, Tbk merupakan perusahaan business yaitu sebagai pemimpin global terbesar di Indonesia dalam pengelolahan kelapa sawit yang hasilnya banyak dibutuhkan masyarakat. 3.3. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan dan wawancara kepada pihak-pihak terkait dengan PT SMART, Tbk. Responden yang dipilih adalah karyawan yang lebih banyak mengetahui tentang PT SMART, Tbk. Wawancara dilakukan kepada pihak manajemen PT SMART, Tbk, seperti junior management (supervisor, senior supervisor, dan assisten manager) serta middle management (manager dan senior manager). Data sekunder merupakan data yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Data sekunder ini diperoleh dari pengkajian terhadap dokumen atau data laporan perusahaan, serta literatur yang mendukung topik penelitian ini seperti buku-buku yang memuat teori-teori, jurnal, skripsi, maupun penelusuran melalui internet. 3.4. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut: 1. Riset Kepustakaan (library research). Riset kepustakaan mengarah pada pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari literatur, dokumen perusahaan, dan mengutip pendapat dari berbagai sumber buku yang bersifat ilmiah, yang berkaitan dengan objek penelitian, serta penelusuran internet.
45
2. Riset Lapangan (field research). a. Wawancara (interview) Wawancara dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara terstruktur menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan dan wawancara tak terstruktur untuk mengetahui informasi terkini tentang
organisasi.
Wawancara
mengenai
gambaran
umum,
kelengkapan dokumen penelitian, dan informasi seputar kriteria Malcolm Baldrige yang dimiliki perusahaan. Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait dalam aktivitas kerja perusahaan dan yang dianggap lebih mengerti tentang PT SMART, Tbk dengan menggunakan teknik proposive sampling, dimana metode yang digunakan adalah metode judgment sampling. Teknik
proposive
pengumpulan
data
sampling non
merupakan
probability
salah
sampling
satu
teknik
yaitu
teknik
pengambilan tidak acak, untuk responden yang tepat dan bersedia diwawancarai. Data yang diambil sebanyak 25 responden, dimana masing-masing sample diambil lima reponden dari setiap divisi operations, finance, strategic, service and projects, dan refinery. b. Pengamatan (observation) Pengamatan dilakukan dengan meninjau langsung ke perusahaan dan lokasi kegiatan guna memperoleh data keterangan yang diperlukan seperti dokumen perusahaan. 3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data Hasil penelitian ini disajikan dengan mengunakan metode deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data dari perusahaan kemudian diolah dengan menggunakan analisis pengukuran Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCfPE) 2009-2010. Berikut adalah langkah mengolah data penelitian : 1.
Mengidentifikasi dan menguraikan fakta perusahaan kriteria Baldrige 2009-2010. Dari fakta yang ada dikumpulkan, diidentifikasi, dan diuraikan sesuai dengan setiap item kriteria dari tujuh kriteria Baldrige.
46
Fakta yang didefinisikan dan diuraikan pada setiap item kriteria proses dijabarkan dengan mengarah pada A-D-L-I (Approach, Deployment, Learning, dan Integration). Sedangkan pada item kriteria hasil dijabarkan dengan mengarah pada L-T-C-I (Level, Trend, Comparison, dan Integration). 2.
Mengidentifikasi
kekuatan
(strength)
dan
Opportunity
For
Improvement (OFI) untuk setiap kriteria berdasarkan informasi mengenai fakta yang telah diperoleh. 3.
Mengevaluasi atau mengkaji uraian fakta di setiap item kriteria. Evaluasi kriteria proses dilakukan dengan mengacu pada kualitas A-DL-I dengan menggunakan matriks bantu penilaian kriteria proses. Evaluasi kriteria hasil dilakukan dengan mengacu pada kualitas L-T-C-I dengan menggunakan matriks bantu penilaian kriteria hasil. Format matriks bantu penilaian, ditampilkan pada Lampiran 12 dan Lampiran 13.
4.
Melakukan identifikasi perolehan bobot penilaian di setiap item kriteria. Identifikasi perolehan bobot pada setiap item kriteria dilakukan berdasarkan hasil evaluasi uraian fakta di setiap item kriteria. Identifikasi perolehan bobot dilakukan dengan menggunakan tabel penilaian (scoring) untuk
kriteria proses (Lampiran 14), dan tabel
penilaian (scoring) untuk kriteria hasil (Lampiran 15). 5.
Menentukan skor total pengukuran kinerja. Skor total pengukuran kinerja merupakan hasil akhir scoring. Berikut adalah rumus yang digunakan dalam memperoleh hasil scoring : a. Skor item kriteria = Bobot item kriteria x Poin item kriteria. b. Skor kriteria = Σ skor item kriteria. c. Skor total (hasil scoring ) = Σ skor kriteria.
6. Menentukan kelas klasifikasi kelas kinerja perusahaan berdasarkan hasil scoring. 7. Tahap terakhir menyusun rekomendasi atau saran pada perusahaan mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki, ditingkatkan, dan dilengkapi kinerjanya.