HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA TENTANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1,*
Siti Nurhasanah, 2Fitri Rahmadhaniati
ABSTRAK Anak adalah anugerah, karunia dan amanah yang tidak boleh diabaikan, apalagi disengsarakan dan tidak dipenuhi hak dan kebutuhannya untuk memperoleh kehidupan yang layak. Sesuai pasal 28 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan anak usia dini telah ditempatkan sejajar dengan pendidikan lainnya. Bahkan pada puncak acara peringatan Hari Anak Nasional tanggal 23 Juli 2003, Presiden Republik Indonesia telah mencanangkan pelaksanaan pendidikan anak usia dini di seluruh Indonesia demi kepentingan terbaik anak Indonesia (Direktorat PAUD, 2008). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan Tingkat pengetahuan dan sikap Ibu balita tentang Pendidikan Anak Usia Dini dengan Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Metode peneltian yang digunakan adalah survey analitik dengan desain case control dengan populasi 407 orang. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik stratified random sampling sebanyak 50 orang. Data penelitian diolah secara komputerisasi. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Terdapat lebih dari separoh responden yang memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 28 orang (56%). Terdapat lebih dari separoh responden yang memiliki Sikap Negatif yaitu sebanyak 27 orang (54%). Terdapat lebih dari separoh responden yang kurang berperanyaitu sebanyak 30 orang (60%). Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap dengan Peran serta Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Sijunjung Tahun 2011 (p = 0,000). Oleh karena itu disarankan penelitian ini dapat menjadi data dasar oleh pegambil kebijakan terkait dengan pendidikan anak usia dini agar proses sosialisasi tentang pendidikan anak usia dini terus ditingkatkan sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia dimasa yang akan datang. Kata Kunci
: Tingkat Pengetahuan, Sikap Ibu, dan Peran Orang Tua
ABSTRACT The child is a gift, the gift and the mandate that should not be overlooked, especially afflicted and the rights and needs are not met to earn a decent living. Accordance with Article 28 of Law No. 20 of 2003 on National Education System, early childhood education has been placed alongside other education. Even at the peak of the commemoration of National Children's Day on 23 July 2003, the President of the Republic of Indonesia has initiated the implementation of early childhood education throughout Indonesia in the best interests of children Indonesia (Directorate of ECD, 2008). The purpose of this study was to determine the relationship of level of knowledge and attitude Mrs. toddler on Early Childhood Education with the Role of Parents in Early Childhood Education. Other research method used is the analytic survey with case control design with a population of 407 people. Sampling by using stratified random sampling technique as many as 50 people. Data were analyzed with computer. Results of the study are presented in the form of frequency distribution and chi-square test. The results showed that more than half of the respondents are who have less knowledge as many as 28 people (56%). There are more than half of the respondents who had a negative attitude as many as 27 people (54%). There are more than half of the respondents were less berperanyaitu as many as 30 people (60%). There is a significant relationship between knowledge and attitude with the participation of Parents in Early Childhood Education in Sub Sijunjung in 2011 (p = 0.000). It is therefore recommended this research can be basic data by pegambil policies related to early childhood education in order to increase awareness about early childhood education continue to be improved as part of efforts to improve the quality of human Indonesia in the future. Keywords: Level of Knowledge, Attitude mother, and the Role of Parents
PENDAHULUAN Tumbuhnya berbagai lembaga layanan pendidikan anak usia dini, seperti kelompok bermain, taman kanak-kanak baik yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun masyarakat, dan bahkan tim penggerak PKK dan beberapa organisasi wanita lainnya melaksanakan layanan
Posyandu yang menyatu dengan pendidikan anak usia dini, karena masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang perkembangan seorang individu. (Anwar,2007). Hasil penelitian, sekitar 50% kapabilitas kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berumur 4 tahun, 80% telah terjadi ketika berumur
Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.4 No 1 Januari 2013
88
8 tahun, dan mencapai titik kulminasi ketika anak berumur sekitar 18 tahun (Direktorat PAUD, 2008). Ironisnya, disaat beberapa negara tetangga terus berupaya keras melakukan peningkatan kualitas pada sektor pendidikan, banyak pihak di negara ini justru menempatkan pendidikan sebagai suatu komoditas yang memiliki nilai jual yang tinggi. Tidak mengherankan bahwa ketika banyak pihak mengejar pendidikan dari sisi kuantitas, tentu menimbulkan berbagai macam konsekuensi logis seperti terabaikannya faktor kualitas pendidikan (Depdiknas, 2010:1). Prakarsa penyelenggaraan pendidikan anak usia dini di negara maju telah berlangsung lama sebagai bentuk pendidikan yang berbasis masyarakat (community based sducation), akan tetapi gerakan untuk menggalakkan pendidikan ini di Indonesia baru muncul beberapa tahun terakhir. Hal ini di dasarkan akan pentingnya pendidikan untuk anak usia dini dalam menyiapkan manusia Indonesia seutuhnya, membangun masa depan anak-anak dan masyarakat Indonesia, namun sejauh ini jangkauan pendidikan anak usia dini masih terbatas dari segi jumlah maupun aksesibilitasnya. Misalnya penitipan anak dan kelompok bermain masih terkonsentrasi di kotakota. ( Anwar,2007:1) Di Amerika, Penyelenggaraan PAUD semata-mata hanya menstimulasi kecerdasan anak secara komprehensif dan pengasuhan terhadap anak, karena aspek kecerdasan yang dikembangkan hanya meliputi kecerdasan intelektual, emosional, estetika, dan social serta pengasuhan. Sedang di Indonesia potensi kecerdasan tersebut diberikan juga pendidikan untuk mengembangkan potensi kecerdasan spiritual yang dilaksanakan melalui pendekatan olah pikir, olah rasa, dan olah raga. Pemerintah Indonesia telah memperkenalkan panduan stimulasi dalam program Bina Keluarga Balita (BKB) sejak tahun 1980, namun implementasinya belum memasyarakat. Hasil penelitian pada tahun 2011 menemukan bahwa dari 265 keluarga yang diteliti, hanya terdapat 15% yang mengetahui program BKB. (Direktorat PAUD, 2010). Sesuai pasal 28 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan anak usia dini telah ditempatkan sejajar dengan pendidikan lainnya. Bahkan pada puncak acara peringatan Hari Anak Nasional tanggal 23 Juli 2003, Presiden Republik Indonesia telah mencanangkan pelaksanaan pendidikan anak usia dini di seluruh Indonesia demi kepentingan terbaik anak Indonesia (Direktorat PAUD, 2008). Di Sumatra Barat, data jumlah anak umur 06 tahun pada tahun 2010 adalah 563.646 jiwa, dan yang mengikuti pendidikan PAUD hanya 348.949 jiwa (Direktorat PAUD, 2008).
Sedangkan di Sijunjung saat ini menurut data Dinas Pendidikan Kecamatan Sijunjung, PAUD yang terdaftar di Kecamatan Sijunjung ada sekitar 10 PAUD, dengan 40 pendidik serta sekitar 407 murid. Namun jumlah tersebut diakui masih kurang untuk mengembangkan pendidikan anak usia dini. (Dinas Pendidikan Sijunjung). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada para ibu Balita di Kecamatan Sijunjung, pada bulan Juli 2011 didapatkan data bahwa sebagian besar ibu Balita masih kurang mengetahui tentang fungsi dan tujuan dari PAUD itu sendiri, banyak ibu-ibu Balita beranggapan bahwa PAUD itu hanya semata-mata tempat penitipan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Tingkat pengetahuan dan sikap Ibu balita tentang Pendidikan Anak Usia Dini dengan Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini.
METODE PENELITIAN Ibu Balita dari siswa PAUD yang ada di Kecamatan Sijunjung pada tahun 2010. Dengan jumlah populasi dari 10 PAUD sebanyak 407 orang. Penulis memilih tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik stratified random sampling. Penelitian ini bersifat korelasi yaitu suatu penelitian dengan desain cross sectional di mana variabel indepeden dan variabel dapenden di kumpulkan secara bersamaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat Pengetahuan Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Kecamatan Sijunjung Tahun 2013 Pengetahuan Frekuensi Persentase Kurang 28 56 Baik 22 44 Total
50
100
Tabel menunjukkan bahwa di Kecamatan Sijunjung Tahun 2011 responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 28 orang (56%) dan responden dengan pengetahuan baik sebanyak 22 orang (44%). Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap terjadinya melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman sendiri maupun pengalaman oranglain. Media masa maupun
Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.4 No 1 Januari 2013
89
lingkungan pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulus terhadap tindakan seseorang. (Notoatmodjo, 2003). Asumsi peneliti pengetahuan responden yang kurang disebabkan karena kurangnya upaya untuk memperoleh pengetahuan. Dalam hal ini, responden kurang memiliki minat dan motivasi untuk menggali lebih lanjut informasi tentang halhal yang berhubungan dengan perkembangan pendidikan, dan tidak berusaha untuk mengenali perubahan-perubahan yang terjadi,sehingga responden menganggap itu hal sepele. Sehingga banyak responden yang berasumsi bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hanya tempat penitipan anak. Dan menganggap pendidikan yang efektif itu adalah tingkat TK ke atas. Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian cici anggaraini (2012) di kecamatan koto VII Sijunjung bahwa dari 50 orang responden yang di teliti 26 (52%) orang responden memiliki pengetahuan rendah tentang pendidikan anak usia dini, dan 24 orang responden (48%) memiliki pengetahuan yang tinggi.
Sikap Tabel 2 Distribusi Frekuensi Sikap Responden di Kecamatan Sijunjung Tahun 2013 Tabel menunjukkan bahwa dari 50 orang responden, terdapat 23 orang responden (46%) yang memiliki sikap positif tentang pendidikan anak usia dini, dan terdapat 27 orang responden (54%) yang memiliki sikap negatif terhadap Pendidikan Anak Usia Dini. Sikap merupakan reaksi atau responden yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek. Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Menurut Asumsi peneliti, setiap responden memiliki sikap yang berbeda tentang pendidikan anak usia dini.Responden yang memiliki sikap negatif disebabkan oleh faktor kurangnya pengetahuan tentang manfaat dan tujuan dari pendidikan anak usia dini. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan cici angraini (2012) di kecamatan koto VII kabupaten sijunjung. Hasil penelitian di dapatkan bahwa dari 50 orang responden 30 orang responden (60%) menyatakan sikap Negatif tentang
pendidikan anak usia dini, dan 20 orang responden (40%) menyatakan sikap positif.
Peran Orang Tua Tabel 3 Distribusi Frekuensi Peran Serta Orang Tua Responden di Kecamatan Sijunjung Tahun 2013 Peran Tidak Ya Total
Frekuensi 30 20 50
Persentase 60 40 100
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 50 orang responden diketahui bahwa di kecamatan SijunjungTahun 2011, responden yang tidak berperan serta dalam Pendidikan Anak Usia Dini adalah 30 orang (60%) dan responden yang berperan serta dalam pendidikan anak usia dini adalah sebanyak 20 orang (40%). Orang tua adalah institusi pertama yang melakukan pendidikan dan pembinaan terhadap anak (generasi). Disanalah pertama kali dasar-dasar kepribadian anak dibangun. Anak dibimbing bagaimana mengenal penciptanya agar kelak dia Hanya mengabdi kepada sang pencipta Allah SWT. Keluarga dalam hal ini adalah aktor yang sangat menentukan terhadap masa depan perkembangan anak. Dari pihak keluarga perkembangan pendidikan sudah dimulai semenjak masih dalam kandungan. Anak yang belum lahir sebenarnya sudah biasa menangkap dan merespons apa-apa yang dikerjakan oleh orang tuanya.Peran orang tua dalam pendidikan anak Usia Dini adalah Sikap
f
%
Negatif Positif
27 23
54 46
Total
50
100
Orang tua sebagai guru pertama dan utama. ( Latif, Abdul. 2007 ) Asumsi peneliti tidak ada nya peran orang tua dalam pendidikan anak usia dini karena menganggap setelah di Sekolahkan di PAUD, tidak perlu lagi adanya Pendidikan Anak Usia Dini yang khusus di rumah. Asumsi peneliti faktor orang tua yang sibuk bekerja diluar rumah, sehingga orang tua beranggapan memasukan anak nya di PAUD adalah solusi yang paling aman untuk menitipkan anaknya. Bila dibandingkan hasil penelitian sebelumnya oleh cici anggrainipada tahun 2010, dari 50 responden, 35 responden (70%) yang anaknya bersekolah di PAUD tidak berperan dalam pendidikan anak usia dini, dam 15 responden (30%) berperan dalam pendidikan anak usia dini.
Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.4 No 1 Januari 2013
90
Analisis Bivariat Hubungan Pengetahuan dengan Peran Orang Tua Tabel 4 Hubungan tingkat Pengetahuan ibu balita tentang pendidikan anak usia dini dengan peran orang tua Peran orang tua Pengeta Total pTidak Ya huan val f % f % f % ue Kurang 27 54 1 2 28 56 0,00 Baik 3 6 19 38 22 44 0 Total
30
60
20
40
50
Hubungan Sikap dengan peran orang tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini Tabel 5 Hubungan tingkat Pengetahuan ibu balita tentang pendidikan anak usia dini dengan peran orang tua Peran orang tua Sikap
Negatif Positif Total
Total Tidak f % 25 50 5 10
f 2 18
% 4 36
f 27 23
% 54 46
30
20
40
50
100
60
pval ue
Ya
0,00 0
100
Tabel 4 menunjukkan dari 50 responden dimana diketahui bahwa pengetahuan kurang serta kurang nya peran orang tua dalam pendidikan anak usia dini sebanyak 27 orang (54%), pengetahuan kurang serta adanya peran orang tua dalam pendidikan anak usia dini sebanyak 1 orang (2%), pengetahuan baik serta kurang nya peran serta orang tua sebanyak 3 orang (6%) dan pengetahuan baik serta adanya peran orang tua sebanyak 19 orang (38%). Hasil uji statistik chi square dengan diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05). Dari nilai p tersebut dapat dijelaskan bahwa Ho ditolak artinya ada hubungan yang segnifikan antara pengetahuan dengan peran serta orang tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Nilai OR yang diperoleh sebesar 286,000 menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan kurang tentang Pendidikan Anak usia Dini memiliki peluang 286,000 kali untuk tidak berperan dalam pendidikan anak usia dini dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan baik tentang pendidikan anak usia dini. Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa pengetahuan responden memiliki hubungan yang bermakna dengan peran orang tua. Semakin baik pengetahuan responden tentang pendidikan anak usia dini semakin tinggi pula peran serta Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Hal tersebut karena ada kemampuan responden berpikir logis dan pemahaman responden tentang apa Pendidikan Anak Usia Dini tersebut. Pengetahuan baik pada responden sehingga responden mampu mengaplikasikan dalam peranan nya sebagai orang tua. Namun responden yang memiliki pengetahuan kurang yang berperan dalam Pendidikan Anak Usia Dini, hal ini disebabkan karena responden melakukan pendekatan diri kepada tuhan, yang mana akan lebih membantu seseorang dalam menghadapi suatu masalah dari segi spiritua. Serta tidak ada nya kegiatan yang terlalu padat sehingga banyak waktu di rumah untuk anak-anaknya.
Tabel 5 menunjukkan dari 50 responden dimana diketahui bahwa sikap Negatif serta kurang nya peran orang tua dalam pendidikan anak usia dini sebanyak 25 orang responden (50%), sikap Negatif serta adanya peran orang tua dalam pendidikan anak usia dini sebanyak 2 orang (4%), sikap Positif serta kurang nya peran serta orang tua sebanyak 5 orang (10%) dan sikap positif serta adanya peran orang tua sebanyak 18 orang (36%). Hasil uji statistik chi square dengan diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05). Dari nilai p tersebut dapat dijelaskan bahwa Ho ditolak artinya ada hubungan yang segnifikan antara Sikap dengan peran serta orang tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Terdapat lebih dari separoh responden yang memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 28 orang (56%). 2. Terdapat lebih dari separoh responden yang memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 27 orang (54%). 3. Terdapat lebih dari separoh responden yang kurang berperan yaitu sebanyak 30 orang (60%). 4. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan Peran serta Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Sijunjung Tahun 2011 (p = 0,000). 5. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan Peran serta Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Sijunjung Tahun 2011 (p = 0,000).
Saran Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar oleh pegambil kebijakan terkait dengan pendidikan anak usia dini agar proses
Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.4 No 1 Januari 2013
91
sosialisasi tentang pendidikan anak usia dini terus ditingkatkan sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA Abdul, Latif,. 2007. Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak , Jakarta : Erlangga Anwar, 2007.Pendidikan Anak Dini Usia ( Pendidikan Praktis bagi Ibu dan Calon Ibu ) , Bandung : Alfabeta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta :RinekaCipta. AlimulHidayat, Aziz. 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta :Salemba Medika. Dahlan, Sopiyudin, 2010. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel.Jakarta : Salemba Medika. ----------------------. Membaca dan Menelaah Jurnal Uji Klinis.Jakarta :Salemba Medika. Direktorat PAUD,2006; Depdikbud, 2006 Hasan, Maimunah, 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) , Yogyakarta : Bima Medika
Hastono, Sutanto Priyo, 2010. Statistik Kesehatan. Jakarta: raja grafindo persada. Hidayat Alimul Aziz, 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data, Jakarta :Salemba Medika. ---------------------------, 2008.Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data, Jakarta :Salemba Medika. Inrawijaya, Adam, 2010. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Yogyakarta : Bima Medika Khosman, Ali. Laporan Depkes RI. 2011. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta. ---------------------. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. ---------------------- 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta :Rineka Cipta. Soepardan, Suryani. 2008. Etika Hukum Kebidanan dan Hukum Kesehatan, Jakarta : ECG Wawan A. 2010. Teori dan pengukuran pengetahuan Sikap dan Prilaku Manusia,Yogyakarta: Nuha Medika.
.
Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.4 No 1 Januari 2013
92