HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE Nita Monica Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi ABSTRAK Menarche adalah menstruasi pertama di tengah masa pubertas yang terjadi di awal masa remaja. Beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa ada percepatan usia menarche dikarenakan status gizi yang meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi dengan ketepatan usia menarche pada remaja putri di SMP Riyadhul Ulum Condong. Sampel penelitian berjumlah 59 orang yang ditentukan menggunakan metode random sampling. Status gizi dihitung dengan menggunakan IMT/U, kemudian diukur dengan kurva WHO. Hasil uji analisis statistik Korelasi Rank Sperman didapatkan α = 0,038, dimana p yang digunakan adalah 0,05. Dapat disimpulkan bahwa hubungan status gizi dan usia menarche bermakna secara statistik. Mengingat hal tersebut, maka sangat disarankan untuk remaja putri agar memperhatikan asupan gizinya agar mengalami menarche pada usia yang normal.
Kata Kunci: remaja putri, status gizi, usia menarche
ABSTRACT Menarche is the first menstrual cycle which happens in the age of puberty. Few newest researches show there is an earlier age of menarche because of higher nutrition status. The purpose of this research is show the correlation between nutritional status and the accuracy of menarche of students from SMP Riyadhul Ulum Condong. Samples are taken from 59 girls using random samping method. Analysisi statistic results from the Korelasi Rank Sperman test is ɑ = 0,038, where p used is 0,05. Conclusion is, this reseaarch shows that there is meaningful statistic correlation between nutritional status and age of menarche. Because of that, it is recommended for teenage girls to pay attention to their nutritional status in order to get menarche in the normal age.
Keyword: menarche age, nutritional status, teenage girls
PENDAHULUAN Remaja adalah masa peralihan dari anak menuju ke dewasa dimana terjadi perubahan fisik, mental dan emosional yang sangat cepat (Proverawati, 2009). Monks (2000) memberi batasan usia remaja, yaitu 12-21 tahun. Menurut Stanley Hell, usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Menurut Whorld Health Organization (WHO, 2011) remaja adalah merekan yang berusia 10-19 tahun dan anak muda 15-24 tahun. Ini kemudian disatukan dalam terminologi kaum muda yang mencakup usia 10-24 tahun. Seiring dengan uisa yang semakin
meningkat
akan
berlaku
pubertas,
yang
merupakan
tahapan
perkembangan yang sangat penting bagi wanita. Di Indonesia berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa kedokteran di Jakarta dan Yogyakarta, diperoleh hasil bahwa rata-rata usia menarche remaja Indonesia 12,6 tahun. Usia menarche yang cenderung mengalami percepatan jika dibandingkan 20-30 tahun lalu. Penelitian di Malang dan Surabaya pada tahun 1992, menemukan bahwa rata-rata remaja putri menarche pada usia 12,6 tahun. Dulu seorang gadis baru mendapat menarche pada usia 13,9 tahun, berarti mengalami percepatan menarche 1,3 tahun (Affandi, 1996). Menurunnya usia menarche saat ini disebabkan karena semakin membaiknya keadaan serta kesehatan secara umum (Prawihardjo, 1999). Seorang remaja putri yang mendapat menarche pada usia 14 tahun ke atas, risiko terserang lebih besar (Sonja Roesman). Usia menarche awal merupakan faktor risiko terjadinya kanker ovarium. Disamping itu, percepatan usia menarche juga memperbesar peluang terjadinya hiperplasia endomentrium, kolesistitis juga berkaitan dengan usia menarche lebih awal (Aqldiansyah, 2011).
Dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Shalisha (2011) di Tanjung Morawa, didapatkan bahwa semakin baik status gizi seseorang, maka usia menarche orang tersebut akan semakin tepat (tidak terlambat atau terlalu dini). Sebuah studi di Amerika Serikat (2006) juga mengungkapkan bahwa ada hubungan yang kuat dari peningkatan IMT dengan awalnya usia pubertas. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian tentang hubungan status gizi dengan usia usia menarche pada remaja putri di SMP Riyadhul Ulum Condong. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional, yaitu mencari hubungan variabel bebas yaitu status gizi dan variabel terikat yaitu usia menarche. Penelittian ini menggunak uji Korelasi Rank Sperman. Dan penelitian ini dilakukan di SMP Riyadhul Ulum Condong pada bulan September 2014. Populasinya
sebanyak
70
orang
kelas
VII.
Kemudian,
penelitian
ini
menggunakan teknik random sampling, yaitu cara pengambilan sampel dan didapat sebanyak 59 sampel. Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah 1. Siswi SMP Riyadul Ulum Condong 2. Sudah mengalami menarche 3. Bersedia menjadi reponden. Kriteria eksklusi adalah siswi yang sedang sakit sehingga tidak hadir saat penelitian. Definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Bebas Status Gizi adalah keadaan gizi seseorang yang dilihat dari perbandingan tinggi badan dan berat badan serta umur. Alat ukur
: microtoise dan timbangan injak
Cara ukur
: penimbangan berat badan
Skala
: Rasio
2. Variabel Terikat Usia menarche adalah usia menstruasi yang pertama kali dialami oleh remaj putri. Alat ukur
: Kuesioner
Cara ukur
: Wawancara
Skala
: Rasio
Data yang terkumpul diolah dengan komputer menggunakan bantuan SPSS v.16. untuk menguji kemaknaan, digunakan batas kemaknaan yaitu sebesar (ɑ =0,05). Hasil a. Kategori Status Gizi Tabel 4.1 Kategori Status Gizi Responden No Status Gizi N Presentase (%) 1 Normal 57 96.6 2 Gemuk 2 3.4 Jumlah 59 100 Berdasarkan tabel 4.1 dari 59 responden dideketahui bahwa yang memiliki status gizi normal sebanyak 57 orang (96.6%) dan yang memiliki status gizi gemuk sebanyak 2 orang (3.4%). b. Kategori Usia Menarche Tabel 4.2 Kategori Usia Menarche No Usia Menarche N Presentase (%) 1 Dini 11 18.6 2 Normal 40 67.8 3 Lambat 8 13.6 Jumlah 59 100 Berdasarkan tabel 5.8 dari 59 responden diketahui bahwa yang usia menarche dini sebanyak 11 orang (18.6%), usia menrache normal adalah 40 orang (67.8%), dan usia menarche lambat sebanyak 8 orang (13.6%).
Pembahasan Dari hasil uji statistik dengan uji Rank Sperman menunjukkan bahwa status gizi mempunyai nilai p-value = 0,038 (p < 0,05) artinya terdapat hubungan status gizi dengan usia menarche pada remaja putri di SMP Riyadhul Ulum Condong. Sehingga semakin bagus status gizi ,maka usia menarche juga semakin dini. Keanekaragaman konsumsi makanan dan faktor genetik merupakan indikator utama timbulnya menarche dini terutama sebagai pemicu keluarnya Gonadotropin Releazing Hormone (GnRH). Berdasarkan beberapa penelitian disebutkan bahwa asupan gizi yang meliputi lemak, protein (hewani dan nabati), serat dan kalsium berperan sebagai penentu usia menarche remaja putri. Menurut (Silva,2005), gaya hidup juga memiliki pengaruh dalam induksi menarche. Remaja dengan gaya hidup modern, misalnya mereka yang sering menonton televisi, jarang beraktivitas atau yang sering mengkonsumsi fast food akan mengalami menarche lebih dini. Seseorang yang mendapatkan asupan gizi yang baik atau gizi yang lebih maka akan mempengaruhi hormon pertumbuhan tubuh khususnya akan mempercepat kematangan hormon reproduksi untuk mendapatkan menarche dini atau tepat pada waktunya, begitu juga sebaliknya seseorang yang mendapatkan asupan gizi yang kurang akan menyebabkan penurunan fungsi reproduksi yang mengakibatkan lamanya menarche.