HUBUNGAN PERSEPSI DAN PERILAKU KONSUMEN DI DKI JAKARTA TERHADAP LABEL GIZI PANGAN DENGAN STATUS GIZI DAN KESEHATAN
ANISA RAHMI NURHASANAH
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Persepsi dan Perilaku Konsumen di DKI Jakarta terhadap Label Gizi Pangan dengan Status Gizi dan Kesehatan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2013 Anisa Rahmi N NIM I14090004
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait
ABSTRAK ANISA RAHMI NURHASANAH.Hubungan Persepsi dan Perilaku Konsumen di DKI Jakarta terhadap Label Gizi Pangan dengan Status Gizi dan Kesehatan. Di bawah bimbingan AHMAD SULAEMAN Label informasi nilai gizi adalah daftar kandungan zat gizi pangan pada label pangan sesuai dengan format yang dibakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi dan perilaku masyarakat terhadap informasi gizi pada label makanan dengan status gizi dan kesehatan. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional study.Responden diambil secara purposive dengan kriteria atau persyaratan bahwa responden merupakan warga DKI Jakarta dengan pendidikan minimal SMA atau sederajat, sebanyak 91 orang yang tersebar di pusat-pusat perbelanjaan Mal Ciputra, Pluit Village, Plaza Semanggi, Plaza Sarinah, dan Tamini Square pada bulan Mei 2013. Hasilnya menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku membaca label informasi nilai gizi responden dengan status gizi (p=0.190), kesehatan (p=0.237), sebaran umur (p=0.151), jenis kelamin (p=0.875), tingkat pendidikan (p=0.311), status pekerjaan (p=0.608), dan tingkat pendapatan (p=0.140). Terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku membaca label informasi nilai gizi dengan pengetahuan gizi responden (p=0.008), sikap (p=0.006), dan persepsi konsumen mengenai label informasi nilai gizi (p=0.015). Kata kunci: Informasi Nilai Gizi, Perilaku, Persepsi, Status Gizi, Kesehatan, Pengetahuan, Sikap. ABSTRACT ANISA RAHMI NURHASANAH. Relation Between Consumer Behavior and Perception of Nutrition Information on Food Label with Nutrition Status and Health in DKI Jakarta. Supervised by AHMAD SULAEMAN. Nutrition information is a list of nutrient content in food label according to standardized format. The purpose of this study was to determine the relationship between consumer perception and behavior on nutrition information in food label with nutrition status and health. Study designused was a cross-sectional. Samples were taken purposively with the criteria a people who lived at DKI Jakarta with minimum educatingof high school.91 people were randomized collected at shopping centers Ciputra Mal, Pluit Village, Semanggi Plaza, Sarinah Plaza, and Tamini Square in May 2013. There was no significant relationship between the behavior of read a nutrition label with nutrition status (p=0.190), health (p=0.237), age (p=0.151), gender (p=0.875), education level (p=0.311), job status (p=0.608), and income level (p=0.140). There were a significant relationship between behavior of read nutrition label with nutrition knowledge (p=0.008), attitude (p=0.006), and consumer perception of nutrition label (p=0.015). Keywords: Nutrition Information, Behavior, Perception, Nutrition Status, Health, Knowledge, Attitude.
HUBUNGAN PERSEPSI DAN PERILAKU KONSUMEN DI DKI JAKARTA TERHADAP LABEL GIZI PANGAN DENGAN STATUS GIZI DAN KESEHATAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
DAFTAR ISI PRAKATA
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
3
Kegunaan Penelitian
3
KERANGKA PEMIKIRAN
4
METODE
5
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian
5
Jumlah dan Cara Penarikan Responden
6
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
7
Pengolahan dan Analisis Data
8
Definisi Operasional HASIL DAN PEMBAHASAN
10 11
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
11
Karakteristik Responden
12
Sosial Ekonomi Responden
14
Pengetahuan tentang Label Gizi
16
Sikap terhadap Label Gizi
16
Persepsi mengenai Label Gizi
16
Perilaku membaca Label Gizi
17
Kesehatan Responden
17
Status Gizi Responden
18
Hubungan Sebaran Umur Responden dengan Perilaku Membaca Label Informasi Zat Gizi
18
Hubungan Jenis Kelamin Responden dengan Perilaku Membaca Label Gizi 19 Hubungan Tingkat Pendidikan Responden dengan Perilaku Membaca Label Gizi 20
Hubungan Status Pekerjaan dengan Perilaku Membaca Label Gizi
21
Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Perilaku Membaca Label Gizi
22
Hubungan Pengetahuan konsumen terhadap perilaku konsumen dalam membaca Label Gizi
23
Hubungan Sikap Konsumen terhadap Perilaku Konsumen dalam membacaLabel Gizi
24
Hubungan Persepsi Konsumen terhadap Perilaku Konsumen dalamm membaca Label Gizi 24 Hubungan Perilaku Konsumen dalam membaca Label gizi dengan Status Gizi dan Kesehatan Responden 25 SIMPULAN DAN SARAN
26
Simpulan
26
Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
27
LAMPIRAN
30
DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi alokasi proporsi responden 7 Tabel 2 Jenis data, variabel dan cara pengumpulan data 8 Tabel 3 Pengkategorian karakteristik responden 10 Tabel 4 Sebaran responden menurut karakteristik dan sosial ekonomi 14 Tabel 5 Sebaran responden menurut status gizi 18 Tabel6Hasil uji hubungan pengetahuan, sikap, kesehatan, dan persepsi responden mengenai label gizi dengan perilaku membaca label gizi 24 Tabel 7 Hasil uji hubungan status gizi dengan perilaku membaca label gizi 25
DAFTAR GAMBAR Gambar 1Kerangka pemikiran perilaku dan persepsi konsumen terhadap status gizi dan kesehatan 5 Gambar 2 Sebaran responden menurut pengetahuan, sikap, persepsi, kesehatan, dan perilaku mengenai label gizi 15 Gambar 3 Sebaran responden menurut keterpengaruhan perilaku label gizi oleh sebaran umur 19 Gambar 4 Sebaran responden menurut keterpengaruhan perilaku label gizi oleh jenis kelamin 20 Gambar 5 Sebaran reponden menurut keterpengaruhan perilaku label gizi oleh tingkat pendidikan 21 Gambar 6 Sebaran responden menurut keterpengaruhan perilaku label gizi oleh status pekerjaan 22 Gambar 7 Sebaran responden menurut keterpengaruhan perilaku label gizi oleh tingkat pendapatan 23
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Hubungan Perilaku dan Persepsi Konsumen Label gizi terhadap Status Gizi dan Kesehatan 30 Lampiran 2 Data persepsi, perilaku, pengetahuan, sikap, dan kesehatan menurut status gizi responden 35
PENDAHULUAN Latar Belakang Di zaman yang serba praktis sekarang ini, sebagian orang lebih memilih untuk mengkonsumsi makanan dalam kemasan daripada makanan segar. Alasannya bisa karena keterbatasan waktu, atau semata-mata mengikuti tren.Selain itu, seiring dengan perkembangan pengetahuan dan peningkatan kesehatan, masyarakat di Indonesia mulai menyadari pentingnya pemahaman terhadap label pangan. Label dapat didefinisikan sebagai tulisan, tag, gambar atau pengertian lain yang ditulis, dicetak, distensil, diukir, dihias, atau dicantumkan dengan cara apapun dan dapat memberikan kesan dari suatu produk yang terdapat pada suatu wadah atau kemasan (Wijaya 2001). Pangan kemasan merupakan pangan yang banyak digemari masyarakat Indonesia terutama masyarakat diberbagai kota besar di Indonesia, seperti DKI Jakarta. Untuk memudahkan konsumen dalam memperoleh informasi yang benar dan jelas tentang setiap produk yang dikemas sebelum konsumen memutuskan untuk membeli dan atau mengkonsumsinya, maka berdasarkan penjelasan UU No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan pada pasal 97 ayat 1 disebutkan bahwa pemberian label di dalam dan/atau pada kemasan produk pangan adalah wajib. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun1999 tentang Label dan lklan Pangan ditetapkan bahwa sejumlah informasi tertentu merupakanketerangan minimal yang wajib dicantumkan pada setiap label pangan misalnya nama produk, berat bersih, nama dan alamat perusahaan dan lain- lain. Namun, terdapat informasi lain yang dapat dicantumkan secara sukarela atau dapat menjadi wajib pada pangan tertentu, salah satunya adalah informasi nilai gizi. Informasi Nilai Gizi atau dikenal juga dengan Nutrition Information atau Nutrition Fact atau Nutrition labelingdi Indonesia merupakan salah satu informasi yang wajib dicantumkan apabila label pangan memuat sejumlah keterangan tertentu. Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.00.06.51.0475 tahun 2005 tentang Pedoman Pencatuman Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan menyatakan bahwa pencantuman informasi nilai gizi diwajibkan pada label pangan yang memuat keterangan tertentu, yaitu label pangan yang disertai pernyataan bahwa pangan mengandung vitamin, mineral, dan atau zat gizi lainnya yang ditambahkan, atau dipersyaratkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dibidang mutu dan gizi pangan, wajib ditambahkan vitamin, mineral, dan atau zat gizi lainnya. Dari sisi kesehatan, informasi nilai gizi kemungkinan dapat memiliki manfaat untuk konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang memerlukan pengendalian asupan zat gizi,misalnya penderita diabetes dapat mengatur jumlah asupan kalori dengan memperhatikan jumlah energi suatu produk pangan, begitu juga dengan penderita hipertensi dapat mengatur jumlah asupan natrium dengan memperhatikan jumlah yang tercantum dalam informasi nilai gizi. Angka kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia semakin meningkat, yaitu sebesar 1.6% dari tahun 2001 ke tahun 2002. Peningkatan angka kematian ini disebabkan konsumsi pangan yang berlebih,
2 terutama gula, garam, dan lemak.Perilaku membaca label makanan selain untuk menghindari konsumsi berlebih juga untuk mewaspadai bahaya di balik makanan kemasan kadaluwarsa yang berujung kepada timbulnya penyakit (Sibuea 2002). Perilaku konsumen mencakup proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang dilakukan konsumen secara fisik dalam pengevaluasian, perolehan penggunaan atau mendapatkan barang dan jasa. Jadi dalam menganalisis perilaku konsumen tidak hanya menyangkut faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan kegiatan saat pembelian, akan tetapi juga meliputi proses pengambilan keputusan yang menyertai pembelian. Perilaku membaca label gizi produk pangan kemasan yang merupakan salah satu perilaku konsumen adalah sebagai langkah untuk menyeimbangkan gizi yang merupakan salah satu dari 13 pesan PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang) yang dibuat oleh Direktorat Gizi Departemen Kesehatan pada tahun 1994 untuk menghasilkan kualitas sumberdaya manusia yang handal (Cahanar dan Suhanda 2006). Berdasarkan penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh International Food Information Council (IFIC), umumnya masyarakat Amerika membaca label makanan saat akan membeli bahan pangan. Lebih dari 8 dari 10 konsumen yang melihat komposisi atau informasi zat gizi pada label, dimana 11% selalu melihat, 32% hampir selalu melihat, dan 40% terkadang melihat. Kandungan zat gizi yang menjadi perhatian konsumen adalah kalori (89%), diikuti total lemak (81%), sodium (75%), gula (73%), karbohidrat (72%), lemak jenuh (71%), dan kolesterol (66%) (Borra 2006).Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh The Food and Drug (FDA) tahun 2005, 60-80% para konsumen di Amerika membaca label produk pangan sebelum membeli produk makanan baru.Dari presentase tersebut, 30-40% konsumen mengaku bahwa label produk pangan menjadi salah satu masukan mereka dalam membeli jenis produk pangan (Philipson 2005).Sementara itu, berdasarkan hasil kajian Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), di Indonesia masalah label masih kurang mendapat perhatian dari konsumen. BPKN menemukan hanya 6,7% konsumen yang memperhatikan kelengkapannya (Hasil Kajian BPKN 2007). Kurangnya perhatian pada perilaku konsumen dalam membaca informasi nilai gizi produk pangan dapat berdampak buruk bagi status kesehatan masyarakat.Hal ini perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut. Penelitian-penelitian mengenai label gizi masih kurang. Penelitian di Indonesia juga menyatakan bahwa masih kurangnya perhatian konsumen untuk membaca label informasi gizi produk pangan. Penelitian Asmaiyar (2004) pada konsumen di pasar Kebayoran Lama Jakarta Selatan menemukan bahwa tingkat kepatuhan membaca label pangan masih cukup rendah yaitu 45% dari 120 konsumen sebagai responden. Hal ini tidak jauh berbeda dengan Zahara (2009) yang melakukan penelitian pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Indonesia, Depok menemukan bahwa kepatuhan membaca label gizi masih rendah, yaitu sebesar 39,1% dari 215 konsumen sebagai responden. Namun, berbeda dengan penelitian Jannah (2010) pada mahasiswa program studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan di Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah, Jakarta menemukan bahwa perilaku konsumen dalam membaca label gizi sudah baik, yaitu sebesar 63,7% dari 91 konsumen sebagai responden.
3 Informasi terdepan dari suatu produk pangan yang dinilai oleh konsumen adalah semua informasi yang tercantum dalam label yang terdapat pada kemasan pangan. Informasi nilai gizi yang merupakan salah satu atribut dari label pangan, menjadi salah satu informasi penting dalam penentuan pembelian produk pangan oleh masyarakat Jakarta karena ingin meningkatkan dan menjaga kesehatan mereka. Kurangnya penelitian mengenai label gizi, serta pada penelitianpenelitian sebelumnya kebanyakan responden diambil hanya dari kalangan mahasiswa yang berpengetahuan gizi baik. Hal ini kurang dapat memberi gambaran bagi masyarakat pada umumnya.Oleh karena itu, penelitian ini dikaji untuk memberi gambaranmasyarakat pada umumnya dari populasi DKI Jakarta mengenai hubunganpersepsi danperilaku masyarakat terhadap informasi gizi pada label kemasan pangan dengan status gizi dan kesehatan mereka. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan pokokpokok permasalahan yang menjadi fokus penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana persepsi konsumen terhadap label gizi produk pangan kemasan. 2. Bagaimana perilaku konsumen terhadap label gizi produk pangan kemasan. 3. Bagaimanakah hubunganpersepsi dan perilaku konsumen terhadap label gizi produk pangan kemasan dengan status gizi dn kesehatannya Tujuan Penelitian Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi dan perilaku masyarakat terhadap label gizi pada kemasan makanan dengan status gizi dan kesehatan Tujuan Khusus Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui persepsi masyarakat mengenai label gizi pada kemasan pangan. 2. Mengetahui perilaku masyarakat terhadap label gizi pada kemasan pangan. 3. Mengetahui hubungan perilaku masyarakat terhadap label gizi dengan status gizi dan kesehatan masyarakat berdasarkan informasi nilai gizi. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hubunganpersepsidanperilakumasyarakat terhadap label gizi dengan status gizi dan kesehatan.Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi bahan masukan bagi perusahaan atau industri pangan serta badan pengawas obat dan makanan (BPOM) dalam memperhatikan adanya informasi nilai gizi pada setiap kemasan produk pangan.
4
KERANGKA PEMIKIRAN Perilaku seseorang juga dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.Persepsi merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi timbulnya perilaku. Persepsi adalah proses dimana sensasi yang dirasakan oleh konsumen dipilih, diorganisir, dan diinterpretasikan. Tiga tahap dari persepsi adalah pemaparan, perhatian, dan interpretasi (Solomon 2002). Perilaku dan persepsi konsumen mengenai label gizi ini dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan untuk membeli produk pangan. Kemampuan membeli ini berhubungan dengan konsumsi pangan yang dimakan oleh seseorang.Setiap produk pangan yang dikonsumsi seseorang memiliki nilai gizinya masing-masing yang mempengaruhi status gizi dan kesehatan orang tersebut.Status gizi merupakan suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan (Gibson 1996). Sedangkan kesehatan menurut UU No 36 tahun 2009 adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pengetahuan konsumen akan mempengaruhi keputusan pembelian yaitu semakin banyak pengetahuan yang dimiliki konsumen maka konsumen akan semakin baik dalam mengambil keputusan. Selain itu, pengetahuan tersebut dapat mengakibatkan konsumen akan lebih efisien dan lebih tepat dalam mengolah informasi serta mampu me-recall informasi dengan lebih baik. Berdasarkan uraian tersebut, terlihat bahwa persepsi berhubungan dengan pembentukkan pengetahuan konsumen yang kemudian akan mempengaruhi keputusan pembelian atau konsumsi (Kotler 2006). Persepsi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berkaitan dengan karakteristik responden seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan dan status sosial ekonomi. Persepsi seseorang terhadap suatu barang juga mempengaruhi perilaku mereka dalam membaca label gizi. Persepsi yang telah mereka miliki selama ini terhadap produk tertentu akan terus mereka percayai, sehingga akan lebih cenderung untuk mengabaikan informasi baru terkini, seperti label gizi pangan.Faktor eksternal responden berasal dari lingkungan sekitar responden yang dapat mempengaruhi persepsinya seperti sumber informasi. Perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan dan pengaruh individu, serta proses psikologis. Pengaruh lingkungan terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Proses psikologis terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku.Oleh karena itu, pada penelitian ini akan diteliti hubungan antara persepsi konsumen denganperilaku konsumen tentang informasi nilai gizi produk pangan kaitannya dengan status gizi dan kesehatan. Karakteristik responden (faktor internal) yang diteliti adalah tingkat usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan status sosial ekonomi. Unit analisa yang digunakan adalah konsumen yang menggunakan makanan dalam kemasan, mengetahui mengenai label pada kemasan produk dan mengetahui mengenai informasi nilai gizi yang terdapat pada label kemasan produk. Persepsi dan
5 perilaku konsumen yang akan diteliti adalah persepsi dan perilaku konsumen tentang hal yang berkaitan dengan informasi nilai gizi serta pengaruhnya terhadap status gizi dan kesehatan. Melalui survei persepsi dan perilaku konsumen tentang informasi nilai gizi dapat diketahui faktor-faktor internal apa saja yang berhubungan dalam membentuk persepsi dan perilaku konsumen tentang informasi nilai gizi terhadap status gizi dan kesehatan. Faktor Internal : Tingkat usia Tingkat pendidikan Jenis kelamin Status sosial Ekonomi
Faktor eksternal
Persepsi Terhadap Informasi Nilai Gizi
Proses psikologis
Sikap Terhadap Informasi Nilai Gizi
Perilaku Terhadap Informasi Nilai Gizi Perbedaan dan Pengaruh Individu : Pengetahuan
Pengaruh lingkungan
Status gizi dan kesehatan
Keterangan :
=Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti = Hubugan yang diteliti = Hubungan yang tidak diteliti Gambar 1Kerangka pemikiran perilaku dan persepsi konsumen terhadap status gizi dan kesehatan
METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain cross sectional study karena pengumpulan data dilakukan pada satu waktu yang tidak berkelanjutan.Penelitian dilakukan di pusat-pusat perbelanjaan yang berada di wilayah DKI Jakarta.Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei 2013.
6 Jumlah dan Cara Penarikan Responden Pada penelitian ini konsumen pusat perbelanjaan yang dijadikan sebagai responden penelitian adalah konsumen yang termasuk ke dalam golongan ekonomi menengah dan memiliki pendidikan minimal setara dengan Sekolah Menengah Atas.Pengelompokkan ini dilakukan untuk memudahkan peneliti karena besarnya keragaman karakteristik yang terdapat di pusat-pusat perbelanjaan. Konsumen yang dikelompokkan berdasarkan kelas sosial diduga akan membentuk pola pemikiran tertentu sesuai dengan kelas sosialnya. Pemilihan kelas menengah dimaksudkan sebagai penduga konsumen yang memahami label pangan, yaitu informasi nilai gizi pada berbagai kelas ekonomi. Sedangkan untuk pendidikan minimal setara dengan Sekolah Menengah Atas dimaksudkan sebagai penduga bahwa konsumen telah memahami masalah gizi dan cara pembacaan informasi nilai gizi. Lokasi pemilihan responden dilakukan di lima tempat pusat perbelanjaan yang tersebar di daerah DKI Jakarta yang diasumsikan data dari tiap pusat perbelanjaan tersebut dapat menggambarkan keadaan data konsumen diseluruh Indonesia dan untuk mewakili data dari tiap daerah. Daerah pusat perbelanjaan merupakan daerah yang sering digunakan oleh warga masyarakat DKI Jakarta untuk membeli bahan pangan yang mereka butuhkan dan merupakan tempat untuk memperdagangkan produk-produk makanan kemasan yang didalam kemasan produk tersebut terdapat pelabelan pangan, salah satuya adalah informasi nilai gizi. Pusat perbelanjaan yang terpilih yaitu Mal Ciputra, Pluit Village, Plaza Semanggi, Plaza Sarinah, dan Tamini Square.Pusat – pusat perbelanjaan ini dipilih karena tersebar dan mewakili tiap daerah yang ada di daerah DKI Jakarta dan dapat mewakili gambaran populasi di DKI Jakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya.Lokasi tersebut tepat dipilih karena memiliki rata-rata konsumen dengan kelas ekonomi menengah, pendidikan minimal setara dengan Sekolah Menengah Atas, dan peneliti mendapatkan ijin untuk melakukan pengambilan data di lokasi tersebut. Selain itu, pusat perbelanjaan tersebut merupakan pusat perbelanjaan yang memiliki letak strategis sehingga banyak konsumen memilih untuk berbelanja ditempat tersebut.. Responden diambil secara purposive dengan metode simple random sampling dengan pengambilan responden secara proposional.Responden yang digunakan adalah responden yang tersebar di pusat perbelanjaan di DKI Jakarta. Konsumen yang dipilih menjadi responden yaitu harus memenuhi beberapa kriteria seperti: 1) berbelanja di pusat perbelanjaan tersebut, 2) produk yang dibeli merupakan produk makanan yang memiliki label pangan informasi nilai gizi, 3) bersedia menjadi responden, dan 4) bersedia memberikan data yang dibutuhkan terkait penelitian secara lengkap. Jumlah responden dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan uji Hipotesis beda 2 proporsi (Ariawan 1998) sebagai berikut : Rumus :
z n
1 α/2
2P(1 P) z1β P1 (1 P1 ) P2 (1 P2 )
Keterangan : n = besar responden
(P1 P2 ) 2
2
7 Z1 - α/2 = derajat kemaknaan (95%) = 1,96 Z1 – β = kekuatan uji 80% Z= 1,28 P1 = proporsi perilaku membaca label gizi pada responden yang berjenis kelamin perempuan 52,1% (Asmaiyar 2004) P2 = proporsi perilaku membaca label gizi pada responden yang berjenis kelamin laki-laki 19,2 % (Asmaiyar 2004) P1+P2 P = =
P
2 52,1+19,2 71,3
2
= = 35,65 = 0,3565 2 Besar responden yang dihasilkan : 2
(z1-αൗ ට2P൫1-P൯+z1-β ටP1 ൫1-P1 ൯+P2 ൫1-P2 ൯) 2
n=
(P1 -P2 )
n= n=
2 2
(1,96ට2x0,3565൫1-0,3565൯+1,28ට0,521൫1-0,521൯+0,192൫1-0,192൯) 2
(0,521-0,192)
(1,96ඥ0,713ሺ0,6435ሻ+1,28ඥ0,249+0,155)
2
2
(0,329)
(1,96ඥ0,4588+1,28ඥ0,404)
2
n=
0,1082 (1,3276+0,8136)2
n= n= n=
0,1082 (2,1412)2 0,1149 4,5847 0,1082
n = 42 = 42 x 2 = 84 Berdasarkan rumus di atas, jumlah responden dalam penelitian ini minimal sebesar 84 orang, untuk mengantisipasi adanya responden yang drop-out maka jumlah respondentersebut ditambah 10% menjadi 92,4 = 93 orang, karena pengambilan data di ambil pada lima tempat pusat perbelanjaan yang tersebar di DKI Jakarta, maka pengambilan responden dilakukan dengan cara proposional random sampling. Tabel 1Distribusi alokasi proporsi responden Pusat Perbelanjaan Jakarta Barat Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Selatan Jakarta Utara =1.164.446/4. =1.372.300/4. =453.591/4.8 =1.043.675/4. =824.480/4.8 869.203x93 869.203x93 69.203x91 869.203x93 69.203x93 = 22,2 = 26,1 = 8,6 = 19,9 = 15,7 = 22 = 26 =9 = 20 = 16 Dari 93 kuesioner yang digunakan, didapatkan 91 responden yang kembali dan memenuhi syarat.Actual respondenpada penelitian ini berjumlah 91 orang.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer meliputi peubah-peubah yang akan diteliti yang merupakan data hasil
8 wawancara berupa kuesioner dan pengukuran langsung. Data tersebut, yaitu: 1) Karakteristik responden meliputi, nama, jenis kelamin, usia, pendidikan, berat badan, dan tinggi badan 2) Karakteristik sosial ekonomi meliputi pendapatan dan pekerjaan 3) Perilaku konsumen 4) Persepsi konsumen 5) Pengetahuan konsumen 6) Sikap konsumen. Sedangkan data sekunder yang dibutuhkan yaitu data gambaran umum mengenai lokasi penelitian yaitu pusat-pusat perbelanjaan di DKI Jakarta, dan nilai kandungan gizi, serta klaim kesehatan.Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan keterangan informasi nilai gizi pada label pangan. Tabel 2Jenis data, variabel dan cara pengumpulan data No Jenis data 1. Karakteristik responden
Variabel Usia Jenis kelamin Tingkat pendidikan Pekerjaan Tingkat Pendapatan
Cara pengumpulan data Wawancara langsung dengan respondendan penyebaran kuesioner
2.
Berat badan
Berat badan diukur dengan menggunakan timbangan injak
Tinggi badan
Tinggi badan diukur dengan menggunakan microtouise dengan ketelitian 0.1 cm Wawancara langsung dengan responden dan penyebaran kuesioner
Status gizi
3.
Persepsi konsumen
Persepsi konsumen positif dan negatif
4.
Perilaku Konsumen
Frekuensimembaca Label gizi
5. 6. 7.
Pengetahuan Sikap Kesehatan
Wawancara langsung dengan responden dan penyebaran kuesioner Zat Gizi pada Label Wawancara langsung dengan gizi responden dan penyebaran kuesioner Keputusan membeli Wawancara langsung dengan responden dan penyebaran kuesioner Tingkat pengetahuan Penyebaran kuesioner Sikap konsumen Penyebaran kuesioner Tingkat kesehatan Wawancara langsung dengan responden dan penyebaran kuesioner
Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007.Data primer yang telah diperoleh diolah dengan tahapan-tahapan, meliputi editing, coding, entri, dan cleaning untuk dianalisis selanjutnya dengan menggunakan program Statistical Program for Social Science (SPSS) versi 16 for windows.
9 Variabel perilaku membaca label gizi produk pangan kemasan dinilai berdasarkan kemampuan responden menjawab10 pertanyaan mengenai frekuensi membaca label gizi produk pangan kemasan. Penelitian dilakukan dengan memberikan nilai satu pada jawaban tidak pernah, nilai dua pada jawaban jarang, nilai tiga pada jawaban sering, dan nilai empat pada jawaban selalu untuk setiap pertanyaan.Bobot nilai kemudian dijumlah dari setiap pertanyaan dan dikategorikan menjadi dua menurut nilai mean data, yaitu kurang baik (jika total skor <25.16) dan baik (jika total skor ≥ 25.16). Variabel persepsi konsumen tentang label gizi produk pangan kemasan dinilai berdasarkan kemampuan responden menjawab 6 pertanyaan. Penelitian dilakukan dengan memberikan nilai 0 pada jawaban salah atau negatif, nilai 1 pada jawaban tidak tahu, dan nilai 2 pada jawaban benar atau positif. Bobot nilai yang sudah dijumlahkan kemudian dikategorikan menjadi dua menurut nilai median data, yaitu kurang baik (jika total skor <8) dan baik (jika total skor ≥ 8). Variabel pengetahuan tentang label gizi produk pangan kemasan dinilai berdasarkan kemampuan responden menjawab dengan benar 10 pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan. Penelitian dilakukan dengan memberikan nilai 0 pada jawaban salah, nilai 1 pada jawaban tidak tahu, dan nilai 2 pada jawaban benar. Bobot nilai yang sudah dijumlahkan kemudian dikategorikan menjadi dua menurut nilai mean data, yaitu kurang baik (jika ≤ 7 pertanyaan dijawab responden dengan benar) dan baik (jika >7 pertanyaan dijawab responden dengan benar). Variabel sikap terhadap pentingnya membaca label gizi produk pangan kemasan dinilai berdasarkan kemampuan responden menjawab10 pertanyaan. Penelitian dilakukan dengan memberikan nilai 1 pada jawaban sangat tidak setuju, nilai 2 pada jawaban tidak setuju, nilai 3 pada jawaban setuju, dan nilai 4 pada jawaban sangat setuju. Bobot nilai kemudian dijumlahkan dan dikategorikan menjadi dua menurut nilai mean data, yaitu kurang baik (jika total skor <31.73) dan baik (jika total skor ≥ 31.73) Variabel status gizi diukur berdasarkan indeks massa tubuh yang didapat dari data berat badan dan tinggi badan responden. Pengkategorian indeks massatubuh responden didasarkan pada pengkategorian IMT dari Depkes (2003), yaitu kurus sekali (jika IMT<17 kg/m2), kurus (jika IMT 17.0 – 18.4 kg/m2), normal (jika IMT 18.5 – 25.0 kg/m2), gemuk (jika IMT 25.1 – 27.0 kg/m2), dan gemuk sekali atau obesitas (jika IMT >27.0 kg/m2). Variabel kesehatan diukur berdasarkan jumlah penyakit yang diderita responden dan tingkat kesehatan yang dialami responden. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan nilai 2 untuk kesehatan yang meningkat, nilai 1 untuk kesehatan yang tetap, dan nilai 0 untuk kesehatan yang menurun, serta persentase penuh (100%) untuk orang yang tidak mengalami atau memiliki penyakit apapun (sehat). Bobot nilai kemudian dijumlahkan dan dikategorikan menjadi dua, yaitu kurang baik (jika total skor <70%) dan baik (jika total skor ≥ 70%). Data-data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan program Statistical Program for Social Science (SPSS) versi 16 for windows.Adapun program SPSS yang dilakukan adalah analisis bivariat untuk mengetahui frekuensi dari penyebaran responden.Analisispearson digunakan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan status gizi dengan perilaku
10 konsumen.Sedangkan analisis spearman digunakan untuk mengetahui hubungan kesehatan, persepsi konsumen, dan karaketeristik responden. Data karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan tingkat pendapatanresponden diperoleh dengan cara wawancara langsung dan penyebaran kuesioner. Data karakteristik ini dikategorikan kedalam bentuk yang lebih sederhana, yaitu untuk kategori tingkat pendidikan (rendah dan tinggi), status pekerjaan (tidak bekerja dan bekerja), dan tingkat pendapatan (rendah dan tinggi). Untuk data karakteristik umur dan jenis kelamin tidak disajikan dalam bentuk yang lebih sederhana, kemudian data karakteristik ini pada akhirnya akan memberikan gambaran mengenai responden. Selain itu, data antropometri responden yang terdiri dari berat badan dan tinggi badan. Data tersebut digunakan untuk memperoleh data Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagai indikator dari status gizi responden. Data berat badan diperoleh dari pengukuran langsung menggunakan timbangan injak,sedangkan data tinggi badan diperoleh dengan mengukur tinggi badan secara langsung dengan menggunakan microtoi berskala pengukuran 0.1 cm. Tabel 3Pengkategorian karakteristik responden No
Karekteristik responden
1
Umur
2
Jenis kelamin
3
Tingkat pendidikan Responden
4
Pekerjaan
5
Tingkat pendapatan
Kategori 16-19 tahun 20-45 tahun Laki-laki Perempuan SMA Diploma/akademi Sarjana PascaSarjana Tidak bekerja PNS Pegawai swasta BUMN Wiraswasta Ibu rumah tangga (IRT)