HUBUNGAN PEMBELAJARAN BERBASIS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 70 JAKARTA
ARIF BUDIMAN NIM : 107025001061
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULAH JAKARTA 1435 H / 2014
i
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan seluruhnya bagi Allah SWT dan perantara menuju-Nya. Bapakku Drs. H Watma dan Ibuku Aan Maymunah, yang mengajarkan bagaimana harus berusaha untuk mencapai cita-cita dan Ibu yang banyak berkorban demi anaknya untuk masa depan. Untuk Kakakku Wawan Setiawan, Sopian Iskandar dan Adikku Rahman Afandi, Fajar Firdaus terima kasih motivasi dan kesabarannya untuk segala usaha menyelesaikan skripsi ini.
ii
ABSTRAK Hubungan Pembelajaran Berbasis Perpustakaan Sekolah dengan Prestasi Belajar Siswa di SMA Negeri 70 Jakarta Pembelajaran berbasis perpustakaan merupakan pendekatan dalam kontek pendidikan yang memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber informasi, bahkan melaksanakan proses pembelajaran di perpustakaan. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 70 Jakarta, dengan tujuan ingin mengetahui pembelajaran berbasis perpustakaan diterapkan di SMA Negeri 70 Jakarta, dan juga apakah ada hubungan pembelajaran berbasis perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 70 Jakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X,XI,XII di SMA Negeri 70 Jakarta Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 1023 siswa. Ukuran sampel adalah 28% dari populasi menjadi 287 siswa diambil secara acak yaitu dengan teknik Random sampling berstrata. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Analisis data angket/kuesioner akan dilakukan pengukuran dengan skala likert. Analisis data menggunakan korelasi product moment dengan bantuan program pearson product moment pada Microsoft Excel 20007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya frekuensi pembelajaran berbasis perpustakaan mencapai 84.9% atau mencapai nilai rata-rata 4.25, dan juga memiliki tingkat hubungan secara signifikan dengan prestasi belajar siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan besarnya nilai koefisien korelasi sebesar 0,999. Oleh karena itu nilai r hitung lebih besar daripada r table (> 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa Ho (Hipotesis nol) ditolak dan Ha (Hipotesis alternatif) diterima.
Kata kunci : Perpustakaan Sekolah, Prestasi Belajar
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT atas segala karunia yang telah
diberikan kepada kita semua khususnya bagi penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan semoga terlimpahkan pula kepada para sahabat dan semua insan yang telah mengikuti sunahnya. Amin. Selama mengerjakan skripsi ini penulis mendapatkan banyak pengalaman dan pelajaran berharga, terutama untuk lebih mengenal sekaligus mengetahui kemampuan dan kelemahan penulis dalam banyak hal. skripsi ini juga masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengucapkan permohonan maaf atas kekurangan yang ada pada skripsi ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1)
Prof. Dr. Oman Fathurrahman selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2)
Pungki Purnomo, MLIS, dan Mukmin Suprayogi, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi FAH UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.
3.
Ibu Siti Maryam, M.Hum, selaku dosen pembimbing yang telah
iv
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan pemikiran kepada penulis. 4.
Segenap dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat untuk penulis.
5.
Pimpinan dan staff Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6.
Kepala Sekolah, wakil, seluruh guru dan siswa SMAN 70 Jakarta sangat membantu penulis untuk melakukan penelitian dan
yang
mendapatkan informasi. 7.
Kepala Sekolah, wakil, seluruh guru dan siswa SMAN 70 Jakarta sangat membantu penulis untuk melakukan penelitian dan
yang
mendapatkan informasi. 8.
Koordinator dan seluruh staff Perpustakaan SMAN 70 Jakarta Selatan
yang dengan sangat baik hati telah memudahkan penulis
untuk melakukan penelitian dan mendapatkan informasi. 9.
Untuk teman-teman Ilmu Perpustakaan angkatan 2007 semua, terima kasih buat hari-hari yang kita lalui bersama semoga kita tetap terjaga dalam tali silaturrahmi.
10.
Dan semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih buat bantuan dan dukungannya.
v
DAFTAR ISI ABSTRAK…………………………………………………………………………. i KATA PENGANTAR ………………………...………………………..……….
ii
DAFTAR ISI ………………………………………..…………………….…..….
iii
DAFTAR TABEL ………………………………..…..………………………......
vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………..………………………..…………... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………………………. 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... …………………………………..…….. 6 D. Metode Penelitian ………………..….…………………....……………... 7 E. Sistematika Penulisan…………………………………………………….19 BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Pengertian Perpustakan Sekolah……………...…………………………20 1. Tujuan dan manfaat perpustakaan sekolah……………………………23 2. Fungsi perpustakaan sekolah……………………………...……..……25 B. Perpustakaan Sekolah sebagai sumber belajar...…………………..…… 27 C. Pembelajaran………………….....……...………….…………………... 32 D. Pembelajaran berbasis perpustakaan…………………………………… 35 E. Prestasi belajar siswa…………………………………………………… 41 1. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar………..………………. 42
vi
2. Pengukuran prestasi belajar siswa……………..…………………… 43 BAB III GAMBARAN UMUM SMAN 70 JAKARTA A. Sejarah Singkat Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta............................48 B. Visi dan Misi Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta...............................49 C. Struktur Organisasi Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta......................50 D. SDM Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta........................................... 50 E. Koleksi Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta.................………...…….51 F. Layanan Perpustakaan Sekolah................................................................52 G. Program kegiatan Perpustakaan Sekolah.................................................54 H. Tata Kerja Perpustakaan Sekolah.............................................................55 I. Administrasi Perpustakaan Sekolah.........................................................60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pembelajaran Berbasis Perpustakaan di SMA Negeri 70 Jakarta.............64 B. Prestasi Belajar siswa SMA Negeri 70 Jakarta..........................................80 C. Hubungan Pembelajaran berbasis perpustakaan dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 70 Jakarta...............................................................82 BAB V PENUTUP a) Kesimpulan………………………………………………………………85 b) Saran…………………………………………………………………......86
vii
Daftar Pustaka Lampiran Daftar Riwayat Hidup
viii
DAFTAR TABEL Tabel 1 : Ukuran populasi dan sampel siswa SMA Negeri 70 jakarta…………….…9 Tabel 2 : Parameter prestasi belajar siswa kelas X, XI, XII SMAN 70 Jakarta…….13 Tabel 3 : Kisi-kisi Instrument penelitian……………………………………………14 Table 4 : Interpretasi koefisien korelasi pembelajaran berbasis perpustakaan dengan prestasi belajar Siswa SMA Negeri 70 Jakarta………………..…………17 Tabel 5 : Sumber daya manusia perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta….…………51 Tabel 6 : Program kerja perpustakaan SMA Negeri 70 jakarta………..….………...62 Tabel 7 : Persentase skor per butir pertanyaan angket pembelajaran berbasis perpustakaan di SMA Negeri 70 Jakarta………..………………64 Tabel 8 : Item datang ke perpustakaan untuk meminjam buku yang bermanfaat…………………...……………………………………………66 Tabel 9 : Item tugas dan PR dapat diselesaikan dengan meminjam buku di Perpustakaan……...………………………………………………………..66 Tabel 10 : Item memandang perlu mempunyai jadwal kunjungan rutin ke perpustakaan yang dapat mendukung belajar…..………………………....67 Tabel 11 : Item mencari informasi di perpustakaan yang bermanfaat……………….68 Tabel 12: Item mengerjakan tugas di perpustakaan....................................................69 Tabel 13 : Item kunjungan ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas bersama temanteman…...……...…...…….…………...……….………………………….70 Tabel 14: Item perpustakaan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar……………....…………….….……………………………………70 Tabel 15: Item termotivasi ke perpustakaan karena koleksi buku memuat informasi yang dibutuhkan….……...….…………………………………………….70
ix
Tabel 16 : item guru mengadakan pembelajaran di perpustakaan….............……......72 Tabel 17: Item membaca buku teks pelajaran di perpustakaan karena dapat menambah pemahaman pelajaran...….....….……………………………73 Tabel 18 : Item perpustakaan memenuhi kebutuhan informasi untuk dapat meningkatkan prestasi……….……...…..…......……...…...……….......74 Tabel 19 : Item pembelajaran di perpustakaan dapat menambah pemahaman pelajaran…………………….…...…………………………..75 Tabel 20 : Item saya sering meminjam buku mata pelajaran di perpustakaan untuk dibawa pulang…………...………………………………………………..76 Tabel 21 : Item selalu memanfaatkan perpustakaan untuk mengerjakan tugas…..…75 Tabel 22 : Item berkunjung ke perpustakaan untuk memanfaatkan internet……...…77 Tabel 23 : Item selalu membaca majalah dan Koran di perpustakaan………..……..78 Tabel 24 : Item perpustakaan salah satu tempat rekreasi….………...………………77 Tabel 25 : Rekap rata-rata variabel X “Pembelajaran Berbasis Perpustakaan di SMA Negeri 70 Jakarta…………………..……………………………………79 Tabel 26 : Prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 70 Jakarta..............................80 Tabel 27 : Prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri 70 Jakarta………………….80 Tabel 28 : Prestasi belajar siswa kelas XII SMA Negeri 70 Jakarta...........................81 Tabel 29 : Nilai rata-rata prestasi belajar siswa kelas X, XI, XII SMA Negeri 70 Jakarta………………………………………………….81
x
Tabel 30 : Hubungan Pembelajaran berbasis perpustakaan dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 70 jakarta……………..….………………………….83
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Angket Penelitian Pembelajaran berbasis perpustakaan dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 70 Jakarta. Lampiran 2 : Hasil olah data variable X pembelajaran berbasis perpustakaan menggunakan Microsoft Excel 2007. Lampiran 3 : Hasil olah data variable Y prestasi belajar siswa menggunakan Microsoft Excel 2007. Lampiran 4 : Hasil olah data pembelajaran berbasis perpustakaan dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 70 Jakarta. Lampiran 5 : Daftar Riwayat Hidup.
xii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang dinamis senantiasa bergerak mengikuti
perkembangan masyarakat dan kebudayaan. Oleh karena itu, pendidikan perlu mendapat perhatian dalam usaha pengembangan maupun perbaikannya sesuai dengan tuntutan zaman. Itulah sebabnya faktor pendidikan menjadi salah satu perhatian utama dari pemerintah, baik dalam usaha peningkatan mutunya maupun perkembangannya. Berhasil dan tidaknya pencapaian tujuan tersebut tergantung bagaimana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar itu sendiri, karena dapat dipengaruhi banyak faktor dan bagaimana cara yang tepat dalam menyesuaikan faktor-faktor itu. Menurut Muhammad Zein terdapat lima faktor penunjang pendidikan yang dapat menompang terlaksananya sebuah proses pendidikan, yaitu: Tujuan, Pendidik, Terdidik, Alam Sekitar, dan Alat-alat. Dalam uraian tersebut yang dimaksud alat-alat adalah alat yang dapat membantu tercapainya tujuan pendidikan salah satunya adalah perpustakaan.1 Proses pembelajaran di lingkungan pendidikan akan berhasil dengan baik apabila didukung dengan adanya sarana dan prasarana sebagai sumber belajar yang baik sesuai dengan standar pendidikan. Hal ini sejalan dengan penjelasan yang terdapat dalam Pasal 35 ayat 1 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyebutkan bahwa ―Standar Pendidikan terdiri atas
1
Muhammad Zein. Metodologi Pengajaran Agama.(Jakarta: Sumbangsih Offset, 2006),
h.45
1
standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala‖.2 Adapun salah satu dari sarana sekolah yang penting untuk ditingkatkan secara berencana dan berkala adalah perpustakaan. Perpustakaan merupakan salah satu sarana prasarana yang wajib dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan. Dengan adanya perpustakaan disetiap lingkungan pendidikan, maka diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber yang baik oleh peserta didik dalam rangka mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan. Perpustakaan sekolah merupakan sarana pendukung yang menjadi pusat informasi dalam proses pembelajaran. Karena perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai salah satu sumber belajar bagi para siswa yang dapat membantu mereka melahirkan kreatifitas dan membantu siswa dalam berbagai kegiatan baik kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler. Perpustakaan sekolah juga dapat berfungsi untuk membantu siswa dalam mengembangkan bakat, minat, dan kegemaran, membiasakan siswa untuk mencari informasi pada sumber belajar yang tersedia, membantu siswa memperjelas dan memperluas pengetahuannya atas mata pelajaran yang diajarkan di dalam kelas serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk menggali pengetahuan dan informasi yang ada di perpustakaan. Dengan demikian perpustakaan sekolah bisa menjadi bagian dari salah satu kesatuan yang terpadu dan saling mendukung dengan media pendidikan yang lain. 2
Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2003), h. 3
2
Dalam hal ini seharusnya siswa dapat memanfaatkan perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar yang baik, dan ini sepenuhnya bukan merupakan tanggung jawab dari seorang guru saja melainkan seluruh komponen yang ada di sekolah. Apabila siswa dapat diarahkan untuk memanfaatkan perpustakaan secara maksimal, maka bisa diharapkan seluruh siswa akan mempunyai prestasi belajar dan pengetahuan yang lebih baik. Prestasi belajar siswa merupakan suatu masalah yang tetap dan selalu dibicarakan dalam pembahasan pendidikan dan pengajaran. Sulistyo-Basuki menjelaskan bahwa salah satu penunjang prestasi belajar tersebut adalah perpustakaan sekolah.3 Pentingnya perpustakaan sebagai unit penunjang pendidikan, maka diharapkan dengan pembelajaran berbasis perpustakaan sekolah (library based-learning) dapat memberi bekal kepada pengelola perpustakaan sekolah dalam peningkatan sistem dan materi pengajaran berbasis perpustakaan. Menurut Ibrahim Badafal, perpustakaan sekolah akan bermanfaat bila prestasi siswa tinggi, siswa mampu mencari, menemukan, menyaring informasi dan selalu berkeinginan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.4 SMA Negeri 70 Jakarta menetapkan kebijakan untuk mengoptimalkan peran perpustakaan sekolah tersebut sebagai pusat informasi dan pembelajaran untuk warga sekolah. Selain dengan melakukan pengadaan buku-buku perpustakaan, sekolah tersebut juga melakukan promosi perpustakaan, perbaikan sistem manajemen perpustakaan, hingga peningkatan kemampuan SDM perpustakaan dengan menyelenggarakan pelatihan perpustakaan. Keseriusan
3
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991), h. 51 4 Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 2
3
dalam penataan perpustakaan sekolah tersebut diikuti dengan penerapannya dalam kegiatan belajar mengajar. Sekolah tersebut mempunyai perpustakaan yang cukup memadai untuk mendukung terhadap terwujudnya pembelajaran berbasis perpustakaan (library based-learning). Penerapan pembelajaran berbasis perpustakaan di SMA Negeri 70 Jakarta yaitu adanya guru mata pelajaran bahasa Indonesia, bahasa inggris, sejarah, geografi sering membawa muridnya untuk melakukan pembelajaran di perpustakaan SMAN 70 Jakarta dan menjadikan perpustakaan sebagai sumber informasi. Guru dan siswa pun diperbolehkan memberikan rekomendasi atau saran mengenai buku-buku yang bagus dan bermanfaat sehingga perpustakaan menjadi terarah untuk dapat memajukan mutu prestasi belajar. Peran perpustakaan sekolah sangat signifikan dalam mencerdaskan masyarakat penggunanya, khususnya dalam mencetak siswa berprestasi. Peran perpustakaan sekolah akan maksimal jika didukung oleh pihak sekolah (kepala sekolah). Fasilitas perpustakaan yang baik, membuat siswa bisa dan terbiasa belajar dengan baik. Siswa yang senang dan sering memanfaatkan perpustakaan sebagai penyedia jasa informasi dan ilmu pengetahuan, akan terbantu dalam mewujudkan prestasi dan cita-cita pendidikannya.5 Untuk lebih dalamnya penulis ingin mengetahui hubungan pembelajaran berbasis perpustakaan dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 70 Jakarta pada tahun pelajaran 2013/2014. Alasan mengapa penulis memilih SMAN 70 Jakarta sebagai tempat penelitian adalah karena setelah peneliti melakukan Praktik 5
Yudi C, Teguh. 2009. “Peran Perustakaan Sekolah dalam Mencetak Siswa Berprestasi”. Malang: Universitas Negeri Malang. http:///library.um.ac.id/images/gbjps/art04tgh. pdf, akses pada 7/03/2014 pukul 14.45
4
Pengalaman Lapangan di SMAN 70 Jakarta, peneliti melihat bagaimana siswa SMAN 70 Jakarta dalam memanfaatkan perpustakaan dan perpustakaan digunakan sebagai tempat pembelajaran suatu yang dapat dikembangkan dari kejadian tersebut, kemudian dapat dijadikan sebagai penelitian. Selain itu juga perpustakaan SMAN 70 Jakarta pernah mendapat juara I lomba Perpustakaan Sekolah Antar SMA/MA/SMK tingkat DKI Jakarta tahun 2008. Dengan demikian peneliti ingin mengamati bagaimana hubungannya pembelajaran berbasis perpustakaan dengan prestasi siswa SMAN 70 Jakarta. Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, penulis melakukan penelitian dengan judul HUBUNGAN PEMBELAJARAN BERBASIS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 70 JAKARTA.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dengan ini penulis mencoba membatasi hanya berfokus pada : 1. Penerapan pembelajaran berbasis perpustakaan di SMA Negeri 70 Jakarta. 2. Prestasi belajar siswa dibatasi pada hasil belajar yang dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa dalam raport semester 1 pada priode tahun ajaran 2013/2014 di SMA Negeri 70 Jakarta.
5
Berdasarkan batasan tersebut, penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana pembelajaran berbasis perpustakaan di SMA Negeri 70 Jakarta? 2. Bagaimana prestasi belajar siswa SMA Negeri 70 Jakarta pada tahun ajaran 2013/2014? 3. Apakah ada hubungan pembelajaran berbasis perpustakaan dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 70 Jakarta pada tahun ajaran 2013/2014?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah 1. Untuk mengetahui pembelajaran berbasis perpustakaan di SMA Negeri 70 Jakarta. 2. Untuk mengetahui prestasi belajar di SMA Negeri 70 Jakarta pada tahun ajaran 2013/2014. 3. Untuk mengetahui hubungan pembelajaran berbasis perpustakaan dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 70 Jakarta. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang ingin dicapai adalah 1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai pembelajaran berbasis perpustakaan di SMA Negeri 70 Jakarta.
6
2. Bagi kepentingan ilmiah, penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan pada penelitian lebih lanjut oleh pihak-pihak yang berkepentingan pada keilmuan bidang perpustakaan. 3. Sebagai
acuan
dalam
penyempurnaan
kualitas
layanan
jasa
perpustakaan dalam mendukung pembelajaran di SMA Negeri 70 Jakarta. 4. Sebagai pijakan untuk menentukan strategi pengembangan pelayanan perpustakaan yang akan datang dan sebagai analisis untuk bahan evaluasi kinerja perpustakaan.
E. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional. Metode ini bertujuan untuk mencari korelasi (hubungan) antara dua atau lebih variabel.6 Dalam konteks penelitian ini, variabel yang digunakan adalah ―pembelajaran berbasis-perpustakaan‖ (variabel bebas X) dan ―Prestasi belajar siswa‖ (variabel terikat Y). Penulis mencoba untuk menjelaskan7 pola hubungan antara kedua variabel tersebut. Di sini, kiranya perlu dikemukakan pula bahwa penjelasan yang diberikan oleh korelasi tidak bersifat sebab-akibat (kausalitas). Hasil penelitian korelasional ini hanya akan menjelaskan apakah tingginya frekuensi variable terikat (Y) didahului oleh tingginya frekuensi variabel bebas (X) atau apakah rendahnya
6
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi dengan Contoh Statistik (Bandung: Rosdakarya, 1999), hal. 31 7 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. Metode Penelitian Survei (Jakarta: LP3ES, 2005), hal. 4
7
frekuensi variabel bebas (X) diikuti dengan tingginya frekuensi variabel terikat (Y), demikian sebaliknya. 1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kuantitatif, yaitu jenis penelitian yang menggunakan statistik untuk menjelaskan variabel-variabel yang diteliti.Penelitian ini didasarkan atas asumsi berlakunya hukum sebab-akibat (kausalitas) yang berlaku secara universal. Karena itu tujuan penelitian yang bersifat kuantitatif adalah melakukan generalisasi, yaitu menyimpulkan teori yang berlaku umum. 2. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini adalah SMA Negeri 70 Jakarta yang berlokasi di Jl. Bulungan Blok C No. 1 Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12130 DKI Jakarta. 3. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X, XI, XII di SMA Negeri 70 Jakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, yang seluruhnya berjumlah 1023 siswa. Untuk menduga karakteristik populasi tersebut, penulis menggunakan stratified random sampling (sampel acak berstrata).8 Adapun dalam menentukan ukuran sampel, penulis menggunakan statistik yang dikemukakan Yamane9 sebagai berikut:
8
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi dengan Contoh Statistik (Bandung: Rosdakarya, 2004), h. 79 9 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi dengan Contoh Statistik... . ....h. 82
8
Keterangan: n
= ukuran sampel
N
= jumlah populasi
d2
= kuadrat presisi
Dengan presisi 0.05 (5%) dan selang kepercayaan (level of confidence / reliability) 95 %, ukuran sampel yang diambil dari populasi sebesar 1023 siswa adalah sebesar 287 siswa, dengan perhitungan sebagai berikut: 287.56149 Dengan stratified random sampling (metode sampel berstrata) penulis membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok yang disebut strata.10 Dalam penelitian ini, strata adalah kelas-kelas yang terdapat di SMA Negeri 70 Jakarta. Pada kenyataannya, setiap kelas tersebut terdiri dari unsur populasi yang selisih keragamannya tinggi (unsur terkecil hanya 17 siswa, sementara unsur terbesar mencapai 319 siswa), karena itu, penulis menetapkan pecahan sampling yang sama untuk setiap kelas, yaitu 0.28 (total jumlah sampel dibagi total jumlah populasi atau
).11 Rincian jumlah ukuran populasi dan sampling tersebut dapat
diperhatikan pada tabel berikut ini:
10
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi dengan Contoh Statistik... . .... h. 79 11 Teknik ini disebut ―sampel berstrata proporsional‖, lihat Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi dengan Contoh Statistik… . … h. 79-80
9
Tabel 1 Ukuran Populasi dan Sampling Kelas
X X. CI X. SC XI. IPA XI. IPS XI. CI XI. International XII. IPA XII. IPS XII. International Jumlah
Ukuran % populasi dalam populasi 319 31,2 % 41 4,0 % 25 2,4 % 208 20,3 % 95 9,3 % 17 1,7 % 22 2,1 % 209 20,4 % 66 6,4% 21 2,0% 1023 100 %
Pecahan N % sampling sampel dalam sampel 0.28 89 31,0% 0.28 11 3,7 % 0.28 7 2,4 % 0.28 58 20,2 % 0.28 27 9,4 % 0.28 5+1 2,0 % 0.28 6 2,0 % 0.28 58 20,2 % 0.28 18 6,3 % 0.28 6+1 2,4 % 287 100 %
Sumber data : Profil SMA Negeri 70 Jakarta 4. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendukung penelitian ini dalam menganalisis data, penulis memerlukan sejumlah data pendukung yang berasal dari dalam dan luar perpustakaan. Teknik pengumpulan data disesuaikan dengan jenis data yang akan diambil. 1.
Observasi Observasi menurut Hadi berarti kegiatan mengamati dan mencatat
secara sistematik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik observasi non partisipasi yaitu penulis tidak ikut dalam kehidupan orang yang di observasi dan secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat.12
12
Hadi, Amirul. Dan Haryono. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Bandung: Pustaka Pelajar, 2003), h.136
10
2.
Dokumentasi Dalam Arikunto dokumentasi adalah cara untuk mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, ntulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik dokumentasi dilakukan untuk melengkapi
data
yang diperlukan,
diantarnya untuk memperoleh data mengenai teori yang dapat mendukung penelitian ini.13 3.
Angket Dalam Sugiyono angket merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan memberi beberapa pertanyaan tertulis pada responden untuk dijawabnya.14 Untuk menganalisis data angket akan dilakukan pengukuran dengan menggunakan skala likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang/kelompok orang tentang fenomena sosial.15 Alasan penulis menggunkan skala likert dalam kuesioner ini karena kemudahan dalam dalam pengisian untuk responden serta praktis dan sistematis. Skala likert dalam penelitian ini digunakan sebagai pengukur hubungan pembelajaran berbasis perpustakaan dan prestasi belajar siswa SMA Negeri 70 Jakarta dengan menyatakan jawaban persetujuan atau ketidak setujuan terhadap subjek, objek, dan kejadian tertentu, jawaban dari setiap instrument
13
Ari kunto.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Yogyakarta : Rineka Cipta, 2003), h.206 14 Ari kunto.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik., h.207 15 Sugiyono, Sugiyono Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif R&D. (Bandung: Alfabeta, 2003), h.99
11
yang menggunakan skala likert dengan 5 kategori jawaban, yaitu SS, S, KS, TS, STS. Untuk perhitungan data kuantitatif, maka setiap jawaban tersebut akan diberi skor yaitu : SS
= Sangat setuju, diberi skor 5
S
= Setuju, diberi skor 4
KS
= Kurang setuju, diberi skor 3
TS
= Tidak setuju, diberi skor 2
STS
= Sangat tidak setuju, diberi skor 1
5. Variabel Penelitian Variable penelitian menurut Arikunto, variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Menurut fungsinya variabel dibedakan menjadi 2 yaitu variable independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). 1. Variabel Independen (bebas) yaitu variabel penelitian yang nilainya tidak bergantung pada varaiabel lainnya. Disimbolkan dengan X dan digunakan untuk meramalkan atau menerangkan nilai variabel lainnya.16
Variabel
independen
dalam
penelitian
ini
adalah
pembelajaran berbasis perpustakaan yang diterapkan di Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta. 2. Variabel dependen yaitu variabel yang nilai-nilainya bergantung pada variabel lainnya. Disimbolkan dengan Y dan merupakan variabel yang diramalkan atau diterangkan. Variabel terikat pada penelitian ini
16
Ari kunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Yogyakarta : Rineka Cipta, 2003), h.206
12
adalah prestasi belajar siswa kelas X, XI, XII selama 1 semester di SMA Negeri 70 Jakarta. Menurut Ari kunto untuk mengetahui tingkat interpretasi prestasi siswa yang terjadi dari penelitian digunakan tabel interpretasi seperti dibawah ini :17 Tabel 2 Parameter prestasi belajar siswa kelas X, XI, XII Range Nilai 90 - 100 80 - 89 60 - 79 00 - 59
Kategori Penilaian Sangat Baik Baik Cukup Kurang
6. Instrumen Penelitian Menurut Ari Kunto instrument adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar mempermudah penelitian dan memperoleh hasil yang baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Karena metode yang digunakan adalah angket atau kuesioner.18 Metode ini berisi pertanyaan yang akan diisi oleh responden, dan kuesioner dalam penelitian ini berbentuk kuesioner tertutup dengan skala likert. Dari instrument ini diharapkan dapat terkumpul data sebagai alat untuk mengatakan besaran atau persentase yang berbentuk kuantitatif. Untuk memperoleh instrument yang valid maka ditempuh beberapa langkah pada penyusunan instrument seperti yang dikemukakan oleh Ari Kunto yaitu mengadakan identifikasi terhadap variabel yang ada dalam merumuskan 17
Ari kunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik., h.209
18
Ari kunto.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Yogyakarta : Rineka Cipta, 2003), h.209
13
judul penelitian. Kemudian penulis menjabarkanvariabel menjadi sub variabel, dan menjadikan indikator, merumuskan menjadi setiap butir pertanyaan. Untuk mengetahui atau mengukur variabel dalam instrument maka dibuat indikator pertama adalah pembelajaran berbasis perpustakaan di SMA Negeri 70 Jakarta dan Indikator kedua adalah prestasi belajar. Kedua indikator tersebut dimasukan dalam item-tem penilaian atau agket seperti pada tabel dibawah ini : Tebel 3 Kisi-kisi Instrument Penelitian Variabel Variabel X Pembelajaran bebasis perpustakaan sekolah
Indikator 1. Aktivitas siswa di perpustakaan
2. Frekuensi Kunjungan ke perpustakan
3.Perpustakaan sebagai sumber belajar
4. Perpustakaan sebagai tempat rekreasi
Variabel Y Prestasi belajar siswa
Sub Indikator 1. Peminjaman buku 2. Meminjam buku yang sesuai dengan bahanbahan yang diwajibkan bagi penyelesaian pelajaran 1. Frekuensi Kunjungan Ke Perpustakan Sekolah 2. Kesadaran Untuk Menjadi Anggota 3. Aktivitas siswa selama di perpustakaan 4. Kesiapan sebelum ke perpustakaan sekolah. 1. Membaca buku 2. Mengerjakan tugas sekolah 3. Meminjam buku untuk di baca di rumah 4. dll. 1. Memanfaatkan internet. 2. Membaca Koran dan majalah. 3. Perpustakaan sebagai tempat rekreasi
Nomor item 1, 2
Jumlah
3, 4, 5, 6
4
7, 8 ,9, 10, 11 12, 13, 14
8
15, 16,17
3
2
Nilai Rata-rata raport semester I tahun ajaran 2013/2014 Jumlah
17 14
7. Analisis data Pengolahan data akan penulis lakukan dengan langkah-langkah berikut: a. Melakukan
tabulasi
yaitu,
memindahkan
nilai-nilai
dari
angket/kuesioner kedalam tabel frekuensi, serta menganalisisnya dengan mencari nilai rata-rata (mean/average), nilai maksimum (max), nilai minimum (min), dan sebagainya, menggunakan fungsi formula pada Microsoft Excel 2007. b. Menginterpretasikan hasil analisis frekuensi variabel pembelajaran berbasis perpustakaan sekolah, data tersebut kemudian akan disajikan dalam uraian deskriptif. Menurut Warsito, untuk menafsirkan nilai persentase biasanya digunakan parameter sebagai berikut: 0% 1% - 25 % 26% - 49 % 50% 51% - 75% 76% - 99% 100%
= Tidak ada satupun = Sebagian kecil = Hampir setengahnya = Setengahnya = Sebagian besar = hampir seluruhnya = seluruhnya.19
. c. Menganalisis korelasi dengan korelasi Pearson’s Product Moment, yaitu dengan rumus ―=Pearson (array1,array2)‖ pada Microsoft Excel 2007 atau secara manual dengan rumus sebagai berikut:
rxy
n x
n xi yi ( xi )( yi )
2 i
( xi ) 2 n yi2 ( yi ) 2
19
Hermawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Pedoman Mahasiswa (Jakarta: Gramedia, 1991), h. 19
15
keterangan: r = nilai korelasi X= skor pembelajaran berbasis perpustakaan Y = skor prestasi belajar ∑ = jumlah Dengan rumus tersebut, penulis mencoba untuk mencari nilai korelasi (r) yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antar variabel pembelajaran berbasis perpustakan dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 70 Jakarta. Menurut Sulistyawati korelasi yang terjadi antara dua variabel yaitu:20 Korelasi positif (r > 0) Korelasi negatif (r < 0) Tidak ada korelasi (r = 0) Korelasi sempurna (r = 1) Nilai korelasi berkisar antara -1 sampai 1 dengan 0 sebagai titik netral. Apabila nilai bergeser ke arah negatif, berarti korelasi negatif, dan apabila nilai bergeser ke arah positif, berarti korelasi positif.
8. Hipotesis Dalam bukunya Hasan menyatakan bahwa pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan, yaitu keputusan menerima atau menolak hipotesis tersebut. Untuk pengujian hipotesis penelitian
20
Sulistyawati, Ari. 2010. Analisis Korelasi dan www.teknokrat.ac.id/perangkat_ajar/.pdf. Diunduh pada 12 maret 2014
16
Regresi
Linier.
ini menggunakan pengujian data secara statistik dimana tujuannya untuk mengetahui apakah hipotesis yang dibuat benar atau salah. 21 Untuk itu Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. H0 = tidak terdapat
hubungan
antara pembelajaran berbasis
perpustakaan dan prestasi belajar di SMA Negeri 70 Jakarta b. Ha = terdapat hubungan antara pembelajaran berbasis perpustakaan dan prestasi belajar di SMA Negeri 70 Jakarta. Untuk menguji apakah hipotesis nol diterima atau diterima, maka penulis menggunakan statistik korelasi Pearson dan mengkonsultasikan nilai r hitung dengan r pada tabel dengan tingkat kepercayaan 95% (α 0.95). Apabila r hitung lebih kecil daripada r tabel maka hipotesis nol diterima (tidak ada korelasi) dan jika r hitung lebih besar daripada r tabel maka hipotesis nol ditolak (ada korelasi). Untuk itu pedoman interpretasi koefisien korelasi adalah dengan tabel berikut: Tabel 4 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval koefisien 0.00 – 0.199 0.20 – 0.399 0.40 – 0.599 0.60 – 0.799 0.80 – 1.00
21
Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
Hasan. Iqbal. Analisis Data Dengan Penelitian Statistik. (Jakarta: Bumi aksara, 2003),
h.31
17
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini penulis menjelaskan pelaksanaan pembelajaran berbasis perpustakaan (library-based-learning), dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa terutama pada peserta didik tingkat SMA yang pada umumnya akan terjun langsung ke masyarakat—jika tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pada bagian ini penulis uraikan batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta metodologi penelitian. BAB II LANDASAN TEORI. Pada bagian ini, penulis menguraikan teori tentang perpustakaan sekolah: tujuan, fungsi, dan manfaatnya, perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar, pembelajaran, pembelajaran berbasis perpustakaan, dan prestasi belajar siswa SMA Negeri 70 Jakarta. BAB III TINJAUAN UMUM PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 70 JAKARTA. Pada bagian ini, penulis menggambarkan gambaran umum perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta, sejarah, visi dan misi, struktur organisasi, SDM, Koleksi, layanan, program kegiatan perpustakaan, Tata kerja perpustakaan, Administrasi perpustakaan, dan Sarana dan prasarana perpustakaan di SMA Negeri 70 Jakarta. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini penulis menjelaskan hasil penelitian yang telah dilakukan. Pada bagian ini penulis akan menguraikan hasil penelitian mengenai bagaimana
18
pembelajaran berbasis perpustakaan hubungannya dengan Prestasi belajar siswa di SMA Negeri 70 Jakarta. BAB V PENUTUP. Pada bagian ini, penulis memberikan kesimpulan hasil penelitian dan merekomendasikan saran-saran yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait.
19
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A.
Pengertian Perpustakaan Sekolah Secara etimologis istilah perpustakaan berasal dari kata dasar ―pustaka‖
yang berarti buku, kitab. 1 Dalam bahasa asing dikenal dengan istilah library (Inggris), liber atau libri (Latin), bebliotheek (Belanda), bebliothek (Jerman), bibilotheque (Perancis), biblioteca (Spanyol) dan biblia (Yunani).2 Istilah Pustaka ini kemudian ditambah awalan ―per‖ dan akhiran ―an‖ menjadi perpustakaan. Perpustakaan mengandung arti (a) tempat, gedung yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan dan sebagainya, (b) koleksi buku, majalah dan bahan kepustakaan lainnya yang disimpan untuk dibaca, dipelajari dan dibicarakan. 3 Dari kata dasar itu kemudian menimbulkan istilah turunan lain seperti: bahan pustaka, pustakawan, kepustakaan, dan ilmu pengetahuan.4 Ada beberapa definisi perpustakaan, di antaranya adalah sebagai berikut: a. Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari satu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis
1
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h. 802. 2 Sudjatmo, Pengantar Perpustakaan, (Semarang: Perpustakaan Daerah Propinsi JawaTengah, 2002), hlm. 1-2. 3 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Umum Bahasa Indonesia, edisi 3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet.2, hlm. 912. 4 Fatah Syukur NC, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail, 2004), h. 102.
20
menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya.5 b. Darmono memberikan definisi perpustakaan sebagai salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola dan mengatur koleksi bahan pustakasecara sistematis untuk digunakan oleh pemakai sebagaisumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yangmenyenangkan.6 c. Menurut P. Sumardji, perpustakaan adalah koleksi yang terdiri daribahanbahan tertulis, tercetak maupun grafis lainnya seperti film, slide,piringan hitam, tape, dalam ruangan atau gedung yang diatur dandiorganisasikan dengan sistem tertentu agar dapat digunakan untukkeperluan studi, penelitian, pembacaan dan lain sebagainya.7 d. Menurut C. Larasati Milburga, perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis
dengan
cara
tertentu
untuk
dipergunakan
secara
berkesinambungan oleh pemakainya sebagai sumber informasi.8
Pengertian perpustakaan sekolah merupakan turunan dari pengertian perpustakaan secara umum. Carter V. Good sebagaimana yang dikutip oleh Ibrahim Bafadal memberikan definisi perpustakaan sekolah sebagai koleksi yang
5
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h.3 Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2001), h. 2. 7 P. Sumardji, Perpustakaan Organisasi dan Tatakerjanya, (Yogyakarta: Kanisius, 1991), h.13. 8 C. Larasati Milburga, et.all.,Membina Perpustakaan Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius, 1986), h. 17. 6
21
diorganisasikan di dalamsuatu ruang agar dapat digunakan oleh murid-murid dan guru-guru, yang dalam penyelenggaraannya diperlukan seorang pustakawan yang bisa diambil dari salah seorang guru.9 Ibrahim Bafadal sendiri berpendapat bahwa perpustakaan sekolah adalah kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan buku (non book material) yang diorganisasikan secara sistematis dalam suatu ruang sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar disekolah.10 Menurut C. Larasati Milburga, dkk, perpustakaan sekolah ialah suatu unit kerja dari sebuah lembaga persekolahan yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka penunjang proses pendidikan yang diatur secara sistematis, untuk dipergunakan secara berkesinambungan sebagai sumber informasi untuk memperkembangkan dan memperdalam pengetahuan, baik oleh pendidik maupun yang dididik di sekolah tersebut.11 Pendapat dari para ahli di atas, meskipun terlihat ada sedikit perbedaan akan tetapi sebenarnya mengarah pada satu pengertian. Dari ketiga pendapat di atas, yang memberikan penjelasan paling lengkap adalah pendapat dari Ibrahim Bafadal, sebab dalam definisi tersebut sudah dijelaskan bahwa koleksi yang ada di perpustakaan bukan hanya buku, akan tetapi juga koleksi non buku (non book material). Hal inilah yang membedakan pendapat Ibrahim Bafadal dengan 9
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h 4.
10
Ibid. h.5
11
C. Larasati Milburga, et.all.,Membina Perpustakaan Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius, 2002), h. 54.
22
pendapat-pendapat yang lain yang hanya menyebutkan ―bahan pustaka‖ sebagai koleksi yang ada di perpustakaan. Penyebutan ―bahan pustaka‖ yang belum jelas ini dikhawatirkan akan memberikan pemahaman yang kurang tepat tentang bahan bahan pustaka yang ada di perpustakaan. Dari beberapa definisi di atas dapat penulis simpulkan bahwa secara garis besar perpustakaan adalah salah satu unit kerja/lembaga tertentu yang bertugas mengumpulkan, menyimpan, mengelola dan mengatur koleksi bahan pustaka baik yang tertulis, tercetak, maupun grafis lainnya, seperti film, slide, piringan hitam,tape, yang diatur dan diorganisasikan secara sistematis untuk dipergunakan secara berkesinambungan sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang menyenangkan bagi setiap pemakainya.
1. Tujuan dan Manfaat Perpustakaan Sekolah Menurut Ibrahim Bafadal, tujuan dari penyelenggaraan perpustakaan sekolah lebih dari sekadar menyimpan bahan-bahan pustaka. Perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu murid-murid dan para guru untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar-mengajar.12 Karena itu, menurut Bafadal, segala bahan pustaka yang berada di perpustakaan sekolah idealnya harus dapat menunjang proses belajar mengajar. Untuk itu, pengadaan bahan pustaka di sekolah hendaknya didasarkan pada kurikulum sekolah dan selera pembaca yang notabene adalah anak-anak.13
12
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.
5 13
Ibid. 23
Ada beberapa manfaat perpustakaan sekolah, baik yang diselenggarakan di sekolah dasar maupun di sekolah menengah. Manfaat itu, antara lain, adalah sebagai berikut:14 a. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca. b. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar muridmurid. c. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri. d. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca. e. Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa. f. Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid ke arah tanggungjawab. g. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. h. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan sumbersumber pengajaran. i. Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru-guru, dan anggota
staf
sekolah
dalam
mengikuti
perkembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi. 14
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.
5
24
2. Fungsi Perpustakaan Sekolah Menurut Noerhayati, perpustakaan sekolah mempunyai fungsi kembar, yaitu ―melayani kurikulum dan melayani hasrat baca anak-anak. Memilih bukubuku dan bahan-bahan yang dapat memenuhi kedua syarat ini meminta pertimbangan yang sungguh-sungguh.‖ 15 Fungsi yang dikemukakan tersebut sejalan dengan tujuan utama perpustakaan sekolah—seperti telah disebutkan di atas—bahwa perpustakaan sekolah dapat bertujuan untuk pengembangan kegiatan belajar mengajar. Menurut Noerhayati, perpustakaan juga berfungsi sebagai tempat menyalurkan apa yang disebut dengan hasrat baca anak-anak. Sebetulnya, hasrat baca tersebut dapat dipuaskan dengan bacaan-bacaan yang dapat menambah wawasan atau pun sekadar memberikan hiburan rohani. Dalam istilah yang lebih konseptual dan komprehensif, Darmono menyatakan bahwa fungsi-fungsi sekolah meliputi aspek-aspek berikut:16 a. Fungsi Informatif Perpustakaan sekolah berfungsi sebagai sumber informasi, baik yang tersimpan dalam media cetak, media elektronik, dan lain sebagainya. Dengan adanya informasi tersebut, siswa dapat memperoleh ide dan wawasan yang mereka perlukan. b. Fungsi Pendidikan Perpustakaan sekolah berfungsi juga untuk membantu tujuan-tujuan pendidikan dan membantu guru dalam mempersiapkan sumber-sumber 15
Noerhayati, Pengelolaan Perpustakaan Vol. II (Bandung: Alumni, 2000), h. 38 Darmono, Perpustakaan Sekolah : Pendektan Aspek Manajemendan Tata Kerja, (Jakarta: Gramedia Widiarsana Indonesia, 2007), h.4-5 16
25
pembelajaran. Apa yang disebut library-based learning (pembelajaran berbasis-perpustakaan) sebetulnya berada dalam fungsi ini. Fungsi ini akan berkerja dengan baik dengan syarat bahwa koleksi perpustakaan cukup memadai dan relevan dengan kurikulum pendidikan yang digunakan. c. Fungsi Kebudayaan Perpustakaan sekolah dapat berfungsi pula sebagai sarana sosialisasi budaya, pemikiran, dan falsafah hidup yang pernah berkembang pada masa lalu untuk diambil pelajarannya bagi kebaikan hidup pada masa kini. Selain itu, sosialisasi budaya tersebut juga dapat memberikan kontribusi dalam proses transformasi sosial-budaya, yaitu jika perpustakaan juga menyediakan berbagai buah pikir dan falsafah hidup dari bangsa lain yang lebih maju. d. Fungsi Rekreasi Perpustakaan sekolah dapat berfungsi sebagai hiburan (rekreasi) selama
koleksinya
menyediakan
bahan-bahan
yang
sifatnya
menghibur. e. Fungsi Penelitian Perpustakaan sekolah berfungsi juga sebagai sarana penyedia informasi untuk menunjang kegiatan penelitian. Sekolah menengah atas (SMA) biasanya sudah diperkenalkan dengan pola pikir logisilmiah dan cukup mampu untuk mendapatkan tugas penelitian yang sifatnya berhubungan dengan tujuan-tujuan kurikulum.
26
Menurut Darmono, perpustakaan juga dapat berfungsi sebagai tempat penyimpanan (deposit) karya-karya yang pernah diterbitkan di seluruh Indonesia dan di luar negeri, namun sebagaimana dikemukakan Sulistyo-Basuki, perpustakaan
di
Indonesia
Perpustakaan Nasional.
17
yang
mengemban
fungsi
deposit
hanyalah
Adapun perpustakaan sekolah hanya mungkin
menyimpan hasil karya tulis dan rekam (audio atau audio-visual) yang dibuat oleh siswa dan guru sekolah. Selain itu, perpustakaan sekolah juga menyimpan koleksi yang sesuai dengan tujuan perpustakaan sekolah.
B.
Perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar Dalam arti luas, sumber belajar (learning resources) adalah segala macam
sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar. Menurut Oemar Hamalik, sumber belajar adalah semua yang dipakai oleh siswa (sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan para siswa lainnya) untuk memudahkan belajar. Edgar Dale sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Rohani menyatakan bahwa: ―Sumber belajar adalah pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang dapat dialami, yang dapat menimbulkan peristiwa belajar. Maksudnya adalah perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan‖.18
17
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991), h. 45 18 Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 102
27
Berangkat dari pengertian di atas, selanjutnya AECT (Association for Education Communication Technology) adalah berbagai sumber baik itu berupa data, orang atau wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik yang digunakan secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Ditinjau dari segi pendayagunaan, AECT membedakan sumber belajar menjadi 2 macam yaitu : a. Sumber belajar yang dirancang atau disengaja dibuat untuk digunakan dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Sumber belajar yang dirancang tersebut dapat berupa buku teks, buku paket, slide, film, video dan sebagainya yang memang dirancang untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran tertentu. b. Sumber belajar yang tidak dirancang atau tidak sengaja dibuat untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran. Jenis ini banyak terdapat disekeliling kita dan jika suatu saat kita membutuhkan, maka kita tinggal memanfaatkanya. Contoh sumber belajar jenis ini adalah tokoh masyarakat, toko, pasar, dan museum.19 Dari kedua macam sumber belajar, sumber-sumber belajar dapat berbentuk: (1) pesan: informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya (2) orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya; (3) bahan: buku,
19
Darmono, ―Pengembangan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar,‖ Perpustakaan sekolah : kajian, metode, praktik, dan evaluasi perpustakaan sekolah, no. 1 (April 2007) : h. 2
28
transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya; (4) alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, dan sebagainya; (5) pendekatan/ metode/ teknik: disikusi,
seminar,
pemecahan
masalah,
simulasi,
permainan,
sarasehan,
percakapan biasa, diskusi, debat, talk shaw dan sejenisnya; dan (6) lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya.20 Penggunaan sumber belajar dalam kegiatan belajar mempunyai arti penting guna melengkapi, memelihara dan memperkaya proses belajar mengajar. Salah satu sumber yang direncanakan adalah perpustakaan.21 Perpustakaan sebagai sumber belajar memiliki keunggulan-keunggulan dalam kaitannya dengan pembelajaran disekolah, yaitu: a. Meningkatkan proses penguasaan teknik membaca. b. Menunbuhkan rasa kecintaan membaca dan terarahnya selera dan apresiasi anak dalam kesusastraan. c. Memperluas, memperdalam dan memperkaya pengalaman belajar. d. Meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilan
menggunakan
perpustakaan sebagai sumber pengetahuan dan pusat studi.
20
―Belajar, Pembelajaran dan Sumber Belajar,‖ artikel diakses pada 9 Januari 2014 dari http://wijayalabs.wordpress.com/2008/09/19/belajar-pembelajaran-dan-sumber-belajar-2/ 21
Arnold Sahalessy, ―Pemanfaatan PerpustakaanSekolah Sebagai Sumber Belajar dalam Meningkatkan Hasil Belajar,‖ Jurnal Kependidikan: Kajian Teori, Konsep Hasil Penelitian Pendidikan, no. 2 (Nopember 2004): h. 151
29
e. Timbulnya suatu kesadaran pada seorang manusia yang terpelajar, bahwa membaca merupakan keharusan. f. Terpenuhinya kebutuhan emosional siswa, terpenuhinya keinginan untuk mengetahui tentang sesuatu secara lebih mendalam. g. Bagi siswa yang lemah dalam prestasi, perpustakaan dapat memberi kesempatan untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka tanpa merasadikejar-kejar oleh tuntutan guru. h. Siswa akan mengalami perkembangan bahasa yang akan sangat mempengruhi daya pikirnya.22 Melihat pentingnya perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar, maka diperlukan strategi pengembangan perpustakaan sekolah dengan baik. Tentunya pengembangan perpustakaan sekolah hendaknya berangkat dari inisiatif sekolah itu sendiri. Pengembangan perpustakaan sekolah meliputi hal-hal berikut: a. Status organisasi, perlu ada pemantapan status organisasi atau kelembagaan perpustakaan sekolah. b. Pembiayaan, perlu adanya anggaran yang memadai yang dapat digunakan untuk operasional perpustakaan sekolah. c. Gedung dan atau ruangan perpustakaan, perlu ada ruangan yang representative sehingga keberadaan perpustakaan sekolah mampu menunjang kegiatan KBM (kegiatan belajar mengajar) disekolah.
22
Rusman Efendi, ―pengembangan perpustakaan sebagai sumber belajar dan minat baca dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan,‖ jurnal kepustakawanan dan masyarakat membaca‖ no. 1 (juni 2005), hal 11
30
d. Koleksi bahan pustaka, koleksi bahan pustakan perlu disesuaikan dengan kebutuhan minimum sekolah yang mengacu pada kurikulum dan kegiatan ekstra kurikuler di sekolah. e. Peralatan dan perlengkapan, perlu disesuaikan dengan kebutuhan perpustakaan sekolah sehingga perpustakaan dapat berjalan dengan baik. f. Tenaga perpustakaan, mempunyai kualifikasi yang memadai untuk pengelolaan perpustakaan sekolah. g. Layanan perpustakaan, disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Jika mungkin ada layanan diluar jam-jam belajar siswa, sehingga siswa dapat memanfaatkan perpustakaan dengan baik. h. Promosi perlu dilakukan dengan berbagai cara agar perpustakaan menarik bagi siswa.23 Berikut ini diuraikan beberapa cara memberdayakan perpustakaan di lingkungan sekolah: a. Upaya menciptakan penguatan kelembagaan terhadap perpustakaan
sekolah. b. Perlunya diciptakan pengajaran yang terkait dengan pemanfaatan
fasilitas yang ada di perpustakaan. c. Melibatkan guru dalam pemilihan koleksi perpustakaan yang akan
dibeli.
23
Darmono, ―Pengembangan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar,‖ Perpustakaan sekolah : kajian, metode, praktik, dan evaluasi perpustakaan sekolah, no. 1 (April 2007) , h.3
31
d. Promosi dan pemasyarakatan perpustakaan pada even-even khusus
peringatan hari besar. e. Perlu diupayakan jam belajar di perpustakaan, agar siswa terbiasa
memanfaatkan perpustakaan. f.
Perlu adanya Pemberian reward yang diberikan kepada siswa agar termotivasi memanfaatkan perpustakaan, misalnya yang meminjam buku paling banyak dalam kurun waktu tertentu.24
Perpustakaan sekolah idealnya didukung oleh beberapa hal, seperti penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan koleksi yang sesuai, SDM yang mempunyai kualifikasi dalam bidang perpustakaan, pelayanan dan anggaran dana yang memadai serta program-program untuk promosi perpustakaan. Bila hal ini dapat dijalankan dengan baik maka diharapkan perpustakaan sekolah sebagai salah satu sumber belajar dapat mencapai tujuannya yaitu menunjang kegiatan belajar peserta didik dan mengajar guru di sekolah.
C.
Pembelajaran . Didalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 20 mennyebutkan bahwa : “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar’.
24
―Kajian Pengembangan Perpustakaan Sekolah sebagaisumber Belajar,‖ artikel di akses pada 9 April 2014 dari http://blog.unila.ac.id/sh2008/2009/10/14/kajian-tentang-pengembanganperpustakaan-sekolah-sebagai-sumber-belajar.html
32
Sedangkan Oemar Hamalik dalam Kurikulum dan Pembelajaran menjelaskan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri atas siswa, guru dan tenaga lainnya. Material meliputi buku-buku, papan tulis, photografi, slide, dan film, audio dan video, tape.25 Adapun Gagne dan Briggs mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.26 Selain itu, Eggen dan Kauchak menjelaskan bahwa ada enam ciri pembelajaran yang efektif yaitu :27 1.
Siswa menjadi pengkaji yang efektif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan.
2.
Guru menyediakan materi sebagai focus berfikir dan berinteraksi dalam pembelajaran.
25
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembeljaran. (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h.42
26
Gagne.R,M, Briggs,L.J, Principles ot instructional Design. Second Edition (New York: United States of America, 2003). h.19 27
Eggen, Kauchak. 1998. ―Pengertian Pembelajaran”. Dalam http://www.blog.persimpangan.com/blog/2007/08/06/pengertian pembelajaran.html diunduh pada tanggal 3 April 2014 pukul 10.17 WIB.
33
3.
Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian.
4.
Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntutan kepada siswa dalam menganalisis informasi.
5.
Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berfikir.
6.
Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi dengan tujuan dan gaya mengajar guru.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah usaha dasar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkanya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha. Kesuksesan pembelajaran juga membutuhkan dukungan dari semua pihak yang terkait dengan sekolah. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pada kegiatan mendidik dan dididik/pembelajaran antara lain : 1.
Tujuan yang hendak dicapai dari mata pelajaran tersebut.
2.
Subjek manusia yang ada.
3.
Yang hidup bersama dalam suatu lingkungan hidup/lingkungan sosial
4.
Alat-alat yang digunakan untuk mencapai tujuan yaitu sarana pembelajaran.28
28
Rusyan, A. Tabrani. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 19
34
Pada intinya proses pembelajaran adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. Menurut Roert M. Gagne dalam Tabrani menyatakan bahwa kondisi-kondisi belajar dikelompokan sesuai dengan tujuantujuan belajar yang hendak dicapai sehingga pada akhirnya peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkan, diantaranya adalah sebagai berikut :29 1.
Keterampilan intelektual, yaitu terdiri dari kemampuan baca, tulis, hitung sampai kemampuan memperhitungkan kekuatan sebuah jembatan.
2.
Strategi kognitif, yaitu kemampuan memecahkan masalah.
3.
Informasi verbal, yaitu kemampuan dalam mengolah dan mencari informasi.
4.
Keterampilan Motorik, yaitu kemampuan yang diperoleh di sekolah kemudian dapat digunakan dalam kehidupan.
5.
Sikap dan Nilai, yaitu kemampuan yang berhubungan dengan aspek intensitas emosional seseorang.
D.
Pembelajaran Berbasis Perpustakaan Udin Saripudin dan Winataputra dalam bukunya Syaiful Bahri
mengelompokan sumber-sumber belajar menjadi lima kategori yaitu : 1) Manusia 2) Buku/Perpustakaan, 3) Media massa, 4) Alam lingkungan 5) Media 29
Rusyan, A. Tabrani. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 19
35
Pendidikan.30 Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan anak didik. Kalau dalam pendidikan masa lalu guru merupakan satu-satunya sumber belajar sehingga kegiatan pendidikan cenderung tradisional. Tapi lain halnya sekarang perangkat teknologi sudah ada dimanamana, pertumbuhan dan perkembangannya hampir tak terkendali sehingga menyusup ke dalam dunia pendidikan. Menurut Retno Sayekti menjelaskan, pembelajaran berbasis-perpustakaan atau library-based learning adalah sebuah pendekatan pembelajaran dalam konteks pendidikan yang memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber informasi utama dalam menunjang proses pembelajaran.‖Hakikat dari pendekatan ini adalah Information Literacy Skill. Selain itu pembelajaran berbasis perpustakaan tidak hanya sekedar memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan, tetapi lebih jauh lagi melaksanakan proses pembelajaran di perpustakan, mengajarkan keterampilan mencari dan memanfaatkan informasi, dan melibatkan pustakawan dalam proses pembelajaran. 31 Senada hal tersebut Nurhadi menjelaskan bahwa pemanfaatan perpustakaan sekolah untuk menuruti kebutuhan dalam belajar yang dapat digunakan dalam menunjang pembelajaran berbasis perpustakaan di sekolah. Pemanfaatan perpustakaan sekolah yang meliputi :32
30
Djamarah, Syaiful Bahri. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
h.139 31
Retno Sayekti, ―Pembelajaran Berbasis Perpustakaan: Sebuah Pemikiran Model Pembelajaran di Pendidikan Tinggi Agama Islam‖, BUL IPI DIY Vol. 14 No. 2 (Januari, 2007), h.16 32
Nurhadi, Mulyani Achmad. Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di Indonesia. (Jakarta : Andi Offset, 2005), h.85
36
1. Aktivitas siswa di perpustakaan sekolah Aktivitas disini meliputi peminjaman buku, meminjam buku yang sesuai dengan bahan-bahan yang diwajibkan atau dianjurkan bagi pelajaran. 2. Frekuensi kunjungan ke perpustakaan Pemanfaatan perpustakaan yang efektif meliputi fekuensi kunjungan ke
perpustakaan
sekolah,
kesadaran
perpustkaan, aktifitas siswa selama di
untuk
menjadi
anggota
perpustakaan, dan kesiapan
sebelum ke perpustakaan. 3. Penggunaan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar siswa. Siswa memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar. Adapun penggunaan perpustakaan bagi siswa meliputi membaca buku, mengerjakan tugas sekolah, meminjam buku untuk bacaan di rumah, dan lain-lain tergantung pada kebutuhan individu siswa. 4. Menjadikan perpustakaan sebagai tempat rekreasi. Siswa datang ke perpustakaan untuk memenuhi minat dan rekreasi sehat setiap harinya dengan memanfaatkan internet, membaca buku fiksi, majalah, tabloid, dan surat kabar. Oleh karena itu, pendekatan ini menuntut adanya kerjasama formal antara guru dan pustakawan sebagai subjek pembelajar. Sehingga ketika guru mengadakan pembelajaran di perpustakaan tidak dipandang sebagai pelarian dari ruang kelas, melainkan merupakan sebuah usaha untuk menjadikan siswa lebih tertarik dan termotivasi datang ke perpustakaan.
37
Danise dan Natasha dalam Sayekti melakukan penelitian tentang metode pengajaran keterampilan informasi yang paling efektif. Dalam penelitiannya mereka menemukan bahwa 5 metode pengajaran yang sering dipergunakan oleh pustakawan dan guru, yaitu :33 1. Active Learning (pembelajaran yang aktif), siswa secara aktif terlibat dalam pembelajarannya, dengan seorang instruktur yang berperan sebagai fasilitator (pustakawan). 2. Computer Assisted instruction (CAI), yaitu penggunaan computer dalam memberikan pengajaran langsung kepada siswa. 3. Learner-cenfred instruction (LCI), berfokus pada kebutuhan belajar siswa secara khusus. 4. Self directed independent learning (SDIL), yaitu proses belajar dimana mempunyai tanggung jawab dan penentu uatama bagi pendidikannya sendiri. 5. Pengajaran tradisional, dimana materi pengajaran diberikan oleh guru, dan merupakan metode belajar yang pasif bagi siswa. Ide pembelajaran berbasis perpustakaan ini pertama kali diterapkan pada perpustakaan perguruan tinggi yang bermula dari keprihatinan terhadap lemahnya para lulusan perguruan tinggi dalam mencari informasi secara mandiri untuk membantu memecahkan persoalan-persoalan kehidupan yang mereka temui, khususnya di tempat kerja. Kelemahan tersebut berasal dari pola pembelajaran 33
Retno Sayekti, ―Pembelajaran Berbasis Perpustakaan: Sebuah Pemikiran Model Pembelajaran di Pendidikan Tinggi Agama Islam‖, BUL IPI DIY Vol. 14 No. 2 (Januari, 2007), h.16
38
tradisional yang selalu menempatkan mahasiswa pada posisi sebagai penerima ilmu pengetahuan dan informasi dari para dosen dan tidak mengembangkan skill (kemampuan) mereka untuk menjadi penelusur informasi dan penemu pengetahuan. Pendekatan pembelajaran tradisional yang memposisikan dosen sebagai seseorang yang lebih tahu dari pada mahasiswanya, dan menjejali mahasiswa dengan ilmu pengetahuan dan informasi yang mereka miliki, sangat tidak
menguntungkan
mereka.
34
mahasiswa
dan
membunuh
kreatifitas
intelektual
Oleh karena itu pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran berbasis perpustakaan dapat dijadikan jalan alternative untuk mengembangkan kreatifitas intelektual anak didik dan menambah wawasan. David Loertscher & Blance Wools dalam Retno Sayekti memberikan beberapa saran untuk mengimplementasikan program pengajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis perpustakaan, sebagai berikut :35 a. Ciptakan lingkungan informasi yang kaya teknologi perpustakaan. b. Lengkapi
perpustakaan
dengan
seorang
pustakawan-pengajar
professional dan teknis (yang terakhir berguna untuk menjalankan operasional program yang membantu pustakawan pengajar untuk melaksanakan pengajaran).
34
Nur Kholis, library based-learning : menuju kualitas proses belajar mengajar diperguruan tinggi. makalah dipresentasikan pada Workshop Pengembangan Jaringan Perpustakaan Perguruan Tinggi Agama lslam se-Indonesia, Surabaya,14 - 18 Januari 2007 35 Retno Sayekti, ―Pembelajaran Berbasis Perpustakaan: Sebuah Pemikiran Model Pembelajaran di Pendidikan Tinggi Agama Islam‖, BUL IPI DIY Vol. 14 No. 2 (Januari, 2007), h.48
39
c. Ketika seorang dosen dan pustakawan berkolaborasi dalam proses pembelajaran mereka harus memulai dengan standars tertulis yang sudah dibangun. d. Selanjutnya, guru dan pustakawan membuat sebuah rubrik yang memuat isi materi, ketermpilan informasi, dan kontribusi teknologi, dan sejumlah bahan bacaan yang harus dibaca oleh siswa selama dalam pengalaman program pembelajaran. e. Para siswa akan menyadari apa yang sesungguhnya diharapkan untuk mereka pelajari dan kerjakan dalam sebuah lingkungan informasi yang kaya teknologi. f. Guru dan pustakawan pengajar mengajar bersama-sama. g. Kedua partner tersebut menguji sejauh mana siswa berhasil mencapai standart tertulis melalui rubrik yang telah diberikan. h. Kedua partner tersebut mengukur keberhasilan mereka sendiri secara realistis dan memodifikasi strategi mereka. Pada awalnya pendekatan pembelajaran dengan metode pembelajaran berbasis perpustakaan diterapkan di sebuah universitas, dengan semakin berkembangnya dunia pendidikan kemudian metode tersebut mulai diterapkan di sekolah-sekolah sampai sekarang banyak sekolah yang mulai menerapkan metode tersebut.
40
E. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan kelompok kata yang berasal dari kata prestasi dan belajar. Adapun kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestati’e. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi ―prestasi‖ yang berarti ―hasil usaha‖.36 Menurut Moedjiono dan Dimyati, prestasi belajar/hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan mengajar. Sedangkan menurut Muchtar Buchari prestasi belajar yaitu hasil yang telah dicapai/ditunjukkan oleh murid sebagai hasil belajarnya, baik berupa angka maupun huruf serta tindakannya yang mencerminkan hasil yang telah dicapai masing-masing anak dalam prestasi tertentu.37 Prestasi belajar siswa secara formal dapat dilihat dari buku raport. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh W.S. Winkel dalam buku “Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah” ―…Buku Raport merupakan alat untuk melaporkan hasil belajar di sekolah kepada orangtua murid, tetapi raport dapat digunakan juga sebagai alat menyimpan data tentang hasil belajar dalam berbagai mata pelajaran selama murid belajar di sekolah itu‖ Dengan demikian secara sederhana prestasi belajar dapat diartikan sebagai penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa sebagai hasil dari interaksi belajar mengajar yangditunjukkan dengan nilai tes dalam bentuk raport. 36
S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar(Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 18. 37 Dimyati dan Moedjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h.3
41
Prestasi belajar merupakan salah satu indikator dari sebuah keberhasilan. Prestasi belajar terasa penting untuk dipermasalahkan karena mempunyai beberapa fungsi utama, yaitu :38 a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inofasi pendidikan d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusipendidikan.
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan suatu keterampilan dan penguasaan mata pelajaran di mana penguasaan mata pelajaran tersebut dinilai dengan angka sebagai perwujudan yang telah dicapai oleh siswa dalam belajarnya. Prestasi merupakan hasil dari proses interaksi dari berbagai komponen/faktor. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan/prestasi seseorang. Menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari faktor intern dan faktor ekstern, yaitu :39 a. Faktor Intern Faktor intern merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.Faktor intern terdiri dari faktor jasmaniah, faktor
38
Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional, Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), cet. III, h. 3 39
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), h.2
42
psikologis dan faktor kelelahan.Faktor jasmaniah meliputi: faktor kesehatan dan cacat tubuh.Faktor psikologis meliputi: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,kematangan dan kesiapan. Sedangkan faktor kelelahan meliputi kelelahan jasmani dan rohani. b. Faktor Ekstren Faktor ekstern merupakan faktor yang ada di luar individu, yang terdiridari: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga yang berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, serta latar belakang kebudayaan.
2. Pengukuran Prestasi Belajar
Penilaian merupakan salah satu kegiatan dalam proses belajar. Menurut Sudjana ‖Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan tujuan pengajaran‖.40 Menurut Nasution penilaian prestasi belajar siswa memiliki lima tujuan yaitu:41 1) Sebagai perangsang atau dorongan untuk menambah usaha atau semangat siswa.
40
Nana Sudjana, CBSA Dalam proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 2006), h..3
41
S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: BumiAksara, 2007), h.339
43
2) Umpan balik bagi siswa 3) Umpan balik bagi guru 4) Memberi informasi kepada orang tua 5) Sebagai informasi untuk seleksi
Dari uraian di atas, dapat diartikan bahwa penilaian prestasi belajar adalah proses memberikan atau menentukan nilai. Dalam bidang akademik di sekolah–sekolah, penilaian prestasi belajar siswa dicatat dalam sebuah buku laporan yang disebut rapor. Menurut Suryo subrata ‖Raport merupakan perumusan terakhir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau hasil belajar murid – muridnya selama masa tertentu‖42 Menurut Moedjiono dan Dimyati menyebutkan bahwa ada beberapa fungsi penilaian dalam pendidikan, yaitu: 43 a. Penilaian berfungsi selektif (fungsi sumatif). Fungsi penilaian ini merupakan pengukuran akhir dalam suatu program dan hasilnya dipakai untuk menentukan apakah siswa dapat dinyatakan lulus atau tidak dalam program pendidikan tersebut. Dengan kata lain penilaian berfungsi untuk membantu guru mengadakan seleksi terhadap beberapa siswa, misalnya: a) Memilih siswa yang akan diterima di sekolah b) Memilih siswa untuk dapat naik kelas
42
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007),h.320
43
Dimyati dan Moedjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.11
44
c) Memilih siswa yang seharusnya dapat beasiswa. b. Penilaian berfungsi diagnostik Fungsi penilaian ini selain untuk mengetahui hasil yang dicapai siswa juga mengetahui kelemahan siswa sehingga dengan adanya penilaian, maka guru dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan masing –masing siswa.Jika guru dapat mendeteksi kelemahan siswa, maka kelemahan tersebut dapat segera diperbaiki. c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan (placement) Setiap siswa memiliki kemampuan berbeda satu sama lain. Penilaian dilakukan untuk mengetahui di mana seharusnya siswa tersebut ditempatkan sesuai dengan kemampuannya yang telah diperlihatkannya pada prestasi belajar yang telah dicapainya. Sebagai contoh penggunaan nilai rapor kelas II menentukan jurusan studi di kelas III. d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan (fungsi formatif) Penilaian ini berfungsi untuk mengetahui sejauh mana suatu program dapat diterapkan. Sebagai contoh adalah raport di setiap semester di sekolah–sekolah tingkat dasar dan menengah dapat dipakai untuk mengetahui apakah program pendidikan yang telah diterapkan berhasil diterapkan atau tidak pada siswa tersebut.
Menurut Muhibbin Syah pengukuran atau evaluasi prestasi belajar terdiri dari beberapa macam yaitu :44
44
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2002), h.143
45
a. Pre test dan post test Kegiatan pre test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi saraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Sedangkan post test adalah kebalikan dari pre test, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan. b. Evaluasi prasyarat Evaluasi ini hampir mirip dengan pre test. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan. c. Evaluasi diagnostik Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian – bagian tertentu yang belum dikuasai siswa. d. Evaluasi formatif Evaluasi ini kurang lebih sama dengan ulangan yang dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atu modul. Tujuannya adalah untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostik, yakni untuk mendiagnosis (mengetahui penyakit/kesulitan) kesulitan belajar siswa. e. Evaluasi sumatif
46
Ragam penilaian sumatif lebih sama dengan Ulangan Umum yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pelajaran. f. UAN UAN (Ujian Akhir Nasional) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa.
Berdasarkan uraian diatas dapat diartikan bahwa dalam pengukuran prestasi belajar siswa menggunakan penilaian sebagai pengukur keberhasilan, yaitu jumlah nilai raport dan peringkat kelas pada akhir semester.
47
48
BAB III TINJAUAN UMUM PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 70 JAKARTA
A. Sejarah Singkat Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta Perpustakaan SMAN 70 Jakarta berdiri pada 5 Oktober 1982. Pada awalnya perpustakaan terdiri dari dua ruangan terpisah yaitu, ruangan perpustakaan SMAN 9 (1 ruang lokal) dan ruangan perpustakaan SMAN 11 (3 ruang lokal) dengan koordinator perpustakaan yang berbeda. Hal tersebut dirasa kurang efektif. Oleh karena itu, pada tahun 1987 dengan inisiatif kepala sekolah, perpustakaan digabung menjadi satu ruangan yang lebih besar dengan satu orang koordinator. Ruang perpustakaan akhirnya menjadi 4 ruang lokal dengan pembagian 1 ruang lokal untuk buku paket dan 3 ruang lokal untuk buku penunjang. Selama tahun 1982-2005, ternyata keberadaan perpustakaan oleh pihak sekolah tidak masuk dalam prioritas. Akhirnya pada tahun 2006 setelah pergantian kepala sekolah, keberadaan perpustakaan mulai diperhatikan. Hal tersebut terbukti dengan dilakukannya pembenahan-pembenahan, mulai dari perpindahan ruang perpustakaan, penambahan koleksi, penataan ruang yang nyaman hingga penggunaan teknologi guna memudahkan dalam temu kembali informasi. Keberadaan perpustakaan SMAN 70 Jakarta diperkuat dengan adanya Keputusan Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah Tinggi Kotamadya Jakarta Selatan Nomor 05 A tahun 2007 tentang Keberadaan Perpustakaan SMAN 70 Jakarta.
48
Pada perjalanannya, perpustakaan SMAN 70 Jakarta telah mengikuti tiga kali perlombaan diberbagai tingkat pada tahun ajaran 2007-2008 dan meraih berbagai prestasi seperti: a. Juara I tingkat Jakarta Selatan tahun 2007. b. Juara I tingkat DKI Jakarta tahun 2007 c. Finalis tingkat Indonesia tahun 2007. d. Duta buku tahun 2007 tingkat Jakarta Selatan dan tingkat DKI
B. Visi dan Misi Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta Perpustakaan merupakan penunjang kegiatan belajar mengajar siswa dan guru, mempunyai visi “menjadi pusat ilmu pengetahuan terdepan yang bertaraf internasional bagi warga sekolah DKI Jakarta.” Sedangkan misi perpustakaan SMAN 70 Jakarta yaitu: a. Menyediakan referensi buku dan teknologi informasi yang lengkap dan terkini. b. Menerapkan manajemen perpustakaan yang mengacu pada standar ISO 9000 tahun 2000. c. Mengembangkan dan mengintensifkan hubungan perpustakaan sekolah dengan lembaga-lembaga pendidikan serta instansi lainnya yang telah memiliki reputasi nasional dan internasional. d. Melaksanakan kegiatan membaca dan menulis secara optimal yang berorientasi pada pencapaian budaya baca.
49
C. Struktur Organisasi Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta Dalam menjalankan tugas dan fungsi perpustakaan, Perpustakaan SMAN 70 Jakarta dikelola oleh 4 Personil yang bertanggung jawab sesuai dengan bidang layanan masing-masing sesuai dengan struktur organisasi Perpustakaan. Kepala Sekolah
Kepala Perpustakaan
Layanan Teknis
Layanan Pemakai
Audio Visual
Gambar 1 Struktur organisasi Perpustakaan SMAN 70 Jakarta
D. SDM Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta Perpustakaan sekolah, merupakan pusat integrasi segala kegiatan pendidikan dan berbagai sumber bahan pelajaran, berbagai sumber informasi, dan bahan-bahan rekreasi yang fungsinya menunjang pelaksanaan program kurikulum. Kepala sekolah menjamin agar SMA Negeri 70 Jakarta dapat mempergunakan perpustakaan sebagai sarana pendukung proses kegiatan belajar mengajar (KBM).
50
Kualitas penyelenggaraan perpustakaan sekolah sangat bergantung pada kapasitas
sumber daya
tenaga manusianya.
Menyadari
akan
pentingnya peranan perpustakaan dalam proses pembelajaran, maka perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta didukung oleh SDM Sebagai berikut : Tabel 5 SDM Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta
1
No
Nama Hj. Nursamsi Hasan, S.Pd
2
Iva R. Husnah
3
Imas Halimatun Syadiah M. Sodri
4
Pendidikan S1 Bahasa Indonesia S1 Ilmu Perpustakaan D3 Ilmu Perpustakaan D3 Ilmu Perpustakaan
Jabatan Kepala Perpustakaan Layanan Teknis Layanan Pemakai Layanan Audio Visual
Sumber : Data Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta
E. Koleksi Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta Berdasarkan data pada bulan Mei 2014 koleksi yang ada di Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta pada saat ini ada 8.200 judul buku. Jenis koleksinya antara lain buku, terbitan berseri, koleksi referensi (kamus, ensiklopedi, glossary, atlas, peta, dll). Subjek yang dikoleksi mencakup bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, agama, fiksi, non fiksi, dan ilmu sosial. Koleksi dikelompokkan berdasarkan subjeknya dengan menggunakan klasifikasi DDC dari kelas 000 sampai 900. Pengadaan koleksi perpustakaan dilaksanakan tanpa suatu sistem waktu yang jelas. Pengadaan dilakukan bila ada permintaan dari pemakai. Pengadaan koleksi dilakukan dengan cara membeli
51
langsung di toko buku atau melalui penerbit. Untuk perawatan yang dilakukan oleh petugas pustakawan tidak rutin. Karena salah satu contoh yaitu kerusakan pada koleksi terutama pada koleksi buku jarang terjadi. Jika ada koleksi buku yang mengalami kerusakan, maka petugas akan langsung memperbaiki koleksi tersebut tanpa harus menunggu koleksi tersebut banyak yang mengalami kerusakan. F. Layanan Perpustakaan Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta dapat dikunjungi oleh pengguna setiap hari senin hingga jum’at, pada pukul 07.30-16.00 WIB. Sistem layanan yang digunakan oleh perpustakaan ini adalah sistem terbuka (open access), sehingga pengguna dapat secara langsung memilih sendiri koleksi perpustakaan yang dibutuhkan. Jenis layanan yang tersedia di perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta, yaitu: 1.
Layanan Sirkulasi Koleksi perpustakaan dapat dipinjam oleh seluruh civitas akademika SMA Negeri 70 Jakarta sebanyak 3 judul dengan waktu peminjaman satu minggu. Koleksi dapat diperpanjang sebanyak 1 kali, namun apabila terlambat mengembalikan koleksi maka akan dikenakan sanksi denda Rp. 500/buku/hari. Tugas kegiatan layanan sirkulasi adalah melayani pemakai yang akan meminjam dan mengembalikan bukubuku, serta membuat laporan kegiatan layanan sirkulasi.
2. Layanan Referensi
52
Koleksi perpustakaan seperti buku-buku referensi dan audiovisual hanya boleh dibaca di tempat dan boleh dipinjam saat kegiatan pembelajaran dengan guru di dalam kelas. 3. Layanan Jasa Informasi/Konsultasi Membantu
siswa
dalam
melakukan
penelitian
dengan
cara
memberikan bimbingan dan saran untuk mencari informasi yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu memberikan bantuan kepada guru untuk mencari materi pengajaran. Sumber informasi yang digunakan antara lain koleksi perpustakaan dan penelusuran internet. 4. Layanan Dokumentasi Layanan dokumentasi yang tersedia di perpustakaan ini berupa koleksi dokumentasi mengenai kegiatan-kegiatan sekolah yang disimpan dan diolah oleh perpustakaan. 5.
Layanan Audio Visual Layanan Audio Visual adalah layanan perpustakaan khusus digunakan untuk AV (Audio Visual). Layanan ini meliputi peminjaman dan pemutaran film, video, slide, atau filmstrip. Bahan yang disediakan berupa film cerita, film dokumenter atau film ilmu pengetahuan.
G. Program Kegiatan Perpustakaan Sekolah 1. Program Wajib Baca Guru berperan langsung dalam upaya meningkatkan minat baca siswanya, hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan tugas
53
setiap minggu kepada para siswanya, dan siswa dituntut untuk melaporkan hasil pelaksanaan tugas tersebut. 2. Pendidikan Pemakai Kegiatan pendidikan pemakai atau dapat disebut juga dengan orientasi
perpustakaan
berfungsi
untuk
memperkenalkan
perpustakaan mencakup jenis koleksi, fasilitas, dan layanan perpustakaan.
Orientasi
perpustakaan
ini
juga
memberikan
pendidikan kepada siswa-siswi untuk pengenalan penggunaan katalog perpustakaan, strategi penelusuran informasi serta etika dalam menggunakan berbagai sumber informasi. Bertujuan memberikan pemahaman untuk siswa mengenai fungsi dasar dan manfaat yang dapat diperoleh dari perpustakaan. Kegiatan ini dilaksanakan setiap awal tahun ajaran baru untuk siswa baru. 3. Lomba Story Telling Dalam lomba ini, siswa diminta untuk bercerita menggunakan buku yang ada di perpustakaan. Cerita yang akan digunakan bisa merupakan rekomendasi dari panitia dan setiap peserta harus memilih judul yang berbeda dan mengenakan kostum sesuai cerita yang dipilih oleh peserta tersebut, hal ini dilakukan agar lomba story telling tidak membosankan. Lomba dapat dilaksanakan pada saat Peringatan Bulan Bahasa.
54
H. Tata kerja Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta 1. Adminitrasi Kegiatan adminitrasi perpustakaan sekolah SMA Negeri 70 Jakarta meliputi: a. Pencatatan anggota baru b. Peminjaman dan pengembalian buku c. Pencatatan denda keterlambatan pengembalian buku d. Pembelian kartu anggota perpustakaan e. Pembuatan statistik peminjaman dan pengunjung perpustakaan Pembuatan kartu bebas perpustakaan f. Pencatatan daftar buku yang akan dibeli 2. Pengadaan bahan pustaka Koleksi
perpustakaan
harus
menunjang
kurikulum
sekolah,
koleksi bahan pustaka di perpustakaan menunjang proses belajar-mengajar siswa di sekolah.
Siswa
yang
mengalami
kesulitan
dalam
sumber
referensi belajar dapat memanfaatkan perpustakaan. Penggadaan bahan pustaka disesuaikan dengan anggaran serta pemilihan bahan pustaka sesuai dengan kurikulum yang berlaku, dengan melibatkan staf pengajar bahan pustaka di perpustakaan disesuaikan agar menunjang mata pelajaran sehingga proses pengadaan dapat berjalan dengan baik dan tujuan perpustakaan dapat terlaksana. Secara umum penggadaan bahan pustaka di perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta dilakukan melalui pembelian, swadaya dan sumbangan dari pemerintah.
55
a. Membeli Penggadaan Bahan Pustaka dengan cara membeli, pihak sekolah memberikan anggaran yang memadai. Di samping menyediakan anggaran, perpustakaan harus menentukan macam dan jenis bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Dana berasal dari komite sekolah yang keluar setiap satu tahun sekali, pembelian bahan pustaka disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan guru untuk bahan mengajar, sehingga perpustakaan dapat berfungsi dengan baik. b. Membuat Sendiri / Swadaya Bahan pustaka dapat juga membuat sendiri, misalnya dengan guru memberikan tugas siswa dan hasilnya dapat digunakan oleh siswa lain sebagai sumber referensi. Perpustakaan juga membuat kliping soal-soal ujian nasional yang dapat dipinjam siswa untuk sumber belajar. c. Sumbangan Bahan pustaka yang ada di perpustakaan selain membeli dan membuat sendiri mendapatkan sumbangan dari pemerintah berupa buku paket, fiksi, non fiksi dan majalah sastra horison. Buku-buku tersebut dapat digunakan sebagai bahan rujukan pada siswa yang memanfaatkan perpustakaan. 3. Pengolahan Bahan Pustaka Pengolahan bahan pustaka meliputi : a. Inventarisasi
56
Inventarisasi merupakan buku induk dari perpustakaan, mencatat bahan pustaka yang masuk dalam jangka waktu tertentu, sumber dan harga buku bila dibeli.1 Data dari kegiatan inventaris dapat digunakan untuk pembuatan data statistik meliputi jumlah koleksi yang dimiliki perpustakaan, jumlah judul dan eksemplarnya, jumlah eksemplar yang berbahasa asing dan Indonesia, jumlah buku referensi, fiksi, paket dan lainnya, dan jumlah anggaran perpustakaan untuk pembelian bahan pustaka. b. Klasifikasi Klasifikasi adalah kegiatan pengelompokan buku : buku yang subjek atau isinya sama dikumpulkan dan yang berbeda dipisahkan, system klasifikasi yang digunakan dalam perpustakaan SMAN 70 Jakarta yaitu dengan menggunakan DDC (Dewey Decimal Classification).2 Klasifikasi sangat penting, khususnya perpustakaan dengan menggunakan sistem layanan terbuka yang memperbolehkan pemustaka untuk masuk ke ruang koleksi, melihat, memilih dan mengambil sendiri bahan pustaka yang diinginkan. Klasifikasi digunakan sebagai pedoman penyusunan bahan pustaka di rak atau lemari berdasarkan urutan yang logis untuk memudahkan pemustaka dalam pencarian bahan pustaka yang diperlukan.
1 2
Soetminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan pustakawan (Yogyakarta : Kanisius, 1992), h.81 Ibid., h.82
57
c. Katalogisasi Katalogisasi adalah kegiatan membuat katalog untuk semua judul buku perpustakaan. Adapun katalog merupakan alat bantu untuk mencari dan menemukan kembali dengan mudah suatu buku di perpustakaan.3 d. Labeling Kegiatan dalam pelabelan buku di perpustakaan, meliputi : 1) Memberi label sandi buku yang ditempel pada punggung buku, sandi buku menunjukan tenpat buku itu disimpan. 2) Membuat kartu buku untuk setiap eksemplar dan disimpan dalam kantong yang ditempal dalam buku. Kartu buku digunakan unuk adminitrasi perpustakaan. 3) Membuat label tanggal dan ditempel di dalam buku, label tanggal digunakan untuk mencatat tanggal pinjam atau tanggal kembali. e. Shelving Setelah buku di klasifikasikan sesuai dengan klasifikasinya, buku ditata ke dalam rak penataan. Penataan bahan pustaka sesuai dengan nomor klasifikasi menurut tajuk subyek sesuai dengan DDC (Dewey Decimal Classification).
3
Ibid., h.85
58
4. Pemeliharaan Bahan Pustaka SMAN 70 Jakarta. Koleksi perpustakaan merupakan sumber informasi yang penting bagi siswa dan guru sebagai sumber bahan belajar-mengajar sehingga perlu dijaga kemutakhirannya. Pemeliharaan dan perawatan koleksi perpustakaan adalah kegiatan menjaga atau mengusahakan agar bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan awet dan terawat dengan baik. Tugas ini meliputi : 1). Penjilidan Buku-buku yang jilidannya rusak dan masih mungkin untuk dijillid ulang, sehingga tetap dapat dimanfaatkan oelh pemustaka. Majalah yang sudah lengkap satu volume atau satu tahun dijilid agar tidak mudah rusak atau hilang. 2). Penyiangan Bahan Pustaka Koleksi perpustakaan yang berkembang akan selalu bertambah namu tidak diikuti dengan perkembangan ruang atau gedung sehingga perlu mengurangi koleksi lama dengan cara mengadakan penyiangan koleksi. Bahan pustaka yang dapat disiang adalah buku yang umurnya sudah tua, isinya sudah kadaluwarsa dan tidak cocok lagi untuk dibaca, buku yang rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi, buku yang jumlahnya terlalu banyak dan buku terlarang.
59
I. Administrasi Perpustakaan 1. Kepala Perpustakaan Kepala perpustakaan bertanggung jawab untuk mengelola perpustakaan
sekolah,
penyelenggaraan
perpustakaan
sekolah
diintegrasikan dengan proses belajar-mengajar yang berlangsung di sekolah. Seorang kepala perpustakaan harus memenuhi syarat tertentu baik pengetahuan, kecakapan maupun dedikasi, memiliki pengetahuan bidang penyusunan program, melakukan koordinasi, mengevaluasi semua kegiatan dan juga harus mampu memimpin stafnya sehingga akan berfungsi sebagai pemimpin yang fungsional di unit perpustakaan.4 2.
Anggaran Anggaran
merupakan
unsur
utama
untuk
menjalankan
perpustakaan, tanpa anggaran perpustakaan tidak mungkin dapat berjalan dengan sempurna, sehingga pustakawan harus ikut ambil bagian
dalam
mengoperasikan
perencanaan suatu
biaya
yang
perpustakaan.5
diperlukan
untuk
Perpustakaan
harus
merencanakan anggaran dan mengajukan kepada pihak sekolah, anggaran perpustakaan berasal dari komite sekolah yang keluar setiap tahun untuk penggadaan bahan pustaka. 3.
Staf petugas dan organisasi
4
Darmono, Perpustakaan Sekolah : Pendektan Aspek Manajemendan Tata Kerja, (Jakarta: Gramedia Widiarsana Indonesia, 2007), h.55 5 Soeatminah. Perpustakaan Kepustakakawanan dan Pustakawan (Yogyakarta:Kanisius, 1992), h.65
60
Perpustakaan sekolah diatur dan ditata dengan baik, sehingga pelaksanaan kegiatannya dapat berjalan dengan efisien dan efektif. Semua unit perpustakaan harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dibidang organisasi dan adminitrasi perpustakaan.6 Seorang pustakawan harus dapat bekerja dengan baik dan dedikasi yang tinggi, sehingga dapat membawa perpustakaan seperti yang diharapkan. Perpustakaan SMAN 70 Jakarta memiliki empat staf untuk melayani siswa yang memanfaatkan perpustakaan. 4.
Laporan tahunan Laporan tahunan berfungsi sebagai bahan evaluai dari
kegiatan yang petugas perpustakaan, pelayanan, peminjaman dan pengunjung
perpustakaan
yang
meningkat.
Untuk
mengetahui
keberhasilan perpustakaan, dibuat program kerja perpustakaan selama satu semester, program kerja perpustakaan SMA N 70 Jakarta sebagai berikut:
6
Ibid., h.54
61
Table 6 Program kerja Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta Tahun 2013/2014 No
Program
1
Pengaturan ruang perpustakaan
2
Pembenahan dan renovasi rak buku
3
Pengaturan buku sesuai dengan klasifikasi dan kelompok masing- masing Pembagian kerja perpustakaan
4
5
6
7
8
9
Indikator
Sasaran
Hasil yang Waktu ingin dicapai Pelaksa naan Terciptanya Meja, Ruang J kursi, rak, u ruang perpustakaan yang baik dan l almari perpustakaan nyaman bagi i yang tertata rapi pengunjung Rak dapat Rak-rak Dapat J digunakan membenahi dan u buku dengan baik merenovasi l yang beberapa rak i rusak buku yang rusak. Agust us Tertatanya buku sesuai dengan klasifikasi dan kelompoknya
Terbentuknya sturuktur organisasi petugas perpustakaan Pembuatan Tersusun jadwal jadwal kerja kerja petugas perpustakaan perpustakaan Pembuatan Tersusun tata tata tertib tertib perpustakaan perpustakaan Pembuatan Tersusun daftar daftar inventaris inventarisasi perpustakaan Pembuatan Tersedianya buku buku kunjung kunjung perpustakaan perpustakaan Pembuatan Tersedianya buku buku pinjam pinjaman perpustakaan perpustakaan
62
Buku, Majalah, artikel, kamus
Buku-buku Juli tertata sesuai Agustu klasifikasi dan s kelompokya
Petugas perpustaka an
Struktur Juli organisasi petugas perpustakaan Jadwal kerja Juli petugas perpustakaan Tata tertib Juli perpustakaan
Petugas Perpustaka an Siswa, guru, karyawan inventaris
Siswa, guru, karyawan Siswa, guru, karyawan
Daftar Juli inventaris perpustakaan Buku kunjung Juli perpustakaan Buku pinjam Juli perpustakaan bagi kelas X, XI, XII dan guru
10
Pembuatan Tersedianya buku Tamu buku tamu tamu perpustakaan pengunj perpustakaan ug
11
Pembelian / penyediaan kartu anggota perpustakaan Pelayanan peminjaman perpustakaan
12
13
Perawatan buku-buku perpustakaan
14
Perawatan inventaris
15
Pembelian buku
Buku tamu perpustakan
Juli
Kartu anggota perpustakaan untuk kelas X, XI, XII Dapat melayani Siswa, guru Pelaksanaan peminjam buku dan peminjaman dengan baik karyawan buku yang relevan Terlaksana Buku-buku Buku-buku perawatan buku : terawat dengan pembenahan baik sampul dan buku rusak serta kebersihan buku dengan baik Terlaksananya inventaris Inventaris perawatan terawat dengan inventaris dengan baik baik Penyediaan buku- Buku-buku Tersedianya buku koleki baru koleksi buku-buku baru koleksi baru
Juli
Tersedianya kartu Anggota anggota perpustaka perpustakaan an
Sumber : Data Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta
63
Juli 2013 s/d juli 2014 Juli 2013 s/d juli 2014
Juli 2013 s/d juli 2014 Septem ber 2013, februar i 2014
64
49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
. Pada bagian ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan. Dari 287 angket yang disebarkan kepada siswa kelas X, XI, XII, seluruh angket kembali, yaitu sebanyak 287 angket (28% dari populasi yang berjumlah 1023 siswa), sebuah jumlah yang masih terliput dalam pendapat Arikunto bahwa “jika populasi lebih dari seratus orang maka sampel dapat diambil 10%-15% atau 2530%.”1 Variabel X (variabel bebas) penelitian ini adalah “pembelajaran berbasis, perpustakaan” dan variabel Y (variabel terikat) penelitian ini adalah “prestasi belajar.” Data mengenai variabel yang pertama penulis kumpulkan dari siswa di SMA Negeri 70 Jakarta dengan menggunakan angket, sedangkan data mengenai variabel yang kedua penulis kumpulkan dari dokumen raport siswa semester 1 tahun pelajaran 2013/2014.
A.
Pembelajaran Berbasis Perpustakaan di SMA Negeri 70 Jakarta Pembelajaran berbasis perpustakaan di SMA Negeri 70 merupakan rata-
rata skor nilai pertanyaan yang mengukur dan mengindikasikan pembelajaran berbasis perpustakaan. Skor minimal adalah 1 dan skor maksimal adalah 5. Penulis membuat desain angket di mana jika skor tersebut mendekati angka 5, berarti pembelajaran berbasis perpustakaan berlangsung ke arah maksimal. Sebaliknya, jika skor tersebut mendekati angka 1, berarti pembelajaran berbasis 1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h.107
64
perpustakaan berlangsung ke arah minimal. Berdasarkan tabulasi dan perhitungan data yang penulis lakukan dengan Microsoft Excel 2007 berikut ini, dapat dilihat frekuensi dan persentase yang tinggi pada skor 3 sampai 5. Data ini juga menunjukkan variasi yang tinggi antar skor di mana pada banyak butir soal, skor 1 dan 2 tidak diisi sama sekali atau menunjukkan angka nol. Hal tersebut mengindikasikan adanya keseragaman jawaban siswa pada hampir setiap butir soal mengenai pembelajaran berbasis perpustakaan, yaitu keseragaman pada skor 3-5 seperti yang dijelaskan tabel dibawah ini: Tabel 7 Persentase Skala Per Butir Pertanyaan Angket Pembelajaran berbasis perpustakaan
BUTIR SOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 F % F 0 0 0 0 0 0 0 0 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0.35 5 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 27
2 % 0 0 4.53 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.74 0 0.35 0 9.41
65
Nilai Skala 3 F % F 9 3.14 12 2 0.7 28 147 51.2 127 1 0.35 18 21 7.32 262 20 6.97 267 34 11.8 137 0 0 12 4 1.39 2 3 1.05 272 3 1.05 43 0 0 14 38 13.2 238 39 13.6 205 214 74,6 66 262 91.3 25 240 83.6 20
4
5 % 4.18 9.76 44.3 6.27 91.3 93 47.7 4.18 0.7 94.8 15 4.88 82.9 71.4 23 8.71 6.97
F 266 257 0 268 4 0 116 275 281 12 241 273 5 43 6 0 0
% 92.7 89.5 0 93.4 1.39 0 40.4 95.8 97.9 4.18 84 95.1 14 15 2,1 0 0
Adapun uraian frekuensi pembelajaran berbasis perpustakaan pada setiap butir soal adalah sebagai berikut: Tabel 8 Tujuan utama saya ke perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta untuk meminjam buku yang bermanfaat bagi saya F 266 12 9 0 0 287
Skala Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
% 92.7 4.9 3.1 0 0 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir seluruhnya tujuan siswa SMA Negeri 70 jakarta untuk meminjam koleksi buku yang bermanfaat dengan pernyataan sangat setuju perolehan frekuensi 266(92.7%), dan sebagian kecil siswa menjawab setuju 12(4,9%), sebagian kecil kurang setuju 9(3,1). Koleksi Buku yang disediakan di perpustakaan yaitu buku materi pelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum, buku-buku tersebut dapat digunakan oleh siswa untuk melengkapi bahan belajar. Tabel 9 Tugas dan PR dari guru bisa saya selesaikan dengan meminjam buku yang ada di perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta F 257 28 2 0 0 287
Skala Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
66
% 89.5 9.7 0.7 0 0 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir seluruhnya siswa SMA Negeri 70 jakarta menjawab sangat setuju 287(89.57%), dan juga hampir seluruhnya siswa menjawab setuju 28(9,7%) sebagian kecil siswa menjawab kurang setuju 2(0,7%). Kegiatan yangdilakukan siswa SMA Negeri 70 Jakarta untuk melengkapi koleksi bahan belajar mereka yang diperoleh dari guru, untuk membantu siswa agar memanfaatkan perpustakaan salah satunya dengan memberikan tugas kepada siswa. Materi pelajaran yang berhubungan dengan bahasa dan limu sosial banyak membutuhkan sumber literatur yang banyak, tidak hanya tergantung pada materi yang diberikan oleh guru. Perpustakaan menyediakan materi pelajaran yang dapat digunakan oleh siswa untuk mendukung belajar disekolah. Tabel 10 Saya memandang perlu mempunyai jadwal kunjungan rutin ke perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta sebagai suatu kegiatan yang dapat mendukung belajar F 0 127 147 13 0 287
Skala Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
% 0 44.2 51.2 4.5 0 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir setengahnya siswa SMA Negeri 70 jakarta 127(44.2%) menjawab setuju karena memandang perlunya membuat jadwal rutin untuk menggunakan perpustakaan sekolah untuk belajar. Namun menarik untuk dicermati bahwa lebih banyak siswa menjawab kurang setuju yaitu 147(51.2%), siswa menjawab tidak setuju 13(4,5%) melihat bahwa jadwal
67
tersebut adalah tidak perlu untuk ditetapkan. Untuk itu mendayagunakan perpustakaan, pustakawan bekerjasama dengan guru, untuk memberikan tugas ke perpustakaan. Cara ini membantu siswa untuk mencari sumber referensi diperpustakaan dan memanfaatkan perpustakaan. Perpustakaan menyediakan bahan referensi sehingga siswa dapat menggunakan perpustakaan untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Tabel 11 Saya berkunjung ke perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta untuk mencari informasi yang bermanfaat bagi saya F 268 18 1 0 0 287
Skala Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
% 93.4 6.3 0.3 0 0 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir seluruhnya siswa SMA Negeri 70 jakarta menjawab sangat setuju 268(93.4%) sebagian besar siswa menjawab 18(6,3%), sebagian kecil siswa menjawab kurang setuju 1(0,3%). Untuk itu siswa menggunakan perpustakaan sekolah untuk mencari informasi yang bermanfaat bagi dirinya. Hal tersebut menunjukkan salah satu indikator literasi informasi yang menghendaki siswa untuk mengetahui informasi yang bermanfaat bagi dirinya.
68
Tabel 12 Saya berkunjung ke perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru F 4 262 21 0 0 287
Skala Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
% 1.4 91.3 7.3 0 0 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil SMA Negeri 70 menjawab sangat setuju 4(91.3%), sebagian besar siswa menjawab setuju 262(91,3%), sebagain besar siswa menjawab kurang setuju 21(7,3%), setiap siswa memanfaatkan perpustakaan sekolah untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Hasil kuesioner tersebut lebih dominan siswa menjawab setuju, untuk itu menunjukan bahwa siswa SMA Negeri 70 Jakarta memiliki kesadaran yang tinggi untuk memanfaatkan perpustakaan, tanpa ada tugas dari guru, siswa tetap memanfaatkan perpustakaan. Guru yang sering memberikan tugas yaitu pada mata pelajaran bahasa, Misalnyapada pelajaran bahasa Indonesia dan bahasa jawa, siswa sering ditugaskan untuk mencari contoh sastra melayu dan bikin puisi sedangkan untuk bahasa jawa mereka dimajalah penyebar semangat yang tersediadi perpustakaan.
69
sering mencari cerita
Tabel 13 Saya berkunjung ke perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta untuk mendiskusikan tugas yang diberikan guru bersama teman-teman F 0 267 20 0 0 287
Skala Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
% 0 93 7 0 0 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMA Negeri 70 jakarta menjawab setuju 267(93%), sebagian kecil siswa menjawab kurang setuju 20(7%) menggunakan perpustakaan sekolah, juga mendiskusikan tugas yang diberikan guru bersama teman-temannya. Maka Perpustakaan sekolah juga merupakan tempat yang dapat digunakan sebagai bahan sumber informasi, tempat rekreasi saat siswa pada saat jam istirahat, kemudian siswa dapat memanfaatkan waktunya untuk mendiskusikan tugas ke perpustakaan. Tabel 14 Saya sadar bahwa perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta merupakan salah satu sumber yang dapat dipakai sebagai referensi belajar F 116 137 34 0 0 287
Skala Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
% 40.4 47.7 11.8 0 0 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMA Negeri 70 jakarta menjawab sangat setuju 116(40,4%) dan setuju 137(47.7%), kurang setuju 34(11,8%) hal tersebut menunjukan bahwa perpustakaan sekolah mereka
70
merupakan sumber yang dapat digunakan sebagai referensi belajar. Selain itu diharapkan perpustakaan menyediakan bukupenunjang koleksi nonfiksi yang dapat digunakan oleh siswa misalnya dalam mengerjakan tugas. Maka siswa dapat mencarinya di perpustakaan. Para siswa juga dapat mengerjakan tugas atau mencari tugas-tugas sekolah di perpustakaan dan dapat menambah informasi atau ilmu pengetahuan dengan membaca koleksi-koleksi yang dimiliki perpustakaan. Tabel 15 Koleksi buku teks yang dimiliki perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta membuat saya termotivasi untuk berkunjung ke perpustakaan karena memuat informasi yang saya butuhkan F 275 12 0 0 0 287
Skala Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
% 95.8 4.2 0 0 0 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMA Negeri 70, jakarta menjawab sangat setuju 275(95.8%), menjawab setuju 12(4,2%) berpendapat bahwa koleksi buku teks di perpustakaan SMA Negeri 70 jakarta tergolong cukup lengkap dan memuat informasi yang mereka butuhkan. Buku teks sendiri merupakan jenis buku yang wajib menjadi koleksi setiap perpustakaan sekolah, bahkan proporsi jumlahnya harus melebihi proporsi jumlah koleksi lain seperti buku-buku non-fiksi dan sebagainya. Koleksi Buku teks maupun koleksi fiksi memang merupakan koleksi perpustakaan yang paling sering dimanfaatkan oleh siswa, mengingat buku fiksi merupakan koleksi yang paling umum dihimpun oleh perpustakaan sekolah.
71
Namun akan lebih baik lagi apabila koleksi non-fiksi, seperti buku teks pelajaran dan buku pelengkap teks pelajaran yang dapat menunjang proses belajar siswa lebih banyak terdapat di jajaran koleksi perpustakaan sekolah. Hal tersebut juga sesuai dengan isi di Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 yang menentukan 75% koleksi perpustakaan adalah koleksi non-fiksi.
Tabel 16 Dengan seringnya guru mengadakan pembelajaran di perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta saya sadar bahwa perpustakaan dapat digunakan sebagai sumber belajar F 281 2 4 0 0 287
Skala Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
% 97.9 0.7 1.4 0 0 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir seluruhnya siswa SMA Negeri 70 jakarta menjawab sangat setuju 281(97.9%) menggunakan perpustakaan dalam kegiatan pembelajaran bersama guru mereka. Dan juga siswa menjawab setuju 2(0,7%), kurang setuju 4(1,4%). Selain itu, kegiatan tersebut perlu dilaksanakan untuk menumbuhkan kesadaran pada siswa bahwa perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar, di samping KBM (kegiatan belajar mengajar) yang berlangsung di kelas. Data tersebut tersebut menunjukan bahwa guru mengadakan pembelajaran
keperpustakaan
untuk
memotivasi
siswa
memanfaatkan
perpustakaan dan mencari sumber referensi belajar. Cara ini membantu siswa untuk mencari sumber referensi diperpustakaan dan memanfaatkan perpustakaan. Menurut salah satu guru mengatakan bahwa siswa sering menemukan buku 72
penunjang baru yang dapat digunakan sebagai sumber belajar yang baru, sehingga siswa banyakyang aktif dalam kelas. Tabel 17 Saya membaca buku teks pelajaran di perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta dapat membantu pemahaman mata pelajaran F 12 272 3 0 0 287
Skala Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
% 4.2 97.8 1 0 0 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa menjawab sangat setuju 12(4,2%), sebagian besar siswa SMA Negeri 70 Jakarta menjawab setuju272(97.8%), sebagian kecil siswa menjawab kurang setuju 3(1%), untuk itu para siswa memanfaatkan perpustakaan sekolah dapat membantu meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan serta akan meningkatnya prestasi belajar siswa. Sehinggasiswa dalam melengkapi sumber belajar berbeda-beda untuk menambah bahan penunjang belajar disekolah. Materi pelajaran yang berhubungan dengan bahasa dan limu sosial banyak membutuhkan sumber literatur yang banyak, tidak hanya tergantung pada materi yang diberikan oleh guru. Perpustakaan menyediakan materi pelajaran yang dapat digunakan oleh siswa untuk mendukung belajar di sekolah.
73
Tabel 18 Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta memenuhi kebutuhan informasi yang saya butuhkan F 241 43 3 0 0 287
Skala Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
% 84 15 1 0 0 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMA Negeri 70 jakarta menjawab sangat setuju 241(84%), sebagian kecil siswa menjawab setuju 43(15%), sebagian kecil siswa menjawab kurang setuju 3(1%). Untuk itu siswa berpendapat bahwa koleksi perpustakaan sekolah dapat memenuhi kebutuhan informasi yang mereka butuhkan. Dengan kata lain, koleksi yang menarik atau baru (up to date) belum tentu sesuai dengan tujuan-tujuan pembelajaran siswa. Ketika mengunjungi perpustakaan dan berinteraksi dengan koleksinya, siswa sebetulnya dapat menilai apakah koleksi tersebut sesuai atau tidak dengan tujuantujuan pembelajaran di kelas mereka. Maka diharapkan Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta akan dapat berfungsi sebagai sumber pemenuhan kebutuhan informasi siswa yang utama apabila di dalam perpustakaan sekolah tersedia banyak koleksi atau bahan pustaka, khususnya koleksi yang relevan dengan materi pelajaran dan up-to-date. Hal ini penting bagi Perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta untuk meningkatkan kualitas atau mutu koleksi yang disediakan agar dapat memuaskan kebutuhan informasi setiap siswanya.
74
Tabel 19 Pembelajaran di perpustakaan SMA Negeri 70 dapat menambah pemahaman saya terhadap mata pelajaran F 273 14 0 0 0 287
Skala Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
% 95.1 4.9 0 0 0 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir seluruhnya siswa SMA Negeri 70 jakarta menjawab sangat setuju 273(95,1%), sebagian kecil siswa menjawab setuju 14(4,9%). Hal tersebut berpendapat bahwa siswa melaksanakan pembelajaran di perpustakaan sekolah akan dapat menambah pemahaman mereka akan pelajaran dan juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk itu kegiatan pembelajaran di perpustakaan ini biasanya lebih kepada kegiatan untuk mencari sumber informasi lain yang masih relevan atau berhubungan dengan materi pelajaran yang sedang berlangsung melalui pencarian koleksi yang tersedia di perpustakaan sekolah. Kegiatan ini juga sangat digemari oleh siswa SMA Negeri 70 Jakarta karena mereka bisa mendapatkan lebih banyak ilmu di perpustakaan, daripada selalu belajar di dalam kelas yang bisa membuat mereka jenuh. Maka dianjurkan para guru untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah, baik itu untuk menunjang proses belajar siswa maupun untuk mencari bahan/materi tugas pelajaran. Hal ini dapat membuktikan bahwa guru SMA Negeri 70 Jakarta turut aktif dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah untuk menunjang kegiatan belajar mengajar
75
Tabel 20 Saya sering meminjam buku mata pelajaran di perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta untuk dibawa pulang F 5 238 38 5 1 287
Skala Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
% 14 82.9 13.2 1.7 0.3 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir setengahnya siswa SMA Negeri 70 jakarta menjawab sangat setuju 14(4,9%), hampir seluruhnya siswa menjawab setuju 239(87,3%) dan juga hampir seluruhnya siswa menjawab kurang setuju 28(9,7%), sebagian kecil siswa menjawab tidak setuju 5(1,7%), sangat tidak setuju 1(0,3%). Hal tersebut menjukan siswa lebih dominan menjawab setuju meminjam buku mata pelajaran di perpustakaan sekolah untuk mereka bawa pulang. Koleksi Buku penunjang tersebut digunakan siswa sebagai bahan referensi mereka dalambelajar. Tabel 21 Saya selalu memanfaatkan perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru F 43 205 39 0 0 287
Skala Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
% 15 71.4 13.6 0 0 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa SMA Negeri 70 menjawab sangat setuju 43(71.4%), sebagaian besar siswa menjawab setuju
76
205(71,4%), sebagian kecil siswa menjawab kurang setuju 39(13,6). Hal tersebut lebih dominan siswa setuju memanfaatkan perpustakaan sekolah untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru mereka. Maka diharapkan para guru SMA Negeri 70 Jakarta berperan aktif dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah. Hal ini dapat diketahui melalui pernahnya guru menugaskan siswa SMA Negeri 70 Jakarta untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah dalam mencari bahan atau materi tugas pelajaran. Cara ini juga dapat berfungsi agar pemanfaatan perpustakaan sekolah menjadi pilihan utama bagi siswa dalam kegiatan belajar. Tabel 22 Saya berkunjung ke perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta untuk memanfaatkan fasilitas layanan internet dalam rangka menambah wawasan F 6 66 214 1 0 287
Skala Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
% 2,1 23 74,6 0.3 0 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa SMA Negeri 70 Jakarta menjawab sangat setuju 6(2,1%), sebagian besar siswa SMAN 70 Jakarta menjawab setuju 66(23%), hampir seluruhnya 214(74.6%), untuk itu sekiranya para siswa SMAN 70 Jakarta sering menggunakan fasilitas internet di perpustakaan sekolah dalam rangka menambah wawasan mereka. Hanya 1(0.3%) siswa yang tidak pernah menggunakan fasilitas internet di perpustakaan sekolah. Hal ini sebetulnya memperlihatkan bahwa sebagaian besar siswa SMA Negeri 70
77
cukup melek (literate) akan informasi terhadap berbagai media sumber informasi yang ada di perpustakaan maupun sumber yang diperoleh dari luar. Tabel 23 Saya selalu membaca majalah dan koran di perpustakaan SMA Negeri 70 F 0 25 262 0 0 287
Skala Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
% 0 8.7 91.3 0 0 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa SMA Negeri 70 jakarta menjawab setuju 25(8.7%), hampir seluruhnya siswa menjawab kurang setuju 265(92,3%) yang selalu membaca majalah dan koran di perpustakaan sekolah, sementara sebagian besar siswa tersebut menyatakan kurang setuju 265(92.3%) untuk itu para siswa mengaku kurang setuju dan jarang membaca majalah dan koran di perpustakaan. Tabel 24 Saya beranggapan bahwa perpustakaan SMA Negeri 70 Jakarta merupakan salah satu tempat rekreasi F 0 20 240 27 0 287
Skala Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
% 0 7 83.6 9.4 0 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil siswa SMA Negeri 70 jakarta menjawab setuju 20(7%), sebagian besar siswa menjawab kurang setuju 240(83.6%), hampir seluruhnya siswa menjawab tidak setuju 27(9,4%). Para
78
siswa tidak mengunjungi perpustakaan sebagai kegiatan rekreasi atau mencari kesenangan dengan mencari informasi. Hal ini berarti bahwa sebagian besar siswa sekolah tersebut lebih cenderung menggunakan perpustakaan sebagai sumber belajar untuk meningkatkan hasil belajar mereka. Tabel 25 Rekap rata-rata jumlah kuesioner Nomor butir kuesioner
Rata-rata
Persen %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Total Hitung
4.89547 4.885017 3.397213 4.930314 3.940767 3.930314 4.285714 4.958188 4.965157 4.031359 4.829268 4.95122 3.905923 4.013937 4.202091 3.087108 2.97561 4,25
98 97.8 68 98.6 78.8 78.6 85.8 99.2 99.4 80.6 96.6 99 78.2 80.2 84 61.8 59.6 84,9%
Untuk itu dengan menggunakan Microsoft Exel 2007 penulis juga mendapatkan rata-rata skor pembelajaran berbasis perpustakaan di SMA Negeri 70 Jakarta adalah 4.25 atau 84,9% Nilai tersebut menunjukkan bahwa rata-rata yang tinggi pada pembelajaran berbasis perpustakaan di SMA Negeri 70 Jakarta. (lihat lampiran 2).
79
B.
Prestasi Belajar siswa di SMA Negeri 70 Jakarta Prestasi belajar di SMA Negeri 70 Jakarta diukur dari nilai rata-rata raport
siswa pada semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014. Rincian nilai rata-rata persiswa yang menjadi sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 3. Tabel 26 Prestasi belajar siswa kelas X Kategori Prestasi Siswa Kelas X Kategori
Frekuensi
Persen (%)
Sangat Baik Baik
46 60
43,3% 56,6%
Cukup Kurang
0 0
0 0
Total
106
100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada sebanyak siswa memiliki prestasi yang baik 60(56,6%), dan juga ada 46 dari 106 (43,3%) siswa kelas X yang memiliki prestasi yang sangat baik. Tabel 27 Prestasi belajar siswa kelas XI Kategori Prestasi Siswa Kelas XI
Kategori
Frekuensi
Persen (%)
Sangat baik Baik Cukup
37 40 20
38,1% 41,2% 20,6%
Kurang
0
0
Total
97
100
80
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada sebanyak siswa memilili prestasi yang cukup 20(20,6%), baik 40(41,2%), dan juga ada 37 dari 97 (38,1%) siswa kelas X yang memiliki prestasi yang sangat baik. Tabel 28 Prestasi belajar siswa kelas XII Kategori Prestasi Siswa Kelas XII
Kategori
Frekuensi
Persen (%)
Sangat baik
60
75
Baik
20
25
Cukup
0
0
Kurang
0
0
Total
80
100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada sebanyak siswa memiliki prestasi yang baik 20(25%), dan juga ada 60 dari 80 (75%) siswa kelas X yang memiliki prestasi yang sangat baik. Adapun nilai rata-rata kelas X, XI, dan XI yang merupakan total sampel penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 29 Nilai Rata-Rata Prestasi Kelas XI SMA Negeri 70 Jakarta Tahun Pelajaran 2013/ 2014
X X CI 86 87
X SC 87
XI IPA 84
SAMPEL XI XI XI IPS CI INT 83 94 96
XII IPA 86
XII IPS 86
XII INT 87
Ratarata 87.5
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa siswa SMA Negeri 70 Jakarta memiliki nilai rata-rata raport semester 1 pada tahun pelajaran 2013/2014
81
sebesar 87.5. Angka tersebut terbilang cukup tinggi. Selain itu, tampak dari tabel di atas juga bahwa kelas XI Internasional merupakan kelas yang memiliki prestasi belajar paling tinggi dibandingkan dengan kelas lainnya, yaitu dengan nilai ratarata kelas sebesar 96. Adapun kelas XI IPS merupakan kelas yang memiliki prestasi belajar paling rendah, yaitu dengan nilai rata-rata kelas sebesar 83. Walaupun demikian, tampak bahwa variasi nilai antar kelas cukup kecil dan perbedaan/selisihnya hanya berkisar antara 1 dan 2 nilai. (lihat lampiran 3)
C.
Hubungan Pembelajaran Berbasis Perpustakaan dan Prestasi Belajar siswa SMA Negeri 70 Jakarta. Setelah data dari pembelajaran berbasis perpustakaan dan prestasi belajar
dianalisis satu persatu, maka langkah selanjutnya data tersebut dianalisis secara bersama dengan analisis koefisien product moment, dengan menggunakan Microsoft excel 2007. Hasil kuesioner yang penulis bagikan kepada siswa-siswi kelas X, XI, XII SMA Negeri 70 Jakarta pada tahun ajaran 2013-2014 dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran berbasis perpustakaan sangat baik, diilihat dari jawaban yang diberikan oleh responden. Dari hal-hal diatas membuktikan bahwa siswa-siswi SMA Negeri 70 Jakarta kelas X, XI, XII telah melaksanakan penerapan pembelajaran berbasis perpustakaan secara maksimal dan baik sehingga menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik. Setelah diketahui hasil angket tentang pembelajaran berbasis perpustakaan sekolah yang telah disebarkan kepada siswa-siswi kelas X, XI, XII SMA Negeri 70 Jakarta, lalu di analisis dan diinterpretasikan dalam bentuk item, agar dapat mengetahui prestasi belajar siswa, maka dilakukan proses perhitungan indeks 82
korelasi antara pembelajaran berbasis perpustakaan dengan prestasi belajar siswa (X) dan Prestasi belajar siswa (Y). Analisis korelasi
1.
Hasil dari perhitungan menggunakan microsoft excel 2007 terhadap masing-masing variabel X dan variabel Y kemudian dioperasikan ke dalam rumus pearson product moment. (lihat lampiran 4) yaitu : Tabel 30 Pembelajaran berbasis perpustakaan dan prestasi belajar siswa SMAN 70 Jakarta SUM
rXY
X
Y
X2
Y2
X.Y
1149
24626
4610
2116635.623
98591.95
NXY X Y NX 2 X NY 2 Y 2
2
28798591 (1149) (24626)
287(4610) 1149 287(2116635.623) 24621 2
2
616081375 616066662 528,5 1040,47 0.9999
Berdasarkan analisis hitungan data di atas, penulis melakukan perhitungan korelasi dengan Microsoft Excel 2007 dengan formula statistik “=Pearson” dan mendapatkan nilai korelasi (r xy) sebesar 0,999. Untuk itu interpretasi nilai koefisien korelasi tersebut berarti memiliki tingkat hubungan sangat tinggi. Artinya, besarnya jumlah frekuensi kegiatan pembelajaran berbasis perpustakaan berkorelasi secara positif dengan tingginya prestasi belajar.
83
2.
Uji Hipotesis Berdasarkan analisis korelasi dengan Pearson’s Product Moment di
atas, penulis bermaksud untuk menyimpulkan apakah hipotesis penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Hipotesis nol: tidak ada korelasi antara pembelajaran berbasis perpustakaan dan prestasi belajar siswa b. Hipotesis alternatif: siswa yang belajar dengan pembelajaran berbasis perpustakaan cenderung memiliki prestasi belajar yang tinggi Kriteria penerimaan hipotesis penelitian adalah apabila nilai korelasi hasil hitung dengan Pearson’s Product Moment lebih besar daripada nilai korelasi pada tabel (r hit ≥ r tab) pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0.05). Sebaliknya, kriteria penolakan hipotesis penelitian adalah apabila nilai korelasi hasil hitung lebih kecil daripada nilai korelasi pada tabel (r hit ≤ r tab) dengan tingkat kepercayaan yang sama. Dalam bahasa statistik, kriteria penerimaan hipotesis ini adalah sebagai berikut: a. Hipotesis penelitian/hipotesis alternatif (ha) diterima = r hit ≥ r tab b. Hipotesis nol (ho) diterima = r hit ≤ r tab Dengan membandingkan nilai r hit sebesar 0.999996622 dan mengkonsultasikan dengan nilai r tab pada tingkat kepercayaan 0.05 yaitu sebesar 0.95, maka nilai r hit lebih besar daripada nilai r tab. Dengan demikian, hipotesis nol ditolak. Artinya, terdapat hubungan yang positif antara pembelajaran berbasis perpustakaan dan prestasi belajar siswa.
84
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis deskripsikan pada Bab IV, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pembelajaran di SMA Negeri 70 Jakarta secara umum mengarah pada sistem pembelajaran berbasis perpustakaan, hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya frekuensi siswa mengunjungi perpustakaan untuk tujuan belajar, guru menugaskan siswa memanfaatkan perpustakaan, guru mengadakan pembelajaran di perpustakaan, dan lain sebagainya. Data Frekuensi tersebut mencapai nilai rata-rata 4.25 atau 84,95%. 2. Adapun prestasi belajar di SMA Negeri 70 dapat dikatakan telah mencapai tingkat yang cukup tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dengan rata-rata nilai raport keseluruhan siswa yang mencapai 87.5. Nilai terendahnya adalah 83 dan nilai tertingginya adalah 96. 3. Korelasi antara pembelajaran berbasis perpustakaan dan prestasi belajar dengan Pearson’s Product Moment mencapai nilai 0.999, terdapat nilai yang sangat signifikan. Penelitian ini menerima hipotesis penelitian bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara pembelajaran berbasis perpustakaan dan prestasi belajar siswa.
85
B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, terdapat beberapa saran yang perlu dikemukakan yaitu: 1. Untuk meningkatkan intensitas pembelajaran berbasis perpustakaan di SMAN 70 Jakarta harus lebih diperhatikan pada keragaman jenis koleksi
yang
digunakan,
agar
senantiasa
diperbaharui
dan
dikembangkan memenuhi informasi dalam pembelajaran. 2. Item “sering membaca koran dan majalah di perpustakaan” mendapat nilai paling rendah. Untuk itu pihak perpustakaan hendaknya menambah macam majalah dan koran agar siswa tertarik untuk membaca majalah dan koran. 3. Item untuk memaksimalkan fungsi perpustakaan sebagai salah satu tempat rekreasi, perpustakaan diharapkan menambah fasilitas internet, majalah dan koran. Supaya menarik siswa datang ke perpustakaan untuk memanfaatkan fasilitas yang tersedia.
86
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta : Rineka Cipta, 2003. Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 1997. Bafadal Ibrahim, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Belajar, Pembelajaran dan Sumber Belajar,” artikel diakses pada 1 Nopember 2010 dari http://wijayalabs.wordpress.com/2008/09/19/belajarpembelajaran-dan-sumber-belajar-2/ B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2007. C. Larasati Milburga, et.all.,Membina Perpustakaan Sekolah, Yogyakarta: Kanisius, 1986. Darmono, “Pengembangan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar,” Perpustakaan sekolah : kajian, metode, praktik, dan evaluasi perpustakaan sekolah, no. 1 (April 2007) : h.2 -------------- Perpustakaan Sekolah : Pendektan Aspek Manajemendan Tata Kerja, Jakarta: Gramedia Widiarsana Indonesia, 2007. Djamarah, Syaiful Bahri. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Dimyati dan Moedjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Eggen, Kauchak. 1998. “Pengertian Pembelajaran”. Dalam http://www.blog.persimpangan.com/blog/2007/08/06/pengertianpembelajar an.html diunduh pada tanggal 3 Mei 2013 pukul 10.17 WIB. Efendi, Rusman “pengembangan perpustakaan sebagai sumber belajar dan minat baca dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan,” jurnal kepustakawanan dan masyarakat membaca” no. 1 (juni 2005) : h.11 Fatah Syukur NC, Teknologi Pendidikan, Semarang: Rasail, 2004. Gagne.R,M, Briggs,L.J, Principles ot instructional Design. New York: United States of America, 2003. Hadi, Amirul. Dan Haryono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Pelajar, 2003.
87
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembeljaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Hasan. Iqbal. Pengantar Penelitian Statistik. Jakarta: Bumi aksara, 2003. ---------------- Analisis Data Dengan Penelitian Statistik. Jakarta: Bumi aksara, 2003. Irianto. H. Agus. Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana, 2004. Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi dengan Contoh Statistik Bandung: Rosdakarya, 1999. Kajian Pengembangan Perpustakaan Sekolah sebagai sumber Belajar, artikel di akses pada 1 Mei 2014 dari http://blog.unila.ac.id/sh2008/2009/10/14/kajian-tentang-pengembanganperpustakaan-sekolah-sebagai-sumber-belajar.html Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. Metode explanatory”, lihat Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei Jakarta: LP3ES, 1995. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2002.
Muhammad Zein. Metodologi Pengajaran Agama. Jakarta: Sumbangsih Offset, 2006. Noerhayati, Pengelolaan Perpustakaan. Bandung: Alumni, 2000. Nur Kholis, library based-learning : menuju kualitas proses belajar mengajar diperguruan tinggi. makalah dipresentasikan pada Workshop Pengembangan Jaringan Perpustakaan Perguruan Tinggi Agama lslam seIndonesia, Surabaya,14 - 18 Januari 2007. Nurhadi, Mulyani Achmad. Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset, 2003. Nana Sudjana, CBSA Dalam proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 2006. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar Jakarta: Bumi Aksara, 2004. 88
Nurhadi, Mulyani Achmad. Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset, 2003. P. Sumardji, Perpustakaan Organisasi dan Tatakerjanya, Yogyakarta: Kanisius, 1991. Retno Sayekti, “Pembelajaran Berbasis Perpustakaan: Sebuah Pemikiran Model Pembelajaran di Pendidikan Tinggi Agama Islam”, BUL IPI DIY Vol. 14 No. 2 (Januari, 2007) : h.2 Rusyan, A. Tabrani. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003. S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: BumiAksara, 2007. Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991. Sahalessy, Arnold “Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar dalam Meningkatkan Hasil Belajar,” Jurnal Kependidikan: Kajian Teori, Konsep Hasil Penelitian Pendidikan, no. 2 (Nopember 2004) : h.14 Sugiyono, Sugiyono Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif R&D. Bandung: Alfabeta, 2003. Simammora. Bilson. Panduan Riset Prilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003. Sudjatmo, Pengantar Perpustakaan, Semarang: Perpustakaan Daerah Propinsi JawaTengah, 2002. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003. Soeatminah. Perpustakaan Kepustakakawanan dan Pustakawan Yogyakarta : Kanisius, 1992. T. Yamane, Elementary Sampling Theory, sebagaimana dikutip dalam Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi dengan Contoh Statistik. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994.
89
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Umum Bahasa Indonesia, edisi 3, Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Teguh Yudi. 2007. Peran Perustakaan Sekolah dalam Mencetak Siswa Berprestasi. Malang : Universitas Negeri Malang, Artikel di akses pada 7/03/2013 pukul 14.45 dari http:///library.um.ac.id/images/gbjps/art04tgh.pdf, Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional, Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004
90
91
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta : Rineka Cipta, 2003. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001. Arnold Sahalessy, “Pemanfaatan PerpustakaanSekolah Sebagai Sumber Belajar dalam Meningkatkan Hasil Belajar,” Jurnal Kependidikan: Kajian Teori, Konsep Hasil Penelitian Pendidikan, no. 2 (Nopember 2004) : h.149 Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 1997. Bafadal Ibrahim, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Belajar, Pembelajaran dan Sumber Belajar,” artikel diakses pada 1 Nopember 2010 dari http://wijayalabs.wordpress.com/2008/09/19/belajar-pembelajaran-dansumber-belajar-2/ B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2007. Bilson. Simmaora. Panduan Riset Prilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003. C. Larasati Milburga, et.all.,Membina Perpustakaan Sekolah, Yogyakarta: Kanisius, 1986. Darmono, “Pengembangan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar,” Perpustakaan sekolah : kajian, metode, praktik, dan evaluasi perpustakaan sekolah, no. 1 (April 2007) : h.2 Darmono, Perpustakaan Sekolah : Pendektan Aspek Manajemendan Tata Kerja, Jakarta: Gramedia Widiarsana Indonesia, 2007. Djamarah, Syaiful Bahri. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Dimyati dan Moedjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Eggen, Kauchak. 1998. “Pengertian Pembelajaran”. Dalam http://www.blog.persimpangan.com/blog/2007/08/06/pengertianpembelajaran. html diunduh pada tanggal 3 Mei 2013 pukul 10.17 WIB.
Efendi, Rusman “pengembangan perpustakaan sebagai sumber belajar dan minat baca dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan,” jurnal kepustakawanan dan masyarakat membaca” no. 1 (juni 2005) : h.11 Fatah Syukur NC, Teknologi Pendidikan, Semarang: Rasail, 2004. Gagne.R,M, Briggs,L.J, Principles ot instructional Design. New York: United States of America, 2003. Hadi, Amirul. Dan Haryono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Pelajar, 2003. Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembeljaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Hasan. Iqbal. Analisis Data Dengan Penelitian Statistik. Jakarta: Bumi aksara, 2003. Hasan. Iqbal. Analisis Data Dengan Penelitian Statistik. Jakarta: Bumi aksara, 2003. Irianto. H. Agus. Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana, 2004. Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Irianto. H. Agus. Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana, 2004. Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi dengan Contoh Statistik Bandung: Rosdakarya, 1999. Kajian Pengembangan Perpustakaan Sekolah sebagai sumber Belajar,” artikel di akses pada 1 Nopember 2010 dari http://blog.unila.ac.id/sh2008/2009/10/14/kajian-tentang-pengembanganperpustakaan-sekolah-sebagai-sumber-belajar.html Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. Metode explanatory”, lihat Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei Jakarta: LP3ES, 1995. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2002. Muhammad Zein. Metodologi Pengajaran Agama. Jakarta: Sumbangsih Offset, 2006.
Noerhayati, Pengelolaan Perpustakaan. Bandung: Alumni, 2000. Nur Kholis, library based-learning : menuju kualitas proses belajar mengajar diperguruan tinggi. makalah dipresentasikan pada Workshop Pengembangan Jaringan Perpustakaan Perguruan Tinggi Agama lslam se-Indonesia, Surabaya,14 - 18 Januari 2007. Nurhadi, Mulyani Achmad. Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset, 2003. Nana Sudjana, CBSA Dalam proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 2006. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar Jakarta: Bumi Aksara, 2004. Nurhadi, Mulyani Achmad. Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya di Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset, 2003. P. Sumardji, Perpustakaan Organisasi dan Tatakerjanya, Yogyakarta: Kanisius, 1991. Retno Sayekti, “Pembelajaran Berbasis Perpustakaan: Sebuah Pemikiran Model Pembelajaran di Pendidikan Tinggi Agama Islam”, BUL IPI DIY Vol. 14 No. 2 (Januari, 2007) : h.16 Rusyan, A. Tabrani. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003. S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: BumiAksara, 2007. Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991. Sugiyono, Sugiyono Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif R&D. Bandung: Alfabeta, 2003. Sudjatmo, Pengantar Perpustakaan, Semarang: Perpustakaan Daerah Propinsi JawaTengah, 2002. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Soeatminah. Perpustakaan Kepustakakawanan dan Pustakawan Yogyakarta : Kanisius, 1992. T. Yamane, Elementary Sampling Theory, sebagaimana dikutip dalam Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi dengan Contoh Statistik… Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Umum Bahasa Indonesia, edisi 3, Jakarta: Balai Pustaka, 2002 Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional, Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004