PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KECEMASAN NARAPIDANA MENJELANG BEBAS DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA WIROGUNAN YOGYAKARTA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh: Nama : Henricus Yudianto Agung Nugroho NIM : 099114118
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pain makes you stronger, tears makes you braver, heartbreak makes you wiser. So thank the past for a better future.
GOD never complicate his servant. That’s as amplifier or reminder. If your patient you Strong. If you lost you have to Remember.
Don’t lose HOPE. When the sun goes down, the stars come out. Anonymous
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Karya ini saya persembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus, Bunda Perawan Maria dan Santo Henricus yang selalu memberkati dan menjaga setiap langkahku agar tidak goyah
Bapak dan Ibu yang selalu mendoakan, membimbing, menjadi tempat berdiskusi dan memberikan restu setiap langkah yang akan aku ambil.
Kakak-Kakak, Kakak-Kakak Ipar dan KeponakanKeponakanku yang selalu memberi semangat dan tersenyum.
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah dsebutkan dalam kutipan dan dalam daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 12 Mei 2015 Penulis
Henricus Yudianto Agung Nugroho
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KECEMASAN NARAPIDANA MENJELANG BEBAS DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA WIROGUNAN YOGYAKARTA Henricus Yudianto Agung Nugroho ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan kecemasan pada narapidana menjelang bebas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta. Variabel penelitian ini adalah konsep diri dan kecemasan. Subjek dalam penelitian ini adalah 42 narapidana menjelang bebas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta dipilih dengan teknik purposive sampling. Alat ukur penelitian ini adalah Skala Konsep Diri (α=0,928) dan Skala Kecemasan (α=0,955). Skala Konsep Diri disusun berdasarkan aspek konsep diri menurut Calhoun dan Acocella (1990). Skala Kecemasan disusun berdasarkan gejala kecemasan menurut Nolen (2007). Metode analisis data adalah statistik Product-Momen Pearson. Hasil analisis menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima, yaitu ada hubungan yang negatif antara konsep diri dan kecemasan pada calon narapidana menjelang bebas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta (r = -0,754; p=0,000; p<0,05). Semakin positif konsep diri, maka semakin rendah kecemasan narapidana menjelang bebas. Kata kunci: Konsep Diri, Kecemasan, Narapidana Menjelang Bebas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
THE RELATION BETWEEN SELF CONCEPT AND ANXIETY CONVICT WHO WILL BE RELEASED IN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA WIROGUNAN YOGYAKARTA Henricus Yudianto Agung Nugroho ABSTRACT The aim of this research was to comprehend the relation between self concept and anxiety convict who will be released in Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta. Variables of this research were self concept and anxiety. The subjects of this research were 42 Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta convict who will be released. Sampling technique were purposive-sampling. Self Concept Scale (α=0,928) and Anxiety Scale (α=0,955) were used as the parameters. Self Concept Scale Aspects was arranged based on self concept aspects by Calhoun dan Acocella (1990). Anxiety Scale Aspects was arranged based on anxiety symptoms by Nolen (2007). The data analyzed was using Pearson-Product Moment. There was a negative and significant relation between self concept and anxiety convict who will be released in Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta (r= -0,754; p=0,000; p<0,05). Key words : Self Concept, Anxiety, Convict Who Will be Released in Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama
: Henricus Yudianto Agung Nugroho
Nomor Mahasiswa
: 099114118
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KECEMASAN NARAPIDANA MENJELANG BEBAS DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA WIROGUNAN YOGYAKARTA Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 26 Juli 2015 Yang menyatakan,
(Henricus Yudianto Agung Nugroho)
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih yang menyertai proses penulisan skripsi ini. Saya selaku penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak kesulitan dan kendala, namun semua mampu teratasi dengan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih
kepada berbagai
pihak
yang telah
memberikan bantuan
dalam
menyelesaikan skripsi ini, diantaranya yaitu : 1. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma. 2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma. 3. Bapak Cornelius Siswa Widyatmoko, M.Psi. selaku dosen pembimbing akademik. 4. Ibu Debri Pristinella, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan penuh kesabaran dan disiplin membimbing saya menyelesaikan skripsi ini. 5. Romo Dr. A. Priyono Marwan, SJ dan Bapak Carolus Wijoyo Adinugroho, M.Psi., selaku dosen penguji. 6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memberikan banyak ilmu psikologi selama saya mengikuti proses perkuliahan. 7. Segenap staff Fakultas Psikologi dan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberi banyak sekali bantuan dan semangat pada saya selama proses perkuliahan. 8. Sekretariat Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah memberikan ijin. 9. Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta yang memberikan ijin untuk melakukan penelitian di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10. Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta yang memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan memberi kemudahan bagi peneliti dalam pengambilan data. 11. Ibu Kandi dan Ibu Kurniasih selaku staf Bimbingan Pemasyarakatan dan Perawatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta. 12. Para Tamping (Tahanan Pendamping) yang membantu saya mencari dan memanggil warga binaan sesuai daftar yang telah dibuat. 13. Orang tua saya Bapak Yohanes Susanto dan Ibu Veronica Murti Rahari. Terima kasih untuk selalu meyakinkan saya bahwa saya dapat melewati segala tantangan di saat motivasi dan keyakinan saya mulai turun. 14. Kakak – kakak dan kakak – kakak ipar saya (Mba Anik, Mba Ari, Mba Ipik, Mas Yudi, Mas Haryo dan Mas Ferdi) juga ketujuh keponakan saya (Vinka, Veny, Vera, Fidel, Fergie, Fael dan Felix). 15. Aning, Ulil dan Uki serta seluruh teman-teman Psikologi angkatan 2010 dan Psikologi angkatan 2009. 16. Romo Kieser SJ, Suster Petra, biarawan biarawati serta aktivis Paguyuban Pastoral Narapidana Yogyakarta. Saya menyadari akan banyaknya kekurangan dan kelemahan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, saya menerima segala saran dan kritik yang diberikan dengan senang hati. Saya berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi pembacanya.
Penulis
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING………………………....ii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI………...……………………………….iii HALAMAN MOTTO.............................................................................................iv HALAMAN PERSEMBAHAN...............................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...............................................................vi ABSTRAK……………………………………………………………………….vii ABSTRACT………………………………………………………………………viii PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH……………ix KATA PENGANTAR.............................................................................................x DAFTAR ISI……………………………………………………………………..xii DAFTAR TABEL..................................................................................................xv DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xvi BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1 A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1 B. Rumusan Masalah........................................................................................5 C. Tujuan Penelitian.........................................................................................5 D. Manfaat Penelitian.......................................................................................5 1. Teoritis ............................................................................................5 2. Praktis..............................................................................................5 BAB II LANDASAN TEORI................................................................................6
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
A. Konsep Diri................................................................................................13 1. Pengertian Konsep Diri....................................................................6 2. Aspek Konsep Diri...........................................................................7 3. Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri........................................8 4. Jenis-Jenis Konsep Diri....................................................................9 B. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan...................................................................11 2. Gejala Kecemasan..........................................................................12 3. Faktor Penyebab Kecemasan.........................................................14 C. Narapidana.................................................................................................15 D. Dinamika Hubungan Konsep Diri dan Kecemasan Narapidana Menjelang Bebas
di
Lembaga
Pemasyarakatan
Kelas
IIA
Wirogunan
Yogyakarta.................................................................................................21 E. Hipotesis.....................................................................................................26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................27 A. Jenis Penelitian...........................................................................................27 B. Variabel Penelitian.....................................................................................27 C. Definisi Operasional...................................................................................27 1. Konsep Diri....................................................................................27 2. Kecemasan.....................................................................................28 D. Subjek Penelitian…....................................................................................39 E. Metode Penetapan Subjek Penelitian……………….................................29 F. Metode dan Alat Pengumpulan Data.........................................................41 1. Skala Konsep Diri..........................................................................29 2. Skala Kecemasan...........................................................................31 G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur..........................................................33 1. Validitas.........................................................................................33 2. Seleksi Item....................................................................................33 3. Reliabilitas......................................................................................33 H. Uji Coba Alat Ukur....................................................................................34 I. Tehnik Analisis Data.................................................................................35
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Uji Asumsi Analisis Data..............................................................35 2. Pengujian Hipotesis Penelitian......................................................36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................37 A. Pelaksanaan Penelitian...............................................................................37 B. Deskripsi Data Subjek...............................................................................37 C. Hasil Uji Coba...........................................................................................40 1. Hasil Uji Coba Skala Konsep Diri................................................40 2. Hasil Uji Coba Skala Kecemasan.................................................42 D. Deskripsi Hasil Penelitian.........................................................................43 1. Uji t Variabel Konsep Diri............................................................44 2. Uji t Variabel Kecemasan.............................................................45 E. Analisis Data.............................................................................................47 1. Uji Asumsi.....................................................................................47 2. Uji Hipotesis..................................................................................49 F. Pembahasan...............................................................................................51 BAB V PENUTUP.................................................................................................54 A. Kesimpulan................................................................................................54 B. Saran..........................................................................................................54 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................56 LAMPIRAN..........................................................................................................57
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1 : Blueprint Skala Konsep Diri Sebelum Uji Coba....................................32 Tabel 2 : Blueprint Skala Kecemasan Sebelum Uji Coba......................................32 Tabel 3 : Blueprint Skala Konsep Diri Setelah Uji Coba.......................................35 Tabel 4 : Blueprint Skala Kecemasan Setelah Uji Coba........................................35 Tabel 5 : Deskripsi Data Subjek Berapa Lama Lagi Bebas dan Jenis Kelamin....38 Tabel 6 : Deskripsi Lama Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan.....................38 Tabel 7 : Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Usia...............................................39 Tabel 8 : Distribusi Skala Konsep Diri Sebelum Uji Coba....................................40 Tabel 9 : Distribusi Skala Konsep Diri Setelah Uji Coba (Final)..........................41 Tabel 10 : Distribusi Skala Kecemasan Sebelum Uji Coba...................................42 Tabel 11 : Distribusi Skala Kecemasan Setelah Uji Coba (Final).........................43 Tabel 12 : Deskripsi Data Penelitian......................................................................43 Tabel 13 : Uji t Mean Empirik dan Mean Hipotetik Variabel Konsep Diri...........44 Tabel 14 : Uji t Mean Empirik dan Mean Hipotetik Variabel Kecemasan............45 Tabel 15 : Kategorisasi Konsep Diri......................................................................46 Tabel 16 : Kategorisasi Kecemasan.......................................................................46 Tabel 17 : Hasil Uji Normalitas.............................................................................47 Tabel 18 : Uji Linearitas........................................................................................48 Tabel 19 : Uji Hipotesis.........................................................................................49
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Skala Penelitian Sebelum Uji Coba..................................................59 Lampiran 2 : Uji Validitas dan Reliabilitas............................................................75 Lampiran 3 : Skala Penelitian................................................................................81 Lampiran 4 : Data Penelitian..................................................................................92 Lampiran 5 : Deskripsi Data Penelitian.................................................................94 Lampiran 6 : Uji Asumsi........................................................................................95 Lampiran 8 : Ijin Penelitian....................................................................................98
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep diri yang positif adalah modal dalam berinteraksi di kehidupan bermasyarakat. Konsep diri positif membuat individu mampu menerima perbedaan antarpribadi dan mengatasi konflik secara konstruktif (Rogers dalam Batista, 2012). Konsep diri yang negatif membawa individu pada perasaan minder, harga diri yang rendah dan memunculkan perilaku yang tidak mendukung interaksi hubungan interpersonal. West dan Turner (2008) mengemukakan definisi konsep diri sebagai hal yang ingin ditampilkan individu pada individu lain. Konsep diri yang dimulai dari pengamatan pada diri sendiri. Penggambaran diri menghasilkan gambaran dan penilaian diri. Individu yang memiliki konsep diri positif lebih menghargai dirinya dan memiliki kepercayaan diri yang baik sehingga mengurangi rasa cemas. Konsep diri yang positif juga menjadikan individu lebih percaya diri ketika melakukan adaptasi dengan lingkungan barunya. Setiap manusia termasuk narapidana memiliki konsep diri. Narapidana adalah orang yang melakukan tindak pidana dan sedang menjalani pidana atau hukuman dalam penjara (Widagdo, 2012). Undang-Undang no.12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan pasal 1 ayat 7, menyatakan bahwa narapidana adalah terpidana
yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di
Pemasyrakatan (http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_12 _95.htm).
1
Lembaga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Saherodji (dalam Novianto, 2008) menyatakan bahwa hukuman penjara saat ini menganut falsafah pembinaan narapidana yang dikenal dengan nama Pemasyarakatan. pembinaan
Lembaga
untuk
Pemasyarakatan
melenyapkan
sifat-sifat
berfungsi jahat
sebagai
melalui
wadah
pendidikan
pemasyarakatan. Kebijaksanaan perlakuan terhadap narapidana bersifat mengayomi dan memberi bekal hidup setelah narapidana kembali ke masyarakat. Narapidana memiliki hak untuk mendapatkan kesejahteraan kesehatan baik fisik maupun mental selama masa pembinaan. Harapan setiap narapidana untuk hidup kembali di tengah masyarakat penuh dengan tantangan. Kurniawan (dalam Fitriani, 2010) menuliskan bahwa mantan narapidana sering kesulitan kembali ke tengah masyarakat karena predikat
negatif
narapidana.
Al-Jauhar
(2014)
menyimpulkan
bahwa
pandangan masyarakat mengenai mantan narapidana dipengaruhi oleh Lembaga Hukum dan Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia yang tergolong lemah dan tidak tegas dalam menjalankan fungsi hukum. Pandangan masyarakat mengenai mantan narapidana juga dipengaruhi oleh budaya masyarakat yang memandang kriminalitas sebagai hal yang tabu. Pandangan masyarakat tersebut dilatarbelakangi oleh pengalaman pribadi, pengetahuan dan pengaruh media masa yang mengatakan bahwa mantan narapidana sebagai sumber permasalahan, sampah masyarakat, orang jahat, individu yang harus diwaspadai dan berpotensi melakukan kembali tindakan kriminal. Utari (2013) menyatakan bahwa kecemasan yang dialami oleh narapidana wanita menjelang bebas di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas II A
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Bandung disebabkan oleh keinginan narapidana untuk segera bebas dan diterima oleh keluarga dan masyarakat. Namun, stigma-stigma negatif pada narapidana mengancam untuk mencapai keinginan tersebut sehingga terjadi konflik emosional yang menimbulkan kecemasan pada narapidana menjelang bebas. Kecemasan menjelang bebas juga dialami oleh narapidana pria. Widiantoro (2006) menyebutkan bahwa terdapat reaksi kecemasan psikologis dan fisiologis yang dialami oleh narapidana menjelang bebas. Reaksi psikologis yang dialami adalah perasaan tidak aman, khawatir, bingung, tertekan, dan kecewa. Sedangkan reaksi fisiologis yang di alami adalah sakit kepala, hilangnya nafsu makan, sulit tidur dan mudah lemas. Indiyah (2001) menekankan bahwa meskipun bebas setelah menjalani masa hukuman di Lembaga Pemasyarakatan, tetapi mantan narapidana dihadapkan pada keadaan yang belum pasti. Brickman (dalam Prakoso, 2008) menyatakan bahwa kecemasan tentang masa depan merupakan kecenderungan individu yang yakin bahwa dirinya lebih mengalami hal yang negatif dibandingkan dengan hal yang positif. Pada umumnya individu merasa cemas dan percaya bahwa masa yang akan datang lebih buruk daripada masa sekarang. Kecemasan pada narapidana menjelang bebas juga dialami oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta. Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Wirogunan Yogyakarta diberi penghargaan sebagai Lembaga Pemasyarakatan Terbaik 2014 oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
Manusia. Kepala Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan, Zaenal Arifin mengatakan bahwa beberapa pelatihan sesuai bakat dan minat diselenggarakan untuk narapidana. Pelatihan tersebut bertujuan agar narapidana mandiri dan tidak mengulang perbuatannya. (Harianjogja. Selasa, 15 Juli 2014). Walaupun diselenggarakan berbagai macam pelatihan keterampilan. Pembinaan mental narapidana masih kurang diperhatikan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Wirogunan Yogyakarta. Astuti (2011) menyatakan bahwa banyak hambatan dalam pelaksanaan pembinaan mental narapidana dikarenakan terbatasnya tenaga pendidik dalam membina dan membimbing narapidana dan kurangnya kesadaran dalam diri individu narapidana untuk aktif dalam setiap kegiatan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti memiliki ketertarikan untuk melakukan penelitian tentang hubungan konsep diri dengan kecemasan pada narapidana menjelang masa bebas. Lembaga Pemasyarakatan yang dipilih adalah Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Wirogunan Yogyakarta karena terkait masih kurangnya tenaga untuk pembinaan khususnya pembinaan mental seperti yang telah diuraikan. Peneliti ingin mengetahui “Hubungan Konsep Diri dan Kecemasan Narapidana Menjelang Bebas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Wirogunan Yogyakarta.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara konsep diri dan kecemasan narapidana menjelang bebas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Wirogunan Yogyakarta ? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan kecemasan narapidana menjelang bebas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Wirogunan Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dalam usaha mengembangkan ilmu-ilmu psikologi, terutama dalam hubungan konsep diri dan kecemasan.
2. Secara praktis Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran bagi narapidana tentang hubungan konsep diri dengan kecemasan, khususnya bagi narapidana menjelang bebas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian Konsep Diri Konsep diri adalah cara pandang individu terhadap dirinya. Konsep diri penting bagi kehidupan individu karena konsep diri menentukan bagaimana individu bertindak dalam berbagai situasi (Calhoun dan Acocella, 1990). Rosenberg (dalam Burns, 1993) mendefinisikan konsep diri sebagai metode evaluasi diri yaitu cara individu memandang apakah dirinya menyenangkan atau dirinya tidak menyenangkan. Konsep diri meliputi apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh seseorang mengenai dirinya. Individu yang memiliki konsep diri positif mengerti dan memahami siapa dirinya dan selalu optimis dalam memandang hidupnya. Sedangkan individu yang memiliki konsep diri negatif cenderung selalu merasa ada yang kurang dan pesimis memandang masa yang akan datang (Calhoun dan Acoccella, 1990). Jadi konsep diri adalah cara pandang individu mengenai dirinya melalui pengalaman individu dalam interaksinya dengan orang lain. Jika individu berpikir bahwa dirinya mampu maka cenderung optimis dalam memandang hidupnya. Sedangkan jika individu berpikir memiliki konsep diri negatif, maka cenderung pesimis dalam memandang hidupnya.
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
7
Aspek Konsep Diri Konsep diri merupakan gambaran mental yang dimiliki oleh seorang individu. Konsep diri terdiri dari tiga aspek (Calhoun dan Acocella, 1990), sebagai berikut : a. Pengetahuan. Aspek pengetahuan merupakan gambaran seseorang tentang diri. Gambaran diri tersebut membentuk citra diri. Gambaran diri merupakan kesimpulan dari pandangan individu dalam berbagai peran yang dipegang, seperti sebagai orangtua, suami atau istri, karyawan, pelajar. Pandangan individu tentang watak kepribadian yang dirasakan seperti jujur, gembira, bersahabat dan aktif; pandangan tentang sikap; kelebihan dan kelemahan yang dimiliki; kecakapan yang kita kuasai dan berbagai karakteristik lain yang melekat pada diri kita. Pengetahuan diperoleh dengan membandingkan diri dengan orang lain. b. Harapan Aspek harapan merupakan pandangan individu tentang siapa dirinya dan
menjadi
apa
di
masa
mendatang.
Pandangan
tersebut
mengakibatkan individu mempunyai pengharapan bagi dirinya yang membentuk ideal self. Pada aspek ini lebih menekankan tentang harapan dan tujuan hidup serta bagaimana tujuan itu menggerakkan individu menggapai cita-citanya di masa mendatang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
c. Penilaian Penilaian terhadap diri sendiri adalah pengukuran individu tentang keadaannya saat ini. Penilaian tersebut dilakukan oleh individu setiap saat. Pada aspek ini penilaian dapat dikatakan sebagai penengah antara pengetahuan dan harapan. Ketika individu mengetahui siapa dirinya dan mempunyai harapan atau tujuan dalam hidupnya, maka seseorang melakukan penilain tentang dirinya. Penilaian seseorang tentang dirinya yang dilakukan setiap saat dapat mempengaruhi konsep dirinya. Misalnya individu mendapatkan nilai B dalam ujiannya padahal mengetahui bahwa mampu dan punya harapan memperoleh nilai A, jika konsep dirinya negatif maka dia merasa dirinya tidak pintar. 3. Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Calhoun
dan
Acocella
(1990).mengatakan
bahwa
konsep
diri
disebabkan oleh 4 faktor yaitu : a. Orang Tua Orang tua adalah kontak sosial yang paling awal dan paling kuat bagi individu. Bayi bergantung pada orang tuanya untuk makan, tempat berlindung dan kelangsungan hidupnya. Orang tua menjadi sangat penting, apa yang dikomunikasikan oleh orang tua pada anak lebih masuk ke dalam diri anak daripada informasi lain yang diterima anak sepanjang
hidupnya.
Senyuman,
pujian,
penghargaan,
pelukan
menyebabkan individu menilai dirinya positif. Sedangkan ejekan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
cemoohan membuat individu memandang dirinya secara negatif. b. Teman Sebaya Setelah orang tua, kelompok teman sebaya juga mempengaruhi konsep diri individu. Penerimaan dan penolakan dari teman sebaya mempengaruhi cara pandang individu terhadap dirinya. c. Masyarakat Seperti orang tua dan teman sebaya, masyarakat memberitahu individu bagaimana mendefinisikan diri. Penilaian dan pengharapan masyarakat terhadap individu masuk ke dalam konsep diri individu dan individu berperilaku sesuai pengharapan tersebut. d. Belajar Konsep diri merupakan hasil belajar. Belajar ini berlangsung terus setiap hari dan biasanya tanpa disadari. Belajar didefinisikan sebagai perubahan psikologis yang relatif permanen yang terjadi dalam diri sebagai akibat dari pengalaman. 4. Jenis-jenis Konsep Diri Calhoun dan Acocella (1990) mengemukakan bahwa konsep diri terbagi dalam dua jenis, yaitu konsep diri yang positif dan konsep diri yang negatif. a. Konsep Diri Positif Konsep diri positif memiliki kecenderungan untuk mengetahui dirinya, peran dalam masyarakat, bakat, kelebihan dan kekurangannya. Mengetahui kelebihan dan kekurangannya contohnya mahir dalam menghitung tapi kurang dalam berbicara di depan umum.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Selain mengetahui tentang diri, konsep diri positif memberikan penilaian yang positif tentang dirinya. Individu yang memiliki konsep diri positif tidak hanya menerima hal-hal baik yang terjadi atau yang dimiliki saja tapi juga menerima kekurangan. Individu yang memiliki konsep diri positif merasakan kekecewaan namun menerimanya sebagai pelajaran hidup. Individu yang memiliki konsep diri positif tidak hanya mengetahui dan menilai diri positif. Konsep diri positif membuat invididu memandang masa depannya lebih optimis. Individu mempunyai harapan atau tujuan hidup yang realistis dan mampu diwujudkan sesuai kemampuan yang dimiliki dan berusaha agar tujuannya dapat terwujud. b. Konsep Diri Negatif Calhoun dan Acocella (1990) mengatakan bahwa individu yang memiliki konsep diri negatif mempunyai pengetahuan yang tidak tepat tentang diri, pengharapan yang tidak realistis dan harga diri yang rendah. Konsep diri negatif membuat individu tidak mengetahui siapa diri misalnya kelemahan dan kelebihan yang dimiliki juga apa yang menjadi value dalam hidupnya. Individu yang memiliki konsep diri negative, mengevalusi atau menilai dirinya secara negatif. Konsep diri negatif membuat individu merasa yang dilakukan tidak berharga dan kurang bersyukur dengan keadaan. Individu yang memiliki konsep diri negatif cenderung mudah cemas karena tidak pernah merasakan cukup dengan keadaan dan talenta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
yang dimiliki. Selain mengetahui dan menilai diri negatif. Konsep diri negatif membuat individu memiliki harapan yang kurang atau malah harapannya itu terlalu tinggi. Contohnya mahasiswa tingkat akhir, apabila memiliki konsep diri negatif maka akan pesimis bahwa sulit untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus. B. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum yang membuat seseorang merasa ketakutan dan kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya (Wiramihardja, 2005). Hurlock (1991) berpendapat bahwa kecemasan datang dari perasaan tidak mampu menghadapi tantangan lingkungan, tidak adanya kepastian dan adanya rasa kurang percaya diri. Nevid, Rathus, dan Greene (2005) mengemukakan kecemasan adalah keadaan khawatir pada seseorang yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Beberapa hal yang menjadi sumber kecemasan yaitu kesehatan, relasi sosial, dan kondisi lingkungan. Kecemasan tersebut merupakan hal yang normal bahkan adaptif. Kecemasan merupakan respon yang tepat terhadap ancaman, tetapi kecemasan menjadi abnormal bila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman, atau datang tanpa sebab yaitu: bila bukan merupakan respon terhadap perubahan lingkungan. Nolen (2007) menyatakan bahwa kecemasan itu memiliki gejala fisik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
seperti , emosi, kognitif dan perilaku Jadi, kecemasan adalah suatu proses emosi tidak menyenangkan yang merupakan respon terhadap suatu ancaman, ketidakpastian yang menimbulkan perasaan tertekan, tegang dan tidak mampu melakukan coping atas perasaan tersebut. 2. Gejala Kecemasan Nevid, Rathus dan Greene (2005) menyimpulkan gejala kecemasan nampak dalam beberapa cara, sebagai berikut : a.
Secara fisik, muncul berupa kegelisahan, kegugupan; tangan atau anggota tubuh yang bergetar atau gemetar; sensasi dari pita ketat yang mengikat disekitar dahi, kekencangan pada pori-pori kulit perut atau dada, banyak berkeringat, telapak tangan yang berkeringat, pening atau pingsan, mulut atau kerongkongan terasa kering, sulit bicara, sulit bernafas, bernafas pendek; jantung yang berdebar keras atau berdetak kencang;suara yang bergetar, jari-jari atau anggota tubuh menjadi dingin, pusing, merasa lemas atau mati rasa, sulit menelan, kerongkongan terasa tersekat, leher atau punggung terasa kaku, sensasi seperti tercekik atau tertahan, tangan yang dingin dan lembab, terdapat gangguan sakit perut atau mual, panas dingin, sering buang air kecil, wajah terasa memerah, diare, dan mudah marah.
b.
Secara perilaku, muncul berupa perilaku menghindar, perilaku melekat dan dependen juga perilaku terguncang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c.
13
Secara kognitif, muncul berupa khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu atau ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan sagera terjadi, tanpa ada penjelasan yang jelas, terpaku pada sensasi ketubuhan; sangat waspada terhadap sensasi ketubuhan, merasa terancam oleh orang atau peristiwa yang normalnya hanya sedikit atau tidak mendapat perhatian; ketakutan akan kehilangan kontrol, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah; berpikir bahwa dunia mengalami keruntuhan, berpikir bahwa semuanya tidak lagi bisa dikendalikan; berpikir bahwa semuanya terasa sangat membingungkan tanpa bisa diatasi, khawatir terhadap hal-hal yang sepele, berpikir tentang hal mengganggu yang sama secara berulang ulang, berpikir bahwa harus bisa kabur dari keramaian, kalau tidak pasti akan pingsan, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, berpikir akan segera mati meskipun dokter tidak menemukan sesuatu yang salah secara medis, khawatir akan ditinggal sendirian, sulit berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran.
Nolen (2007) menyebutkan 4 gejala kecemasan, sebagai berikut : a. Gejala fisik muncul berupa banyak berkeringat, gugup, sakit perut, tangan dan kaki terasa dingin, tidak selera makan, kepala pusing, sulit benafas, jantung berdetak kencang, sering buang air kecil, sulit tidur. b. Gejala emosi muncul berupa sangat mudah tersinggung, mudah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
marah, mudah gelisah, takut, resah dan khawatir. c. Gejala kognitif muncul berupa khawatir terhadap sesuatu, pelupa, sulit berkonsentrasi, sulit berpikir jernih, sulit mengambil keputusan d. Gejala perilaku muncul berupa perilaku menghindar, meningkatnya respon permusuhan terhadap orang lain, perilaku agresi, acuh tak acuh dan nafsu makan menurun Peneliti menggunakan gejala kecemasan dari Nolen (2007) karena membagi indikasi kecemasan lebih detail yaitu fisik, emosi, kognitif dan perilaku. 3. Faktor penyebab kecemasan Menurut Kresch dan Qrutch (dalam Widiantoro, 2006) munculnya kecemasan disebabkan karena kurangnya pengalaman dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang membuat individu kurang siap menghadapi situasi baru. Sumber-sumber kecemasan terdiri dari dua faktor, sebagai berikut : a. Faktor internal Kecemasan berasal dari dalam individu, misalnya perasaan tidak mampu, tidak percaya diri, perasaan bersalah, dan rendah diri. Faktor
internal
ini
umumnya
sangat
dipengaruhi
oleh
pikiran-pikiran negatif dan tidak rasional. Faktor internal yang mempengaruhi kecemasan narapidana menjelang bebas berupa perasaan-perasaan atau pikiran-pikiran yang tidak menyenangkan, misalnya perasaan tidak sanggup untuk menghadapi masa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
mendatang ketika kembali menjalani kehidupan di tengah masyarakat b. Faktor eksternal Kecemasan berasal dari luar individu dapat berupa: penolakan sosial, kritikan dari orang lain, beban pekerjaan, dan situasi yang dianggap mengancam. Faktor eksternal yang mempengaruhi kecemasan narapidana menjelang bebas berupa penolakan lingkungan keluarga dan masyarakat yang akan di hadapi karena dalam persepsi masyarakat terhadap narapidana berkembang stigma negatif. Di lingkungan kerja, mantan narapidana “dipaksa” harus berbohong mengenai statusnya sebagai mantan narapidana. Narapidana merasa bahwa memperoleh pekerjaan pada saat ini sangat sulit karena status sebagai mantan narapidana. C. Narapidana Prinst (dalam Murti, 2013) mengatakan bahwa narapidana adalah orang yang menjalani pidana dan hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1995 pasal 1 ayat 7 tentang Pemasyarakatan mengemukakan bahwa terpidana adalah seseorang yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan narapidana adalah terpidana yang menjalani hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan. Kesimpulannya bahwa narapidana adalah orang yang melanggar hukum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
dan dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan dengan kekuatan hukum tetap sehingga orang tersebut kehilangan kemerdakaannya dan harus menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan. Peraturan Pemerintah No.31 Tahun 1999 membagi tahapan pembinaan narapidana dalam tiga tahap, sebagai berikut: 1. Pembinaan Tahap Awal (Pasal 9 (1) PP 31/99) Pembinaan tahap awal bagi narapidana dilaksanakan sejak narapidana tersebut berstatus sebagai narapidana hingga 1/3 (satu per tiga) masa pidananya. Tahap awal atau disebut tahap admisi dan orientasi merupakan tahap pengenalan narapidana. Dalam tahap ini narapidana belum mendapat pembinaan. Petugas hanya melakukan pengamatan, pengenalan dan penelitian terhadap narapidana mengenai latar belakang pendidikan, sebab ia melakukan tindak pidana, keadaan ekonomi dan sebagainya. Setiap narapidana mempunyai satu orang wali yang ditunjuk dari petugas Pemasyarakatan. Setiap wali biasanya mengampu kurang lebih sepuluh narapidana. Wali bertugas mengawasi sikap, perilaku, tingkah laku dan mengamati perkembangan narapidana serta menilainya. Penilaian dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam sidang TPP (Tim Pengamat Pemasyarakatan). Wali juga berperan untuk menerima keluhan-keluhan dan hal-hal yang berhubungan dengan narapidana yang diampunya. Selama satu bulan menjalani masa pengamatan, pengenalan dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
penelitian lingkungan, diadakan sidang TPP untuk menentukan mengenai strategi pembinaan yang akan diterapkan pada tahap selanjutnya. Putusan dalam sidang TPP harus sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh Pembina , Wali, Pengamat dan Pembimbing Pemasyarakatan. Apabila hasil pengamatan berorientasi baik, narapidana dapat ditempatkan di Blok yang telah ditetapkan dalam sidang sampai selesai menjalani 1/3 masa pidananya. Tahap ini merupakan tahap “maximum security”. Tahap ini dilakukan pengawasan yang ketat bagi narapidana dan belum diijinkan untuk berhubungan dengan masyarakat luar (Handayani, 2010). 2. Pembinaan Tahap Lanjutan (Pasal 9 (2) a dan b PP 31/99) 1. Tahap lanjutan pertama, dimulai sejak berakhirnya pembinaan tahap awal sampai dengan 1/2 (satu per dua) masa pidananya. Setelah narapidana menjalani 1/3 masa pidananya, segera dilaksanakan sidang TPP kembali
untuk
membahas
Pelaksanaan Pembinaan selanjutnya
mengenai
penerapan
terhadap narapidana. Dalam
tahap ini akan diterapkan mengenai peningkatan program. Apabila keputusan sidang TPP, wali menyatakan bahwa ada sikap, perilaku positif dari narapidana, narapidana dapat segera dipindahkan di Blok yang telah ditetapkan dalam sidang dan harus menempuh pembinaan sampai ½ masa pidana. Pada tahap ini narapidana dipekerjakan di luar blok Lembaga Pemasyarakatan sesuai dengan kemampuannya masing-masing seperti berkebun,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
membuat kerajinan tangan seperti layang-layang, blangkon, anyaman plastik, konde, wig dan cinderamata, mengukir, membudidayakan tanaman hias, membudidayakan lele dan sebagainya. Tujuan
pelatihan
memberi
bekal
keterampilan
terhadap
narapidana, agar pada waktu bebas narapidana dapat memanfaatkan ketrampilannya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tujuan tersebut diharapkan narapidana tidak melakukan pengulangan tindak pidana. Dalam hal pengawasan, diberlakukan “medium security” yaitu pengawasan yang tidak seketat pada tahap sebelumnya. Dalam hal ini narapidana ditempatkan di luar blok LP agar petugas mudah mengawasi dan narapidana belum diijinkan berhubungan dengan masyarakat luar (Handayani, 2010). 2. Tahap lanjutan kedua, dimulai sejak berakhirnya pembinaan tahap lanjutan pertama sampai dengan 2/3 (dua per tiga) masa pidananya. Hasil evaluasi sidang TPP menyatakan bahwa narapidana telah menjalani tahap-tahap pembinaan sebelumnya dengan baik, maka narapidana melanjutkan tahap pembinaan yang selanjutnya. Pengusulan narapidana yang dinyatakan layak untuk menjalani pembinaan tahap ketiga dilakukan oleh Kalapas kepada Kakanwil Hukum dan HAM Propinsi Jawa Tengah. Bentuk Persetujuan hukum diwujudkan dengan Surat Keputusan. Narapidana yang dijinkan menjalani pembinaan tahap ini akan ditempatkan di Blok yang telah di tetapkan dan menjalani sampai dengan 2/3 masa pidananya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Kakanwil Hukum dan HAM tidak menyetujui jika persyaratan yang belum terpenuhi, maka narapidana tetap di bina dan di tempatkan pada tahap lanjutan pertama. Narapidana dapat dipekerjakan di luar tembok Lembaga Pemasyarakatan
pada
Lembaga
Latihan
Kerja
baik
yang
diselenggarakan oleh Lembaga Pemasyarakatan seperti parkir, bercocok tanam, membuka kios potong rambut, membuka jasa tambal
ban,
beternak
dan
sebagainya.
Selain
itu
yang
diselenggarakan oleh swasta seperti misalnya dipekerjakan pada industri rumah tangga, pembuatan mebel, gerabah, penjahit dan sebagainya. Pada tahap ini diterapkan “minimum security” yaitu pengawasan yang tidak terlalu ketat. Dalam hal ini narapidana diijinkan berada di luar tembok Lembaga Pemasyarakatan dan diperbolehkan berinteraksi dengan masyarakat luar, tetapi masih dalam pengawasan petugas. Pada tahap asimilasi narapidana kembali berinteraksi dengan masyarakat setelah mereka menjalani kehidupan di dalam Lapas yang berbeda dengan kelompok masyarakat yang berada di luar Lembaga Pemasyarakatan (Handayani, 2010). 3. Pembebasan tahap akhir (Pasal 9 (3) PP 31/99) Pembinaan tahap akhir dilaksanakan sejak berakhirnya pembinaan tahap lanjutan sampai dengan berakhirnya masa pidana narapidana yang bersangkutan.
Setelah
narapidana
berhasil
menjalani
tahap-tahap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
sebelumnya yaitu tahap pertama sampai dengan tahap ketiga, narapidana dapat melanjutkan pembinaan di tahap yang keempat. Tahap pembinaan ini adalah yang terakhir, sehingga narapidana akan menjalani tahap ini sampai masa pidananya berakhir. Bimbingan narapidana yang telah menjalani tahap integrasi tidak lagi diberikan oleh petugas Lapas tetapi sudah menjadi wewenang Balai Pemasyarakatan (BAPAS). BAPAS adalah pranata untuk melaksanakan bimbingan klien pemasyarakatan yang berada dibawah Departemen Hukum dan HAM. Tugas
dan
fungsi
BAPAS
berperan
mendampingi
klien
pemasyarakatan dari proses penyidikan, pembinaan sampai ia kembali dalam masyarakat. BAPAS juga berperan memberi bimbingan kepada bekas narapidana, anak Negara dan klien Pemasyarakatan yang memerlukan misalnya bagi Klien Pemasyarakatan yang menjalani cuti menjelang bebas. Tetapi pada tahap ini Pengawasan utama tetap kepada keluarga dan masyarakat sekeliling narapidana yang bersangkutan. Setiap narapidana yang menempuh tahap ini diintregasikan dengan masyarakat luar berupa cuti menjelang bebas (CMB) atau pembebasan bersyarat (PB). Pemberian CMB dan PB merupakan salah satu hak narapidana selama menjalani pembinaan dan bimbingan di Lembaga Pemasyarakatan sebagaimana diatur dalam Pasal 14 UU Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. Peraturan Pelaksanaan mengenai CMB dan PB diatur dalam Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.01.PK.04-10 Tahun 1999 Tentang Asimilasi, Pembebasan Bersyarat,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
dan Cuti menjelang bebas (Handayani, 2010) D. Hubungan Konsep Diri dan Kecemasan Narapidana Menjelang Bebas Calhoun dan Acocella (1990) menyatakan bahwa individu yang memiliki konsep diri positif dapat mengetahui siapa dirinya. Selain itu individu juga mengetahui apa yang menjadi kelebihan dan kekurangannya. Sebaliknya, individu yang memiliki konsep diri negatif tidak mengetahui siapa dirinya. Individu yang memliki konsep diri negatif tidak mengetahui kelebihan dan kekurangan dimiliki. Jika individu dapat mengetahui siapa dirinya maka kecemasannya akan rendah, namun jika individu tidak mengetahui siapa dirinya maka kecemasannya akan tinggi. Konsep diri positif juga membuat individu memiliki harapan atau tujuan dalam hidupnya yang ingin ia wujudkan namun sesuai dengan kelebihan dan kelemahan yang dimiliki. Individu yang memiliki konsep diri positif akan berusaha dan optimis dalam mewujudkan keinginannya. Jika individu memiliki konsep diri yang negatif maka individu tersebut tidak memiliki tujuan akan hidupnya atau tujuannya tidak sesuai kapasitas yang dimiliki dan tidak berusaha untuk mewujudkannya. Individu yang memiliki konsep diri negatif memandang pesimis masa depan. Burns (1993) mengatakan bahwa orang yang memiliki konsep diri positif tidak merasa khawatir dengan masa lalu dan masa depan. Jika individu memiliki harapan yang positif, optimis dan berusaha mewujudkan, maka kecemasannya rendah. Sebaliknya, individu yang memiliki pandangan pesimis maka kecemasannya tinggi. Selain memiliki pengetahuan dan harapan terhadap masa depan, individu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
yang memiliki konsep diri positif menilai atau mengevaluasi dirinya secara positif. Jika individu menilai diri secara positif maka memandang sesuatu yang dimiliki dan terjadi pada dirinya secara positif. Individu yang memiliki konsep diri positif memiliki kepercayaan diri yang baik. Individu memiliki kepercayaan diri yang baik karena mampu menerima kelebihan dan kekurangannya juga mungkin menerima kegagalan sebagai pelajaran. Burns (1993) mengemukakan bahwa individu yang memiliki konsep diri positif, percaya bahwa dirinya mampu menyelesaikan masalah hidup meskipun dihadapkan pada kegagalan. Sedangkan individu yang memiliki konsep diri negative cenderung mengevaluasi diri secara negatif. Burns (1993) mengemukakan bahwa individu yang memiliki konsep diri negatif merasa tidak berharga. Jika individu mampu mengevaluasi dirinya secara positif maka kecemasannya rendah, namun, individu mengevalusi dirinya secara negatif maka kecemasannya tinggi. Konsep diri negatif memiliki salah satu ciri yaitu mudah merasa cemas karena selalu mempunyai perasaan takut gagal (Calhoun dan Acocella, 1990). Kecemasan pada narapidana sering dialami menjelang bebas. Widiantoro (2006) menuliskan bahwa narapidana mengalami perasaan cemas ketika menjelang bebas. Narapidana mengalami kecemasan menjelang bebas karena muncul perasaan rendah diri, penyesalan dan perasaan bersalah. Sedangkan faktor eksternal berkaitan dengan situasi yang dianggap narapidana membuat cemas adalah penolakan sosial, kehilangan kepercayaan dari orang lain, kehilangan nama baik dan kesulitan memperoleh pekerjaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
Kecemasan yang dialami narapidana menjelang bebas adalah kecemasan akan masa depannya yang merupakan ancaman bagi kehidupannya setelah keluar dari penjara. Salah satu ancamannya adalah kesulitan untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat dan pekerjaan. Al-Jauhar (2014) menyimpulkan bahwa pandangan masyarakat mengenai mantan narapidana dipengaruhi oleh Lembaga Hukum dan Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia yang tergolong lemah dan tidak tegas dalam menjalankan fungsi hukum.
Pandangan
masyarakat
mengenai
mantan
narapidana
juga
dipengaruhi oleh budaya masyarakat yang memandang kriminalitas sebagai hal yang tabu. Pandangan masyarakat tersebut dilatarbelakangi oleh pengalaman pribadi, pengetahuan dan pengaruh media masa yang mengatakan bahwa mantan narapidana sebagai sumber permasalahan, sampah masyarakat, orang jahat, individu yang harus diwaspadai dan bisa melakukan kembali tindakan kriminal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bagan Hubungan Konsep Diri dan Kecemasan Narapidana Menjelang Bebas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta. Karakteristik Narapidana Menjalani hukuman penjara berdasarkan putusan pengadilan
Dipisahkan dari lingkungan sosial
Di batasi kemerdakaannya
Mendapat stigma negatif dari masyarakat
Konsep Diri Positif Pengetahuan
Penilaian
Mengetahui kelebihan yang dimiliki Mengetahui kekurangan yang di miliki Mengetahui status yang saat ini dimiliki. Misalnya sebagai orang tua, suami / istri Mengetahui karakter yang dimiliki. Misalnya mudah marah
Memandang setiap kejadian memiliki dampak positif Menilai dirinya positif
Negatif Harapan
Optimis memandang masa yang akan datang Memiliki harapan yang realistis sesuai kemampuan yang dia miliki dan berusaha untuk mendapatkannya
Pengetahuan
Penilaian
Tidak mengetahui kelebihan yang dimiliki Tidak mengetahui kekurangan yang di miliki Tidak mengetahui status yang saat ini dimiliki. Misalnya sebagai orang tua, suami / istri Tidak mengetahui karakter yang dimiliki. Misalnya mudah marah
Memandang setiap kejadian memiliki dampak negatif Menilai dirinya negatif
Kecemasan Rendah
Kecemasan Tinggi
24
Harapan
Pesimis memandang masa yang akan datang Kurang memiliki harapan untuk masa depannya sehingga merasa diri tidak berdaya
Memiliki harapan yang terlalu tinggi namun usaha tidak sebanding dengan harapannya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kecemasan Rendah
Tidak muncul gejala kecemasan
Kecemasan Tinggi
Gejala Fisik : banyak berkeringat, gugup, sakit perut, tangan dan kaki terasa dingin, tidak selera makan, kepala pusing, sulit benafas, jantung berdetak kencang, sering buang air kecil, sulit tidur.
Gejala Emosi : mudah tersinggung, mudah marah, mudah gelisah, takut, resah dan khawatir.
25
Gejala Kognitif : mudah lupa, sulit berkonsentrasi, sulit berpikir jernih, sulit mengambil keputusan
Gejala Perilaku : perilaku menghindar, meningkatnya respon permusuhan terhadap orang lain, perilaku agresi, acuh tak acuh dan nafsu makan menurun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
E. Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif antara konsep diri dan kecemasan narapidana menjelang bebas. Semakin positif konsep diri, semakin rendah tingkat kecemasan narapidana menjelang bebas. Semakin negatif konsep diri, semakin tinggi tingkat kecemasan narapidana menjelang bebas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk menyelidiki kaitan antara suatu variabel dengan satu atau lebih variabel lain berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2009). Menurut Kuncoro (2003) penelitian korelasional bertujuan untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih, serta menunjukan seberapa kuat hubungan antara dua variabel tersebut. Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu konsep diri dan kecemasan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan anatara kedua variabel tersebut. B. Variabel Penelitian 1. Variabel pertama
: Konsep Diri
2. Variabel kedua
: Kecemasan
C. Definisi Operasional 1. Konsep Diri Konsep diri adalah adalah cara pandang individu mengenai dirinya melalui pengalaman individu dalam interaksinya dengan orang lain. Jika individu memiliki konsep diri positif maka individu optimis dalam memandang hidupnya. Sedangkan individu memiliki konsep diri negatif, maka cenderung pesimis dalam memandang hidupnya. Konsep diri
27
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
diukur berdasarkan tiga aspek konsep diri yaitu pengetahuan, penilaian dan harapan (Calhoun dan Acoccella, 1990). 2. Kecemasan Kecemasan adalah suatu proses emosi tidak menyenangkan yang merupakan respon terhadap suatu ancaman dan ketidakpastian yang menimbulkan perasaan tertekan, tegang dan tidak mampu melakukan coping atas masalahnya. Kecemasan diukur dengan melihat gejala kecemasan yang muncul berupa gejala fisik, gejala emosi, gejala kognitif dan gejala perilaku (Nolen, 2007) D. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah narapidana menjelang bebas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta. Narapidana menjelang bebas adalah narapidana yang telah menjalani 2/3 masa pidana. Pada tahap ini diterapkan “minimum security” yaitu pengawasan yang tidak terlalu ketat. Narapidana diijinkan berada di luar tembok Lembaga Pemasyarakatan dan diperbolehkan berinteraksi dengan masyarakat luar, tetapi dalam pengawasan petugas (Handayani, 2010). E. Metode Penetapan Subjek Penelitian Metode sampling subjek penelitian adalah purposive sampling. Narbuko dan Achmadi (2007) mendefinisikan purposive sampling sebagai subjek berdasarkan pada ciri-ciri tertentu yang diperkirakan berkaitan erat dengan ciri-ciri yang pada populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Kriteria populasi dalam penelitian ini adalah narapidana menjelang bebas yang telah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
menjalani 2/3 masa pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta. Peneliti menggunakan kurang lebih hampir setengah dari narapidana menjelang bebas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan untuk try out dan sisanya untuk penelitian. Peneliti memperoleh data narapidana dari bagian Bimbingan Pemasyarakatan dan Perawatan. F.
Metode dan Alat Pengumpulan Data Pengumpulan data menggunakan skala psikologi, yaitu instrumen yang dipakai untuk mengukur atribut psikologi (Azwar. 2003). Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert adalah skala yang mengukur kekuatan persetujuan dari pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk mengukur sikap dan perilaku (Azwar, 2003). Masing-masing item diberikan 4 kategori skor jawaban. Setiap item jawaban yang bersifat favorable diberi penilaian 4, 3, 2, 1 untuk jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Sebaliknya pada pernyataan unfavorable setiap jawaban diberi penilaian 1, 2, 3, 4 untuk jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). 1. Skala Konsep Diri Skala Konsep Diri disusun berdasarkan acuan teori Calhoun dan Acocella (1990) Nolen (2007) yang menyebutkan 3 aspek sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
a. Pengetahuan Aspek pengetahuan merupakan gambaran seseorang tentang diri. Gambaran diri tersebut membentuk citra diri. Gambaran diri merupakan kesimpulan dari pandangan individu dalam berbagai peran yang dipegang, seperti sebagai orangtua, suami atau istri, karyawan, pelajar. Pandangan individu tentang watak kepribadian yang dirasakan seperti jujur, gembira, bersahabat dan aktif; pandangan tentang sikap; kelebihan dan kelemahan yang dimiliki; kecakapan yang kita kuasai dan berbagai karakteristik lain yang melekat pada diri kita. Pengetahuan diperoleh dengan membandingkan diri dengan orang lain. b. Harapan Aspek harapan merupakan pandangan individu tentang siapa dirinya dan menjadi apa di masa mendatang. Pandangan tersebut mengakibatkan individu mempunyai pengharapan bagi dirinya yang membentuk ideal self. Pada aspek ini lebih menekankan tentang harapan dan tujuan hidup serta bagaimana tujuan itu menggerakkan individu menggapai cita-citanya di masa mendatang. c. Penilaian Penilaian terhadap diri sendiri adalah pengukuran individu tentang keadaannya saat ini. Penilaian tersebut dilakukan oleh individu setiap saat. Pada aspek ini penilaian dapat dikatakan sebagai penengah antara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
pengetahuan dan harapan. Ketika individu mengetahui siapa dirinya dan mempunyai harapan atau tujuan dalam hidupnya, maka seseorang melakukan penilain tentang dirinya. Penilaian seseorang tentang dirinya yang dilakukan setiap saat dapat mempengaruhi konsep dirinya Semakin tinggi skor skala konsep diri yang diperoleh menunjukkan semakin positif konsep diri individu, sebaliknya semakin rendah skor skala konsep diri menunjukkan semakin negatif konsep diri subjek. 2. Skala Kecemasan Skala Kecemasan disusun berdasarkan acuan teori Nolen (2007) yang menyebutkan 4 gejala sebagai berikut : a.
Gejala fisik muncul berupa banyak berkeringat, gugup, sakit perut, tangan dan kaki terasa dingin, tidak selera makan, kepala pusing, sulit benafas, jantung berdetak kencang, sering buang air kecil, sulit tidur.
b.
Gejala emosi muncul berupa sangat mudah tersinggung, mudah marah, mudah gelisah dan perasaan seperti diteror.
c.
Gejala kognitif muncul berupa khawatir terhadap sesuatu, sulit berkonsentrasi, sulit berpikir jernih, merasa takut kehilangan kontrol, sangat waspada (hypervigilance), takut akan bahaya yang akan terjadi secara berlenihan (exaggeration of danger)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
d.
32
Gejala perilaku muncul berupa perilaku menghindar, minder, meningkatnya respon permusuhan terhadap orang lain, perilaku agresi, acuh tak acuh dan nafsu makan menurun atau perilaku makan menurun.
Tingkat kecemasan subjek diperoleh berdasarkan skor skala kecemasan. Semakin tinggi skor skala kecemasan seseorang, maka tingkat kecemasannya semakin tinggi, sedangkan semakin rendah skor skala kecemasan seseorang, maka tingkat kecemasannya semakin rendah. Tabel 1 Blueprint Skala Konsep Diri Sebelum Uji Coba) No
Aspek Konsep Diri
Favorable
Unfavorable
Jumlah
1
Pengetahuan
10
10
20
2
Harapan
10
10
20
3
Penilaian
10
10
20
Total
30
30
60
Tabel 2 Blueprint Skala Kecemasan Sebelum Uji Coba No
Gejala Kecemasan
Favorable
Unfavorable
Jumlah
1
Fisik
10
10
20
2
Emosi
14
14
28
3
Kognitif
8
8
16
4
Perilaku
9
9
18
Total
41
41
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
G. Validitas dan Reliabilitas Alat ukur 1. Validitas Validitas adalah ukuran untuk melihat sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsinya. Tujuan pengujian validitas adalah untuk mengetahui skala psikologi menghasilkan data akurat sesuai dengan tujuan pengukurannya (Azwar, 2003). Dalam penelitian ini, pengujian validitas menggunakan validitas isi. Validitas isi ditentukan oleh professional judgment dalam proses telaah soal (Suryabrata, 2005). Peneliti terlebih dahulu membuat instrumen skala penelitian yang kemudian dikoreksi dan disetujui oleh dosen pembimbing peneliti. 2. Seleksi Item Seleksi item dalam penelitian ini menggunakan korelasi item total melalui SPSS for Windows versi 16.0. Azwar (2011) menyatakan bahwa jika diperoleh koefisien validitas di bawah 0,3 dianggap tidak memuaskan, maka item yang memiliki daya indeks diskriminasi dibawah 0,3 dinyatakan gugur. 3. Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan memberikan hasil yang konsisten sehingga alat ukur tersebut terpercaya (Azwar,
2009).
Reliabilitas
dalam
penelitian
ini
diuji
dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Chronbach. Pendekatan ini bertujuan untuk melihat konsistensi skala. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk koefisien reliabilitas , dengan koefisien korelasi yang berkisar antara 0 hingga 1. Semakin tinggi koefisien korelasi (mendekati 1), maka alat ukur menjadi semakin reliable (Azwar, 2009). H. Uji Coba Alat Ukur Proses uji coba skala penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 - 18 Februari 2015 setiap pukul 08.00 - 12.00 WIB di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta. Peneliti melakukan uji coba penelitian dengan ijin dari Sekretariat Daerah Istimewa Yogyakarta, Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta dan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta. Penelitian hanya diijinkan dilakukan di ruang tamu Bimbingan Pemasyarakatan dan Perawatan dan peneliti menunggu narapidana yang dipanggil oleh Tamping (Tahanan pendamping). Pemanggilan narapidana pun bertahap yaitu lima orang setiap pemanggilan dan dilanjutkan dengan pemanggilan narapidana selanjutnya. Peneliti terjun sendiri meminta ijin kepada narapidana yang menjadi subjek dengan didampingi oleh staf Bimaswat dengan alasan keamanan peneliti. Penelitian mendata pada hari pertama 4 subjek, hari kedua 23 subjek dan hari ketiga 13 subjek. Skala dibagikan pada masing-masing subjek, yaitu skala konsep diri dan skala kecemasan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Tabel 3 Blueprint Skala Konsep Diri Setelah Uji Coba (Final) No
Aspek Konsep Diri
Favorable
Unfavorable
Jumlah
1
Pengetahuan
2
8
10
2
Harapan
2
8
10
3
Penilaian
2
8
10
Total
6
24
30
Tabel 4 Blueprint Skala Kecemasan Setelah Uji Coba (Final) No
Gejala Kecemasan
Favorable
Unfavorable
Jumlah
1
Fisik
9
1
10
2
Emosi
11
5
16
3
Kognitif
7
2
9
4
Perilaku
9
0
9
Total
36
8
44
I.
Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Analisis Data a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui distribusi sebaran variabel bersifat normal atau tidak melalui SPSS for Windows versi 16.0. Uji normalitas bertujuan memastikan bahwa data penelitian ini berasal dari populasi yang sebarannya normal (Santoso, 2010). Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Distribusi data penelitian dikatakan normal jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0.05 (p > 0, 05). Sebaliknya distribusi data penelitian dikatakan tidak normal jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). b. Uji Linearitas Santoso (2010) mengatakan bahwa uji linearitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel mengikuti garis lurus atau tidak. Jadi, peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variable diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya. Uji linearitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Test for Linearity program SPSS for windows versi 16.0. Dua variabel dikatakan bersifat linear jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05). Sebaliknya, dua variabel dikatakan bersifat tidak linear jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 (p > 0,05) (Santoso, 2010) 2. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik Pearson Product Moment Correlation. Metode Pearson Product Moment Correlation dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 dengan taraf signifikansi 0,05. Metode korelasi Pearson Product Moment merupakan salah satu analisis parametic yang digunakan ketika distribusi data normal (Santoso, 2010).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksaan Penelitian Pengambilan data dilakukan tanggal 3 dan 4 Maret 2015 pukul 08.00 12.00 WIB dengan cara membagikan Skala Konsep Diri dan Skala Kecemasan kepada 42 subjek penelitian. Penelitian hanya diijinkan di ruang tamu Bimbingan Pemasyarakatan dan Perawatan dan peneliti menunggu narapidana yang dipanggil oleh Tahanan Pendamping. Pemanggilan narapidana pun bertahap yaitu lima orang setiap pemanggilan dan dilanjutkan dengan pemanggilan narapidana selanjutnya. Peneliti terjun sendiri meminta ijin kepada subjek dengan didampingi oleh staf Bimaswat dengan alasan keamanan peneliti. Pada hari pertama didata 15 orang dan hari kedua 27 orang.
B. Deskripsi Data Subjek Subjek penelitian ini adalah narapidana menjelang bebas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta. Data subjek dirangkum dalam table 5, 6 dan 7 sebagai berikut :
37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Tabel 5 : Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Berapa Lama Lagi Bebas dan Jenis Kelamin Berapa Lama Lagi Bebas
Laki - Laki
Perempuan Jumlah
Persentase
0 – 6 bulan
15
15
30
71,42%
6 – 12 bulan
9
3
12
28,57%
Total
24
18
42
100%
Dari 42 subjek, 30 subjek mempunyai sisa hukuman kurang dari 6 bulan dan 12 subjek antara 6 sampai dengan 12 bulan. Tabel 6 : Deskripsi Lama Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Lama Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan
Frekuensi
Persentase
0 – 3 tahun
25
59,52%
3 - 6 tahun
12
28,57%
6 – 9 tahun
5
11,90%
Total
42
100%
Dari 42 subjek, 25 subjek menjalani pembinaan kurang dari 3 tahun, 12 subjek antara 3 – 6 tahun dan 5 subjek lebih dari 6 tahun dan kurang dari 9 tahun.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
Tabel 7 : Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Usia Usia
Frekuensi
Persentase
20 21 22 24 26 27 28 29 30 32 34 35 38 39 43 44 47 48 50 51 53 57 58 62 63 Total
1 1 1 1 2 1 1 3 2 7 3 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 42
2,4% 2,4% 2,4% 2,4% 4,8% 2,4% 2,4% 7,1% 4,8% 16,7% 7,1% 2,4% 2,4% 4,8% 4,8% 4,8% 2,4% 2,4% 2,4% 2,4% 2,4% 2,4% 2,4% 2,4% 7,1% 100%
Rentang usia subjek penelitian berkisar antara usia 20 tahun hingga 63 tahun. Dari 42 subjek, 7 orang berusia 32 tahun. Selain itu yang berusia 29 tahun, 34 tahun dan 63 tahun masing - masing 3 orang. Sedangkan sisanya antara usia 20 sampai dengan 62 tahun.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
C. Hasil Uji Coba Skala penelitian uji coba dilakukan pada 40 narapadina menjelang bebas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta. 1. Hasil Uji Coba Skala Konsep Diri Distribusi skala konsep diri sebelum uji coba dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini : Tabel8 : Distribusi Skala Konsep Diri Sebelum Uji Coba No
Aspek
Nomer Item Favorable
1
Pengetahuan
Jumlah Unfavorable
49*, 57*, 55*, 58*, 43*, 18, 19, 24,
20
54*, 28*, 11*, 46, 47, 12, 26, 41, 4*, 42*, 9 2
Harapan
17
33*, 27*, 31*, 50*, 44, 48, 40, 38, 39,
20
35, 29*, 20*, 34*, 1*, 25, 56, 2*, 52 32*, 37 3
Penilaian
6, 7*, 5*, 15*, 16*, 21, 53, 3*, 13, 8, 22*, 30*, 45, 14*, 36*
51, 60, 10, 23*, 59
30
30
Total
20
60
Keterangan: Item dengan tanda bintang (*) = item yang gugur Uji coba skala konsep diri menghasilkan koefisien reliabilitas sebesar 0,909 dengan skor item total antara -0,291 sampai dengan 0,683. Dari 60 item, 30 item gugur karena korelasinya di bawah 0,30 : 10 aspek dari pengetahuan, 10 aspek dari harapan dan 10 aspek dari penilaian. Distribusi skala setelah uji coba disajikan pada tabel 9.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
Tabel 9 : Distribusi Skala Konsep Diri Setelah Uji Coba (Final) No
Aspek
Nomer Item Favorable
1
Pengetahuan
46, 9
Jumlah
Unfavorable 18, 19, 24, 47, 12,
10
26, 41, 17 2
Harapan
35, 37
44, 48, 40, 38, 39,
10
25, 56, 52 3
Penilaian
6, 45
21, 53, 13, 8, 51,
10
60, 10, 59 Total
6
24
30
Uji reliabilitas item menghasilkan koefisien sebesar 0,928 dari 30 item yang telah teruji. Dengan demikian penelitian mempunyai 30 item yang layak digunakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
2. Hasil Uji Coba Skala Kecemasan Distribusi skala kecemasan sebelum uji coba disajikan pada tabel 10 berikut ini : Tabel 10 Distribusi Skala Kecemasan Sebelum Uji Coba No
Gejala
Nomer Item Favorable
1
Fisik
2
Kognitif
Jumlah Unfavorable
5, 40, 56, 39, 35, 45, 31, 44*, 69*, 71, 41*, 8*, 27, 14, 63*
82*, 81*, 47*, 19*, 77*
29, 62, 53, 6, 13, 54, 7, 1*
12*, 66*, 34*, 28*, 72,
20
16
32*, 37*, 67 3
Perilaku
60, 21, 46, 57, 38, 42, 4, 50*, 10*, 68*, 20*, 61*, 51, 53
4
Emosi
18
11*, 9*, 75*, 58*
43, 3, 36, 23, 16*, 26, 24, 49*, 65, 52, 17, 73, 80*, 76, 55, 70*, 2*, 30, 78, 74
28
25*, 22*, 48, 79*, 64*, 15*, 18*, 59*
Total
41
41
82
Keterangan: Item dengan tanda bintang (*) = item yang gugur Uji coba skala kecemasan menghasilkan koefisien reliabilitas sebesar 0,903 dengan skor item total antara -0,561 sampai dengan 0,763. Dari 82 butir pernyataan, 38 item gugur karena korelasinya di bawah 0,30. Item-item tersebut adalah 10 gejala fisik, 12 gejala emosi, 7 gejala kognitif dan 9 gejala perilaku. Distribusi skala kecemasan setelah uji coba disajikan pada tabel 11.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Tabel 11 : Distribusi Skala Kecemasan Setelah Uji Coba (Final) No
Gejala
Nomer Item Favorable
1
Fisik
Jumlah
Unfavorable
5, 40, 56, 39, 35, 45, 71
10
31, 27, 14 2
Kognitif
29, 62, 53, 6, 13, 54, 7
72, 67
3
Perilaku
60, 21, 46, 57, 38, 42, -
9 9
4, 51, 53 4
Emosi
43, 3, 36, 23, 26, 24, 65, 52, 17, 73, 76, 55, 30, 78, 74
48
36
Total
16
8
44
Uji reliabilitas item menghasilkan koefisien sebesar 0,955 dari 44 item yang telah teruji. Dengan demikian mempunyai 44 item yang digunakan. D. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian menghasilkan data empiris yang disajikan pada tabel 12 sebagai berikut : Tabel 12 :Deskripsi Data Penelitian Variabel
N
Minimum
Maksimum
Hip
Emp
Hip
Emp
Mean Hip
SD
Emp
Konsep Diri
42
30
70
120
120
75
88,78
12,682
Kecemasan
42
44
46
176
133
110
91,93
19,634
Data tabel tampak bahwa skala konsep diri menghasilkan mean empirik sebesar 88,78 dan mean hipotetik sebesar 75 dengan standar deviasi sebesar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
12,682. Sedangkan. skala kecemasan menghasilkan mean empirik sebesar 91,93 dan mean hipotetik sebesar 110 dengan standar deviasi sebesar 19,634 Selanjutnya peneliti melakukan uji t untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan signifikan pada mean empirik dan hipotetik dari variabel konsep diri dan variabel kecemasan. 1. Uji t Variabel Konsep Diri Pada tabel 13 disajikan hasil uji t pada mean empirik dan hipotetik dari variabel konsep diri Tabel 13 : Uji t Mean Empirik dan Mean Hipotetik Variabel Konsep Diri
One-Sample Test Test Value = 75 95% Confidence Interval of the Difference T konsep_diri
7.044
df
Sig. (2-tailed) 41
.000
Mean Difference 13.78571
Lower
Upper
9.8335 17.7380
Tabel di atas, terlihat bahwa nilai t sebesar 7,044 dan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05). Jadi, perbedaan mean empirik dan hipotetik pada variabel konsep diri signifikan. Mean empirik dari konsep diri lebih besar daripada mean hipotetiknya sehingga disimpulkan bahwa subjek memiliki konsep diri yang tergolong tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
2. Uji t Variabel Kecemasan Pada tabel 14 disajikan hasil uji t pada mean empirik dan hipotetik dari variabel kecemasan. Tabel 14 :Uji t Mean Empirik dan Mean Hipotetik Variabel Kecemasan One-Sample Test Test Value = 110 95% Confidence Interval of the Difference Mean T skor_total
Df
-5.965
Sig. (2-tailed) 41
Difference
.000
-18.071
Lower -24.19
Upper -11.95
Tabel di atas terlihat bahwa nilai t sebesar -5,965 dan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05). Jadi, perbedaan mean empirik dan hipotetik pada variabel kecemasan signifikan. Mean empirik dari kecemasan lebih kecil daripada mean hipotetiknya sehingga disimpulkan bahwa kecemasan yang dimiliki oleh subjek penelitian tergolong rendah. Selain itu, tingkat konsep diri dan kecemasan dapat diperoleh dari ketegorisasi jenjang berdasarkan norma kategorisasi Azwar (2009). (µ+1,5α)< X
kategori sangat tinggi
(µ+0,5α) < X ≤ (µ+1,5α)
kategori tinggi
(µ-0,5α) < X ≤ (µ+0,5α)
kategori sedang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(µ-1,5α) < X ≤ (µ-0,5α)
kategori rendah
X ≤ (µ-1,5α)
kategori sangat rendah
46
Tabel 15 :Kategorisasi Konsep Diri Kategori
Jumlah Subjek
Persentase
97,5 < X
(sangat tinggi)
10
23,80%
82,5 < X ≤ 97,5
(tinggi)
20
47,62%
67,5 < X ≤ 82,5
(sedang)
12
28,57%
52,5 < X ≤ 67,5
(rendah)
-
-
(sangat rendah)
-
-
42
100%
X ≤ 52,5 Total
Hasil kategorisasi menunjukkan bahwa konsep diri yang dimiliki oleh 23,80% subjek menempati kategori sangat tinggi sedangkan 47,62% subjek menempati kategori tinggi. Selain itu, 28,57% subjek memiliki konsep diri kategori sedang. Tabel 16 :Kategorisasi Kecemasan Kategori
Jumlah Subjek
Persentase
143 < X
(sangat tinggi)
-
-
121 < X ≤ 143
(tinggi)
2
4,76%
99
< X ≤ 121
(sedang)
16
38,09%
77
< X ≤ 99
(rendah)
18
42,85%
(sangat rendah)
6
14,28%
42
100%
X ≤ 77 Total
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
Hasil kategorisasi menunjukkan bahwa 4,76% subjek memiliki kecemasan yang tergolong tinggi, 38,09% subjek tergolong sedang dan 42,85% subjek tergolong rendah. Selain itu, 14,28% subjek memiliki kecemasan yang tergolong sangat rendah. E. Analisis Data 1. Uji Asumsi Uji asumsi dilakukan untuk membuktikan sebaran data yang dimiliki telah mengikuti kurva normal atau tidak (Santoso, 2010). a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pengujian One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dalam program SPSS for Windows 16.0. Distribusi data penelitian dikatakan normal jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 (p > 0,05). Sebaliknya, distribusi data penelitian dikatakan tidak normal jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) Tabel 17 :Hasil Uji Normalitas One–Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Asymp. Sig. (2-tailed)
Keterangan
Konsep Diri
0,833
0,492
Normal
Kecemasan
0,715
0,686
Normal
Variabel
Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui bahwa sebaran data variabel konsep diri dan kecemasan memiliki nilai signifikansi atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
probabilitas (p) yang lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) yang menunjukkan bahwa sebaran data variabel konsep diri dan kecemasan mengikuti distribusi normal. b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk menguji apakah hubungan antara konsep diri dan kecemasan mengikuti garis lurus atau tidak (Santoso, 2010). Uji ini dilakukan dengan menggunakan pengujian Test for Linearity dalam program SPSS for Windows 16.0. Jika nilai signifikansi atau probabilitas yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05), maka menunjukkan bahwa hubungan antar variabel dalam penelitian ini mengikuti garis lurus. Tabel 18 : Uji Linearitas
Konsep Diri *
Linearity
F
Signifikansi
Keterangan
75,348
0,000
Linear
Kecemasan
Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari konsep diri dan kecemasan adalah 0,000 sehingga disimpulkan bahwa hubungan antara variabel konsep diri dan kecemasan mengikuti garis lurus. Jadi, peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas variabel lainnya (Santoso, 2010).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
2. Uji Hipotesis Hipotesis penelitian diuji menggunakan Pearson Product Moment dalam program SPSS for Windows 16.0. Tabel 19 : Uji Hipotesis
Correlations konsep_diri konsep_diri
Pearson Correlation
kecemasan 1
Sig. (1-tailed)
Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
**
.000
N kecemasan
-.754
42
42
**
1
-.754
.000
N
42
42
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis yang diuji dalam penelitian diterima. Koefisien korelasi uji hipotesis yang diperoleh sebesar -0,754 dengan nilai signifikansi 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Kesimpulannya adalah ada hubungan yang signifikan dan negatif antara konsep diri dan kecemasan narapidana menjelang bebas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta. Peneliti juga melakukan uji korelasi masing-masing aspek dalam konsep diri dan kecemasan. Tabel uji korelasi disajikan dalam table 20, 21. Dan 22 sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Tabel 20 : Uji Korelasi Aspek Pengetahuan dan Kecemasan Correlations pengetahuan pengetahuan
Pearson Correlation
Kecemasan 1
Sig. (1-tailed)
**
.000
N kecemasan
-.736
Pearson Correlation
42
42
**
1
-.736
Sig. (1-tailed)
.000
N
42
42
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Kesimpulannya bahwa ada hubungan yang signifikan dan negatif antara aspek pengetahuan dan kecemasan narapidana menjelang bebas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta.
Tabel 21 : Uji Korelasi Aspek Harapan dan Kecemasan Correlations Harapan harapan
Pearson Correlation
Kecemasan 1
Sig. (1-tailed)
n
**
.000
N kecemasa Pearson Correlation
-.728
42
42
**
1
-.728
Sig. (1-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
.000 42
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Kesimpulannya bahwa ada hubungan yang signifikan dan negatif antara aspek harapan dan kecemasan narapidana menjelang bebas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta. Tabel 22 : Uji Korelasi Aspek Penilaian dengan Kecemasan Correlations penilaian penilaian
Pearson Correlation
Kecemasan 1
Sig. (1-tailed) N kecemasan
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
-.588
**
.000 42
42
**
1
-.588
.000 42
42
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Kesimpulannya bahwa ada hubungan yang signifikan dan negatif antara aspek penilaian dan kecemasan narapidana menjelang bebas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta.
F. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan negatif antara konsep diri dan kecemasan narapidana menjelang bebas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta. Uji hipotesis menghasilkan koefisien
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
korelasi (r) sebesar -0,754 dengan p sebesar 0,000 (p<0,05). Hipotesis hubungan negatif antara konsep diri dan kecemasan narapidana menjelang bebas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta diterima. Semakin positif konsep diri narapidana, semakin tinggi rendah kecemasan narapidana menjelang bebas. Sebaliknya, semakin negatif konsep diri narapidana, semakin tinggi kecemasan narapidana menjelang bebas. Calhoun dan Acocella (1990) mengatakan bahwa individu dengan konsep diri positif berarti mampu mengetahui dirinya, menghargai diri dan optimis memandang masa depannya. Individu yang mampu mengetahui dirinya termasuk mengenali kelebihan, kekurangan dan potensinya. Sedangkan individu dengan konsep diri negatif tidak mengenali keterbatasan, potensi, dan peluang yang dimiliki. Jika individu mengetahui kondisi dirinya maka tingkat kecemasannya rendah. Namun jika individu tidak mengetahui kondisi dirinya maka tingkat kecemasannya tinggi. Selain mengetahui tentang diri, individu yang memiliki konsep diri positif menilai atau mengevaluasi dirinya secara positif (Calhoun dan Acocella, 1990). Burns (1993) mengatakan bahwa individu yang memiliki konsep diri positif, percaya bahwa dirinya mampu menyelesaikan masalah hidup meskipun dihadapkan pada kegagalan. Sedangkan individu yang memiliki konsep diri negatif mengevaluasi dirinya secara negatif. Jika individu mampu menilai dirinya positif maka tingkat kecemasannya rendah. Namun jika individu tidak mampu menilai dirinya secara positif maka tingkat kecemasannya tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Individu dengan konsep diri positif tidak hanya mengetahui dan menilai diri positif. Konsep diri positif membuat invididu optimis memandang masa depannya. Individu mempunyai harapan atau tujuan hidup yang realistis dan mampu mewujudkan sesuai kemampuan yang dimiliki dan berusaha agar tujuannya terwujud (Calhoun dan Acocella. 1990). Burns (1993) menyatakan bahwa orang yang memiliki konsep diri positif tidak merasa khawatir terhadap masa lalu dan masa depan. Jika individu bersikap optimis dan berusaha mewujudkan harapannya maka tingkat kecemasannya rendah. Namun, jika individu memiliki pandangan pesimis terhadap masa depannya maka tingkat kecemasannya tinggi. Hasil uji hipotesis aspek konsep diri dan kecemasan menunjukkan bahwa aspek pengetahuan memiliki korelasi yang paling tinggi, yaitu sebesar -0,736 dengan nilai signifikansi 0,000. Aspek pengetahuan merupakan dasar bagi individu untuk mampu benar-benar mengenali dirinya sehingga mampu menilai dirinya secara positif dan optimis memandang masa depannya. Pemahaman terhadap diri menjadi modal bagi individu untuk menjalin relasi dengan orang lain. Jika individu mampu mengenali dirinya tingkat maka tingkat kecemasannya rendah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini diterima dengan koefisien korelasi sebesar -0,754 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05). Hubungan signifikan dan negatif antara konsep diri dan kecemasan narapidana menjelang bebas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta diterima. Semakin positif konsep diri, semakin rendah kecemasan narapidana menjelang bebas. Sebaliknya, semakin negatif konsep diri, semakin tinggi kecemasan narapidana menjelang bebas.
B. Keterbatasan Penelitian Penelitian dilakukan dengan subjek narapidana menjelang bebas. Dinamika korelasi antara konsep diri dan kecemasan tidak dilihat lengkap sejak awal narapidana menjalani pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan.
C. Saran 1. Bagi Subjek Penelitian Subjek penelitian disarankan mempertahankan konsep diri yang positif dengan mengetahui diri, menilai diri dan memiliki harapan yang positif terhadap masa depannya karena menurunkan tingkat kecemasan narapidana menjelang bebas.
54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya disarankan memperluas cakupan subjek sejak awal pembinaan hingga menjelang bebas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jauhar, M. 2014. Konstruksi Masyarakat Terhadap Mantan Skripsi. Fakultas Sosiologi Universitas Negeri Surabaya.
Narapidana.
Astuti, A. 2011. Pembinaan Mental Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : Prodi PPKn FKIP Universitas Ahmad Dahlan. Azwar, S. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Azwar, S. 2009. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Azwar, S. 2011. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Batista, Y. 2012. Hubungan Konsep Diri dengan Empati Pada Mahasiswa. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Burns, R. 1993. Konsep Diri Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. Jakarta: Arcan. Calhoun, J. F & Acocella, J. R. 1990. Psychology of Adjusment and Human Relationship. New York : McGraw Hill. Fitriani, L. 2010. Pengungkapan Diri Pada Mantan Narapidana. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Handayani, O. 2010. Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Dalam Rangka Mencegah Pengulangan Tindak Pidana (Recidive) Di Lapas Kelas IIA Sragen. Skripsi. Fakultas Hukum : Universitas Hukum Sebelas Maret Harian Jogja. 2014. http://www.harianjogja.com/baca/2014/04/29/lapas wirogunan-raih-penghargaan-lapas-terbaik-2014505241. Diunduh pada tanggal 21 Agustus 2014. Hurlock. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Indiyah. 2001. Hubungan antara Religiusitas dan Kepercayaan Diri dengan Kecemasan pada Narapidana Menjelang Masa Bebas. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Kuncoro. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga. Murti, C. 2013. Hubungan Antara Kematangan Beragama Dengan Konsep Diri Pada Remaja Yang Menjadi Narapidana. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Narbuko, C & Achmadi. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.
56
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Beverly, G. 2005. Pengantar Psikologi Bandung: Erlangga.
57
Abnormal.
Nolen, H. S. 2007. Abnormal Psychology 4th Edition. New York : Mc Graw Hill. Novianto, P. 2008. Dinamika Konsep Diri Pada Narapidana Menjelang Bebas di Lembaga Pemasyakatan Sragen. Skripsi. Fakultas Psikologi: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Prakoso, F. 2008. Hubungann Antara Konsep Diri Dengan Kecemasan Menghadapi Masa Depan Pada Narapidana di Lembaga Pemasyarakatana II B Klaten. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Suryabrata, S. 2005. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi. Undang-Undang Republik Indonesia Nomoer 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan. 1995. http://hukum.unsrat.ac.id/ uu/uu_12_95.htm. Diunduh pada tanggal 3 September 2014. Utari, I, dkk. 2013. Gambaran Kecemasan Pada Warga Binaan Wanita Menjelang Bebas di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II A Bandung. Skripsi. Bandung : Universitas Padjajaran. West, R & Turner, L.H. 2008. Pengantar Teori Komunikasi, Analisis dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Humanika. Widagdo, S. 2012. Kamus Hukum. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya Widiantoro, W. 2006. Kecemasan Narapidana Saat Menghadapi Masa Menjelang Bebas (Studi Kasus Pada Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Sukamiskin Bandung). Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Widiyastuti, N & Melinda, Vitry. 2004. Hubungan antara Komitmen Beragama Dengan Kecemasan Pada Narapidana Perempuan Menjelang Bebas. Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara. Wiramihardja, S. 2005. Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: Rineka Aditama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 1 : Skala Penelitian Sebelum Uji Coba
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Yogyakarta, Maret 2015 Kepada : Yth. Para partisipan turut berpartisipasi dalam penelitian ini. Dengan hormat, Saya Henricus Yudianto Agung Nugroho (099114118) adalah seorang mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Saya mohon Anda untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan yang telah tersusun dalam skala ini. Semua tanggapan yang Anda berikan akan dijaga kerahasiaannya. Oleh sebab itu, saya mengharapkan Anda untuk menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Tidak ada jawaban benar dan salah. Partisipasi Anda akan sangat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Atas kesediannya saya ucapkan terima kasih. Hormat saya, (Henricus Yudianto)
PERNYATAAN KESEDIAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa saya mengisi angket ini tidak di bawah paksaan atau tekanan dari pihak tertentu, tetapi dengan sukarela demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua jawaban yang saya berikan merupakan murni dari apa yang saya alami bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya dan saya mengijinkan bahwa dengan merahasiakan identitas diri saya, maka jawaban saya tersebut dapat dipergunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini. Menyetujui,
...................................... Yogyakarta, ..... Maret 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
IDENTITAS DIRI Nama (Boleh Inisial)
:
Jenis kelamin
:
Usia
:
Lama pembinaan di LAPAS : Berapa lama lagi akan bebas :
Skala berikut berisi pernyataan – pernyataan tentang bagaimana Anda memandang keseluruhan diri anda sendiri. Baca dan pahamilah setiap pernyataan tersebut dengan seksama. Saya mengharapkan partisipasi anda dengan cara memilih salah satu jawaban yang paling mencerminkan kondisi diri Anda sesungguhnya. Tidak ada jawaban benar dan salah. Pastikan bahwa seluruh pernyataan terjawab dan diharapkan tidak mengosongkan satu nomorpun. Pilihan dari masing-masing jawaban adalah sebagai berikut : SS : bila pernyataan “Sangat Sesuai” dengan anda S : bila pernyataan “Sesuai” dengan anda TS : bila pernyataan “Tidak Sesuai” dengan anda STS : bila pernyataan “Sangat Tidak Sesuai” dengan anda
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
SKALA I Isilah dengan memberikan tanda centang (√) pada pilihan-pilihan berikut : SS : bila pernyataan “Sangat Sesuai” dengan anda S : bila pernyataan “Sesuai” dengan anda TS : bila pernyataan “Tidak Sesuai” dengan anda STS : bila pernyataan “Sangat Tidak Sesuai” dengan anda Contoh cara pengisian :
Pernyataan Saya menerima status sebagai narapidana Ketika
SS
S √
TS
STS
anda keliru dalam member tanda centang (√), anda dapat mencoret
jawaban anda yang keliru dan member tanda centang (√) pada jawaban yang anda anggap benar Contoh koreksi jawaban Pernyataan Saya menerima status saya sebagai narapidana
SS
S √
TS √
….SELAMAT MENGERJAKAN…..
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Pernyataan
1
Setelah saya bebas nanti mungkin saya akan melakukan tindakan kriminal kembali
2
Saya merasa pembinaan di lembaga pemasyarakatan hanya kewajiban semata dan tidak berguna untuk hidup saya
3
Saya merasa kecewa dengan apa yang terjadi pada saya saat ini
4
saya merasa kesulitan menemukan kelemahan apa saja yang saya miliki
5
Saya dapat memetik hikmah dari peristiwa yang telah saya alami selama ini
6
Saya merasa hari-hari saya di lembaga pemasyarakatan ini membuat saya menjadi manusia yang lebih mudah bersyukur
7
Saya merasa status narapidana berarti orang yang sedang memperbaiki kesalahannya menjadi manusia yang lebih baik
8
Saya merasa selama menjalani pembinaan tidak mendapatkan manfaat yang berarti
9
Sebagai narapidana menjelang bebas, saya tahu pekerjaan apa yang sesuai dengan kemampuan saya
10
Saya merasa menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan adalah beban
11
Saya merasa memiliki daya tarik di mata orang lain
12
Sebagai warga binaan, saya merasa belum memahami kewajiban yang harus dilakukan
13
Saya merasa dikucilkan oleh keluarga karena saya seorang narapidana
14
Saya merasa masyarakat di luar lembaga pemasyarakatan memahami status saya sebagai napi dan menerima saya karena telah menjalani hukuman
SS
S
TS
63
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Saya merasa di terima oleh keluarga walau status saya saat ini adalah narapidana
16
Sebagai narapidana, saya merasa selama ini telah menjalani pembinaan dengan baik
17
Saya merasa kesulitan ketika harus memilih pekerjaan yang akan saya lakukan.
18
Saya merasa belum menemukan kelebihan di dalam diri saya
19
Ketika merasa putus asa, saya cenderung menyerah dengan keadaan
20
Setelah bebas nanti, saya ingin menjadi orang yang sukses dalam hidup
21
Saya merasa berat harus menjalani hari-hari saya selama ini di dalam lembaga pemsyarakatan
22
Saya merasa mampu mengikuti apapun kegiatan yang di berikan di dalam lembaga pemasyarakatan
23
Saya merasa masyarakat memiliki pandangan negatif terhadap saya karena saya adalah narapidana
24
Saya kurang mengetahui apa saja sifat-sifat yang saya miliki
25
Saya merasa telah gagal dalam hidup
26
Saya merasa rendah diri ketika bertemu dengan orang lain
27
Saya selalu optimis dengan kehidupan saya walau saat ini harus menjalani hukuman
28
Sebagai narapidana, saya tahu kewajiban apa yang harus saya lakukan
29
Saya yakin setelah saya bebas nanti saya akan menjadi pribadi yang lebih positif dan tak akan melakukan tindak kriminal kembali
30
Saya merasa memiliki kemampuan yang dapat
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
diandalkan 31
Setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan saya yakin akan kembali diterima oleh keluarga
32
Saya merasa pembinaan di lembaga pemasyarakatan membuat diri saya nanti akan menjadi lebih tangguh
33
Saya yakin dapat melanjutkan impian saya setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan nanti
34
Banyak kegiatan positif yang bisa saya lakukan di luar lembaga pemasyarakatan ketika bebas nanti
35
Setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan saya yakin akan di terima kembali oleh masyarakat
36
Ketika ada masalah yang menghadang saya merasa dapat mengatasi masalah tersebut
37
Saya tahu apa yang menjadi tujuan hidup saya
38
Setelah saya bebas nanti, status mantan narapidana akan mempersulit saya mendapatkan pekerjaan
39
Setelah saya bebas nanti, masyarakat akan memiliki stigma yang negatif karena status saya sebagai mantan narapidana
40
Saya merasa keluarga menolak kehadiran saya karena status sebagai mantan narapidana
41
Saya belum menemukan apa yang menjadi potensi saya sehingga sangat kebingungan memilih kegiatan apa yang harus saya ikuti
42
Saya mengetahui apa saja kelemahan yang saya miliki; misalnya saya kurang percaya diri ketika berbicara di depan orang
43
Sebagai narapidana, saya mengetahui konsekuensi yang harus saya tanggung
44
Setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan nanti,
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
cita-cita yang pernah saya miliki tidak akan mungkin terwujud 45
Saat di dalam lembaga pemasyarakatan saya merasakan bahwa hukuman ini harus di jalani karena merasa bertanggung jawab atas kesalahan yang telah diperbuat
46
Sebagai narapidana, saya tahu potensi apa yang bisa saya kembangkan di lembaga pemasyarakatan dengan mengikuti kegiatan yang sesuai dengan potensi saya itu
47
Saya mudah merasa sakit hati dan lama untuk sembuh dari perasaan itu.
48
Saya merasa pesimis pada hidup yang akan saya jalani karena saya adalah seorang narapidana
49
Sebagai narapidana, saya mengetahui konsekuensi yang harus saya tanggung
50
Setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan saya akan memperoleh pekerjaan kembali
51
Saya merasa berat menjalani kegiatan di dalam lembaga pemasyarakatan
52
Saya merasa belum tahu apa yang menjadi tujuan hidup saya
53
Saya merasa menjadi seorang narapidana merupakan suatu kesalahan yang tidak bisa diperbaiki lagi
54
Saat ada orang menyakiti hati, saya merasa tahu apa yang membuat saya merasa sembuh dari sakit hati
55
Ketika muncul rasa putus asa dalam diri, saya tahu cara membangkitkan semangat
56
Saya masih merasa bingung ketika saya bebas nanti apa yang harus saya kerjakan
57
Saya mengetahui apa saja kelebihan yang saya miliki; misalnya bisa bermain musik, mudah beradaptasi dll
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Saya menyadari sifat-sifat yang ada di dalam diri saya; seperti mudah marah, sensitif, sabar, dll
59
Saya sering merasa takut ketika harus menghadapi masalah
60
Dengan kemampuan yang ada di dalam diri, saya merasa kurang memilikinya dibandingkan dengan orang di sekitar saya
67
....LANJUT KE SKALA 2...
SKALA 2 Isilah dengan memberikan tanda centang (√) pada pilihan-pilihan berikut : SS : bila pernyataan “Sangat Sesuai” dengan anda S : bila pernyataan “Sesuai” dengan anda TS : bila pernyataan “Tidak Sesuai” dengan anda STS : bila pernyataan “Sangat Tidak Sesuai” dengan anda Contoh cara pengisian :
Pernyataan Saya menerima status sebagai narapidana
SS
S √
TS
STS
Ketika anda keliru dalam member tanda centang (√), anda dapat mencoret jawaban anda yang keliru dan member tanda centang (√) pada jawaban yang anda anggap benar Contoh koreksi jawaban Pernyataan Saya menerima status saya sebagai narapidana
SS
S √
TS √
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 1
Pernyataan Menjelang kebebasan membuat saya terus memikirkan tentang apa yang ingin saya lakukan setelah bebas nanti
2
Saya khawatir muncul hambatan menjelang kebebasan seperti putusan kebebasan di tunda dll
3
Saya kurang nyaman ketika saya bertemu orang di lembaga pemasyarakatan lalu bertanya kapan saya bebas
4
Saya memilih untuk diam ketika saya harus berkesempatan untuk berinteraksi dengan orang di luar lembaga pemsyarakatan
5
Menjelang masa kebebasan yang tidak lama lagi membuat selera makan saya menurun
6
Menjelang kebebasan, saya menjadi lebih sulit untuk memustuskan apa yang menjadi pilihan saya
7
Menjelang kebebasan membuat saya terus memikirkan tentang pandangan negatif masyarakat pada saya
8
Menjelang kebebasan membuat tidur saya lebih mudah tertidur ketika malam
9
Ketika saya memiliki kesempatan berinteraksi dengan orang di lembaga pemasyarakatan, saya akan menjalin percakapan dengan mereka karena itu kesempatan saya menjalin relasi
10
Saya akan menggunakan kesempatan untuk semaksimal mungkin menggunakan waktu yang diberikan untuk melakukan komunikasi saat bertemu dengan orang di luar lembaga pemasyarakatan
11
Apabila ada yang bertanya tentang rencana saya selepas bebas nanti, saya akan semangat menceritakan apa saja rencana saya selepas bebas
12
Menjelang bebas saya tetap fokus dalam berpikir seperti biasa. Misalnya tetap menyimak perkataan lawan bicara
13
Menjelang kebebasan, saya merasa keputusan yang saya ambil tidak sesuai dengan keinginan saya
SS
S
TS
68
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
Telapak tangan dan kaki saya terasa dingin ketika orang di luar lembaga pemsyarakatan bertanya tentang rencana saya setelah bebas
15
Saya menerima status saya sebagai seorang narapidana sehingga membuat saya percaya diri walau orang tahu saya pernah menjadi narapidana
16
Saya merasa masa menjelang bebas membuat saya tidak sabar menanti detik-detik kebebasan saya
17
Masa menjelang bebas membuat perasaan saya lega karena saya bisa menjalani kehidupan kembali sebagai warga masyarakat
18
Ketika saya berinteraksi dengan orang di luar lembaga pemasyarakatan, saya sulit untuk mengucapkan kalimat jadi terasa gugup
19
Saya tetap tenang dalam menjawab pertanyaan orang pada saya yang berkaitan dengan rencana saya selepas bebas nanti
20
Masa menjelang bebas membuat saya menyusun apa yang akan dilakukan setelah bebas nanti dengan menyusun rencana yang sebelumnya tidak saya lakukan
21
Saya akan berusaha seminimal mungkin berinteraksi dengan orang di luar lembaga pemasyarakatan
22
Saya percaya keluarga menerima kehadiran saya kembali karena saya telah menjalani pembinaan di lembaga pemasyarakatan
23
Masa menjelang bebas membuat perasaan saya tidak tentram atau resah membayangkan tantangan yang harus saya jalani sebagai mantan narapidana
24
Saya merasa takut ketika bebas masyarakat di luar lembaga pemasyarakatan akan menolak kehadiran saya karena status mantan narapidana
25
Saya percaya bahwa masih banyak masyarakat yang tetap menerima kehadiran saya walau saya seorang mantan narapidana
26
Saya merasa takut ketika bebas nanti tidak ada yang menerima saya bekerja
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Menjelang masa kebebasan saya merasakan mudah sekali mengalami gangguan perut seperti maag dan mual tiba-tiba
28
Menjelang kebebasan saya menjadi lebih tenang dalam mengambil keputusan
29
Menjelang masa bebas membuat pikiran saya menjadi kurang fokus dari biasanya. Misalnya ketika teman mengajak bicara saya sering melamun
30
Saya khawatir jika bertemu dengan orang di luar lembaga pemasyarakat mengetahui saya seorang narapidana
31
Ketika besok saya tahu akan bertemu dengan orang di luar lembaga pemasyarakatan saya merasakan sakit di area perut dan mual tanpa sebab
32
Menjelang kebebasan membuat saya memiliki lebih banyak ide dari biasanya
33
Masa menjelang bebas ini membuat saya lebih mudah marah sehingga membuat saya mudah untuk memukul atau menyakiti teman saya
34
Menjelang bebas ini saya merasa tidak ada masalah dengan daya ingat, sama saja seperti hari – hari biasa
35
Menjelang kebebasan saya yang tidak lama lagi membuat saya sulit tidur
36
Menjelang masa bebas yang tidak lama lagi membuat saya mudah marah dengan teman sesama narapidana dengan alasan yang kurang jelas
37
Muncul dalam pikiran tentang apa pandangan masyarakat pada saya sebagai narapidana, tapi itu tidak jadi beban di pikiran saya
38
Masa menjelang bebas ini saya semakin cuek dengan penampilan saya di depan orang
39
Kepala sering terasa sakit tanpa sebab ketika saya harus berinteraksi dengan orang di luar lembaga pemasyarakatan
40
Masa menjelang bebas ini saya sering merasakan otot leher mudah tegang seperti menahan beban yang
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
berat tanpa ada pemicu yang jelas 41
Ketika berinteraksi dengan orang di luar lembaga pemasyarakatan saya merasa rasa pusing yang selama ini mendera hilang
42
Saya akan lebih banyak diam ketika orang bertanya apa rencana saya setelah saya bebas nanti
43
Saya merasa menjadi lebih mudah sakit hati ketika orang lain mengkritik saya
44
Menjelang kebebasan malah membuat saya semakin lahap menyantap makanan
45
Menjelang kebebasan, membuat saya tidur menjadi tidak nyenyak mudah terbangun secara tiba-tiba
46
Saya akan menghindar ketika teman sesama narapidana mengajak bertukar pendapat rencana yang dilakukan setelah bebas nanti
47
Menjelang masa bebas saya merasa tidak mudah mengalami gangguan perut seperti mual dan sakit maag seperti sebelum-sebelumnya
48
Saya yakin di luar lembaga pemasyarakatan banyak kegiatan positif yang dapat saya kerjakan
49
Masa menjelang bebas ini membuat saya menjadi lebih tegar ketika menerima kritikan
50
Ketika saya punya kesempatan untuk keluar lembaga pemasyarakatan saya akan manfaatkan untuk berinteraksi dengan masyarakat luar
51
Masa – masa menjelang bebas ini, membuat saya lebih sering berkata kasar pada teman saya
52
Menjelang masa bebas ini saya menjadi pribadi yang lebih sabar dari sebelumnya
53
Menjelang masa bebas, saya merasa kurang dapat mengingat sesuatu misalnya lupa menaruh dimana saya td meletakan gelas beberapa menit setelah minum
54
Saya merasa waktu menjelang kebebasan ini membuat saya menjadi sulit untuk tenang dalam berpikir
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Saya takut ketika saya bebas nanti tidak ada kegiatan yang bisa saya lakukan karena terbiasa di dalam lembaga pemsyarakatan banyak kegiatan yang dikerjakan
56
Membayangkan bertemu dengan masyarakat di luar lembaga pemasyarakatan membuat kepala sering pusing tanpa sebab
57
Saya merasa di masa-masa menjelang bebas ini menjadi cuek dengan diri saya yang terjadi biar saja terjadi
58
Masa-masa menjelang bebas membuat saya lebih mudah menahan amarah sehingga membuat saya tidak mudah bertindak kasar pada orang
59
Ketika saya berinteraksi dengan orang di luar LP saya berperilaku sama seperti ketika saya berinteraksi dengan teman saya sesama narapidana
60
Ketika saya diberi kesempatan untuk berinteraksi di luar lembaga pemasyarakatan saya akan cenderung menghindar ketika bertemu dengan orang yang belum saya kenal
61
Masa menjelang bebas membuat saya lebih menjaga penampilan saya misalnya dengan merapikan rambut, berpakaian rapi, dll
62
Masa menjelang bebas membuat saya merasa kurang memperhatikan kegiatan yang sedang saya harus ikuti di lembaga pemsyarakatan
63
Telapak tangan dan kaki saya terasa dingin ketika harus menghadapi sidang vonis bebas yang harus saya jalani
64
Saya yakin proses menjelang kebebasan untuk saya akan lancar
65
Ketika orang bertanya kapan saya bebas saya akan menjawab dengan santai apa adanya
66
Masa menjelang bebas membuat saya tetap dapat perhatian penuh pada kegiatan yang sedang saya lakukan
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Saya fokus pada apa yang dapat saya kerjakan hari ini
68
Saya akan senang hati berbagi cerita dengan teman saya apa yang menjadi rencana saya setelah bebas
69
Masa menjelang bebas ini membuat keluhan otot leher tegang seperti menahan beban yang berat menjadi berkurang dan terasa rileks
70
Saya takut akan kembali melakukan tindak kriminal setelah saya bebas nanti
71
Menjelang kebebasan membuat mengeluhkan sakit pada kepala
72
Menjelang kebebasan, saya merasa lebih mudah untuk menentukan keputusan apa yang akan saya ambil
73
Saya merasa rileks atau tetap bersikap tenang walau sebentar lagi saya menghadapi masa bebas
74
Ketika berinteraksi dengan orang di luar lembaga pemsyarakatan saya ingin melakukan hal yang ingin saya lakukan namun terasa sulit; seperti berjabat tangan atau menegur sapa dengan mereka lebih dulu
75
Dulu saya mudah untuk berkata kasar pada teman saya, saat menjelang bebas ini membuat saya lebih bisa mengatur apa yang saya ucapkan
76
Saya merasa takut ketika bebas nanti mungkin keluarga menolak saya karena status mantan narapidana
77
Ketika menghadapi sidang vonis bebas saya tidak merasakan telapak tangan dan kaki terasa dingin tibatiba
78
Ketika berinterkasi dengan orang di luar lembaga pemsyarakatan membuat saya sulit untuk mengucapkan kata padahal saya ingin mengucapkannya
79
Saya percaya proses pembinaan di lembaga pemasyarakatan mampu merubah saya menjadi orang yang taat hukum
80
Saya yakin orang akan melihat kemampuan saya dalam bekerja bukan status saya sebagai mantan
saya
jarang
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
seorang narapidana 81
Ketika tahu akan bertemu dengan orang di luar lembaga pemsyarakatan, saya tidak merasakan gangguan di area perut seperti perut kembung dan mual tanpa sebab
82
Menjelang kebebasan, membuat saya menjadi tidur lebih nyenyak
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
LAMPIRAN 2 : Uji Validitas dan Reliabilitas A. SKALA KONSEP DIRI Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 40
100.0
0
.0
40
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .909
N of Items .910
60 Item-Total Statistics Cronbach's
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00001
176.6250
338.907
.235
.
.908
VAR00002
177.1500
340.131
.148
.
.910
VAR00003
177.8000
342.779
.080
.
.911
VAR00004
177.5500
341.228
.186
.
.909
VAR00005
176.5500
334.664
.407
.
.907
VAR00006
176.4750
335.743
.546
.
.906
VAR00007
176.5250
340.512
.239
.
.908
VAR00008
177.0000
335.897
.373
.
.907
VAR00009
176.7500
335.167
.472
.
.906
VAR00010
177.7750
330.435
.430
.
.906
VAR00011
177.3250
341.251
.187
.
.909
VAR00012
177.2500
338.295
.379
.
.907
VAR00013
176.8250
326.815
.557
.
.905
VAR00014
176.9250
342.533
.234
.
.908
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
VAR00015
176.7250
333.846
.407
.
.907
VAR00016
176.6500
341.362
.260
.
.908
VAR00017
177.2000
326.062
.631
.
.904
VAR00018
177.6250
323.984
.680
.
.904
VAR00019
177.1250
331.240
.530
.
.906
VAR00020
176.5500
331.690
.683
.
.905
VAR00021
177.7250
334.358
.348
.
.907
VAR00022
176.9250
345.558
.043
.
.910
VAR00023
177.4500
339.997
.222
.
.908
VAR00024
177.4250
331.840
.517
.
.906
VAR00025
177.0500
330.510
.521
.
.906
VAR00026
177.3000
331.292
.458
.
.906
VAR00027
177.0500
341.074
.177
.
.909
VAR00028
176.9750
343.717
.219
.
.908
VAR00029
176.7500
332.244
.464
.
.906
VAR00030
176.7750
336.384
.378
.
.907
VAR00031
176.6000
337.374
.344
.
.907
VAR00032
176.5500
335.638
.465
.
.906
VAR00033
176.7250
331.384
.591
.
.905
VAR00034
176.5750
334.969
.493
.
.906
VAR00035
176.7000
335.087
.537
.
.906
VAR00036
176.9250
347.815
-.050
.
.911
VAR00037
176.7750
330.230
.536
.
.905
VAR00038
177.1750
324.507
.607
.
.904
VAR00039
177.1750
329.174
.519
.
.905
VAR00040
176.9500
324.356
.588
.
.904
VAR00041
177.3250
334.533
.353
.
.907
VAR00042
177.5000
356.051
-.291
.
.914
VAR00043
178.2000
349.651
-.116
.
.911
VAR00044
177.2000
325.600
.569
.
.905
VAR00045
176.7250
337.384
.433
.
.907
VAR00046
177.0000
340.821
.301
.
.908
VAR00047
177.4000
332.144
.433
.
.906
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
VAR00048
177.3500
331.515
.443
.
.906
VAR00049
176.9500
347.074
-.021
.
.910
VAR00050
176.9500
340.767
.259
.
.908
VAR00051
177.3000
334.523
.370
.
.907
VAR00052
177.1000
329.733
.596
.
.905
VAR00053
177.3500
331.105
.441
.
.906
VAR00054
177.1250
344.881
.097
.
.909
VAR00055
176.8750
344.984
.078
.
.909
VAR00056
177.3000
327.805
.532
.
.905
VAR00057
177.0000
340.000
.269
.
.908
VAR00058
177.0750
343.558
.108
.
.909
VAR00059
177.4000
329.528
.498
.
.906
VAR00060
177.3250
327.969
.578
.
.905
Reliabilitas Akhir Skala Konsep Diri
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .928
N of Items .924
B. SKALA KECEMASAN Case Processing Summary
Cases
N
%
Valid
40
100.0
Excludeda
0
.0
Total
40
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
.903
.899
82
Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
VAR00001
174.6500
435.464
-.110
.
.904
VAR00002
175.6750
424.481
.200
.
.903
VAR00003
175.8250
419.738
.406
.
.901
VAR00004
175.6000
417.733
.341
.
.901
VAR00005
175.8250
416.610
.465
.
.900
VAR00006
175.8250
414.712
.484
.
.900
VAR00007
175.5500
416.613
.414
.
.900
VAR00008
175.3750
427.830
.127
.
.903
VAR00009
175.7750
426.487
.198
.
.902
VAR00010
176.2500
431.269
.050
.
.903
VAR00011
175.8000
430.215
.066
.
.904
VAR00012
176.1500
429.310
.129
.
.903
VAR00013
175.8750
417.138
.528
.
.900
VAR00014
175.6500
408.797
.755
.
.898
VAR00015
176.1250
441.087
-.307
.
.906
VAR00016
174.6750
437.302
-.160
.
.905
VAR00017
176.6500
424.695
.402
.
.901
VAR00018
175.3500
451.310
-.561
.
.909
VAR00019
176.2250
429.358
.148
.
.903
VAR00020
176.2000
431.395
.049
.
.903
VAR00021
175.4500
420.869
.411
.
.901
VAR00022
176.6500
427.874
.247
.
.902
VAR00023
175.6500
406.797
.729
.
.897
VAR00024
175.7500
407.577
.719
.
.898
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
VAR00025
176.4000
425.426
.293
.
.902
VAR00026
175.8750
409.189
.732
.
.898
VAR00027
175.8250
415.687
.513
.
.900
VAR00028
176.0750
432.584
.019
.
.903
VAR00029
175.7000
413.446
.610
.
.899
VAR00030
175.6750
413.815
.570
.
.899
VAR00031
175.8750
406.471
.730
.
.897
VAR00032
176.1750
431.225
.056
.
.903
VAR00033
176.4000
416.605
.492
.
.900
VAR00034
176.0000
425.744
.281
.
.902
VAR00035
175.5500
414.767
.536
.
.899
VAR00036
176.2000
415.138
.597
.
.899
VAR00037
175.8250
430.404
.074
.
.903
VAR00038
175.7250
421.435
.312
.
.901
VAR00039
175.7000
409.497
.680
.
.898
VAR00040
175.5500
408.305
.659
.
.898
VAR00041
175.5500
436.921
-.146
.
.905
VAR00042
175.5750
415.635
.489
.
.900
VAR00043
175.7000
409.036
.668
.
.898
VAR00044
175.6250
430.548
.064
.
.903
VAR00045
175.6000
419.528
.428
.
.900
VAR00046
175.8250
422.097
.348
.
.901
VAR00047
175.7500
437.628
-.185
.
.905
VAR00048
176.6000
423.785
.370
.
.901
VAR00049
176.3500
426.285
.291
.
.902
VAR00050
176.4250
427.533
.207
.
.902
VAR00051
176.3500
417.310
.528
.
.900
VAR00052
176.5000
425.077
.347
.
.901
VAR00053
175.8750
417.958
.475
.
.900
VAR00054
175.7500
413.013
.581
.
.899
VAR00055
175.9500
410.510
.690
.
.898
VAR00056
175.7250
405.025
.763
.
.897
VAR00057
175.6000
417.938
.421
.
.900
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
VAR00058
176.1750
424.815
.288
.
.902
VAR00059
175.7750
433.461
-.025
.
.904
VAR00060
175.8750
411.651
.653
.
.899
VAR00061
176.2750
437.025
-.163
.
.905
VAR00062
176.0000
422.000
.357
.
.901
VAR00063
175.3500
424.592
.210
.
.902
VAR00064
176.4000
428.554
.157
.
.903
VAR00065
176.2500
426.654
.307
.
.902
VAR00066
176.2750
427.897
.216
.
.902
VAR00067
176.3250
424.943
.358
.
.901
VAR00068
176.3500
430.797
.077
.
.903
VAR00069
175.6750
431.404
.028
.
.904
VAR00070
175.2750
451.076
-.396
.
.910
VAR00071
175.7000
415.600
.496
.
.900
VAR00072
176.2500
421.115
.449
.
.901
VAR00073
176.3750
423.061
.426
.
.901
VAR00074
175.5250
416.974
.392
.
.901
VAR00075
176.0750
430.379
.093
.
.903
VAR00076
176.1500
412.438
.536
.
.899
VAR00077
175.5000
436.718
-.129
.
.905
VAR00078
175.7500
411.167
.664
.
.898
VAR00079
176.4750
430.615
.103
.
.903
VAR00080
176.4000
428.195
.184
.
.902
VAR00081
175.9750
440.179
-.240
.
.906
VAR00082
176.0500
425.485
.182
.
.903s
Reliabilitas Akhir Skala Kecemasan Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's Alpha Based on
Alpha
Standardized Items .952
N of Items .950
44
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 3 : Skala Penelitian
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Yogyakarta, Maret 2015 Kepada : Yth. Para partisipan turut berpartisipasi dalam penelitian ini. Dengan hormat, Saya Henricus Yudianto Agung Nugroho (099114118) adalah seorang mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Saya mohon Anda untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan yang telah tersusun dalam skala ini. Semua tanggapan yang Anda berikan akan dijaga kerahasiaannya. Oleh sebab itu, saya mengharapkan Anda untuk menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Tidak ada jawaban benar dan salah. Partisipasi Anda akan sangat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Atas kesediannya saya ucapkan terima kasih. Hormat saya, (Henricus Yudianto)
PERNYATAAN KESEDIAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa saya mengisi angket ini tidak di bawah paksaan atau tekanan dari pihak tertentu, tetapi dengan sukarela demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua jawaban yang saya berikan merupakan murni dari apa yang saya alami bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya dan saya mengijinkan bahwa dengan merahasiakan identitas diri saya, maka jawaban saya tersebut dapat dipergunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini. Menyetujui,
...................................... Yogyakarta, ..... Maret 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
IDENTITAS DIRI Nama (Boleh Inisial)
:
Jenis kelamin
:
Usia
:
Lama pembinaan di LAPAS : Berapa lama lagi akan bebas :
Skala berikut berisi pernyataan – pernyataan tentang bagaimana Anda memandang keseluruhan diri anda sendiri. Baca dan pahamilah setiap pernyataan tersebut dengan seksama. Saya mengharapkan partisipasi anda dengan cara memilih salah satu jawaban yang paling mencerminkan kondisi diri Anda sesungguhnya. Tidak ada jawaban benar dan salah. Pastikan bahwa seluruh pernyataan terjawab dan diharapkan tidak mengosongkan satu nomorpun. Pilihan dari masing-masing jawaban adalah sebagai berikut : SS : bila pernyataan “Sangat Sesuai” dengan anda S : bila pernyataan “Sesuai” dengan anda TS : bila pernyataan “Tidak Sesuai” dengan anda STS : bila pernyataan “Sangat Tidak Sesuai” dengan anda
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
SKALA I Isilah dengan memberikan tanda centang (√) pada pilihan-pilihan berikut : SS : bila pernyataan “Sangat Sesuai” dengan anda S : bila pernyataan “Sesuai” dengan anda TS : bila pernyataan “Tidak Sesuai” dengan anda STS : bila pernyataan “Sangat Tidak Sesuai” dengan anda Contoh cara pengisian :
Pernyataan Saya menerima status sebagai narapidana Ketika
SS
S √
TS
STS
anda keliru dalam member tanda centang (√), anda dapat mencoret
jawaban anda yang keliru dan member tanda centang (√) pada jawaban yang anda anggap benar Contoh koreksi jawaban Pernyataan Saya menerima status saya sebagai narapidana
SS
S √
TS √
….SELAMAT MENGERJAKAN…..
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 1
Pernyataan Saya dapat memetik hikmah dari peristiwa yang telah saya alami selama ini
2
Saya merasa hari-hari saya di lembaga pemasyarakatan ini membuat saya menjadi manusia yang lebih mudah bersyukur
3
Saya merasa selama menjalani pembinaan tidak mendapatkan manfaat yang berarti
4
Sebagai narapidana menjelang bebas, saya tahu pekerjaan apa yang sesuai dengan kemampuan saya
5
Saya merasa menjalani hukuman pemasyarakatan adalah beban
6
Sebagai warga binaan, saya merasa belum memahami kewajiban yang harus dilakukan
7
Saya merasa dikucilkan oleh keluarga karena saya seorang narapidana
8
Saya merasa di terima oleh keluarga walau status saya saat ini adalah narapidana
9
Saya merasa kesulitan ketika harus memilih pekerjaan yang akan saya lakukan.
10
Saya merasa belum menemukan kelebihan di dalam diri saya
11
Ketika merasa putus asa, saya cenderung menyerah dengan keadaan
12
Setelah bebas nanti, saya ingin menjadi orang yang sukses dalam hidup
13
Saya merasa berat harus menjalani hari-hari saya selama ini di dalam lembaga pemsyarakatan
14
Saya kurang mengetahui apa saja sifat-sifat yang saya miliki
15
Saya merasa telah gagal dalam hidup
16
Saya merasa rendah diri ketika bertemu dengan orang lain
17
Saya yakin setelah saya bebas nanti saya akan menjadi pribadi yang lebih positif dan tak akan melakukan tindak kriminal kembali
di
lembaga
SS
S
TS
85
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
Saya merasa memiliki kemampuan diandalkan
yang dapat
19
Setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan saya yakin akan kembali diterima oleh keluarga
20
Saya merasa pembinaan di lembaga pemasyarakatan membuat diri saya nanti akan menjadi lebih tangguh
21
Saya yakin dapat melanjutkan impian saya setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan nanti
22
Banyak kegiatan positif yang bisa saya lakukan di luar lembaga pemasyarakatan ketika bebas nanti
23
Setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan saya yakin akan di terima kembali oleh masyarakat
24
Saya tahu apa yang menjadi tujuan hidup saya
25
Setelah saya bebas nanti, status mantan narapidana akan mempersulit saya mendapatkan pekerjaan
26
Setelah saya bebas nanti, masyarakat akan memiliki stigma yang negatif karena status saya sebagai mantan narapidana
27
Saya merasa keluarga menolak kehadiran saya karena status sebagai mantan narapidana
28
Saya belum menemukan apa yang menjadi potensi saya sehingga sangat kebingungan memilih kegiatan apa yang harus saya ikuti
29
Setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan nanti, cita-cita yang pernah saya miliki tidak akan mungkin terwujud
30
Saat di dalam lembaga pemasyarakatan saya merasakan bahwa hukuman ini harus di jalani karena merasa bertanggung jawab atas kesalahan yang telah diperbuat
31
Sebagai narapidana, saya tahu potensi apa yang bisa saya kembangkan di lembaga pemasyarakatan dengan mengikuti kegiatan yang sesuai dengan potensi saya itu
32
Saya mudah merasa sakit hati dan lama untuk sembuh dari perasaan itu.
33
Saya merasa pesimis pada hidup yang akan saya jalani karena saya adalah seorang narapidana
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
Saya merasa berat menjalani kegiatandi dalam lembaga pemasyarakatan
35
Saya merasa belum tahu apa yang menjadi tujuan hidup saya
36
Saya merasa menjadi seorang narapidana merupakan suatu kesalahan yang tidak bisa diperbaiki lagi
37
Saya masih merasa bingung ketika saya bebas nanti apa yang harus saya kerjakan
38
Saya sering merasa takut ketika harus menghadapi masalah
39
Dengan kemampuan yang ada di dalam diri, saya merasa kurang memilikinya dibandingkan dengan orang di sekitar saya
87
....LANJUT KE SKALA 2...
SKALA 2 Isilah dengan memberikan tanda centang (√) pada pilihan-pilihan berikut : SS : bila pernyataan “Sangat Sesuai” dengan anda S : bila pernyataan “Sesuai” dengan anda TS : bila pernyataan “Tidak Sesuai” dengan anda STS : bila pernyataan “Sangat Tidak Sesuai” dengan anda Contoh cara pengisian :
Pernyataan Saya menerima status sebagai narapidana
SS
S √
TS
STS
Ketika anda keliru dalam member tanda centang (√), anda dapat mencoret jawaban anda yang keliru dan member tanda centang (√) pada jawaban yang anda anggap benar Contoh koreksi jawaban Pernyataan Saya menerima status saya sebagai narapidana
SS
S √
TS √
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 1
Pernyataan Saya kurang nyaman ketika saya bertemu orang di lembaga pemasyarakatan lalu bertanya kapan saya bebas
2
Saya memilih untuk diam ketika saya harus berkesempatan untuk berinteraksi dengan orang di luar lembaga pemsyarakatan
3
Menjelang masa kebebasan yang tidak lama lagi membuat selera makan saya menurun
4
Menjelang kebebasan, saya menjadi lebih sulit untuk memustuskan apa yang menjadi pilihan saya
5
Menjelang kebebasan membuat saya terus memikirkan tentang pandangan negatif masyarakat pada saya
6
Menjelang kebebasan, saya merasa keputusan yang saya ambil tidak sesuai dengan keinginan saya
7
Telapak tangan dan kaki saya terasa dingin ketika orang di luar lembaga pemsyarakatan bertanya tentang rencana saya setelah bebas
8
Saya akan berusaha seminimal mungkin berinteraksi dengan orang di luar Lapas
9
Masa menjelang bebas membuat perasaan saya tidak tentram atau resah membayangkan tantangan yang harus saya jalani sebagai mantan narapidana
10
Saya merasa takut ketika bebas masyarakat di luar lembaga pemasyarakatan akan menolak kehadiran saya karena status mantan narapidana
11
Saya merasa takut ketika bebas nanti tidak ada yang menerima saya bekerja
12
Menjelang masa kebebasan saya merasakan mudah sekali mengalami gangguan perut seperti maag dan mual tiba-tiba
13
Menjelang masa bebas membuat pikiran saya menjadi kurang fokus dari biasanya. Misalnya ketika teman mengajak bicara saya sering melamun
SS
S
TS
88
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
Saya khawatir jika bertemu dengan orang di luar lembaga pemasyarakat mengetahui saya seorang narapidana
15
Ketika besok saya tahu akan bertemu dengan orang di luar lembaga pemasyarakatan saya merasakan sakit di area perut dan mual tanpa sebab
16
Masa menjelang bebas ini membuat saya lebih mudah marah sehingga membuat saya mudah untuk memukul atau menyakiti teman saya
17
Menjelang kebebasan saya yang tidak lama lagi membuat saya sulit tidur
18
Menjelang masa bebas yang tidak lama lagi membuat saya mudah marah dengan teman sesama narapidana dengan alasan yang kurang jelas
19
Masa menjelang bebas ini saya semakin cuek dengan penampilan saya di depan orang
20
Kepala sering terasa sakit tanpa sebab ketika saya harus berinteraksi dengan orang di luar lembaga pemasyarakatan
21
Masa menjelang bebas ini saya sering merasakan otot leher mudah tegang seperti menahan beban yang berat tanpa ada pemicu yang jelas
22
Saya akan lebih banyak diam ketika orang bertanya apa rencana saya setelah saya bebas nanti
23
Saya merasa menjadi lebih mudah sakit hati ketika orang lain mengkritik saya
24
Menjelang kebebasan, membuat saya tidur menjadi tidak nyenyak mudah terbangun secara tiba-tiba
25
Saya akan menghindar ketika teman sesama narapidana mengajak bertukar pendapat rencana yang dilakukan setelah bebas nanti
26
Saya yakin di luar lembaga pemasyarakatan banyak kegiatan positif yang dapat saya kerjakan
27
Masa – masa menjelang bebas ini, membuat saya lebih
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sering berkata kasar pada teman saya 28
Menjelang masa bebas ini saya menjadi pribadi yang lebih sabar dari sebelumnya
29
Menjelang masa bebas, saya merasa kurang dapat mengingat sesuatu misalnya lupa menaruh dimana saya td meletakan gelas beberapa menit setelah minum
30
Saya merasa waktu menjelang kebebasan ini membuat saya menjadi sulit untuk tenang dalam berpikir
31
Saya fokus pada apa yang dapat saya kerjakan hari ini
32
Membayangkan bertemu dengan masyarakat di luar lembaga pemasyarakatan membuat kepala sering pusing tanpa sebab
33
Saya merasa di masa-masa menjelang bebas ini menjadi cuek dengan diri saya yang terjadi biar saja terjadi
34
Ketika saya diberi kesempatan untuk berinteraksi di luar lembaga pemasyarakatan saya akan cenderung menghindar ketika bertemu dengan orang yang belum saya kena
35
Masa menjelang bebas membuat saya merasa kurang memperhatikan kegiatan yang sedang saya harus ikuti di lembaga pemsyarakatan
36
Ketika orang bertanya kapan saya bebas saya akan menjawab dengan santai apa adanya
37
Saya takut ketika saya bebas nanti tidak ada kegiatan yang bisa saya lakukan karena terbiasa di dalam lembaga pemsyarakatan banyak kegiatan yang dikerjakan
38
Menjelang kebebasan membuat mengeluhkan sakit pada kepala
39
Menjelang kebebasan, saya merasa lebih mudah untuk menentukan keputusan apa yang akan saya ambil
40
Saya merasa rileks atau tetap bersikap tenang walau sebentar lagi saya menghadapi masa bebas
saya
jarang
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
Ketika berinteraksi dengan orang di luar lembaga pemsyarakatan saya ingin melakukan hal yang ingin saya lakukan namun terasa sulit; seperti berjabat tangan atau menegur sapa dengan mereka lebih dulu
42
Saya merasa takut ketika bebas nanti mungkin keluarga menolak saya karena status mantan narapidana
43
Ketika berinterkasi dengan orang di luar lembaga pemsyarakatan membuat saya sulit untuk mengucapkan kata padahal saya ingin mengucapkannya
44
Masa menjelang bebas membuat perasaan saya lega karena saya bisa menjalani kehidupan kembali sebagai warga masyarakat
.....Selesai....
Periksa kembali jawaban anda jangan sampai ada yang terlewat atau kosong. Terima kasih
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4 : Data Penelitian SUBJEK
SKOR TOTAL KONSEP DIRI
SKOR TOTAL KECEMASAN
1
84
95
2
102
78
3
90
89
4
82
112
5
87
103
6
97
59
7
113
46
8
86
100
9
83
104
10
91
83
11
71
106
12
78
98
13
84
90
14
87
118
15
87
83
16
98
89
17
75
85
18
103
80
19
77
102
20
89
87
21
99
83
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
102
59
23
85
101
24
75
110
25
92
81
26
70
105
27
71
97
28
86
101
29
90
89
30
81
129
31
114
47
32
86
104
33
90
107
34
73
83
35
77
111
36
110
87
37
120
56
38
111
66
39
94
102
40
88
94
41
74
133
42
77
109
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Lampiran 5 : Deskripsi Data Penelitian Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
konsep_diri
42
88.78
12.682
70.00
120.00
kecemasan
42
91.93
19.634
46.00
133.00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
Lampiran 6 : Uji Asumsi A. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test konsep_diri N
kecemasan
42
42
88.7857
91.93
12.68288
19.634
Absolute
.129
.110
Positive
.129
.082
Negative
-.072
-.110
Kolmogorov-Smirnov Z
.833
.715
Asymp. Sig. (2-tailed)
.492
.686
Normal Parameters
a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal.
B. Uji Linearitas ANOVA Table Sum of Squares kecemasan Between *
Groups
(Combined) 14372.786 Linearity
Mean df
Square
F
Sig.
29
495.613
4.153
.006
8991.548
1
8991.548
75.348
.000
5381.238
28
192.187
1.611
.193
1432.000
12
119.333
15804.786
41
konsep_diri Deviation from Linearity Within Groups Total
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Scatterplot
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
Lampiran 7 : Uji Hipotesis Correlations konsep_diri konsep_diri
Pearson Correlation
kecemasan 1
Sig. (2-tailed) N kecemasan
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
-.754
**
.000 42
42
**
1
-.754
.000 42
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99