HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN SELF EFFICACY DENGAN PERAWATAN DIRI LANSIA HIPERTENSI 1
2
Leya Indah Permatasari , Mamat Lukman , Supriadi
3
ABSTRAK Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana adanya peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukan oleh sistolik dan diastolik. Hipertensi salah penyakit kronik yang cenderung meningkat ketika usia bertambah, masalah hipertensi pada lansia ini harus segera diatasi karena akan menimbulkan komplikasi. Salah satu pendekatan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan perawatan diri yang bertujuan untuk meminimalkan komplikasi. Banyak faktor yang mempengaruhi perawatan diri baik secara internal maupun eksternal. Keluarga sebagai sumber utama dalam perawatan dan peningkatan keyakinan pada lansia. Namun pelaksanaannya pada lansia masih kurang optimal. Dari penelusuran litelatur terdapat gap atau perbedaan faktor yang mempengaruhi perawatan diri, baik secara internal atau eksternal. Sehingga perlu dikaji lebih dalam lagi apa saja yang lansia hipertensi butuhkan dalam melaksanakan perawatan diri. Kata kunci :dukungan keluarga, self eficacy, lansia, hipertensi ABSTRACT Hypertension was a condition where there was increase of blood pressure above normal that was showed by systolic and diastolic. Hypertension was one of chronic illness that tends to be increase when someone was getting older. Elderly hypertensions problem should be resolved because it would make more complication. One of approach to solving this problem was by self care that was aim to minimize complication. Many factors were influence of self care in internally or externally. Family was main sources in the treatment and enhancement of elderly confidence. But, the implementation in the elderly was not optimal. Based on the literature approach, there were a gaps or factors differences influenced of self care both of internally or externally. So, it needs to be studied deeper what of elderly hypertension needed in doing self care. Key words : Family support, self efficacy, elderly, hipertension
PENDAHULUAN Artikel ini merupakan literature review dari beberapa hasil penelitian, baik penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif yang membahas mengenai dukungan keluarga, self efficacy dan perawatan diri lansia hipertensi. Penulis melakukan pencarian hasil penelitian melalui beberapa jurnal yakni : Pub Med, Journal of American College Cardiology, Proquest, BMC. Hasil pencarian diperoleh 30 hasil penelitian yang berkaitan dengan dukungan keluarga dan self efficacy terhadap perawatan diri lansia hipertensi. Dari sekian hasil penelitian hanya diambil 20 buah yang benar-benar relevan dengan bahasan padaartikel 1 2 3
Mahasiswa Program Magister KeperawatanUniversitasPadjadjaran StafPengajar Program Magister KeperawatanUniversitasPadjadjaran StafPengajar Politeknik Kesehatan Bandung
993
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014
ini.Hasil penelitian dibatasi pada penelitian yang hanya membahas tentang dukungan keluarga, self efficacy dan perawatan diri pada penyakit kronik. Analisis konten dilakukan dengan membandingkan kesamaan tujuan dan variable penelitian kemudian dilakukan review terhadap semua hasil penelitian pada artikel yang terpilih. GAMBARAN UMUM HIPERTENSI Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana adanya peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukan oleh sistolik dan diastolik (Pudiastuti, 2013). Hipertensi akan cenderung meningkat ketika usia bertambah, karena pada saat berumur di atas 60 tahun, 50 - 60% mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal itu merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada individu yang bertambah usianya (Susilo & Wulandari, 2011). Hipertensi merupakan faktor utama risiko stroke, gagal jantung dan jantung koroner pada lansia, dengan resiko ini lebih besar terjadi pada usia lanjut dari pada
usia muda. Sedangkan tekanan darah diastolik merupakan
prediktor dari risiko jantung koroner pada usia dibawah 50 tahun, tekanan sistolik dan tekanan diastolik menjadi lebih besar setelah usia 60 tahun (Franklin et al, 2001 dalam Kaplan, 2002).Menurut Lewis et al., (2007), penyebab terjadinya hipertensi dapat dapat diklasfikasikan sebagai hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer terdapat lebih dari 90% dari semua kasus hipertensi kurang dari 5-8% orang dewasa hipertensi memiliki hipertensi sekunder (Black & Hawks, 2009). Berdasarkan hasil penelitian dari John, Muliyil, dan Balraj (2010), lansia cenderung memiliki status risiko kardiovaskular absolut lebih tinggi , karena ada kecenderungan yang jelas terhadap tekanan darah tinggi dengan bertambahnya usia. Ini menunjukan bahwa lansia berisiko mengalami hipertensi (Stanley & Bare, 2005) serta menunjukan bahwa tekanan darah akan meningkat dengan bertambahnya usia. Oleh karena itu diperlukan pencegahan dan pengendalian tekanan darah serta perubahan perilaku dan gaya hidup pada lansia.Hal yang sama diungkap oleh Sherlock, Beard, Minicuci, Ebrahim dan Chatterji (2014), menyatakan bahwa hipertensi meningkat di negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah. Timbulnya penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab yang terbesar, sehingga diperlukan pengendalian faktor resiko penyakit ini.
994
Hubungan Dukungan Keluarga dan Self Efficacy Dengan Perawatan Diri Lansia Hipertensi Leya Indah Permatasari, Mamat Lukman, Supriadi
DUKUNGAN KELUARGA Dukungan keluarga merupakan suatu proses hubungan antar keluarga yang diperlihatkan melaluisikap, tindakan dan penerimaan keluarga yang terjadi selama masa hidup (Friedman, 2010). Dukungan keluarga dapat berupa dukungan internal yang dapat diterima dari suami, isteri, atau dukungan dari saudara kandung dan dapat juga berupa dukungan eksternal dari keluarga inti. Dukungan yang diberikan keluarga berupa dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan informasional dan dukungan instrumental (House dan Khan,
1985)
dalam
Friedman
(2010).
Rendahnya
dukungan
keluarga
berhubungan dengan peningkatan angka kesakitan dan kematian (Pender, Murdaugh dan Parson, 2002). Rubin dan Peyrot (2002) melaporkan bahwa 77% klien yang memiliki penyakit kronis merasa membutuhkan dukungan dari keluarga. Umumnya lansia tinggal bersama suami, anak, menantu dan cucu atau saudara dalam satu rumah. Sehingga dukungan dari keluarga sangat dibutuhkan oleh lansia karena lansia memiliki keterbatasan secara fisik, selain itu lansia membutuhkan bantuan dalam melakukan perawatan secara jangka panjang, bantuan pelayanan kesehatan dan kebutuhan psikologis yang secara keseluruhan diatur oleh keluarga (Dillenburger & McKerr, 2010). Kaakinen, et al., (2010) berpendapat bahwa keluarga bertanggung jawab dalam pemberian perawatan pada lansia. Hasil penelitian Rosana and Lidya, (2008), mengungkapkan bahwa keterlibatan keluarga dalam perawatan penting untuk mengontrol tekanan darah, dan kurangnya dukungan keluarga dapat menyebabkan kurang stabilnya seluruh rencana perawatan. Penelitian Kandari, (2011), mengungkapkan bahwa dukungan dan status kesehatan umum lansia, memiliki efek yang besar pada kehidupan lansia karena mengingat terjadi penurunan fungsi psikologis pada lansia. Hasil penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Shahriari, Ahmadi, Babaee, Mehrabi dan Sadeghi (2013) menunjukkan bahwa setelah intervensi, skor perilaku perawatan diri pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah 47,2 dan 28,4, dan t-test independent mengungkapkan bahwa perbedaan itu signifikan secara statistik,sehingga metode dukungan keluarga sangat efektif untuk meningkatkan perilaku perawatan diri pada pasien dengan gagal jantung.
995
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014
Bauman dan Dang (2012) berpendapat bahwa dalam membantu klien mencapai kemampuan dalam melakukan perawatan diri diperlukan adanya motivasi, keyakinan budaya, self efficacy dan dukungan sosial. Studi analisis korelasi yang diungkapkan oleh Piferi & Lawle, (2006) menyatakan bahwa individu
yang mendapatkan dukungan lebih besar dari yang diterima dapat
meningkatkan self efficacy, harga diri meningkat, depresi menurun, stress berkurang dibandingkan dengan yang kurang mendapatkan dukunganl. Hasil penelitian ini
menggambarkan bahwa memberi dukungan dapat memberikan
suatu efek yang besar pada kesehatan. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Jaiyungyen, et al., (2012), bahwa anggota keluarga merupakan sumber dukungan terbesar bagi lansia hipertensi agar lansia dapat menjaga perilaku kesehatannya secara mandiri. Hal yang sama diungkap Brittain, Taylor dan Wu, (2010)yang
mengungkapkan
bahwa
dukungan
sosial
keluarga
dalam
mengendalikan tekanan darah dapat membantu meminimalkan komplikasi yang terkait dengan hipertensi.Keterlibatan keluarga dalam
merawat dan menjaga
kesehatan lansia dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga lansia dapat meningkatkan kesehatannya (Mubarak, 2006).
SELF EFFICACY Self Efficacy menurut Bandura (2004) adalah keyakinan seseorang tentang kemampuan mereka untuk menghasilkan tindakan yang ingin dicapai dan mempunyai pengaruh pada efficacy
akan memberikan
kehidupan mereka. Keyakinan tentangSelf
dasar
motivasi,
kesejahteraan
dan prestasi
seseorang.Self efficacy akan menentukan bagaimana seseorang merasa, berfikir, memotivasi dirinya dan berperilaku. Menurut Bandura (2004), terdapat empat sumber yang mempengaruhi Self efficacy diantaranya 1. Pencapaian Prestasi (performance accomplishment), Keyakinan diri akan timbul ketika lansia mengalami keberhasilan dalam merawat diri, sementara keyakinan diri berkurang ketika lansia tidak berhasil dalam merawat diri. 2. Pengalaman orang lain (vicarios experiences). Keyakinan lansia dapat meningkat ketika lansia hipertensi melihat lansia lain yang memiliki hipertensi dapat merawat diri. Keyakinan timbul bahwa lansia mampu berhasil untuk merawat diri. 3. Persuasi verbal (verbal persuasion), pemberian motivasi atau dukungan yang dianggap lansia memiliki pengaruh besar seperti dari
996
Hubungan Dukungan Keluarga dan Self Efficacy Dengan Perawatan Diri Lansia Hipertensi Leya Indah Permatasari, Mamat Lukman, Supriadi
keluarga, teman, dokter, perawat. 4. Respon fisiologis (physiological responses). Lansia akan terlihat stress dan tegang ketika tidak mampu merawat diri, Mood yang positif akan meningkatkan keberhasilan lansia dalam perilaku merawat diri sebaliknya keputusaaan akan menyebabkan kegagalan dalam perilaku merawat diri pada lansia. Passer dan Smith, (2009) berpendapat bahwa self efficacy Bandura merupakan kunci penting dimana lansia yakin terhadap kemampuannya dalam melakukan suatu perilaku untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Lansia yang memiliki self efficacy tinggi akan cenderung memiliki keyakinan dan kemampuan dalam mencapai suatu tujuan (Passer dan Smith, 2009). Penelitian dari Findlow, Seymour dan Huber (2012), menyatakan bahwa individu dengan self efficacy tinggi akan mengalami peningkatan yang signifikan terhadap kepatuhan pengobatan, diet rendah garam, terlibat dalam aktivitas fisik, tidak merokok, dan melakukan manajemen berat badan. Hal yang sama diungkap oleh Lee at al, (2009) dalam penelitiannya yang berpendapat bahwa selfefficacy merupakan faktor yang berkontribusi paling signifikan dalam melakukan perawatan diri pada hipertensi, selain itu untuk mengontrol hipertensi peningkatan self efficacy dapat dimodifikasi secara personal Self efficacy merupakan bagian penting dalam perawatan diri dan berhubungan dengan manajemen berat badan, selain itu self efficacy berhubungan dengan kepatuhan terhadap pengobatan antihipertensi. Menurut hasil penelitian Mc Auley et al., (2006) bahwa self efficacy memberikan kontribusi terhadap pemahaman yang lebih baik dalam proses perubahan perilaku kesehatan
sehingga
self
efficacy
sangat
penting
untuk
meningkatkan
pengetahuan, perilaku dan keterampilan (Varekamp,et al., 2009). Menurut penelitian Hu dan Arau, (2013), Self efficacy telah diakui sebagai faktor utama yang berpengaruh dalam melakukan perawatan diri serta manajemen penyakit kronis. Penelitian pada lansia dengan penyakit jantung, self efficacy diperkirakan dapat meningkatkan kesehatan lansia, diet dan olah raga teratur. Hal yang sama diungkap oleh Neafsey et al., (2010), yang menemukan terdapat perbedaan yang signifikan antara self efficacy dan perilaku kesehatan dalam mengontrol hipertensi dilihat secara sosio demografi, gender, ras dan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagairancangan intervensi dalam mengontrol hipertensi. Yang, jeong, kim dan lee (2013) berpendapat bahwa memberikan informasi mengenai perawatan diri hipertensi berhubungan dengan self efficacy
997
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014
dalam mengontrol hipertensi dan merupakan faktor yang berpengaruh secara signifikan dalam perilaku perawatan hipertensi.Lansia yang memiliki self effficacy tinggi akan mencapai suatu tujuan yang lebih baik karena lansia memiliki motivasi yang kuat, tujuan yang jelas, emosi yang stabil dan kemampuannya untuk memberikan hasil yang baik atas aktivitas atau perilaku dengan sukses. PERAWATAN DIRI Perawatan diri merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu untuk menjaga kesehatannya secara mandiri (Ricahrd, 2012). Dalam teori self care, Orem mengatakan bahwa perawatan diri merupakan kegiatan untuk membentuk kemandirian individu guna mempertahankan kesehatan. Sementara menurut Cameron et al., (2012) perawatan diri adalah proses yang melibatkan individu sehingga dapat mengelola kesehatan mereka dengan mengadopsi keterampilan dan perilaku untuk mencegah penyakit, merawat penyakit dan memulihkan kesehatan. Perawatan diri melibatkan kemampuan individu untuk merawat dirinya sendiri dan kegiatan untuk mencapai, mempertahankan, atau mempromosikan kesehatan secara optimal (Richard dan Shea, 2011). Sehingga dapat disimpulkan bahwa perawatan diri merupakan kemampuan yang dilakukan oleh lansia dalam merawat diri untuk meningkatkan kesehatan. Gohar et al. (2008) menggambarkan bahwa perawatan diri merupakan pemeliharaan kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit pada individu. Kegiatan perawatan diri pada hipertensi meliputi modifikasi gaya hidup dengan menjaga berat badan, diet dan minum obat sesuai resep dapat membantu mengontrol tekanan darah (Bonnecwe, 2012). Achananuparp (2008), mengatakan bahwa aktivitas perawatan diri yang tepat pada lansia hipertensi adalah aktivitas yang bersifat nonfarmakologis berupa modifikasi gaya hidup dengan cara melakukan pengobatan yang direkomendasikan oleh dokter dan termasuk mengontrol diet, mengontrol berat badan, melakukan aktivitas fisik dan manajemen stress, menghindari merokok, dan monitoring darah secara rutin. Aktivitas secara nonfarmokologis telah banyak dilakukan dalam melakukan perawatan diri diantaranya penelitian yang telah dilakukan oleh Appel et al, (2006) mengatakan terdapat sebuah bukti penting yang sangat mendukung berbagai sumber bahwa faktor makanan dapat mempengaruhi tekanan darah, untuk menurunkan tekanan darah modifikasi diet yang dapat dilakukan dengan cara mengurangi asupan garam dan penurunan berat badan.Whelton, et al
998
Hubungan Dukungan Keluarga dan Self Efficacy Dengan Perawatan Diri Lansia Hipertensi Leya Indah Permatasari, Mamat Lukman, Supriadi
(2002) mengatakan bahwa jalan cepat selama 30-45 menit perhari dapat menurunkan
tekanan
darah.Pengurangan
berat
badan
telah
terbukti
menormalkan tekanan darah sampai dengan 75% pada pasien kelebihan berat badan dengan hipertensi ringan hingga sedang (Katzung, 2001). Perawatan diri yang efektif dapat meminimalkan komplikasi, sehingga dapat meningkatkan kepuasan pada lansia dalam menjalani perawatan, meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian lansia serta meningkatkan kualitas hidup lansia. Karena perawatan diri merupakan faktor utama dalam upaya peningkatan kesehatan. Penelitian yang dilakukan Findlow, RB dan LR, (2011) Mewawancari 190 orang di Afrika Amerika dengan hipertensi tentang self efficacy dan kegiatan perawatan diri. Lebih dari setengah (59%) dari sampel memiliki self efficacy baik dalam mengelola hipertensi mereka. Secara statistik self efficacy signifikan berhubungan dengan peningkatan kepatuhan dalam pengobatan (PR 1,23), diet makan rendah garam (PR=1,27), tidak merokok (PR=1,10) dan manajemen berat badan (PR=1,63). Self efficacy sangat terkait dengan kepatuhan lima dari enam aktivitas perawatan diri yang telah dianjurkan untuk hipertensi. Afrika Amerika merasa yakin bahwa hipertensi adalah kondisi yang dikelola dan bahwa mereka memiliki pengetahuan tentang perilaku perawatan diri yang tepat merupakan faktor penting dalam meningkatkan perawatan diri hipertensi dan kontrol tekanan darah. Praktisi kesehatan harus menilai aktivitas perawatan diri secara individu dan mengarahkan mereka ke arah teknik-teknik praktis untuk membantu meningkatkan keyakianan diri mereka dalam mengelola tekanan darah. Hasil penelitian Kara dan Alberto, (2007) pada klien obstruksi paru menunjukkan hasil lemah sampai sedang, yang secara statistik signifikan terdapat hubungan antara dukungan keluarga dan perawatan diri perilaku, self efficacy dan perilaku perawatan diri dan dukungan keluarga dan self efficacy pada pasien Turki dengan penyakit paru obstruktif kronik. Penilaian dari dukungan keluarga, self efficacy dan perilaku perawatan diri dari pasien dengan penyakit
paru
obstruktif
kronik
menjadi
bagian
penting
dalam
praktik
keperawatan. Penelitian ini memberikan landasan bagi pelaksanaan dalam melatih perawatan diri untuk mengelola pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik. Meskipun sebagian besar sampel merasa bahwa mereka memiliki dukungan keluarga dan lebih dari tiga perempat dari jumlah sampel yang terlibat dalam perilaku perawatan diri, hanya 25 peserta yang dirasakan memiliki self
999
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014
efficacy tinggi. Hasil penelitian tersebut menyatakan terdapat hubungan positif dan signifikan secara statistik antara dukungan keluarga dan perilaku perawatan diri dan antara self efficacy dan perilaku perawatan diri. Selain itu terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan keluarga dan self efficacy. Sementara menurut Lee et al,. (2010) secara umum perawatan diri merupakan
proses
menjaga
kesehatan
melalui
keyakinan
positif
dan
pengelolaan penyakit. Individu yang mengalami penyakit kronis, dapat melakukan manajemen diri melalui perawatan diri dalam mempertahankan kesehatan serta mengurangi efek dari penyakit dan membatasi perkembangan penyakit (Adulv et al., 2010). Penelitian-penelitian tersebut menjelaskan bahwa untuk meningkatkan perawatan diri pada lansia hipertensi diperlukan adanya dukungan sosial dan self efficacy. Perawatan diri bertujuan merubah gaya hidup seperti monitoring tekanan darah, menjaga berat badan, makan makanan yang sehat dan jaga berat badan, serta rutin minum obat teratur untuk membantu klien dalam meminimalkan komplikasi dari hipertensi.
KESIMPULAN Dari review beberapa penelitian di atas mengenai dukungan keluarga dan self efficacy dengan perawatan diri dari penelitian terdapat gap atau perbedaan. Dukungan keluarga sebagai pendukung utama dalam perawatan diri, satu aspek yang mempengaruhi keberhasilan dalam merawat diri dan self efficacy salah aspek yang mempengaruhi keberhasilan dalam merawat diri. Namun dari penelitian-penelitian tersebut memperlihatkan adanya saling keterkaitan antara dukungan keluarga dan self efficacy, self efficacydengan perawatan diri dan dukungan dengan perawatan diri sehinggatidak dapat berdiri sendiri karena saling mempengaruhi.
DAFTAR PUSTAKA Achananuparp, S. (2008). Hypertension. Publishing Doctors:Bangkok, Thailand. Adulv, A., Asplund, K., & Norbergh, K. G. (2010). Who's in charge? The role of responsibility attribution in self-management among people with chronic illness. Patient education and counseling, 81(1), 94-100. Al-Kandari, Y. Y. (2011). Relationship of strength of social support and frequency of social contact with hypertension and general health status among older adults in the mobile care unit in Kuwait. Journal of cross-cultural gerontology, 26(2), 175-187.
1000
Hubungan Dukungan Keluarga dan Self Efficacy Dengan Perawatan Diri Lansia Hipertensi Leya Indah Permatasari, Mamat Lukman, Supriadi
Appel, L. J., Brands, M. W., Daniels, S. R., Karanja, N., Elmer, P. J., & Sacks, F. M. (2006). Dietary approaches to prevent and treat hypertension a scientific statement from the American Heart Association. Hypertension, 47(2), 296-308. Bandura, A. (2004). Health promotion by social cognitive means. Health Education & Behavior. Baumann, L. C., & Dang, T. T. N. (2012). Helping patients with chronic conditions overcome barriers to self-care. The Nurse Practitioner, 37(3), 32-38. Black, J.M., & Hawks J.H. (2009). Medical-Surgical Nursing:Clinical Management for Positive Outcomes, Eighth Edition. Singapore: Saunders Elsevie. Bonnecwe, E. T. (2012). Self care and patients with hypertension at primary health care clinics (Doctoral dissertation, North-West University). Cameron, J., Ski, C. F., & Thompson, D. R. (2012). Screening for determinants of self care in patients with chronic heart failure. Heart, Lung and Circulation, 21(12), 806-808. Costa, R. D. S., & Nogueira, L. T. (2008). Family support in the control of hypertension. Revista latino-americana de enfermagem, 16(5), 871-876. Dillenburger, K., & McKerr, L. (2011). „How long are we able to go on?‟Issues faced by older family caregivers of adults with disabilities. British Journal of Learning Disabilities, 39(1), 29-38 Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori & Praktik. Alih bahasa oleh Achir Yani S, et al. Gohar, F., Greenfield, S. M., Beevers, D. G., Lip, G. Y., & Jolly, K. (2008). Selfcare and adherence to medication: a survey in the hypertension outpatient clinic. BMC complementary and alternative medicine, 8(1), 4. Hu, H., Li, G., & Arao, T. (2013). Validation of a Chinese Version of the SelfEfficacy for Managing Chronic Disease 6-Item Scale in Patients with Hypertension in Primary Care. ISRN Public Health. Hu, H., Li, G., & Arao, T. (2013). Prevalence rates of self-care behaviors and related factors in a rural hypertension population:a questionnaire survey. International Journal of hypertension. Jaiyungyuen, U. ,Suwonnaroop, N., Priyatruk, P ., & Moopayak, K. (2012).Factors influencing health promoting behaviors of older people with hypertension.Mae Fah Luang University International Conference. John, J., Muliyil, J., & Balraj, V. (2010). Screening for hypertension among older adults: a primary care “high risk” approach. Indian journal of community medicine: official publication of Indian Association of Preventive & Social Medicine, 35(1), 67. Kara, K.M., & Alberto, J. (2007). Family support, perceived self efficacy and self care behaviour of turkish patients with chronic obstructive pulmonary disease. Journal of Clinical Nursing.
1001
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014
Kaakinen, J. R., Gedaly-Duff, V., & Coehlo, D. P. (2010). Family health care nursing: Theory, practice and research. FA Davis. Katzung, B. G. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta : Salemba Medika Kaplan, N.M (2th.ed). (2002). Hypertension in the elderly. London: Martin Dunitz. Lee, J. K. et. al, (2004). The effect of e-learning environmental quality and selfefficacy on effectiveness of an e-learning. Business Administration Doctoral Dissertation,Daegu University. Lee, Y. Y., & Lin, J. L. (2009). The effects of trust in physician on self-efficacy, adherence and diabetes outcomes. Social science & medicine, 68(6), 1060-1068. Lee, J. E., Han, H. R., Song, H., Kim, J., Kim, K. B., Ryu, J. P., & Kim, M. T. (2010). Correlates of self-care behaviors for managing hypertension among Korean Americans: a questionnaire survey. International journal of nursing studies, 47(4), 411-417. Lewis, G. D., Shah, R., Shahzad, K., Camuso, J. M., Pappagianopoulos, P. P., Hung, J., ... & Semigran, M. J. (2007). Sildenafil improves exercise capacity and quality of life in patients with systolic heart failure and secondary pulmonary hypertension. Circulation, 116(14), 1555-1562. Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., & Bucher, L. (2010). Clinical companion to medical-surgical nursing. Elsevier Health Sciences. Lloyd-Sherlock, P., Ebrahim, S., & Grosskurth, H. (2014). Is hypertension the new HIV epidemic?. International journal of epidemiology, dyu019. McAuley, C & Bunting, L. (2006) The views,cares and aspirations of care experienced and young people. Belfast: Voice of young People in Care. Mubarak, W. I., Santoso, B. A., Rozikin, K., & Patonah, S. (2006). Buku ajar ilmu keperawatan komunitas 2, teori & aplikasi dalam praktik.. Jakarta : CV. Sagung Seto. Neafsey, P. J., M‟lan, C. E., Ge, M., Walsh, S. J., Lin, C. A., & Anderson, E. (2011). Reducing adverse self-medication behaviors in older adults with hypertension: results of an e-health clinical efficacy trial. Ageing international, 36(2), 159-191. Orem, D. E., (2001). Nursing : Concept of practice. (6th Ed.). St. Louis : Mosby Inc. Pender, N. J., Murdaugh, C. L., & Parsons, M. A. (2002). The health promotion model. Health promotion in nursing practice, 4. Passer, M. W., & Smith, R. E. (2009). Psychology: The science of mind and behavior. Contemporary Educational Psychology, 28, 129-160. Piferi, R. L., & Lawler, K. A. (2006). Social support and ambulatory blood pressure: An examination of both receiving and giving. International Journal of Psychophysiology, 62(2), 328-336.
1002
Hubungan Dukungan Keluarga dan Self Efficacy Dengan Perawatan Diri Lansia Hipertensi Leya Indah Permatasari, Mamat Lukman, Supriadi
Pudiastuti, D. W. (2013). Penyakit penyakit mematikan. Yogjakarta : Nuha Medika Richard, Sara. (2012). Self care-a nursing essential. Self Care Forum Board Member. Rubin, R. R., & Peyrot, M. (2002). Was Willis right? Thoughts on the interaction of depression and diabetes. Diabetes/metabolism research and reviews, 18(3), 173-175. Shahriari, M., Ahmadi, M., Babaee, S., Mehrabi, T., & Sadeghi, M. (2013). Effects of a family support program on self-care behaviors in patients with congestive heart failure. Iranian journal of nursing and midwifery research, 18(2), 152. Stanley,M., Blair, K.A & Bare, P.G. (2005). Gerontological nursing promotical succesful aging with older adults. Thrid edition.Philadelphia:F.A Davis Company. Varekamp, I., Heutink, A., Landman, S., Koning, C. E., De Vries, G., & Van Dijk, F. J. (2009). Facilitating empowerment in employees with chronic disease: qualitative analysis of the process of change. Journal of occupational rehabilitation, 19(4), 398-408. Warren-Findlow, J., & Seymour, R. B. (2011). Prevalence rates of hypertension self-care activities among African Americans. Journal of the National Medical Association, 103(6), 503. Warren-Findlow, J., Seymour, R. B., & Huber, L. R. B. (2012). The association between self-efficacy and hypertension self-care activities among African American adults. Journal of community health, 37(1), 15-24. Whelton, P. K., He, J., Appel, L. J., Cutler, J. A., Havas, S., Kotchen, T. A., ... & National High Blood Pressure Education Program Coordinating Committee. (2002). Primary prevention of hypertension: clinical and public health advisory from The National High Blood Pressure Education Program. Jama, 288(15), 1882-1888.
1003