HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN POSISI DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG PADA PENGEMUDI ANGKUTAN KOTA DI KOTA BITUNG Christy W. Nelwan*, Woodford B. S. Joseph*, Paul A. T. Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado Abstrak Pekerjaan sebagai pengemudi angkutan kota rentan terhadap gangguan kesehatan, misalnya nyeri punggung. Faktor penyebabnya antara lain adalah umur dan posisi duduk. Semakin bertambahnya usia kekuatan otot semakin menurun. Ketika mengemudi dengan posisi duduk yang statis dan dalam durasi mengemudi yang lama akan mengakibatkan kelelahan dan timbul rasa pegal pada daerah punggung, sehingga menyebabkan keluhan nyeri punggung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara umur dan posisi duduk dengan keluhan nyeri punggung pada pengemudi angkutan kota di Kota Bitung. Penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancangan penelitian cross sectional study. Tempat pelaksanaan penelitian di Terminal Induk Tangkoko Bitung dan Pusat Kota Bitung. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juli – Oktober 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengemudi yang terdaftar sebagai anggota PESAT Kota Bitung yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi adalah 74 orang. Pengambilan data umur dan keluhan nyeri punggung menggunakan kuesioner dan untuk pengukuran posisi duduk menggunakan metode penilaian The Rapid Upper Limb Assessment (RULA). Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis data adalah spearman rank pada CI 95% dan α=0,05. Hasil analisis bivariat hubungan antara umur dengan keluhan nyeri punggung (ρ value=0,02) dengan r=0,25 dan hubungan antara posisi duduk dengan keluhan nyeri punggung (ρ value=0,83) dengan r=0,02. Terdapat hubungan antara umur dengan keluhan nyeri punggung pada pengemudi angkutan kota di Kota Bitung dan tidak terdapat hubungan antara posisi duduk dengan keluhan nyeri punggung pada pengemudi angkutan kota di Kota Bitung. Kata Kunci: Umur, Posisi Duduk, Keluhan Nyeri Punggung, Pengemudi Angkutan Kota Abstract Occupational drivers in public transport are subjected to health problems, such as back pain. The reason for the pain is associated with the age and sitting posture. As the body-aged, the strength of the muscles decreases. Long term driving in static sitting posture can lead to fatigue and suffering with back pain. The purpose of this study was to analyze correlation between age and sitting posture with back pain on city transport drivers in Bitung City. This study is an analytical survey using cross sectional study design. Place of the research in the Terminal Induk Tangkoko Bitung and Center of Bitung City. The timing of the study on July-October 2014. An analytical survey with cross-sectional study was conducted to investigate worker exposure to age, sitting posture, as a risk for back pain. Using validated questionnaire, information about driving experience, driving sitting posture and health history as an inclusion criteria was obtained from 74 city transport drivers as member of PESAT Bitung City. The Rapid Upper Limb Assessment (RULA) as an instrument to measurement this research and analyzed by Spearman rank in CI 95% and α=0.05. The results of bivariate analyzes the correlation between age and back pain (ρ value=0.02) with r=0.25 and the correlation between sitting position with back pain (ρ value=0.83) with r=0.02. There is a correlation between age and sitting posture with back pain on city transport drivers in Bitung City and there is no correlation between sitting posture with back pain on city transport drivers in Bitung City. Keywords: Age, Sitting Posture, Back Pain, City Transport Drivers
1
nyeri punggung.Mengemudi dengan posisi
PENDAHULUAN Era
globalisasi
menuntut
penerapan
duduk
yang
keliru
akan
menyebabkan
kesehatan dan keselamatan kerja sebagai
kelelahan yang terlalu cepat, dikarenakan
standar yang perlu dilengkapi dalam dunia
otot-otot punggung menjadi tegang, apabila
kerja, untuk mengoptimalkan proses kerja
dilakukan dalam waktu yang berulang-ulang
serta mengupayakan faktor risiko yang
akan menyebabkan nyeri. Hal ini menjadi
seminimal mungkin. (Budiono dkk, 2009).
faktor
Bekerja pada kondisi yang tidak ergonomis
punggung pada pengemudi angkutan kota di
dapat menimbulkan masalah, antara lain;
Kota
nyeri,
kenyamanan
kelelahan,
bahkan
kecelakaan
(Santoso, 2010). Keluhan nyeri punggung menempati
peringkat
692,
ini
risiko
terjadinya
keluhan
Bitung yang sangat dalam
nyeri
mengganggu mengemudikan
kendaraan.
dapat
menyebabkan kita sulit untuk berjalan,
METODE PENELITIAN
duduk, bangun, tidur dan melakukan apapun
Jenis penelitian ini bersifat survei analitik
(Mehmet
penelitian
dengan rancangan penelitiancross sectional
menunjukkan kekuatan otot maksimal terjadi
study. Penelitian ini dilakukan di Terminal
pada
tahun,
Induk Tangkoko Bitung dan Pusat Kota
selanjutnya terus terjadi penurunan sejalan
Bitung. Waktu penelitian pada bulan Juli –
bertambahnya umur (Tarwaka, 2010). Di
Oktober 2014.
dkk,
saat
2009).
umur
Hasil
antara
20-29
Amerika Serikat, 80% orang pada usia 18-55
Populasi dari penelitian ini adalah
tahun mengalami keluhan nyeri pada bagian
keseluruhan objek penelitian yang akan
punggung (Hochschuler, 2002). Posisi duduk
diteliti, yaitu semua pengemudi angkutan
saat
di
kota yang terdaftar sebagai anggota Persatuan
namun
Sopir Angkutan Kota (PESAT) Kota Bitung
mengendarai mobil khususnya pengemudi
yang berjumlah 87 orang dan diambil sampel
angkutan kota juga termasuk pekerjaan dalam
yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi
posisi duduk (Mauldhina, 2014). Pekerjaan
adalah 74 orang. Pengumpulan data yaitu
sebagai pengemudi angkutan kota rentan
data primer dan sekunder.
bekerja
perkantoran
tidak atau
hanya
industri
terdapat saja,
terhadap gangguan kesehatan, misalnya nyeri
Data primer penelitian ini, diperoleh
punggung. Faktor penyebabnya antara lain
dari hasil wawancara dan pengukuran pada
adalah umur dan posisi duduk. Semakin
responden, dengan teknik pengumpulan data
bertambahnya usia kekuatan otot semakin
yang dilakukan yaitu mengadakan tanya
menurun. Ketika mengemudi dengan posisi
jawab dan pengukuran secara langsung. Data
duduk
durasi
yang dimaksudkan berupa umur dan keluhan
mengemudi yang lama akan mengakibatkan
nyeri punggung menggunakan kuesioner dan
kelelahan dan timbul rasa pegal pada daerah
posisi duduk dengan metode penilaian The
punggung, sehingga menyebabkan keluhan
Rapid Upper Limb Assessment (RULA)
yang
statis
dan
dalam
2
diukur menggunakan busur.Data sekunder
terdaftar dalam Persatuan Sopir Angkutan
yaitu
Kota (PESAT) Kota Bitung.
daftar
anggota
Persatuan
Sopir
Angkutan Kota di Kota Bitung dan gambaran
Umur
umum Terminal Induk Tangkoko Bitung
Berdasarkan hasil penelitian, responden yang
yang diperoleh dari Dinas Perhubungan Kota
paling banyak pada kelompok umur >35
Bitung.
tahun sebanyak 39 responden (52,7%). Pengolahan data melalui
Sedangkan
yang
paling
sedikit
pada
a. Editing
kelompok umur < 25 tahun yaitu sebanyak 4
b. Coding.
responden (5,4%). Rata-rata umur responden
c. Memasukkan Data (Data Entry)
adalah 37 tahun, minimum umur responden
d. Pembersihan
adalah 23 tahun dan maksimum umur
Data
(cleaning).
(Notoatmodjo, 2010). Analisis
responden pada penelitian ini adalah 65
Univariat
adalah
data
tahun.
variabel bebas yaitu umur dan posisi duduk, variabel
terikat
yaitu
penelitian
menunjukkan
nyeri
kekuatan otot maksimal terjadi pada umur 20
punggung, disajikan dalam bentuk tabel
– 29 tahun, sejalan dengan bertambahnya
distribusi
dianalisis
usia, pada saat berumur 60 tahun kekuatan
berdasarkan persentase. Analisis bivariat
otot mulai menurun. Pada penelitian Betti’e
dilakukan untuk menganalisis hubungan
dalam Tarwaka (2010), kemampuan kerja
antara umur dan posisi duduk dengan
fisik seseorang yang berumur > 60 tahun
keluhan nyeri punggung pada pengemudi
hanya mencapai 25% daripada yang berumur
angkutan kota di Kota Bitung, dengan
25 tahun.
frekuensi
keluhan
Hasil
dan
menggunakan Spearman Rank pada CI 95% dan
α=0,05
dengan
bantuan
program
Posisi Duduk
Statistical Program For Social Science
Berdasarkan
hasil penelitian, responden
(SPSS) versi 21.
yang memiliki posisi duduk yang ergonomis sebanyak 19 responden (25,7%), posisi
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian
yang dilakukan
duduk yang kurang ergonomis sebanyak 48 di
Terminal
reponden (64,9%) dan tidak ergonomis
Tangkoko dan Pusat Kota Bitung diperoleh
sebanyak 7 responden (9,4%). Posisi duduk
subjek penelitian sebanyak 74 responden dari
dalam
total populasi 87 orang. 13 orang dari total
melakukan
pekerjaan
sangat
mempengaruhi untuk terjadinya gangguan
populasi tidak masuk dalam kriteria inklusi
kesehatan, misalnya keluhan nyeri punggung.
dan ekslusi. Semua yang menjadi subjek
Nyeri punggung dapat terjadi karena sikap
penelitian ini berjenis kelamin laki-laki.
paksa yang disebabkan karena penggunaan
Responden yang menjadi subjek penelitian
sarana yang tidak sesuai dengan ukuran
merupakan pengemudi angkutan kota yang
tubuhnya. Sikap tubuh dalam bekerja yang 3
dikatakan
ergonomis
adalah
yang
sebanyak 1 reponden (25%) dan untuk umur
memberikan rasa nyaman, aman, sehat dan
< 25 tahun yang kadang-kadang mengalami
selamat dalam bekerja (Budiono, 2009).
keluhan
nyeri
punggung
sebanyak
2
responden (50%). Umur 25 – 35 tahun yang Keluhan Nyeri Punggung
tidak pernah mengalami keluhan nyeri
Berdasarkan hasil penelitian, responden yang
punggung sebanyak 6 responden (19,4%),
tidak
umur 25 – 35 tahun yang jarang mengalami
pernah
memiliki
keluhan
nyeri
punggung sebanyak 9 responden (12,2%),
keluhan
untuk
jarang
responden (41,9%) dan untuk kelompok
sebanyak 26 responden (35,1%), sedangkan
umur 25 – 35 tahun yang kadang-kadang
responden yang kadang-kadang mengalami
mengalami
keluhan
sebanyak 12 responden (38,7%). Kelompok
keluhan
nyeri
nyeri
punggung
punggung
sebanyak
39
responden (52,7%).
umur
Hal tersebut menunjukkan sebagian
nyeri
>35
mengalami
punggung
keluhan
tahun
sebanyak
nyeri
yang
keluhan
punggung
tidak
nyeri
13
pernah
punggung
besar responden kadang-kadang mengalami
sebanyak 2 responden (5,1%), kemudian
keluhan nyeri punggung. Dianjurkan untuk
pada umur >35 tahun yang jarang mengalami
responden agar dapat menjaga kesehatan
keluhan
punggung seperti melakukan aktivitas yang
responden (30,7%) dan umur >35 tahun yang
cukup atau tidak terlalu berat.
kadang-kadang mengalami keluhan nyeri
nyeri
punggung
sebanyak
12
punggung sebanyak 25 responden (64,1%). Hasil analisis data menggunakan
Hubungan Antara Umur dengan Keluhan Nyeri Punggung
Spearman Rank didapatkan nilai p value 0,02
Tabel 1. Hubungan Antara Umur dengan
maka nilai p<0,05, maka dapat dinyatakan
Keluhan Nyeri Punggung
terdapat hubungan antara umur dengan keluhan nyeri punggung pada pengemudi angkutan kota di Kota Bitung. Nilai korelasi (r) yaitu 0,25 yang menunjukkan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang
rendah.
Positif
artinya
terdapat
hubungan yang searah antara umur dengan keluhan nyeri punggung. Di mana semakin Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa
bertambahnya umur responden maka keluhan
responden dengan umur < 25 tahun yang
nyeri punggung akan semakin meningkat
tidak pernah mengalami
atau semakin dirasakan.
keluhan nyeri
punggung sebanyak 1 responden (25%),
Penelitian
ini
didukung
oleh
kemudian umur < 25 tahun yang jarang
penelitian yang dilakukan oleh Fitriningsih,
mengalami
dkk (2011) dalam penelitianya hubungan
keluhan
nyeri
punggung 4
umur, beban kerja dan posisi duduk saat
p>0,05. Dari hasil uji statistik didapatkan p
bekerja dengan keluhan nyeri punggung pada
value 0,060.
pengemudi angkutan kota di Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah, dari hasil analisis
Hubungan Antara Posisi Duduk dengan
dengan uji chi square nilai X2 sebesar 4,244
Keluhan Nyeri Punggung
dengan signifikansi 0,039 (p<0,05), sehingga
Tabel 2. Hubungan Antara Posisi Duduk
dinyatakan terdapat hubungan antara umur
dengan Keluhan Nyeri Punggung
dengan
keluhan
pengemudi
nyeri
angkutan
punggung kota
pada
Kabupaten
Wonosobo. Penelitian yang dilakukan Kantana (2010) mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi keluhan low back pain pada kegiatan mengemudi tim ekspepidisi PT. Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat persentase
Enseval Putera Megatrading Jakarta, faktor
hubungan
usia mempengaruhi keluhan low back pain.
keluhan
Pada usia ≥ 35 tahun banyak responden yang
keluhan
p=0,017 (p<0,05).
keluhan
low back pain and associated risk factors
yang
city, Bangladesh, usia yang rentan terkena
uji
sebanyak
1
nyeri
punggung
sebanyak
7
ergonomis
dan
kadang-kadang
responden (57,9%). Persentase posisi duduk
statistik
yang kurang ergonomis dan tidak pernah mengalami
nyeri punggung p=0,002 yang berarti p<0,05. penelitian
punggung
mengalami keluhan nyeri punggung 11
didapatkan umur mempengaruhi keluhan
Beberapa
nyeri
responden (36,8%), sedangkan posisi duduk
among professional car drivers in Dhaka
dilakukan
menunjukkan
yang ergonomis dan jarang mengalami
Nahar, dkk (2012) mengenai prevalence of
Setelah
punggung
dengan
responden (5,3%), kemudian posisi duduk
Pada penelitian yang dilakukan oleh
tahun.
duduk
yang ergonomis dan tidak pernah mengalami
analisis menggunakan chi square didapatkan
yaitu pada usia 40 - 65
nyeri
posisi
persentase responden dengan posisi duduk
mengalami keluhan low back pain, dari hasil
nyeri punggung
antara
keluhan
nyeri
punnggung
sebanyak 8 responden (16,7%), kemudian
bertolak
posisi duduk yang kurang ergonomis dan
belakang dengan penelitian yang dilakukan
jarang mengalami keluhan nyeri punggung
oleh Amod, dkk (2012) mengenai study of
sebanyak 18 responden (37,5%), sedangkan
occupational factors associated with low
posisi duduk yang kurang ergonomis dan
back pain in truck drivers of Nagpur City,
kadang-kadang mengalami keluhan nyeri
India, tidak ada hubungan yang signifikan
punggung sebanyak 22 responden (45,8%).
antara umur dengan low back pain pada
Posisi
pengemudi truk di Nagpur – India, karena 5
duduk
yang
tidak
ergonomis
menyebabkan sebanyak 1 responden (14,3%)
keluhan nyeri punggung dan merasa tidak
jarang mengalami keluhan nyeri punggung,
nyaman dengan hal itu.
sedangkan persentase posisi duduk yang tidak
ergonomis
keluhan
nyeri
namun
Penelitian Himawan (2014) dalam
menyebabkan
penelitiannya tentang analisis faktor-faktor
punggung kadang-kadang
risiko low back pain pada sopir bus antar
sebanyak 6 responden (85,7%).
kota dalam propinsi di Samarinda tahun
Hasil analisis data menggunakan
2013, bertolak belakang dengan penelitian
Spearman Rank menunjukkan tidak ada
yang dilakukan oleh Fitrinigsih, dkk (2011)
hubungan
dengan
dalam penelitianya hubungan umur, beban
keluhan nyeri punggung pada pengemudi
kerja dan posisi duduk saat bekerja dengan
angkutan kota di Kota Bitung. Hasil yang
keluhan nyeri punggung pada pengemudi
didapatkan adalah p>0,05 yaitu p=0,83,
angkutan kota di Kabupaten Wonosobo Jawa
dengan korelasi (r) 0,02 yang menunjukkan
Tengah, dari hasil analisis dengan uji chi
arah
square diperoleh nilai X2 sebesar 3,960
antara
positif
posisi
(searah)
duduk
dengan
kekuatan
korelasi dapat diabaikan.
dengan signifikansi 0,047 (p<0,05), sehingga
Hasil penelitian ini di dukung oleh
didapatkan
posisi
duduk
dengan
responden
penelitian yang dilakukan oleh Himawan
berhubungan
keluhan
nyeri
(2014) dalam penelitiannya tentang analisis
punggung. Hasil penelitian Fitriningsih, dkk
faktor-faktor risiko low back pain pada sopir
(2011) untuk posisi duduk responden yang
bus antar kota dalam propinsi di Samarinda
tidak sesuai dan positif mengalami keluhan
tahun 2013, yaitu posisi duduk dengan
nyeri punggung sebesar 45,5%.
kejadian low back pain pada sopir bus antar kota di Samarinda tidak terdapat hubungan.
KESIMPULAN
Hasil analisis nilai p adalah 0,153 yang
Berdasarkan
berarti
disimpulkan sebagai berikut:
p>0,05.
dilakukan kebanyakan
oleh
Hasil
penelitian
Himawan
responden
yang
menunjukkan
walaupun
hasil
penelitian
dapat
1. Gambaran umur pengemudi angkutan
sudah
kota di Kota Bitung menggambarkan
duduk pada posisi duduk yang ergonomis
bahwa umur <25 tahun yaitu sebanyak 4
namun tetap mengalami keluhan low back
responden (5,4%), umur 25 – 35 tahun
pain. Penelitian mengenai the association
sebanyak 31 responden (41,9%), dan
between low back pain and fatigue among
umur >35 tahun 39 responden (52,7%).
commercial drivers oleh Christensen, dkk
2. Gambaran
posisi
duduk
pengemudi
(2013) dari hasil survei, semua pengemudi
angkutan
tetap bekerja dan tidak ada pengemudi yang
menggambarkan bahwa posisi duduk
terbaring di tempat tidur meskipun pada
yang ergonomis sebanyak 19 responden
kenyataannya para pengemudi mengalami
(25,7%), posisi duduk yang kurang ergonomis 6
kota
di
sebanyak
Kota
48
Bitung
reponden
(64,9%) dan tidak ergonomis sebanyak 7
punggung
responden (9,4%).
mengemudikan kendaraan agar terhindar
3. Gambaran
keluhan
nyeri
punggung
saat
3. Sebagai
masukan
untuk
Dinas
Perhubungan Kota Bitung, melakukan
pernah memiliki keluhan nyeri punggung
himbauan atau perbaikan tempat duduk
sebanyak 9 responden (12,2%), untuk
yang ergonomis untuk para pengemudi
keluhan nyeri punggung jarang sebanyak
angkutan kota di Kota Bitung, agar
26
sedangkan
terhindar dari berbagai macam gangguan
kadang-kadang
kesehatan akibat stasiun kerja yang tidak
responden mengalami
yang
badan
tidak
responden
bahwa
postur
dari keluhan nyeri punggung.
pengemudi angkutan kota di kota Bitung menggambarkan
dan
(35,1%),
yang keluhan
nyeri
punggung
ergonomis.
sebanyak 39 responden (52,7%). DAFTAR PUSTAKA
4. Terdapat hubungan antara umur dengan
Amod, B., A. Shubhangi, G. Sandeep dan T. Prashant. 2012. Study of Occupational Factors Associated with Low Back Pain in Truck Drivers of Nagpur City, India. International Journal of Medical and Health Sciences 1(3): 53 – 60. http://www.ijmhs.net/articles/1342356 206Study_of_Occupational_Factors_A ssociated_with_Low_Back_Pain_in_T ruck_Drivers_of_Nagpur_City_India.p df.
keluhan nyeri punggung pada pengemudi angkutan kota di Kota Bitung. 5. Tidak terdapat hubungan antara posisi duduk dengan keluhan nyeri punggung pada pengemudi angkutan kota di Kota Bitung.
SARAN Berdasarkan
hasil
penelitian,
Budiono, A. M. S., R. M. S. Jusuf dan A.Pusparini. 2009. Hiperkes dan KK. Edisi Kedua. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
maka
disarankan: 1. Pengemudi angkutan kota yang sudah
Christensen, A., F. Petersen, S. Soret dan R. S. Hwang. 2013. The Association between Low Back Pain and Fatigue among Commercial Drivers. Occupational Medicine & Health Affairs 1(1): 1-4. http://esciencecentral.org/journals/theassociation-between-low-back-painand-fatigue-among-commercialdrivers-omha-2329-6879.1000101.pdf.
berusia lanjut sebaiknya memperhatikan waktu kerja, karena dengan semakin bertambahnya usia kekuatan otot akan menurun sehingga menyebabkan keluhan nyeri punggung dan cepat lelah. Para pengemudi
dianjurkan
beristirahat
sejenak dari aktivitas mengemudi setiap 3 jam agar dapat meregangkan otot-otot,
Fitriningsih dan Hariyono W. 2011. Hubungan Umur, Beban Kerja Dan Posisi Duduk Saat Bekerja Dengan Keluhan Nyeri Punggung Pada Pengemudi Angkutan Kota Di Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan 5(2): 162-
kemudian melanjutkan pekerjaan. 2. Pengemudi angkutan kota di Kota Bitung perlu memperhatikan posisi duduk yaitu dengan memperhatikan postur lengan, postur
pergelangan
tangan,
postur 7
232. http://download.portalgaruda.org/articl e.php?article=123577&val=5543.
Aplikasi di Tempat Kerja. Press Solo. Surakarta.
Himawan, H. 2014. Analisis Faktor-Faktor Risiko Low Back Pain Pada Sopir Bus Antar Kota Dalam Propinsi Di Samarinda Tahun 2013. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Samarinda. Hochschuler, S. dan B. Reznik 2002. Treat Your Back Without Surgery. Second Edition. Sheridan Books. United States Of America. Kantana, T. 2010. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keluhan Low Back Pain Pada Kegiatan Mengemudi Tim Ekspepidisi PT. EnsevalPutera Megatrading Jakarta Tahun 2010.Skripsi. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Mauldhina, Y. 2014. Hubungan Posisi Kerja Duduk Dengan Keluhan Nyeri Pinggang Bagian Bawah Pada Supir Angkutan Umum 07 Binong Di Tangerang. Skripsi. Universitas Esa Unggul. Mehmet, C. dan M. F. Roizen. 2009. Sehat Tanpa Dokter: Panduan Lengkap Memahami Tubuh Agar Tetap Sehat dan Awet Muda. Qanita. Bandung. Nahar, B. N., G. U. Ahsan, dan N. A. Khan. 2012. Prevalence Of Low Back Pain And Associated Risk Factors Among Professional Car Drivers In Dhaka City, Bangladesh. South East Asia Journal of Public Health 2(1):60-63. http://www.banglajol.info/bd/index.ph p/SEAJPH/article/view/15267/10826. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Santoso, G. 2013. Ergonomi Terapan. PT. Prestasi Pustakaraya. Jakarta. Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri DasarDasar Pengetahuan Ergonomi dan
8